LP APN zhukma

47
A. Defenisi Persalinan adalah proses dimulai dengan kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi dan plasenta (Asuhan Intrapartum, 2003). Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan dimana janin dan ketuban turun ke dalam jalan lahir dan didorong keluar melalui jalan lahir (Sarwono Prawirohardjo, 2005). Secara umum persalinan adalah serangkaian kajadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu lahir spontan, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Menurut tuanya kehamilan : 1. Abortus Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gr. 2. Partus immaturus Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gr dan 999 gr. 3. Partus trematurus Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gr dan 2499 gr

Transcript of LP APN zhukma

Page 1: LP APN zhukma

A. Defenisi

Persalinan adalah proses dimulai dengan kontraksi uterus yang

menyebabkan dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi dan plasenta (Asuhan

Intrapartum, 2003).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan dimana

janin dan ketuban turun ke dalam jalan lahir dan didorong keluar melalui jalan

lahir (Sarwono Prawirohardjo, 2005).

Secara umum persalinan adalah serangkaian kajadian yang berakhir

dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu lahir spontan, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan

selaput janin dari tubuh ibu.

Menurut tuanya kehamilan :

1. Abortus

Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi

dengan berat badan kurang dari 500 gr.

2. Partus immaturus

Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi

dengan berat badan antara 500 gr dan 999 gr.

3. Partus trematurus

Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi

dengan berat badan antara 1000 gr dan 2499 gr

4. Partus maturus atau partus aterm

Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi

dengan berat badan 2500 gram atau lebih

5. Partus postmaturus atau partus serotinus

Pengeluaran buah kehamilan adalah kehamila 42 minggu

Menurut cara persalinan

1. Partus spontan/Biasa

Persalinan yang berlangsung, dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui

jalan lahir

2. Partus buatan

Page 2: LP APN zhukma

Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstraksi

vakum dan sectio caesarea (SC)

3. Partus anjuran

Persalinan bila bayi sudah cukup besar untuk hidup diluar, tetapi

menimbulkan kesulitan dalam persalinan dan tidak dimulai dengan

sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian

pitocin atau prostaglandin

B. Etiologi (Penyebab) Persalinan

Yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui dengan jelas,

tetapi banyak fakta yang memegang peranan dan bekerja sama sehingga terjadi

persalinan. Mulanya berupa kombinasi dari faktor hormon dan faktor mekanis.

Beberapa teori yang dikemukakan ialah :

1. Teori penurunan kadar progesteron

Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim sedangkan estrogen

meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat

keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah,

tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul

his.

2. Teori oxytocin

Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah, oleh karena itu, timbul

kontraksi otot-otot rahim.

3. Keregangan otot-otot rahim

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya

teregang karena isinya maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan tinja.

Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin

teregang otot-otot rahim sehingga otot-otot makin rentan.

4. Pengaruh janin

Hypofisis dan kelanjar suprenal janin ternyata memegang peranan juga,

selain itu, di belakang serviks terletak ganglion servikale. Bila ganglion ini

digeser dan ditekan, oleh kepala janin, maka akan timbul kontraksi uterus

5. Teori prostagladin

Page 3: LP APN zhukma

Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan prostagladin dari F2 atau E2

yang diberikan secara intravena dan extra abdominal menimbulkan

kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan.

Proses Persalinan Normal

Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu ;

1. Kala I atau kala pembukaan

Dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks

menjadi lengkap (10 cm)

2. Kala II atau kala pengeluaran

Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi

3. Kala III atau kala uri

Dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta

4. Kala IV atau kala pengawasan

Dimulai setelah placenta lahir dean berakhir 2 jam setelah selesai kala III

persalinan

( Asuhan Intrapartum, 2003).

Page 4: LP APN zhukma

Kala I (kala pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show),

karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effecement) kala I

dibagi dalam 2 fase yaitu :

a. fase laten

berlangsung dalam 7-8 jam pembukaan berlangsung lambat pembukaan 3

cm.

b. Fase aktif

Berlangsung dalam 6 jam dan dibagi menjadi 3 fase :

1) Fase akselerasi

Dalam waktu 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm

2) Fase dilatasi maksimal

Dalam waktu 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm

3) Fase deselerasi

Dalam waktu 2 jam, pembukaan berlangsung lambat menjadi 10 cm

atau lengkap

( Sarwono Prawirohardjp, 2005).

Kala II (kala pengeluaran)

Pada kala pengeluaran janin, his menjadi kuat dan lebih cepat kira-kira 2-3

menit sekali, karena kepala janin sudah masuk keruang panggaul, sehingga

pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara

reflekstoris menimbulkan rasa mengedan.

Karena ada tekanan pada rektum, ibu juga merasa ingin buang air besar (BAB)

dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan

dalam vulva yang membuka dan perineum meregang. Dengan his dan

kekuatan mengedan yang terpimpin, maka lahirlah kepala yang diikuti oleh

seluruh badan janin. Pada primigravida, kala II berlangsung rata-rata 1,5 – 2

jam dan pada multigravida ½ - 1 jam.

Kala III (kala pengeluaran uri)

Setelah bayi lahir, uterus keras dengan fundus uteri setinggi pusat. Beberapa

saat kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk pelepasan dan pengeluaran uri.

Page 5: LP APN zhukma

Seluruh proses biasanya berlangsung 20-30 menit setelah bayi lahir.

Pengeluaran placenta disertai dengan pengeluaran darah.

Kala IV (kala pengawasan)

Merupakan kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir. Kala IV

sangat bermanfaat karena berguna untuk mengamati keadaan ibu terutama

terhadap bahaya perdarahan postpartum.

C. Patofisilogi

Kehamilan (37-42 minggu)

Tanda-tanda permulaan persalinan(kala pendahuluan)

Tanda-tanda inpartu

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Fase Laten (bukaan 3cm) Fase aktif (bukaan 3 – lengkap)

Penurunan Hormon Tuanya placenta Penekanan kpl janin Distensi rahim Estrogen & proges-

teron 1-2 mgg pre- partus

Penurunan estrogen & proges- Pergeseran ganglion Iskemia ototTeron servikal rahim

Kekejangan pembuluh darah Gg.sirkulasi Utero placenta

Nyeri His/Kontraksi rahim

Gg.rasa nyaman

Page 6: LP APN zhukma

Partus Kerja jantung ↑ Respirasi ↑

Kelelahan lelah

Co ↓ Pola napas tak efektif Post Partum

Nyeri perineum post Perdarahan Ketuban Keruh Episiotomi

Resiko gg keseimbangan Resiko terjadi infeksi. Cairan & elektrolit

D. Gejala (Tanda-tanda Persalinan)

1. Tanda-tanda permulaan terjadinya persalinan

a. Turunnya kepala masuk pintu atas panggul pada primigravida minggu

ke- 36.

b. Timbul perasaan sesak dibagian bawah, di atas simpisis pubis dan

sering-sering ingin kencing atau susah kencing (polaisuria) kare

kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

c. Parut kelihatan lebih melebar karena fundus uteri turun.

d. Terjadinya perasaan sakit di daerah perut dan pinggang karena

kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya fleksus yang terletak

disekitar serviks (tanda persalinan palsu fase labour).

e. Terjadinya perlukaan serviks yang mulai mendatar dan sekresinya bila

bertambah bercampur darah (bloody show).

2. Tanda-tanda inpartu

a. Rasa sakit karena adanya his yang menjadi lebih kuat, sering teratur.

b. Pengeluaran lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak

karena robekan-robekan kecil pada serviks.

c. Dapat disertai pecahnya ketuban dengan sendirinya.

Page 7: LP APN zhukma

d. Pada pemeriksaan dalam serviks mengalami perubahan dengan terjadi

perlukaan serviks, pendataran serviks, pembukaan serviks.

Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah :

1. Kekuatan mendorong keluar/power

Power dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Kekuatan primer

Kontraksi uterus involunter yang memadai dari menandai

dimulainya persalinan (his)

His ada 2 yaitu :

1) His pendahuluan/his palsu

Merupakan peningkatan dari kontraksi dari Braxton hicks

2) His persalinan

Merupakan his yang bersifat nyeri yang mungkin disebabkan

oleh anoxia dari sel-sel otot-otot saat kontraksi, tekanan pada

ganglia dalam cerviks dan segmen bawah rahim oleh serabut-

serabut otot yang berkontraksi, cerviks yang meregang lurus

atau regangan dan tarikan ada peritoneum saat kontraksi,

kontraksi rahim bersifat berkala dan yang diperhatikan dalam

his adalah:

a) Lamanya kontraksi

Kontraksi berlangsung 45 detik sampai 75 detik

b) Kekuatan kontraksi

Menimbulkan naiknya tekanan intrauterin sampai 35

mmHg kekuatan kontraksi secara klinis ditentukan dengan

mencoba apakah jari kita dapat menekan dinding rahim ke

dalam

c) Interval antara dua kontraksi

Pada permulaan his timbul sekali dalam 10 menit dan pada

kala pengeluaran sekali dalam 2 menit

Page 8: LP APN zhukma

Menurut faalnya, his dapat dibagi dalam :

1) His pembukaan

His yang menimbulkan pembukaan dari serviks

2) His pengeluaran

His yang mendorong anak keluar dan biasanya disertai dengan

keinginan mengejan

3) His pelepasan uri

His yang melepaskan uri

(Sarwono Prawirohardjo,2005).

b. Kekuatan sekunder

Apabila serviks berdilatasi, maka dimulai untuk mendorong yang

memperbesar kekuatan kontraksi involunter (tenaga mengejan).

Tenaga mengejan merupakan tenaga yang mendorong anak keluar

selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding

perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal.

Tenaga mengejan ini hanya efektif jika pembukaan sudah lengkap

dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim.

2. Faktor Janin/Kondisi Janin/Passenger

Janin bergerak disepanjang lahir merupakan akibat interalis beberapa

faktor yaitu ukuran kepala janin, persentasi, letak, sikap, posisi janin.

3. Faktor Jalan Lahir

Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus,

serviks, vagina dari dasar panggul.

Page 9: LP APN zhukma

E. Penatalaksanaan

1. Kala I

Pengkajian awal

a. Lihat

1) Tanda-tanda perdarahan, mekoneum atau bagian organ yang lahir

2) Warna kulit ibu yang kuning dan kepucatan

b. Tanya

1) Kapan tanggal perkiraan kelahiran

2) Menentukan ibu sudah waktunya melahirkan atau belum

c. Periksa

1) Tanda-tanda penting untuk hipertensi

2) Detak jantung janin untuk bradikardi

Penanganan kala I

a. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami,

keluarga pasien/teman dekat.

Dukungan yang diberikan:

1) Mengusap keringat

2) Menemani jalan-jalan (mobilisasi)

3) Memberikan minum

4) Merubah posisi

5) Memijat/menggosok pinggang

b. Mengatur aktivitas dan posisi ibu

1) Ibu boleh melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya

2) Posisi sesuai dengan keinginan ibu tapi tidak dianjurkan posisi

tidur terlentang

c. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his

Ibu diminta menarik nafas panjang, tahan nafas sebentar kemudian

dilepaskan dengan cara meniup sewaktu his

d. Menjaga privasi ibu

Menggunakan penutup/tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa

sepengetahuan dan seizin pasien.

e. Penjelasan tentang kemajuan persalinan

Page 10: LP APN zhukma

Menjelaskan perubahan yang terjadi dalam tubuh ibu, serta prosedur

yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan

f. Menjaga kebersihan diri

Membolehkan ibu untuk mandi, menganjurkan ibu untuk basuh sekitar

kemaluannya setelah BAB dan BAK

g. Mengetahui rasa panas

1) Menggunakan kipas angin/AC dalam kamar

2) Menggunakan kipas biasa

3) Menganjurkan ibu untuk mandi

h. Massase

Jika ibu suka, lakukan massase pada pinggang atau mengusap perut

dengan lembut

i. Pemberian cukup minum

Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi

j. Mempertahankan kandung kemih

Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin

k. Sentuhan

Diseuaikan dengan keinginan ibu, memberikan sentuhan pada salah

satu bagian tubuh yang bertujuan untuk menguraikan rasa kesendirian

ibu selama proses persalinan.

2. Kala II

Selama kala II, petugas kesehatan harus terus memantau :

a. Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus

b. Janin yang penurunan presentasinya dan kembali normal detak jantung

bayi setelah kontraksi

c. Kondisi ibu

Penanganan kala II

a. Memberikan dukungan terus menerus

1) Mendampingi ibu agar merasa nyaman oleh keluarga

2) Menawarkan minum, mengipasi dan memijat

Page 11: LP APN zhukma

b. Menjaga kebersihan diri

1) Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi

2) Bila ada darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan

c. Mengipasi dan massase

Menambah kenyamanan bagi ibu

d. Memberikan dukungan mental

Untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan ibu, dengan cara :

1) Menjaga privasi ibu

2) Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan

3) Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan

ibu

e. Mengatur posisi ibu

Dalam memimpin mengedan dapat dilihat posisi sebagai berikut :

1) Jongkok

2) Menungging

3) Tidur miring

4) Setengah duduk

Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah

mengedan, kurangnya trauma vagina dan perineum, dan infeksi

f. Menjaga kandung kemih tetap kososng

Anjurkan ibu untuk BAK sesering mungkin, kandung kemih yang

penuh dapat menghalangi turunnya kepala dalam rongga panggul

g. Memberikan cukup minum

Memberi tenaga dan mencegah dehidrasi

h. Memimpin mengedan

Pemimpin ibu mengedan selama his, anjurkan pada ibu untuk

mengambil nafas

i. Bernafas selama persalinan

Meminta ibu bernafas lagi selagi kontraksi ketika kepala akan lahir,

untuk menjaga agar perineum meregang pelan dan mengontrol

lahirnya kepala dan mencegah robekan.

Page 12: LP APN zhukma

j. Pemantauan DJJ

Periksa DJJ setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak

mengalami brakikardi (< 120). Selama mengedan yang lama, akan

terjadi pengurangan aliran darah yang mengandung oksigen ke janin

k. Melahirkan bayi

1) Menolong kelahiran kepala

2) Periksa tali pusat

3) Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya

l. Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai seluruh tubuh

Setelah bayi lahir, segera dikeringkan dan diselimuti dengan

menggunakan handuk atau sejenisnya, letakkan pada perut ibu dan

berikan bayi untuk disusui

m. Merangsang bayi

1) Biasakan dengan melakukan pengeringan, cukup memberikan bayi

rangsangan

2) Dilakukan dengan cara mengusap-usap pada bagian punggung atau

menepuk telapak kaki bayi.

Page 13: LP APN zhukma

3. Kala III

Pengkajian awal

a. Palpasi uterus menentukan apakah ada bayi yang kedua, jika ada,

tunggu sampai bayi kedua lahir

b. Menilai apakah BBL dalam keadaan stabil, jika tidak bayi segera

dirawat

Penanganan kala III

a. Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin

Dengan menjepit tali pusat sedini mungkin akan memulai pelepasan

plasenta

b. Memberi oksitosin

Oksitosin merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat

pelepasan plasenta :

1) Oksitosin 10 U IM yang diberikan ketika kelahiran bahu depan

bayi jika petugas lebih dari satu dan pasti hanya ada bayi tunggal

2) Oksitosin 10 U IM diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran jika

hanya satu orang petugas dan hanya ada bayi tunggal

3) Oksitosin 10 U IM dapat diulangi/diberi lagi 15 menit jika belum

lahir

4) Jika oksitosin tidak tersedia, lakukan dengan rangsangan puting

payudara ibu atau berikan ASI pada bayi guna menghasilkan

oksitosin alamiah.

c. Melakukan peregangan tali pusat terkendali atau PTT (Controlled

Cord Traction)

PTT mempercepat kelahiran plasenta, begitu sudah terlepas :

1) Satu tangan diletakkan pada corpus uteri tepat di atas simpisis

pubis. Selama kontraksi, tangan mendorong uteri dengan gerakan

dorsokranial ke arah belakang dan ke arah kepala ibu

2) Tangan yang satu meregang tali pusat dekat pembukaan vagina dan

melakukan tarikan tali pusat yang terus-menerus dalam tegangan

yang sama dengan tangan ke uterus selama kontraksi

Page 14: LP APN zhukma

PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi. Tangan pada uterus

merasakan kontraksi, ibu dapat juga memberitahu petugas ketika ia

merasakan kontraksi.

d. Massase fundus

Segera setelah placenta dan selaputnya dilahirkan, massase fundus agar

menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah

dan mencegah perdarahan post partum

4. Kala IV

Penanganan kala IV

a. Ikat tali pusat

Jika petugas sendirian dan sedang melakukan management aktif kala

III, tali pusat diklem, lalu digunting dan memberkan oksitosin segera

setelah plasenta dan selaputnya lahir, lakukan massase fundus agar

berkontraksi, baru tali pusat diikat dan klem dilepas.

b. Pemeriksaan fundus dan massase

Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30

menit selama jam kedua

c. Nutrisi dan hidrasi

Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi, tawarkan ibu

makan-makanan dan minuman yang disukai

d. Bersihkan ibu

Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan

kering

e. Istirahat

Biarkan ibu beristirahat karena telah bekerja keras melahirkan bayinya.

Bantu ibu pada posisi yang nyaman

f. Peningkatan hubungan ibu dan bayi

Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu bayi,

sebagai permulaan dengan menyusui bayinya

g. Memulai menyusui

Page 15: LP APN zhukma

Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk

memulai memberikan ASI, menyusui juga membantu uterus

berkontraksi

h. Menolong ibu ke kamar mandi

Ibu boleh bangun ke kamar mandi, pastikan ibu dibantu dan selamat

karena ibu masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.

Pastikan ibu sudah BAK dalam 3 jam post partum

i. Mengajari ibu dan anggota keluarga

Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :

1) Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi

2) Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi

(Sarwono Prawirohardjo, 2005)

Page 16: LP APN zhukma

60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL

I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA

1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua

a. Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran

b. Ibu merasa adanya tekanan pada anus

c. Perineum menonjol

d. Vulva dan anus membuka

II. MENYIAPKAN PERALATAN

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk

mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali

pakai 3 cc ke dalam wadah partus set

III. MENYIAPKAN DIRI UNTUK MEMBERIKAN PERTOLONGAN

3. Memakai celemek plastik

4. Memastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan

dengan sabun di air mengalir

5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang di gunakan untuk

periksa dalam

6. Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi dengan

oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah partus set.

Bila ketuban belum pecah, pinggirkan ½ kocher pada partus set

IV. MEMASTIAKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAM KEADAAN

JANIN BAIK

7. Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT (basah)

dengan gerakan dari vulva ke perineum (bila daerah perineum dan

sekitarnya kotor karena kotoran ibu yang keluar, bersihkan daerah

tersebut dari kotoran),

8. Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah

lengkap dan selaput ketuban sudah pecah

Bila pembukaan belum lengkap, catat hasil pemeriksaan pada

partograf dan nilai kemajuan persalinan

Page 17: LP APN zhukma

Bila selaput ketuban belum pecah: lakukan pemecahan selaput

ketuban

a) Pastikan kepala sudah masuk, tidak teraba bagian kecil janin atau

tali pusat

b) Masukkan ½ kocher yang di pegang tangan kiri dengan bimbingan

telunjuk dan jari tangan tengah menyentuh selaput ketuban

c) Saat his berkurang kekuatannya, gerakan ujung jari tangan kanan

membimbing ujung ½ kocher menggores selaput ketuban hingga

ketuban pecah

d) Keluarkan ½ kocher dari vagina ibu dengan tangan kiri,

memasukkan ke dalam ember berisi larutan klorin 0, 5%

e) Pertahankan jari-jari tangan kanan tetap dalam vagina sehingga

yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba tali pusat setelah

ketuban di pecahkan

f) Keluarkan jari-jari tangan kanan dari vagina

9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan kedalam larutan

klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

merendamnya dalam larutan klorin 0,5%

10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai

pastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)

V. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU

PROSES PIMPINAN MENERAN

11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,

meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa ingin

meneran

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran,

(pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setelah duduk dan pastikan ia

merasa nyaman)

VI. PIMPIN MENERAN

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat

untuk meneran

Page 18: LP APN zhukma

a) Memimpin ibu untuk meneran saat ibu timbul his, menyesuaikan

pimpinan meneran dengan kecepatan lahirnya kepala

b) Mendukung usaha ibu untuk meneran

c) Memberi ibu kesempatan istirahat disaat tidak ada his (di antara his)

d) Meminta bantuan keluarga untuk memberi ibu minum saat istirahat

e) Memeriksa DJJ setiap kontraksi uterus selesai

i. Bila ibu belum mempunyai dorongan kuat untuk meneran,

tunggu hingga ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran,

(maksimal 60 menit) ibu dapat dianjurkan untuk ganti posisi

meneran seperti miring, jongkok atau merangkak

ii. Bila bayi belum lahir setelah dipimpin meneran selama 2 jam

primipara /1jam multipara, segera lakukan rujukan

VII. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN JANIN

14. Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang

handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu

15. Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya dibawah

bokong ibu

16. Membuka tutup partus set

17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

VIII. MENOLONG KELAHIRAN BAYI

LAHIRNYA KEPALA

18. Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi

perineum dengan dialas lipatan kain di bawah bokong, sementara

tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang

terlalu cepat saat kepala lahir. (minta ibu untuk tidak meneran dengan

nafas pendek-pendek)

Bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah kepala lahir

lakukan penghisapan pada mulut dan hidung janin menggunakan

penghisap lendir De Lee

Page 19: LP APN zhukma

19. Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari

lendir dan darah

20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin

21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar

secara spontan

LAHIRNYA BAHU

22. Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan

biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai

bahu anterior / depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas

sampai bahu posterior/belakang lahir

Bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu erat hingga menghambat

putaran paksi luar atau lahirnya bahu, minta ibu berhenti meneran,

dengan perlindungan tangan kiri, pasang klem di dua tempat pada tali

pusat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut.

LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI

23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu

janin bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah

kepala) dan ke empat jari pada bahu dan dada / punggung janin,

sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior

saat badan dan lengan lahir

24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang ke

arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah

(selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)

IX. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR

25. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan

kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah penolong.

nilai bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi

kepala lebih rendah dari badan (bila tali pusat terlalu pendek,

letakkan bayi di tempat yang memungkinkan)

Page 20: LP APN zhukma

26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi

kecuali bagian tali pusat

27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus

bayi. Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem

diantara kedua 2 cm dari klem pertama.

28. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri,

dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat di

antara kedua klem

Bila bayi tidak bernafas spontan lihat penanganan khusus bayi baru lahir

29. Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih,

membungkus bayi hingga kepala

30. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki.

X. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA TIGA

MENYUNTIKAN OKSITOSIN

31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal

32. Memberi tahu ibu akan disuntik

33. Menyutikan Oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian luar

paha kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk

memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah

PEREGANGAN TALI PUSAT TERKENDALI

34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

35. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus,

sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau

kain kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva

36. Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan sementara

tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorso kranial

Bila uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau keluarga untuk

melakukan stimulasi putting susu

Page 21: LP APN zhukma

MENGELUARKAN PLASENTA

37. Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat

bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta , minta ibu

untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat ke

arah bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga

plasenta tampak pada vulva

a) Bila tali pusat bertambah panjang tetapi plasenta belum lahir,

pindahkan kembali klem hingga berjarak kurang lebih 5-10 cm

b) Bila plasenta belum lepas setelah mencoba langkah no. 36 dalam

waktu 15 menit :

1) Suntik ulang 10 unit okstosin IM

2) Periksa kandung kemih, lakukkan kateterisasi bila penuh

3) Beritahu keluarga untuk persiapan merujuk

4) Ulangi lagi langkah no. 36 selama 15 menit

5) Rujuk ibu bila plasenta tidak lahir setelah mencoba langkah no.

36 selama 15 menit ke dua

38. Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan

hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan

kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu

pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.

Bila selaput ketuban robek, dapat digunakan klem untuk menarik robekan

selaput ketuban tersebut keluar atau memasuki jari telunjuk tangan kanan

dalam vagina untuk melepaskan selaput ketuban dari mulut rahim.

MASASE UTERUS

39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri

dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian

palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba

keras)

XI. MEMERIKSA KEMUNGKINAN ADANYA PERDARAHAN

PASCA PERSALINAN

Page 22: LP APN zhukma

40. Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa

bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk

memastikan bahwa seluruh kotelidon dan selaput ketuban sudah lahir

lengkap, dan memasukkan ke dalam kantong plastik yang tersedia

a) Bila plasenta tidak lahir lengkap atau tidak ada perdarahan, lakukan

tindakan sesuai prosedur

b) Bila kontraksi uterus tidak baik setelah 15 detik melakukan masase,

mulai komperesi bimanual interna (melihat penanggulangan atonio

uteri)

41. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perenium

yang menimbulkan perdarahan aktif

Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan

penjahitan

XII. PASCA TINDAKAN

42. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan

pervaginam, pastikan kontraksi uterus baik

43. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan

klorin 0,5 %, kemudian bilas tangan yang masih mengenakan sarung

tangan dengan air yang sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan

mengeringkannya

MENGIKAT TALI PUSAT

44. Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan sampul

mati

45. Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya

46. Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah

berisi larutan klorin 0, 5%

47. Membungkus kembali bayi

48. Berikan bayi pada ibu untuk disusui

Page 23: LP APN zhukma

EVALUASI

49. Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan

pervaginam dan tanda vital ibu:

a) 2-3 kali dalam menit pertama

b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama Pastikan

kontraksi

c) Setiap 20-30 menit pada jam ke dua uteri

Bila kontraksi uterus tidak baik, lakukan masase uterus dam beri metil

ergometrin 0,2 mg IM

50. Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki

kontraksi baik dan mengajarkan masase uterus apabila kontraksi uterus

tidak baik.

51. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi

52. Memeriksa nadi ibu

Bila terdapat robekan jalan lahir yang memerlukan penjahitan, lakukan

penjahitan.

KEBERSIHAN DAN KEAMANAN

53. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %

54. Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat sampah

yang di sediakan

55. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan

menggantikan pakaiannya dengan pakaian bersih/kering

56. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk

membantu apabila ibu ingin minum

57. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%

58. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan

sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan

klorin 0,5%

59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

60. Melengkapi partograf dan memeriksa tekanan darah

Page 24: LP APN zhukma

F. Konsep Asuhan Keperawatan Persalinan Normal

1. Pengkajian

A. 1. Identifikasi Klien

Nama : Nama Suami :

Umur : Umur :

Suku/Bangsa : Suku/Bangsa :

Agama : Agama :

Pendidikan : Pendidikan :

Pekerjaan : Pekerjaan :

Alamat : Alamat :

2. Keluhan Utama

Mengeluh mulas-mulas dan nyeri perut bagian bawah dari vagina

keluar lendir berwarna kecoklatan, bercampur sedikit darah, mulas-

mulas dan nyeri perut yang menjalar kepinggang.

3. Keluhan sejak kunjungan terakhir

Tidak mengalami keluhan yang berat dan kehamilannya normal pada

saat terakhir periksa.

4. Tanda-tanda persalinan

His (+) yang frekuensinya 2-3 kali dalam 10 menit dengan lama 20

detik dengan kekuatan sedang.

5. Pengeluaran pervaginam

Lendir kecoklatan bercampur sedikit darah dan tidak ada air ketuban

yang keluar.

6. Masalah-masalah khusus

Tidak mengalami kelainan lain yang beresiko yang mempengaruhi

riwayat persalinannya dan kondisi umum baik.

7. Riwayat kehamilan sekarang

HPHT : TP :

Siklus haid, jadwal ANC dan kebanyakan tidak ada kleuhan berat.

8. Riwayat imunisasi

Page 25: LP APN zhukma

Imunisasi TT selama hamil.

9. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir

Sebelum mulas dirasakan gerakan janin sangat kuat, setelah mulas

timbul, merasakan gerakan janin kuat.

10. Makan minum terakhir

Terkait konsumsi maknan dan minuman sehari-hari.

11. Pola eliminasi

a. Buang air besar terakhir : Frekuensi dan pola BAB norrmal

b. Buang Air Kecil terakhir : BAK lebih sering

12. Pola istirahat dan tidur

13. Psikologi

Kondisi psikologis terkait dengan persalinan.

B. Pemeriksaan

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum ibu : baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda vital

TD :

RR :

Pulse :

Temp :

d. Tinggi badan :

e. Berat badan :

BB sebelum hamil :

BB sesudah hamil : Terdapat kenaikan BB

Kenaikan BB selama hamil : kg

2. Pemeriksaan fisik

a. Kepala : tidak ada benjolan dan lesi

b. Rambut : lurus, berwarna hitam, tidak mudah dicabut,

tidak ada ketombe dan tidak rontok

Page 26: LP APN zhukma

c. Muka : simetris, keadaan bersih dan tidak ada

oedema

d. Mata : simetris kanan-kiri, fungsi penglihatan baik,

tidak ada oedema, konjungtiva pucat dan

sklera tidak ikterik

e. Hidung : simetris kanan kiri, fungsi penciuman baik,

bersih, tidak ada pembesaran polip

f. Mulut dan gigi : fungsi pengecapan baik, kebersihan cukup,

tidak ada caries dan tidak ada stomatitis.

g. Telinga : fungsi penglihatan baik, kebersihan cukup,

tidak ada pengeluaran serum.

h. Leher

1) Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran

2) Vena jugularis : tidak ada pembengkakan

3) Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran

i. Dada : simetris kanan kiri, gerakan dada saat

inspirasi dan ekspirasi seirama, tidak

terdengar ronchi dan wheezing dan jantung

normal, tidak terdengar mur-mur

j. Payudara : simetris kanan kiri, terlihat bersih konsistensi

lunak, pembesaran ada, puting susu

menonjol, pengeluaran kolostrum sudah ada,

benjolan atau tumor tidak ada dan tidak ada

rasa nyeri.

k. Punggung dan pinggang : posisi tulang belakang dan tidak

ada nyeri pinggang.

l. Ekstremitas atas dan bawah

1) Jari-jari : lengkap

2) Oedema tangan, kaki : tidak ada

3) Kekakuan otot dan sendi: tidak ada

4) Kemerahan : tidak ada

Page 27: LP APN zhukma

5) Varises : tidak ada

6) Refleks : positif, baik

7) Fungsi ekstremitas : baik

m. Abdomen :

1) Inspeksi

a) Bekas luka : tidak ada

b) Konsistensi : keras

c) Pembesaran : sesuai usia kehamilan

d) Benjolan : tidak ada

e) Pembesaran liver : tidak ada

f) Kandung kemih :

Keadaan vesika urinaria:

2) Palpasi

a) Leopold I : TFU cm

b) Leopold II : bagian puggung janin teraba

disebelah kanan/kiri, sedangkan

bagian kecil yang berarti

ekstremitas teraba disebelah

kiri/kanan.

c) Leopold III : bagian terendah kepala

d) Leopold IV : bagian terendah sudah masuk PAP

e) TBJ : (TFU – 11) x 155

3) Auskultasi

Denyut jantung fetus : ada

DJJ : 120-160x/menit

n. Genetalia

1) Inpeksi : tidak ada luka pada perineum, pada

vulva dan vagina tidak ada

oedema, warna merah kebiruan,

tidak ada fistula, tidak ada

peradangan

2) Pengeluaran pervaginam: normal

Page 28: LP APN zhukma

o. Rektum

Hemoroid : tidak ada

3. Pemeriksaan dalam

Pemeriksaan dalam atas indikasi pemantauan persalinanan.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Pola napas tidak efektif b.d kelelahan,penggunaan energi berlebihan.

b. Nyeri b.d kontraksi rahim & regangan pada jaringan.

c. Penurunan cardiak out put b.d peningkatan kerja jantung sekunder

penggunaan energi berlebih.

d. Resiko terjadi infeksi b.d adanya luka episiotomi.

3. Intervensi Keperawatan

Dx. 1. Pola napas tidak efektif b.d penggunaan energi berlebihan

Tujuan : Pola napas tidak terganggu/kembali efektif.

Intervensi:

a. Observasi TTV selama jalannya persalinan.

R/ Deteksi dini keadaan klien sehingga dapat dilakukan tindakan

secara tepat & cepat.

b. Dampingi klien & berikan dorongan mental selama perslinan.

R/ Mengurangi kecemasan sehingga klien dapat mengatur

pernapasan scr benar.

c. Ajarkan tehnik pernapasan yg benar saat kontraksi.

R/ Meningkatkan cadangan oksigen & tenaga.

d. Ajarkan cara mengedan yg benar.

R/ Agar klien dpt menghemat energi & melahirkan bayinya dng

cepat.

Dx. 2. Nyeri b.d kontraksi rahim & regangan jaringan

Tujuan : Nyeri berkurang/hilang.

Intervensi:

Page 29: LP APN zhukma

a. Observasi skala nyeri dng skala 1 – 10, intensitas & lokasi.

R/ Mengetahui tingkat nyeri & ketergantungan klien serta

kualitas nyeri.

b. Ajarkan tehnik relaksasi & menarik napas panjang.

R/ Meningkatkan relaksasi & rasa nyaman.

c. Berikan penjelasan ttg penyebab nyeri & kapan hilangnya.

R/ Meningkatkan pengetahuan sehingga mengurangi

kecemasan,klien menjadi kooperatif.

d. Ajarkan cara mengedan yg benar jika pembeukaan sudah

lengkap.

R/ Mengurangi kelelahan & mempercepat proses persalinan.

e. Anjurkan klien u/ istirahat miring kiri jika tdk sedang kontraksi.

R/ Mengurangi penekanan vena cava, meminimalkan hipoksia

jaringan.

Dx. 3. Penurunan Cardiak output b.d peningkatan kerja jantung

Tujuan : Cardiak out put dalam batas normal, TD: 120/80mmHg, Nadi: 80

x/mnt.

Intervensi:

a. Observasi TTV.

R/ Mengetahui perkembangan/perubahan yg terjadi pada klien.

b. Observasi perubahan sensori.

R/ Mengetahui ketidak adekuatan perfusi cerebral.

c. Observasi penggunaan energi & irama jantung.

R/ Mengetahui tingkat ketergantungan klien.

Dx. 4. Resiko terjadi infeksi b.d adanya luka episiotomi

Tujuan : Tidak terkadi infeksi

Intervensi:

a. Observasi TTV & tanda-tanda infeksi.

R/ Deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi

sehingga segera diatasi.

Page 30: LP APN zhukma

b. Lakukan vulva hygiene 2 x sehari (pagi – sore).

R/ Luka kotor mempengaruhi proses penyembuhan.

c. Anjurkan klien u/ menganti pembalut setiap habis kencing atau

kotor.

R/ Kebersihan mempercepat proses penyembuhan & mencegah

masuknya organisme.

d. Anjurkan klien u/ segera mobilisasi (duduk,berdiri & jalan serta

menyusui bayinya)

R/ Mencegah sisa perdarahan/kotoran membendung dng

mobilisasi sisa kotoran dpt keluar sehingga mempercepat proses

penyembuhan disamping itu mem-perlancar sirkulasi darah

keluka.

G. Daftar Pustaka

Carpenito,Lynda Juall. 2001. Buku saku diagnosa keperawatan. Ed. 8. Jakarta: EGC.

Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana perawatan maternal/bayi: Pedoman untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta: EGC.

Fakultas Kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri fisiolofi. Bandung: Eleman.

Manuaba, Ida Bagus G. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo. 1995. Bedah kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

Prawirohardjo. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Pusdiknakes-WHO-JHPIEOGO. 2003. Asuhan intra partum. Jakarta: Pusdiknakes.

Page 31: LP APN zhukma

Laporan Pendahuluan

Asuhan Persalinan Normal

Di RSD Kepanajen Kab. Malang

Oleh:

Aulia Dwi Zhukmana (06060006)

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2009