anestesi umum

34
  ANESTESI UMUM BASSAM 110.2009.054 Pembimbing: dr. Uus Rustandi. Sp. An dr. Ruby Satria Nugraha, Sp. An, Mkes

description

anestesi umum

Transcript of anestesi umum

  • ANESTESI UMUM

    BASSAM110.2009.054

    Pembimbing:dr. Uus Rustandi. Sp. An dr. Ruby Satria Nugraha, Sp. An, Mkes

  • ANESTESIBerasal dari bahasa Yunani : an (tidak, tanpa) dan aesthetes (persepsi, kemampuan untuk merasa).

    menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersifat sementara

    Anestesi dibagi menjai dua kelompok yaitu : 1. anestesi lokal2. anestesi umum

  • Anastesi UmumTindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat reversible.

    Dengan anestesi umum, akan diperoleh triad (trias) anestesia, yaitu :- Hipnosis (tidur)- Analgesia (bebas dari nyeri)- Relaksasi otot

  • PERSIAPAN DAN PENILAIAN PRA ANESTESIAAnamnesisPemeriksaan Fisik Pemeriksaan LaboratoriumStatus fisikAsupan oral

  • ANAMNESISPernah mendapat anestesia sebelumnya?Keluhan terhadap obat? alergi, mual-muntah, nyeri otot, gatal-gatal atau sesak nafas pasca bedahObat yang menimbulkan masalah dimasa lampau sebaiknya jangan digunakan ulang, Kebiasaan merokok hentikan1-2 hari sebelumnya

  • PEMERIKSAAN FISIKPerhatikan hal yang menyulitkan intubasi

    Abnormalitas leher (pendek,artritis,trauma)

    Kiposis,obesitas

    Abnormalitas gigi

  • PEMERIKSAAN LABDarah rutinEKGFoto thorakLEDPenyakit menular sistemik

  • STATUS FISIKMenggunakan The American Society of Anesthesiologists (ASA) :ASA I : Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia.

    ASA II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang.

    ASA III : Pasien dengan penyakit sistemik berat, sehingga aktivitas rutin terbatas.

  • ASA IV : Pasien dengan penyakit sistemik berat tak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya setiap saat.

    ASA V : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.

    Pada bedah cito atau emergency biasanya dicantumkan huruf E.

  • Masukan Oral

    Refleks laring mengalami penurunan selama anesthesia. Regurgitasi isi lambung dan kotoran yang terdapat dalam jalan napas merupakan risiko utama pada pasien-pasien yang menjalani anesthesia. Dewasa : 6-8 jamAnak kecil : 4-6 jamBayi : 3-4 jam.

  • PREMEDIKASIPremedikasi ialah pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anesthesia melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anesthesia diantaranya :

    Meredakan kecemasan dan ketakutanMemperlancar induksi anesthesiaMeminimalkan jumlah obat anestetikMengurangi mual muntah pasca bedahMenciptakan amnesia

  • Teknik AnastesiSungkup muka : Pemakaian sungkup muka berguna untuk menyalurkan oksigen atau gas anestesi ke pasien.

    Endotracheal tube (ETT) : ETT dapat digunakan untuk memberikan gas anestesi secara langsung ke trakea dan memberikan ventilasi dan oksigenasi terkontrol. Sungkup laring (Laringeal mask airway = LMA) : LMA digunakan untuk menggantikan sungkup muka atau ETT saat pemberian anestesi, untuk membantu ventilasi dan jalur untuk ETT pada pasien dengan jalan nafas sulit.

  • Klasifikasi Mallampati :

  • Pemasangan ett

  • Teknik anestesi umumInduksi anestesiInduksi intravenaInduksi intramuskularInduksi inhalasiInduksi per rektal

  • Induksi anestesiInduksi anestesi :Tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar, sehingga memungkinkan dimulainya anestesia dan pembedahan.

  • Persiapan induksiS : Scope Stetoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung. Laringoskop pilih bilah atau daun (blade) yang sesuai dengan usia pasien. Lampu harus cukup terang.

    T : Tubes Pipa trakea. Pilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa balon (cuffed) dan usia > 5 tahun dengan balon (cuffed).

    A : Airway Pipa mulut-faring (Guedel,orotracheal airway) dan pipa hidung-faring (naso-tracheal airway).

  • T : Tape Plester untuk fiksasi pipa agar tidak terdorong atau tercabut

    I : Introducer Mandrin atau stillet untuk memandu agar pipa trakea mudah dimasukkan

    C : Connector Penyambung antara pipa dan peralatan anesthesia

    S : Suction Penyedot lendir dan ludah

  • Induksi intravenaBertujuan untuk anestesi atau menidurkan pasien dengan respirator

    Beberapa contoh kelompok :A. Barbiturat ( tiopental, metoheksital)B. Benzodiazepin ( midazolam,diazepam)C. PropofolD. KetaminE. Opioid

  • Pelemas otot Bertindak melumpuhkan otot, termasuk otot-otot pernapasan.

    Contoh pelemas otot yang dapat digunakan adalah suksinil kolin, atrakurium, vekuronium, pankuronium.

  • Induksi inhalasiHampir semua jenis obat adalah turunan eter kecuali halotan dan nitrogen

    Induksi halotan memerlukan gas pendorong O2 atau campuran N2O dan O2.

    N2O memiliki KAM yang tinggi >100

    Induksi dengan sevofluran lebih disenangi.

    Induksi dengan enfluran (etran), isofluran (foran, aeran) atau desfluran jarang dilakukan, karena pasien sering batuk dan waktu induksi menjadi lama.

  • Induksi per-rektalCara ini umum digunakan untuk anak atau bayi menggunakan thiopental atau midazolam.

  • STADIUM ANESTESIStadium I Stadium I (St. Analgesia/ St. Cisorientasi) dimulai dari saat pemberian zat anestetik sampai hilangnya kesadaran.Stadium II Stadium II (St. Eksitasi; St. Delirium) Mulai dari akhir stadium I dan ditandai dengan pernapasan yang irreguler, pupil melebar dengan reflekss cahaya (+).Stadium III Stadium III yaitu stadium sejak mulai teraturnya lagi pernapasan hingga hilangnya pernapasan spontan.Stadium IV Ditandai dengan kegagalan pernapasan (apnea) yang kemudian akan segera diikuti kegagalan sirkulasi/ henti jantung dan akhirnya pasien meninggal.

  • OBAT ANESTESINitrogen monoksida (N2O)EnfluranIsofluranHalotanSevofluranedesfluran

    Obat Anestetika gas

  • Obat anestesi intravenaa. Propofol Propofol digunakan untuk induksi dan pemeliharaan dalam anastesia umumObat ini dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersifat isotonik dengan kepekatan 1 % (1 ml = 10 mg).Dosis induksi adalah 2,0-2.5 mg/kg IV, untuk sedasi 25-75 g/kg/min dengan I.V infuse.Dapat dilarutkan dengan Dextrosa 5 % untuk mendapatkan konsentrasi yang minimal 0,2%.

  • b.TiopentalMerupakan obat anestesi umum barbiturat short actingDapat mencapai otak dengan cepat dan memiliki onset yang cepat (30-45 detik). Dosis yang banyak atau dengan menggunakan infus akan menghasilkan efek sedasi dan hilangnya kesadaran.Dosis 3-5 mg/kg.

  • c.KetaminKetamin hidroklorida adalah golongan fenil sikloheksilamin, merupakan rapid acting non barbiturate.Ketamin kurang digemari untuk induksi anastesia, karena sering menimbulkan takikardi, hipertensi , nyeri kepala, muntah muntah , pandangan kabur dan mimpi buruk.Ketamin diberikan secara I.V atau I.M.Dosis induksi adalah 1 2 mg/KgBB secara I.V atau 5 10 mg/Kgbb I.M Dosis sedatif lebih rendah yaitu 0,2 mg/KgBB

  • Obat pelumpuh ototPELUMPUH OTOT DEPOLARISASISuksametonium (suksinil kolin)Mula kerja 1-2 menit dengan lama kerja 3-5 menit. Dosis intubasi 1-1,5 mg/kgBB intravena

    PELUMPUH OTOT NON DEPOLARISASIatrakurium

  • Intubasi dan ekstubasi trakea

    Indikasi sangat bervariasi dan umumnya digolongkan sebagai berikut :

    Menjaga patensi jalan napas oleh sebab apapun.

    Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi

    Pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi

  • Ekstubasi ditunda sampai pasien benar-benar sadar, jika:Intubasi kembali akan menimbulkan kesulitanPasca ekstubasi ada risiko aspirasi

    Ekstubasi dikerjakan pada umumnya pada anestesi sudah ringan dengan catatan tak akan terjadi spasme laring.

    Sebelum ekstubasi bersihkan rongga mulut laring faring dari sekret dan cairan lainnya

  • SKOR PEMULIHAN PASCA ANESTESI

    NEXT PAGE

  • Aldrete scale

  • Steward score

  • TERIMA KASIH