“merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak...

35
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MERGER BANK DAN TENAGA KERJA 2.1 TINJAUAN UMUM TENTANG MERGER BANK 2.1.1 Pengertian dan Dasar Hukum Merger Bank Merger berasal dari kata kerja “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti menggabungkan atau memfungsikan. Menurut Muhammad Djumhana, merger merupakan suatu peleburan suatu perusahaan ke dalam perusahaan lain di mana terjadi satu perusahaan tetap mempertahankan identitasnya semula dengan melakukan pengambilalihan kekayaan, tanggung jawab, dan kuasa atas perusahaan yang meleburkan diri tersebut. 1 Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 tentang Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi, pada Pasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa, “Merger adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu bank, dan membubarkan bank-bank lainnya tanpa melikuidasi terlebih dahulu.” Merger dilakukan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencapai sasaran strategis dan sasaran finansial tertentu. Merger melibatkan penggabungan dua perusahaan atau lebih yang sering kali berbeda dari segi karakter dan nilainya. Sukses dari suatu merger akan sangat tergantung dari seberapa baik kedua perusahaan diintegrasikan. 2 Merger juga dapat dikatakan sebagai penggabungan dari dua 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, cet. 5, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 303. 2 Adrian Sutedi, loc.cit.

Transcript of “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak...

Page 1: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG MERGER BANK DAN TENAGA KERJA

2.1 TINJAUAN UMUM TENTANG MERGER BANK

2.1.1 Pengertian dan Dasar Hukum Merger Bank

Merger berasal dari kata kerja “merge” dalam bahasa Inggris yang berartimenggabungkan atau memfungsikan. Menurut Muhammad Djumhana,merger merupakan suatu peleburan suatu perusahaan ke dalam perusahaanlain di mana terjadi satu perusahaan tetap mempertahankan identitasnyasemula dengan melakukan pengambilalihan kekayaan, tanggung jawab, dankuasa atas perusahaan yang meleburkan diri tersebut.1

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 tentang Merger,

Konsolidasi, dan Akuisisi, pada Pasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa,

“Merger adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara tetapmempertahankan berdirinya salah satu bank, dan membubarkan bank-banklainnya tanpa melikuidasi terlebih dahulu.”

Merger dilakukan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencapai sasaran

strategis dan sasaran finansial tertentu. Merger melibatkan penggabungan dua

perusahaan atau lebih yang sering kali berbeda dari segi karakter dan nilainya. Sukses

dari suatu merger akan sangat tergantung dari seberapa baik kedua perusahaan

diintegrasikan.2 Merger juga dapat dikatakan sebagai penggabungan dari dua

1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, cet. 5, PT. Citra Aditya Bakti,Bandung, h. 303.

2 Adrian Sutedi, loc.cit.

Page 2: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

perusahaan atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu

perusahaan dan tanpa melikuidasi perusahaan-perusahaan lainnya.3

Menurut ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

Tentang Perseroan Terbatas, merger yang dikenal dengan penggabungan adalah

perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan atau lebih untuk

menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan

aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum

kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum

Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.

Sedangkan Pasal 1 angka 25 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang

Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan

menentukan bahwa,

“Merger adalah penggabungan dari dua bank atau lebih, dengan cara tetapmempertahankan berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-banklainnya dengan atau tanpa melikuidasi.

Merger di bidang perbankan dapat dilakukan atas permintaan Bank Indonesia,

inisiatif bank yang bersangkutan, atau inisiatif badan khusus dalam rangka

penyehatan perbankan.

3 Abdul R. Saliman, 2005, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan Contoh Kasus,Kencana, Jakarta, h. 112.

Page 3: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan mengenai unsur-unsur dalam

merger, yaitu:4

1) Penggabungan adalah perbuatan hukum.

2) Penggabungan dua pihak yakni satu atau lebih perseroan menggabungkan diri

(target company/absorbed company) dan perseroan yang menerima

penggabungan (absorbing company).

3) Aktiva dan pasiva dari perseroan yang menggabungkan diri beralih karena

hukum kepada perseroan yang menerima penggabungan.

4) Status badan hukum perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena

hukum.

Secara konseptual, penggabungan atau mergernya suatu bank dapat

diilustrasikan sebagai berikut.

Dari ilustrasi tersebut tergambar bahwa apabila perusahan (bank) melakukan

proses penggabungan, maka hanya ada satu nama dari perusahaan tersebut yang tetap

bertahan, yaitu BANK A. Sedangkan status badan hukum BANK B dan BANK C

4 Handri Raharjo, 2013, Hukum Perusahaan: Step by Step Prosedur Pendirian Perusahaan,Pustaka Yustitia, Yogyakarta, h. 117.

BANK A + BANK B + BANK C = BANK A

Page 4: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

berkahir karena hukum. Demikian pula dengan aktiva dan pasiva dari kedua bank

tersebut yang beralih karena hukum kepada BANK A.

Pada hakikatnya penggabungan (merger) dilakukan untuk menyelamatkan

perusahaan dari berbagai persoalan-persoalan intern yang mengganggu kinerja atau

berjalannya suatu perusahaan, namun di satu sisi seiring majunya suatu

perkembangan di dunia bisnis, merger dimanfaatkan pula untuk memperluas jaringan

usaha dan mengembangkan perusahaan, agar nantinya dapat menambah daya saing

dengan perusahaan-perusahaan lain. Selain itu, merger ataupun akuisisi dapat

memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan, diantaranya untuk peningkatan

kemampuan dalam pemasaran, riset, managerial skill, transfer teknologi, dan efisiensi

berupa penurunan biaya produksi.

Dilihat dari jenis kegiatan perusahaan yang terkait dalam penggabungan

perusahaan, terdapat beberapa tipe penggabungan perusahaan, yaitu:5

1) Merger horizontal

Merupakan kombinasi satu perusahaan dengan perusahaan lainnya yang

kegiatan operasinya masih berada dalam lini bisnis yang sama. Dalam merger

horizontal yang menggabungkan diri itu menghasilkan produk yang sejenis.

Misalnya, merger Bank A dengan Bank B.

5 Ibid., h. 118.

Page 5: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

2) Merger vertikal

Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau

jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya, misalnya

operasi yang menunjukkan adanya hubungan sebagai produsen dan pemasok.

Intinya perusahaan yang akan bergabung menghasilkan produk yang bertali-

temali atau berada dalam rangkaian proses produksi. Contoh, merger antara

perusahaan perakitan mobil dengan perusahaan suku cadang mobil.

3) Merger konglomerat

Merger yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang saling tidak

memiliki hubungan baik secara vertical maupun horizontal. Contoh,

perusahaan yang bergertak di bidang produksi obat-obatan yang

menggabungkan diri ke dalam perusahaan yang bergerak di bidang produksi

peralatan rumah tangga.

Secara umum, tujuan dari dilakukannya merger bagi sebuah perusahaan

adalah sebagai berikut.6

1. Memperbesar jumlah modal;

2. Menyelamatkan kelangsungan produksi;

6 Abdulkadir Muhammad, 2010, Hukum Perusahaan Indonesia, cet. IV, PT. Citra AdityaBakti, Bandung, h. 379.

Page 6: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

3. Mengamankan jalur distribusi;

4. Memperbesar sinergi perusahaan.

Dengan kata lain, penggabungan perusahaan itu adalah untuk memperluas

usaha secara optimal, memperkokoh keadaan pasar baik untuk pembelian maupun

penjualan dan memperoleh kedudukan keuangan yang lebih kuat. Merger

memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan antara lain peningkatan

kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi

berupa penurunan biaya produksi.

Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perusahan melakukan merger akan

tampak pada kinerja perusahaan dan penampilan finansialnya. Pasca merger, kondisi

keuangan perusahaan mengalami perubahan yang tercermin dalam laporan keuangan

perusahaan yang melakukan merger.

Adapun alasan-alasan umum perusahaan melakukan merger adalah sebagaiberikut.7

a. Pertumbuhan atau diversifikasi

Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasarsaham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi.Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jikamelakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapatmengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.

b. Sinergi

7 Denny Bagus, 2009, “Merger dan Akuisis: Pengertian, jenis, Alasan, Kelebihan danKekurangan Merger dan Akuisisi”, URL: http://jurnal-sdm.blogspot.com/.../merger-dan-akuisisi-pengertian-jenis.html, diakses tanggal 21 Oktober 2014.

Page 7: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biayaoverhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlahpendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketikaperusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karenafungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.

c. Meningkatkan dana

Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansiinternal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memilikilikuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaandan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnyadana dengan biaya rendah.

d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidakadanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaanyang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayaruntuk mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri denganperusahaan yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.

e. Pertimbangan pajak

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depanatau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memilikikerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yangmenghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus iniperusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan setelahpajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yangdiakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan daripajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.

f. Meningkatkan likuiditas pemilik

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yanglebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luasdan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan denganperusahaan yang lebih kecil.

g. Melindungi diri dari pengambilalihan

Page 8: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihanyang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, danmembiayai pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini,kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh biddingfirm yang berminat.

Dasar hukum merger bank dapat ditemui diketentuan Undang-undang Nomor

40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, yang disebutkan dalam pasal-pasal

diantaranya yakni Pasal 122, Pasal 123, Pasal 126, Pasal 127, Pasal 128, Pasal 129,

dan Pasal 133. Merger juga diatur di dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998

Tentang Perbankan, Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Merger,

Konsolidasi dan Akuisisi Bank. Serta dapat juga ditemui di dalam Surat Keputusan

Bank Indonesia Nomor 32/51/KEP/DIR Tanggal 14 Mei 1999 Tentang Persyaratan

dan Tata Cara Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank Umum.

2.1.2 Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Merger Bank

Ada berbagai macam pihak yang berkepentingan pada perusahaan yang

melakukan merger, yang memiliki kepentingan atas berhasilnya suatu merger.

Mereka yang berkepentingan adalah para pemegang saham, para karyawan,

konsumen, masyarakat setempat, dan perekonomian secara luas. Para pihak ini adalah

pihak-pihak yang mempunyai hubungan dengan pengelolaan bank, baik sebagai

anggota dewan komisaris, karyawan, maupun pihak-pihak yang memberikan jasanya

kepada bank.8

8 Muhammad Djumhana, op.cit, h. 308.

Page 9: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

Adapun pihak-pihak yang terlibat di dalam kegiatan merger bank, yaitu:9

1. Dewan Komisaris dan Direksi Bank

Dewan Komisaris bertugas menjalankan pengawasan, pengendalian dan

pembinaan terhadap suatu bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Sedangkan Direksi Bank berwenang menjalankan kegiatan

perusahaan.

2. Pejabat dan Karyawan Bank

Pejabat dan karyawan bank merupakan pegawai dari bank itu sendiri yang

bertanggung jawab menjalankan tugas operasional bank serta memiliki akses

terhadap segala informasi yang berkaitan dengan kondisi bank.

3. Konsultan Hukum

Konsultan hukum berada di luar kepengurusan bank yang bersangkutan. Peran

konsultan hukum ini hanya menyangkut bidang hukum yang berkaitan dengan

kegiatan perbankan.

4. Akuntan Publik

Akuntan publik sangat diperlukan utamanya yang menyangkut kegiatan

pengauditan, misalnya hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan neraca serta

perhitungan laba dan rugi yang diterima oelh suatu perusahaan.10

9 Muhammad Djumhana, op.cit, h. 142.

Page 10: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

5. Para Pemegang Saham

Sesuai dengan Pasal 75 ayat (2) Undang-Undang Perseroan Terbatas, bahwa

di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), para pemegang saham

berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan perseroan dari Direksi

dan/atau Dewan komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat

dan tidak bertentangan dengan kepentingan perseroan.

2.1.3 Syarat-syarat Merger Bank

Merger di dalam bank dapat dilakukan atas inisiatif dari bank yang

bersangkutan, permintaan bank Indonesia, atau inisiatif badan khusus dalam rangka

penyehatan perbankan. Hal ini tercantum di dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah

Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi Bank. Untuk dapat

memperoleh izin agar merger tersebut terlaksana, wajib memenuhi ketentuan seperti

yang ditentukan pada Peraturan Pemerintah tersebut pada Pasal 3 sampai dengan

Pasal 8 yang dinyatakan sebagai berikut.

Pada ketentuan Pasal 3 dinyatakan bahwa, Merger, Konsolidasi dan AkuisisiBank dapat dilakukan atas:

1. inisiatif bank yang bersangkutan; atau

2. permintaan Bank Indonesia; atau

3. inisiatif badan khusus yang bersifat sementara dalam rangkapenyehatan perbankan.

10 Ibid.

Page 11: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

Pada ketentuan Pasal 4 dinyatakan bahwa:

(1) Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank yang dilakukan atas inisiatif Bankyang bersangkutan, wajib terlebih dahulu memperoleh izin dari PimpinanBank Indonesia.

(2) Kewajiban untuk terlebih dahulu memperoleh izin dari Pimpinan BankIndonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berlaku pula untukMerger dan Konsolidasi yang dilakukan atas inisiatif badan khusus yangbersifat sementara dalam rangka penyehatan perbankan.

Pada Pasal 5 dinyatakan bahwa Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bankdilakukan dengan memperhatikan:

a) kepentingan Bank, kreditor, pemegang saham minoritas dan karyawanBank; dan

b) kepentingan rakyat banyak dan persaingan yang sehat dalam melakukanusaha Bank.

Pada ketentuan Pasal 6 dinyatakan bahwa:

(1) Merger, Konsolidasi dan Akuisisi tidak mengurangi hak pemegang sahamminoritas untuk menjual sahamnya dengan harga yang wajar.

(2) Pemegang saham minoritas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), hanyadapat menggunakan haknya agar saham yang dimiliki dibeli oleh Bankdengan harga yang wajar sesuai dengan ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

(3) Pelaksanaan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tidakmenghentikan proses pelaksanaan Merger, Konsolidasi dan Akuisisi.

Pada ketentuan Pasal 7 dinyatakan bahwa:

(1) Merger, Konsolidasi dan Akuisisi hanya dapat dilakukan denganpersetujuan Rapat Umum pemegang Saham bagi Bank yang berbentukPerseroan Terbatas atau rapat sejenis bagi Bank yang berbentuk hukumlainnya.

(2) Merger, Konsolidasi dan Akuisisi dilakukan berdasarkan keputusan RapatUmum Pemegang Saham yang dihadiri oleh pemegang saham yangmewakili sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlahseluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara pemegang sahamyang hadir.

Page 12: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

(3) Bagi Bank yang berbentuk Perseroan Terbuka, dalam hal persyaratansebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak tercapai, maka syaratkehadiran dan pengambilan keputusan keputusan ditetapkan sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

Pada ketentuan Pasal 8 dinyatakan bahwa untuk dapat memperoleh izinMerger atau Konsolidasi, wajib dipenuhi persyaratan sebagai berikut.

(1) Telah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang SAham bagiBank yang berbentuk Perseroan Terbatas atau rapat sejenis bagi Bankyang berbentuk hukum lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.

(2) Pada saat terjadinya Merger atau Konsolidasi, jumlah aktiva Bank hasilMerger atau Konsolidasi tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) darijumlah aktiva seluruh Bank di Indonesia;

(3) Permodalan Bank hasil Merger atau Konsolidasi harus memenuhiketentuan rasio kecukupan modal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

(4) Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang ditunjuk tidaktercantum dalam daftar orang yang melakukan perbuatan tercela di bidangperbankan.

Di dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas terdapat pula pasal-pasal yang mengatur tentang syarat-syarat

Merger. Ditentukan dalam Pasal 126 ayat (1), bahwa:

“Perbuatan hukum Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atauPemisahan wajib memperhatikan kepentingan:

a. Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan Perseroan;

b. Kreditor dan mitra usaha lainnya dari Perseroan; dan

c. Masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha.”

Oleh karena Penjelasan Pasal 126 ayat (1) mengatakan Penggabungan tidak

dapat dilaksanakan apabila merugikan kepentingan pihak-pihak tertentu, dapat

Page 13: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

ditafsirkan dan dikonstruksi, kepentingan pihak-pihak tertentu tersebut merupakan

syarat yang tidak boleh dilanggar pada perbuatan hukum Penggabungan.11

Selain syarat pada Pasal 126 ayat (1) tersebut, Pasal 123 ayat (4) menyebutkan juga

bahwa,

“Bagi Perseroan tertentu yang akan melakukan Penggabungan selain berlakuketentuan dalam Undang-Undang ini (UUPT), perlu mendapat persetujuanterlebih dahulu dari instansi terkait sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.”

Menurut penjelasan pasal ini, Perseroan tertentu tersebut adalah Perseroan

yang mempunyai “bidang usaha khusus”, antara lain lembaga keuangan bank dan

yang nonbank. Sedangkan yang dimaksud dengan istansi terkait, antara lain Bank

Indonesia (BI) untuk Penggabungan Perseroan Perbankan.12

2.2 TINJAUAN TENTANG TENAGA KERJA

2.2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Tenaga Kerja

Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (selanjutnya disebut UU Ketenagakerjaan), tenaga kerja adalah

11 Yahya Harahap, 2009, Hukum Perseroan Terbatas, Ed. 1, cet. 2, Sinar Grafika, Jakarta, h.486.

12 Ibid.

Page 14: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa

baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Pengertian setiap

orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa, baik

untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat dapat meliputi setiap

orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain atau

setiap orang yang bekerja sendiri dengan tidak menerima upah atau imbalan.

Tenaga kerja meliputi pegawai negeri, pekerja formal, pekerja informal, dan

orang yang belum bekerja atau pengangguran. Dengan kata lain, pengertian tenaga

kerja adalah lebih luas daripada pekerja atau buruh.13

Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari pembangunan

masyarakat Pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan masyarakat tersebut

adalah kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja. Tenaga kerja sebagai pelaksana

pembangunan harus di jamin haknya, diatur kewajibannya dan dikembangkan daya

gunanya.

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja.

Tenaga kerja dibagi dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan

kerja. Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang terlibat atau berusaha

untuk terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa.

13 Asri Wijayanti, 2010, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, cet. II, Sinar Grafika,Jakarta, h. 1.

Page 15: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

Angkatan kerja terdiri dari golongan bekerja serta golongan menganggur dan mencari

pekerjaan.14

Bukan angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja,

tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan. Bukan angkatan

kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga

dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok

ini sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu,

kelompok ini sering juga dinamakan sebagai angkatan kerja potensial (potensial

labor force).15

Indonesia adalah negara hukum, sehingga segala sesuatu harus didasarkan

pada hukum tertulis. Sumber hukum ketenagakerjaan saat ini terdiri dari peraturan

perundang-undangan dan diluar peraturan perundang-undangan. Namun payung

hukum utama bagi urusan ketenagakerjaan di Indonesia adalah Pasal 27 ayat (2)

UUD 1945 yang menyatakan bahwa,

“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layakbagi kemanusiaan”.

Secara umum, Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (2), Pasal 28, dan Pasal 33 ayat

(1) UUD 1945 juga menjadi payung hukum utama.

14 Oktaviana Dwi Saputri, 2011, Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Salatiga,Skripsi, h. 11.

15 Ibid.

Page 16: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

Berdasarkan pondasi tersebut, maka terbentuklah Undang-undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menjadi dasar hukum utama dalam bidang

ketenagakerjaan. Selain UUD 1945 dan UU Ketenagakerjaan, terdapat sumber hukum

lain yang juga menjadi tonggak pengaturan bagi urusan ketenagakerjaan, baik sumber

hukum formil maupun sumber hukum materiil, seperti kebiasaan, yurisprudensi,

traktat, dan doktrin-doktrin.16

2.2.2 Hubungan Kerja dan Perjanjian Kerja

Hubungan kerja adalah istilah pengganti untuk istilah hubungan perburuhan

yang merupakan suatu hubungan hukum yang dilakukan oleh minimal dua subjek

hukum mengenai suatu pekerjaan. Subjek hukum yang melakukan hubungan kerja

adalah pengusaha atau pemberi kerja dengan pekerja/buruh.17

Sedangkan menurut Pasal 1 angka 15 UU Ketenagakerjaan, hubungan kerjaadalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkanperjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah.Dengan demikian jelaslah bahwa hubungan kerja terjadi karena adanyaperjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh.

Ketentuan Pasal 50 UU Ketenagakerjaan menetapkan bahwa hubungan kerja

terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja/buruh, yaitu

suatu perjanjian di mana pihak kesatu, pekerja mengikatkan dirinya pada pihak lain,

16 http://lauretta15lawsource.blogspot.com/2013/06/definisi-dasar-hukum-ketenagakerjaan.html diakses pada tanggal 30 Oktober 2014

17 Asri Wijayanti, op.cit., h. 36.

Page 17: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

pengusaha untuk bekerja dengan mendapatkan upah, dan pengusaha menyatakan

kesanggupannya untuk mempekerjakan pekerja dengan membayar upah atau gaji.

Hubungan kerja terjadi setelah adanya perjanjian kerja, dan perjanjian kerjamerupakan peristiwa hukum, sehingga konsekuensi suatu hubungan kerjamenimbulkan akibat hukum berupa hak dan kewajiban bagi para pihak yaknipihak pengusaha dan pihak pekerja/buruh.18

Perjanjian kerja yang akan ditetapkan pengusaha dan pekerja tidak boleh

bertentangan dengan perjanjian yang telah dibuat oleh pengusaha dengan serikat

pekerja yang ada pada perusahaannya. Demikian pula perjanjian kerja itu tidak boleh

bertentangan dengan peraturan perusahaan yang dibuat oleh pengusaha.19

a. Pengertian Perjanjian Kerja

Pasal 1601a KUHPerdata memberikan pengertian perjanjian kerja sebagai

berikut.

“Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian di mana pihak kesatu, yaitu buruh,mengikatkan diri untuk menyerahkan tenaganya kepada pihak lain, yaitumajikan, dengan upah selama waktu yang tertentu.”

Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan), Pasal 1 angka 14 memberikan pengertian

yakni:

“Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian antara pekerja/buruh dan pengusahaatau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja hak dan kewajiban keduabelah pihak.”

18 Ibid, h. 46.

19 Zainal Asikin, op.cit, h. 65.

Page 18: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

Perjanjian kerja menurut KUHPerdata tersebut tampak bahwa ciri khas

perjanjian kerja adalah “di bawah perintah pihak lain”. Maksudnya ini menunjukkan

bahwa hubungan antara pekerja dan pengusaha adalah hubungan bawahan dan atasan.

Pengusaha sebagai pihak yang lebih tinggi secara sosial-ekonomi memberikan

perintah kepada pekerja yang memiliki posisi lebih rendah secara sosial-ekonomi.

Wewenang inilah yang membedakan antara perjanjian kerja dengan perjanjian

lainnya.20

Pengertian perjanjian kerja menurut UU Ketenagakerjaan sifatnya lebih

umum, karena menunjuk pada hubungan antara pekerja dan pengusaha yang memuat

syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Syarat kerja berkaitan dengan

pengakuan terhadap serikat pekerja, sedangkan hak dan kewajiban para pihak salah

satunya adalah upah disamping hak dan kewajiban lain yang akan dibicarakan secara

tersendiri.21

Selain pengertian normatif seperti di atas, menurut Imam Soepomo perjanjian

kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak kesatu (pekerja/buruh), mengikatkan diri

untuk bekerja dengan menerima upah dan pihak kedua yakni majikan/pengusaha

mengikatkan diri untuk mempekerjakan pekerja dengan membayar upah.22

20 Lalu Husni, 2009, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, RajaGrafindo, Jakarta, h.64.

21 Ibid., h. 65.

22 Imam Soepomo, 1983, Pengantar Hukum Perburuhan, Djambatan, Jakarta, h. 53.

Page 19: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

b. Syarat sahnya Perjanjian Kerja

Sebagai bagian dari perjanjian pada umumnya, perjanjian kerja harus

memenuhi syarat sahnya perjanjian seperti yang diatur di dalam Pasal 1320

KUHPerdata.

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. Suatu pokok persoalan tertentu;

4. Kausa yang halal.

Juga di dalam Pasal 1338 KUHPerdata berkaitan dengan perjanjian, yakni

menentukan bahwa “Suatu perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat

ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-

alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian

harus dilaksanakan dengan itikad baik.

c. Unsur-unsur Perjanjian Kerja

Dari pengertian tersebut, perjanjian kerja memiliki beberapa unsur, yaitu:23

23 Abdul Khakim, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Citra Aditya Bakti,Bandung, h. 44.

Page 20: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

a) Adanya pekerjaan (Pasal 1603a KUH Perdata dan Pasal 341 KUH

Dagang).

Suatu perjanjian kerja memiliki suatu pekerjaan yang diperjanjikan dan

dikerjakan sendiri oleh pekerja. Pekerjaan tersebut heruslah berpedoman pada

perjanjian kerja yang dibuat.

Sifat pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja itu sangat pribadi karena

bersangkutan dengan keterampilan/keahliannya, sehingga jika pekerja

meninggal dunia maka perjanjian kerja tersebut putus demi hukum.24

b) Adanya perintah orang lain (Pasal 1603b KUH Perdata).

Dalam melakukan pekerjaan, pekerja harus tunduk pada perintah orang lain,

yaitu pihak pengusaha/pemberi kerja.

c) Adanya upah (Pasal 1603p KUH Perdata).

Pekerja melakukan pekerjaan bertujuan untuk mendapatkan upah dari

pengusaha/pemberi kerja, yang telah diatur di dalam perjanjian kerja.

Sehingga jika tidak ada unsur upah, maka suatu hubungan tersebut bukan

merupakan hubungan kerja.25

d) Terbatas waktu tertentu.

24 Lalu Husni, op.cit, h. 66.

25 Ibid.

Page 21: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

Dalam melakukan hubungan kerja tersebut, harus dilakukan sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian kerja atau peraturan perundang-

undangan. Dalam arti lain bahwa tidak ada hubungan kerja yang berlangsung

secara terus-menerus.

d. Jenis-jenis Perjanjian Kerja

Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan diatur beberapa jenis perjanjian

kerja, yaitu sebagai berikut.26

1. Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu

Dalam Pasal 57, perjanjian kerja untuk waktu tertentu harus dibuat secara

tertulis dan menggunakan Bahasa Indonesia dan huruf latin, serta harus

memenuhi syarat-syarat, antara lain (Pasal 56):

a. Mempunyai jangka waktu tertentu;

b. Adanya suatu pekerjaan yang selesai dalam waktu tertentu.

Pasal 59 ayat (1) menentukan bahwa, “Perjanjian kerja untuk waktutertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenisdan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu,yaitu:

a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;

26 Zaeni Asyhadie, 2007, Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang hubungan Kerja,RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 63.

Page 22: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidakterlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun;

c. Pekerjaan yang bersifat musiman; atau

d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atauproduk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.”

Ketentuan penjelasan dari pasal ini menetapkan bahwa perjanjian kerja

untuk waktu tertentu harus didaftarkan di instansi pemerintah yang

bertanggungjawab atas urusan ketenagakerjaan.

Ketentuan ayat (2) dari Pasal 59 Undang-undang Ketenagakerjaansecara tegas menyatakan bahwa perjanjian kerja waktu tertentu tidakdapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap. Hal ini kiranyasudah dapat disimpulkan dari ketentuan ayat terdahulu pasal ini.27

Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu

dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh

diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun

(ayat (4)).

Pengusaha yang bermaksud memperpanjang perjanjian kerja waktu

tertentu tersebut, paling lama 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja waktu

tertentu berakhir telah memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada

pekerja/buruh yang bersangkutan (ayat (5)).

Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan setelah

melebihi masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian

27 Agusmidah et. al., 2012, Bab-Bab Tentang Hukum Perburuhan Indonesia, Pustaka Larasan,Denpasar, h. 18.

Page 23: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

kerja waktu tertentu yang lama, pembaharuan perjanjian kerja waktu

tertentu ini hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali dan paling lama 2 (dua)

tahun (ayat (6)).

2. Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tentu

Menurut Abdul Khakim, perjanjian kerja untuk waktu tidak tentu ini

merupakan suatu perubahan dari perjanjian kerja untuk waktu tertentu

yang disebabkan sebagai salah satu akibat ketidakcermatan dalam

menyusun suatu perjanjian kerja.28 Perubahan ini diatur dalam Pasal 57

ayat (2) yang menentukan bahwa,

“Perjanjian kerja untuk waktu tertentuyang dibuat tidak tertulisbertentangan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)dinyatakan sebagai perjanjian kerja untuk waktu tidak tentu.”

Begitu juga dalam Pasal 59 ayat (7) yang menentukan bahwa,

“Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang tidak memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (4), ayat (5), danayat (6) maka demi hukum menjadi perjanjian waktu tidak tertentu.”

Pasal 1603g KUHPerdata menyatakan bahwa, “Jika lamanyahubungan kerja tidak ditentukan baik dalam perjanjian atau reglement,maupun dalam peraturan perundang-undangan ataupun pula menurutkebiasaan, maka hubungan kerja itu dipandang diadakan untuk waktutidak tentu.”

Dengan demikian perjanjian kerja untuk waktu tidak tentu adalah suatu

jenis perjanjian kerja yang umum dijumpai dalam suatu perusahaan, yang

28 Abdul Khakim, op.cit, h. 71.

Page 24: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

tidak memiliki jangka waktu berlakunya, baik dalam perjanjian, undang-

undang ataupun dalam kebiasaan.29

Dalam pengertian tersebut, bagi pekerja/buruh perjanjian kerja untuk

waktu tidak tentu dapat berlaku terus, sampai:30

1) Memasuki usia pensiun;

2) Diputus hubungan kerjanya karena melakukan kesalahan;

3) Meninggal dunia;

4) Melakukan tindak pidana.

Mengingat di dalam hubungan kerja ini tidak terbatas waktunya, maka

sewaktu-waktu para pihak dapat memutuskan hubungan kerja. Hal ini bisa

terjadi apabila pengusaha tidak cocok atau pekerja/buruh melakukan suatu

kesalahan, atau melanggar aturan yang berlaku. Pekerja/buruh pun dapat

mengundurkan diri apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, dan lain

sebagainya. Dengan demikian, ada suatu kebebasan kedua belah pihak untuk

melanjutkan atau tidak hubungan kerja.31

29 Zaeni Asyhadie, op.cit, h. 65.

30 Zaeni Asyhadie, loc.cit.

31 Soedarjadi, 2008, Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia: Panduan Bagi Pengusaha,Pekerja, Dan Calon Pekerja, Pustaka Yustitia, Yogyakarta, h. 62.

Page 25: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

e. Kewajiban para Pihak dalam Perjanjian Kerja

Kewajiban para pihak dalam suatu perjanjian disebut prestasi, yang di mana

suatu pihak yang memperoleh hak-hak dari perjanjian itu juga menerima kewajiban-

kewajiban yang merupakan kebalikan dari hak yang diperolehnya, dan sebaliknya

suatu pihak yang memikul kewajiban-kewajiban juga memperoleh hak yang dianggap

sebagai kebalikan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya.32

Hal tersebut berarti bahwa sesuatu yang menjadi hak dari pekerja/buruh akan

menjadi kewajiban dari pengusaha atau pemberi kerja, begitu juga sebaliknya bahwa

sesuatu yang menjadi hak dari pengusaha merupakan kewajiban dari pekerja.

1. Kewajiban Pekerja

Dalam KUHPerdata ketentuan mengenai kewajiban pekerja diatur dalam

Pasal 1603, 1603a, 1603b, dan 1603c, yang pada intinya adalah sebagai

berikut.33

1) Pekerja wajib melakukan pekerjaan. Melakukan pekerjaan merupakan

tugas utama yang harus dilakukan sendiri oleh pekerja, apalagi

pekerjaan itu adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian tertentu

yang akan menimbulkan ketidakmungkinan untuk diganti oleh orang

32 Zaeni Asyhadie, op.cit, h. 68.

33 Lalu Husni, op.cit, h. 71.

Page 26: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

lain.34 Pekerjaan yang dilakukan pekerja bersifat pribadi, sehingga

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan jika pekerja

meninggal dunia, maka hubungan kerja berakhir dengan sendirinya

(PHK demi hukum).

2) Pekerja wajib menaati aturan dan petunjuk pengusaha. Aturan atau

petunjuk pengusaha sangat wajib untuk ditaati oleh pekerja demi

kelancaran tata tertib atau jalannya perusahaan. Aturan atau petunjuk

tersebut ditujukan kepada pekerja selama pekerja tersebut

melaksanakan pekerjaannya. Aturan tersebut biasanya dituangkan

dalam peraturan perusahaan sehingga jelas ruang lingkupnya.

3) Kewajiban membayar ganti rugi dan denda. Jika pekerja melakukan

perbuatan yang merugikan perusahaan baik secara sengaja ataupun

tidak, maka pekerja wajib membayar ganti kerugian dan denda. Jika

kerugian yang diderita perusahaan tidak dapat atau sulit diganti dengan

uang, pengadilan akan menetapkan sejumlah uang menurut keadilan

sebagai ganti rugi.

Pasal 1601w KUHPerdata menentukan, “Jika salah satu pihakdengan sengaja atau dengan kesalahannya berbuat berlawanandengan salah satu kewajibannya dan kerugian yang karenanyadiderita pihak lawan tidak dapat dinilai dengan uang,pengadilan akan menetapkan sejumlah uang sebagai gantirugi.”

34 Zaeni Asyhadie, op.cit, h. 70.

Page 27: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

2. Kewajiban Pengusaha/Pemberi Kerja

1) Kewajiban membayar upah. Dalam hubungan kerja, kewajiban utama

bagi pengusaha adalah membayar upah kepada pekerjanya yang telah

melakukan pekerjaan.

2) Kewajiban memberikan surat keterangan. Kewajiban ini didasarkan

pada ketentuan Pasal 1602a KUHPerdata yang menentukan bahwa

pengusaha wajib memberikan surat keterangan yang diberi tanggal dan

dibubuhi tanda tangan.35 Surat keterangan ini dibutuhkan oleh pekerja

jika nantinya ia berhenti bekerja sebagai tanda pengalamannya bekerja

di perusahaan. Surat tersebut sangat penting bagi pekerja sebagai bekal

mencari pekerjaan baru.

3) Kewajiban lainnya, seperti memberi waktu istirahat dan cuti kepada

pekerja. Hal tersebut sangat penting bagi pekerja untuk mengatasi

kejenuhannya menjalani pekerjaan. Sesuai dengan yang telah

ditentukan oleh UUK Pasal 79 ayat (2), cuti tahunan dapat diberikan

sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja, dan pekerja juga berhak

atas cuti panjang selama 2 (dua) bulan setelah terus-menerus bekerja

selama 6 tahun.

2.2.3 Hubungan Industrial

35 Lalu Husni, Op.cit., h. 74.

Page 28: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

Istilah hubungan industrial merupakan kelanjutan dari istilah Hubungan

Industrial Pancasila (HIP) yang terjemahan dari istilah hubungan perburuhan. Istilah

perburuhan ini memberi kesan yang sempit seakan-akan hanya menyangkut

hubungan antara pengusaha dan pekerja. Padahal hubungan industrial adalah

hubungan yang menyangkut aspek yang sangat luas, yakni aspek social budaya,

psikologi, ekonomi, politik hukum dan hankamnas, sehingga hubungan industrial

tidak hanya meliputi pengusaha dan pekerja, namun melibatkan pemerintah dan

masyarakat dalam arti luas.36

Hubungan Industrial Pancasila adalah suatu system yang terbentuk antara

pelaku dalam proses produksi barang dan jasa (pengusaha, pekerja dan pemerintah)

yang didasarkan atas nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 yang tumbuh dan

berkembang di atas kepribadian bangsa dan kebudayaan nasional Indonesia.37

Fungsi dari para pelaku dalam hubungan industrial dapat dibagi 3 (tiga)

fungsi, yaitu:38

1. Fungsi pemerintah yaitu menetapkan kebijakan, memberi pelayanan,

melaksanakan pengawasan, dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran

36 Asri Wijayanti, op.cit, h. 56.

37 Faisal Salam, 2009, Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Mandar Maju,Bandung, h. 56.

38 Ibid, h. 57.

Page 29: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

peraturan undang-undang ketenagakerjaan (Pasal 102 ayat (1) UU

Ketenagakerjaan).

2. Fungsi pekerja dan serikat pekerja yaitu menjalankan pekerjaan sesuai dengan

kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan

aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan dan keahliannya,

memajukan perusahaan, memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta

keluarganya (Pasal 102 ayat (2) UU Ketenagakerjaan).

3. Fungsi pengusaha dan organisasi pengusahanya yaitu menciptakan kemitraan,

mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja dan memberikan

kesejahteraan pekerja secara terbuka, demokratis dan berkeadilan (Pasal 102

ayat (3) UU Ketenagakerjaan).

Sesuai ketentuan Pasal 1 angka 16 UU Ketenagakerjaan, Hubungan Industrial

adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses

produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh dan

pemerintah yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Page 30: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

Guna mewujudkan falsafah hubungan industrial dalam hubungan kerja sehari-

hari mutlak perlu suasana yang kondusif dalam lingkungan kerja. Terciptanya

suasana tersebut dapat terwujud bila didukung sarana-sarana, antara lain:39

a. Serikat pekerja/serikat buruh

Organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di

perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,

demokratis, dan bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela serta

melindungi hak, dan kepentingan pekerja/buruh, serta meningkatkan

kesejahteraan pekerja/buruh, dan keluarganya.

b. Organisasi pengusaha

Organisasi yang dibentuk pengusaha yang secara khusus menangani bidang

hubungan industrial dan ketenagakerjaan dalam pelaksanaan hubungan

industrial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai salah

satu sarana utama terwujudnya kesejahteraan social dan ekonomi dalam dunia

usaha.

c. Lembaga Kerjasama Bipartit

Suatu lembaga yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan serikat

pekerja/buruh yang sudah yang sudah tercatat di instansi yang bertanggung

39 Abdul Khakim, op.cit, h. 91.

Page 31: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

jawab dibidang ketenagakerjaan, di mana lembaga ini merupakan forum

komunikasi dan konsultasi untuk memecahkan masalah bersama yang

berkaitan dengan hubungan industrial.40

d. Lembaga Kerjasama Tripartit

Suatu lembaga konsultasi dan forum komunikasi sebagai wadah untuk

memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan industrial

yang anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha, serikat

pekerja/buruh, dan pemerintah.41

e. Peraturan Perusahaan

Pasal 1 angka 20 UU Ketenagakerjaan memberi pengertian Peraturan

Perusahaan sebagai peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang

memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.

f. Perjanjian Kerja Bersama

Awalnya disebut dengan istilah Perjanjian Perburuhan, kemudian menjadi

Kesepakatan Kerja Bersama (KKB), dan terakhir menjadi Perjanjian Kerja

Bersama yang merupakan perjanjian hasil perundingan antara serikat

pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat

40 Faisal Salam, op.cit, h. 59.

41 Ibid.

Page 32: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan

pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang

memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak. Hal ini

diatur di dalam ketentuan Pasal 1 angka 21 UU Ketenagakerjaan.

g. Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan

h. Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Dalam hal ini adalah Pengadilan Hubungan Industrial yang sudah dibentuk

berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004. Pengadilan ini

merupakan salah satu pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan umum.

2.2.4 Pemutusan Hubungan Kerja

Alasan-alasan Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan pengakhiran hubungan kerja

karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara

pekerja dan pengusaha. PHK terjadi bisa atas kehendak pengusaha karena pekerja

telah melakukan kesalahan ataupun karena perusahaan mengalami suatu

permasalahan, namun bisa juga terjadi atas kehendak pekerja dengan alasan dan

prosedur tertentu.

Dalam Pasal 1 angka 25 UU Ketenagakerjaan, yang dimaksud dengan

pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal

Page 33: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh

dan pengusaha.

Dalam hal PHK yang terjadi karena berakhirnya waktu yang telah ditentukan

dalam perjanjian kerja, tidak menimbulkan permasalahan terhadap kedua belah pihak

(pekerja maupun pengusaha) karena pihak-pihak yang bersangkutan telah mengetahui

saat berakhirnya hubungan kerja tersebut, sehingga masing-masing telah

mempersiapkan diri dalam menghadapi hal tersebut. Lain halnya dengan PHK yang

terjadi karena adanya perselisihan, keadaan ini membawa dampak nantinya terhadap

kedua belah pihak, khususnya terhadap pihak pekerja yang notabene memiliki

kedudukan yang lemah jika dibandingkan dengan pihak pengusaha.

PHK biasanya dianggap memiliki makna konotasi yang negatif, karena dinilai

terjadi karena pihak pekerjalah yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Jika dilihat

lagi, PHK dapat terjadi oleh beberapa macam alasan yang telah diatur di dalam UU

Ketenagakerjaan, yaitu:

1) Pekerja/buruh Melakukan Kesalahan Berat

Pasal 158 ayat (1) UU Ketenagakerjaan menentukan bahwa, “Pengusahadapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh dengan alasanpekerja/buruh telah melakukan kesalahan berat sebagai berikut.

a. melakukan penipuan, pencurian dan penggelapan baranag dan/atau uangmilik perusahaan;

b. memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikanperusahaan;

c. mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/ataumengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya dilingkungankerja;

Page 34: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

d. melakukan perbuatan asusila atau perjudian dilingkungan kerja;e. menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja

atau pengusaha di lingkungan kerja;f. membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk mekukan perbuatan yang

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;g. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan

bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagiperusahaan;

h. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusahadalam keadaan bahaya di tempat kerja;

i. membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnyadirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara; atau

j. melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancampidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

Alasan PHK berupa kesalahan berat pada Pasal 158 ayat (1) tersebut harusdidukung dengan bukti (ayat (2)) misalnya:

a. pekerja/buruh tertangkap tangan;

b. ada pengakuan dari pekerja/buruh yang bersangkutan; atau

c. bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yangberwenang di perusahaan yang bersangkutan dan didukung olehsekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.

2) Pekerja/buruh Diduga Melakukan Tindak Pidana

Diatur dalam Pasal 160 ayat (1) yang menyebutkan bahwa, “Dalam halpekerja/buruh ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindakpidana bukan atas pengaduan pengusaha.”

3) Pekerja/buruh Melakukan Pelanggaran Ketentuan yang diatur dalamPerjanjian Kerja

Ditentukan dalam Pasal 161 ayat (1) bahwa pekerja/buruh yang melakukanpelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturanperusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukanpemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutandiberikan surat peringatan pertama kedua dan ketiga secara berturut-turut.

4) Pemutusan Hubungan Kerja karena terjadi Perubahan Status, Penggabungan,Peleburan atau Perubahan Kepemilikan Perusahaan

Page 35: “merge” dalam bahasa Inggris yang berarti...Merger yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di dalam bidang atau jenis usaha yang sejenis tetapi berbeda dalam tingkat operasinya,

Pasal 163 ayat (1) menyebutkan, “Pengusaha dapat melakukan pemutusanhubungan kerja terhadap pekerja/buruh dalam hal terjadi perubahankepemilikan perusahaan dan pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkanhubungan kerja.”

Pasal 163 ayat (2) menyebutkan, “Pengusaha dapat melakukan pemutusanhubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena perubahan status,penggabungan, atau peleburan perusahaan dan pengusaha tidak bersediamenerima pekerja/buruh di perusahaannya.

5) Pemutusan Hubungan Kerja karena Likuidasi

Ditentukan dalam Pasal 164 ayat (1) bahwa, “Pengusaha dapat melakukanpemutusan hubugang kerja terhadap pekerja/buruh karena perusahaan tutupyang disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus-menerusselama 2 (dua) tahun, atau keadaan memaksa (force majeur).”

6) Perusahaan mengalami Pailit

Diatur di dalam Pasal 165, bahwa “Pengusaha dapat melakukan pemutusanhubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena perusahaan mengalami pailit.”

7) Pekerja/buruh Mangkir Selama 5 (lima) hari berturut-turut

Diatur dalam Pasal 168 ayat (1) bahwa, “Pekerja/buruh yang menagkir selama 5(lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yangdilengkapi dengan bukti yang sah dan telah terpanggil oleh pengusaha 2 (dua) kalisecara patut dan tertulis dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikanmengundurkan diri.”