Asfiksia neonatorum rev 04
-
Upload
sarjan-unissula -
Category
Education
-
view
794 -
download
21
description
Transcript of Asfiksia neonatorum rev 04
ASFIKSIA NEONATORUMBagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNISSULASEMARANG
I. DEFINISII. DEFINISI
Asfiksia adalah kegagalan bernafas spontan Asfiksia adalah kegagalan bernafas spontan dan teratur saat lahirdan teratur saat lahir
Suatu keadaan hipoksia yang progresif, Suatu keadaan hipoksia yang progresif, hiperkarbia dan asidosishiperkarbia dan asidosis
Saat lahirSaat lahir
TaIi pusat dijepit TaIi pusat dijepit bayi aktif bayi aktif menangis, menangis, napas spontan napas spontan jantung 120-140 X/mnt, jantung 120-140 X/mnt,
sianosis (-) sianosis (-)
Depresi Depresi napas spontan (-) napas spontan (-) hipoksia hipoksia
asfiksia asfiksia
Kerusakan organ, Otak Kerusakan organ, Otak
Kualitas hidup & KematianKualitas hidup & Kematian
Depresi saat lahir :Depresi saat lahir :
- Tonus otot- Tonus otot- Denyut jantung- Denyut jantung- Refleks primitif- Refleks primitif- Tubuh biru / pucat- Tubuh biru / pucat
AsfiksiaAsfiksia
Asfiksia : Asfiksia : hipoksia progresif, penimbunan CO2hipoksia progresif, penimbunan CO2
Asidosis Asidosis
- Kerusakan otak- Kerusakan otak - Disfungsi organ kematian- Disfungsi organ kematian
II. Patofisiologi AsfiksiaII. Patofisiologi Asfiksia
Hipoksia janinHipoksia janinNapas cepat (dlm periode singkat)Napas cepat (dlm periode singkat)Hipoksia berlanjut Hipoksia berlanjut - Gerak napas henti- Gerak napas henti- D.j.a mulai - D.j.a mulai Apnu (apnu primer) Apnu (apnu primer)- Tonus otot Dirangsang O2- Tonus otot Dirangsang O2 Merangsang Merangsang pernapasan pernapasan
Apnu Sekunder - Napas megap-2 dlmApnu Sekunder - Napas megap-2 dlm - Denyut jantung - Denyut jantung - Tekanan darah- Tekanan darah - bayi lemas (flaccid)- bayi lemas (flaccid)
napas makin lemah napas makin lemah tek. darah, PaO2tek. darah, PaO2
Bayi tak bereaksi terhadap rangsanganBayi tak bereaksi terhadap rangsangan resusitasi : napas buatan + O2resusitasi : napas buatan + O2
Perubahan fisiologisPerubahan fisiologis
Gasping primerGasping primer
Apnu primer Kulit sianosisApnu primer Kulit sianosis
Denyut jantungDenyut jantung
Apnu sekunder Apnu sekunder Kulit pucatKulit pucat
Denyut jantungDenyut jantung
MeninggalMeninggal
Perubahan biokimiawi Perubahan biokimiawi Terjadi metabolisme aerob, terjadi hipoksia Terjadi metabolisme aerob, terjadi hipoksia (pa02 < 50mmHg), hiperkarbia (paCO2 >55 mmHg) (pa02 < 50mmHg), hiperkarbia (paCO2 >55 mmHg) dan asidosis (pH <7,2)dan asidosis (pH <7,2)
Bila tidak dilakukan pemberian oksigen dan napas Bila tidak dilakukan pemberian oksigen dan napas buatan akan menjadi metabolisme anaerob berupa buatan akan menjadi metabolisme anaerob berupa kerusakan sel atau jaringan ,kematian ,kelainan kerusakan sel atau jaringan ,kematian ,kelainan fungsi atau gagal organ.fungsi atau gagal organ.
- Janin : - Paru berisi cairan (di alveoli)- Janin : - Paru berisi cairan (di alveoli) - Peredaran darah sangat rendah - Peredaran darah sangat rendah (konstriksi arteriol paru)(konstriksi arteriol paru) - >> peredaran drh paru melalui - >> peredaran drh paru melalui
ductus arteriosusductus arteriosus- Kelelahan : saat bayi menarik napas I :- Kelelahan : saat bayi menarik napas I :
- Paru berkembang terisi udara - Paru berkembang terisi udara cairan paru berangsur keluarcairan paru berangsur keluar- Arteriole paru mulai membuka - Arteriole paru mulai membuka aliran aliran darah meningkatdarah meningkat- Ductus arteriosus menciut aliran darah - Ductus arteriosus menciut aliran darah
melalui paru (O2) ke seluruh tubuh melalui paru (O2) ke seluruh tubuh
PerubahanPerubahan
Saat Saat persalinanpersalinan
Cairan paru :Cairan paru :- ada sewaktu janin : di alveoli- ada sewaktu janin : di alveoli- saat lahir : perlu tekanan cukup besar utk- saat lahir : perlu tekanan cukup besar utk mengeluarkan cairan paru, diganti udara :mengeluarkan cairan paru, diganti udara : upaya pernapasan I : upaya pernapasan I :
2 - 4 kali > pernapasan berikut2 - 4 kali > pernapasan berikut pengembangan alveoli yang I : pengembangan alveoli yang I :
cairan paru ke rongga perivaskular diabsorpsi cairan paru ke rongga perivaskular diabsorpsi Sal darah Sal. limfe paru Sal darah Sal. limfe paru
Pengeluaran cairan paru :Pengeluaran cairan paru : Dipercepat :Dipercepat : - Kontraksi uterus- Kontraksi uterus - Pernapasan I segera setelah lahir- Pernapasan I segera setelah lahir - Pijatan dada sewaktu lewat jalan lahir- Pijatan dada sewaktu lewat jalan lahir (hanya berperan kecil)(hanya berperan kecil)
Masalah :Masalah :
Paru tak berkembang baik saat pernapasan IParu tak berkembang baik saat pernapasan I Apnu saat lahir : Apnu saat lahir : - Pengembangan alveoli (-)- Pengembangan alveoli (-) - Paru tetap berisi cairan- Paru tetap berisi cairan butuh pernapasan buatan dg butuh pernapasan buatan dg tambahan tekanan buka alveolustambahan tekanan buka alveolus mengeluarkan cairan mengeluarkan cairan
Upaya pernapasan lemah :Upaya pernapasan lemah : Pernapasan dangkal & tak efektif (megap-Pernapasan dangkal & tak efektif (megap-
megap & tak teratur tak cukup megap & tak teratur tak cukup mengembangkan paru .mengembangkan paru .
•Peredaran darah paruPeredaran darah paru
- Mendapatkan sejumlah udara masuk ke - Mendapatkan sejumlah udara masuk ke paru: Hrs disertai jml aliran drh di paru: Hrs disertai jml aliran drh di
kap. Paru yg adekuat : butuh kap. Paru yg adekuat : butuh peningkatan jml drh yg cukup tinggi peningkatan jml drh yg cukup tinggi melalui perfusi parumelalui perfusi paru saat bayi saat bayi dilahirkan.dilahirkan.
- Paru bayi normal:pembuluh drh paru - Paru bayi normal:pembuluh drh paru terbukaterbuka
- Paru bayi asfiksia : pembuluh drh paru - Paru bayi asfiksia : pembuluh drh paru tertutup (vastertutup (vasookonstriksi)konstriksi)
Bayi asfiksia : hipoksia & asidosisBayi asfiksia : hipoksia & asidosis
- - Pembuluh drh arteriol paru tetap menciutPembuluh drh arteriol paru tetap menciut - Ductus arteriosus tetap terbuka - Ductus arteriosus tetap terbuka
Sirkulasi darah janin dipertahankanSirkulasi darah janin dipertahankan
Me peredaran drh di paru (perfusi rendah)Me peredaran drh di paru (perfusi rendah)
Oksigenasi tak adekuat Oksigenasi tak adekuat (walau diberi pernapasan buatan)(walau diberi pernapasan buatan)
Perubahan Perubahan sirkulasi darah sirkulasi darah
Oksigenasi tergantung : Oksigenasi tergantung : - O2 yang mencapai alveoli- O2 yang mencapai alveoli - Aliran darah paru- Aliran darah paru - Curah darah - Curah darah
Asfiksia ringan :Asfiksia ringan :
- Ventilasi- Ventilasi- PaO2 - O2 100% - PaO2 - O2 100% - PH Sedikit - Perbaikan - PH Sedikit - Perbaikan Bertindak cepatBertindak cepat
fungsi paru fungsi paru ((Asfiksia ringan + V.Adekuat perbaikan perfusi)Asfiksia ringan + V.Adekuat perbaikan perfusi)
Asfiksia berat :Asfiksia berat :
- Perfusi paru tak membaik dg - Perfusi paru tak membaik dg - Asidosis metabolik berat ventilasi saja- Asidosis metabolik berat ventilasi saja butuh koreksi asidosisbutuh koreksi asidosis V. adekuatV. adekuat Asfiksia berat + PerbaikanAsfiksia berat + Perbaikan & asidosis + koreksi perfusi & asidosis + koreksi perfusi metabolik asidosismetabolik asidosis
Fungsi jantung & sirkulasi darahFungsi jantung & sirkulasi darah
Tahap awal asfiksia :Tahap awal asfiksia : Vasokonstriksi pembuluh darah paruVasokonstriksi pembuluh darah paru
Arteriol usus besar, ginjal, otot: menciutArteriol usus besar, ginjal, otot: menciut
Terjadi redistribusi aliran drh utk pertahankanTerjadi redistribusi aliran drh utk pertahankanfungsi jantung mengalirkan O2 + bahan fungsi jantung mengalirkan O2 + bahan lain ke jantung & otak lain ke jantung & otak
Asfiksia berlangsung lama :Asfiksia berlangsung lama :
Fungsi dan curah jantungFungsi dan curah jantung Aliran darah ke alat vital Aliran darah ke alat vital
Dimulainya kerusakan jaringan Dimulainya kerusakan jaringan progresifprogresif
Setiap apnu yang dilihat pertama kali harus dianggap Setiap apnu yang dilihat pertama kali harus dianggap sebagai apnu sekundersebagai apnu sekunder
Perubahan biokimiawi Perubahan biokimiawi
terjadi metabolisme aerob, terjadi hipoksia ( pa02 < terjadi metabolisme aerob, terjadi hipoksia ( pa02 < 50mmHg), hiperkarbia (paCO2 >55 mmHg ) dan 50mmHg), hiperkarbia (paCO2 >55 mmHg ) dan
asidosis (pH <7,2)asidosis (pH <7,2)
Bila tidak dilakukan pemberian oksigen dan napas Bila tidak dilakukan pemberian oksigen dan napas buatan akan menjadi metabolisme anareob berupa buatan akan menjadi metabolisme anareob berupa kerusakan sel atau jaringan ,kematian ,kelainan kerusakan sel atau jaringan ,kematian ,kelainan fungsi atau gagal organ.fungsi atau gagal organ.
III. Faktor Penyebab AsfiksiaIII. Faktor Penyebab Asfiksia
Masa hamilMasa hamil
Hipoksia PersalinanHipoksia Persalinan Segera setelah lahirSegera setelah lahir Penyebab afiksia: Penyebab afiksia:
1.1. Faktor ibuFaktor ibu
2.2. Faktor janinFaktor janin
3. Faktor Plasenta3. Faktor Plasenta
Ibu : - HipertensiIbu : - Hipertensi - Diabetes mellitus- Diabetes mellitus - Anemia- Anemia - Penyakit Paru Kronis- Penyakit Paru Kronis - Lendir- Lendir - Obat-obatan narkotik,- Obat-obatan narkotik, penenangpenenang
Persalinan :Persalinan :
Partus tindakan Partus tindakan Partus lamaPartus lama tali pusat menumbung, dlltali pusat menumbung, dll
Bayi :Bayi :- Prematuritas - Aspirasi- Prematuritas - Aspirasi- Persalinan ganda - PJB, dll- Persalinan ganda - PJB, dll
IV. Penilaian KlinikIV. Penilaian Klinik
Diagnosis asfiksiaDiagnosis asfiksia1.1. Dengan 3 variabel yaitu: Dengan 3 variabel yaitu:
Usaha napas, denyut jantung & warna kulit Usaha napas, denyut jantung & warna kulit Secara klinis Secara klinis Asfiksia Asfiksia
2. Laboratorium 2. Laboratorium Analisa Gas Darah: hipoksia,hiperkarbia dan Analisa Gas Darah: hipoksia,hiperkarbia dan asidosisasidosis
3. Skor Apgar dan Skor Situgna3. Skor Apgar dan Skor Situgna
Skor Apgar : 5 variabelSkor Apgar : 5 variabel - Pernapasan Berkaiatan erat dg- Pernapasan Berkaiatan erat dg - Denyut jantung hipoksia- Denyut jantung hipoksia - Tonus otot- Tonus otot - Warna kulit Indikator maturitas- Warna kulit Indikator maturitas - Gerakan bayi & tumbuh kembang- Gerakan bayi & tumbuh kembang Penilaian : 1 s/d 5 Penilaian : 1 s/d 5 Sulit : banyak variabel Sulit : banyak variabel
Skor APGARSkor APGAR
Gejala/simt 0 1 2Gejala/simt 0 1 2
Denyut jantung 0 < 100X/mnt > 100/mntDenyut jantung 0 < 100X/mnt > 100/mnt
Usaha napas Tidak ada Megap megap MenangisUsaha napas Tidak ada Megap megap Menangis
Tonus otot Lemas Fleksi sebagian Fleksi penuh, aktifTonus otot Lemas Fleksi sebagian Fleksi penuh, aktif
Peka rangsang respons (-) Menyeringai MenangisPeka rangsang respons (-) Menyeringai Menangis
Warna kulit Pucat Biru Merah jambuWarna kulit Pucat Biru Merah jambu
Pengamatan Skor APGAR menit ke 1,5 &10 Pengamatan Skor APGAR menit ke 1,5 &10 Asfiksia ringan bila skor: 7Asfiksia ringan bila skor: 7Asfiksia sedang bila skor 4-6Asfiksia sedang bila skor 4-6Asfiksia berat bila sampai dengan 3Asfiksia berat bila sampai dengan 3
Skor Apgar ini hanya untuk menilai bayi,Skor Apgar ini hanya untuk menilai bayi,tidak untuk memulai resusitasitidak untuk memulai resusitasi
Skor Situgna : Skor Situgna : usaha napas, denyut jantung, warna kulitusaha napas, denyut jantung, warna kulit
WHO : WHO : Anjurkan : skor sigtuna : 3 variabelAnjurkan : skor sigtuna : 3 variabel (sederhana)(sederhana) - Pernapasan- Pernapasan - Denyut jantung- Denyut jantung - Warna kulit- Warna kulit
V. Komplikasi Asfiksia BeratV. Komplikasi Asfiksia Berat Paru :Paru :
Sindrom aspirasi mekonium, Hipertensi Sindrom aspirasi mekonium, Hipertensi Pulmonal, Perdarahan, Gagal napasPulmonal, Perdarahan, Gagal napas
Ginjal: Pembengkakan ,Nekrosis,Ginjal: Pembengkakan ,Nekrosis, Kardiovaskuler : Disfungsi miokard Kardiovaskuler : Disfungsi miokard Nekrosis Nekrosis gagal jantung gagal jantung
renjatan renjatan
Metabolik Metabolik - Gangguan elektrolit- Gangguan elektrolit - K, Na, Glukosa- K, Na, Glukosa HematologiHematologi - Perdarahan- Perdarahan - DIC- DIC Saluran cernaSaluran cerna - Ulkus- Ulkus - Enterokolitis Nekrotikans - Enterokolitis Nekrotikans (EKN)(EKN) Otak - Ensefalopati Hipoksi Iskemik (EHI)Otak - Ensefalopati Hipoksi Iskemik (EHI)
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
ResusitasiResusitasi SuportifSuportif KausatifKausatif
T E R I M A K A S I HT E R I M A K A S I H