apn

9
KUESIONER AWAL PELATIHAN Kuesioner ini dirancang sebagai alat bantu untuk mengawali kerjasama antara pelatih dan peserta latih yang akan berlangsung selama pelatihan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mengacu pada pengetahuan esensial yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tindakan atau prosedur yang diperlukan dan berperilaku sesuai dengan baku asuhan persalinan normal yang berkualitas. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, diberikan dalam bentuk pernyataan BETUL/SALAH. Jawaban-jawaban peserta dimasukkan ke dalam lembar Matriks Kebutuhan Belajar atau Kinerja Pengetahuan Kelompok. Hasil yang diperoleh, digunakan untuk menilai kebutuhan belajar individu atau kelompok. Dengan menggunakan matriks ini, pelatih dan peserta dapat secara cepat menghitung persentasi jawaban yang benar, dengan melakukan pembandingan antara jawaban benar dengan jumlah pertanyaan pada masing-masing topik materi pembelajaran. Tampilan persentasi jawaban yang benar pada matriks, peserta (baik individu maupun kelompok) dapat menilai seberapa jauh peserta telah mengetahui/terpapar materi pengetahuan esensial yang diperlukan untuk melaksanakan asuhan persalinan yang bersih dan aman. Informasi tersebut, diharapkan dapat menjadi motivasi bagi peserta untuk mendapatkan pengetahuan esensial tersebut. Dengan motivasi ini dan bekerjasama dengan pelatih maka peserta dapat merencanakan bagaimana mempergunakan waktu yang tersedia (selama pelatihan) untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Dari aspek pembelajaran, pelatih akan menggunakan hasil jawaban kuesioner awal pelatihan untuk mengidentifikasi topik dan materi khusus yang perlu mendapat penekanan selama sesi- sesi terkait dalam proses alih pengetahuan di dalam pelatihan ini. Sebaliknya, untuk topik atau materi dimana peserta telah menjawab diatas 70% benar maka pelatih menyimpulkan bahwa bagian tersebut sudah dikuasai oleh peserta sehingga ia dapat Panduan Peserta 8

description

apn

Transcript of apn

Page 1: apn

KUESIONER AWAL PELATIHAN

Kuesioner ini dirancang sebagai alat bantu untuk mengawali kerjasama antara pelatih dan peserta latih yang akan berlangsung selama pelatihan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mengacu pada pengetahuan esensial yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tindakan atau prosedur yang diperlukan dan berperilaku sesuai dengan baku asuhan persalinan normal yang berkualitas.

Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, diberikan dalam bentuk pernyataan BETUL/SALAH. Jawaban-jawaban peserta dimasukkan ke dalam lembar Matriks Kebutuhan Belajar atau Kinerja Pengetahuan Kelompok. Hasil yang diperoleh, digunakan untuk menilai kebutuhan belajar individu atau kelompok. Dengan menggunakan matriks ini, pelatih dan peserta dapat secara cepat menghitung persentasi jawaban yang benar, dengan melakukan pembandingan antara jawaban benar dengan jumlah pertanyaan pada masing-masing topik materi pembelajaran. Tampilan persentasi jawaban yang benar pada matriks, peserta (baik individu maupun kelompok) dapat menilai seberapa jauh peserta telah mengetahui/terpapar materi pengetahuan esensial yang diperlukan untuk melaksanakan asuhan persalinan yang bersih dan aman. Informasi tersebut, diharapkan dapat menjadi motivasi bagi peserta untuk mendapatkan pengetahuan esensial tersebut. Dengan motivasi ini dan bekerjasama dengan pelatih maka peserta dapat merencanakan bagaimana mempergunakan waktu yang tersedia (selama pelatihan) untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

Dari aspek pembelajaran, pelatih akan menggunakan hasil jawaban kuesioner awal pelatihan untuk mengidentifikasi topik dan materi khusus yang perlu mendapat penekanan selama sesi-sesi terkait dalam proses alih pengetahuan di dalam pelatihan ini. Sebaliknya, untuk topik atau materi dimana peserta telah menjawab diatas 70% benar maka pelatih menyimpulkan bahwa bagian tersebut sudah dikuasai oleh peserta sehingga ia dapat menggunakan waktu yang tersedia untuk menjelaskan topik atau materi yang perlu mendapat perhatian atau waktu lebih.

Bagi peserta pelatihan, tujuan belajar yang tercermin dari setiap pertanyaan dan berbagai bab terkait di dalam Buku Acuan, dapat melihat atau mencari kembali jawaban (informasi) yang benar dari topik dan kelompok pertanyaan serta catatan rujukan materi di samping kolom jawaban. Hal ini memang telah dirancang sebelumnya sehingga peserta dapat memanfatkan waktu yang terbatas selama pelatihan dan bekerja secara mandiri untuk lebih memusatkan perhatiannya pada topik dan materi yang diperlukan.

Panduan Peserta 8

Page 2: apn

KUESIONER AWAL PELATIHAN

Petunjuk: Bacalah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan seksama kemudian tuliskan jawaban anda pada kolom yang tersedia dengan huruf :

S untuk pernyataan yang SalahB untuk pernyataan yang Benar

I PENCEGAHAN INFEKSI BAB I

1. Agar larutan dekontaminan dapat bekerja secara efektif, lakukan dulu proses pencucian dan pembilasan pada peralatan bekas pakai sebelum melakukan proses dekontaminasi _____ Bab 1

2. Sekitar 80% mikroorganisme dapat dilemahkan atau dibunuh melalui proses pencucian dan pembilasan _____ Bab 1

3. Larutan klorin untuk proses dekontaminasi dapat dibuat dari cairan pemutih (sodium hipoklorit) dan kaporit _____ Bab 1

4. Proses dekontaminasi harus dilakukan di dalam wadah yang terbuat dari logam _____ Bab 1

5. Proses sterilisasi dapat membunuh semua mikroorganisme, termasuk bakteri yang memiliki endospora _____ Bab 1

6. Kegagalan atau rendahnya hasil proses sterilisasi seringkali disebabkan oleh kurang meratanya kontak uap panas dengan instrumen atau tidak tercapainya tekanan dan temperatur yang seharusnya _____ Bab 1

7. Karena energi dari radiasi ultraviolet sangat terbatas, maka teknik ini tidak dapat digunakan untuk proses sterilisasi air _____ Bab 1

8. Proses disinfeksi tingkat tinggi (DTT) dapat membunuh semua atau 100% mikroorganisme non-patogen dan patogen _____ Bab 1

9. Untuk mencapai tahap DTT, perhatikan lamanya (waktu) proses disinfeksi yang dianjurkan apabila menggunakan berbagai jenis disinfektan kimiawi atau proses fisika (panas dan uap) _____ Bab 1

10. Untuk DTT semprit dan jarum dapat dilakukan proses disinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi _____ Bab 1

Asuhan Persalinan Normal9

Page 3: apn

II KALA SATU PERSALINAN BAB II

1. Kala satu persalinan dimulai sejak jelasnya tanda inpartu hingga terjadinya pembukaan lengkap. _______

2. Dua tanda utama dari kala satu persalinan adalah keluarnya lendir-darah pervaginam dan kontraksi uterus yang belum teratur. _______

3. Pengosongan kandung kemih dengan kateter merupakan prosedur rutin pada kala satu persalinan. _______

4. Riwayat obstetrik sebelumnya, ternyata tidak banyak hubungannya dengan ramalan kemajuan dan penyulit pada persalinan sekarang ini. _______

5. Ambang batas normal denyut jantung janin di dalam uterus (sebelum lahir) adalah pada kisaran 120 – 160 x/menit. _______

6. Faktor risiko yang menyertai kehamilan, dapat dipantau melalui berbagai temuan yang dicatatkan pada partograf. _______

7. Mengacu pada gambar partograf dibawah ini, pada jam 17.00 pembukaan serviks adalah 5 cm. _______

109

8

7

6

5

4

3

2

1

0

Jam

Waktu1

17.002

18.003

19.004

20.00 20.30

8. Pada persalinan normal, garis rekaman pembukaan atau dilatasi serviks pada partograf, umumnya berada di sebelah (sisi) kanan garis waspada. _______

Panduan Peserta 10

dilatasi

penurunan

Page 4: apn

III KALA DUA PERSALINAN BAB III

1. Kala dua persalinan adalah proses persalinan yang dimulai sejak pembukaan lengkap hingga plasenta lahir. _______

2. Selama kala dua persalinan, ibu tidak dianjurkan untuk minum hingga setelah bayi lahir. _______

3. Pemecahan selaput ketuban dilakukan sebelum terjadi pembukaan lengkap pada serviks karena akan mempercepat waktu persalinan dan menghindari keluarnya air ketuban secara berlebihan. _______

4. Posisi telentang saat ibu meneran, merupakan posisi yang menguntungkan bagi ibu dan janin _______

5. Saat yang paling tepat untuk meminta ibu meneran pada kala dua persalinan adalah saat ibu merasakan adanya dorongan kuat untuk meneran. _______

6. Posisi setengah duduk pada saat pengeluaran kepala di kala dua persalinan berkaitan dengan rendahnya kejadian (insidensi) robekan perineum. _______

7. Untuk mencegah robekan luas pada perineum, dianjurkan untuk melakukan episiotomi rutin pada semua ibu primigravida. _______

8. Tahanan pada belakang kepala, bentangan jari telunjuk dan ibu jari serta telapak tangan pada perineum, tidak banyak membantu mencegah robekan perineum saat terjadi ekstensi/defleksi kepala bayi yang akan lahir _______

9. Tarikan ringan secara biparietal ke arah bawah pada kepala bayi merupakan cara untuk membantu melahirkan bahu posterior bayi. _______

10. Seorang multigravida yang telah dipimpin meneran selama 1 jam dan belum juga melahirkan bayinya merupakan indikasi untuk segera dirujuk. _______

IV ASUHAN BAYI BARU LAHIR BAB IV

1. Bayi baru lahir yang segera menangis secara spontan, dapat segera dimandikan sebelum diberikan kepada ibunya _______

2. Untuk memberi kesempatan bagi ibu baru bersalin untuk cukup beristirahat maka pemberian ASI dini sebaiknya dilakukan 1 jam setelah bayi lahir _______

Asuhan Persalinan Normal11

Page 5: apn

3. Salah satu tanda posisi bayi menyusu dengan baik adalah dagu menyentuh payudara ibu _______

4. Termasuk dalam kegiatan manajemen laktasi pada masa neonatal adalah jaminan asupan ASI setiap kali bayi membutuhkan (on demand) _______

5. Profilaksis infeksi mata bayi baru lahir dilakukan dengan jalan memberikan tetes mata Perak Nitrat pada jam kedua setelah bayi lahir _______

V RESUSITASI BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA BAB V

1. Asfiksia primer adalah gangguan bernapas pada bayi baru lahir yang sebelumnya mampu bernapas secara spontan _______

2. Rangsangan taktil untuk membantu upaya bernafas bayi baru lahir, dapat dilakukan dengan cara menggosok-gosok punggung bayi. _______

3. Pertolongan awal untuk bayi baru lahir yang merintih, kulit kebiruan dan lemas adalah melakukan pijat jantung dan pernafasan mulut ke mulut. _______

4. Bersihkan jalan napas dengan mengisap lendir di hidung dan lanjutkan lendir di mulut.

_______5. Indikasi untuk segera melakukan resusitasi pada bayi baru lahir adalah nilai

APGAR 1 menit yang jumlah totalnya dibawah 5 _______

6. Ventilasi dilakukan dengan memberikan udara atau oksigen melalui tabung atau balon dan sungkup dengan frekuensi 20x dalam waktu 30 detik _______

VI KALA TIGA & EMPAT PERSALINAN BAB VI

1. Pelepasan plasenta terjadi karena ibu meneran secara kuat. _______

2. Manajemen aktif kala tiga adalah upaya pencegahan terhadap perdarahan pascapersalinan. _______

3. Manajemen aktif kala tiga terdiri dari pemberian oksitosin segera setelah bayi lahir dan menunggu lepasnya plasenta secara spontan. _______

4. Pada manajemen aktif kala III, rangsangan taktil pada uterus dilakukan untuk merangsang uterus berkontraksi agar plasenta dapat segera dilahirkan. _______

5. Jika uterus kembali menjadi lunak beberapa saat setelah plasenta lahir, ibu atau keluarga diajarkan dan diminta untuk melakukan masase uterus hingga _______

Panduan Peserta 12

Page 6: apn

uterus berkontraksi secara adekuat.

6. Atonia uteri adalah kegagalan dari miometrium untuk berkontraksi sehingga uterus menjadi lunak (relaksasi) dan ukurannya melebar (uterus membesar). _______

7. Jika segera terjadi perdarahan setelah plasenta lahir, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa kemungkinan adanya sisa plasenta. _______

8. Teknik penjahitan laserasi serviks tingkat 1 dan 2 atau episiotomi, dimulai dari 1 cm di atas puncak luka. _______

9. Pada robekan perineum tingkat 3, robekan tersebut terjadi pada kulit di bagian perineum dan pada mukosa vagina. _______

10. Rujuk segera pasien bila plasenta belum lahir setelah dilakukan manajemen aktif persalinan kala tiga hingga melewati waktu 30 menit. _______

Asuhan Persalinan Normal13