Anemia Pada Hiv

download Anemia Pada Hiv

of 67

Transcript of Anemia Pada Hiv

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    1/67

    ANEMIA PADA HIV

    A. DEFINISI

    Anemia pada HIV didefinisikan dengan kadar Ht < 33% dan kadar Hb < 10 mg/dL.

    B. EPIDEMIOLOGI

    Anemia adalah kelainan hematologi terbanyak yang terjadi pada

    pasien dengan HIV dan biasanya berhubungan dengan progresiftas

    penyakit tersebut dan hasil klinis yang buruk serta kematian. Sebuah

    studi epidemiologi sebanyak 32.86 pasien in!eksi HIV pada orang

    de"asa dan remaja menemukan bah"a resiko kematian meningkat

    hingga #$% pada pasien dengan anemia persisten &Hb '#$ mg(d)*

    dibandingkan dengan pasien dengan anemia yang tertangani. Anemia

    merupakan klinis yang penting pada in!eksi HIV dan diperkirakan

    pre+alensi pada HIV asimtomatik sekitar #$% sedangkan pada AI,S

    sekitar -2%.

    C. ETIOLOGI

    Anemia terjadi karena kerusakan dari hematopoiesis menurunn!a produksi se" darah

    merah# termasuk $

    1. upresi umsum &u"ang

    'ua mekanisme utama dimana HIV mempengaruhi sumsum tu"ang ada"ah $

    a. Infeksi "angsung dari se"(se" progenitor) ataub. &indakan tidak "angsung se" aksesori terinfeksi.

    *ekanisme utama ber+ariasi antara pasien !ang satu dengan !ang "ain dan

    dapat ber+ariasi pada pasien jika diberikan pada ,aktu !ang berbeda. *egakar!osit)

    misa"n!a) mengungkapkan -' dan -- reseptor di mana HIV memasuki se"(se"

    ini dan meniptakan efek penekan "angsung. Atau sel/sel 0 yang terin!eksi

    dan sekresi makro!ag mengubah !a1tor pertumbuhan/ &04/*

    inter!eron 5 dan ( atau tumor ne1rosis !a1tor/5 &045* yang

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    2/67

    semuanya dikenal untuk menghambat megakaryo1ytopoiesis. HIV

    juga dapat mengin!eksi sel/sel sumsum stroma.

    2. 0erapi bat

    &erapi obat tungga" atau kombinasi berpotensia" jadi agen m!e"osupresi)

    seperti 4ido+udine) trimethoprim(su"fametho5a4o"e) dan gani"o+ir) !ang dapat

    men!ebabakan kerusakan hematopoiesis.

    3. Infeksi portunistik

    *!obaterium a+ium omp"e5

    6ar+o+irus 718

    -*V

    'an agen "ain !ang dapat men!ebabkan kerusakan dari hematopoiesis. Infi"trasi umsum &u"ang o"eh 9eganasan

    Ha" ini jarang terjadi pada anak(anak) terjadi kurang "ebih pada 1)% anak

    !ang terinfeksi HIV. 9eganasan !ang pa"ing ban!ak pada anak dengan HIV ada"a

    Limfoma :on(Hodgkin.

    ebuah etio"ogi !ang mungkin untuk kerusakan perifer autoimun !ang dimediasi

    ada"ah pengembangan autoantibodi untuk trombosit dan unsur(unsur darah "ainn!a !ang

    kurang umum) !ang dapat dipiu o"eh HIV. 9erusakan autoimun juga dapat terjadi di

    sumsum serta darah perifer.

    D. FAKTOR RESIKO

    1. i,a!at pen!akit &7 da"am kurun ,aktu ; bu"an !ang "a"u

    2. &erinfeksi aing tambang

    E. MANIFESTASI KLINIS

    Anamnesis

    o 6using

    o *udah berkunang(kunang

    o Lesu

    o Akti+itas kurang

    o asa mengantuk

    o ukar konsentrasi

    o -epat "e"aho 6restasi kerja fisik / pikiran menurun

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    3/67

    o 9emungkinan ada komp"ikasi 7timbu" tanda(tanda ke"ainan pada jantung

    Pemeriksaan Fisik

    o 6uat konjungti+a dan te"apak tangan serta kaki#

    o &akikardi

    o 6u"us e"er

    o uara pembu"uh darah spontan

    o 7ising karotis

    o 7ising sisto"ik anorganik

    o 6embesaran jantung

    F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Hapusan darah tepi

    ANEMIA ANG BIASANA BERHUBUNGAN DENGAN HIV

    Anemia Besi T!"a#

    Ir!n

    Bin$in%

    Mean

    &!r'(s&(#ar

    V!#(me

    Re")&(#!&)"e

    C!(n"

    Ha# )an%

    mem*e$akan

    6emeriksaan darah "engkap

    Ha" !ang dini"ai $

    ( Hb

    ( *-V

    ( *-H

    ( *-H-

    9adar besi serum

    &ota" 7inding Iron -apait!

    :i"ai retiku"osit

    erum &ransferrin eeptor

    &f#

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    4/67

    Ca'a&i")

    Anemia karena 6en!akit

    9ronik

    rendah :orma" /

    rendah

    :orma" /

    endah

    endah ang pa"ing umum

    'efisiensi besi endah &inggi endah

    jika tidak

    ditutupi o"eh

    sebab !ang

    "ain#

    :orma" /

    menurun

    'iet = mungkin su"it

    untuk membedakan

    anemia karena

    pen!akit kronik

    dengan anemia

    defisiensi besi

    Hipoproduksi o"eh karena

    obat 4ido+udine)

    trimethoprim(

    su"fametho5a4o"e) dapsone#

    :orma" :orma" :orma"

    hingga

    meninggi

    :orma" /

    rendah

    &imbu" da"am jangka

    ,aktu seminggu

    pertama dari mu"ai

    terapi

    Hemo"isis o"eh karena obat

    trimethoprim(

    su"fametho5a4o"e) dapsone#

    :orma" :orma" :orma" &inggi /

    norma"

    7i"irubin

    meningkat)

    dehidrogenase susu)

    "o, haptogob"in

    smear> mungkin bisa

    berhubungan dengan

    defisiensi ?;6'Hipoproduksi berhubungan

    dengan infeksi par+o 718)

    *A-#

    :orma" :orma" :orma"

    hingga

    meninggi

    *enurun &anda dan geja"a

    dari pen!akit

    mungkin tidak ada

    Hipersp"enism :orma" :orma" :orma"

    hingga

    meninggi

    *eningkat /

    norma"

    p"enomega"i)

    pan!topenia

    G. TATA LAKSANA

    @ika kadar eritropoietin endogen < 00 mnits/mL) terapi eritropietin 0(200

    iu/kg/dose 35/minggu# harus diberikan untuk mengurangi kebutuhan tranfusi. up"emen

    besi ora" 3(;mg/kg/hari# dan asam fo"at 1mg/hari# harus diberikan ketika eritropoietin

    mu"ai diberikan.

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    5/67

    @ika geja"a k"inis anemia signifikan Hb < B mg/dL atau ada tanda(tanda

    kega,atdaruratan @antung(6aru#) penggunaan eritropoietin atau transfusi

    direkomendasikan untuk penggunaan 4ido+udine hingga diagnosis ditegakkan. 'osis

    4ido+udine tidak bo"eh diubah. @ika anemia berat berkembang sete"ah minggu keempat

    profi"aksis AC&) AC& dapat dihentikan pada ,aktu itu dan hasi"n!a "ebih baik dari pada

    neonatus mendapat transfusi darah atau eritropoietin.

    9ebutuhan untuk transfusi darah harus die+a"uasi dengan hati(hati. &ransfusi harus

    disediakan untuk) anemia berat k"inis !ang signifikan. Iradiasi dan pengurangan "eukosit dari

    darah menurut protoko" standar harus digunakan untuk semua transfusi.

    :e+irapine diganti dengan efa+iren4 jika seorang anak sedang terapi &7- dengan

    penggunaan rifampiin. Cido+udine diganti dengan sta+udine jika anak memi"iki kadar

    Hb < D mg/dL.

    6engobatan anemia harus diarahkan untuk memperbaiki pen!ebab !ang mendasari

    me"a"ui dukungan gi4i) sup"ementasi besi untuk defisiensi 4at besi) kontro" infeksi

    oportunistik) dan kontro" perdarahan berke"anjutan disesuaikan dengan "okasi perdarahan

    !ang sesuai. -ontohn!a termasuk humidifikasi udara) mungkin aminokaproat untuk

    epistaksis) dan pi" kontrasepsi untuk perdarahan +agina. eara umum) sete"ah masa neonata"

    dan a,a" masa ba!i) anemia disebabkan terapi AV ada"ah sering ringan dan jarang

    memer"ukan penghentian terapi.

    aat "ahir) perhatian khusus harus diberikan kepada hemog"obin ba!i !ang "ahir dari

    ibu !ang terinfeksi HIV terkena AC&. 9adar hemog"obin enderung sedikit "ebih rendah pada

    neonates "ainn!a) dengan anemia karena AC& terkait je"as pada usia 3 minggu.

    Er!thropoietin te"ah terbukti efektif pada anemia terkait HIV) terutama ketika ha" itu

    disebabkan o"eh AC& atau tingkat er!thropoietin endogen !ang rendah.

    Indikasi) risiko) dan manfaat untuk transfusi se" darah merah mirip dengan pasien

    !ang tidak terinfeksi HIV. :amun) ketika transfusi pasien !ang terinfeksi HIV) ada beberapa

    khusus kekha,atiran !ang mendahu"ui ketersediaan rutin "euko(reduksi. 6ene"itian te"ah

    menunjukkan peningkatan +ira" "oad hari sete"ah transfusi) peningkatan kejadian infeksi

    sitomega"o+irus dan kematian pada pasien dengan pen!akit "anjut juga terjadi) meskipun

    sebagian besar pene"itian ini di"akukan pada orang de,asa. &ingkat ke"angsungan hidup

    !ang mungkin menurun pada pasien !ang diberi transfusi dibandingkan dengan pasien !ang

    memi"iki derajat anemia dan imunodefisiensi !ang sama !ang tidak diberikan transfusi.

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    6/67

    Iradiasi dan pengurangan "eukosit te"ah sangat mengurangi risiko pen!akit infeksi dan graft(

    +ersus(host !ang berkaitan dengan transfusi.

    HIV

    A. De+inisi

    Human immunodefiien! +irus HIV# ada"ah retro+irus !ang menginfeksi se"(se"

    sistem kekeba"an tubuh) termasuk "imfosit & he"per -' "imfosit ) monosit) dan makrofag.

    'ampak dari infeksi HIV ada"ah berkurangn!a fungsi dan jum"ah "imfosit -' & dan se"(se"

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    7/67

    "ain !ang terkena) sehingga menekan sistem pertahanan se"u"ar dan humora" tubuh. &anpa

    pengobatan) HIV akan men!ebabkan hi"angn!a kekeba"an tubuh) !ang men!ebabkan dengan

    kondisi !ang memenuhi definisi aFuired immunodefiien! sindrom AI'# dan) akhirn!a)

    kematian. diagnosis k"inis AI' dibuat ketika anak terinfeksi HIV mengembangkan sa"ah

    satu infeksi oportunistik) keganasan) atau kondisi !ang terantum da"am stadium k"inis 3 pada

    k"asifikasi menurut -'- atau GH. 6ada orang de,asa dan remaja) kriteria untuk diagnosis

    AI' juga menakup jum"ah -' &("imfosit abso"ut 200 se" / uL atau kurang.1

    B. E'i$emi!#!%i

    GH memperkirakan pada tahun 2013) 3.2 juta anak anak diba,ah 1 tahun hidup

    dengan infeksi HIV(1) 80% diantaran!a berada di sub(saharan Afria. Ga"aupun jum"ah anak

    anak !ang "ahir dengan HIV te"ah turun 3% antara tahun 2008 sampai 2013) masih 188.000

    anak !ang terinfeksi baru han!a ditahun 2013. 9eban!akan dari kasus anak ada"ah hasi" dari

    transmisi seara +ertia" dari ibu !ang terinfeksi HIV.2

    'i Indonesia sendiri kasus HIV dari hasi" statistik o"eh 'itjen 66 6L 9emenkes I !ang

    di"aporkan sampai dengan eptember 201 ada"ah sebagai berikut $

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    8/67

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    9/67

    tatistik 9asus HIV/AI' di Indonesia

    @enis 9e"amin/e5

    'i"apor s/d eptember 201

    umber $ 'itjen 66 6L 9emenkes I

    C. E"i!#!%i

    HIV ada"ah anggota dari genus Lenti+irus) bagian dari ke"uarga etro+iridae.

    Lenti+irus memi"iki ban!ak morfo"ogi dan sifat bio"ogis !ang sama. 7an!ak spesies !ang

    terinfeksi o"eh "enti+irus) !ang khas bertanggung ja,ab untuk pen!akit "ama("ama dengan

    masa inkubasi !ang panjang.2

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    10/67

    Lenti+irus ditransmisikan sebagai untai tungga") positif(rasa) men!e"imuti +irus :A.

    ete"ah masuk ke da"am se" target) :A genom +irus dikon+ersi re+erse ditranskripsi#

    menjadi ':A untai ganda o"eh re+erse transriptase +ira" dikodekan !ang diangkut bersama

    dengan genom +irus da"am partike" +irus. ':A +irus !ang dihasi"kan kemudian diimpor ke

    da"am inti se" dan diintegrasikan ke da"am ':A se" o"eh +ira" dikodekan integrase dan tuan

    rumah o(faktor. ete"ah terintegrasi) +irus dapat menjadi "aten) !ang memungkinkan +irus

    dan se" inang untuk menghindari deteksi o"eh sistem kekeba"an tubuh. Atau) +irus dapat

    ditranskripsi) memproduksi genom :A baru dan protein +irus !ang dikemas dan dibebaskan

    dari se" sebagai partike" +irus baru !ang memu"ai sik"us rep"ikasi baru.

    HIV dapat dibagi menjadi dua jenis utama) jenis HIV 1 HIV(1# dan HIV tipe 2 HIV(2#.

    HIV(1 terkait dengan +irus !ang ditemukan pada simpanse dan gori"a !ang hidup di Afrika

    barat) sementara HIV(2 +irus terkait dengan +irus !ang ditemukan di Afrika teranam punah

    barat je"aga primata mangabe!.

    HIV(1 +irus dapat dibagi "agi menjadi ke"ompok. HIV(1 grup +irus * mendominasi

    dan bertanggung ja,ab untuk pandemi AI'. ?rup * dapat dibagi "agi menjadi subtipe

    berdasarkan data urutan genetik. 7eberapa subtipe diketahui "ebih ganas atau tahan terhadap

    obat !ang berbeda. 'emikian juga) HIV(2 +irus dianggap kurang +iru"en dan menu"ar dari

    +irus ke"ompok HIV(1 *) meskipun HIV(2 diketahui juga dapat men!ebabkan AI'.

    HIV(1 ada"ah strain !ang pa"ing umum dan patogen +irus. 6ara i"mu,an membagi(

    HIV 1 menjadi ke"ompok besar ?roup *# dan dua atau "ebih kei" ke"ompok. etiap

    ke"ompok di!akini me,aki"i transmisi independen IV menjadi manusia tapi subtipe da"am

    suatu ke"ompok tidak#. eban!ak 38 s ditemukan di semua enam frame membaa

    mungkin # dari HIV(1 urutan genom "engkap) tetapi han!a sedikit dari mereka !ang

    fungsiona".

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    11/67

    D. Transmisi

    &ransmisi HIV(1 terjadi seara kontak seksua") me"a"ui darah) atau transmisi seara

    +ertika" dari Ibu ke anak. &ransmisi seara +ertika" merupakan rute utama penu"aran infeksi

    pada pasien anak.

    &ransmisi seara +ertia" dapat terjadi pada saat sebe"um persa"inan intrauterine#)

    da"am persa"inan intrapartum#) atau sete"ah persa"inan me"a"ui pemberian AI#. Ga"aupun

    transmisi pada masa intrauterine dapat diidentifikasi dengan ku"tur atau 6- dari jaringan

    fetus pada minggu ke 10) data statistik menunjukan bah,a keban!akan transmisi pada masa

    intrauterine terjadi pada akhir usia gestasi) dimana integritas dari p"aenta me"emah dan

    terjadi mirotransfusi dari ibu ke anak.

    6ersentase penu"aran terbesar !aitu pada saat persa"inan intrapartum#) dibuktikan

    dengan tidak ditemukann!a +irus sampai umur 1 minggu kehidupan. *ekanisme dari

    transmisi ini nampakn!a me"a"ui mukosa ba!i !ang terekspos darah ibu dan sekresi

    er+io+agina" pada ja"an "ahir) dan kontraksi aktif uterus pada saat persa"inan.

    7eberapa fator resiko !ang dapat meningkatkan resiko penu"aran seara +ertia"

    !aitu +ira" "oad dan jum"ah -' ibu. esiko penu"aran ada"ah sebesar 2 ka"i "ipat setiap

    penigkatan Log10 +ira" "oad ibu pada saat persa"inan. 6ersa"inan seara setio earean

    menurunkan resiko penu"aran sebesar DB% jika di berikan bersamaan dengan terapi

    4ido+udine pada ibu dan ba!i. Akan tetapi data menunjukan pada pemberian antiretro+ira"

    ombinasi A manfaat persa"inan seara setio searean nampak kurang begitu berarti

    dengan atatan +ira" "oad ibu

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    12/67

    E. Pa"!%enesis

    6ada keban!akan kasus) a,a" infeksi dimu"ai dari jum"ah +irus !ang rendah) o"eh

    karena itu infeksi a,a" dapat diegah dengan pengobatan profi"aksis. 9etika +irus masuk

    me"a"ui mukosa) se" !ang pertama terpengaruh ada"ah se" dendriti. e" ini mengambi" dan

    memproses antigen dari perifer dan memba,an!a ke jaringan "imfe. HIV tidak menginfeksi

    dendriti se" tapi me"ekat pada mo"eku" permukaan '-(I?:. 'engan begitu +irus dapat

    bertahan sampai menapai jaringan "imfe. 'i da"am jaringan "imfe +irus seara se"ektif

    mengikat pada se" !ang mengekspresikan -' pada permukaann!a) terutama se" & he"per

    dan turunan mono!te dan marophage. e"(se" "ain !ang memi"iki -' seperti mirog"ia)

    astro!te dan o"igodendrog"ia dan jaringan p"aenta !ang mengandung se" +i"ous Hofbauer

    dapat juga terinfeksi HIV. ntuk masuk keda"am se") HIV membutuhkan oreseptor !aitu

    -- dan -J-. 6ada beberapa strain HIV tertentu dibutuhkan oreeptor "ainn!a seperti

    --1) dan --3. 6erbedaan ?enetik pada host juga mempengaruhi kemampuan HIV da"am

    menginfeksi. 6rogresi+itas dari pen!akit) dan respon pengobatan. *utasi geneti pada orang(

    orang tertentu !ang sering ditemukan pada ras putih seperti mutase pada --K32 !ang

    men!ebabkan tidak adan!a -- memi"iki efek protektif terhadap infeksi HIV. 2

    kema. sik"us hidup +irus

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    13/67

    7iasan!a -' "imfosit bermigrasi ke jaringan "imfe da"am merespon adan!a antigen +irus)

    kemudian menjadi aktif dan berpro"iferasi) ha" ini menjadikan -' rentan terhadap infeksi

    +irus HIV. *igrasi !ang disebabkan antigen ini men!ebabkan akumu"asi se" -' pada

    jaringan "imfe dan berkontribusi pada "imfadenopati genera"isata !ang menjadi karakteristik

    s!ndrome retro+ira" akut pada orang de,asa dan remaja.

    9etika rep"ikasi +irus HIV menapai batas tinggi biasan!a sete"ah minggu ke 3 = ;#)

    terjadi "onjakan +iremia da"am p"asma. Viremia ini men!ebabkan geja"a f"u atau geja"a

    mononu"eosis demam) rash) "imfadenopati) atrha"gia# pada 0 = B0% de,asa !ang

    terinfeksi.

    'engan terbentukn!a respon se""u"ar dan humora" da"am 2( bu"an) jum"ah +ira" "oad

    da"am darah akan menurun) dan pasien masuk pada fase tak bergeja"a.

    ep"ikasi a,a" +irus HIV(1 pada anak tidak menunjukan geja"a k"inis. Ga"aupun di

    tes dengan 6-) kurang dari 0% !ang terdeteksi pada saat "ahir. Virus "oad meningkat pada

    1 = bu"an) dan hampir semua anak terdeteksi +irus HIV dari darah perifer pada bu"an ke = .

    *ekanisme menurunn!a jum"ah -' pada de,asa dan anak termasuk) HIV(mediated

    sing"e e"" ki""ing) formation of mu"tinu"eated giant e""s dari -' !ang terinfeksi dan !ang

    tidak terinfeksi) +irus(speifi immune responses se" natura" ki""er) antibod!(dependent

    e""u"ar !toto5iit!#) superantigen(mediated ati+ation of & e""s) autoimmunit!) dan

    programmed e"" deathapoptosis#. 7eban +ira" "ebih ban!ak di jaringan "imfoid dari pada di

    darah perifer pada periode asimtomatik.

    *onosit dan makrofag dapat terinfeksi o"eh HIV dan tidak terkena efek !topathi

    dari +irus) dengan masa hidup !ang panjang) menje"askan peran mereka sebagai reser+oir

    bagi +irus HIV.

    Anak !ang terinfeksi HIV memi"iki perubahan pada s!stem imun !ang mirip dengan

    !ang terjadi pada orang de,asa. 7erkurangn!a jum"ah -' akan tampak "ebih sedikit

    dibandingkan de,asa karena pada ba!i umumn!a memi"iki re"ati+e "!mpho!tosis. @um"ah

    -' 1.00 se"/uL pada anak kurang dari 1 tahun menandakan penurunan !ang ban!ak

    dibandingkan -'

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    14/67

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    15/67

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    16/67

    F. Mani+es"asi K#inis

    7a!i baru "ahir dengan infeksi HIV jarang menimbu"kan geja"a saat "ahir. 6ada

    pemeriksaan fisikn!a juga tidak ditemukan perbedaan dengan ba!i !ang tidak terinfeksi.

    Akan tetapi 30 = D0% ba!i !ang terinfeksi akan menunjukan geja"a da"am tahun pertama

    kehidupan. Hepatomega"i) sp"enomega"!) "imfadenopati) parotitis dan infeksi sa"uran nafas

    beru"ang ada"ah tanda !ang berkaitan dengan perkembangan !ang "ambat. e+ere bateria"

    infetion) 6rogresi+e nero"ogi disease) anemia dan demam terkait dengan perkembangan

    pen!akit !ang epat. 6emberian AV dapat memper"ambat atau menegah perkembangan

    pen!akit) o"eh karena itu menegakkan diagnosis dia,a" sangat "ah penting.1

    7a!i dengan infeksi HIV sangat rentan terkena 6neumo!stis @iro+ei pneumonia

    6-6#) dengan insiden tertinggi saat berumur 2 = ; bu"an. "eh karena itu pemberian

    profi"aksis untuk 6-6 mu"ai dari saat berumur = ; minggu. 7i"a terbukti tidak terinfeksi

    saat berumur ; minggu) profi"aksis dapat dihentikan. 6ada ba!i !ang mendapatkan AI

    profi"aksis dapat terus diberikan sampai infeksi HIV dapat disingkirkan sete"ah penghentian

    pemberian AI.

    e"ama periode pemberian AV profi"aksis) beberapa ba!i dapat timbu" anemia atau

    neutropenia !ang biasan!a tidak menimbu"kan ter"a"u tampak dari k"inisn!a. Akan tetapi ba!i!ang te"ah terbukti terinfeksi HIV umumn!a akan sehat. 7eberapa studi menemukan adan!a

    kemungkinan gangguan pertumbuhan dan perkembangan) da!a tahan) dan beberapa

    penurunan fungsi organ) akan tetapi be"um sepenuhn!a berarti seara k"inis.

    6ada emaja dan de,asa dengan infeksi akut HIV) akan munu" geja"a !ang tidak

    spesifik seperti f"u atau mononu"osis("ike i""ness dimu"ai 2( minggu sete"ah paparan)

    umumn!a tidak ukup parah sehingga memba,a orang berobat. indrom retro+ira" akut ini

    su"it dibedakan dengan infeksi +irus "ainn!a. ?eja"a !ang "ebih jarang terjadi namun "ebih

    spesifik !aitu adan!a genera"i4ed "imfadenopati) rash) ora" dan genita" u"er) asepti

    meningitis) dan thrush. mumn!a antibod! HIV akan terdeteksi sete"ah minggu ke(;) akan

    tetapi pada sebagian orang dapat baru munu" pada bu"an ke 3(; sete"ah paparan.

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    17/67

    *enurut perja"anan pen!akitn!a) -'- mengk"asifikasian tiap anak baik dari stadium k"inis

    dan jum"ah -' n!a) sebagai berikut $1

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    18/67

    Gho juga membuat k"asifikasi stadium k"inis !ang ban!ak digunakan di"uar $

    K#inis S"a$i(m K#inis ,HO

    Asimtomatik 1

    ingan 2

    edang 3

    7erat

    Anak anak dengan HIV juga memi"iki peningkatan resiko terkena keganasan) sa"ah satu !ang

    pa"ing sering ada"ah "imfoma hodkin !ang timbu" pada tempat !ang tidak biasa -:) tu"ang)

    sa"uran erna) "i+er) dan paru#. Infeksi H6V pada er+i5 "ebih enderung berkembang

    menjadi keganasan) dan resiko ini tidak berkurang dengna pemberian HAA&.

    G. Pemeriksaan Pen(n-an%

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    19/67

    6enegakan infeksi HIV pada anak diatas 1D bu"an dapat di"akukan dengan mendeteksi

    HIV antibod! dengan pemeriksaan immunoassa! atau dengan rapid antibod! tests. ntuk

    memastikan biasan!a digunakan Gestern b"ot) immune f"uoresent antibod! atau rapid test

    ke(2 dengan antigen dari produsen !ang berbeda atau metode !g berbeda) harus di"akukan

    karena terdapat kemungkinan fa"se positif pada kasus(kasus tertentu dimana terjadi ross(

    reating antibodies.

    6erja"anan pen!akit HIV ditandai dengan penurunan dari jum"ah tota" dan persetase

    -' & "imfosit dan peningkatan persentase dari -'D & "imfosit. @um"ah -' & "imfosit

    penting sebagai prediksi tingkat resiko kemingkinan terkena infeksi oportuniistik.

    7a!i dan anak !ang sehat memi"iki jum"ah -' & "imfosit !ang jauh "ebih tinggi

    dibandingkan de,asa> ini kemudian menurun ke "e+e" de,asa saat berumur (; tahun. "eh

    karena itu untuk meni"ai jum"ah -' & "imfosit pada anak digunakan tab"e !ang te"ah

    disesuaikan dengan umur. Akan tetapi persentase -' & "imfosit tidak ter"a"u berbeda dengan

    de,asa) juga dapat digunakan sebagai parameter.

    Hipergammag"obu"ine dari Ig?) IgA) dan Ig* juga dapat terjadi) ,a"aupun pada

    perja"anan "anjut) pada beberapa indi+idu terjadi h!pogammag"obu"inemia. 9e"ainan

    pemeriksaan darah anemia) neutropenia) trombositopenia# juga dapat terjadi.

    6emeriksaan airan serebrospina" dapat norma" atau terdapat peningkatan protein dan

    mononu"ear p"eo!tosis. HIV nu"eid aid testing dapat positif pada -.1

    H. Dia%n!sis

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    20/67

    Bagan. Alur diagnosis HIV pada bayi dan anak umur kurang dari 18 bulan3

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    21/67

    Bagan. Alur diagnosis HIV pada anak > 18 bulan, remaja dan dewasa

    Tabel. Inerpreasi !asil pemeriksaan ani HIV 3

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    22/67

    Hasi" tes 9riteria &indak Lanjut

    6ositif 7i"a hasi" A1 reaktif)

    A2 reaktif dan A3

    reaktif

    ujuk ke pengobatan HIV

    :egatif 7i"a hasi" A1 non

    reaktif

    7i"a hasi" A1 reaktif

    tapi pada pengu"angan

    A1 dan A2 non(reaktif

    7i"a sa"ah satu reaktif

    tapi tidak beresiko

    7i"a tidak beresiko) dianjurkan

    peri"aku hidup sehat

    7i"a beresiko dianjurkan pemeriksaan

    u"ang minimum 3 bu"an) ; bu"an) dan

    12 bu"an dari pemeriksaan pertama

    sampai satu tahun

    Indeterminate 7i"a dua hasi" tes

    reaktif

    7i"a han!a 1 tes reaktif

    tapi mempun!ai resiko

    atau pasangan beresiko

    &es per"u diu"ang dengan speimen

    baru minima" sete"ah dua minggu dari

    pemeriksaan !ang pertama

    7i"a hasi" tetap indeterminate)

    di"anjutkan dengan pemeriksaan 6-.

    7o"a sarana pemeriksaan 6- tidak

    memungkinkan) rapid tes diu"ang 3

    bu"an) ; bu"an) dan 12 bu"an dari

    pemeriksaan !ang pertama. 7i"a

    sampai satu tahun hasi" tetap

    indeterminate dan fator resiko

    rendah) hasi" dapat din!atakan sebagai

    negatif.

    I. Dia%n!sis Ban$in%

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    23/67

    Infeksi HIV harus se"a"u terpikirkan bi"a pada e+a"uasi terdapat tanda(tanda

    immunodefisiensi) tergantung pada keadaan infeksi HIV dapat men!erupai 7(-e""

    h!pogammag"obinemia#) &(-e"") atau kombinasi imunodefisiensi.

    Infeksi HIV juga harus dipertimbangkan pada keadaan(keadaan seperti gaga" tumbuh)

    keter"ambatan perkembangan) infeksi paru kronik) dan infeksi *.tuberu"osis)

    Infeksi kronik HIV dengan tanda pembengkakan "imfadenopat! genera"isata atau

    hepatosp"enomega"! juga dapat munu" pada infeksi +irus seperti E7V atau -*V pada anak

    atau remaja. 6emeriksaan darah ada"ah ,ajib da"am menegakkan diagnosis HIV.1

    J. Pen%!*a"an

    Indikasi pemberian AV $3

    Tabel. Indikasi "emberian A#V

    6opu"asi ekomendasi

    'e,asa dan anak Q tahun Inisiasi A& pada orang terinfeksi HIV stadium k"inis 3 dan

    ) atau jika jum"ah -' < 30 se"/mm

    Inisiasi A& tanpa me"ihat stadium k"inis GH dan

    berapapun jum"ah -'

    9oinfeksi &7

    9oinfeksi Hepatitis

    Ibu hami" dan men!usui HIV P

    rang terinfeksi HIV !ang pasangann!a HIV negati+e

    pasangan serodiskordan#

    LL)6)&ransgender)Garia) atau penasun

    6opu"asi umum di daerah dengan epidemi HIV

    me"uas

    Anak < tahun Inisiasi A& tanpa me"ihat stadium k"inis GH dan

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    24/67

    berapapun jum"ah -'

    R 6engobatan &7 harus dimu"ai "ebih dahu"u) kemudian obat AV diberikan da"am 2(D

    minggu sejak mu"ai obat &7) tanpa menghentikan terapi &7. 6ada 'HA dengan -'

    kurang dari 0 se"/mm) AV harus dimu"ai da"am 2 minggu sete"ah mu"ai pengobatan &7.ntuk 'HA dengan meningitis kriptokokus) AV dimu"ai sete"ah minggu pengobatan

    kriptokokus.

    6emberian AV

    1. 6emberian AV penegahan pada ba!i

    emua ba!i "ahir dari ibu dengan HIV P#) baik !ang diberi AI eksk"usif maupun

    susu formu"a) diberi Cido+udin da"am 12 jam pertama se"ama ; minggu.

    Tabel. $osis %ido&udin unuk pen'ega!an penularan HIV pada bayi

    9eadaan 7a!i 'osis Cido+udin

    7a!i ukup bu"an Cido+udin mg/9g77/12 jam se"ama ; minggu) atau dengan

    dosis disederhanakan $

    7erat "ahir 2000(288g S 10mg 25 sehari

    7erat "ahir Q 200 g S 1mg 25 sehari

    7a!i dengan berat < 2000g harus mendapat dosis mg/kg)

    disarankan dengan dosis a,a" 2mg/9g seka"i sehari

    7a!i premature

    sedangkan 6rotease inhibitor 6I# mmengakibatkan kadar p"asma 6I akan turun

    sebesar D0% atau "ebih. ifampisin dapat diberikan bersama(sama dengan semua jenis

    nu'leoside re&erse rans'ripase in!ibior :&I#. ekomendasi pemberian A&

    bersama AV ada"ah 2 jenis :&I dikombinasi dengan efa+iren4 EV#. 'osis A&

    tidak memer"ukan pen!esuaian karena tidak dipengaruhi o"eh AV. 6emberian AV

    dapat dimu"ai bi"a anak te"ah mendapat A& se"ama minima" 2 = D minggu se"ama

    s!arat untuk pemberian AV te"ah terpenuhi.

    *asa"ah !ang sering dihadapi pada pengobatan &7 anak terinfeksi HIV ada"ah

    respons pengobatan !ang kurang baik dan angka re"aps !ang tinggi. 7i"a respons

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    53/67

    k"inis dan radio"ogi kurang maka pemberian A& dapat di"anjutkan sampai 8(12

    bu"an se"anjutn!a pen!ebab kegaga"an pengobatan harus die+a"uasi. E+a"uasi respons

    k"inis dan radio"ogi !ang kurang sete"ah pemberian A& ; bu"an me"iputi kepatuhan

    minum obat) absorpsi obat !ang kurang) resistensi obat dan kemungkinan diagnosis

    &7 sa"ah.

    Anti retro+ira" dan A& sering menunjukkan geja"a toksisitas !ang sama

    sehingga su"it diidentifikasi obat mana !ang menjadi pen!ebab toksisitas tersebut.

    Efek samping A& "ebih sering ditemukan pada pasien !ang terinfeksi HIV. Efek

    samping A& pa"ing sering ditemukan pada 2 bu"an pertama pengobatan.

    *eskipun pemberian I:H pada anak jarang menimbu"kan neuropati namun

    pemberian I:H pada anak terinfeksi HIV dan mendapat AV disarankan untuk

    ditambahkan piridoksin +itamin 7;#.#as! merupakan efek samping pemberian A&

    !ang ukup sering ditemukan) umumn!a ringan sehingga tidak per"u menghentikan

    pengobatan. 7eberapa obat !ang dapat menimbu"kan rash antara "ain kotrimoksa4o")

    ne+irapin) EV dan abaa+ir. 7i"a ras! hebat maka A& harus dihentikan du"u)

    se"anjutn!a bi"a ras! sudah hi"ang A& dapat dimu"ai dengan ara desensitisasi. Efek

    "ain A& misa"n!a pada gastrointestina" mua") muntah dan diare# umumn!a tidak

    memer"ukan penghentian obat. Apabi"a terdapat efek hepatotoksik gangguan fungsi

    hati# !aitu ?&/?6& meningkat "ebih dari J ni"ai norma" tertinggi tanpa disertai

    ikterus> bi"irubin tota" Q 1) mg/dL tanpa disertai ikterus> geja"a ikterus dengan ji

    fungsi hati norma" maka I:H) ifampisin dan 6CA dihentikan kemudian diberikan

    Etambuto" dan treptomisin. treptomisin dan Etambuto" diberikan tidak "ebih dari 2

    bu"an) sambi" dipantau fungsi hati> apabi"a fungsi hati sudah norma") maka regimen

    pengobatan kemba"i ke I:H) ifampisin dan 6CA. Apabi"a geja"a gangguan fungsi

    hati tersebut beru"ang) per"u ditinjau u"ang apakah A& dan AV dapat diberikan

    bersama(sama atau tidak. edangkan apabi"a da"am 2 bu"an pemberian Etambuto" dan

    treptomisin tern!ata fungsi hati masih tetap tinggi Q 5 batas norma" tertinggi#)

    maka sebaikn!a pasien dirujuk.

    ntuk menghindari terjadin!a tumpang tindih efek samping A& dan AV

    maka bi"a memungkinkan pemberian AV ditunda sampai anak mendapat A& 2

    bu"an tetapi apabi"a HIV sangat parah !aitu bi"a &7 disertai pen!u"it seperti batuk

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    54/67

    berdarah atau &7 meningitis) maka AV dapat dimu"ai sete"ah 2 = D minggu

    pemberian A& ,a"aupun kemungkinan terjadin!a II "ebih besar.

    ii. E+ek sam'in% 'en%!*a"an OAT

    Infeksi HIV men!ebabkan peningkatan terjadin!a efek samping pada anak

    !ang sedang mendapat A& terutama efek samping pada ku"it dan hepatotoksisitas

    karena A& dan kotrimoksaso".

    1. 9u"it

    Efek samping pada ku"it dapat berupa nekro"isis epiderma" toksik !ang

    menganam kehidupan maupun ras! !ang tersebar pada ,ajah) dada dan se"uruh

    tubuh. 7i"a pasien menga"ami geja"a ras!, gata" dan demam segera sete"ah makan

    A&) menunjukkan terdapatn!a reaksi hipersensiti+itas. Apabi"a timbu" ras! ringan

    dan tidak ada rasa gata" maka A& di"anjutkan> apabi"a disertai sedikit rasa gata"

    maka diberikan antihistamin. 6en!ebab gata" !ang "ain per"u dipertimbangkan

    misa"n!a skabies. 7i"a timbu" ras! disertai rasa gata" dengan atau tanpa efek samping

    berat !aitu nekro"isis epiderma" toksik atau te+en @ohnson s!ndrome maka semua

    jenis A& harus dihentikan sampai k"inis membaik. 7i"a ras! sudah hi"ang maka A&

    dapat diberikan "agi mu"ai dosis pa"ing rendah I:H 0 mg) ifampisin B mg#

    dinaikkan seara bertahap sampai menapai dosis !ang sesuai da"am ,aktu 3 hari.

    2. Hepatotoksik

    6ada anak sakit &7 !ang terinfeksi HIV maka sebaikn!a di"akukan

    pemeriksaan uji fungsi hati sebe"um pengobatan dimu"ai. e"anjutn!a pemeriksaan uji

    fungsi hati sebaikn!a diperiksa rutin setiap bu"an. Efek hepatotoksik A& pada anak

    terinfeksi HIV "ebih sering ditemukan dibanding anak !ang tidak terinfeksiHIV. bat

    Anti &7 "ini pertama !ang menimbu"kan efek hepatotoksisitas ada"ah

    I:H)ifampisin dan 6CA. 9arena ke(3 obat tersebut diberikan sebagai kombinasi

    maka agak su"it untuk menentukan obat mana !ang menjadi pen!ebab gangguan

    fungsi hati. 6emberian kemba"i A& tersebut sete"ah hepatotoksisitas hi"ang)

    umumn!a tidak menimbu"kan efek samping seperti sebe"umn!a. treptomisin dan

    Etambuto" jarang seka"i menimbu"kan hepatotoksisitas. ?eja"a k"inis hepatotoksisitas

    ber+ariasi mu"ai dari gangguan fungsi hati ringan sampai kerusakan hati berat !ang

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    55/67

    men!ebabkan gaga" hati. ?eja"a konstitusiona" berupa "emah) mua") muntah) demam)

    mia"gia) artra"gia dan sakit perut.$rug indu'ed !epaiis 'IH# karena A& ini harus

    didiagnosis banding dengan hepatitis +irus. 7i"a ditemukan geja"a k"inis

    hepatotoksisitas maka A& harus dihentikan keua"i bi"a tetap diper"ukan pemberian

    A& maka dapat diberikan treptomisin dan Etambuto". bat Anti &7 dapat

    diberikan kemba"i 2 minggu sete"ah geja"a k"inis hepatotoksisitas hi"ang atau ji

    fungsi hati norma" kemba"i.

    3. ?astrointestina"

    Efek gastrointestina" akibat A& !ang pa"ing ban!ak ditemukan ada"ah mua")

    muntah) dehidrasi dan imba"ans e"ektro"it. Efek samping gastrointestina" umumn!a

    tidak memer"ukan penghentian obat. Efek gastrointestina" sering merupakan geja"a

    a,a" efek hepatotoksisitas sehingga diper"ukan pemantauan k"inis !ang baik. 7i"a

    geja"an!a ringan sampai sedang maka dapat diatasi dengan ara minum A&

    bersamaan dengan makanan atau diminum segera sebe"um tidur atau memberikan anti

    emetik. 7i"a geja"a gartritis menonjo" maka dapat diberikan antasid atau proon pump

    in!ibior 66I# ,a"aupun antasid akan mengurangi absorpsi rifampisin sebesar 20(

    0%. Antasid atau 66I sebaikn!a diberikan 2 jam sebe"um atau sesudah makan A&.

    . Immune re'onsiuion in6lammaory syndrome II#

    6emberian A& fase a,a" men!ebabkan penekanan rep"ikasi +irus HIV seara

    epat 80% +irus da"am 1(2 minggu# sehingga terjadi pemu"ihan sistem imun)

    peningkatan -' !ang besar pada fase inisia" !ang di"anjutkan dengan penurunan

    jum"ah +irus. Immune re'onsiuion in6lammaory syndrome merupakan kumpu"an

    geja"a atau manifestasi k"inis akibat respons imun !ang meningkat seara epat

    terhadap berbagai infeksi maupun antigen non infeksius sete"ah pemberian AV fase

    inisia". rganisme !ang pa"ing sering men!ebabkan II ada"ah y'oba'erium

    uber'ulosis, y'oba'erium a&ium, 7rypo'o''us neo6ormans dan 7yomegalo&irus.

    *anifestasi k"inis II !ang utama ada"ah$

    *unu"n!a "agi geja"a pen!akit infeksi !ang pernah ada sebe"umn!a dan te"ah

    teratasi infeksin!a. 6en!ebab terban!ak II ada"ah &7.

    *unu"n!a infeksi !ang sebe"umn!a asimtomatik) umumn!a disebabkan o"eh

    y'oba'erium a&ium,jarang o"ehy'oba'erium uber'ulosis.

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    56/67

    6en!akit autoimun dan inf"amasi seperti arkoidosis.

    ?eja"a k"inis II bersifat sementara) misa"n!a demam) "imfadenopati !ang

    bertambah) tuberku"oma intraserebra" menjadi munu" kemba"i) efusi p"eura) sindrom

    distress pernapasan) infeksi subk"inis menjadi manifest atau geja"a k"inis memburukpada pengobatan &7 !ang adekuat. 6erburukan k"inis &7 pada pemberian AV se"ain

    disebabkan o"eh II) dapat pu"a disebabkan o"eh reaksi hipersensiti+itas terhadap

    antigen y'oba'erium uber'ulosis !ang mati. Ha" ini bukan suatu kegaga"an

    pengobatan dan bersifat sementara. Immune re'onsiuion in6lammaory syndrome

    dapat juga disebabkan o"eh mikobakteria atipik) "neumo'ysis jiro&e'i, Vari'ella

    4oser dan +irus Herpes simp"eks. Immune reonstitution inf"ammator! s!ndrome

    umumn!a terjadi pada pemberian A& bersama(sama AV da"am 2 bu"an pertama.

    7eberapa kriteria !ang mendukung diagnosis II pada &7(HIV 3 dari kriteria

    sebagai berikut# $

    a. *anifestasi k"inis atipika" sete"ah AV mu"ai diberikan.

    b. Viral load menurun 1 "og10 per mL.

    . -' meningkat.

    d. 7ukan &7 re"aps atau resisten A&.

    e. 7ukan karena ketidakpatuhan minum obat.

    f. 7ukan akibat efek samping obat.

    g. 7ukan karena infeksi "ain atau keadaan "ain karena HIV.

    iii. Re%imen 'en%!*a"an OAT

    1. Isonia4id I:H#

    Isonia4id diberikan seara ora". 'osis harian !ang biasa diberikan ada"ah =

    1 mg/kg77/hari) maksima" 300 mg/hari) dan diberikan da"am satu ka"i pemberian.

    Isonia4id !ang tersedia umumn!a da"am bentuk tab"et 100 mg dan 300 mg) dan da"am

    bentuk sirup 100 mg/m". ediaan da"am bentuk sirup biasan!a tidak stabi") sehingga

    tidak dianjurkan penggunaann!a. 9onsetrasi punak di da"am darah) sputum) dan -

    dapat diapai da"am 1 = 2 jam) dan menetap se"ama pa"ing sedikit ; = D jam. Anak(

    anak menge"iminasi isonia4id "ebih epat daripada orang de,asa) sehingga

    memer"ukan dosis mg/kg77 "ebih tinggi daripada de,asa. Isonia4id terdapat pada air

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    57/67

    susu ibu AI# !ang mendapat isonia4id dan dapat menembus sa,ar darah p"asenta)

    tetapi kadar obat !ang menapai janin/ba!i tidak membaha!akan.

    Isonia4id mempun!ai dua pengaruh toksik utama) keduan!a jarang pada anak)

    !aitu hepatotoksik dan neuritis perifer. :euritis perifer akibat dari hambatan

    kompetitif penggunaan piridoksin. 9adar piridoksin berkurang pada anak !ang

    minum isonia4id) tapi manifestasi k"inis jarang ada dan pemberian piridoksin biasan!a

    tidak dianjurkan) namun remaja dengan diet !ang tidak ukup) ke"ompok anak(anak

    dengan kadar susu dan masukan daging rendah) serta ba!i !ang sedang men!usu

    sering memer"ukan penambahan piridoksin. 6iridoksin diberikan 2 = 0 mg satu ka"i

    sehari) atau 10 mg piridoksin setiap 100 mg isonia4id. *anifestasi k"inis neuritis

    perifer !ang pa"ing sering ada"ah mati rasa dan rasa gata" pada tangan dan kaki.

    &oksisitas isonia4id - jarang) terjadi biasan!a bi"a o+erdosis !ang bermakna.

    6engaruh toksis utama isonia4id ada"ah hepatotoksisitas) !ang jarang pada anak) tapi

    meningkat sesuai usia. ebagian anak !ang minum isonia4id menga"ami kenaikan

    kadar serum transaminase da"am 2 bu"an pertama.) tapi karena jarang makan

    pemantauan "aboratorium tidak rutin di"akukan) kua"i bi"a ada geja"a dan tanda

    k"inis.

    2. ifampisin

    ifampisin ada"ah obat kuni pada manajemen tuberku"osis modern.

    ifampisin bersifat bakterisid pada intrase" dan ekstrase") dapat memasuki semua

    jaringan) dan dapat membunuh kuman semidorman !ang tidak dapat dibunuh o"eh

    isonia4id. ifampisin diabsorbsi dengan baik me"a"ui sistem gastrointestina" pada saat

    prut kosong 1 jam sebe"um makan#) dan kadar serum punak terapai da"am 2 jam.

    ifampisin diberikan da"am bentuk ora" dengan dosis 20 = 20 mg/kg77/hari) dosis

    maksima" ;00 mg/hari dengan dosis 1 ka"i pemberian per hari. 'osis rifampisin tidak

    me"ebihi 1 mg/kg77/hari jika diberikan bersamaan dengan isonia4id.

    Efek samping rifampisin "ebih sering terjadi daripada isonia4id. Efek samping

    tersebut berupa perubahan ,arna urin) "udah) keringat) sputum) dan air mata) menjadi

    ,arna orange kemerahan. Efek samping "ain berupa gangguan gastrointestina" dan

    hepatotoksik ikterus/hepatitis# !ang biasan!a ditandai dengan peningkatan kadar

    transaminase serum !ang asimptomatik. ntuk mengurangi peningkatan resiko

    hepatotoksisitas maka diturunkan dosis harian isonia4id menjadi maksima" 10

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    58/67

    mg/kg77/hari. ifampisin umumn!a tersedia da"am sediaan kapsu" 10 mg) 300 mg

    sehingga kurang sesuai untuk digunakan pada anak(anak dengan berbagai kisaran

    berat badan. ifampisin sebaikn!a tidak diminum bersamaan dengan pemberian

    makan karena dapat timbu" ma"absorbsi.

    3. 6ira4inamid

    6ira4inamid ada"ah deri+at dari nikotinamid) berpenetrasi baik pada jaringan

    dan airan tubuh) bakterisid han!a pada intrase" pada suasana asam) dan diresorbsi

    baik pada sa"uran erna. 6emberian pira4inamid seara ora" dengan dosis 1 = 30

    mg/kg77/hari dengan dosis maksima" 2 gr/hari. 6ira4inamid diberikan pada fase

    intensif karena sangat baik da"am suasana asam !ang timbu" akibat jum"ah kuman

    masih sangat ban!ak. 6enggunaan pira4inamid aman pada anak. 9ira(kira 10% orang

    de,asa !ang diberikan pira4inamid menga"ami efek samping. 6ira4inamid tersedia

    da"am bentuk tab"et 00 mg) dapat digerus dan diberikan bersamaan dengan makanan.

    . Etambuto"

    'ahu"u etambuto" jarang diberikan pada anak karena potensi toksisitas pada

    mata. bat ini memi"iki akti+itas bakteriostatik dan bakterisid jika diberikan dengan

    dosis tinggi dengan terapi intermiten. bat ini dapat menegah timbu"n!a resistensi

    terhadap obat(obat "ain. 'osis !ang dianjurkan ada"ah 1 = 20 mg/kg77/hari)

    maksima" 1)2 gr/hari dosis tungga". Etambuto" tersedia da"am bentuk tab"et 20 mg

    dan 00 mg. efek samping !ang mungkin terjadi dari penggunaan etambuto" ada"ah

    neuritis optik dan buta ,arna merah hijau) sehingga sering ka"i pengunaann!a

    dihindari pada anak !ang be"um daapt diperiksa tajam peng"ihatann!a. 6ene"itian di

    9 I menunjukkan bah,a etamuto" dengan dosis 1 = 2 mg/kg77/hari tidak

    ditemukan kejadian neuritis optika pada pasien !ang dipantau hingga 10 tahun pasa

    pengobatan.

    . treptomisin

    treptomisin bersifat bakteriosid dan bakteriostatik kuman ekstrase"u"ar pada keadaan

    basa atau netra") jadi efektif membunuh kuman intrase"u"er. bat ini penting pada

    pengobatan fase intensif meningitis &7 dan *'(&7. treptomisin dapat diberikan

    seara intramusku"ar dengan dosis 1 = 0 mg/kg77/hari) maksima" dosis 1 gram/hari

    dan kadar punak 0(0[g/m" da"am ,aktu 1(2 jam. bat ini dapat me"e,ati se"aput

    otak !ang meradang) tetapi tidak dapat me"a,ati se"aput otak !ang tidak meradang.

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    59/67

    treptomisin berdifusi dengan baik pada jaringan dan airan p"eura) diekskresi

    me"a"ui ginja". Efek toksisitas ke"ainan pada ner+us krania" VIII !ang mengganggu

    keseimbangan dan pendengaran berupa tinismus dan pusing. 'apat menembus

    p"asenta sehingga hati(hati menentukan dosis pada ,anita hami" karena dapat

    merusak saraf pendengaran janin.

    Nama O*a" D!sis arian

    /m%5k%BB5ar

    i0

    D!sis

    maksima#

    /m%5ari0

    E+ek Sam'in%

    Isonia4id (1R 300 Hepatitis) neuritis perifer)

    hipersensiti+itas

    ifampisinR

    R

    10(20 ;00 ?astrointestina") reaksi ku"it) hepatitis)

    trombositopenia) peningkatan en4im hati)

    airan tubuh ber,arna oran!e kemerahan

    6ira4inamid 1(30 2000 &oksisitas hati) atra"gia) gastrointestina"

    Etambuto" 1(20 120 :euritis optik) ketajaman peng"ihatan

    berkurang) buta ,arna merah(hijau)

    pen!empitan "apang pandang)

    hipersensiti+itas) gastrointestina"

    treptomisi

    n

    1(0 1000 totoksis) nefrotoksik

    6 7i"a isonia4id dikombinasikan dengan rifampisin) dosisn!a tidak bo"eh me"ebihi 10

    mg/kg77/hari.

    RR ifampisin tidak bo"eh diraik da"am satu pu!er dengan A& "ain karena dapat

    mengganggu bioa+ai"abi"itas rifampisin. ifampisin diabsorpsi dengan baik me"a"ui

    sistem gastrointestina" pada saat perut kosong satu jam sebe"um makan.

    7. Dia%n!sis Ban$in%i. Pne(m!&)s"is Jir!1e&i Pne(m!nia89:

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    60/67

    9uman 6neumo!stis dik"asifikasikan da"am go"ongan jamur berdasarkan

    ana"isis ':A) tetapi juga memi"iki karakteristik bio"ogis suatu proto4oa. 9uman

    pen!ebab infeksi pada manusia disebut 6. jiro+eii. 9uman ini biasa terdapat pada

    anak dengan antibodi serum Q D0% pada anak usia 2 = tahun. 7a!i dengan status

    imun !ang masih kompeten infeksi 6. @iro+eii akan memi"iki geja"a !ang ringan pada

    sa"uran nafas atau tanpa geja"a.

    7erdasarkan stadium k"inis HIV/AI' pada ba!i dan anak menurut GH)

    6-6 merupakan infeksi !ang munu" pada infeksi HIV/AI' stadium k"inis IV.

    tadium ini dik"asifikasikan sebagai stadium k"inis berat.2 6-6 merupakan pen!ebab

    kematian terban!ak pada anak !ang terinfeksi HIV) sekitar \30% dari se"uruh kasus

    AI'. Insidensi tertinggi 6-6 pada anak HIV ditemukan pada tahun pertama

    kehidupan) dengan punak kasus pada usia 3 = ; bu"an. Hitung -'P bukan

    merupakan indikator !ang baik untuk 6-6 pada ba!i usia

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    61/67

    7a!i dengan infeksi kombinasi -*V dan 6. @iro+eii menga"ami pneumonia

    berat !ang membutuhkan +enti"ator) kortikosteroid) atau bahkan sampai men!ebabkan

    kematian. 6rognosis "ebih buruk jika didapatkan infeksi kombinasi dengan -*V bi"a

    dibandingkan dengan infeksi 6-6 saja.

    ii. Lim+!i$ In"ers"i"ia# Pne(m!ni"is89:

    6neumonia Interstitia" Limfositik atau LI6 ada"ah suatu sindrom !ang me"iputi

    demam) batuk dan d!spneu dengan infi"trat paru bibasi"ar) !ang terdiri dari akumu"asi

    "imfosit interstitia" dan se" p"asma !ang padat. 0LI6 merupakan infeksi oportunistik

    !ang timbu" pada stadium k"inis III pada anak HIV !ang dik"asifikasikan sebagai

    stadium k"inis sedang.

    LI6 dapat dihubungkan dengan gangguan autoimun dan "imfopro"iferatif)

    termasuk rheumatoid arthritis) tiroiditis Hashimoto) m!asthenia gra+is) anemia

    pernisiosa) sindrom sentisasi autoeritrosit) hepatitis kronik aktif) j]gren sindrom)

    transp"antasi sumsum tu"ang be"akang a"ogenik) !stemi Lupus Er!thematosus

    LE#) dan "imfoma. LI6 berhubungan dengan disproteinemia) infeksi HIV tipe 1)

    +irus Epstein(7arr) dan Human &(e"" Leukimia Virus H&LV# tipe 1.

    ji "aboratorium tidak spesifik untuk mendiagnosis pen!akit ini) o"eh sebab

    itu) untuk mendiagnosis di"akukan foto rontgen rongga dada) pengukuran difusi gas)

    dan pemeriksaan histo"ogi.0 9ematian pada anak HIV/AI' !ang menderita LI6

    sebesar 33 = 0% da"am ,aktu "ima tahun sete"ah diagnosis ditegakkan.

    LI6 dapat men!ebabkan kematian pada anak penderita HIV/AI'. 'a"am

    proses perja"anan pen!akitn!a) LI6 men!ebabkan kesu"itan bernafas seara progresif)

    sehingga penderita tidak mendapatkan pasokan oksigen !ang optima" !ang dapat

    mengakibatkan kematian.

    8. Pen&e%aan

    1. 6e"aakan 9ontak

    pa!a pa"ing efektif untuk menegah infeksi &7 beru"ang pada anak ada"ah

    Xmenutup "ubang kran tap#Y dengan ara pengenda"ian seara epidemio"ogis) !aitu

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    62/67

    diagnosis dan pengobatan segera terhadap kasus &7 !ang infeksius. 6ada anak

    penggunaan sistem skoring dapat mengurangi keter"ambatan diagnosis. *eskipun

    geja"a &7 pada anak sangat tidak spesifik namun geja"a(geja"a sugestif &7 tersebut

    merupakan a"at identifikasi !ang ukup akurat pada Xke"ompok berisikoY misa"n!a

    anak !ang terinfeksi HIV. 6e"aakan kontak &7 pada anak terinfeksi HIV sangat

    bermanfaat untuk menegah terjadin!a transmisi serta membuka kesempatan untuk

    pemberian I:H profi"aksis. Apabi"a kita menemukan seorang anak dengan &7 maka

    harus diari sumber penu"aran !ang men!ebabkan anak tertu"ar &7. umber

    penu"aran ada"ah orang de,asa !ang menderita &7 aktif dan kontak erat dengan anak

    tersebut.

    6e"aakan sumber infeksi di"akukan dengan ara pemeriksaan 7&A sputum

    dan foto toraks pe"aakan sentripeta"#. 7i"a te"ah ditemukan sumbern!a maka per"u

    pu"a di"akukan pe"aakan sentrifuga" !aitu menari anak "ain di sekitar sumber

    penu"aran tersebut !ang kemungkinan juga tertu"ar) !aitu dengan pemeriksaan uji

    tuberku"in. 'emikian pu"a jika ditemukan pasien &7 de,asa aktif maka anak

    disekitarn!a atau !ang kontak erat harus di"akukan pemeriksaan ada tidakn!a infeksi

    maupun pen!akit &7.

    2. 6engenda"ian Infeksi

    6engenda"ian infeksi &7 terutama ada"ah diagnosis kasus &7 dan pengobatan

    !ang adekuat) serta mengikuti perkembangan pasien dengan baik tidak terjadi drop(

    out# di tingkat pe"a!anan kesehatan manapun. e"ain upa!a di atas) diper"ukan pu"a

    perbaikan "ingkungan rumah seperti +enti"asi pintu dan jende"a# !ang baik dan

    masukn!a sinar matahari ke da"am rumah seara efektif. 6engenda"ian transmisi &7

    di k"inik HIV juga per"u diperhatikan karena anak terinfeksi HIV merupakan

    ke"ompok !ang sangat rentan terhadap infeksi apapun terutama &7 dan apabi"a

    mereka sakit &7 maka dapat menjadi sumber penu"aran se"anjutn!a.

    3. 6emberian I:H 6rofi"aksis

    6emberian I:H profi"aksis dapat menegah terjadin!a sakit &7 pada anak

    terinfeksi HIV. 'iagnosis infeksi &7 "aten pada anak terinfeksi HIV sangat penting

    karena ke"ompok ini berisiko besar menga"ami reakti+asi. *eskipun faktor kepatuhan

    tetap menjadi perhatian besar namun pemberian I:H profi"aksis pada anak terinfeksi

    HIV tetap memberikan keuntungan. Isonia4id tidak menimbu"kan drugdrug

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    63/67

    inera'ions bi"a diberikan bersama A& dan tidak pu"a memer"ukan pen!esuaian

    dosis pada pemberian kedua obat tersebut. 7eberapa pene"itian menunjukkan bah,a

    pemberian I:H profi"aksis pada anak terinfeksi HIV dapat menurunkan angka

    kematian sampai setengahn!a.

    6rofi"aksis primer

    6rofi"aksis primer bertujuan untuk menegah terjadin!a infeksi &7) pada

    profi"aksis primer diberikan isonia4id dengan dosis = 10 mg/kg77/hari dengan

    dosis tungga". 6rofi"aksis ini diberikan pada anak !ang kontak dengan &7 menu"ar)

    terutama dengan 7&A sputum positif) tetapi be"um terinfeksi uji tuberku"in negatif#.

    bat diberikan se"ama ; bu"an. 6ada akhir bu"an ketiga pemberian profi"aksis

    di"akukan uji tuberku"in u"ang. @ika tetap negati+e) profi"aksis di"anjutkan hingga ;

    bu"an. @ika terjadi kon+ersi tuberu"in menjadi positif) e+a"uasi status &7 pasien. 6ada

    akhir bu"an ke enam pemberian profi"aksis) di"akukan "agi uji tuberku"in) jika tetap

    negatif profi"aksis dihentikan) jika terjadi kon+ersi tuberu"in menjadi positif) e+a"uasi

    status &7 pasien.

    6rofi"aksis sekunder

    6rofi"aksis sekunder diberikan pada anak !ang te"ah terinfeksi) tetapi be"um

    sakit) ditandai dengan uji tuberku"in positif) sedangkan k"inis dan radio"ogis norma".

    &idak semua anak diberi kemoprofi"aksis sekunder) tetapi han!a anak !ang termasuk

    da"am ke"ompok resiko tinggi untuk berkembang menjadi sakit &7) !aitu anak(anak

    pada keadaan imunokompromais. -ontoh anak(anak dengan imunokompromais

    ada"ah usia ba"ita) menderita morbi"i) +arise"a) atau pertusis) mendapat obat

    imunosupresif !ang "ama sitostatik dan kortikosteroid#) usia remaja) dan infeksi &7

    baru kon+ensi uji tuberku"in da"am kurun ,aktu kurang dari 12 bu"an#. Lama

    pemberian untuk kemoprofi"aksis sekunder ada"ah ;(12 bu"an.

    9ebijakan pemberian I:H profi"aksis ada"ah sebagai berikut $

    a. Anak dengan infeksi "aten &7

    mur HIV 9ontak erat dengan &ata"aksana

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    64/67

    pasien &7 paru de,asa

    7a"ita P#/(# a I:H profi"aksis

    7a"ita P#/(# &idak bser+asi

    Q tahun (# a bser+asi

    Q tahun P# a I:H profi"aksis

    Q tahun (# &idak bser+asi

    Q tahun P# &idak bser+asi

    b. Anak bukan &7

    mur HIV 9ontak erat dengan

    pasien &7 paru de,asa

    &ata"aksana

    7a"ita P#/(# a I:H profi"aksis

    7a"ita P#/(# &idak 6ikirkan diagnosis

    "ain) bi"a per"u dirujuk

    Q tahun (# a bser+asi

    Q tahun P# a I:H profi"aksis

    Q tahun (# &idak 6ikirkan diagnosis

    "ain) bi"a per"u dirujuk

    Q tahun P# &idak 6ikirkan diagnosis

    "ain) bi"a per"u dirujuk

    . Vaksinasi 7ai""us -a"mette et ?uerin 7-?#

    atu(satun!a +aksin terhadap tuberu"osis !ang tersedia ada"ah 7ai""us

    -a"mette et ?uerin) diberi nama dengan nama dua pengamat 6eranis !ang

    bertanggung ja,ab untuk perkembangann!a. rganisme +aksin as"in!a ada"ah strain

    .bo&is hidup !ang di"emahkan dengan subku"tur setiap tiga minggu se"ama 13

    tahun. train ini didistribusikan pada beberapa "usin "aboratorium !ang men"anjutkan

    subku"tur organisme ini pada berbagai media dengan berbagai keadaan. Hasi"n!a

    ada"ah produksi ban!ak +aksin 7-? !ang sangat berbeda da"am morfo"ogi) sifat

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    65/67

    pertumbuhan) potensi sensitisasi dan +iru"ensi binatang. Imunisasi 7-? diberikan

    pada usia 0 = 2 bu"an. 'osis untuk ba!i sebesar 0)0 m" dan untuk anak 0)10 m")

    diberikan seara intrakutan di daerah insersi otot de"toid kanan pen!untikan "ebih

    mudah dan "emak subkutis "ebih teba") u"kus tidak menganggu struktur otot dan

    sebagai tanda baku#. 7i"a 7-? diberikan pada usia Q 3 bu"an) sebaikn!a di"akukan uji

    tuberu"in ter"ebih dahu"u. Insiden &7 anak !ang mendapat 7-? berhubungan

    dengan kua"itas +aksin !ang digunakan) pemberian +aksin) jarak pemberian +aksin)

    dan intensitas pemaparan infeksi.

    Efek proteksi sangat ber+ariasi mu"ai dari 0 = D0% bahkan di ,i"a!ah endemis

    &7 diragukan efek proteksin!a. :amun demikian) +aksin 7-? memberikan proteksi

    !ang ukup baik terhadap terjadin!a &7 berat &7 mi"ier dan meningitis &7#.

    eba"ikn!a pada anak terinfeksi HIV maka +aksin 7-? tidak ban!ak memberikan

    efek menguntungkan dan dikha,atirkan dapat menimbu"kan 7-?(itis diseminata)

    !aitu pen!akit &7 aktif akibat pemberian 7-? pada pasien imunokompromais. Gor"d

    Hea"th rgani4ation menetapkan bah,a +aksinasi 7-? merupakan kontraindikasi

    pada anak terinfeksi HIV !ang bergeja"a. Ha" ini sering menjadi di"ema bi"a ba!i

    mendapat 7-? segera sete"ah "ahir pada saat status HIV(n!a be"um diketahui. 7i"a

    status HIV ibu te"ah diketahui dan"re&ening o!er o 7!ild Transmission o6 HIV6*&- te"ah di"akukan maka +aksinasi 7-? tidak segera diberikan pada ba!in!a.

    7a!i baru "ahir dengan ibu HIV positif dengan per"akuan penegahan 6*&-)

    maka 7-? tidak diberikan pada saat jad,a"n!a. 6emberian 7-? menunggu status

    ba!i ditetapkan me"a"ui pemeriksaan 6- ; bu"an# atau sero"ogis pada umur

    sesudahn!a. ebaikn!a didahu"ui uji tuberku"in.

    ;. Pr!%n!sis

    6ada pasien dengan sistem imun !ang prima) terapi menggunakan A& terkini

    memberikan hasi" !ang potensia" untuk menapai kesembuhan. @ika kuman sensitif

    dan pengobatan "engkap) keban!akan anak sembuh dengan geja"a sisa !ang minima".

    &erapi u"angan "ebih su"it dan kurang memuaskan hasi"n!a. 6erhatian "ebih harus

    diberikan pada pasien dengan imunodefisiensi) !ang resisten terhadap berbagai

    rejimen obat) !ang berespon buruk terhadap terapi atau dengan komp"ikasi "anjut.

    6asien dengan resistensi mu"tip"e terhadap A& jum"ahn!a meningkat dari ,aktu ke

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    66/67

    ,aktu. Ha" ini terjadi karena para dokter meresepkan rejimen terapi !ang tidak

    adekuat ataupun ketidakpatuhan pasien da"am menja"anin pengobatan.

    9etika terjadi resistensi atau into"eransi terhadap Isonia4id dan ifampisin)

    angka kesembuhan menjadi han!a 0%) bahkan "ebih rendah "agi. 'engan A&

    terutama isonia4id# terjadi perbaikan mendekati 100% pada pasien dengan &7 mi"ier.

    &anpa terapi A& pada &7 mi"ier maka angka kematian hampir menapai 100%.

  • 7/17/2019 Anemia Pada Hiv

    67/67

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Gi""iam G. Ha! @r) *!ron @.Le+in) obin .'eterding) *ark @. Ab4ug. 7urren

    $iagnosis : Treamen "ediari's ;;nd 13(13D.

    3. 9ementrian 9esehatan epub"ik Indonesia. "edoman "enerapan Terapi HIV pada

    Anak) @akarta$ GH 201

    . oedarmo 6) ?arnaH) Hadinegoro ) atari HI.Buku Ajar In6eksi dan "ediari

    Tropis 23. 'epartment of *ediine) and 2'i+ision of

    Hemato"og!) 'epartment of *ediine) 7righam and Gomen_s Hospita") Har+ard

    *edia" hoo") 7oston) *A

    12. Indian @ *ed es 132) tober 2010) pp 38(3;1

    http://www.hivguidelines.org/GuideLine.aspx?pagehttp://dx.doi.org/10.4314/thrb.v14i1.11http://www.hivguidelines.org/GuideLine.aspx?pagehttp://dx.doi.org/10.4314/thrb.v14i1.11