Sap Abortus

24
SAP ABORTUS ABORTUS Nama : Nurhidayah Sultan Stambuk : 20.4.048.19806 PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR SIDRAP 2011Pada

Transcript of Sap Abortus

Page 1: Sap Abortus

SAP ABORTUS

ABORTUS

Nama : Nurhidayah Sultan

Stambuk : 20.4.048.19806

PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

SIDRAP

2011Pada

Pe SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP), kemudian sebagian atau suhnya

hasil konsepsi terlepas karena dianggap benda asing maka uterus

Page 2: Sap Abortus

berkontrak karena vili korealis belum menembus desidua

MATA KULIAH : PATOLOGI I

KODE MATA KULIAH / SKS :

SEMESTER : V (Lima)

WAKTU PERTEMUAN : 50 menit

PERTEMUAN : I (pertama)

HARI / TANGGAL :

A. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Diharapkan setelah mengikuti mata kuliah perdarahan hamil muda yang disebabkan

oleh abortus, mahasiswa lebih mampu mengaplikasikan asuhan dengan baik sesuai

dengan konsep dan keterampilan serta tetap mengacu pada evidence based pada

pelaksanaan praktek kebidanan tanpa mengabaikan aspek sayang ibu serta

pendokumentasiannya.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran :

Page 3: Sap Abortus

a. Menjelaskan pengertian abortus.

b. Menjelaskan etiologi / penyebab abortus.

c. Menjelaskan klasifikasi abortus.

d. Mengetahui diagnosis abortus.

e. Menjelaskan cara penatalaksanaan abortus .

B. POKOK BAHASAN : PATOLOGI I

C. SUB POKOK BAHASAN

1. Pengetian abortus.

2. Etiologi / penyebab abortus.

3. Klasifikasi abortus.

4. Diagnosis abortus.

5. Penatalaksanaan abortus

D. KEGIATAN MENGAJAR

No.Tahap kegiatan

Kegiatan Mengajar Kegiatan Mahasiswa

Media & Alat Pengajaran

Waktu

Page 4: Sap Abortus

1.

2.

Pendahuluan

Penyajian

1 .Salam Pembuka     Salam perkenalan

     Kontrak kuliah

2. Menjelaskan deskripsi singkat yang dibahas.

3. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai pada pertemuan ini.

Menjelaskan :1. Pengertian abortus.

2. Etiologi / penyebab abortus.

Membalas salam

Menyepakati kontrak kuliah

Memperhatikan

Menyimak

Mendengarkan dengan penuh perhatian

Mencatat danMemperhatikan

- Laptop- LCD- GBPP dan kontrak kuliah

Laptop, LCD, White board dan Spidol

10 menit

35 menit

3. Klasifikasi abortus. Mendengarkan dengan penuh perhatian.

Page 5: Sap Abortus

3. Penutup

4. Tanda dan gejala abortus.

5. Cara penatalaksanaan abortus.

6. Merangkumkan materi yang dijelaskan.

7. Mengevaluasi peserta didik.

Menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

Menutup dan memberi salam.

Memperhatikan dan mencatat.

Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya.

Menyebarkan pertanyaan tersebut kepada mahasiswa lain untuk menjawab.

Memperhatikan

Mengerjakan

Memperhatikan

Menjawab Salam

Laptop, LCD, dan spidol

5 menit

Page 6: Sap Abortus

E. EVALUASI1. Jelaskan pengertian abortus.

2. Jelaskan etiologi / penyebab abortus.

3. Jelaskan klasifikasi abortus.

4. Sebutkan tanda dan gejala abortus.

5. Jelaskan cara penatalaksanaan abortus .

F. REFERENSI

Handono, Praktek Kebidanan, jakarta. EGC. 2009

Manuaba, Ida,B,G, Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, jakarta.EGC. 2007

Mochtar R, Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. EGC. 2002

Sarwono, Ilmu Kebidanan, jakarta.YBP, 2008

Page 7: Sap Abortus

MATERI PENGAJARAN ABORTUS

1. Pengertian Abortus

-       Abortus adalah terhentinya proses kehamilan yang sedang berlangsung sebelum

mencapai umur 28 minggu  atau berat janin sekitar 500 gram (Manuaba :2007)

-       Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram

atau umur kehamilan kurang dari 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk

hidup di luar kandungan (Sarwono, 2008).

-       Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun, spontan maupun buatan,

sebelum janin mampu bertahan hidup. Batasan ini berdasar umur kehamilan dan berat

badan. Dengan lain perkataan abortus adalah terminasi kehamilan sebelum 20 minggu

atau dengan berat kurang dari 500 gr (Handono, 2009).

Page 8: Sap Abortus

2. Etiologi / penyebab abortus

Penyebab abortus ada berbagai macam yang diantaranya adalah (Mochtar, 2002):

1.    Faktor maternal

a. Kelainan genetalia ibu Misalnya pada ibu yang menderita:

1)      Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dan lain- lain).

2)      Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata.

3)      Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari   ovum yang sudah

dibuahi, seperti kurangnya progesteron atau estrogen, endometritis, dan mioma

submukosa.

4)      Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola hidatidosa).

5)      Distorsia uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis

 b. Penyakit-penyakit ibu

Penyebab abortus belum diketahui secara pasti penyebabnya meskipun sekarang

berbagai penyakit medis, kondisi lingkungan, dan kelainan perkembangan diperkirakan 

berperan dalam abortus. Misalnya pada:

1)     Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, pielitis, 

rubeola, demam malta, dan sebagainya

2)     Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol, dan lain-lain.

3)     Ibu yang asfiksia seperti pada  dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemi gravis.

Page 9: Sap Abortus

4)     Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid,  kekurangan vitamin A,

C, atau E, diabetes melitus.

c. Antagonis rhesus

Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus,

sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.

d. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi

Misalnya, sangat terkejut, obat-obat uterotonika, ketakutan, laparatomi, dan lain-lain.

Dapat juga karena trauma langsung terhadap fetus: selaput janin rusak langsung

karena instrument, benda, dan obat-obatan

e. Gangguan sirkulasi plasenta

Dijumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum,

anomali plasenta, dan endarteritis oleh karena lues.

f. Usia ibu

Usia juga dapat mempengaruhi kejadian abortus karena pada usia kurang dari 20

tahun belum matangnya alat reproduksi untuk hamil sehingga dapat merugikan

kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan janin,  sedangkan abortus

yang terjadi pada usia lebih dari 35 tahun disebabkan berkurangnya fungsi alat

reproduksi, kelainan pada kromosom, dan penyakit kronis (Manuaba, 1998).

   2. Faktor  janin

Page 10: Sap Abortus

Menurut Hertig dkk, pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan

abortus spontan. Menurut penyelidikan mereka, dari 1000 abortus spontan, maka

48,9% disebabkan karena ovum yang patologis; 3,2% disebabkan oleh kelainan letak

embrio; dan 9,6% disebabkan karena plasenta yang abnormal.

Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vili. Abortus

spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya

kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan, artinya makin muda kehamilan saat 

terjadinya abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50-80%).

  3. Faktor paternal

Tidak banyak yang diketahui tentang faktor ayah dalam terjadinya abortus.

Yang jelas, translokasi kromosom pada sperma dapat menyebabkan abortus. Saat ini

abnormalitas kromosom pada sperma berhubungan dengan abortus (Carrel, 2003).

Penyakit ayah: umur lanjut, penyakit kronis  seperti TBC, anemi,  dekompensasi kordis,

malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alcohol, nikotin, Pb, dan lain-lain), sinar rontgen,

avitaminosis (Muchtar, 2002).

3.  Klasifikasi Abortus

Sarwono (2008) membagi abortus menjadi beberapa klasifikasi yaitu

a. Abortus spontan

Abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk mengosongkan uterus,

maka abortus tersebut dinamai  abortus spontan. Kata lain yang luas digunakan adalah

keguguran (Miscarriage)

b. Abortus imminens (keguguran mengancam)

Page 11: Sap Abortus

Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu,

dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.

c. Abortus incipiene (keguguran berlangsung)

Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum  20 minggu dengan adanya

dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam

hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah.

1.      Abortus incomplet (keguguran tidak lengkap) Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal  dalam uterus. Pada

pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum

uteri atau kadangkadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.

2.     Abortus complet (keguguran lengkap) Perdarahan pada kehamilan muda di mana

seluruh hasil konsepsi telah di keluarkan dari kavum uteri. Seluruh buah kehamilan

telah dilahirkan dengan lengkap.

3.     Abortus infeksiosa dan Abortus septik

Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi pada genitalia, sedangkan 

abortus septik adalah  abortus infeksiosa berat dengan penyebaran kuman atau

toksinnya ke dalam peredaran darah atau  peritoneum. Ditemukan pada abortus buatan

yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis.

d.    Missed abortion (retensi janin mati)

Page 12: Sap Abortus

Kematian janin sebelum berusia 20 minggu, tetapi janin yang mati tertahan di dalam

kavum uteri tidak dikeluarkkan selama 8 minggu atau lebih.

e.     Abortus habitualis

Keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturutturut tiga kali atau lebih.

Pada umumnya penderita  tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannya berakhir

sebelum 28 minggu.

f.      Abortus provokatus

Abortus terinduksi adalah terminasi kehamilan secara medis atau bedah sebelum janin

mampu hidup.

Abortus ini terbagi lagi menjadi:

a. Abortus therapeutic (Abortus medisinalis)

Abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat

membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat

persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.

b. Abortus kriminalis

Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak

berdasarkan indikasi medis.

Page 13: Sap Abortus

c. Unsafe Abortion

Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksana tindakan tersebut tidak

mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat

membahayakan keselamatan jiwa pasien.

4. Tanda dan Gejala abortus

a. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu

b. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah, kesadaran menurun, tekanan

darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan

normal atau meningkat.

c. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi.

d. Rasa mules atau kram perut didaerah atas simpisis, sering nyeri pinggang akibat

kontraksi uterus.

5. Penatalaksanaan Abortus

a. Abortus iminens

Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang.

Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap

empat jam bila pasien panas

Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif mungkin janin sudah mati. Pemeriksaan

USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.

Berikan obat penenang, biasanya fenobarbiotal 3 x 30 mg, Berikan preparat hematinik

misalnya sulfas ferosus 600 – 1.000 mg

Page 14: Sap Abortus

Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C

Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi

terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat

b. Abortus insipiens

Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan

cunam ovum, disusul dengan kerokan.

Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan

selama 36 jam dengan diberikan morfin

Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani

dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul

dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg intramuskular.

Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam deksrtose 5%

500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi

abortus komplit.

Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta

secara manual.

c. Abortus inkomplit

Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau ringer

laktat dan selekas mungkin ditransfusi darah

Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2

mg intramuskular

Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta

secara manual.

Berikan antibiotik untuk mencegah infeks

d. Abortus complete

Penatalaksanaan :

Page 15: Sap Abortus

Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3 – 5 hari

Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah

Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi

Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.

d.Missed-abortion

Penatalaksaan :

Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu

dengan kuret tajam

Bila kadar finrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau

ketika mengeluarkan konsepsi

Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang

laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dalatator Hegar

kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.

Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3 x 5 mg lalu infus

oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan

naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU

dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.

Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik

larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.

Perdarahan, biasanya sedikit(bercak) pada usia kehamilan <20 minggu2. Nyeri perut (mules)3. Terjadi kontraksi otot rahimatau tidak sama sekali4. Pada pemeriksaan dalam belumterdapat pembukaan (jalanrahim masih tertutup)5. Hasil pemeriksaan tes hamil

Page 16: Sap Abortus

masih positif6. Besarnya rahim sesuai denganusia keAbortus Iminens (KeguguranMengancam) adalah terjadiperdarahan bercak padakehamilan kurang dari 20minggu yang menunjukkanancaman terhadapkelangsungan suatukehamilan. Dalam kondisi ini,kehamilan masih mungkinberlanjut dan dipertahankan.- Infeksi- Kelainan pada plasenta- Penyakit Ibu : malaria,pneumonia, anemia, dll- Kelainan alat reproduksi :kelainan bentuk rahim, kelainanserviks.PEMERIKSAAN YANGPERLU DILAKUKAN ??1. Tes kehamilan : positif bilajanin masih hidup.2. Pemeriksaan dalam (mulutrahim masih tertutup)3. Pemeriksaan denyutjantung janin dan USG untukmenentukan apakah janinmasih hidup.4. Pemeriksaan darah (untukmengetahui adanya anemiaakibat perdarahan)1. Perdarahan, biasanya sedikit(bercak) pada usia kehamilan <20 minggu2. Nyeri perut (mules)3. Terjadi kontraksi otot rahim

Page 17: Sap Abortus

atau tidak sama sekali4. Pada pemeriksaan dalam belumterdapat pembukaan (jalanrahim masih tertutup)5. Hasil pemeriksaan tes hamilmasih positif6. Besarnya rahim sesuai denganusia kehamilanPENYEBAB TERJADINYAABORTUS IMMINENSPOLTEKKES KEMENKES SURABAYAPRODI DIII KEBIDANAN KAMPUS SUTOMObekerja sama denganPKRS URJ KANDUNGAN RSUD DR.SOETOMO – SURABAYA2012

ABORTUS IMMINENSDisampaikan Oleh :Ewing Firmadani PrastitiFarah Abidah RachmawatiFebrina Nur Indah SariIrma Sari FitrianaMar’atus Sholikha1. Istirahat tidur (bedrest total)tidur berbaring merupakan unsurpenting dalam pengobatan, karenacara ini menyebabkan bertambah-nyaaliran darah ke uterus danberkurangnya rangsang mekanik.2. Obat-obatan yang diberikan olehdokter, misalnya : obat penenang,obat penguat plasenta, antiperdarahan, anti kontraksi rahim,hormonal3. Menghindari aktifitas fisik secaraberlebihan4. Menjaga kebersihan alat kelamin

Page 18: Sap Abortus

ibu agar tidak terjadi infeksi.5. Menghindari hubungan intimdengan suami hingga kehamilandi atas 20 minggu.Periksakan kehamilansecara rutin / berkala dipetugas kesehatan!!Perawatan diri selamahamil : Nutrisi (makanbergizi), perawatan dankebersihan diri, terutamaalat kelamin,batasi aktivitas berlebihHindari alkohol,rokok, dan obatobatandiluaranjuran petugaskesehatan

Pastikan kehamilan terpantaudokter/bidan agar ibu dan bayiselamat dan sehat!!hamilan