Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

86
BLOK NEUROMUSCULOSKELETAL

Transcript of Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Page 1: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

BLOK NEUROMUSCULOSKELETAL

Page 2: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Kecelakaan yang berujung maut …

Seorang pria 27tahun dibawa ke RS setelah mengalami

kecelakaan lalulintas. Penderita naik sepeda motor

bertabrakan dengan sepeda motor. Korban segera ditolong

oleh masyarakat sekitar dan dibawa ke UGD RS Sehat

Sejahtera. Di RS dokter melakukan anamnesis dan

menanyakan mechanism of injury. Pemeriksaan fisik, GCS 4

5 6, korban mengeluhkan kaki kanan yang tak bisa

digerakkan karena nyeri. TD : 110 / 70, nadi 100x/menit, RR

20x/menit. Capillary refill kurang dari 1menit.

Page 3: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Pada pemeriksaan regio lokalis femur dekstra didapatkan :

Look : hematom, deformitas, tidak ada luka, edema, discrepancy.

Feel : krepitasi (+), nyeri tekan, pulsasi a. Dorsalis pedis dan a.

Tibialis posterior (+).

Dilakukan pemeriksaan x-ray femur dekstra AP dan lateral.

Didapatkan Fr. Femur 1/3 tengah.

Page 4: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

KEY WORD Laki – laki 27tahun

Kecelakaan

Pemeriksaan fisik : GCS 456, nyeri kaki kanan

TD 110/70 , Nadi 100x/menit, RR 20x/menit, Capillary refill <1menit

Pemeriksaan region lokalis femur :

look : hematom, deformitas, tidak ada luka, edema, discrepancy

feel :; krepitasi (+), nyeri tekan, pulsasi a. dorsalis pedis & a tibialis

posterior (+)

Pemeriksaan x-ray femur dekstra AP & lateral fraktur femur 1/3

tengah

Page 5: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

KLARIFIKASI ISTILAH Mechanism of injury : pelayanan kesehatan yang menggunakan

prinsip-prinsip cedera untuk membantu menentukan seberapa

besar kemungkinan cedera serius terjadi.

Capillary refill : nilai dari pengosongan darah pada kapiler

Hematom : penggumpalan darah setempat, umumnya

menggumpal dalam organ, rongga, atau jaringan akibat

pecahnya dinding pembuluh darah.

Deformitas : perubahan bentuk tubuh sebagian/ umum,

malformasi.

Page 6: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Edema : pengumpulan cairan secara abnormal dalam ruang

jaringan interselular tubuh.

Krepitasi : suara berdetak, gemeretak, seperti saat kita

menggerakkan ujung tulang-tulang patah.

Pulsasi : denyutan pada pembuluh nadi / darah yang berirama

dan dapat diraba dengan jari tangan pada a.tibialis posterior

dan a dorsalis pedis

Fraktur : pecahan / ruptur pada tulang

X-ray : jenis pemeriksaan menggunakan gelombang

elektromagnetik dan sinarnya dapat menembus berbagai

substansi sampai kedalaman tertentu.

Page 7: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

RUMUSAN MASALAH

Apa yang terjadi pada pasien tersebut ?

Mengapa pasien mengeluhkan kaki kanan tidak bisa

digerakkan karena nyeri ?

Mengapa pasien mengalami hematom ?

Mengapa pasien mengalami deformitas, discrepancy dan

krepitasi ?

Mengapa pada pasien tidak didapatkan luka ?

Mengapa pasien mengalami edema ?

Page 8: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

HIPOTESIS

Pasien tersebut mengalami fraktur

Karena adanya kerusakan saraf dan jaringan dalam tertentu, misalnya

periosteum, dinding arteri , perm. Sendi.

Pecahnya pembuluh darah pada femur mengakibatkan pengumpulan

darah/ penggumpalan yang terlokalisasi di jaringan femur.

Karena adanya fraktur femur, dislokasi sendi panggul/ ada robeknya

ligamen dari daerah lutut

Karena pasien mengalami fraktur tertutup

Terjadi karena benturan yang keras, sehingga cairan dalam sel keluar

ke inteselular.

Page 9: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

PETA KONSEP

Laki-laki 27th

Kecelakaan

UGD

Mechanism of injuryAnamnesis•

•GCS 456, TD 110/mnt, Nadi 100x/mnt, RR

20x/mnt, capilary refill <1mnt .

•Look : hematom, deformitas tidak ada

luka, edema , discrepancy

•Feel : krepitasi (+) , nyeri tekan, pulsasi a.

dorsalis pedis & tibialis posterior.

Pemeriksaan fisik

Lab : darah rutin, faktor pembekuan, gol. Darah , urinalisa,

cross test

Radiologi : x-ray femur dextra AP & lateral

Pemeriksaan penunjang

Page 10: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Fraktur terbuka

Diagnosa :Fraktur femur 1/3 tengah

Prognosis

Kompilkasi

•Recognition•Reduction•Retention

•Rehabilitation

Penatalaksanaan

Fraktur tertutup

Page 11: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

LEARNING OBJECTIVE

Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang fraktur dan jenis-

jenisnya

Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang dislokasi

Mahasiswa mengetahui dan memahami mekanisme bone remodelling

Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang definisi, etiologi, dan

pathofisiologi dari osteoporosis

Mahasiswa mengetahui dan memaha,I tentang definisi, etiologi dan

pathofisiologi dari osteomilitys

Page 12: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11
Page 13: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Anatomi osteo

Page 14: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Definisi Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan bisa komplet atau inkomplet ditentukan sesuai jenis dan luasnya.

Secara umum fraktur dibagi 2:

1. Terbuka=Bila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit)

2. Tertutup=Bilamana tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit.

Page 15: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11
Page 16: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Derajat Luka Fraktur

I Laserasi <2 cm Sederhana, dislokasi, fragmen, minimal

II Laserasi >2 cm, kontusio otot disekitarnya

Dislokasi, Fragmen jelas

III Luka lebar, rusak hebat atau hilangnya jaringan disekitarnya

Kominutif, segmental, Fragmen tulang ada yang hilang

Page 17: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11
Page 18: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Etiologi

Page 19: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

2 faktor yang mempengaruhi terjadiny fraktur:1. Ekstrinsik meliputi kecepatan dan durasi trauma yang mengenai tulang, arah dan kekuatan trauma. 2. Intrinsik meliputi kapasitas tulang mengabsorbsi energi utama, kelenturan, kekuatan dan densitas tulang.

Page 20: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Macam-macam fraktur

Page 21: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Klasifikasi Fraktur

Komplit-Tidak komplit

- Fraktur komplit: Garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang.

- Fraktur tidak komplit: Garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang

a) Hairline fracture (patah retak rambut)

Page 22: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

b) Buckle Fracture atau torus fracture (terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa dibawahnya). Fraktur ini umumnya terjadi pada distal radius anak-anak

Page 23: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

c) Greenstick fracture (frakture tungkai dahan muda. Mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang anak-anak.

Page 24: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma

- Garis patah melintang: Trauma angulasi atau langsung

- Garis patah oblique: Trauma angulasi

- Garis patah spiral: Trauma rotasi

- Fraktur kompresi: Trauma axial-flexi pada tulang spongiosa

- Fraktur avulsi: Trauma tarikan/traksi otot pada tulang, misalnya: fraktur patella

Jumlah garis patah:

1. Fraktur kominutif. Garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.

2. Fraktur segmental. Garis fraktur lebih dari satu tetapi tidak saling berhubungan. Bila dua garis fraktur disebut pula fraktur bifokal.

3. Fraktur multipel. Garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan tempatnya. Misalnya: fraktur cruris, fraktur femur, dan fraktur tulang belakang

Page 25: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Jumlah garis patah: 1. Fraktur kominutif. Garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.2. Fraktur segmental. Garis fraktur lebih dari satu tetapi tidak saling berhubungan. Bila dua garis fraktur disebut pula fraktur bifokal.3. Fraktur multipel. Garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan tempatnya. Misalnya: fraktur cruris, fraktur femur, dan fraktur tulang belakang

Page 26: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Bergeser- tidak bergeser

- Fraktur undisplaced

Garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser. Periosteumnya masih utuh.

-Fraktur displaced

Terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang juga disebut dislokasi fragmen.

1. Dislokasi ad longitudinam cum contractionum ( pergeseran kearah sumbu dan overlapping)

2. Dislokasi ad axim( pergeseran yang membentuk sudut)

3. Dislokasi ad latus( Pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauhi)

Page 27: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Fraktur juga dibagi atas dasar usia pasien yaitu:1. Patah tulang pada anak2. Patah tulang pada dewasa3. Patah tulang pada orang tua

Tipe Fraktur epifisis: Tipe 1: Epifisis dan cakram epifisis lepas dari metafisis tetapi periosteumnya masih utuhTipe 2: Periost robek di satu sisi sehingga epifisis dan cakram epifisis lepas sama sekali dari metafisisTipe 3: Patah tulang cakram epifisis yang melalui sendiTipe 4: Terdapat fragmen patahan tulang yang garis patahnya tegak lurus cakram epifisisTipe 5: Kematian dari sebagian cakram epifisis

Page 28: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Komplikasi Fraktur Shock. Perdarahan selalu terjadi pada tempat fraktur dan

perdarahan ini dapat hebat sekali. Misalnya pada fraktur pelvis atau femur.

Infeksi. Paling sering menyertai fraktur terbuka. Nekrosis avaskuler. Fraktur dapat mengganggu aliran darah

kesalah satu fragmen sehingga fragmen tersebut kemudian mati. Misalnya fraktur caput femoris.

Cedera vaskuler dan saraf. Kedua organ ini dapat cedera akibat ujung patahan tulang yang tajam.

Page 29: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Malunion. Gerakan ujung patahan akibat imobilisasi yang jelek dapat menyebabkan malunion. Sebab-sebab lainnya adalah infeksi dan jaringan lunak yang terjepit diantara fragmen tulang. Akhirnya ujung patahan dapat saling teradaptasi dan membentuk sendi palsu dengan sedikit gerakan (non-union).

Borok akibat tekanan, akibat gips atau bidai yang memberikan tekanan setempat sehingga terjadi nekrosis pada jaringan superfisial.

Page 30: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11
Page 31: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

DEFINISI

Suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit

→ terjadi kontaminasi bakteri → timbul komplikasi berupa infeksi

Page 32: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Patofis…

Page 33: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

MANIFESTASI KLINIS

Nyeri terus menerus hilangnya fungsi Deformitas pemendekan ekstremitas Krepitus pembengkakan lokal dan perubahan

warna.

Page 34: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

KLASIFIKASI menurut Gustilo, Merkow dan Templeman (1990)

Page 35: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

TIPE 1 : luka kecil (< 1cm), biasanya karena luka

tusukan dari fragmen tulang yang menembus kulit

terdapat sedikit kerusakan jaringan dan tidak terdapat tanda2 trauma yang hebat pada jaringan lunak

fraktur yang terjadi biasanya bersifat simple, transversal, oblik pendek atau sedikit komunitif.

Page 36: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

TIPE 2 laserasi kulit > 1cm tetapi tidak ada

kerusakan jaringan yang hebat atau avulsi kulit

terdapat kerusakan yang sedang dari jaringan dengan sedikit kontaminasi fraktur

Page 37: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

TIPE 3 terdapat kerusakan yang hebat dari

jaringan lunak termasuk otot, kulit dan struktur neurovaskuler dengan kontaminasi yang hebat

biasanya di sebabkan oleh karena trauma dengan kecepatan tinggi

Page 38: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

o Tipe 3a jaringan lunak cukup menutup tulang yang

patah walaupun terdapat laserasi yang hebat ataupun adanya flap

fraktur bersifat segmental atau komunitif yang hebat

o Tipe 3bdisertai dengan trauma yang hebat dengan

kerusakan dan kehilangan jaringan terdapat pendorongan periost, tulang

terbuka, kontaminasi yang hebat serta fraktur komunitif yang hebat

Page 39: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

o Tipe 3c fraktur terbuka yang disertai dengan

kerusakan arteri yang memerlukan perbaikan tanpa memperhatikan tingkat kerusakan jaringan lunak

Page 40: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Fraktur Tertutup

>< terbuka tidak terdapat hubungan dengan dunia luar kulit diatas tulang utuh

Page 41: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Dislokasi

Bergesernya atau keluarnya permukaan sendi dari kapsul sendi

Page 42: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan radiologis (rontgen), pada daerah yang dicurigai fraktur, harus mengikuti aturan role of two, yang terdiri dari :

- Mencakup dua gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral.

- dilakukan pada dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan distal.

- dilakukan dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang cidera maupun yang tidak terkena cidera (untuk membandingkan dengan yang normal)

- Dilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

Page 43: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

2. Pemeriksaan laboratorium, meliputi: Darah rutin, Faktor pembekuan darah, Golongan darah (terutama jika akan

dilakukan tindakan operasi), Urinalisa, Kreatinin (trauma otot dapat

meningkatkan beban kreatinin untuk kliren ginjal).

3. Pemeriksaan arteriografi dilakukan jika dicurigai telah terjadi kerusakan vaskuler akibat fraktur tersebut.

Page 44: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Penyembuhan fraktur

Tulang sembuh tanpa scar Fase penyembuhan tulang :

Inflamasi Soft callus Hard callus Remodelling

Tulang cancelous sembuh lebih cepat dibandingkan tulang kortikal

Page 45: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Stages in the Healing of a Bone Fracture

Page 46: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Faktor yang mempengaruhi penyembuhan tulang

Usia Lokasi dan konfigurasi fraktur

Fraktur pada tulang kanselous, lebih cepat sembuh

Fraktur spiral lebih cepat sembuh Displacement dari fraktur Suplai darah pada fragmen fraktur

Page 47: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Penyembuhan abnormal

MalunionTulang menyambung dalam posisi yang salah

Delayed unionTulang menyambung dalam waktu yang lebih lama

Non unionTidak/gagal menyambung

Page 48: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Penatalaksanaan fraktur

Tindakan awal : pasang bidai (splint) Tujuan pembidaian :

Imobilisasi·  Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di

daerah sekeliling tulang. ·  Pemasangan gips : merupakan bahan kuat

yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah ·  Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk

menahan sebuah anggota gerak pada tempatnya. Sekarang sudah jarang digunakan, tetapi dulu pernah menjadi pengobatan utama untuk patah tulang pinggul.

Page 49: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

·  Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang. Merupakan pengobatan terbaik untuk patah tulang pinggul dan patah tulang disertai komplikasi.Imobilisasi lengan atau tungkai menyebabkan otot menjadi lemah dan menciut. Karena itu sebagian besar penderita perlu menjalani Fisioterapi. Mengurangi nyeri Mencegah komplikasi lebih lanjut

Page 50: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11
Page 51: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Definisi:

Keadaan dimana tulang2 yg membentuk sendi tdk lg berhubungan secara anatomis atau keluarnya (bercerainya ) kepala sendi dr mangkoknya, dislokasi merup suatu kedaruratan yg membutuhkan pertolongan segera.

Page 52: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Etiologi

Dislokasi tjd saat ligarnen memberikan jalan seemikian rupa sehingga tulang berpindah dr posisinya yg normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma krn dapatan (aquired) atau karena sejak lahir (konginetal). Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang di sertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi. ( Buku Ajar Ilmu Bedah, hal 1138).

Page 53: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11
Page 54: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Dislokasi congenital: Terjadi sejak lahir akibat

kesalahan pertumbuhan.

Dislokasi patologik : Akibat penyakit sendi dan atau

jaringan sekitar sendi. misal-nva tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang.

Page 55: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Dislokasi traumatic:

Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan sistem vaskular.

Page 56: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Dislokasi sendi bahu Klasifikasi : Dislokasi anterior, posterior, inferior dan

dislokasi disertai dengan fraktur

Dislokasi anterior (preglenoid, subkorakoid, subklavikuler)

Mekanisme trauma Paling sering, Jatuh dalam posisi out strechted

atau trauma pada skapula sendiri dan anggota gerak dalam posisi rotasi lateral sehingga kaput humerus menembus kapsul anterior sendi. Pada dislokasi anterior kaput humerus berada dibawah glenoid, subkorakoid dan subklavikuler.

Gambaran Klinis

Page 57: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Gambaran klinis Nyeri hebat, gangguan gerakan sendi bahu,

kontur sendi bahu rata karena kaput humerus bergeser kedepan.

Pengobatan a. Dengan pembiusan umum Metode hipocrates. Metode kocherb. Tanpa pembiusan umum Teknik menggantung lengan

Komplikasi Kerusakan nervus aksilaris, kerusakan

pembuluh darah, tidak dapat direposisi, kaku sendi, dislokasi rekuren.

Page 58: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Dislokasi posterior Biasanya akibat trauma langsung pada sendi

bahu dalam keadaan rotasi interna. Ditemukan adanya nyeri tekan serta benjolan dibagian belakang sendi. Pengobatan dilakukan dengan cara menarik lengan kedepan secara hati-hati dan rotasi eksterna serta imobilisasi selam 3-6 minggu.

Dislokasi inferior Akibat kaput humerus mengalami jepitan dibawah

glenoid dimana lengan mengarah keatas sehingga terjadi dislokasi inferior. Ditangani dengan reposisi tertutup seperti pada dislokasi anterior, bila tidak berhasil dengan reposisi terbuka secara operasi.

Page 59: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Dislokasi sendi siku Biasanya penderita jatuh dengan posisi tangan out

strechted dimana bagian distal humerus terdorong kedepan melalui kapsul anterior sedangkan radius dan ulna mengalami dislokasi ke posterior. Dislokasi umumnya posterior atau posterolateral. Terdapat nyeri disertai pembengkakan yang hebat disekitar sendi siku ketika siku dalam posisi semi fleksi, olecranon dapat teraba pada bagian belakang. Pengobatan dengan reposisi, pada jam-jam pertama dapat tanpa pembiusan umum, setelah reposisi lengan difleksikan >900 dan dipertahankan dengan gips selama 3 minggu.

Komplikasi : kekakuan sendi, trauma nervus medianus, trauma a.brakhialis.

Page 60: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Dislokasi sendi lutut Dislokasi ini sangat jarang terjadi, biasanya terjadi

apabila penderita mendapat trauma dari depan dengan lutut dalam keadaan fleksi. Dislokasi dapat bersifat anterior, posterior, lateral, medial atau rotasi. Dislokasi anterior lebih sering ditemukan dimana tibia bergerak kedepan terhadap femur, trauma ini menimbulkan kerusakan pada kapsul, ligamen, yang besar dan sendi. Trauma juga dapat menyebabkan dislokasi yang terjadi disertai dengan kerusakan pada nervus peroneus dan arteri poplitea. Gambaran klinis dijumpai adanya trauma pada daerah lutut disertai pembengkakan, nyeri dan hamartrosis serta deformitas.

Page 61: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Dislokasi sendi panggul Klasifikasi meliputi : dislokasi

posterior,anterior dan sentral

Dislokasi posterior Trauma biasanya terjadi akibat

kecelakaan laulintas dimana lutut dalam keadaan fleksi dan menabrak dengan keras yang berada dibagian depan lutut, dapat juga terjadi pada saat mengendarai sepeda motor.

Page 62: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11
Page 63: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Dislokasi anterior Lebih jarang dibanding anterior dapat akibat kecelakaan lalulintas, jatuh dari ketinggian atau trauma dari belakang saat berjongkok dan posisi penderita dalam keadaan abduksi yang dipaksakan, leher femur atau throkanter menabrak acetabulum dan terjungkir keluar melalui robekan kapsul anterior.

Page 64: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Dislokasi sentral Tejadi apabila kaput femur terdorong ke dinding medial acetabulum pada rongga panggul, kapsul tetap utuh. Terdapat perdarahan dan pembengkakan didaerah tungkai proximal tetapi posisi tetap normal, nyeri tekan pada daerah throchanter, dan gerakan sendi panggul terbatas.

Page 65: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Fraktur dan fraktur dislokasi sendi pergelanan kaki

Pergelangan kaki merupakan sendi yang kompleks dan penopang badan dimana talus duduk dan dilindungi oleh malleolus lateralis dan malleolus medialis yang diikat oleh ligament, dahulu disebut fraktur pott. Terjadi akibat adanya fraktur malleolus dengan atau tanpa subluksasi dari talus. Klasifikasi Danis-weber,

Page 66: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

berdasarkan lokasi fraktur tehadap sindesmosis tibiofibuler :

Fraktur malleolus dibawah sindesmosis Fraktur malleolus lateral, avulsi malleolus medial

disertai robekan ligamen tibiofibular bagian depan Fraktur fibula diatas sindesmosis avulsi tibia disertai

robekan malleolus medial (fraktur dupuytren).

Terapi dengan konservatif yaitu pada fraktur yang tak bergeser dengan pemasangan gips secara sirkuler dibawah lutut. Sedangkan tindakan operatif dilakukan bila dijumpai adanya robekan ligament dan dislokasi talus.

Page 67: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11
Page 68: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Definition

An infection of bone, is caused most commonly by pyogenic bacteria and mycobacteria

Page 69: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Pathogenesis

Microorganism enter bone by hematogenous by a penetrating wound

Page 70: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Histologic Finding

Acute Osteomyelitis Microorganism Infiltrates of neutrophil Trombosed blood vessel

Chronic Osteomyelitis Necrotic bone ( absence of living

osteocytes) Mononuclear cells Granulation Fibrous tissue

Page 71: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Hematogenous Osteomyelitis

~ 20 % of cases of osteomyelitis Primarily affects children

Acute hematogenous osteomyelitis Infection usually involves a single bone

Vertebral osteomyelitis The vertebrae are the most common sites of

hematogenous osteomyelitis in adult Sources of bacteremia

Urinary tract Dental abcess Soft tissue infection Contamined IV lines

Page 72: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Osteomyelitis secondary to a contiguous focus of infection Infection introduced

by penetrating injuries (bites, open fractures)

by surgical procedures

become Chronic Osteomyelitis

Page 73: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Microbiology

Staphylococcus Aureus Streptococci

Page 74: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Therapy

Antibiotic therapy

Page 75: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11
Page 76: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Definisi...

Penyakit tulang sistemik Adanya penurunan densitas massa

tulang Perburukan mikroarsitektur tulang

Page 77: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Siklus Hidup Tulang Terbagi dalam 4 tahap:

Resting : stem cells from bone marrow attracted to bone surface and differentiate into osteoclasts

Resorption : osteoclasts remove bone with acid pH and proteolytic proteins

Reversal : osteoclasts stop above process, mesenchymal stem cells attracted to surface and differentiate into osteoblasts

Formation : osteoblasts make new bone by laying down protein matrix (osteoid) which is then mineralized

Page 78: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Faktor Resiko...

Usia Faktor genetik Defisiensi kalsium & vit.D Faktor hormonal Aktivitas fisik << Obat-obatan (kortikosteroid,anti

konvulsan, heparin, siklosporin) Merokok & konsumsi alkohol berlebih Sifat fisik tulang

Page 79: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Tipe Osteoporosis...

Tipe I Disebut juga osteoporosis pasca

menopause Tipe II

Disebut juga osteoporosis senilis

Page 80: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Karakteristik tipe I dan II...

Tipe I Tipe II

Umur (tahun) 50-75 >70

Perempuan : laki-laki

6:1 2:1

Tipe kerusakan tulang

Terutama trabekular

Trabekular & kortikal

Bone turnover Tinggi Rendah

Lokasi fraktur Vertebra, radius distal

Vertebra, kolum femoris

Fungsi paratiroid Menurun Meningkat

Etiologi utama Defisiensi estrogen

penuaan, defisiensi estrogen

Page 81: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Pendekatan klinis... Anamnesis Pemeriksaan fisik

Tinggi badan,BB Gaya berjalan, deformitas tulang, leg-length

inequality Pemeriksaan lab

Kalsium total dlm serum, ion kalsium, kalsiun urin Kadar fosfor serum Fosfat urin Osteokalsin serum Piridinolin urin PTH & vit.D

Page 82: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Pemeriksaan radiologi Biopsi tulang Pemeriksaan densitas massa tulang

SPA & SPX lengan bawah,tumit DPA & DPX lumbal, proksimal femur QCT

Page 83: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Penatalaksanaan...Edukasi & pencegahanLatihan & rehabilitasiTerapi

Bisfosfonat SERMskalsiumKalsitoninPTHEstrogenVit.D

Pembedahan

Page 84: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Pembahasan

Seorang pria 27tahun mengalami kecelakaan Pemeriksaan fisik, GCS 4 5 6, korban mengeluhkan kaki kanan yang tak bisa digerakkan karena nyeri. TD : 110 / 70, nadi 100x/menit, RR 20x/menit. Capillary refill kurang dari 1menit.

Page 85: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

Pada pemeriksaan regio lokalis femur dekstra didapatkan :Look : hematom, deformitas, tidak ada luka, edema, discrepancy.Feel : krepitasi (+), nyeri tekan, pulsasi a. Dorsalis pedis dan a. Tibialis posterior (+).Dilakukan pemeriksaan x-ray femur dekstra AP dan lateral. Didapatkan Fr. Femur 1/3 tengah.pasien di diagnose dari hasil pemeriksaan X-Ray fraktur femur dekstra 1/3 tengah, dengan luka tertutup.prognosanya baik ditinjau dari segi usia dan jenis luka.

Page 86: Skenario 5 Blok Neuromuskuloskeletal Kelompok 11

kegawatdaruratan harus ditangani dengan cepat. Pemberian anti analgesik guna menurunkan rasa nyeri yang di alami oleh pasien. Penatalaksanaanya berupa :

• Recognition• Reduction• Retention

• Rehabilitation