Askep Alzemer

26
Makalah KMB I PENYAKIT ALZHEIMER OLEH KELOMPOK III

Transcript of Askep Alzemer

Page 1: Askep Alzemer

Makalah KMB I

PENYAKIT ALZHEIMER

OLEH

KELOMPOK III

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN GEMA INSAN AKADEMIK

MAKASSAR2004BAB I

PENDAHULUAN

Page 2: Askep Alzemer

A. Latar Belakang

Demensia ( demensia senil, sindroma otak kronis ) lebih merupakan gejala dan

bukanlah suatu kondisi penyakit yang jelas. Biasanya bersifat progesif dan ireversibel dan

bukan merupakan bagian normal dari proses penuaan. Ditandai dengan penurunan umum

umum fungsi intelektual yang bisa meliputi kehilangan ingatan, kemampuan penalaran

abstrak, pertimbangan dan bahasa, terjadi perubahan keperibadian dan kemampuan

menjalankan aktifitas hidup sehari-hari semakin memburuk.

Gejala biasanya tidak jelas pada saat awitan dan kemudian berkembang secara perlahan

sampai akhirnya menjadi sangat jelas dan mengganggu. Tiga jenis demensia nonreversibel

yang paling sering adalah penyakit Alzheimer, demensia multi infark, dan campuran penyakit

Alzheimer dan demensia multi infark.

Penyakit Alzheimer adalah suatu penyakit progesif yang ditandai oleh kematian luas

neuron-neuron otak terutama didaerah otak yang disebut nukleus basalis. Saraf-saraf dari

daerah ini biasanya berproyeksi melalui kemusfer serebrum ke daerah-daerah otak yang

bertanggung jawab untuk ingatan dan pengenalan. Saraf-saraf ini mengeluarkan asetikolin,

yang penting peranannya dalam membentuk ingatan jangka pendek di tingkat biokimiawi.

Penyakit Alzheimer kadang disebut sebagai demensia degeneratif primer atau

demensia senil jenis Alzheimer, dibandingkanmerekan yang meninggal akibat sebab-sebab

lain, pada otak pasien yang meninggal akibat penyakit Alzheimer terjadi penurunan sampai

90% kadar enzim yang berperan dalam pembentukan asetikolin, kolin asetiltransferase.

Dengan demikian, dengan tidak adanya asetilkolin paling tidak ikut berperan menyebabkan

1

Page 3: Askep Alzemer

penyakit Alzheimer seperti : mudah lupa dan mengalami penurunan fungsi kognitif. Pada para

pengiap penyakit ini, neurotransmitter lain juga tampaknya berkurang.

Penyakit Alzheimer biasanya timbul pada usia setelah 65 tahun dan menimbulkan

demensia senilis. Namun penyakit ini dapat muncul lebih dini dan menyebabkan demensia

prasenilis. Tampaknya terdapat predisposisi genetik untuk penyakit ini, terutama pada

penyakit awitan dini. Pada 1% sampai 10% kasus, biasanya diderita 0 % bayi, angka

prevalensi berhubungan erat dengan usia. Bagi individu diatas 65 tahun penderita dapat

mencapai 10%, sedang usia 85 tahun angka ini meningkat mencapai 47,2%. Dengan

meningkatnya populasi lansia, maka penyakit Alzheimer menjadi penyakit yang bertambah

banyak.

Sampai sekarang belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya penyakit ini, tetapi

ada 3 teori utama mengenai penyebabnya : virus lambat, proses otoimun, dan keracunan

aluminium. Akhir-akhir ini teori yang paling populer (meskipun belum terbukti) adalah yang

berkaitan dengan virus lambat. Virus-virus ini mempunya masa intubasi 2 – 30 tahun;

sehingga transmisinya sulit dibuktikan. Teori otoimun berdasarkan pada adanya peningkatan

kadar antibodi-antibodi reaksi terhadap otak pada penderita penyakit Alzheimer. Teori

keracunan aluminium menyatakan bahwa karena aluminium bersifat neuro toksik, maka dapat

menyebabkan perubahan neurofibrilar pada otak. Deposit aluminium telah di identifikasi

menyertai penyakit ini berbeda dengan yang terlihat pada kercunan aluminium.

B. Perumusan Masalah

Dalam makalah ini, kelompok III mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :

A. Pengertian Alzheimer

B. Etiologi

C. Patofisiologi

2

Page 4: Askep Alzemer

D. Manifestasi Klinik

E. Penatalaksanaan dan

F. Proses Keperawatan ( menurut Gordon )

BAB II

ISI

A. Pengertian Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah suatu penyakit degeneratif otak yang progresif, dimana sel-

sel otak rusak dan mati sehingga mengakibatkan gangguan mental berupa kepikunan

3

Page 5: Askep Alzemer

(demensia) yaitu terganggunya fungsi-fungsi memori (daya ingat), berbahasa, berpikir dan

berperilaku. Sebagian besar demensia disebabkan oleh penyakit Alzheimer (60%). Demensia

adalah suatu penyakit yang dapat ditatalaksana, dan demensia bukan merupakan bagian

normal dari proses penuaan.

B. Etiologi.

Usia dan riwayat keluarga adalah faktor resiko yang sudah terbukti untuk penyakit

Alzheimer. Bila anggota keluarga ada yang menderita penyakit ini, maka diklasifikasikan

sebagai familiar. Komponen familiar yang non spesifik meliputi pencetus lingkungan dan

determinan genetik. Penyakit Alzheimer yang timbul tanpa diketahui ada riwayat familiarnya

disebut sporadik. Usaha penelitian intensif saat ini sedang dilakukan untuk mengidentifikasi

kromosom dan gen tertentu yang merupakan predisposisi seseorang yang mengalami

penyakit ini.

C. Patofisiologi

Tanda dini dari penyakit alzheimer adalah terakumulasinya plak-plak amyloid ( Gambar

2 ) diantara sel-sel saraf otak. Amyloid merupakan bentuk umum dari serpihan protein yang

dihasilkan secara normal oleh tubuh, pada otak yang sehat amyloid ini akan dihancurkan dan

dieliminasi oleh Beta-Amyloid atau amyloid precursor protein (APP). Namun pada penderita

alzheimer amyloid ini akan terakumulasi menjadi padat dan keras sehingga tidak dapat larut.

4

Page 6: Askep Alzemer

Selain terakumulasinya amyloid, pada penderita alzheimer terjadi penyusutan dan

kekusutan pada sel-sel otak sehingga terbentuk rongga-rongga ( Gambar 1 ) yang berisi

cairan cerebrospinal dalam otak hal ini akan mengakibatkan otak kehilangan kempuan

memorinya, lambat laun rongga ini akan membesar sehingga kerusakan otak menjadi lebih

parah bahkan mengakibatkan kematian bagi penderita alzheimer.

D. Manifestasi klinik

Tahap awal

Tidak ingat akan kejadian yang belum lama terjadi

Tidak dapat mengenali sesuatu/benda yang sebenarnya sudah pernah tahu

Hilang ingatan

Gangguan emosi seperti depresi, ketakutan

Lesu, tidak acuh pada aktivitas sekitarnya.

5

Page 7: Askep Alzemer

Tahap akhir

Tidak dapat mengenali saudaranya sendiri

Berangan-angan

Sukar berjalan, lama kelamaan berjalan dengan menyeretkan kaki

Mengalami serangan tiba-tiba (seizures) pada beberapa penderita.

E. Penatalaksanaan

- Pendidikan terhadap pasien dan keluarganya mengenai alat-alat bantu

ingatan, diet dan tindakan-tindakan pengamanan mungkin dapat memperlambat

perkembangan gejala.

- Pemberian obat cognex untuk memperlambat atau mengembalikan gejala-

gejala dini penyakit Alzheimer.

F. Proses Keperawatan

1. Pengkajian

a. Pengkajian fisik didasarkan pada pengkajian neurologis menunjukkan

kemunduran yang progesif dari kondisi fisik dan mental. Keluarga atau orang

terdekat melaporkan pasien memperlihatkan penurunan daya ingat ringan,

tidak tertarik pada lingkungan, kurangnya perhatian. Bila penyakit menjadi

berat, kehilangan daya ingat terhadap hal-hal yang telah lama menjadi tetap

masih baik, kepribadian mengalami kemunduran gangguan motorik seperti

aproksia menjadi tampak. Pada tahap akhir koordinasi antara tangan dan

mata lemah. Control terhadap defekasi dan berkemih hilang, tidak mengenali

keluarga lagi, sering terjadi inkoherensi pada bicaranya, langkaah jalannya

menjadi atoksis terjadi perubahan emosional secara menonjol. Penurunan

6

Page 8: Askep Alzemer

berat badan terjadi saat pasien lupa makan, agitasi meningkatkan dan

menolak makan.

b. Kaji respon keluarga dan orang terdekat terhadap kondisi pasien dan

dampaknya terhadap lingkungan rumah.

2. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan proses berfikir yang berhubungan dengan neuron dan

demensia progesif.

2. Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan perilaku

impulsive, kerusakan pertimbangan, kurang penglihatan dan disfungsi

perilaku.

3. Ansietas yang berhubungan dengan kehilangan kognitif dan

penurunan daalam konsep diri.

4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan denga kehilangan

kognitif.

5. Defisit perawatan diri yang berhubbungan dengan konfusi,

kehilangan kognitif dan perilaku disfungsi.

6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas, kelambatan

berpikir dan tidak keseimbangan aktivitas.

3. Intervensi Keperawatan

a. Mendukung Fungsi Kognitif

Karena kemampuan kognitif pasien menurun, maka perawat harus memberikan

lingkungan yang kalem dan mudah dikenali yang membantu pasien menginterprtasi

lingkungan sekitar dan aktivitasnya. Stimulus lingkungan harus dibatasi dan

rutinitas yang biasa diteruskan. Cara berbicara yang tenang, menyenangkan dan

7

Page 9: Askep Alzemer

dengan memberikan penjelasan jelas dan sederhana, ditambah dengan

penggunaan alat Bantu dan isyarat ingatan akan membantu meminimalkann

kebingungan dan disorientasi serta memberikan rasa aman kepada pasien.

b. Peningkatan Keamanan Fisik

Lingkungan yang aman akan memungkinkan seseorang bergerak bebas dan

meenghilangkan kekhawatiran keluarga yang mencemaskan mengenai keamanan.

Untuk menghindari jatuh atau kecelakaan lain, semua sumber berbahaya yang

jelas harus dihilangkan. Masukan medikasi dan makanann pasien harus dipantau.

Lingkungan yang bebas bahaya memungkinkan pasien mandiri secara maksimal

dan memiliki rasa otonomi.

c. Mengurangi Ansietas

Meskipun kehilangan kognitifnya cukup parah, namun ada saat dimana pasien

sadar akan cepat menghilangkan segala kemampuannya. Pasien menjadi sangat

membutuhkan dukungan emosional yang dapat memperkuat citra diri yang positif.

d. Meningkatkan Komunikasi

Untuk memperbaiki interprtasi pasien terhadap pesan, perawat harus tetap tidak

terburu-buru dan mengurangi kebisingan dan distraksi. Kalimat yang jelas dan

sudah dimengerti dipakai untuk menyampaikan pesan karena arti suatu kata

seringkali telah lupa atau ada kesulitan mengorganisasi dan mengapresiasikan

pikiran. Instrukssi yang berurutan dan sederhana dapat dipakai untuk

mengingatkan pasien dan sering sangat membantu. Kadang pasien dapat

menunjuk suatu objek atau menggunakan bahasa non verbal untuk berkomunikasi.

8

Page 10: Askep Alzemer

e. Meningkaatkan Kemandirian dalam aktivitas perawatan diri.

Perubahan patofisiologi pada korteks serebri mengakibatkan pasien yang

mengalami defisit perawatan diri mencapai kemandirian fisik. Upaya ditujukan

untuk membantu pasien memelihara fungsi kemandirian selama mungkin.

Memelihara martabat dan otonomi pribadi penting bagi penderita Alzheimer. Dia

haarus didorong menentukan pilihan bila diperlukan dan berpartisipasi dalam

aktivitas perawatan diri sebanyak mungkin.

f. Meningkatkan Aktivitas Dan Istirahat Yang Seimbang

Kebanyakan pasien Alzheimer menunjukkaan gangguan tidur dan perilaku

melamun. Perilaku tersebut terjadi bila pasien merasa bosan, tidak bisa diam,

agitasi atau disorientasi, terutama pada suasanan baru dan biasanya pada malam

hari. Pasien yang melamun diluar rumah kadang tidak bisa pulang lagi, sehingga

beresiko mengalami kecelakaann dan cedera. Bila terjadi gangguan tidur dan

pasien tidak bisa tidur maka daapat dibantu dengan musik susu hangat atau

garukan punggung dapat membantu pasien agar rileks.

4. Evaluasi

1. Mempertahankan fungsi ingatan yang optimal

2. Memperlihatkan penurunan dalam perilaku yang bingung

3. Dapat bergerak bebas dan mandiri disekitar rumah

4. Mengungkapkan rasa keamanan dan terlindung

5. Mengungkapkan perasaan ketenangan dan kepuasan diri

6. Menunjukan peningkatan kemempuan untuk memahami pesan

9

Page 11: Askep Alzemer

7. Menunjukkan kemampuan untuk mengekpresikan diri secara verbal

8. Dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari pada tingkat yang

diperkirakan.

9. Mengunngkapkan kesadaran tentang maartabat dan otonomi

10. Tetapkan pola tidur dan istirahat pada jadwal teratur

11. Mengurangi perilaku melamun pada malam hari

12. Menetapkan pola aktivitas pada jadwal yang ditetapkan

5. 11 Pola Fungsi menurut Gordon berkaitan dengan Penyakit Alzheimer

1.Persepsi kesehatan, penatalaksanaan kesehatan

Gejala : Perlu bantuan/tergntung pada orang lain

Tanda : Tidak mampu mempertahankan penampilan, kebiasaan personal yang

kurang, kebiasaan pembersihan buruk.

Lupa untuk pergi ke kamar mandi, lupa langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk

buang air atau tidak dapat menemukan kamar mandi.

Kurang berminat atau lupa tentang waktu makan; ketergantungan pada orang lain

untuk memasak makanan dan menyiapkannya di meja, makan dan menggunakan

alat makan.

2.Nutrisi, Pola metabolisme

Gejala : Riwayat episode hipoglikemia ( merupakan faktor predisposisi ).

Perubahan dalam pengecapan, napsu makan, mengingkari terhadap rasa

lapar/kebutuhan untuk makan.

Kehilangan berat badan

Tanda : Kehilangan kemampuan untuk mengunyah

10

Page 12: Askep Alzemer

Menghindari atau menolak makan ( mungkin mencoba menyembunyikan

keterampilan ).

Tampak semakin kurus ( tahap lanjut )

3.Tidur, pola istirahat

Gejala : merasa lelah

Tanda : siang malam gelisah, tidak berdaya, gangguan pola tidur.

Letargi: penurunan minat/perhatian pada aktivitas yang biasa, hobi, ketidakmampuan

untuk menyebutkan kembali apa yang dibaca/mengikuti acara program televisi

4.Kognitif, pola perseptual

Gejala : Pengingkaran terhadap gejala yang ada terutam perubahan kognitif, dan

atau gambaran yang kabur, diare, pusing atau kadang-kadang sakit kepala.

Adanya keluhan dalam penurunan kognitif, mengambil keputusan, mengingat yang

baru berlalu, penurunan tingkah laku.

Tanda : Kerusakan komunikasi: afasia dan disfasia; kesuliatan dalam menemukan

kata-kata yang benar ( terutam kata benda ); bertanya berulang-ulang atau

percakapan dengan subtansi kata yang tidak memiliki arti; terpenggal-penggal, atau

bicaranya tidak terdengar.

5.Persepsi diri, Pola konsep diri

Gejala : Curiga atau takut terhadap situasi atau orang khayalan.

Tanda : menyembunyikan ketidakmampuan ( banyak alasan tidak mampu untuk

melakukan kewajiban mungkin juga tangan membuka buku tanpa membacanya ).

Duduk dan menonton yang lain

11

Page 13: Askep Alzemer

Aktivitas utama mungkin menumpuk benda tidak bergerak, gerakan berulang

( melipat-membuka liputan-melipat kembali kain ), menyembunyikan barang-barang,

atau berjalan-jalan.

Emosi labil : mudah menangis, tertawa tidak pada tempatnya; perubahan alam

perasaan (apatis, letargi, gelisah, lapang pandang sempit, peka rangsang); marah

yang tiba-tiba diungkapkan (reaksi katastrofik);depresif yang kuat delusi; paranoia

lengket pada orang.

6.Peran, pola berhubungan

Gejala : Merasa kehilangan kekuatan

Faktor psikososial sebelumnya; pengaruh personal dan individu yang muncul

mengubah pola tingkah laku.

Tanda : kehilangan kontrol sosial, perilaku tidak tepat.

7.Pola eliminasi.

Gejala : dorongan berkemih (dapat mengindikasikan kehilangan tonus otot)

Tanda : Inkontinensia urine/feses; cenderung kostipasi/impaksi dengan diare.

8.Aktivitas Pola latihan

Pada siang hari penderita diberi kesempatan sebanyak mungkin untuk berpartisipasi

dalam aktivitas olah raga, karena pola aktivitas dan istirahat yang teratur akan

memperbaiki tidur malam.

9.Seksual, pola reproduksi

Gejala : Kelainan seksual dalam keadaan kebingungan dan kesepian

Tanda : dapat merasakan kenyamanan dan kepuasan dengan bunyi dengkur

berirama, basahnya lidah hewan peliharaan

Penyakit alzheimer tidak menghilangkan kebutuhan akan keintiman.

12

Page 14: Askep Alzemer

10. Koping, Pola toleransi stres

Gejala : Adanya riwayat trauma kepala yang serius (mungkin menjadi faktor

prediosposisi/faktor akselerasi)

Trauma kecelakaan (jatuh, luka bakar, dan sebagainya)

Tanda : Ekimosis, laserasi.

Rasa bermusuhan/menyerang orang lain.

11. Kepercayaan dan Keyakinan

Gejala : kepikunan atau kemunduran dalam berfikir merupakan hal yang wajar yang

dialami oleh mereka yang memasuki usia lanjut.

Tanda : membiarkan orang lanjut usia dengan keadan demikian ( pikun )

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

13

Page 15: Askep Alzemer

Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang merusak dan menimbulkan kelumpuhan yang

terutama menyerang orang yang berusia diatas 65 tahun tapi tidak menutup kemungkinan

dapat juga menyerang anak-anak, bahkan bayi.

Pasien dengan penyakit Alzheimer mengalami banyak kehilangan neuron-neuron

hipokarpus dan korteks tanpa disertai kehilangan parenkim otak, juga terdapat kekusutan

neuro fibrilar.

Sampai sekarang penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti.

Pengkajian keperawatan yang dimaksudkan oleh Gordon yaitu 11 pola fungsi mencakup

keseluruhannya dari penyakit Alzheimer ini.

B. Saran

Belum banyaknya kajian tentang Penyakit Alzheimer di

Indonesia mengakibatkan minimnya sumber mengenai jumlah pasti masyarakat

indonesia yang menderita penyakit Alzheimer.

Mengajak semua pihak yang menggeluti bidang kesehatan

untuk lebih mensosialisasikan penyakit Alzheimer agar pencegahan dini dapat

dilakukan.

14