Anorganik II 2009

download Anorganik II 2009

If you can't read please download the document

description

laporan

Transcript of Anorganik II 2009

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

LAPORAN TETAP PRAKTIKUMANORGANIK II

DISUSUN :IDAYULIANA (GIC006025)IRMA DIAN SARI (G1C007012)MIRWAN HASAN AZIZ (G1COO7022)SYAMSUL HIDAYAT (G1C007041)WINDA PERMATASARI (G1C007048)

JURUSAN KIMIAFAKULTAS MIPAUNIVERSITAS MATARAM

2009KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kami nikmat kesehatan dan ilmu pengetahuan sehingga kami dapat membuat laporan tetap praktikum Anorganik II ini. Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir semester untuk mata kulpiah Anorganik II. Adapun isi dari laporan ini adalah kumpulan dari laporan-laporan mingguan praktikum Anorganik II yang meliputi ; praktikum Pemurnian NaCl,Pembuatan AlK(SO4)2.12H2O, Kimia Mangan, Pembuatan Kristal CUSO4.5H2O dan Pembuatan garam Kompleks dan Garam rangkap dari tembaga. Kami sadar sebagai penulis bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan, sehingga apabila ada kesalahan dalam laporan kami ini, mohon dimaklumi. Mengingat kami masih dalam proses pembelajaran dalam membuat laporan ini.

Selamat membaca................

Januari 2010-01-01Hormat kami,

Penulis

ACARA IPEMURNIAN NaCl

PELAKSANAAN PRAKTIKUM Tujuan Praktikum : Memahami Prinsif Pemurnian Dan Pengkristalan Garam NaCl

Waktu Praktikum : Kamis, 15 Oktober 2009

Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Lantai II, Fakultas MIPA, Univarsitas Mataram

LANDASAN TEORINatrium adalah logam alkali yang dibutuhkan paling banyak untuk keperluan industri. Logam natrium dapat digunakan dalam berbagai sintesis senyawa natrium seperti pembuatan NaOH, Cl2 dan Na2CO3. Seperti logam-logam alkali yang, natrium tidak di temukan dalam keadaan murni alam karena reaktivitasnya yang sangat tinggi. Natrium melimpah di litosfer sebanyak 2,6%. Terdapat sejumlah besar dalam kandungan batuan garam, NaCl dan dihasilkan dari penguapan air laut dalam jangka waktu geologis sehingga tidak perlu dibuat karena terdapat deposit yang sangat besar di alam. Danau garam besar di kutub dan laut mati di israel merupakan proses penguapan yang masih berlangsung saat ini. ( Sugiarto, 2003: 3: 9 ).

(Rositawati, 2013)Garam dapur atau natrium klorida adalah zat padat yang berwarna putih yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisaai HCl dengan NaOH berair. NaCl nyaris tidak dapat larut dalam alkohol, tetapi larut dalam air sambil menyedot panas. Perubahan kelarutannya sangat kecil dengan suhu. Garam normal adalah suatu garam yang tak mengandung hidrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur. Larutan berair dari garam normal tidak selalu netral terhadap indikator misalnya lakmus. Garam rangkap yaitu garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam terbentuk( Arsyad,2001).Kristalisasi adalah proses pembentukan fase padat(kristal). Komponen tunggal dari fase cair (larutan atau lelehan) yang meliputi komponen dan dilakukan dengan cara pendinginan, penguapan dan atau pengkombinasian pendinginan dan penguapan. Proses pembentukan kristal dilakukan dalam tiga tahap, yaitu (1) pencapai kondisi super / lewat jenuh (supersaturation), (2) pembentukan inti kristal (3) pembentukan inti kristal menjadi kristal (kristal growth). Kondisi super jenuh juga dapat dicapai dengan pendinginan, penguapan, penambahan presifitan atau sebagai akibat dari reaksi kimia antara dua fase yang homogen. Sedangkan pembentukan inti kristal terjadi setelah kondisi super/ lewat jenuh (supersaturated) tercapai (Paryanto,2007).Ukuran kristal yang terbentuk selama proses pengendapan, tergantung pada dua faktor penting yaitu kaju pembentukan inti (nukleus) dan laju pertumbuhan kristal. Jika laju pembentukan inti tinggi banyak sekali kristal yang akan terbentuk, tetapi tak satupun dari inti akan tumbuh menjadi terlalu besar. Jadi terbentuk endapan yang terdiri dari partikel-partikel kecil. Laju pembentukan inti tergantung pada derajat lewat jenuh dari larutan. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besar kemungkinan untuk membentuk inti baru, jadi makin besarlah laju pembentukan inti. Laju pertumbuhan kristal adalah faktor lain yang mempengaruhi ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan berlansung. Jika laju ini tinggi, kristal-kristal yang besar akan terbentuk yang dipengaruhi oleh derajat lewat jenuh (Vogel, 1979).

ALAT DAN BAHAN

Alat Praktikum

Gelas Kimia 400 mLGelas Ukur 100 mLGels Ukur 50 mL NeracaBatang PengadukCorongPipet TetesMortarPipa KacaStatif Dan KlemPipa BengkokTissue

Bahan Praktikum

Garam Dapur KotorH2SO4 PekatAquadistilataKertas Saring

SKEMA KERJA50 gram garam dapur

Larutkan sedikit demi sedikit dalam air 100 mL sampai jenuh

Catat berapa sisa garam

Alirkan gas HCl perlahan sampai ada butiran endapan (20-30 menit) Gas HCl dibuat dengan mereaksikan garam dapru dengan H2SO4 Saring endapan dengan corong buchner

Hasil

Cuci dengan air dinginKeringkan dalam oven pada suhu 200oC

Endapan

HASIL PENGAMATAN

Berat gelas kimia = 103,71 gram

Berat gelas kimia + garam = 154,56 gramBerat garam eksperimen = (berat gelas kimia + garam) berat gelas kimia = 154,56 gram - 103,71 gram = 50,71 gramBerat garam sisa = 17,01 gramBerat garam yang digunakan = 50,71 gram 17,01 gram = 33,7 gramKristal yang diperoleh + kertas saring = 3,29 gramBerat kertas saring = 0,90 gramBerat kristal = 3,29 gram - 0,90 gram = 2,39 gram

ANALISIS DATA

Persamaan ReaksiNa+(aq) + Cl-(aq) NaCl (s)

NaCl(s) H2O(aq) NaOH(aq) + HCl(aq)2 NaCl(s) + H2SO4(aq) Na2SO4aq() + 2HCl(aq) Perhitungan Dik : Gram kristal NaCl = 2,39 gram

Gram garam yang dipakai = 32,97 gram Dit : Kadar NaCl murni ....? Jawab : Kadar NaCl murni = gram kristal NaClX 100 % Gram garan yang diperlukan = 2, 39 gramX 100% 32,97 gram = 7,249 gram

PEMBAHASAN

Garam merupakan bahan baku untuk membuat berbagai macam zat yang penting. Garam merupakan bahan baku langsung dari natrium dalam bebagai macam senyawa seperti NaOH, NaHCO3 dan Na2SO4 yang penerapanya sangat luas.

NaCL merupakan salah satu contoh padatan ionik karena tersusun atas ion-ion berlawanan muatan yang saling tarik menarik. NaCL memiliki sifat khasnya,misalnya Na yang muda meledak bila bereaksi dengan air dan ternyata justru berlainan dengan sifat dengan NaCL yang cendrung muda larut dalam air dan terionisasi. Disebabkan karena adanya pengaru anion-anion yang diikat oleh Na dalam NaCL dan menghilang sifat asli dari Na. Metode pemurnian yang digunakan adalah rekristalisasi didasarkan pada perbedaan daya larut antara zat yang dimurnikan dengan kotoran dalam suatu pelarutan tertentu. Ada beberapa syarat suatu pelarutan dapat digunakan adalah dapat memberikan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan pengotor, tidak meningalakan zat pengotor pada kristal,muda di pisahkan dari kristal

Dalam percobaan ini kita pelajari cara memurnikan natrium klorida yang berasal dari garam dapur dengan mengunakan air sebagai pelarut. Dan bertujuan memahami prinsip pemurnian dan pengkristalan garam NaCL. Garam dilarutkan dengan air sampai menjadi larutan jenuh. Agar didapat NaCL berlebih.setelah itu di saring agar didapat filtrat jernih. Fungsi penambahan H2SO4 adalah untuk pembuatan gas HCL pelarutan ini juga mengakibatkan NaCL terionisasi dalam air. Garam NaCL dilarutkan ke dalam air agar pengotor-pengotor berupa patikel padat bisa terlepas dan bisa menjadi koloid dalam larutan sehingga dapat terkumpul saat disaring. Filtrat hasil penyaringan tersebut akan digunakan untuk proses kristalisasi. Kristalisasi dilakukan dengan mengunakan uap gas HCL,yang berfungsi untuk menghasilkan gelembung-gelembung udara yang dapat menghasilkan kristal, dan untuk memisahkan endapan yang merupakan zat pengotor . Bentuk kristal garam dapur setelah dilakukan proses rekristalasasi adalah strukturnya lebih lembut dan berwarna putih bersih kristal yang diperoleh kemudian di timbang, dari rendemennya diperoleh berat kristal sebasar 7,249%

KESIMPULAN

1. Pemurnian garam dapur dapat dilakukan dengan mengunakan

prinsip rekritalisasi dengan penguapan 2. Rekristalisasi adalah metode pemurnian bahan dalam hal ini adalah garan dapur dengan pebentukan kristal 3. Fungsi H2SO4 adalah untuk pembuatan gas HCL 4. Fungsi gas HCL adalah untuk membuat gelembung-gelembung udara sehingga menghasilkan kristal garam murni.Metode pemurnian yang digunakan adalah rekristalisasi di dasarkan

pada perbedaan daya larut antara zat yang dimurnikan dengan kotoran dalam suatu pelarutan tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad , M. Natsiri. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah . Jakarta. Gramedia

Cotton , F . Albert . 2007. Kimia Anorganik Dasar . Jakarta . UI press

Sugiyarto , Kristian H. 2003 . Dasar-Dasar Kimia Anorganik Logam . Yogyakarta. UNY

Paryanto , I .2007. Pengaruh Penambahan Garam Halus Pada Proses Kristalisasi Garam Farmasetis Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia , Vol. II No. 9 ( Hal 5-9 )

Vogel . 1979. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka

ACARA IIPEMBUATAN AlK(SO4)2.12H2O

PENDAHULUAN PRAKTIKUMTujuan:- Memahami beberapa aspek tentang unsur aluminiumMembuat tawas Hari,tanggal: Kamis, 23 oktober 2009Tempat: Laboratorium Kimia MIPA Universitas Mataram

LANDASAN TEORI Nama alumunium di turunkan dari kata alum yang menunjuk pada senyawa garam rangkap KAl(SO4)2. 12H2O. kata ini berarti garam pahit. tAlumunium dengan konfigurasi elektron [10 Ne]352,3p1 mempunyai tingkat oksidasi +3 dalam senyawanya. Logam alumunium tahan terhadap korosi udara, halmini disebabkan karena reaksi antar logam alumunium dengan oksigen udara menghasilkan oksida Al2O3 yang merupakan lapisan non pori dan membungkus permukaan logam tersebut sehingga tidak akan terjadi reaksi lanjut (Sugiyarto, 2003 : 42).

Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang disebut dari molekul air dan dua jenis garam. Salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium juga sering dikenal dengan alum., yang permulanya K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal aktahedral atau kubus. Ketika kalium sulfat dan alumunium sulfat dilarutkan kemudian didinginkan larutan alum kalium tersebut brsifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kristal alum alium dipanaskan, terjadi pemisahan secara kimia dan sebagian garam yang terhidrasi larut dalam air. (htt :// Endiarto.com).Karena ukurannya ukurannya yang keil dan muatannya yang tinggi, Al3+ membentuk serangkaian ion kompleks yang cukup stabil dengan ion fluorida dalam padatan kriolit. Dengan larutan yang lebih besar kecendrungan Al3+ memben kompleks berkurang. Dibandingkan dengan unsur transisi, alumunium membentuk lebih sedikit ion kompleks, kemugkinan disebabkan oleh kecendrungan yang lebih rendah untuk membentuk ion kovalen (purwoko 2001 : 22)Alumunium adalah logam yang kuat, keras dan berwarna putih. Meskipun sangat elektro positif ia juga tahan terhadap korosi karena lapisan oksida yang kuat pada permukaannya. Alumunim larut dalam asam mineral yang encer, tetapi ddi pasifkan ole asam nitrat pekat. Bila pengaruh lapisan oksida di rusak, misalkan dengan menggoreskan atau amaloasi penyerangan cepat meskipun dengan air sekalipun dapat terjadi. Larutannya mudah bereaksi dengan NaOH panas, halogen dan non logam ( cotton,2007:287-288).Alum kalium sulfat [AlK(SO4)2.12H2O] merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium sulfat merupakan senyawa yang tidak berwarna. Jika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya di larutkan dan di dinginkan akan terbentuk kristal. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kristalin alum kalium di panaskan terjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Alum kalium sulfat [AlK(SO4)2.12H2O] memiliki titik leleh 900C (http://www.encarta.com).analisis kandungan aluminium dalam beberapa kaleng bekas. Kandungan aluminium dalam kaleng bekas berkisar antara 1,41% dan 16,04%. Aluminium yang terkandung dalam kaleng dimanfaatkan untuk membuat tawas. Tawas yang dihasilkan mampu menjernihkan air. Pembuatan tawas dilakukan dengan penambahan asam sulfat pada senyawa Dalam reaksinya, penambahan H2SO4 pada aluminium akan membentuk Al(OH) 3 bersama-sama dengan K[Al(OH)4], namun setelah berlebih H2SO4 melarutkan Al(OH)3 menjadi Al berupa larutan bening tak berwarna. Senyawa Al2(SO4)3 yang terbentuk pada reaksi akan bereaksi kembali dengan K2SO44 membentuk kristal yang diperkirakan adalah KAl(SO4)2.12H2O berwarna putih. Reaksinya adalah : OPTIMASI JUMLAH TAWAS UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131. Koagulasi adalah peristiwa pembentukan atau penggumpulan partikel-partikel kecil menggunakan zat koagulan. Tawas merupakan zat koagulan yang telah banyak digunakan dalam proses koagulasi. Pada saat penambahan tawas yang berlebihan dalam air keruh, maka ion H+ yang terbentuk juga semakin banyak pula, yang artinya pH menjadi turun sehingga mengganggu kestabilan flok yang telah terbentuk. Flok tersebut kembali pecah menjadi flok yang lolos saring. Pada pH < 7 terbentuk Al(OH)2+, Al(OH)24+, Al2(OH)4+. Dengan adanya ion positif yang banyak, akan lebih banyak mendestabilisasi muatan negatif zat pengeruh.

ALAT DAN BAHANAlat-alat :

a. Gelas kimia 100mlPemanas listrikCorong Cawan penguapanBatang pengadukTissueTermometer Erlenmeyer 250 mlNeraca analitikbahan-bahan:

a. Al2(SO4)3.18H2Ob. K2SO4c. Aquadestd. Kertas saring

SKEMA KERJA33,4gr Al2(SO4).18H2O larutkan dalam 25ml air 80C

8,7gr K2SO4 dilarutkan dalam 50 ml air

- di campurkanLarutan III :

Dinginkan pada suhu kamar

Hingga terbentuk kristal

Cuci dengan sedikit air dingin dan keringkan kristal dengan kertas saring

Hasil :

HASIL PENGAMATANBerat K2SO4 = 2,90 gram

Aquadest= 16,5 ml+ 1,5 ml=18 ml

Al2(SO4).18H2O= 11,13 gr + 9 ml aquadest

Suhu Al2(SO4)= 70 C

Suhu saat di campurkan=56 C

Berat cawan= 40,90 gr

Berat kristal= 55,73 gr- 40,90 gr

= 14,83 gr NoCara KerjaHasil pengamatan1

2

3

Al2(S04)3.18H2O + H2O lalu dipanaskan

K2SO4 +H2O

Campuran larutan di dinginkanAl2(S04)3.18H2O melarut

K2SO4 melarut, sebagian kecil tidak, mungkin telah jenuh

Didapat kristal putih dengan berat 14,83 gr

ANALISIS DATAPersaman Reaksi

Al2(SO4)3.18H2O(S) + H2O(l) 2Al3+(aq) + 3SO42-(aq) + 19H2O(l)

K2SO4(s) + H2O(l)2K+ +SO42-(aq) + H2O(l)

Al2(SO4)3.18H2O(S) + K2SO4(s) 2AlK(SO4)2.12H2O(S)

Perhitungan

Berdasarkan Teori

Dik :- Berat Al2(SO4)3.18H2O = 11,13gr (Mr = 666)Berat K2SO4 = 2,9gr ( Mr = 174)

- Mr AlK(SO4)2.12H2O = 474

Dit : Berat AlK(SO4)2.12H2O ?Jawab:Reaksi :Al2(SO4)3.18H2O(S) + K2SO4(s) 2AlK(SO4)2.12H2O(S)1: 1:2Mol Al2(SO4)3.18H2O = Mol K2SO4= Mol AlK(SO4)2.12H2O =1 mol Al2(SO4)3.18H2O =2 x mol K2SO4

= 2 x 0,0167 mol=0,0334 molGram AlK(SO4)2.12H2O = mol x Mr

= 0,0334 mol x 474 gr/mol =15,83 gram

Berdasarkan Percobaan

Berat Kristal = 14,83 gram

% Berat Kristal AlK(SO4)2.12H2O

= = 93,68 %

% Galat

% Galat = 100 % - 93,68 % = 6,32 %

PEMBAHASANAlum merupakan salah satu senyawa kimia yang di buat dari molekul air dan dua jenis garam. Alum kalium sering juga di kenal dengan alum, mempunyai rumus formula yaitu AlK(SO4)2.12H2O. Alum kalium sulfat merupakan jenis alum yang paling penting. Pada praktikum kali ini kita melakukan percobaan pembuatan tawas atau alum kalium sufat [AlK(SO4)2.12H2O]. Dimana tawas ini di buat dari campuran molekul air dan dua jenis garam.

Pada percobaan ini dua jenis garam yang di gunakan adalah Al2(SO4)3.18H2O dan K2SO4. untuk garam pertama yaitu Al2(SO4)3.18H2O dilarutkan dalam air disertai pemanasan, sebab garam ini mengandung aluminium sulfat yang kurang dapat larut dalam air dingin. Kemudian saat pemanasan dilakukan , suhu saat pencampuran diperhatikan tidak boleh lebih dari 80C, sebab apabila lebih ditakutkan hidrat pada garam tersebut akan terhidrolisis. Berbeda dengan garam kedua, yaitu K2SO4 yang cukup di larutkan di dalam air dingin biasa tanpa perlu memperhatikan suhu, karena suhu kamar cukup untuk melarutkan garam ini.Langkah selanjutnya yaitu mencampurkan larutan garam pertama [Al2(SO4)3.18H2O] dengan larutan garam kedua [K2SO4]. Pencampuran kedua larutan ini menghasilkan tawas dengan reaksi sbb: Al2(SO4)3.18H2O(S) + K2SO4(s) 2AlK(SO4)2.12H2O(S)Campuran ini lalu di dinginkan dan setelah pendinginan / di biarkan pada cawan penguapan selama sehari diperoleh kristal tawas yang berentuk oktahedral atau kubus 9http;//endiarto.com).Dari percobaan ini di peroleh tawas seberat 14,83 gram. Padahal secara teori berat tawas yang diperoleh adalah 15,83 gram. % tawas yang di peroleh adalah 93,68% dengan galat sebesar 6,32%. Data ini menunjukkan bahwa ada sejumlah kecil berat tawas yang hilang pada percobaan. Hal ini bisa terjadi misalnya disebabkan oleh kurang telitian praktikan saat menimbang atau ada sebagian campuran larutan yang tumpah saat di pindahkan pada cawan pengupan.

KESIMPULAN tawas merupakan campuran dari molekul air dengan dua jenis garam.pada percobaan ini garam Al2(SO4)3.18H2O di larutkan dengan pemanasan karena ia sukar larut dalam air dinginpada pemanasan suhu tidak boleh lebih dari 80C karena ditakutkan hidrat pada garam ini akan terhidrolisiskristal tawas yang terbentuk oktahedral dapat di peroleh setelah campuran dua garam [Al2(SO4)3.18H2O dan K2SO4] di dinginkanalum kalium sulfat [AlK(SO4)2.12H2O] yang terbentuk merupakan senyawa yang tidak berwarna dan tidak berbau mempunyai sifat asam dengan pH = 3,0-3,5pada percobaan ini persentase tawas yang di peroleh sebesar 93,68%alum kalium sulfat ini banyak di gunakan untuk pemurnian air, penyamakan kulit, agen koagulasi lateks karet, pengaturan pewarnaan dan fire proofing

DAFTAR PUSTAKA

Cotton,F. Albert.2007. Kimia Organik Dasar. Jakarta : UI-PressmanurungPurwoko,Agus abhi. 2001. Kimia Unsur. Mataram : UNRAM-PressputraSugiarto,kristian. 2003. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta : UNY-Press

ACARA IIIKIMIA MANGAN

PELAKSANAAN PRAKTIKUM1. Tujuan Praktikum : Mempelajari pembuatan senyawa mangan IV dan mangan III beserta sifat sifatnya.

2. Waktu Praktikum : Kamis, 29 Oktober 20093. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar UPT MIPA Universitas Mataram

LANDASAN TEORIKarena logam mangan reaktif terhadap oksigen maka unsur ini tidak ditemui dalam keadaan bebas di alam. Batu batuan kerak bumi mengandung kira kira 0,11% massa atau sekitar 1066 ppm. Mangan merupakan unsur yang terbanyak keduabelas, dan ketiga untuk unsur unsur transisi setelah besi dan titanium. Karena tingkat oksidasinya sangat bervariasi, unsur ini terdistribusi di alam lebih dari tiga ratus macam mineral, dan dua belas di amtaranya merupakan mineral penting yang diperdagangkan (Sugiyarto,2003:5.35).

Tingkat oksidasi tertinggi untuk mangan sesuai dengan jumlajh total elektron 3d dan 4s, tetapi hanya terjadi dalam senyawaan okso MnO4-, MnO2, dan MnO3F. Senyawaan senyawaan ini menunjukkan beberapa kemiripan dengan senyawa halogen yang sesuai. Garam mangan II kebanyakan larut dalam air. Penambahan OH- dalam larutan Mn2+ menghasilkan hidroksida berupa gelatin putih dan akan cepat menjadi gelap dalam udara akibat oksidasi (Cotton,2007,458).Mangan teroksidsasi oleh udara terbuka oada bagian luarnya, tetapi akan terbakar dalam keadaan serbuk halus. Logam mangan juga bereaksi dengan air dan membebaskan gas hidrogen, serta mudah larut dalam larutan asam memventuk ion mangan II. Dengan unsur unsur non logam tidak reaktif, tetapi sering bereaksi hebat dengan pemanasan. Jadi mangan terbakar dalam oksigen,nitrogen, kluorin dan fluorin menghasilkan Mn3O4, Mn3N2, MnCl2, MnF2, dan MnF3 (Sugiyarto,2003:5.37).Kegunaan mangan yang paling penting adalah dalam produksi baja, dan untuk ini biasanya digunakan campuran besi mangan yaitu feromangan. Pada produksi baja Mn berpartisipasi pada pemurnian besi melalui reaksi dengan belerang dan oksigen serta memindahkannya melalui pembeentukan karat. Konfigurasi elektron Mn adalah (Ar) 3d5, 4s2, dengan menggunakan dua elektron pada 4s dan kemudian kelima elektron pada 3d yang tidak berpasangan. Mn mempunyai bilangan oksidasi +2 sampai +7. Reaksi kimia yang penting dari senyawa mangan adalah reaksi oksidasi dan reduksi (Anhilan fushie blog.com).ALAT DAN BAHANAlat-alat PraktikumTabung reaksi besarCorongCawan petriTabung reaksi kecilTimbangan analitikGelas ukur 10 mlGelas kimia 250 mlPipet gondokPipet volumPipet tetes Kertas saringRak tabung reaksi

Bahan-bahan PraktikumKMnO4 0,01 MMnO2NaOH encerH2SO4 encer dan pekatMnSO4MnO4 0,1 MAquades Air keran

CARA KERJAUji Ramalan Senyawa Mangan III0,5 gr MnSO4

Dituang kedalam 2ml H2SO4 encer + 10 tetes H2SO4 pekat

HASILDinginkan dengan air dingin+ 5 tetes KMnO4 0,1 M

HASILTuang dalam 50 ml air

HASIL

Uji Ramalan Senyawa Mangan IVKMnO4 0,01 M 100ml

Dimasukkan masing masing dalam tabung

Tabung 1tabung 2+ H2SO4 5ml + NaOH encer 5ml

HASIL HASIL + sedikit MnO2 + sedikit MnO2 Dikocok selama 2 menit dikocok Disaring disaringDicatat hasil pengamatan dicatatJika positif,tmbahkan H2SO4Dasaring

HASILHASIL PENGAMATANUji Ramalan Mangan IIMnSO4 + H2SO4 encer larutan keruhMnSO4 + H2SO4 pekat larutan keruhDidimginkan terdapat endapan putihDitambah KMnO4 warna larutan pink tipisDituang dalam 50 ml air warna tidak berubahUji Ramalan Mangan IIITabung 1Warna KMnO4 ungu pekatKMnO4 + H2SO4 pekat larutan keruhKMnO4 + H2SO4 + MnO2 warna larutan menjadi hitamDasaring uji negatif dan diperoleh warna hitam

Tabung 2Warna KMnO4 ungu pekatKMnO4 + NaOH ungu lebih mudaKMnO4 + NaOH + MnO2 hijau ( uji positif )Ditambah H2SO4, dan disaring tetap hijau

ANALISIS DATAPersamaan reaksi :

Uji Ramalan Mangnan IIIMnSO4 + H2SO4 MnSO4 + H2SO4MnSO4 + KMnO4 K2SO4 + MnO4- + Mn3+4 Mn3+ + 5 MnO4- + 8H+ 4 MnO4- + 5 Mn3+ + 4 H2O

Uji Ramalan Mangan IVSuasana BasaKMnO4 + NaOH MnO4- + Na+ + KOHMnO4- + MnO2 MnO42- + MnO22MnO4- + 3MnO2 + 2H2O 3MnO42- + 2MnO2 + 4H+Suasana AsamKMnO4 + H2SO4 K2SO4 + MnO2 + H2O4MnO4- + MnO2 + 2H2O 5MnO42- + 4H+3MnO42- + 4H+ 2MnO4- + MnO2 + 2H2O

PEMBAHASANDua percobaan yang dilakukan pada praktikum ini adalah menguji/ meramal ada-tidaknya senyawa mangan VI dan senyawa mangan III. Percobaan satu adalah meramal senyawa mangtan VI dalam dua perlakuan, pertama dalam suasana basa. Pada akhirnya dalam suasana basa ini ( penambahan NaOH + MnO2 ) akan memberikan uji positif dengan menunjukkan warna hijau pada larutan. Mangan VI hanya dikenal stabil sebagai spesies manganat MnO42-, dengan bangun tetrahedron berwarna hijau. Dalam larutannya ion manganat hanya stabil dalam suasana basa. Sedangkan pada perlakuan dalam suasana asam memberikan uji negatif dengan warna larutan hitam. Uji negatif ini terjadi pada suasana asam,sebab ion manganat hanya stabil dalam suasana basa,sedangkan dalam air ataupun suasana asam ion ini akan mengalami disproporsionasi menjadi ion permanganat dan MnO2, sehingga memberikan warna hitam ( merupakan warna MnO2 ).

Pada percobaan dua, yaitu meramal senyawa mangan III. Ion mangan (III) yang bersifat tidak stabil dalam air dan mudah sekalui tereduksi menjadi Mn2+ yang berwarna merah muda. Hal ini dapat dilihat pada percobaan kemarin, ketika bahan dasar MnSO4 ditambahkan dengan KMnO4 diperoleh swarna merah muda dalam suasana asam, demikian pula ketika ditambahkan kedalam air, warnanya tetap merah muda ( Mn2+ ), karena Mn3+ yang seharusnya hijau sangat tidak stabil dalam air. Ion Mn3+ bisa saja diperoleh apabila konsentrasi KMnO4 yang digunakan lebih encer, sdehingga larutan KMnO4 tidak mudah mereduksi Mn3+ menjadi Mn2+.

KESIMPULANMangan mempunyai berbagai macam bilangan oksidasi, mulsi dari +2 hingga +7.Dalam suasana basa, ion Mn6+ memberikan uji positif ( warna hijau ).Dalam suasana asam, ion Mn6+ memberikan uji negatif, sebab ion Mn6+ hanya staabil dalam suasana basa, sedangkan dalam suasana asam akan mengalami disproporsionasi menjadi ion permanganat dan MnO2 yang berwarna hitam.Ion Mn3+ sangat tidak stabil dalam air dan mudah tereduksi menjadi Mn2+ yang berwarna merah muda.Untuk memperoleh Mn3+ (hijau) pada percobaan kemarin, sebaiknya konsentrasi KmnO4 dikurangi,agar Mn3+ tidak dengan cepat tereduksi menjadi Mn2+.

DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F.A. dan G,Wilkinson.1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.Sugiyarto, Kristian H. 2001. Kimia Anorganik Logam. Yopgyakarta: UNY Press.www. Chem-is-try.org/ tabel periodik/ mangan.

ACARA VPEMBUATAN KRISTAL CUSO4.5H2O

PELAKSANAAN PRAKTIKUMTujuan:

Membuat dan mengenal sifat Kristal tembaga (II) sulfat.Memahami proses pembentukan Kristal.

Hari, tanggal: Kamis, 19 November 2009.Tempat: Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas Mataram.

LANDASAN TEORITembaga adalah logam merah muda yang lunak dan liat yang memiliki titik lebur 1038 0C dengan potensial electrode standar 0,34 V Cu/CU2+. Senyawa-senyawa tembaga (I) diturunkan dari tembaga (I) oksida yang merah yang mengandung Cu+. Garam tembaga (I) tidak dapat larut di dalam air namun dapat dioksidasi menjadi senyawa tembaga (II) berupa tembaga (II) oksida yang berwarna hitam. Namun sangat sulit mengoksidasi tembaga (II) menjadi tembaga (III). Pelarutan tembaga (II) hidroksida dan tembaga (II) karbonat dalam asam akan menghasilkan larutan [Cu(H2O)6]2+ yang berwarna hijau kebiruan. Dengan adanya penambahan ligan pada larutan tersebut akan terjadi pembentukan kompleks dengan pertukaran molekul air. Jika ditambahkan NH3.[Cu(NH3)(H2O)5]2+ (Cotton, 2007 : 481).

Tembaga terdapat cukup banyak dalam keadaan bebas. Tembaga kadang-kadang ditemukan secara alami, seperti yang ditemukan dalam mineral-mineral seperti cuprite, malachite, azurite, chalcopyrite, dan bornite. Deposit bijih tembaga yang banyak ditemukan di AS, Chile, Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Bijih-bijih tembaga yang penting adalah sulfida, oxida-oxidanya, dan karbonat. Dari mereka, tembaga diambil dengan cara smelting, leaching, dan elektrolisis. Cu (Tembaga) merupakan salah satu unsur logam transisi yang berwarna cokelat kemerahan dan merupakan konduktor panas dan listrik yang sangat baik. Di alam, tembaga terdapat dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk senyawa-senyawa, dan terdapat dalam bentuk biji tembaga seperti (CuFeS2), cuprite (Cu2O), chalcosite (Cu2S), dan malasite (Cu2(OH)2CO3). (Sugiyarto, 2003: 562)Serbuk tembaga merupakan salah satu bahan logam yang digunakan untuk membuat komponen otomotif, elektronika dan juga sebagai bahan untuk produk cat yang bersifat konduktif. Dalam industri otomotif dan elektronika, pembuatan komponen dari serbuk tembaga dilakukan dengan teknologi metalurgi serbuk, dimana proses metalurgi serbuk terdiri dari tahapan tahapan mixing, compacting dan sintering. Metode electrorefining (pemurnian elektrik) digunakan untuk memurnikan tembaga lebih lanjut. Misalnya logam tembaga mentah, dicetak menjadi lempeng, yang digunakan sebagai anoda dalam sel elektrolisis yang mengandung larutan CuSO4 dan H2SO4. (Wattimena, 2012).Tembaga (II) sulfat, dikenal sebagai sulfat cupric, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CuSO4. Garam ini ada sebagai serangkaian senyawa yang berbeda dalam derajat hidrasi mereka. Bentuk anhidrat adalah bubuk hijau atau abu-abu putih pucat, sedangkan pentahidrat (CuSO4 5H2O ), garam paling sering ditemukan, adalah biru terang. Tembaga sulfat exothermically larut dalam air untuk memberikan kompleks aquo [Cu (H2O) 6] 2 +, yang memiliki geometri molekul oktahedral dan paramagnetik. Nama lain untuk tembaga (II) sulfat adalah "vitriol biru" dan "bluestone". Tembaga sulfat diproduksi industri dengan memperlakukan logam tembaga atau oksida dengan asam sulfat. Untuk penggunaan laboratorium, sulfat tembaga biasanya dibeli (Keenan, 1992: 267).Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru dengan struktur kristal triklin. Pentahidratnya kehilangan kelima molekul air pada suhu yang berbeda. CcuSO4.5H2O dibuat dengan mereaksikan CuO atau CuCO3 dengan H2SO4 encer atau dengan mereaksikan Cu dengan H2SO4 pekat dan memanaskan larutn hingga jenuh. Pada skala industri dibuat dengan memompa udara melalui campuran tembaga panas dengan H2SO4 encer (Petrucci, 1987: 35).Kristal CuSO4.5H2O berupa padatan kristal biru ini dapat dibuat dengan mereaksikan tembaga dengan asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian dipanaskan dan hingga terbentuk kristal. Selain dengan bahan baku logam tembaga, kristal CuSO4.5H2O juga bisa dibuat dari tembaga bekas ataupun tembaga dalam bentuk sponge yang diperoleh dari larutan CuCl2. Tembaga banyak digunakan pada berbagai barang elektronik, misalnya kabel, kumparan, dan lain-lain. Logam tembaga pada barang-barang tersebut mengandung kadar tembaga yang cukup tinggi. Sehingga, biasanya bekas tembaga dari barang-barang tersebut diolah kembali menjadi logam tembaga baru untuk digunakan pada barang elektronik lagi (Fitrony, 2013).

Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi, namun larut dalam HNO3. Bentuk pentahidrat yang terhidrat dengan kehilangan empat molekul airnya pada 1100C dan lima molekul air pada 1500C. pada 6500C tembaga (II) sulfat terurai menjadi tembag (II) oksida (CuO), SO2 dan O2 (Keenan, 1992).Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru dengan struktur kristal triklin. Pentahidratnya kehilangan kelima molekul air pada suhu yang berbeda. CcuSO4.5H2O dibuat dengan mereaksikan CuO atau CuCO3 dengan H2SO4 encer atau dengan mereaksikan Cu dengan H2SO4 pekat dan memanaskan larutn hingga jenuh. Pada skala industri dibuat dengan memompa udara melalui campuran tembaga panas dengan H2SO4 encer (Petrucci, 1987).Secar umum garam tembag (I) tidak larut dalam air dan tidak berwarna sedangkan garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna birubaik dlam bentuk hidrat padat mupun dalam larutan air yang berbentuk ion tetrakuokuprat (II) [Cu(H2O)4]2+. Batas terlihatnya warna ion kompleks tersebut dalah 500 g. Dalam batas konsentrasi 1 dalam 104 (Dickey, 1972).

ALAT DAN BAHANAlat-alatGelas kimia 100 mlGelas kimia 50 mlGelas ukur Erlenmeyer Pipet volume 10 mlRubber bulbTimbangan analitik Spatula Pipet tetesGelas arlojiCorong kacaKertas saringHot plate

Bahan-bahanH2SO4 pekatHNO3 pekatCu AquadesEs batu

PROSEDUR KERJA50 ml aquades

Masukkan (gelas kimia 100 ml)+ 8,5 ml H2SO4+ 5 gram tembaga12,5 ml HNO3 pekatAduk hingga semua tembaga larutSetelah gas coklat tua tidak keluar, larutan dipanaskan sampai uap tidak berwarna coklatsaring

Hasil Hasil

Cuci dengan aquadesDilarutkan dengan sedikit mungkin kristl kembali

Hasil

HASIL PENGAMATAN

NoProsedurHasil pengamatan1234

5

678

Dimasukkan (gelas kimia)+8,5 ml H2SO4+ 5 gram Cu+12,5 ml HNO3 pekat

Dilakukan pengadukan

DipanaskanDisaringPenimbangan KristalV = 50 mlLarutan bening dan hangat, keluar asapTerdapat gelembung pada larutanTerdapat gas berwarna coklatTerdapat gelembungLautan berwarna biru mudaCu melarutLarutan biru tuaUap coklat semakin banyakGelembung semakin banyakUap coklatFiltrat berwarna biru, kristal berwarna biruBerat kristal CuSO4.H2O = 2,17 gr

ANALISIS DATAPersamaan Reaksi

Cu + 2 H2SO4 Cu2+ + SO42- + SO2 + 2H2O3Cu + 8HNO3 3Cu2+ + 6 NO3- + NO + 4H2OReaksi lengkapCu + 3H2O + H2SO4 + 2HNO3 CuSO4 (aq) +NO + 5 H2O

Perhitungan

Diketahui:m Cu = 5 grm CuSO4.5H2O = 2,17 grmr CuSO4.5H2O = 249,55 gr/molAr Cu = 63,55 gr/molDitanyakan: rendemen?Cu2+ + SO42- + 5 H2O CuSO4.5H2OMol Cu = 5/63,55 = 0,078 molMol CuSO4.5H2O= mol Cu = 0,078 molMassa CuSO4.5H2O = mol CuSO4.5H2O X Mr CuSO4.5H2O=0,078 X 249,55=19,4649 grRendemen = massa kristal CuSO4.5H2O praktikum X 100 % Massa kristal CuSO4.5H2O teori =2,17/19,4649=11,146 %3Cu + 8HNO3 3Cu2+ + 6 NO3- + NO + 4H2OCu(NO3) + H2SO4 CuSO4 + 2 HNO3

CuSO4 + 5 H2O CuSO4.5H2OCu + 3H2O + H2SO4 + 2HNO3 CuSO4 (aq) +NO + 5 H2O

PEMBAHASANTembaga merupakan suatu logam yang memiliki warna kemerah-merahan. Unsur ini sangat mudah dibentuk, lunak, dan merupakan konduktor yang bagus untuk aliran elektron (kedua setelah perak dalam hal ini).Tembaga adalah suatu komponen dari berbagai enzim yang diperlukan untukmenghasilkan energi, anti oksidasi dan sintesa hormon adrenalin serta untuk pembentukan jaringan ikat.Tembaga mempunyai beberapa fungsi dalam pembentukan klorofil, walau unsur ini tidak terkandung dalam klorofil. Tembaga juga diperlukan dalam proses pertumbuhan sel darah merah yang masih muda, bila kekurangan sel darah merah yang dihasilkan akan berkurang.

Pada percobaan ini, praktikum bertujuan untuk membuat dan mengenal sifat kristal tembaga (ii) sulfat, serta memahami proses pembentukan kristal. Pada percobaan ini dilakukan pembuatan tembaga (II) sulfat, yang kemudian pada akhirnya akan terbentuk kristal tembaga (II) sulfat. Dari 25 mL akuades dimasukkan ke dalamnya 4,5 ml asam sulfat pekat, kemudian ditambah dengan tembaga dan asam nitrat pekat. Adapaun tujuan dari Penambahan asam sulfat tersebut agar terbentuknya garam CuSO4. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :Cu+2H2SO4CuSO4+SO2+ 2 H2OAtauCu + 2H2SO4 Cu2+ + SO42- + SO2 + 2H2Dalam reaksi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa asam sulfat bersifat sebagai oksidator. Dimana zat yang dioksidasi adalah logam tembaga. Logam tembaga mengalami oksidasi yang ditandai dengan naiknya bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2. Dengan demikian, asam sulfat mengalami reduksi dimana belerang mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +6 menjadi +4, baik pada gas SO2 maupun pada ion SO42- atau tembaga (II) sulfat.Kemudian dilakukan penambahan asam nitrat pekat yang bertujuan untuk mengaktifkan tembaga agar ia dapat bereaksi dengan asam sulfat. Dari penambahan asam nitrat pekat ini menyebabkan tembaga melarut dan larutan menjadi berwarna biru. Salah satu sifat dari logam tembaga yaitu tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3. Selanjutnya, larutan yang telah ditambahkan beberapa senyawa tadi, selanjutnya dipanaskan dengan tujuan untuk mempercepat proses reaksi. Selain itu, tujuan dari pemanasan ini adalah untuk memperbesar hasil kali dari ion-ionnya dan memperkecil harga hasil kali kelarutannya (Ksp), sehingga hal ini dapat membentuk endapan kristal. Kristal yang terbentuk inilah yang dinamakan tembaga (II) sulfat. Persamaan reaksi yang secara lengkapnya adalah sebagai berikut:Cu+ 3H2O + H2SO4+2HNO3 CuSO4+5H2O+2NO2Ketika dipanaskan larutan berubah mnejadi berwarna biru tua, terbentuk busa putih serta terdapat uap berwarna coklat. Warna biru tersebut adalah karakteristik dari ion tembaga (II) tetrahidrat [Cu(H2O)4]2+, sedangkan Uap yang terbentuk sebagai akibat tembaga yang ditambahkan atau direaksikan dengan asam nitrat pekat. Logam tidak reaktif seperti tembaga akan mereduksi asam nitrat pekat menjadi NO, dimana NO kemudian teroksidasi oleh oksigen diudara menjadi gas NO2 yang berwarna coklat. Hal ini merupakan gas NO2 yang berbahaya dengan bau yang sangat menyengat (busuk). Di dalam larutan terdapat gelembung gas dan buih berwarna putih, ini menandakan logam Cu melarut (terjadi reaksi). Lama kelamaan larutan berubah warna menjadi berwarna biru pekat. Karena diperlukan waktu yang tidak sedikit dari reaksi antara tembaga dan asam nitrat pekat, maka dalam proses ini diperlukan pengadukan sampai seluruh tembaga larut. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:Cu+4 HNO3 3 Cu(NO3)2+ 2 NO2+ 4 H2OSama halnya dengan penambahan asam sulfat, asam nitrat juga merupakan oksidator pada reaksi diatas dengan mengoksidasi logam tembaga sehingga tembaga mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2 sebagaimana pada reaksi dengan asam sulfat diatas. Karena berssifat oksidator, maka asam nitrat mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +5 menjadi +2 pada senyawa NO.Dari proses pemanasan yang telah dilakukan, terbentuk larutan berwarna biru tua. Untuk memisahkan filtrat dengan endapan (zat pengotor) maka dilakukan penyaringan. Penyaringan tidak dilakukan ketika larutan telah dingin, melainkan dilakukan saat larutan tersebut masih panas. Hal ini ditujukan agar pembentukan kristal yang tidak diharapkan (kristal yang masih mengandung zat pengotor) dapat terhindar. Dari hasil penyaringan diperoleh larutan berwarna biru tua dengan endapan (yang mengandung zat pengotor) berwarna hitam. Diperoleh berat pengotor sebesar . Selanjutnya, filtrat yang telah disaring dan dicuci dengan aquades untuk menghilangkan pengotor lainnya. Kristal didiamkan selama satu hari untuk mendapatkan kristal dari tembaga (II) sulfat. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:Cu(NO3)2+ H2SO4 CuSO4+ 2HNO3CuSO4+ 5H2O CuSO4.5H2OUntuk mendapatkan kristal yang murni, maka dilakukan proses pengeringan. Kristal didiamkan selama satu hari, , dan diperoleh kristal berwarna biru serta bentuknya menyerupai jarum. Dari proses ini diperoleh zat yang diinginkan yang bebas dari zat pengotor. Proses yang terjadi adalah sebagai berikut:Cu2++3H2O+H2SO4+2HNO3CuSO4.5H2O+ 2NO2Kristal CuSO45H2O dapat terbentuk dari proses pengendapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan dan terbentuklah kristal. Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan tergantung pada dua faktor penting, yaitu laju pembentukan inti dan laju pertumbuhan kristal. Laju pembentukan inti dapat dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam satuan waktu. Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal yang akan terbentuk tetapi dengan ukuran yang kecil. Sedangkan jika laju pertumbuhan kristal tinggi, maka akan didapatkan kristal dengan ukuran yang tinggi. Hidrat CuSO4.5H2O tepatnya adalah sebagai Cu(H2O)4 SO4. Kristal Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru yang memiliki struktur anorthik atau triklinik. Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 1100 C dan yang ke lima pada 1500C membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul air pada setiap sudut segi empat, kedudukan kelima dan keenam dari oktahedral ditempati oleh atom oksigen dari anion sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen. Kristal yang diperoleh, kemudian ditimbang. Dari hasil penimbangan didapatkan massa kristal CuSO4.5H2O sebesar gram dan dari hasil perhitungan diperoleh rendemen kristal tersebut sebesar %.

KESIMPULANBerdasarkan hasil pengamatan, analisis data, dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

Pembuatan kristal CuSO4.5H2O dapat dilakukan dengan mereaksikan logam tembaga dengan asam sulfat pekat dan asam nitrat pekat serta dengan air, proses pembuatan CuSO4.5H2O diperlukan waktu satu hari sampai terbentuknya kristal yang benar-benar kering, kristal CuSO4.5H2O merupakan kristal yang berwarna biru berbentuk menyerupai jarum, dimana kristal CuSO4.5H2O memiliki struktur anorthik atau triklinik, berat kristal CuSO4.5H2O yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebesar gram dan rendemen darikristal CuSO4.5H2O adalah sebesar %.Kristal CuSO45H2O dapat terbentuk dari proses pengendapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan dan terbentuklah kristal. Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan tergantung pada dua faktor penting, yaitu laju pembentukan inti dan laju pertumbuhan kristal. Laju pembentukan inti dapat dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam satuan waktu. Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal yang akan terbentuk tetapi dengan ukuran yang kecil. Sedangkan jika laju pertumbuhan kristal tinggi, maka akan didapatkan kristal dengan ukuran yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F. A dan Geoffrey, Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press.3Fitrony, dkk. 2013. Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O) dari Tembaga Bekas Kumparan. Surabaya: ITS.Keenan. 1992. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.Petrucci, alph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3. Jakarta : Erlangga Sugiyarto, Kristian. H. 2003. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.Wattimena, Riles M. 2012. Komposisi Ukuran Dan Diameter Ekivalen Serbuk Hasil Dari Proses Electrorefining Dengan Variasi Tegangan Waktu Pengendapan Deposit. Semarang: Politeknik Negeri Semarang.

ACARA VPEMBUATAN GARAM KOMPLEKS DANGARAM RANGKAP DARI TEMBAGA

PELAKASANAAN PRAKTIKUMTujuan : - membuat dan mengenal sifat garam rangkap tembaga (II) ammonium sulfat CuSO4(NH4)2.6H2O

- membuat dan memerikasa sifat garam kompleks tetraamin (II) tembaga sulfat [Cu ( NH3 )4 ] SO4.H2O Hari,tanggal : Selasa,24 November 2009Tempat : Laboratorium kimia fakultas MIFA Universitas Mataram,lnt 3

LANDASAN TEORITembaga murni merupakan penghantar panas tertinggi diantara semua logam,dan konduktor listrik kedua setelah perak. Tembaga adalah logam yang relative lunak,dan sering digunakan sebagai logam paduan,misalnya kuningan dan perunggu, Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat oksidasnya +1 dan +2,namun hanya tembaga (II) yang stabil dan mendominasi dalam larutannya. Dalam air,hampir semua tembaga (II) bewarna biru oleh karena ion komleks koordinasi enam, [Cu(H2O)]2+. Jika larutan amoniak ditambahkan kedalam larutan ion Cu 2+,larutan berubah menjadi biru tua karena terjadi pendesakan ligan air oleh ligan amonia menurut reaksi ( Sugiarto, 2003: 568).

[Cu(H2O)6]6+(aq) + 5 NH3(aq) [Cu (NH3)(4-5)(H2O)(2-4)]2+ + 5H2OSerbuk tembaga merupakan salah satu bahan logam yang digunakan untuk membuat komponen otomotif, elektronika dan juga sebagai bahan untuk produk cat yang bersifat konduktif. Dalam industri otomotif dan elektronika, pembuatan komponen dari serbuk tembaga dilakukan dengan teknologi metalurgi serbuk, dimana proses metalurgi serbuk terdiri dari tahapan tahapan mixing, compacting dan sintering. Metode electrorefining (pemurnian elektrik) digunakan untuk memurnikan tembaga lebih lanjut. Misalnya logam tembaga mentah, dicetak menjadi lempeng, yang digunakan sebagai anoda dalam sel elektrolisis yang mengandung larutan CuSO4 dan H2SO4. (Wattimena, 2012).Kristal CuSO4.5H2O berupa padatan kristal biru ini dapat dibuat dengan mereaksikan tembaga dengan asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian dipanaskan dan hingga terbentuk kristal. Selain dengan bahan baku logam tembaga, kristal CuSO4.5H2O juga bisa dibuat dari tembaga bekas ataupun tembaga dalam bentuk sponge yang diperoleh dari larutan CuCl2. Tembaga banyak digunakan pada berbagai barang elektronik, misalnya kabel, kumparan, dan lain-lain. Logam tembaga pada barang-barang tersebut mengandung kadar tembaga yang cukup tinggi. Sehingga, biasanya bekas tembaga dari barang-barang tersebut diolah kembali menjadi logam tembaga baru untuk digunakan pada barang elektronik lagi (Fitrony, 2013).Larutan tembaga (II) dalam air yang ditambah amoniak akan terjadi reaksi : [Cu(OH2)2+4 + NH3 [Cu(NH3)2 (OH2)3]2++ H2O[Cu(NH3)2 (OH2)3]2++ NH3 [Cu(NH3) 3(OH2)3]2++ H2O[Cu(NH3) 3(OH2)3]2++ NH3 [Cu(NH3) (OH2)4]2++ H2OMasing-masing ion diatas ada dalam larutan, tetapi larutan yang berisi amoniak bebas sebesar 0,01-5 molar,spesies utama yang ada adalah [ Cu (NH3)4]2+. Dari reaksi diatas dapat diketahui,bahwa Cu (II) lebih suka membentuk kompleks dengan NH3 daripada H2O.Dalam beberapa hal memang mudah diketahui bahwa logam tertentu selalu memilih ligan tertentu untuk membentuk kompleks. Ion-ion logam akan memilih amoniak dari pada logam netral atau positif. Namun demikian secara umum sukar ditetapkan ligan-ligan apa yang membentuk kompleks stabil dengan ion logam tertentu (Cotton, 2007:102).Suatu garam terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu disebut garam rangkap. Sedangkan garam-garam kompleks yang mengandung ion-ion dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks,misalnya heksaamin kobal (II) klorida,Co(NH3)6Cl dan kalium heksasinoferat (III), KFe (CN)6. Bila suatu kompleks dilarutkan akan terjadi pengionan, sehingga akhirnya akan terbentuk kesetimbangan antara kompleks yang tersisa (tidak terdisosiasi) dari komponen-komponennya. Proses pembentukan dari garam rangkap terjadi apabila dua garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu. Garam-garam itu memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktrur garam komponennya. Komplek ialah suatu satuan baru yang terbentuk dari satuan-satuan yang dapat berdiri sendiri, tetapi membentuk ikatan baru dalam kompleks itu. Dalam, hal ini kompleks yang terbentuk masing-masing sekali komponen, tetapi adapula yang terjadi dan lebih banyak komponennya. (Haryadi, 1997 : 201).Salah satu contoh garam rangkap yaitu FeSO4(NH4)SO4.6H2O dan K2SO4Al2(SO)3.24H2O. Dalam larutan garam,ini merupakan campuran dalam bentuk ion sederhana yang akan mengion jika dilarutkan lagi. Jadi, jelas berbeda dengan garam kompleks yang menghasilkan ion-ion kompleks dalam larutan. Semua garam-garam tersebut terbentuk melalui percampuran (larutan pekat panas dari komponen sulfat), lalu didinginkan. Kristal-kristal alumis yang mengendap akibat kelarutannya rendah dalam air dingin, lewat dimurnikan lewat kristalisasi karena kelarutannya meningkat secara mencolok dengan meningkatnya suhu. Kristal-kristalnya yang berbentuk biasanya octahedral (Day,2002 : 203).

ALAT DAN BAHANAlat-alatNeraca analitikCawan penguapanBatang pengadukHot plateGelas ukur Pipet ukurErlenmeyerKertas saringCorongMortalKaca arlojiPipet tetes

Bahan-bahanCuSO4.5H2O(NH4)2SO4Es batuNH3 15 MEtanolAquades

SKEMA KERJAPembuatn garam rangkap tembaga (II) ammonium sulfat heksahidrat CuSO4(NH4)2SO4 .6H2O

0,04 mol CuSO4.5H2O (9,98 gram)+0,04 mol (NH4)SO4 ( 3,28 gram)Dilaruttkan dalam 30 ml air HasilDiuapakn (V=20 ml ) 2/3 larutan semula HasilDinginkan (semalam) HasilInkubasidekantasi

Filtrate kristalKeringkan Amati dan timbang Hasil

Pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat

[Cu(NH3)4]SO4.H2OPembuatan larutan amoniak

7,5 ml ammonium pekat 15 M +5 ml Aquades

Larutan amoniak

Pembuatan Garam

8,725 gram CuSO4.5H2ODigerus+7,5 ml amonia pekat+5 ml airHasil+7,5 ml alcohol

HasilTutup cawanDisimpan (semalam) Hasil

DekantasiCawan di bilas dengan 0,83 ml etanol dan 0,83 ml NH3

FiltaratkristalDitimbang Hasil HASIL PENGAMATANPembuatn garam rangkap tembaga (II) ammonium sulfat heksahidrat CuSO4(NH4)2SO4 .6H2O

Langkah kerjaPengamatan9,98 CuSO4.5H2O +3,28 gr (NH4)2SO4 dilarutkan aquades 30 ml Diuapkan

DidinginkanDisaring dan ditimbangLarutan biru tua keruh

-2/3 larutan semula dgn warna larutan biru tua terbentuk kristal pada dasar tabung semakin lama semakin banyak

-Terbentuk kristal-Diperoleh kristal bewarna biru muda berat kristal = 15,22 gram

Pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat

[Cu(NH3)4]SO4.H2OLangkah kerjaPengamatan7.017 grm CuSO4.5H2O +amonia pekat + air + 7,5 ml etanolDibilas dengan NH3 dan etanolpencucian kristal dgn 1,6 ml C2H5OH

Ditimbang

-Warna larutan biru tua ,berbau tajam-terbentuk endapan biru muda- Kristal biru tua-Filtrate biru muda,endapan biru agak tua

-Warna kristal,biru berat kristal = 11,98 gram

ANALISIS DATAPersamaan reaksiCuSO4.5H2O+(NH4)2SO4 CuSO4(NH4)2SO4.6H2OCuSO4.5H2O+4NH3 [Cu(NH3)4]SO4.H2O + 4H2O

Perhitunganpembuatan garam rangkap tembaga (ii) ammonium sulfat heksahidrat

Dik : mol CuSO4.5H2O = 0,04 mol (Mr = 249,5 gram/mol) Mol (NH4)2SO4 = 0,04 mol ( Mr = 132 gram/mol) Mr CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = 399,5 gram/mol Perhitungan secara teori

Gram CuSO4.5H2O yang digunakan = mol X gram= 0,04 mol X 249,5 gram/mol= 9,98 gramGram (NH4)2SO4 yang digunakan= mol X Mr= 0,04 gram X132 gram/mol= 5,28 gram CuSO4.5H2O+(NH4)2SO4CuSO4(NH4)2SO4.6H2O 0,04 mol 0,04 mol0,04 mol Gram CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = mol X Mr= 0,04 X 399,5= 15,98 g Perhitungan secara percobaan

Berat kristal = 15,22 gram % rendemen?% rendemen = gram percobaan X 100 %Gram teori = 15,22gram X 100%15,98 gram = 95,23%

Pembutan garam kompleks tetraamin tembaga (ii) sulfat monohidrat

Dik : gram CuSO4.5H2O =7,017 gram Mr = 249,5 gram/mol gram Cu(NH3)4SO4 .H2O = 11,98 gram Mr [Cu(NH3)4]SO4.H2O = 245,54 gram/mol VNH3 = 7,5 mlPerhitungan secara teori CuSO4.5H2O+4NH3[Cu(NH3)4]SO4.H2O + 4H20mol NH3 = ml x M = 7,5 x 15 = 112,5 mmol = 0,1125 mol 1 mol NH4 = mol [Cu(NH3)4]SO4.H2O= = 0,028125 molm [Cu(NH3)4]SO4.H2O = 0,028125 mol x 45,54 gr/mol = 6,9058 gr % garam kompleks = = 173,4 % PEMBAHASANTembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan aaktif. Di beberapa tempat dapat dijumpai logam tembaga dalam keadaan bebas,namun 80% tembaga diperoleh dari bijihnya. Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +1 dan +2. namun hanya tembaga (II) yang stabil dan mendominasi dalam larutannya.

Logam tembaga merupakan logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan liat. Tembaga dapat melebur pada suhu 1038oC. Karena potensial elektrodanya positif (+ 0,34 V) untuk pasangan Cu / Cu2+ tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut. Kebanyakan senyawa Cu(I) sangat mudah teroksidasi menjadi Cu(II). Namun osidasi selanjutnya menjadi Cu(II) adalah sulit. Terdapat kimiawi larutan Cu2+ yang dikenal baik dan sejumlah besar garam berbagai anion didapatkan banyak diantaranya larut dalam air, menambah perbendaharaan kompleks sulfat biru, CuSO4.5H2O yang paling dikenal. Senyawa ini dapat terhidrasi membentuk anhidrat yang benarbenar putih. Penambahan ligan terhadap larutan akan menyebabkan pembentukan ion kompleks dengan pertukaran molekul air secara berurutanPraktikum kali ini bertujuan untuk membuat dan mengenal sifat garam rangkap tembaga ( II)ammonium sulfat heksa hidrat dan garam kompleks tetraamin tembaga(II) sulfat monohidrat. Tembaga mudah larut dalam asam nitrat dan dalam asam sulfat dengan adanya oksigen. tembaga juga larut dalam larutan KCN atau dengan amoniak dengan adanya oksigen. Garam tunggal yang digunakan sebagai penyusun garam rangkap ini adalah garam CuSO4.5H2OPada percobaan pertama, yaitu pembuatan garam rangkap tembaga (II) ammonium sulfat heksahidrat CuSO4(NH4)2SO4.6H2O. Garam rangkap merupakan perpaduan dari suatu senyawa koordinasi yang terikat oleh sejumlah molekul air hidrat. Garam rangkap dibentuk apabila dua garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu. Garam-garam ini mengandung ion-ion kompleks dan dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks. Garam rangkap yang dibuat adalah CuSO4(NH4)2 SO4.6H2O. Garam ini terbentuk sebagai hasil reaksi antara CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4. Garam kupri sulfat pentahidrat CuSO4.5H2O berwarna biru muda sedangkan garam ammonium sulfat (NH4)2SO4 berwarna putih. Pada proses pembuatan garam rangkap, yaitu melarutkan 1,25 gram Kristal CuSO4.5H2O dengan 0,66 gram (NH4)2SO4 dalam 5 mL aquades dihasilkan warna biru keruh. Warna biru keruh tersebut terjadi sebagai akibat campuran yang kurang sempurna (heterogen). Reaksi yang terjadi yaitu : CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4+ H2O CuSO4(NH4)2SO4.6H2O

Pelarut aquades digunakan karena air mempunyai momen dipol yang besar dan ditarik baik ke kation maupun anion untuk membentuk ion terhidrasi. dan karena kedua garam yang bereaksi dapat larut dalam air serta tetap berupa satu spesies ion. Larutan kemudian dipanaskan agar semua kristal dapat melarut dan dihasilkan larutan biru yang homogen. Pemanasan juga bertujuan untuk memperepat proses reaksi. Larutan dibiarkan menjadi dingin pada suhu kamar sampai terbentuk kristal. Setelah dilakukan pemanasan,larutan kemudian di dinginkan. Dari kedua perlakuan ini dapat berbentuk kristal karena proses kristalisasi terjadi akibat pemanasan yang dilanjutkan dengan pendinginan larutan,dimana kelarutannya akan muncul sebagai kristal. Selanjutnya Kristal diinkubasi, dimana tujuan inkubasi adalah untuk mempercepat proses pembentukan Kristal. Kemudian kristal disaring untuk memisahkan kristal dari larutannya. Kristal yang diperoleh dikeringkan agar air yang masih ada pada kristal menguap sehingga diperoleh kristal yang betul-betul kering. Setelah itu ditimbang untuk mendapatkan berat kristal yang konstan. Kristal yang trbentuk berupa bentuk kristal monoklin sempurna yang bewarna biru muda yang merupakan warna dari ion Cu2+ yang menjadi salah satu kmponen penyususnan garam rangkap . Berat garam yang diperolah dari percobaan sebesar 5,28 gram. Sedangkan berat yang seharusnya diperoleh sebesar 15,98 gram. Adanya hasil yang diperoleh antara percaobaan dan yang diramalkan dengan teori disebabkan pada proses pendinginan tidak dilakuakan satu hari sehingga kristal yang terbentuk belum maksimal.Sehingga % rendemen garam rangkap yang di peroleh 95,23%.Pada garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O yang menjadi ion pusat adalah Cu2+, sedangakan yang menjadi liganya adalah SO42- dan NH4+. Ion Cu2+ ini memiliki bilangan koordinasi 4 yang berarti terdapat empat buah ruangan yang tersedia disekitar atom Cu2+ yang dapat diisi oleh sebuah ligan pada masing-masing ruangan. Jadi pada garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O, dua buah ruangan diisi oleh SO42- sedangkan 2 sisanya diisi oleh NH4+. Ion yang memiliki bilangan koordinasi 4 seperti Cu2+ ini umumnya molekulnya berbentuk tetrahedron, tapi kadang-kadang ditemukan juga molekul yang memiliki susunan datar (atau hampir datar), dimana ion puat berada dipusat suatu bujur sangkar dan keempat ion menempati keempat sudut bujur sangkar.Untuk percobaan yang kedua yaitu pembuatan garm kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat nonohidrat [Cu(NH3)4]SO4.H2O. Garam kompleks merupakan suatu garam yang terbentuk karena ion atom pusat dan ligan saling mengkompleks sehingga membentuk senyawa kompleks yang merupakan senyawa berwarna. Pada umumnya, atom pusat pada senyawa kompleks berasal dari logam-logam transisi yang dalam percobaan ini adalah tembaga yang bersifat elektropositif. Logam-logam transisi dapat membentuk kompleks karena memiliki orbital-orbital yang masih kosong. Ion logam yang bertindak sebagai atom pusat akan menyediakan orbital-orbital kosong yang dimilikinya. Sedangkan molekul netral atau anion yang bertindak sebagai ligan akan menyediakan pasangan elektronnya untuk mengisi orbital-orbital kosong yang tersedia. Untuk logam tembaga (ion Cu2+) jika membentuk senyawa kompleks, maka kompleks tembaga (II) mempunyai bilangan koordinasi enam, dimana empat ligan bertetangga dalam bidang segi empat membentuk struktur oktahedral.Pada pembuatan garam kompleks, yaitu mereaksikan kristal CuSO4.5H2O dengan Larutan ammonia pekat yang sudah diencerkan dengan aquades. Reaksi yang terjadi adalah:CuSO4.5H2O + 4NH3 Cu(NH3)4SO4.5H2OLarutan ammonia (NH3) berfungsi sebagai penyedia ligan, dan Kristal CuSO4.5H2O yang berfungsi sebagai penyedia atom pusat, sedangkan pengenceran dengan auades adalah sebagai pengkompleks Cu2+ yang kemudian ligan H2O ini diganti oleh NH3 karena NH3 sebagai ligan kuat yang dapat mendesak ligan netral H2O sehingga warnanya berubah dari biru menjadi biru tua. Kemudian ditambahkan etanol secara perlahan-lahan melalui dinding tabung agar alkohol tidak bercampur dengan larutan melainkan dapat menutupi larutan. Etanol berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan pada ammonia, karena apabila ammonia menguap, maka ligan akan habis sebab ammonia merupakan penyedia ligan. Setelah penambahan etanol, langsung ditutp dengan tujuan agar Etanol tidak menguap karena etanol tergolong sebagai pelarut yang mudah menguap, sama halnya dengan sifat alkohol lainnya. Proses selanjutnya yaitu larutan didiamkan 1 hari agar proses pembentukan kristal lebih cepat, Setelah itu disaring untuk memisahkan kristal dari larutannya. Setelah Kristal dipisahkan dari larutan, kristal dicuci dengan ammonia hidroksi (campuran ammonia pekat dengan etanol) untuk mempermantap ligan dan untuk memurnikannya dari pengotor-pengotor yang tidak diinginkan yang mungkin terdapat dalam garam yang terbentuk pada saat dilakukan penyaringan. Setelah itu Kristal yang terbebtnuk didiamkan kembali selama semalam agar air yang masih ada pada kristal menguap sehingga diperoleh kristal yang betul-betul kering. Setelah dikeringkan, kristal ditimbang untuk mendapatkan berat kristal yang konstan.Dalam percobaan pembuatan garam kompleks didapatkan berat kristal secara praktek yaitu sebesar 1,229 gram., sedangkan berat Kristal secara teoritis adalah 1,7188 gram. Dapat dilihat dari hasil perbandingan massa kristal secara praktek dengan massa Kristal secara teoritis maka didapatkan persen hasilnya yaitu sebesar 71,5 %.KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:1. garam rangkap kupri ammonium sulfat, CuSO4(NH4)2 SO4.6H2O terbentuk sebagai hasil reaksi antara CuSO4.5H2O dan (NH4)2SO4. Garam kupri sulfat pentahidrat CuSO4.5H2O berwarna biru muda sedangkan garam ammonium sulfat (NH4)2SO4 berwarna putih dan campuran ini menghasilkan larutan yang berwarna biru keruh. Kristal garam rangkap kupriammonium sulfat berupa kristal monoklin berwarna biru bening seberat 3,34 gram dan rendemennya 83,596 % 2. Garam kompleks tetramminocopper (II) sulfat monohidrat, Cu(NH3)4SO4.6H2O dihasilkan dengan mereaksikan antara garam CuSO4.5H2O yang berwarna biru dengan larutan NH3 yang telah diencerkan dengan akuades yang berupa larutan bening. Dari campuran kedua bahan ini dihasilkan larutan biru tua. Kristal garam kompleks sebesar 2,52 g dengan rendemen sebesar 73,306 %, dimana garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O menghasilkan bau amoniak. Garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O bila dipanaskan tidak menghasilkan bau.

DAFTAR PUSTAKA

Cotton dan Wilkinson .2007.Kimia Anorganik Dasar.Jakarta : UI-PressDay,R.A.dan A.L.Underwood.2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : ErlaggaFitrony,Haryadi.1993.Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : GramediaSugiarto,Kristian.H.2003.Dasar-Dasar Kimia Anorganik Logam.Yogyakarta: UNY-PressWattimena,