ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …. ARTIKEL ILMIAH FENTI.pdf · fkip universitas...

13
FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 1 ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA “SATE BILANGAN” MATERI OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH KELAS I SEKOLAH DASAR SKRIPSI Oleh : FENTI NOVIANTI NIM A1D114046 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2018

Transcript of ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …. ARTIKEL ILMIAH FENTI.pdf · fkip universitas...

Page 1: ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …. ARTIKEL ILMIAH FENTI.pdf · fkip universitas jambi page | 1 artikel ilmiah pengembangan media pembelajaran matematika “sate bilangan”

FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 1

ARTIKEL ILMIAH

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

“SATE BILANGAN” MATERI OPERASI PENJUMLAHAN

DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH

KELAS I SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Oleh :

FENTI NOVIANTI

NIM A1D114046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018

Page 2: ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …. ARTIKEL ILMIAH FENTI.pdf · fkip universitas jambi page | 1 artikel ilmiah pengembangan media pembelajaran matematika “sate bilangan”

FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 2

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

“SATE BILANGAN” MATERI OPERASI PENJUMLAHAN

DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH

KELAS I SEKOLAH DASAR

Oleh:

FENTI NOVIANTI

NIM A1D114046

PGSD FKIP UNIVERSITAS JAMBI

ABSTRACT

Novianti, Fenti. 2018. "Development of Mathematics Learning Media Sate

Numbers of Addition and Reduced Numbers in First Class Elementary

School". Elementary School Teacher Education Study Program, FKIP,

University of Jambi. Supervisor (1) Dr. Yantoro, M.Pd., (II) Suci Hayati,

S.Pd, M.Pd.

Keywords: Media Development Sate Numbers, Sum and Subtraction Materials

In the process of learning, media is very important to use because the

learning media can convey or distribute messages from a source in a planned

manner so that a conducive environment. The problem in the world of education

is the lack of learning media that can attract the interest of students to learn,

especially in the subjects of mathematics. Thus, this research is aimed to develop

the learning media of mathematics sate the number of material of addition and the

reduction of first grade class I in elementary school. This study aims to find out

the procedure of developing the medium of learning mathematics sate number,

knowing the validity and the practicability of learning media of mathematics sate

number developed.

The type of this research is development research using ADDIE

(Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) model. This

research produces sate media as a learning resource that facilitates students to

play an active role, and provides convenience for students in understanding the

material of addition operation and reduction of numbers.

The result of this research is a sate media product number. The product

is validated by media experts and material experts and made product revisions

based on expert advice and declared feasible to be tested. Expert media validation

results obtained an average value of 4.93 and the results obtained by material

experts average of 4.38 then this product is included in the category of "very

good". Result of questionnaire of teacher response of class I SDN 121 / I Muaro

Singoan obtained average result 4,4 with category "very good" and result of interview of student of class I SDN 121 / I Muaro Singoan on trial group big

comment "very good" for use.

Page 3: ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …. ARTIKEL ILMIAH FENTI.pdf · fkip universitas jambi page | 1 artikel ilmiah pengembangan media pembelajaran matematika “sate bilangan”

FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 3

1 PENDAHULUAN

Salah satu pelajaran yang terdapat di tingkat sekolah dasar adalah

matematika. Matematika merupakan salah satu komponen dari serangkaian mata

pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Matematika

merupakan salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Apalagi matematika sangat berperan penting dalam

kehidupan sehari-hari. Untuk itu matematika sangat penting di ajarkan sejak

Sekolah Dasar untuk melatih kemampuan berfikir siswa.

Namun kenyataannya sampai saat ini masih banyak siswa merasa

matematika sebagai mata pelajaran yang sulit, tidak menyenangkan, bahkan hal

yang menakutkan. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang mengalami

kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika. Kesulitan-

kesulitan yang dihadapi siswa dikarena pada saat pembelajaran objek yang

digunakan masih bersifat abstrak. Sehingga siswa sulit untuk memahami konsep

pembelajaran matematika.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SDN 121/ I Muaro Singoan pada

tanggal 11 September 2017, guru menggunakan media yang mudah didapat saat

mengajar. Hal ini dikarenakan terbatasnya media pembelajaran yang sesuai

dengan materi yang diajarkan. Objek yang digunakan sebagai media

pembelajaran masih bersifat abstrak, sedangkan pembelajaran matematika harus

dimulai dari tahapan konkret. Media yang bersifat abstrak membuat siswa sulit

memahami konsep dari pembelajaran tersebut. Hendaknya guru menggunakan

media pembelajaran yang efektif sehingga membuat siswa tertarik untuk belajar,

dapat merespon pelajaran, dan siswa memahami konsep dari pembelajaran yang

diberikan guru.

Marti (Sundayana, 2014) berpendapat bahwa, “obyek matematika yang

bersifat abstrak tersebut merupakan kesulitan tersendiri yang harus dihadapi

peserta didik dalam mempelajari matematika”. Tidak hanya peserta didik, guru

pun juga mengalami kendala dalam mengajarkan matematika terkait sifatnya

yang abstrak tersebut. Konsep-konsep matematika dapat dipahami dengan

mudah bila bersifat konkret. Karenanya pengajaran matematika harus dilakukan

secara bertahap. Pembelajaran matematika harus dimulai dari tahapan konkret.

Lalu diarahkan pada tahapan semi konkret, dan pada akhirnya siswa dapat

berfikir dan memahami matematika secara abstrak.

Menurut Arsyad (2002: 3) “media dalam proses belajar mengajar

cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk

menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal”.

Ibrahim dan Syaodih (2003: 112) mengatakan bahwa “media pengajaran

diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan

siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar”.

Dari uraian yang telah dipaparan, peneliti melakukan pengembangan

dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Sate bilangan

Materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah Di Kelas I

Sekolah Dasar”.

Page 4: ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …. ARTIKEL ILMIAH FENTI.pdf · fkip universitas jambi page | 1 artikel ilmiah pengembangan media pembelajaran matematika “sate bilangan”

FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 4

2 KAJIAN TEORI

2.1 Penelitian dan Pengembangan

R&D merupakan singkatan dari research & development yang diartikan

penelitian dan pengembangan. Secara sederhana R&D bisa didefinisikan sebagai

metode penelitian yang sengaja, sistematis, bertujuan/diarahkan untuk mencari

temukan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan, menguji

keefektifan produk, model, metode/strategi/cara, jasa, prosedur, dan bermakna

(Putra, 2013: 67). R&D memang diarahkan untuk mencari temukan kebaruan dan

keunggulan dalam rangka efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.

2.2 Media Pembelajaran

Media merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu proses

komunikasi. Media pembelajaran menurut Gerlach & Ely (Asyar, 2012: 7),

memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian

yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media pembelajaran mencakup semua

sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran,

sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware), seperti komputer,

televisi, projektor, dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada perangkat

keras itu.

2.2.1 Pengembangan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang akan dikembangkan adalah media pembelajaran

untuk materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah yang diberi

nama media pembelajaran “sate bilangan”. Peneliti melakukan pengembangan

media pembelajaran untuk materi operasi penjumlahan dan pengurang bilangan

cacah yang diberi nama “sate bilangan” agar pembelajaran menjadi

menyenangkan, efektif, dan efisien untuk siswa dan juga siswa menjadi lebih

mudah untuk memahami konsep bilangan.

2.2.2 Landasan Teoritis Penggunaan Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

pembelajaran dan dapat dipandang sebagai salah satu alternatif strategi yang

efektif dalam membantu pencapaian tujuan pemeblajaran. Berikut beberapa

landasan penggunaan media menurut Midun (Asyar, 2012: 18) “1) Landasan Empiris, pemilihan dan penggunaan media dilandaskan pada

kecocokan media itu dengan karakteristik peserta didik, disamping kriteria lain

seperti kepraktisan dan kemudahan memperolehnya, kualitas teknis penggunaan.. 2)

Landasan Psikologis, penggunaan media pembelajaran adalah alasan atau

rasionalitas penggunaan media pembelajaran ditinjau dari kondisi belajar dan

bagaimana proses belajar itu terjadi. 3) Landasan Teknologis, media pembelajaran

meningkatkan produktivitas pendidikan, memberikan kemungkinan pembelajaran

yang sifatnya lebih individual, memberikan dasar lebih ilmiah pada pembelajaran,

pembelajaran menjadi lebih mantap, proses pendidikan menjadi lebig langsung dan

akses pendidikan menjadi lebih sama”.

2.2.3 Jenis-jenis Media Pembelajaran

Meskipun beragam jenis dan format media sudah dikembangkan dan

digunakan dalam pembelajaran, namun pada dasarnya semua media tersebut dapat

Page 5: ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …. ARTIKEL ILMIAH FENTI.pdf · fkip universitas jambi page | 1 artikel ilmiah pengembangan media pembelajaran matematika “sate bilangan”

FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 5

dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu media visual, media audio, media

audio-visual dan multimedia (Asyar, 2012: 44-45)

2.2.4 Manfaat Media Pembelajaran

Midun (Asyar, 2012: 41) berpendapat bahwa media itu mempunyai fungsi

dalam proses pembelajaran antara lain : “(1) Dengan media pembelajaran yang bervariasi dapat memperluas cakrawala

sajian materi pembelajaran yang diberikan di kelas seperti buku, foto-foto dan nara

sumber. (2) Dengan menggunakan berbagai jenis media, peseta didik akan

memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran. (3) Media

pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang konkret dan langsung

kepada peserta didik. (4) Media pembelajaran menyajika sesuatu yang sulit diadakan

atau dilihat oleh peserta didik. (5) Media-media pembelajaran dapat memberikan

informasi yang akurat dan terbaru. (6) Media pembelajaran dapat menambah

kemenarikan tampilan materi. (7) Media pembelajaran dapat merangsang peserta

didik untuk berfikir kritis. (8) Penggunaan media dapat meningkatkan efisiensi

proses pemeblajara. (9) Media pembelajaran dapat memecahkan masalah pendidika

atau pengajaran baik dalam lingkup mikro maupun makro”.

2.2.5 Prinsip-prinsip dalam pemilihan penggunaan media

Menurut Gerlack and Ely (Asyar, 2012: 82) secara umum liam prinsip

pemilihan media yaitu kesesuaian, kejelasan, kemudahan akses, keterjangkauan,

ketersediaan, kualitas, ada alternatif, interaktivitas, organisasi, kebaruan dan

berorintasi pada peserta didik.

2.3 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Menurut Daryanto (2013: 35) “ siswa pada usia SD/MI (7-11 tahun) berada

pada tahapan operasional konkret”. Peserta didik pada usia tersebut memiliki

beberapa kecenderungan perilaku, yaitu mulai memandang dunia secara objektif,

bergeser ddari satu aspek ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-

unsur secara serentak, mulai berfikir secara operasioanal untuk

mengklasifikasikan benda-benda, dan dapat memahami konsep substansi,

panjang, lebar, luas, tinggi, rendah, ringan, serta berat. Kecenderungan anak

sekolah dasar ketika belajar mempunyai tiga karakteristik yang menonjol, yaitu

konkret, integratif, dan hierarkis (Rusma, 2012: 251).

2.4 Hakikat Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

2.4.1 Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang

dibangun oleh guru untuk mengembangkan kretaivitas berfikir siswa yang dapat

meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa yang

baik terhadap materi matematika.

2.4.2 Karakteristik pembelajaran matematika

Agar dalam penyampaian materi matematika dapat dengan mudah diterima

dan dipahami oleh siswa, maka harus memahami tentang karakteristik

matematika. Menurut Soedjadi (Sufri, 2010: 3) karakteristik matematika ialah “(1)

Memiliki obyek kajian abstrak, (2) Bertumpu pada kesepakatan (3) Berpola pikir

deduktif, (4) Memiliki simbol yang kosong dari arti, (5) Memperhatikan semesta

pembicaraan, dan (6) Konsisten dalam sistemnya

Page 6: ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …. ARTIKEL ILMIAH FENTI.pdf · fkip universitas jambi page | 1 artikel ilmiah pengembangan media pembelajaran matematika “sate bilangan”

FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 6

2.4.3 Fungsi media dalam pembelajaran matematika

Menurut Darhim (1993: 10) nilai dan fungsi khusus media pendidikan

matematika antara lain: “(1) Untuk mengurangi atau menghindari terjadinya salah

komunikasi, (2) Untuk membangkit minat atau motivasi belajar siswa, (3) Untuk

membuat konsep matematika yang abstrak, dapat disajikan dalam bentuk konkret

sehingga lebih dapat dipahami, dimengerti, dan dapat disajikan sesuai dengan

tingkat-tingkat berfikir siswa.

2.4.4 Pembelajaran Matematika yang Bermakna

Menurut Ausubel (Dahar, 2011: 99), prasyarat-prasyarat belajar bermakna

adalah sebagai berikut: “(1) Materi yang akan dipelajari harus bermakna secara potensial. Kebermaknaan

materi tergantung pada materi itu harus memiliki kebermaknaan logis dan gagasan-

gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif siswa, (2) Anak yang

akan belajar atau siswa harus bertujuan utnuk melaksanakan belajar bermakna, jadi

mempunyai kesiapan dan niat untuk belajar bermakna. Tujuan siswa merupakan

faktor utama dalam belajar bermakna”.

2.4.5 Kesulian siswa dalam pembelajaran matematika

Pendapat Sholeh yang dikutip oleh Suryanih (2011) menyatakan bahwa

siswa yang mengalami kesulitan belajar antara lain disebabkan oleh hal-hal

sebagai berikut: “(1) Siswa tidak bisa menangkap konsep dengan benar, (2) Siswa

tidak mengerti arti lambang-lambang, (3) Siswa tidak dapat memahami asal-usul

suatu prinsip, (4) Siswa tidak lancar menggunakan operasi dan prosedur, (5)

Ketidak lengkapan pengetahuan”.

2.4.6 Pembelajaran Operasi Hitung

Salah satu materi pembelajaran matematika di SD yaitu operasi hitung.

Operasi hitung terdiri dari operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan

pembagian.

3 METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE (Analyze,

Design, Development, Implementation, Evaluation).

3.2 Prosedur Pengembangan

Dalam pengembangan ini diperlukan prosedur kerja yang sistematis dan

terarah sehingga diharapkan dapat terencana dengan baik. Prosedur penelitian ini

menggunakan lima tahap pengembangan model ADDIE diantaranya Analyze,

Design, Development, Implementation, Evaluation.

3.3 Subjek Uji Coba

Subjek dalam penelitian ini merupakan sasaran uji coba. Subjek uji coba

dilakukan pada uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba

kelompok besar. Uji coba perorangan berjumlah 3 orang siswa, dilakukan agar

media sate bilangan bisa digunakan oleh siswa secara individu. Sementara itu, uji

Page 7: ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …. ARTIKEL ILMIAH FENTI.pdf · fkip universitas jambi page | 1 artikel ilmiah pengembangan media pembelajaran matematika “sate bilangan”

FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 7

coba kelompok kecil berjumlah 9 orang siswa dan uji coba kelompok besar

berjumlah 25 orang siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri 121/ I Muaro Singoan.

3.4 Jenis Data dan Sumber Data

Data-data yang dikumpulkan melalui pelaksanaan evaluasi formatif

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu data dari evaluasi tahap pertama pada

validasi ahli materi dan validasi ahli media pembelajaran. Tahap kedua data dari

hasil uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar.

Seluruh data yang diperoleh dikelompokkan menjadi data kualitatif dan data

kuantitatif.

3.5 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen dalam pengembangan ini berupa angket dan wawancara. Angket

berupa lembar validasi dari ahli materi dan ahli media. Angket respon guru

digunakan untuk mengetahui kepraktisan media pembelajaran tersebut.

Wawancara dilakukan kepada siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan,

komentar dari siswa yang telah menggunakan media tersebut dalam pembelajaran.

3.6 Teknik Analisis Data

Pada tahap akhir validasi semua item-item data dikumpulkan dan analisis

untuk melihat hasil dari sebuah pengembangan. Menurut Sugiyono (2015: 335)

menjelaskan bahwa “analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis dan yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan

kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun pola, memilih mana yang

penting dan mana yang dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri dan orang lain”.

Data hasil validasi produk oleh ahli media dan ahli materi digunakan teknik

analisis data kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data kualitatif dilakukan

dengan mengelompokkan informasi-informasi berupa validitas, kritik, saran dan

tanggapan validator yang terdapat pada angket. Selanjutnya, hasil analisis data ini

kemudian digunakan sebagai pertimbangan dalam merevisi produk media sate

bilangan. Sementara itu, untuk mencari rata-rata nilai digunakan modifikasi rumus

Mulyardi (2006: 82) sebagai berikut:

Keterangan:

R = Rerata hasil penilaian para ahli/praktisi

Vij = Skor hasil penilaian para ahli/praktisi ke-j kriteria

n = Banyaknya para ahli/praktisi yang menilai

m = Banyaknya kriteria

Untuk menentukan tingkat interval skor dan kategori, maka digunakan

ketentuan dan konversi nilai sebagai berikut:

Tabel 3.6 Konversi Nilai Skala Lima

Interval Perhitungan Kategori

X > X > 4,08 Sangat Baik

3,36 < X ≤ 4,08 Baik

2,64 < X ≤ 3,36 Cukup

Page 8: ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …. ARTIKEL ILMIAH FENTI.pdf · fkip universitas jambi page | 1 artikel ilmiah pengembangan media pembelajaran matematika “sate bilangan”

FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 8

1,92 < X ≤ 2,64 Kurang

X X ≤ 1,92 Sangat Kurang

Sumber: Kiswandari (2016:48)

Data uji kepraktisan atau angket respon guru disusun dalam bentuk Skala Likert.

Selanjutnya, penilaian terhadap kepraktisan produk dianalisis sebagai berikut:

Nilai maksimal (a) = 5 x 10 = 50

Nilai minimal (b) = 1 x 10 = 10

Untuk mencari kelas interval rentang kepratisan yaitu digunakan rumus sebagai

berikut:

Berdasarkan kelas interval tingkat kepraktisan yang diperoleh ditetapkan

kriteria seperti tabel 3.7 berikut. Tabel 3.8 Kategori Skor Penilaian Kepraktisan Angket Respon Guru

Rentang Kategori

> 37 - 50 Sangat Praktis

> 29 - 37 Praktis

> 21 - 29 Cukup Praktis

> 13 - 21 Tidak Praktis

5 – 13 Sangat Tidak Praktis

(Sumber: Riduwan, 2012)

4 PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyajian Data

4.1.1 Analyze (Analisis)

4.1.1.1 Analisis Kompetensi

Kompetensi Dasar yang diambil dalam pengembangan ini adalah

Kompetensi Dasar 1.1 membilang banyak benda, 1.2 mengurutkan banyak benda,

dan 1.3 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan

pengurangan sampai 20, dengan standar kompetensi (melakukan masalah yang

berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan sampai 20), tujuan pembelajaran

(siswa dapat membilang, menghitung banyak benda, dan siswa dapat

meyelesaikan masalah operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan materi

operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan.

4.1.1.2 Analisis Karakteristik Siswa

Pada tahap analisis karakteristik siswa, peneliti melakukan pengamatan di

kelas I SDN 121/I Muaro Singoan. Dengan kondisi dan latar belakang keluarga

yang berbeda siswa memiliki karakteristik yang berbeda pula. Hal tersebut terlihat

dari adanya siswa yang pasif dan ada siswa yang aktif di dalam kelas. Selain hal

tersebut tuntutan bakat, minat dan kebutuhan siswa berbeda. Namun, pada

dasarnya siswa kelas I Sekolah Dasar masih pada tahapan belajar sambil bermain.

Siswa senang jika saat belajar guru menggunakan metode permainan atau

menggunakan media dengan metode permainan.

4.1.1.3 Analisis Kebutuhan (Media)

Berdasarkan data pengamatan media pembelajaran yang masih terbatas

pada sekolah SD Negeri 121/1 Muaro Singoan maka peneliti tertarik untuk

mengembangan media pembelajaran matematika untuk siswa kelas I SD. Media

Page 9: ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …. ARTIKEL ILMIAH FENTI.pdf · fkip universitas jambi page | 1 artikel ilmiah pengembangan media pembelajaran matematika “sate bilangan”

FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 9

yang peneliti kembangkan adalah media sate bilangan, karena media menurut Ali

(Sudayana, 2015:7) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan dan perhatian dan kemauan

siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.

4.1.2 Design (Perancangan)

Setelah menganalisis kompetensi, karakteristik siswa, dan media, tahap

selanjutnya adalah merancang media sate bilangan. Adapun langkah-langkah

dalam mendesain media sate bilangan adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2. Pembuatan rancangan bentuk dan ukuran media

3. Menentukan bahan yang akan digunakan

4. Pembuatan petunjuk penggunaan media

4.1.3 Development (Pengembangan)

4.1.3.1 Pembuatan Media Sate Bilangan

Pada tahap ini yang dilakukan ialah memproduksi media sate bilangan

menjadi media pembelajaran matematika.

Tabel 4.1 Story Board

No Visual Keterangan

1 Badan media

Badan media ini digunakan

untuk memasang tusuk-tusuk

sate bilangan

2 Kaki media

Kaki media digunakan sebagai

penahan badan media

3 Sate bilangan

Sate bilangan digunakan untuk

operasi penjumlahan dan

pengurangan bilangan

4 Tusuk sate

Tusuk digunakan untuk

menusukkan sate bilangan

5 Tempat penyimpanan Tempat penyimpanan

Page 10: ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …. ARTIKEL ILMIAH FENTI.pdf · fkip universitas jambi page | 1 artikel ilmiah pengembangan media pembelajaran matematika “sate bilangan”

FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 10

digunakan sebagai tempat

penyimpanan media agar tidak

tercecer

4.1.4 Implementation (Implementasi)

Sebelum melakukan uji coba, penulis melakukan observasi pada hari Kamis,

1 Februari 2018. Penulis di bantu oleh salah satu guru kelas di SDN 121/I Muaro

Singoan untuk melakukan pengamatan terhadap siswa yang akan melakukan uji

coba. Pada saat observasi penulis beserta guru kelas mendapatkan 3 orang siswa

yang akan melakukan uji coba perorangan, 6 siswa yang akan melakukan uji coba

kelompok kecil dan 25 siswa yang akan melakukan uji coba kelompok besar atau

kelas sebenarnya.

4.1.5 Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi dilakukan disetiap tahap pengembangan melalui catatan harian

yang dilakukan selama kegiatan langkah-langkah pengembangan dilakukan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hasil Pengembangan Media Sate Bilangan

Pembahasan dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil identifikasi

masalah dengan cara wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil identifikasi

masalah, wawancara dan observasi yang dilakukan di kelas I menunjukkan bahwa

ketersediaan media operasi penjumlahan dan pengurangan masih terbatas.

Berdasarkan analisis karakteristik siswa, anak usia 7-11 tahun berada dalam tahap

operasi konkret. Data lain seperti wawancara pada siswa yang mengatakan bahwa

siswa kelas I senang dan mudah belajar menggunakan media sate bilangan karena

siswa dapat mengoperasikan secara langsung berdasarkan konsep yang telah di

tentukan untuk menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bilangan. Beberapa

data yang diperoleh tersebut menjadi pertimbangan dan bahan penelitian untuk

melakukan penelitian di kelas I dan mengembangkan media sate bilangan.

Media sate bilangan yang dikembangkan sesuai dengan model Analyze,

Design, Development, Implementation, Evaluation (ADDIE). Pada tahap analyze

(analisis) dilakukan analisis komptetensi, analisis karakterisktik siswa dan analisis

kebutuhan siswa. Pada tahap design (rancangan) dilakukan perancangan media

awal. pada tahap development (pengembangan) yang dilakukan yaitu

mengembangkan media yang telah dirancang menjadi sebuah produk, kemudian

divalidasi oleh validator media dan materi. Pada tahap implementation

(implementasi) media yang telah dikembangkan dan dinyatakan valid, kemudian

dilakukan uji coba produk dan uji kepraktisan produk. Pada tahap eveluasi yang

dilakukan yaitu mengevaluasi semua tahap pengembangan yang telah dilakukan.

Pada tahap analisis yang pertama dilakukan yaitu analisis kompetensi,

analisis kompetensi dilakukan untuk mengetahui standar kompetensi, kompetensi

dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang ada pada mata pelajaran

matematika kelas I SD. Analisis karakteristik siswa dilakukan agar media yang

dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa. Alfin (2015: 192) menyatakan

Page 11: ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …. ARTIKEL ILMIAH FENTI.pdf · fkip universitas jambi page | 1 artikel ilmiah pengembangan media pembelajaran matematika “sate bilangan”

FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 11

bahwa “analisis karakteristik awal siswa merupakam salah satu upaya yang

dilakukan untuk memeproleh pemahaman tentang; tuntutan, bakat, minat,

kebutuhan dan kepentingan siswa, berkaitan dengan suatu program pendidikan

tertentu. Selanjutnya analisis kebutuhan siswa atau media dilakukan untuk

menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang dipelajari oleh siswa.

Pada tahap rancangan yaitu merancang media pembelajaran atau membuat

desain awal media. Desain awal media menjadi dasar dalam melakukan

pengembangan media. Asyar (2012: 79) menyatakan bahwa “pemilihan media

harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, karakteristik peserta didik”.

Pada tahap pengembangan, media yang telah dirancang di kembangkan

menjadi sebuah produk. Selanjutkan dilakukan validasi oleh ahli media dan ahli

materi. Data yang diperoleh dari pengisian angket oleh tim ahli pada saat validasi

media sate bilangan termasuk dalam kategori “sangat valid” baik dari ahli media

maupun ahli materi. Hal ini menunjukkan bahwa media yang dihasilkan dapat

digunakan dalam pembelajaran. Azwar (Wahyuni:2014) menyatakan bahwa

“validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurannya”.

Pada tahap implementasi, produk yang dinyatakan sangat valid kemudian

dilakukan uji coba dengan melihat sejauh mana keterpakaian media. Asyar (2012:

100) berpendapat bahwa “hal ini diperlukan karena kadang-kadang apa yang

dikonsep oleh penulis dan para ahli belum tentu sesuai dengan kenyataan

dilapangan”. Setelah melakukan uji coba kepada siswa, saran dan komentar siswa

diperlukan untuk merevisi produk. Selain itu, guru juga menjadi pengamat dalam

pembelajaran. Penulis meminta respon guru dan siswa untuk mengetahui

kepraktisan produk. Hasil dari angket respon guru diperoleh nilai rata-rata 4,4

dengan kategori “sangat praktis”. Menurut Sukardi (Rifai, 2011:3) “pertimbangan

praktikalitas dapat dilihat dalam aspek kemudahan penggunaan, dapat digunakan

sewaktu-waktu, waktu singkat, cepat, sebagai pengganti atau variasi serta biaya

murah jika hendak menggunakannya.

Tahap evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi tahap-tahap pengembangan

yang dilakukan. Mulai dari analisis sampai implementasi. Menurut Tegeh (2014:

43) “evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data pada setiap tahapan

yang digunakan untuk penyempurnaan dan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir

program untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik dan

kualitas pembelajaran secara luas”.

Pengembangan ini menghasilkan media sate bilangan untuk pembelajaran materi

penjumlahan dan pengurangan kelas 1 SD dengan tingkat validitas yang sangat

valid. Proses validasi dianggap valid setelah melalui pemeriksaan pakar dan

perbaikan oleh penulis sesuai saran pakar (Muljono, 2011:8). Hal ini

menunjukkan bahwa media sate bilangan layak digunakan dalam proses

pembelajaran. Selanjutnya dilihat dari respon guru dan siswa diperoleh hasil

kelayakan dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa media yang

dihasilkan mempunyai daya tarik bagi peserta didik. Daya tarik biasanya ditandai

dengan kecenderungan siswa untuk terus dan tetap belajar (Simanjuntak,2011).

Page 12: ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …. ARTIKEL ILMIAH FENTI.pdf · fkip universitas jambi page | 1 artikel ilmiah pengembangan media pembelajaran matematika “sate bilangan”

FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 12

5 Simpulan dan Saran

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan oleh

peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa:

a) Penelitian dan pengembangan media sate bilangan materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan cacah kelas I Sekolah Dasar menggunakan model

ADDIE dengan langkah-langkah: (1) Analyze (analisis), (2) Design

(rancangan), (3) Development (pengembangan), (4) Implementation

(implementasi), (5) Evaluation (evaluasi). Penelitian ini telah menghasilkan

suatu produk berupa media sate bilangan pada pembelajaran matematika

materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah kelas I Sekolah

Dasar yang dapat memfasilitasi siswa agar lebih berperan aktif dalam proses

pembelajaran, serta memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami

konsep operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan.

b) Pada penelitian pengembangan ini dapat mengetahui kelayakan produk yaitu

kevalidan dan kepraktisan. Kevalidan media divalidasi oleh beberapa

validator yang meliputi validator media dengan hasil akhir rata-rata 4,93

dengan kategori “sangat valid” dan validator materi dengan hasil akhir rata-

rata 4,38 dengan kategori “ sangat valid”.

c) Kepraktisan media dilakukan oleh guru dan siswa kelas I SD. Dari tanggapan

siswa yang dilakukan dengan wawancara, memberikan tanggapan positif dan

secara umum mengatakan bahwa media sate bilangan sangat membantu

siswa dan menarik. Dan pada angket kepraktisan respon guru jugasangat baik

dengan nilai rata-rata 4,4 termasuk dalam kategori “sangat praktis”.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah dijelaskan, media sate

bilangan sebagai media pembelajaran masih banyak memiliki kelemahan. Oleh

karena itu, beberapa saran pemanfaatan dan pengembangan produk lebih lanjut

yang dibutuhkan sebagai berikut:

a) Prosedur pengembangan media sate bilangan, mulai dari tahap analisis

sampai pada evaluasi produk penelitian pengembangan dilakukan secara

maksimal.

b) Ketersediaan perangkat pembelajaran media sate bilangan dapat membantu

jalannya proses pembelajaran. Penulis menyarankan kepada guru kelas dapat

menggunakan media pada pembelajaran matematika kelas I SD.

c) Penulis juga menyarankan untuk penelitian pengembangan berikutnya agar

dapat mengembangkan media pembelajaran yang lebih bervariasi untuk

menghasilkan media yang lebih menarik serta lebih baik, sehingga dapat

membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar.

d) Penulis menyarankan, peneliti lain bisa melanjutkan penelitian ini

menggunakan media yang telah dikembangkan dalam bentuk eksperimen

maupun penelitian tindakan kelas.

Page 13: ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN …. ARTIKEL ILMIAH FENTI.pdf · fkip universitas jambi page | 1 artikel ilmiah pengembangan media pembelajaran matematika “sate bilangan”

FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 13

DAFTAR PUSTAKA

Asyar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:

Referensi Jakarta.

Daryanto. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: DICA Press

Gazali, Rahmita Yuliana. 2016. Pembelajaran Matematika yang Bermakna.

Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 3, September – Desember

2016 STKIP PGRI Banjarmasin

Muljono, P. 2011. Penyusunan dan Pengembangan Instrumen Penelitian. Diakses

15 Februari 2018. http://academia.edu/29037811/penyusun_instrumen

Putra, Nusa. 2013. Research & Development (Penelitian dan Pengembangan:

Suatu Pengantar). Depok: PT Rajagrafindo Persada

Rifai, H. 2011. Prakikalitas Modul Berbasis Masalah pada Perkuliahan Kulkulus

I di STIKIP Sumatera Barat. Jurnal. Padang: STIKIP PGRI

Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi informasi dan Komunikasi.

Jakarta: PT. Rajagrafindo

Sanjaya, Wina. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Simanjuntak, T. 2011. Taksonomi Variabel Pembelajaran. Di akses 15 Februari

2018. http://tiana-simanjuntak.blogspot.co.id/2011/08/taksonomi-

variabel-pembelajaran.hml?m=1

Siregar, Syofian. 2013. Statistika Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif.

Jakarta: Bumi Aksara, 2013

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sukardi. 2009. Metode Pnelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta: Bumi Aksara

Sundayana, Rostina. 2015. Media dan Alat Peraga Matematika. Bandung:

Alpabeta.

Tegeh, Mede. Dkk. 2014. Model Penelitian Pengembangan.Yogyakarta: Graha

Ilmu