Artikel 05

27
Suwardjono1992 Artikel 5 1 What Does Cost Really Mean? Suwardjono Fakultas Ekonomi 2 UGM Penulis telah menggunakan istilah kos sejak 1989 untuk semua artikel dan buku dan timbul salah sangka bahwa penulislah yang menciptakan istilah tersebut. Istilah kos bukan ciptaan penulis karena tia sudah dikenalkan IAI sejak 1984 dalam buku Norma Pemeriksaan Akuntan. Penulis hanya mendu- kung penggunaannya sebagai pengganti istilah biaya melalui argumen dalam artikel dengan judul di atas. Artikel tersebut telah dimuat di majalah Akuntan- si edisi Mei 1991 (tetapi hanya sebagian) dan artikel tersebut juga diterbitkan kembali secara lengkap dalam buku Gagasan Pengembangan Profesi dan Pen- didikan Akuntansi di Indonesia oleh penulis (Yogyakarta: BPFE, 1992). Sudah lebih dari limabelas tahun sejak diterbitkan, akademisi dan profesi bergeming terhadap masalah ini. Tidak pernah ada pembahasan, diskusi, atau argumen ilmiah di tingkat nasional atau perguruan tinggi. Yang sering terjadi dalam pertemuan akademik atau profesional adalah stratagem yang setengah- nya mengolok-olok penulis. Stratagem tersebut antara lain: “Apa itu kos? Apa bedanya dengan kos-kosan (tempat mondok)?”, “Itu kan istilah dari Yogya!”, “IAI saja pakai biaya kok kita aneh-aneh!”, “Pokoknya cost itu biaya. Titik!” Akibatnya, akademisi enggan untuk menggunakan istilah kos walaupun mere- ka merasakan istilah biaya tidak tepat. Beberapa kalangan mengambil jalan tengah (atau pintas) dengan tetap menggunakan istilah aslinya, cost. Artikel ini telah mengalami revisi dan menjadi Lampiran 1 dalam buku Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan oleh penulis. Artikel ini diharapkan menjadi wacana yang dapat memicu diskusi ilmiah dan profesional demi pengembangan profesi dan pendidikan akuntansi di Indonesia. Pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini sebenarnya akan lebih lengkap kalau diungkapkan sebagai berikut: “What does cost really mean within the framework of accounting as an information provider?” Pertanyaan tersebut berkaitan dengan pertanyaan “What does it cost?” yang menjadi judul artikel Bourke [1978] yang membahas betapa membingungkannya istilah cost yang digunakan dalam akun- tansi. Kerancuan penggunaan istilah cost dikemukakan pula oleh Hasemen [1978] yang mengusulkan suatu rerangka untuk menginterpretasi arti cost tersebut se- suai dengan konteksnya. Istilah cost memang mempunyai banyak arti. Akan teta- 1 Artikel ini merupakan revisian terakhir (2008) dari edisi aslinya (1992). 2 Sejak tahun 2007 menjadi Fakultas Ekonomika dan Busines (FEB). Di sini, bisnis ditulis busines.

Transcript of Artikel 05

Page 1: Artikel 05

What does cost really mean? 83

Suwardjono1992

Artikel 51

What Does Cost Really Mean?

SuwardjonoFakultas Ekonomi2 UGM

Penulis telah menggunakan istilah kos sejak 1989 untuk semua artikel danbuku dan timbul salah sangka bahwa penulislah yang menciptakan istilahtersebut. Istilah kos bukan ciptaan penulis karena tia sudah dikenalkan IAIsejak 1984 dalam buku Norma Pemeriksaan Akuntan. Penulis hanya mendu-kung penggunaannya sebagai pengganti istilah biaya melalui argumen dalamartikel dengan judul di atas. Artikel tersebut telah dimuat di majalah Akuntan-si edisi Mei 1991 (tetapi hanya sebagian) dan artikel tersebut juga diterbitkankembali secara lengkap dalam buku Gagasan Pengembangan Profesi dan Pen-didikan Akuntansi di Indonesia oleh penulis (Yogyakarta: BPFE, 1992).

Sudah lebih dari limabelas tahun sejak diterbitkan, akademisi dan profesibergeming terhadap masalah ini. Tidak pernah ada pembahasan, diskusi, atauargumen ilmiah di tingkat nasional atau perguruan tinggi. Yang sering terjadidalam pertemuan akademik atau profesional adalah stratagem yang setengah-nya mengolok-olok penulis. Stratagem tersebut antara lain: “Apa itu kos? Apabedanya dengan kos-kosan (tempat mondok)?”, “Itu kan istilah dari Yogya!”,“IAI saja pakai biaya kok kita aneh-aneh!”, “Pokoknya cost itu biaya. Titik!”Akibatnya, akademisi enggan untuk menggunakan istilah kos walaupun mere-ka merasakan istilah biaya tidak tepat. Beberapa kalangan mengambil jalantengah (atau pintas) dengan tetap menggunakan istilah aslinya, cost.

Artikel ini telah mengalami revisi dan menjadi Lampiran 1 dalam bukuTeori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan oleh penulis. Artikel inidiharapkan menjadi wacana yang dapat memicu diskusi ilmiah dan profesionaldemi pengembangan profesi dan pendidikan akuntansi di Indonesia.

Pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini sebenarnya akan lebih lengkap kalaudiungkapkan sebagai berikut: “What does cost really mean within the framework ofaccounting as an information provider?” Pertanyaan tersebut berkaitan denganpertanyaan “What does it cost?” yang menjadi judul artikel Bourke [1978] yangmembahas betapa membingungkannya istilah cost yang digunakan dalam akun-tansi. Kerancuan penggunaan istilah cost dikemukakan pula oleh Hasemen [1978]yang mengusulkan suatu rerangka untuk menginterpretasi arti cost tersebut se-suai dengan konteksnya. Istilah cost memang mempunyai banyak arti. Akan teta-

1Artikel ini merupakan revisian terakhir (2008) dari edisi aslinya (1992).2Sejak tahun 2007 menjadi Fakultas Ekonomika dan Busines (FEB). Di sini, bisnis ditulis busines.

Page 2: Artikel 05

84 Artikel 5

[email protected]

pi, dalam konteks akuntansi sebagai penyedia informasi finansial kuantitatif,istilah tersebut mempunyai arti khusus. Dalam dunia praktik (profesi) dan aka-demik sekarang ini, istilah biaya, harga pokok, harga perolehan, dan kadang-kadang beban digunakan sebagai padan kata atau terjemahan istilah cost tersebut.Menurut pengamatan penulis, istilah-istilah tersebut menimbulkan kerancuandalam penggunaan dan dalam pemahaman akuntansi sebagai penyedia informasi.Kerancuan dalam pemahaman dapat ditunjukkan dengan contoh tanya-jawabdalam suatu ujian komprehensif berikut ini.

Penguji: “Coba jelaskan menurut pemahaman anda makna biaya dalam akuntansi?”Mahasiswa: “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomik yang diperlukan untuk mem-

peroleh barang dan jasa.”Penguji: “Bagus sekali! Anda mengerti definisi tersebut. Berilah contoh pengorbanan

sumber ekonomik yang dilakukan perusahaan!”Mahasiswa: “Misalnya perusahaan mengeluarkan kas atau aset lainnya.”Penguji: “Bagus! Berarti anda memahami konsep kesatuan usaha. Sekarang berilah

contoh barang dan jasa yang diperoleh perusahaan!”Mahasiswa: “Mesin, Pak.”Penguji: “Kalau begitu, jumlah rupiah pengeluaran untuk memperoleh mesin akan

membentuk biaya mesin?”Mahasiswa: “Bukan, Pak! Itu harga pokok!”

Percakapan di atas menunjukkan bahwa suatu pengertian dalam definisisudah benar tetapi simbolnya tidak tepat sehingga suatu istilah tidak dapat dite-rapkan atau berlaku umum sesuai dengan pendefinisiannya. Dalam artikel ini,penulis membahas dan mengajukan argumen bahwa istilah biaya, harga pokok,dan harga perolehan tidak tepat sebagai pada istilah cost.3 Demikian juga istilahbeban sangat tidak tepat untuk digunakan sebagai padan kata expense. Kemudi-an, penulis akan mengajukan istilah alternatif untuk menghindari kerancuantersebut. Artikel ini juga merupakan tanggapan penulis terhadap exposure draftStandar Khusus Akuntansi Industri Minyak dan Gas Bumi (IAI, Prinsip Akuntan-si Indonesia Pernyataan No. 5).4 Tanggapan tersebut penulis sampaikan dalampublic hearing terhadap exposure draft tersebut. Draf standar tersebut merupakanbukti nyata adanya kerancuan pemahaman dan pengaplikasian cost sebagai datadasar akuntansi karena misnomer dalam pemilihan padan kata.

Pengertian Cost dan Istilah Yang Berkaitan

Lepas dari padan kata yang tepat untuk istilah cost, sebagai dasar pembahasanakan diuraikan dahulu makna cost yang sebenarnya dalam konteks akuntansi se-

3Standar Akuntansi Keuangan 2001 sekarang menggunakan beban pokok penjualan untukpadan kata cost of goods sold.

4Pernyataan ini telah dituangkan kembali dalam Standar Akuntansi Keuangan Ikatan AkuntanIndonesia sebagai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 29, Akuntansi Minyak danGas Bumi.

Page 3: Artikel 05

What does cost really mean? 85

Suwardjono1992

bagai penyedia informasi. Sumber acuan yang akan digunakan dalam pembahasanini diambil dari literatur akuntansi yang dianggap cukup autoritatif. Berikut iniadalah kutipan beberapa pengertian cost dalam literatur akuntansi tersebut.

Kohler (1975, hlm. 139) mendefinisi cost sebagai berikut:

An expenditure or outlay of cash, other property, capital stock, or services, orthe incurring of a liability therefor, identified with goods or services acquired orwith any loss incurred, and measured by the amount of cash paid or payable orthe market value of other property, capital stock, or services given in exchange or,in other situation, any commonly accepted basis of valuation.

Sprouse dan Moonits (1962, hlm. 8-9) mendefinisi pengertian cost dan expensesebagai berikut:

Cost is a foregoing, a sacrifice made to secure benefit, and is measured by anexchange price. Expense is the decrease in net assets as a result of the use of eco-nomic services in the creation of revenues or the imposition of taxes by govern-mental unit.

Grady (1965, hlm. 228) mengemukakan definisi cost sebagai berikut:

Cost is the amount, measured in money, or cash expended or other propertytransferred, capital stock issued, services performed, or a liability incurred, inconsideration of goods or services received or to be received. Costs can be classi-fied as unexpired and expired. Unexpired costs (assets) are those which areapplicable to the production of future revenues. ...Expired costs are those whichare not applicable to the production of future revenues, and for that reason aretreated as deductions from current revenues or charged against retained earn-ings. ... Unexpired cost may be transferred from one classification to anotherbefore becoming expired cost as above defined, ... .

Anthony, Hawkins, dan Merchant (1989, hlm. 60) memberi pengertian costdan beberapa istilah yang berkaitan dengan terjadinya cost sebagai berikut:

Cost is a monetary measurement of the amount of resources used for some pur-pose. An expenditure is a decrease in an asset (usually cash) or an increase in aliability (often accounts payable) associated with the incurrence of a cost. Theexpenditures in an accounting period equal the cost of all the goods and servicesacquired in that period. An expense is an item of cost applicable to the currentaccounting period. An expense represents resouces consumed by the entity's earn-ing activities during the current period. When an expenditure is made, the relat-ed cost is either an asset or an expense. If the cost benefits future periods, it is anassets. If not, it is an expense—a reduction in retained earnings—of the currentperiod. A disbursement is the payment of cash. A cash expenditure is a dis-bursement; but so is any cash payment, such as paying an account payable,repaying a loan, or paying a cash dividend to shareholders.

Page 4: Artikel 05

86 Artikel 5

[email protected]

Dengan mengutip dari The Nature of Business Cost--General Concepts,Bourke (1978, hlm. 193) mendefinisi cost sebagai berikut:

Cost is a general term for measured amount of value purposefully released or tobe released in the acquisition or creation of economic resources, either tangibleor intangible.

Terakhir, Hilton (2002, hlm. 36) menjelaskan makna cost, expense, dan cost ofgoods sold sebagai berikut:

Cost is the sacrifice made, usually measured by the resources given up, toachieve a particular purpose. An expense is the consumption of assets for thepurpose of generating revenue. Cost of goods sold is the expense measured bythe cost of the finished goods sold during a period of time (hlm. 36).

Bila dicari dari sumber-sumber yang lain, makna yang dilekatkan pada istilahcost dan expense akan sama dengan pengertian yang diberikan oleh sumber-sum-ber di atas.

Karakteristik Cost

Dengan mempelajari definisi-definisi di atas secara saksama, mudah-mudahantelah diperoleh pemahaman dan telah dapat dirasakan arti atau makna cost yangsebenarnya. Berdasarkan pemahaman penulis, berikut ini adalah atribut atau ka-rakteristik yang melekat pada istilah cost.

1. Cost merupakan pengukur (a measurement) dalam unit moneter suatu sumberekonomik yang digunakan atau dikorbankan untuk tujuan tertentu. Dalam kon-teks akuntansi yang mendasarkan diri pada konsep kesatuan usaha, pengorbananberarti keluarnya sumber ekonomik (aset) dari kesatuan usaha. Ada berbagaipengertian pengorbanan ditinjau dari berbagai konteks. Hasemen (1978) mem-bahas berbagai jenis pengorbanan (sacrifice) ditinjau dari berbagai aspek.

Hal yang perlu dicatat adalah bahwa walaupun cost itu sendiri sering disebutsebagai pengorbanan, yang dikorbankan sebenarnya adalah sumber ekonomik(baik fisis maupun nonfisis) dan cost hanyalah sebagai pengukur secara kuantita-tif pengorbanan tersebut dalam unit moneter. Secara umum dapat dikatakan bah-wa cost mengukur penggunaan (termasuk perubahan) atau pengorbanan suatusumber ekonomik. Dalam akuntansi, pada umumnya sumber ekonomik yangdikorbankan pun sebelumnya sudah diukur dengan cost.

2. Cost dinyatakan dalam unit moneter khususnya dalam rerangka akuntansi se-bagai penyedia informasi kuantitatif. Cost mengukur seberapa banyak atau besarpenggunaan sumber ekonomik dalam unit moneter untuk tujuan tertentu. Peng-ukuran ini penting karena hasilnya akan menjadi data dasar dalam penyediaaninformasi untuk menentukan total penggunaan berbagai jenis dan jumlah sumberekonomik dalam satuan yang homogenus. Dengan satuan yang homogenus, dapat

Page 5: Artikel 05

What does cost really mean? 87

Suwardjono1992

diperoleh pengetahuan mengenai besarnya (size) dan hubungan (relationship) ber-bagai sumber ekonomik yang secara keseluruhan membentuk aset perusahaan.Pengetahuan seperti itulah yang disebut informasi kuantitatif. Kalau kuantifikasidinyatakan dalam unit moneter, informasi yang diperoleh adalah informasi finan-sial. Memang tidak semua cost dapat diukur dalam unit moneter. Akan tetapi,karena dalam akuntansi semua faktor harus dikuantifikasi, pengertian cost dapatdikatakan sebagai pengukur dalam unit moneter.

3. Pengukuran cost selalu dihubungkan dengan suatu fokus, objek, tujuan (pur-pose), atau pusat perhatian. Fokus atau objek ini dikenal secara teknis sebagai costobject atau cost objective. Cost object dapat berupa produk, departemen, projek,kegiatan atau sesuatu yang unsur pembentuknya perlu diukur secara moneteragar pihak yang berkepentingan dapat memperoleh informasi mengenai size danrelationship yang bermakna. Tujuan perlu diidentifikasi karena tujuan yang ber-beda memerlukan pengukuran cost yang berbeda pula. Tujuan memperoleh infor-masi cost adalah untuk perencanaan (planning), pengendalian (control) danpertanggungjawaban keluar (periodic external reporting).

Secara fisis dan operasional, perusahaan dapat dipandang sebagai susunanatau kumpulan berbagai sumber ekonomik. Tentu saja, besarnya dan hubunganantara komponen yang membentuk perusahaan dapat dilihat dari beberapa aspek.Sebagai contoh, seorang kepala bagian personalia akan melihat perusahaansebagai kumpulan orang dengan hubungan seperti yang digambarkan dalamstruktur organisasi perusahaan. Dari segi akuntansi, kegiatan operasi direpresen-tasi dalam bentuk simbol-simbol (elemen-elemen) finansial sebagaimana ditunjuk-kan oleh statemen keuangan. Elemen statemen keuangan termasuk dalampengertian objek atau fokus yang harus diukur (cost merupakan salah satu dasarpengukurannya). Manajemen melihat perusahaan sebagai satuan-satuan kegiatan(terdiri atas fasilitas fisis, bahan, dan manusia) yang mengolah input menjadi out-put. Satuan-satuan kegiatan berkaitan satu sama lainnya secara terpadu. Untuktujuan pengendalian melalui informasi finansial, satuan kegiatan fisis direpresen-tasi dalam bentuk pusat pertanggungjawaban sedangkan masukan dan keluarandirepresentasi dan diukur dalam bentuk cost. Dengan demikian, berbagai satuankegiatan, termasuk masukan dan keluaran, dapat menjadi objek cost.

Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan cost itu sendiri yang mempunyai artipenting akan tetapi justru jasa yang ada di balik angka cost yang mempunyai artipenting. Jadi arti pentingnya objek atau jasa diwakili oleh cost yang tercatat dalamsistem akuntansi. Di balik deretan angka-angka akuntansi terkandung jasa-jasayang berwujud fisis maupun nonfisik. Jasa-jasa tersebut adalah daya, kemampuanatau kapasitas yang kalau ditukarkan atau digabungkan satu sama lainnya dapatmenimbulkan daya, kemampuan atau kapasitas lain yang kekuatannya (besarnya)paling tidak sama dengan yang sebelumnya dimiliki perusahaan. Misalnya, kas di-tukarkan dengan mesin, ini berarti bahwa daya beli ditukarkan dengan dayaproduksi. Oleh karena itu, akuntansi berusaha untuk menentukan simbol-simbolyang dapat merepresentasi daya tersebut sehingga tanpa melihat perusahaan se-cara fisis orang dapat membayangkan kegiatan operasi perusahaan hanya dengan

Page 6: Artikel 05

88 Artikel 5

[email protected]

membaca statemen keuangan. Dalam SFAC No. 6, FASB mengidentifikasi danmendefinisi sepuluh elemen statemen keuangan yang dapat menjadi simbol sum-ber daya dan kegiatan yaitu: asset, liability, equity, revenue, expense, gain, loss, in-vestment by owners, distribution to owners, dan comprehensive income.

4. Secara fisis, kesatuan usaha menguasai dan mengelola sumber ekonomik yangmembentuk aset. Cost aset adalah hasil pengukuran yang ditentukan pada saattransaksi pemerolehannya dan didasarkan pada harga pertukaran (konsep dasarpenghargaan sepakatan atau measured consideration). Karena sudah terjadi dantercatat, cost ini sering disebut dengan historical cost. Walaupun demikian,pengertian cost tidak terbatas pada cost yang sudah terjadi. Memang pengertiancost yang dominan adalah sebagai historical cost. Namun demikian, cost dapat jugamengukur objek yang akan terjadi (future cost). Akuntansi menganut cost princi-ple concept yang berarti bahwa elemen statemen keuangan dinilai/diukur ataudilekati dengan cost yang telah terjadi agar menjadi informasi. Oleh karena itu,statemen keuangan yang dihasilkan dengan penilaian seperti itu sering disebutdengan historical cost financial statements.

Lebih dari itu, untuk mengukur cost, dasar yang digunakan tidak hanya pe-ngeluaran sumber ekonomik yang telah terjadi. Pengeluaran tersebut mungkinsaja baru akan terjadi di masa yang akan datang. Kalau cost sudah terjadi tetapipengeluarannya belum terjadi maka kewajiban akan timbul. Itulah sebabnya ke-wajiban didefinisi FASB dalam SFAC No. 6 sebagai “pengorbanan sumberekonomik masa datang yang cukup pasti.” Pengeluaran juga tidak harus berupakas tetapi dapat pula berupa sumber ekonomik lain seperti jasa perusahaan,barang dagangan, atau surat berharga perusahaan.

5. Sebagai dasar pengukuran, cost tidak mempunyai konotasi sebagai sesuatu halyang negatif (mengurangi) atau merugikan atau sesuatu yang jelek. Kesan sepertiini akan menghalangi atau mengacaukan pemahaman makna cost. Mengenai halini, Haseman (1978, hlm. 70) menyatakan: "The tendency to think erroneously ofall costs as expenses, or of cost connoting something bad or undesireble prevents aclear understanding of the meaning of cost."

Kerancuan dan kesalahan dalam menangkap makna cost disebabkan orangtidak memandang cost sebagai suatu pengertian yang netral atau generik sepertidisarankan Hasemen. Kerancuan pemahaman dan aplikasi terjadi karena orangmemandang cost sebagai objek, wadah, atau elemen (misalnya expense, loss, asset)dan bukan sebagai pengukur (monetary measurement) elemen itu sendiri. Costsendiri bukanlah informasi tetapi sekadar data dasar. Objek yang telah dilekatidengan cost itulah yang secara bersama-sama (objek dan pengukurnya) merupa-kan informasi. Oleh karena itu, cost harus dihubungkan dengan sesuatu yangmenjadi pusat perhatian. Suatu (objek) yang menjadi pusat perhatian harus dii-dentifikasi sehingga cost akan mempunyai nilai informasi.

Selanjutnya Haseman mengemukakan bahwa berbagai objek yang akan dile-kati cost akan menjadi basis klasifikasi cost dan cost accounting merupakan suatuproses, prosedur, metoda, dan teknik pengolahan data cost untuk dilekatkan pada

Page 7: Artikel 05

What does cost really mean? 89

Suwardjono1992

objek yang menjadi pusat perhatian manajemen sehingga informasi finansial un-tuk kepentingan pengambilan keputusan dapat diperoleh. Bergantung pada ke-pentingan manajemen dan keperluan informasi yang diinginkan, basis klasifikasicost dapat dicontohkan dalam Gambar 1 sebagai berikut ini.

Gambar 1Basis Klasifikasi dan Contoh Objek dalam Klasifikasi

Masalah

Dengan mendasarkan pada pembahasan dan pengertian cost di atas, dapat disim-pulkan bahwa cost merupakan hasil pengukuran dalam unit moneter suatu objekdan cost tercipta karena adanya kejadian ekonomik dalam suatu unit organisasi.Cost tersebut dicatat dalam sistem akuntansi dan menjadi data dasar atau bahanolah untuk menghasilkan informasi. Agar menjadi informasi maka data cost harusdiklasifikasi dengan wadah tertentu yang menjadi pusat perhatian (fokus) atau di-hubungkan dengan objek tertentu.

Istilah cost memang mempunyai banyak arti dan dalam komunikasi bisnissering terjadi salah interpretasi karena pengertian yang berbeda mengenai apayang disebut dengan cost. Masalah timbul kalau seseorang harus menjawab per-tanyaan “What does it cost?” yang diajukan oleh Bourke (1978). Kalau it dalampertanyaan Bourke tersebut diidentifikasi secara eksplisit, pertanyaan-pertanyaandalam Daftar 1 di halaman berikut akan sering terjadi dalam komunikasi bisnisdan akuntansi.

Pertanyaan di atas diajukan untuk mengetahui besarnya (size) suatu objekdari sudut moneter. Pertanyaan di atas sebenarnya masih belum dapat dijawabdengan tuntas karena harus ada kesepakatan mengenai apa saja komponen yangmembentuk cost tersebut. Pada umumnya untuk mengukur cost suatu objek,

Basis Klasifikasi Contoh Objek dalam Klasifikasi

Fungsi operasi

Komponen produk

Variabilitas (perilaku)

Keleluasaan menentukan

Waktu terjadinya

Penandingan dengan pendapatan

Lokasi terjadinya

Elemen statemen keuangan

Kegiatan/pemicu (driver)

Keputusan strategik

produksi, pemasaran, administratif

bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead

tetap, variabel, semi-variabel

diskresioner (discretionary), rekayasaan (engineered)

historis, sekarang, masa datang

produk, perioda

langsung (direct), alokasian (allocated)

aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, biaya, untung, rugi, setoran oleh pemilik, distribusi ke pemilik, laba komprehensif

setup, inspection, material handling

nila-tambahan versus nonnilai-tambahan, relevan versus takrelevan, tertanam (sunk), kesempatan

Page 8: Artikel 05

90 Artikel 5

[email protected]

akuntansi menggunakan dasar yang disebut full cost yaitu semua sumber yang di-gunakan untuk membentuk suatu objek cost. Namun demikian, komponen yangdapat masuk ke dalam suatu objek bergantung pada tujuan dan jenis keputusanyang akan diambil oleh pemakai informasi. Dengan kata lain, komponen costharus relevan dengan tujuan penyediaan informasi. Artikel ini tidak menekankanpada apa komponen-komponen cost yang relevan tetapi lebih memfokuskan padapencarian istilah yang tepat.

Daftar 1

Sebagai data dasar dan bahan olah akuntansi untuk menghasilkan informasi,istilah cost dalam pertanyaan di atas mempunyai arti atau makna yang sama. Halyang perlu dipegang adalah bahwa apapun objek, komponen, atau wadah yangakan dilekati dengan cost, jumlah unit moneter atau jumlah rupiah cost harustetap merupakan cost. Daftar 2 merupakan pertanyaan yang akan terjadi kalaupertanyaan dalam Daftar 1 diindonesiakan kecuali kata cost.

Daftar 2

What is the cost of labor?What is the cost of machinary?What is the cost of production?What is the cost of product A?What is the cost of goods sold?What is the cost of bonds payable?What is the cost of inventory?What is the cost of administrative function?What is the current cost* of stockholders' equity?What is the current cost of selling expenses?What is the current cost of sales?What is the current cost of income?

*Istilah ini digunakan dalam pembahasan akuntansi untuk perubahan harga (accounting for price changes).

Berapakah cost tenaga kerja?Berapakah cost mesin?Berapakah cost produksi?Berapakah cost produk A?Berapakah cost barang terjual?Berapakah cost utang obligasi?Berapakah cost sediaan barang?Berapakah cost administrasi?Berapakah current cost modal pemegang saham?Berapakah current cost biaya penjualan?Berapakah current cost penjualan?Berapakah current cost laba?

Page 9: Artikel 05

What does cost really mean? 91

Suwardjono1992

Telah disebutkan sebelumnya bahwa kerancuan sering timbul karena orangtidak dapat membedakan antara pengukur dan objek/elemen yang diukur khusus-nya dalam penggunaan istilah cost. Kalau cost mempunyai pengertian dan maknasebagai pengukur dalam unit moneter, apakah padan kata bahasa Indonesia untukistilah cost untuk seluruh pertanyaan dalam Daftar 2 yang tidak menimbulkankerancuan? Apakah istilah biaya, harga pokok, atau harga perolehan tepat sebagaipadan istilah? Apa implikasinya bagi dunia praktik (profesi) maupun pendidikan(akademik) bila kerancuan ini dibiarkan berlangsung?

Kerancuan Karena Misnomer

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 2002, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)memadankatakan istilah biaya dengan cost, beban dengan expense, dan bebanpokok penjualan dengan cost of goods sold. Hal ini ditunjukkan dalam beberapapasal dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuanganberikut (istilah dalam tanda kurung adalah istilah aslinya):

Keseimbangan antara biaya dan manfaat (cost and benefit) lebih merupakankendala yang pervasif daripada karakteristik kualitatif (par. 44).

Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periodeakuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terja-dinya kewajiban ... (par. 70)

Beban (expenses) diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan lang-sung antara biaya (cost) yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diper-oleh. Proses ...; misalnya, berbagai komponen beban yang membentuk bebanpokok penjualan (cost of goods sold) diakui pada saat yang sama sebagaipenghasilan yang diperoleh dari penjualan barang (par. 95).

IAI sendiri tidak tegas membedakan biaya dan beban tetapi berbagai uraiandalam SAK mengesankan bahwa istilah biaya dimaksudkan sebagai padan katacost. IAI tampaknya mulai menjauhkan penggunaan istilah harga pokok sebagaipadan kata cost tetapi lebih banyak menggunakan istilah harga perolehan ataubiaya perolehan.5 Untuk cost dalam cost of goods sold, IAI menggunakan istilahbeban pokok dan goods sold diterjemahkan menjadi penjualan. Walaupun demiki-an, banyak buku-buku akuntansi menggunakan istilah harga pokok untuk costdan harga pokok penjualan untuk cost of goods sold.

Dengan pengertian yang ada dalam buku SAK tersebut berarti bahwa biayadipandang sebagai bahan olah akuntansi atau pengukur dalam unit moneter suatuobjek berupa barang dan jasa (termasuk elemen statemen keuangan cost historis).Kalau demikian, secara konsekuen dan konsisten mestinya beberapa pertanyaandalam Daftar 2 akan diungkapkan seperti pada Daftar 3 di halaman berikut. Isti-

5Kata memperoleh mempunyai kata pangkal “peroleh” sehingga proses memperoleh mestinyadisebut pemerolehan bukan perolehan karena tidak ada kata dioleh atau mengoleh.

Page 10: Artikel 05

92 Artikel 5

[email protected]

lah biaya akan mengganti semua istilah cost karena istilah cost dalam Daftar 2mempunyai pengertian dan makna yang sama yaitu sebagai pengukur dalam unitmoneter.

Daftar 3

Kalau istilah biaya memang cukup luas dan tepat maka ungkapan sepertidalam Daftar 3 itulah yang seharusnya terjadi dalam standar atau buku-bukuakuntansi. Kenyataannya, justru ungkapan-ungkapan seperti dalam Daftar 4 dibawah inilah yang terjadi.

Daftar 4

Kalau pertanyaan dalam Daftar 3 diinggriskan kembali dengan makna biayasebagai bahan olah atau pengukur dalam unit moneter, maka istilah biaya di atasjelas akan menjadi cost semua. Dengan istilah tersebut tidak akan terjadi keran-cuan sebagaimana contoh aplikasi berikut: secara fisis, bahan baku, tenaga kerjadan overhead kalau digabungkan akan menjadi produk; secara simbol kuantitatifdengan cost sebagai pengukur, cost bahan baku, cost tenaga kerja, dan cost over-

Berapakah biaya tenaga kerja?Berapakah biaya mesin?Berapakah biaya produksi?Berapakah biaya produk A?Berapakah biaya barang terjual?Berapakah biaya utang obligasi?Berapakah biaya sediaan barang?Berapakah biaya administrasi?Berapakah biaya sekarang modal pemegang saham?Berapakah biaya sekarang biaya penjualan?Berapakah biaya sekarang penjualan?Berapakah biaya sekarang laba?

Berapakah biaya tenaga kerja?Berapakah harga pokok (harga perolehan) mesin?Berapakah biaya produksi?Berapakah harga pokok produk A?Berapakah harga pokok (beban pokok) penjualan?Berapakah nilai buku utang obligasi?Berapakah harga pokok sediaan barang?Berapakah biaya administrasi?Berapakah harga pokok (biaya) sekarang modal pemegang saham?Berapakah harga pokok sekarang biaya penjualan?Berapakah harga pokok sekarang penjualan?Berapakah harga pokok sekarang* laba?

*Ada yang menggunakan istilah biaya berlaku untuk padan kata current cost sehingga pertanyaan itu menjadi “Berapakah biaya berlaku laba?” atau “Berapa laba biaya berlaku?”

Page 11: Artikel 05

What does cost really mean? 93

Suwardjono1992

head kalau digabungkan dengan sendirinya akan membentuk cost produk. Halyang tidak logis telah terjadi dalam praktik karena ungkapan tersebut diindone-siakan seperti ini: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead kalaudigabung menjadi harga pokok produk.

Kenyataan seperti di atas sebenarnya mengisyaratkan bahwa istilah biaya un-tuk padan kata cost adalah suatu misnomer. Demikian juga istilah harga pokok.Kalau bukan salah istilah, berarti istilah harga pokok dapat mengganti semua isti-lah cost untuk tiap pertanyaan dalam Daftar 2. Akan tetapi, nyatanya juga tidakdemikian yang terjadi. Harga pokok juga kurang tepat karena mempunyai konota-si bahwa ada elemen lain yang tidak pokok padahal cost mempunyai kedudukanyang sama (konsep homogenitas cost). Yang jelas harga pokok tidak mempunyaimakna sebagai pengukur (a measurement). Oleh karena itu, tidak tepatlah untukmengatakan bahwa akuntansi mengolah harga pokok.

Kerancuan istilah akan menyebabkan kerancuan berpikir yang menghambatpemahaman. Kalau toh terjadi pemahaman maka pemahaman tersebut juga meru-pakan pemahaman yang rancu. Tanya-jawab dalam ujian komprehensif pada awalartikel ini adalah contoh kerancuan berpikir yang disebabkan oleh misnomerdalam penggunaan istilah biaya untuk menyimbolkan makna cost. Percakapantersebut menunjukkan bahwa makna atau pengertian sudah didefinisi secara be-nar tetapi simbolnya tidak tepat sehingga simbol (istilah) tidak berlaku umum.Hal ini analogi dengan menggunakan istilah ayam untuk menyimbolkan penger-tian unggas.

Istilah biaya tidak tepat karena pengertian biaya secara semantik dalam ba-hasa Indonesia adalah sesuatu yang berkonotasi sebagai pengurang atau sesuatuyang negatif atau sesuatu yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuanakhir. Dalam suatu perusahaan, tujuan akhir (berupa pendapatan yaitu aliranmasuk barang dan jasa) harus diperoleh dengan biaya (berupa aliran keluar ataupenyerahan barang atau jasa). Dari segi informasi, biaya lebih merupakan objekatau pusat perhatian yang diukur dengan cost dan bukan sebagai pengukur itusendiri. Jadi, sebagai pengukur dalam unit moneter, istilah biaya tidak bersifatgenerik dan terlalu sempit untuk merepresentasi makna cost yang sesungguhnya.

Akibat tidak sesuainya makna dengan simbol akhirnya istilah biaya (kalau di-anggap sebagai bahan olah) tidak dapat berlaku umum dan akhirnya harus ada“kualifikasi” penggunaan istilah tersebut. Penggunaan istilah harga pokok meru-pakan kualifikasi ketidaktepatan rasa dan makna bahasa istilah biaya tersebutuntuk mengganti istilah cost secara penuh. Jadi, karena tidak pas atau cocok se-cara rasa bahasa dan keterbatasan arti semantik biaya, untuk objek atau elementertentu terpaksa digunakan istilah harga pokok atau harga perolehan untuk cost.Hal ini kurang menguntungkan dalam memahami arti akuntansi sebagai penyediainformasi karena tidak adanya kesatuan pengertian mengenai bahan olahnya.Harga perolehan6 juga tidak tepat karena cost adalah netral dan tidak harus di-kaitkan dengan saat terjadinya. Lebih dari itu, kerancuan juga timbul karenaorang mengartikan cost sama dengan acquisition cost. Heitger dan Matulich (1986,

6Istilah perolehan mestinya adalah pemerolehan.

Page 12: Artikel 05

94 Artikel 5

[email protected]

hlm. 52) menjelaskan bahwa cost merupakan valuation concept dan bukanmerupakan timing concept yang digunakan dalam pendefinisian expense.

Acapkali orang juga berpolemik mengenai mana yang benar: harga pokokproduksi atau biaya produksi sebagai padan istilah cost of production; hargapokok produk atau biaya produk sebagai padan istilah product cost. Kalau costyang dimaksud dalam pengertian tersebut adalah bahan olah atau pengukurdalam bentuk moneter, kedua istilah tersebut sama-sama tidak tepat. Dengandemikian polemik tersebut tidak akan pernah berakhir karena memang tidak da-pat ditentukan mana yang paling tepat. Atau, kalau ditemukan padan istilah lainyang tepat, polemik tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi.

Istilah yang Tepat

Untuk mendapatkan padan kata yang tepat harus selalu diingat fungsi akuntansisebagai pengada/pencipta (generator) data kuantitatif dasar (basic quantitative da-ta) dan penyedia informasi keuangan kuantitatif. Pertimbangan lain adalah ke-mudahan belajar di masa mendatang dan kelancaran berkomunikasi dalam profesidan pendidikan akuntansi.

Berdasarkan rasa dan makna bahasa serta dengan mempertimbangkan ke-satuan pengertian dan kemudahan belajar dan berkomunikasi dalam akuntansi dimasa mendatang, menurut pendapat penulis, istilah biaya lebih tepat kalau di-gunakan sebagai padanan expense bukannya cost. Memang biaya merupakan pe-ngorbanan. Akan tetapi, biaya mempunyai makna sebagai pengorbanan untukmendapatkan sesuatu yang merupakan tujuan akhir. Dalam perusahaan, tujuanakhir adalah berupa penyerahan produk atau jasa untuk memperoleh pendapatan.Mengorbankan sumber ekonomik untuk memperoleh potensi jasa berupa mesin,bahan baku, dan jasa lainnya untuk memproduksi barang bukan merupakan tu-juan akhir suatu unit usaha tetapi lebih merupakan tujuan antara atau khusus (toachieve a specific objective atau for some purpose).

Jadi, tujuan akhir perusahaan adalah untuk menciptakan pendapatan yangakhirnya mendatangkan laba dan untuk menimbulkan pendapatan perusahaanperlu mengeluarkan atau menyerahkan produk atau jasa sebagai biaya. Sebelumada penyerahan produk atau jasa maka belum terjadi biaya (expenses atau expiredcost). Penggunaan atau pengorbanan (a forgoing or a sacrifice) sumber ekonomikuntuk memperoleh barang dan jasa sebenarnya tidak atau belum melibatkan bia-ya sama sekali. Yang terjadi sebenarnya adalah perubahan sumber ekonomik yangsatu (misalnya kas) menjadi sumber ekonomik yang lain (misalnya sediaan barangatau mesin atau tenaga kerja). Pengorbanan di sini adalah pengorbanan kesem-patan untuk menggunakan manfaat suatu sumber ekonomik tertentu karenamanfaat sumber ekonomik yang lain perlu diperoleh atau dikuasai (a sacrificemade to secure benefit) dalam rangka mencapai tujuan akhir. Secara rasa bahasa,sumber ekonomik baru dapat dikatakan menjadi biaya setelah manfaat sumberekonomik (yang direpresentasi dalam bentuk cost) dikorbankan (keluar dari ke-satuan usaha) untuk mencapai tujuan akhir yaitu penyerahan produk untukmemperoleh pendapatan.

Page 13: Artikel 05

What does cost really mean? 95

Suwardjono1992

Istilah cost dengan makna atau karakteristik sebagaimana dijelaskan di atasmemang tidak mempunyai padanan yang pas dalam bahasa Indonesia, lebih-lebihkalau istilah cost kemudian digunakan untuk menunjuk bahan olah akuntansi.Harga pokok, harga perolehan, dan biaya terbukti tidak dapat mewakili maknayang terkandung dalam pengertian cost di atas. Oleh karena itu, cara terbaik un-tuk mencari istilah Indonesianya adalah menyerap istilah tersebut menjadi kos.Istilah ini sebenarnya sudah dikenalkan IAI (1986, hlm. 128) yaitu dalam DaftarIstilah buku Norma Pemeriksaan Akuntan.7 IAI pun sebenarnya mulai meng-gunakan istilah kos dalam Standar Profesional Akuntansi Publik (SPAP).8

Dengan istilah kos ini akan mudahlah untuk menunjukkan hubungan antaraobjek/elemen/fokus statemen keuangan dan pengukurnya dan akuntansi akantampak mengolah bahan yang sama dan generik yaitu kos. Kos akan menjadi datadasar dalam menyediakan informasi keuangan yang dapat diwujudkan dalam ben-tuk statemen keuangan atau laporan manajerial. Dengan istilah kos, akanmudahlah untuk memperoleh pengetahuan tentang size dan relationship secarajelas dan konsisten antara objek-objek yang menjadi pusat perhatian pihak luarmaupun manajemen.

Kos Sebagai Bahan Olah Akuntansi

Atas dasar pengertian yang dikutip dari berbagai sumber sebelumnya mengenaicost, expenditure, expense, dan disbursement dan dihubungkan dengan konsep ke-satuan usaha, konsep perioda waktu, dan elemen statemen keuangan, pengertiankos sebagai bahan olah akan menjadi lebih jelas dengan rerangka yang dilukiskandalam Gambar 2 di halaman berikut.

Dengan rerangka yang dilukiskan dalam gambar di atas, akan mudahlah un-tuk memahami berbagai pengertian dan definisi istilah yang dijumpai dalamakuntansi. Akan mudah jugalah untuk membedakan antara pengukur dan wadahatau elemen. Bahwa kos mempunyai kedudukan sebagai pengukur atau bahanolah akuntansi dan bukan sebagai objek atau wadah menjadi jelas dalam rerangkatersebut. Pengorbanan (pengeluaran sumber ekonomik) untuk memperolehbarang dan jasa harus dibedakan dengan pengorbanan (pengeluaran sumberekonomik) untuk memperoleh pendapatan. Kalau terjadi transaksi pemerolehanbarang atau jasa, berarti perusahaan melakukan pengeluaran (expenditures). Pe-ngeluaran ini akan merupakan pengukur kos barang dan jasa yang diperoleh. Kosini harus dicatat karena kos tersebut akan menjadi data dasar untuk menghasil-kan informasi mengenai kegiatan operasi perusahaan selama perioda tertentu.

Secara teknis pembukuan, kos (jumlah rupiah pengeluaran) tersebut dapatdicatat ke dalam wadah yang namanya aset atau biaya bergantung pada karak-teristik hubungan pengeluaran dengan pendapatan sebagai tujuan akhir. Kalaukos tersebut di catat ke dalam wadah aset, tia disebut dengan pengeluaran un-

7Kalau kita berani menyerap post menjadi pos, mengapa kita takut menyerap cost menjadi kos?Lihat masalah kebahasaan lain dalam Lampiran 3.

8Lihat Seksi 722.08 dan 722.13.

Page 14: Artikel 05

96 Artikel 5

[email protected]

tuk aset atau pengeluaran untuk barang modal (capital expenditures). Se-mentara itu, kalau tia dicatat ke dalam wadah biaya (yang berarti langsungdikaitkan dengan pendapatan), tia disebut pengeluaran untuk pendapatan(revenue expenditures). Hal yang penting adalah bahwa ke manapun jumlah rupi-ah pengeluaran tersebut dicatat, tia tetap merupakan kos.

Gambar 2Rerangka Konsep Kos dan Istilah yang Berkaitan

Dengan cara berpikir yang sama, kalau perusahaan melakukan pengeluaranuntuk memperoleh mesin atau sediaan barang, tia akan menjadi kos mesin ataukos sediaan barang. Dengan demikian orang akan dapat bertanya: “Berapakah kosmesin?” atau “Berapakah kos sediaan barang?” Ada masalah untuk menjawabpertanyaan ini karena ada bermacam-macam pengeluaran untuk memperolehmesin atau sediaan barang. Masalahnya adalah pengeluaran yang mana saja yangmembentuk kos mesin atau sediaan tersebut. Agar terjadi kesamaan interpretasidan komunikasi yang efektif, perlu ada kesepakatan mengenai hal ini dalam ben-tuk prinsip atau bila perlu standar akuntansi. Prinsip akuntansi yang sekarang di-

kas

aset lainnya

Pengorbanan sumber ekonomik untuk memperoleh barang dan jasa

Pengorbanan sumber ekonomik untuk memperoleh pendapatan

barangataujasa

produkdan/atau

jasa

kas/jasa/

barang

cost(kos)

kos

kosbaru

disbursement (pengeluaran kas)

expenditure(pengeluaran)

sebagai pengukur pemerolehan barang dan jasa

expense (biaya) biaya sebagai wadah/objek

pengakuan nilai tam-bah oleh pihak inde-penden melalui transaksi penjualan/pertukaran

pendapatan sebagai wadah/objekrevenue (pendapatan)

matching

Kesatuan Usaha

kos

Page 15: Artikel 05

What does cost really mean? 97

Suwardjono1992

anut mengenai apa yang masuk dalam kos mesin misalnya adalah bahwa kosmesin meliputi seluruh pengeluaran dalam rangka memperoleh mesin (aset tetap)sampai mesin tersebut siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Demikian juga,kos sediaan barang adalah semua jumlah rupiah pengeluaran yang diperlukansampai tia siap dipakai atau siap dijual. Dengan cara seperti ini, tidak perlu lagiada inkonsistensi penggunaan istilah biaya, harga pokok dan harga peroleh-an. Bila istilah kos digunakan sebagai istilah generik untuk menunjuk jumlah ru-piah yang melekat pada suatu objek (barang atau jasa atau kegiatan), tidak perluterjadi kerancuan dan inkonsistensi seperti dijumpai dalam PSAK No. 29, Akun-tansi Minyak dan Gas Bumi.

Dengan rerangka yang dilukiskan dalam Gambar 2 dan konsep kos sebagaibahan olah, akan mudah pula untuk menjelaskan pengertian expese dan revenueserta konsep penandingan atau pengasosiasian/pengaitan (matching). Yang jelaskeduanya (expese dan revenue) merupakan wadah atau objek dan bukan bahanolah. Kalau keduanya dilekati (diukur) dengan kos maka size dan relationshipkeduanya dapat diketahui sehingga dihasilkan suatu informasi.

Istilah Beban

Misnomer yang sangat fatal adalah penggunaan istilah beban sebagai padan kataexpense. Dalam hal ini, Wibisana (1992) menyatakan istilah beban sering menjeru-muksan. Kesalahan bukan saja terletak pada makna bahasa melainkan yang lebihpenting juga pada makna definisional. Secara definisional, expense adalah jasaatau manfaat suatu sumber ekonomik yang telah digunakan dalam rangka men-ciptakan pendapatan yang merupakan tujuan setiap unit usaha. Berdasarkanmakna expense tersebut, istilah biaya sebenarnya lebih mendekati pengertian danmakna expense sehingga tepatlah kalau dikatakan bahwa biaya adalah sumberekonomik (yang direpresentasi dalam bentuk kos) yang telah keluar dari kesatuanusaha (menjadi expired cost) akibat penyerahan barang atau jasa kepada pelang-gan dalam upaya menghasilkan pendapatan. Untuk tujuan pelaporan yang infor-matif, kos yang telah keluar ini secara konvensi ditampung ke dalam tiga wadahyaitu produk terjual, perioda berjalan, dan rugi yang secara keseluruhan merupa-kan biaya.

Bahwa suatu saat kos berubah menjadi biaya bukan berarti bahwa kos samadengan biaya. Yang sesungguhnya terjadi adalah data kos yang semula ditampungdalam wadah aset atau lainnya sekarang dialihkan atau dinyatakan masuk kewadah biaya untuk merepresentasi kegiatan perusahaan yang senyatanya.Demikian juga, kalau bahan baku, tenaga kerja, dan overhead digabungkan men-jadi produk maka kos yang melekat pada komponen produk tersebut sekarang me-lekat pada produk tersebut. Oleh karena itu, semua kos komponen akanmembentuk kos produk bukan biaya produk atau harga pokok produk.

Pemahaman makna kos dan biaya seperti di atas akan memudahkan untukmenjawab atau menjelaskan mengapa buku-buku teks akuntansi dan badanpenyusun standar (termasuk FASB dan IAI) mendefinisi biaya sebagai alirankeluar aset atau penurunan aset bersih.

Page 16: Artikel 05

98 Artikel 5

[email protected]

Istilah beban sebagai padan kata expense secara rasa bahasa juga sangattidak tepat karena istilah beban sama sekali tidak mengandung makna ekonomik.Artinya, istilah tersebut (khususnya bila berdiri sendiri) tidak memberi kesansebagai jumlah rupiah atau nilai ekonomik sebagaimana istilah biaya, kos, rugi,pendapatan dan laba. Kecuali itu, istilah beban tidak mengisyaratkan maknasebagai suatu aliran keluar sumber ekonomik dari kesatuan usaha.

Istilah beban (diterjemahkan dari kata charge) mempunyai arti tidak lebihdari sekadar pengurang atau debit (charges to revenue) dan berkaitan denganteknik pembukuan semata-mata. Secara teknis, biaya memang sering disebutbeban karena dalam akun Laba-Rugi (Income Summary) semua biaya dibeban-kan atau didebit (charged) ke akun tersebut. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwabiaya dapat disebut sebagai beban atau debit.

Lebih jauh, beban mempunyai makna sebagai sesuatu yang harus ditanggungpadahal secara konseptual expenses (biaya) merupakan sesuatu yang harus dikor-bankan dahulu untuk menciptakan pendapatan. Menyebut expenses sebagai bebansama saja dengan mengatakan bahwa pendapatan harus menanggung biaya danini bertentangan dengan konsep bahwa kos yang telah dikorbankan (keluar darikesatuan usaha) merupakan upaya (effort) untuk menimbulkan pendapatan (ac-complishment). Namun demikian, secara teknis pendapatan diukur lebih dahulubaru kemudian biaya yang menghasilkan pendapatan tersebut ditentukan untukdikurangkan atau dibebankan ke pendapatan sehingga angka laba diperoleh.

Akibat misnomer kata beban dan tidak digunakannya konsep seperti diurai-kan dalam Gambar 2, banyak timbul ungkapan yang janggal dalam Standar Akun-tansi Keuangan seperti dalam PSAK No. 29, paragraf 5:

a. Semua beban pemasaran produk di dalam negeri diperlakukan sebagai bebanoperasi pemasaran, sedang beban pabrikasi dan pengemasan termasukdalam harga pokok produk.

b. Semua beban pemasaran gas di dalam negeri diperlakukan sebagai bebanoperasi pemasaran.

Beban ya jelas diperlakukan sebagai beban, apa lagi? Dengan demikian, ke-tentuan di atas sebenarnya tidak mempunyai makna apa-apa atau tidak mengaturapapun. Dapat dibayangkan bahwa nanti akan muncul ungkapan “biaya pemasar-an dibebankan sebagai beban” untuk menyatakan marketing costs are charged asan expense. Mahasiswa yang sedang belajar bahasa Inggris akan mengalami kesu-litan menerjemahkan definisi Hilton (2002) berikut: Cost of goods sold is the ex-pense measured by the cost of the finished goods sold during a period of time.

Makna Pendapatan

Kalau perusahaan memperoleh pendapatan berarti bahwa ada aliran sumberekonomik yang masuk ke kesatuan usaha. Aliran masuk sumber ekonomik inijuga diukur berdasarkan pengakuan atau penghargaan pihak luar perusahaan ter-hadap barang atau jasa yang diserahkan perusahaan. Aliran masuk sumber

Page 17: Artikel 05

What does cost really mean? 99

Suwardjono1992

ekonomik ini umumnya berupa kas atau piutang. Kas atau piutang tersebut sebe-narnya merupakan kos juga karena kalau kas dan piutang tersebut dikeluarkan(dikorbankan) untuk memperoleh barang dan jasa akhirnya akan menjadi kos ju-ga. Jadi, dari segi informasi akuntansi, sebenarnya dapat dikatakan bahwa penda-patan merupakan wadah pengukuran dan bukan bahan olah atau pengukur itusendiri. Pengukurnya adalah kos yang masuk ke perusahaan. Oleh karena itu,dimungkinkan pula untuk bertanya “Berapa kos penjualan?” dalam konteksakuntansi kos historis. Akan tetapi, karena aliran yang berbeda, untuk membeda-kannya dengan aliran keluar, aliran masuk pendapatan tetap disebut sebagaipendapatan. Dengan kerangka pikir tersebut, dapat dijelaskan mengapa buku-buku teks akuntansi dan badan penyusun autoritatif mendefinisi pendapatan se-bagai kenaikan aset atau sebagai aliran masuk aset (lihat definisi pendapatandalam berbagai sumber literatur).

Karena menjadi tujuan, pendapatan pada umumnya ditentukan lebih dahulujumlah rupiahnnya (“kos”nya) baru kemudian biaya yang diperkirakan telahmenghasilkan pendapatan tersebut diidentifikasi dan diukur. Persoalan akuntansiyang timbul adalah kos mana saja yang dianggap telah keluar (expired) menjadibiaya yang menghasilkan pendapatan. Untuk itu, diperlukanlah dasar penanding-an (pengasosiasian) yang tepat agar angka laba yang dihasilkan mempunyai mak-na ekonomik yang berarti. Penandingan atau pengaitan berarti mencari hubunganyang tepat antara aliran masuk kos (sebagai pendapatan) dan aliran keluar kos(sebagai biaya).

Harga Pokok dan Beban Pokok Penjualan

Dari aspek makna yang dikandung, cost of goods sold berarti cost yang melekatpada barang yang terjual dan menjadi bagian dari total biaya. Oleh karena itu,padan kata yang logis dan jelas maknanya adalah kos barang terjual atau dapatjuga kos produk terjual. Dalam perusahaan jasa objek ini dapat disebut kosjasa terjual atau cost of services sold.

Istilah yang umum digunakan dalam buku-buku akuntansi dan yang menyim-pang dari makna aslinya adalah harga pokok penjualan. Tidak jelas kata pen-jualan dalam harga pokok penjualan mengacu pada barang yang dijual ataumengacu pada jumlah penjualan yang setara dengan pendapatan dalam perusa-haan jasa. Kalau cost diterjemahkan harga pokok, berarti goods sold diartikan se-bagai penjualan. Ini jelas kesalahan makna. Seandainya penjualan tercatatRp1.000.000, sebuah mesih tercatat Rp800.000, dan kos yang melekat pada barangyang terjual tercatat Rp600.000 sebagaimana dilukiskan dalam Gambar 3 di hala-man berikut, manakah jawaban yang benar atas pertanyaan di bawah ini bila pos-pos yang tergambar dipandang sebagai objek pengukuran dan harga pokok diang-gap sebagai pengukur dan bahan olah akuntansi.

a. Berapa harga pokok penjualan? (Rp1.000.000 atau kurang dari Rp1.000.000)

b. Berapa harga pokok mesin? (Rp800.000 atau kurang dari Rp800.000)

Page 18: Artikel 05

100 Artikel 5

[email protected]

Gambar 3Ketidaktepatan Istilah Harga Pokok Penjualan

Sebagaimana yang digunakan sekarang, jawaban untuk pertanyaan a adalahRp600.000 dan untuk pertanyaan b adalah Rp800.000. Kalau memang tepat se-bagai bahan olah, mestinya jawaban untuk pertanyaan a adalah Rp1.000.000 kare-na penjualan dan mesin sama-sama merupakan objek dan harga pokok harusbermakna sama (konsisten untuk semua objek). Akan tetapi, nyatanya tidakdemikian. Ini berarti bahwa harga pokok tidak tepat sebagai pengukur dan sekali-gus bahan olah akuntansi.

Konon jaman dulu kalau ada pedagang ditanya apakah dia mendapat keun-tungan, pedagang sering menjawab dengan ungkapan “Pokoknya saja belumkembali kok sudah memikir untung!” Yang dimaksud “pokok” dalam ungkapantersebut adalah “pokok penjualan” alias barang dagangan yang telah terjual(goods sold) tetapi bukan nilai penjualan itu sendiri. Kalau goods sold dimaknaipokok penjualan (yaitu harga barangnya saja), berarti cost diartikan sebagai har-ga. Ini juga tidak tepat karena cost tidak sama maknanya dengan harga. Lebihdari itu, hal ini tidak dapat diterapkan untuk mesin karena tidak ada makna“pokok mesin.” Jadi, harga pokok penjualan sebagaimana digunakan sekarangdan harga pokok mesin merupakan dua konsep yang tidak konsisten. Yang perta-ma bermakna harga pokok penjualan sedangkan yang kedua bermakna hargapokok mesin (karena tidak ada konsep pokok mesin dalam akuntansi). Dapat disimpulkan bahwa sebagai objek pengukuran, makna “produk fisisyang terjual” (goods sold) jelas tidak sama dengan makna “penjualan” (sales).Oleh karena itu, menyebut cost of goods sold dengan harga pokok penjualanjelas merupakan suatu total misnomer. Argumen seperti ini juga menjelaskanmengapa buku-buku teks sekarang jarang yang menggunakan istilah cost of salesuntuk menunjuk kos yang melekat pada produk yang telah terjual.

Kesatuan usaha

Rp1.000.000

Rp800.000

Rp600.000Mesin

Penjualan

Barang terjual

Page 19: Artikel 05

What does cost really mean? 101

Suwardjono1992

Dalam perusahaan jasa, cost of services sold akan setara dengan kos barangterjual. Akan tetapi, karena jasa tidak mempunyai unit fisik sebagai wadah pen-gukuran, istilah cost of services sold praktis tidak akan pernah digunakan. Kalautoh hal tersebut digunakan, objek tersebut tidak mempunyai kandungan informa-si yang berarti. Dalam perusahaan jasa semua aliran keluar aset dalam upayamemperoleh pendapatan akan disebut biaya.

Sangat menyimpang jauh, IAI menginterpretasi makna cost of goods sold se-bagai pos pengurang penjualan yang pokok dibandingkan pos-pos pemasaran danadministratif. Cost of goods sold dibelokkan maknanya menjadi beban pokokpenjualan yang secara implisit menempatkan kos pemasaran dan administratifsebagai beban yang tidak pokok.

Menempatkan kos barang terjual sebagai beban pokok sangat bertentangandengan manajemen modern yang berorentasi pada konsumer sehingga pemasaranmerupakan kegiatan yang sangat penting dalam operasi perusahaan. Pemasaranmodern lebih memfokuskan pada kepuasan konsumer (consumer satisfaction)daripada produk (product oriented).

Pemaknaan IAI terhadap cost of goods sold juga sangat bertentangan dengankonsep bahwa semua kegiatan (diukur dengan kos) mempunyai arti penting ataukedudukan yang sama dalam rangka menciptakan pendapatan yang oleh Patondan Littleton disebut konsep homogenitas kos. Lihat uraian tentang hal ini dalamSuwardjono (2005) halaman 364. Selanjutnya Paton dan Littleton menyatakan halberikut dalam kaitannya dengan kos barang terjual:

The persistent overstressing of the distinction between merchandise cost of salesand other operating charges in the trading field illustrates the tendency toindulge in questionable ranking. All costs necessary to the product of the busi-ness, in trading as well as in other lines, are on a common level of general sig-nificance (hlm. 67).

Dari pernyataan tersebut jelas bahwa menekankan atau mementingkan costof sales di atas biaya operasi lainnya merupakan pemeringkatan yang perlu dira-gukan maknanya karena semua kos yang diperlukan dalam rangka menghasilkanpendapatan (product of the business) mempunyai kedudukan yang sama terhadappendapatan. Mungkin IAI malu untuk menggunakan kos barang terjual tetapimengakui bahwa harga pokok penjualan tidak tepat sehingga mengambil jalansimpang dengan istilah beban pokok penjualan.

Aplikasi Kos Sebagai Data Dasar

Dari berbagai uraian di atas dapat dikatakan bahwa istilah kos cukup mampu un-tuk mengatasi berbagai kerancuan yang sekarang terjadi. Kalau semua argumendan pembahasan di atas dapat mendukung pengertian kos sebagai bahan olahakuntansi yang generik, maka pertanyaan-pertanyaan dalam Daftar 5 di halamanberikut ini akan merupakan cara yang mudah untuk menyatakan beberapa per-tanyaan dalam Daftar 2 tanpa menimbulkan kerancuan.

Page 20: Artikel 05

102 Artikel 5

[email protected]

Daftar 5

Arti Penting Istilah yang Tepat

Penggunaan istilah yang menggambarkan makna tidak hanya bermanfaat dalammenghindari kerancuan tetapi juga akan memudahkan memahami akuntansi se-bagai penyedia informasi keuangan kuantitatif dan mendorong pemahaman akun-tansi dengan perspektif yang lebih luas. Istilah membawa perilaku. Olehkarenanya, istilah yang salah akan menyebabkan perilaku yang salah pula. Lebihdari itu, dengan istilah yang tepat dan tunggal, mereka yang akan mempelajaribuku teks akuntansi berbahasa Inggris juga akan terbantu karena adanya penger-tian istilah yang konsisten.

Dalam menemukan istilah yang tepat kita harus beranggapan bahwa pemakaistatemen adalah orang yang mempunyai tingkat pengetahuan tertentu atau pa-ling tidak knowledgeable people yang cukup terpelajar dan bukan orang awam(layman atau man on the street). Oleh karena itu, jangan sampai kita tergelinciruntuk menolak suatu istilah semata-mata hanya atas dasar kekhawatiran bahwaorang akan bingung tetapi orang yang diacu adalah orang awam atau orang yangtidak akan berkepentingan dengan akuntansi. Telah disebutkan jauh sebelum ini,FASB menetapkan standar kemampuan pemakai informasi akuntansi sebagaiberikut (SFAC No. 1, prg. 40): “information provided by financial reporting shouldbe comprehensible to those who have a reasonable understanding of business andeconomic activities and are willing to study the information with reasonable dili-gence.” Tentunya akademisi dan praktisi pofesional yang memahami masalah ke-bahasaan merupakan pihak yang paling mudah menerima gagasan baru sepanjanggagasan tersebut masuk akal dan akan membawa ke keadaan yang lebih baik.

Namun demikian, dalam praktiknya memang acapkali akademisi atau badanyang berwenang mempertahankan istilah yang salah tetapi kaprah hanya denganalasan istilah tersebut terlanjur enak didengar atau malu untuk merevisi kesalah-an atau takut disangka tidak tegas. Lebih parah lagi kalau kemudian mereka ber-

Berapakah kos tenaga kerja?Berapakah kos mesin?Berapakah kos produksi?Berapakah kos produk A?Berapakah kos barang terjual?Berapakah kos utang obligasi?Berapakah kos sediaan barang?Berapakah kos administrasi?Berapakah kos sekarang modal pemegang saham?Berapakah kos sekarang biaya penjualan?Berapakah kos sekarang penjualan?Berapakah kos sekarang laba? atau Berapa laba kos sekarang?

Page 21: Artikel 05

What does cost really mean? 103

Suwardjono1992

stratagem dengan mengatakan: “Bahasa bukan masalah yang penting; dalamkomunikasi yang penting orang tahu maksudnya.” Memang istilah harus sedapdidengar. Akan tetapi, dalam pengembangan pengetahuan dan praktik akuntansi,istilah baru hendaknya tidak dinilai atas dasar telinga tetapi atas dasar apa yangada di balik telinga. Juga, dalam bahasa tutur dan pergaulan, kaidah bahasa tidakpenting tetapi dalam bahasa tulis profesional dan ilmiah, kaidah bahasa yang bakumerupakan suatu keharusan.

Akuntansi Keuangan dan Penciptaan Data Kos

Pihak eksternal berkepentingan dengan posisi keuangan, kemampunan meng-hasilkan laba, aliran kas dan informasi lain yang berkaitan dengan perusahaan se-cara keseluruhan. Mereka berkepentingan dengan pengukuran dan penyajiansepuluh elemen statemen keuangan, Sebaliknya, pihak internal (manajemen)berkepentingan untuk mengelola dana dalam bentuk kegiatan ekonomik yangmenghasilkan laba. Oleh karena itu, manajemen sangat berkepentingan untukmengendalikan kegiatan operasi perusahaan. Manajemen memerlukan informasiuntuk perencanaan, pengendalian, pelaksanaan operasi, pengkoordinasian, dansekaligus pertanggungjawaban ke luar. Dalam menjalankan perusahaan, manaje-men akan banyak membuat keputusan dan memerlukan informasi untuk menun-jang keputusannya.

Untuk melayani kebutuhan informasi, tentunya suatu unit organisasi atauperusahaan mempunyai sistem akuntansi yang dapat menyediakan data dasar un-tuk menghasilkan informasi. Sistem akuntansi harus dapat melayani kebutuhaninformasi baik untuk keperluan eksternal maupun internal. Jadi, sistem akuntan-si harus dapat menghasilkan data dasar untuk kepentingan akuntansi keuangandan akuntansi manajerial. Data dasar hendaknya merupakan angka hasil peng-ukuran yang objektif dan terverifikasi. Ini berarti bahwa tiap kejadian ekonomikharus diukur atas dasar harga kesepakatan atau kebijaksanaan yang objektif yangterlibat dalam tiap transaksi dan bila perlu harus didukung dengan bukti transak-si yang sah.

Dalam akuntansi keuangan, data dasar yang dihasilkan adalah kos. Data kosyang dihasilkan dalam pelaporan keuangan merupakan data dasar yang pokokyang minimal harus tersedia dalam perusahaan. Data kos diklasifikasi atas dasarelemen statemen keuangan. Tentu saja untuk keperluan yang lebih rinci, tiap ele-men dapat dipecah lagi menjadi pos-pos. Frekuensi kebutuhan informasi keuang-an untuk kepentingan eksternal bersifat periodik dan bahkan hanya sekali dalamsatu perioda akuntansi. Lebih dari itu, struktur akuntansi keuangan lebih bersifatformal sehingga sistem akuntansi untuk penyediaan/penciptaan data dasarnyaakan sangat terstruktur.

Informasi yang harus tersedia secara kontinus (bahkan setiap saat) justru le-bih dibutuhkan untuk kepentingan manajerial (internal). Oleh karena itu, diper-lukan sistem yang dapat melayani kebutuhan internal ini. Sistem ini dikenaldengan cost accounting system. Sistem ini tentu saja bukan merupakan sistemyang terpisah dengan sistem yang menghasilkan data dasar untuk pelaporan

Page 22: Artikel 05

104 Artikel 5

[email protected]

keuangan eksternal melainkan merupakan bagian atau subsistem yang dapat me-layani kebutuhan internal maupun eksternal. Oleh karena itu, perancangansistem ini biasanya dilakukan bersama-sama dengan perancangan sistem akun-tansi keuangan. Ditinjau dari objek atau elemen yang menjadi basis klasifikasikos, Gambar 3 di halaman berikut menunjukkan hubungan antara sistem akun-tansi untuk menghasilkan dan mengklasifikasi data dasar untuk keperluaneksternal dan sistem akuntansi untuk keperluan manajemen.

Karena kepentingan manajerial berbeda dengan kepentingan pihak luar, ob-jek atau elemen yang menjadi pusat perhatian manajemen juga berbeda denganobjek atau elemen yang menjadi pusat perhatian pihak eksternal. Walaupun ke-pentingan manajerial lebih berorientasi ke masa sekarang dan masa mendatang,data dasar yang dihasilkan oleh rerangka akuntansi keuangan pada umumnya di-gunakan juga sebagai data dasar dalam rerangka akuntansi manajemen. Dengankata lain, data kos (historis) yang dihasilkan dalam kerangka akuntansi keuangandapat digunakan juga sebagai pengukur berbagai objek yang menjadi pusat per-hatian manajemen untuk mengenali size dan relationship berbagai objek tersebut.Tentu saja, manajemen mempunyai keleluasaan untuk menggunakan berbagaikonsep kos sebagai pengukur berbagai objek sesuai dengan tujuannya (konsep dif-ferent costs for different purposes). Oleh karena itu, cost accounting system harusdirancang dengan memperhatikan berbagai cost object atau cost objective yangkiranya akan dibutuhkan untuk membantu manajemen dalam pengambilan kepu-tusan tertentu.

Cost accounting dapat diartikan sebagai sistem untuk merinci dan merekla-sifikasi data kos untuk kepentingan manajerial (internal). Dipandang secarademikian dan dengan mendasarkan diri pada konsep kos sebagai bahan olah, costaccounting tidak dapat lagi diartikan sebagai akuntansi biaya karena cost ac-counting mempunyai pengertian yang lebih luas dari sekadar menghitung biaya;cost accounting berkepentingan untuk menghasilkan informasi. Mengartikan costaccounting dengan akuntansi biaya akan menjadikan pemahaman yang sempitmengenai luas lingkup cost accounting. Akibat digunakannya istilah akuntansibiaya, terjadilah fiksasi fungsional bahwa cost accounting berkepentingan denganmenghitung biaya dan kos produk dan bukan berkepentingan dengan perancang-an sistem untuk menyediakan informasi. Dengan demikian, istilah akuntansibiaya yang sekarang dikenal seharusnya disebut akuntansi kos yaitu akuntansiyang membahas pemanfaatan data kos untuk kepentingan pengambilan keputus-an manajemen. Bukan berarti istilah biaya tidak dapat digunakan; istilah biayamasih tetap digunakan kalau yang dimaksud adalah objek untuk menunjukkansumber ekonomik yang telah atau akan dikorbankan dalam rangka memperolehpendapatan akan dikurangkan terhadap pendapatan sebagaimana dilukiskandalam Gambar 2. Biaya merupakan objek (cost objective) dan kos merupakan peng-ukur (a measurement). Bergantung pada tujuan manajemen, kos yang digunakansebagai pengukur dapat berupa kos historis, kos sekarang (pengganti), atau kosmasa datang.

Page 23: Artikel 05

What does cost really mean? 105

Suwardjono1992

Gambar 3Makna Kos Sebagai Pengukur dan Bahan Olah Akuntansi

Simpulan dan Harapan

Cost merupakan pengukur dan sekaligus bahan olah akuntansi. Istilah biaya, har-ga pokok, atau harga perolehan tidak tepat sebagai padan kata istilah cost. Biayalebih merupakan wadah (objek) daripada pengukur atau bahan olah akuntansidalam menghasilkan informasi kuantitatif. Cost juga tidak tepat kalau disebut se-bagai harga perolehan (mestinya kos pemerolehan) karena harga pemerolehanhanya berlaku untuk menunjuk cost pada saat terjadinya.

Aset Kewajiban Ekuitas Pendapatan Biaya

Untung Rugi Investasi Distribusi Laba dari pemilik ke pemilik komprehensif

Produk/job/ Departemen/ Kegiatan/ Variabel Tetap pusat projek divisi

Penghargaan sepakatanTransaksi dan kejadian ekonomik(pembelian, penjualan, dan sebagainya)

Pengeluaran(expenditures)

Pengukur dalam unit moneter

Pos atau objek statemen keuangan umum (eksternal)

Objek kos lain untuk laporan manajerial (internal)

Diolah atau direklasifikasi kembali

Kesatuan usahaFF

kos

Page 24: Artikel 05

106 Artikel 5

[email protected]

Biaya lebih tepat kalau digunakan sebagai padan kata expense. Biaya merupa-kan pengorbanan sumber ekonomik untuk memperoleh pendapatan yang merupa-kan tujuan akhir setiap perusahaan. Pengorbanan sumber ekonomik untukmemperoleh barang dan jasa tidak dapat dikatakan sebagai biaya karena pengor-banan tersebut sebenarnya hanyalah perubahan dari sumber ekonomik yang satumenjadi sumber ekonomik yang lain.

Istilah beban jelas tidak dapat merepresentasi makna expense. Beban tidakmempunyai makna ekonomik sebagai aliran keluar sumber ekonomik, bertentang-an dengan konsep upaya dan hasil, dan istilah beban mempunyai arti tidak lebihdari sekadar pengurang atau debit (berasal dari charge) yang bersifat teknispembukuan. Secara konseptual, tidak semua pengurang pendapatan dapat disebutbiaya (expense).

Kos merupakan istilah alternatif untuk menghidari penggunaan istilah biaya,harga pokok, dan harga perolehan yang rancu. Dengan istilah kos, akuntansi akantampak mengolah bahan olah yang sama (homogenus) dan penggunaan istilahtersebut mendorong pemahaman akuntansi dalam perspektif yang luas. Kos bersi-fat generik dan tidak mempunyai konotasi sebagai pengurang (bersifat negatif).

Penggunaan istilah kos juga akan memudahkan mereka yang akan belajarakuntansi dengan menggunakan buku teks berbahasa Inggris. Mereka akan begi-tu mudah dan cepat menafsirkan ungkapan-ungkapan berikut: So training costsare charged as an expense of the current period rather than being treated as an as-set, What portion of the labor cost is included in the cost of product A?, What is thecurrent cost of selling expenses?, What is the current cost of rent revenues?, Shouldadministrative costs be included in cost of product and thereby become part of costof goods sold?

Akuntansi biaya terlalu sempit untuk menunjuk bidang akuntansi yang mem-bahas pemanfaatan, penganalisisan dan pengkomunikasian data kos untuk ke-pentingan pengambilan keputusan manajerial.

Harga pokok penjualan dan bahkan beban pokok penjualan merupakan ke-salahan pemaknaan yang fatal. Menempatkan kos produksi (kos barang terjual)lebih utama daripada kos pemasaran dan kos administratif bertentangan denganpraktik manajemen modern dan menyimpang dari konsep bahwa semua kom-ponen biaya (diukur dengan kos) mempunyai kedudukan yang sama dalam men-ciptakan pendapatan (konsep homogenitas kos).

Kalau ada istilah yang salah tetapi kaprah, tugas dunia pendidikan (khusus-nya perguruan tinggi) dan tugas profesilah untuk memberi alternatif yang lebihbaik sehingga lambat laun kesalahkaprahan atau kerancuan dapat dihilangkan.Gagasan-gagasan dan alternatif-alternatif baru (termasuk istilah) harus ditawar-kan kepada mahasiswa dan bukan malahan diisolasi atau disembunyikan. Dalammenanggapi alternatif tersebut, acapkali sikap yang diambil dalam pengajaran diperguruan tinggi justru malah memantapkan kesalahkaprahan dengan dalih agarmahasiswa tidak bingung dalam praktik. Berkaitan dengan sikap ini, Hall danCannon (1975, hlm. 25) mengajukan pertanyaan yang sangat mendasar sebagaiberikut: “Should a university course be devised to help a student fit into society orto encourage a student to change society?”

Page 25: Artikel 05

What does cost really mean? 107

Suwardjono1992

Penulis berpendapat bahwa pengajaran di perguruan tinggi harus dapatmengubah praktik yang terjadi dalam masyarakat menjadi lebih baik. Justrudalam hal inilah lembaga pendidikan tinggi (universitas dan sekolah tinggi) harusberbeda dengan lembaga kursus. Peran badan autoritatif, dalam hal ini dewanstandar akuntansi, sangat besar dalam pengembangan istilah yang tepat melaluistandar akuntansi. Barangkali badan autoritatif perlu dilengkapi dengan suatukomite istilah yang melibatkan beberapa pakar bahasa. Dunia profesi dan pendi-dikan tidak perlu merasa malu untuk merevisi kesalahan yang mempunyai akibatfatal. Sikap profesional dan intelektual mestinya lebih banyak dituntun oleh rasabersalah (guilty feeling) daripada oleh rasa malu (ashamed feeling) atau oleh tu-juan untuk menutupi rasa malu.

Dalam hal istilah, rasa malu pada umumnya akan menghasilkan pilihan yangmenyimpang semata-mata untuk menutupi rasa malu. Telah dibahas di Suwar-djono (2005, Bab 2) bahwa sebagai manusia (being only human), pakar, ilmuan,akademisi, atau pemegang autoritas tidak selalu bersedia mengakui kesalahanmeskipun dihadapkan pada bukti atau argumen yang telak. Buktinya, kos barangterjual yang sangat jelas maknanya sesuai dengan cost of goods sold tidak di-gunakan atau dipilih dan justru beban pokok penjualan yang maknanya menyim-pang yang dipilih. Bila apa yang dinyatakan Thomas Kuhn tersebut benar, penulismemprediksi bahwa istilah bersertifikat akuntan publik (BAP) yang keliru secarakaidah bahasa tidak akan diganti dengan akuntan publik bersertifikat (APB) teta-pi tetap dipertahankan atau diganti istilah lain atau istilah aslinya (CPA) denganberbagai argumen, baik yang valid ataupun yang semata-mata sebagai stratagem.9

Hal ini juga akan terjadi pada istilah-istilah yang terlanjur salah kaprah atau me-nyimpang dari kaidah.10

Akhirnya, apa yang penulis kemukakan hanyalah suatu gagasan untukmengembangkan istilah akuntansi dan menghindari kerancuan istilah kalau ke-rancuan tersebut dianggap ada dan cukup penting untuk diperhatikan. Siapapeduli? Lebih menggigit lagi, siapa berani?!

Referensi

Anthony, Robert N. dan James S. Reece. Accounting: Text & Cases. Homewood, Ill.: RichardD. Irwin, Inc., 1989.

Bourke, P. F, "What does it cost?" dalam DeCoster, Don T. et al. (editors), Accounting forManagerial Decision Making. New York: John Wiley & Sons, 1978.

Financial Accounting Standard Board (FASB). "Elements of Financial Statements of BusinessEnterprises," SFAC No. 6, Stamford, Conn.: FASB, 1985.

9Ternyata prediksi penulis benar karena sejak 2007 APB telah diganti dengan Certified PublicAccountant Indonesia (CPAI) tetapi huruf I ditanggalkan kalau digunakan sebagai sebutan/gelarsesudah nama. CPA Indonesia ini bahasa Inggris atau Indonesia karena mengikuti kaidah DM tetapimengandung bahasa Inggris. Lebih dari itu, apakah CPA itu nama diri eksklusif (proprietary) ataugenerik sehingga boleh dipakai oleh profesi selain di Amerika tanpa izin?

10Baca artikel “Aspek Kebahasaan Indonesia dalam Karya Tulis Ilmiah/Akademik/Kesarjanaan”oleh penulis..

Page 26: Artikel 05

108 Artikel 5

[email protected]

__________. "Qualitative Characteristics of Accounting Information," Statement of FinancialAccounting Concepts No. 2. Stamford, Conn.: FASB, 1980.

Grady, Paul. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprises.New York: AICPA, ARS No. 7, 1965.

Hall, William C. dan Robert Cannon. University Teaching. Adelaide: ACUE, 1975.Haseman, Wilber C, "An Interpretive Framework for Cost" dalam DeCoster, Don T, et al.

(editors), Accounting for Managerial Decision Making. New York: John Wiley & Sons,1978.

Heitger, Lester E. dan Matulich, Serge. Managerial Accounting. New York: McGraw-HillBook Co.,1986.

Hilton, Ronald W. Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic Environment.Boston: McGraw-Hill Irwin, 2002.

Horngren, Charles T. dan George Foster. Cost Accounting: A Managerial Emphasis, 6th. ed.Englewood Cliffs, N.J.: Prentice- Hall International Editions, 1987.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Norma Pemeriksaan Akuntan. Jakarta: PT Temprint, 1986.__________. Prinsip Akuntansi Indonesia 1984. Jakarta: Percetakan Negara RI, 1985.__________, Exposure Draft Prinsip Akuntansi Indonesia Pernyataan No. 5, Standar Khusus

Akuntansi Industry Minyak dan Gas Bumi, 1991.Kieso, Donald E. dan Jerry J. Weygandt. Intermediate Accounting. New York: John Wiley &

Sons, 1986.Kohler, Eric L, A Dictionary of Accountants. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, Inc., 1975.Paton, W. A. dan A. C. Littleton. An Introduction to Corporate Accounting Standards. Ann

Arbor: American Accounting Association, 1970.Polimeni, Ralph S. et al, Cost Accounting: Concepts and Applications for Managerial Decision

Making. New York: McGraw- Hill Book Co., 1986.Sprouse, Robert T. dan Maurice Moonits. "A Tentative Set of Broad Accounting Principles

for Business Enterprises," ARS No. 3. New York: AICPA, 1962.Suwardjono. Seri Teori Akuntansi: Perekayasaan Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: BPFE,

1989 (Revisian 2005).Wibisana, Jusuf. “Kerangka Konseptual dan Penyusunan Standar Akuntansi” dalam Prosidings

Konvensi Nasional Akuntansi Ke-2, Yogyakarta 3-5 Desember 1992,

***

CATATAN AKHIR

Pusat Bahasa sebenarnya telah menawarkan juga padan kata untuk cost ini.Periksalah sendiri sumber tersebut di laman (website) berikut:

www.pusatbahasa.diknas.go.id

Kemudian, klik ikon ‘Glosarium Pusat Bahasa’ yang ada di sebelah kanan lamantersebut. Isikan pada kotak Istilah Asing dengan kata cost.Klik pilihan pada butir Mulai dengan. Pilih Ekonomi pada Bidang, lalu klik Cari.Apa pendapat anda? Apa yang ingin anda katakan kepada kolega/murid anda?

***

Page 27: Artikel 05

What does cost really mean? 109

Suwardjono1992

What Does Cost Really Mean?

SuwardjonoFakultas Ekonomika dan Busines

Universitas Gadjah Mada2008

[email protected]

Materi ini dapat diperbanyak dan digunakan dalam diskusi apapuntanpa harus minta izin penulis.