Anemia Pada Balita
-
Upload
elvicha-nurman-savitri -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of Anemia Pada Balita
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
1/29
Anemia Pada AnakPosted on Agustus 8, 2009 by yumizone
BAB IPENDAHULUAN
ANEMIA didefinisikan sebagai penurunan volume/jumlah
sel darah merah (eritrosit) dalam darah atau penurunan
kadar Hemoglobin sampai dibawah rentang nilai yang
berlaku untuk orang sehat (Hb
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
2/29
1. tingkat aktivitasnya
2. keadaan penyakit yang mendasari
3. parahnya anemia tersebut
Anemia dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian :
1. Anemia defisiensi
Anemia yang terjadi akibat kekurangan faktor-faktor
pematangan eritrosit, seperti defisiensi besi, asam folat,
vitamin B12, protein, piridoksin dan sebagainya.
1. Anemia aplastik
Anemia yang terjadi akibat terhentinya proses pembuatan
sel darah oleh sumsum tulang.
1. Anemia hemoragik
Anemia yang terjadi akibat proses perdarahan masif atau
perdarahan yang menahun.
IV. Anemia hemolitik
Anemia yang terjadi akibat penghancuran sel darah merah
yang berlebihan. Bisa bersifat intrasel seperti pada penyakittalasemia, sickle cell anemia/ hemoglobinopatia, sferosis
kongenital, defisiensi G6PD atau bersifat ektrasel seperti
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
3/29
intoksikasi, malaria, inkompabilitas golongan darah, reaksi
hemolitik pada transfusi darah.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah sakit kepala,
pusing, lemah, gelisah, diaforesis (keringat dingin),
takikardi, sesak napas, kolaps sirkulasi yang progresif
cepat atau syok, dan pucat (dilihat dari warna kuku, telapak
tangan, membran mukosa mulut dan konjungtiva). Selain itu
juga terdapat gejala lain tergantung dari penyebab anemia
seperti jaundice, urin berwarna hitam, mudah berdarah danpembesaran lien.
Untuk menegakkan diagnosa dapat dilakukan pemeriksaan
laboratorium seperti pemeriksaan sel darah merah secara
lengkap, pemeriksaan kadar besi, elektroforesis hemoglobin
dan biopsi sumsum tulang.
Untuk penanganan anemia diadasarkan dari penyakit yangmenyebabkannya seperti jika karena defisiensi besi
diberikan suplemen besi, defisiensi asam folat dan vitamin
B12 dapat diberikan suplemen asam folat dan vitamion B12,
dapat juga dilakukan transfusi darah, splenektomi, dan
transplantasi sumsum tulang.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
I. Anemia Defisiensi
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
4/29
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan satu atau
beberapa bahan yang diperlukan untuk pematangan
eritrosit, seperti defisiensi besi, asam folat, vitamin B12,
protein, piridoksin dan sebagainya. Anemia defisiensi dapat
diklasifikasikan menurut morfologi dan etiologi menjadi 3
golongan :
1. a. Mikrositik Hipokrom
Mikrositik berarti sel darah merah berukuran kecil, dibawahukuran normal (MCV
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
5/29
bayi dan anak lebih besar dari pengelurannya karena
pemakaiannya untuk proses pertumbuhan, dengan
kebutuhan rata-rata 5 mg/hari tetapi bila terdapat infeksi
meningkat sampai 10 mg/hari.
Besi diabsorsi dalam usus halus (duodenum dan yeyenum)
proksimal. Besi yang terkandung dalam makanan ketika
dalam lambung dibebaskan menjadi ion fero dengan
bantuan asam lambung (HCL). Kemudian masuk ke usus
halus dirubah menjadi ion fero dengan pengaruh alkali,kemudian ion fero diabsorpsi, sebagian disimpan sebagai
senyawa feritin dan sebagian lagi masuk keperedaran darah
berikatan dengan protein (transferin) yang akan digunakan
kembali untuk sintesa hemoglobin. Sebagian dari transferin
yang tidak terpakai disimpan sebagai labile iron pool.
Penyerapan ion fero dipermudah dengan adanya vitaminatau fruktosa, tetapi akan terhambat dengan fosfat, oksalat,
susu, antasid. Berikut bagan metabolisme besi :
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
6/29
Adapun sumber besi dapat diperoleh dari
makanan seperti : hati, daging telur, buah, sayuran
yang mengandung klorofil, terkadang untuk
menghindari anemia defisiensi besi kedalam susu
buatan atau tepung untuk makanan bayi ditambahkan
kandungan besi namun terkadang dapat menimbulkan
terjadinya hemokromatosis.
Cadangan besi dalam tubuh
Bayi normal/sehat cadangan besi cukup untuk 6 bulan
Bayi prematur cadangan besi cukup untuk 3 bulan
Ekskresi besi dari tubuh sangat sedikit bisa melalui urin,tinja, keringat, sel kulit yang terkelupas dan karena
perdarahan (mens) sangat sedikit. Sedangkan besi yang
dilepaskan pada pemecahan hemoglobin dari eritrosit yang
http://yumizone.files.wordpress.com/2009/08/untitled.jpg -
7/29/2019 Anemia Pada Balita
7/29
sudah mati akan masuk kembali ke dalam iron pool dan
digunakan lagi untuk sintesa hemoglobin. Pengeluaran besi
dari tubuh yang normal : Bayi 0,3 0,4
mg.hari
Anak 4-12 tahun 0,4 1 mg/hari
Laki-laki dewasa 1 1,5 mg/hari
Wanita dewasa 1 2,5 mg/hari
Wanita hamil 2,7 mg/hari
Etiologimenurut patogenesisnya :
Masukan kurang : MEP, defisiensi diet,
pertumbuhan cepat.
Absorpsi kurang : MEP, diare kronis
Sintesis kurang : transferin kurang Kebutuhan meningkat : infeksi dan pertumbuhan
cepat Pengeluaran bertambah: kehilangan darah karena
infeksi parasit dan polip
berdasarkan umur penderita penyebab dari defisiensi besidapat dibedakan:
bayi < 1tahun : persediaan besi kurang karena BBLR,
lahir kembar, ASI eklusif tanpa suplemen besi, susu
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
8/29
formula rendah besi, pertumbuhan cepat, anemi
selama kehamilan
anak 1-2 tahun : masukan besi kurang, kebutuhan yang
meningkat karena infeksi berulang (enteritis,BP),
absorpsi kurang
anak 2-5 tahun : masukan besi kurang, kebutuhan
meningkat, kehilangan darah karena divertikulum
meckeli.
Anak 5-remaja : perdarahan karena infeksi parasit danpolip, diet tidak adekuat.
Remaja-dewasa: mentruasi berlebihan
Gejala klinis- Lemas, pucat dan cepat lelah
- Sering berdebar-debar
- Sakit kepala dan iritabel
- Pucat pada mukosa bibir dan faring, telapak tangan
dan dasar kuku
- Konjungtiva okuler berwarna kebiruan atau putih
mutiara (pearly white)
- Papil lidah atrofi : lidah tampak pucat, licin,
mengkilat, merah, meradang dan sakit.
- Jantung dapat takikardi
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
9/29
- Jika karena infeksi parasit cacing akan tampak pot
belly
- Penderita defisiensi besi berat mempunyai rambut
rapuh, halus serta kuku tipis, rata, mudah patah dan
berbentuk seperti sendok.
Laboratorium
Kadar Hb
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
10/29
Makrositik berarti ukuran sel darah merah lebih besar dari
normal tetapi normokrom karena konsentrasi hemoglobin
normal (MCV >100 fL, MCHC normal). Hal ini diakibatkan
oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam nukleat DNA
seperti yang ditemukan pada defisiensi B12 dan atau asam
folat.
1. 1. Anemia Defisiensi Asam Folat
Asam folat adalah bahan esensial untuk sintesis DNA danRNA. Jumlah asam folat dalam tubuh berkisar 6-10 mg,
dengan kebutuhan perhari 50mg. Asam folat dapat
diperoleh dari hati, ginjal, sayur hijau, ragi. Asam folat
sendiri diserap dalam duodenum dan yeyenum bagian atas,
terikat pada protein plasma secara lemah dan disimpan
didalam hati. Tanpa adanya asupan folat, persediaan folat
biasanya akan habis kira-kira dalam waktu 4 bulan. Berikut
metabolisme asam folat :
etiologi
kekurangan masukan asam folat gangguan absorpsi
http://yumizone.files.wordpress.com/2009/08/untitled1.jpg -
7/29/2019 Anemia Pada Balita
11/29
kekurangan faktor intrinsik seperti pada anemia
pernisiosa dan postgastrektomi
infeksi parasit
penyakit usus dan keganasan
obat yang bersifat antagonistik terhadap asam folat
seperti metotrexat
gejala klinis
pucat lekas letih dan lemas berdebar-debar
pusing dan sukar tidur
tampak seperti malnutrisi
glositis berat (radang lidah disertai rasa sakit)
diare dan kehilangan nafsu makan
laboratorium
Hb menurun, MCV >96 fL
Retikulosit biasanya berkurang
Hipersegmentasi neutrofil Aktivitas asam folat dalam serum rendah (normal
antara 2,1-2,8 mg/ml)
SSTL eritropoetik megaobalstk, granulopoetik,
trombopoetik
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
12/29
Terapi
Asam folat 3X5 mg/hari untuk anak Asam folat 3X2,5 mg/hari untuk bayi Atasi faktor etiologi
1. 2. Anemia Defisiensi Vitamin B12
Dihasilkan dari kobalamin dalam makanan terutama
makanan yang mengandung sumber hewani seperti daging
dan telur. Vitamin B12 merupakan bahan esensial untuk
produksi sel darah merah dan fungsi sistem saraf secara
normal. Anemia jenis ini biasanya disebabkan karena
kurangnya masukan, panderita alkoholik kronik,
pembedahan lambung dan ileum terminale, malabsorpsi
dan lain-lain. Adapun gejala dari penyakit ini berupa
penurunan nafsu makan, diare, sesak napas, lemah, dan
cepat lelah. Untuk pengobatannya dapat diberikan
suplementasi vitamin B12.
1. c. Anemia Dimorfik
Suatu campuran anemia mikrositik hipokrom dan anemia
megaloblastik. Biasanya disebabkan oleh defisiensi dari
asam folat dan besi. Dari hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan :
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
13/29
hipokrom makrositik
mikrositik normokrom
MCV, MCH, MCHC mungkin normal
SI menurun sedikit
IBC agak menurun
SSTL terlihat gejala campuran dari kedua jenis anemia
Untuk terapi dapat diberikan : preparat besi dan asam folat
II. Anemia Aplastik / Pansitopenia
Keadaan yang disebabkan berkurangnya sel-sel darah
dalam darah tepi sebagai akibat terhentinya pembentukan
sel hemapoetik dalam SSTL, sehingga penderita mengalami
pansitopenia yaitu kekurangan sel darah merah, sel darah
putih dan trombosit.Secara morfologis sel-sel darah merah
terlihat normositik dan normokrom, hitung retikulosit rendah
atau hilang, biopsi sumsum tulang menunjukkan keadaan
yang disebut pungsi kering dengan hipoplasia yang nyata
dan terjadi penggantian dengan jaringan lemak. Anemia
aplastik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Kongenital
Timbul perdarahan bawah kulit diikuti dengan anemia
progresif dengan clinical onset 1,5-22 tahun, rerata 6-8
tahun. Salah satu contoh adalah sindrom fanconi yang
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
14/29
bersifat constitusional aplastic anemia resesif autosom,
pada 2/3 penderita disertai anomali kongenital lain seperti
mikrosefali, mikroftalmi, anomali jari, kelainan ginjal,
perawakan pendek, hiperpigmentasi kulit.
1. Didapat
disebabkan oleh :
radiasi sinar rontgen dan sinar radioaktif
zat kimia seperti benzena, insektisida, As, Au, Pb obat seperti kloramfenikol, busulfan, metotrexate,
sulfonamide, fenilbutazon. Individual seperti alergi
Infeksi seperti IBC milier, hepatitis Lain-lain seperti keganasan, penyakit ginjal, penyakit
endokrin
Yang paling sering bersifat idiopatik
Pucat, lemah, anorexia, palpitasi
Sesak napas karena gagal jantung
Aplasi sistem hematopoetik seperti ikterus, limpa/hepar
membesar, KGB membesar Anemia karena eritropoetik menurun
retikulositopenia,Hb,Ht, eritrosit menurun
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
15/29
Perdarahan oleh karena trombopoetik menurun
trombositopenia
Rentan terhadap infeksi oleh karena granulopoetik
menurun netropenia
Bersifat berat dan serius
Gejala klinisLaboratorium
Anemia hipokrom normositik dan makrositik Retikulosit menurun
Leukopenia Trombositopenia Kromosom patah
SSTL hipoplasia / aplasia yang diganti oleh jaringan
lemak atau jaringan penyokong
Terapi
Prednison /kortikosteroid 2-5 mg/KgBB/hari secara oral Androgen/testosteron 1-2 mg /KgBB/ hari secara
parenteral Transfusi darah bila perlu
Pengobatan terhadap infeksi sekunder Makanan lunak
Istirahat
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
16/29
Transplantasi sumsum tulang pada pasien muda,
antithymocyte globulin (ATG) untuk pasien tua.
III. Anemia Hemolitik
Pada anemia hemolitik umur eritrosit menjadi lebih pendek
(normal umur eritrosit 100-120 hari). Gejala umum penyakit
ini disebabkan adanya penghancuran eritrosit sehingga
dapat menimbulkan gejala anemi, bilirubin meningkat bila
fungsi hepar buruk dan keaktifan sumsum tulang untuk
mengadakan kompensasi terhadap penghancuran tersebut
(hipereaktif eritropoetik) sehingga dalam darah tepi dijumpai
banyak eritrosit berinti, retikulosit meningkat, polikromasi,
bahkan eritropoesis ektrameduler. Adapun gejala klinis
penyakit ini berupa : menggigil, pucat, cepat lelah, sesak
napas, jaundice, urin berwarna gelap, dan pembesaran
limpa. Penyakit ini dapat dibagi dalam 2 golongan besar
yaitu :
1. a. Gangguan Intrakorpuskular (kongenital)
Kelainan ini umumnya disebabkan oleh karena ada
gangguan dalam metabolisme eritrosit sendiri. Dapat dibagimenjadi 3 golongan yaitu :
1. 1. Gangguan pada struktur dinding eritrosit
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
17/29
Sferositosis
Umur eritrosit pendek, bentuknya kecil, bundar dan
resistensi terhadap NaCl hipotonis menjadi rendah. Limpa
membesar dan sering disertai ikhterus, jumlah retikulosit
meningkat. Penyebab hemolisis pada penyakit ini
disebabkan oleh kelainan membran eritrosit. Pada anak
gejala anemia lebih menyolok dibanding dengan ikhterus.
Suatu infeksi yang ringan dapat menimbulkan krisis aplastik.
Utnuk pengobatan dapat dilakukan transfusi darah dalam
keadaan kritis, pengangkatan limpa pada keadaan yang
ringan dan anak yang agak besar (2-3 tahun), roboransia.
Ovalositosis (eliptositosis)
50-90% Eritrosit berbentuk oval (lonjong), diturunkan secara
dominan, hemolisis tidak seberat sferositosis, dengan
splenektomi dapat mengurangi proses hemolisis.
A beta lipoproteinemia
Diduga kelainan bentuk ini disebabkan oleh kelainan
komposisi lemak pada dinding sel.
Gangguan pembentukan nukleotida
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
18/29
Kelainan ini dapat menyebabkan dinding eritrosit mudah
pecah
Defisisnsi vitamin E
1. 2. Gangguan enzim yang mengakibatkan kelainan
metabolisme dalam eritrosit
Defisiensi G6PD
akibat kekurangan enzim ini maka glutation (GSSG) tidakdapat direduksi. Glutation dalam keadaan tereduksi (GSH)
diduga penting untuk melindungi eritrosit dari setiap
oksidasi, terutama obat-obatan. Diturunkan secara dominan
melalui kromosom X. Penyakit ini lebih nyata pada laki-laki.
Proses hemolitik dapat timbul akibat atau pada : obat-
obatan (asetosal, sulfa, obat anti malaria), memakan
kacang babi, alergi serbuk bunga, bayi baru lahir. Gejala
klinis yang timbul berupa cepat lelah, pucat, sesak napas,
jaundice dan pembesaran hepar. Untuk terapi bersifat
kausal.
Defisiensi glutation reduktase
Disertai trombositopenia dan leukopenia dan disertai
kelainan neurologis.
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
19/29
Defisiensi glutation
Diturunkan secara resesif dan jarang ditemukan.
Defisiensi piruvat kinase
Pada bentuk homozigot berat sekali sedang pada bentuk
heterozigot tidak terlalu berat. Khas dari penyakit ini adanya
peninggian kadar 2,3 difosfogliserat (2,3 DPG). Gejala klinis
bervariasi, untuk terapi dapat dilakukan tranfusi darah.
Defisiensi triose phosphatase isomerase (TPI)
Menyerupai sferositosis tetapi tidak ada peningkatan
fragilitas osmotik dan hapusan darah tepi tidak ditemnukan
sferosit. Pada bentuk homozigot bnersiaft lebih berat.
Defisiensi difosfogliserat mutase Defisiensi heksokinase Defisiensi gliseraldehide 3 fosfat dehidrogenase
Ketiga jenis terakhir diturunkan secara resesif dan diagnosis
ditgakkan dengan pemeriksaan biokimia.
1. 3. Hemoglobinopatia
Hemoglobin orang dewasa normal teridi dari HbA (98%),
HbA2 tidak lebih dari 2 % dan HbF tidak lebih dari 3 %.
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
20/29
Pada bayi baru lahir HbF merupakan bagian terbesar dari
hemoglobinnya (95%), kemudian pada perkembangan
konsentrasi HbF akan menurun sehingga pada umur 1
tahun telah mencapai keadaan yang normal. Terdapat 2
golongan besar gangguan pembentukan Hemoglobin ini
yaitu :
gangguan struktural pembentukan hemoglobin
(hemoglobin abnormal) misal HbE, HbS dan lain-lain. Gangguan jumlah (salah satu atau beberapa) rantai
globin misal talasemia
TALASEMIA
Penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan dari
kedua orang tua kepada anak-anaknya secara resesif. Di
Indonesia talasemia merupakan penyakit terbanyak diantara
golongan anemia hemolitik dengan penyebab
intrakorpuskular. Secara molekular dibedakan atas :
Talasemia (gangguan pembentukan rantai )
Talasemia b (gangguan pembentukan tantai b)
Talasemia b-d (gangguan pembentuka rantai b dandyang letak gennya diduga berdekatan )
Talasemia d (gangguan pembentukan rantai d)
Secara klinis talasemia dibagi dalam 2 golongan yaitu :
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
21/29
Talasemia mayor (bentuk homozigot)
Memberikan gejala klinis yang jelas
Talasemia minor
Biasanya tidak memberikan gejala klinis
Gejala klinis dan laboratorium
Kelaian darah
Berupa anemia berat tipe mikrositik karena sintesis HbA
menurun, penghancuran eritrosit meningkat dan defisiensi
asam folat.
Kelainan organ
karena proses penyakit dan hemosiderosis karena transfusi.Berupa hepatomegali splenomegali, pada anak yang
besar disertai gizi yang jelek dan muka fasies mongoloid.
tulang medula lebar, kortek tipis sehingga mudah fraktur
dan trabekula kasar, tulang tengkorak memperlihatkan
diploe dan brush appereance. Gangguan pertumbuhan
berupa pendek, menarche, gangguan pertumbuhan sexsekunder, perikarditis dan kardiomegali dapat menyebabkan
dekomp kordis.
Darah tepi
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
22/29
Mikrositik hipokrom, jumlah retikulosit meningkat, pada
hapusan darah tepi didapatkan anisositosis, hipokromi,
poikilositositosis, sel target. Kadar besi dalam serum (SI)
meninggi dan daya ikat serum besi (IBC) menjadi rendah.
Hemoglobin mengandung kadar HbF yang tinggi lebih dari
30%. Di indonesia kira-kira 45% penderita talasmeia juga
mempunyai HbE, penderita talasemia HbE maupun HbS
secara klinis lebih ringan dari talasemia mayor. Umumnya
datang ke dokter pada umur 4-6 tahun sedang talasemiamayor gejala sudah tampak pada umur 3 bulan. Penderita
talasemia HbE dapat hidup hingga dewasa.
Komplikasi
Anemi berat dan lama dapat menyebabkan gagal jantung,
transfusi darah berulang dan proses hemolisis
menyebabkan kadar besi dalam darah sangat tinggi,sehingga ditimbun dalam berbagai organ (hepar, limpa,
kulit, jantung).hemokromatosis, limpa yang besar mudah
ruptur kadang disertai tanda hipersplenisme seperti
leukopenia dan trombositopenia.
Pengobatan
Saat diagnosis (baru)
- Atasi anemi dengan transfusi PRC bila hb 12 g/dL
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
23/29
- Atasi komplikasi karena penyakit : gagal jantung
karena anemi beri oksigen, transfusi, diuretik, digitalisasi
hanya bila Hb >8 g/dL. Jika ada infeksi beri antibiotik.
- Lengkapi antropometri
- Lengkapi penunjang : kadar besi dan feritin, foto
tulang, analisa Hb, rontgen thorak dan EKG, pemeriksaan
DNA
- Imunisasi hepatitis B
Tindak lanjut (pasien lama)
- kontrol Hb 2- 4 minggu, darah lengkap setiap 4
minggu
- pemberian kelasi besi (deferoxamin /DFO)
jika kadar feritin 2000 mg/L diberikan 5 hari dalam 1
minggu, jika kadar feritin 8 g/dL dan ada kardiomiopati
beri dosteral IM, transfusi. Jika Hb < 8 g/dL oleh karena
anemi dapat dilakukan transfusi, dosteral biasa.
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
24/29
- Obat-obatan seperti vitamin C dan asam folat 2-5
mg/hari.
- Hingga sekarang tidak ada obat yang dapat
menyembuhkan, transfusi darah diberikan bila kadar Hb
telah rendah (kurang dari 6 g/dL) atau bila anak mengeluh
tidak mau makan dan lemah
- Untuk mengeluarkan besi dari jaringan tubuh
diberikan iron chelating agent yaitu desferal secata
intramuskular atau intavena.- Splenektomi dilakukan pada anak 2 tahun sebelum
didapatkan tanda hipersplenisme atau hemosiderosis.
Dapat pula diberikan vitamin.
1. b. Gangguan Ektrakorpuskular
Golongan dengan penyebab hemolisis ektraseluler,
biasanya penyebabnya merupakan faktor yang didapat
(acquired) dan dapat disebakan oleh :
1. obat-obatan, racun ular, jamur, bahan kimia (bensin,
saponin, air), toksin (hemolisisn) streptokokkus, virus,
malaria.2. hipesplenisme
3. anemia akibat penghancuran eritrosit karena reaksi
antigen-antibodi. Seperti inkompabilitas golongan
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
25/29
darah, alergen atau hapten yang berasal dari luar
tubuh, bisa juga karena reaksi autoimun.
Pengobatan
Pemberian transfusi darah dapat menolong penderita, dapat
pula diberikan prednison atau hidrokortison dengan dosis
tinggi pada anemia hemolitik imun ini.
IV. Anemia Post Hemoragik
Terjadi akibat perdarahan masif atau perdarahan menahun
seperti kehilangan darah karena kecelakaan, operasi,
perdarahan usus, ulkus peptikum, hemoroid.
1. a. Kehilangan darah mendadak
1. 1. Pengaruh yang timbul segera
kehilangan darah yang cepat akan menimbulkan reflek
kardiovaskular sehingga terjadi kontraksi arteriola,
penurunan aliran darah keorgan yang kurang vital
(anggota gerak, ginjal dan sebagainya) dan
peningkaata aliran darah keorgan vital (otak dan
jantung).
Kehilangan darah 12-15% : pucat, takikardi, TDnormal/menurun
Kehilangan darah 15-20% : TD menurun, syok
reversibel
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
26/29
Kehilangan darah >20% : syok reversibel
Terapi : transfusi darah dan plasma
1. 2. Pengaruh lambat
pergeseran cairan ektraseluler ke intraseluler sehingga
terjadi hemodilusi
gejala : leukositosis (15.000-20.000/mm3), Hb, Ht,
eritrosit menurun, eritropoetik meningkat, oligouria /
anuria, gagal jantung. Terapi dapat diberikan PRC
1. b. Kehilangan darah menahun
Berupa gejala defisiensi besi bila tidak diimbangi dengan
masukan suplemn besi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
ANEMIA didefinisikan sebagai penurunan
volume/jumlah sel darah merah (eritrosit) dalam darah
atau penurunan kadar Hemoglobin sampai dibawahrent Untuk penangan anemia diadasarkan dari penyakit
yang menyebabkannya ang nilai yang berlaku untuk
orang sehat (Hb
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
27/29
Dengan demikian anemia bukanlah suatu diagnosis
melainkan pencerminan dari dasar perubahan
patofisiologis yang diuraikan dalam anamnesa,
pemeriksaan fisik yang teliti serta pemeriksaan
laboratorium yang menunjang.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah sakit
kepala, pusing, lemah, gelisah, diaforesis (keringat
dingin), takikardi, sesak napas, kolaps sirkulasi yang
progresif cepat atau syok, dan pucat (dilihat dari warnakuku, telapak tangan, membran mukosa mulut dan
konjungtiva).
Anemia dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian :
Anemia defisiensi dibedakan menjadi :
1. Anemia defisiensi
2. Anemia aplastik
3. Anemia hemoragik
4. Anemia hemolitik
1. mikrositik hipokrom : defisiensi besi
2. makrositik normokrom : defisiensi asam folat dsn
vitamin B12
3. anemia dimorfik
Anemia hemolitik dibedakan menjadi :
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
28/29
1. gangguan intakorpuskuler : kelainan struktur dinding
eritrosit, defisiensi enzim, hemoglobinopatia
2. gangguan ektrakorpuskuler
Anemia post hemoragik bisa karena :
1. kehilangan darah mendadak
2. kehilangan darah menahun
DAFTAR PUSTAKA
1. Mansoer Arif. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Media
Aesculapius. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. 2000
2. Sylvia A.Price. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit buku 2. EGC. Jakarta. 1995
3. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak Volume 1. Percetakan Info Medika.
Jakarta. 2002
4. Richard E.Behrman. Ilmu Kesehatan Anak Nelson
Volume 2 edisi 15. EGC. Jakarta. 2000
5. Rita Nanda, MD. Departement of
Hematology/Oncology. University of Chicago Medical
Centre. Chicago. Review provided by VeriMed
Healthcare Network.
-
7/29/2019 Anemia Pada Balita
29/29
6. Stephen Grund, MD, PhD. Chief of
Hematology/Oncology and Director of The George Bray
Cancer Center at New Britain General Hospital. New
Britain. Review provided by VeriMed Healthcare
Network.
7. Marcia S.Brose, MD, PhD. Assistant Profesor
Hematology/Oncology. The University of Pennsylvania
Cancer Center. Philadelphia. Review provided by
VeriMed Healthcare Network.8. Beutler E. G6PD deficiency. Blood 1994;84:3613-36.
9. S, Estwick D, Peddi R. G6PD deficiency: its role in the
high prevalence of hypertension and diabetes
mellitus. Ethn Dis 2001;11:749-54..
10. Mehta A, Mason PJ, Vulliamy TJ. Glucose-6-
phosphate dehydrogenase deficiency. Baillieres BestPract Res Clin Haematol 2000;13:21-38..
11. 1994, 1995University of Texas HoustonMedical
School, DPALMMEDIC
Maggio A, DAmico G, et al. Deferiprone versus
deferoxamine in patients with thalassemia major: arandomized clinical trial. Blood Cells Mol Dis. 2002 Mar-
Apr;28(2):196-208
http://www.uth.tmc.edu/http://www.uth.tmc.edu/http://www.uth.tmc.edu/http://www.uth.tmc.edu/http://www.med.uth.tmc.edu/http://www.med.uth.tmc.edu/http://www.med.uth.tmc.edu/http://www.med.uth.tmc.edu/http://medic.med.uth.tmc.edu/http://medic.med.uth.tmc.edu/http://medic.med.uth.tmc.edu/http://medic.med.uth.tmc.edu/http://www.med.uth.tmc.edu/http://www.med.uth.tmc.edu/http://www.uth.tmc.edu/