ptk SMP.doc

75
PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VII B DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BERITA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI TEKNIK PEMODELAN DI SMP NEGERI 4 KRAGILAN KABUPATEN SERANG Penelitian ini disusun untuk memenuhi persyaratan Usul Kenaikan Pangkat Guru dalam Jabatan Disusun oleh : MASWI, S.Pd. NIP. 196609111988031009

Transcript of ptk SMP.doc

Page 1: ptk SMP.doc

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VII B

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BERITA

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

MELALUI TEKNIK PEMODELAN

DI SMP NEGERI 4 KRAGILAN KABUPATEN SERANG

Penelitian ini disusun untuk memenuhi persyaratan

Usul Kenaikan Pangkat Guru dalam Jabatan

Disusun oleh :MASWI, S.Pd.

NIP. 196609111988031009

PEMERINTAH KABUPATEN SERANGDINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMP NEGERI 4 KERAGILAN2014

Page 2: ptk SMP.doc

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VII B

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BERITA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI

TEKNIK PEMODELAN

DI SMP NEGERI 4 KRAGILAN KABUPATEN SERANG

LAMA PENELITIAN : 3 Bulan,mulai bulan Januari sampai maret 2014

PENULIS N A M A : MASWI, S.PdNIP. : 196609111988031009PANGKAT/GOLONGAN : Pembina , IV / aJABATAN : Guru MadyaINSTITUSI : SMP Negeri 4 KragilanKECAMATAN : KragilanKABUPATEN : SerangPROVINSI : BantenALAMAT : TELEPON KANTOR : HP :

Serang, Maret 2014Mengesahkan, Kepala Sekolah

Drs. POPO SUPENA, M.Pd MASWI,S.PdNIP. 195828061993031002 NIP. 196609111988031009

Page 3: ptk SMP.doc

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penelitian ini

dengan Judul : “PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VII B DALAM

PEMBELAJARAN MENULIS BERITA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI

TEKNIK PEMODELAN DI SMP NEGERI 4 KRAGILAN KABUPATEN SERANG ”

Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, sehingga

PTK ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu yang telah membantu penyelesaian laporan

ini. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak

yang memerlukan.

Penyusun

Page 4: ptk SMP.doc

ABSTRAK

Maswi,.PTK 2014. Meningkaktan kemampuan siswa kelas VII.B dalam pembelajaran menulis berita Mata Pelajaran Bahasa Indonesia melalui teknik pemodelan di SMPN 4 Kragilan Kabupaten Serang.

Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis berita melalui teknik pemodelan di SMPN 4 Kragilan Kabupaten Serang .

Hipotesis tindakan yang akan diuji adalah kemampuan siswa dalam menulis berita dapat meningkat melalui teknik pemodelan dalam proses pembelajaran .

Penelitian ini melibatkan siswa kelas VII,B sebanyak 33 orang di SMPN 4 Kragilan Kabupaten Serang . Data dikumpulkan melalui instrumen, observasi langsung di lapangan dan menghasilkan data awal kemampuan siswa dalam menulis berita sebesar 48,33 kategori kurang.

Kemudian atas dasar pengamatan dan hasil pra siklus di atas,maka dilakukan penelitian dengan kegiatan 2 siklus dimana siklus ke 1 menunjukkan hasil peningkatan menjadi 68,33 kategori baik dan pada siklus ke 2 menjadi 87,50 kategori amat baik ,hal ini berarti mengungkapkan bahwa melalui teknik pemodelan dalam pembelajaran terhadap siswa dapat meningkatkan kemampuannya di SMPN 4 Kragilan Kabupaten Serang .

Page 5: ptk SMP.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tidak bisa terpisahkan dalam seluruh

proses belajar siswa di sekolah. Selama menuntut ilmu di sekolah, siswa sering di

ajarkan dan diberi tugas untuk menulis, oleh karena itu mereka diharapkan akan

mempunyai wawasan yang lebih luas dan mendalam setelah melakukan kegiatan

menulis.

Kridalaksana (2005: 968) menulis adalah melahirkan pikiran tematik atau perasaan

seperti mengarang, membuat surat dalam tulisan. Akhadiah (2002: 2)

mengungkapkan bahwa menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik

serta mengungkapkan secara tersurat. Menulis berarti mengungkapkan ide, pikiran,

gagasan, pengetahuan dan wawasan ke dalam tulisan yang sistematis dan bisa

dipahami oleh orang lain.

Pelajaran menulis kadang hanya digunakan sebagai pengisi waktu luang dan tidak

memperoleh porsi waktu yang cukup. Siswa banyak yang tidak senang apabila

diminta untuk membuat karangan. Siswa menganggap pelajaran menulis wacana

sebagai pelajaran yang membosankan dan melelahkan (Tarigan, 1986: 186-187). Hal

ini menarik perhatian untuk diteliti upaya yang harus ditempuh untuk menarik

perhatian siswa dalam pembelajaran menulis teks berita.

Kemudian atas dasar pengamatan dan hasil pra siklus di atas,maka dilakukan

penelitian dengan kegiatan 2 siklus dimana siklus ke 1 menunjukkan hasil

peningkatan menjadi 68,33 kategori baik dan pada siklus ke 2 menjadi 87,50

Page 6: ptk SMP.doc

kategori amat baik ,hal ini berarti mengungkapkan bahwa melalui teknik pemodelan

dalam pembelajaran terhadap siswa dapat meningkatkan kemampuannya di SMPN 4

Kragilan Kabupaten Serang

Teks berita adalah naskah berita yang berisi fakta mengenai kejadian peristiwa yang

hangat, menarik, atau penting bagi sebagian besar masyarakat yang bisa

disampaikan melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media

internet.

Kegiatan menulis teks berita cocok untuk pembelajaran menulis pada siswa kelas

VII B SMPN 4 Kragilan karena pada taraf ini siswa banyak mengalami dan

mengamati hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Tema dalam berita adalah peristiwa

yang terjadi di lingkungan masyarakat dan siswa sudah bisa merespon

lingkungannya, membayangkan dalam pikirannya kemudian dituangkan dalam

bentuk tulisan.Pemanfaatan pemodelan sebagai media untuk mengamati suatu

kejadian yang akan ditulis menjadi sebuah teks berita sangat tepat. Menulis teks

berita dengan teknik pengamatan gambar peristiwa akan memberikan kebebasan

kepada siswa untuk membahasakannya. Jadi, siswa yang satu dengan yang lain akan

bervariasi dalam membahasakan pemodelan peristiwa yang diamati.

Berdasrkan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti

mengenai “Peningkat Kemampuan Menulis Teks Berita Melalui Teknik Pengamatan

pemodelan pada Siswa Kelas VII B SMPN 4 Kragilan Serang Tahun Pelajaran 2013-

2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian di atas ada tiga macam yang perlu dibahas dalam penelitian ini.

Page 7: ptk SMP.doc

.1. Apakah teknik pengamatan pemodelan gambar peristiwa dapat meningkatkan

kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas Kelas VII B SMPN 4 Kragilan

Kabupaten Serang ?

2. Bagaimana persepsi dan tanggapan siswa kelas Kelas VII B SMPN 4 Kragilan Serang

tahu ajaran 2013-2014 tentang penulisan teks berita melalui pengamatan pemodelan

pada siawa Kelas VII B SMPN 4 Kragilan Serang tahun pelajaran 2013-2014?

C. Pembatasan Masalah

Masalah ini dibatasi pada Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita melalui

Teknik Pengamatan pemodelan pada Siswa Kelas Kelas VII B SMPN 4 Kragilan

Serang Tahun Ajaran 2013-2014.

D. Tujuan

Berdasarkan pada rumusan di atas, dalam penelitian ini memiliki tiga tujuan.

1. Memaparkan peningkatan kemampuan menulis teks berita melalui pengamatan

gambar peristiwa pada siswa kelas Kelas VII B SMPN 4 Kragilan Serang tahun

pelajaran 2013-2014.

\2. Menjelaskan motivasi kemampuan menulis teks berita melalui pengamatan gambar

peristiwa pada siswa kelas Kelas VII B SMPN 4 Kragilan Serang tahun pelajaran

2013-2014.

3. Menganalisis persepsi dan tanggapan siswa kelas Kelas VII B SMPN 4 Kragilan

Serang tahu ajaran 2013/2014 tentang penulisan teks berita melalui pemodelan pada

siawa Kelas VII SMPN 4 Kragilan Serang tahun pelajaran 2013-2014.

E. Manfaat

Dalam penelitian ini dapat diambil manfaan bagi siswa, guru, dan sekolah. adapun

manfaat dalam penelitian ini yaitu:

Page 8: ptk SMP.doc

1. Siswa

a. Siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuan dalam menilis teks berita dengan

menggunakan pemodelan.

b. Siswa dapat mengembangkan kreativitas dan kemampuan menulis teks berita di

dalam kelas.

2. Guru

a. Sebagai sumber informasi bagi guru untuk memantau sejauh mana kemampuan

yang dimiliki siswa dalam menilis teks berita dengan menggunakan pemodelan.

b. Sebagai bahan referensi pembanding untuk untuk melakukan penelitian tindakan

kelas.

3. Sekolah

a. Sekolah dapat menyediakan media pembelajaran yang menarik.

b. Dengan adanya media belajar yang menarik akan mampu mewujudkan siswa yang

kreatif dan bervariasi.

Page 9: ptk SMP.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kemampuan Menulis

Menulis menurut Rusyana (2000:1) menyatakan bahwa menulis adalah wujud

pengutaraan secara tersusun dengan mempergunakan bahasa disebut karangan. Jadi,

karangan adalah susunan bahasa sebagai pengutaraan pikiran, pendirian, khayalan,

kehendak, keyakinan, dan pengalaman kita.

Harmer (2002:92) merupakan suatu cara interaksi sosial dengan orang lain, dan

kita menulis untuk menyampaikan sesuatu kepada seseorang dengan tujuan tertentu.

Dengan kata lain, kita menulis untuk menyelesaikan sesuatu. Senada denga Syamsudin

(1994:1) menyatakan bahwa menulis adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa yang

dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung antara

mereka.

Selanjutnya, Cunming (2001:13) mengatakan bahwa menulis memiliki aturan-

aturan sendiri serta konvensi dan kita dapat mengharapkan suatu materi yang dapat

diandalkan melalui menulis menulis adalah aspek bahasa yang paling disiplin dan

merupakan salah satu aspek yang dapat dipelajari secara lebih khusus atau detail serta

lebih cermat.

Tarigan (2008:2) juga menjelaskan menulis adalah menurunkan atau melukiskan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang

sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut. Jika mereka memahami

bahasa dan lambang tadi, menulis bukan sekedar menggunakan huruf-huruf tetapi ada

pesan yang dibawa oleh penulis melalui gambar-gambar tersebut.

Page 10: ptk SMP.doc

Menurut Nurgiantoro (2001:296) “menulis adalah suatu bentuk sistem

komunikasi lambang visual dengan menggunakan gagasan melalui media bahasa”

Senada dalam pengertian dari Nurgiantoro dan Tarigan, dalam Supinah (1994)

juga memberikan pengertian bahwa menulis merupakan suatu proses perubahan bentuk

pikiran/angan-angan/perasaan dan sebagainya menjadi wujud lambang/tanda/tulisan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan

komunikasi atau interaksi dengan bahasa tulis dengan tujuan mengutarakan pikiran,

perasaan, pendirian, khayalan, kehendak, keyakinan dan pengalaman dengan

memperhatikan aturan-aturan dan konvensi yang berlaku.

Dalam berkomunikasi secara tertulis tentunya membutuhkan proses agar tulisan

yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan baik oleh penulis itu sendiri maupun oleh

pembaca tulisan. Tidak semua individu dapat menuangkan ide dan pikiran ke dalam

bentuk tulisan , namun jika seseorang mampu menghasilkan tulisan yang baik tentunya

dapat memetik keuntungan dari tulisan tersebut.

Tarigan (2008:9) mengungkapkan unsur-unsur menulis diantaranya:

1. Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri. Kita

mengetahui sampai dimana pengetahuan kita tentang suatu topik. Untuk

mengembangkan topik itu kita terpaksa berfikir, menggali pengetahuan dan

pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar.

2. Melalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan. Kita terpaksa

bernalar: menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang

mungkin tidak pernah kita lakukan jika kita tidak menulis.

3. Kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta

menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis.

Page 11: ptk SMP.doc

4. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta

mengungkapkannya secara tersurat.

5. Dengan menulis di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan,

yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat, dalam konteks yang lebih luas.

6. Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif. Kita

harus jadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap

informasi dari orang lain.

7. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan berpikir serta berbahasa

secara tertib.

Berdasarkan unsur-unsur di atas, dapat diformulasikan pengertian menulis, yaitu

keterampilan menyusun dan mengkomunikasikan gagasan denganmedium bahasa yang

dilakukan penulis kepada pembaca sehingga terjadi interaksi antara keduanya demi

tercapainya suatu tujuan.

Berkaitan dengan tujuan menulis Hago Harti dalam Tarigan (2008:25) juga

mengungkapkan macam-macam tujuan menulis sebagai berikut:

1. Asignment Purpose (tujuan penugasan), penulis tidak mempunyai tujuan sama

sekali. Kegiatan menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendir.

(misalnya: para siswa yang diberi tugas meranggkum; sekertaris yang ditugaskan

membuat laporan, notulen rapat).

2. Altruistic Purpose (tujuan menyenangkan orang lain), penulis bertujuan untuk

menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan pembaca, ingin

menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya,

ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan.

Page 12: ptk SMP.doc

3. Persuasif Purpose (tujuan menyakinkan), tulisan yang bertujuan menyakinkan

para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

4. Informational Purpose (tujuan penerangan), tulisan yang bertujuan memberikan

informasi atau keterangan atau penerangan kepada pembaca.

5. Slef-expressive Purpose (tujuan peryataan diri), yang bertujuan memperkenalkan

atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.

6. Creative Purpose (tujuan kreatif), tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan

pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan

melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni idaman.

Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

7. Problem-Solving Purpose (tujuan pemecahan masalah), melalui tulisan ini,

penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan,

menjernihkan serta menjelajahi secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-

gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima pembaca.

Tujuan-tujuan menulis yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa pada

umumnya memberikan informasi dengan cara yang berbeda-beda tetapi bahwa tujuan

utama menulis merupakan alat komunikasi tidak langsung antara penulis dengan

pembaca. Jadi, menulis banyak memberikan manfaat yang didapat dari keterampilan

tersebut yaitu kemampuan memadukan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meliputi topik

yang akan dituliskan, kemauan mengendalikan emosi, serta menata dan mengembangkan

daya nalarnya dan memacu si penulis untuk mencari, mengumpulkan, dan menyerap

informasi yang diperlukan untuk kegiatan menulis tersebut.

Page 13: ptk SMP.doc

Perbedaannya penelitian ini menitikberatkan pada peningkatan kemampuan menulis teks

berita melalui teknik pengamatan gambar foto peristiwa, sedangkan Rahmawati

menitikberatkan pada peningkatan penulisan teks berita melalui teknik pengamatan

gambar.

Penelitian tentang pemodelan dalam pembelajaran menulis pernah diteliti oleh

Agusyaningrum (2007) Agustyaningrum mengemukakan terdapat peningkatan

keterampilan menulis karangan narasi oleh siswa di kelas , setelah mengikuti

pembelajaran dengan pemanfaatan gambar berseri, megalami peningkatan dari

sebelimnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Agisyaningrum sama-sama

meneliti tentang keterampilan menulis dengan menggunakan media gambar.

Perbedaannya penelitian aguntyaningrum lebih menekankan pada penulisan paragraf

narasi dengan menggunakan media gambar berseri, sedangkan pada penelitian ini lebih

menekankan pada penulisan teks berita dengan menggunakan media gambar foto

peristiwa.

Hasil penelitian Arifiah adalah variasi diksi yang digunakan oleh siswa dalam menyusun

cerita berdasarkan kelas katanya terbagi menjadi kelas kata pengisi nomina dan

pronomina. Persamaan penelitian ini dengan Arifiah adalah menggunakan gambar

sebagai media pembelajaran menulis, perbedaannya penelitian Arifiah menitikberatkan

pada kemampuan siswa menyusun cerita seara beruntut sedangkan pada penelitian ini

menitikberatkan pada kemampuan siswa menulis teks berita dengan menggunakan media

gambar peristiwa.

Hasil penelitian Latifah yaitu ada variasi urutan yang disusun dalam paragraf,

persamaannya penelitian Latifah dengan penelitian ini gambar yaitu menggunakan

sebagai media. Perbedaannya penelitian ini dengan penelitian Latifah, penelitian ini

Page 14: ptk SMP.doc

menitikberatkan pada peningkatan menulis teks berita, sedangkan Latifah

menitikberatkan pada variasi pada urutan yang disusun dalam paragraf.

Sedangka pada penelitian ini lebih menitik beratkan pada penulisan teks berita dengan

menggunakan media foto gambar peristiwa.

Penelitian Winardi (2009) Hasil dalam penelitian Winardi bahwa setelah menggunakan

media gambar berita, siswa mengalami peningkatan dalam menulis karangan

argumentasi. Persamaan penelitian Winardi dengan penelitian ini sama-sama mengkaji

tengtang menulis dengan menggunakan media gambar. Letak perbedaannya, pada

penelitian Winardi menitikberatkan pada peningkatan kemampuan menulis karangan

arrgumentasi dengan menggunakan media gambar. Sedangkan pada penelitian ini lenih

menitikberatkan pada peningkatan kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan

pemodelan.

B. Pengertian Berita

Kridalaksana (2005:1219) definisi menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan

(seperti mengarang membuat surat) dengan tulisan. Hampir sama dengan definisi

menulis yang diutarakan oleh Lada (dalam Tarigan, 1986:22) bahwa menulis

merupakan suatu prosentase bagian dari kesatuan ekspresi bahasa.

Sami (1990: 81) berpendapat bahwa kecakapan menulis sebetulnya dapat menjadi

milik semua orang yang pernah menduduki bangku sekolah. Pada dasarnya kecakapan

menulis merupakan buah pikiran dan ide ke dalam bentuk lambang bahasa. Akhadiah

(2002: 9) mengatakan bahwa menulis adalah ragam komunilasi yang perlu dilengkapi

alat-alat penjelas serta aturan gaya dan tanda baca.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpukan bahwa menulis berarti menuangkan

ide pikiran, gagasan, pengetahuan ke dalam tulisan yang sistematis, sesuai atauran

Page 15: ptk SMP.doc

ejaan dan tanda baca dengan biasa dipahami.

2. Fungsi dan Tujuan Menulis

Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung, sangat

penting bagi pendidik karena merupakan pelajaran berpikir secara kritis (D’ Agela

dalam Tarigan, 1986: 22).

Kegiatan meulis mempunyai maksud dan tujuan yang ingin disampaikan penulis

kepada pembaca. Berikut ini tujuan menulis menurut Handry Guntur Tarigan.

a. Memberitaukan atau mengajari.

b. Mengajak atau mendesak.

c. Menghibur atau menyarankan.

d. Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan atau emosi berapi-api.

Senada dengan pendapat yang dikemukakan di atas Semi (1990: 19-20) juga

memperhitungkan melalui.

a. Memberikan arahan, yakni memberikan pertanyaan pada orang lain dengan

mengajarkan sesuatu.

b. Menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian dalam penjelasan tentang sesuatu

hal yang diketahui orang lain.

c. Menceritakan kejadian, yakni memberikan informasi tentang sesuatu yang

berlangsung disuatu waktu.

d. Meringkaskan, yaitu membuat ringkasan suatu tulisan agar lebih singkat.

e. Meyakinkan, yaitu berusaha meyakinkan orang lain agar selalu dengannya.

3. Berita

a. Pengertian Berita

Page 16: ptk SMP.doc

Chsrnley (dalam Muda, 2005: 22) mengungkapkan bahwa berita adalah laporan

yang tepat waktu mengenai fakta yang memiliki daya tarik atau hal penting atau

kedua-duanya bagi masyarakat luas. Menurut Henshall & Ingram (dalam Skripsi

Raahmawati, 2007: 36) berita adalah susunan kejadian setiap hari, sehingga

masyarakat menerimanya dalam bentuk yang tersusun dan dikemas rapi menjadi

cerita, pada hari yang sama di radio atau televisi dan keesokan hari di berbagai surat

kabar.

Kridalaksana (2005: 140) berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian

atau peristiwa yang hangat. Sumadiria (2005:65) mengatakan berita adalah laporan

tercepat mengenai fakta aatu ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi

sebagian besar khalayak, malalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi,

atau internet.

b. Unsur-unsur Berita

Menurut Putra (dalam Skripsi Raahmawati, 2007: 36) menyatakan bahwa di dalam

berita terdapat enam unsur berita yang disingkat menjadi 5W+1H ( What, Who,

Where, When, Why,dan How). Berikut adalah arti dari masing-masing istilah

tersebut:

a. What (apa) : Artinya, apa yang tengah terjadi. Peristiwa atau kejadian apa yang

sedang terjadi dalam berita.

b. Who (siapa) : Artinya, siapa pelaku kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam

berita.

c. Where (dimana) : Artinya, peristiwa atau kejadian berita yang sedang

berlangsung.

d. When (kapan) : Artinya, kapan peristiwa atau kejadian beria itu terjadi.

Page 17: ptk SMP.doc

e. Why (mengapa) : Artinya, mengapa kejadian yang ada dalam berita itu bisa

terjadi.

f. How (bagaimana) : Artinya, bagaimana kejadian yang ada dalam berita itu biasa

berlangsung. Security (aman) : Artinya, apakah peristiwa atau kejadian yang

dimuat biasa menjadi aman atau malah sebaliknya menimbulkan kekisruhan,

untuk itu berita yang dimuat harus memperhatikan keamanannya.

4. Media dan Media Pembelajaran

Menurut Schiam sebagamana dikutip oleh Suwarno (2006: 128) menyatakan, bahwa

media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat

dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Menurut Briggs sebagaimana dikutip

oleh Suwarno (2006: 128) mendefinisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik

untuk menyampaikan materi pembelajaran.

Dari pengertian diatas, media pembelajaran dapat diartikan sebagai sarana, alat atau

teknologi yang dapat menunjang dan memperlancar proses pembelajaran.

5.Ciri-ciri media pembelajaran:

Menurut Gearlach dan Eli sebagaimana dikutip oleh Arsyad (2003: 11-13)

mengemukakan, bahwa ada tiga ciri media yaitu:

a Ciri fiksatif. Ciri ini menampilkan fungsi media untuk merekam serta menampilkan

suatu peristiwa yang diteliti atau dikaji.

b Ciri manipulatif untuk memanipulasi suatu kejadian. Kejadian yang memakan waktu

yang lama dapat ditampilkan dalam waktu yang singkat

c Ciri distributif yaitu menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian dapat

ditranformasikan kepada banyak orang dalam waktu yang bersamaan.

Page 18: ptk SMP.doc

Menurut Arsyad (2003: 26-27), manfaat praktis dari penggunaan media pengajaran dalam

proses belajar mengajar sebagai berikut:

a Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat

memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

b Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga

dapat menimbulkan motivasi belajar interaksi langsung antara siswa dengan

lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan

kemampuan dan minatnya.

c Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu.

d Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang

peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi

langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karya

wisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

5. Fungsi Media Pendidikan

Sadiman (2002: 10) media yang digunakan dalam pembelajaran mempunyai beberapa

fungsi.

1) Memperjelas penyajian pembelajaran agar tidak terlalu verbalistis.

2) Menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi akan menciptakan

interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan.

3) Menimbulkan semangat belajar bagi siswa.

4) Menimbulkan siswa belajar mandiri untuk memimilih berdasarkan kemampuan

minatnya.

Dapat disimpulkan bahwa media pendidikan memiliki fungsi menciptakan

pembelajaran bervariasi dan menimbulkan semangat belajar pada siswa.

Page 19: ptk SMP.doc

6. Jenis Media

Sect dan Richey (dalam Arsyad, 2003: 30), jenis media dapat dikelompokkan menjadi

empat macam.

1. Media hasil teknologi cetak meliputi teks, gambar, grafik, peta, foto, dan

representasi foto grafik.

2. Media audio visual meliputi proyektor film, tape recorder, Televisi, proyektor

visual yang lebar.

3. Media teknologi, berdasarkan computer meliputi, menggabungkan pemekaian

beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer yang memeiliki

kemampuan yang canggih

7. Kelebihan Penggunaan Media Gambar

Subana (2005: 320-325) menyebutkan kelebihan penggunaan media gambar adalah:

1. Gambar mudah diperoleh pada buku, majalah, koran, album foto dan lain-lain.

2. Dapat menterjemahkan ide-ide pokok dalam bentuk yang nyata.

3. Gambar mudah dipakai karena menggunakan peralatan.

4. Gambar relative mirah.

5. Gambar dapat digunakan dalam banyak hal.

a. Kekurangan Media Gambar.

Selain memiliki kelebihan, media gambar juga memiliki kekurangan yang perlu

diperhatikan, yaitu

1. Berdimensi dua sukar untuk menulis bentuk yang sebenarya.

2. Gambar tidak memperlihatkan gerak sepert gamar hidup.

3. Siswa tidak selalu dapat menginpretasikan isi gambar (Subana, 2005: 325).

b. Gambar Fakta Peristiwa Sebagai Media Pembelajaran

Page 20: ptk SMP.doc

Peristiwa adalah kejadian (hal, perkara, dll): kejadian yang luar biasa (Kridalaksana,

2005: 860). Sedangkan foto adalah potret; gambaran, bayangan, pantulan,

(Kridalaksana, 2005: 320).

Gambar foto peristiwa merupakan tiruan gambaran dari kejadian yang luar biasa

yang ada di sekitar kita. Bentuknya berupa gambar yang di dalamnya memuat

informasi tentang kejadian yang sedang terjadi di suatu tempat, daerah atau suatu

negara. Informasi yang berupa gambar tersebut dapat dituangkan dalam bentuk

tulisan.

Jadi dapat disimpulakan pemodelan dapat digunakan untuk pembelajaran di kelas

khususnya keterampilan menulis teks berita.

C.Penggunaan Media Pembelajaran

Karakteristik kemampuan siswa dalam menangkap informasi atau memahami

materi pembelajaran berbeda-beda, ada siswa yang lebih mudah menangkap materi

pembelajaran dengan cara mendengar, ada siswa yang lebih mudah menangkap materi

pembelajaran dengan cara melihat, dan ada juga siswa yang lebih mudah menangkap

materi pembelajaran dengan cara mendengarkan dan melihat. Perbedaan karakteristik ini

harus diakomodir oleh guru dengan cara penggunaan media dalam pembelajaran, dengan

menggunakan media yang bervarisasi perbedaan karakteristik dapat diatasi.

Pernyataan di atas didukung oleh Sanjaya (2008: 224) yang menjelaskan ada

beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, misalnya media harus

disesuaikan dengan tujuan, media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan

kemampuan guru. Ada media yang cocok untuk sekelompok siswa, namun tidak cocok

untuk siswa yang lain.

Page 21: ptk SMP.doc

Arsyad, (2011:81) mengatakan bahwa, salah satu ciri media pembelajaran adalah

bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu

siswa. Sebagian media dapat mengelola pesan dan respon siswa sehingga media itu

sering disebut media interaktif. Pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa berupa

pesan yang sederhana dan bisa pula pesan yang amat kompleks. Akan tetapi, yang

terpenting adalah media itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan memotivasi

kemampuan siswa, serta siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.

Leshin, dkk dalam Arsyad, (2011:81) juga mengemukakan Prinsip-prinsip

penggunaan dan pengembangan media pembelajaran, yaitu media berbasis manusia

(guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, dan lain-lain), media berbasis

cetakan (buku, penuntun, buku kerja/latihan, dan lembar lepas), media berbasis visual

(buku, charts, grafik, peta, figur/gambar, transfaransi, film bingkai atau silinde), media

berbasis audio-visual (video, film, silinde bersama tape, televisi), dan media berbasis

komputer (pengajaran dengan bantuan komputer dan video interaktif).

Menurut Sadiman (2009:6) mengungkapkan media pembelajaran mempunyai

kegunaan sebagai berikut: a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), b. Mengatasi keterbatasan

ruang, waktu, dan daya indra, c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat

dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik, d. Dengan sifat yang unik pada tiap

siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda.

Dengan mempertimbangkan beberapa pendapat di atas bahwa dapat disimpulkan

dalam penggunaan dan pemilihan media pembelajaran perlu adanya pertimbangan-

pertimbangan oleh karena itu, perlu dirancang dan dikembangkan lingkungan

pembelajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar

Page 22: ptk SMP.doc

perorangan dengan menyiapkan kegiatan pembelajaran dengan medianya yang efektif

guna menjamin terjadinya pembelajaran.

Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah

dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Apabila media

yang sesuai belum tersedia maka guru berupaya untuk mengembangkannya sendiri.

3. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Kemp dan Dayton dalam Arsyad (2010:21) menjelaskan manfaat media

pembelajaran adalah sebagai berikut : (1). Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.

Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media penerima pesan

yang sama. (2). Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai

penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. (3).

Pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-

prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.

(4). Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan

media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi

pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh

siswa. (5). Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integritas kata dan gambar

sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan dengan baik, spesifik dan jelas.

(6). Pembelajaran dapat diberikan kepada dan di mana diinginkan atau diperlukan

terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu. (7).

Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat

ditingkatkan dan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa dalam menafsirkan

materi pembelajaran. (8). Peran guru dapat berubah kearah lebih positif.

Page 23: ptk SMP.doc

Sadiman (2009:16) mengemukakan beberapa manfaat media pendidikan sebagai

berikut : (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak verbalitas, (2) mengatasi

keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, (3) penggunaan media pendidikan secara tepat

dan bervariasi dapat diatasi sikap anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna

untuk; a. Menimbulkan kegairahan belajar, b. Memungkinkan interaksi yang lebih

langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, c. Memungkinkan anak

didik belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. (4) sifat yang unik pada

setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan

kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan

banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apabila latar

belakang lingkungan guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan

media pendidikan, yaitu untuk kemampuannya dalam; a. Memberikan rangsangan yang

sama, b. Mempersamakan pengalaman, c. Menimbulkan persepsi yang sama.

Dalam proses belajar mengajar, salah satu unsur yang sangat penting adalah

media pembelajaran. Dengan demikian, media pembelajaran bukan hanya sekedar

membantu pekerjaan guru saja dalam mengajar, melainkan lebih jauh dari itu bahwa

media pembelajaran lebih banyak berguna membantu siswa dalam belajar. Itu sebabnya

pembelajaran sebuah media pembelajaran tidak bisa asal-asalan penggunaan media

pembelajaran terpusat pada siswa, sebab media pembelajaran membantu siswa dalam

belajar agar lebih berhasil.

Menurut Sujana (1995:99) mengemukakan alat peraga dalam mengajar

memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar

mengajar yang efektif. Setiap proses belajar-mengajar ditandai dengan adanya beberapa

unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat serta evaluasi. Unsur metode dan alat

Page 24: ptk SMP.doc

merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai

cara atau tehnik untuk mengantarkan bahkan pelajaran agar sampai kepada murid.

Menurut Sujana dan Rivai (1991:19) manfaat media pembelajaran adalah sebagai

berikut: (1) menarik perhatian siswa terhadap materi yang disajikan, (2) mengurangi

bahkan menghilangkan verbalisme, (3) membantu siswa untuk memperoleh pengalaman

belajar, (4) membatasi keterbatasan ruang, waktu, dan lingkungan, (5) terjadi kontak

langsung antara siswa dan guru, (6) membantu mengatasi perbedaan pengalaman belajar

berdasarkan latar belakang ekonomi siswa.

Hal ini mengandung makna bahwa media pembelajaran sebagai salah satu

komponen yang berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya

dalam rangka menciptakan situasi yang diharapkan. Tentu saja media pembelajaran ini

harus relevan penggunaanya serta harus sesuai dengan tujuan dan isi pembelajaran.

Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media pembelajaran harus selalu

melihat kepada tujuan dan bahan ajar. Karena media pembelajaran bukan berfungsi

sebagai alat hiburan, maka tidak diperkenankan penggunaan media hanya sekedar untuk

permainan atau hiburan.

Miarso (2009:456) juga mengungkapkan kegunaan media dalam pembelajaran

adalah :

1. Media mampu memberikan rangsangan yang bervarisi kepada otak kita, sehingga

otak kita dapat berfungsi secara optimal.

2. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh mahasiswa.

3. Media dapat melampaui batas ruang kelas.

4. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara mahasiswa dan

lingkungannya.

Page 25: ptk SMP.doc

5. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.

6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.

8. Media memberikan pengalaman yang integral / menyeluruh dari sesuatu yang

kongkret maupun abstrak.

9. Media memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar mandiri, pada

tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.

10. Media meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new literacy) yaitu kemampuan

untuk membedakan dan menafsirkan objek, tindakan dan lambang yang tampak, baik

yang alami maupun buatan manusia, yang terdapat dalam lingkungan.

11. Media mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan meningkatkan kesadaran

akan dunia sekitar.

12. Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri dosen maupun mahsiswa.

Proses pembelajaran dengan menggunakan media memberikan keuntungan bagi

siswa yaitu siswa dapat belajar lebih termotivasi dan lebih banyak daripada penyampaian

materi yang hanya menimbulkan rangsangan dasar.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang manfaat media pembelajaran tersebut

dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memudahkan para pengajar untuk

menyampaikan secara tepat dan efisien kepada siswa. Media pembelajaran adalah

sebagai alat bantu mengajar dan membantu mengatasi perbedaan pengalaman belajar

berdasarkan latar belakang ekonomi siswa. Dengan media pembelajaran akan menarik

perhatian siswa terhadap materi yang disajikan. Guru dan siswa akan menimbulkan

kegiatan belajar, memberikan rangsangan, pengalaman, persepsi, menarik perhatian siswa

dan membatasi keterbatasan, ruang, waktu dan lingkungan. Melibatkan siswa dalam

Page 26: ptk SMP.doc

proses belajar secara aktif sehingga interasi antara siswa atau warga belajar menjadi lebih

menonjol.

C.Kerangka Berfikir

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar Bahasa Indonesia, dalam

pembelajarannya harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar diperlukan

model pembelajaran interaktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa

sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses daripada hasil, guru merancang proses

belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif pada aspek

menulis sehingga tercapai keterampilan dalam menulis. Agar hasilnya meningkat

diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa

secara aktif baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar

mengajar.

Dari uraian di atas dapat diduga bahwa pembelajaran menulis dengan teknik

pemodelan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia di

kelas VIII,B SMPN 4 Kragilan Kabupaten Serang.

D. Hipotesis Tindakan

Menulis dengan media gambar foto peristiwa. Penulis harus mengamati gambar yang

telah disediakan.. Dari gambar tersebut, penulis dapat mengembangkan menjadi sebuah

teks berita. Cara semacam ini seharusnya lebih unik dan menarik, penulis dapat

menikmati keindahan gambar pula. Cara ini juga akan membantu seorang penulis,

gambar semestinya dibuat warna warni, sehingga tidak membosankan penulisnya. Dalam

situasi pengajaran di sekolah, menulis teks berita dengan media gambar foto peristiwa

kiranya akan lebih menarik karena perhatian penulis juga pada aspek visual melalui

gambar, pendengar juga akan terusik imajinasinya dan ikut berjalan mengikuti keindahan

gambar.Dari tindakan yang penulis lakukan dapat dinyatakan dalam hipotesa, bahwa

Peningkatkan kemampuan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII,B

melalui pembelajaran menulis dengan teknik pemodelan SMPN 4 Kragilan Kabupaten

Serang.

Page 27: ptk SMP.doc

14

10. Indikataor Pencapaian

Penelitian tindakan kelas (PTK) harus memiliki indikator pencapaian tertentu yang

harus dicapai. Penelitian ini terdapat beberapa indikator yaitu:

a. Siswa mampu menulis teks berita dengan baik berdasarkan gambar foto peristiwa.

b. Media gambar dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran menulis teks

berita.

c. Media gambar dapat memberikan motivasi dan dukunngan pada siswa untuk lebih

giat belajar.

d. Pembelajaran menulis dengan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

e. Meedia gambar memberikan kemudahan pada guru dalam prooses belajar

mengajar.\

f. Siswa diharapkan mahir atau pandai dalam menulis.

Page 28: ptk SMP.doc

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek,Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VII dengan subjek yang dikenai tindakan adalah

siswa Kelas VII B SMPN 4 Kragilan Serang yang berjumlah 34 siswa,waktu

semester ganjil bulan Januari sampai bulan Maret 2012

B. Prosedur Penelitian

Sasaran penelitian ini adalah peningkatan kemampuan siswa kelas Kelas VII B

SMPN 4 Kragilan Serang dalam menulis teks berita melalui

prosedur,perencanaan,pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang tergambar

dalam siklus di bawah ini.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan berdasarkan

permasalahan yang muncul dalam kegiatan belajar di Kelas VII B SMPN 4

Kragilan Serang. Dalam penelitian ini, kepala sekolah, guru mapel, dan peneliti

berupaya memperoleh hasil yang maksimal melalui cara yang efektif. PTK

Page 29: ptk SMP.doc

memungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dan revisi untuk merevisi

jika permasalahan yang dihadapi belum terpecahkan.

1.Sikluske1

a. Perencanaan

Kegiatan awal, peneliti mengidentifikasi masalah yang selama ini ada

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan lebih komprehensif

(seksama).

Permasalahan yang telah digali dalam kegiatan awal selanjutnya

dirumuskan peneliti dengan lebih operasional dan menetapkan dan

merumuskan rancangan tindakan penelitian

b.Pelaksanaan.

Kegiatan pelaksanaan ini mempersiapkan instrumen yang yang akan

digunakan saat mengamati siswa dalam proses pembelajaran hingga evaluasi.

Aspek-aspek yang dinilai adalah aktivitas keterlibatan siswa dalam menggunakan

media audio visual hingga evaluasi.

c.Pengamatan

Tahapan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan tahapan-tahapan

sebagai berikut :

Dalam proses pembelajaran ini dilakukan pengamatan terhadap aktivitas

siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Pada kegiatan ini, metode pembelajaran dengan menggunakan media

audio visual yang telah direncanakan diimplementasikan. dilaksanakan

sesuai dengan rencana, skenario, dan setting pembelajaran serta

alokasi waktu yang telah ditetapkan.

Untuk membantu siswa memahami masalah yang diajukan guru, siswa

diberi bimbingan untuk memahami petunjuk dalam LKS berupa

pertanyaan dan langkah-langkah dalam melakukan kegiatan

pengamatan dan diskusi dalam kegiatan belajar mengajar.

Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan perangkat

penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Page 30: ptk SMP.doc

1. Tes Tanggapan Siswa Terhadap Media

Tes tanggapan siswa terhadap media pembelajaran ini digunakan untuk

meneliti seberapa tinggi kelayakan MPP “PM“ sebagai media

pembelajaran. Dalam hal ini digunakan skala Likert.

2 Tes Motivasi Siswa

Tes motivasi siswa ini digunakan untuk meneliti siswa terkait dengan

motivasi dan perhatian siswa terhapap proses pembelajaran. Dalam hal ini

pun digunakan skala Likert.

3. Tes Kemampuan Menyimak

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyimak, siswa diberikan

evaluasi terhadap kemampuan mereka dalam menulis ide-ide pokok dari

wacana berita televisi yang telah disimak.

d. Refleksi

Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. refleksi

dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah

dilaksanakan,melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan

yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran

yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran.

Diskusi dilakukan setelah mengetahui hasil refleksi setiap putaran, yang

digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar

berlangsung lebih baik dari sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai

penyempurnaan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ingin atau harus

dicapai

2.Siklus ke2

a.Perencanaan

Setelah dilakukan kegiatan pada siklus ke 1 dan sesuai dengan rencana

tujuan pembinaan guru pada siklus berikutnya,sasaran, metode, dan langkah-

langkah kegiatan pada program ini,untuk memfasilitasi, dalam kegiatan ini

diawali dengan hasil refleksi tentang penggunaan audio visual pada kegiatan

Page 31: ptk SMP.doc

proses belajar mengajar untuk diidentifikasi dan dianalisis hasil serta menentukan

tindak lanjut hasilnya.

Hasil analisis menggambarkan kemampuan siswa dalam menyimak yang

menggunakan media audio visual secara kualitatif perlu ditingkatkan, hal ini

penting untuk dikuasai guru agar dapat dilaksanakan sesuai

kebutuhan/permasalahan yang dihadapi oleh siswa.

b. Pelaksanaan

Dari hasil perencanaan di atas guru melakukan kegiatan yang sama yaitu

melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan media audio visual yang

berbeda dari sebelumnya di kelas untuk mengetahui peningkatan kemampuannya

dalam keterampilan menyimak pada identifikasi kegiatan yang telah dilaksanakan

sebelumnya.

c. Observasi

Guru melakukan kegiatan proses pembelajaran yang menggunakan audio

visual yang berbeda namun instrument yang sama dan mengamati kegiatan proses

belajar siswa dalam rangka meningkatkan hasil perbaikan prestasi sebelumnya di

kelas,dari hasil pelaksanaan di kelas ditemukan bahwa siswa sudah mengalami

peningkatan kemampuan dalam keterampilan menyimak yang menggunakan audio

visual.

d. Refleksi

Dari hasil observasi di kelas pada tahap ini dapat terlihat peningkatan

hasil kemampuan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar , oleh karena hasilnya

Page 32: ptk SMP.doc

menunjukkan peningkatan sesuai dengan harapan maka penulis tidak melakukan

tindakan pada siklus berikutnya.

C.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi.

a. Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data atau informasi

tentang pemahaman siswa terhadap media.

b. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data dan mengetahui

kompetensi siswa dalam menyimak.

D.TeknikAnalisisData

Analisis data dilakukan meliputi kegiatan klasifikasi data, penyajian data,

dan penilaian keberhasilan tindakan. Kegiatan klasifikasi ini meliputi memilah-

milah data yang telah dikelompokkan sesuai dengan jenis datanya.

C. Sumber Data dan Cara Pengambilan

Sumber data dalam penelitian ini dijadikan sebagai informasi dalam penelitian.

Sumber data meliputi:

15

16

1. Informasi yang menjadi sumber data dalam penelitian ini aktivitas siawa Kelas

VII B SMP Negeri 4 Kragilan Serang saat pembelajaran penulisan teks berita

berlangsung.

2. RPP yang dibuat oleh peneliti cara kegiatan pembelajaran melalui penulisan

teks berita

Page 33: ptk SMP.doc

Pengambilan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dilakukan

dengan teknik sebagai berikut.

1. Tes

Digunakan untuk mengambil data dan nilai hasil karangan siswa mengenai

teks berita.

2. Observasi

Teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti

mengenai situasi pembelajaran menulis teks berita Kelas VII B SMP Negeri

4 Kragilan Serang.

3. Wawancara

Untuk menetahui data motivasi siswa ketika pelaksanaan pembelajaran

menulis teks berita pengamatan gambar foto peristiwa serta tanggapan dan

resepsi siswa tentang pembelajaran menulis teks berita.

4. Dokomentasi

Dokomen merupakan kumpulan catatan peristiwa yang di masa lampau atau

masa kini, bias buku pribadi, buku persetasi, dll. Untuk memperoleh data

sekolah dan identitas siswa antara lain nama siswa dan nomor induk siswa

dengan melihat dokumen yang ada di sekolah.

17

F. Teknik Analisis Data

Analisis terhadap peningkatan kemampuan siswa menulis teks berita

melalui teknik pemodelan mencakup kemampuan cecara lengkap, singkat,

padat, jelas, serta actual. Analisis motivasi siswa ketika mengikuti

pembelajaran menulis teks berita melalui pengamatan gambar foto peristiwa

Page 34: ptk SMP.doc

dianalisis mencakup semangat siswa ketika pelaksanaan tindakan penulisan

teks berita melalui teknik pemodelan persepsi dan tanggapan siswa tentang

pembelajaran menulis teks berita dan tanggapan siswa mengikuti

pembelajaran penulisan teks berita melalui teknik pemodelan.

BAB IV

Page 35: ptk SMP.doc

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1.SIKLUS PERTAMA

Pada siklus pertama, peneliti mengorganisasikan siswa dalam kelompok

besar yang terdiri dari 4-7 orang. Ada empat kegiatan yang dilakukan pada siklus

pertama yaitu merancang kegiatan, melaksanakan kegiatan, menganalisis data, dan

refleksi.

1. Rancangan Kegiatan

Siklus pertama dilaksanakan satu kali pertemuan, selama 3 jam pelajaran

atau 3 x 35 menit. Pada siklus pertama ini peneliti menyampaikan materi sesuai

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan.

Tujuan pembelajaran pada pertemuan ini adalah menulis karangan berdasarkan

pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan dengan

topik tentang perpustakaan. Pada pertemuan ini juga dipersiapkan media

pembelajaran yang berupa: contoh karangan berdasar pengalaman dari majalah

anak, ruang perpustakaan sebagai sarana untuk menambah pengalaman siswa,

format-format penilaian dan lembar observasi.

Tugas siswa adalah menyusun kerangka karangan dengan cara setiap

anggota diskusi menyumbangkan satu kalimat untuk dapat dijadikan sebagai

kerangka karangan dan mengembangkan menjadi paragraf yang padu sehingga

membentuk suatu karangan.Bentuk penilaian pada siklus pertama ini adalah

penilaian unjuk kerja siswa secara kelompok yang berupa karangan dengan

penilaian tiap indikator sesuai skor pada rubrik penilaian.

2. Pelaksanaan Kegiatan

Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2014 dengan waktu 3

jam pelajaran beberapa hal penting yang dilakukan pada proses pembelajaran

adalah sebagai berikut.

(a) mengajak siswa berkunjung ke perpustakaan secara bergiliran.

(b) siswa mengamati dan memperhatikan contoh karangan berdasarkan

pengalaman.

(c) siswa secara berkelompok membuat kerangka karangan kemudian

mengembangkannya menjadi paragraf yang padu.

Page 36: ptk SMP.doc

(d) guru mengklarifikasi jika ada permasalahan membuat kerangka karangan

serta mengamati kinerja siswa dalam diskusi kelompok.

(e) siswa mempresentasikan hasil kerja di depan kelas.

(f) menyimpulkan materi pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya guru berpedoman pada skenario pembelajaran yang

telah dirancang sebelumnya.

3. Hasil Analisis Data

Data yang diperoleh pada siklus pertama adalah data hasil karangan siswa

kelas V secara kelompok. Data tersebut adalah nilai rata-rata tiap indikator yang

telah ditentukan. Indikator yang dimaksud adalah kesesuaian judul memiliki nilai

rata-rata 72,00; tata bahasa memiliki nilai rata-rata 74,00; ejaan memiliki nilai

rata-rata 73,00; struktur kalimat memiliki nilai rata-rata 75,00; kosa kata

memiliki nilai rata-rata 74,00.

Dari hasil kelima indikator tersebut dapat diambil nilai rata-rata keseluruhan

siklus pertama adalah 74,00. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut maka pada siklus

pertama ini ada peningkatan jika dibanding dengan nilai rata-rata pada kondisi

awal yang hanya mencapai 64,00. Namun peningkatannya masih kurang dari

target yang ditetapkan, sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus kedua

untuk mencapai hasil maksimal sesuai target yang telah ditentukan.

4. R e f l e k s i

Ada beberapa hal yang ditemukan selama proses pada siklus pertama

berlangsung, antara lain: (a) siswa sangat antusias mendapat giliran mengunjungi

perpustakaan, (b) masih ada beberapa siswa yang belum mampu mengeluarkan

gagasan secara tertulis, (c) setelah membuat kerangka karangan dengan berdiskusi,

siswa mulai menemukan kemudahan dalam menyusun kerangka karangan, (d) guru

kekurangan waktu untuk menyelesaikan tahapan skenario pembelajaran. Hal ini

disebabkan karena guru lebih banyak membimbing siswa untuk membuat kerangka

karangan.

Kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada pelaksanaan proses

pembelajaran pada siklus ini, baik kekurangan dari aspek siswa maupun

kekurangan dari aspek guru diupayakan untuk dapat diperbaiki dengan tujuan

Page 37: ptk SMP.doc

mengoptimalkan pembelajaran untuk mendukung peningkatan kemampuan siswa

dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman.

2. Siklus ke 2

Berdasarkan hasil siklus pertama disusun rancangan kegiatan untuk siklus

kedua. Pada siklus kedua siswa diorganisasikan dalam kelompok kecil yang

berjumlah dua orang sehingga siswa lebih aktif dalam membuat kerangka karangan

berdasar pengalaman. Pada siklus kedua ini bentuk pengalaman siswa digali dengan

cara menyanyikan lagu berjudul ”Pergi Belajar”. Pada siklus kedua ini masing-

masing kelompok juga mempresentasikan hasil kerja kelompok. Selain membuat

karangan secara kelompok siswa juga membuat karangan secara individu untuk

mengetahui kemampuannya dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. Ada

empat kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua adalah merancang kegiatan,

melaksanakan kegiatan, menganalisis data, dan refleksi.

1. Rancangan Kegiatan

Materi yang disampaikan pada siklus kedua ini sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Untuk menghindari

waktu yang tidak sesuai maka pada RPP ditulis penggunaan waktu untuk tahapan

pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada siklus kedua sama dengan siklus

pertama yaitu menulis karangan berdasar pengalaman dengan memperhatikan

pilihan kata dan penggunaan ejaan. Media yang dipersiapkan pada siklus ini sama

dengan siklus pertama hanya ditambah dengan foto-foto pribadi yang dimiliki

siswa.

2. Pelaksanaan Kegiatan

Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 14 Pebruari 2014 selama tiga jam

pelajaran atau 3 x 35 menit. Beberapa hal penting yang dilakukan pada proses

pembelajaran siklus ini adalah: guru mengorganisasikan siswa menjadi beberapa

kelompok kecil yang terdiri dua orang, dalam diskusi kelompok siswa membuat

karangan dengan topik pergi belajar.

Secara individual siswa membuat karangan berdasar pengalaman masing-

masing. Guru mengklarifikasi jika ada permasalahan saat siswa membuat

karangan dan melakukan pengamatan terhadap hasil kerja siswa. Setelah selesai

Page 38: ptk SMP.doc

mengarang guru menentukan hasil karangan yang baik untuk dibacakan siswa di

depan kelas.

3. Hasil Analisis Data

Data yang diperoleh pada siklus kedua ini adalah nilai rata-rata tiap indikator

pada karangan siswa secara kelompok maupun individu. Berdasar data yang

diperoleh nilai rata-rata tiap indikator secara kelompok adalah 64 sedang nilai

rata-rata tiap indikator secara individu memperoleh 74. Berdasar kedua nilai rata-

rata tiap indikator baik secara kelompok maupun individu maka dapat

disimpulkan bahwa hasil perolehan pada siklus kedua mencapai nilai rata-rata 83.

Perolehan nilai rata-rata tiap indikator pada siklus II ada peningkatan jika

dibanding dengan nilai rata-rata tiap indikator siklus I yang memiliki rata-rata 74.

4. R e f l e k s i

Ada beberapa hal yang dilakukan selama proses siklus kedua berlangsung,

antara lain: (a) melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum

dikuasai siswa seperti mengungkapkan gagasan / ide secara tertulis dalam bentuk

kalimat dengan struktur kalimat yang tepat, (b) menanyakan kesulitan-kesulitan

yang ditemui siswa kemudian guru menjelaskan, (c) siswa senang dengan pelajaran

mengarang secara diskusi hal ini dapat dibuktikan dengan keaktifan dalam

berdiskusi, (d) melakukan tukar pendapat dengan observer tentang metode yang

digunakan dalam penelitian in, (e) siswa tampak termotivasi untuk membuat

karangan sendiri setelah menyelesaikan tugas kelompok.

Pada proses siklus kedua ini, siswa menunjukkan kemajuan dalam

melakukan diskusi kelompok, lebih mudah menggali dan menemukan ide atau tema

karangan berdasarkan pengalaman.

B.PEMBAHASAN

Berdasar hasil observasi yang dilakukan peneliti pada penelitian tindakan

kelas yang berjudul melalui Metode Diskusi di Kelas VII A siswanya berjumlah 25

orang.

Penelitian yang dilakukan ini dimulai dengan tes karangan berdasar

pengalaman untuk mengetahui kondisi awal siswa. lebih jelasnya diperinci pada tabel

berikut ini.

Page 39: ptk SMP.doc

Tabel 5.1. Tes Karangan Siswa Berdasarkan Pengalaman Tahap AwalNo Nama Siswa Aspek Jumlah

NilaiRata-rata

KetuntasanK J TB E SK KK T BT

1 50 50 55 60 50 265 53 √2 60 50 50 60 60 270 54 √3 75 70 70 75 70 360 72 √4 50 50 60 50 60 270 54 √5 50 50 50 50 50 250 50 √6 50 60 60 50 60 280 56 √7 70 75 70 70 75 360 72 √8 60 60 50 60 60 290 58 √9 60 70 70 70 75 345 69 √10 70 75 70 75 70 360 72 √11 70 70 80 75 80 375 75 √12 60 50 60 60 55 285 57 √13 60 70 75 70 75 350 70 √14 70 75 80 75 70 370 74 √15 60 60 50 60 60 290 58 √16 50 60 60 50 60 280 56 √17 60 70 75 75 70 350 70 √18 50 50 50 60 50 260 52 √19 60 50 50 50 60 270 54 √20 75 70 70 80 70 365 73 √21 80 75 75 80 70 380 76 √22 60 60 60 65 50 295 59 √23 75 80 80 80 75 390 78 √24 75 75 80 75 80 385 77 √25 60 50 55 50 50 265 53 √Jumlah 1560 1575 1605 1625 1605 7960 1592 11 14Rata-rata (%) 62 63 64 65 64 318 64 44 56

Keterangan KJ = Kesesuaian JudulTB = Tata BahasaE = EjaanSK = Struktur KalimatKK = Kosa KataT = TuntasBT = Belum Tuntas

Tabel 5.2. Rata-rata Nilai Tiap Indikator (Kondisi Awal)No Indikator Nilai

1 Kesesuaian Judul 62

2 Tata Bahasa 63

3 Ejaan 64

4 Struktur Kalimat 65

5 Kosa kata 65

Page 40: ptk SMP.doc

Rata-rata Nilai 64

A. Siklus Pertama

1. Rancangan Kegiatan

Pada siklus pertama ini peneliti melakukan beberapa persiapan sesuai dengan

rancangan yaitu mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan model

pembelajaran yang akan digunakan, media yang berupa karangan berdasar pengalaman

yang diambil dari majalah anak serta persiapan pengorganisasian siswa agar proses

pembelajaran berjalan lancar. Penelitian ini menggunakan metode diskusi oleh karena

itu pengorganisasian siswa sangat perlu diperhatikan. Pada pembelajaran siklus ini

siswa mengarang secara kelompok dengan topik tentang perpustakaan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus pertama dilakukan pada tanggal 7 Januari 2014 dengan

menggunakan waktu 3 x 35 menit atau 3 jam pelajaran dengan jumlah siswa sebanyak

25 orang. Siswa diajak berkunjung ke perpustakaan kemudian melakukan diskusi

dengan kelompok. Keaktifan siswa sangat baik saat mendapat giliran menyumbangkan

sebuah kalimat yang akan digunakan untuk membuat kerangka karangan.

Siklus pertama ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan

kemampuan siswa menulis karangan berdasar pengalaman dengan menggunakan

metode diskusi. Hasil yang diperoleh pada siklus pertama adalah penilaian secara

individu dan kelompok. Peningkatan yang akan diukur adalah dari hasil kondisi awal

siswa sebelum dikenai tindakan dan hasil siklus pertama setelah dilakukan tindakan.

3. Pengamatan/Observasi

Hasil observasi adalah aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran. Ada

pun data yang dihasilkan dalam pengamatan ini adalah pada kegiatan awal telah

melaksanakan sesuai dengan kegiatan yang terdapat pada perencanaan (RPP). Pada

kegiatan ini sebagian besar guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

perencanaan pada RPP. Aspek yang masih kurang adalah kurang optimalnya

penggunaan alokasi waktu. Guru melaksanakan pembelajaran melebihi waktu yang

telah ditentukan dalam RPP. Guru banyak membantu siswa untuk membuat kerangka

karangan. Di samping itu siswa masih banyak bertanya tentang kalimat yang dibuat

dalam membuat kerangka karangan sudah benar atau belum. Kekurangan yang

Page 41: ptk SMP.doc

ditemukan juga adalah masih ada siswa yang enggan menyumbangkan kalimat untuk

mempercepat proses mengarang. Berikut kami sajikan hasil nilai rata-rata tiap

indikator yang diperoleh pada siklus ini seperti yang terlihat pada Tabel berikut.

Tabel 5.3. Tes Karangan Kelompok Berdasarkan Pengalaman Siklus INo Nama Siswa Aspek Jumlah

Nilai

Rata-

rataK J TB E SK KK

1 Kelompok A 60 70 70 65 75 340 68

2 Kelompok B 70 75 80 80 75 380 76

3 Kelompok C 70 75 70 65 70 350 70

4 Kelompok D 60 50 60 70 60 300 60

Jumlah 260 270 280 280 280 1370 274

Rata-rata (%) 65 68 70 70 70 318 64

Tabel 5.4. Tes Karangan Siswa Berdasarkan Pengalaman Siklus INo Nama Siswa Aspek Jumlah

NilaiRata-rata

KetuntasanK J TB E SK KK T BT

1 60 60 60 70 70 320 64 √2 70 60 60 75 70 335 67 √3 85 80 70 90 80 405 81 √4 60 60 75 70 75 340 68 √5 60 60 65 65 60 310 62 √6 65 75 75 65 70 350 70 √7 75 80 80 75 80 390 78 √8 75 75 60 65 75 350 70 √9 70 80 80 75 80 385 77 √10 80 90 80 75 70 360 72 √11 70 70 80 80 90 390 78 √12 70 60 65 65 65 325 65 √13 70 80 80 75 75 380 76 √14 85 90 90 90 80 435 87 √15 70 75 65 70 70 350 70 √16 60 65 70 60 70 325 65 √17 70 80 80 90 80 400 80 √18 60 60 65 70 60 315 63 √19 70 65 60 65 70 330 66 √20 80 75 80 90 80 405 81 √21 100 90 85 90 85 450 90 √22 75 70 70 75 65 305 71 √23 85 90 90 95 85 445 89 √

Page 42: ptk SMP.doc

24 85 80 75 85 80 405 81 √25 60 70 60 60 70 320 64 √Jumlah 1810 1840 1820 1885 1855 9125 1835 16 9Rata-rata (%) 72 74 73 75 74 365 74 64 36

Berdasar data tersebut di atas disajikan Tabel 5.4, yang menunjukkan adanya

peningkatan ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal sebelum memperoleh tindakan

dengan ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama. Pada tahap awal hanya 44 %

sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 64%

Tabel 5.5. Keaktifan Siswa Dalam DiskusiNo Aspek Nilai Jumlah Siswa Persentase (%)1 Kerjasama B 10 43 %

C 4 17 %K 9 40 %

2 Partisipasi B 11 48 %C 7 30 %K 5 22 %

3 Gagasan/Ide B 9 40 %C 4 17 %K 10 43 %

4 Kinerja B 8 35 %C 8 35 %K 7 30 %

Rubrik Penilaian :I. Kerjasama :

B = Mampu bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan masalahC = Kurang mampu bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan masalahK = Tidak mampu bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan masalah

II. Partisipasi :B = Aktif memberi ide kepada kelompok dalam menyelesaikan masalahC = Tidak aktif memberi ide kepada kelompok dalam menyelesaikan masalahK = Tidak memberi ide kepada kelompok dalam menyelesaikan masalah

III. Gagasan / Ide :B = Mampu memberi gagasan / ide dalam menyelesaikan masalahC = Kurang mampu memberi gagasan / ide dalam menyelesaikan masalahK = Tidak mampu memberi gagasan / ide dalam menyelesaikan masalah

Kegiatan menulis ini sulit diterapkan pada anak yang memiliki kecerdasan

kurang, karena mereka tidak mampu menggali pikiran/gagasan untuk dituangkan

dalam bentuk tulisan. Meskipun telah melakukan kegiatan mengulang pengalaman

seperti berkunjung ke perpustakaan.

Metode diskusi membantu anak lebih cepat menyelesaikan karangan. Hasil

karangan yang dilakukan dalam bentuk kelompok menjadi lebih baik, karena daya

imajinasi anak diungkapkan secara bersama dengan teman sebaya. Menulis karangan

Page 43: ptk SMP.doc

dengan metode diskusi akan memudahkan anak untuk belajar mengawali

mengungkapkan gagasan/ide dalam bentuk tulisan. Metode diskusi dapat memberikan

kualitas yang baik dalam menulis karangan.

Penelitian ini menghadapi kendala pada waktu pembelajaran artinya jika

waktu pembelajaran yang sempit kita sangat sulit untuk mencapai hasil maksimal.

Kegiatan menulis karangan sebaiknya diberi waktu yang cukup untuk mencapai hasil

yang maksimal. Dari segi positif waktu yang cukup memberi peluang pada anak untuk

menuliskan gagasan/ide namun dari segi negatifnya dengan waktu yang banyak akan

menyita waktu pelajaran yang lain.

4. Refleksi

Pada siklus pertama siswa tidak senang saat guru menjelaskan tujuan

pembelajaran. Mereka menganggap bahwa menulis karangan adalah sesuatu yang sulit

dilakukan. Hal ini dibuktikan dari hasil pengamatan kinerja siswa bahwa yang

mendapat nilai B hanya 35%, nilai C ada 35%, dan nilai K ada 30 % . Oleh karena itu

mereka tampak tidak senang begitu mendapat pembelajaran menulis karangan. Saat

kegiatan siklus pertama mulai dilakukan mereka dengan seksama mengikuti langkah –

langkah yang harus dilakukan. Setahap demi setahap telah mereka lakukan kemudian

tampak ada rasa kebanggaan saat mereka menyelesaikan karangan bersama kelompok.

Berdasarkan hasil pengamatan dan data-data yang diperoleh dan disajikan di atas dapat

diambil kesimpulan bahwa pada siklus I terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam

menulis karangan berdasarkan pengalaman, tetapi peningkatan tersebut belum

memenuhi target keberhasilan pembelajaran. Untuk itu, peneliti bersama dengan

observer memutuskan untuk melanjutkan pada siklus II

B. Siklus Kedua

1. Rancangan Kegiatan

Persiapan siklus kedua hampir sama dengan siklus pertama, yaitu

mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan

digunakan, media yang berupa karangan berdasar pengalaman yang diambil dari

majalah anak serta persiapan pengorganisasian siswa agar proses pembelajaran

berjalan lancar. Perbedaan pada siklus kedua ada pada pengorganisasian siswa. Pada

siklus kedua siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dua sampai tiga orang

Page 44: ptk SMP.doc

serta mengajak siswa menyanyikan lagu ”Pergi Belajar” untuk mengingatkan

pengalaman pada saat berangkat ke sekolah.

2. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan siklus kedua pada tanggal 14 Pebruari 2014 dengan

menggunakan waktu 3 x 35 menit atau 3 jam pelajaran. Pada kegiatan ini siswa sudah

tampak mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah

karangan berdasar pengalaman. Hal ini terlihat saat guru memberikan tugas mengarang

bersama kelompok kecilnya. Keaktifan siswa dalam kelompok sangat baik sebelum

mereka dikenai tindakan.

3. Pengamatan /Observasi

Hasil observasi terhadap kegiatan guru dalam pengelolaan pembelajaran

adalah guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pada Rencana

Pelaksanaan Pelaksanaan (RPP). Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa

untuk membuat karangan berdasar pengalaman dengan topik pergi belajar. Pada siklus

kedua ini siswa lebih senang dalam menulis karangan karena sudah mengetahui tahap

mengarang dengan benar sehingga perhatian pada pilihan struktur kata dan

penggunaan ejaan lebih tepat.

Siklus kedua ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan

kemampuan siswa menulis karangan berdasar pengalaman dengan menggunakan

metode diskusi dari siklus pertama ke siklus dua. Hasil penilaian yang diperoleh pada

siklus kedua ini adalah penilaian kelompok dan penilaian individu. Berikut kami

sajikan Tabel untuk mengetahui penilaian kelompok dan penilaian individu yang

dilakukan pada siklus kedua.

Tabel 5.6. Tes Karangan Kelompok Berdasarkan Pengalaman Siklus IINo Nama Siswa Aspek Jumlah

Nilai

Rata-

rataK J TB E SK KK

1 Kelompok A 70 75 80 75 75 425 85

2 Kelompok B 80 80 90 100 85 435 87

Page 45: ptk SMP.doc

3 Kelompok C 80 90 80 75 75 400 80

4 Kelompok D 75 70 75 80 80 380 76

Jumlah 305 315 325 330 315 1640 328

Rata-rata (%) 76 79 81 83 79 410 82

Tabel 5.7. Tes Karangan Siswa Berdasarkan Pengalaman Siklus IINo Nama Siswa Aspek Jumlah

NilaiRata-rata

KetuntasanK J TB E SK KK T BT

1 70 75 70 75 80 370 74 √2 80 70 70 90 80 390 78 √3 100 90 90 100 90 470 94 √4 70 70 85 75 90 390 78 √5 70 70 75 75 70 360 72 √6 70 80 75 70 80 375 75 √7 85 100 90 80 100 455 91 √8 80 90 70 70 80 390 78 √9 80 90 100 80 90 440 88 √10 100 100 90 80 80 450 90 √11 80 75 90 90 100 425 85 √12 75 70 70 70 70 355 71 √13 80 90 90 90 80 430 86 √14 100 100 100 100 90 490 98 √15 75 80 70 80 90 395 79 √16 70 70 70 70 70 350 70 √17 80 100 90 100 90 460 92 √18 70 70 75 70 70 355 71 √19 80 70 70 70 80 360 72 √20 100 85 90 100 100 475 95 √21 100 100 95 100 100 495 99 √22 85 80 80 85 70 400 80 √23 100 100 100 100 100 500 100 √

Page 46: ptk SMP.doc

24 90 90 85 90 85 440 88 √25 75 80 80 75 70 380 76 √Jumlah 2065 2095 2070 2085 2105 10400 2080 25 0Rata-rata (%) 83 84 83 83 84 416 83 100 0

Tabel 5.8. Keaktifan Siswa Dalam DiskusiNo Aspek Nilai Jumlah Siswa Persentase (%)1 Kerjasama B 17 74 %

C 6 26 %K - 0 %

2 Partisipasi B 19 83 %C 4 17 %K - 0 %

3 Gagasan/Ide B 19 83 %C 4 17 %K - 0%

4 Kinerja B 20 87 %C 3 13%K - 0%

4. Refleksi

Pada siklus kedua kendala yang terjadi tidak ada dan kesulitan hanya terdapat

pada anak-anak tertentu yang memiliki kecerdasan kurang. Di dalam kelas yang

sedang diteliti ini ada dua orang anak yang memiliki kerdasan kurang. Hal ini tidak

menjadi kendala yang berarti untuk melaksanakan tugas apa yang harus dilakukan dan

mampu membuat kerangka karangan dari kegiatan yang sama saat pergi ke sekolah.

Siswa sudah banyak yang menunjukkan kesukaannya pada pembelajaran

mengarang. Hal ini ditunjukkan pada sikap mereka saat mendapat tugas mengarang

dengan kelompok kecil dan dapat dibuktikan pada hasil pengamatan kinerja siswa

yang mendapat nilai B ada 87% dan mendapat nilai C ada 13% . Mereka segera

membentuk kelompok dan menanyakan tema apa yang akan dibuat karangan.

Kemudian segera menulis karangan sesuai petunjuk. Berdasarkan hasil pengamatan

dan data-data yang telah terkumpul, maka diputuskan bahwa pembelajaran dicukupkan

hanya sampai pada siklus II saja, karena dinyatakan telah berhasil dan sesuai dengan

target yang ditentukan.

C. Kondisi akhir

Kemampuan siswa dalam menulis karangan selalu mengalami peningkatan

di setiap tahap atau siklus. Hal itu terbukti dengan meningkatnya kemampuan siswa

Page 47: ptk SMP.doc

dalam menulis karangan dari tahap awal ke siklus I. Berikut data peningkatan

kemampuan siswa dalam menulis karangan pada setiap indikator penilaian.

Tabel 5.9. Peningkatan Rata-rata tiap indikatorNo Indikator Tahap Awal Siklus I Peningkatan

1 Kesesuaian Judul 62 72 10

2 Tata Bahasa 63 74 11

3 Ejaan 64 73 9

4 Struktur Kalimat 65 75 10

5 Kosa kata 65 74 9

Rata-rata Nilai 64 74 10

Berdasar data tersebut di atas, yang menunjukkan adanya peningkatan pada

tiap indikator antara rata-rata nilai dari kondisi awal sebelum memperoleh tindakan

dengan nilai rata-rata pada siklus pertama.

Tabel 5.10. Peningkatan Ketuntasan Belajar SiswaNo Tahap Jumlah Siswa Tuntas Persentase

1 Tahap Awal 11 44

2 Siklus I 16 64

Peningkatan 5 Siswa 20%

Berdasar tabel tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus

pertama terdapat peningkatan kemampuan menulis karangan berdasar pengalaman

sebesar 20 %. Peningkatan tersebut belum memenuhi KKM yang telah ditetapkan

yaitu dengan persentase ketuntasan sebesar 75%. Hal ini perlu dilanjutkan ke

siklus II.

Kemampuan siswa dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman pada

siklus II juga mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pada tahap awal

dan pada siklus I. Berikut adalah hasil rekapitulasi peningkatan kemampuan siswa

dalam mengarang berdasarkan pengalaman

Tabel 5.11. Peningkatan Rata-rata tiap indikatorNo Indikator Tahap Awal Siklus I Siklus II Peningkatan1 Kesesuaian Judul 62 72 83 21 dari tahap awal,

dan 11 dari siklus I2 Tata Bahasa 63 74 84 21 dari tahap awal,

Page 48: ptk SMP.doc

dan 10 dari siklus I3 Ejaan 64 73 83 19 dari tahap awal,

dan 10 dari siklus I4 Struktur Kalimat 65 75 83 18 dari tahap awal,

dan 8 dari siklus I5 Kosa kata 65 74 84 19 dari tahap awal,

dan 10 dari siklus IRata-rata Nilai 64 74 83 19 dari tahap awal,

dan 9 dari siklus I

Tabel 5.12. Peningkatan Ketuntasan Belajar SiswaNo Tahap Jumlah Siswa Tuntas Persentase

1 Tahap Awal 11 44

2 Siklus I 16 64

3 Siklus II 25 100

4 Peningkatan dibanding tahap awal 14 Siswa 56 %

5 Peningkatan dibanding siklus I 9 Siswa 36 %

Berdasar tabel tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus

pertama terdapat peningkatan kemampuan menulis karangan berdasar pengalaman

sebesar 20 %, antara siklus pertama dan kedua terdapat peningkatan kemampuan

menulis karangan berdasar pengalaman sebesar 36 %. Hal ini menunjukkan bahwa

hasil penelitian ini terjadi peningkatan signifikan dan lebih tinggi daripada yang

diperkirakan. Dengan demikian pada penelitian tindakan kelas ini dapat dihentikan

BAB.V

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 49: ptk SMP.doc

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti

menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan pada peningkatan pembelajaran menulis

berita dengan teknik pemodelan siswa kelas VII B SMP Negeri 4 Kabupaten Serang

setelah diadakan penelitian peningkatan pembelajaran menulis berita dengan teknik

pemodelan. peningkatan pembelajaran menulis berita dengan teknik pemodelan dapat

diketahui dari hasil tes. Dari hasil tes siswa masih banyak yang belum mampu

merespon apa yang mereka simak dari menulis berita dengan teknik pemodelan yang

disampaikan peneliti. Hal ini terlihat dalam hasil tes mencapi 65%. yang mampu

menyimak sudah mencapai 84%. Dari rat-rata tersebut hanya beberapa butir soal tes

yang tidak dapat dijawab oleh siswa dengan sempurna.

5.2 Saran

Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran menulis berita dengan

teknik pemodelan . Setelah penelitian dilaksanakan , saran yang dapat diberikan

adalah adalah sebagai berikut:

Bagi guru Bahasa Indonesia, dapat menggunakan mennamkan isi bacaan.

Bagi siswa, disarankan aktif mengikuti pembelajaran dan selalu berlatih, agar dapat

menemukan informasi dengan tepat dari apa yang disimak.

Bagi pembaca yang menekuni bidang Bahasa dan Sastra Indonesia diharapkan dapat

melakukan penelitian dengan pendekatan lain untuk menambah khasana ilmu bahasa.

18

DAFTAR PUSTAKA

Page 50: ptk SMP.doc

- Bahri Djamarah, Syaiful dan Zain, Aswan, 2006. Strategi Pembelajaran, Jakarta:

Rineka Cipta.

- Bloom. 2001. Dasar-dasar Pendidikan (Terjemahan Sugiyarto). Surakarta : FKIP

UNS.

- Depdiknas. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Fisika Sekolah

Dasar. Jakarta : Balitbang Depdiknas.

- Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

- Emi Pujiastuti; 2004. Kontribusi Matematika dalam Pengembangan Potensi

Daerah:

- Pendidikan, Industri, dan Sistem Informasi. Makalah disampaikan dalam rangka

Konferda X Himpunan Matematika Jateng – DIY di Jurusan Matematika FMIPA

Unsoed Purwokerto 6 Maret 2004.

- Mudhoffir. 2000. Proses Kegiatan Pembelajaran di Sekolah Formal. Surabaya :

Usaha Nasional.

- Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

- Nana Sudjana. 2000. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru

Algosindo.

- ______. 2000. Penilaian Hasil Proses Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja

Rosdikarya.

- ______. 2004. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Bandung : Publikasi,

FIP IKIP Bandung.

19

Page 51: ptk SMP.doc

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1.RPP

2HASIL INSTRUMEN YG ADA DI BAB IV SEMUA DICOPY PINDAHKAN KE

LAMPIAN

3POTO