Analisis Skenario Skenario 2 Blok 11

3
ANALISIS SKENARIO Berdasarkan keluhan yang dialami pada pasien yang diketahui melalui proses anamnesis, gejala klinis yang ditemukan pada pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium, kelompok kami menentukan beberapa diagnosis sebagai diagnosis banding yaitu, Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD), Demam Chikungunya dan Infeksi Trompositopeni Purpura. Bercak kemerahan yang dialami pasien mungkin merupakan manifestasi klinis dari infeksi virus. Kompleks antibody virus akan mengaktifkan serangkaian reaksi imun yang menybabkan terjadinya fragilitas pembuluh darah, sehingga selain terjadi kebocoran plasma, sel-sel darah juga dapat menembus endotel yang fragil. Keluarnya sel-sel darah dari pembuluh darah menimbulkan tampakan bercak-bercak merah pada kulit (ptekie). Dari anamnesis diketahui bahwa pasien mempunyai riwayat demam tiga hari yang lalu dan juga mengalami mimisan 1 jam sebelum di bawa ke Rumah Sakit. Demam tiga hari yang lalu mungkin disebabkan karena infeksi virus. Dari anamnesis perlu digali lagi apakah demam disertai menggigil dan keringat dingin atau tidak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh pasien saat ini tergolong normal yaitu, 37,8 0 C, tekanan darah 100/70 mmHg dari sini diketahui bahwa tekanan nadi mulai menyempit, 40mmHg (tekanan nadi yang menyempit 20 mmHg, merupakan tanda awal syok), nadi 80x/menit, pernapasan 24x/menit, dan ditemukan

description

data

Transcript of Analisis Skenario Skenario 2 Blok 11

Page 1: Analisis Skenario Skenario 2 Blok 11

ANALISIS SKENARIO

Berdasarkan keluhan yang dialami pada pasien yang diketahui melalui proses

anamnesis, gejala klinis yang ditemukan pada pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan

laboratorium, kelompok kami menentukan beberapa diagnosis sebagai diagnosis banding

yaitu, Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD), Demam Chikungunya dan

Infeksi Trompositopeni Purpura.

Bercak kemerahan yang dialami pasien mungkin merupakan manifestasi klinis dari

infeksi virus. Kompleks antibody virus akan mengaktifkan serangkaian reaksi imun yang

menybabkan terjadinya fragilitas pembuluh darah, sehingga selain terjadi kebocoran plasma,

sel-sel darah juga dapat menembus endotel yang fragil. Keluarnya sel-sel darah dari pembuluh

darah menimbulkan tampakan bercak-bercak merah pada kulit (ptekie).

Dari anamnesis diketahui bahwa pasien mempunyai riwayat demam tiga hari yang lalu

dan juga mengalami mimisan 1 jam sebelum di bawa ke Rumah Sakit. Demam tiga hari yang

lalu mungkin disebabkan karena infeksi virus. Dari anamnesis perlu digali lagi apakah demam

disertai menggigil dan keringat dingin atau tidak.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh pasien saat ini tergolong normal yaitu,

37,80 C, tekanan darah 100/70 mmHg dari sini diketahui bahwa tekanan nadi mulai

menyempit, 40mmHg (tekanan nadi yang menyempit 20 mmHg, merupakan tanda awal

syok), nadi 80x/menit, pernapasan 24x/menit, dan ditemukan bintik-bintik kemerahan pada

beberapa bagian tubuh. Dari pemeriksaan fisik yang belum diketahui adalah apakah terdapat

organomegali (hepatomegali atau splenomegali) atau tidak, sehingga masih perlu dilakukan

pemeriksaan untuk menemukan kemungkinan organomegali tersebut. Selain itu pemeriksaan

berat badan juga diperlukan berkaitan dengan pemberian terapi yang akan diberikan.

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, kelompok kami menentukan demam yang terjadi

mungkin merupakan manifestasi klinis dari DD, DBD, Demam Chikungunya atau Infeksi

Trombositopeni Purpura. Hal ini juga diperkuat dengan hasil pemeriksaan laboratorium

dimana terdapat trombositopenia, yakni jumlah trombosit 34.000 mm3 (normalnya 150.000 –

400.000 mm3. Dari pemeriksaan tersebut yang paling mungkin menjadi diagnosis kerja adalah

DD dan DBD. Untuk DD, mungkin dapat disingkirkan karena pada pasien sudah terdapat

tanda-tanda syok dan hemokonsentrasi.

Page 2: Analisis Skenario Skenario 2 Blok 11

Demam chikungunya mungkin sulit unutk dibedakan secara klinis dari DF dan kasus

awal atau DHF ringan. Pada hari ketiga atau keempat, temuan laboratorium dapat

menegakkan diagnosis sebelum terjadi syok. Syok dapat menyingkirkan diagnosis demam

chikungunya. Trombositopeni nyata dengan hemokonsentrasi bersamaan membedakan

DHF/DSS dari penyakit syok endotoksin akibat infeksi bakteri atau meningokoksaemia.

Pada DBD terdapat beberapa derajat keparahan, yang berkaitan dengan penatalaksaan

yang akan dilakukan. Berdasarkan beberapa kriteria klinis yang didapatkan pada pasien

berupa perdarahan spontan (binti-bintik kemerahan dan trombositopenia), pasien dapat

dikategorikan sebagai DBD derajat II. Namun untuk tanda kegagalan sirkulasi dapat

ditanyakan kapan pasien terakhir buang air kecil yang dapat menguatkan dugaan telah terjadi

kegagaln sirkulasi yang berpotensi menjadi syok.

Untuk penatalaksaan DBD derajat II dapat dilihat pada pembahasan penatalaksanaan

DBD.