Artikel Ilmiah Pedestrian

12
 ANALISIS ALTERNATIF PENGALIHAN LALU LINTAS DENGAN KONSEP PEDESTRIAN STREET PADA KAWASAN PERDAGANGAN SOMBA OPU KOTA MAKASSAR Muh. Afiat Mulwan Mahasiswa Program Magister Program Studi Teknik Transportasi PPs UNHAS Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar - 90245 Telp./Fax : (0411) 585761  [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan menggali potensi dan peluang pedestrianisasi kawasan dengan menemukan konsep alternatif pengalihan lalu lintas dan parkir dengan konsep  pedestrian street pada Kawasan Perdagangan Somba Opu. Jenis penelitia n yang digunakan adalah non-ek speri menta l, bersi fat deskr iptif dan kuant itatif den gan metode pengamatan lapang an dan studi pus taka. Penent uan altern ati f pen gal iha n lalu lintas  berdasarkan analisis volume lalu lintas, kapasitas dan derajat kejenuhan. Berdasarkan analisis volume lalu lintas derajat kejenuhan pada ruas jalan Somba Opu telah melampaui derajat kejenuhan, maka ruas Jalan Somba Opu dapat diusulkan menjadi kawasan  Pedestrian Street . Untuk mendukung kawasan  Pedestrian Street dibutu hkan pengalih an lalu lintas pada rute alter natif dan rute pendukung . Untuk menghind ari kemac etan, maka penga lihan lalu linta s pada rute alter natif tetap mengi jinka n akse s pada jalan memotong dan pada rute pendukung pengalihan yang diijinkan sebesar 30% dari volume lalu lintas ruas jalan Somba Opu. Kata kunci :  pedestrian street,volume lalu lintas, kapasitas, derajat kejenuhan. Abstract This study aims to explore the potential and opportunities pedestrianisasi area by finding an alternative concept of diversion of traffic and parking with the concept of the pedestrian street at Somba Opu Trade Area. This type of research is non-experimental, descriptive and quantitative methods of field observation and literature study. Determination of alternative diversion of traffic based on analysis of traffic volume, capacity and degree of saturation. Based on the analysis of the degree of saturation of traffic volume on roads Somba Opu has exceeded the degree of saturation, then the segment Jalan Somba Opu can be proposed to be the area Pedestrian Street. To support the region needed diversion Street Pedestrian traffic on alternative routes and route support. To avoid congestion, the diversion of traffic on alternative routes still allow access to the road cut and in supporting the transfer of the permitted route of 30% of road traffic volume Somba Opu.  Keyword : pedestrian street,traffic volume, capacity, degree of saturation PENDAHULUAN Permasalahan transportasi perkotaan umumnya meliputi kemacetan lalulintas, parkir, angkut an umum, pencemara n dan masalah ke ter ti ban laluli ntas (Munawa r, 2004). Penyumbang ut ama penc emaran udara di daer ah perkot aan bersumber da ri sekt or  transportasi, dengan lebih dari 70% pencemaran udara di kota-kota besar berasal dari kendaraan bermotor (WHO,1997). Tin gka t pen cemara n ken dar aan ber mot or pal ing tinggi pad a umu mny a terj adi dikawasan urban, Kawasan Perdagangan Somba Opu Makassar salah satunya. Kawasan  perdagangan ini terletak pada daerah urban merupakan salah satu kawasan dengan tingkat aktifitas masyarakat penduduk yang cukup tinggi. Dimana pada kawasan ini merupakan salah satu icon kota dengan karakteristik kawasan sebagai pusat penjualan emas,pusat 1

Transcript of Artikel Ilmiah Pedestrian

Page 1: Artikel Ilmiah Pedestrian

5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 1/12

 

ANALISIS ALTERNATIF PENGALIHAN LALU LINTAS

DENGAN KONSEP PEDESTRIAN STREET PADA

KAWASAN PERDAGANGAN SOMBA OPU

KOTA MAKASSAR 

Muh. Afiat Mulwan

Mahasiswa Program Magister Program Studi Teknik Transportasi

PPs UNHAS Makassar 

Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar - 90245

Telp./Fax : (0411) 585761

 [email protected] 

Abstrak 

Penelitian ini bertujuan menggali potensi dan peluang pedestrianisasi kawasan dengan menemukan konsep

alternatif pengalihan lalu lintas dan parkir dengan konsep   pedestrian street pada Kawasan Perdagangan

Somba Opu. Jenis penelitian yang digunakan adalah non-eksperimental, bersifat deskriptif dan kuantitatif 

dengan metode pengamatan lapangan dan studi pustaka. Penentuan alternatif pengalihan lalu lintas

 berdasarkan analisis volume lalu lintas, kapasitas dan derajat kejenuhan. Berdasarkan analisis volume lalu

lintas derajat kejenuhan pada ruas jalan Somba Opu telah melampaui derajat kejenuhan, maka ruas Jalan

Somba Opu dapat diusulkan menjadi kawasan  Pedestrian Street . Untuk mendukung kawasan  Pedestrian

Street  dibutuhkan pengalihan lalu lintas pada rute alternatif dan rute pendukung. Untuk menghindari

kemacetan, maka pengalihan lalu lintas pada rute alternatif tetap mengijinkan akses pada jalan memotong

dan pada rute pendukung pengalihan yang diijinkan sebesar 30% dari volume lalu lintas ruas jalan Somba

Opu.

Kata kunci : pedestrian street,volume lalu lintas, kapasitas, derajat kejenuhan.

Abstract

This study aims to explore the potential and opportunities pedestrianisasi area by finding an alternativeconcept of diversion of traffic and parking with the concept of the pedestrian street at Somba Opu Trade

Area. This type of research is non-experimental, descriptive and quantitative methods of field observation

and literature study. Determination of alternative diversion of traffic based on analysis of traffic volume,

capacity and degree of saturation. Based on the analysis of the degree of saturation of traffic volume on roads

Somba Opu has exceeded the degree of saturation, then the segment Jalan Somba Opu can be proposed to be

the area Pedestrian Street. To support the region needed diversion Street Pedestrian traffic on alternative

routes and route support. To avoid congestion, the diversion of traffic on alternative routes still allow access

to the road cut and in supporting the transfer of the permitted route of 30% of road traffic volume Somba

Opu.

 Keyword : pedestrian street,traffic volume, capacity, degree of saturation

PENDAHULUANPermasalahan transportasi perkotaan umumnya meliputi kemacetan lalulintas, parkir,

angkutan umum, pencemaran dan masalah ketertiban lalulintas (Munawar, 2004).

Penyumbang utama pencemaran udara di daerah perkotaan bersumber dari sektor 

transportasi, dengan lebih dari 70% pencemaran udara di kota-kota besar berasal dari

kendaraan bermotor (WHO,1997).

Tingkat pencemaran kendaraan bermotor paling tinggi pada umumnya terjadi

dikawasan urban, Kawasan Perdagangan Somba Opu Makassar salah satunya. Kawasan

 perdagangan ini terletak pada daerah urban merupakan salah satu kawasan dengan tingkat

aktifitas masyarakat penduduk yang cukup tinggi. Dimana pada kawasan ini merupakan

salah satu icon kota dengan karakteristik kawasan sebagai pusat penjualan emas,pusat

1

Page 2: Artikel Ilmiah Pedestrian

5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 2/12

 

 penjualan kerajinan tangan,pusat penjualan alat olahraga & music, serta penjualan oleh-

oleh khas Makassar, yang mengakibatkan kawasan ini memiliki tarikan yang cukup besar.

Kondisi kawasan perdagangan Somba Opu yang ada saat ini tidak dapat

mencerminkan perwujudan pelayanan masyarakat yang berkualitas. Tarikan lalu lintas

yang tinggi tidak didukung dengan sarana-prasarana jalan yang optimal. Penggunaanseparuh badan jalan sebagai lahan parkir mengakibatkan turunnya kapasitas jalan,

tingginya aktifitas pejalan kaki yang masuk pada badan jalan karena trotoar digunakan

sebagai lahan parkir sepeda motor dan pedagang emas kaki lima menimbulkan kemacetan.

Tingginya hambatan dan menurunnya kapasitas jalan mengakibatkan terjadinya tundaan

  perjalanan yang berujung kepada kemacetan. Kemacetan ini yang menjadi ancaman

 peningkatan kerusakan lingkungan pada kawasan ini.

Kawasan Perdagangan Somba Opu Makassar merupakan salah satu kawasan ruang

 publik sekaligus kawasan perdagangan yang sangat potensial untuk dikembangkan. Hal ini

dikaitkan dengan keberadaan Benteng Rotterdam dan Kawasan Pantai Losari pada sisi

utara dan selatan kawasan. Berbagai keistimewaan yang dimiliki Kawasan PerdaganganSomba Opu Makassar tersebut mestinya dikembangkan sehingga dapat menjadi identitas

Kota Makassar.

Penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi dan peluang pengembangan

kawasan menjadi sebuah kawasan pedestrian dalam upaya pembentukan lingkungan

 perkotaan yang ramah bagi pejalan kaki, mempertahankan fungsi pusat kota sebagai pusat

kegiatan dan pelayanan kota yang menarik. Hasilnya diharapkan dapat merumuskan

arahan alternatif pengalihan lalu lintas yang disusun melalui metode kualitatif dan

kuantitatif sehingga menghasilkan output yang diharapkan dapat memaksimalkan potensi

wisata yang ada di kawasan tersebut dan menciptakan ruang public yang teratur dan aman.

TINJAUAN PUSTAKAPerencanaan kawasan perdagangan menjadi kawasan   pedestrian street  dalam

 pembahasan ini dilakukan melalui tinjauan manajemen pengalihan arus lalu lintas

Manajemen Lalu Lintas

Manajemen lalu lintas adalah pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas dengan

melakukan optimasi penggunaan prasarana yang ada melalui peredaman, pengalihan arus

lalu lintas, pengecilan tingkat pertumbuhan lalu lintas, memberikan kemudahan kepada

angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan serta memperlancar sistem

 pergerakan (Dirjen Hubdat,1999).

Salah satu tujuan dilakukannya manajemen lalu lintas adalah meningkatkan efisiensi

  pergerakan lalu lintas secara menyeluruh dengan tingkat aksesbilitas yang tinggi sertamelindungi dan memperbaiki kondisi lingkungan dimana arus lalu lintas tersebut berada.

Sasaran manajemen lalu lintas adalah mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas dengan

menaikkan kapasitas atau mengurangi volume lalu lintas pada suatu jalan. Melakukan

optimasi ruas jalan dengan menentukan fungsi dari jalan dan kontrol terhadap aktivitas-

aktivitas yang tidak sesuai dengan fungsi sebuah jalan. Manajemen lalu lintas dalam upaya

  penataan lalu lintas pada sebuah kawasan atau ruas jalan dilakukan dengan harapan

tercipta suatu kondisi pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas sehingga dapat

meminimalisir potensi kemacetan dalam upaya perbaikan kondisi lingkungan dimana arus

lalu lintas tersebut berada.

2

Page 3: Artikel Ilmiah Pedestrian

5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 3/12

 

Penentuan Rute

Proses pemilihan rute merupakan perkiraan asumsi pengguna jalan mengenai pilihan

rute terbaik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan rute pada saat kita

melakukan perjalanan. Beberapa diantaranya adalah waktu tempuh, jarak, biaya,

kemacetan, antrian, jenis manuver yang dibutuhkan, jenis jalan raya, pemandangan,

kelengkapan rambu dan marka jalan. Salah satu pendekatan yang paling sering digunakan

adalah pertimbangan dua faktor utama dalam pemilihan rute, yaitu biaya pergerakan dan

nilai waktu-biaya pergerakan dianggap proporsional dengan jarak tempuh.

Skenario pemilihan rute dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor 

 pertimbangan yang didasari pengamatan bahwa tidak setiap pengendara dari zona asal

yang menuju ke zona tujuan akan memilih rute yang persis sama, khususnya di daerah

 perkotaan. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan informasi mengenai kondisi lalu

lintas pada saat ini dan faktor lain berupa peningkatan biaya karena kemacetan pada suatu

ruas jalan yang menyebabkan kinerja beberapa rute lain menjadi lebih tinggi sehingga

meningkatkan peluang untuk memilih rute tersebut. Beberapa faktor yang mungkindipertimbangkan pengendara dalam memilih rute adalah waktu tempuh, jarak, jumlah

 persimpangan yang akan dilalui, keselamatan dan kondisi permukaan jalan.

Derajat Kejenuhan

Permasalahan yang timbul ketika pedestrian street direncanakan adalah apakah ruas-

ruas jalan di sekitarnya mampu menampung tambahan volume lalu lintas akibat ditutupnya

sebuah jalan bagi kendaraan. Indikator yang dapat menentukan hal tersebut adalah derajat

kejenuhan suatu jalan.

Derajat kejenuhan (DS) untuk ruas jalan didefinisikan sebagai rasio volume lalu

lintas terhadap kapasitas ruas jalan. Derajat Kejenuhan dapat dihitung berdasarkan rumus

 berikut:DS= Q/C……(1) keterangan : DS = Derajat kejenuhan.

Q = Arus total (smp/jam).

C = Kapasitas (smp/jam)

Dimana untuk menghitung kapasitas digunakan persamaan sebagai berikut :

C = Co×FCw×FCsp×FCsf×FCcs ...(2) keterangan : C = Kapasitas (smp/jam).

Co = Kapasitas dasar (smp/jam).

FCw = Faktor peny. lebar lajur.

FCsp = Faktor penyesuaian arah.

FCsf = Faktor hambatan samping.

FCcs = Faktor ukuran kota.Pedestrian

 Pedestrian street adalah suatu area yang diperuntukkan bagi pejalan kaki, diciptakan

untuk memfasilitasi kegiatan berjalan kaki, dan kendaraan bermotor mempunyai akses

yang terbatas. Secara umum fungsi  pedestrian street dapat dikelompokkan menjadi tiga

macam, yaitu full-pedestrian street, transit pedestrian street, dan semipedestrian street.

Full-Pedestrian Street 

Konsep   full-pedestrian street diciptakan dengan cara menutup ruas jalan yang

semula digunakan oleh lalu lintas kendaraan bermotor. Dalam area ini, pejalan kaki

diprioritaskan lebih tinggi dibanding kendaraan bermotor. Area ini dinyatakan sebagai area

  bebas kendaraan bermotor kecuali untuk tujuan-tujuan darurat. Lalu lintas pada jalan

3

Page 4: Artikel Ilmiah Pedestrian

5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 4/12

 

memotong kemungkinan masih diperbolehkan apabila ruas jalan yang dipergunakan untuk 

 pedestrian cukup panjang.

Transit-Pedestrian Street 

Pembangunan transit-pedestrian street  dilakukan melalui cara membebaskan areadari semua kendaraan kecuali untuk kendaraan angkutan umum seperti bus atau tram, dan

kendaraan untuk kepentingan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran, dan mobil

 polisi.

 Semi-Pedestrian Street 

Konsep semi-pedestrian street, volume lalu lintas kendaraan diupayakan berkurang,

dan permukaan jalur kendaraan disamakan dengan jalur pejalan kaki. Lalu lintas

kendaraan harus berbagi ruang dengan pejalan kaki dan harus mengutamakan kepentingan

 pejalan kaki.

HASIL DAN PEMBAHASANKondisi Eksisting Kawasan Perencanaan

Kawasan Perdagangan Somba Opu Kota Makassar termasuk kedalam Kecamatan

Ujung Pandang dengan posisi 5º8’15” Lintang Selatan dan 119º24’27” Bujur Timur.

Kecamatan Ujung Pandang terbagi kedalam 10 wilayah kelurahan, kawasan perencanaan

sendiri tepat berada pada dua kelurahan, yaitu Kelurahan Bulogading dan Sawerigading.

Berdasarkan potensi lokasi, Kawasan Perdagangan Somba Opu Kota Makassar memiliki

nilai strategis dan ekonomis yang sangat besar disebabkan perkembangan lokasi disekitar 

kawasan perdagangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Penduduk Kota Makassar tahun 2009 tercatat sebanyak 1.272.349 jiwa yang terdiri

dari 610.270 laki-laki dan 662.079 perempuan, dengan pertumbuhan penduduk sebesar 

1,63%. Jumlah penduduk di Kawasan Perdagangan Somba Opu Kota Makassar yaitu pada

Kecamatan Ujung Pandang dan berjumlah 29.064 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga

sebanyak 7.177 KK.

Penggunaan lahan dan bangunan di kawasan perencanaan didominasi oleh

 penggunaan jasa perdagangan dan perumahan. Jenis penggunaan perumahan berupa rumah

deret, sedangkan jenis perdagangan dan jasa berupa perdagangan campuran. Penggunaan

lahan dan bangunan untuk perdagangan dan jasa terutama berkembang mengikuti jaringan

 jalan.Varietas jenis dagangan pada kawasan perencanaan diuraikan tabel berikut :

Tabel 1. Varietas jenis dagangan kawasan perencanaan

No. Jenis toko Jumlah % No. Jenis toko Jumlah %

1 Toko Mas 86 53.09% 9 Rumah Makan 3 1.85%

2 Toko Souvenir 18 11.11% 10 Optik 3 1.85%

3 Toko Sport & Musik 17 10.49% 11 Salon 2 1.23%

4 Toko Arloji 8 4.94% 12 Toko Jamu 2 1.23%

5 Toko Campuran 6 3.70% 13 Counter HP 2 1.23%

6 Toko karpet/aneka plastik 4 2.47% 14 Butik/ Pakaian 2 1.23%

7 Toko keramik/guci/barang antik 4 2.47% 15 Fotokopi 1 0.62%

8 Toko Sutra khas sulsel 4 2.47% Total 162 100%

Sumber : Data Primer 

Secara fisik kondisi jalan tergolong baik, status jalan sebagai kolektor sekunder dengan lebar jalan 6.2 m dan panjang efektif kawasan perdagangan kurang lebih 677 m

menjadi salah satu jaringan penghubung Kecamatan Mariso dan Kecamatan Wajo. Jalan

4

Page 5: Artikel Ilmiah Pedestrian

5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 5/12

 

ini juga menjadi akses menuju kawasan Pantai Losari Makassar. Sistem jaringan jalan

dengan pola grid, kondisi prasana jalan di kawasan perencanaan telah cukup memadai,

namun seiring meningkatnya aktivitas ekonomi kondisi prasarana jaringan jalan di

Kawasan perencanaan sudah tidak mencukupi volume daya tampung kendaraan, terlebih

separuh badan jalan digunakan sebagai lokasi parkir pemilik toko dan pengunjung.Kondisi jalur pejalan kaki pada kawasan masih baik, trotoar berada pada pelataran toko

dengan kondisi pelindung dari atap overstek toko. Trotoar kurang berfungsi optimal karena

digunakan sebagai parkir motor dan tempat berdagang pedagang emas kaki lima.

Sistem Pergerakan

Pola pergerakan yang terjadi di kawasan perencanaan adalah pergerakan internal dan

eksternal wilayah dan dari/ keluar wilayah. Pola pergerakan dari luar kawasan perencanaan

yaitu pergerakan masuk kawasan perencanaan dari kecamatan lain, dari Propinsi lain

 bahkan Internasional, hal ini disebabkan karena kawasan perencanaan merupakan salah

satu pusat penjualan souvenir khas Makassar. Pergerakan di Kawasan Perencanaan

cenderung dipengaruhi oleh aktivitas kawasan, dimana kawasan perencanaan merupakan pusat perdagangan dan pariwisata. Selain itu pergerakan pada ruas Jalan somba Opu

didominasi juga oleh kendaraan melintas menuju kawasan Anjungan Pantai Losari dan

kawasan lainnya pada bagian selatan kota. Tingginya pergerakan melalui kawasan

  perencanaan tersebut, pola jaringan jalan yang ada sudah tidak memadai menampung

volume kendaraan untuk setiap bagian wilayah ini sehingga penyebaran arus lalu lintas

yang merata pada berbagai ruas jalan tidak tercapai. Hal ini berdampak kepada

 penumpukan kendaraan pada beberapa ruas jalan Somba Opu

Terkait pergerakan arus lalu lintas yang melalui kawasan perencanaan, dapat

diidentifikasikan arus kendaraan bersumber dari tiga arah ditampilkan tabel berikut:

Tabel 2. Sistem pergerakan menuju kawasan perencanaanSumber

PergerakanRute Pergerakan

Arus

Kendaraan 1

Kendaraan yang berasal dari arah jalan

Pasar Ikan melalui Ruas Jalan Patimura,

ataupun berasal dari arah jalan Pasar 

Ikan masuk kawasan melalui jalan

memotong.

Arus

Kendaraan 2

Kendaraan yang berasal dari arah jalan

Ujung Pandang menuju ruas Jalan

Pattimura dan kemudian masuk ke

kawasan perencanaan.

Arus

Kendaraan 2

Kendaraan yang berasal dari arah jalan

Sultan Hasanuddin menuju ruas jalan

Pattimura, ataupun berasal dari arah

 jalan Sultan Hasanuddin masuk kawasan

melalui jalan memotong.

Sumber : Analisis data

Skenario Pemilihan Rute Pengalihan

Berdasarkan identifikasi sumber pergerakan kendaraan yang melalui ruas jalan

Somba Opu serta pertimbangan faktor-faktor pemilihan rute, maka dapat dirumuskan tiga

rute yang memungkinkan untuk mendukung pengalihan arus lalu lintas pada kawasan

 perdagangan Somba Opu sebagai berikut,

5

Page 6: Artikel Ilmiah Pedestrian

5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 6/12

 

Tabel 3. Perencanaan rute alternatif dan pendukung pengalihan lalu lintas

Sumber

PergerakanRute Pergerakan

Rute

Alternatif 

Jalan Pattimura – Jalan Samiun – Jalan

Bau Massepe – Jalan A. Makkasau – 

Jalan Ranggong Dg. Romo – Jalan Dg.

Tompo – Jalan Mochtar Luthfi

Rute

Pendukung 1

Jalan Riburane – Jalan Ahmad Yani – 

Jalan Jendral Sudirman – Jalan H. Bau

Rute

Pendukung 2

Jalan Riburane – Jalan Kajaolalido – 

Jalan Botoloempangan – Jalan Arif Rate

 – Jalan Haji Bau

Sumber : Analisis Data

Rute alternatif yang dirumuskan merupakan ruas jalan pada sekitar kawasan

 perdagangan yang memiliki potensi untuk dikembangkan melayani pergerakan kendaraan

rute yang sama dengan pelayanan rute ruas jalan Somba Opu selama ini. Untuk 

  pengendara dari arah jalan Ujung Pandang yang selama ini menggunakan ruas jalan

Somba Opu dapat dialihkan melalui rute pendukung. Ketiga rute ini dapat memberikan

 pelayanan yang sama dengan pelayanan rute ruas jalan Somba Opu selama ini. Profil

geometrik pada masing-masing ruas jalan untuk ruas Jalan Somba Opu rute alternatif dan

rute pendukung ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4. Profil Jalan Somba Opu, rute alternatif dan rute pendukungProfil Jalan

 Nama Jalan

Panjang (M) Lebar (M)

JalanDrainase Bahu Rumija

(M2)

Drainase BahuAspal

Ki/Ka Ki/Ka Ki/Ka Ki/Ka

Somba Opu 850.0 850.0 - 6.50 0.30 - 6.2

Samiun 220.0 220.0 220.0 7.90 0.50 1.40 6.0

Bau Massepe 403.4 377.0 377.0 7.30 0.80 1.00 5.5

Andi Makkasau 182.0 181.0 181.0 6.50 0.50 1.00 5.0

Ranggong Dg. Romo 334.0 334.0 334.0 6.60 0.80 1.00 4.8

Daeng Tompo 398.0 398.0 398.0 6.80 1.00 1.80 4.0

Mochtar Lutfi 364.6 - 364.0 7.70 0.80 1.70 5.2

Riburane 231,5 231,5 231,5 27,0 1,0 1,5 19,0

Ahmad Yani 690,3 690,3 690,3 24,5 1,0 1,5 17,0Jend.Sudirman 1.339,2 1.339,2 1.339,2 35,0 1,5 4,0 18,0

Haji Bau 635,0 635,0 - 21,0 5,0 - 10,0

Kajaolalido 400,6 400,6 400,6 19,3 2,0 2,0 10,0

Botolempangan 884,3 884,3 - 15,0 2,0 - 8,0

Arif Rate 321,2 - - 26,8 0,7 - 21,3

 Sumber : Observasi lapangan

Analisis karakter Lalu Lintas

Data lalu lintas yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai arus dan

komposisi lalu lintas untuk setiap jalan pada masing-masing rute. Data arus lalu lintas

merupakan data primer yang diadapatkan secara langsung melalui survei lapangan,

Untuk rute alternatif, pengamatan volume lalu lintas dilakukan selama 3 hari, yaitu hariSabtu, Minggu, dan Senin, tanggal 6 - 8 September 2010. Pengambilan waktu pengamatan

6

Page 7: Artikel Ilmiah Pedestrian

5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 7/12

 

disesuaikan dengan kesibukan yang terjadi di jalan Somba Opu, yaitu hari Senin dan Sabtu

untuk mewakili hari sibuk dan Minggu untuk mewakili hari libur. Pengamatan dilakukan

 pada pukul 07.00 sampai 22.00. Untuk rute pendukung pengamatan volume lalu lintas

dilakukan pada hari sibuk, yakni hari senin dan dilakukan pada jam sibuk di pagi, siang

dan sore hari.Berdasarkan observasi terkait geometrik jalan dan berdasarkan metode MKJI

menggunakan persamaan (2) diperoleh kapasitas pada masing-masing ruas jalan untuk 

ruas Jalan Somba Opu rute alternatif dan rute pendukung ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 5. Analisis kapasitas pada setiap ruas jalan

Ruas JalanCo

(Smp/jam)*FCw* FCsp* FCsf* FCcs*

C(Smp/jam)

Jln Somba Opu 1650 0,87 1 0,78 1 1119,7Jln Samiun 2900 0,87 1 0,94 1 2371,6

Jln Bau Massepe 2900 0,71 1 0,82 1 1700,3

Jln Andi Makkasau 2900 0,56 1 0,94 1 1526,6

Jln Ranggong Dg. Romo 2900 0,53 1 0,92 1 1434,3

Jln Daeng Tompo 2900 0,45 1 0,95 1 1234,2Jln Mochtar Lutfi 2900 0,62 1 0,95 1 1713,6

Jln Riburane 6600 1,08 1 1 1 7128

Jln Ahmad Yani 6600 1,08 1 0,9 1 6415,2

Jln Jendral Sudirman 4500 0,91 1 0,98 1 4013,1

Jln Kajaolalido 3300 1,08 1 0,98 1 3492,7

Jln Botolempangan 3300 1,08 1 0,82 1 2922,5

Jln Arif Rate 3300 1,08 1 0,82 1 2922,5

Jln Haji Bau 6000 0,91 1 0,92 1 5023,2

∗ Variabel MKJI 1997 

Berdasarkan analisis kapasitas dan pengukuran volume lalu lintas setap ruas jalan

maka dengan menggunakan persamaan (1) dapat diketahui nilai derajat kejenuhan pada

setiap ruas jalan sebagai berikut:

Tabel 5. Analisis derajat kejenuhan setiap ruas jalan

No. Ruas Jalan C (Smp/jam) V max D

1 Somba Opu 1119,7 1313,78 1,17

2 Samiun 2371,6 460,08 0,19

3 Bau Massepe 1700,3 459,03 0,27

4 Andi Makkasau 1526,6 419,12 0,27

5 Ranggong Dg. Romo 1434,3 468,05 0,33

6 Daeng Tompo 1234,2 385,75 0,31

7 Mochtar Lutfi 1713,6 505,35 0,29

8 Riburane 7128 3088,6 0,43

9 Ahmad Yani 6415,2 5006,3 0,7810 Jendral Sudirman 4013,1 2729,48 0,68

11 Kajaolalido 3492,7 2386,55 0,68

12 Botolempangan 2922,5 2102,06 0,72

13 Arif Rate 2922,5 2110,32 0,72

14 Haji Bau 5023,2 2478,25 0,49

Sumber : Analisis data

Berdasarkan analisis diatas ditemukan bahwa Derajat Kejenuhan untuk ruas jalan

Somba Opu sebagai kawasan perencanaan menunjukkan angka 1,17 hal ini

mengindikasikan bahwa arus lalu lintas pada ruas jalan ini telah melampaui angka

kejenuhan. Untuk kondisi derajat kejenuhan pada rute alternatif menunjukkan berada pada

tingkat yang relatif aman. Derajat kejenuhan tertinggi terdapat pada ruas jalan Muchtar Luthfi sebesar 0,33. Hal ini disebabkan tingginya volume lalu lintas melalui ruas jalan ini

7

Page 8: Artikel Ilmiah Pedestrian

5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 8/12

 

akibat ruas jalan sebagai salah satu linkage menuju kawasan anjungan serta tingginya

tingkat hambatan samping pada ruas jalan disebabkan hambatan samping parkir pada

kedua sisi badan jalan. Derajat Kejenuhan terendah terdapat pada ruas jalan Samiun

sebesar 0,19. Untuk kondisi derajat kejenuhan pada rute pendukung menunjukkan berada

 pada tingkat yang mendekati kejenuhan. Derajat kejenuhan tertinggi terdapat pada ruas  jalan Ahmad Yani dan Botolempangan sebesar 0,78 sementara Derajat Kejenuhan

terendah terdapat pada ruas jalan Riburane sebesar 0,43.

Analisis Pengalihan Lalu Lintas Rute Alternatif 

Berdasarkan analisis sebelumnya, maka analisis pengalihan lalu lintas dilakukan

dengan mengetahui volume lalu lintas per satuan waktu pada ruas jalan Somba Opu dan

ruas jalan pada rute alternatif kemudian volume lalu lintas pada ruas jalan Somba Opu

diakumulasi dengan volume lalu lintas pada masing-masing ruas jalan. Perbandingan

volume lalu lintas kumulatif dengan kapasitas dasarakan memperlihatkan tingkat

kemacetan akibat pengalihan lalu lintas ditunjukkan pada gambar berikut:

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pengalihan seluruh volume lalu

lintas akan menimbulkan peningkatan signifikan terhadap derajat kejenuhan pada setiap

8

 

Gambar 1 Grafik V-C-Ds Jalan samiun pasca pengalihan LL Gambar 2 Grafik V-C-Ds Jalan Bau Massepe pasca pengalihan LL

Gambar 3 Grafik V-C-Ds Jln A.Makkasau pasca pengalihan LL Gambar 4 Grafik V-C-Ds Jln Dg.Romo pasca pengalihan LL

Gambar 5 Grafik V-C-Ds Jln Dg.Tompo pasca pengalihan LL Gambar 6 Grafik V-C-Ds Jln Muchtar Luthfi pasca pengalihan LL

Page 9: Artikel Ilmiah Pedestrian

5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 9/12

 

ruas jalan. Hal ini mengindikasikan pengalihan lalu lintas menimbulkan titik kemacetan

 baru pada ruas jalan alternatif.

Analisis Pengalihan Lalu Lintas Rute Pendukung

Berdasarkan analisis sumber distribusi kendaraan yang melalui ruas jalan Somba opu

maka pengalihan volume lalu lintas yang berasal dari ruas jalan Ujung Pandang akan

melalui rute pendukung. Pengalihan sebagian volume lalu lintas pada rute ini akan

mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas pada rute alternatif. Analisis pengalihan pada rute

 pendukung dimaksudkan untuk mengetahui skenario besaran distribusi pengalihan lalu

lintas dari ruas jalan Somba Opu menuju rute pendukung dari skala pengalihan 10%-

100%. Skenario pengalihan lalu lintas ditunjukkan gambar berikut:

9

Gambar 7 Grafik V-C-Ds Jln Riburane pasca pengalihan LL Gambar 8 Grafik V-C-Ds Jln A.Yani pasca pengalihan LL

Gambar 9 Grafik V-C-Ds Jln Sudirman pasca pengalihan LL Gambar 10 Grafik V-C-Ds Jln H.Bau pasca pengalihan LL

Gambar 11 Grafik V-C-Ds Jln Kajaolalido pasca pengalihan LL Gambar 12 Grafik V-C-Ds Jln Botolempangan pengalihan LL

 

Gambar 13 Grafik V-C-Ds Jln Arif Rate pengalihan LL

Page 10: Artikel Ilmiah Pedestrian

5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 10/12

 

Berdasarkan analisis skenario pengalihan arus lalu lintas dari ruas jalan Somba Opu

menuju rute pendukung, maka skenario pengalihan lalu lintas yang dimungkinkan adalah

 pengalihan lalu lintas sebesar 30%.

Konsep Alternatif Pengalihan Lalu Lintas

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa besaran volume lalu lintas yangmelalui kawasan perencanaan bersumber dari pergerakan lalu lintas arah ruas jalan Pasar 

Ikan, Ujung Pandang dan jalan Sultan Hasanuddin. Tujuan pergerakan kendaraan yang

melintas pada ruas jalan Somba Opu bervariasi, ada yang merupakan kendaraan pemilik 

toko dan masyarakat setempat, kendaraan pengunjung kawasan serta kendaraan

masyarakat yang sekedar melintas untuk menuju Kawasan Anjungan Pantai Losari atau

kawasan lainnya.

Analisis volume lalu lintas menunjukkan bahwa terdapat variasi periode puncak arus

lalu lintas pada ruas jalan Somba Opu dan ruas jalan alternatif disekitar kawasan. Dengan

mengetahui karakteristik jam puncak pada masing-masing ruas jalan maka dapat dilakukan

  penanganan khusus melalui tambahan extra tenaga pengatur lalu lintas untuk mengantisipasi kemacetan pada periode-periode puncak tersebut.

Hasil analisis hambatan samping menunjukkan bahwa tingkat hambatan samping

 pada kawasan perencanaan tergolong cukup tinggi. Hambatan samping banyak disebabkan

oleh manuver kendaraan masuk-keluar lokasi parkir, tundaan pada ruas jalan memotong

akibat konflik lalu lintas di persimpangan serta gangguan pejalan kaki serta kendaraan

tidak bermotor yang turut menggunakan badan jalan.

Tingkat hambatan samping pada beberapa ruas jalan rute alternatif juga

menunjukkan gangguan lalu lintas yang tinggi. Bangkitan lalu lintas berupa kawasan

 permukiman penduduk, serta tarikan lalu lintas berupa sekolah, gereja, salon, hotel dan

 perkantoran menyebabkan banyaknya kendaraan yang parkir pada badan jalan. Ditambah

hambatan samping akibat kendaraan tidak bermotor mengingat ruas jalan ini merupakan jalan lokal tempat beroperasinya kendaraan becak. Tundaan di setiap jalan memotong juga

merupakan penyebab tingginya gangguan lalu lintas pada rute alternatif.

Berdasarkan analisis derajat kejenuhan diketahui bahwa derajat kejenuhan pada ruas

 jalan Somba Opu sebesar 1,17. Hal ini menandakan kawasan ini rawan kemacetan, terlebih

waktu pengamatan merupakan kondisi arus lalu lintas normal tanpa adanya sebuah

 pelaksanaan event di Kawasan Anjungan Pantai Losari. Pelaksanaan event di kawasan

anjungan akan menyebabkan lonjakan arus lalu lintas yang sangat besar sehingga

kemacetan pada ruas jalan ini akan sulit dihindarkan.

Derajat kejenuhan pada ruas jalan alternatif menunjukkan arus lalu lintas yang cukup

lancar, namun kondisi ruang jalan yang ada belum mampu menampung pengalihan

keseluruhan arus lalu lintas. Berdasarkan hasil analisis diatas maka pengalihan keseluruhanarus lalu lintas pada rute alternatif akan mengakibatkan kemacetan pada ruas jalan

10

Page 11: Artikel Ilmiah Pedestrian

5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 11/12

 

alternatif pada waktu 16.00-17.00. Untuk meminimalisir kemacetan maka akses kendaraan

 pada jalan memotong dapat diperkenankan sehingga terjadi distribusi beban lalu lintas di

setiap jalan memotong. Dengan distribusi pengaliran lalu lintas pada ruas jalan memotong

maka beban lalu lintas poada setiap ruas jalan alternatif dapat berkurang dan kemacetan

dapat terhindarkan.Berdasarkan arah pergerakan kendaraan yang melalui kawasan perencanaan, maka

sebagian arus lalu lintas yang berasal dari ruas jalan Ujung Pandang dapat dialihkan

melalui rute pendukung sehingga terjadi distribusi pengalihan arus lalu lintas pada rute

alternatif dan rute pendukung. Dengan distribusi pengalihan pada rute alternatif dan rute

 pendukung maka kemacetan pada kedua rute akibat pengalihan beban lalu lintas dapat

diminimalisir.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis arus lalu lintas derajat kejenuhan pada ruas jalan Somba Opu

telah melampaui derajat kejenuhan, maka ruas Jalan Somba Opu dapat diusulkan menjadi

kawasan   Pedestrian Street . Untuk mendukung kawasan   Pedestrian Street dibutuhkan

  pengalihan lalu lintas pada rute alternatif dan rute pendukung. Untuk menghindari

kemacetan, maka pengalihan lalu lintas pada rute alternatif tetap mengijinkan akses pada

 jalan memotong dan pada rute pendukung pengalihan yang diijinkan sebesar 30% dari

volume lalu lintas ruas jalan Somba Opu.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen PU, 1997, Manual Kapasitas Jalan indonesia (MKJI)  ,Dirjen Bina Marga,Jakarta.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1999.   Rekayasa Lalu Lintas Pedoman Perencanaan Dan Pengoperasian Lalu Lintas Di Wilayah Perkotaan, Ditjenda,

Jakarta

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1999.  Pedoman Pengumpulan data Lalu Lintas

 Jalan. Ditjenda, JakartaKhisty,CJ. 2003. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi Jilid 2. Erlangga. 2003

11

Gambar 14 Konsep dan detail Kawasan

Page 12: Artikel Ilmiah Pedestrian

5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 12/12

 

Munawar, A. 2006. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Beta Offset, Jogyakarta.

Pemerintah Kota Makassar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2005.  Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota Makassar Tahun 2006-2016, CV Nalarencana,

Makassar.

Priyanto,T(2004)   Lingkungan Perkotaan Yang Ramah Bagi Pejalan Kaki, MakalahPengantar Pascasarjana S3,Institut Pertanian Bogor. http://rudyct.com/PPS702-

ipb/08234/totok_priyanto.pdf (Tidak dipublikasikan)

Tamin,O.2000. Perencanaan & Permodelan Transportasi. Penerbit ITB. Bandung

12