Analisis Skenario c Blok 16

download Analisis Skenario c Blok 16

of 19

Transcript of Analisis Skenario c Blok 16

  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    1/19

    1. Pemeriksaan Fisis:Keadaan umum: Tampak sakit berat, kesadaran: kompos mentis,

    RR: 68 x/menit, Nadi: 132 x/mnit, reguler, Suhu: 38,6oC

    Panjang badan: 72 cm, Berat badan: 8,5 kg

    a. Bagaimana berat badan dan panjang bayi normal usia 9 bulan? (berdasarkanKMS)Zakiah,Merta

    Berat badan bayi ideal 9 bulan: n:2+4

    n=bulan

    maka (9:2)+4 = 8,5 kg

    interpretasi : normal

  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    2/19

  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    3/19

    b. Bagaimana klasifikasi keadaan umum?Najmi, MertaKompos mentis: sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pernyataan tentang keadaan di

    sekelilingnya

    Apatis: keadaan kesadaran pasien yang segan untuk berhubungan dengan keadaan sekitarnya,

    sikap acuh tak acuh

    Letargi: keadaan kesadaran pasien yang tampaknya lesu dan mengantuk

    Somnolen: keadaan kesadaran pasien yang selalu mau tidur saja, dapat dibangunkan dengan rasa

    nyeri, atau untuk makan/minum, namun jatuh tertidur kembali

    Sopor: keadan kesadaran pasien yang mirip koma, berbaring dengan mata tertutup, tidak

    menunjukkan reaksi jika dibangunkan, kecuali dengan rasa nyeri. Refleks kornea meski lunak

    masih dibangkitkan;reaksi pupil utuh

    Koma: keadaan keaadaran yang hilang sama sekali, dengan rangsang apapun reaksi atau

    rangsang tak akan timbul. Refleks apapun tak didapatkan lagi, bahkan batuk atau muntah tak ada

    c. Mengapa Zumi tampak sakit berat tetapi kesadaran kompos mentis?Najmi, Zakiah,danMerta

  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    4/19

    Skala Koma Glasgow (4-15 tahun) Skala Koma Anak ( < 4 tahun)

    Aktivitas Respons Nil

    ai

    Aktivita

    s

    Respons Nil

    ai

    1. Buka

    Mata

    - Spontan

    - Karena suara

    - Karena Nyeri

    - Tidak ada

    4

    3

    2

    1

    1. Buka

    Mata

    - Spontan

    - Terhadap bicara

    - Terhadap nyeri

    - Tidak ada

    4

    3

    2

    1

    2.

    Motorik

    - Menurut perintah

    - Lokalisasi nyeri

    - Menarik terhadap

    nyeri

    - Fleksi terhadap nyeri

    - Ektensi terhadap nyeri

    - Tidak ada

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    2.

    Motorik

    - Spontan

    - Lokalisasi nyeri

    - Menarik terhadap nyeri

    - Fleksi terhadap

    nyeri

    - Ekstensi terhadap nyeri

    - Tidak ada

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    3. Verbal - Terorientasi- Kacau/bingung

    - Kata tak tepat

    - Suara/bunyi tidak khas

    - Tidak ada

    54

    3

    2

    1

    3.Verbal

    - Terorientasi- Kata-kata tidak

    jelas/kacau

    - Suara

    - Menangis

    - Tidak ada

    54

    3

    2

    1

    Nilai Normal : Lahir6 bulan : 9

    612 bulan : 11

    1- 2 tahun : 12

    25 tahun : 13

    > 5 tahun : 14

    2. Keadaan spesifik:Kepala: nafas cuping hidung (+),

    Toraks Paru: Inspeksi: simetris, retraksi intercostal, supraclavicula

    Palpasi: stem fremitus kiri=kanan,Perkusi: redup pada basal kedua lapangan paru,

    Auskultasi: peningkatan suara nafas vesikular, ronki basah halus nyaring, tidak terdengar

    wheezing

    Pemeriksaan lain dalam batas normal

    Informasi tambahan: Tidak ada riwayat atopi dalam keluarga

  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    5/19

    a. Bagaimana cara pemeriksaan fisis thoraks pada bayi?Zakiah, Merta1. InspeksiPada anak 2 tahun: lingkar dada lingkar kepala

    Perhatikan:

    a. bentuk thorax: funnel chest, pigeon chest, barell chest, dllb. pengembangan dada kanan dan kiri: dada kanan sama dengan kiri/tidakc. pernafasan: cheyne stokes, kusmaul, biotd. ictus cordise. sianosisf. pernafasan cuping hidungg. tipe pernafasanh. frekuensi nafas-dangkal/dalam2. Palpasia. pengembangan dada: simetri/tidakb. fremitus raba: dada kanan sama dengan kiri/tidakc. sela iga: retraksi/tidakd. perbaan iktus kordis3.

    Perkusi

    Dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan satu jari/ tanpa bantalan jari lain, atau

    secara tidak langsung dengan menggunakan 2 jari/bantalan jari laij. Jangan mengetok terlalu

    keras karena dinding thorax anak lebih tipis dan ototnya lebih kecil

    a. batas paru-jantungb. batas paru-hati: iga VI depanc. batas diafragma: iga VIII-X belakangbedakan antara suara sonor dan redup

    4. AuskultasiTentulan suara dasar dan tambahan

    suara nafas normal pada bayi adalah bronco vesikuler

    suara nafas normal pada anak besar : vesikuler

    a. suara dasar: vesikuler, bronchial, amforik, cog-wheel breath

  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    6/19

    b. suara tambahan: ronki, krepitasi, friksi pleura, wheezing

    b. Mengapa ditanyakan riwayat atopi pada keluarga? (indikasi riwayat atopi dengan kasus)Tidak adanya riwayat atopi menyingkirkan kemungkinan pasien mengalami alergi. Karena atopi

    merupakan predisposisi genetic menuju perkembangan reaksi hipersensitivitas cepat terhadap

    antigen lingkungan umum (alergi atopik).

    Anatomi dan Histologi Saluran

    A. ANATOMI SISTEM RESPIRASI

    Anatomi saluran pernafasan atas terdiri dari nasal, faring, laring, trachea, bronkus, dan

    bronkiolus.

    Hidung

    Rambut, zat mukus serta silia yang bergerak ke arah faring berperan sebagai sistem pembersih

    hidung. Fungsi pembersih udara ini juga ditunjang oleh konka nasalis yang menimbulkan

    turbulensi aliran udara sehingga dapat mengendapkan partikel-pertikel dari udara yang

    seterusnya akan diikat oleh zat mukus. Sistem turbulensi udara ini dapat mengendapkan partikel-

    partikel yang berukuran lebih dari 4.

    Zat mukus yang disekresi hidung mengandung enzim lisozim yang dapat membunuh bakteri.

    Struktur konka nasalis yang unik memperluas permukaan mukosa hidung dan pleksus vena yang

    berdinding tipis di bawah mukosa, meningkatkan efektifitas fungsi pelembaban serta fungsi

    penghangatan udara oleh hidung. Disamping perannya pada pproses ventilasi, hidung juga

    berperan pada fungsi pembauan. Pada bagian langit-langit dari rongga hidung terdapat mukosa

    olfaktoria yang merupakan lokasi dari reseptor hidung.

    Faring

    Merupakan bagian kedua dan terakhir dari saluran pernafasan bagian atas. Faring terbagi

    menjadi tiga bagian yaitu nasofaring, orofaring, serta laringofaring.

    Laring

  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    7/19

    Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea, dan

    beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.

    Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas:

    1. Cartilago yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago

    arytenoidea

    2. Membarana yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum,

    membrana mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis

    Cartilago tyroidea berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun. Ujung batas

    posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum,

    dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago

    cricoidea. Membrana Tyroide mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hyoideum.

    Membrana cricothyroideum menghubungkan batas bawah dengan cartilago cricoidea.

    EpiglottisCartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini

    melekat pada bagian belakang V cartilago thyroideum.

    Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago

    arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring

    Cartilago cricoideaCartilago berbentuk cincin signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak

    dibawah cartilago tyroidea, dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane

    cricotyroidea. Cornu inferior cartilago thyroidea berartikulasi dengan cartilago tyroidea

    pada setiap sisi. Membrana cricottracheale menghubungkan batas bawahnya dengan

    cincin trachea I

    Cartilago arytenoideaDua cartilago kecil berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. Plica

    vokalis pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang menonjol kedepan

    Membrana mukosaLaring sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri dari sel-sel silinder yang

    bersilia. Plica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa.

    Plica vokalis

  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    8/19

    Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas ligamenturn

    vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam cartilago thyroidea di

    bagian depan dan cartilago arytenoidea di bagian belakang.

    Plica vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas plica vocalis sejati.

    Bagian ini tidak terlibat dalarn produksi suara.

    OtotOtot-otot kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea, cricoidea, dan thyroidea, yang

    dengan kontraksi dan relaksasi dapat mendekatkan dan memisahkan plica vocalis. Otot-

    otot tersebut diinervasi oleh nervus cranialis X (vagus).

    RespirasiSelama respirasi tenang, plica vocalis ditahan agak berjauhan sehingga udara dapat

    keluar-masuk. Selama respirasi kuat, plica vocalis terpisah lebar.

    FonasiSuara dihasilkan olch vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan

    dimodifikasi oleh gerakan palaturn molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu

    oleh sinus udara cranialis.

    Trachea

    Tabung yang dapat bergerak dengan panjang 13cm dan diameternya 2,5cm. Trachea mempunyai

    dinding fibroelastis yang tertanam di dalam balok cartilago hyalin yang berbentuk huruf U yang

    mempertahankan lumen trachea tetap terbuka. Ujung posterior cartilago yang bebas dihubungkan

    oleh otot trachealis (otot polos). Trachea berpangkal di leher, di bawah cartilago cricoidea larynx

    setinggi corpus vertebrae cervicalis VI. Ujung bawah trachea terdapat di dalam thorax setinggi

    angulus sterni membelah menjadi bronchus principalis dexter dan sinister. Bifurcatio trachea ini

    disebut carina. Pada inspirasi dalam carina turun sampai setinggi vertebra thoracica VI.

    Persarafan trachea adalah cabang-cabang nervus vagus, nervus laryngeus recurrens, dan truncus

    symphaticus. Saraf ini mengurus otot trachea dan membran mukosa.

    Bronchi Principalis

    Bronchus principalis dexter lebih lebar, pendek, dan vertikal dibandingkan sinister dengan

    panjang 2,5cm. Sebelum masuk ke hiluim pulmonis dexter, bronchus principalis dexter

    mempercabangkan bronchus lobaris superior dexter. Saat masuk ke hilum, bronchus principalis

  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    9/19

    dexter membelah menjadi bronchus lobaris medius dan bronchus lobaris inferior dextra.

    Bronchus principalis sinister lebih sempit, panjang, dan horizontal dibandingkan dexter dengan

    panjang 5cm. Bronchus ini berjalan ke kiri di bawah arcus aorta dan di depan oesophagus. Pada

    waktu masuk ke hilum pulmonis sinistra, bercabang menjadi bronchus lobaris superior sinister

    dan bronchus lobaris inferior sinister.

    Paru (Pulmo)

    Paru berbentuk seperti spons dan sangat elastis. Jika rongga thorax dibuka volume paru segera

    mengecil sampai sepertiga/kurang. Pada anak-anak, paru berwarna merah muda tetapi dengan

    bertambahnya usia paru menjadi gelap dan berbintik-bintik akibat inhalasi partikel debu yang

    terperangkap di dalam fagosit paru. Paru berbentuk kerucut dan diliputi oleh pleura visceralis

    dan teradapat bebas di dalam cavitas pleuralis masing-masing hanya dilekatkan pada

    mediastinum oleh radix pulmonis.

    Masing-masing paru mempunyai apex pulmonis yang tumpul, yang menonjol ke atas ke dalam

    leher sekitar 2,5cm di atas klavikula, basis pulmonis yang konkaf tempat terdapat diaphragma,

    facies costalis yang konveks yang disebabkan oleh dinding thorax yang konkaf, facies

    mediastinalis yang konkaf yang merupakan cetakan perikardium dan struktur mediastinum

    lainnya. Sekitar pertengahan facies mediastinalis ini terdapat hilum pulmonis yaitu suatu

    cekungan tempat bronchus, pembuluh darah dan saraf yang membentuk radix pulmonis masuk

    dan keluar dari paru.Margo anterior paru tipis dan meliputi jantung, pada margo anterior pulmo sinister terdapat

    incisura cardiaca pulmonis sinister. Pinggir posterior tebal dan terletak di samping columna

    vertebra.

    Pulmo dexter

    Pulmo dexter sedikit lebih besar dari sinister dan dibagi oleh fissura obliqua dan fissura

    horizontalis pulmonis dexter menjadi 3 lobus, lobus superior, medius dan inferior. Fissura

    obliqua berjalan dari pinggir inferior ke atas dan ke belakang menyilang permukaan medial dan

    costalis sampai memotong pinggir posterior sekitar 6,25cm di bawah apex pulmonis. Fissura

    horizontalis berjalan horizontal menyilang permukaan costalis setinggi cartilago costalis IV dan

    bertemu dengan fissura obliqua pada linea axillaris media. Lobus medius merupakan lobus kecil

    berbentuk segitiga yang dibatasi oleh fissura horizontalis dan obliqua.

    Pulmo sin ister

  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    10/19

    Pulmo sinister dibagi oleh fissura obliqua dengan cara yang sama menjadi 2 lobus, superior dan

    inferior. Pulmo sinister tidak terdapat fissura horizontalis

    Pendarahan paru

    Bronchi, jaringan ikat paru, dan pleura visceralis menerima darah dari arteri bronchiales yang

    merupakan cabang arteri descendens. Venae bronchiales yang berhubungan dengan vena

    pulmonales mengalirkan darahnya ke vena azygos dan vena hemiazygos.

    Alveoli menerima darah terdeoksigenasi dari cabang terminal arteri pulmonales. Darah yang

    teroksigenasi meninggalkan kapiler alveoli masuk ke vena pulmonales yang mengikuti jaringan

    ikat septa intersegmentalis ke radix pulmonis. 2 vena pulmonales meninggalkan setiap radix

    pulmonis untuk bermuara ke dalam atrium sinistrum cor.

    Aliran limfe paru

    Pembuluh limfe berasal dari plexus superficialis dan plexus profundus, dan tidak terdapat pada

    dinding alveoli. Plexus superficialis (subpleural) terletak di bawah pleura visceralis dan

    mengalirkan cairannya melalui permukaan paru ke arah hilum pulmonis, dan bermuara ke nodi

    bronchopulmonales. Plexus profundus berjalan sepanjang bronchi dan arteri, vena pulmonalis

    menuju ke hilum pulmonis dan mengalirkan limfe ke nodi intrapulmonales yang terletak di

    dalam substansi paru. Kemudian masuk ke dalam nodi bronchopulmonales di dalam hilum

    pulmonis. Semua cairan limfe paru meninggalkan hilum mengalir ke nodi tracheobronchiales

    dan masuk ke dalam truncus lymphaticus bronchomediastinalis.Persarafan paru

    Pada radix setiap paru terdapat plexus pulmonalis yang terdiri atas serabut eferen dan aferen

    saraf otonom. Plexus dibentuk dari cabang truncus symphaticus dan menerima serabut

    parasimpatis dari nervus vagus. Serabut eferen simpatis mengakibatkan bronchodilatasi dan

    vasokontriksi. Serabut eferen parasimpati smengakibatkan bronkokontriksi, vasodilatasi dan

    peningkatan sekresi kelenjar. Impuls aferen yang berasal dari mukosa bronchus dan dari receptor

    regang pada dinding alveoli berjalan ke susunan saraf pusat dalam saraf simpatis dan

    parasimpatis

    HISTOLOGI SISTEM RESPIRASI

  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    11/19

    Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan

    mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis.

    Fungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem pernapasan dimulai dari rongga hidung/mulut hingga

    ke alveolus, di mana pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dengan

    pembuluh darah.

    Sistem pernapasan biasanya dibagi menjadi 2 daerah utama:

    1. Bagian konduksi, meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolusdan bronkiolus terminalis

    2. Bagian respirasi, meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveolus.

    Saluran pernapasan, secara umum dibagi menjadi pars konduksi dan pars respirasi

    Sebagian besar bagian konduksi dilapisi epitel respirasi, yaitu epitel bertingkat silindris

    bersilia dengan sel goblet. Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat dilihat ada 5

    macam sel epitel respirasi yaitu sel silindris bersilia, sel goblet mukosa, sel sikat (brush cells), sel

    basal, dan sel granul kecil.

    http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/saluran-pernapasan.jpg
  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    12/19

    epitel respiratorik, berupa epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet

    Rongga hidung

    Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. Pada vestibulum di sekitar nares terdapat

    kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel di dalam vestibulum merupakan epitel

    respirasi sebelum memasuki fosa nasalis. Pada fosa nasalis (cavum nasi) yang dibagi dua oleh

    septum nasi pada garis medial, terdapat konka (superior, media, inferior) pada masing-masing

    dinding lateralnya. Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi, sedangkan konka

    superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsi menghidu/membaui. Epitel

    olfaktorius tersebut terdiri atas sel penyokong/sel sustentakuler, sel olfaktorius(neuron bipolar

    dengan dendrit yang melebar di permukaan epitel olfaktorius dan bersilia, berfungsi sebagai

    reseptor dan memiliki akson yang bersinaps dengan neuron olfaktorius otak), sel basal

    (berbentuk piramid) dan kelenjar Bowman pada lamina propria. Kelenjar Bowman

    menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktorius sehingga memudahkan akses

    neuron untuk membaui zat-zat. Adanya vibrisa, konka dan vaskularisasi yang khas pada rongga

    hidung membuat setiap udara yang masuk mengalami pembersihan, pelembapan dan

    penghangatan sebelum masuk lebih jauh.

    http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-respirasi.jpg
  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    13/19

    epitel olfaktori, khas pada konka superior

    Sinus paranasalis

    Terdiri atas sinus frontalis, sinus maksilaris, sinus ethmoidales dan sinus sphenoid, semuanya

    berhubungan langsung dengan rongga hidung. Sinus-sinus tersebut dilapisi oleh epitel respirasi

    yang lebih tipis dan mengandung sel goblet yang lebih sedikit serta lamina propria yang

    mengandung sedikit kelenjar kecil penghasil mukus yang menyatu dengan periosteum.

    Aktivitas silia mendorong mukus ke rongga hidung.

    Faring

    Nasofaring dilapisi oleh epitel respirasi pada bagian yang berkontak dengan palatum mole,

    sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe skuamosa/gepeng.

    Laring

    Laring merupakan bagian yang menghubungkan faring dengan trakea. Pada lamina propria

    laring terdapat tulang rawan hialin dan elastinyang berfungsi sebagai katup yang mencegah

    masuknya makanan dan sebagai alat penghasil suara pada fungsi fonasi. Epiglotis merupakan

    juluran dari tepian laring, meluas ke faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal.

    Bagian lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng berlapis, sedangkan permukaan

    laringeal ditutupi oleh epitel respirasi bertingkat bersilindris bersilia. Di bawah epitel terdapat

    kelenjar campuran mukosa dan serosa.

    http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-olfaktori.jpg
  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    14/19

    Di bawah epiglotis, mukosanya membentuk dua lipatan yang meluas ke dalam lumen laring:

    pasangan lipatan atas membentuk pita suara palsu (plika vestibularis)yang terdiri dari epitel

    respirasi dan kelenjar serosa, serta di lipatan bawah membentuk pita suara sejatiyang terdiri

    dari epitel berlapis gepeng, ligamentum vokalis (serat elastin) dan muskulus vokalis (otot

    rangka). Otot muskulus vokalis akan membantu terbentuknya suara dengan frekuensi yang

    berbeda-beda.

    epitel epiglotis, pada pars lingual berupa epitel gepeng berlapis dan para pars laringeal berupa

    epitel respiratori

    Trakea

    Permukaan trakea dilapisi oleh epitel respirasi. Terdapat kelenjar serosa pada lamina propria

    dan tulang rawan hialin berbentuk C (tapal kuda), yang mana ujung bebasnya berada di

    bagian posterior trakea. Cairan mukosa yang dihasilkan oleh sel goblet dan sel kelenjar

    membentuk lapisan yang memungkinkan pergerakan silia untuk mendorong partikel asing.

    Sedangkan tulang rawan hialin berfungsi untuk menjaga lumen trakea tetap terbuka. Pada ujung

    terbuka (ujung bebas) tulang rawan hialin yang berbentuk tapal kuda tersebut terdapat

    ligamentum fibroelastis dan berkas otot polos yang memungkinkan pengaturan lumen dan

    mencegah distensi berlebihan.

    http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-laring.jpg
  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    15/19

    epitel trakea dipotong memanjang epitel trakea, khas berupa adanya tulang rawan

    hialin yang berbentuk tapal kuda ("c-shaped")

    Bronkus

    Mukosa bronkus secara struktural mirip dengan mukosa trakea, dengan lamina propria yang

    mengandung kelenjar serosa , serat elastin, limfosit dan sel otot polos. Tulang rawanpada

    bronkus lebih tidak teratur dibandingkan pada trakea; pada bagian bronkus yang lebih besar,

    cincin tulang rawan mengelilingi seluruh lumen, dan sejalan dengan mengecilnya garis tengah

    bronkus, cincin tulang rawan digantikan oleh pulau-pulau tulang rawan hialin.

    epitel bronkus

    \

    http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-bronkus.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/trachea_ts.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-trakea-dipotong-memanjang.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-bronkus.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/trachea_ts.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-trakea-dipotong-memanjang.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-bronkus.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/trachea_ts.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-trakea-dipotong-memanjang.jpg
  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    16/19

    Bronkiolus

    Bronkiolus tidak memiliki tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya. Lamina propria

    mengandung otot polos dan serat elastin. Pada segmen awal hanya terdapat sebaran sel goblet

    dalam epitel. Pada bronkiolus yang lebih besar, epitelnya adalah epitel bertingkat silindris

    bersilia, yang makin memendek dan makin sederhana sampai menjadi epitel selapis silindris

    bersiliaatau selapis kuboid pada bronkiolus terminalisyang lebih kecil. Terdapat sel Clara

    pada epitel bronkiolus terminalis, yaitu sel tidak bersilia yang memiliki granul sekretori dan

    mensekresikan protein yang bersifat protektif. Terdapat juga badan neuroepitel yang

    kemungkinan berfungsi sebagai kemoreseptor.

    epitel bronkiolus terminalis, tidak ditemukan adanya tulang rawan dan kelenjar campur pada

    lamina propria

    Bronkiolus respiratorius

    Mukosa bronkiolus respiratorius secara struktural identik dengan mukosa bronkiolus

    terminalis, kecuali dindingnya yang diselingi dengan banyak alveolus. Bagian bronkiolus

    respiratorius dilapisi oleh epitel kuboid bersilia dan sel Clara, tetapi pada tepi muara alveolus,

    epitel bronkiolus menyatu dengan sel alveolus tipe 1. Semakin ke distal alveolusnya semakin

    bertambah banyak dan silia semakin jarang/tidak dijumpai. Terdapat otot polos dan

    jaringan ikat elastisdi bawah epitel bronkiolus respiratorius.

    Duktus alveolaris

    http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-bronkiolus-terminalis.jpg
  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    17/19

    Semakin ke distal dari bronkiolus respiratorius maka semakin banyak terdapat muara alveolus,

    hingga seluruhnya berupa muara alveolus yang disebut sebagai duktus alveolaris. Terdapat

    anyaman sel otot polos pada lamina proprianya, yang semakin sedikit pada segmen distal

    duktus alveolaris dan digantikan oleh serat elastin dan kolagen. Duktus alveolaris bermuara ke

    atrium yang berhubungan dengan sakus alveolaris. Adanya serat elastin dan retikulin yang

    mengelilingi muara atrium, sakus alveolaris dan alveoli memungkinkan alveolus mengembang

    sewaktu inspirasi, berkontraksi secara pasif pada waktu ekspirasi secara normal, mencegah

    terjadinya pengembangan secara berlebihan dan pengrusakan pada kapiler-kapiler halus dan

    septa alveolar yang tipis.

    bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorik, duktus alveolaris dan alveoli

    Alveolus

    Alveolus merupakan struktur berongga tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara

    udara dan darah. Septum interalveolar memisahkan dua alveolus yang berdekatan, septum

    tersebut terdiri atas 2 lapis epitel gepeng tipis dengan kapiler, fibroblas, serat elastin, retikulin,

    matriks dan sel jaringan ikat.

    Terdapat sel alveolus tipe 1 yang melapisi 97% permukaan alveolus, fungsinya untuk

    membentuk sawar dengan ketebalan yang dapat dilalui gas dengan mudah. Sitoplasmanya

    mengandung banyak vesikel pinositotik yang berperan dalam penggantian surfaktan (yang

    dihasilkan oleh sel alveolus tipe 2) dan pembuangan partikel kontaminan kecil. Antara sel

    alveolus tipe 1 dihubungkan oleh desmosom dan taut kedap yang mencegah perembesan cairan

    dari jaringan ke ruang udara.

    http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/bronkiolus-terminalis-bronkiolus-respiratorik-duktus-alveolaris-dan-alveoli.jpg
  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    18/19

    Sel alveolus tipe 2 tersebar di antara sel alveolus tipe 1, keduanya saling melekat melalui taut

    kedap dan desmosom. Sel tipe 2 tersebut berada di atas membran basal, berbentuk kuboid dan

    dapat bermitosis untuk mengganti dirinya sendiri dan sel tipe 1. Sel tipe 2 ini memiliki ciri

    mengandung badan lamela yang berfungsi menghasilkan surfaktan paru yang menurunkan

    tegangan alveolus paru.

    Septum interalveolar mengandung pori-pori yang menghubungkan alveoli yang bersebelahan,

    fungsinya untuk menyeimbangkan tekanan udara dalam alveoli dan memudahkan sirkulasi

    kolateral udara bila sebuah bronkiolus tersumbat.

    alveolus

    Sawar darah udara dibentuk dari lapisan permukaan dan sitoplasma sel alveolus, lamina

    basalis, dan sitoplasma sel endothel.

    sawar udara-kapiler

    http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/sawar-udara-kapiler.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/alveolus.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/sawar-udara-kapiler.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/alveolus.jpg
  • 5/28/2018 Analisis Skenario c Blok 16

    19/19

    Sumber:

    Markum, editor. Penuntun Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis. Jakarta: Pusat Informasi dan

    Penerbitan Bagian IPD FK UI; 2000

    Pemeriksaan fisik anak. Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

    http://kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Kuliah/modul%20/Ganjil%20II%20%20Pemeriksaan%20Fi

    sik%20Anak.pdfdiakses pukul 20.00 24 maret 2013

    http://pemeriksaan%20fisik%20anak.%20lab.%20ketrampilan%20medik%20ppd%20unsoed%20http/kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Kuliah/modul%20/Ganjil%20II%20%20Pemeriksaan%20Fisik%20Anak.pdfhttp://pemeriksaan%20fisik%20anak.%20lab.%20ketrampilan%20medik%20ppd%20unsoed%20http/kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Kuliah/modul%20/Ganjil%20II%20%20Pemeriksaan%20Fisik%20Anak.pdfhttp://pemeriksaan%20fisik%20anak.%20lab.%20ketrampilan%20medik%20ppd%20unsoed%20http/kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Kuliah/modul%20/Ganjil%20II%20%20Pemeriksaan%20Fisik%20Anak.pdfhttp://pemeriksaan%20fisik%20anak.%20lab.%20ketrampilan%20medik%20ppd%20unsoed%20http/kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Kuliah/modul%20/Ganjil%20II%20%20Pemeriksaan%20Fisik%20Anak.pdfhttp://pemeriksaan%20fisik%20anak.%20lab.%20ketrampilan%20medik%20ppd%20unsoed%20http/kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Kuliah/modul%20/Ganjil%20II%20%20Pemeriksaan%20Fisik%20Anak.pdfhttp://pemeriksaan%20fisik%20anak.%20lab.%20ketrampilan%20medik%20ppd%20unsoed%20http/kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Kuliah/modul%20/Ganjil%20II%20%20Pemeriksaan%20Fisik%20Anak.pdfhttp://pemeriksaan%20fisik%20anak.%20lab.%20ketrampilan%20medik%20ppd%20unsoed%20http/kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Kuliah/modul%20/Ganjil%20II%20%20Pemeriksaan%20Fisik%20Anak.pdf