Artikel PTK 05

42
ISSN 0215 - 8250 PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN DENGAN OPTIMALISASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGELOLA PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR oleh Ni Ketut Suarni Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Negeri Singaraja ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh optimalisasi keterlibatan siswa dalam mengelola penilaian proses dan hasil belajar yang dicapainya terhadap (1) pengembangan sikap kemandiriannya, (2) peningkatan perolehan hasil belajar, dan (3) pengembangan aktivitas-aktivitas belajar baik yang meliputi aktivitas kognitif, afektif maupun motorik. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas VI SD Negeri No.1 Banjar Bali Singaraja Tahun Ajaran 2005, yang terdiri atas 12 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua kali periode, masing- masing periode terdiri atas 3 siklus. Tindakan dilakukan oleh para guru pengampu mata pelajaran ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006 569

Transcript of Artikel PTK 05

Page 1: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN DENGAN OPTIMALISASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGELOLA PENILAIAN

PROSES DAN HASIL BELAJAR

oleh Ni Ketut Suarni

Jurusan Bimbingan KonselingFakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Negeri Singaraja

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh optimalisasi keterlibatan siswa dalam mengelola penilaian proses dan hasil belajar yang dicapainya terhadap (1) pengembangan sikap kemandiriannya, (2) peningkatan perolehan hasil belajar, dan (3) pengembangan aktivitas-aktivitas belajar baik yang meliputi aktivitas kognitif, afektif maupun motorik. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas VI SD Negeri No.1 Banjar Bali Singaraja Tahun Ajaran 2005, yang terdiri atas 12 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua kali periode, masing-masing periode terdiri atas 3 siklus. Tindakan dilakukan oleh para guru pengampu mata pelajaran di kelas VI. Proses tindakan dimulai dari proses belajar mengajar, kemudian mengoptimalkan kegiatan siswa melalui proses penilaian terhadap semua perilaku belajar seperti: menyelesaikan latihan-latihan di kelas; pekerjaaan rumah (PR); presentasi di kelas (individual/kelompok); ulangan harian/kuis; tes formatif. Semua hasil belajar ini disampaikan oleh guru kepada siswa selanjutnya siswa ditugaskan mengarsip dan memetakan perkembangan prestasinya ke dalam buku grafik (grafik harian dan grafik mingguan) secara rutin. Sehingga setiap akhir pekan siswa dapat melihat, mencermati, apa yang telah dia capai dan apa yang belum dan akan dia capai. Dengan membiasakan aktivitas-aktivitas belajar ini diharapkan dapat berpengaruh pada kemandirian siswa untuk mengelola perilaku-perilaku belajarnya,

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

569

Page 2: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

sehingga pada akhirnya dapat berpengaruh pada perolehan hasil belajar yang dicapainya dan peningkatan aktivitas-aktivitas belajar yang lebih baik. Perubahan-perubahan dan keberhasilan dari proses pelaksanaan tindakan dipantau setiap akhir siklus, kemudian dilakukan analisis, penafsiran dan refleksi untuk menetapkan perbaikan-perbaikan pada proses tindakan selanjutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimalisasi keterlibatan siswa dalam mengelola penilaian proses dan hasil belajar yang dicapainya secara signifikan dapat (1) mengembangan sikap kemandirian siswa.; (2) meningkatkan perolehan hasil belajar siswa, dan (3) mengembangan aktivitas-aktivitas belajar baik yang meliputi aktivitas kognitif, afektif maupun motorik. Implikasi hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan sebagai salah satu informasi untuk dapat diwacanakan sebagai dasar-dasar pengembangan sikap kemandirian yang dapat ditanamkan dan dibiasakan semenjak awal.

Kata kunci : pengembangan kemandirian, optimalisasi keterlibatan, penilaian proses

ABSTRACT

This study aimed at obtaining information about the effect of the optimization of the students’ involvement in managing the assessment of process and learning outcome they had achieved on (1) the development of the autonomous attitude, (2) the improvement of the learning outcome, and (3) the development of learning acitivities both covering cognitive, affective and motoric activities. This study was a classroom action research with the grade VI SD Negeri No 1 Banjar Bali Singaraja in the academic year 2005 as subjects , of whom there were 12 males and 20 females. The implementation of the action was done in two periods, each consisting of 3 cycles. The action was done by the teacher who taught grade VI. The action process was started from the teaching and learning process, then the students’ activities were optimized through the assessment process of all learning behaviors such as doing classroom practices; doing the homework; classroom presentations ( individual/ group); daily tests/quizes; formative test. All of the learning ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

570

Page 3: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

outcomes were handed in to the students by the teacher and then the students were asked to keep them in a file and map their achievement progress into a graphic book ( daily graph and weekly graph) regularly. Thus, every week-end the students could see and study what they had achieved, what they had not achieved and what they would achieve. By familiarizing these learning activities it is hoped that this can effect the students’ autonomy in managing the learning behaviors, thus at the end it can have an effect on the achievement of learning outcome that they achieve and better improvement in their learning activities. Changes and success of the implementation of the action was monitored at every end of the cycle, then analysis, interpretation, and reflection were done to decide on the revision of the next action process. was conducted. The result of the study shows that the optimization of the students’ involvement in managing the evaluation of the process and the learning outcome that they have achieved can significantly (1) develop the students’ autonomous attitude; (2) improve the students’ learning outcome, and (3) develop learning activities both in terms of cognitive and effective aspects as well as the motoric one. The implication of the result of this study can be used as one piece of information to be used as the foundation in developing autonomous attitude that can be inculcated since the beginning.

Key word : development of autonomy, optimalization involvement, assessment of process

1. PendahuluanPembentukan sikap kemandirian anak, khususnya dalam mengelola

diri untuk belajar, dewasa ini tampaknya sulit dilakukan oleh orang tua, baik yang berstatus ekonomi tinggi maupun rendah. Demikian juga terjadi pada anak-anak di pesisir pantai utara Bali, seperti di pesisir utara kota Singaraja. Berdasarkan penjajagan awal dari keluhan beberapa guru yang mengajar di daerah ini khususnya untuk Sekolah Dasar yakni (SD

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

571

Page 4: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

Kampung Kajanan, SD Kampung Bugis, dan SD 1 Banjar Bali) secara umum pencapaian hasil belajar siswa rendah, dengan diagnosa kesulitan pada siswa-siswa kelas 1-3 SD dalam bidang ‘membaca, menulis dan berhitung’ (calistung) sedangkan siswa kelas 4 – 6 pada semua mata pelajaran. Berdasarkan data pada dokumen sekolah ketiga SD ini, tergolong SD desa tertinggal di daerah perkotaan, dan pernah mendapat program pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT AS) pada thn 1998/1999. Tampaknya, program ini kurang membawa hasil yang signifikan, sehingga sampai saat ini para guru tetap mengeluh akan pencapaian hasil belajar siswa-siswanya. Ketiga SD ini secara umum menunjukkan hasil yang rendah dibandingkan dengan SD di lingkungan kecamatan tersebut.

Beberapa upaya ke arah peningkatan pemerolehan hasil belajar telah dilakukan pihak sekolah, seperti (1) memberi PR (pekerjaan rumah) dengan harapan untuk menstimuli perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak di rumah, tetapi tidak mendapat respon yang diharapkan. Hal ini dapat dimaklumi karena yang primer bagi orang tua adalah memenuhi kebutuhan sandang dan pangan keluarga; (2) bekerjasama dengan komite sekolah untuk penyelenggaraan bimbingan belajar sore hari dengan frekuensi pertemuan 1 kali dalam seminggu (karena kendala pendanaan tenaga pengajar), juga tidak memberikan perubahan yang berarti.

Mencermati kendala yang dihadapi, tampaknya sulit untuk mengkondusifkan lingkungan belajar siswa di rumah, sedangkan di sekolah waktunya terbatas. Sangat dimaklumi, bahwa mata pencaharian pokok masyarakat ini adalah sebagai nelayan dan pedagang, sehingga waktu bertemu dengan putra-putri mereka otomatis jarang sekali.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

572

Page 5: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

Berdasarkan kajian bersama yang dilakukan oleh peneliti dengan guru, maka solusi yang dipandang memungkinkan adalah mengupayakan pengembangan kemandirian siswa dalam belajar dengan melibatkan para siswa secara langsung dan optimal dalam menilai proses dan hasil belajarnya. Berdasarkan pengalaman langsung ini diharapkan dapat menjadi feed back untuk berkembangnya kemandirian dan tumbuhnya kedisiplinan siswa mengelola dirinya dalam belajar walaupun tanpa didampingi orang tua.

Dari ketiga SD yang didata tersebut, ditemukan ada beberapa siswa di SD Negeri No. 1 Banjar Bali yang mampu mengikuti lomba siswa berprestasi dengan mencapai rangking 22 dari 99 peserta tingkat kecamatan. Berdasarkan kenyataan ini, ada kemungkinan masih banyak anak yang potensial baik, tetapi karena kurangnya dukungan lingkungan potensi mereka tidak berkembang. Sehubungan dengan permasalahan yang ada, tampaknya amat positif bila kemandirian anak dikembangkan sehingga diharapkan tumbuh kedisiplinan diri untuk mengelola diri sendiri baik dalam belajar maupun dalam kegiatan lainnya. Karena lingkungan (kecuali sekolah), tidak bisa diharapkan lagi oleh anak, sehingga dia harus mampu mandiri.

Pengembangan kemandirian individu siswa dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara untuk membantu individu siswa agar mampu berkembang menjadi lebih baik dan maju sesuai dengan maksimalisasi potensi yang dimiliki masing-masing (Muliono,1990). Beberapa hasil penelitian yang dapat disitir, menemukan bahwa kemandirian dapat dikembangkan dengan berbagai pendekatan, seperti berbagai pelatihan keterampilan hidup, pola asuhan orang tua, pengalaman langsung, dan pendidikan. Berkaitan dengan pendidikan, Langeveld mengatakan bahwa,

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

573

Page 6: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

pendidikan merupakan bantuan orang tua atau orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai suatu kedewasaan. Kedewasaan ini dapat juga diartikan dengan kemandirian. Kedewasaan adalah cepatnya orang dapat bertanggungjawab jawab atas perbuatannya secara vertikal terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan secara horisontal kepada sesama manusia. Demikian juga dalam proses pembelajaran formal banyak kegiatan yang dapat dialami langsung oleh siswa sehubungan dengan pengembangan kemandiriannya. Hal ini sesuai dengan temuan Edgar Dale (dalam Hamalik, 1998) yang membuktikan bahwa siswa yang mendapat pengalaman langsung dalam proses perolehan informasi, lebih mampu mengolah, menyimpan, dan menggunakan kembali sesuai dengan kebutuhannya. Keberhasilan individu memanfaatkan hasil dari proses pengalaman yang ditempuhnya untuk mengatasi kebutuhannya merupakan ciri individu mandiri. Sementara itu, Weeb dan Farivar (1994) melaporkan bahwa siswa-siswa yang memberi penjelasan dihadapan teman-temannya menunjukkan kemampuan menguasai informasi semakin mantap dibandingkan dengan yang tidak. Ini berarti, Weeb dan Ferivar juga mendukung bahwa pengalaman langsung siswa dalam belajar akan lebih bermakna pada pengembangan aspek-aspek kepribadiannya termasuk pada aspek kemandiriannya. Beberapa penelitian yang terkait juga menemukan bahwa pengelolaan diri yang memberikan pengalaman secara empiris kepada individu dapat berpengaruh secara signifikan terhadap pengembangan berbagai perilaku individu, seperti (1) mengembangkan ketekunan belajar (bakar dalam Cormier dan Cormier, 1985); (2) mengubah perilaku-perilaku destruktif, mengembangkan pengelolaan karir, dan membentuk kemandirian (Yates,1985); (3) Meningkatkan prestasi kerja (Suhartini, 1992); mengembangkan perilaku proaktif (Asrori, 1995);

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

574

Page 7: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

Meningkatkan motivasi berprestasi (Suarni,2004). Hal yang senada juga diungkapkan oleh Panen dan Sekarwinahya (dalam Sumardi, 2004) bahwa belajar mandiri merupakan usaha individu siswa yang otonom untuk mencapai suatu kompetensi akademis. Belajar mandiri memiliki ciri utama bahwa siswa tidak tergantung pada pengarahan pengajar secara terus menerus, tetapi mereka mempunyai kreativitas dan inisiatif sendiri serta mampu untuk bekerja sendiri dengan merujuk pada bimbingan yang diperolehnya. Belajar mandiri memiliki dampak yang positif bagi siswa karena mereka akan merasakan tingkat kepuasan yang tinggi, mempunyai minat dan perhatian yang tidak terputus-putus, dan memiliki kepercayaan diri yang lebih kuat dibandingkan dengan siswa yang hanya belajar secara pasif dan menerima saja.

Pengembangan kepribadian tampaknya menjadi pilihan yang urgen untuk dilakukan dalam dunia pendidikan, karena sikap mandiri akan dapat berpengaruh pada semua aspek kehidupan manusia. Oleh karenanya, sangatlah potensial bila dapat dijawab permasalahan sebagai berikuti: (1) Apakah kemandirian siswa dapat dikembangkan dengan mengoptimalkan keterlibatanya dalam kegiatan mengelola penilaian proses dan hasil belajar yang dicapainya? (2) Apakah terjadi peningkatan perolehan hasil belajar siswa sehubungan dengan optimalisasi keterlibatan siswa dalam mengelola penilaian proses dan hasil belajar yang dicapainya? (3) Apakah dengan optimalisasi keterlibatan siswa dalam mengelola penilaian proses dan hasil belajar yang dicapainya dapat menjadi stimuli positif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas, baik dalam bentuk kognitif, afektif, maupun motorik?.

Bila hasil tersebut dapat diketahui maka bisa digunakan sebagai informasi untuk dimanfaatkan dalam meningkatkan sikap kemandirian

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

575

Page 8: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

siswa terutama dalam belajar melalui optimalisasi keterlibatan siswa dalam penilaian proses dan hasil belajar. Jika sikap kemandirian siswa berkembang, dapat dimungkinkan siswa akan lebih bertanggungjawab terhadap tugas-tugas yang dihadapi sehingga akan menumbuhkan kinerja yang lebih baik, dan akan mencapai hasil yang lebih baik.

Di samping mengembangkan sikap kemandirian, informasi ini dapat juga digunakan oleh para guru untuk mengetahui perubahan-perubahan sikap yang dialami siswa baik dalam bentuk kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai refleksi dari pengembangan kemandiriannya untuk meningkatkan kecermatan dan ketepatan model penilaian yang dilakukan, sehingga hal ini dapat berdampak pada peningkatan mutu pembelajaran dan penilaian. Begitu juga dapat memanfaatkan informasi ini sebagai bahan remidi bagi siswa yang memiliki prestasi rendah, baik pada semua mata pelajaran maupun pada bidang-bidang tertentu.

Konsep kemandirian secara filosofis sudah merupakan kajian utama dalam bidang pendidikan, walaupun dalam berbagai istilah, seperti Piaget menyebutnya dengan istilah otonomus morality, Erikson menyebut dengan istilah ego integrity, Sulivan menyebutkan dengan istilah self actualitation dari Maslow (Monks dkk., 2000). Demikian juga Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut.

Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulya, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Sehubungan dengan Undang-undang tersebut, merupakan konskuensi praktis bagi dunia kependidikan di Indonesia untuk ________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

576

Page 9: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

mengembangkan kemandirian siswa. Banyak kajian yang telah mengupas tentang konsep kemandirian ini, sebagaimana diungkapkan oleh Sunaryo (1988). Dikatakannya bahwa kemandirian diartikan sebagai kekuatan motivasional dalam diri individu untuk mengambil keputusan dan menerima tanggungjawab atas konsekuensi keputusan tersebut. Sehubungan dengan hal itu, maka kemandirian dideskripsikan mengandung unsur-unsur: tanggungjawab, disiplin, pemahaman, komitmen, kemampuan, dan keberanian untuk bertindak, kesadaran akan sistem nilai dan budaya. Dalam bahasa yang agak berbeda, namun mengandung makna yang sama, Drost (1995) menekankan bahwa kemandirian itu adalah sebagai keadaan kepurnaan dan keutuhan. Kedua unsur tersebut berada dalam kesatuan pribadi. Lebih jauh hal ini diartikan, bahwa diri pribadi mandiri akan terdapat pribadi dewasa sempurna, walaupun Drost sendiri mengakui bahwa tidak ada manusia mandiri secara mutlak. Oleh karenanya, dia menjelaskan paling tidak ada kriteria operasional yang dapat mendekati kenyataan untuk menggambarkan pribadi mandiri tersebut, seperti (1) pribadi mandiri adalah, dia tahu siapa dan apa dia itu, dengan demikian dia adalah seseorang yang tahu apa yang seharusnya dilakukan karena sadar akan apa yang dituju; (2) manusia mandiri adalah, pribadi yang tidak berantakan oleh karena itu dia adalah pribadi bahagia yang sadar bahwa dia mempunyai arti bagi sesama. Inilah sikap manusia matang, manusia mandiri. Dia mengetahui bahwa keunggulan dan kelemahan dirinya menerima dengan baik. Hal itu tidak dihinggapi oleh kerendahan hati palsu, karena dia sadar dan bangga akan kepribadiannya yang berguna bagi sesama. Menggunakan kemampuannya secara penuh, pantang mundur kendati ada kekurangan pada dirinya. Mampu menerima dirinya sendiri dan orang lain apa adanya, dan tidak berkelit menghadapi kenyataan, melainkan

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

577

Page 10: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

berani berhadapan langsung dengan kenyataan. Makna kemandirian yang diungkap oleh Santoso (2004) mengandung beberapa ciri, yaitu (1) Kemandirian mengarahkan diri sendiri (self – directing), (2) Kemandirian memotivasi diri (self – supporting), Kemandirian menilai diri sendiri (self- assesing), dan (4) Kemandirian memutuskan sendiri (self – decision). Pribadi mandiri pada prinsipnya adalah kedirian, bahwa diri masing-masing individu berbeda dan tidak lepas dari konteks sosial, dan dalam pribadi mandiri terkandung makna adanya keterarahan perilaku artinya bertindak atas dasar tujuan yang ingin dicapai dan selalu didasarkan atas tata nilai yang berlaku dimasyarakat. Tata nilai yang diikuti adalah normatif dan kontruktif baik untuk dirinya maupun untuk orang atau masyarakat.

Mengkaji aspek-aspek yang telah diuraikan tersebut, konsep individu mandiri adalah individu yang berorientasi masa depan, mandiri, dan bertanggungjawab. Orientasi akan masa depan, mandiri dan bertanggungjawab terhadap kehidupan ini sebenarnya dapat distimuli oleh lingkungan semenjak anak masih berusia dini. Karena itu, kemandirian dapat dikembangkan dengan menjadikan individu mengikuti paradigma hidup inside-out, yaitu pendekatan yang berusaha mengubah diri dari dalam ke luar. Hal itu berarti, mengembangkan potensi individu dengan menempatkan individu pada posisi yang menentukan bukan ditentukan, akan bermakna bahwa individu memiliki tanggungjawab terhadap proses yang terjadi pada dirinya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan, pengalaman langsung dari suatu proses yang dijalani seseorang dapat meningkatkan sikap tanggung jawab, berorientasi masa depan, mengelola keunggulan dan kelemahan diri. Komponen-komponen ini adalah termasuk komponen-komponen kemandirian.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

578

Page 11: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

Optimalisasi keterlibatan siswa dalam suatu proses belajar terutama dalam proses penilaian merupakan pengalaman langsung bagi siswa yang secara faktual belum pernah diupayakan oleh guru. Pandangan secara umum berkembang bahwa penilaian merupakan rahasia bagi guru, sehingga siswa tidak boleh tahu bagaimana proses dan hasil belajar itu diperoleh. Pada hal hasil belajar siswa dapat memiliki kekuatan yang dapat memberi semangat untuk dapat bergerak terus. Demikian pula ditemukan oleh Manz (1986) bahwa nilai kepada diri sendiri dapat berfungsi sebagai dorongan positif untuk kegiatan-kegiatan berikutnya. Apabila siswa dapat mengoptimalkan keterlibatannya seawal mungkin terhadap sistem penilaian, baik proses maupun produk, ada kemungkinan siswa dapat mengetahui sedini mungkin kegagalan-kegagalan yang harus diperbaiki dan keunggulan-keunggulan yang harus ditingkatkan. Dengan demikian, memungkinkan individu lebih bertanggungjawab terhadap perubahan dirinya. Oleh karenanya, individu akan ‘belajar’ bukan karena takut pada orang tua atau dihukum guru, melainkan ‘belajar’ sebagai suatu ‘kebutuhan’. Perilaku inilah yang dapat berpengaruh ke depan terhadap pengembangan dimensi-dimensi kemandirian siswa.

Beranjak dari kerangka teoretis inilah, akan lebih bermakna bila secara empiris dapat dibuktikan bahwa (1) optimalisasi keterlibatan siswa dalam kegiatan mengelola penilaian proses dan hasil belajar yang dicapainya, dapat mengembangkan kemandirian siswa; (2) optimalisasi keterlibatan siswa dalam kegiatan mengelola penilaian proses dan hasil belajar yang dicapainya, dapat meningkatkan perolehan hasil belajarnya; (3) optimalisasi keterlibatan siswa dalam kegiatan mengelola penilaian proses dan hasil belajar yang dicapainya, dapat meningkatkan aktivitas-aktivitas belajar kognitif, afektif, dan motorik.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

579

Page 12: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

2. Metode PenelitianPenelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian tindakan kelas

yang berlangsung sebanyak beberapa periode, dan masing-masing periode terdiri atas beberapa siklus. Proses dari masing-masing siklus mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) rencana tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pemantauan dan evaluasi tindakan, dan (4) Refleksi. Masing-masing tahapan ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Rencana tindakanKegiatan yang dilakukan pada langkah rencana tindakan ini adalah

(1) menyiapkan instrumen kuesioner sikap kemandirian, (2) menyiapkan ulangan harian/tes formatif, latihan/tugas/PR, (3) menyiapkan lembar observasi sebagai pendukung pengumpulan data yang tidak dapat dipantau dengan cara lain, dan (4) menyiapkan kertas milliliter/buku untuk membuat grafik perolehan hasil belajar dan menyiapkan fasilitas pendukung penyimpanan dokumen hasil kinerja siswa. Penyiapan instrumen ini dilakukan secara kolaborasi bersama para guru yang mengajar di kelas VI.

2) Pelaksanaan TindakanKegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan

adalah (1) semua guru yang mengajar di kelas VI SD No 1 Banjar Bali, memulai kegiatan pembelajaran dan penilaian terhadap keberhasilan siswa, baik keberhasilan proses maupun keberhasilan produk. (2) Membagikan secara rutin hasil yang dicapai siswa, baik berupa hasil/nilai dari latihan/tugas-tugas/PR, maupun ulangan harian/tes formatif. (3) Membimbing siswa supaya mampu membuat grafik perolehan hasil belajar

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

580

Page 13: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

tiap-tiap mata pelajaran dari hasil ulangan maupun tugas. (4) Membimbing siswa untuk mencermati hasil belajar yang sudah dicapai dengan baik, begitu juga pencapaian hasil belajar yang masih rendah, dan para guru dapat memberikan penguat atau dukungan pada siswa untuk mengarahkan perhatian dengan sebaik-baiknya pada bidang-bidang yang masih lemah dan tetap meningkatkan bidang-bidang yang sudah berhasil baik. Hal tersebut perlu diupayakan untuk mengajak siswa mengingat dan menggunakan kembali pengalaman-pengalaman belajar yang mendatangkan keberhasilan.

3) Pemantauan dan EvaluasiLangkah pemantauan ini sehari-hari dilakukan oleh para guru yang

mengajar pada jam tersebut dengan menggunakan instrumen berupa pedoman observasi aktivtas siswa dalam mengikuti PBM, dan secara pereodik juga dilakukan oleh ketua peneliti. Pemantauan ini dilakukan terhadap perubahan-perubahan aktivitas yang ditunjukkan siswa terutama yang terkait dengan aktivitas-aktivitas belajar, baik yang menyangkut perubahan kognitif, afektif, maupun motorik. Perubahan-perubahan ini dapat diamati melalui beberapa kegiatan. Pertama, kegiatan yang berhubungan dengan penilaian proses seperti, diskusi kelompok, diskusi kelas, dan presentasi tugas di kelas, baik tugas individual maupun kelompok. Kedua, kegiatan yang berhubungan dengan penilaian produk dapat dipantau dari grafik prestasi yang diarsip dan disusun oleh siswa secara rutin. Setiap akhir siklus (akhir minggu) dilakukan pengumpulan data, yakni data kemandirian dengan menggunakan kuesioner kemandirian, hasil belajar yang dicapai, baik yang menyangkut PR/Latihan maupun ulangan harian/kuis kecil dengan menggunakan metode pencatatan

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

581

Page 14: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

dokumen yang dipetik dari buku grafik prestasi yang disusun oleh siswa, dan aktivitas-aktivitas belajar siswa, yang dikumpulkan dengan pedoman observasi.

4) Refleksi dan RevisiBerdasarkan hasil analisis data dari pelaksanaan tindakan siklus I,

selanjutnya dilakukan penafsiran dengan mengadakan diskusi dengan secermat-cermatnya antara ketua dan anggota peneliti (dalam hal ini para guru yang mengajar di kelas VI SD No. 1 Banjar Bali). Keberhasilan tindakan mengacu pada kreteria keberhasilan yang telah ditetapkan bersama, kemudian barulah menentukan refleksi dan revisi yang akan direncanakan pada siklus selanjutnya. Keberhasilan tindakan ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut. (1) Kemandirian siswa berhasil dikembangkan bila mencapai kriteria tinggi dan dengan pembuktian melalui uji signifikansi. (2) Keberhasilan belajar siswa digunakan kriteria ketuntasan belajar (dengan pencapaian ketuntasan minimal 75%), (3) Peningkatan aktivitas belajar digunakan kriteria baik.

Secara umum, setiap siklus dilaksanakan melalui 4 tahap seperti yang dijelaskan pada paragrap di depan, tetapi tahap yang berbeda dari masing-masing siklus lebih dominan pada tahap pelaksanaan dan tahap refleksi/revisi, karena kedua tahap tersebut sangat dipengaruhi dari hasil analisis data siklus sebelumnya.

Sebanyak 32 orang siswa kelas VI SD Negeri Nomor 1 Banjar Bali, menjadi subjek penelitian ini, dengan mengikuti proses tindakan secara langsung untuk mengembangkan sikap kemandiriannya.

Data ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

582

Page 15: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian. Analisis kuantitatif digunakan untuk mendiskripsikan berbagai dinamika pemgembangkan dan peningkatan yang terjadi. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferesial dengan menggunakan analisis t tes untuk Sampel-sampel yang berkorelasi. Rumus t tes yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:Mk : Mean dari kelompok pertama (siklus sebelumnya)Me : Mean dari kelompok kedua (siklus sesudahnya)b : jumlah deviasi dari mean perbedaanN : jumlah subjek (Hadi, 2000)

3. Hasil Penelitian Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Siklus 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan Masing-

masing Aspek Pengembangannya.

Siklus

Aspek

1 2 3 4 5 6

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

583

Page 16: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

1. Pengem- bangan Ke mandirian

2. Perolehan Hasil Bela- Jar/PR, lati -han

3. Perolehan hasil kuis/ formatif

4. Aktivitas Belajar*Kognitif

*Afektif

*Motorik

6,3%=T90,6%=S 3,1%=R

15,63% capai ketuntas- an 84,37% di bawah tuntas.

34,37%B 53,13%S12,5% K

25%=B 75%=S0,0%= K

28,13%B 65,62%S6,25%K

Repleksi

6,3%=T90,6%=S 3,1%=Rttes–1,59< ttab =2,042(non signf)

53,13% capai ke-tuntasan

46,87% dibawah tun-tas.Ttes–8,13> ttab =2,042(signifkan)

81,25% tuntas, 18,75% belum tuntas

43,75%=B 53,13%=S3,12%= K

41%=B 59%=S0,0%= K

31,25%B 68,75%S0,0% K

Repleksi

9,4%=T90,6%=S 0,0%=Rttes–7,78> ttab =2,042(signifkan)

87,5% capai ke-tuntasan

12,5% dibawah tun-tas.Ttes–10,5> ttab =2,042(signifkan)

90,63% tuntas9.37% be- lum tuntasTtes–6,38> ttab =2,042(signifkan)

68,75%=B 31,25%=S0,0%= K

65,75%=B 25 % =S6,25%= K

9,37%=B 90,63%=S 0,0%= K Repleksi

12,5%=T87,5%=S 0,0%=Rttes–12,10> ttab =2,042(signifkan)

81,25% capai ke-tuntasan

18,75% dibawah tun-tas.Ttes=2,5> ttab

=2,042(signifkan)

84,37%=B 15,63%=S 0,0%= K

93,75%=B 6,25%=S 0,0%= K

87,5%=B 12,5%=S 0,0%= KRepleksi

31,25%=T68,75%=S 0,0%=Rttes–9,37> ttab =2,042(signifkan)

90,63% capai ke-tuntasan

9,37% dibawah tun-tas.Ttes–6,5> ttab

=2,042(signifkan)

100%=B 0,0%=S 00% =K 93,55%=B 6,45%=S 0,0%= K 90,63%=B 9,37%=S0,0%= KRepleksi

62,5%=T37,5%=S 0,0%=Rttes–17,31>ttab

=2,042(signifkn)87,5% capai ke-tuntasan

12,5% dibawah tuntas.Ttes 6> ttab

=2,042(signifkn)

96,87% tuntas3,13% belum tuntasTtes–6,0> ttab

2,042Signfkan

96,87%B 3,13%=S 0,0%= K

93,75%B 6,25%=S 0,0%= K

100,%=B 0,0%=S 0,0%= KImplementasi hasil

Keterangan: T = tinggi B = Baik Jumlah N = 32

S = sedang C = cukupR = rendah K = kurang

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

584

Page 17: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

Pergantian siklus tertentu ke siklus lainnya ditandai dengan pengkajian hasil (refleksi) untuk dapat melakukan perbaikan atau peneguhan treatment/ tindakan berikutnya. Berikut ini dijelaskan proses refleksi dari masing-masing siklus.

Refleksi Akhir Siklus 1Berdasarkan analisis hasil dan penafsiran yang dilakukan pada

siklus 1, ditemukan pengembangan kemandirian, perolehan hasil belajar dan aktivitas belajar belum menunjukkan keberhasilan dan tampak masih jauh dari kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis pada aspek pengembangan kemandirian, hanya 6,3% siswa yang mampu mencapai kriteria tinggi, sedangkan 90,6% siswa berada pada katagori sedang dan 3,1% siswa berada pada katagori rendah. Demikian juga pada perolehan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa, menunjukkan persentase yang jauh lebih besar pada kriteria ketidaktuntasan. Berdasarkan hasil ini, maka sangat dipandang penting diadakan perbaikan terutama peningkatan perhatian guru dalam mengoreksi pekerjaan siswa (misalnya PR/latihan), mengupayakan untuk mengoptimalkan tugas-tugas diskusi kelas atau tugas yang diselesaikan/disajikan di depan kelas, baik secara individual maupun kelompok. Di samping itu, menertibkan penulisan nilai ke dalam grafik, karena hal ini dapat sebagai stimulasi secara visual bagi siswa terhadap apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai sehingga diharapkan dapat menjadi pendorong untuk melakukan aktivitas-aktivitas pencapaian keberhasilan.

Refleksi Akhir Siklus 2

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

585

Page 18: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

Berdasarkan analisis hasil dan penafsiran yang dilakukan, maka dapat dirumuskan beberapa tambahan tindakan perbaikan untuk pelaksanaan siklus 3. Melihat hasil analisis data siklus 2, ternyata terjadi peningkatan yang signifikan terutama pada perolehan hasil belajar siswa. Akan tetapi sikap kemandirian belum menunjukan peningkatan yang berarti, demikian pula aktivitas-aktivitas siswa dalam PBM masih bervariasi peningkatannya (artinya belum terjadi konsistensi peningkatan), sehingga peningkatan perhatian guru terutama dalam memotivasi, memberi reinforcement, dan membantu siswa secara individual dan kelompok merupakan upaya-upaya yang sangat diperlukan untuk dilaksanakan pada siklus 3.

Refleksi Akhir Siklus 3Berdasarkan analisis hasil dan penafsiran yang dilakukan maka

dapat dirumuskan beberapa tambahan tindakan perbaikan untuk pelaksanaan siklus 4 (periode kedua). Melihat hasil analisis data siklus 3, ternyata terjadi peningkatan yang signifikan baik pada sikap kemandirian maupun pada perolehan hasil belajar siswa (dari PR/latihan maupun ulangan/tes formatif. Akan tetapi aktivitas-aktivitas siswa dalam PBM masih bervariasi peningkatannya, sehingga tampak peneguhan dari guru terutama dalam memotivasi, memberi reinforcement, memperhatikan latar belakang kemampuan siswa merupakan upaya-upaya yang sangat diperlukan untuk dilaksanakan. Karena sisi kelemahan yang dirasakan oleh para guru adalah pengembangan perilaku-perilaku positif siswa terutama yang menyangkut afektif dan motorik tampak membutuhkan waktu yang relatif lama dan juga tergantung dari diri siswa maupun lingkungannya.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

586

Page 19: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

Refleksi Akhir Siklus 4Berdasarkan analisis hasil dan penafsiran yang dilakukan, ternyata

terjadi peningkatan yang signifikan baik pada sikap kemandirian, pada perolehan hasil belajar siswa (dari PR/latihan), maupun aktivitas-aktivitas siswa dalam PBM, sehingga memberi perhatian, memotivasi, mereinforc, serta memperhatikan latar belakang kemampuan dan perbedaan-perbedaan individual siswa, adalah upaya-upaya yang perlu dipertahankan dan dilaksanakan oleh para guru pada siklus 5. Terutama mempertahankan perilaku-perilaku positif yang telah dicapai siswa melalui peneguhan dan latihan-latihan, serta bimbingan secara individual bagi siswa yang belum memenuhi kriteria keberhasilan. Kondisi ini perlu dipertahankan karena semakin tampak pengembangan perilaku-perilaku positif siswa terutama yang menyangkut kognitif, afektif dan motorik membutuhkan waktu yang relatif lama dan sangat dipengaruhi oleh banyak situasi baik yang berasal dari diri siswa maupun dari luar diri siswa.

Refleksi Akhir Siklus 5Berdasarkan analisis hasil dan penafsiran yang dilakukan, maka

dapat dirumuskan beberapa tambahan tindakan perbaikan untuk pelaksanaan siklus berikutnya, Melihat hasil analisis data siklus 4, ternyata terjadi peningkatan yang signifikan baik pada sikap kemandirian, pada perolehan hasil belajar siswa (dari PR/latihan), maupun aktivitas-aktivitas siswa dalam PBM, walaupun masih tampak kurang konsisitennya peningkatan kemandirian siswa dan aktivitas-aktivitas belajar siswa. Hal yang perlu dipahami bahwa sikap kemandirian individu merupakan atribut psikologis yang menyatu dalam diri individu dengan tingkat stabilitas yang tidak tinggi. Banyak yang gampang berubah sejalan dengan waktu dan

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

587

Page 20: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

situasi yang dialami seseorang, sehingga untuk menstabilkan pembentukan dan perkembangan kemandirian dibutuhkan pula konsistensi peningkatan perhatian, motivasi, reinforcement, dan peneguhan/dukungan dari para guru dalam proses pengembangan ini. Dengan demikian upaya-upaya yang telah dilakukan sebelumnya sangat penting dipertahankan dan bahkan ditingkatkan pelaksanaannya pada siklus 5.

Refleksi Akhir Siklus 6Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada akhir periode kedua

siklus 6, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pada sikap kemandirian anak, perolehan hasil belajar, dan aktivitas-aktivitas dalam PBM dengan mengoptimalkan keikut sertaan siswa untuk memanfaatkan unjuk kerjanya baik yang menyangkut penilaian proses maupun produk. Walaupun hasil tindakan menunjukkan keberartian namun belum dapat mencapai keberhasilan yang maksimal (100%). Seperti pengembangan sikap kemandirian, baru sebanyak 20 orang siswa dari jumlah 32 orang (62,5%) yang mencapai kriteria tinggi sedangkan masih 12 orang siswa (37%) berada pada kriteria sedang/cukup. Demikian juga pencapaian hasil belajar sebanyak 28 orang siswa berhasil mencapai ketuntasan sedangkan 4 orang siswa masih berada di bawah tuntas. Sedangkan aktivitas-aktivitas belajar siswa tampak menunjukkan peningkatan yang sangat berarti. Berdasarkan analisis hasil akhir siklus 6, karena keterbatasan waktu dari rancangan penelitian ini maka sangat dibutuhkan implementasi keberlanjutan penelitian ini.

4. Pembahasan

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

588

Page 21: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

Mengacu pada hasil yang ditemukan pada masing-masing siklus, maka secara umum hasil penelitian dapat disimpulkan mendukung dugaan yang diajukan. Dengan 6 siklus tindakan yang dilalui ternyata pada siklus 1 dan siklus 2 hipotesis yang diajukan tidak terbukti secara signifikan. Namun dengan refleksi dan revisi tindakan yang dilakukan maka pada siklus ke 3 sampai siklus ke 6, hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa dengan optimalisasi keterlibatan siswa dalam kegiatan mengelola penilaian proses dan hasil belajar yang dicapainya, dapat meningkatkan pengembangan sikap kemandirian siswa dan peningkatan perolehan hasil belajar siswa. Demikian juga hasil analisis menunjukan bahwa aktivitas-aktivitas belajar siswa semakin positif peningkatannya sebagai akibat dari semakin diupayakan peningkatan optimalisasi keterlibatan siswa dalam kegiatan mengelola penilaian proses dan hasil belajar yang dicapainya dalam setiap siklus berikutnya.

Berdasarkan simpulan hasil tindakan yang ditemukan, ada beberapa hal yang cukup menarik untuk disimak di antaranya adalah (1) Pada periode pertama siklus 1, tidak terjadi peningkatan yang berarti khususnya pada aspek kemandirian. Bahkan, pada siklus 2 aspek kemandirian menunjukkan penurunan dibandingkan dengan siklus 1, dan demikian juga mengenai aktivitas-aktivitas siswa dalam PBM belum menunjukan peningkatan yang berarti. Akan tetapi, perolehan hasil belajar siswa baik dari pelaksanaan latihan/PR maupun ulangan harian sudah menunjukan peningkatan, walaupun dilihat dari persentase pencapaian prestasi aktual dengan kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah belum menggembirakan. (2) Setelah memasuki siklus ke 3, 4, 5, dan 6, hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada semua aspek. Pemerolehan hasil belajar menunjukkan peningkatan

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

589

Page 22: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

yang paling cepat, sedangkan kemandirian, dan aktivitas-aktivitas yang diharapkan dapat terbentuk melalui proses kegiatan belajar agak lamban bahkan terjadi variasi peningkatan. Artinya, belum terbentuknya konsistensi sikap dan perilaku siswa secara optimal. Hal ini dapat dipahami karena secara teoretis sikap kemandirian dan aktivitas-aktivitas siswa seperti aktivitas kognitif, afektif, motorik sangat dipengaruhi oleh banyak faktor tidak stabil yang menyatu dengan diri individu dan kadang-kadang tidak disadari, sehingga memungkinkan terjadi variasi yang lebih lebar dibandingkan dengan hanya sekedar mencapai prestasi belajar. Oleh karenanya, sikap kemandirian dan aktivitas-aktivitas seperti aktivitas kognitif, afektif, dan motorik akan berkembang selama manusia masih hidup, dan akan lebih bermakna untuk jangka waktu ke depan bila dasar-dasar pengembangannya ditanamkan dan dibiasakan semenjak awal.

5. PenutupMelihat dari perkembangan hasil yang dicapai masing-masing

siklus, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. (1) Optimalisasi keterlibatan siswa dalam kegiatan mengelola penilaian proses dan hasil belajar yang dicapainya, dapat mengembangkan kemandirian siswa. (2) Optimalisasi keterlibatan siswa dalam kegiatan mengelola penilaian proses dan hasil belajar yang dicapainya, dapat meningkatkan perolehan hasil belajarnya. (3) Optimalisasi keterlibatan siswa dalam kegiatan mengelola penilaian proses dan hasil belajar yang dicapainya, dapat meningkatkan aktivitas-aktivitas belajar siswa secara kognitif, afektif, dan motorik.

Sehubungan dengan simpulan hasil yang diperoleh ini, diharapkan dapat menjadi salah satu informasi yang dapat dimanfaatkan oleh (1) Para

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

590

Page 23: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

pendidik terutama para guru yang langsung melaksanakan penelitian ini dapat merasakan dan mengetahui bahwa pengembangan sikap kemandirian siswa dan peningkatan aktivitas dalam PBM merupakan hal yang cukup sulit dan membutuhkan waktu relatif lama, oleh karenanya perhatian dan dukungan para guru sangat dibutuhkan oleh para siswa dalam mempertahankan dan mengembangkan sikap kemandiriannya di waktu-waktu selanjutnya. (2) Para siswa yang langsung melaksanakan program ini diharapakan dapat mempertahankan perilaku positif yang telah mampu terbentuk dengan tetap mempertahankan pengalaman-pengalaman belajar yang mendatangkan keberhasilan dan berusaha untuk mengelola dengan meminimalkan perilaku-perilaku yang mendatangkan kegagalan. (3) Para guru yang telah mendapatkan pengalaman dari pelaksanaan penelitian tindakan ini dapat menularkan pada teman sejawat atau pada kelompok-kelompok belajar siswa baik di lembaga formal, non formal maupun in formal. Selanjutnya mungkin dapat mengembangkan dengan lebih intensif dengan pengkajian yang lebih mendalam baik pada aspek kemandirian maupun pada aspek-aspek kepribadian yang lain.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

591

Page 24: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, M. 1995. Strategi Pengelolaan Diri untuk Mengembangkan Proaktivitas Remaja dengan Menggunakan Model Cormier&Cormier (hasil Studi Eksperimen dengan Siswa SMA Santun Untan Pontianak). Disertasi, Bandung: PPS IKIP Bandung.

Cormier, W.H. & Cormier, S.L. 1985. Interviewing Strategies For helpers: Fundamental Skills and Behavioral Interventions. Second Edition. Monterey/California: Brooks/Cole Publishing Company.

Dantes, N. 1992. Pengembangan Pribadi Mandiri Dikaitkan dengan Perilaku Sosial Di Kalangan Mahasiswa Universitas Udayana Bali. Laporan penelitian. Universitas udayana.

Drost. 1995. Menjadi Pribadi Dewasa dan Mandiri. Yogyakarta. Kanisius.

Hamalik, O. 1998. Media Pendidikan. Bandung. Citra Aditya Bakti.

Issac, S. & Michaell, W. B. 1982. Handbook in Research and Evaluation for Education and the Behavioral Science. Second Edition. Edits Pub. San Diego California.

Manz, C.C. 1986. Seni Memimpin Diri Sendiri. Yogyakarta. Penerbit Kanisius.

Moeliono, A. M. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Monks, F.J., Knoers, A..M.P dan Haditono, S.R. 2000. Psikologi Perkembangan. Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Suarni, N. K. 2004. Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa Sekolah Menengah Umum di Bali dengan Strategi Pengelolaan Diri Model Yates. Disertasi. Yogyakarta. PPS UGM Yogyakarta.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

592

Page 25: Artikel PTK 05

ISSN 0215 - 8250

Suhartini, H. 1992. Pengaruh Metode Self-Management Terhadap Prestasi Kerja Praktek Harian Program Magang Mekanik Industri dan Otomotif di Pusat Pendidikan dan Latihan kejuruan PT Stars-Motors Indonesia. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Sunardi. 2004. Model Kemandirian Aktif Pembelajaran Praktik Kesenian di Perguruan Tinggi. Journal dari Internet.

Sunaryo Kartadinata. 1988. Profil Kemandirian dan Orientasi Timbangan Sosial Mahasiswa serta Kaitannya dengan Perilaku Empatik dan Orientasi Nilai Rujukan. Bandung. Disertasi pada FPS IKIP Bandung.

Weeb, N.M.,& Farivar, S. 1994. Promoting Helping Behavior in Cooperative Small Group in Middle School Matematics. Journal American Educational Research, 31, 367-395.

Yates, B.T. 1985. Self-Management. The Science and Art of Helping Yourself. California. Wardsworth Publishing. Co.

________________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

593