Artikel Ilmiah Awal

24
PENURUNAN KADAR COD DAN BOD PADA LIMBAH CAIR RUMAH POTONG AYAM (RPA) DENGAN MENGGUNAKAN BIOFILTER ANAEROBIK Irfan Setya Budi* dan Joko Sutrisno * e-mail: [email protected] Program Studi: Teknik Lingkungan, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK Air limbah RPA berpotensi menghasilkan gas metane, lemak, BOD (Biological Oxigen Demand), COD (Chemical Oxigen Demand), amoniak, Ph, dan zat-zat pencemar lainnya yang merupakan sumber penyebab tercemarnya lingkungan jika terbuang begitu saja. Dengan adanya permasalahan yang ada, maka sekiranya dibuat suatu alat atau teknologi yang dapat menurunkan tingkat bahaya yang ditimbulkan oleh kegiatan RPA. Penelitian ini digunakan teknologi biofilter anaerobik dengan menggunakan media pecahan batu kali dan bioball diameter 3 cm dengan ukuran reaktor I L= 30 cm, P= 30 cm, T= 50 cm, reakor II= L=25 cm, P= 25 cm, T= 50 cm untuk menurunkan zat pencemar BOD dengan konsentrasi awal 402 mg/l dan COD 656 mg/l yang konsentrasinya melebihi baku mutu air buangan. Pengukuran penurunan BOD dan COD dilakukan analisa lab yang dilakukan pengambilan sampel dua kali dalam satu hari. Dari hasil penelitian didapat penurunan rata-rata BOD pada reaktor I media pecahan batu kali 67%, media bioball 69%, reaktor II media pecahan batu kali 64%, media bioball 66%. Penurunan rata-rata kadar COD pada reaktor I media pecahan batu kali 60%, media bioball 64%, reaktor II media pecahan batu kali 56%, media bioball 60%. Kata kunci : Biofilter Anaerob, Rumah Potong Ayam (RPA), Limbah Cair, BOD, COD. PENDAHULUAN Limbah rumah potong ayam berupa isi perut, darah, lemak, bulu ayam, dan air cucian tersebut yang dapat bertindak sebagai media pertumbuhan dan perkembangan mikroba, sehinggah limbah tersebut mudah mengalami pembusukan (Nurtjahya E, 2003). Menurut Moses Laksono (2010), pembuangan air limbah (effluent) yang mengandung nutrien yang tinggi keperairan akan menimbulkan suatu masalah yang terjadi pada lingkungan (eutrofikasi) dan mengancam ekosistem aquatik. Limbah cair RPA memiliki kandungan bahan organic berupa BOD, COD, TSS, Amoniak dan minyak yang tinggi yang dapat mempengaruhi kualitas air sungai (Answir, 2006). Pengolahan limbah cair RPA dengan proses biofilter aerob-anaerob dengan media dari bahan plastic PVC tipe sarang tawon oleh (Nusa Idaman Said dan Satmoko Yudo, 2006). Pengolahan limbah cair RPA kali ini dilakukan dengan mengunakan biofilter anaerob

description

56

Transcript of Artikel Ilmiah Awal

Page 1: Artikel Ilmiah Awal

PENURUNAN KADAR COD DAN BOD PADA LIMBAH CAIR RUMAH POTONG AYAM (RPA) DENGAN MENGGUNAKAN BIOFILTER ANAEROBIK

Irfan Setya Budi* dan Joko Sutrisno *

e-mail: [email protected]

Program Studi: Teknik Lingkungan, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

ABSTRAK

Air limbah RPA berpotensi menghasilkan gas metane, lemak, BOD (Biological Oxigen Demand), COD (Chemical Oxigen Demand), amoniak, Ph, dan zat-zat pencemar lainnya yang merupakan sumber penyebab tercemarnya lingkungan jika terbuang begitu saja. Dengan adanya permasalahan yang ada, maka sekiranya dibuat suatu alat atau teknologi yang dapat menurunkan tingkat bahaya yang ditimbulkan oleh kegiatan RPA. Penelitian ini digunakan teknologi biofilter anaerobik dengan menggunakan media pecahan batu kali dan bioball diameter 3 cm dengan ukuran reaktor I L= 30 cm, P= 30 cm, T= 50 cm, reakor II= L=25 cm, P= 25 cm, T= 50 cm untuk menurunkan zat pencemar BOD dengan konsentrasi awal 402 mg/l dan COD 656 mg/l yang konsentrasinya melebihi baku mutu air buangan. Pengukuran penurunan BOD dan COD dilakukan analisa lab yang dilakukan pengambilan sampel dua kali dalam satu hari. Dari hasil penelitian didapat penurunan rata-rata BOD pada reaktor I media pecahan batu kali 67%, media bioball 69%, reaktor II media pecahan batu kali 64%, media bioball 66%. Penurunan rata-rata kadar COD pada reaktor I media pecahan batu kali 60%, media bioball 64%, reaktor II media pecahan batu kali 56%, media bioball 60%.

Kata kunci : Biofilter Anaerob, Rumah Potong Ayam (RPA), Limbah Cair, BOD, COD.

PENDAHULUAN

Limbah rumah potong ayam berupa isi perut, darah, lemak, bulu ayam, dan air cucian tersebut yang dapat bertindak sebagai media pertumbuhan dan perkembangan mikroba, sehinggah limbah tersebut mudah mengalami pembusukan (Nurtjahya E, 2003). Menurut Moses Laksono (2010), pembuangan air limbah (effluent) yang mengandung nutrien yang tinggi keperairan akan menimbulkan suatu masalah yang terjadi pada lingkungan (eutrofikasi) dan mengancam ekosistem aquatik. Limbah cair RPA memiliki kandungan bahan organic berupa BOD, COD, TSS, Amoniak dan minyak yang tinggi yang dapat mempengaruhi kualitas air sungai (Answir, 2006). Pengolahan limbah cair RPA dengan proses biofilter aerob-anaerob dengan media dari bahan plastic PVC tipe sarang tawon oleh (Nusa Idaman Said dan Satmoko Yudo, 2006). Pengolahan limbah cair RPA kali ini dilakukan dengan mengunakan biofilter anaerob dengan media pecahan batu kali dan bioball dengan diameter 3cm. Dengan tujuan dapat menurunkan konsentrasi BOD dan COD pada limbah cair RPA sehingga tidak mencemari ekosistem aquatik.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana mengelolah limbah cair RPA sehingga dapat menurunkan konsentrasi COD dan BOD dapat dilakukan ? Agar permasalahan ini tidak meluas maka di buat batasan-batasan sebagai, berikut yaitu : menggunakan limbah cair RPA yang berasal dari hasil pencucian ayam yang sudah disembelih, dan pencucian alat. Disamping itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsetrasi awal BOD dan COD dan penurunan konsetrasi setelah dilakukan pengolahan mengunakan biofilter anaerob dengan media pecahan batu kali dan bioball diameter 3cm, dengan luas penampang reactor I = 900 cm², reactor = 625 cm². Debit pengolahan yang direncanakan dalam penelitian ini adalah 0,045 m³/hari jadi 0,045 x 1000 x 1000 : 1440 = 31,25 ml/ menit.

Proses biofilter sebagian besar terjadi akibat bakteri bakteri, kumpulan mikroorganisme komplek organic menjadi metan. Lebih jauh lagi terdapat interaksi sinergis antara bermacam-macam kelompok bakteri yang berperan dalam mengurai limbah, keseluruhan reaksi dapat digambarkan sebagai berikut (Gabriel Bitton, 1994).

Page 2: Artikel Ilmiah Awal

Senyawa organik CH4 + CO2 + H2 + NH3 + H2S

Keungulan dari proses biofilter anaerob-aerob menurut Said, (2006) antara lain :

a. Pengoprasiannya mudah.

b. Biaya operasi murah.

c. Lumpur yang dihasilkan sedikit.

d. Dapat menghilangkan nitrogen dan pospor yang menyebabkan eutropikasi.

e. Suplai udara untuk aerasi relatif kecil.

f. Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup tinggi.

g. Pengaruh penurunan suhu terhadap efisiensi pengolahan kecil.

h. Dapat menghilangkan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.

sedangkan faktor-faktor yang mempemgaruhi kinerja biofilter menurut Selamet dan Masduki, (2000). antara

lain :

a. Temperatur

b. Oksigen terlarut

c. Derajat keasaman larutan (pH)

d. Beban hidrolik

e. Beban organik

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, dengan menggunakan variable bebas yaitu :

jenis media pecahan batu kali dan bioball dengan diameter 3cm, dengan luas penampang rector I = 900 cm²,

reactor II = 625 cm² bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efektifitas media dan luas penampang yang

berbeda dalam menurunkan konsentrasi BOD dan COD limbah cair RPA. Sedangkan variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kadar BOD dan COD dari limbah cair RPA dengan kosentrasi awal BOD 402 mg/l, COD

656 mg/l. peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Alat penelitian :

1. Reaktor Anaerob

Reaktor anaerob berjumlah empat dengan 2 macam ukuran sebagai berikut :

- Reaktor I : P = 30 cm, L = 30 cm, T = 50

- Reaktor II : P = 25 cm, L = 25 cm, T = 50

2. Pompa air

3. Pipa dengan ukuran ¾ cm

4. Kran Air

5. Tong, ember

6. Penyangga bak influent

Page 3: Artikel Ilmiah Awal

7. Alat analisa COD

- Buret 50 ml 1 buah

- Erlenmeyer COD 2 buah

- Alat refluks dan pemanasnya

- Pipet 10 ml,5 ml.

- Beker Glass 50 ml 1 buah.

8. Alat analisa BOD

- Drum atau ember untuk air pengencer.

- Botol winkler 300 ml 2 buah.

- Botol winkler 150 ml 2 buah.

- Inkubator dengan suhu 20° C.

- Labu takar 500 ml 1 buah.

- Pipet 10 ml, 5 ml.

- Gelas ukur 100 ml 1 buah.

- Buret 25 ml atau 50 ml.

- Erlenmeyer 250 ml 1 buah.

Bahan yang digunakan

1. Pecahan batu kali dengan ukuran 3cm

2. Bioball dengan ukuran 3 cm

3. Bahan Analisa COD

- Larutan kalium dikromat K2Cr2O2.

- Kristal Perak Sulfat (Ag2SO4) dicampur dengan asam sulfat (H2SO4).

- Kristal Mercury Sulfat (Hg2SO4)

- Larutan standart Fero Amonium Sulfat 0,05 N

- Larutan Indikator Fenatrolin Fero Sulfat (Feroin).

4. Bahan Analisa BOD

- Larutan Buffer Fosfat.

- Larutan Magnesim Sulfat

- Larutan Kalium Klorida.

- Larutan Feri Klorida.

- Bubuk Inhibitor Nitrifikasi.

- Benih atau inoculums, biasanya berasal dari tanah yang subur sebanyak

10 gr diencerkan dengan 100 ml air.

- Larutan Mangan Sulfat.

- Larutan Pereaksi Oksigen.

- Indikator Amilum 0,5%.

- Asam Sulfat pekat

Page 4: Artikel Ilmiah Awal

ANALISIS DATA

SIMPULAN

LIMBAH CAIR RPA

REAKTOR MEDIA

PECAHAN BATU KALI

PENGUKURAN PARAMETER AKHIR KADAR COD DAN BOD

PENGUKURAN PARAMETERAWAL SEBELUM

DIKELOLA

REAKTOR MEDIA BIOBALL

PENGOLAHAN BIOFILTER ANAEROBIK ALIRAN UPFLOW

IDE/JUDUL

POMPA AIR

BAK II INFLUENT

10 CM10 CM o

ut

gas

gas

- Larutan Standart Natrium Tiosulfat 0,0125 N.

Dengan menggunakan semua alat dan bahan tersebut maka dapat diperoleh data hasil penurunan kadar

BOD dan COD pada limbah cair RPA. Berikut adalah skema dan gambar reaktor yang digunakan

dalam penelitian.

Page 5: Artikel Ilmiah Awal

Gambar : 3.4. Proses pengolahan biofilter anaerobik pada limbah cair RPA.

Proses kerja biofilter anaerobik untuk menurunkan kadar COD dan BOD

pada limbah cair RPA dapat dijelaskan sebagai berikut :

Air limbah diambil dari bak pencucian RPA dengan cara disaring untuk memisakan

lemak, bulu dengan air limbah yang akan diolah. Setelah itu air limbah dimasukan ke bak I

penampung awal, air limbah dipompa masuk kedalam bak penampung II setelah itu air

limbah masuk ke reaktor I dan reaktor II sedangkan dari hasil pengolahan akan dilakukan

analisa penurunan kadar COD dan BOD untuk mengetahui berapa besar penurunan setelah

dilakukan pengolahan.

HASIL PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan menghasilkan data mentah yang kemudian diolah secara

grafik maupun tabel. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian yang dilakukan menghasilkan karakteristik awal limbah cair

RPA Bungurasih Utara, Kabupaten Sidoarjo yang disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut ini :

Tabel 4.1. : Karakteristik awal limbah cair RPA Bungurasih Utara.

Kabupaten Sidoarjo

Parameter SatuanBaku Mutu Air

LimbahHasil Analisa

BOD mg/L O2 100 402

COD mg/L O2 250 656

TSS mg/L 100 330

Amonia Total mg/L NH3-N 25 75,57

Minyak &

Lemak

mg/L 25 27

Kekeruhan NTU - 112

pH - 6 – 9 6,9

Sumber : Hasil Pengukuran Laboratorium Kualitas Lingkungan ITS

Tabel 4.1 disajikan bertujuan untuk mengetahui karakteristik awal limbah cair RPA. Dari

tabel diatas didapat konsentrasi BOD 402 mg/l dan COD 656 mg/l yang tinggi dibandingkan

Page 6: Artikel Ilmiah Awal

parameter yang lain sehingga perlu dilakukan pengolahan untuk dapat diturunakan sehingga

dapat memenuhi baku mutu air limbah.

2. Hasil dari proses aklimatisasi pada reaktor I dan II media pecahan batu kali

diameter 3 cm selama sepuluh hari

Diperlukan proses aklimatisasi selama sepuluh hari pada reactor I dan II media

pecahan batu kali diameter 3 cm bertujuan untuk menumbukan mikroorganisme

pengurai untuk mendapatkan kesetabilan dalam mengurai limbah cair RPA.

Berikut adalah tabel 4.2 proses aklimatisasi selama 10 hari.

Tabel 4.2. Efisiensi penurunan COD pada proses aklimatisasi reaktor I dan II

media pecahan batu kali

Hari Ke- Influen

mg/l

Effluent

reaktor I

mg/l

Efisiensi

Penurunan

COD

Reaktor 1

(%)

Effluen

Reaktor II

mg/l

Efisiensi

Penurunan

COD

Reaktor II

(%)

1 645,16 433,43 32 411,38 36

2 660,31 534,28 19 576,15 19

3 652,22 523,55 19 552,52 15

4 660,06 571,21 13 586,09 11

5 661,53 514,64 22 566,54 14

6 657,24 527,33 19 552,41 15

7 655,42 559,78 14 600,44 8

8 658,31 555,73 15 578,91 12

9 658,11 550,11 16 579,45 11

10 657,64 555,63 15 575,19 12

Sumber : Hasil penelitian

Page 7: Artikel Ilmiah Awal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10350400450500550600650700

Influent Reaktor 1 Reaktor 2

Media Pecahan Batu Kali

Pengamatan Hari

COD (mg/l)

Grafik 4.1. Efisiensi penurunan konsentrasi COD pada proses aklimatisasi reaktor

I dan II media pecahan batu kali selama sepuluh hari.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa kesetabilan dalam proses aklimatisasi

reaktor I dan II media pecahan batu kali diameter 3 cm selama sepuluh hari,

terlihat kesetabilan mikroba dalam menguraikan konsetrasi COD pada limbah cair

RPA mulai hari ke delapan.

3. Hasil dari proses aklimatisasi pada reaktor I dan II media bioball diameter 3

cm selama dua belas hari.

Aklimatisasi pada reaktor I dan II media bioball ini berbeda dengan media

pecahan batu kali karena bioball mempunyai permukaan yang lebih luas sehingga

pertumbuhan mikrobah pengurai membutukan waktu lebih lama untuk

mendapatkan kesetabilan. Berikut Tabel 4.3 adalah tabel proses aklimatisasi

selama dua belas hari :

Tabel. 4.3. Efisiensi penurunan COD pada proses aklimatisasi reaktor I dan II media

bioball.

Hari Ke-

Influenmg/l

EffluenReaktor I

mg/l

Efisiensi penurunan

CODReaktor I

(%)

EffluenReaktor II

mg/l

Efisiensi penurunan

COD Reaktor II

(%)1 643,16 464,02 27 441,38 31

Page 8: Artikel Ilmiah Awal

2 660,31 524,28 20 549,46 163 652,22 523,55 19 562,05 134 660,06 581,21 11 546,09 145 661,53 504,64 23 535,32 186 657,24 511,76 22 558,41 157 655,42 559,78 14 606,32 98 658,31 555,73 15 578,91 129 658,11 517,03 21 559,17 1510 654,04 535,53 18 595,19 811 660,24 548,43 16 590,33 1012 650,12 544,04 16 592,04 9

Sumber : Hasil penelitian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12350400450500550600650700

Influent Reaktor 1 Reaktor 2

Media Bioball

Pengamatan Hari

Grafik 4.3. Efisiensi penurunan konsentrasi COD pada proses aklimatisasi reactor I

dan II media bioball selama dua belas hari.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa proses aklimatisasi dalam menurunkan

konsentrasi COD limbah cair RPA pada reactor I dan II media bioball terlihat jelas bahwa

kesetabilan dimulai pada hari kesepuluh.

4. Hasil efisiensi penurunan COD pada limbah cair RPA

Setelah proses aklimatisasi didapatkan efisiensi penurunan konsentrasi COD

pada limbah cair RPA. Setelah dilakukan analisa laboratorium untuk mengetahui

Page 9: Artikel Ilmiah Awal

persentase penurunan yang dihasilkan oleh biofilter anaerob reaktor I dengan luas

penampang 900 cm², reaktor II luas penampang 625 cm² media pecahan batu kali

dan bioball diameter 3 cm. Hasil penurunan COD pada reaktor I pecahan batu kali

dan bioball dapat disajikan pada Tabel 4.4 dan grafik 4.5

Tabel 4.4 Efisiensi penurunan COD pada reactor Imedia pecahan batu kali dan

bioball

Sumber : Hasil Penelitian

Hari Ke- Efisiensi reaktor 1Pecahan Batu Kali (%)

Efisiensi reaktor 1Bioball (%)

1 67,63 71,882 73,18 71,823 95,76 89,704 96,32 98,165 70,78 79,306 69,56 70,787 51,29 65,918 26,94 33,039 24,51 25,7210 28,16 29,38

Page 10: Artikel Ilmiah Awal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 100%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Penyisihan COD

Pecahan Batu kali Bioball

Waktu Pengamatan (Hari)

Efi

sien

si

Grafik 4.5. Efisiensi penurunan COD limbah cair RPA pada reaktor I pecahan batu kali dan bioball

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa efisiensi penurunan COD pada limbah cair RPA reaktor I pecahan batu kali dan bioball selama sepuluh hari pengamatan terlihat dengan jelas bahwa efisiensi peneurunan tertinggi terletak pada hari keempat dan mengalami penurunan dalam menguraikan pada hari kelima sampai hari ke Sembilan, pada hari kesepuluh mulai terlihat peningkatan lagi dalam mengurai.

Efisiensi penurunan COD pada limbah cair RPA reaktor II dengan luas penampang 625 cm² pecahan batu kali dan bioball disajikan pada tabel 4.5 dan grafik 4.6

Tabel 4.5. Efisiensi penurunan COD pada reaktor II pecahan batu kali dan bioball.

Hari Ke- Efisiensi Reaktor IIPecahan Batu Kali

(%)

Efisiensi Reaktor IIBioball

(%)1 57,90 67,632 68,18 63,643 87,88 84,854 90,80 91,415 73,21 78,086 59,82 67,127 47,23 65,918 28,16 31,819 24,51 25,7210 26,94 26,94

Page 11: Artikel Ilmiah Awal

Sumber : Hasil Penelitian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 100%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Penyisihan COD

Pecahan Batu kali Bioball

Waktu Pengamatan (Hari)

Efi

sien

si

Grafik 4.6. Efisiensi penurunan COD limbah cair RPA pada reaktor II media pecahan batu kali dan bioball.

Dari hasil penelitian terlihat penurunan COD pada hari kesatu mengalami peningkatan sampai hari keempat, hari kelima sampai hari kesembilan mengalami penurunan dalam menguraikan dan terlihat hari kesepuluh mengalami peningkatan lagi. Efisiensi penurunan tertinggi terlihat dengan jelas pada hari keempat pada sepuluh hari pengamatan.

5. Hasil Efisiensi Penurunan BOD Pada Limbah Cair RPA

Setelah proses aklimatisasi didapatkan efisiensi penurunan konsentrasi BOD

pada limbah cair RPA. Setelah dilakukan analisa laboratorium untuk mengetahui

persentase penurunan yang dihasilkan oleh biofilter anaerob reaktor I dengan luas

penampang 900 cm², reaktor II luas penampang 625 cm² media pecahan batu kali

dan bioball diameter 3 cm. Hasil penurunan BOD pada reaktor I pecahan batu kali

dan bioball dapat disajikan pada Tabel 4.6 dan grafik 4.8

Tabel 4.6. Efisiensi penurunan BOD pada reaktor I media pecahan batu

kali dan bioball dimeter 3 cm.

Hari Ke- Efisiensi Reaktor 1Pecahan Batu Kali

Efisiensi Reaktor 1Bioball

Page 12: Artikel Ilmiah Awal

(%) (%)1 55,36 52,382 76,19 73,213 85,07 85,074 91,07 94,055 94,01 97,016 73,13 76,127 61,19 58,218 58,33 61,319 41,67 44,6410 37,69 43,62

Sumber : Hasil Penelitian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 100%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Penyisihan BOD

Pecahan Batu kali Bioball

Waktu Pengamatan (Hari)

Efi

sien

si

Grafik 4.8. Efisiensi Penurunan BOD limbah cair RPA pada reaktor I media pecahan batu

kali dan bioball.

Dari hasil penelitian terlihat bahwa efisiensi penurunan BOD pada sepuluh hari pengamatan,

terlihat dengan jelas peningkatan penurunan BOD pada hari kesatu sampai hari kelima, pada

hari ke enam sampai hari kesepuluh terlihat penurunan, dikarenakan mikroba yang mati

belum tergantikan oleh mikroba yang baru. Efisiensi tertinggi terlihat pada hari kelima

selama sepuluh hari pengamatan.

Page 13: Artikel Ilmiah Awal

Efisiensi penurunan BOD pada limbah cair RPA reaktor II dengan luas penampang 625 cm² pecahan batu kali dan bioball diameter 3 cm disajikan pada tabel 4.7 dan grafik 4.9

Tabel 4.7. Efisiensi penurunan BOD pada reaktor II dengan luas penampang 625

cm² media pecahan batu kali dan bioball diameter 3 cm.

Hari Ke- Efisiensi Reartor IIPecahan Batu Kali

(%)

Efisiensi Rektor IIBioball

(%)1 52,38 49,402 73,21 73,213 82,09 79,104 82,14 88,105 91,02 94,016 70,15 73,137 55,22 58,218 59,52 64,299 38,69 38,6910 34,72 37,09Sumber : Hasil Penelitian

Page 14: Artikel Ilmiah Awal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 100%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Penyisihan BOD

Pecahan Batu kali Bioball

Waktu Pengamatan (Hari)

Efi

sien

si

Grafik 4.9. Efisiensi Penurunan BOD limbah cair RPA pada reaktor II media pecahan batu

kali dan bioball.

Dari hasil penelitian selama sepuluh hari setelah proses aklimatisasi terlihat bahwa efisiensi

penurunan BOD limbah cair RPA pada reaktor II, terlihat peningkatan penurunan mulai hari

kesatu sampai hari kelima, mengalami penurunan menguraikan mulai hari keenam sampai

hari kesepuluh dikarenakan mikroba yang mati belum tergantikan oleh mikroba yang baru.

Efisiensi penurunan tertingi terlihat pada hari kelima selama sepuluh hari pengamatan.

6. Perbandingan Luas Penampang Reaktor I dan II Media Pecahan Batu Kali

dan Bioball Dalam Menurunkan Pencemar BOD dan COD.

Perbandingan luas penampang reaktor I dan II media pecahan batu kali dan

bioball diameter 3 cm dalam menurunkan konsentrasi COD dan BOD pada limbah

cair rumah potong ayam (RPA), pada penelitian ini dapat disajikan pada Tabel

4.8, 4.9 dan grafik 4.11, 4.12 sebagai berikut :

Tabel 4.8. Perbandingan luas penampang reaktor I dan II dan media pecahan batu

kali dan bioball dalam menurunkan konsentrasi COD

Hari Ke- Efisiensi Efisiensi Efisiensi reaktor Efisiensi reaktor

Page 15: Artikel Ilmiah Awal

reaktor I

Batu kali (%)

reaktor I

Bioball (%)

IIBatu kali

(%)

IIBioball

(%)

1 67,63 71,88 57,90 67,63

2 73,18 71,82 68,18 63,64

3 95,76 89,70 87,88 84,85

4 96,32 98,16 90,80 91,41

5 70,78 79,30 73,.21 78,08

6 69,59 70,78 59,82 67,12

7 51,29 65,91 47,23 65,91

8 26,94 33,03 28,16 31,81

9 24,51 25,72 24,51 25,72

10 28,16 29,38 26,94 26,94

Rata-rata 60,41 63,56 56,46 60,31

Sumber : Hasil Penelitian

Page 16: Artikel Ilmiah Awal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 100.00%

10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

100.00%

Efisiensi Reaktor 1 Batu Kali Efisiensi Reaktor 1 BioballEfisiensi Reaktor 2 Batu Kali Efisiensi Reaktor 2 Bioball

Gambar 4.11. Perbandingan luas penampang reaktor I dan II, media pecahan

batu kali dan bioball dalam menurunkan konsentrasi COD limbah

cair RPA.

Dijelaskan bahwa pada sepuluh hari penelitian biofilter anaerob dengan luas

penampang reaktor I = 900 cm² dan reaktor II = 625 cm² media pecahan batu kali dan

bioball. Dari hasi penelitian penurunan konsentrasi COD rata-rata pada reaktor I media

pecahan batu kali = 60,41 %, dan media bioball = 63,56 %, pada reaktor II media pecahan

batu kali = 56,46%, dan media bioball = 60,30% bahwa luas penampang reaktor I, dan media

bioball lebih efektif dibandingkan dengan luas penampang reaktor II, dan media pecahan batu

kali. Jumlah volume media pada reaktor I lebih besar dibandingkan reaktor II dan luas

permukaan media bioball lebih luas dibandingkan dengan media pecahan batu kali sehingga

mikroba yang tumbuh di reaktor I dan media bioball lebih banyak dibandingkan dengan

reaktor II dan media pecahan batu kali dalam menurunkan konsentrasi COD pada limbah cair

rumah potong ayam.

Tabel 4.9. Perbandingan luas penampang reaktor I dan II dan media pecahan batu

kali dan bioball dalam menurunkan konsentrasi BOD

Penyisihan COD

Pengamatan Hari

Efi

sien

si

Page 17: Artikel Ilmiah Awal

Hari Ke- Efisiensireaktor

IBatu Kali

(%)

Efisiensireaktor

IBioball

(%)

Efisiensireaktor

IIBatu Kali

(%)

Efisiensi reaktor

IIBioball

(%)1 55,36 52,38 52,38 49,402 76,19 73,21 73,21 73,213 85,07 85,07 82,09 79,104 91,07 94,05 82,14 88,105 94,01 97,01 91,02 94,016 73,13 76,12 70,15 73,137 61,19 58,21 55,22 58,218 58,33 61,31 59,52 64,299 41,67 44,64 38,69 38,6910 37,69 43,62 34,72 37,09Rata-rata 67,32 68,56 63,91 65,52

Sumber : Hasil Penelitian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 100.00%

10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

100.00%

Efisiensi Reaktor 1 Batu Kali Efisiensi Reaktor 1 BioballEfisiensi Reaktor 2 Batu Kali Efisiensi Reaktor 2 Bioball

Gambar 4.12. Perbandingan luas penampang reaktor I dan II, media pecahan batu

kali dan bioball dalam menurunkan konsentrasi BOD limbah cair

RPA.

Dijelaskan bahwa pada sepuluh hari penelitian biofilter anaerob dengan luas

penampang reaktor I = 900 cm² dan reaktor II = 625 cm² media pecahan batu kali dan

Penyisihan BOD

Pengamatan Hari

Efi

sien

si

Page 18: Artikel Ilmiah Awal

bioball. Dari hasi penelitian bahwa penurunan konsentrasi BOD pada reaktor I media

pecahan batu kali = 67,32 %, dan media bioball = 68,56 %, pada reaktor II media pecahan

batu kali = 63,91%, dan media bioball = 65,52% bahwa luas penampang reaktor I, dan media

bioball lebih efektif dibandingkan dengan luas penampang reaktor II, dan media pecahan batu

kali. Jumlah volume media pada reaktor I lebih besar dibandingkan reaktor II dan luas

permukaan media bioball lebih luas dibandingkan dengan media pecahan batu kali sehingga

mikroba yang tumbuh di reaktor I dan media bioball lebih banyak dibandingkan dengan

reaktor II dan media pecahan batu kali dalam menurunkan konsentrasi BOD pada limbah cair

rumah potong ayam (RPA).

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka kesimpulannya yaitu

penurunan pada konsentrasi BOD dan COD pada limbah cair RPA bahwa reactor I

dengan luas penampang 900 cm² media bioball dan pecahan batu kali diameter 3 cm

lebih efisien dibandingkan dengan reactor II dengan luas penampang 625 cm² media

pecahan batu kali dan bioball 3 cm.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Selama penelitian harus dilakukan pengamatan yang lebih rutin terhadap reaktor

biofilter agar debit yang mengalir sesuai dengan ketentuan dan menjaga agar reaktor

tidak bocor karna berpengaruh pada kehidupan mikroba dalam rektor dan hasil

efisiensi penurunan yang akan diperoleh.

2. Perlu dilakukan penelitian yang serupa untuk memenuhi kekurangan-kekurangan

dalam penelitian ini agar lebih mendapatkan hasil yang lebih baik,dan perlu ada usaha

menindak lanjuti hasil dari penelitian ini untuk dapat dimanfaatkan kembali.

DAFTAR PUSTAKA

Anwir 2006, Analisa Pencemaran Air Sungai Tapung Kiri oleh Limbah Industri Kelapa Sawit. PT. Peputra Masterindo di Kabupaten Kapar. Tesis Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Idaman Said, N., Herlambang, S. .(2013) Teknologi Pengolahan Limbah Tahu-Tempe Dengan Proses Biofilter Anaerob Dan Aerob. [online], (http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahtt/limbahtt.html, diakses 13 Pebruari 2013)

Gabriel Bitton, 1994. Reaksi Pengurai Limbah. http://ejurnal.bppt.go.id (tanggal mengunduh 21 Juli 2013)

Page 19: Artikel Ilmiah Awal

Nusa Idaman Said dan Satmoko Yudo,2006 kelompok teknologi pengolahan air bersih dan limbah

cair,pusat pengkajian dan penerapan teknologi lingkungan,BPPT.

Moses Laksono, 2010. Tentang pembuangan air limbah. http://eprints.undip.ac.id/29380/1/skripsi003.pdf

(tanggal mengunduh 21 Juli 2013)