Skenario a Blok 21

download Skenario a Blok 21

of 40

Transcript of Skenario a Blok 21

Skenario A Blok 21

Dr. sukses sudah lama bertugas sebagai dokter UKM (upaya kesehatan masyarakat) di Puskesmas Makmur. Pada sore hari, ia melakukn UKP (upaya kesehatan perorangan) sebagai dokter umum yang membuka praktek di rumah dinasnya. Rumah dinas Dr. Sukses bersebelahan dengan puskesmas tempat dia bertugas; Dr. sukses di tempat prakteknya melakukan layanan primer. Pasien Dr. Sukses, dia berpraktek sampai jauh malam, kadang-kadang pagi hari sebelum bertugas di puskesmas dia masih melayani pasiennya. Hal ini menyebabkan Dr. Sukses dating kesiangan, akibatnya yang melayani pasien yang berobat di puskesmas adalah perawat atau bidan. Di lingkungan wilayah puskesmas Makmur, ada juga Dr. arif, yang melakukan layanan primer ssebagai dokter keluarga. Dr. Arif melaksanakan UKP seperti yang diamanatkan di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pasiennya tidak sebanyak Dr. sukses. Dr. Arif baru mulai berpraktek sebagi dokter keluarga, sarana dan prasarana Dr. Arif belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga mandiri. Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh Dr Arif adalah pelayanan kedokteran yang komprehensif dan menyeluruh. Dr. Arif berpraktek sebagai dokter keluarga karena dia adalah lulusan Fakultas Kedokteran yang menyelenggarakan KBK (kurikulum berbasis kompetensi), dan sudah mengikuti pelatihan dokter keluaraga yang diadakan oleh Perhimpunan Dokter Keluarga (PDKI) cabang setempat. Learning Objectives 1. Mahasisiwa dapat menjelakan Konsep Kedokteran Keluargaa. Dapat menyebutkan definisi dokter keluaraga menurut IDI (1982).

b. Dapat menuliskan yang dimaksud dengan pelayanan dokter keluarga menurut The American academy of Family physician.c. Dapat menuliskan definisi ilmu kedokteran keluarga menurut IDI 1982.

d. Mengetahui standar kompetensi dokter keluarga. e. Mengetahui standar pelayanan dokter keluarga. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan dokter keluarga dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN) RI. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan praktek dokter keluarga mandiri. 4. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedan pelayanan puksesmas dan pelayanan dokter keluarga.

KLARIFIKASI ISTILAH1. UKM 2. UKP 3. Puksesmas 4. Layanan primer

: Unit pelaksana teknis dinas kesehatan yang bertangguang jawab atas pelayanan kesehatan penduduk di wilayah administrasinya.

5. Dokter keluarga

: Praktisi kesehatan terkulaifikasi yang menyediakan pelayanan kesehatan perorangan, primer, komprehensif dan berkelanjutan terhadap pasiennyayang berhubungan dengan keluarga, komunitas dan lingkungannya. : Suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin pelayanan kesehatan. : Kurikulum yang menuntun murid untuk mengembangkan keterampilan dn menerapkan iptek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas. : Pelayanan kedokteran yang termasuk promotif, preventif, spesifik protektif, kuratif, disability limitsion dan rehabilitative dengan memperhatikan kemampuan social sesuai dengn medikolegal etika kedokteran. : Organisasi profesi dokter penyelenggar kesehatan tingkat primer

6. SKN 7. KBK

8. Komprehensif

9. PDKI 10. Standar pelayanan

dokter keluarga mandiri 11. Praktek umum 12. Rumah dinas

: Fasilitas tempat tinggal yang disediakan pemerintah untuk pekerjaannya.

IDENTIFIKSI MASALAH 1. Dr. sukses bertugas ebagai dokter UKM di puskesmas Makmur, yang juga malakukan UKP sebagai dokter umum di rumah dinasnya. 2. Dr. Sukses sering dating kesiangan karena sibuk praktek di rumahnya sehingga yang melayani pasien di puskesmas adalah perawat atau bidan. 3. Dr. Arif berpraktek sebagai dokter keluarga tetapi sarana dan prasaranya belu memenuhi standar pelayanan dokter keluarga mandiri. 4. Pasien Dr. Arif yang melakukan layanan primer sebagai dokter keluarga tidak sebanyak Dr. Sukses.

ANALISIS MASALAH1. Jelaskan UKM dan UKP?

2. Jelaskan aturan mengenai fungsi rumah dinas? 3. Bagaimana konsep Doga di Indonesia? 4. Bagaimana standar kompetensi dan pelayanan Doga (sarana dan prasrana)? 5. Bagaimana praktek Doga mandiri? 6. Bagaimana perbedaan pelayanan puskesmas daan pelayanan Doga? 7. Bagaimana sarana dan prasarana dalam praktek pelayanan Doga?

8. Perbedaan praktek umum dengan praktek pelayanan primer? 9. Apakah dokter UKM boleh melayani UKP dalam jam kerja UKM? 10. Apa itu keluarga (definisi dalam Doga)? 11. Bolehkah dokter lulusan KBK langsung praktek Doga?

12. Apakah ada perbedaan tempat praktek dokter umum dan Doga? 13. Bagaimana system pembiayaan Doga? 14. Bagaimana prosedur mendapatkan izin praktek Doga?

HIPOTESIS Dr. Sukses tidaak melaksanakan UKM dan layanan primer dengan baik dan Dr. Arif belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga.

SINTESIS Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) UKP adalah setiap kegiata yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. UKP mencakup upya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatn rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. UKM mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pembrantasan penyakit menular, kesehatan jiwa, pengendalian penyakit

tidak menular, penyehatan lingkungan, penyediaan sanitasi dasar perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan bahan zat adiktif dan bahan berbahaya serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Perbedaan UKP dan UKM Upaya Kesehatan Perorangan (Pelayanan kedokteran) : Tenaga pelaksananya terutama adalah dokter. Perhatian utamanya pada peyembuhan penyakit Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga Kurang memperhatikan efisiensi Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan etika kedokteran. Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat dengan undang-undang Penghasilan diperoleh dari imbalan jasa. Bertanggung jawab hanya kepada penderita Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan mendapat saingan Masalah administrasi amat sederhana Upaya Kesehatan Masyarakat : Tenaga pelaksananya terutama ahli kesehatan masyarakat Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit Sasaran utamanya adalah masyarakat secara keseluruhan. Selalu berupaya mencari cara yang efisien. Dapat menarik perhatian masyarakat misalnya dengan penyuluhan kesehatan. Menjalankan fungsi dengan mengorganisir masyarakat dan mendapat dukungan undangundang Penghasilan berupa gaji dari pemerintah Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat Dapat memonopoli upaya kesehatan Menghadapi berbagai berbagai persoalan kepemimpinan.

Rumah Dinas Peraturan menteri keuangan nomor 138/PMK.06/2010 tentang pengelolaan barang milik negara berupa rumah Negara. Konsep Dokter Keluarga di Indonesia 1. Pengertian Dokter Keluarga Dokter keluarga adalah dokter yang dapat melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif menhunjungi penderita dan keluarganya.(Ikatan Dokter Indonesia, 1982) 2. Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga Batasan pelayanan dokter kelurga banyak macamnya. Dua diantaranya yang dipandang cukup penting adalah: Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kendungan, ilmu bedah serta ilmu ekdokteran jiwa, yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologis, dan ilmu-ilmu klinis dan karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk memiliki peranan yang unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang mengoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.(The American Academy of Family Physician, 1969)

Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan dan perundangan. Pelayanan diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. 3. Tugas Dokter Keluarga

Tugas dari dokter keluarga adalah : a. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan

bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan, b. c. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat, Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat

sehat dan sakit, d. e. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarga Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan

taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi, f. Menangani penyakit akut dan kronik, g. h. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS, Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke dokter spesialis

atau dirawat di RS, i. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan, j. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya, k. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,

l. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar, m. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum

dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

4.

Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga

Tujuan umum Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga. Tujuan khusus Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif dan efisien. 5. Prinsip Dokter Keluarga

Prinsip pelayanan Dokter keluarga mempunyai 9 prinsip, yaitu: - Komprehensif dan holistik - Kontinu - Mengutamakan pencegahan - Koordinatif dan kolaboratif - Personal sebagai bagian integral dari keluarganya - Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan - Menjunjung tinggi etika, moral dan hokum. - Sadar biaya dan sadar mutu - Dapat diaudit dan dipertanggung jawab. 6. Tugas Dokter Keluarga - Menapis kebutuhan sosialitik - Mendiagnosis cepat dan mengobati cepat-tepat - Memberikan pelayanan aktif saat sehat dan sakit - Melayani individu dan keluarganya - Membina dan mengikutsertakan keluarga dalam upaya penanganan penyakit

- Menangani penyakit akut dan kronik - Melakukan kerjasama dengan seluruh pengandil - Melakukan tindak awal persiapan rujukan - Memantau pasien yang dirujuk - Bertanggungjawab atas pasien yang dirujuk - Bertindak sebagai mitra, penasihat, dan konsultan. - Menyelenggarakan upaya promotif dan preventif. 7. Kewajiban Dokter Keluarga - Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan - Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat - Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit - Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya - Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi - Menangani penyakit akut dan kronik - Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS - Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS - Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan - Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya - Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien - Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar - Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus 8. Wewenang Dokter Keluarga

Wewenang dari dokter keluarga adalah :

a. b. c. d. e.

Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat Melaksanakan tindak pencegahan penyakit Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal

f. Melakukan tindak pra bedah, bedah minor, perawatan pasca bedah di unit pelayanan primer g. h. Melakukan perawatan sementara, Menerbitkan surat keterangan medis

i. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap j. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus.

Peran Dokter Keluarga dalam Sistem Kesehatan nasional Sistem kesehatan adalah semua kegiatan yang secara bersama-sama diarahkan untuk mencapai tujuan utama berupa peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. Kegiatan yag tercakup dalam sistem kesehatan dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu pemberian pelayanan kesehatan dan pembiayaan upaya kesehatan. Sistem kesehatan memiliki 4 fungsi yaitu: Pelayanan kesehatan : merupakan proses memberikan dan mengelola masukan di dalam kegiatan produksi jasa kesehtan yang terjadi dalam suatu tatanan organisasi tertentu. Kesemuanya itu mengarah kepada dilakukannya serangkaian intervensi terhadap masalah- masalah kesehatan yang ada. Pelayanan kesehatan terbagi menjadi pelayanan individu dan pelayanan masyarakat. Dokter keluarga merupakan penggerak dari pelayanan kesehatan individu. Pembiayaan kesehatan : adalah proses penarikan dana dari sumber dana (primer yaitu rumah tangga atau perusahaan, maupun sekunder yaitu pemerintah dan lembaga-lembaga donor), penghimpun dana tersebut di badan-badan tertentu dan pengalokasian dana untuk kegiatan-kegiatan para pemberi pelayanan

Sumber daya kesehatan : tidak hanya berupa dana, tetapi juga tenaga kesehatan, obat, peralatan kesehatan, prasarana dan sarana kesehatan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

Pengawasan dan pengarahan : adalah fungsi yang harus dipegang oleh aparat pemerintah yang bertanggung jawab di bidang kesehatan. Pengawasan dan pengarahan ini pada hakikatnya terdiri atas penetapan kebijakkan kesehatan, pengaturan di bidang kesehatan, serta penilaian kinerja dan penyediaan informasi kesehatan.

Standar Kompetensi Dokter Keluarga Berdasarkan PDKI tahun 2006, yaitu : 1. Kompetensi Dasar a. Keterampilan komunikasi efektif b. Keterampilan klinik dasar c. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga. d. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga,ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks pelayanan kesehatan primer. e. Mampu memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi. f. Mampu mawas diri dan belajar sepanjang hayat. g. Sadar etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik. 2. Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama a. Bedah b. Penyakit Dalam c. Kebidanan & penyakit kandungan d. Kesehatan Anak e. THT f. Mata g. Kulit dan kelamin

h. Psikiatri i. Saraf j. Kedokteran komunitas 3. Keterampilan klinis Layanan Primer Lanjuta. Keterampilan melakukan health screening

b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut c. Membaca hasil EKG d. Membaca hasil USG e. BTLS, BCLS dan BPLS 4. Keterampilan Pendukung a. Riset b. Mengajar kedokteran keluarga 5. Ilmu dan Keterampilan Kliinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif 6. Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinis a. Manajemen klinik dokter keluarga Standar Pelayanan Kedokteran Keluarga 1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of Clinical Care) a. Standar Pelayanan Paripurna (Standard of Comprehensive of Care) Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive and specific protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan social serta sesuai dengan medikolegal etika kedokteran.

1) Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan kedokteran keluarga yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuaan tempat praktik. 2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memerhatikan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya. 3) pencegahan penyakit dan proteksi khusus Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menggunakan segala kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan keluarganya. 4) Deteksi dini Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menggunakan segala kesempatan dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang tepat untuk itu. 5) Kuratif medis Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk melaksanakan pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medis, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan strata yang lebih tinggi 6) Rehabilitasi medis dan social Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk menerapkan segala kesempatan rehabilitasi pada pasien dan atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan atau kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun social. 7) Kemampuan social keluarga Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memerhatikan kondisi social pasien dan keluarganya. 8) Etik medikolegal Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem yang sesuai dengan medikolegal dan etik kedokteran. b. Standar pelayanan medis (standartd of medical care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis. 1) Anamnesis Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patientcentered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis. 2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelaianan yang menunjang diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara holistic; dan bila perlu mengajurkan pemeriksaan penunjang secara rasianol, efektif dan efesien demi kepentingan pasien semata. 3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistic. 4) Prognosis Pada setap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based). 5) Konseling Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepeduliaan terhadap perasaan dan persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan disaat itu 6) konsultasi Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi kedokter lain yang dianggap lebih piawai dan atau berpengalaman. Konsultasidapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, doter spesialis, atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata. 7) Rujukan Pada saat-saat dinilai perlu, doker keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain,

dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata. 8) Tindak lanjut Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan diklinik, maupun ditempat pasien. 9) Tindakan Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik distrata pertama, dan demi kepentingan pasien. 10) pengobatan rasional Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien. 11) Pembinaan keluarga Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk konseling keluarga. c. Standar pelayanan menyeluruh (standard of holistic of care) Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, dan spiritual, serta berkehidupan ditengah lingkungan fisik dan sosialnya. 1) Pasien adalah manusia seutuhnya Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai manusia yang seutuhnya. 2) Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai bagian dari keluarga pasien, dan memerhatikan bahwa keluarga pasien dapat memengaruhi dan atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien. 3) pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.

d. Standar pelayanan terpadu (standard of integration of care) Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas pogram dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal. 1) Koordinator penatalaksanaan pasien Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan pasien yang diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama antardokter-pasien-dokter spesialis/rumah sakit. 2) Mitra dokter-pasien Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter dan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis. 3) Mitra lintas sektoral medis Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal disekitarnya. 4) Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimeter medik Pelayanan dokter keluarga memedulikan dan memerhatikan kebutuhan dan perilaku pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya. e. Standar pelayanan bersinambung (standard of continuum care) Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung, yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efesien, proaktif dan terus menerus demi kesehatan pasien. 1) Pelayanan proaktif Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara proaktif. 2) Rekam medis bersinambung Informasi dalam riwayat kesehatan pesien sebelumnya dan pada saat datang, digunakan untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai untuk pasien yang bersangkutan.

3) Pelayanan efektif efisien Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif dan efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu, dan sadar biaya. 4) Pendampingan Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan/atau rujukan, pelayanan dokter keluarga menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien, demi kepentingan pasien.

Klasifikasi klinik dokter keluarga

Perbedaan Pelayanan Puskesmas Dan Pelayanan Dokter Keluarga Prinsip dasar Layanan kontak pertama Layanan panjang sinambung dan Dokter keluarga Ya jangka Ya Ya Dokter umum di puskesmas Ya Episodik Tidak

Layanan bersifat personal Layanan komprehensif Mengutamakan pencegahan Koordinasi Kolaborasi Berorientasi pada keluarga Berorientasi pd komunitas

Ya,>> promotif, Ya, >> kuratif preventif Ya Ya Ya Ya Ya Terbatas Tidak Tidak Tidak Ya

Perbedaan Praktek Umum Dan Layanan Primer

Prinsip dasar Layanan kontak pertama Layanan sinambung dan jangka panjang Layanan bersifat personal Layanan komprehensif Mengutamakan pencegahan Koordinasi Kolaborasi Berorientasi pada keluarga Berorientasi pada komunitas Pembiayaan Wilayah kerja

PDK* Ya Ya Ya Ya, >>promotif dan preventif Ya Ya Ya Ya Ya Kapitasi Pertimbangan kondisi geografis sekitar 2500 KK

PDU** di puskesmas Ya Episodik Tidak Ya, kuratif Terbatas Tidak Tidak Tidak Ya Jamkesmas dan askeskin Wilayah kecamatan kurang lebih 30.000 KK

Praktik dokter pribadi Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Fee for service Tanpa batasan

Alur Dokter Lulusan KBK Untuk Menjadi Doga

Konversi Dokter Praktek Umum Menjadi Dokter Keluarga

Surat edaran IDI nomor 2342/PB/A3/11/2008 tentang dokter keluarga & keputusan Menteri Kesehatan RI No: 916/Menkes RI/Per/VII/1997 juga mengatur peraturan praktek dokter umum dan dokter gigi yang diarahkan ke konsep dokter keluarga. Dari dua peraturan tersebut dapat disimpulkan bahwa peralihan fungsi DPU menjadi DK merupakan suatu pilihan, bukan suatu kewajiban. Tidak ada regulasi yang mewajibkan setiap dokter umum untuk beralih fungsi menjadi DK secara administratif (memiliki gelar DK). Sistem Manajemen Keuangan dalam Pengelolaan Praktek DOGA Pelayanan kedokteran keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan profesional. Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara seksama dengan cara yang umum dan bersifat transparansi. Selain itu, manajemen keuangan pelayanan kedokteran keluarga dikelola sehingga dapat mengikuti sistem pembayaran praupaya pembiayaan melalui program asuransi kesehatan (health insurance) maupun sistem pembiayaan fee for service. Dari dua cara pembiayaan yang dikenal tersebut, yang dinilai sesuai untuk pelayanan dokter keluarga hanyalah pembiayaan melalui program asuransi kesehatan saja. Mudah dipahami, karena untuk memperkecil risiko biaya, program asuransi sering menerapkan prinsip membagi risiko (risk sharing) dengan penyelenggara pelayanan, yang untuk mencegah kerugian, tidak ada pilihan lain bagi penyelenggara pelayanan tersebut, kecuali berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, dan atau mencegah para anggota keluarga yang menjadi tanggungannya untuk tidaksampai jatuh sakit1.

Sistem langsung (fee for service)

Pasien membayar langsung jasa medik setelah berobat ke dokter. Hampir 80% terjadi dalam masyarakat. Mekanisme pembayaran langsung telah menimbulkan ketidakadilan distributif dimana banyak pasien miskin yang tambah miskin pada saat sakit; banyak tenaga kesehatan yang imbalan jasa profesionalnya masih--berbisnis atau terpaksaberorientasi dari orang sakit). 2. Sistem praupaya Dilakukan dengan perhitungan per-kapitasi/per-kepala seperti pada sistem dokter keluarga yang diharapkan dapat menjalankan fungsinya sebagai seorang dokter (care provider, decision maker, communicator, community leader, manager) secara profesional. Dalam sistem ini dokter dibayar dimuka dengan tanggung-jawab memelihara kesehatan keluarga. Sisa manajemen dana yang dititipkan ke dokter keluarga merupakan income (jasa pemeliharaan kesehatan) dari dokter

tersebut atas jasanya memelihara kesehatan keluarga. Teknis mekanisme rujukan dari dokter keluarga ke dokter spesialis (pelayanan tingkat lanjut) diluar skema pembiayaan di atas, yang umumnya bersifat reimburse dari lembaga nirlaba (atau co-payment dari dokter keluarga) ke dokter spesialis. Mengingat bentuk pembayaran pra-upaya banyak menjanjikan keuntungan, maka pada saaat ini bentuk pembayaran pra-upaya tersebut banyak diterapkan. Pada dasarnya ada tiga bentuk pembiayaan secara pra-upaya yang dipergunakan. Ketiga bentuk yang dimaksud adalah:a) Sistem kapitasi (capitation system), yang dimaksud dengan sistem kapitasi adalah sistem

pembayaran dimuka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk setiap peserta untuk jangka waktu tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan yang tidak ditentukan oleh frekwensi penggunaan pelayanan kesehatan oleh peserta, melainkan ditentukan oleh jumlah peserta dan kesepakatan jangka waktu jaminan.b) Sistem paket (packet system), yang dimaksud dengan sistem paket adalah sistem

pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk suatu paket pelayanan kesehatan tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh paket pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan. Penyakit apapun yang dihadapi, jika termasuk dalam satu paket pelayanan yang sama, mendapatkan biaya dengan besar yang sama. Sistem pernbiayaan paket ini dikenal pula dengan nama sistem pembiayaan kelompok diagnosis terkait (diagnosis related group) yang di banyak negara maju telah lama diterapkan.c) Sistem anggaran (budget system), yang dimaksud dengan sistem anggaran adalah sistem

pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga, sesuai dengan besarnya anggaran yang diajukan penyelenggara pelayanan kesehatan. Sama halnya dengan sistern paket, pada sistem anggaran ini, besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh besarnya anggaran yang telah disepakati.

Manajemen keuangannya dapat mengikuti sistem pembiayaan praupaya maupun sistem pembiayaan fee for service.

BPJS : Badan Pengelola Jaminan Sosial Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dibentuk dengan pertimbangan utama untuk memberikan jaminan sosial yang menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui pengembangan sistem jaminan sosial nasional tersebut hak setiap orang atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat sebagaimana diamanatkan konstitusi akan dapat diwujudkan. Sistem jaminan social nasional yang berfungsi secara efektif merupakan salah satu sarana membangun solidaritas social dalam rangka terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. Pasal 14 ayat (1) UU SJSN menentukan bahwa Pemerintah secara bertahap mendaftarkan penerima bantuan iuran sebagai peserta kepada BPJS. Selanjutnya pada ayat (2) ditentukan :Penerima bantuan iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Tidak ada penjelasan tentang siapa yang dimaksud dengan fakir miskin dan orang tidak mampu. Hal tersebut akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah sebagaimana ditentukan pada ayat (3). Kemudian Pasal 17 ayat (4) menentukan :

Iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang yang tidak mampu dibayar oleh Pemerintah.