apendisitis

19
LBM 5 Akut Abdomen Nyeri Perut Step 1 Defanse muscular : nyeri tekan seluruh lapang abdomen karna rangsangan peritoneum parietal dan juga saat lepas tekan (Blumberg sign) Nyeri tumpul : Nyeri yg khas di sekitar umbilicus, samar (biasa saja) Step 2 Akut abdomen Definisi : kelainan akut di abdomen mendadak/spontan/nontrauma biasanya memerlukan operasi Etiologi : obstruksi, mikroorganisme, parasit, neoplasma Manifestasi : nyeri lapang perut, distensi perut, mual muntah, demam, diare Dx : anamnesis (sacred 7, fundamental 4) Onset : nyeri tiba2 perforasi, KET, ruptur aneurisma Nyeri progresif kolesitis akut(colon), pancreatitis akut Nyeri samar appendisitis akut, obstruksi akut Fisik : inspeksi (bekas operasi, adhesi,hernia,distensi,massa,aneurisma) Auskulasi (bising usus ileus paralitik) Perkusi (dullness udara bebsa/cairan (timpani)obstruksi usus) Palpasi (nyeri terkhir) rovsing sign(appendisitis), murphy sign (cholecysitis), kehr sign (diafragma iritasi), blumberg sign, rectal exam, hemorroid. Macam penyakit Appendisitis Definisi : radang akibat infesi pd appendix. Lumern tersumbat karena fekalit, hiperplasi jar.limfoid, cacing usus utama obstruksi lumen Etiologi : 1. Lingkungan, diet tinggi serat,higienis

description

apendisitis

Transcript of apendisitis

Page 1: apendisitis

LBM 5 Akut AbdomenNyeri Perut

Step 1Defanse muscular : nyeri tekan seluruh lapang abdomen karna rangsangan peritoneum parietal dan juga saat lepas tekan (Blumberg sign)

Nyeri tumpul : Nyeri yg khas di sekitar umbilicus, samar (biasa saja)

Step 2 Akut abdomen

Definisi : kelainan akut di abdomen mendadak/spontan/nontrauma biasanya memerlukan operasi

Etiologi : obstruksi, mikroorganisme, parasit, neoplasma

Manifestasi : nyeri lapang perut, distensi perut, mual muntah, demam, diare

Dx : anamnesis (sacred 7, fundamental 4)Onset : nyeri tiba2 perforasi, KET, ruptur aneurisma

Nyeri progresif kolesitis akut(colon), pancreatitis akutNyeri samar appendisitis akut, obstruksi akut

Fisik : inspeksi (bekas operasi, adhesi,hernia,distensi,massa,aneurisma)Auskulasi (bising usus ileus paralitik)Perkusi (dullness udara bebsa/cairan (timpani)obstruksi usus)Palpasi (nyeri terkhir) rovsing sign(appendisitis), murphy sign (cholecysitis), kehr sign (diafragma iritasi), blumberg sign, rectal exam, hemorroid.

Macam penyakit

AppendisitisDefinisi : radang akibat infesi pd appendix. Lumern tersumbat karena fekalit, hiperplasi jar.limfoid, cacing usus utama obstruksi lumen

Etiologi : 1. Lingkungan, diet tinggi serat,higienis2. peran obstruksi. Karna fekalit, penyyumbatan sekret mukus karena infeksi

dan ulser. Erosi mukosa krna parasit3. flora bakterial

Klasifikasi : akut (vokalis/segmantalis) : setelah sembuh, timbul striktur lokal(purulenta difus) : terbentuk nanah

Kronis (kronis vokalis/partial) :setelah sembuh timbul striktur lokal(kronik obliteritiva) : appendiks miring pd usia tua

Page 2: apendisitis

Patfis & patogenesis :

Obstruksisaat pengeluaran mukus bendungan tek.intralumen meningkatdistensiedema; aliran darah berkurangobstruksi venabakteri masukradang menembus peritoneum kelainan arteriinfarkgangreninfiltrat;perforasi

Appendicitismenembus peritoneumperitonitislapang abdomen akut abdomen

Manifestasi : mual, muntah,nyeri hebat perut kanan bawah, akut (atasregio bawah), tumpul, nyeri tajam stlh blumberg sign, demam, nafsu makan turun), jalan bunkuk kanan (mencegah gesekan dgn peritoneum), sakit saal bersin dan batuk, pd kehamilan appendix caecum ke craniolateral.

Penegakan diagnosis: fisik : rebound tenderness, nyeri tekan lepas +, rovsing sign +, defanse muscular, psoas sign

+, nyeri ketok +, peristaltik normal; - peritonitis generalisata

Lab : leukositosis to left, radiologi (foto polos abdomen (infiltrat, appendix/obstruksi?), CT scan akurasi 94-100%, usg 90-94%), colok dubur(nyeri di jam 9-11), barrium enema (Ca colon), analisis urin (infeksi saluran kemih)

skala alfarado gejala : 1. Migrasi nyeri 2. Anorectia 3. mual muntahTanda : nyeri RLQ, nyeri lepas, febrisLab : shift to the left, leukositosisScore 1, kecuali RLQ 2, leukositosi 20-4 : bukan appendicitis5-6: kemungkinan7-8 : kemungkinan besar9-10 : pastiSkala 7 pasti operasi

PenatalaksanaanAppendectomi, istirahat baring, antibiotik, diet tinggi serat, antipiretik/antianalgesik

Komplikasi : abses, peritonitis, perforasi

DD : Gastroenteritis (nyeri lebih ringan, hiperperistaltik, tidak terlokalisir)Demam dengue (Rumple leed +, trombositopenia, hematokrit volume darah meningkat)Limfadenitis mesenterica (didahului enteritis)Ovarium?Hernia Inguinalis (tidak disertai panas)

Step 3

Step 4

Page 3: apendisitis

Step 5

Step 6

Step 7Nyeri abdomen

a. Klasifikasi

Nyeri visceralTerjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur

dalam rongga perut, misalnya karena cedera atau radang. Peritoneum visceral yang menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem saraf autonom dan tidak peka terhadap rabaan atau pemotongan. Bila dilakukan tarikan atau regangan organ, atau terjadi kontraksi yang berlebihan pada otot yang menyebabkan iskemia misalnya kolik atau radang seperti apendisitis, akan timbul nyeri. Pasien biasanya tidak dapat menunjukkan secara tepat letak nyeri sehingga biasanya ia menggunakan seluruh telapak tangannya.Nyeri visceral kadang disebut nyeri sentral.

Penderita memperlihatkan pola khas sesuai dengan persarafan embrional organ yang terlibat.

i. Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut) lambung, duodenum, system hepatobilier, dan pancreas menyebabkan nyeri di ulu hati (epigastrium)

ii. Saluran cerna yang berasal dari usus tengah (midgut) usus halus dan usus besar sampai pertengahan kolon tranversum menyebabkan nyeri di sekitar umblikus.

iii. Saluran cerna lainnya pertengahan kolon sampai dengan kolon sigmoid yang berasal dari usus belakang (hindgut) menimbulkan nyeri di perut bagian bawah

iv. Nyeri dari buli-buli dan rekstosigmoidNyeri viseral dari suatu organ biasanya sesuai dengan letaknya dengan asal organ tersebut pada masa embrional.

Nyeri somaticTerjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh

saraf tepi, misalnya regangan pada peritoneum parietal, dan luka pada dinding perut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk atau disayati, dan pasien dapat menunjukkan secara tepat letaknya dengan jari. Rangsang yang menimbulkan nyeri ini dapat berupa rabaan, tekanan, rangsang kimiawi, atau proses radang.

Gesekan antara visera yang meradang akan menimbulkan rangsangan peritoneum dan menyebabkan nyeri. Peradangannya sendiri maupun gesekan antara kedua peronium dapat menyebabkan perubahan intensitas nyeri.Letak nyeri somatik biasanya dekat dengan organ sumber nyeri sehingga relatif mudah menentukan penyebabnya.

Letak Organ

Page 4: apendisitis

Abdomen kanan atas Kandung empedu, hati, duodenum, pankreas, kolon, paru, miokard

Epigastrium Lambung, pankreas, duodenum, paru, kolon

Abdomen kiri atas Limpa, kolon, ginjal, pankreas, paru

Abdomen kanan bawah Apendiks, adneksa, sekum, ileum, ureter

Abdomen kiri bawah Kolon, adneksa, ureterSuprapubik Buli-buli, uterus, usus halusPeriumbilikal Usus halusPinggang/punggung Pankreas, aorta, ginjalBahu Diafragma

Ilmu Bedah, Wim de Jongsifat nyeri abdomenBerdasarkan letak atau penyebarannya:

a. Nyeri alihTerjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari satu

daerah. Misalnya, diafragma yang berasal dari regio leher C 3-5 pindah bawah pada masa embrional, sehingga rangsangan pada diafragma oleh perdarahan atau peradangan akan dirasakan di bahu

b. Nyeri radiasiAdalah nyeri yang menyebar di dalam system atau jalur

anatomi yang sama. Misalnya, kolik ureter atau kolik pielum ginjal, biasanya dirasakan sampai ke alat kelamin luar seperti labium mayor pada wanita atau testis pda pria.

c. Nyeri proyeksiAdalah nyeri yang disebabkan oleh rangsangan saraf sensorik akibat cedera atau peradangan saraf. Misalnya, nyeri fantom setelah amputasi, atau nyeri perifer setempat pada herpes zoster. Radang saraf ini pada herpes zoster dapat menyebabkan nyeri hebat di dinding perut sebelum gejala atau tanda herpes zoster menjadi jelas.

d. Nyeri kontinyuNyeri akibat rangsangan pada peritoneum parietal akan

dirasakan terus-menerus karena berlangsung terus.Misalnya pada reaksi radang.

e. Nyeri kolikKolik merupakan nyeri visceral akibat spasme otot polos

organ berongga dan biasanya disebabkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi usus, batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intralumen).Nyeri ini timbul karena hipoksia yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Karena kontraksi ini berjeda maka kolik dirasakan hilang timbul. Fase awal gangguan perdarahan dinding usus juga berupa nyeri kolik.

f. Nyeri iskemikNyeri perut dapat juga berupa nyeri iskemik yang sangat

hebat, menetap, dan tidak menyurut. Nyeri ini merupakan tanda adanya jaringan yang terancam nekrosis. Lebih lanjut akan tampak

Page 5: apendisitis

tanda intoksikasi umum seperti takikardi, merosotnya keadaan umum, dan syok karena reabsorbsi toksin dari jaringan nekrosis.

g. Nyeri pindahKadang nyeri berubah sesuai dengan perkembangan

patologi. Misalnya, pada permulaan apendisitis sebelum radang mencapai permukaan perotenium, nyeri viseral dirasakan di sekitar pusat disertai rasa mual sebab apendiks termasuk usus tengah. Setelah radang terjadi di seluruh dinding termasuk peritonium viseral, terjadi nyeri akibat rangsangan peritonium yang merupakan nyeri somatik. Pada saat ini nyeri dirasakan tepat letak peritonium yang meradang yaitu di perut kanan bawah.

Ilmu Bedah, Wim de Jong

ACUTE ABDOMENDEFINISIGawat abdomen, gawat perut.-Kegawatan di abdomen yang biasanya timbul mendadak, yang umumnya

memerlukan pengelolaan bedah segera.

PEMBAGIAN1.Ileus2.Infeksi3.Perdarahan intraabdominal4.Perforasi

ILEUSDefinisi: gangguan pasase isi ususPembagian:

menurut tinggi rendahnya obstruksi:-ileus letak tinggi-Ileus letak rendah

AnamnesisKembung, muntah, nyeri perut, BAB(-), flatus (-), BAK ↓ Keluhan tiba-tiba/lambat, KU cepat buruk/lambatMata cowong, turgor kulit ↓Abd:

I.Cembung, gambaran dan gerakan usus (+)A.BU↑, MS (+)P.Tegang, NT (+), DM(-), H/L, tumorP.Hipertimpani, PH, PS, PA

Inguinal, skrotum: benjolanRT: AR kolap, Feses (-)Pencitraan, Lab

Page 6: apendisitis

INFEKSIAppendicitis-Cholecystitis-Inflamatori Bowel Deseases-Pancreatitis-Diverticulitis-PeritonitisCholecystitisRadang kandung empedu. Umumnya disertai batu kandung empedu.Dibagi: Mild: terbatas pada VF, tanpa disfungsi organ

Moderate: luas pada VF, tanpa disfungsi organ Severe: dengan disfungsi organ

Insidensi: kolesistitis akut 3-10% dari semua nyeri abdomenEtiologi: kolesistilitiasis 90-95%Keluhan utama: nyeri perut kanan atasAnamnesis: nyeri perut kanan atas, kadang dijalarkan ke belakang daerah skapula. Nyeri sifatnya hilang kolik, nyeri setelah makan lemak. Mual, muntah. Sedikit demam.PF:Abd: nyeri tekan kanan atas, Murphy’s sign (+)Lab: lekositosisUSG: penebalan dinding VF, gambaran 2 lapis dinding VF (double rim), pembesaran VF, hyperechoic dengan acustic shadow.CT scan, MRCPTerapi: Cholecystectomy

Inflamatori Bowel Deseases

Colitis– Diare berdarah – Kram perut bawah – Anemia, serum albumin rendah – Radiologi, kolonoskopi– Terapi: reseksi usus

Page 7: apendisitis

Perdarahan intraabdominalJenis:-Kehamilan Ektopik Terganggu-Aneurisma yang pecah-Perdarah hepar dan lienKeluhan utama:

-nyeri perut bawah disertai pucat KET -syok yang sebelumnya ada massa di abdomen tengah Aneurisma -trauma ruptur hepar lien

Tanda Vital: T↓, N↑PF:Konjungtiva palpebra pucatAbd: I.cembung/datar

A.BU↓P.tegang, NT, DMP.timpani, PH(+), PS↑, PA(+)

Lab: anemiaUSG: gambaran cairan intra abdCT scan: cairan, asal perdarahanTerapi: Laparotomi explorasi Perforasi

Bocornya organ abdomen yang berongga.Menurut sebabnya: -traumatik

-non traumatikTraumatik: -langsung (tusukan, peluru)

-Tak langsung (jatuh telungkup, ledakan)Non traumatik: ok infeksi, ulkus peptikum

perforasi appendik, perforasi typhoid, perforasi gaster, perforasi kolon

TraumatikKeluhan utama: tertusuk/ tertembak pada perutAnamnesis: riwayat tertusuk/tertembak, waktu, lokasi perut regio mana, biomekanisme trauma, yang dirasakan pasienTanda Vital: TNRSPF: Abd: I.Tampak luka, bentuk luka, regio, perdarahan, organ abdomen yang keluar melalui lukaA.BU ↓/hilang

P.ukuran luka, NT(+), DM (+)P.timpani, PH (-), PS, PA

RT: NT seluruh lapanganLab: lekositosisRo: FPA 3 posisi (tidur, berdiri, LLD)

atau thorak tegak, abd tidur, abd berdiri

Page 8: apendisitis

NontraumatikKeluhan utama: nyeri seluruh/sebagian perutAnamnesis: 4 hari SMRS nyeri daerah ulu hati. Mual, tidak muntah, tidak panas. Nyeri dirasakan sangat, sifatnya menetap. 3 hari SMRS nyeri seluruh perut, badan panas, mual muntah. Nafsu makan menurun, BAK sedikit. Penderita sering merasakan sakit pada tungkai sejak 2 tahun, dan sering obat antirematik.Tanda Vital: TNRSPF: Abd: I.cembung, gambaran gerakan usus (-)

A.BU (-)P.NT seluruh perut, DM(+), P.timpani, PH(-), PS, PA

RT: nyeri seluruh lapanganLab: lekositosisRo FPA 3 posisiTerapi: Infus, NGT, DC, Ab, laparotomi

Appendicitis

b. DefinisiAppendicitis adalah peradangan appendiks yang mengenai semua lapisan dinding organ tsb.Patofisiologi Sylvia.A.Price Vol.1 . EGC

c. Etiologii. Fekalit (tinja yang mengeras)ii. Parasit (cacing ascaris, entamoeba histolytica)iii. Virusiv. Hyperplasia lymphoidv. Tumor appendiks

Buku Ajar Patologi Robbins Vol.2 . EGCd. Klasifikasi

i. Appendicitis akut1. Bila riwayat nyeri perut < 2 minggu2. Adanya nyeri samar-samar dan tumpul di daerah

epigastrium di sekitar umbilicus. Kemudian dalam beberapa jan nyeri pindah ke kanan bawah ke titik Mc.Burney, nyeri terasa lebih jelas dan tajam.

ii. Appendicitis kronik1. Bila riwayat nyeri perut > 2 minggu2. Radang kronik appendiks secara makroskopik3. Radang kronik appendiks secara mikroskopik yaitu

tampak fibrosis menyeluruh dinding appendiks,

Page 9: apendisitis

sumbatan parsial atau total lumen appendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lama di mukosa dan infiltrasi sel inflamasi kronik.

Buku Ajar Bedah Edisi 2, R.Syamsuhidayate. Patofisiologi

i. Obstruksi lumen yang biasanya disebabkan karena fekalit.ii. Penyumbatan sekresi mucus yang mengakibatkan

pembengkakan infeksi dan ulserasi.iii. Peningkatan tekanan intraluminal yang mengakibatkan

okulasi arteria terminalis apendikularis.Patofisiologi Sylvia.A.Price Vol.1 . EGC

apendikitis disebabkan mula2 oleh sumbatan lumenobstruksi lumen apendiks disebabkan oleh penyempitan lumen akibat hiperplasia jaringan limfoid submukosa. Feses yang terperangkap dalam lumen apendiks mengalami penyerapan air dan terbentuklah fekolit yang akhirnya sebagai kausa sumbatan.Sumbatan lumen apendiks menyebabkan keluhan sakit disekitar umbilikus,nausea dan muntahProses selanjutnya ialah invasi kuman E.coli dan spesibakteroides dari lumen ke lapisan mukosa , sub mukosa ,lap. Muskularis dan akhirnya ke peritonium parietalis terjadilah peritonitis lokal kanan bawah. Suhu tubuh mulai naik.Gangren dinding apendiks disebabkan oleh oklusi pembuluh darah dinding apendiks akibat diatensi lumen apendiks. Bila tekanan intra lumen terus meningkat terjadi perforasi dengan ditandai kenaikan suhu tubuh meningkat dan menetap tinggi.Tahapan peradangan apendikitis

a. apendikitis akuta(sedarhana , artinya tanpa perforasi)b. apendikitis akuta perforata(termasuk apendikitis gangrenosa,

karena gangren dinding apendiks sebenarnya sudah terjadi mikroba.

Soelarto Reksopradjo dkk, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, 1997, FKUI Jakarta.

Appendicitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis peradangan sebelumnya, atau neoplasma.

Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan, sehingga terjadi peningkatan tekanan intralumen yang menyebabkan penghambatan aliran limfe yg mengakibatkan edema, diapedesis bakteri dan ulserasi mukosa. Pada saat ini disebut apendisitis akut fokal yg ditandai dg adanya nyeri epigastrium.

Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tsb mengakibatkan obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri menembus dinding sehingga peradangan makin meluas keperitoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut apendicitis supuratif akut.

Bila terjadi sumbatan aliran arteri akan terjadi infark dinding appendix yang diikuti dengan ganggren. Stadium ini disebut dengan appendicitis gangrenosa.

Bila dinding yang telah rapuh itu pecah disebut appendicitis perforasi.Kapita selekta Kedokteran Jilid II

Page 10: apendisitis

EtiologiObstruksi lumen (Hiperplasia jaringan Limfoid, Fekalith, Tumor Appendiks, Cacing askaris, Parasit

E. Histolitika, Konstipasi)

Mukus yang diproduksi mukosa akan mengalami bendungan

Nyeri alih pada dermatom T10 yaitu di regio umbilicalis

Peningkatan tekanan intra lumen/ dinding apendiks

Perangsangan difus ujung serabut nyeri appendix vermiformis lalu berjalan mengikuti saraf simpatis plexus mesentericus superior dan nervus splanchnicus minor ke medulla spinalis segmen T10

Ulserasi mukosa

Nyeri ulu hati

Menghambat aliran limfe

edema

Distensi lumen appendix vermiformis

Impuls khusus yang ditransmisikan oleh saraf vagal maupun oleh saraf simpatis ke pusat muntah bilateral di medula

Impuls motorik ditransmisikan melalui saraf cranial V, VII, IX, X, XII ke GIT atas dan mll saraf spinalis ke diafragma dan otot abdomen

Mual dan muntah

Nyeri perut kanan bawah

Nyeri hebat & terlokalisir dng tepat

Terhalangnya aliran mucus

Kontraksi otot dinding abdomen secara terus menerus (defans muskuler)

Peningkatan tekanan intra lumen apendiks

Pelepasan mediator inflamasi seperti histamine dan bradikinin

Obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri menembus dinding

makrofag

Inflamasi pada peritoneum parietal IL 1, TNF, IL6

↑ set point

Anterior hipotalamus

demam

KENAPA KOK DI UMBILICUS DULU??????????? Because.........

Kenapa kok suka d tekuk???????

Page 11: apendisitis

f. Manifestasi klinisi. Rasa tidak nyaman ringan di daerah periumbilikus ii. Anoreksia, mual, dan muntahiii. Nyeri tekan kuadran kanan bawah, yang dalam beberapa jam

berubah menjadiiv. Rasa pegal dalam atau nyeri di kuadran kanan bawah.

Buku Ajar Patologi Robbins Vol.2 . EGC

g. DiagnosisTabel Alvarado scale untuk membantu menegakkan diagnosis

Manifestasi SkorGejala Adanya migrasi nyeri 1

Anoreksia 1Mual/muntah 1

Tanda Nyeri RLQ 2Nyeri lepas 1Febris 1

Laboratorium Leukositosis 2Shift to the left 1

Total poin 10Keterangan:

0-4 : kemungkinan Appendicitis kecil 5-6 : bukan diagnosis Appendicitis 7-8 : kemungkinan besar Appendicitis 9-10 : hampir pasti menderita Appendicitis

Page 12: apendisitis

Bila skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di rumah sakit, bila skor >6 maka tindakan bedah sebaiknya dilakukan.

a. Riwayat sakitSakit disekitar umbilikus dan efigastrium disertai anoreksiaNause dan sebagian dg muntahSakit perut dikanan bawah dg disertai kenaikan suhu tubuh tinggiPada bayi dan anak2berumur muda sering tidak dapat menunjukan letak sakit dan dirasakan sakit perut yg menyeluruh.

b. Pemeriksaan fisikKeadaan umum penderita benar2 sakitSuhu tubuh naik ringan pd apenditis sederhana & Suhu tubuh meninggi dan menetap sekitar 300C / lebih bila terjadi perforasiDehidrasi ringan sampai berat tergantung pada derajat sekitarnya. Dehidrasi berat pd pesakit appenditis perforasi dg peritonitis umum.Abdomen : tanda2 rangsangan peritoneal kuadran kanan bawah & Pada appenditis perforasi lebih jelas seperti defens muskuler, nyeri ketok dan nyeri tekan.Tidak jarang dijumpai tanda2 obstruksi usus paralitik akibat proses peritonitis lokal / pun umum.

c. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan Radiologi :

Foto polos abdomen dikerjakan apabila dari hasil pemeriksaan riwayat sakit dan pemeriksaan fisik meragukanTanda2 peritonitis kuadran kanan bawah. Gambaran perselibungan mungkin terlihat ”Ileal/ Caecal ileus” (gambar garis permukaan cairan udara di sekum dan ileum)Patognomonik bila terlihat gambaran fekolitFoto polos pd appenditis perforis :- Gambaran perselubungan lebih jelas dan dapat tidak terbatas

dikuadran kanan bawah- Penebalan dinding usus disekitar letak apendiks seperti sekum dan

ileum- Garis lemak pra peritoneal menghilang- Skoliosis kekanan- Tanda2 obstruksi usus seperti garis2 permukaan cairan2an akibat

paralisis usus2 lokal didaerah proses infeksi.Pemeriksaan laboratorium :

Pemeriksaan darah : lekosit ringan umumnya pd appendicitis sederhana lebih dari 13000/mm3 umumnya pada appendisitis perforasiPemeriksaan urin : sedimen dapat nomal / terdapat lekosit dan eritrosit lebih dari normal bila appendisitis yg meradang menempel pada ureter/ vesika.

Soelarto Reksopradjo dkk, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, 1997, FKUI Jakarta.

a. Anamnesis:Nyeri perut yang dimulai dari epigastrium dan sekitar umbillikus, kemudian berpindah dan menetap di kuadran kanan bawahAnoreksia, nausea, vomitusDemam yang tidak begitu tinggi

Page 13: apendisitis

b. Pemeriksaan fisik:Sikap jalan agak terbongkok, fleksi tertinggal pada pernafasanNyeri tekan, nyeri lepas, nyeri ketok dan defans muscular pada daerah Mc. Burney, yang bertambah dengan peninggian tekanan intraabdomunal (batuk, dsb)Bising usus sedikit meninggi di daerah Mc. Burney

Tanda-tanda khusus:Tanda Rovsing: nyeri tekan kontralateralTanda Blumberg : nyeri lepas kontralateralTanda Psoas : dalam keadaan terlentang, kaki kanan diangkat. Akan terasa nyeri karena regangan peritonium (terutama pada apendiks retrosaekal)Tanda Pen Horn : bila dalam posisi terlentang testis kanan ditarik, terasa nyeri di daerah Mc. Burney

Pada anak-anak:Pemeriksaan dimulai dari bagian yang tidak sakitTes nyeri lepas tidak perlu dilakukanCari fokus infeksi di tempat lain (tonsil, gigi, dll)

c. rectal toucher:Nyeri tekan sekitar jam 11Cari kemungkinan cairan di cavum Douglasi suhu rektal yang bedanya lebih 1oC dengan suhu aksila akan memperkut diagnosis

d. laboratorium:Darah : lekositosis dengan pergeseran ke kiri Urine : mungkin terdapat sedimen lekosit

e. radiologis: tidak khas, ada perkapuran atau udara bebas bila sudah terjadi perforasi

Sumber: Kedaruratan Medik (Edisi Revisi). Agus Purwanto Budi Sampurna. 2000

1. InspeksiSebelum melakukan tindakan palpasi mengamati dengan seksama perut akan diperoleh data yang membantu dalam menegakkan diagnosis. Jaringan parut bekas operasi menunjukkan kemungkinan adanya adhesi, perut buncit dengan gambaran usus atau gerakan usus dapat disebabkan oleh guan pasase. Bagian yang tertinggal pada pernafasan merupakan abdomen dengan proses inflamasi dibawahnya.2. Palpasi

Selalu melakukan palpasi di bagian lain dari abdomen yang tidak dikeluhkan adanya nyeri. Hal ini berguna sebagai pembanding antara bagian yang tak nyeri dengan bagian yang nyeri. Nyeri tekan dan defans muskuler (rigidity/ guarding) menunjukkan adanya proses inflamasi yang mengenai peritoneum parietale (nyeri somatik). Defans yang murni adalah proses refleks otot akan dirasakan pada inspirasi dan eksprisasi berupa reaksi kontraksi otot terhadap rangsangan tekanan. Bila kekakuan otot berkurang pada pasien yang relaks dengan bernafas dalam melaui mulut, bukan defans muskuler.

Hipertensi mungkin dijumpai pada peritonitis, harus dipikirkan kemung-kinan Herpes Zooster dan kelainan neuromuskuler lain. Inspirasi yang tertahan karena rasa nyeri akibat palpasi di daerah subkostal, menunjukkan kemung-kinan adanya peradangan pada kandung empedu (tanda dari Murphy). Nyeri tekan interkostal bawah kanan pada pasien dengan nyeri perut kanan atas lebih mungkin disebabkan oleh abses hati daripada disebabkan oleh kolesistitis akut.

Page 14: apendisitis

Adanya masa di abdomen tidak mudah diraba bila ada defans muskuler. Bila teraba dapat memberikan informasi untuk kasus-kasus tertentu misalnya empyema kandung empedu, invaginasi atau masa periapendikuler.3. PerkusiNyeri ketok menunjukkan adanya iritasi pada peritoneum, adanya udara bebas atau cairan bebas juga dapat ditentukan dengan perkusi melalui pemeriksaan pekak hati dan shifting dullness.4. AuskultasiPasien dengan peritonitis umum bising usus akan melemah atau menghilang sama sekali, sedangkan pada peritonitis lokal bising usus dapat terdengar normal.

Bising usus yang tinggi (metalic sound) khas untuk obstruksi usus, se-dangkan gangguan pasase yang disebabkan oleh paralisis bising usus tidak terdengar sama sekali. Bising usus melemah atau menghilang masih mungkin pada sumbatan usus yang sudah lama di mana terjadi kelelahan otot. Sebaliknya bising usus yang meninggi dapat pula terjadi pada paralisis segmental dari usus.

Buku Ajar Ilmu Bedah. FKUI. 1994

a. Penatalaksanaan

apendiksitis prabedah: pemasangan sonde lambung dan tindakan dekompresi.rehidrasi.penurunan suh tubuh. Antibiotika dengan spektrum luas, dosis cukup, diberikan secara intravena.Apendisitis dengan penyulit peritonitis umum Umumnya pasien dalam kondisi buruk. Tampak septik dan dalam kondisi hipovolemi serta hipertensi. Hipovolemi diakibatkan oleh puasa lama,muntah dan pemusatan cairan di daerah proses radang , seperti udem organ intraperitoneal, dinding abdomen dan pengumpulan cairan dalam rongga usus dan rongga pritonealPersiapan prabedah:

-pemasangan sonde lambung untuk dekompresi-pemasangan kateter untuk kontrol produksi urine-rehidrasi-antibiotika denagn spektrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena-obat2 penurun panas , phenergan sebagai inti menggigil, largaktil untuk membuka pembuluh2 darah perifer diberikan setalah rehidrasi tercapai

PEMBEDAHANPembedahan dikerjakan bila rehidrasi dan usaha penurunan suhu tubuh telah tercapai. Suhu tubuh tidak melebihi 38 derajat, produksi urin berkisar 1-2 ml/kg/jam. Nadi di bawah 120/menitTEKNIK PEMBEDAHANInsisi tranversal di sebelah kanan sedikit di bawah umbilikus. Sayatan fowler weier lebih dipilih, karena cepat dapat mencapai rongga abdomen dan bila diperlukan sayatan dapat diperlebar ke medial dengan memotong fasi dan otot rectus.Sebelum membuka peritoneum tepi sayatan di amankan dengan kasa. Membuka peritoneum sedikitdahulu dan alat pengisap telah disiapkan sedemikian rupa sehingga nanah dapat langsung terisap tanpa kontaminasi ke tepi sayatan. Sayatan peritoneum diperlebar dan pengisapan nanah diteruskan. Apendektomi dikerjakan seperti biasa. Pencucian rongga peritoneum mutlak dikerjakan dengan larutan NaCl fisiologis sampai enar2

Page 15: apendisitis

bersih. Cairan yang dimasukkan terlihat jernih sewaktu diisap kembali. Pengumpulan nanah biasa ditemukan di fosa apendiks, rongga pelvis, dibawah diafragma dan diantara usus2. luka sayatan di cuci dengan larutan NaCl fisiologis juga setelah peritoneum dan lapisan fasi yang mnempel peritoneum dan sebagian otot dijahit. Penjahitan luka sayatan jangan dilakukan terlalu kuat dan rapatPemasanagn dren intraperitoneal masih merupakan kontroversi. Bila pncucian rongga peritoneum benar2 bersih dren tidak diperlukan.

Soelarto Reksopradjo dkk, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, 1997, FKUI Jakarta.

a. Fase akut : apendiktomi (operasi a chaud)b. Perforasi : apendiktomic. Infiltrat: konservatif:

Istirahat baring terutama untuk bakteri gram (-) misal: kloramfenikolDiet lunak, rendah selulosaObservasi:

- fungsi vital, terutama suhu ukuran/luas infiltrat- fluktuasi, perluasan peritonitis- laju endap darah (2X seminggu)- hitung leukosit- apendiktomi dilakukan 2-3 bulan kemudiand. Abses

Kecurigaan abses, bilamana:Suhu naik-turun/berfluktuasi pada kurvanyaLaju endap darah tetap tinggiTanda-tanda fluktuasi lokal atau peritonitis

Operasi dilakukan setelah pasien tenange. Eksaserbasi: apendiktomif. Kronis : operasi afroid (2-3 bulan kemudian) Sumber: Kedaruratan Medik (Edisi Revisi). Agus Purwanto Budi Sampurna. 2000

Diagnosis banding abdomen akut

Abdomen kanan atas Abdomen kiri atas

Kolesistitis akutPankreatitis akutPerforasi tukak peptikHepatitis akutKongestif hepatomegali akutAbses hatiPneumonia dengan reaksi pleuraPielonefritis akutAngina pektoris

Ruptur limpaPerforasi lambungPankreatitis akutAneurisma Ao pecahPerorasi kolonPneumonia dengan reaksi leuraPielonefritis akutMCI

Abdomen kanan bawah Abdomen kiri bawah

Page 16: apendisitis

ApendisitisAdnexitisEndometriosisKETKista ovarium terpuntirPuntiran apendises epiploicaeHernia inkarserataDivertikuliti5Ileitis regionalPerforasi caecum

DivertikulitisAdnexitis/endometriosisKETKista ovarium terpuntirHernia inkarserataPerforasi kolon/sigmoidAbses psoasBatu ureter

Periumbilikal

Obstruksi ususApendisitisPankreatitis akutOklusi pembuluh darah mesenterialHernia strangulasi

Buku Ajar Ilmu Bedah. FKUI.1994