ARTIKEL PTK PQ4R

18
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ELABORASI METODE PQ4R PADA SISWA KELAS VIII B SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 DUKUHTURI TEGAL TAHUN 2013/2014 Mohamad Tarjono SMP Negeri 1 Dukuhturi Tegal Abstrak : Aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas VIII B Semester 1 SMP Negeri 1 Dukuhturi Tegal cenderung kurang memuasakan, ketuntasan belajarnya kurang dari 85 %. Untuk mengatasi masalah tersebut dicobakan elaborasi metode PQ4R sebagai model pembelajaran. Dengan suasana yang lebih kondusif diharapkan aktivitas dan prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran IPS akan meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran elaborasi metode PQ4R. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII B Semester 1 SMP Negeri 1 Dukuhturi Tegal tahun pelajaran 2013 / 2014. Dengan penelitian tindakan kelas ini diharapkan menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar IPS. Pada siklus I, aktivitas siswa mencapai 56,9 % dan meningkat menjadi 76,9 % pada siklus ke II. Dilihat dari prestasi belajar siswa, ketuntasan pada siklus I sebanyak 36 %, kemudian pada siklus II menjadi 88,9 %, yang berarti terjadi kenaikan yang cukup signifikan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran elaborasi metode PQ4R dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang meliputi peningkatan semangat belajar siswa, peningkatan kegiatan pembelajaran, serta peningkatan ketuntasan belajar siswa. Kata kunci : aktivitas belajar, prestasi belajar, elaborasi metode PQ4R. Pendahuluan Komponen utama yang menjadi penentu tercapai atau tidaknya hasil pendidikan yang bermutu adalah guru, bahan ajar, dan siswa. Ketiga indikator ini

Transcript of ARTIKEL PTK PQ4R

Page 1: ARTIKEL PTK PQ4R

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN ELABORASI METODE PQ4R

PADA SISWA KELAS VIII B SEMESTER 1

SMP NEGERI 1 DUKUHTURI

TEGAL TAHUN 2013/2014

Mohamad Tarjono

SMP Negeri 1 Dukuhturi Tegal

Abstrak : Aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas VIII B

Semester 1 SMP Negeri 1 Dukuhturi Tegal cenderung kurang memuasakan, ketuntasan

belajarnya kurang dari 85 %. Untuk mengatasi masalah tersebut dicobakan elaborasi

metode PQ4R sebagai model pembelajaran. Dengan suasana yang lebih kondusif

diharapkan aktivitas dan prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran IPS akan

meningkat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran elaborasi

metode PQ4R.

Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII B Semester 1 SMP Negeri 1 Dukuhturi Tegal

tahun pelajaran 2013 / 2014. Dengan penelitian tindakan kelas ini diharapkan

menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar IPS. Pada siklus I,

aktivitas siswa mencapai 56,9 % dan meningkat menjadi 76,9 % pada siklus ke II. Dilihat

dari prestasi belajar siswa, ketuntasan pada siklus I sebanyak 36 %, kemudian pada

siklus II menjadi 88,9 %, yang berarti terjadi kenaikan yang cukup signifikan.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran elaborasi metode

PQ4R dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang meliputi peningkatan semangat

belajar siswa, peningkatan kegiatan pembelajaran, serta peningkatan ketuntasan belajar

siswa.

Kata kunci : aktivitas belajar, prestasi belajar, elaborasi metode PQ4R.

Pendahuluan

Komponen utama yang menjadi penentu tercapai atau tidaknya hasil

pendidikan yang bermutu adalah guru, bahan ajar, dan siswa. Ketiga indikator ini

Page 2: ARTIKEL PTK PQ4R

merupakan subyek sekaligus obyek dari kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Adalah penting bagi guru untuk memilih model pembelajaran dan bahan ajar yang

bermutu dan relevan dengan kebutuhan serta tuntutan perubahan zaman, sehingga

upaya untuk mengungkap setiap wilayah kemampuan dari berbagai jenis

kecerdasan yang melekat pada diri siswa dapat diwujudkan dalam berperilaku.

Keberhasilan guru dalam hal ini akan menumbuhkan semangat siswa sekaligus

membantu dalam mengeksplorasikan aktivitas, bakat, dan daya cipta secara utuh.

Demikian halnya dengan tujuan yang hendak dicapai mata pelajaran IPS

adalah mendidik dan memberi bekal kemampuan kepada siswa untuk

mengembangkan diri sesuai dengan bakat, aktivitas, kemampuan dan

lingkungannya serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang

lebih tinggi sehingga dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu

menjembatani tercapainya tujuan tersebut, maka kemampuan dan keterampilan

guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran

senantiasa terus ditingkatkan. Mata pelajaran IPS terutama pada materi

pembelajaran yang berkaitan dengan sejarah adalah pelajaran yang tidak menarik,

bahkan sering dikatakan sangat membosankan. Ketidaktertarikan dan kebosanan

tersebut bukan dikarenakan materi pembelajarannya yang banyak menghafal dan

cenderung teoritis melainkan peran guru dalam menggunakan metode

pembelajaran yang cenderung kurang bervariatif.

Kenyatan di lapangan selama ini prestasi belajar mata pelajaran IPS pada

siswa kelas VIII B kurang memuaskan terbukti dengan tidak tercapainya seluruh

kompetensi terserap secara maksimal. Ketuntasan belajarnya kurang dari 85 %.

Page 3: ARTIKEL PTK PQ4R

Model pembelajaran yang diterapkan selama ini masih tergolong

konvensional yakni ceramah, tanya jawab, dan penugasan mengerjakan LKS yang

telah disediakan oleh penerbit. Siswa mendapat materi berdasarkan cara

mengingat dan menghafal terhadap materi soal-soal yang ada pada LKS yang

sedang dihadapi. Guru kemudian mengevaluasi prestasi belajar siswa berdasarkan

kunci jawaban yang telah disediakan. Guru belum memanfaatkan model-model

pembelajaran dan media pembelajaran secara optimal.

Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978) mengemukakan :

“ Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang

terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman”. Jadi perubahan dalam tingkah

laku hanya akan terjadi bila ada latihan. Pada kesempatan ini penulis mencoba

membuat latihan dengan model pembelajaran elaborasi metode PQ4R yang

memungkinkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi pelajaran lebih

meningkat.

Penulis mencoba menerapkan model pembelajaran dengan mengelaborasi

metode PQ4R. Dengan elaborasi metode PQ4R memungkinkan siswa memahami

materi pelajaran IPS dengan pendekatan proses.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian Muhammad Ali (2004) diketahui

bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik setelah penerapan

model pembelajaran elaborasi metode PQ4R. Aktivitas siswa akan lebih baik jika

pada tahapan question jawaban pertanyaan siswa dipertukarkan dengan kelompok

lainnya. Indikator lain yang menunjukkan meningkatnya aktivitas siswa

Page 4: ARTIKEL PTK PQ4R

ditunjukkan oleh sejumlah portofolio kegiatan siswa. Portofolio kegiatan siswa

menunjukkan adanya kemajuan dalam kegiatan pembelajaran pada setiap siklus.

Prestasi belajar siswa berdasarkan hasil tes formatif, tes sumatif dan

kriteria ketuntasan hasil belajar tiap siklus mengalami peningkatan. Hasil analisis

data pada prestasi belajar siswa berdasarkan hasil tes formatif menunjukkan

bahwa pada siklus pertama rata-rata hasil belajar siswa sebesar 7,2 dengan

persentase ketuntasan belajar sebesar 65%, siklus kedua rata-rata hasil belajar

siswa sebesar 7,5 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 70%, dan

siklus ketiga rata-rata hasil belajar siswa sebesar 8,5 dengan persentase ketuntasan

belajar siswa sebesar 87%. Pencapaian indikator penelitian pada siklus ketiga ini

mengakhiri penelitian.

Berpijak dari hasil penelitian seperti yang telah diuraikan di atas,

penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran elaborasi untuk

proses kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPS pada siswa kelas VIII B perlu

diadakan.

Proses belajar mengajar akan kondusif apabila lingkungan belajarnya juga

kondusif. Proses belajar mengajar merupakan proses yang terintegrasi antar faktor

yang meliputi guru, siswa dan faktor pendukung lainnya. Lingkungan belajar akan

kondusif apabila faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut juga kondusif. Oleh

karena itu lingkungan belajar harus diciptakan dengan baik dan sungguh-sungguh

dengan berbagai model pembelajaran yang tepat. Suatu model atau metode

bagaimana agar guru dapat menyampaikan materi pembelajaran, sehingga dapat

dengan mudah diterima dan dipahami oleh siswa.

Page 5: ARTIKEL PTK PQ4R

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah dengan

menggunakan metode pembelajaran yang tepat dengan materi pembelajaran.

Penerapan metode pembelajaran yang tepat dalam kegiatan instruksional

menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi tidak monoton. Model dan metode

pembelajaran yang dimaksud akan menumbuhkan rasa ketertarikan dan perhatian

pada diri siswa.

Perhatian ini merupakan dasar dari minat. Kegiatan belajar mengajar

menjadi lebih bervariasi dan menarik sehingga siswa menjadi lebih bersemangat

dan bersungguh-sungguh. Partisipasi aktif pada diri siswa dalam kegiatan belajar

mengajar ini juga dapat menimbulkan penguatan positif potensi dan kemampuan

akademik, sehingga diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat.

Berdasarkan latar belakang di atas Penelitian Tindakan Kelas ini

diputuskan pada penerapan model pembelajaran elaborasi metode PQ4R di dalam

meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VIII B semester 1 SMP

Negeri 1 Dukuhturi Tegal untuk mata pelajaran IPS.

Metode

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Dukuhturi

yang beralamat di Jl. Raya Kepandean-Dukuhturi Kabupaten Tegal. Penelitian ini

dilaksanakan mulai tanggal 14 September 2013 sampai 5 November 2013. Subyek

penelitian ini adalah siswa kelas VIII B semester 1 tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus

meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, serta refleksi. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan dinamika peningkatan aktivitas siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Pada siklus I, kegiatan prencanaan meliputi pembuatan

Page 6: ARTIKEL PTK PQ4R

skenario pembelajaran dengan menerapkan elaborasi metode PQ4R, pembuatan

RPP dengan materi proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat di

Indonesia, pembuatan hand out sesuai materi RPP.

Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan dengan menggunakan

lembar pengamatan ( observasi ) yang telah disiapkan sebelumnya. Terlihat siswa

masih belum sepenuhnya menerima model pembelajaran yang diterapkan.

Penyampaian materi masih terlalu cepat, serta banyak siswa yang belum

sepenuhnya melakukan tahap-tahap pembelajaran metode PQ4R.

Refleksi atas pelaksanaan siklus I masih perlu dilanjutkan ke siklus II

karena peningkatan siswa dalam pembelajaran belum tercapai sebagaimana batas

ketuntasan belajar yang telah ditetapkan.

Pada siklus II kegiatan prencanaan meliputi pembuatan skenario

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran PQ4R, pembuatan RPP

dengan materi perlawanan rakyat terhadap kolonial Barat di berbagai daerah,

pembuatan hand out sesuai materi RPP. Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada

tanggal 28 dan 30 September 2013, sedangkan tes / uji kompetensi siklus II

dilaksanakan pada tanggal 5 November 2013.

Pengamatan dilakukan selama tindakan dengan menggunakan lembar

observasi yang telah disiapkan. Terlihat siswa sudah dapat menerima model

pembelajaran yang diterapkan. Penyampaian materi sesuai dengan kemampuan

siswa. Tidak perlu dilakukan pengulangan pada perintah langkah-langkah

pembelajaran.

Page 7: ARTIKEL PTK PQ4R

Berdasarkan hasil refleksi atas pelaksanaan siklus II telah terlihat

perubahan positif aktivitas siswa dalam pembelajaran. Ketuntasan belajar siswa

telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian.

Cara Pengambilan Data

Data kehadiran siswa yang berupa daftar kehadiran siswa, pengambilan

datanya dengan merekam kehadiran siswa anggota kelas VIII B semester 1 SMP

Negeri 1 Dukuhturi Tahun Pelajaran 2013/2014 pada saat penelitian tindakan

dilakukan.

Data prestasi belajar siswa diambil dengan menggunakan tes / uji

kompetensi pada setiap akhir siklus penelitian tindakan. Data observasi proses

mengajar dan proses belajar diambil dengan pedoman observasi. Melihat dan

mengamati selama penelitian tindakan dilakukan. Menyangkut suasana kelas,

serta aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan data

dokumentasi diambil dari foto-foto selama kegiatan penelitian tindakan.

Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara deskriptif, baik

diskriptif kualitatif maupun diskriptif kuantitatif. Data kehadiran siswa yang

terdapat pada daftar kehadiran siswa pada saat dilakukan penelitian tindakan

dianalisis dengan analisis diskriptif kuantitatif. Dengan menghitung persentase

kehadiran siswa pada saat tindakan dilakukan.

Data prestasi belajar siswa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu prestasi

belajar siswa perorangan ( terdiri dari nilai tertinggi, nilai terendah serta nilai rata-

rata ) dan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal. Keduanya dianalisis

Page 8: ARTIKEL PTK PQ4R

dengan analisis diskriptif kuantitatif dengan menghitung persentase keberhasilan

siswa.

Data observasi belajar mengajar yang bertujuan untuk mengetahui

aktivitas siswa pada saat tindakan dilakukan. Data yang berasal secara kualitatif

kemudian dianalisis dengan analisis diskriptif. Indiator keberhasilan dalam

penelitian ini adalah (1) Kehadiran siswa ≥ 95%, (2) Ketuntasan Hasil Belajar ≥

85%, dan Aktivitas siswa dalam pembelajaran ≥ 66,7%.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Secara umum hasil penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan

aktivitas siswa yang meliputi unsur kehadiran, motivasi belajar, kesungguhan,

tanggungjawab, berprestasi, kerjasama, kedisiplinan dalam pembelajaran dengan

model pembelajaran elaborasi metode PQ4R pada kompetensi dasar tentang

proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat dan pengaruh yang

ditimbulkannya di berbagai daerah cenderung menjadi lebih baik ( lihat grafik ).

Grafik 1

Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Page 9: ARTIKEL PTK PQ4R

Dari grafik di atas terlihat peningkatan yang cukup signifikan pada

aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dimulai dati kondisi awal yang

aktivitas siswa hanya 32%. Kemudian pada siklus I mulai ada peningkatan

aktivitas siswa sebesar 53%. Pada tahap ini mungkin siswa masih penyesuaian

dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Kemudian pada siklus II

tingkat aktivitas siswa telah mencapai 72%. Dengan tingkat aktivitas seperti

terlihat di atas berarti telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian tindakan

ini yakni tingkat aktivitas siswa minimal 66,7%.

Prestasi Belajar Siswa

Hasil penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan prestasi

pembelajaran yang meliputi unsur nilai tertinggi, nilai terendah , nilai rata-rata dan

ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Hal ini berkaitan erat dengan peningkatan

aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Pada kondisi awal diperoleh data prestasi belajar sebagai berikut : Nilai

rata-rata 65,14, dengan nilai tertinggi 80 sedangkan nilai terendah 45. Selain itu,

terdapat 25 orang siswa dari 36 orang siswa yang belum memperoleh nilai 75 (

batas KKM ) secara akumulatif (72,2%.) sehingga ketuntasan belajar klasikal baru

mencapai 27,8%. Hal ini disebabkan guru belum menerapkan model pembelajaran

elaborasi metode PQ4R.

Pada siklus I data prestasi belajar siswa mulai ada peningkatan antara lain :

nilai rata-rata meningkat menjadi 68,5 dan nilai tertinggi mencapai 80 serta nilai

terendah 50. Begitu pula persentase ketuntasan belajar juga meningkat menjadi 36

% yang berarti masih ada 23 orang siswa ( 64%) yang memperoleh nilai dibawah

Page 10: ARTIKEL PTK PQ4R

KKM. Hal ini mungkin siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang

diterapkan oleh guru, sehingga siswa masih banyak yang kebingungan dalam

melaksanakan perintah guru sesuai tahap-tahap dalam pembelajaran tersebut.

Pada siklus II terjadi peningkatan terhadap jumlah siswa yang memenuhi

ketuntasan belajar menjadi 32 orang siswa (88,9%) dengan kata lain terjadi

peningkatan sebesar 52,9%. Adapun nilai rata-rata pada akhir siklus II ini telah

mencapai 80,6 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Pada siklus II ini

indikator keberhasilan yakni 85% siswa tuntas belajar sudah tercapai. Pada tahap

ini siswa telah dapat menyesuaikan diri dengan model pembelajaran yang

dikembangkan oleh guru.( lihat grafik )

Grafik 2

Prestasi Belajar Siswa Antar Siklus

Keterangan :

1. Kondisi Awal Nilai Tertinggi

2. Siklus I Nilai Terendah

3. Siklus II Nilai Rata-rata

Page 11: ARTIKEL PTK PQ4R

Grafik 3

Ketuntasan Belajar Antar Siklus

Keterangan :

1. Kondisi awal : Tuntas

2. Siklus I : Belum Tuntas

3. Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada tahap refleksi awal

ditemukan masalah bahwa (a) prencanaan pembelajaran kurang disiapkan dengan

baik, (b) pembelajaran cendrung monoton, (c) pendekatan pembelajaran cnderung

hanya menyentuh ranah kognitif, (d) semangat belajar siswa cendrung lemah, (e)

mutu pembelajaran cenderung rendah, (f) pemahaman isi materi dan keterampilan

yang dibutuhkan siswa masih belum optimal.

Berdasarkan hasil temuan tersebut di atas maka perlu ada upaya untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dengan model pembelajaran elaborasi

metode PQ4R pada kompetensi dasar tentang proses kolonialisme dan

imperialisme Barat dan pengaruh yang ditimbulkan di berbagai daerah.

Page 12: ARTIKEL PTK PQ4R

Peningkatan kualitas pembelajaran tersebut dengan menyusun rancangan

pembelajaran yang dapat memberikan keutuhan pemahaman siswa komprehensip

dan pentahapan yang mudah diterima oleh siswa. Selanjutnya dengan pedoman

pada rancangan prmbelajaran secara umum kualitas pembelajaran dengan model

pembelajaran elaborasi metode PQ4R diharapkan aktivitas belajar siswa

meningkat, mutu pembelajaran lebih baik dan kompetensi pemahaman materi

lebih baik.

Dalam upaya meningktkan aktivitas belajar siswa kualitas pembelajran

dan peningkatan kompetensi pemahaman materi, maka pada awal pembelajaran

siswa diberi penjelasan, diajak tanya jawab, dan diajak berdiskusi tentang

pembelajaran yang dihadapi. Diskripsi pembelajaran disampaikan termasuk

keterkaitan beberapa tahapan pada model pembelajaran elaborasi metode PQ4R.

Penjelasan pembelajaran tersebut disampaikan meliputi : (1) standar kompetensi,

(2) kompetensi dasar, (3) tujuan pembelajaran dan indikator yang akan dipelajari

setiap pertemuan, (4) literatur/bahan ajar yang harus dipelajari, (5) metode, media

dan model pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan pada setiap pertemuan

dan (6) jenis evaluasi.

Diskusi dan tanya jawab dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran

tersebut memunculkan rencana pembelajaran (RPP), lebih lanjut merupakan dasar

pembelajaran yang disepakati antara guru dan siswa. Pada orientasi awal sudah

terlihat tanda-tanda motivasi dan kesungguhan siswa sebagai bagian dari

semangat belajar untuk beraktivitas dalam pembelajaran. Pada pelaksanaan

tindakan siklus I diperoleh hasil sebagaian besar aspek yang diamati masih cukup

Page 13: ARTIKEL PTK PQ4R

aktif (sedang) , kemudian pada siklus II mengalami perubahan dimana sebagian

besar aspek yang diamati dalam kriteria cukup aktif dan 6 aspek dari 10 aspek

yang diamati memperoleh kriteria aktif ( Tinggi) dengan rata-rata persentase

76,9%. Dalam pelaksanaan pembelajaran semangat belajar siswa yang diharapkan

sudah nampak. Selain motivasi dan kesungguhan juga tanggung jawab, semangat

berprestasi, kerjasama, dan respon selama pembelajaran semakin berkembang.

Siswa menunjukkan antusiasnya dan keberanian untuk menjawab pertanyaan baik

dari teman sendiri maupun dari guru.

Usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikembangkan melalui

pendekatan pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Usaha tersebut telah

mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Tindakan pada pengelolaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana

pembelajaran ( RPP), materi / bahan ajar dan proses pembelajaran.

Berdasarkan analisis pembelajaran tersebut di atas maka dapat dipaparan

bahwa model pembelajaran elaborasi metode PQ4R dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa dan meningkatkan prestasi belajar siswa, juga mampu

menumbuhkan rasa percaya diri.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut : Peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS dapat

dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran elaborasi metode PQ4R.

Page 14: ARTIKEL PTK PQ4R

Disamping itu penerapan model pembelajaran tersebut juga dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa.

Saran

Agar aktivitas belajar mata pelajaran IPS siswa dapat ditinggkatkan hendak guru

menerapkan model pembelajaran elaborasi metode PQ4R.

Daftar Pustaka

A. Aziz Wahab. 1980. Evaluasi Pendidikan PMP, LPMP FPIPS IKIP Bandung.

A. Kosasih Djahiri. 1980. Pengajaran Studi Sosial / IPS ( Dasar-Dasar Pengertian

Metodologi, Model Belajar-Mengajar IPS ), LPPIPS;FKIS IKIP Bandung.

Ali, Muhammad. 2005. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok

Bahasan Kelangsungan Hidup Organisme Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Elaborasi Metode PQ4R. “ Dalam Beletin Pelangi

Pendidikan, Edisi III Desember, Halaman

Aqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Daldjoeni, N. 1981. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alumni.

Depdiknas. 2006. Model-model Pembelajaran yang Efektif. Jakarta:Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Djamarah, S, Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hartanto, Irwan. 2009. “Penggunaan Metode Belajar PQ4R ( Preview, Question,

Read, Reflect, Recite, Review) dalam Pembelajaran Sejarah untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pokok Bahasan

Pendudukan Militer Jepang di Indonesia SMA Negeri 1 Gringsing Tahun

ajaran 2008/2009.” Diunduh dari http://lib.unnes.ac.id/2362/ pada hari

selasa tanggal 20 Agustus 2013)

Page 15: ARTIKEL PTK PQ4R

Kasmadi, Hartono. 1996. Model-Model dalam Pengajaran Sejarah. Semarang:

IKIP Semarang Press.

Miles, Mattew dan A, Michael Haberman. 1992. Analisis Data Kuantitatif.

Penerjemah: Tje jep Rohidi. Jakarta:UI Press.

Muchith, Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontektual. Semarang: Rasail Media

Group.

Multianto Nugroho, Rizki. 2013. “Penerapan Metode Pembelajaran Preview,

Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI E -1 Semester Gasal 2012 –

2013 SMA Negeri 2 Malang.” Diunduh dari http://karya-

ilmiah.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/25071 pada hari selasa

tanggal 20 Agustus 2013)

Mutakin, Awan. 1998. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Depdikbud

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Puspitasari. 2003. Strategi-strategi Belajar. Jakarta:Direktorat Pendidikan

Lanjutan Pertama Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sardiman A.M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Trianto. 2007. Model–Model Pembelajaran Inovativ Berorientasi Kontruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Page 16: ARTIKEL PTK PQ4R

Lampiran 1

FOTO KEGIATAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

SIKLUS I

Kegiatan Siswa Memperhatikan penjelasan guru

Kegiatan Siswa Tahap Question

Kegiatan Siswa Tahap Read dan Reflect

Kegiatan Siswa Tahap Preview

Kegiatan Siswa Tahap Recite

Kegiatan Siswa Tahap Review

Page 17: ARTIKEL PTK PQ4R

FOTO KEGIATAN SISWA

DALAM PROSES PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Kegiatan Siswa Mendengarkan penjelasan guru

Kegiatan Siswa Tahap Preview

Kegiatan Siswa Tahap Question

Kegiatan Siswa Tahap Read dan Reflect

Kegiatan Siswa Antusias tanya jawab

Kegiatan Siswa dalam presentasi Tahap Review

Page 18: ARTIKEL PTK PQ4R

FOTO KEGIATAN GURU

DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Kegiatan Guru Melakukan Apersepsi

Kegiatan Inti (eksplorasi) Guru meminta siswa melakukan proses pembelajaran sesuai langkah-langkah metode PQ4R

Kegiatan Inti Guru berkeliling memberi bimbingan dan Meneliti pekerjaan siswa

Kegiatan Penutup Guru memberi umpan balik pada siklus proses pembelajaran