Anamnesis ITP

7
Anamnesis ITP 1 Langkah – langkah anamnesis dilakukan oleh dokter terhadap pasien adalah : a. Anamesis penyakit, meliputi : keluhan utama dan keluhan tambahan Berbagai keluhan yang dapat dijumpai pada pasien adalah : perdarahan gusi perdarahan dari hidung mudah memar purpura (perdarahan kecil di dalam kulit) petekia (bintik merah kecil) perdarahan saluran pencernaan menometrorrhagia (perdarahan dari uterus yang berlebihan). Akibat kurangnya jumlah trombosit darah tidak dapat dibekukan. Pemeriksaan Fisik ITP Jika dokter mencurigai ITP, maka akan dilakukan pemeriksaan kulit pasien yang dicurigai memar, daerah purpura, atau petekiae. Jika pasien ada riwayat mimisan atau perdarahan dari mulut atau bagian lain dari tubuh, akan diperiksa penyebab lain dari perdarahan. Pasien dengan ITP biasanya terlihat dan merasa sehat kecuali apabila terjadi perdarahan. Hal paling penting diperiksa adalah spleen dan adanya demam. Pasien dengan ITP biasanya tidak

description

^^

Transcript of Anamnesis ITP

Anamnesis ITP1Langkah langkah anamnesis dilakukan oleh dokter terhadap pasien adalah :a. Anamesis penyakit, meliputi : keluhan utamadan keluhan tambahanBerbagai keluhan yang dapat dijumpai pada pasien adalah : perdarahan gusi perdarahan dari hidung mudah memar purpura (perdarahan kecil di dalam kulit) petekia (bintik merah kecil) perdarahan saluran pencernaan menometrorrhagia (perdarahan dari uterus yang berlebihan). Akibat kurangnya jumlah trombosit darah tidak dapat dibekukan.Pemeriksaan Fisik ITPJika dokter mencurigai ITP, maka akan dilakukan pemeriksaan kulit pasien yang dicurigai memar, daerah purpura, atau petekiae. Jika pasien ada riwayat mimisan atau perdarahan dari mulut atau bagian lain dari tubuh, akan diperiksa penyebab lain dari perdarahan. Pasien dengan ITP biasanya terlihat dan merasa sehat kecuali apabila terjadi perdarahan. Hal paling penting diperiksa adalah spleen dan adanya demam.Pasien dengan ITP biasanya tidak demam, sedangkan pasien dengan lupus atau adanya trombositopenia biasanya demam.1

Pemeriksaan Penunjang ITP2,3 Pemeriksaan darah rutinPada pemeriksaan darah rutin sering terjadi penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) antara 10.000 50.000/mmk Morfologi darah tepiPemeriksaan pada darah tepi sering ditemukan gambaran trombosit berukuran besar (megatrombosit)Gambaran sumsum tulang memperlihatkan megakariosit dan megatrombosit pada morfologi darah tepi : megakariositmegatrombosit Pemeriksaan sumsum tulangPada sumsum tulang dijumpai peningkatan jumlah megakariosit imatur dan agranuler yang tidak mengandung trombosit Uji penapisan koagulasiPada uji penapisan koagulasi ditemukan masa perdarahan (bleeding time) memanjang, tetapi masa pembekuan (clotting time), activated partial thromboplastin time (APTT), dan plasma prothrombin time (PPT) normal. Pemeriksaan imunologiPada pemeriksaan imunologi dapat pula ditemukan adanya antiplatelet IgG pada permukaan trombosit atau dalam serum, yang lebih spesifik yaitu antibodi terhadap Gp IIb/IIIa dan Gp Ib

Diagnosa ITPPerdarahan gusi dan epistaksis sering terjadi, ini dapat berasal dari lesi petekie pada mukosa nasal, juga dapat ditemukan pada tenggorokan dan mulut. Traktus genitourinarius merupakan tempat perdarahan yang paling sering, menoragia dapat merupakan komplikasi yang paling serius pada ITP. Hal ini mengenai hampir 1% pasien dengan trombositopenia berat. Perdarahan biasanya di subaraknoid, sering multipel, dan ukuran bervariasi dari petekie sampai ekstravasasi darah yang luas.1,4Manifestasi Klinis4ITP AkutITP Kronik

Sering pada anakDewasa

Onset mendadakOnset tidak menentu

Sering didahului infeksiInfeksi jarang terjadi

Dapat dijumpai eksantema (rubeola/rubella), ISPA, VZV, dan EBV

Ekimosis, petekie, purpura. Frekuensi perdarahan terkait dengan jumlah trombosit. Trombosit > 50.000/uL: asimptomatik Trombosit 30.000 50.000/uL: luka memar/hematoma Trombosit 10.000 30.000/uL: perdarahan spontan, menoragia, perdarahan memanjang pada luka. Trombosit < 10.000/uL: perdarahan mukosa dan risiko perdarahan SSP

Perdarahan ringan paling sering, perdarahan intrakranial hanya < 1%Perdarahan ringan-sedang, selama beberapa hari-minggu, intermiten/kontinu

Self-limiting; remisi spontan terjadi pada 90% pasienRemisi spontan jarang terjadi

ITP akut dewasa keadaannya lebih burukKlinis fluktuatif

Kriteria diagnosis1,4Diagnosa pasti ditegakkan atas dasar thrombositopenia dengan penyebab yang tidak diketahui.a) Trombositopeni (megatrombosit): ( 6 bln) : lebih sering pada remaja,>i) Tidak musimanj) Megakariosit dalam sumsum tulang yang agranuler.Diagnosa pada Ibu HamilDiagnosa ITP selama kehamilan cukup sulit dilakukan, karena jumlah sel-sel darah merah pada wanita hamil memang cukup rendah. Sekitar 5% wanita hamil memiliki jumlah sel darah merah yang normalnya juga cukup rendah di masa kehamilan tuanya. Penyebabnya juga tidak diketahui. Tetapi kondisi ini akan kembali normal sesaat setelah proses bersalin dilakukan. Bayi yang lahir dari seorang ibu yang penderita ITP kemungkinan juga memiliki jumlah sel darah merah yang rendah dalam tubuhnya. Kodisi ini biasa berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu setelah ia dilahirkan. Setelah lahir, bayi umumnya tetap dirawat di rumah sakit untuk keperluan observasi beberapa hari. Sampai diperoleh kepastian bahwa tidak ada masalah, bayi boleh dibawa pulang ke rumah.1Diagnosa Banding ITP1,2a. Anemia aplastikb. Leukemia akutc. DIC (Dissaminated intravascular coagulation)d. TTP-HUS (Thrombotic Thrombocytopenic purpura-hemolytic uremic syndrome)e. APS (Antiphospholipid antibody syndrome)f. Myelodysplastic syndromeg. Hipersplenismeh. Alcohol liver diseasei. Bentuk Sekunder PTI:SLE, HIV, leukemia limfositik kronikPencegahan ITP11. Menghindari obat-obatan seperti aspirin atau ibuprofen yang dapat mempengaruhi platelet dan meningkatkan risiko pendarahan.2. Lindungi dari luka yang dapat menyebabkan memar atau pendarahan.

Sumber :1. Sudoyo, Aru W dkk. 2006. Purpura Trombositopenia Idiopatik, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, hal : 659. Jakarta: FKUI.2. Bakta, I Made, Prof. Dr. Hematologi Klinik Ringkas. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2006: 241 2433. Baratawidjaja, Karnen, dkk. 2010. Buku Imunologi Dasar, edisi IX. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.4. Staf pengajar ilmu kesehatan anak. 2007. Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1, hal: 479. Jakarta : FKUI.