Asal Usul Pulau Timor
-
Upload
tommy-jurianto -
Category
Documents
-
view
232 -
download
0
Transcript of Asal Usul Pulau Timor
-
7/26/2019 Asal Usul Pulau Timor
1/6
Asal Usul Pulau Timor
Flobamora Pedia
Add Commentcerita rakyat, timor
Thursday, September 10, 2015
Pulau Timor dengan luas sekitar 30.777
kmini, terletak dibagian selatan nusantara. Dalam sejarah politik pulau ini dipartisi menjadi dua
bagian selama berabad-abad akibat penjajahan. Melalui perjanjian Lisboa pada tahun 1859,
Belanda dan Portugis menjalin kesepakatan bahwa Belanda menguasai bagian barat pulau Timor
dan Portugis menguasai bagian timurnya. Sekarang Timor Barat atau dahulu dikenal sebagai
Timor Belanda sampai 1949, telah menjadi bagian Provinsi Nusa Tenggara Timur - Indonesia,
sedangkan Timor Timur atau dahulu dikenal sebagai Timor Portugis, sebuah koloni Portugis
sampai tahun 1975 dan sempat menjadi bagian dari Indonesia hingga tahun 1999, dan pada tahun
2002 telah menjadi negara merdeka Republik Demokratik Timor Leste. Walau demikian
menurut legenda masyarakat di Pulau Timor baik di bagian barat maupun timur sebagai akar
sejarah budaya yang sama sebelum kedatangan imprealisme, bahwa Pulau Timor berasal dari
buaya (Crocodylidae)yang menjelma menjadi sebuah pulau.
Deskripsi pertama tentang bentuk Pulau Timor yang memanjang dan beberapa hal lainnya seperti
keberadaan penduduk, pola perdagangan dan kedudukan raja-raja dilakukan oleh seorang kadet
kapal Victoria yang bernama Antonio Pigaffeta, saat menyusuri pantai utara Pulau Timor dari
timur ke barat di tahun 1522, yang merupakan satu-satunya kapal yang tersisa dari lima kapal
armada Magelhaens yang berlayar dari Sevilla Spanyol, dengan tujuan maluku dan berhasil
kembali ke Spanyol. Hal inilah yang membuat Pulau Timor mulai di kenal dalam sejarah
http://bloggerntt.blogspot.co.id/2015/09/asal-usul-pulau-timor.html#commentshttp://bloggerntt.blogspot.co.id/search/label/cerita%20rakyathttp://bloggerntt.blogspot.co.id/search/label/timorhttp://bloggerntt.blogspot.co.id/search/label/cerita%20rakyathttp://bloggerntt.blogspot.co.id/search/label/timorhttp://bloggerntt.blogspot.co.id/2015/09/asal-usul-pulau-timor.html#comments -
7/26/2019 Asal Usul Pulau Timor
2/6
perdagangan masa lalu, yang kemudian menjadi ajang rebutan antara Belanda dan Portugis,
untuk menguasai komoditas utama pulau ini, cendana.
Pulau Timor dan mitologi Pulau Buaya, setidaknya telah muncul dalam buku seri pendidikan
budaya berjudul Cerita Rakyat dari Timor Timur, Karya Nyoman Suarjana, terbitan PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo), Jakarta tahun 1993. Terdapat sebuah cerita tentang
Legenda Terjadinya Pulau Timor, cerita tersebut berkisah tentang seorang anak lelaki di
Makassar yang menemukan seekor anak buaya sedang tersesat dari sarangnya dan mengalami
kepanasan karena teriknya matahari musim kemarau saat itu. Anak buaya itu telah sekarat,
karena iba iapun ditolong oleh anak lelaki tersebut. Dibawanya anak buaya itu hingga ke tepi
danau, akhirnya anak buaya itu selamat. Lalu berkatalah sang anak buaya "mulai saat ini kita
berjanji menjadi sahabat karib. Sembarang buaya tidak boleh mengganggumu. Bila kamu ingin
bermain di air atau di laut, panggil saja 'hai sahabat, anak buaya, balaslah budi', saya akan
segera membawamu di punggung dan pergi ke mana saja sesukamu. Seandainya kamu mau kita
berangkat sekarang juga!"ajak anak buaya tersebut. Maka anak lelaki itupun dibawa berenang
ke sana ke mari, bahkan hingga menyelam ke dasar laut melihat keindahan bawah laut. Hal itu
dilakukan terus menerus, hingga suatu saat anak buaya itu merasa kelelahan dan jenuh karena
punggungnya selalu dinaiki anak lelaki itu, maka muncul niat untuk memangsa anak lelaki itu.
Sebelum ia melakukannya, ia meminta beberapa pendapat dari penghuni laut lainnya seperti
ikan, hingga binatang darat seperti kera, semuanya tidak membenarkan apa yang akan dilakukan
buaya, karena kebaikan tidak boleh di balas dengan niat jahat. Buaya tersebut akhirnya merasa
menyesal karena punya niat mencelakakan sahabatnya.
Ketika anak buaya dan sahabatnya tengah berenang di perairan Laut Timor saat ini, anak buaya
itu berkata sahabatku yang budiman, budi baik yang telah kamu perbuat kepadaku tak mampu
kubalas. Aku sangat malu karena berniat membunuhmu. Sekarang ajalku sudah dekat, jasadku
akan menjadi tanah. Tanah itu akan menjadi daerah yang sangat luas, Semoga kamu, anakmu,
cucumu dan semua keturunanmu dapat menikmati kekayaanku yang melimpah sebagai balas
budi yang telah kaulakukan terhadap diriku. Setelah itu, anak buaya itu mati, lalu jasadnya
berubah sedikit demi sedikit menjadi daratan. Punggung buaya yang runcing berubah menjadi
deretan pegunungan yang membujur dari ujung barat sampat ujung timur.
-
7/26/2019 Asal Usul Pulau Timor
3/6
Namun juga ada versi lain yang menyebutkan bahwa setelah anak itu dewasa baru bertemu
kembali dengan buaya yang kini telah bertambah besar pula. Sang buaya mengajak pemuda
tersebut menaiki punggungnya dan berenang mengarungi lautan. Hal itu dilakukan terus menerus
hingga sang pemuda berkeluarga memiliki isteri dan anak, buaya melindungi seluruh keluarga
pemuda itu. Ketika merasa akan tiba ajalnya, buaya itu meminta agar pemuda itu berserta
keluarganya, dengan berujar bahwa ia akan mati dan jasadnya akan menjadi pulau di mana
pemuda beserta keluarganya akan tinggal untuk selama-lamanya. Maka menjelmalah berlahan-
lahan tubuh jasad buaya itu menjadi pulau yang kemudian dihuni oleh manusia.
Hingga kini adat leluhur masyarakat Timor menyebut buaya dengan kakek yang akan selalu
menjaga dan melindungi mereka. Selain itu ada beberapa versi cerita lainnya lagi, namun
esensinya sama bahwa seekor buaya bersahabat dengan manusia, yang akhirnya membalas budi
kepada seorang manusia karena telah ditolong sebelumnya. Cerita-cerita itu menjadi populer
bagi anak-anak baik dari buku dongeng hingga siaran radio anak-anak, sebagai pendidikan budi
pekerti bahwa kebaikan sesungguhnya akan di balas dengan kebaikan dan bahwa kejahatan akan
selalu tidak dikehendaki oleh semua pihak.
Alhasil buaya menjadi binatang yang dikramatkan, bahkan ada cerita juga yang menyatakan
bahwa buaya tidak boleh diburu, dibunuh dan dilarang memakan dagingnya. Orang-orang Timor
menyebut bahwa buaya itu leluhur atau nenek moyang mereka. Bila ada orang yang digigit
buaya, mereka menganggap bahwa orang itu telah melakukan kejahatan atau dikutuk leluhur
atau nenek moyang mereka. Buaya kemudian dijadikan binatang totem sebagai pengejewantahan
kekuatan kosmis dewa-dewa. Binatang totem begitu dihargai sehingga tidak boleh dilukai,
disakiti atau diburu. Konsep terhadap binantang totem ini tumbuh dari tradisi lisan yang
diwariskan turun-temurun dari leluhur dan diyakini oleh seluruh anggota suku di Timor. Bukan
hanya di Timor yang meyakini bahwa buaya adalah asal usul nenek moyang mereka, karena
seperti daerah Lembata, Flores bagian timur juga meyakini hal tersebut. Demikian juga dengan
asal cerita legenda terjadinya Pulau Timor Karya Nyoman Suarjana seperti yang telah
diceritakan di atas, yang menyebutkan asal usul penghuni Pulau Timor berasal dari Makassar,
maka kemungkinan mitologi ini yang tumbuh dan berkembang dari Timor Timur, kala itu
-
7/26/2019 Asal Usul Pulau Timor
4/6
memang dipengaruhi oleh Kebudayaan Gowa (Makassar) saat itu, yang juga memiliki kisah
mitologi buaya.
Kisah pulau yang berasal dari buaya ini telah mendunia dan dibaca atau diceritakan kepada anak-
anak sebagai dongeng menjelang tidur. Mungkin karena telah membaca kisah buaya ini dan
menjadi inspirasi, seorang ilustrator asal Portimao - Portugal, bernama Luis Peres melukiskan
Timor Island - Crocodile version (2009) untuk buku cerita anak-anak. Ilustrasi ini menguatkan
julukan Pulau Timor sebagai The Land of The Sleeping Crocodile atau negeri di mana buaya
tidur selamanya. Memang ada perdebatan yang mengatakan bahwa kepala buaya itu berada di
barat (Kupang) dan ekornya berada di timur (Lautem) atau sebaliknya, namun hal itu, tidak
mengurangi kepercayaan masyarakat Timor terhadap mitologi pulau buaya ini
Ilustrasi Pulau Timor oleh Luis Peres
Dalam sebuah artikel yang ditulis Anne Lombard-Jourdan berjudul Franois Pron dan
Charles Lesueur, Perburuan Buaya di Timor pada 1803yang dimuat dalam majalahArchipel
menceritakan kisah tentang adanya perburuan buaya di Pulau Timor. Disebutkan bahwa pada
abad ke-17, pantai Pulau Timor banyak ditemukan buaya yang pada malam harinya banyak
berkeliaran di rawa-rawa dan juga sekitar Benteng Concordia hingga rumah penduduk di tepi
sungai, demikian juga dengan kisah beberapa orang yang berenang dilahap buaya. Masih
menurut tulisan artikel tersebut, bahwa penduduk Timor begitu takut dengan buaya hingga
mereka memuja dan juga menganggap sebagai monster liar. Di jaman sebelumnya jika ada
perselisihan antar warga, maka untuk memutuskan mana yang benar dan atas perintah raja, dua
-
7/26/2019 Asal Usul Pulau Timor
5/6
orang akan ditenggelamkan dalam danau yang penuh buaya, seseorang yang selamat keluar dari
danau, dialah yang benar. Saat itu para pemburu Eropa ingin menangkap buaya, tetapi orang
Timor enggan membantu, namun para pemburu seolah memaksakan hingga diperingatkan akan
mati jika memburu buaya tanpa didampingi oleh orang Timor. Mereka akhirnya berhasil
menembak seekor buaya di Babau (30 Kilometer dari Kupang) dan kemudian kerangkanya
dibawa ke Prancis untuk kepentingan penelitian. Menurut catatan, panjang buaya bisa mencapai
8,25 hingga 12 meter, karena tidak diburu dan dibunuh maka buaya saat itu lebih besar
dibandingkan buaya saat ini.
Menurut sumber di atas, panjang buaya bisa mencapai 8,25 hingga 12 meter, entah itu sebuah
kebenaran atau tidak. Karena saat ini hanya seekor buaya raksasa dari Kepulauan Mindanao di
Filipina, dengan panjang 6,17 meter dan berat satu ton yang telah ditetapkan sebagai reptil
terbesar di dunia oleh Guinness Book of World Records (2012). Sedangkan rekor dunia untuk
kategori reptil terbesar sebelumnya dipegang oleh seekor buaya yang ditangkap di wilayah
Northern Territory, Australia dekat dengan Pulau Timor pada tahun 1984, dengan panjang 5,48
meter dan berat hampir satu ton. Hingga saat ini masih sering ditemukan buaya di pesisir pantai
di Pulau Timor.
Dalam perkembangannya, mitologi pulau buaya ini menjadi inspirasi kesenian bagi masyarakat
di Pulau Timor ini. Sebagai binatang totem yang disakralkan, mereka mengekpresikan buaya
dalam wujud benda kebudayaan yang menunjukkan relasi antara masyarakat Timor saat ini
dengan leluhurnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya motif-motif gambar atau ukiran buaya pada
kayu atau tenun ikat. Seperti terlihat pada motif selimut tenun ikat yang bergambar buaya,
disamping motif kalajengking yang berasal dari Niki-Niki wilayah Timor Tengah Selatan, Timor
Barat dan motif fauna buaya pada kerajinan kain Tais dan ukiran patung buaya yang berasal di
Timor Leste.
Tidak hanya buaya yang disakralkan dalam masyarakat Timor, ada juga binatang melata lainnya
yang merupakan representasi buaya yang dikramatkan yaitu cicak (Cosymbotus platyurus) dan
tokek (Gekko gecko). Tabu untuk mereka menyakiti binatang-binatang tersebut karena dianggap
sebagai pembawa kesejukan. Jika dalam sebuah percakapan keluarga, tiba-tiba terdengar cicak
-
7/26/2019 Asal Usul Pulau Timor
6/6
yang berbunyi, maka percakapan itu akan membawa suka cita dan memberi rahmat bahwa apa
yang dikatakan akan berdampak baik. Demikian juga dengan adanya tokek yang masuk dalam
rumah, enggan masyarakat untuk mengusirnya dan membiarkannya hidup di dalam rumah,
karena dianggap dapat mendinginkan rumah (baca:memberikan kesejukan hidup). Entah hal-hal
ini masih dipegang kuat oleh masyarakat atau seiring berjalannya waktu, mitologi inipun mulai
redup secara berlahan, dengan menguatnya rasionalitas masyarakat. Demikianlah kiranya
mitologi tentang Pulau Timornya dan pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat di Pulau Timor.
(*)
Diolah dari berbagai sumber
Kupang, 08 April 2013
daonlontar.blogspot.com