Skenario C Blok 16-1
-
Upload
muhammad-febriandi -
Category
Documents
-
view
86 -
download
6
Transcript of Skenario C Blok 16-1
1
Skenario C
Tuan M,67 tahun,dibawa ke puskesmas karena akhir-akhir ini dia tidak mengenali
orang-orang yang dekat dengannya.Seringkali dia tersesat bila mau pulang ke
rumah.Dia juga tidak dapat lagi menggunakan telepon genggam dengan
benar.Empat bulan sebelumnya Tuan M pernah mendapat serangan stroke.Sampai
saat ini lengan dan tungkai sebelah kiri masih lemah.Sebelum serangan
stroke,Tuan M kadang-kadang lupa dimana dia meletakkan barang-barangnya.
Pemeriksaan Fisik:
GCS 15,TD :190/110mmHg,Nadi: 88x/menit,regular,Tenp: 370C
Status neurologis : Hemiparese sinistra tipe asentral, kekuatan 3,reflex
patologis Babinsky (+) sinistra, dan parese N.VII
dan XII sinistra.
Pemeriksaan laboratorium : Kolesterol total 260 mg%, GDS: 300 mg/dl, TG:
300 mg%
Pemeriksaan penunjang : CT scan kepala tampak infark di kapsula interna
kanan.
Pemeriksaan kognitif : MMSE 18/30
I. Klarifikasi Istilah
1. Stroke : Serangan mendadak dan berat
2. Hemiparese Sinistra tipe asentral: Kekuatan otot yang berkurang pada
separuh tubuh tipe perifer.
3. Kapsula Interna: Massa menyerupai kipas dan terdiri dari serat putih yang
merupakan nucleus lentiformis lateral dari bagian awal nucleus caudatus
thalamus bagian dorsal dan bagian akhir nucleus caudatus medial
4. MMSE (Mini Mental State Examination): status mental yang mudah
diberikan dan menjadi instrument yang berlaku untuk mendeteksi dan
2
melacak perkembangan penurunan kognitif yang terkait dengan penyakit
neurodegeneratif
5. Infark : Daerah nekrosis iskemik terbatas yang disebabkan oklusi
vena/arteri daerah tersebut.
6. Parese: Paralisis ringan atau tak lengkap
7. Lupa : Lepas dari ingatan atau tidak ada pikiran atau ingatkan
II. Identifikasi Masalah
1. Tuan M,67tahun,dibawa ke puskesmas karena akhir-akhir ini dia tidak
mengenali orang-orang yang dekat dengannya.
2. Tuan M sering kali tersesat bila mau pulang ke rumah dan juga tidak dapat
lagi menggunakan telepon genggam dengan benar
3. Riwayat perjalanan penyakit:
o Empat bulan sebelumnya,Tuan M pernah mendapat serangan stroke
o Sampai saat ini lengan dan tungkai sebelah kiri masih lemah
o Sebelum serangan stroke,Tuan M kadang-kadang lupa dimana dia
meletakkan barang-barangnya.
4. Pemeriksaan Fisik :
TD : 190/110 mmHg
Status Neurologis :Hemiparese sinistra tipe asentral,kekuatan 3,reflex
patologis Babinsky (+) sinistra,dan parese N. VII dan XII sinistra
5. Pemeriksaan Laboratorium : Kolesterol total 260 mg%,GDS: 300
mg/dl,TG: 300 mg%
6. Pemeriksaan penunjang: CT scan kepala tampak infark di kapsula interna
kanan
7. Pemeriksaan Kognitif: MMSE 18/30
3
III. Analisis Masalah
1. Bagaimana neuroanatomi dari kasus ini?
Jawab :
Terdapat di sintesis
2. Apa saja macam-macam stroke?
Jawab :
Klasifikasi Stroke
Dikenal bermacam-macam klasifikasi stroke berdasarkan atas
patologi anatomi (lesi), stadium dan lokasi (sistem pembuluh darah)
(Misbach, 1999).
1. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:
a. Stroke iskemik
o Transient Ischemic Attack (TIA)
o Trombosis serebri
o Emboli serebri
b. Stroke hemoragik
o Perdarahan intraserebral
o Perdarahan subarakhnoid
2. Berdasarkan stadium:
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Stroke in evolution
c. Completed stroke
3. Berdasarkan lokasi (sistem pembuluh darah):
a. Tipe karotis
b. Tipe vertebrobasiler
3. Bagaimana hubungan stroke dengan keluhan utama?
Jawab :
Stroke dapat disebabkan oleh aterosklerosis. Aterosklerosis
dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk inflamasi fibroproliferatif
4
yang ditandai adanya perubahan degenerative dan akumulasi
ekstraseluler kolesterol dan bentuk senyawa lemak lainnya . sumbatan
pembuluh darah pada stroke iskemik dapat menyebabkan otak
mengalami kekurangan nutrisi penting seperti oksigen dan glukosa.
Pada otak yang mengalami iskemik, terdapat gradient yang
terdiri dari “ischemic core” (inti iskemik) dan “penumbra” (terletak
disekeliling ischemic core). Pada daerah ischemic core, sel
mengalami nekrosis sebagai akibat dari kegagalan energi yang
merusak dinding sel beserta isinya sehingga sel akan mengalami lisis
(sitolisis). Sedangkan daerah sekelilingnya, dengan adanya sirkulasi
kolateral maka sel-selnya belum mati, tetapi metabolisme oksidatif
dan proses depolarisasi neural oleh pompa ion berkurang. Daerah ini
disebut sebagai daerah “penumbra iskemik”. Bila proses tersebut
berlangsung terus menerus, maka sel tidak lagi dapat
mempertahankan integritasnya sehingga akan terjadi kematian sel
yang secara akut timbul melalui proses apoptosis, yaitu disintegrasi
elemen-elemen seluler secara bertahap dengan kerusakan dinding sel,
dikenal sebagai kematian sel terprogram.
5
Pada dimensia vascular, penyakit ini menghasilkan efek fokal
atau difus pada otak dan menyebabkan penurunan kognitif. Pada
kasus tedapat infark di kapsula interna kanan juga merupakan bagian
dari diensefalon dan cerebrum, Kapsula interna (internal capsule)
adalah bagian otak yang terletak di antara nukleus
lentikularis dan nukleus kaudatus. Struktur ini adalah sekelompok
saluran serat termyelinasi, termasuk akson dari jaras piramidalis
(piramidal neurons) dan jaras motorik ekstrapiramidalis atas
(extrapyramidal upper motor neurons) yang menghubungkan korteks
ke badan sel dari jaras motorik yang lebih rendah. Karena begitu
banyaknya akson yang berkumpul dalam kapsula interna, bagian ini
kadang-kadang juga disebut sebagai leher botol serat (bottleneck of
fibers). yang merupakan bagian fungsi kognitif. Hal ini juga dapat
menyebabkan terganggunya fungsi memori penderita akibat iskemik
yang menggangu fungsi dari bagian kapsula interna.
4. Bagaimana patofisiologi stroke?
Jawab :
Hipertensi dan stroke
Pompa tinggi tegangan tinggi kebocoran pembuluh
darah otak perdarahan pada otak stroke
Aterosklerosis sumbatan pembuluh darah aliran darah ke
otak terganggu stroke
Hiperglikemia dan stroke
Viskositas darah meningkat aliran terganggu pembuluh
darah otak atrofi / tegangan tinggi pada otak stroke
Penimbunan lipid dan kolesterol di intima oleh arus darah
Thrombus terbungkus sel endotel
Degenerasi thrombus sehingga menjadi berisi lipid
Hereditas, hipertensi, obesitas, kurang gerak, DM, hiperkolesterolemia, merokok
Plaque atherosklerotique
Lumen menyempit
Aliran distal sumbatan terganggu
stroke
Turbulensi arus darah
thrombus
Terlepas
emboli
Proses pembentukan trombus
6
7
5. Apa komplikasi dari stroke?
Jawab :
Komplikasi stroke dibagi 3:
a. Komplikasi dini (0-48 jam pertama)
1. Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial, herniasi,dan
akhirnya menimbulkan kematian.
2. Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke
stadium awal
b. Komplikasi jangka pendek (1-14 hari pertama)
1. Pneumonia : akibat immobilisasi lama
2. Infark miokard
8
3. Emboli paru : cenderung terjadi 7-14 hari pasca stroke, sering
kali pada saat penderita mulai mobilisasi
4. Stroke rekuren : dapat terjadi setiap saat
c. Komplikasi jangka panjang
Stroke rekuren, infark miokard, gangguan vaskuler lain : penyakit
vaskuler perifer, depresi
Komplikasi yang terjadi pada pasien stroke yaitu :
a. Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenasi
b. Penurunan darah serebral
c. Embolisme serebral
6. Apa saja tanda dan gejala dari stroke?
Jawab :
o Kelelahan secara tiba-tiba atau tangan, kaki, bahkan wajah
mulai mati rasa terutama hanya sebelah bagian tubuh saja
o Mata secara tiba-tiba bermasalah baik hanya satu atau
kedua mata
o Sakit kepala yang datang secara tiba-tiba, kehilangan
keseimbangan, atau kesulitan ketika akan berjalan
o Merasa kebingungan dan kesulitan berbicara
o Rasa sakit kepala yang amat sangat menyiksa tanpa ada
penyebab yang jelas.
7. Bagaimana hubungan keluhan tuan M dengan riwayat perjalanan
penyakitnya?
Jawab :
Tahapan penurunan fungsi kognitif pada usia lanjut ada 3, yaitu :
Forgetfulness
Forgetfulness/mudah lupa masih dianggap normal dan gangguan
ini sering dialami subyek usia lanjut dan frekuensinya meningkat
9
sesuai peningkatan usia. Ciri-ciri kognitifnya adalah proses
berfikir melambat, kurang menggunakan strategi memori yang
tepat, kesulitan memusatkan perhatian, mudah beralih pada hal
yang kurang perlu, memerlukan waktu yang lebih lama untuk
belajar sesuatu yang baru, memerlukan lebih banyak
petunjuk/isyarat untuk mengingat kembali.
MCI
Mild Cognitive Impairment merupakan gejala perantara antara
gangguan memori atau kognitif terkait usia (Age Associated
Memori Impairment/AAMI) dan demensia. Keluhan pada
umumnya berupa frustasi, lambat dalam menemukan benda atau
mengingat nama orang, atau kurang mampu melaksanakan
aktivitas sehari-hari yang kompleks, sehingga mempengaruhi
kualitas hidupnya. Biasanya orang yang mengalami MCI akan
menderita demensia dalam beberapa tahun mendatang. Kriteria
diagnostic MCI adalah adanya gangguan daya ingat (memori)
yang tidak sesuai dengan usianya namun belum demensia. Fungsi
kognitif secara umum relative normal, demikian juga aktivitas
hidup sehari-hari.
Demensia
Definisi menurut ICD-10, DSM IV, NINCDS-ARDA, demensia
adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual
progresif menyebabkan deteriorasi kognitif dan fungsional,
sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan
aktivitas sehari-hari.
Terjadi kemunduran seperti hilang kemampuan memahami
pembicaraan yang cepat, percakapan yang komplek atau abstrak,
humor yang sarkastis atau sindiran. Bahasa dan bicara terjadi
kemunduran pula yaitu kehilangan ide apa yang sedang
dibicarakan, kehilangan kemampuan pemrosesan bahasa secara
10
cepat, kehilangan kemampuan penamaan (naming) dengan cepat.
Gangguan kemampuan tetap berbicara dalam suatu topik, mudah
tersinggung, marah, pembicaraan bisa menjadi kasar dan terkesan
tidak sopan.
Demensia vaskular adalah demensia yang disebabkan oleh infark
pada pembuluh darah kecil dan besar, misalnya multi-infarct
dementia. Konsep terbaru menyatakan bahwa demensia vaskular
juga sangat erat berhubungan dengan berbagai mekanisme
vaskular dan perubahan-perubahan dalam otak, berbagai faktor
pada individu dan manifestasi klinis.
Seiring dengan perkembangan usia, seseorang lama-
kelamaan akan mengalami penurunan daya ingat. Kemungkinan
pada Tuan M sebelum terkena serangan stroke telah terjadi
gangguan kognitif terkait usia (Age Associated Memori
Impairment/AAMI). Hal ini berhubungan dengan proses
degenerative yang memang dapat terjadi seiring usia.
Pada pemeriksaan lab Tuan M didapatkan bahwa ia
menderita hipertensi, hiperglikemia, dan hipertrigliserida. hal ini
merupakan faktor resiko terjadinya stroke.
Setelah mengalami serangan stroke, otak Tuan M
mengalami kerusakan sehingga menyebabkan penurunan fungsi
kognitifnya.
8. Apa saja penyebab dan faktor penurunan daya ingat atau memory?
Jawab :
Berikut beberapa faktor penyebab penurunan daya ingat atau
memori :
i. Pengalaman Traumatik
Pengalaman Traumatik adalah suatu pengalaman buruk
yang terjadi pada seseorang yang menyebabkan orang tersebut
11
sangat ketakutan akan suatu hal sehingga mengalami tekanan dan
stres yang berkepanjangan dan sulit untuk melupakan kejadian
tersebut (problem memory).
Hal ini juga terjadi pada sebagian orang yang telah
mengalami stres berat, seperti halnya mereka yang mengalami
stres pasca pengalaman traumatik (Post Traumatic Stress
Disorder/PTSD).
Namun, dalam hal ini tidak berarti bahwa setiap orang yang
mengalami tekanan (stressor) akan selalu berisiko mengalami
problem memori. Ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan
merosotnya daya ingat atau fungsi memori otak kita.
Trauma ini harus dihilangkan dari memory seseorang,
sehingga Ia tidak terus tertekan oleh ketakutan yang berlebih pada
hal yang telah dialaminya. Dengan dukungan dan bantuan dari
keluarga dan orang-orang disekitarnya, akan dapat membantu ia
keluar dari rasa traumanya.
ii. Faktor Usia
Usia menjadi salah satu penyebab melemahnya/menurunnya
tingkat memory otak kita, yang mengakibatkan kita menjadi
seorang yang pelupa. Dengan pengaruh faktor usia, dapat
dikatakan bahwa sel-sel saraf otak memang sebagian mengalami
kerusakan setelah seseorang menjadi tua atau memasuki usia
lebih lanjut.
Pada masa-masa itu sebagian besar orang mengalami proses
degeneratif pada sel-sel saraf otak yang menjalankan tugas
menerima–menyalurkan–menyimpan informasi atau pengetahuan.
Komunikasi antarsel saraf (neuron) yang terjadi pada saat kita
melakukan proses mengingat atau melakukan fungsi kognitif lain
telah berkurang atau terganggu setelah seseorang memasuki usia
lebih lanjut.
12
Namun terkadang tidak hanya seseorang yang memasuki usia
lebih lanjut yang mengalami hal demikian, usia yang masih relatif
muda pun sering mengalami lupa.
Penurunan tingkat memory otak juga dapat terjadi pada
seseorang berusia relatif muda, jika itu terjadi latih lah otak anda
dengan berbagai kegiatan yang yang dapat menghidupkan
kembali saraf-saraf otak anda.
iii. Mengalami gangguan Emosi dan Kognisi
Selain faktor usia yang memberikan kemungkinan penurunan
fungsi memori, peristiwa-peristiwa hidup yang sangat menekan
yang terus ditanggapi dengan emosi negatif merupakan pemicu
terjadinya penurunan fungsi kognitif (tidak mampu memahami
sesuatu dengan baik, berpikir dengan lancar, termasuk mengingat
informasi dengan baik).
Depresi atau stres berat dapat menyebabkan seseorang
mengalami kesulitan berkonsentrasi, berfokus pada detail, dan
menyerap informasi baru. Gangguan tidur yang sering menyertai
depresi jelas menyebabkan permasalahan kognitif.
9. Bagaimana mekanisme penurunan daya ingat?
Jawab :
Patologis
Penyebab sering mudah lupa :
Konsumsi ganja
Gangguan memori
Perubahan hormon
Penyakit lain
Pusing
Gangguan koordinasi
Depresi
Pada lupa yang patologis pe↓ cadangan
intelektual yang merupakan faktor predisposisi keadaan
konfusio akut demensia (suatu defisit dalam memori dan
13
intelek serupa dengan yang terjadi pada penuaan normal
terjadi lebih dini dan dengan intensitas tinggi menuju ke
perubahan disorientasi, mental, tingkah laku dan motorik
dari jenis deteriorisasi mental presenil dan senil).
10. Apa saja jenis dan bagaimana fisiologi ingatan?
Jawab :
Memori dapat dibagi menjadi:
Memori eksplisit (declarative) short-term dan long term
memory
Memori implicit (procedural/reflexive) short-term dan long
term memori
Eksplisit Implisit
Menyimpan dan merecall di bawah
kesadaran
Tentang “apa” sesuatu itu
Tergantung higher level thinking skills
(evaluasi, perbandingan, penilaian)
Memori bisa dilaporkan secara lisan
Tidak di bawah kesadaran
Tentang “bagaimana” melakukan sesuatu
Didapat secara perlahan melalui
pengulangan
Memori bisa didemonstrasikan
Termasuk : motor skills, peraturan,
prosedur
a. Bentuk-bentuk memori berdasarkan waktu
1. Immediate memory
Ingatan segera
Dalam hitungan detik
Kapasitas storage besar
Perlu konsentrasi / attention
14
Di korteks prefrontal dan thalamus medial dorsal atau
korteks sensoris primer dan sekunder
2. Short-term memory
Dalam hitungan detik sampai menit
Kapasitas storage terbatas
Di hippocampus, lobus temporal, corpus mammilaris,
struktur midline diencephalon
3. Long-term memory
Dalam hitungan hari, minggu atau seumur hidup
Butuh konsolidasi dari short-term, tergantung kekuatan
sinapsis atau jumlah sinaps, vast capacity, dan rapid recall
.
Menyebar di cerebrum
b. Hubungan memori dan anatomi
explicit
• Immediate : prefrontal cortex and dorsal medial
thalamus or primary & secondary sensory cortex
• Short-term : hippocampus and temporal
lobe,mammillary bodies, midline diencephalic
structures
• Long-term: diffuse throughout the cerebrum
implicit
• Motor : Cerebellum, basal ganglia, secondary motor
cortex
• Emotion-associated : Amygdala
c. Proses Memori
15
Encoding : informasi diterjemahkan agar dapat dipahami dan disimpan.
Sorting
Storage
Retrieval : kemampuan untuk menyusun kembali dan mengeluarkan
berbagai informasi yang telah tersimpan.
Ada 3 proses :
- Recall mengingat kembali dan menggambarkan
informasi dalam bentuk kata-kata.
- Recognition kemampuan menetapkan pilihan.
- Relearning mempelajari kembali.
Transfer pengalaman sensorik verbal & nonverbal,
konsep dan pola perilaku.
Input informasi
Short term M. Konsolidasi Long term M.
Recall
Output
Proses penyimpanan memori
Secara garis besar proses memory terdiri dari :
Encoding
Encoding merupakan awal dari proses penyimpanan informasi di
otak (memory). Encoding juga didefinisikan sebagai kemampuan
untuk menerjemahkan berbagai informasi yang diterima agar
dapat dipahami dan disimpan dalam memory.
16
Retrieval
Retrival adalah kemampuan untuk menyusun kembali dan
mengeluarkan berbagai informasi yang telah tersimpan memory.
Proses retival terbagi atas :
recall : kemampuan menggambarkan suatu informasi dengan
kata-kata sendiri secara bebas.
recognition : kemampuan untuk menetapkan satu pilihan di
antara pilihan-pilihan yang ada.
relearning : berarti ‘belajar kembali’. Yaitu hal-hal yang
sebetulnya pernah bisa dikerjakan, dipelajari lagi untuk
tujuan-tujuan tertentu.
11. Bagaimana hubungan umur Tuan M dengan keluhan utama?
Jawab :
Usia menjadi salah satu penyebab melemahnya/menurunnya
tingkat memory otak kita, yang mengakibatkan kita menjadi seorang
yang pelupa. Dengan pengaruh faktor usia, dapat dikatakan bahwa
sel-sel saraf otak memang sebagian mengalami kerusakan setelah
seseorang menjadi tua atau memasuki usia lebih lanjut.
Pada masa-masa itu sebagian besar orang mengalami proses
degeneratif pada sel-sel saraf otak yang menjalankan tugas
menerima–menyalurkan–menyimpan informasi atau pengetahuan.
Komunikasi antarsel saraf (neuron) yang terjadi pada saat kita
melakukan proses mengingat atau melakukan fungsi kognitif lain
telah berkurang atau terganggu setelah seseorang memasuki usia lebih
lanjut.
17
[Dendritic Spines: Young (A) vs. Old Animals (B)]
12. Bagaimana interpretasi dan mekanisme keabnormalan pemeriksaan
fisik?
Jawab :
Pemeriksaan Fisik
1. GCS 15 Normal
2. Tekanan darah : 190/110 mmhg Hipertensi
Hipertensi Derajat II (menurut WHO) >160/100 mmhg
Angiotensinogen (dari hepar) Angiotensin I (oleh renin)
Angiotensin II (diubah oleh ACE) Vasokonstriktor kuat
konstriksi pada arteriol meningkatkan tahan perifer Tekanan
arteri meningkat.
Pengaruh lain angiotensin II Merangsang kelenjar
adrenal sekresi aldosteron hormone aldosteron bekerja pada
tubular distal nefron tubular menyerap banyak ion natrium
(Na+) dan air meningkatkan volume dan tekanan darah.
18
3. Nadi : 88x/menit (regular) Normal
4. Temperatur : 370C Normal
Status Neurologis
Hemiparese Sinistra tipe asentral
Faktor Resiko (DM,Hipertensi,Dislipidemia,degeneratif)
Stroke A.lentikulostriara mengalami iskemik Lesi di bagian
kapsula interna Jaras serabut Ascenden dan Descenden
terganggu Kelumpuhan UMN (upper motor neuron) yang
mengenai separuh bagian tubuh impuls traktus kortikospinalis
terganggu Kelemahan lengan dan tungkai sebelah kiri.
Kekuatan 3
Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat.
Refleks patologis babinsky (+) sinistra
Terjadi kerusakan/kelumpuhan UMN timbul refleks patologis
(+) gerakan dorsoekstensi ibu jari kaki dan pengembangan jari-
jari kaki lainnya.
Parese N.VII dan XII sinistra
Perbedaan antara kelemahan UMN dan LMN
Karakteristik UMN LMN
Jenis dan Distribusi
Kelemahan
Lesi di otak : “distribusi
piramidalis” yaitu bagian
distal terutama otot-otot
tangan: ekstensor lengan
dan fleksor tungkai lebih
lemah
Lesi di medulla spinalis :
Bervariasi, tergangung
lokasi lesi
Bergantung LMN yang
terkena yaitu segmen
radiks atau bagian saraf
mana yang terkena
19
Tonus Spastisitas : lebih nyata
pada fleksor lengan dan
ekstensor tungkai
Flaksid (defisit motorik)
Massa otot Hanya sedikit yang
mengalami disuse
atrophy
Atrofi dapat sangat jelas
Refleks Meninggi : Babinsky (+) Menurun/tidak ada:
babinski negative
Fasikulasi (kedutan otot) Tidak Ada
Klonus Seringkali ada Tidak ada
13. Bagaimana kesimpulan pemeriksaan laboratorium?
Jawab :
Hasil Lab
Tn.M
Nilai Normal Interpretasi
Trigliserida 260 mg% <150 mg% Tinggi
Gula Darah 300 mg/dl <110 mg/dL Tinggi
Kolesterol Total 260 mg% <200 Tinggi
14. Bagaimana interpretasi pemeriksaan penunjang?
Jawab :
CT scan kepala tampak infark di kapsula interna kanan Stroke
15. Bagaimana interpretasi dan mekanisme keabnormalan pemeriksaan
kognitif?
Jawab :
Mini-Mental State Examination (MMSE). Pemeriksaan ini
berguna untuk mengetahui kemampuan orientasi, registrasi, perhatian,
daya ingat, kemampuan bahasa dan berhitung. Defisit lokal
20
ditemukan pada demensia vaskular sedangkan defisit global pada
penyakit Alzheimer.
Pertanyaan Skor
maksimum
Orientasi Pertama, tanya pasien tanggal, hari, bulan, tahun dan
musim.
5
Kedua ditanyakan lokasi sekarang seperti fasilitas,
lantai, bandar, provinsi dan negara.
5
Registrasi Namakan 3 objek (seperti bola, bendera, pintu) dan
minta pasien untuk mengulanginya
3
Atensi Minta pasien untuk mengeja perkataan ‘dunia’ secara
terbalik atau menolak 7 dari 100 secara berurutan
(berhenti setelah 5 jawaban).
5
Daya ingat Minta pasien untuk mengingat 3 objek dari bagian
registrasi tes ini
3
Bahasa Minta pasien untuk mengidentifikasi pensil dan arloji 2
Minta pasien untuk mengulang frasa ‘tidak jika, dan,
tetapi’
1
Minta pasien untuk mengikut arahan sebanyak 3-
langkah
3
Minta pasien untuk membaca dan mematuhi frasa
‘tutup mata anda’
1
Minta pasien untuk menulis satu ayat 1
Minta pasien untuk mengkopi satu set pentagon yang
saling bertindih.
1
Skor 30
Skoring:
Menurut Wind :
MMSE normal : 27-30
21
Curiga gangguan fungsi kognitif : 22-26
Pasti gangguan fungsi kognitif : <21
Menurut National Institute of Neurological and Communication
Disorders and Stroke and the Alzheimer’s Disease and Related
Disorders Association (McKhann dkk, 1984) :
Skor 24-30 diinterpretasikan sebagai fungsi kognitif normal
Skor 17-23 berarti probable gangguan kognitif
Skor 0-16 berarti definite gangguan kognitif
Hasil pemeriksaan fungsi kognitif Tuan M :18/30
Intepretasi : terdapat kemungkinan gangguan fungsi
kognitif
16. Apa DD kasus ini?
Jawab :
Berikut adalah perbandingan antara demensia vaskular dan penyakit
Alzheimer.
Gejala klinik Demensia vaskular Penyakit Alzheimer
Riwayat
penyakit
atherosklerosis
TIA, stroke, faktor resiko
aterosklerosis seperti
Diabetes melitus,
hipertensi
Kurang
Onset Mandadak atau bertahap Bertahap
Progresivitas Perlahan atau bertahap
seperti tangga
Penurunan perlahan dan
progresif
Pemeriksaan
neurologi
Defisit neurologi Normal
Langkah Selalu terganggu Biasanya normal
Memori Kemunduran ringan pada Prominen pada fase awal
22
fase awal
Fungsi eksekutif Dini dan kemunduran
yang nyata
Kemunduran lambat
Skor iskemik
Hachinski
≥7 ≤4
Neuroimaging Infark atau lesi
substansia alba
Normal atau atrofi
hipokampus
17. Apa pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan?
Jawab :
Pemeriksaan penunjang
a. Pencitraan
Dengan adanya fasilitas pemeriksaan CT scan otak atau MRI
dapat dipastikan adanya perdarahan atau infark (tunggal atau
multipel), besar serta lokasinya. Juga dapat disingkirkan
kemungkinan gangguan struktur lain yang dapat memberikan
gambaran mirip dengan DVa, misalnya neoplasma.Magnetic
resonance imaging (MRI) otak merupakan pemeriksaan
penunjang yang lebih akurat untuk menunjukkan adanya lakunar
terutama di daerah batang otak (pons).Single photon emission
computed tomography (SPECT ) untuk mendeteksi pola
metabolism otak pada berbagai tipe demensia. Pencitraan SPECT
mungkin akan segera membantu diagnosis banding klinis
demensia.
b. Laboratorium
Digunakan untuk menentukan penyebab atau faktor risiko yang
timbulnya stroke dan demensia. Pemeriksaan darah tepi, laju
endap darah (LED), elektrolit, ureum/kreatinin, fungsi hati,
TPHA-VDRI, kadar obat-alkohol dalam darah, hormon tiroid,
B12, kadar glukosa, glycosylated Hb, tes serologi untuk sifilis,
23
HIV, kolesterol, trigliserida, profil koagulasi, kadar asam urat,
lupu antikoagulan, antibodi antikardiolipin dan lain sebagainya
yang dianggap perlu.
18. Bagaimana cara penegakan diagnosis dan WD kasus ini?
Jawab :
1. Anamnesis
Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.
Menanyakan identitasTn.M (67 tahun)
Menanyakan keluhan utamatidak mengenali orang-orang
yang dekat dengannya
Menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang.
a. Onset4 bulan terakhir
b. Lokasi-
c. KualitasMengganggu aktivitas sehari hari
d. Kuantitas-
e. Kronologis
f. Faktor yang memperberat dan memperingan.
Gejala penyertaseringkali tersesat bila mau pulang ke
rumah, tidak dapat lagi menggunakan telepon genggam
dengan benar,
Menanyakan riwayat penyakit dahulu dan faktor resiko yang
berhubungan dengan penyakit sekarang.
a. Empat bulan yang lalu mengalami serangan stroke
b. Hipertensi
c. Hipertrigliserida
d. Hiperglikemia
Menanyakan riwayat pengobatan yang sudah dilakukan.
a. konsumsi alkohol (-)
b. konsumsi obat sedative dalam jangka panjang (-)
Menanyakan riwayat penyakit keluarga.
24
Menayakan riwayat social ekonomi.
Menyimpulkan dan memberi kemungkinan diagnosis
penyakit.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tekanan darah dalam keadaan tidur, duduk dan
berdiri, masing-masing dilakukan selama 1-2 menit untuk
melihat kemungkinan terdapat hipotensi.
Pemeriksaan fisik untuk menilai system
a. Pemeriksaan saraf kepala
b. Pemeriksaan panca indra, saraf nafas, gigi dan mulut
c. Pemeriksaan leher, kelenjar tiroid, bising arteri karotis
d. Pemeriksaan dada, paru, jantung
e. Pemeriksaan ekstremitas, reflek, kulit - integumen
3. Pemeriksaan penunjang
Foto torak, EKG
Laboratorium :
a. Darah rutin / urin / feses
b. Gula darah, lipid, fungsi hati, fungsi ginjal
GDS >300 mg/dl
c. Fungsi tiroid (T3, T4, TsH)
d. Kadar serum B6, B12
Bila dicurigai Demensia MRI dan CT scan
4. Pemeriksaan fungsi
Aktifitas hidup sehari-hari seperti bangun pagi, berpakaian
sendiri
Aktifitas hidup sehari-hari instrumental
Memerlukan kemampuan dasar, juga memerlukan berbagai
koordinasi kemampuan atot, susunan saraf yang lebih rumit
Kemampuan mental kognitif
Mempunyai fungsi intelek, memori lama dan memori dari ke 3
assasment diperoleh tingkat kemampuan:
25
Kemampuan untuk melakukan tanpa bantuan orang lain
Kemampuan untuk melakukan dengan sedikit bantuan
orang lain
Sama sekali tidak mampu melakukan tanpa bantuan
orang lain
5. Pemeriksanaan dengan MMSE
MMSE adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
penurunan fungsi kognitif, biasanya digunakan pada
demensia. Tes dilakukan selama 10 menit dengan kategori
yang dinilai adalah orientasi waktu, tempat, perhatian dan
perhitungan, mengingat kembali, bahasa, perintah.
Interpretasi hasil MMSE:
Metode Score Interpretasi
Single
cutoff
< 24 Abnormal
Range < 21
>25
Kemungkinan demensia lebih besar
Kemungkinan demensia lebih kecil
Pendidika
n
21
< 23
< 25
Abnormal pada tingkat pendidikan kelas 2 SMP
Abnormal pada tingkat pendidikan SMA
Abnormal pada tingkat pendidikan Universitas
Keparahan 0-17
18-23
24-30
Kelainan kognitif berat
Kelainan kognitif ringan
Tidak ada kelainan kognitif
26
27
Diagnosis demensia ditetapkan dalam DSM-IV-TR. Diagnosis
demensia berdasarkan pemeriksaan klinis, termasuk pemeriksaan
status mental, dan melalui informasi dari pasien, keluarga, teman dan
teman sekerja. Keluhan terhadap perubahan sifat pasien dengan usia
lebih tua dari 40 tahun membuat kita harus mempertimbangan dengan
cermat untuk mendiagnosis dimensia.
Kriteria Diagnosis untuk Demensia Vaskuler 2 (DSM-IV-TR):
A. Perkembangan defisit kognitif multipel yang bermanifestasi oleh
baik
(1) Gangguan daya ingat (gangguan kemampuan untuk
mempelajari informasi baru dan untuk mengingat
informasi yang telah dipelajari sebelumnya)
(2) Satu atau lebih gangguan kognitif berikut ;
a. Afasia ( gangguan bahasa)
b. Apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitas motorik walaupun fungsi motorik utuh)
c. Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau
mengidentifikasi benda walaupun fungsi sensorik utuh)
d. Gangguan dalam fungsi eksekutif (yaitu merencanakan,
mengorganisasi, mengurutkan dan abstrak)
B. Defisit dalam kognitif dalam kriteria A1 dan A2 masing-
masing menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi
sosial atau pekerjaan dan menunjukkan suatu penurunan
bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya
C. Tanda dan gejala neurologis fokal (misalnya; peningkatan
refleks tendon dalam, respon ekstensor palntar, palsi
pseudobulbar, kelainan gaya berjalan, kelemahan pada satu
ekstremitas) atau atau tanda-tanda laboratorium adalah
indikatif untuk penyakit serebrovaskuler (misalnya infark
28
multipel yang mengenai korteks dan subtannsia putih
dibawahnya) yang dianggap berhubungan secara etiologi
dengan gangguan
D. Defisit tidak terjadi semata-mata selama perjalanan delirium
Kode didasarkan pada ciri yang menonjol
Dengan delirium ; Jika delirium menumpang pada demensia
Dengan waham ; Jika waham merupakan ciri yang menonjol
Dengan mood depresi ; jika mood depresi ( termasuk gambaran
yang memenuhi kriteria gejala lengkap untuk episode depresif
adalah ciri yang menonjol. Suatu diagnosis terpisah gangguan
mood karena kondisi medis umum tidak diberikan
Tanpa penyulit ; jika tidak ada satupun diatas yang menonjol
pada gambaran klinis sekarang
Sebutkan jika ;
Dengan gangguan perilaku
Catatan penulisan ; juga tuliskan kondisi serebrovaskuler pada aksis III
Penegakan diagnosis bisa dengan Skor Hachinsky
Riwayat dan gejala Score
Onset mendadak 2
Deteriorasi bertahap 1
Perjalanan klinis fluktuatif 2
Kebingungan pada malam hari 1
Kepribadian relatif terganggu 1
Depresi 1
Keluhan somatic 1
Emosi labil 1
Riwayat Hipertensi 1
Riwayat Penyakit serebrovaskular 2
29
Ateriosklerosis Penyerta 1
Keluhan neurologi fokal 2
Gejala neurologi fokal 2
Interpretasi:
≥7 demensia vaskular
≤4 demensia e.c. Alzheimer
kriteria PPDGJ-III :
o Aksis I : F01= Demensi Vaskular
o Aksis II : Z 03.2 = Tidak ada diagnosis aksis II
o Aksis III :
E00-G09 = Penyakit endokrin,
nutrisi & metabolic
I00-I99 = Penyakit system sirkulasi
o Aksis IV : -
o Aksis V :
60-51 = Gejala sedang (moderate),
disabilitas sedang
Working Diagnosis : Dimensia vaskuler pasca stroke
19. Apa etiologi dan faktor resiko kasus ini?
Jawab :
Penyebab utama dari demensia vaskular adalah penyakit
serebrovaskular yang multipel, yang menyebabkan suatu pola gejala
demensia. Gangguan terutama mengenai pembuluh darah serebral
berukuran kecil dan sedang, yang mengalami infark menghasilkan lesi
parenkim multipel yang menyebar pada daerah otak yang luas.
Penyebab infark termasuklah oklusi pembuluh darah oleh plak
arteriosklerotik atau tromboemboli dari tempat asal yang jauh seperti
30
katup jantung. Pada pemeriksaan, ditemukan bruit karotis, kelainan
funduskopi, atau pembesaran kamar jantung.
Selain itu, faktor resiko demensia vaskular adalah:
1. Usia lanjut
2. Hipertensi
3. Merokok
4. Penggunaan alkohol kronis
5. Aterosklerosis
6. Hiperkolesterolemia
7. Homosistein plasma
8. Diabetes melitus
9. Penyakit kardiovaskular
10. Penyakit infeksi SSP kronis (meningitis, sifilis dan HIV)
11. Pajanan kronis terhadap logam (keracunan merkuri, arsenik dan
aluminium)
12. Penggunaan obat-obatan (termasuklah obat sedatif dan analgetik)
jangka panjang
13. Tingkat pendidikan yang rendah
14. Riwayat keluarga mengalami demensia
20. Apa epidemiologi kasus ini?
Jawab :
1. Internasional
- Demensia vaskular merupakan penyebab demensia yang
kedua tertinggi di Amerika Serikat dan Eropa, tetapi
merupakan penyebab utama di beberapa bagian di Asia.
- Kadar prevalensi demensia vaskular 1,5% di negara Barat dan
kurang lebih 2,2% di Jepang
- Di Jepang, 50% dari semua jenis demensia pada individu
berumur lebih dari 65 tahun adalah demensia vaskular.
31
- Di Eropa, demensia vaskular dan demensia kombinasi masing-
masing 20% dan 40% dari kasus. Di Amerika Latin, 15% dari
semua demensia adalah demensia vaskular
- Kadar prevalensi demensia adalah 9 kali lebih besar pada
pasien yang telah mengalami stroke berbanding yang
terkontrol. Setahun pasca stroke, 25% pasien mengalami
demensia awitan baru. Dalam waktu 4 tahun berikutnya,
resiko relatif kejadian demensia adalah 5,5%.
2. Jenis kelamin
Demensia vaskular paling sering pada laki-laki, khususnya pada
mereka dengan hipertensi yang telah ada sebelumnya atau faktor
risiko kardiovaskular lainnya.
3. Umur
Insiden meningkat sesuai dengan peningkatan umur
21. Bagaimana patofisiologi kasus ini?
Jawab :
32
33
22. Apa saja manifestasi klinis kasus ini?
Jawab :
Tanda dan gejala kognitif pada demensia vaskular selalunya
subkortikal, bervariasi dan biasanya menggambarkan peningkatan
kesukaran dalam menjalankan aktivitas harian seperti makan,
berpakaian, berbelanja dan sebagainya. Hampir semua kasus
demensia vaskular menunjukkan tanda dan simptom motorik.
Tanda dan gejala fisik:
Kehilangan memori, pelupa
Lambat berfikir (bradifrenia)
Pusing
Kelemahan fokal atau diskoordinasi satu atau lebih ekstremitas
Inersia
Langkah abnormal
Konsentrasi berkurang
Perubahan visuospasial
Penurunan tilikan
Defisit pada fungsi eksekutif seperti kebolehan untuk inisiasi,
merencana dan mengorganisasi
Sering atau Inkontinensia urin dan alvi. Inkontinensia urin terjadi
akibat kandung kencing yang hiperrefleksi.
Tanda dan gejala perilaku:
Perbicaraan tidak jelas
Gangguan bahasa
Depresi
Berhalusinasi
Tidak familiar dengan persekitaran
Berjalan tanpa arah yang jelas
34
Menangis dan ketawa yang tidak sesuai. Disfungsi serebral
bilateral menyebabkan inkontinensi emosional (juga dikenal
sebagai afek pseudobulbar)
Sukar menurut perintah
Bermasalah dalam menguruskan uang
Riwayat pasien yang mendukung demensia vaskular adalah
kerusakan bertahap seperti tangga (stepwise), kekeliruan nokturnal,
depresi, mengeluh somatik, dan inkontinensi emosional, stroke, dan
tanda dan gejala fokal. Contoh kerusakan bertahap adalah kehilangan
memori dan kesukaran membuat keputusan diikuti oleh periode yang
stabil dan kemudian akan menurun lagi. Awitan dapat perlahan atau
mendadak. Didapatkan bahwa TIA yang lama dapat menyebabkan
penurunan memori yang perlahan sedangkan stroke menyebabkan
gejala yang serta-merta.
23. Bagaimana tatalaksana kasus ini?
Jawab :
Tujuan penatalaksanaan demensia vaskular adalah:
Mencegah terjadinya serangan stroke baru
Menjaga dan memaksimalkan fungsi saat ini
Mengurangi gangguan tingkah laku
Meringankan beban pengasuh
Menunda progresifitas ke tingkat selanjutnya
Penatalaksanaan terdiri dari non-medikamentosa dan
medikamentosa:
1. Non-Medikamentosa
a. Memperbaiki memori
b. Diet
Penelitian di Rotterdam mendapati terdapat
peningkatan resiko demensia vaskular berhubungan dengan
35
konsumsi lemak total. Tingkat folat, vitamin B6 dan vitamin
B12 yang rendah juga berhubungan dengan peningkatan
homosisteine yang merupakan faktor resiko stroke.
Hindari makanan yang meningkatkan faktor resiko
terjadi stroke, hipertensi, hiperglikemi pada Tuan M
2. Medikamentosa
a. Mencegah demensia vaskular memburuk
Agen anti platlet berguna untuk mencegah stroke berulang.
Pada demensia vaskular, aspirin mempunyai efek positif pada
defisit kognitif. Agen antiplatelet yang lain adalah
tioclodipine dan clopidogrel.
Aspirin: mencegah platelet-aggregating thromboxane
A2 dengan memblokir aksi prostaglandin sintetase
seterusnya mencegah sintesis prostaglandin
Tioclodipine: digunakan untuk pasien yang tidak
toleransi terhadap terapi aspirin atau gagal dengan terapi
aspirin.
Clopidogrel bisulfate: obat antiplatlet yang
menginhibisi ikatan ADP ke reseptor platlet secara direk.
Agen hemorheologik meningkatkan kualiti darah dengan
menurunkan viskositi, meningkatkan fleksibiliti eritrosit,
menginhibisi agregasi platlet dan formasi trombus serta
supresi adhesi leukosit.
Pentoxifylline dan ergoid mesylate (Hydergine) dapat
meningkatkan aliran darah otak. Dalam satu penelitian
yang melibatkan 29 pusat di Eropa, perbaikan intelektual
dan fungsi kognitif dalam waktu 9 bulan didapatkan. Di
European Pentoxifylline Multi-Infarct Dementia Study,
36
pengobatan dengan pentoxifylline didapati berguna
untuk pasien demensia multi-infark.
b. Memperbaiki fungsi kognitif dan simptom perilaku
Obat untuk penyakit Alzheimer yang memperbaiki fungsi
kognitif dan gejala perilaku dapat juga digunakan untuk
pasien demensia vaskular.
Obat-obat demensia adalah seperti berikut:
Nama obat Golongan Indikasi Dosis Efek
samping
Donepezil Penghambat
kolinesterase
Demensia
ringan-
sedang
Dosis awal 5 mg/hr,
setelah 4-6 minggu
menjadi 10 mg/hr
Mual,
muntah,
diare,
insomnia
Galantamine Penghambat
kolinesterase
Demensia
ringan-
sedang
Dosis awal 8 mg/hr,
setiap bulan dinaikkan 8
mg/hr sehingga dosis
maksimal 24 mg/hr
Mual,
muntah,
diare,
anoreksia
Rivastigmine Penghambat
kolinesterase
Demensia
ringan-
sedang
Dosis awal 2 x 1.5 mg/hr.
Setiap bulan dinaikkan 2
x 1.5 mg/hr hingga
maksimal 2 x6mg/hr
Mual,
muntah,
pusing,
diare,
anoreksia
Memantine Penghambat
reseptor
NMDA
Demensia
sedang-
berat
Dosis awal 5 mg/hr,
stelah 1 minggu dosis
dinaikkan menjadi 2x5
mg/hr hingga maksimal 2
x 10 mg/hr
Pusing,
nyeri kepala,
konstipasi
24. Apa prognosis kasus ini?
37
Jawab :
Vitam : dubia ad malam
Fungsional : dubia ad malam
25. Apa tindakan preventif dan edukasi kasus ini?
Jawab :
Demensia vaskular dapat dicegah dengan mengatasi penyakit yang
merupakan faktor resiko. Menurut Sachdev, ada beberapa strategi
pencegahan demensia vaskular yang dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Obati hipertensi secara optimal
b. Obati diabetes mellitus
c. Tanggulangi hiperlipidemia
d. Anjurkan pasien untuk berhenti merokok dan batasi alkohol
e. Beri antikoagulan bila ada atrial fibrilasi
f. Beri terapi antiagregasi trombosit pada yang beresiko tinggi
g. Lakukan carotid endarterectomy pada stenosis yang berat (>70%)
h. Gunakan diet untuk mengontrol diabetes, obesitas, dan
hiperlipidemia
i. Anjurkan mengubah gaya hidup (misalnya: mengurangi
kegemukan, olahraga, mengurangi stres, dan mengurangi
konsumsi garam)
j. Intervensi dini pada stroke dan TIA dengan obat neuroprotektif
(misalnya: propentofylline, calcium antagonist, N-methyl-D-
aspartate receptor antagonists, antioxidants)
k. Sediakan rehabilitasi intensif setelah stroke
26. Apa KDU kasus ini?
Jawab :
38
Kompetensi 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter
(misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter
mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan
mampu menindaklanjuti sesudahnya.
IV. Hipotesis
Tuan M,67 tahun mengalami demensia vascular 4 bulan pasca stroke.
V. Kerangka Konsep
s
VI. Sintesis
Faktor Resiko:
o Hipertensi
o Hiperkolesteroli
miao Usia lanjut
o Hipertrigliserid
o Dislipidemia
Tn.M,67 tahun,MCI (Minimal Cognitive Impairment)
Stroke Iskemia
Infark di kapsula interna
Hemiparese sinistra
Demensia Vaskular
o Penurunan fungsi kognitif
o Penurunan daya ingat
39
1. Neuroanatomi
40
OTAK
Otak manusia kira-kira merupakan 2% dari berat badan orang
dewasa (sekitar 3 pon). Otak menerima sekitar 20% curah jantung dan
memerlukan 20% pemakaian oksigen tubuh dan 400 kilokalori setiap
harinya. Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi
dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari proses
metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak sangat rentan dan kebutuhan
akan oksigen dan glukosa melalui aliran darah bersifat konstan.
Metabolisme otak merupakan proses tetap dan kontinu, tanpa ada masa
istirahat. Bila aliran darah terhenti selama 10 detik saja, kesadaran
41
mungkin sudah akan hilang, dan penghentian beberapa menit saja dapat
menimbulkan kerusakan ireverseible. Aktivitas otak yang tak pernah
berhenti ini berkaitan dengan fungsinya yang kritis sebagai pusat integrasi
dan koordinasi organ-organ sensorik dan sistem efektor perifer tubuh, dan
fungsi sebagai pengatur informasi yang masuk, simpanan pengalaman,
impuls yang keluar dan tingkah laku.
Bagian-bagian struktur otak
1. Batang otak
Medulla oblongata
Fungsi : Pusat refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor,
pernafasan, bersin, batuk, menelan, salivasi dan muntah. Jaras
ascenden dan descenden medulla spinalis
Pons “jembatan”
Fungsi : Menghubungkan ke 2 hemisferium serebri, serta
menghubungkan mesensefalon di sebelah atas dan medulla
oblongata di bawah.
Mesencefalon (otak tengah)
Fungsi : Bagian posterior penglihatan dan koordinasi
penglihatan
Bagian Anterior refleks pendengaran
2. Serebelum
Terletak di dalam fossa kranii posterior ditutup oleh dura
mater yaitu tentorium. Fungsinya sebagai pusat refleks yang
mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot dan mengubah
tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan
keseimbangan dan sikap tubuh.
3. Diensefalon
42
Istilah yang digunakan untuk menyatakan struktur-struktur
di sekitar ventrikel ketiga dan membentuk inti bagian dalam
serebrum.
Dibagi menjadi 4 wilayah :
Talamus
Fungsi : Semua jaras sensorik utama (kecuali sistem olfaktorius)
membentuk sinap dengan nukleus talamus dalam perjalanannya
menuju korteks serebri. Merasakan nyeri, raba, getar, suhu. Dan
fungsi motorik utama dalam korteks mototrik serebri, serebelum
dan ganglia basalis.
Hipotalamus
Fungsi : Pengatur rangsangan sistem saraf autonom perifer yang
menyertai ekspresi tingkah laku dan emosi. Berperan dalam
pengaturan hormon antidiuretik dan oksitosin. Pengaturan cairan
tubuh dan elektrolit, suhu tubuh, fungsi endokrin dan tingkah laku
seksual dan reproduksi normal, ekspresi ketenangan/kemarahan
serta lapar dan haus.
Subtalamus
Epitalamus
4. Sistem limbik
Fungsi berkaitan dengan pengalaman, ekspresi alam
perasaan, perasaan dan emosi, reaksi takut, marah dan emosi
yang berhubungan dengan perilaku seksual.
5. Serebrum
Bagian otak yang paling besar dan menonjol. Terletak
pusat-pusat saraf yang mengatur semua kegiatan sensorik-
motorik, penalaran, ingatan, dan intelegensi.
6. Korteks serebri (gray matter)
43
Jaras serabut serebral
Substansia Alba (Jaras asosiasi, komisura dan proyeksi)
Kapsula interna
Pita lebar dari serabut-serabut ascenden dan descendens (terlihat
pada potongan koronal sebagian substansia alba) dibatasi oleh talamus dan
kaudatus pada satu sisi dan nukleus lentikulkaris pada sisi lainnya. Kapsula
interna ini merupakan lintasan utama masukan sensorik dan keluaran
motorik antara korteks serebri dan batang otak.
Disuplai oleh arteria lentikulostriata merupakan cabang arteri serebri
media mengalirkan darah ke kapsula interna dan ganglia basalis. Arteria-arteria
kecil ini sering kali terlibat dalam sindrome stroke. Penyumbatan atau ruptur
arteria lentikulostriata dapat menganggu jaras motorik kapsula interna dan
menyebabkan paralisis.
Korona radiata
Serabut yang meninggalkan kapsula interna
Nervus Fasialis (N VII)
Nukleus nervus fasialis terletak di bagian lateral bawah pons,
sehingga lesi di daerah batang otak sering menimbulkan disfungsi n.fasialis.
nervus fasialis masuk ke tulang temporal dan letaknya dekat dengan telinga
tengah sehingga saraf ini mudah terkena trauma dan fraktur dasar tengkorak
dan tulang temporal. Saraf ini membawa serabut sensorik yang menghantar
persepsi pengecapan bagian anterior lidah, dan serabut motorik yang
mempersarafi semua otot ekspresi wajah.
Nervus Hipoglosus (N XII)
Mempersarafi otot-otot lidah. Fungsi lidah untuk berbicara dan
menelan. Nuklei n.hipoglosus terletak dalam medula di bawah dasar
ventrikel keempat dan mendapat persarafan dari kedua hemisfer.
44
Upper Motor Neuron
Semua neuron menyalurkan impuls motorik ke LMN tergolong dalam
kelompok UMN. Neuron-neuron tersebut merupakan penghuni girus
presentralis (Korteks motorik primer di area 4 broadman). Melalui aksonnya
neuron korteks motorik menghubungi motor neuron yang membentuk inti
motorik saraf kranial dan motorneuron di kornu anterius medula spinalis.
Akson-akson tersebut menyusun jaras kortikobulbar dan
kortikospinal. Sebagai berkasa saraf kompak mereka turun dari korteks
motorik menuju kapsula interna (terletak di antara talamus dan ganglia
basalia) ke mesensefalon melalui krus anterior dan krus posterior, serabut-
serabut itu berkumpul 3/5 bagian tengah pendukulus serebri. Di Pons
serabut tersebut menduduki pes pontis. Sepanjang batang otak serabut- serabut
kortikobulbar meninggalkan kawasan mereka (di dalam pedunkulus serebri, di
dalam pes pontis dan akhirnya di piramis), untuk menyilang garis tengah
dan berakhir secara langsung di motorneuron saraf kranial motorik (N.III-
N.XII).
Di perbatasan medula oblongata dan medula spinalis, serabut-
serabut kortikospinal sebagian besar menyilang yang berjalan di funikulus
posterolateralis kontralateralis. Sebagian dari mereka tidak menyilang tapi
melanjutkan perjalanan ke medula spinalis di funikulus ventralis ipsilateral.
45
2.Stroke
Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsi saraf akut yang
disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak, dimana secara mendadak
(dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan
tanda dengan daerah fokal di otak yang terganggu. Stroke merupakan masalah
46
kesehatan mayor dunia, menjadi penyebab kematian ketiga setelah penyakit
jantung dan kanker, serta menjadi penyebab kecacatan utama. Belum ada data
pasti stroke di Indonesia, namun riset kesehatan dasar (Riskesdas) Departemen
Kesehatan Indonesi tahun 2007 menunjukan bahwa stroke merupakan penyebab
kematian utama di rumah-rumah sakit di Indonesia. Prevalensi stroke di India
diperkirakan 203 pasien per 100.000 penduduk, sedangkan di China insidennya
219 per 100.000 penduduk. Kemajuan teknologi kedokteran berhasil menurunkan
angka kematian akibat stroke, namun angka kecacatan akibat stroke cenderung
tetap bahkan meningkat. Diperkirakan terdapat 2 juta penderita pasca stroke di
Amerika dengan biaya perawatan 65,5 miliar dolar pada tahun 2008.
Menurut patofisiologinya, stroke diklasifikasikan menjadi stroke iskemik
dan stroke hemoragis. Kurang lwbih 83% dari seluruh kejadian stroke berupa
stroke iskemik, dan kurang lebih 51% stroke disebabkan oleh trombosis arteri,
yaitu pembentukan bekuan darah dalam arteri serebral akibat proses
arterosklerosis. Trombosis dibedakan menjadi dua subkategori, yaitu trombosis
pada arteri besar (meliputi arteri karotis, serebri media dan basilaris), dan
trombosis pada arteri kecil. 30% stroke disebabkan trombosis arteri besar, 20%
stroke disebabkan trombosis cabang-cabang arteri kecil yang masuk ke dalam
arteri serebri (misalnya arteri lentikulostiata, basilaris, penetran, medularis) yang
menyebabkan stroke trombosis tipe lakuner. Kurang lebih 32% stroke disebabkan
oleh emboli, yaitu tertutupnya arteri oleh bekuan darah yang lepas dari tempat lain
di sirkulasi. Stroke perdarahan frekuensinya sekitar 20% dari seluruh kejadian
stroke.
Berbagai penelitian menunjukan terdapat beberapa faktor resiko yang
membuat seorang individu menjadi lebih rentan mendapat stroke. Faktor resiko
stroke dibagi menjadi faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tak dapat
dimodifikasi.
Faktor resiko stroke yang tak dapat dimodifikasi
1. Usia
47
2. Jenis kelamin
3. Ras atau etnis
4. Riwayat keluarga
Faktor resiko stroke yang dapat dimodifikasi
1. Faktor resiko yang sudah terbukti (intervensi bermanfaat)
a. Hipertensi
b. Fibrasi atrium
c. Diabetes
d. Hiperlipidemia
e. Stenosis karotis
f. Merokok
g. Riwayat serangan iskemik spintas
h. Obesitas
i. Penyakit sel sabit
2. Faktor yang belum terbukti (intervensi belum terbukti bermanfaat)
a. Penyakit jantung
⁻ Infark myokard
⁻ Disfungsi ventrikel kiri
⁻ Penyakit katup jantung
⁻ Hipertrofi ventrikel kiri
⁻ Patensi foramen ovale
⁻ Aneurisma septum atrium
⁻ Kalsifikasi mitral anuler
b. Ruptur katup mitral
c. Ateroma arkus aorta
d. Inaktifasi fisik
e. Pola diet buruk
f. Lipoprotein (a)
g. Konsumsi alkohol berlebihan
h. Antibodi antifosfolipid
48
i. Hiperhomosisteinemia
j. Kondisi hiperkoagulasi
k. Kondisi hiperkoagulasi
l. Terapi sulih hormon
m. Kontrasepsi oral
n. Hiperfibrinogenemia
o. Penyalagunaan narkoba
p. Migren
q. Displasia fibromuskler
3. Infeksi/inflamasi kronis
Gangguan fungsi kognitif pada stroke iskemik
Stroke merupakan penyebab kecacatan utama, tidak hanya akibat disfungsi
motorik, namun juga gangguan fungsi kognitif yang sering terjadi pada stroke.
Gangguan kognisi berfluktuasi sesuai fase stroke. Gangguan kognisi pada fase
akut terjadi akibat dampak langsung lokasi infark pada tempat yang strategis atau
akibay hipoperfusi regio otak lain sebagai respon sekunder infark. Pada fase
subakut dan pasca stroke, faktor di luar yang ikut mempengaruhi antara lain suhu,
kejadian kejang, komorbiditas serta faktor genetik.
Gangguan fungsi kognitif pada stroke akut
Infark atau iskemia pada lokasi otak tertentu menyebabkan gangguan
kognisi yang sesuai. Stoke pada hemisfer dominan menyebabkan gangguan
berbahasa (afasia) dan apraksia. Pada hemisfer non dominan gangguan kognitif
dapat berupa neglect (pengabaian) pada salah satu sisi obyek atau ruang.
Gangguan kognisi tidak hanya terjadi pada infark di kortikal, namun dapat juga
terjadi pada infark di subkorteks karena mengenai sirkuit-sirkuit yang ikut
mengatur fungsi kognitif antara bagian-bagian otak. Gangguan kognisi juga dapat
terjadi skunder akibat gangguan sensorik, visual dan motorik.
Gangguan fungsi kognitif pada stroke subakut
49
Kebanyakan gangguan kognitif pasca stroke membaik setelah periode
subakut (sampai 3 bulan stelah stroke) atau lebih awal. Pada fase subakut,
proporsi gangguan kognisi berkisar antara 50-90%, tergantung populasi dan
metode penelitian yang dipakai. Pada fase ini yang menentukan perkembangan
fungsi kognitif adalah perbaikan sirkulasi serebal karena rekanalisasi spontan,
neuroplastisitas, dan adanya penyulit yang menyertai. Kebanyakan daerah
penumbra mengalami reprefusi dalam waktu 3 bulan stroke. Setelah 3 bulan
ukuran infark dan defisit kognitif cendrung stabil. Rehabilitasi juga ikut
menentukan perbaikan kognitif pada fase ini.
Gangguan kognitif pasca stroke
Pemulihan fungsi kognitif pasca stroke bervariasi. Penelitian menunjukan
83% pasien dengan defisit memori verbal, 78% pasien dengan gangguan
kontruksi visuospasial dan defisit memori visual membaik dalam waktu 6 bualn,
sedangkan domain kognitif lain kurang menunjukan perbaikan. Penelitian kohort
lain menunjukan gangguan atensi masih didapatkan pada 54% pasiensetelah 1
tahun, sedangkan defisit fungsi eksekutif, bahasa, dan memori jangka panjang
lebih sedikit frekuensinya. Penderita stroke dapat mengalami kemunduran
kognitif progresif pasca periode akut walaupun tidak terdapat gambaran klinis
stroke iskemik berulang. Pada umumnya terdapat komorbiditas pada penderita
stroke seperti hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia, yang juga merupakan
faktor resiko gangguan kognitif. Stroke pertama juga meningkatkan resiko stroke
berikutnya, baik yang menimbulkan manifestasi klinis maupun tidak (silent brain
infarction). Penderita dengan infark multiple di otak secara signifikan mempunyai
kinerja memori, kecepatan pemrosesan, dan fungsi eksekusif yang lebih buruk.
Gangguan fungsi kognitif pasca stroke dapat merupakan kelanjutan
gangguan fungsi kognitif saat stroke akut, atau akibat tidak terkendalinya faktor-
faktor resiko stroke yang menyebabkan kelainan pembuluh darah (aterosklerosis,
kekakuan arteri, disfungsi endotel), serta penyekit penyerta yang juga berpengaruh
50
pada fungsi kognitif, seperti misalnya penyakit sistemik, gangguan organ
(jantung, paru-paru, ginjal), penyakit alzheimer, parkison, depresi.
Jenis gangguan kognitif yang terjadi dapat berupa gangguan pada domain
kognitif tunggal (atensi, bahasa, memori, visuospasial, atau fungsi eksekutif), atau
gabungan diantarannya. Gangguan fungsi kognitif pada domain tunggal jarang
terjadi, lebih sering berupa spketrum yang tergolong dalam “gangguan fungsi
kognitif vaskuler” (vascular cognitive impairment = VCI).
VCI diklasifikasikan menjadi 3 subtipe:
1. Demesia vaskuler
2. VCI yang tidak memenuhi kriteria demensia (vascular cohnitive
impairment, no dementia = VCIND)
3. Penyakit Alzheimer dengan komponen vaskular.
3.Demensia Vaskular
Demensia Vaskuler (VaD) merupakan suatu kelompok kondisi heterogen yang
meliputi semua sindroma demensia akibat iskemik, perdarahan, anoksik atau
hipoksik otak dengan penurunan kognisi mulai dari yang ringan sampai paling
berat dan meliputi semua domain, tidak harus dengan gangguan memori yang
menonjol. Secara garis besar VaD terdiri dari tiga subtipe yaitu (1):
1. VaD paska stroke yang mencakup demensia infark strategis, demensia
multi-infark, dan stroke perdarahan. Biasanya mempunyai korelasi waktu
yang jelas antara stroke dengan terjadinya demensia.
2. VaD subkortikal, yang meliputi infark lakuner dan penyakit Binswanger
dengan kejadian TIA atau stroke yang sering tidak terdeteksi namun
memiliki faktor resiko vaskuler.
3. Demensia tipe campuran, yaitu demensia dengan patologi vaskuler dalam
kombinasi dengan demensia Alzheimer (AD).
Sedangkan pembagian VaD secara klinis adalah sebagai berikut (2):
51
1. VaD pasca stroke
Demensia infark strategis : lesi di girus angularis, thalamus, basal
forebrain, teritori arteri serebri posterior, dan arteri serebri anterior.
Multiple Infark Dementia (MID)
Perdarahan intraserebral
2. VaD subkortikal
Lesi iskemik substansia alba
Infark lakuner subkortikal
Infark non-lakuner subkortikal
3. VaD tipe campuran Alzheimer Disease dan Cerebrovascular Disease.
Demensia vascular terjadi karena cedera otak yang disebabkan oleh iskemik otak
dan stroke. Suatu iskemik atau tromboembolic infark yang terjadi pada area yang
tepat di sebagian besar hemisfer (misalnya, angular gyri, mediodorsal thalamus,
anterior thalamus) dapat menyebabkan sindrom seperti demensia. Lebih umum,
penurunan kognitif yang progresif dan demensia didapat dari beberapa infark
sementara yang tersebar di otak. Daerah Frontal subcortical diperdarahi oleh
arterioles kecil yang mudah mengalami degererasi pada pasien dengan hipertensi
yang tidak terkontrol atau diabetes melitus atau keduanya.
Gambaran utama demensia adalah munculnya defisit kognitif multipleks,
termasuk gangguan memori, setidak-tidaknya satu diantara gangguan kognitif
berikut ini : afasia, apraksia, agnosia, atau gangguan dalam hal fungsi kognitif.
Defisit kognitif harus sedemikian rupa sehingga mengganggu fungsi sosial atau
okupasional (pergi ke sekolah, bekerja, berbelanja, berpakaian, mandi, mengurus
uang, dan kegiatan kehidupan sehari-sehari lainnya) serta harus menggambarkan
menurunnya fungsi luhur sebelumnya.(1)
52
Terapi pada penderita demensia vaskuler umunya berupa terafi non farmakologi
berupa terapi psikologi-behavior, work terafi. untuk itu, diperlukan peran aktif
keluarga untuk memotivasi pasien terutama untuk bisa melindungi dirinya sendiri
dari bahaya dan melatih melakukan kegiatan yang ringan yang bisa dilakukan
pasien.
53
Daftar Pustaka
1) Kaplan, Harold I, Benjamin J. Sadock, Jack A. Grebb. 2010. Sinopsis
Psikiatri : Imu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid I. Ciputat-
Tangerang : Binarupa Aksara.
2) Maslim, Rusdi. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Jakarta : PT. Nuh Jaya
3) Dorland, W. A. Newman.. 2002. Kamus Kedokteran Dorland edisi 29.
Jakarta: EGC.
4) Mansjoer A, Soprohaita, Wardhani WI, Setowulan W. Stroke dalam
Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FK UI, 2000; 17-
26