tugas Anorganik

27
TUGAS ANORGANIK II MAKALAH UNSUR-UNSUR GOLONGAN IIIA OLEH: KELOMPOK III NAMA: AHMAD SETIO LANGKO(1006071026) ANNA APRIANI M SOLO (1006072014) MIQDEL W NDUKONAK (1006072015) SISKA LEONITA KOANAK (1006072009) VINDA IRENE TAKAIN (1006072016) JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

Transcript of tugas Anorganik

Page 1: tugas Anorganik

TUGAS ANORGANIK II

MAKALAH

UNSUR-UNSUR GOLONGAN IIIA

OLEH:

KELOMPOK III

NAMA:

AHMAD SETIO LANGKO (1006071026)

ANNA APRIANI M SOLO (1006072014)

MIQDEL W NDUKONAK (1006072015)

SISKA LEONITA KOANAK (1006072009)

VINDA IRENE TAKAIN (1006072016)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2011

Page 2: tugas Anorganik

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Unsur golongan III A yaitu Boron, Aluminium, Galium, indium, dan

talium. Dalam satu golongan memiliki sifat yaitu dari atas ke bawah nomor

atom dan jari-jari atomnya makin besar sedangkan keelektronegatifan dan

energy ionisasinya makin kecil dan begitu pula sebaliknya.

Salah satu unsur yang khas dari Golongan III A adalah Boron. Boron

merupakan salah satu unsur yang termasuk golongan III A dengan nomor

atom 5 (lima), dan warna dari unsur boron adalah hitam. Boron memiliki

sifat diantara logam dan nonlogam (semi metalik). Boron lebih bersifat

semikonduktor daripada sebuah kondurktor logam lainnya. Secara kimia,

Boron berbeda dengan unsur-unsur dalam satu golongannya. Boron juga

merupakan unsur metalloid dan banyak ditemukan dalam biji Borax. Ada dua

allotropi dari Boron yaitu boron amorfus yang merupakan serbuk coklat dan

Boron metalik yang berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam

skala Moh) dan konduktor yang buruk dalam suhu kamar. Hal ini tidak

pernah ditemukan dalam keadaaan bebas di alam.

Adapun unsur-unsur lainnya yang merupakan bagian dari golongan III A

yang memiliki sifat khusus pula. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai

unusr-unsur dalam Golongan III A, sifat fisik dan kimia, senyawa yang dapat

dibentuk oleh golongan III A, reaksi-reaki kimia, serta kegunaan dari unsur-

unsur yang terdapat dalam golongan III A.

Page 3: tugas Anorganik

b. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah Unsur-unsur Golongan III A ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam golongan III A

2. Mengetahui sifat-sifat dari unsur-unsur golongan III A

3. Mengetahui reaksi-reaksi yang dapat dibentuk oleh unsur-unsur golongan III A

4. Mengetahui sumber unsur-unsur dari golongan III A

5. Mengetahui kegunaan dari unsur-unsur golongan III A dalam kehidupan sehari-hari

Page 4: tugas Anorganik

BAB II

ISI

Unsur-unsur dari golongan IIIA adalah boron (B), aluminium (Al), galium (Ga), indium(In),

dan thalium (Th).

Konfigurasi elektron dari unsur golongan IIIA.

5B = 1s2 2s2 2p1

13Al = [Ne] 3s2 3p1

49In = [Kr] 4d10 5s2 5p1

81Tl = [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p1

Sifat – sifat unsur golongan III A.

B Al Ga In Tl

Nomor atom 5 13 31 49 81

Jari –jari

atom (A0)

0,80 1,25 1,24 1,50 1,55

Jari –jari ion

(A0)

- 0,45 0,60 0,81 0,95

Kerapatan

(g/cm3)

2,54 2,70 5,90 7,30 11,85

Titik Leleh

(0K)

2300 932 303 429 577

Titik Didih

(0K)

4200 2720 2510 2320 1740

Energi

ionisasi (I)

(kJ/mol)

807 577 579 556 590

Page 5: tugas Anorganik

Energi

ionisasi (II)

(kJ/mol)

2425 1816 1979 1820 1971

Energi

ionisasi (III)

(kJ/mol)

3658 2744 2962 2703 2874

Tabel diatas menunjukkan sifat fisik dan kimia dari unsur-unsur golongan III A, umumnya

memiliki titik leleh Boron dan titik leleh Galium yang relatif rendah, peningkatan potensial

reduksi dari atas ke bawah dalam satu golongan, tingginya energi ionisasi dari golongan

nonlogam (boron) dan besarnya peningkatan kepadatan dari atas ke bawah dalam satu golongan.

1. Sifat kimia dari unsur-unsur golongan IIIA.

a. Boron

Boron adalah unsur golongan IIIA dengan nomor atom lima. Warna dari unsur boron

adalah hitam. Boron memiliki sifat diantara logam dan nonlogam (semimetalik). Boron

lebih bersifat semikonduktor daripada sebuah konduktor logam lainnya. Secara kimia

boron berbeda dengan unsur- unsur satu golongannya. Boron juga merupakan unsur

metaloid dan banyak ditemukan dalam bijih borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfus

adalah serbuk coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3

dalam skala Moh) dan konduktor yang buruk dalam suhu kamar. Tidak pernah ditemukan

bebas dalam alam.

Boron merupakan unsur yang kurang elektron dan mempunyai p-orbital yang kosong.

Ia bersifat elektrofilik. Sebagian boron sering seperti asam Lewis yaitu biasanya terikat

dengan unsur yang kaya elektron untuk memenuhi kecenderungan stabil seperti gas mulia.

b. Aluminium

Page 6: tugas Anorganik

Aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak

karakteristik yang diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai logam),

nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium adalah logam aktif yang terlihat pada

harga potensial reduksinya.

c. Galium

Galium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ga

dan nomor atom 31. Galium merupakan padatan yang mudah rapuh pada suhu rendah

namun mencair lebih lambat di atas suhu kamar.

d. Indium

Indium adalah logam yang jarang ditemukan, sangat lembut, berwarna putih

keperakan dan stabil di dalam udara dan air tetapi larut dalam asam. Indium termasuk

logam post-transisi dimana merupakan unsur dengan blok p yang memiliki sifat

metalloid dan logam transisi dengan titik leleh dan titik didihnya lebih rendah dibanding

dengan logam transisi dan mereka lebih lunak.

e. Thallium

Thalium adalah unsur kimia dengan simbol Tl dan mempunyai nomor atom 81.

Thalium adalah logam yang lembut dan berwarna kelabu dan lunak dan dapat dipotong

dengan sebuah pisau. Jika thalium berada di udara dalam waktu yang relatif lama akan

terbentuk lapisan oksida pada thalium. Jika thalium berada di air maka akan terbentuk

thalium hidroksida

Unsur thalium dan senyawanya bersifat racun dan penanganannya harus hati-hati.

Thalium dapat menyebabkan kanker.

2. Cara Mendapatkan Unsur-Unsur Logam Utama Golongan IIIA.

Page 7: tugas Anorganik

a. Boron

Sumber boron yang melimpah adalah borax (Na2B4O5 (OH)4.8 H2O) dan kernite

(Na2B4O5 (OH)4.2 H2O) yang dapat diperoleh dengan reduksi oksidasi magnesium.

Oksidasi ini dapat dibuat melalui pemanasan asam borik (B(OH)3), yang diperoleh dari

borax.

B2O3 + 3 Mg → 2B + 3 MgO

Selain itu boron murni dapat diperoleh dengan menurunkan halogenida boron yang

mudah menguap dengan hidrogen pada suhu tinggi.

b. Aluminium

Aluminium dalam skala besar diperoleh sebagai bauksit (Al2O3. 2H2O). Bauksit

mengandung Fe2O3, SiO2, dan zat pengotor lainnya. Sehingga dalam harus dilakukan

proses pemisahan bauksit melalui proses Bayer. Proses ini dilakukan dengan penambahan

larutan natrium hidroksida (NaOH) sehingga menghasilkan larutan natrium alumina dan

natrium silikat. Ketika CO2 dialirkan akan menghasilkan larutan sedangkan natrium silikat

akan tertinggal di dalam larutan dan akan terbentuk endapan aluminium yaitu aluminium

hidroksida. Hidroksidaini kemudian disaring, dicuci dan dipanaskan sehingga akan

diperoleh alumina murni (Al2O3) pada akhir proses Bayer ini.

Selanjutnya akan diperoleh dari Al2O3 murni melalui metode elektrolisis. Elektrolisis

ini dilakukan karena aluminium bersifat elektropositif.

c. Ghalium

Ghalium biasanya adalah hasil dari proses pembuatan aluminium. Pemurnian bauksit

melalui proses Bayer menghasilkan konsentrasi ghalium pada larutan alkali dari sebuah

aluminium. Elektrolisis menggunakan sebuah elektroda merkuri yang memberikan

konsentrasi lebih lanjut dan elektrolisis lebih lanjut menggunakan katoda baja tahan karat

dari hasil natrium gallat menghasilkan logam galium cair. Galium murni membutuhkan

Page 8: tugas Anorganik

sejumlah proses akhir lebih lanjut dengan zona penyaringan untuk membuat logam galium

murni.

d. Indium

Indium adalah hasil dari pembentukan timbal dan seng. Indium dihasilkan melalui

proses elektrolisis garam indium di dalam air. Proses lebih lanjut dibutuhkan untuk

membuat aluminium murni dengan tujuan elektronik.

e. Thalium

Logam thalium merupakan hasil dari asam belerang dengan pembakaran pyrite dan

juga pada peleburan timbal dan bijih besi. Logam thalium merupakan unsur yang melimpah

pada kulit bumi dengan konsentrasi sebesar 0,69 mg/kg dan sumber utama thalium

ditemukan pada tembaga, timbal, seng dan bijih sulfida lainnya. Logam thalium ditemukan

pada mineral crookesite TlCu7Se4, hutchinsonite TlPbAs5S9 dan lorandite TlAsS2. Logam

ini juga dapat ditemukan pada pyrite.

3. Senyawa-Senyawa Dari Unsur-Unsur Logam Utama Golongan IIIA.

a. Boron

Boron dapat bereaksi dengan unsur Halogen, oksigen, dan hidrogen serta senyawa

lainnya.

Hidrida

Istilah hidrida digunakan untuk mengindikasikan senyawa dengan jenis MxHy

Diborane (6): B2H6

Decaborane (14): B10H14

Page 9: tugas Anorganik

Hexaborane (10): B6H10

Pentaborane (9): B5H9

Pentaborane (11): B5H11

Tetraborane (10): B4H10

Flourida

Senyawa –senyawa boron yang terbentuk dengan flourida adalah sebagai berikut :

Boron trifluoride : BF3

Diboron tetrafluoride : B2F4

Klorida

Senyawa yang dapat dibentuk antara unsure boron dengan klorida diantaranya:

Boron trichloride : BCl3

Diboron tetrachloride : B2Cl4

Nitrida

Ketika boron dipanaskan dengan unsur nitrogen, hasilnya adalah senyawa putih

padatan dengan bentuk empiris BN yang disebut dengan nama boron nitrida.

Beberapa alasan yang menarik tentang boron nitrida adalah kemiripan strukturnya

dengan grafit. Pada tekanan tinggi, boron nitride berubah menjadi lebih padat, lebih

keras ( kekerasannya mendekati intan). Nitrida juga berperan sebagai penghambat

elektrik tetapi mengalirkan haba (kalor) seperti logam. Unsur ini juga mempunyai

sifat pelincir sama seperti grafit.

b. Aluminium

Nitrida

Page 10: tugas Anorganik

Aluminium Nitrida (AlN) dapat diperoleh pada suhu 8000 C yang dihidrolisis

dengan air membentuk ammonia dan aluminium hidroksida.

Hidrida

Aluminium hidrida (AlH3)n dapat dihasilkan dari trimetilaluminium dan

hidrogen. Aluminium hidrida dapat juga dibuat dari reaksi aluminium klorida pada

litium klorida pada larutan eter, tetapi tidak dapat diisolasi bebas dari pelarut.

Aluminium oksida

Aluminium oksida (Al2O3) dapat dibuat dengan pembakaran oksigen atau

pemanasan hidroksida,nitrat atau sulfat.

Halogen

Senyawa yang dapat dibentuk oleh unsure Alumunium dengan unsure halogen,

diantaranya:

- aluminium iodida : AlI3

- aluminium flourida : AlF3

c. Galium

Dengan halogen membentuk :

- Galium triklorida : GaCl3

- Galium (III) bromida GaBr3:

- Galium (III) iodida : GaI3

- Galium (III) flourida : GaF3

Page 11: tugas Anorganik

d. Indium

Pada unsur halogen

- Indium (I) Bromida

- Indium (III) Bromida

- Indium (III) Klorida

- Indium (III) Flourida

e. Thalium

Senyawa-senyawa yang dapat dibentuk oleh unsur Thalium, diantaranya:

Senyawa thalium pada flourida : TlF, TlF3,

Senyawa thalium pada klorida : TlCl, Tl,Cl2, Tl,Cl3

Senyawa thalium pada bromida : TlBr, Tl2Br4

Senyawa thalium pada iodida : TlI, TlI3

Senyawa thalium pada oksida : Tl2O, Tl2O3

Senyawa thalium pada sulfida : Tl2S

Senyawa thalium pada selenida : Tl2Se

4. Reaksi-Reaksi Dari Unsur-Unsur Logam Utama Golongan IIIA.

a. Boron

Reaksi boron dengan udara

Kemampuan boron bereaksi dengan udara bergantung pada kekristalan sampel

tersebut, suhu, ukuran partikel, dan kemurniannya. Boron tidak bereaksi dengan

udara pada suhu kamar. Pada temperatur tinggi, boron terbakar membentuk boron

(III) Oksida, B2O3.

4B + 3O2 (g) → 2 B2O3

Page 12: tugas Anorganik

Reaksi boron dengan air

Boron tidak bereaksi dengan air pada kondisi normal

Reaksi boron dengan halogen

Boron bereaksi dengan hebat pada unsur –unsur halogen seperti flourin (F2),

klorin (Cl2), bromine (Br2), membentuk trihalida menjadi boron (III) flourida, boron

(III) bromida, boron (III) klorida.

2B (s) + 3F2 (g) → 2 BF3

2B (s) + 3Cl2 (g) → 2 BCl3

2B (s) + 3Br2 (g) → 2 BBr3

Reaksi boron dengan asam

Kristal boron tidak bereaksi dengan pemanasan asam hidroklorida (HCl) atau

pemanasan asam hidroflourida (HF). Boron dalam bentuk serbuk mengoksidasi

dengan lambat ketika ditambahkan dengan asam nitrat.

b. Aluminium

Reaksi aluminium dengan udara

Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan. Permukaan logam

aluminium dilapisi dengan lapisan oksida yang membantunya melindungi logam

agar tahan terhadap udara. Jadi, aluminium tidak bereaksi dengan udara. Jika

lapisan oksida rusak, logam aluminium bereaksi untuk menyerang (bertahan).

Aluminium akan terbakar dalam oksigen dengan nyala api, membentuk aluminium

(III) oksida Al2O3.

4Al (s) + 3O2 (l ) → 2 Al2O3

Page 13: tugas Anorganik

Reaksi aluminium dengan air

Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan. Permukaan logam

aluminium dilapisi dengan lapisan oksida yang membantunya melindungi logam

agar tahan terhadap udara. Hal serupa juga terjadi pada reaksi aluminium dengan

air.

Reaksi aluminium dengan halogen

Aluminium bereaksi dengan hebat pada unsur –unsur halogen seperti iodin (I2),

klorin (Cl2), bromine (Br2), membentuk aluminium halida menjadi aluminium

(III) iodida, aluminium (III) bromida, aluminium (III) klorida.

2Al (s) + 3I2 (l) → 2 Al2I6 (s)

2Al (s) + 3Cl2 (l) → 2 Al2 Cl3

2Al (s) + 3Br2 (l) → 2 Al2 Br6

Reaksi aluminium dengan asam

Logam aluminium larut dengan asam sulfur membentuk larutan yang

mengandung ion Al (III) bersama dengan gas hydrogen.

2Al (s) + 3H2SO4 (aq) → 2Al 3+ (aq) + 2SO4 2- (aq) + 3H2 (g)

2Al (s) + 6HCl (aq) → 2Al 3+ (aq) + 6Cl- (aq) + 3H2 (g)

Reaksi aluminium dengan basa

Aluminium larut dengan natrium hidroksida.

2Al (s) + 2 NaOH (aq) + 6 H2O → 2Na+(aq) + 2 [Al (OH)4]- + 3H2 (g)

c. Galium

Page 14: tugas Anorganik

Reaksi galium dengan asam

Ga2O3 + 6 H+ → 2 Ga3+ + 3 H2O

Ga (OH)3 + 3 H+ → Ga3+ + 3 H2O

Reaksi galium dengan basa

Ga2O3 + 2 OH- → 2 Ga(OH)4

Ga (OH)3 + OH- → Ga(OH)4

d. Indium

Reaksi indium dengan udara

In3+ + O2 → In2O3

Reaksi indium dengan asam

Indium bereaksi dengan HNO3 15 M

In3+ + 3HNO3 → In(NO3)3 + 3H+

Indium juga bereaksi dengan HCl 6M

In3+ + 3HCl → InCl3 + 3H+

e. Thalium

Reaksi talium dengan udara

Page 15: tugas Anorganik

Potongan logam thalium yang segar akan memudar dengan lambat

memberikan lapisan oksida kelabu yang melindungi sisa logam dari

pengokdasian lebih lanjut.

2 Tl (s) + O2 (g) → Tl2O

Reaksi thalium dengan air

Thalium kelihatannya tidak bereaksi dengan air. Logam thalium memudar

dengan lambat dalam air basah atau larut dalam air menghasilkan racun

thalium (I) hidroksida

2 Tl (s) + 2H2O (l) → 2 TlOH (aq) + H2 (g)

Reaksi thalium dengan halogen

Logam thalium bereaksi dengan hebat dengan unsur-unsur halogen seperti

flourin (F2), klorin (Cl2), dan bromin (Br2) membentuk thalium (III) flourida,

thalium (III) klorida, dan thalium (III) bromida. Semua senyawa ini bersifat

racun.

2 Tl (s) + 3 F2 (g) → 2 TiF3 (s)

2 Tl (s) + 3 Cl2 (g) → 2 TiCl3 (s)

2 Tl (s) + 3 Br2 (g) → 2 TiBr3 (s)

Reaksi thalium dengan asam

Thalium larut dengan lambat pada asam sulfat atau asam klorida (HCl)

karena racun garam talium yang dihasilkan tidak larut.

5. Kegunaan Unsur-Unsur Logam Utama Golongan III A.

a. Kegunaan unsur Boron

Page 16: tugas Anorganik

Natrium tetraborat pentaidrat (Na2B4O7. 5H2O) yang digunakan dalam

menghasilkan kaca gentian penebat dan peluntur natrium perborat.

Asam ortoborik (H3BO3) atau asam Borik yang digunakan dalam

penghasilan textil kaca gentian dan paparan panel rata.

Natrium tetraborat dekahidrat (Na2B4O7. 10H2O) atau yang dikenal dengan

nama boras digunakan dalam penghasilan pelekat.

Asam Borik belum lama ini digunakan sebagai racun serangga, terutama

membasmi semut atau lipas.

Sebagian boron digunakan secara meluas dalam síntesis organik dalam

pembuatan kaca borosilikat dan borofosfosilikat.

Boron-10 juga digunakan untuk membantu dalam pengawalan reactor

nuklir, sejenis pelindung daripada sinaran dan dalam pengesanan neutron.

Boron-11 yang dipatenkan (boron susut) digunakan dalam pembuatan

kaca borosilikat dalam bidang elektronik pengerasan sinaran.

Filamen boron adalah bahan berkekuatan tinggi dan ringan yang biasanya

digunakan dalam struktur aeroangkasa maju sebagai componen bahan

komposit.

Natrium borohidrida (NaBH4) ialah agen penurun kimia yang popular

digunakan untuk menurunkan aldehid dan keton menjadi alcohol.

b. Kegunaan unsur Aluminium

Aluminium digunakan pada otomobil, pesawat terbang, truck, rel kereta

api, kapal laut, sepeda.

Pengemasan (kaleng, foil)

Bidang konstruksi ( jendela, pintu, dll)

Pada perlengkapan memasak

Aluminium digunakan pada produksi jam tangan karena aluminium

memberikan daya tahan dan menahan pemudaran dan korosi.

c. Kegunaan unsur Galium

Page 17: tugas Anorganik

Karena galium membasahi gelas dan porselin, maka galium dapat

digunakan untuk menciptakan cermin yang cemerlang.

Galium dengan mudah bercampur dengan kebanyakan logam dan

digunakan sebagai komponen dalam campuran peleburan yang rendah.

Plutonium digunakan pada senjata nuklir yang dioperasikan dengan

campuran dengan galium untuk menstabilisasikan allotrop plutonium.

Galium arsenida digunakan sebagai semikonduktor terutama dalam dioda

pemancar cahaya.

Galium juga digunakan pada beberapa termometer bertemperatur tinggi.

d. Kegunaan unsur Indium

Indium digunakan untuk membuat komponen elektronik lainnya

thermistor dan fotokonduktor

Indium dapat digunakan untuk membuat cermin yang memantul seperti

cermin perak dan tidak cepat pudar.

Indium digunakan untuk mendorong germanium untuk membuat

transistor.

Indium dalam jumlah kecil digunakan pada peralatan yang berhubungan

dengan gigi.

Indium digunakan pada LED (Light Emitting Diode) dan laser dioda

berdasarkan senyawa semikonduktor seperti InGaN, InGaP yang dibuat

oleh MOVPE (Metalorganic Vapor Phase Epitaxy) teknologi.

Dalam energi nuklir, reaksi (n,n’) dari 113In dan 115 In digunakan untuk

menghilangkan jarak fluks neutron.

e. Kegunaan unsur Thalium

Digunakan sebagai bahan semikonduktor pada selenium

Page 18: tugas Anorganik

Digunakan sebagai dopant ( meningkatkan) kristal natrium iodida pada

peralatan deteksi radiasi gamma seperti pada kilauan alat pendeteksi

barang pada mesin hitung di supermarket.

Radioaktif thalium-201 (waktu paruh 73 jam) digunakan untuk kegunaan

diagnosa pada pengobatan inti.

Jika thalium digabungkan dengan belerang, selenium dan arsen, thalium

digunakan pada produksi gelas dengan kepadatan yang tinggi yang

memiliki titik lebur yang rendah dengan jarak 125 dan 1500 C.

Thalium digunakan pada elektroda dan larut pada penganalisaan oksigen.

Thalium juga digunakan pada pendeteksi inframerah.

Thalium adalah racun dan digunakan pada racun tikus dan insektisida,

tetapi penggunaannya dilarang oleh banyak negara.

Garam-garam Thalium (III) seperti thalium trinitrat, thalium triasetat

adalah reagen yang berguna pada sintesis organic yang menunjukkan

perbedaan perubahan bentuk pada senyawa aromatik, keton dan yang

lainnya.

Page 19: tugas Anorganik

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari makalah unsur-unsur golongan III A ini, diantaranya:

1. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A adalah : boron ( B), aluminium (Al),

galium (Ga), indium ( In), thalium (Tl).

2. Golongan III A memiliki sifat yang spesifik yaitu titik leleh dan titik didih yang relatif

rendah, tingginya energi ionisasi dari golongan nonlogam ( B ) dan peningkatan

kepadatan dari atas ke bawah dalam satu golongan.

3. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A umumnya dapat bereaksi dengan udara,

air, asam, unsur-unsur halogen membentuk senyawa.

4. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A di alam tidak ditemukan dalam bentuk

unsur melainkan dalam bentuk senyawanya. Oleh karena itu, diperlukan beberapa proses

yang digunakan untuk dapat mengisolasi unsur tersebut dari senyawanya.

5. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A dan senyawanya memiliki kegunaan

masing-masing dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri.

Page 20: tugas Anorganik

DAFTAR PUSTAKA

Bayliss, Peter, A, A. Levinson. A system of nomenclature for rare-earth mineral species:

Revision and extension. http://www.minsocam.org/. Department of Geology and Geophysics,

The University of Calgary. Canada. 1988

Cotton, F Albert & Wilkinson, Geoffrey. Basic Inorganic Chemistry. Jhon Wiley and Son. 1976

Gordon B. Haxel, James B. Hedrick, and Greta J. Rare Earth Elements—Critical Resources for

High Technology http://minerals.usgs.gov/minerals/pubs/commodity/rare_earths/. US

Geological Survey

Moris, B. Rare Earths. PIRSA Minerals - Mineral Resource Potential - Rare Earth

Elements.htm. 2006

Prakash, S. Advance Chemistry of Rare Earth Elements. New Delhi: S. Chand. Co (PVT). 1975

W, Christopher. S. Study of the Rare Earth Resources and Markets for the Mt. Weld Complex.

Washingon : BBC Research.

Page 21: tugas Anorganik