ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani...

76
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK KESEHATAN MASYARAKAT PADA PASIEN SINDROM NEFROTIK DI LANTAI 3 SELATAN RSUP FATMAWATI KARYA ILMIAH AKHIR NERS APRILIANI SIBURIAN 0806333612 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA REGULER DEPOK JULI 2013

Transcript of ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani...

Page 1: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK

KESEHATAN MASYARAKAT PADA PASIEN SINDROM

NEFROTIK DI LANTAI 3 SELATAN RSUP FATMAWATI

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

APRILIANI SIBURIAN

0806333612

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM SARJANA REGULER

DEPOK

JULI 2013

Page 2: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK KESEHATAN

MASYARAKAT PADA PASIEN SINDROM NEFROTIK DI LANTAI 3

SELATAN RSUP FATMAWATI

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ners Ilmu

Keperawatan

APRILIANI SIBURIAN

0806333612

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM REGULER 2008

DEPOK

JULI 2013

Page 3: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,
Page 4: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,
Page 5: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,
Page 6: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan berkat sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ini yang

berjudul Analisis Praktik Klinik Keperawatan Anak Kesehatan Perkotaan pada

Pasien Sindrom Nefrotik di Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati. Penulisan karya

ilmiah akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Ners pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Saya menyadari

bahwa dalam penulisan karya ilmiah akhir ini tidak lepas dari dorongan, bimbingan,

bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Nur Agustini, S.Kp., M.Si. selaku pembimbing yang telah menyediakan waktu,

tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir

Ners ini;

2. Orang tua dan keluarga saya yang telah mendukung dan memberikan bantuan

dukungan material dan moral; dan

3. Sahabat-sahabat saya yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan Karya

Ilmiah Akhir Ners ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Ilmiah Akhir Ners ini dapat

bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, Juli 2013

Penulis

Page 7: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,
Page 8: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

vii

ABSTRAK

Nama : Apriliani Siburian

Judul Penelitian : Analisis Praktik Klinik Keperawatan Anak

KesehatanPerkotaan pada Pasien Sindrom Nefrotik di

Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati

Sindrom nefrotik merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada

anak dimana merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari

proteinuria masif, hipoalbuminemia, hiperkolesteronemia serta edema. Jumlah

anak penderita Sindrom Nefrotik setiap tahunnya bertambah di beberapa negara.

Angka kejadian Sindrom Nefrotik di Amerika dan Inggris berkisar antara 2-7 per

100.000 anak berusia di bawah 18 tahun per tahun, sedangkan di Indonesia

dilaporkan 6 anak per 100.000 dan diketahui terjadi paling banyak pada anak

antara umur 3 – 4 tahun dengan perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2 : 1.

Sindrom Nefrotik menyebabkan anak harus menjalani hospitalisasi di rumah

sakit. Lamanya masa hospitalisasi di rumah sakit dapat meningkatkan kecemasan

pada anak dan keluarga. Ketidaktahuan tentang penyakit serta riwayat keluarga

yang sebelumnya belum pernah menderita penyakit yang sama turut

mempengaruhi kecepatan kesembuhan anak khususnya pada anak pra sekolah.

Pendekatan FCC (Family Center Care) menjadi salah satu cara yang dapat

digunakan untuk mengurangi efek hospitalisasi dengan mengedepankan

komunikasi teraupetik dalam setiap tindakan keperawatan maupun medis kepada

anak.

Kata kunci : sindrom nefrotik, anak pra sekolah, FCC (Family center Care)

Page 9: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

viii

ABSTRACT

Name : Apriliani Siburian

Title of the research : Nursing Care in Children with Nephrotic Syndrome

and Applications FCC (Family Care Center) for Reducing Effects Children

Hospitalization

Nephrotic syndrome is a kidney disease that is often found in children, which is a

collection of clinical symptoms that consisting of massive proteinuria,

hypoalbuminemia, edema, and hiperkolesteronemia. The number of children with

Nephrotic Syndrome annually increasing in some countries. The incidence of

Nephrotic Syndrome in the United States and Britain ranges from 2-7 per 100,000

children aged under 18 years per year, while in Indonesia reported 6 children per

100,000 and the most widely known to occur in children between the ages of 3-4

years with a ratio of boys men and women is 2: 1. Nephrotic syndrome causes

children must undergo hospitalization at the hospital. The long duration of

hospitalization in the hospital can increase anxiety in children and also the

families. Ignorance about the disease and a family history that had not been

suffering from the same disease also affects the speed of healing children,

particularly in pre-school children. FCC approach (Family Care Center) is one of

the way that can be used to reduce the effects of hospitalization with the advanced

communication teraupetik in every medical and nursing actions to the child.

Keywords: nephrotic syndrome, pre-school children, the FCC (Family Care

Center)

Page 10: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................................ vii

ABSTRACT ......................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................ 4

1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5

1.4.1 Manfaat Aplikatif ...................................................................................... 5

1.4.2 Manfaat Akademis ..................................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 7

2.1 Pengertian Sindrom Nefrotik .......................................................................................... 7

2.2 Etiologi Sindrom Nefrotik .............................................................................................. 8

2.3 Patofisiologi .................................................................................................................... 8

2.4 Manifestasi Klinis dan Komplikasi ................................................................................ 9

2.5 Pemeriksaan Penunjang .................................................................................................. 10

2.6 Penatalaksaaan ................................................................................................................ 12

2.6.1 Penatalaksaaan Medis ............................................................................................ 12

2.6.2 Perawatan dan Pencegahan .................................................................................... 15

2.7 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Pra Sekolah .................................................. 17

2.8 Konsep Asuhan Keperawatan pada Sindrom Nefrotik .................................................. 17

2.9 Komunikasi Teraupetik dengan FCC (Family Centered Care) ............................. 20

BAB 3 LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA ........................................................ 21

3.1 Pengkajian Kasus ............................................................................................................ 21

3.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................................................... 23

3.3 Rencana Keperawatan ..................................................................................................... 23

3.4 Implementasi dan Evaluasi ............................................................................................. 25

BAB 4 ANALISA SITUASI ............................................................................................... 27

4.1 Profil Lahan Praktik ........................................................................................................ 27

4.2 Analisa Masalah Keperawatan dengan Konsep Terkait KKMP dan Konsep Kasus

Terkait ................................................................................................................................... 27

4.3 Analisis Salah Satu Intervensi dengan Konsep dan Penelitian Terkait ........................... 28

4.4 Alternatif Pemecahan yang dapat dilakukan .................................................................. 29

BAB 5 PENUTUP ............................................................................................................... 31

Page 11: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

x

5.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 31

5.2 Saran ............................................................................................................................... 32

5.2.1 Pelayanan Keperawatan ............................................................................. 32

5.2.2 Institusi Pendidikan ................................................................................... 32

5.2.3 Peneliti Selanjutnya ................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 34

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : WOC (Web of Causation)

Lampiran 2 : Lembar Pengkajian Klien

Lampiran 3 : Lembar Rencana Keperawatan

Lampiran 4 : Lembar Catatan Perkembangan

Lampiran 5 : Leaflet Sindrom Nefrotik

Lampiran 6 : Biodata

Page 13: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

1 Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia sebagai organ

pengatur keseimbangan tubuh dan organ pembuangan zat-zat yang tidak berguna

serta bersifat toksis. Fungsi ginjal yang terpenting adalah untuk mempertahankan

homeostasis bio kimiawi yang normal di dalam tubuh, hal ini dilakukan dengan

cara mengekskresikan zat-zat yang tidak diperlukan lagi melalui proses filtrasi

glomerulus, reabsorbsi dan sekresi tubulus. Sindrom Nefrotik merupakan salah

satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada anak, merupakan suatu kumpulan

gejala-gejala klinis yang terdiri dari proteinuria masif, hipoalbuminemia,

hiperkolesteronemia serta edema. Sekitar 90 % kasus anak merupakan Sindrom

Nefrotik primer. Sindrom Nefrotik yang paling banyak ditemukan adalah jenis

kelainan minimal yaitu sekitar 76 %. Pasien yang menderita Sindrom Nefrotik

untuk pertama kalinya sebagian besar datang ke rumah sakit dengan gejala edema.

Pada pasien anak dengan Sindrom Nefrotik biasanya akan didapatkan kenaikan

berat badan yang dapat mencapai hingga 50 % dari berat badan sebelum

menderita Sindrom Nefrotik . Hal tersebut terjadi karena timbulnya proses edema

yang merupakan salah satu gambaran klinis dari Sindrom Nefrotik .

Sampai pertengahan abad ke-20 morbiditas Sindrom Nefrotik pada anak masih

tinggi yaitu melebihi 50% sedangkan angka mortalitas mencapai 23%. Angka

kejadian di Indonesia pada Sindrom Nefrotik mencapai 6 kasus pertahun dari

100.000 anak berusia kurang dari 14 tahun (Alatas, 2002). Mortalitas dan

prognosis anak dengan sindroma nefrotik bervariasi berdasarkan etiologi, berat,

luas kerusakan ginjal, usia anak, kondisi yang mendasari dan responnya terhadap

pengobatan (Betz & Sowden, 2002). Jumlah anak penderita Sindrom Nefrotik

setiap tahunnya bertambah di beberapa negara. Angka kejadian Sindrom Nefrotik

di Amerika dan Inggris berkisar antara 2-7 per 100.000 anak berusia di bawah 18

tahun per tahun, sedangkan di Indonesia dilaporkan 6 anak per 100.000 dan

diketahui terjadi paling banyak pada anak antara umur 3 – 4 tahun dengan

Page 14: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

2 Universitas Indonesia

perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2 : 1. Berdasarkan hasil pencatatan

data keluar dan masuk pasien di ruang perawatan Lantai 3 Selatan RSUP

Fatmawati dalam 3 bulan terakhir yaitu Maret hingga Juni 2013 berjumlah 16

orang anak dimana 13 anak berjenis kelamin laki – laki dan 3 orang anak ber jenis

kelamin perempuan.

Penyebab sindroma nefrotik sampai sekarang belum diketahui secara pasti.

Sindrom nefrotik bisa terjadi akibat berbagai glomerulopati atau penyakit

menahun yang luas. Sejumlah obat-obatan yang merupakan racun bagi ginjal juga

bisa menyebabkan sindrom nefrotik. Proteinuria masif merupakan tanda khas

Sindrom Nefrotik, tetapi pada Sindrom Nefrotik yang berat yang disertai kadar

albumin serum rendah ekskresi protein dalam urin juga berkurang. Proteinuria

juga berkontribusi terhadap berbagai komplikasi yang terjadi pada Sindrom

Nefrotik. Hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan lipiduria, gangguan

keseimbangan nitrogen, hiperkoagulabilitas, gangguan metabolisme kalsium dan

tulang, serta hormon tiroid sering dijumpai pada Sindrom Nefrotik .Umumnya

pada Sindrom Nefrotik fungsi ginjal normal kecuali pada sebagian kasus yang

berkembang menjadi penyakit ginjal tahap akhir. Pembengkakan yang terjadi

pada mata, kaki maupun abdomen bisa diindikasikan sebagai salah satu tanda –

tanda dari sindrom nefrotik. Apapun tipe sindrom nefrotik, manifestasi klinik

utama adalah sembab, yang tampak pada sekitar 95% anak dengan sindrom

nefrotik. Seringkali sembab timbul secara lambat sehingga keluarga mengira sang

anak bertambah gemuk. Pada fase awal sembab sering bersifat intermiten;

biasanya awalnya tampak pada daerah-daerah yang mempunyai resistensi jaringan

yang rendah (misal, daerah periorbita, skrotum atau labia). Akhirnya sembab

menjadi menyeluruh dan masif (anasarka) .Sindrom nefrotik berkembang menjadi

gagal ginjal total apabila tidak dilakukan perawatan dan usaha penyembuhan yang

baik dari tenaga kesehatan. Data studi dan epidemiologis tentang Sindrom

Nefrotik di Indonesia belum ada, namun di luar negeri yaitu Amerika Serikat,

Sindrom Nefrotik merupakan salah satu penyebab gagal ginjal kronik dan

merupakan masalah kesehatan yang utama dengan jumlah penderita mencapai 225

orang pertahun (11,86 %), dari 2150 orang orang yang berobat kerumah sakit

(www.compas.com).

Page 15: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

3 Universitas Indonesia

Peran perawat merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Sindrom Nefrotik yang

berperan secara mandiri dan kolaboratif dalam melaksanakan asuhan

keperawatan, misalnya dengan mendorong dan memberi support pada anggota

keluarga untuk ikut serta merawat penderita baik di Rumah Sakit maupun setelah

pasien pulang dari Rumah Sakit, dan mendeteksi secara dini tentang keluhan-

keluhan penderita, yang tidak lepas dari usaha promotif dan preventif serta usaha

kuratif, rehabilitatif yaitu setelah pasien pulang dari Rumah Sakit (Effendi N,

1998). Anak dengan sindrom nefrotik sering merasa cemas dengan kondisi

bengkak pada tubuh dan juga rasa takut untuk dirawat di rumah sakit. Orang tua

sebagai pengasuh anak di rumah sering tidak mengetahui tanda awal dari sindrom

nefrotik sehingga tidak memberikan pertolongan yang semestinya. Mengingat

banyak masalah yang dihadapi, maka perlu perawatan dan pengawasan yang

intensif serta tindakan pelayanan keperawatan secara komprehensif melalui proses

keperawatan, sehingga diharapkan masalah ini dapat terpecahkan dan teratasi.

Melihat hal ini maka penulis tertarik untuk mengambil karya tulis ilmiah dengan

judul “Asuhan Keperawatan pada An AR dengan Sindrom Nefrotik di Lantai 3

Selatan IRNA RSUP Fatmawati”.

1.2 Perumusan Masalah

Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

kejadian yang paling umum adalah pada usia 2 sampai 6 tahun, dan umumnya

merupakan suatu penyakit gangguan sistem imun. Sindrom nefrotik adalah salah

satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada anak dimana merupakan suatu

kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari proteinuria masif,

hipoalbuminemia, hiperkolesteronemia serta edema. Yang dimaksud proteinuria

masif adalah apabila didapatkan proteinuria sebesar 50-100 mg/kg berat

badan/hari atau lebih. Albumin dalam darah biasanya menurun hingga kurang dari

2,5 gram/dl. Selain gejala-gejala klinis di atas kadang-kadang dijumpai pula

hipertensi, maupun hematuria. Kebanyakan dari sindrom nefrotik bersifat

idiopatik dan tidak jarang dilakukan perawatannya yang salah dengan gejala yang

ditimbulkan. Anak dengan sindrom nefrotik mengalami hospitalisasi tergantung

Page 16: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

4 Universitas Indonesia

dengan kondisi yang dialami oleh anak. Ketidaktahuan orang tua akan penyakit

menyebakan kecemasan terhadap hospitalisasi anak yang semakin bertambah.

Perawat sebagai tenaga profesional kesehatan harus memfasilitasi kondisi

keluarga pasien dengan cara pemberian asuhan keperawatan dengan

menggunakan teknik komunikasi yang teraupetik sehingga mengurangi

kecemasan anak dan orang tua. Serta meningkatkan keterlibatan orang tua dalam

proses pengobatan maupun keperawatan.

Oleh karena hal tersebut, komunikasi yang teraupetik menjadi salah satu faktor

dalam menurunkan kecemasan orang tua dan anak terhadap hosipitalisasi. Peran

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sangat penting karena pada

pasien nefrotik sindrom sering timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan manusia. Perawat diharapkan memiliki pengetahuan dan

ketrampilan yang memadai. Fokus asuhan keperawatan adalah mengidentifikasi

masalah yang timbul, merumuskan diagnosa keperawatan, membuat rencana

keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan yang telah diberikan

apakah sudah diatasi atau belum atau perlu modifikasi dengan menggunakan

teknik komunikasi keperawatan yang baik dan benar.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah karya ilmiah akhir berikut terbagi atas 2

bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, dimana :

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah memberikan gambaran

asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Sindrom Nefrotik

dengan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan teori keperawatan

dan kondisi yang ada serta melakukan aplikasi FCC melalui komunikasi

teraupetik pada keluarga untuk mengurangi efek hospitalisasi pada anak

dan keluarga.

Page 17: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

5 Universitas Indonesia

1.3.2 Tujuan khusus

Dalam melakukan asuhan keperawatan diharapkan mahasiswa dapat :

a. Mengidentifikasi pengkajian pada anak dengan Sindrom Nefrotik

yang meliputi penyebab masalah keperawatan pada klien sindrom

nefrotik sehingga tanda dan gejala serta komplikasinya dapat dicegah

sedini mungkin.

b. Mengidentifikasi analisa data yang ditemukan pada anak dengan

Sindrom Nefrotik untuk memutuskan diagnosa keperawatan

c. Mengidentifikasi pelaksanaan asuhan keperawatan serta melakukan

evaluasi tindakan yang sudah dilakukan pada anak dengan Sindrom

Nefrotik

d. Mengidentifikasi pendokumentasian sebagai hasil dari tindakan

keperawatan yang telah dilakukan pada anak dengan Sindrom

Nefrotik

e. Mengidentifikasi adanya kesenjangan asuhan keperawatan antara

teori dan kasus nyata serta alternatif pemecahan masalah dari

kesenjangan yang ditemukan

f. Mengidentifikasi faktor penunjang dan penghambat dalam

memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan Sindrom

Nefrotik

g. Mengidentifikasi aplikasikan salah satu tesis dalam menurunkan

kecemasan hospitalisasi pada anak dengan Sindrom Nefrotik di

rumah sakit dengan melakukan teknik komunikasi teraupetik dalam

menyampaikan kondisi anak saat masa perawatan sehingga

mengurangi kecemasan orang tua dan anak.

Page 18: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

6 Universitas Indonesia

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Aplikatif

Makalah ini dapat digunakan sebagai data penunjang bagi perawat atau

tim kesehatan lain untuk melakukan pendidikan kesehatan tentang

pencegahan serta perawatan kesehatan pada anak dengan Sindrom

Nefrotik serta sebagai salah satu pembanding dalam

mengimplementasikan asuhan keperawatan.

1.4.2 Manfaat Akademis

Makalah ini dapat memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan

pada anak dengan Sindrom Nefrotik serta sebagai bahan acuan dalam

pembelajaran mengenai asuhan keperawatan pada anak dengan Sindrom

Nefrotik.

Page 19: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

7 Universitas Indonesia

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Sindrom nefrotik

Sindrom Nefrotik ditandai dengan proteinuria masif ( ≥ 40 mg/m2 LPB/jam atau

rasio protein/kreatinin pada urine sewaktu >2mg/mg), hipoproteinemia,

hipoalbuminemia (≤2,5 gr/dL), edema, dan hiperlipidemia (Behrman, 2001).

Sindroma Nefrotik adalah status klinis yang ditandai dengan peningkatan

permeabilitas membran glomerulus terhadap protein yang mengakibatkan

kehilangan urinarius yang massif (Whaley & Wong, 2003). Sindroma nefrotik

adalah kumpulan gejala klinis yang timbul dari kehilangan protein karena

kerusakan glomerulus yang difus (Luckman, 1996).

Sindroma nefrotik adalah suatu keadaan klinik dan laboratorik tanpa

menunjukkan penyakit yang mendasari, dimana menunjukkan kelainan inflamasi

glomerulus. Secara fungsional sindrom nefrotik diakibatkan oleh keabnormalan

pada proses filtrasi dalam glomerulus yang biasanya menimbulkan berbagai

macam masalah yang membutuhkan perawatan yang tepat, cepat, dan akurat.

(Alatas, 2002)

Whaley and Wong (1998) membagi tipe-tipe Sindrom Nefrotik :

1. Sindroma Nefrotik lesi minimal (MCNS : Minimal Change Nefrotik

Sindroma)

Merupakan kondisi yang tersering yang menyebabkan sindroma nefrotik

pada anak usia sekolah.

2. Sindroma Nefrotik Sekunder

Terjadi selama perjalanan penyakit vaskuler kolagen, seperti lupus

eritematosus sistemik dan purpura anafilaktoid, glomerulonefritis, infeksi

sistem endokarditis, bakterialis dan neoplasma limfoproliferatif.

3. Sindroma Nefirotik Kongenital

Page 20: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

8 Universitas Indonesia

Faktor herediter sindroma nefrotik disebabkan oleh gen resesif autosomal.

Bayi yang terkena sindroma nefrotik, usia gestasinya pendek dan gejala

awalnya adalah edema dan proteinuria. Penyakit ini resisten terhadap

semua pengobatan dan kematian dapat terjadi pada tahun-tahun pertama

kehidupan bayi jika tidak dilakukan dialisis.

2.2 Etiologi

Penyebab sindroma nefrotik ini belum diketahui, namun akhir-akhir ini dianggap

sebagai penyakit autoimun, yaitu reaksi antigen-antibodi. Dimana 80% anak dengan

sindroma nefrotik yang dilakukan biopsi ginjal menunjukkan hanya sedikit

keabnormalannya, sementara sisanya 20 % biopsi ginjal menunjukkan keabnormalan

seperti glomerulonefritis (Novak & Broom, 1999). Patogenesis mungkin karena

gangguan metabolisme, biokimia dan fisiokimia yang menyebabkan permeabilitas

membran glomerulus meningkat terhadap protein (Whalley and Wong, 1998).

Sedangkan menurut Behrman (2001), kebanyakan (90%) anak yang menderita

nefrosis mempunyai beberapa bentuk sindroma nefrotik idiopatik, penyakit lesi

minimal ditemukan pada sekitar 85%. Sindroma nefrotik sebagian besar diperantarai

oleh beberapa bentuk glomerulonefritis (infeksi pada glomerulus).

2.3 Patofisiologi

Kelainan yang terjadi pada sindroma nefrotik yang paling utama adalah proteinuria

sedangkan yang lain dianggap sebagai manifestasi sekunder. Kelainan ini disebabkan

oleh karena kenaikan permeabilitas dinding kapiler glomerulus yang sebabnya belum

diketahui yang terkait dengan hilangnya muatan negatif gliko protein dalam dinding

kapiler. Pada sindroma nefrotik keluarnya protein terdiri atas campuran albumin dan

protein yang sebelumnya terjadi filtrasi protein di dalam tubulus terlalu banyak

akibat dari kebocoran glomerulus dan akhirnya dieskresikan dalam urin.

Pada sindroma nefrotik protein hilang lebih dari 2 gram per-hari yang terutama

terdiri dari albumin yang mengakibatkan hipoalbuminemia, pada umumnya edema

muncul bila kadar albumin serum turun di bawah 2,5 gram/dl. Hipoalbumin

menyebabkan penurunan tekanan osmotik plasma yang memungkinkan transudasi

Page 21: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

9 Universitas Indonesia

cairan dari ekstravaskuler ke ruang interstisial. Penurunan volume ekstravaskuler

menurunkan tekanan perfusi ginjal, mengaktifkan system renin angiotensin

aldosteron yang merangsang reabsorbsi atrium di tubulus distal.

Penurunan volume intravaskuler juga merangsang pelepasan hormon antidiuretik

yang mempertinggi reabsorbsi air dalam duktus kolektivus. Karena tekanan osmotik

plasma berkurang, natrium dan air yang telah diabsorbsi masuk ke ruang interstisial,

memperberat edema. Adanya faktor-faktor lain yang juga memainkan peran pada

pembentukan edema dapat ditunjukkan melalui observasi bahwa beberapa penderita

sindroma nefrotik mempunyai volume intravaskuler yang normal/meningkat dan

kadar renin serta aldosteron plasma normal/ meningkat dan kadar renin serta

aldosteron plasma normal atau menurun Penjelasan secara hipotesis meliputi defek

intrarenal dalam ekskresi natrium dan air atau adanya agen dalam sirkulasi yang

menaikkan permeabilitas dinding kapiler di seluruh tubuh serta dalam ginjal.

Pada status nefrosis hampir semua kadar lemak (kolesterol, trigliserida) dan

lipoprotein serum meningkat. Hipoproteinemia merangsang sintesis protein

menyeluruh dalam hati, termasuk lipoprotein dan katabolisme lemak menurun,

karena penurunan kadar lipoprotein lipase plasma. Sistem enzim utama yang

mengambil lemak dari plasma. Apakah lipoprotein plasma keluar melalui urin belum

jelas (Behrman, 2000). Sindrom nefrotik dapat terjadi disetiap penyakit renal

intrinsic atau sistemik yang mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum

penyakit ini dianggap menyerang anak-anak, namun sindrom nefrotik juga terjadi

pada orang dewasa termasuk lansia. Penyebab mencakup glomerulonefrotis kronik,

diabetes mellitus disertai glomerulosklerosis intrakapiler, amilodosis ginjal, penyakit

lupus eritematosus sistemik dan trombosis vena renal.

2.4 Manifestasi Klinis dan Komplikasi Sindrom Nefrotik

Adapun manifestasi klinis menurut Betz & Sowden (2002) adalah proteinuria, retensi

cairan dan edema yang menambah berat badan, edema periorbital, edema dependen,

pembengkakan genitelia eksterna, edema fasial, asites dan distensi abdomen,

penurunan jumlah urine, hematuria, anorexia, diare, pucat dan gagal tumbuh dan

pelisutan (jangka panjang). Sedangkan menurut Dona L. Wong (2004) adalah

Page 22: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

10 Universitas Indonesia

penambahan berat badan, edema, wajah sembab, pembengkakan abdomen (asites),

kesulitan pernafasan (efusi pleura), pembengkakan labial atau scrota. Menurut

Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol. 2 (2002), manifestasi klinis dari sindrom nefrotik

adalah edema, malese, sakit kepala, iritabilitas dan keletihan.

Komplikasi sindrom nefrotik mencakup infeksi akibat defisiensi respon imun,

tromboembolisme (terutama vena renal), embnoli pulmoner, dan peningkatan

terjadinya aterosklerosis.(Smeltzer, SC, Bare BG, 2002: 1442). Adapun komplikasi

secara umum dari sindrom nefrotik adalah :

Penurunan volume intravaskuler (syok hipovolemik)

Kemampuan koagulasi yang berlebihan (trombosit vena)

Perburukan nafas (berhubungan dengan retensi cairan).

Kerusakan kulit.

Infeksi

Efek samping steroid yang tidak diinginkan.

2.5 Pemeriksaan Penunjang

Penegakan diagnosis sindrom nefrotik tidak ditentukan dengan hanya penampilan

klinis. Diagnosis sindrom nefrotik dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan

penunjang berikut yaitu,

Urinalisis

Volume biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (fase oliguri ) yang terjadi

dalam 24-48 jam setelah ginjal rusak, warna kotor, sedimen kecoklatan

menunjukkan adanya darah, Hb, Monoglobin, Porfirin. Berat jenis kurang

dari 1,020 menunjukkan penyakit ginjal. Contoh glomerulonefritis,

pielonefritis dengan kehilangan kemampuan untuk meningkatkan,

menetap pada 1,010 menunjukkan kerusakan ginjal berat. pH lebih besar

dari 7 ditemukan pada infeksi saluran kencing, nekrosis tubular ginjal dan

Page 23: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

11 Universitas Indonesia

gagal ginjal kronis (GGK). Protein urin meningkat (nilai normal negatif).

Urinalisis adalah tes awal diagnosis sindromk nefrotik. Proteinuria

berkisar 3+ atau 4+ pada pembacaan dipstik, atau melalui tes

semikuantitatif dengan asam sulfosalisilat, 3+ menandakan kandungan

protein urin sebesar 300 mg/dL atau lebih, yang artinya 3g/dL atau lebih

yang masuk dalam nephrotic range.

Pemeriksaan sedimen urin

Pemeriksaan sedimen akan memberikan gambaran oval fat bodies: epitel

sel yang mengandung butir-butir lemak, kadang-kadang dijumpai eritrosit,

leukosit, torak hialin dan torak eritrosit.

Pengukuran protein urin

Pengukuran protein urin dilakukan melalui timed collection atau single

spot collection. Timed collection dilakukan melalui pengumpulan urin 24

jam, mulai dari jam 7 pagi hingga waktu yang sama keesokan harinya.

Pada individu sehat, total protein urin ≤ 150 mg. Adanya proteinuria masif

merupakan kriteria diagnosis.

Single spot collection lebih mudah

dilakukan. Saat rasio protein urin dan kreatinin > 2g/g, ini mengarahkan

pada kadar protein urin per hari sebanyak ≥ 3g.

Albumin serum

kualitatif : ++ sampai ++++

kuantitatif :> 50 mg/kgBB/hari (diperiksa dengan memakai reagen

ESBACH)

Pemeriksaan serologis untuk infeksi dan kelainan imunologis

USG renal

Terdapat tanda-tanda glomerulonefritis kronik.

Biopsi ginjal

Page 24: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

12 Universitas Indonesia

Biopsi ginjal diindikasikan pada anak dengan SN kongenital, onset usia> 8

tahun, resisten steroid, dependen steroid atau frequent relaps, serta terdapat

manifestasi nefritik signifikan.Pada SN dewasa yang tidak diketahui

asalnya, biopsy mungkin diperlukan untuk diagnosis.Penegakan diagnosis

patologi penting dilakukan karena masing-masing tipe memiliki

pengobatan dan prognosis yang berbeda. Penting untuk membedakan

minimal-change disease pada dewasa dengan glomerulosklerosisfokal,

karena minimal-change disease memiliki respon yang lebih baik terhadap

steroid.

Darah:

Hb menurun adanya anemia, Ht menurun pada gagal ginjal, natrium

meningkat tapi biasanya bervariasi, kalium meningkat sehubungan dengan

retensi dengan perpindahan seluler (asidosis) atau pengeluaran jaringan

(hemolisis sel darah nerah). Penurunan pada kadar serum dapat

menunjukkan kehilangan protein dan albumin melalui urin, perpindahan

cairan, penurunan pemasukan dan penurunan sintesis karena kekurangan

asam amino essensial. Kolesterol serum meningkat (umur 5-14 tahun :

kurang dari atau sama dengan 220 mg/dl). Pada pemeriksaan kimia darah

dijumpai Protein total menurun (N: 6,2-8,1 gm/100ml), Albumin menurun

(N:4-5,8 gm/100ml), α1 globulin normal (N: 0,1-0,3 gm/100ml), α2

globulin meninggi (N: 0,4-1 gm/100ml), β globulin normal (N: 0,5-0,9

gm/100ml), γ globulin normal (N: 0,3-1 gm/100ml), rasio

albumin/globulin <1 (N:3/2), komplemen C3 normal/rendah (N: 80-120

mg/100ml), ureum, kreatinin dan klirens kreatinin normal.

2.6 Penatalaksanaan

2.6.1 Penatalaksanaan medis

Adapun penatalaksanaan medis untuk sindroma nefrotik mencakup

komponen berikut ini :

Proteinuria

Page 25: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

13 Universitas Indonesia

ACE inhibitor diindikasikan untuk menurunkan tekanan darah

sistemik dan glomerular serta proteinuria. Obat ini mungkin

memicu hiperkalemia pada pasien dengan insufisiensi ginjal

moderat sampai berat. Restriksi protein tidak lagi

direkomendasikan karena tidak memberikan progres yang baik.

Edema

Diuretik hanya diberikan pada edema yang nyata, dan tidak dapat

diberikan pada Sindrom Nefrotik yang disertai dengan diare,

muntah atau hipovolemia, karena pemberian diuretik dapat

memperburuk gejala tersebut. Pada edema sedang atau edema

persisten, dapat diberikan furosemid dengan dosis 1-3 mg/kg per

hari. Pemberian spironolakton dapat ditambahkan bila pemberian

furosemid telah lebih dari 1 minggu lamanya, dengan dosis 1-2

mg/kg per hari. Bila edema menetap dengan pemberian diuretik,

dapat diberikan kombinasi diuretik dengan infus albumin.

Pemberian infus albumin diikuti dengan pemberian furosemid 1-2

mg/kg intravena. Albumin biasanya diberikan selang sehari untuk

menjamin pergeseran cairan ke dalam vaskuler dan untuk

mencegah kelebihan cairan (overload). Penderita yang mendapat

infus albumin harus dimonitor terhadap gangguan napas dan gagal

jantung.

Dietetik

Jenis diet yang direkomendasikan adalah diet seimbang dengan

protein dan kalori yang adekuat. Kebutuhan protein anak ialah 1,5

– 2 g/kg, namun anak-anak dengan proteinuria persisten yang

seringkali mudah mengalami malnutrisi diberikan protein 2 – 2,25

g/kg per hari. Maksimum 30% kalori berasal dari lemak.

Karbohidrat diberikan dalam bentuk kompleks seperti zat tepung

dan maltodekstrin.

Infeksi

Penderita Sindrom Nefrotik sangat rentan terhadap infeksi, yang

paling sering adalah selulitis dan peritonitis. Hal ini disebabkan

Page 26: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

14 Universitas Indonesia

karena pengeluaran imunoglobulin G, protein faktor B dan D di

urin, disfungsi sel T, dan kondisi hipoproteinemia itu sendiri.

Pemakaian imunosupresif menambah risiko terjadinya infeksi.

Pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya infeksi perlu

dilakukan. Selulitis umumnya disebabkan oleh kuman stafilokokus,

sedang sepsis pada SN sering disebabkan oleh kuman Gram

negatif. Peritonitis primer umumnya disebabkan oleh kuman

Gram-negatif dan Streptococcus pneumoniae sehingga perlu

diterapi dengan penisilin parenteral dikombinasikan dengan

sefalosporin generasi ke-tiga, seperti sefotaksim atau seftriakson

selama 10-14 hari.

Hipertensi

Hipertensi pada Sindrom Nefrotik dapat ditemukan sejak awal

pada 10-15% kasus, atau terjadi sebagai akibat efek samping

steroid. Pengobatan hipertensi pada Sindrom Nefrotik dengan

golongan inhibitor enzim angiotensin konvertase, calcium channel

blockers, atau beta adrenergic blockers.

Hipovolemia

Komplikasi hipovolemia dapat terjadi sebagai akibat pemakaian

diuretik yang tidak terkontrol, terutama pada kasus yang disertai

dengan sepsis, diare, dan muntah. Gejala dan tanda hipovolemia

ialah hipotensi, takikardia, akral dingin dan perfusi buruk,

peningkatan kadar urea dan asam urat dalam plasma. Pada

beberapa anak memberi keluhan nyeri abdomen. Hipovalemia

diterapi dengan pemberian cairan fisiologis dan plasma sebanyak

15-20 ml/kg dengan cepat, atau albumin 1 g/kg berat badan.

Tromboemboli

Risiko untuk mengalami tromboemboli disebabkan oleh karena

keadaan hiperkoagulabilitas. Selain disebabkan oleh penurunan

volume intravaskular, keadaan hiperkoagulabilitas ini dikarenakan

juga oleh peningkatan faktor pembekuan darah antara lain faktor

V, VII, VIII, X serta fibrinogen, dan dikarenakan oleh penurunan

Page 27: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

15 Universitas Indonesia

konsentrasi antitrombin III yang keluar melalui urin. Risiko

terjadinya tromboemboli akan meningkat pada kadar albumin

plasma < 2 g/dL, kadar fibrinogen > 6 g/dL, atau kadar antitrombin

III < 70%. Pada SN dengan risiko tinggi, pencegahan komplikasi

tromboemboli dapat dilakukan dengan pemberian asetosal dosis

rendah dan dipiridamol. Heparin hanya diberikan bila telah terhadi

tromboemboli, dengan dosis 50 U/kg intravena dan dilanjutkan

dengan 100 U/kg tiap 4 jam secara intravena.

Hiperlipidemia

Hiperlipidemia pada Sindrom Nefrotik meliputi peningkatan

kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak. Kolesterol

hampir selalu ditemukan meningkat, namun kadar trigliserida,

fosfolipid tidak selalu meningkat. Peningkatan kadar kolesterol

berbanding terbalik dengan kadar albumin serum dan derajat

proteinuria. Keadaan hiperlipidemia ini disebabkan oleh karena

penurunan tekanan onkotik plasma sebagai akibat dari proteinuria

merangsang hepar untuk melakukan sintesis lipid dan lipoprotein,

di samping itu katabolisme lipid pada Sindrom Nefrotik juga

menurun. Pengaruh hiperlipidemia terhadap morbiditas dan

mortalitas akibat kelainan kardiovaskuler pada anak penderita

Sindrom Nefrotik masih belum jelas. Sedangkan manfaat

pemberian obat-obat penurun lipid seperti kolesteramin, derivat

asam fibrat atau inhibitor HMG-CoA reduktase (statin) masih

diperdebatkan.

2.6.2 Perawatan dan Pencegahan

Pada umumnya perawatan dan pencegahan pada nefrotik sindrom adalah

untuk mengurangi gejala dan mencegah pemburukan fungsi ginjal yaitu

sebagai berikut :

Pengaturan minum : Hal ini dilakukan untuk pengobatan penyakit

dasar dan pengobatan cairan dan elektrolit, yaitu pemberian cairan

intravena sampai diuresis cukup maksimal.

Page 28: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

16 Universitas Indonesia

Pengendalian hipertensi : Tekanan darah harus dikendalikan

dengan obat-obatan golongan tertentu, tekanan darah data

diturunkan tanpa diturunkan fungsi ginjal, misalnya dengan

betabloker, methyldopa, vasodilator, juga mengatur pemasukan

garam.

Pengendalian darah : Peningkatan kalium darah dapat

mengakibatkan kemaitan mendadak, ini dapat dihindari dengan

hati-hati dalam pemberian obat-obatan dan diit buah-buahan,

hiperkalemia dapat diagnosis dengan pemeriksaan EEG dan EKG,

bila hiperkalemia sudah terjadi maka dilakukan pengurangan

intake kalium, pemberian natrium bicarbonate secara intra vena,

pemberian cairan parental (glukosa), dan pemberian insulin.

Penanggulangan anemia : Anemia merupakan keadaan yang sulit

ditanggulangi pada gagal ginjal kronis, usaha pertama dengan

mengatasi faktor defisiensi, untuk anemia normakrom trikositik

dapat diberikan supplemen zat besi oral, tranfusi darah hanya

diberikan pada keadaan mendesak misalnya insufisiensi karena

anemia dan payah jantung.

Penanggulangan Asidosis : Pada umumnya asidosis baru timbul

pada tahap lanjut dari nefrotik sindrom. Sebelum memberikan

pengobatan khusus, faktor lain yang harus diatasi dulu misalnya

rehidrasi. Pemberian asam melalui makanan dan obat-obatan harus

dihindari. Pengobatan natrium bikarbonat dapat diberikan melalui

peroral dan parenteral, pada permulaan diberi 100 mg natrium

bicarbonate, diberikan melalui intravena secara perlahan-lahan.

Tetapi lain dengan dilakukan dengan cara hemodialisis dan dialysis

peritoneal.

Pengobatan dan pencegahan infeksi : Ginjal yang sedemikian rupa

lebih mudah mengalami infeksi, hal ini dapat memperburuk faal

ginjal. Obat-obatan antimikroba diberikan bila ada bakteriuria

Page 29: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

17 Universitas Indonesia

dengan memperhatikan efek nefrotoksik, tindakan katetrisasi harus

sedapat mungkin dihindari karena dapat mempermudah terjadinya

infeksi.

Pengaturan diit dan makanan : Gejala ureum dapat hilang bila

protein dapat dibatasi dengan syarat kebutuhan energi dapat

terpenuhi dengan baik, protein yang diberikan sebaiknya

mengandung asam amino yang esensial, diet yang hanya

mengandung 20 gram protein yang dapat menurunkan nitrogen

darah, kalori diberikan sekitar 30 kal/kgBB dapat dikurangi apabila

didapati obesitas.

2.7 Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Pra Sekolah

Perkembangan anak usia prasekolah masuk pada fase falik (usia 2 sampai 6 tahun)

yaitu genital sebagai pusat perkembangan dan daerah yang sensitif. Anak sudah

mengenal perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan serta anak jadi ingin

tahu perbedaan tersebut. Perilaku memaksa dan penuh semangat, berani berusaha

dan imajinasi yang kuat. Karakteristik yang menonjol adalah egosentris, dimana

mementingkan diri sendiri atau segala sesuatu yang berpusat pada dirinya. Anak

diorientasikan pada kebudayaan untuk mengenali baik atau buruk, benar atau

salah. Hal ini ditanamkan anak melalui kegiatan anak yang menyenangkan.

Ketakutan fisik terhadap kesakitan terjadi pada usia sekolah dimana anak lebih

toleransi terhadap nyeri daripada ia tidak bergerak. Ragu-ragu terhadap

kesembuhannya atau kemungkinan meninggal. Anak dengan penyakit kronis lebih

suka dengan mengidentifilasi prosedur sebagai tekanan (Whaley & Wong, 1999).

2.8 Konsep Asuhan Keperawatan pada Sindrom Nefrotik

Adapun data pengkajian yang diperlukan adalah :

a. Identitas

Page 30: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

18 Universitas Indonesia

Umumnya 90 % dijumpai pada kasus anak. Enam kasus pertahun setiap

100.000 anak terjadi pada usia kurang dari 14 tahun. Rasio laki-laki dan

perempuan yaitu 2 : 1.

b. Riwayat Kesehatan.

1) Keluhan utama.

Badan bengkak, muka sembab dan napsu makan menurun

2) Riwayat penyakit dahulu.

Edema masa neonatus, malaria, riwayat GNA dan GNK, terpapar

bahan kimia.

3) Riwayat penyakit sekarang.

Badan bengkak, muka sembab, muntah, napsu makan menurun,

konstipasi, diare, urine menurun.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Karena kelainan gen autosom resesif. Kelainan ini tidak dapat ditangani

dengan terapi biasa dan bayi biasanya mati pada tahun pertama atau dua

tahun setelah kelahiran.

d. Riwayat kehamilan dan persalinan

Tidak ada hubungan.

e. Riwayat kesehatan lingkungan

Endemik malaria sering terjadi kasus SN.

f. Imunisasi

Tidak ada hubungan.

g. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

Page 31: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

19 Universitas Indonesia

Perkembangan psikososial : anak berada pada fase pre school

(inisiative vs rasa bersalah) yaitu memiliki inisiatif untuk belajar

mencari pengalaman baru. Jika usahanya diomeli atau dicela anak

akan merasa bersalah dan menjadi anak peragu.

Perkembangan kognitif : masuk tahap pre operasional yaitu mulai

mempresentasekan dunia dengan bahasa, bermain dan meniru,

menggunakan alat-alat sederhana.

Perkembangan fisik dan mental : melompat, menari, menggambar

orang dengan kepala, lengan dan badan, segiempat, segitiga,

menghitung jari-jarinya, menyebut hari dalam seminggu, protes

bila dilarang, mengenal empat warna, membedakan besar dan

kecil, meniru aktivitas orang dewasa.

Respon hospitalisasi : sedih, perasaan berduka, gangguan tidur,

kecemasan, keterbatasan dalam bermain, rewel, gelisah, regresi,

perasaan berpisah dari orang tua, teman.

h. Riwayat nutrisi

Status gizinya adalah dihitung dengan rumus (BB terukur dibagi BB

standar) X 100 %, dengan interpretasi : < 60 % (gizi buruk), < 30 % (gizi

sedang) dan > 80 % (gizi baik).

i. Pengkajian persistem.

Sistem pernapasan : Frekuensi pernapasan 15 – 32 X/menit, rata-rata 18

X/menit, efusi pleura karena distensi abdomen

Sistem kardiovaskuler : Nadi 70 – 110 X/mnt, tekanan darah 95/65 –

100/60 mmHg, hipertensi ringan bisa dijumpai.

Sistem persarafan : Dalam batas normal.

Page 32: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

20 Universitas Indonesia

Sistem perkemihan : Urine/24 jam 600-700 ml, hematuri, proteinuria,

oliguri.

Sistem pencernaan : Diare, napsu makan menurun, anoreksia,

hepatomegali, nyeri daerah perut, malnutrisi berat, hernia umbilikalis,

prolaps anii.

Sistem muskuloskeletal : Dalam batas normal.

Sistem integumen : Edema periorbital, ascites.

Sistem endokrin : Dalam batas normal

Sistem reproduksi : Dalam batas normal.

Persepsi orang tua : Kecemasan orang tua terhadap kondisi anaknya

2.9 Komunikasi Teraupetik dengan FCC (Family Centered Care)

Dampak yang ditimbulkan dari hospitalisasi tidak hanya pada anak, tetapi juga

pada orang tua dan saudara-saudaranya. Menurut Melnyk (2000), respon yang

biasa muncul pada anak akibat hospitalisasi antara lain regresi, cemas karena

perpisahan, apatis, takut dan gangguan tidur yang terutama terjadi pada anak usia

kurang dari 7 tahun. Bagi orang tua, dampak dari hospitalisasi pada anak adalah

munculnya reaksi cemas. Takut, cemas dan frustasi merupakan perasaan yang

banyak diungkapkan orangtua. Takut dan cemas dapat berkaitan dengan

keseriusan penyakit dan jenis prosedur medis yang dilakukan. Untuk mengurangi

efek hospitalisasi pada anak dan orangtua, perlu dilakukan pendekatan

keperawatan melalui komunikasi teraupetik kepada keluarga (family centered

care). Filosofi FCC menurut Neal et al, yang dikutip oleh Fatriansari (2012)

adalah kolaborasi antara keluarga, perawat dan staf rumah sakit untuk

menrencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan keperawatan. Filosofi

tersebut merupakan konsep umum yang melandasi pemikiran bahwa keluarga

merupakan konstanta yang tetap sepanjang kehidupan anak.

Page 33: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

21 Universitas Indonesia

BAB III

LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA

3.1 Pengkajian Kasus

An AR berusia 2 tahun dibawa ke rumah sakit pada tanggal 21 Mei 2013 dengan

keluhan bengkak pada wajah sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.

Awalnya anak mengalami bengkak pada wajah kemudian diikuti dengan

pembengkakan pada kaki dan kemudian sedikit buncit pada perut. Kemudian anak

dibawa oleh orang tua ke puskesmas karena disangka alergi dan ditambah dengan

badan anak terasa hangat tetapi tidak dilakukan pengukuran suhu. Dari puskesmas

anak mendapatkan Vitamin. Ternyata tidak mengalami perubahan, bengkak pada

wajah ,kaki dan perut masih ada. Kemudian keluarga membawa anak berobat ke

klinik dan dilakukan pemeriksaan darah dan urin dan keluarga diberitahu bahwa

anak mengalami gangguan pada ginjal. Kemudian klinik merujuk anak ke RSUP

Fatmawati. Anak belum pernah mengalami keluhan yang serupa sebelumnya. An

AR tidak memiliki riwayat alergi makanan, obat ataupun udara. Saat ini hasil

observasi pada anak yaitu bengkak pada seluruh wajah, kaki dan perut sedikit

membuncit. Anak mengeluhkan tidak selera makan.

Anak AR diasuh oleh ayah dan ibu anak. Anak AR adalah anak bungsu dari lima

bersaudara. Anak tinggal di rumah yang terdiri dari 6 anggota keluarga yaitu ayah

anak AR, ibu anak AR, ketiga kaka laki-laki anak AR. Ayah AR berprofesi

sebagai karyawan swasta. Sebelumnya anak tidak pernah mengalami penyakit

yang sama di masa lampau. Ayah dan Ibu anak AR tidak memiliki riwayat

penyakit apa pun dan tidak ada riwayat penyakit ginjal di dalam keluarga.

Keluarga mengatakan tidak ada keluhan penyakit serupa di keluarga, hipertensi

tidak ada , asma tidak ada , jantung tidak ada , dan DM juga tidak ada.

Sebelumnya keluarga belum pernah menderita penyakit yang serupa mulai dari

kakek nenek dari anak. Keempat kakak laki-laki anak sangat dekat dengan Anak

AR. Anak AR selalu bermain dengan ketiga kakaknya dan juga dengan orang

tuanya. Ibu mengatakan anak AR termasuk anak yang mudah bergaul dengan

orang lain. Anak AR memiliki banyak teman. Anak AR sering bermain bersama

Page 34: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

22 Universitas Indonesia

dengan teman-temannya seperti bermain lari-larian. Pembawaan anak secara

umum sangat kooperatif dan ceria.

Anak AR terlihat pembengkakan pada daerah wajah dan mata. Ibu anak AR

mengatakan bahwa tidak ada keluhan mual dan muntah tetapi nafsu makan anak

menurun tajam. Jumlah urin anak juga berkurang berwarna kuning sebelum

masuk rumah sakit. Anak tidak pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya.

Hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat pembengkakan pada wajah, mata

dan perut yang sedikit membuncit pada anak. Ibu anak mengatakan imunisasi

sudah lengkap. Ibu anak mengatakan saat hamil anak AR tidak mengalami

keluhan di luar kebiasaan dan persalinan juga spontan serta tidak terdapat kelainan

apa pun pada anak saat baru lahir.

Anak AR menyukai daging ayam dan buah-buahan khususnya jeruk. Ibu anak

mengatakan bahwa anak sudah mengkonsumsi ASI, susu formula, dan bubur serta

makanan biasa lainnya. Anak biasanya makan sesuai selera dan nafsu makannya

baik. Anak biasanya buang air kecil 3-4 kali/hari dan buang air besar 1 kali dalam

sehari. Anak memiliki selera makan yang baik sebelum dirawat di rumah sakit.

Anak biasanya makan menggunakan sendok dan piring. Selama dirawat nafsu

makan anak sangat menurun dimana anak hanya menghabiskan 3 sendok

makanan dari apa yang disediakan oleh gizi rumah sakit.

Hasil pengkajian fisik pada anak AR adalah kesadaran compos mentis, tekanan

darah 130/100 mmHg, nadi 88x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 36,5 C.

Pemeriksaan observasi pada kepala normal, pada mata terdapat edema palpebra,

tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada gigi berlubang, tidak ada nyeri menelan,

tidak ada pengeluaran cairan melalui telinga, tidak ada kaku kuduk, dada kiri

kanan simetris,tidak ada retraksi dinding dada, suara nafas vesikuler, rhonkhi

tidak ada, abdomen supel, terdapat shiffting dullnes, bunyi jantung 1 dan 2, akral

hangatm capilary refill time kurang dari 3 detik, berat badan masuk adalah 13 kg

dan setelah diberikan lasix menjadi 12 kg, lingkar lengan atas 17 cm, lingkar

kepala 47 cm. Anak berada dalam IMT yang normal. Hasil pemeriksaan

laboratorium Anak AR pada tanggal 20 Mei 2013 pada pemeriksaan urin didapat

protein dalam urin sebanyak 3+, bilirubin trace, ada darah dalam urin 2+, eritrosit

Page 35: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

23 Universitas Indonesia

bernilai 10-15. Pada pemeriksaan darah lengkap didapat hasil Eosinofil 4, Netrofil

41 dan Limfosit 51. Pada pemeriksaan kimia klinik fungsi hati didapat Protein

Total 4.30, Albumin 2.10, Globulin 2.20.

Keluarga mengatakan sangat khawatir dengan keadaan anak karena anak tidak

pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya. Keluarga merasa takut jika

penyakit anak mempengaruhi kesehatan anak ke depannya. Keluarga mengatakan

tidak tahu tentang sindrom nefrotik termasuk definisi, penyebab, faktor risiko,

tanda dan gejala, penanganan dan pencegahan. Keluarga ingin mengetahui

informasi mengenai penyakit yang dialami oleh anak N. Keluarga mengatakan

awalnya mengira anak bertambah gemuk dan tidak tau penyakit ini sebelumnya.

Keluarga sangat berharap penyakit anak segera dapat disembuhkan dan anak

segera pulang ke rumah karena tidak menyukai suasana rumah sakit.

3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang ditegakkan melalui pengkajian di atas adalah

kelebihan volume cairan, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, resiko

tinggi infeksi dan kurang pengetahuan kondisi sindrom Nefrotik, prognosis dan

kebutuhan pengobatan pada keluarga.

3.3 Rencana Keperawatan

Rencana tindakan keperawatan disusun untuk digunakan sebagai pedoman dalam

menyelesaikan masalah keperawatan dari prioritas hingga diagnosa beresiko.

Rencana tindakan mandiri keperawatan yang dilakukan untuk diagnosa kelebihan

volume cairan yaitu pantau pemasukan/pengeluaran, hitung keseimbanagn cairan,

catat kehilangan kasat mata, timbang berat badan sesuai indikasi, evaluasi tugor

kulit, kelembapan membrane muklosa, adanya edema dependen / umum, pantau

tanda vital (tekanan darah, nandi, frekuensi pernafasan), auskultasi bunyi nafas,

catat adanya krekels, kaji ulang kebutuhan cairan, buat jadwal 24 jam dan rute

yang digunakan, pastikan minuman / makanan yang disukai pasien, hilangkan

tanda bahaya dan ketahui dari lingkunagn, anjurkan pasien untuk minum dan

makan dengan perlahan sesuai indikasi. Adapun kriteria hasilnya adalah klien

Page 36: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

24 Universitas Indonesia

menunjukkan pemasukan dan pengeluaran mendekati seimbang, turgor kulit baik,

membran mukosa lembab, berat badan dan tanda vital stabil, elektrolit dalam

batas normal.

Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah resiko

infeksi adalah cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, monitor

tanda-tanda vital, monitor nilai lab yang mengindikasikan adanya infeksi: nilai

leukosit, sedimen urin, hasil kultur, monitor tanda-tanda infeksi: demam, gunakan

tehnik aseptik dalam melakukan tindakan kepada klien seperti pemasangan infus,

observasi daerah iv line dan ganti iv line setiap 3 hari sekali, berikan pendidikan

kesehatan kepada keluarga, anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang

bergizi. Adapun kriteria hasil yang diharapkan adalah tidak terjadi peningkatan

risiko terserang organisme patogenik dalam waktu 3x24 jam, TTV dalam batas

normal (tekanan darah sistolik 80-110 mmHg, HR 70-120 x/mnt, RR 18-30

x/mnt), Leukosit dalam batas normal (5-14,5 ribu/ul) dan tidak terdapat tanda-

tanda infeksi.

Diagnosa risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dilakukan

penyusunan rencana keperawatan yaitu monitor dan catat jumlah kalori yang

masuk, monitor berat badan tiap hari, kaji ulang keluhan dan masalah penyebab

kurang nutrisi: mual, muntah, berikan makanan lunak seperti bubur, berikan

makanan sedikit tapi sering, jelaskan kepada pasien alasan menghabiskan

makanan dan dampaknya. Motivasi pasien untuk mnghabiskan makanan. Adapun

kriteria hasil yang diharapkan dari rencana tindakan keperawatan yang sudah

disusun adalah asupan nutrisi cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh

dalam waktu 3x24 jam dimana keluarga mengatakan nafsu makan anak

baik/meningkat, keluarga mengatakan anak tidak muntah, anak mengatakan tidak

merasakan mual, anak mengatakan merasakan nyeri di ulu hati

berkurang/menghilang, mukosa lembap, konjungtiva normal, BB ideal dan Hb

normal.

Rencana tindakan keperawatan untuk diagnosa kurang pengetahuan kondisi,

prognosis dan kebutuhan pengobatan pada keluarga adalah kaji tingkat

pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya, berikan penjelasan pada

Page 37: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

25 Universitas Indonesia

klien tentang penyakitnya yaitu defenisi sindrom nefrotik, penyebab sindrom

nefrotik, gejala sindrom nefrotik, akibat dari penyakit dan kondisinya sekarang,

anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya, minta klien

dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan, libatkan

keluarga selalu dalam segala tindakan yang dilakukan. Serta akan dilakukan

aplikasi tesis dengan menerapkan komunikasi teraupetik dengan pendekatan FCC

( Family Care Center) untuk mengurangi efek hospitalisasi pada anak. Adapun

kriteria hasil yang diharapkan adalah perawat selalu melakukan prosedur yang

diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan pada keluarga, keluarga

dapat menyebutkan kembali pengertian dari sindrom nefrotik, kelaurga dapat

menyebutkan penyebab dan gejalakeluarga memulai perubahan gaya hidup yang

diperlukan serta menerapkan pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat,

dan keluarga ikut serta dalam regimen perawatan yang dilakukan di ruang

perawatan Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati.

3.4 Implementasi dan Evaluasi Tindakan Keperawatan

Pada diagnosa keperawatan kekurangan volume cairan telah dilakukan intervensi

keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun selama 2 x 12

jam yaitu melakukan pengukuran TTV secara berkala, melakukan pencatatan

intake dan output secara akurat, mengkaji dan mencatat tekanan darah,

pembesaran abdomen, dan urin, mengkaji BB setiap hari dengan timbangan

dengan skala yang sama, memonitoring cairan yang masuk ke tubuh pasien,

kolaborasi diet protein 1-2 gr/kg BB/hari serta kolaborasi pemberian diuretik dan

diadaptkan hasil terjadi penurunan BB pada anak dan tidak terjadi penambahan

edema. Sehingga dapat disebutkan bahwa kelebihan volume cairan teratasi

sebagian.

Pada diagnosa keperawatan resiko infeksi telah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 x 8 jam yaitu melindungi anak dari orang-orang yang terkena infeksi

melalui pembatasan pengunjung, mencuci tangan sebelum dan sesudah

melakukan tindakan, mengajarkan keluarga untuk mencuci tangan sebelum

memberikan makanan dan menyentuh anak, melakukan penyuntikan obat

(invasif) dengan aseptik, melakukan perawatan pada pemasangan stopper,

Page 38: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

26 Universitas Indonesia

melakukan observasi infeksi pada tempat pemasangan stopper. Dan didaptkan

hasil tidak terdapat tanda-tand infeksi yang bertambah, nilai leukosit anak normal

dan orangtua selalu mencuci tangan sebelum menyentuh anak.

Pada diagnosa keperawatan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh telah

dilakukan tindakan keperawatan 4x8 jam yaitu Lakukan pengkajian terhadap

nafsu makan pasien memotivasi pasien agar mau makan, membantu memberi

makan dalam keadaan hangat untuk meningkatkan nafsu makan, menganjurkan

keluarga memberi anaknya makan dengan porsi sedikit tapi sering, menerapkan

diit rendah garam, berkolaborasi dengan Ahli Gizi dalam pemberian diit, mencatat

jumlah makanan yang dimakan oleh pasien per 8 jam. Sehingga didapatkan

evaluasi dari tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu terjadi peningkatan nafsu

makan pada anak, BB tidak dapat dijadikan sebagai indikator karena anak sedang

mengalami edema.

Diagnosa keperawatan kurang pengetahuan kondisi, prognosis dan kebutuhan

pengobatan pada keluarga telah dilakukan intervensi keperawatan yaitu mengkaji

ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang, mengaplikasikan tesis :

komunikasi teraupetik untuk mengurangi kecemasan anak dan keluarga akan efek

hospitalisasi pada anak, memberikan evaluasi tentang: sumber infeksi, tindakan

untuk mencegah penyebaran, jelaskan pemberian antibiotik, pemeriksaan

diagnostik: tujuan, gambaran singkat, persiapan yang dibutuhkan sebelum

pemeriksaan, perawatan sebelum dan sesudah pemeriksaan, memastikan pasien

atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk perawatan lanjut dan instruksi

tertulis untuk perawatan sesudah pemeriksaan, menginstruksikan pasien untuk

menggunakan obat yang diberikan, memberikan kesempatan pada pasien untuk

mengekspresikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan. Setelah

dilakukan tindakan keperawatan tersebut selama 3 x 8 jam didapatkan hasil bahwa

keluarga mengalami peningkatan pengetahuan dimana dapat menyebutkan

kembali pengertian dari sindrom nefrotik, penyebab serta gejala dan berjanji akan

mengaplikasikan pendidikan kesehatan yang sudah dijelaskan oleh perawat.

Page 39: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

27 Universitas Indonesia

BAB IV

ANALISIS SITUASI

4.1 Profil Lahan Praktik

Dalam perjalanan sejarah, Rumah Sakit Fatmawati tahun 1984 ditetapkan

sebagai Pusat Rujukan Jakarta Selatan dan tahun 1994 ditetapkan sebagai Rumah

Sakit Umum Kelas B Pendidikan. RSUP Fatmawati memiliki tujuan sebagai

berikut yaitu terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan paripurna yang

memenuhi kaidah keselamatan pasien (Patient Safety), terwujudnya pelayanan

rumah sakit yang bermutu tinggi dengan tarif yang terjangkau bagi seluruh lapisan

masyarakat, mewujudkan pengembangan berkesinambungan dan akuntabilitas

bagi pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian, terwujudnya SDM (Sumber

Daya Manusia) yang profesional dan berorientasi kepada pelayanan pelanggan

dan terwujudnya kesejahteraan yang adil dan merata bagi seluruh sumber daya

manusia rumah sakit. RSUP Fatmawati memiliki banyak ruangan sesuai dengan

jenis dan kebutuhan penyakit. Ruang rawat anak lantai III Selatan merupakan

salah satu ruang rawat anak di RSUP Fatmawati yang terdiri atas ruang rawat inap

kelas III dan ruang rawat anak onkologi dan hematologi. Lantai III Selatan

merupakan ruang anak yang memiliki kapasitas kamar untuk kelas III sebanyak 4

kamr, 2 kamar onkologi dan hematologi, 2 kamar isolasi, dan satu ruangan high

care unit (HCU). Kapasitas tempat tidur yang ada di ruang III selatan, yaitu 37

tempat tidur.

4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan konsep terkait KKMP dan

Konsep Kasus Terkait

Masyarakat yang mengalami gagal ginjal saat ini semakin meningkat seiring

berubahnya pola hidup masyarakat di kota besar yang kurang banyak

mengkonsumsi makanan berserat. Hal ini dibuktikan semakin banyaknya pasien

yang melakukan cuci darah di beberapa rumah sakit umum dan swasta. Penyebab

gagal ginjal dapat dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah sindrom

nefrotik. Jumlah 1 penderita di antara 100.000 orang bertambah setiap tahunnya.

Meskipun kebanyakan dari etiologi sindrom nefrotik yang dialami oleh

Page 40: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

28 Universitas Indonesia

masyarakat adalah idiopatik, seringsekali masyarakat terlambat memberi

pertolongan pada anak dengan sindrom nefrotik akrena minimnya informasi.

Padahal sindrom nefrotik yang tidak segera ditangai dapat berakibat menjadi

gagal ginjal kronik.

Kondisi lingkungan perkotaaan yang kumuh dan kebanyakan berada dalam garis

kemiskinan turut mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap

penanggulangan segera sebuah penyakit. Banyaknya masyarakat pendatang dari

pedesaan dan tinggal di perkotaan mengakibatkan banyaknya masyarakat yang

kurang informasi tentang penyakit sindrom nefrotik. Ditambah dengan kondisi

perekonomian yang kurang memadai menyebabkan sindrom nefrotik sering

terlambat untuk ditangani dan sering dibiarkan begitu saja. Penyebaran informasi

yang merata kepada setiap lapisan masyarakat akan meningkatkan pengetahuan

akan penyakit Sindrom Nefrotik sehingga penanggulangan cepat dan segera dapat

dilakukan.

4.3 Analisis Salah Satu Iintervensi dengan Konsep Tesis Terkait

Adapun tesis yang diaplikasikan dalam karya ilmiah akhir berikut adalah h

ubungan komunikasi teraupetik perawat anak dan tingkat kepuasan keluarga yang

anaknya menjalani hospitalisasi di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat oleh Asih

Fatriansari. Hospitalisasi dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada setiap

tahapan tumbuh kembang anak. Theofanidis (2006) menyatakan bahwa kondisi

anak yang memburuk harus menjalani hospitalisasi dalam waktu lama, sehingga

berdampak pada perkembangan anak. Dibutuhkan peran keluarga, sebagai bagian

integral yang tak terpisahkan dengan anak dalam mengurangi dampak

hospitalisasi. Keluarga sebagai pusat pelayanan dalma pendekatan keperawatan

anak akan emmbantu proses pelayanan keperawatan selama hospitalisasi sehingga

perlu dilibatkan secara aktif. Ball dan Bindler (2003) menjelaskan bahwa keluarga

perlu diberikan infromasi terkait dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan

proses hospitalisasi, sehingag keluarga dapat memahami bahwa hospitalisasi

dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada anak sesuai dengan tahapan tumbuh

kembangnya. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang paling sering berinteraksi

dengan klien anak dan keluarga harus dapat menempatkan keluarga sebagai

Page 41: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

29 Universitas Indonesia

bagian integral dari setiap asuhan keperawatan yang diberikan. Hal ini sesuai

dengan pendekatan perawatan anak yang berfokus pada keluarga atau family

centered care. Keterlibatan keluarga dalam proses perawatan anak selama sakit

akan membantu meningkatkan kepuasan keluarga terhadap pelayanan asuhan

keperawatan sekaligus memandirikan keluarga dalam perawatan anak selanjutnya.

Salah satu upaya meningkatkan kepuasan klien anak dan keluarga adalah dengan

penerapan komunikasi terapeutik perawat selama masa hospitalisasi klien anak di

rumah sakit. Pada profesi keperawatan menurut Marlindawani (2007), komunikasi

menjadi sangat bermakna karena merupakan metoda utama dalam

mengimplementasikan proses keperawatan.

Adapun teknik teknik yang dipakai dalam FCC adalah menghormati setiap anak

dan keluarganya, menghargai perbedaan budaya, agama, suku dan latar belakang

keluarga, memperkuat kelebihan yang ada pada anak dan keluarga, mendukung

dan memfasilitasi pilihan anak, memberikan kesempatan pada keluarga dan anak

untuk memilih fasilitas kesehatan yang sesuai untuk mereka, menjamin pelayanan

kesehatan yang diperoleh anak sesuai dengan kebutuhan, memonitor pelayanan

keperawatan yang diberikan, berbagi informasi secara jujur dengan keluarga, serta

menjamin dan memberikan dukungan formal dan informal untuk anak dan

keluarga. Semua teknik tersebut telah dikerjakan dan dapat dilihat bahwa keluarga

dan anak memiliki hubungan yang baik dengan perawat dibuktikan dengan

keterbukaan anak dan kelaurga dalam berbagi perasaan serta kepercayaan yang

diberikan keluarga pada perawat.

4.4 Alternatif Pemecahan yang dapat dilakukan

Keterbatasan penyebaran informasi tentang suatu penyakit dapat mempengaruhi

kecepatan dalam memberikan pertolongan. Informasi yang masih sangat minim

yang didapat oleh masyarakat menjadi salah satu penghalang bagi anak untuk

mendapat pengobatan segera. Untuk itu perlu diberikan informasi melalui

pemberian pendidikan kesehatan agar masalah tidak terulang kembali dan

semakin banyak masyarakat yang dapat melakukan tindakan segera jika

mendapati kondisi anak seperti Sindrom Nefrotik. Adapun alternatif pemecahan

yang dapat dilakukan oleh penulis adalah perencanaan pembuatan leaflet tentang

Page 42: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

30 Universitas Indonesia

sindrom nefrotik. Leaflet tersebut akan dijelaskan kepada setiap keluarga dengan

anak Sindrom Nefrotik, sehingga jika gejala yang sama berulang kembali dapat

segera ditangani. Informasi yang tepat, benar dan mudah dipahami menjadi faktor

yang sangat mempengaruhi akan kualitas pemberian pengobatan dan perawatan

segera oleh keluarga anak.

Dengan informasi yang cukup dan mudah dimengerti akan sangat membantu

perawat dalam proses keperawatan dengan melibatkan keluarga. Anak yang

datang dengan Sindrom Nefrotik sesampai di ruang perawatan langsung dikaji

oleh perawat ruangan kemudian setelah diagnosa ditegakkan, perawat ruangan

menggunakan leaflet yang sudah disediakan untuk memberikan penjelasan singkat

berupa pendidikan kesehatan. Diharapkan dengan pemberian informasi yang

tepat, keluarga dapat mengenali tanda-tanda dari sindrom nefrotik yang harus

segera ditangani. Dan diharapkan juga keluarga dapat berbagi informasi dengan

masyarakat lainnya setelah keluar dari ruang perawatan.

Page 43: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

31 Universitas Indonesia

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini dibahas tentang kesimpulan dari asuhan keperawatan yang telah

dilakukan dan saran yang diberikan oleh penulis untuk asuhan keperawatan kasus

yang sama untuk berikutnya.

5.1 Kesimpulan

nefrotik, adalah salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada anak.

Sindrom Nefrotik merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari

proteinuria masif, hipoalbuminemia, hiperkolesteronemia serta edema. Yang

dimaksud proteinuria masif adalah apabila didapatkan proteinuria sebesar 50-100

mg/kg berat badan/hari atau lebih. Albumin dalam darah biasanya menurun

hingga kurang dari 2,5 gram/dl. Selain gejala-gejala klinis di atas, kadang-kadang

dijumpai pula hipertensi, hematuri, bahkan kadang-kadang azotemia. Sindrom

Nefrotik dapat terjadi pada semua usia, dengan perbandingan pria dan wanita 1:1

pada orang dewasa. Sindrom Nefrotik terbagi menjadi Sindrom Nefrotik primer

yang tidak diketahui kausanya dan Sindrom Nefrotik sekunder yang dapat

disebabkan oleh infeksi, penyakit sistemik, metabolik, obat-obatan, dan lain-lain.

Proteinuria masif merupakan tanda khas SN, tetapi pada SN yang berat yang

disertai kadar albumin serum rendah ekskresi protein dalam urin juga berkurang.

Proteinuria juga berkontribusi terhadap berbagai komplikasi yang terjadi pada

SN.Hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan lipiduria, gangguan keseimbangan

nitrogen, hiperkoagulabilitas, gangguan metabolisme kalsium dan tulang, serta

hormon tiroid sering dijumpai pada SN.Umumnya pada SN fungsi ginjal normal

kecuali pada sebagian kasus yang berkembang menjadi penyakit ginjal tahap

akhir. Sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh idiopatik, glomerulonefritis primer

dan sekunder akibat infeksi, keganasan, penyakit jaringan penghubung

(connective tissue disease), obat atau toksin, dan akibat penyakit sistemik. Jumlah

anak penderita Sindrom Nefrotik setiap tahunnya bertambah di beberapa negara.

Angka kejadian Sindrom Nefrotik di Amerika dan Inggris berkisar antara 2-7 per

100.000 anak berusia di bawah 18 tahun per tahun, sedangkan di Indonesia

Page 44: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

32 Universitas Indonesia

dilaporkan 6 anak per 100.000 dan diketahui terjadi paling banyak pada anak

antara umur 3 – 4 tahun dengan perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2 : 1.

Keterlibatan keluarga dalam proses perawatan anak selama sakit akan membantu

meningkatkan kepuasan keluarga terhadap pelayanan asuhan keperawatan

sekaligus memandirikan keluarga dalam perawatan anak selanjutnya. Salah satu

upaya meningkatkan kepuasan klien anak dan keluarga adalah dengan penerapan

komunikasi terapeutik perawat selama masa hospitalisasi klien anak di rumah

sakit. Hal ini sesuai dengan pendekatan perawatan anak yang berfokus pada

keluarga atau Family Centered Care (FCC).Keterlibatan keluarga dalam masa

perawatan akan mempercepat proses penyembuhan Sindrom Nefrotik pada anak.

5.2 Saran

Penulis mengharapkan karya ilmiah ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan

pertimbangan dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan pada sindrom nefrotik

pada anak lain. Untuk peneliti berikutnya, penulis menyarankan agar dapat lebih

menggali mengenai faktor resiko dan pencegahan terhadap pertambahan jumlah

penderita anak dengan sindrom nefrotik.

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan oleh penulis, maka penulis

memberikan beberapa saran sehingga asuhan keperawatan ini dapat dijadikan

acuan untuk perkembangan keilmuan. Adapun saran yang diajukan oleh penulis

adalah :

5.2.1 Pelayanan Keperawatan

Hasil karya ilmiah akhir ini dapat digunakan sebagai acuan oleh perawat

untuk menambah tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada anak

dengan Sindrom Nefrotik. Serta untuk meningkatkan pengetahuan perawat

tentang Sindrom Nefrotik pada anak. Untuk pelayanan rumah sakit, bisa

digunakan sebagai pembanding untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan

pada anak denganSindrom Nefrotik.

5.2.2 Institusi Pendidikan

Page 45: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

33 Universitas Indonesia

Hasil karya ilmiah akhir ini bisa digunakan sebagai acuan dalam

mempersiapkan mahasiswa keperawatan sebelum memasuki dunia pelayanan

keperawatan di masyarakat. Dimana hasil karya ilmiah akhir ini menjadi tolak

ukur bagi mahasiswa sebelum mempraktikkan asuhan keperawatan pada anak

dengan Sindrom Nefrotik

5.2.3 Peneliti Selanjutnya

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi karya

ilmiah akhir selanjutnya yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada

anak dengan Sindrom Nefrotik dan aplikasi FCC,

b. Penelitian selanjutnya dapat memperdalam asuhan keperawatan pada anak

dengan Sindrom Nefrotik dengan menambahkan aplikasi tesis lainnya

untuk meningkatkan kenyamanan anak dengan hospitalisasi.

Page 46: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

34 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2007). Family centered care. http://www.familycenteredcare.org.

Diambil 15 Mei 2012

Ball, W.J. & Bindler, C., R (2003). Pediatric nursing caring for children. New

Jersey: Pearson.

Fatriansah, A (2012). Hubungan komunikasi terapeutik perawat anak dan tingkat

kepuasan keluarga yang anaknya menjalani hospitalisasi di rsud al-ihsan

provinsi jawa barat. Tidak dipublikasikan. Fakultas Ilmu Keperawtan

Universitas Indonesia

Berhman & Kliegman (1987), Essentials of Pediatrics, W. B Saunders,

Philadelphia.

Behrman, N (2000): Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. EGC.

Betz, Cecily Lynn, dkk. 2009. Buku saku keperawatan pediatric. Ed 5. Jakarta:

EGC.

Brunner & Suddarth. 2003. Medical Surgical Nursing (Perawatan Medikal

Bedah), alih bahasa: Monica Ester. Jakarta : EGC.

Carpenito, L.J. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Carpenito – Moyet, L.J. (2008). Nursing Diagnosis: Application to Clinical

Practice. 12th

ed. Philadelphia: J.B. Lippincott Company

Corwin, E. (2009). Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC

Doengoes, Marilyinn E, Mary Frances Moorhouse. 2000. Nursing Care Plan:

Guidelines for Planning and Documenting Patient Care (Rencana Asuhan

Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian

Perawatan Pasien), alih bahasa: I Made Kariasa. Jakarta: EGC.

Donna L, Wong. 1998 . Pedoman Klinis Keperawatan Anak, alih bahasa: Monica

Ester. Jakarta: EGC.

Donna L, Wong. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Anak, alih bahasa: Monica

Ester. Jakarta: EGC.

Eric P.Cohen, MD. Nephrotic Syndrome. [Online].[Cited On 25 Agustus 2009].

Available From URL :

http://emedicine.medscape.com/article/244631-overview

Hazinski MF: Handbook of pediatric critical care, Philadelphia, 1999, WB

Saunders.

Page 47: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

35 Universitas Indonesia

International Study of Kidney Disease in Children, 1978. Nephrotic syndrome in

children. Prediction of histopathology from clinical and laboratory

chracteristics at time of diagnosis. Kidney Int 13 : 159.

Kozier, B.,(2005). Fundamental Nursing, concepts, process and practice.

USA:Philadelpia

Lin CY, Hsu HC, Hung HY. Nephrotic syndrome associated with varicella

infection. Pediatrics .PMID: 3873641 (PubMed – indexed for

URL:http//www MEDLINE). Akses: on September 8, 2009

Marlindawani (2007). Komunikasi dalam kperawatan. USU Digital Library.

http://www.yahoo.com. Diambil 15 Mei 2012

Muhammad Sjaifullah Noer, Ninik Soemyarso. Sindrom Nefrotik. [Online].

[Cited On 2006]. Available from URL:

http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktor

=pdt&file 0&pdf=&html=07110-ebtq258.htm

Price A & Wilson L. 1995. Pathofisiology Clinical Concept of Disease Process

(Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit), alih bahasa: Dr.

Peter Anugrah. Jakarta: EGC

Theofanidis. (2006). Chronic illness in childhood: psychosocial adaptation and

nursing support for the child and family. Issue 2 Health Science

Journal. http://www.hsj.gr/volume1/issue2/issue02 rev01.pdf.

Dalam fatriansari (2012) :Hubungan komunikasi teraupetik perawat

anak dan tingkat kepuasan keluarga yang anaknya menjalani

hospitalisasi di rsud al-ihsan provinsi jawa barat

Wila Wirya IGN, 1992. Penelitian beberapa aspek klinis dan patologi anatomis

sindrom nefrotik primer pada anak di Jakarta. Disertasi. Jakarta :

Universitas Indonesia, 14 Oktober.

Www. http://medicastore.com/penyakit/719/Sindroma_Nefrotik.html

Www.http://kompas.com/penyakit/Sindrom Nefrotik

Page 48: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Kurang Informasi

SINDROM NEFROTIK

Penyebab

Primer

Idiopatik Genetik

Sekunder

Malaria

Kuartana

Penyakit

Kolagen

Glomerulonefritis

akut/kronik Amoilodosis

Gangguan Glomerulus

Lapisan Kapsula

Bowman

Lapisan

Basal

Lapisan Kapiler

Glomerulus

Terdapat glikoprotein yang bermuatan

(-) dan berfungsi untuk menahan

albumin menembus glomerulus karena

albumin bermuatan (-)

Hipoalbuminemia dan proteinuria masif

Turunnya tekanan onkotik

plasma (tekanan osmotic

yang ditimbulkan olehn

koloid protein plasma.

Cairan intravaskuler pindah

ke cairan intraseluler.

Edema

Terjadi

Hipovolemi

Aliran darah ke

ginjal menurun

Tubuh melakukan

kompensasi

Pelepasan Renin

Angiotensi Aldosteron

Vasokontriksi

Pembuluh darah Arteriosklerosis Ateriosklerosis

ADH meningkat

Penambahan BB Peningkatan

kolesterol

Hiperlipidemia

karena hilangnya

α-glikoprotein

sebagai

perangsang enzim

lipase sehingga

penurunan

aktivitas

degredasi lemak.

Retensi Na

& H2O

Penurunan

pengeluaran

urin

Manifestasi klinis

(Brunner &

Suddarth Edisi 8

Vol. 2 (2002) )

Edema, Malese,

Sakit Kepala,

Iritabilitas,

Keletihan

Komplikasi SN:

Syok

hipovolemik,

trombosit

vena,gagal

nafas,kerusakan

kulit,infeksi

Pemeriksaan

Penunjang :

Urinalisis,

sedimen urin,

protein urin,

albumin

serum, biopsi

ginjal, USG

renal

Pengobatan dan

Pencegahan :

Pengaturan

minum,

pengendalian

hipertensi,

pengendalian

darah,

penanggulangan

asidosis,

penanggulangan

dan pencegahan

infeksi,

pengaturan diit

dan makanan.

Kelebihan volume cairan

Kurang pengetahuan kondisi, prognosis dan

kebutuhan pengobatan pada keluarga.

Resiko Infeksi

Page 49: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Lampiran II

PENGKAJIAN

A. Identitas/Data Klien

Nama : AR

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 2 tahun

Tanggal lahir : 17/05/2011

Alamat : Jalan Masjid Al Akyar 40102, Gandul Limo

Suku : Jawa

Pekerjaan ayah/ibu : Karyawan swasta/Ibu Rumah Tangga

Masuk RS : 21 Mei 2013

B. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama.

Badan bengkak, muka sembab dan napsu makan menurun. Tidak ada keluhan muntah dan

mual. Nafsu makan berkurang. BAB 1 kali 1 hari, tetapi jumlah urin hanya sedikit berwarna

kuning sebelum masuk rumah sakit.

2.) Riwayat penyakit dahulu.

Batuk pilek, demam, malaria (-), anak belum pernah mengalami gejala yang sama

sebelumnya.

3) Riwayat penyakit sekarang.

Badan bengkak, muka sembab, napsu makan menurun.

4) Riwayat Imunisasi

Anak sudah mendapatkan imunisasi yaitu Hepatitis 0,Hepatitis 1, Hepatitis 2, Hepatitis 3,

BCG, Polio, DPT 1, DPT 2, Campak.

5) Riwayat kehamilan

Prenatal

Ibu anak rutin memeriksakan kandungan saat hamil setiap bulan dan selama hamil tidak

didapatkan keluhan.

Intranatal

Anak lahir spontan dan ditolong oleh bidan dimana berat badan lahir normal (2700 gr). Anak

langsung menangis dan tidak terdapat kelainan apa pun pada anak.

Postnatal

Anak diberikan ASI ekslusif hingga berumur 6 bulan dan setelah itu ditambah dengan

pemberian susu formula dan makanan pendamping ASI. Anak masih minum ASI hingga saat

ini.

6) Riwayat Keluarga

Anak merupakan anak ke lima (5) dan lima bersaudara. Keluarga mengatakan tidak ada

keluhan penyakit serupa di keluarga, hipertensi tidak ada , asma tidak ada , jantung tidak ada ,

dan DM juga tidak ada. Sebelumnya keluarga belum pernah menderita penyakit yang serupa

mulai dari kakek nenek dari anak.

7) Riwayat Sosial

Yang mengasuh: ayah dan ibu kandung anak AR

Hubungan dengan anggota keluarga: anak AR sebagai anak bungsu sangat dekat dengan

ke 4 saudaranya. Ibu mengatakan anak selalu bermain dengan saudara – saudaranya.

Hubungan dengan teman sebaya: ibu mengatakan anak AR termasuk anak yang mudah

bergaul dengan orang lain. Anak AR memiliki banyak teman. Anak AR sering bermain

bersama dengan teman-temannya seperti bermain lari-larian

Pembawaan secara umum: anak AR tampak ramah dan kooperatif.

8) Kebutuhan Dasar

Makanan yang disukai/tidak disukai: anak menyukai daging ayam dan buah buahan

khususnya jeruk.

Ibu anak mengatakan bahwa anak sudah mengkonsumsi ASI, susu formula, dan bubur

serta makanan biasa lainnya. Anak biasanya makan sesuai selera dan nafsu makannya

baik. Anak biasanya buang air kecil 3-4 kali/hari dan buang air besar 1 kali dalam sehari.

Selera: anak AR memiliki nafsu makan yang bagus, hanya saja setelah anak dirawat di

rumah sakit, anak mengalami penurunan nafsu makan.

Page 50: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Alat makan yang dipakai: piring dan sendok

Pola makan/jam: anak makan 3 kali sehari, nafsu makan anak AR kurang baik sebelum

dirawat maupun selagi dirawat di rumah sakit, anak AR hanya menghabiskan sekitar 3

sendok setiap makan.

Pola tidur: anak tidur siang selama 2-3 jam dalam sehari, anak tidur malam 7-8 jam dalam

sehari.

Mandi: anak dimandikan ibu dua kali dalam sehari

Aktifitas bermain: ibu mengatakan anak A adalah anak yang sangat aktif, anak A sering

bermain bersama dengan teman-temannya

9) Pemeriksaan fisik

Kesadaran : compos mentis

TD : 130/100 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 36,5 C

Kepala : normal, rambut penyebaran rata, tidak ada rambut rontok , ubun-ubun besar

menutup

Mata : edema palpebra positif, sklera ikterik tidak ada, anemis tidak ada

Hidung : normal, tidak ada sumbatan jalan nafas

Gigi dan mulut : tidak ada gigi berlobang, gigi putih

Tenggorokan : normal, tidak ada nyeri menelan

Telinga : normal, tidak ada pengeluaran cairan

Leher : normal, tidak ada pembengkakan, tidak ada pembesaran kelenjar, kaku kuduk

tidak ada.

Thoraks : normal, dada kiri kanan simetris, tidak ada retraksi dada, suara nafas :

vesikuler, rhonki tidak ada.

Abdomen : supel, datar, shiffting dullnes positif.

Jantung : normal, bunyi jantung 1 dan 2, tidak ada mur mur, tidak ada Gallop

Ekstremitas : akral hangat, capilary refill time kurang dari 3 detik, edema positif.

BB( 06/05/2013): 12 kg

BB : 13 kg

TB : 87 cm

BB koreksi(setelah pemberian lasix) : 12,3 kg

Lingkar lengan atas : 17 cm

Lingkar kepala : 47 cm

10) Penatalaksanaan medis

Terapi yang didapat Fungsi Terapi

Minum : 125 cc/8 jam Untuk membatasi asupan cairan karna klien sedang mengalami

edema.

Lasix : 3 x 20 mg Lasix merupakan obat yang mengandung furosemid.

Furosemid diberikan untuk membantu mengobati retensi cairan

(edema) dan pembengkakan yang disebabkan oleh kegagalan

jantung kongestif, penyakit hati, penyakit ginjal, atau kondisi

medis lainnya. Obat ini bekerja dengan bertindak pada ginjal

untuk meningkatkan aliran urin.

Prednison : 5 mg Digunakan untuk mengobati penyakit radang tertentu (seperti

reaksi alergi yang parah) dan (pada dosis tinggi) beberapa jenis

kanker, tetapi memiliki banyak efek samping yang signifikan.

Amoxilin : 3 x 1 cth Digunakan untuk pengobatan infeksi pada telinga, hidung, dan

tenggorokan, gigi, saluran genitourinaria, kulit dan struktur kulit,

dan saluran pernapasan bawah oleh Streptococcus spp, S.

pneumoniae, Staphylococcus spp, H. influenzae., E. coli, P.

mirabilis, atau E. faecalis.

Captopril : 3 x 6,25 mg PO Digunakan untuk hipertensi berat hingga sedang, kombinasi

dengan tiazida memberikan efek aditif, sedangkan kombinasi

dengan beta bloker memberikan efek yang kurang aditif. Untuk

Page 51: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

gagal jantung yang tidak cukup responsif atau tidak dapat

dikontrol dengan diuretik dan digitalis, dalam hal ini pemberian

kaptopril diberikan bersama diuretik dan digitalis.

11) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Urinalisa

PEMERIKSAAN 23 – 05 - 2013 20 – 05 - 2013

URINALISA

Uribilinogen

Protein Urin

Berat Jenis

Bilirubin

Keton

Nitrit

pH

Leukosit

Darah/HB

Glukosa Urin/Reduksi

Warna

Kejernihan

SEDIMEN URIN

Epitel

Lekosit

Eritrosit

Silinder

Kristal

Bakteri

Lain lain

0.2

2 +

1.020

Negative

Negative

Negative

7.0

Negative

Negative

Negative

Yellow

Clear

Positive

1-2

0-1

Granula 0-1

Negative

Negative

Negative

1.0

3+

>=1.030

Negative

Trace

Negative

6.0

Negative

2+

Negative

Yellow

Clear

Positive

4-5

10-15

Negative

Negative

Negative

Negative

Kesimpulan : terdapat protenuria, dimana ada protein yang terlepas di dalam urin yaitu

sebesar 2+ dan massa protein berbentuk silinder yang terlepas ke urin yang menunjukkan

fungsi ginjal yang menurun.

Pemeriksaan Darah Lengkap

PEMERIKSAAN Hasil 20 Mei 2013 Nilai Rujukan

HEMATOLOGI

Hemoglobin

Hematokrit

Lekosit

Trombosit

Eritrosit

VER/HER/KHER/RDW

VER

HER

KHER

RDW

HITUNG JENIS

Basofil

Eosinofil

Netrofil

Limfosit

Monosit

Retikulosit

12,8

39

15,1

445

5,06

77,1

25,2

32,7

14,4

0

4

41

51

4

10.8-15.6

35-43

6.0-17.0

217-497

3.60-5.20

73.0-101

23.0-31.0

28.0-31.0

11.5-15.0

0-1

1-

50-

20-

Kesimpulan : Terjadi peningkatan jenis sel darah putih yang mengindikasikan terjadinya

infeksi.

Page 52: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Pemeriksaan Kimia Klinik

PEMERIKSAAN Hasil 20 Mei 2013 Nilai Rujukan

KIMIA KLINIK

FUNGSI HATI

Protein Total

Albumin

Globulin

FUNGSI GINJAL

Ureum darah

Kreatinin darah

ELEKTROLIT DARAH

Natrium

Kalium

Klorida

4.30

2.10

2.20

28

0.2

137

3.75

110

6.00-8.00

3.40-4.80

2.50-3.00

0-48

0.0-0.9

135-147

3.10-5.10

95-108

Kesimpulan : Terjadi penurunan jumlah protein, albumin dan globulin karena terlepasnya

protein ke dalam urin.

C. Analisa Data

Hasil Pengkajian Diagnosa Keperawatan

Data Subjektif :

Ny K (Ibu anak) mengatakan anak terlihat jauh lebih gemuk

dalam 2 minggu terakhir.

Ibu mengatakan anak mengalami pembengkakan pada

wajah, kaki, dan perut sejak 2 minggu yang lalu tanpa

alasan yang jelas dan tiba-tiba.

Data Objektif

edema ekstremitas : +

edema palpebra : +

Nilai albumin : 2.10

Protein urin : 2+

Pitting edema : +

Peningkatan BB dari 12 kg menjadi 13 kg.

Kelebihan volume

cairan

Data Subjektif :

Ibu pasien mengatakan nafsu makan anak berkurang dalam

2 minggu terakhir dimana hanya makan 2 – 4

sendok,biasanya 1 porsi makan habis.

Anak yang biasanya sangat suka makan mendadak

mengurangi porsi makan.

Data Objektif :

Nilai protein total : 4.30

Nafsu makan berkurang.

Makanan yang disediakan tidak habis, anak hanya makan 3

sendok.

Perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh

Data Subjektif :

Keluarga mengatakan anak kurang bersemangat sejak 2

minggu yang lalu, padahal sebelumnya anak sangat aktif

dan suka bermain.

Data Objektif :

Eosinofil : 4

Netrofil : 41

Limfosit : 51

Terpasang stopper pada tangan kanan

Anak berada dalam ruang perawatan dengan kapasitas bed 6

orang

Resiko tinggi infeksi

Data Subjektif :

Keluarga (Ibu dan ayah anak ) mengatakan kaget dengan

kondisi anak yang bengkak tiba-tiba.

Ibu anak mengatakan tidak pernah tahu sebelumnya dengan

Kurang pengetahuan

kondisi, prognosis dan

kebutuhan pengobatan

pada keluarga.

Page 53: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

penyakit yang diderita anak.

Ayah dan Ibu anak mengatakan tidak melakukan apa-apa

untuk mengurangi sakit anak karna tidak tahu.

Ayah dan Ibu anak mengatakan cemas melihat kondisi

anak yang tiba-tiba gemuk tetapi nafsu makan nya

berkurang.

Data Objektif :

Ibu anak tidak dapat menjawab saat ditanya apa penyakit

yang diderita anak.

Keluarga cemas dengan kondisi anak

Wajah ibu anak terlihat meringis dan terlihat cemas.

Keluarga tidak mengetahui batasan batasan serta tindakan

yang harus dilakukan setelah keluar dari rumah sakit.

Keluarga menanyakan banyak hal kepada perawat.

D. Prioritas Diagnosa

1. Kelebihan volume cairan

2. Kurang pengetahuan kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan pada keluarga.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. Resiko infeksi

Page 54: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Universitas Indonesia

Lampiran 3

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa

Keperawatan

Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan Rasional

1. Kelebihan volume

cairan

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 3 x 24 jam, menunjukkan

kriteria hasil yang diharapkan yaitu :

Menunjukkan pemasukan dan

pengeluaran mendekati

seimbang yaitu output dan

input seimbang.

Turgor kulit baik

Membran mukosa lembab

Berat badan mengalami

penurunan

TD normal yaitu 90/70 mmHg

Elektrolit dalam batas normal

Mandiri

Pantau pemasukan/pengeluaran. Hitung

keseimbanagn cairan, catat kehilangan kasat mata.

Timbang berat badan sesuai indikasi.

Evaluasi tugor kulit, kelembapan membrane

muklosa, adanya edema dependen / umum

Pantau tanda vital (tekanan darah, nandi, frekuensi

pernafasan). Auskultasi bunyi nafas, catat adanya

krekels.

Kaji ulang kebutuhan cairan. Buat jadwal 24 jam

dan rute yang digunakan. Pastikan minuman /

makanan yang disukai pasien.

Hilangkan tanda bahaya dan ketahui dari

lingkungan. Berikan kebersihan mulut yang sering.

Anjurkan pasien untuk minum dan makan dengan

perlahan sesuai indikasi

Kolaborasi

Evaluator langsung status cairan.

Perubahan tiba-tiba pada berat badan

dicurigai kehilanagn/retensi cairan

Indikator langsung satatus

cairan/perbaikan keseimbangan.

Kekurangan cairan mungkin

dimanisfestasikan oleh hipotensi dan

takikardi, karena jantung mencoba untuk

mempertahankan curah jantung. Kelebihan

cairan/terjadinya gagal mungkin

dimanifestasikan oleh hipertensi, takikardi,

takipnea, krekels, distress pernafasan

Tergantung pasa situasi, cairan dibatasi

atau diberikan terus. Pemberian informasi

melibatkan pasien pada pembuatan jadwal

dengan kesukaan individu dan

meningkatkan rasa terkontrol dan

kerjasama dalam program

Dapat menurunkan rangsangan pusat

muntah.

Dapat menurunkan terjadinya muntah bila

mual.

Page 55: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Universitas Indonesia

Berikan cairan IV melalui alat control.

Pemberian antiemetic, contoh proklorperazin maleat

(compazine), trimetobenzamid (Tigan), sesuai

indikasi.

Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi,

contoh Hb/Ht, BUN/kreatinin, protein plasma,

elektrolit

Cairan dapat dibutuhkan untuk mencegah

dshidrasi, meskipun pembatasan cairan

mungkin diperlukan bila pasien GJK

Dapat membantu menurunkan

mual/muntah (berkerja pada sentral, dari

pada dig aster) meningkatkan pemasukan

cairan/makanan

Mengevaluasi satus hidrasi, fungsi ginjal

dan penyebab/efek ketidak seimbangan

2. Risiko

ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Asupan nutrisi cukup untuk memenuhi

kebutuhan metabolik tubuh dalam

waktu 3x24 jam.

Kriteria Hasil:

keluarga mengatakan nafsu makan

anak baik/meningkat

keluarga mengatakan anak tidak

muntah

anak mengatakan tidak merasakan

mual

anak mengatakan merasakan nyeri

di ulu hati berkurang/menghilang

mukosa lembab

konjungtiva normal

BB ideal

Hb

Mandiri

Monitor dan catat jumlah kalori yang masuk

Monitor berat badan tiap hari

Kaji ulang keluhan dan masalah penyebab

kurang nutrisi: mual, muntah

Berikan makanan lunak seperti bubur

Berikan makanan sedikit tapi sering

Jelaskan kepada pasien alasan menghabiskan

makanan dan dampaknya. Motivasi pasien

untuk mnghabiskan makanan

Mengindentifikasi gambaran nyata

jumlah kalori yang masuk

Pengawasan kehilangan dan alat

pengkajian kebutuhan

nutrisi/keefektifan terapi

Mengindentifikasi pemenuhan nutrisi

pasien, memperngaruhi pemberian

intervensi

Kemampuan dan kapasitas gaster

menurun akibat adanya infeksi

sehingga perlu makan lunak

Kemampuan dan kapasitas gaster

menurun akibat adanya infeksi

sehingga perlu makan sedikit tapi

sering

Untuk meningkatkan masukan

makanan, meningkatkan rasa

berpatisipasi pada anak selama masa

penyembuhan masalah kesehatan

Page 56: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Universitas Indonesia

Kolaborasi

Berikan obat anti emetic

Mencegah muntah pada anak

3. Risiko Infeksi Tidak terjadi peningkatan risiko

terserang organisme patogenik dalam

waktu 3x24 jam.

Kriteria hasil:

TTV dalam batas normal (tekanan

darah sistolik 80-110 mmHg, HR

70-120 x/mnt, RR 18-30 x/mnt)

Leukosit dalam batas normal (5-

14,5 ribu/ul)

Tidak terdapat tanda-tanda infeksi.

Mandiri

Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak

dengan pasien

Monitor tanda-tanda vital

Monitor nilai lab yang mengindikasikan adanya

infeksi: nilai leukosit, sedimen urin, hasil kultur

Monitor tanda-tanda infeksi: demam

Gunakan tehnik aseptic dalam melakukan

tindakan kepada klien seperti pemasangan infus

Observasi daerah iv line dan ganti iv line setiap

3 hari sekali

Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga

Anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang

bergizi.

Kolaborasi

Berikan antibiotic

Mencegah penyebaran bakteri,

kontaminasi silang

Peningkatan suhu dapat

mengindikasikan adanya peningkatan

terjadinya infeksi

Mengidentifikasi terjadinya infeksi

atau tidak

Mengidentifikasi terjadinya infeksi

atau tidak

Mencegah penyebaran bakteri,

kontaminasi silang

Mencegah terjadinya infeksi

Melibatkan orangtua dalam pemulihan

kesehatan anak

Meningkatkan pertahanan tubuh

terhadap infeksi

Diberikan untuk mengatasi infeksi

yang terjadi.

4. Kurang pengetahuan

kondisi, prognosis dan

kebutuhan pengobatan

pada keluarga.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 1 x 24 jam, tampak

kriteria hasil yang diharapkan yaitu :

melakukan prosedur yang

diperlukan dan menjelaskan

Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga

tentang penyakitnya.

Berikan penjelasan pada klien tentang

Mengetahui seberapa jauh

pengalaman dan pengetahuan klien

dan keluarga tentang penyakitnya.

Dengan mengetahui penyakit dan

Page 57: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Universitas Indonesia

alasan dari suatu tindakan.

memulai perubahan gaya

hidup yang diperlukan

ikut serta dalam regimen

perawatan.

penyakitnya dan kondisinya sekarang.

Anjurkan klien dan keluarga untuk

memperhatikan diet makanan nya.

Minta klien dan keluarga mengulangi kembali

tentang materi yang telah diberikan.

Libatkan keluarga selalu dalam segala tindakan

yang dilakukan

kondisinya sekarang, klien dan

keluarganya akan merasa tenang dan

mengurangi rasa cemas.

Diet dan pola makan yang tepat

membantu proses penyembuhan.

mengetahui seberapa jauh pemahaman

klien dan keluarga serta menilai

keberhasilan dari tindakan yang

dilakukan.

Mengurangi kecemasan keluarga

akibat efek hospitalisasi.

Page 58: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Universitas Indonesia

Lampiran 4

Evaluasi Tindakan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP)

23 Mei 2013 24 Mei 2013

Kelebihan volume cairan 1. Melakukan pengukuran TTV

secara berkala

2. Melakukan pencatatan intake dan

output secara akurat

3. Mengkaji dan mencatat tekanan

darah, pembesaran abdomen, dan

urin

4. Mengkaji BB setiap hari dengan

timbangan dengan skala yang sama

5. Memonitoring cairan yang masuk

ke tubuh pasien.

6. Kolaborasi diet protein 1-2 gr/kg

BB/hari

7. Kolaborasi pemberian diuretik

S : Ibu anak mengatakan anak meminum air

(125 cc) sesuai dengan yang dianjurkan.

O :

BB saat ini : 13 kg

TD : 120/90 mmHg

Nadi : 80x/menit, RR : 24 x/menit

Sesak : -

Intake per oral : 120 cc, Output :

urin : 270 cc, IWL:121. Total

output : 391. Balanse cairan : -266

Pembesaran abdomen :-

Terpasang stopper pada tangan

kanan

Lasix 3x20 mg (pkl 10.00, 18.00,

02.00)

A : Kelebihan volume cairan belum teratasi

P :

Lanjutkan intervensi

S : Ibu mengatakan anak mematuhi intake cairan

yang dianjurkan.

O :

BB saat ini : 12,8 kg

TD : 130/90

Nadi : 84 x/menit, RR : 20 x/menit

Sesak : -

Intake per oral/8 jam : 125 cc, Output

(urin + IWL, 350+121=471. Balanse

cairan : -346

Dosis lasix dinaikkan menjadi 3 x 25

mg.

Capropril per oral : 3x6,25mg

A: Kelebihan volume cairan teratasi sebagian

P :

Lanjutkan intervensi

Lanjutkan dengan diagnosa berikutnya.

Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP)

23 Mei 2013 26 Mei 2013

Perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh 1. Melakukan pengkajian terhadap

nafsu makan pasien.

2. Memotivasi pasien agar mau makan

3. Membantu memberi makan dalam

keadaan hangat untuk meningkatkan

S : Ibu anak mengatakan anak tidak nafsu

makan sama sekali.

O :

BB saat ini : 13 kg

Nafsu makan : -

Makanan yang habis : 3 sendok

Nadi : 80x/menit, RR : 24 x/menit

S : Ibu mengatakan anak mulai nafsu makan lagi

dan minta dibelikan ayam dari kantin rumah sakit.

O :

Nafsu makan : +

Nadi : 84 x/menit, RR : 20 x/menit

Porsi makan habis setengah.

Anak mau makan roti.

Page 59: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Universitas Indonesia

nafsu makan

4. Menganjurkan keluarga memberi

anaknya makan dengan porsi sedikit

tapi sering

5. Pemberian diit rendah garam

6. Berkolaborasi dengan Ahli Gizi

dalam pemberian diit.

7. Mencatat jumlah makanan yang

dimakan oleh pasien per 8 jam

Makan roti tidak mau.

Pisang habis (1 buah)

A : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh belum teratasi

P :

Lanjutkan intervensi

LILA : 17 cm

Intake per oral selama 8 jam : nasi

setengah porsi, biskuit 3 buah, buah dan

2 potong ayam.

A: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

teratasi sebagian.

P :

Lanjutkan intervensi

Lanjutkan dengan diagnosa berikutnya.

Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP)

23 Mei 2013 24 Mei 2013

Resiko Infeksi 1. Melindungi anak dari orang-orang

yang terkena infeksi melalui

pembatasan pengunjung.

2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah

melakukan tindakan

3. Mengajarkan keluarga untuk mencuci

tangan sebelum memberikan

makanan dan menyentuh anak.

4. Melakukan penyuntikan obat

(invasif) dengan aseptik.

5. Melakukan perawatan pada

pemasangan stopper.

S : keluarga mengatakan susah untuk

melarang anggota keluarga yang akan

menjenguk.

O :

Tidak terdapat tanda-tanda infeksi

pada pemasangan stopper, rubor (-

), dolor(-), tumor (-).

Pembatasan pengunjung : -

Nilai leukosit : 15,1 (normal)

Cuci tangan : +

Stopper terpasang baik :+

A : Resiko Infeksi teratasi sebagian.

P :

Lanjutkan intervensi

S : Ibu anak mengatakan sudah menganjurkan

anggota keluarga untuk bergantian masuk

menjenguk.

O :

Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada

pemasangan stopper, rubor (-), dolor(-),

tumor (-).

Pembatasan pengunjung : +

Nilai leukosit : 15,1 (normal)

Cuci tangan sebelum dan sesudah

ebrsentuhan dengan pasien : +

Stopper terpasang baik :+

A : Resiko Infeksi teratasi sebagian.

P :

Lanjutkan intervensi

Page 60: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Universitas Indonesia

6. Melakukan observasi infeksi pada

tempat pemasangan stopper.

Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP)

23 Mei 2013 26 Mei 2013

Kurang pengetahuan kondisi,

prognosis dan kebutuhan

pengobatan pada keluarga.

1. Mengkaji ulang proses penyakit dan

harapan yang akan datang

2. Mengaplikasikan tesis : komunikasi

teraupetik untuk mengurangi

kecemasan anak dan keluarga akan

efek hospitalisasi pada anak.

3. Memberikan evaluasi tentang:

sumber infeksi, tindakan untuk

mencegah penyebaran, jelaskan

pemberian antibiotik, pemeriksaan

diagnostik: tujuan, gambaran singkat,

persiapan yang dibutuhkan sebelum

pemeriksaan, perawatan sebelum dan

sesudah pemeriksaan.

4. Memastikan pasien atau orang

terdekat telah menulis perjanjian

untuk perawatan lanjut dan instruksi

tertulis untuk perawatan sesudah

pemeriksaan.

5. Menginstruksikan pasien untuk

menggunakan obat yang diberikan.

6. Memberikan kesempatan pada

pasien untuk mengekspresikan

perasaan dan masalah tentang

rencana pengobatan

S : keluarga mengatakan belum tau tentang

penyakit yang diderita anaknya sebelumnya.

O :

Keluarga tidak dapat menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh

perawat.

Keluarga mengatakan tidak tahu

pencegahan serta perawatan setelah

pulang dari rumah sakit.

A : Kurang Pengetahuan mengenai penyakit,

prognosis, dan terapi pengobatan belum

teratasi.

P :

Lanjutkan intervensi

S : Ibu anak mengatakan akan mengurangi

minuman berwarna dan berasa di rumah.

O :

Keluarga dapat menjawab tanda tanda

awal anak harus dibawa ke rumah sakit.

Keluarga mau datang untuk rawat jalan.

Keluarga akan memonitor intake nutrisi

anak selama di rumah.

Keluarga akan mengajarkan anak yang

lain agar tidak banyak minum minuman

berwarna

Keluarga mau mengurangi jajanan yang

memiliki banyak pewarna dan perasa

buatan di rumah.

A : kurang pengetahuan mengenai prognosis

penyakit serta terapi pengobatan teratasi sebagian.

P :

Lanjutkan intervensi

Page 61: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Universitas Indonesia

Lampiran 4

Evaluasi Tindakan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP)

23 Mei 2013 24 Mei 2013

Kelebihan volume cairan 1. Melakukan pengukuran TTV

secara berkala

2. Melakukan pencatatan intake dan

output secara akurat

3. Mengkaji dan mencatat tekanan

darah, pembesaran abdomen, dan

urin

4. Mengkaji BB setiap hari dengan

timbangan dengan skala yang sama

5. Memonitoring cairan yang masuk

ke tubuh pasien.

6. Kolaborasi diet protein 1-2 gr/kg

BB/hari

7. Kolaborasi pemberian diuretik

S : Ibu anak mengatakan anak meminum air

(125 cc) sesuai dengan yang dianjurkan.

O :

BB saat ini : 13 kg

TD : 120/90 mmHg

Nadi : 80x/menit, RR : 24 x/menit

Sesak : -

Intake per oral : 120 cc, Output :

urin : 270 cc, IWL:121. Total

output : 391. Balanse cairan : -266

Pembesaran abdomen :-

Terpasang stopper pada tangan

kanan

Lasix 3x20 mg (pkl 10.00, 18.00,

02.00)

A : Kelebihan volume cairan belum teratasi

P :

Lanjutkan intervensi

S : Ibu mengatakan anak mematuhi intake cairan

yang dianjurkan.

O :

BB saat ini : 12,8 kg

TD : 130/90

Nadi : 84 x/menit, RR : 20 x/menit

Sesak : -

Intake per oral/8 jam : 125 cc, Output

(urin + IWL, 350+121=471. Balanse

cairan : -346

Dosis lasix dinaikkan menjadi 3 x 25

mg.

Capropril per oral : 3x6,25mg

A: Kelebihan volume cairan teratasi sebagian

P :

Lanjutkan intervensi

Lanjutkan dengan diagnosa berikutnya.

Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP)

23 Mei 2013 26 Mei 2013

Perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh 1. Melakukan pengkajian terhadap

nafsu makan pasien.

2. Memotivasi pasien agar mau makan

3. Membantu memberi makan dalam

keadaan hangat untuk meningkatkan

S : Ibu anak mengatakan anak tidak nafsu

makan sama sekali.

O :

BB saat ini : 13 kg

Nafsu makan : -

Makanan yang habis : 3 sendok

Nadi : 80x/menit, RR : 24 x/menit

S : Ibu mengatakan anak mulai nafsu makan lagi

dan minta dibelikan ayam dari kantin rumah sakit.

O :

Nafsu makan : +

Nadi : 84 x/menit, RR : 20 x/menit

Porsi makan habis setengah.

Anak mau makan roti.

Page 62: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Universitas Indonesia

nafsu makan

4. Menganjurkan keluarga memberi

anaknya makan dengan porsi sedikit

tapi sering

5. Pemberian diit rendah garam

6. Berkolaborasi dengan Ahli Gizi

dalam pemberian diit.

7. Mencatat jumlah makanan yang

dimakan oleh pasien per 8 jam

Makan roti tidak mau.

Pisang habis (1 buah)

A : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh belum teratasi

P :

Lanjutkan intervensi

LILA : 17 cm

Intake per oral selama 8 jam : nasi

setengah porsi, biskuit 3 buah, buah dan

2 potong ayam.

A: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

teratasi sebagian.

P :

Lanjutkan intervensi

Lanjutkan dengan diagnosa berikutnya.

Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP)

23 Mei 2013 24 Mei 2013

Resiko Infeksi 1. Melindungi anak dari orang-orang

yang terkena infeksi melalui

pembatasan pengunjung.

2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah

melakukan tindakan

3. Mengajarkan keluarga untuk mencuci

tangan sebelum memberikan

makanan dan menyentuh anak.

4. Melakukan penyuntikan obat

(invasif) dengan aseptik.

5. Melakukan perawatan pada

pemasangan stopper.

S : keluarga mengatakan susah untuk

melarang anggota keluarga yang akan

menjenguk.

O :

Tidak terdapat tanda-tanda infeksi

pada pemasangan stopper, rubor (-

), dolor(-), tumor (-).

Pembatasan pengunjung : -

Nilai leukosit : 15,1 (normal)

Cuci tangan : +

Stopper terpasang baik :+

A : Resiko Infeksi teratasi sebagian.

P :

Lanjutkan intervensi

S : Ibu anak mengatakan sudah menganjurkan

anggota keluarga untuk bergantian masuk

menjenguk.

O :

Tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada

pemasangan stopper, rubor (-), dolor(-),

tumor (-).

Pembatasan pengunjung : +

Nilai leukosit : 15,1 (normal)

Cuci tangan sebelum dan sesudah

ebrsentuhan dengan pasien : +

Stopper terpasang baik :+

A : Resiko Infeksi teratasi sebagian.

P :

Lanjutkan intervensi

Page 63: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Universitas Indonesia

6. Melakukan observasi infeksi pada

tempat pemasangan stopper.

Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP)

23 Mei 2013 26 Mei 2013

Kurang pengetahuan kondisi,

prognosis dan kebutuhan

pengobatan pada keluarga.

1. Mengkaji ulang proses penyakit dan

harapan yang akan datang

2. Mengaplikasikan tesis : komunikasi

teraupetik untuk mengurangi

kecemasan anak dan keluarga akan

efek hospitalisasi pada anak.

3. Memberikan evaluasi tentang:

sumber infeksi, tindakan untuk

mencegah penyebaran, jelaskan

pemberian antibiotik, pemeriksaan

diagnostik: tujuan, gambaran singkat,

persiapan yang dibutuhkan sebelum

pemeriksaan, perawatan sebelum dan

sesudah pemeriksaan.

4. Memastikan pasien atau orang

terdekat telah menulis perjanjian

untuk perawatan lanjut dan instruksi

tertulis untuk perawatan sesudah

pemeriksaan.

5. Menginstruksikan pasien untuk

menggunakan obat yang diberikan.

6. Memberikan kesempatan pada

pasien untuk mengekspresikan

perasaan dan masalah tentang

rencana pengobatan

S : keluarga mengatakan belum tau tentang

penyakit yang diderita anaknya sebelumnya.

O :

Keluarga tidak dapat menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh

perawat.

Keluarga mengatakan tidak tahu

pencegahan serta perawatan setelah

pulang dari rumah sakit.

A : Kurang Pengetahuan mengenai penyakit,

prognosis, dan terapi pengobatan belum

teratasi.

P :

Lanjutkan intervensi

S : Ibu anak mengatakan akan mengurangi

minuman berwarna dan berasa di rumah.

O :

Keluarga dapat menjawab tanda tanda

awal anak harus dibawa ke rumah sakit.

Keluarga mau datang untuk rawat jalan.

Keluarga akan memonitor intake nutrisi

anak selama di rumah.

Keluarga akan mengajarkan anak yang

lain agar tidak banyak minum minuman

berwarna

Keluarga mau mengurangi jajanan yang

memiliki banyak pewarna dan perasa

buatan di rumah.

A : kurang pengetahuan mengenai prognosis

penyakit serta terapi pengobatan teratasi sebagian.

P :

Lanjutkan intervensi

Page 64: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Apriliani Siburian

0806333612

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Sindrom Nefrotik

merupakan suatu

tanda bahwa

ginjal tidak dapat

bekerja dengan

baik sebagaimana

mestinya.

Apakah sindrom nefrotik

itu? Adalah sekumpulan gejala yang

menandai adanya penyakit pada

ginjal dimana penyakit tersebut

merusak unit penyaringan darah

kecil atau glomeruli tempat urine

dihasilkan.

Apa yang menyebabkan sindrom

nefrotik ?

Rusaknya pembuluh

darah yang berada

pada glomerulus (tempat

pembentukan uriene) sehingga

protein keluar melalui air seni.

Berbagai jenis penyakit seperti

penyakit gula, penyakit kuning

(pada orang dewasa)

Muncul secara mendadak (tidak

diketahui penyebabnya).

Gejala Lebih dari 3,5 gr

kadar protein per hari di dalam air

seni

Rendahnya kadar protein dalam

darah

Tingginya kadar kolesterol

Terjadinya pembengkakan pada

penderita secara mendadak yaitu

pada mata, wajah, perut ataupun

kaki.

Page 65: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Kenali Sindrom Nefrotik secara Dini!!

Sindrom nefrotik dapat

menyerang siapa saja tetapi

paling sering terjadi pada anak

laki-laki usia 1 hingga 8

tahun.

Bagaiman cara mencegah agar

sindrom nefrotik tidak

bertambah parah ?

Istirahat yang cukup hingga bengkak berkurang

Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein, seperti:ikan, ayam, daging sapi

dan telur. Mengkonsumsi makanan diet rendah

garam untuk membantu mengurangi pembengkakan (edema).

Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanan untuk mengatur jumlah kolesterol dalam darah.

Ikuti program pengobatan dan perawatan dengan baik..

Waspada.....

Jika anak bertambah gemuk secara tiba-tiba, sering membuang air kecil,

urin berbuih, dan nafsu makan

menurun: segera bawa ke pelayanan kesehatan.

Page 66: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

Universitas Indonesia

Lampiran 6

BIODATA

Nama : Apriliani Siburian

Tempat & Tanggal Lahir : Sidikalang , 01 April 1990

Alamat Rumah : Jalan Persada No. 238, Hutarakyat, Sidikalang

Dairi, Sumatra Utara

Alamat Kost : Jalan Pinang Gg. Kecapi No.30A, Pondok Cina,

Depok

No. Handphone : 081396222011

Email : [email protected]/[email protected]

Riwayat Pendidikan

1996-2002 : SD NEGERI NO 03030301 HUTARAKYAT

SIDIKALANG, DAIRI

2002-2005 : SLTP N 1 SIDIKALANG, DAIRI

2005-2008 : SMU N 1 SIDIKALANG, DAIRI

2008-2012 : FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2012-2013 : PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

Page 67: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

1

Analisis Praktik Klinik Keperawatan Anak Kesehatan Masyarakat pada Pasien

Sindrom Nefrotik di Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati

Apriliani Siburian, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Kampus FIK UI

Depok, 16424 Telp 081396222011 Depok Jabar, email: [email protected]

Apriliani Siburian*, Nur Agustin, S.Kp.,M.Si.**

Abstrak

Sindrom nefrotik merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada anak

dimana merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari proteinuria masif,

hipoalbuminemia, hiperkolesteronemia serta edema. Jumlah anak penderita Sindrom Nefrotik

setiap tahunnya bertambah di beberapa negara. Angka kejadian Sindrom Nefrotik di Amerika

dan Inggris berkisar antara 2-7 per 100.000 anak berusia di bawah 18 tahun per tahun,

sedangkan di Indonesia dilaporkan 6 anak per 100.000 dan diketahui terjadi paling banyak

pada anak antara umur 3 – 4 tahun dengan perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2 : 1.

Sindrom Nefrotik menyebabkan anak harus menjalani hospitalisasi di rumah sakit. Lamanya

masa hospitalisasi di rumah sakit dapat meningkatkan kecemasan pada anak dan keluarga.

Ketidaktahuan tentang penyakit serta riwayat keluarga yang sebelumnya belum pernah

menderita penyakit yang sama turut mempengaruhi kecepatan kesembuhan anak khususnya

pada anak pra sekolah. Pendekatan FCC (Family Center Care) menjadi salah satu cara yang

dapat digunakan untuk mengurangi efek hospitalisasi dengan mengedepankan komunikasi

teraupetik dalam setiap tindakan keperawatan maupun medis kepada anak.

Kata kunci : sindrom nefrotik, anak pra sekolah, FCC (Family center Care)

Abstract

Nephrotic syndrome is a kidney disease that is often found in children, which is a collection

of clinical symptoms that consisting of massive proteinuria, hypoalbuminemia, edema, and

hiperkolesteronemia. The number of children with Nephrotic Syndrome annually increasing

in some countries. The incidence of Nephrotic Syndrome in the United States and Britain

ranges from 2-7 per 100,000 children aged under 18 years per year, while in Indonesia

reported 6 children per 100,000 and the most widely known to occur in children between the

ages of 3-4 years with a ratio of boys men and women is 2: 1. Nephrotic syndrome causes

children must undergo hospitalization at the hospital. The long duration of hospitalization in

the hospital can increase anxiety in children and also the families. Ignorance about the

disease and a family history that had not been suffering from the same disease also affects the

speed of healing children, particularly in pre-school children. FCC approach (Family Care

Center) is one of the way that can be used to reduce the effects of hospitalization with the

advanced communication teraupetik in every medical and nursing actions to the child.

Keywords:nephrotic syndrome, pre-school children, the FCC (Family Care Center

Page 68: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

2

LATAR BELAKANG

Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia sebagai organ pengatur

keseimbangan tubuh dan organ pembuangan zat-zat yang tidak berguna serta bersifat toksis.

Fungsi ginjal yang terpenting adalah untuk mempertahankan homeostasis bio kimiawi yang

normal di dalam tubuh, hal ini dilakukan dengan cara mengekskresikan zat-zat yang tidak

diperlukan lagi melalui proses filtrasi glomerulus, reabsorbsi dan sekresi tubulus. Sindrom

Nefrotik merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada anak, merupakan

suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari proteinuria masif, hipoalbuminemia,

hiperkolesteronemia serta edema. Sindrom Nefrotik yang paling banyak ditemukan adalah

jenis kelainan minimal yaitu sekitar 76 %.Pada pasien anak dengan Sindrom Nefrotik

biasanya akan didapatkan kenaikan berat badan yang dapat mencapai hingga 50 % dari berat

badan sebelum menderita Sindrom Nefrotik . Hal tersebut terjadi karena timbulnya proses

edema yang merupakan salah satu gambaran klinis dari Sindrom Nefrotik .

Sampai pertengahan abad ke-20 morbiditas Sindrom Nefrotik pada anak masih tinggi yaitu

melebihi 50% sedangkan angka mortalitas mencapai 23%. Angka kejadian di Indonesia pada

Sindrom Nefrotik mencapai 6 kasus pertahun dari 100.000 anak berusia kurang dari 14 tahun

(Alatas, 2002). Mortalitas dan prognosis anak dengan sindroma nefrotik bervariasi

berdasarkan etiologi, berat, luas kerusakan ginjal, usia anak, kondisi yang mendasari dan

responnya terhadap pengobatan (Betz & Sowden, 2002).Jumlah anak penderita Sindrom

Nefrotik setiap tahunnya bertambah di beberapa negara. Angka kejadian Sindrom Nefrotik di

Amerika dan Inggris berkisar antara 2-7 per 100.000 anak berusia di bawah 18 tahun per

tahun, sedangkan di Indonesia dilaporkan 6 anak per 100.000 dan diketahui terjadi paling

banyak pada anak antara umur 3–4 tahun dengan perbandingan anak laki-laki dan perempuan

2 : 1. Berdasarkan hasil pencatatan data keluar dan masuk pasien di ruang perawatan Lantai

3 Selatan RSUP Fatmawati dalam 3 bulan terakhir yaitu Maret hingga Juni 2013 berjumlah

16 orang anak dimana 13 anak berjenis kelamin laki – laki dan 3 orang anak ber jenis

kelamin perempuan.

Penyebab sindroma nefrotik sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Sindrom nefrotik

bisa terjadi akibat berbagai glomerulopati atau penyakit menahun yang luas. Sejumlah obat-

obatan yang merupakan racun bagi ginjal juga bisa menyebabkan sindrom nefrotik.

Proteinuria masif merupakan tanda khas Sindrom Nefrotik, tetapi pada Sindrom Nefrotik

Page 69: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

3

yang berat yang disertai kadar albumin serum rendah ekskresi protein dalam urin juga

berkurang. Proteinuria juga berkontribusi terhadap berbagai komplikasi yang terjadi pada

Sindrom Nefrotik. Hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan lipiduria, gangguan keseimbangan

nitrogen, hiperkoagulabilitas, gangguan metabolisme kalsium dan tulang, serta hormon tiroid

sering dijumpai pada Sindrom Nefrotik . Pembengkakan yang terjadi pada mata, kaki maupun

abdomen bisa diindikasikan sebagai salah satu tanda – tanda dari sindrom nefrotik. Apapun

tipe sindrom nefrotik, manifestasi klinik utama adalah sembab, yang tampak pada sekitar

95% anak dengan sindrom nefrotik. Seringkali sembab timbul secara lambat sehingga

keluarga mengira sang anak bertambah gemuk. Pada fase awal sembab sering bersifat

intermiten; biasanya awalnya tampak pada daerah-daerah yang mempunyai resistensi

jaringan yang rendah (misal, daerah periorbita, skrotum atau labia). Akhirnya sembab

menjadi menyeluruh dan masif (anasarka) .Sindrom nefrotik berkembang menjadi gagal

ginjal total apabila tidak dilakukan perawatan dan usaha penyembuhan yang baik dari tenaga

kesehatan. Data studi dan epidemiologis tentang Sindrom Nefrotik di Indonesia belum ada,

namun di luar negeri yaitu Amerika Serikat, Sindrom Nefrotik merupakan salah satu

penyebab gagal ginjal kronik dan merupakan masalah kesehatan yang utama dengan jumlah

penderita mencapai 225 orang pertahun (11,86 %), dari 2150 orang yang berobat kerumah

sakit (www.compas.com).

Peran perawat merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dalam memberikan

asuhan keperawatan pada pasien dengan Sindrom Nefrotik yang berperan secara mandiri dan

kolaboratif dalam melaksanakan asuhan keperawatan, misalnya dengan mendorong dan

memberi support pada anggota keluarga untuk ikut serta merawat penderita baik di Rumah

Sakit maupun setelah pasien pulang dari Rumah Sakit, dan mendeteksi secara dini tentang

keluhan-keluhan penderita, yang tidak lepas dari usaha promotif dan preventif serta usaha

kuratif, rehabilitatif yaitu setelah pasien pulang dari Rumah Sakit (Effendi N, 1998). Anak

dengan sindrom nefrotik sering merasa cemas dengan kondisi bengkak pada tubuh dan juga

rasa takut untuk dirawat di rumah sakit. Orang tua sebagai pengasuh anak di rumah sering

tidak mengetahui tanda awal dari sindrom nefrotik sehingga tidak memberikan pertolongan

yang semestinya. Mengingat banyak masalah yang dihadapi, maka perlu perawatan dan

pengawasan yang intensif serta tindakan pelayanan keperawatan secara komprehensif melalui

proses keperawatan, sehingga diharapkan masalah ini dapat terpecahkan dan teratasi. Melihat

hal ini maka penulis tertarik untuk mengambil karya tulis ilmiah dengan judul “Analisis

Page 70: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

4

Praktik Klinik Keperawatan Anak Kesehatan Masyarakat Pada Pasien Sindrom Nefrotik di

Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati”.

METODE PENULISAN KARYA ILMIAH

Karya ilmiah akhir ini ditulis dengan menggunakan metode studi kasus terhadap pasien anak

dengan Sindrom Nefrotik dengan masalah kelebihan volume cairan. Penyusunan karya ilmiah

ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada

Sindrom Nefrotik dengan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan teori keperawatan

dan kondisi yang ada serta melakukan aplikasi FCC melalui komunikasi teraupetik pada

keluarga untuk mengurangi efek hospitalisasi pada anak dan keluarga. Kriteria pasien adalah

pasien anak baik laki laki maupun perempuan tidak terbatas usia hingga remaja dan yang

kedua adalah anak yang mengalami Sindrom Nefrotik yang menjalani masa rawat inap lebih

dari 3 hari.

HASIL

Data pengkajian yang didapat oleh mahasiswa dikelompokkan untuk dijadikan sebagai dasar

dalam menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien kelolaan utama dan didapat empat

diagnose keperawatan meliputi kelebihan volume cairan, perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh, resiko tinggi infeksi dan kurang pengetahuan kondisi sindrom Nefrotik,

prognosis dan kebutuhan pengobatan pada keluarga. Setelah diagnosa keperawatan

dirumuskan, mahasiswa kemudian menyusun rencana tindakan keperawatan yang dilakukan

pada pasien anak untuk menyelesaikan diagnose keperwatan pada pasien kelolaan dengan

menetapkan tujuan dan kriteria hasil yang akan dicapai dari tindakan yang sudah dilakukan.

Mahasiswa menerapkan implementasi sesuai dengan intervensi yang sudah disusun

sebelumnya. Implementasi keperawatan dilakukan selama 4 hari masa rawat pasien.

Diagnosa keperawatan kekurangan volume cairan telah dilakukan intervensi keperawatan

sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun selama 2 x 12 jam yaitu melakukan

pengukuran TTV secara berkala, melakukan pencatatan intake dan output secara akurat,

mengkaji dan mencatat tekanan darah, pembesaran abdomen, dan urin, mengkaji BB setiap

hari dengan timbangan dengan skala yang sama, memonitoring cairan yang masuk ke tubuh

Page 71: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

5

pasien, kolaborasi diet protein 1-2 gr/kg BB/hari serta kolaborasi pemberian diuretik dan

diadaptkan hasil terjadi penurunan BB pada anak dan tidak terjadi penambahan edema.

Sehingga dapat disebutkan bahwa kelebihan volume cairan teratasi sebagian.

Diagnosa keperawatan resiko infeksi telah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 8 jam

yaitu melindungi anak dari orang-orang yang terkena infeksi melalui pembatasan

pengunjung, mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, mengajarkan

keluarga untuk mencuci tangan sebelum memberikan makanan dan menyentuh anak,

melakukan penyuntikan obat (invasif) dengan aseptik, melakukan perawatan pada

pemasangan stopper, melakukan observasi infeksi pada tempat pemasangan stopper. Dan

didaptkan hasil tidak terdapat tanda-tand infeksi yang bertambah, nilai leukosit anak normal

dan orangtua selalu mencuci tangan sebelum menyentuh anak.

Diagnosa keperawatan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh telah dilakukan

tindakan keperawatan 4x8 jam yaitu melakukan pengkajian terhadap nafsu makan pasien

memotivasi pasien agar mau makan, membantu memberi makan dalam keadaan hangat untuk

meningkatkan nafsu makan, menganjurkan keluarga memberi anaknya makan dengan porsi

sedikit tapi sering, menerapkan diit rendah garam, berkolaborasi dengan Ahli Gizi dalam

pemberian diit, mencatat jumlah makanan yang dimakan oleh pasien per 8 jam. Sehingga

didapatkan evaluasi dari tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu terjadi peningkatan

nafsu makan pada anak, BB tidak dapat dijadikan sebagai indikator karena anak sedang

mengalami edema.

Diagnosa keperawatan kurang pengetahuan kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

pada keluarga telah dilakukan intervensi keperawatan yaitu mengkaji ulang proses penyakit

dan harapan yang akan datang, mengaplikasikan tesis : komunikasi teraupetik untuk

mengurangi kecemasan anak dan keluarga akan efek hospitalisasi pada anak, memberikan

evaluasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran, jelaskan pemberian

antibiotik, pemeriksaan diagnostik: tujuan, gambaran singkat, persiapan yang dibutuhkan

sebelum pemeriksaan, perawatan sebelum dan sesudah pemeriksaan, memastikan pasien atau

orang terdekat telah menulis perjanjian untuk perawatan lanjut dan instruksi tertulis untuk

perawatan sesudah pemeriksaan, menginstruksikan pasien untuk menggunakan obat yang

diberikan, memberikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan

masalah tentang rencana pengobatan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan tersebut

Page 72: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

6

selama 3 x 8 jam didapatkan hasil bahwa keluarga mengalami peningkatan pengetahuan

dimana dapat menyebutkan kembali pengertian dari sindrom nefrotik, penyebab serta gejala

dan berjanji akan mengaplikasikan pendidikan kesehatan yang sudah dijelaskan oleh perawat.

PEMBAHASAN

Analisis Masalah Keperawatan dengan konsep terkait KKMP

Masyarakat yang mengalami gagal ginjal saat ini semakin meningkat seiring berubahnya

pola hidup masyarakat di kota besar yang kurang banyak mengkonsumsi makanan berserat.

Hal ini dibuktikan semakin banyaknya pasien yang melakukan cuci darah di beberapa rumah

sakit umum dan swasta. Penyebab gagal ginjal dapat dipengaruhi oleh banyak hal, salah

satunya adalah sindrom nefrotik. Jumlah 1 penderita di antara 100.000 orang bertambah

setiap tahunnya. Meskipun kebanyakan dari etiologi sindrom nefrotik yang dialami oleh

masyarakat adalah idiopatik, sering sekali masyarakat terlambat memberi pertolongan pada

anak dengan sindrom nefrotik akrena minimnya informasi. Padahal sindrom nefrotik yang

tidak segera ditangai dapat berakibat menjadi gagal ginjal kronik.

Kondisi lingkungan perkotaaan yang kumuh dan kebanyakan berada dalam garis kemiskinan

turut mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap penanggulangan segera sebuah

penyakit. Banyaknya masyarakat pendatang dari pedesaan dan tinggal di perkotaan

mengakibatkan banyaknya masyarakat yang kurang informasi tentang penyakit sindrom

nefrotik. Ditambah dengan kondisi perekonomian yang kurang memadai menyebabkan

sindrom nefrotik sering terlambat untuk ditangani dan sering dibiarkan begitu saja.

Penyebaran informasi yang merata kepada setiap lapisan masyarakat akan meningkatkan

pengetahuan akan penyakit Sindrom Nefrotik sehingga penanggulangan cepat dan segera

dapat dilakukan.

Analisis Penerapan Komunikasi Teraupetik dengan Pendekatan FCC

Tesis yang diaplikasikan dalam karya ilmiah akhir berikut adalah hubungan komunikasi

teraupetik perawat anak dan tingkat kepuasan keluarga yang anaknya menjalani hospitalisasi

di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat oleh Asih Fatriansari. Hospitalisasi dapat

menimbulkan reaksi yang berbeda pada setiap tahapan tumbuh kembang anak. Theofanidis

Page 73: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

7

(2006) menyatakan bahwa kondisi anak yang memburuk harus menjalani hospitalisasi dalam

waktu lama, sehingga berdampak pada perkembangan anak. Dibutuhkan peran keluarga,

sebagai bagian integral yang tak terpisahkan dengan anak dalam mengurangi dampak

hospitalisasi. Keluarga sebagai pusat pelayanan dalma pendekatan keperawatan anak akan

emmbantu proses pelayanan keperawatan selama hospitalisasi sehingga perlu dilibatkan

secara aktif. Ball dan Bindler (2003) menjelaskan bahwa keluarga perlu diberikan infromasi

terkait dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses hospitalisasi, sehingag

keluarga dapat memahami bahwa hospitalisasi dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada

anak sesuai dengan tahapan tumbuh kembangnya. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang

paling sering berinteraksi dengan klien anak dan keluarga harus dapat menempatkan keluarga

sebagai bagian integral dari setiap asuhan keperawatan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan

pendekatan perawatan anak yang berfokus pada keluarga atau family centered care (FCC).

Keterlibatan keluarga dalam proses perawatan anak selama sakit akan membantu

meningkatkan kepuasan keluarga terhadap pelayanan asuhan keperawatan sekaligus

memandirikan keluarga dalam perawatan anak selanjutnya. Salah satu upaya meningkatkan

kepuasan klien anak dan keluarga adalah dengan penerapan komunikasi terapeutik perawat

selama masa hospitalisasi klien anak di rumah sakit. Pada profesi keperawatan menurut

Marlindawani (2007), komunikasi menjadi sangat bermakna karena merupakan metoda

utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.

Adapun teknik yang dipakai dalam FCC adalah menghormati setiap anak dan keluarganya,

menghargai perbedaan budaya, agama, suku dan latar belakang keluarga, memperkuat

kelebihan yang ada pada anak dan keluarga, mendukung dan memfasilitasi pilihan anak,

memberikan kesempatan pada keluarga dan anak untuk memilih fasilitas kesehatan yang

sesuai untuk mereka, menjamin pelayanan kesehatan yang diperoleh anak sesuai dengan

kebutuhan, memonitor pelayanan keperawatan yang diberikan, berbagi informasi secara jujur

dengan keluarga, serta menjamin dan memberikan dukungan formal dan informal untuk anak

dan keluarga. Semua teknik tersebut telah dikerjakan dan dapat dilihat bahwa keluarga dan

anak memiliki hubungan yang baik dengan perawat dibuktikan dengan keterbukaan anak dan

kelaurga dalam berbagi perasaan serta kepercayaan yang diberikan keluarga pada perawat.

Alternatif Pemecahan

Page 74: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

8

Keterbatasan penyebaran informasi tentang suatu penyakit dapat mempengaruhi kecepatan

dalam memberikan pertolongan. Informasi yang masih sangat minim yang didapat oleh

masyarakat menjadi salah satu penghalang bagi anak untuk mendapat pengobatan segera.

Adapun alternatif pemecahan yang dapat dilakukan oleh penulis adalah perencanaan

pembuatan leaflet tentang sindrom nefrotik. Informasi yang tepat, benar dan mudah dipahami

menjadi faktor yang sangat mempengaruhi akan kualitas pemberian pengobatan dan

perawatan segera oleh keluarga anak. Diharapkan dengan pemberian informasi yang tepat,

keluarga dapat mengenali tanda-tanda dari sindrom nefrotik yang harus segera ditangani. Dan

diharapkan juga keluarga dapat berbagi informasi dengan masyarakat lainnya setelah keluar

dari ruang perawatan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Anak dengan Sindrom nefrotik akan mengalami masa perawatan di rumah sakit yang

mengakibatkan anak mengalami hospitalisasi. Keterlibatan keluarga dalam proses perawatan

anak selama sakit akan membantu meningkatkan kepuasan keluarga terhadap pelayanan

asuhan keperawatan sekaligus memandirikan keluarga dalam perawatan anak selanjutnya.

Salah satu upaya meningkatkan kepuasan klien anak dan keluarga adalah dengan penerapan

komunikasi terapeutik perawat selama masa hospitalisasi klien anak di rumah sakit. Hal ini

sesuai dengan pendekatan perawatan anak yang berfokus pada keluarga (FCC).Keterlibatan

keluarga dalam masa perawatan akan mempercepat proses penyembuhan Sindrom Nefrotik

pada anak.

Berdasarkan pembahasan dan keterbatasan penyusunan karya ilmiah akhir yang didapat oleh

mahasiswa , maka mahasiswa memberikan beberapa saran sehingga karya ilmiah akhir ini

dapat dijadikan acuan untuk perkembangan keilmuan dan sebagai acuan dalam persiapan

mahasiswa sebelum memasuki tempat praktik di rumah sakit. Adapun saran yang diajukan

oleh peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah memperdalam asuhan keperawatan pada

anak dengan Sindrom Nefrotik dengan menambahkan aplikasi tesis lainnya untuk

meningkatkan kenyamanan anak dengan hospitalisasi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Page 75: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

9

Terima kasih kepada Tuhan yang telah memberikan hikmat dan penyertaan yang tak habis-

habisnya dalam pengerjaan skripsi ini dari awal hingga saat ini. Terima kasih juga peneliti

ucapkan kepada ibu Nur Agustin yang sudah membimbing dari awal pengerjaan hingga

pengumpulan karya ilmiah akhir ini. Terima kasih juga kepada orangtua, saudara, dan

sahabat serta teman-teman yang terus mendukung dan memberikan menyemangati setiap

waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2007). Family centered care. http://www.familycenteredcare.org. Diambil 15 Mei

2012

Ball, W.J. & Bindler, C., R (2003). Pediatric nursing caring for children. New Jersey:

Pearson.

Fatriansah, A (2012). Hubungan komunikasi terapeutik perawat anak dan tingkat kepuasan

keluarga yang anaknya menjalani hospitalisasi di rsud al-ihsan provinsi jawa barat.

Tidak dipublikasikan. Fakultas Ilmu Keperawtan Universitas Indonesia

Behrman, N (2000): Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. EGC.

Betz, Cecily Lynn, dkk. 2009. Buku saku keperawatan pediatric. Ed 5. Jakarta: EGC.

Brunner & Suddarth. 2003. Medical Surgical Nursing (Perawatan Medikal Bedah), alih

bahasa: Monica Ester. Jakarta : EGC.

Carpenito, L.J. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Carpenito – Moyet, L.J. (2008). Nursing Diagnosis: Application to Clinical Practice. 12th

ed.

Philadelphia: J.B. Lippincott Company

Corwin, E. (2009). Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC

Doengoes, Marilyinn E, Mary Frances Moorhouse. 2000. Nursing Care Plan: Guidelines for

Planning and Documenting Patient Care (Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman

Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), alih bahasa: I Made

Kariasa. Jakarta: EGC.

Donna L, Wong. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Anak, alih bahasa: Monica Ester.

Jakarta: EGC.

Eric P.Cohen, MD. Nephrotic Syndrome. [Online].[Cited On 25 Agustus 2009]. Available

From URL : http://emedicine.medscape.com/article/244631-overview

Hazinski MF: Handbook of pediatric critical care, Philadelphia, 1999, WB Saunders.

International Study of Kidney Disease in Children, 1978. Nephrotic syndrome in children.

Prediction of histopathology from clinical and laboratory chracteristics at time of

diagnosis. Kidney Int 13 : 159.

Page 76: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20351523-PR-Apriliani S.pdf · Sindrom nefrotik dapat mempengaruhi semua kelompok umur. Pada anak-anak,

10

Kozier, B.,(2005). Fundamental Nursing, concepts, process and practice. USA:Philadelpia

Marlindawani (2007). Komunikasi dalam kperawatan. USU Digital Library.

http://www.yahoo.com. Diambil 15 Mei 2012

Muhammad Sjaifullah Noer, Ninik Soemyarso. Sindrom Nefrotik. [Online]. [Cited On

2006]. Available from URL:

http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktor =pdt&file

0&pdf=&html=07110-ebtq258.htm

Price A & Wilson L. 1995. Pathofisiology Clinical Concept of Disease Process

(Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit), alih bahasa: Dr. Peter

Anugrah. Jakarta: EGC

Theofanidis. (2006). Chronic illness in childhood: psychosocial adaptation and nursing

support for the child and family. Issue 2 Health Science Journal.

http://www.hsj.gr/volume1/issue2/issue02 rev01.pdf. Dalam fatriansari

(2012) :Hubungan komunikasi teraupetik perawat anak dan tingkat kepuasan

keluarga yang anaknya menjalani hospitalisasi di rsud al-ihsan provinsi

jawa barat

*Mahasiswa Profesi Ners 2012 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

**Staff Pengajar Keilmuan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia