Askep Abortus Incomplit

42
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil yang dilaporkan dapat hidup di luar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan dibawah 500 gram dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan. Abortus buatan adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Berdasarkan aspek klinisnya, abortus spontan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu abortus imminens (threatened abortion), abortus insipiens (inevitable abortion), abortus inkomplit, abortus komplit, missed abortion, dan abortus habitualis (recurrent abortion), abortus servikalis, abortus infeksiosus, dan abortus septik.

description

ayiiii

Transcript of Askep Abortus Incomplit

Page 1: Askep Abortus Incomplit

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum

janin dapat hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil yang

dilaporkan dapat hidup di luar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram

waktu lahir. Akan tetapi karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat

badan dibawah 500 gram dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai

pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang

dari 20 minggu. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus

spontan. Abortus buatan adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu

akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus buatan yang dilakukan atas

indikasi medik.

Berdasarkan aspek klinisnya, abortus spontan dibagi menjadi beberapa

kelompok, yaitu abortus imminens (threatened abortion), abortus insipiens

(inevitable abortion), abortus inkomplit, abortus komplit, missed abortion,

dan abortus habitualis (recurrent abortion), abortus servikalis, abortus

infeksiosus, dan abortus septik.

Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

Reproduksi manusia relatif tidak efisien, dan abortus adalah komplikasi

tersering pada kehamilan, dengan kejadian keseluruhan sekitar 15% dari

kehamilan yang ditemukan.Namun angka kejadian abortus sangat tergantung

kepada riwayat obstetri terdahulu, dimana kejadiannya lebih tinggi pada

wanita yang sebelumnya mengalami keguguran daripada pada wanita yang

hamil dan berakhir dengan kelahiran hidup.

Prevalensi abortus juga meningkat dengan bertambahnya usia, dimana

pada wanita berusia 20 tahun adalah 12%, dan pada wanita diatas 45 tahun

adalah 50%.4 Delapan puluh persen abortus terjadi pada 12 minggu pertama

Page 2: Askep Abortus Incomplit

kehamilan. Penelitian-penelitian terdahulu menyebutkan bahwa angka

kejadian abortus sangat tinggi. Sebuah penelitian pada tahun 1993

memperkirakan total kejadian abortus di Indonesia berkisar antara 750.000

dan dapat mencapai 1 juta per tahun dengan rasio 18 abortus per 100

konsepsi. Angka tersebut mencakup abortus spontan maupun buatan. Abortus

inkomplit sendiri merupakan salah satu bentuk klinis dari abortus spontan

maupun sebagai komplikasi dari abortus provokatus kriminalis ataupun

medisinalis. Insiden abortus inkomplit sendiri belum diketahui secara pasti

namun yang penting diketahui adalah sekitar 60 % dari wanita hamil yang

mengalami abortus inkomplit memerlukan perawatan rumah sakit akibat

perdarahan yang terjadi.

Abortus inkomplit memiliki komplikasi yang dapat mengancam

keselamatan ibu karena adanya perdarahan masif yang bisa menimbulkan

kematian akibat adanya syok hipovolemik apabila keadaan ini tidak

mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Seorang ibu hamil yang

mengalami abortus inkomplit dapat mengalami guncangan psikis. Komplikasi

yang terjadi tidak hanya pada ibu namun juga pada keluarganya, terutama

pada keluarga yang sangat menginginkan anak.

Mengenal lebih dekat tentang abortus inkomplit menjadi penting bagi

para pelayan kesehatan agar mampu menegakkan diagnosis kemudian

memberikan penatalaksanaan yang sesuai dan akurat, serta mencegah

komplikasi.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum :

Dapat memperoleh gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan

kebidanan abortus inkomplit di Rumah Sakit dengan pendekatan

manajemen kebidanan.

Page 3: Askep Abortus Incomplit

    2.   Tujuan Khusus :

a. Dapat melaksanakan pengkajian pada klien dengan kasus abortus

inkomplit di RSUD Cut Muetia.

b. Dapat mengantisipasi kemungkinan timbulnya diagnosa atau

masalah potensial pada kasus abortus inkomplit di RSUD Cut

Muetia.

c. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada kasus

abortus inkomplit di RSUD Cut Muetia.

d. Dapat melaksanakan rencanakan tindakan asuhan kebidanan pada

kasus abortus inkomplit di RSUD Cut Muetia.

e. Dapat melaksanakan implementasi secara langsung.

C. MANFAAT

1.   Manfaat Ilmiah

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan S1

Keperawatan Stikes Darussalam Lhokseumawe.

2.   Manfaat Praktis

Hasil asuhan yang telah diberikan diharapkan dapat menjadi sumber

informasi untuk RS.

3.   Manfaat Bagi Penulis

Merupakan pengalaman paling berharga bagi penulis, sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan khususnya dalam

memberikan asuhan kebidanan pada Ny “S “ dengan abortus inkomplit.

Page 4: Askep Abortus Incomplit

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI

Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam

uterus. Pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dan jaringan

dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari

ostium uteri eksternum. Pada USG didapatkan endometrium yang tipis dan

irreguler.

Abortus inkompletus yaitu pengeluaran produk konsepsi secara

spontan sebelum minggu ke 24 kehamilan (lebih sering terjadi minggu ke 8-

12, lebih jarang trimester II karena mungkin etiologinya berbeda). (Dr. M.

Hakim, Phd, keadaan darurat ginekologi umum).

B. ETIOLOGI

Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi

beberapa faktor yang berpengaruh adalah :

1) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin

dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan,

gangguan pertumbuhan hasil kosepsi dapat terjadi karena:

a. Faktor kromosom.

Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom, termasuk

kromosorn seks.

b. Faktor lingkungan endometritum.

Endometrium belurn siap untuk menerima implasi hasil konsepsi.

Gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.

Page 5: Askep Abortus Incomplit

c. Pengaruh luar

Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil

konsepsi.

Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan

pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.

2). Kelainan pada plasenta

a. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak

dapat berfungsi.

b. Gangguan pembuluh darah palsenta, diantaranya pada diabetes

melitus.

c. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah palsenta sehingga

menimbulkan keguguran.

3). Penyakit ibu

Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan

janin dalam kandungan melalui plasenta:

a. Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis,

malaria, sifilis.

b. Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju

sirkulasi retroplasenter.

c. Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit

hati, penyakit diabetes melitus.

4). Kelainan yang terdapat dalam rahim

Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai

keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus septus,

retrofleksi uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi,

amputasi serviks), robekan serviks postpartum.

C. MANIFESTASI KLINIS

Gejalanya dapat berupa :

Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis.

Page 6: Askep Abortus Incomplit

Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat.

Terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi.

Dapat terjadi degenerasi ganas (kario karsinoma).

Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, perdarahan

berlangsung terus.

Sering serviks tetap terbuka karena masih ada benda di dalam

rahim yang di anggap corpusglium, maka uterus akan berusaha

mengeluarkan dengan mengadakan kontraksi. Tetapi kalau keadaan

ini di biarkan lama, serviks akan menutup kembali.

D. KOMPLIKASI

Abortus inkomplit yang tidak ditangani dengan baik dapat

mengakibatkan syok akibat perdarahan hebat dan terjadinya infeksi akibat

retensi sisa hasil konsepsi yang lama didalam uterus.Sinekia intrauterin dan

infertilitas juga merupakan komplikasi dari abortus.

Berbagai kemungkinan komplikasi tindakan kuretase dapat terjadi,

seperti perforasi uterus, laserasi serviks, perdarahan, evakuasi jaringan sisa

yang tidak lengkap dan infeksi. Komplikasi ini meningkat pada umur

kehamilan setelah trimester pertama. Panas bukan merupakan kontraindikasi

untuk kuretase apabila pengobatan dengan antibiolik yang memadai segera

dimulai.Komplikasi yang dapat terjadi akibat tindakan kuretase antara lain' :

Komplikasi Jangka pendek

1. Dapat terjadi refleks vagal yang menimbulkan muntah-muntah,

bradikardi dan cardiac arrest.

2. Perforasi uterus yang dapat disebabkan oleh sonde atau dilatator. Bila

perforasi oleh kanula, segera diputuskan hubungan kanula dengan

aspirator. Selanjutnya kavum uteri dibersihkan sedapatnya. Pasien

diberikan antibiotika dosis tinggi. Biasanya pendarahan akan berhenti

segera. Bila ada keraguan, pasien dirawat.

3. Serviks robek yang biasanya disebabkan oleh tenakulum. Bila

Page 7: Askep Abortus Incomplit

pendarahan sedikit dan berhenti, tidak perlu dijahit.

4. Perdarahan yang biasanya disebabkan sisa jaringan konsepsi.

Pengobatannya adalah pembersihan sisa jaringan konsepsi.

5. Infeksi akut dapat terjadi sebagai salah satu komplikasi. Pengobatannya

berupa pemberian antibiotika yang sensitif terhadap kuman aerobik

maupun anaerobik. Bila ditemukan sisa jaringan konsepsi, dilakukan

pembersihan kavum uteri setelah pemberian antibiotika profilaksis

minimal satu hari.

Komplikasi jangka panjang

Infeksi yang kronis atau asimtomatik pada awalnya ataupun karena

infeksi yang pengobatannya tidak tuntas dapat menyebabkan.

1. infertilitas baik karena infeksi atau tehnik kuretase yang salah sehingga

terjadi perlengketan mukosa (sindrom Asherman)

2. nyeri pelvis yang kronis.

E. PATOFISIOLOGI

Pada abortus terjadi perdarahan dalam aesidua basalls diikuti oleh

terjadinya nekrosis jaringan sekitarnya, ini menyebabkan hasil konsepsi

sebagian atau seluruhnya terlepas, hal ini akan menyebabkan uterus

berkontraksi yang akhirnya mengeluarkan isi rahim. Sebelum minggu ke 8

biasanya hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya.

Karena villichorialis belum menanamkan diri dengan erat ke dalam

decidua. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi chorialis menembus

decidua lebih dalam, sehingga umumnya placenta tidak dilepaskan secara

sempurna sehingga timbul banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu ke

atas umumnya yang mula-mula dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah

janin, disusul dengan pengeluaran placenta secara lengkap yang telah

terbentuk. Perdarahan tak banyak bila placenta terlepas secara lengkap, telur

yang lahir dengan abortus mempunyai beberapa bentuk : ada kalanya berupa

Page 8: Askep Abortus Incomplit

telur kosong (bilighted ovum) yang berbentuk kantong amnion berisi air

ketuban tanpa bentuk yang jelas mungkin janin lahir mati atau dilahirkan

hidup.

Kalau abortus terjadi dengan lambat laun hingga darah berkesempatan

membeku antara decidua dan chorion maka terbentuklah mola cruenta. Bila

darah beku tersebut sudah seperti daging akan menjadi mola carnosa. Mola

tuberose bentuk yang memperlihatkan benjolan-benjolan yang disebabkan

hematom-hematom antar amnion dan chorion. Janin yang mati bila masih

sangat kecil dapat diabsorbsi dan hilang, bila sudah agak besar maka cairan

amnion diabsorbsi hingga janin tertekan (Foutes Compressus).

Kadang-kadang janin menjadi kering, mengalami murnifikasi hingga

menyerupai perkamen (Foetus Papyraceus). Kemungkinan janin yang tidak

cepat dikeluarkan terjadi naserasi : kulit terlupas, tengkorak menjadi lembek,

perut membesar karena berisi cairan dan tubuh janin kemerah-merahan.

F. KLASIFIKASI

Abortus dibagi atas 2 (dua) golongan :

1. Abortus spontan

Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor

mekanis ataupun medisinalis. Semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor

alamiah.

Abortus spontan dibagi atas :

a. Abortus Kompletus (keguguran lengkap)

Seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus) sehingga

rongga rahim kosong.

b. Abortus Inkompletus (keguguran bersisa)

Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal

adalah desidua (placenta).

c. Abortus Inciepiens (keguguran sedang berlangsung)

Page 9: Askep Abortus Incomplit

Abortus yang sedang berlangsung dengan ostium sudah terbuka dan

ketuban yang teraba, kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.

d. Abortus Iminens (keguguran membakat)

Keguguran membakat dan akan terjadi, dalam hal ini keluarnya fetus

masih dapat dengan memberikan obat hormonal dan antispasmodic

serta istirahat.

e. Nissed abortion

Keadaan dimana janin sudah mati tetapi tetap berada dalam rahim dan

tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.

f. Abortus habitualis

Keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 x

atau lebih.

g. Abortus Infeksionus dan abortus septic

Adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman

atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum.

2. Abortus provokatus (Induced Abortion)

Adalah abortus yang disengaja baik dengan memakai obat maupun alat-

alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi:

a. Abortus Medisinalis (abortus therapeutica)

Adalah abortus karena tindakan kita sendiri dengan alasan bila

kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan

indikasi medis / perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 dokter ahli).

b. Abortus Kriminalis

Adalah abortus yang terjadi karena tindakan-tindakan yang tidak

ilegal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

G. PENATALAKSANAAAN

Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCI

fisiologi atau RL dan selekas mungkin di tranfusi darah.

Page 10: Askep Abortus Incomplit

Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajarn lalu

suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuscular.

Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan

pengeluaran plasenta secara manual.

Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Ginekologi:

1. Inspeksi vulva

a. Perdarahan pervaginam sedikit atau banyak

b. Adakah disertai bekuan darah

c. Adakah jaringan yang keluar utuh atau sebagian

d. Adakah tercium bau busuk dari vulva

2. Pemeriksaan dalam speculum

a. Apakah perdarahan berasal dari cavum uteri

b. Apakah ostium uteri masih tertutup / sudah terbuka

c. Apakah tampak jaringan keluar ostium

d. Adakah cairan/jaringan yang berbau busuk dari ostium.

3. Pemeriksaan dalam

a. Apakah portio masih terbuka atau sudah tertutup

b. Apakah teraba jaringan dalam cavum uteri

c. Apakah besar uterus sesuai, lebih besar atau lebih kecil dari usia

kehamilan

d. Adakah nyeri pada saat porsio digoyang

e. Adakah rasa nyeri pada perabaan adneksa

f. Adakah terasa tumor atau tidak

g. Apakah cavum douglasi menonjol, nyeri atau tidak

Page 11: Askep Abortus Incomplit

I. DIAGNOSA DAN INTERVENSI

Diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah :

1. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang abortus

Tujuan : Kecemasan Ibu Berkurang

Tindakan :

Lakukan komunikasi terapetik dengan pasien

Berikan informasi tentang abortus

Yakinkan pasien tentang diagnose

2. Resiko infeksi berhubungan dengan pendarahan pervaginam

Tujuan : infeksi dapat dicegah

Tindakan :

Observasi perdarahan

Observasi TTV

Lakukan tindakan sesuai prosedur aseptic

Kolaborasi pemberian obat antibiotic

3. Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus,

perubahan dinding endometrium dan jalan lahir

Tujuan : nyeri berkurang

Tindakan :

Kaji skala nyeri

Anjurkan pasien untuk bedrest total

Berikan pasien posisi yang nyaman

Kolaborasi pemberian obat analgetik

4. Resiko syok hipofolemik berhubungan dengan perdarahan pervaginam

Tujuan : syok dapat dicegah

Tindakan :

Page 12: Askep Abortus Incomplit

Observasi perdarahanObservasi TTV

Anjurkan pasien untuk bedrest total

Kolaborasi pemberian obat anti koagulan

5. Berduka berhubungan dengan kehilangan

Tujuan : pasien dan keluarga tabah menghadapi kenyataan kehilangan

Tindakan :

Beri dorongan klien dan keluarga untuk dapat menerima

keadaan

Memotivasi pasien dan keluarga untuk tabah dan sabar

Bila berlebihan kolaborasi untuk konsultasi dengan psikolog

BAB III

TINJAUAN KASUS

Page 13: Askep Abortus Incomplit

A. PENGKAJIAN

Hari : Selasa  Tanggal : 26 November 2013 Jam : 14.30 WIB  Tempat :

RSUCM.

1. Identitas

Istri Suami

Nama : Ny. Marliah Nama : Tn.Supwandi

Umur : 29 tahun Umur : 35 tahun 

Bangsa : Aceh / Indonesia Bangsa : Aceh/ Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam 

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA 

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani 

Alamat :Krung Geukuh Alamat : Krung Geukuh

2. Subyektif

1. Alasan datang : Ibu datang ke IGD dengan rujukan bidan , GIPOAO

hamil 7 minggu 6 hari dengan abortus inkomplit.

2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan merasakan sakit perut bagian bawah

dan perdarahan flek-flek tanggal 23 November 2013 dan tanggal 24

Nonember 2013 jam 18.00 wib ibu merasa mengeluarkan darah dari jalan

lahirnya.

3. Riwayat kesehatan : 

a. Dahulu 

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC,

AIDS, Hepatitis dan lain-lain) penyakit menurun (DM, Asma dan

Page 14: Askep Abortus Incomplit

lain-lain) penyakit menahun (penyakit jantung, penyakit ginjal dan

lain-lain).

b. Sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (TBC,

AIDS, Hepatitis dan lain-lain) penyakit menurun (DM, Asma dan

lain-lain) penyakit menahun (penyakit jantung, penyakit ginjal dan

lain-lain).

c. Keluarga 

Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang pernah menderita

atau sedang menderita penyakit menular (TBC, AIDS, Hepatitis dan

lain-lain) penyakit menahun (penyakit jantung, penyakit ginjal dan

lain-lain).

4. Riwayat Menstruasi 

HPHT : 15-5-2013 

Menarche : 13 tahun 

Siklus : teratur, 28 hari 

Volume : ganti pembalut 2x sehari 

Warna : merah tua 

Lama : 27 hari 

Konsistensi : cair, tidak bergumpal 

Dismenorea : tidak

 

5. Riwayat Kehamilan Sekarang 

a. Tanda-tanda kehamilan trimester I 

Hasil tes kehamilan : sendiri tanggal 28 Desember 2008 dengan hasil

(+)

b. Pergerakan janin belum pernah dirasakan oleh ibu.

c. Keluhan yang dirasakan mual pada pagi hari, apabila setelah gosok

gigi. 

Page 15: Askep Abortus Incomplit

d. Diet/makan : makan 3x sehari, porsi sedang dengan komposisi nasi,

lauk, sayur. Perubahan makan yang dialami : apabila makan terlalu

banyak ibu mengeluh nek

e. Pola eliminasi 

BAB : 2x sehari, konsistensi lembek, warna kuning khas, tanpa

keluhan. 

BAK : 4-5x sehari, warna kuning jernih, tanpa keluhan.

f. Pola aktivitas 

Istirahat : tidur siang + 1 jam, tidur malam + 7-8 jam tanpa keluhan

Seksualitas : 2x seminggu, tanpa keluhan 

Pekerjaan : melakukan pekerjaan rumah tangga dengan dibantu oleh

ibunya

g. Imunisasi 

TTI tanggal : belum dilakukan 

TTII tanggal : belum dilakukan

 

6. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu GIPOAO No Tgl/Thn

Persalinan Tempat pertolongan Usia kehamilan Jenis persalinan

Penolong Penyulit Anak Klmn BB TB.

7. Riwayat kontrasepsi yang digunakan 

Belum pernah

8. Riwayat perkawinan 

Ibu mengatakan menikah 1 kali dengan suami sekarang. Pada waktu

menikah usia ibu 23 tahun, usia suami 23 tahun, lama usia perkawinan 1

tahun, pernikahannya syah menurut hokum dan agama.

 

9. Riwayat Psikososial 

a. Apakah kehamilan ini direncanakan / diinginkan : ya 

Page 16: Askep Abortus Incomplit

b. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan

nifas: tidak ada 

c. Pengambilan keputusan : suami dan keluarga 

d. Rencana bersalin di BPS

e. Jarak rumah dengan tempat rencana bersalin + 4 km.

3. Obyektif

1. Pemeriksaan Umum 

a. Keadaan umum : baik 

Kesadaran : composmentis 

Status emosional : stabil 

BB sekarang : 46 kg 

BB sebelum hamil : 46 kg 

TB : 155 cm 

Lila : 24 cm 

Tanda-tanda vital 

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Denyut nadi : 80 x/menit 

Pernafasan : 24 x/menit 

Suhu : 36,2oC

2. Pemeriksaan Fisik 

a. Kepala dan leher 

Kepala : Bentuk mesochepal, rambut bersih, tidak rontok dan tidak

berketombe.

b. Mata

Konjungtiva : Merah muda (tidak anemis) 

Sklera : Putih (tidak ikterik) 

c. Mulut dan gigi

Page 17: Askep Abortus Incomplit

Bersih, bibir tidak cyanosis, bibir tidak ada stomatis, gigi tidak ada

caries atau carang gigi. 

d. Telinga :Simetris, tidak ada serumen, tidak ada tanda infeksi 

e. Leher 

Kelenjar lymfe : Tidak ada pembesaran 

Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran 

Vena jugularis : Tidak ada bendungan 

f. Dada 

Jantung : Ritme jantung teratur 

Paru-paru : Tidak ada wheezing tidak ada ronchi 

g. Payudara 

Pembesaran : Tampak membesar 

Putting susu : Menonjol 

Simetris : Simetris 

Benjolan : Tidak ada 

Rasa nyeri : Tidak ada 

Striae : Tidak ada 

Lain-lain / bekas luka operasi : tidak ada 

h. Ketiak 

Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran 

i. Punggung dan Pinggang 

Posisi tulang belakang : Normal 

Pinggang (nyeri ketuk) : Tidak ada 

j. Abdomen 

Bekas luka operasi : tidak ada 

Hepatomegali : tidak ada 

Splenomegali : tidak ada 

Ginjal : tidak ada nyeri tekan / nyeri ketuk 

k. Genetalia 

Varices : tidak ada 

Luka parut : tidak ada 

Page 18: Askep Abortus Incomplit

l. Ektremitas 

Oedema : tidak ada 

Varices : tidak ada 

Reflex patella : ada +/+

 

3. Pemeriksaan Obstetrik 

a. Inspeksi 

Payudara : Areola mamae hiperpigmentasi, colostrums belum keluar 

Abdomen : tadak ada linea nigrae dan striae gravidarum 

Genetalia : Ada pengeluaran pervaginam, tidak ada pembesaran

kelenjar bartholini, tidak ada abses batholini.

b. Palpasi 

Palpasi Leopold 

Leopold I : TFU 1 jari diatas sympisis 

Leopold II : -

Leopold III : -

Leopold IV : -

TFU : -

TBJ : -

c. Auskultasi 

DJJ : -

Ukuran panggul luar 

Distansia spinarum : -

Distansia cristarum : - 

Bodelouge : -

Lingkar panggul : -

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 26-11-2013

HB : 10,2 gr%

AL : 7700 /mm3

Page 19: Askep Abortus Incomplit

CT : 4 menit 

BT : 4 menit 

AT : 295.000 /mm3

HCT : 35,0 mg/dl 

Ureum : 24 mg/dl 

B. ANALISA MASALAH / DIAGNOSA 

Ny.M, umur 29 tahun, GIPOAO. Hamil 7 minggu 6 hari dengan abortus

incomplit. 

Data dasar :

Subyektif : - Ibu mengatakan bernama Ny. M, umur 29 tahun 

- Ibu mengatakan hamil yang pertama, belum pernah melahirkan, dan belum

- pernah keguguran.

- Ibu mengatakan merasa hamil 2 bulan.

- HPHT 15-11-08.

- Ibu mengatakan merasakan sakit perut bagian bawah dan perdarahan flek-

flek tanggal 23 November 2013 dan tanggal 24 November 2013 jam 18.00

wib ibu.

merasa mengeluarkan darah dari jalan lahirnya.

Obyektif : - K/U : baik 

- Kesadaran : Composmentis 

- Tanda-tanda vital 

TD : 110/70 mmHg, N : 80x/menit, pernafasan 24 x/menit, suhu 36,2 oC

- Palpasi Leopold 

Leopold I : TFU 1 jari diatas sympisis 

Leopold II : -

Leopold III : -

Leopold IV : -

Page 20: Askep Abortus Incomplit

- Auskultasi : DJJ : -

- Genetalia : ada pengeluaran pervaginam 

C. DIAGNOSA POTENSIAL 

- Perdarahan pervaginam

- Syok Hipovolemik

- Infeksi 

D. TINDAKAN SEGERA

 

- Infus RL

- Kolaborasi dengan dokter SpOG : Curetase 

E. PERENCANAAN 

Tanggal : 26 November 2013

Jam : 19.30 WIB 

1. Beritahu ibu dan suami/keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan.

2. Beritahu ibu kondisi kesehatannya saat ini dan observasi KU dan TTV ibu.

3. Beritahu ibu bahwa keadaannya sekarang harus dirawat di rumah sakit 

4. Kolaborasi keadaan ibu kepada dr. spesialis untuk terapi & tindakan

selanjutnya.

5. Observasi perdarahan pervaginam

6. Berikan dukungan moral kepada ibu agar tidak cemas dan ibu tenang

dengan cobaan yang sedang dialami 

7. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat 

8. Dokumentasikan tindakan 

F. PELAKSANAAN 

Page 21: Askep Abortus Incomplit

Tanggal : 26 November 2013

Jam : 19.45 WIB 

1. Jam 19.45 WIB : Memberitahu ibu, suami dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan yang dilakukan bahwa ibu telah mengalami keguguran,

namun dalam hal ini kegugurannya belum bersih / belum keluar semua

sisa hasil konsepsinya/ sisa jaringan janin. 

2. Jam 19.48 WIB : Memberitahu ibu tentang kondisinya saat ini, kondisi ibu

baik, dari hasil pemeriksaan didapatkan TD : 110/70 mmHg, N :

80x/menit, pernafasan 24 x/menit, suhu 36,2 oC.

3. Jam 19.50 WIB : Memberitahukan ibu bahwa kondisinya saat ini memang

ibu harus dirawat di rumah sakit, karena dengan kondisi seperi ini ibu

dapat mengalami perdarahan dari jalan lahir secara mendadak dan dapat

membahayakan kondisi kesehatan ibu, ibu juga harus benar-benar sehat

sebelum dilakukan tindakan.

4. Jam 20.00 WIB : Mengkolaborasikan keadaan ibu kepada dokter spesialis

kebidanan kandungan untuk tindakan selanjutnya atau pemberian therapy

selanjutnya yaitu pemberian gastrol 2 x ½ 5 mg dan calmox 3 x 500 mg.

Memberitahu ibu bahwa harus dilakukan tindakan sebagai penegak

diagnosa yaitu USG (ultra sonografi) untuk memastikan adanya sisa-sisa

jaringan. Memberitahu ibu bahwa besok (tanggal 09-01-09) harus

dilakukan tindakan curetase / membersihkan sisa-sisa jaringan hasil

konsepsi yang dilakukan oleh dokter spesialis. Menganjurkan ibu untuk

puasa sebelum dilakukan tindakan curetase + 4-6 jam, karena dari tindakan

curetase, sebelumnya akan dilakukan pembiusan yang obatnya bersifat

mempengaruhi system pencernaan dan pernafasan / menghindari

perpindahan sisa makanan, kedalam saluran pernafasan yang dapat

menyebabkan fatal bagi ibu.

Page 22: Askep Abortus Incomplit

5. Jam 20.15 WIB : Mengobservasi perdarahan pervaginam sebelum

tindakan

Curates dilakukan.

6. Jam 20.30 WIB : Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat karena besok

akan dilakukan tindakan evakuasi keguguran. 

7. Jam 20.35 WIB : Memberi dukungan moral pada ibu agar tidak cemas dan

ibu dapat menerima cobaan ini dengan ikhlas, karena dikaruniai keturunan

adalah sebuah titipan yang sewaktu-waktu dapat diambil oleh Alloh SWT.

8. Jam 20.45 WIB : Mendokumentasikan semua hasil tindakan yang telah di

Dilakukan.

G. EVALUASI

Tanggal : 26 November 2013

1. Jam 19.47 WIB : Ibu, suami dan keluarga sudah mengetahui tentang hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan. 

2. Jam 19.49 WIB : Ibu tahu tentang kondisinya saat ini.

3. Jam 19.55 WIB : Ibu bersedia dirawat dirumah sakit sampai kondisi

Kesehatan membaik.

4. Jam 20.13 WIB : Kolaborasi dengan dokter spesialis sudah dilakukan

untuk tindakan yang harus dilakukan yaitu curetase. USG sudah dilakukan

: dengan hasil masih terdapat sisa jaringan. Ibu sudah mengetahui bahwa

besok (tanggal 9 Januari 2009) akan dilakukan tindakan curetase oleh

dokter specialis. Ibu bersedia untuk puasa + 4-6 jam sebelum

dilakukannya tindakan curetase.

5. Jam 20.17 WIB : Perdarahan pervaginam tidak ada.

6. Jam 20.33 WIB : Ibu bersedia istirahat.

7.  Jam 20.38 WIB : Ibu cukup tenang dan tidak cemas dan ibu dapat

Menerima cobaan dengan sabr dan ikhlas.

Page 23: Askep Abortus Incomplit

8. Jam 20.48 WIB : Pendokumentasian semua hasil tindakan sudah

dilakukan.

H. PERENCANAAN 

Tanggal : 27 November 2013

Jam : 06.00 WIB

1. Anjurkan ibu untuk mandi dan persiapan sebelum curtase 

2. Beritahu ibu bahwa akan segera dilakukan tindakan curetase jam 12.00

wib

3. Beri dukungan moral pada ibu agar tidak cemas sebelum dilakukan

tindakan curetase

4. Berikan therapy zivilac 3x 250 mg dan calmox 3 x 500 mg

5. Observasi perdarahan pervaginam

6. Siapkan tindakan curetase (persiapan alat dan pasien)

7. Pindahkan pasien dari kamar rawat inap ke ruang tindakan curetase atau

Ruang VK

8. Kolaborasi dengan dokter specialis anestesi

9. Kolaborasi dengan dokter specialis obgyn untuk tindakan kuretase.

10. Observasi KU, TTV dan PPV ibu setelah dilakukan tindakan curetase 

11. Bereskan alat habis pakai dan bereskan ibu dari kotoran dan darah,

12. Pindahkan pasien dari ruang tindakan ke ruang / kamar rawat inap.

13. Anjurkan ibu makan-makanan yang bergizi dan tidak ada pantangan 

14. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat untuk memulihkan kondisi

Kesehatannya.

15. Beritahu ibu bahwa apabila kondisinya semakin membaik sore hari di

perbolehkan pulang. 

16. Anjurkan ibu untuk tidak hamil alam waktu + 3-6 bulan setelah

keguguran. 

17. Konseling pemakaian alat kontrasepsi pasca keguguran 

18. Pasien diperbolehkan pulang dan anjurkan ibu kontrol 1minggu kemudian.

Page 24: Askep Abortus Incomplit

19. Dokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan.

I. PELAKSANAAN

 

Tanggal : 27 November 2013

Jam : 06.35 WIB

1. Jam 06.35 WIB : Menganjurkan ibu untuk mandi dan Ganti pakaian

sebelum curetase

2.  Jam 06.40 WIB : Memberitahu ibu waktu tindakan yang akan dilakukan

Curatase yaitu pada jam 12.00 WIB.

3. Jam 06.45 WIB : Memberikan therapy zivilac 3x 250 mg dan calmox 3 x

500 mg

4. Jam 06.50 WIB : Memberikan dukungan moral pada ibu agar tidak cemas

sebelum dilakukan tindakan curetase

5. Jam 07.00 WIB : Mengobservasi perdarahan pervaginam

6. Jam 10.00 WIB : Memindahkan pasien dari kamar rawat inap ke ruang

Tindakan curatase atau VK

7. Jam 10.10 WIB : Menyiapkan tindakan curetase, persiapan alat dan pasien 

8. Jam 11.55 WIB : Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anestesi

9. Jam 12.00 WIB : Mengobservasi dengan dokter spesialis obgyn untuk

Tindakan curatase.

10. Jam 12.25 WIB : Mengobservasi KU, TTV dan PPV ibu setelah dilakukan

tindakan curetase 

11. Jam 12.30 WIB : Membereskan alat habis pakai dan bereskan ibu dari

kotoran dan darah, memakaikan pakaian bagian bawah dan memposisikan

pasien 

12. Jam 12.45 WIB : Memindahkan pasien dari ruang tindakan ke ruang

kamar / kamar rawat inap 

13. Jam 12.50 WIB : Menganjurkan ibu makan makanan yang bergizi dan

tidak ada pantangan 

14. Jam 12.55 WIB : Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat 

Page 25: Askep Abortus Incomplit

15. Jam 13.00 WIB : Memberitahu ibu bahwa apabila kondisinya semakin

Membaik, sore ini boleh pulang

16. Jam 13.10 WIB : Menganjurkan ibu untuk tidak hamil dalam waktu + 3-6

bulan setelah keguguran 

17. Jam 13.15 WIB : Melakukan konseling pemakaian alat kontrasepsi pasca

Keguguran

18. Jam 15.30 WIB : Pasien diperbolehkan pulang dan anjurkan ibu kontrol

1minggu kemudian.

19. Jam 15.40 WIB : Dokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan.

J. EVALUASI

 

Tanggal : 27 November 2013

1. Jam 06.37 WIB : Ibu telah mandi dan telah berganti pakaian 

2. Jam 06.43 WIB : Ibu telah tahu tindakan kuretase dilaksanakan jam 12.00

3. Jam 12.47 WIB : Terapi zivilac 3x 250 mg an kalmox 3 x 1 telah

diberikan 

4. Jam 12.55 WIB : Ibu mengatakan kecemasannya telah berkurang

5. Jam 07.10 WIB : Perdarahan + 50 cc

6. Jam 10.05 WIB : Pasien telah dipindahkan dari kamar rawat inap ke

Ruangan tindakn kuratase

7. Jam 10.20 WIB : Persiapan alat dan pasien telah dilakukan

8. Jam 11.58 WIB : Kolaborasi dengan dokter spesialis anestesi telah

Dilakukan, dilakukan anastesi.

9. Jam 12.15 WIB : Kolaborasi dengan dokter spesialis telah dilakukan,

Persiapan pelaksanaan kuratase

10. Jam 12.27 WIB : Tanda-tanda vital 

TD : 100/60 mmHg 

N : 80 x/menit 

KU : cukup

Kesadaran : composmentis 

Page 26: Askep Abortus Incomplit

R : 20 x/menit 

Terdapat pengeluaran pervaginam Lokhea Rubra

11. Jam 12.35 WIB : Alat-alat habis pakai telah dibuang ke tempat sampah,

tubuh ibu telah dibersihkan dari kotoran darah dan pakaian bawah ibu

telah diberikan, posisi ibu sudah dikembalikan seperti semula. 

12. Jam 12.48 WIB : Pasien telah dipindahkan ke kamar rawat inap kembali 

13. Jam 12.52 WIB : Ibu bersedia untuk makan makanan bergizi dan tidak ada

pantangan

14. Jam 12.57 WIB : Ibu bersedia untuk cukup istirahat demi memulihkan

kesehatannya.

15. Jam 13.05 WIB : Ibu telah tahu bahwa keadaannya telah membaik dan ibu

akan pulang nanti sore

16. Jam 13.13 WIB : Ibu telah tahu dan bersedia untuk tidak hamil dalam

waktu 3-6 bulan setelah keguguran

17. Jam 13.18 WIB : Konseling alat kontrasepsi pasca keguguran telah

diberikan dan ibu bersedia untuk KB 

18. Jam 15.35 WIB : Pasien diperbolehkan pulang dan anjurkan ibu kontrol

1minggu kemudian.

19. Jam 15.45 WIB : Dokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan.

BAB V

Page 27: Askep Abortus Incomplit

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Telah diuraikan kasus wanita 28 tahun, hamil muda 12-13 minggu

yang mengalami perdarahan pervaginam. Penatalaksanaan awal pada kasus

abortus adalah melakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum

pasien dan selanjutnya diperiksa apakah ada tanda-tanda syok. Untuk

mengurangi resiko perdarahan dan komplikasi lain yang mungkin timbul,

maka pada kasus abortus inkomplit ini dilakukan pengeluaran sisa jaringan

dengan kuretase, kemudian diberikan medikamentosa seperti golongan

uterotonika, antibiotika dan analgetik.

Dari hasil pemeriksaan klinis didiagnosa dengan abortus inkomplit.

Setelah dilakukan kuretase dan post kuretase keadaan penderita baik dan

dipulangkan 3 jam setelah kuretase. Penderita diberikan obat per oral yaitu

Amoxycillin 3x500 mg, Asam Mefenamat 3x500 mg, Metil Ergometrin 3x1

tablet dan Rob 2x1 tablet.

Penderita disarankan untuk kontrol ke poliklinik satu minggu

kemudian untuk mengetahui perkembangan penderita. Abortus inkomplit

yang di evakuasi lebih dini tanpa disertai infeksi memberikan prognosis yang

baik.

B. SARAN

Bagi Institusi, diharapkan dapat menambah koleksi bacaan di

perpustakaan sehingga mudah dalam pembuatan tugas.

Bagi rumah sakit, diharapkan data ini dapat menjadi referensi dalam

pembuatan asuhan keperawatan yang mengacu pada standar SNL

(Standard Nursing Language) yang dianjurkan, dan bisa diterapkan di

RSUCM.

DAFTAR PUSTAKA

Page 28: Askep Abortus Incomplit

Hanifah, Laily ( 2007 ). Aborsi Ditinjau Dari Tiga Sudut Pandang.

Kodim, Nasrin. Efideiologi Abortus yang Tidak Aman. Manuaba, Ida Bagus

Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana

Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Abortus dan kelainan Dalam

Tua Kehamilan, EGC. Jakarta : Indonesia

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal Perdarahan pada Kehamilan Muda. Jakarta : Yayasan

Bina Pustaka

Winkjosastro, HAnifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo