Anak - Sindrom Nefrotik

27
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN SINDROM NEFROTIK OLEH : Aji Maulana Agung W Rusto Sigit Jatmiko Suyono Farid Azhari

description

kk

Transcript of Anak - Sindrom Nefrotik

Page 1: Anak - Sindrom Nefrotik

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN

SINDROM NEFROTIK

OLEH :Aji Maulana Agung W

Rusto Sigit JatmikoSuyono

Farid Azhari

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO2013

Page 2: Anak - Sindrom Nefrotik

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dua dari 10.000 orang mengalami sindroma nefrotik. Sindom Nerfrotik sulit

ditentukan pada usia dewasa, karena biasanya kondisinya menyerupai penyakit

lain. Pada anak-anak, biasanya lebih banyak dialami oleh anak laki dibandingkan

perempuan, usia antara 2 -3 tahun. Oleh karena itu SN harus benar-benar

diketahui sedini mungkin tentang proses dan perjalanan penyakitnya supaya

nantinya kita tahu, cepat dan dapat menentukan diagnosa keperawatan serta

intervensi yang tepat dalam menangani pasien dengan SN, maka dengan latar

belakang tersebut penulis penyusun laporan ini.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

a. Memberikan asuhan keperawatan pd pasien dengan SN

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui dan memahami pengertian dan maksud penyakit sindrom

nefrotik

b. Mengetahui dan memhami tentang proses penykit sindrom nefrotik

c. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan, factor penyebab, resiko,

komplikasi, manifestasi dari sindrom nefrotik

d. Mengetahui dan memahami tentang pengobatan sindrom nefrotik

Page 3: Anak - Sindrom Nefrotik

BAB 2

A. PENGERTIAN

1. Merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya injury glomerular

yang terjadi pada anak dengan karkteristik, proteinuria, hypoproteinuria,

hypoalbuminemia, hyperlipidemia, dan edema.

2. Merupakan proses akut masif yang ditandai oleh :

a. Peningkatan protein dalam urin

b. Hypoalbuminemia

c. Edema

d. Serum kolesterol yang tinggi dan Lipoprotein densitas rendah

(Hipolipidemia)

Kerusakan membran kapiler glomerulus

Peningkatan permeabilitas glomerulus

3. Sindrom Nefrotik ditandai oleh Proteinuria masif, hipoalbuminemia, edema

dan hiperlipidemia. Insiden tertinggi pada usia 3-4 tahun, rasio lelaki dan

perempuan 2:1 (Kapita Selekta Kedokteran, 2000)

4. Keadaan dimana terjadi ganggun pada system filtrasi ginjal, yaitu terutama

pada glomerulusnya. Dalam keadaan normal glomeruli ginjal berfungsi

melakukan filtrasi terhadap protein yang akan dikeluarkn oleh air seni.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Nefrotik Syndrom)

B. ETIOLOGI

Berdasarkan etiologinya Sindrom Nefrotik dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Primer / Idiopatik

a. Yang berhubungan dengan kelainan primer glomerulus dengn sebab tidak

diketahui.

b. Banyak terjadi pada usia sekolah (74% pada usia 2 – 7 tahun)

c. Pria dan wanita 2 : 1

Page 4: Anak - Sindrom Nefrotik

d. Diawali dengan infeksi virus pada saluran nafas atas.

2. Sekunder

a. Disebabkan oleh kerusakan glomerulus (akut/kronik) karena penyakit

tertentu.

b. Karena infeksi, keganasan, obat-obtan, penyakit multisistem dan jaringan

ikat, reaksi alergi, bahan kimia, penyakit metabolik, penyakit kolagen,

toksin, transplantasi ginjal, trombosis vena renalis, stenosis arteri renalis,

obesitas masif, glomerulonefritis akut/kronis.

c. Banyak terjadi pada anak dengan penurunan daya tahan tubuh/ gangguan

imunitas, respon alergi, glomerulonefritis. Dikaitkan dengan respon imun

(abnormal immunoglobulin)

d. Pada orang dewasa SN skunder terbanyak disebabkan oleh dibetes melitus

3. Kongenital

a. Diturunkan sebagai resesif autosom atau karena reaksi fetomaternal

b. Herediter Resisten gen

c. Tidak resisten terhadap terapi malalui Transplantasi Ginjal

Beberapa penyakit yang dapat secara spesifik menyebabkan rusaknya

glomeruli ginjal dan sering mengakibatkan timbulnya proteinuria tentunya

mempercepat timbulnya Nefrotik sindrome.

a. Amiloidosis

b. Congenital nephrosis

c. Focal segmental glomerular sclerosis (FSGS) Terjadi kerusakan pada jaringan

glomeruli, sehingga merusak membran pelindung protein

d. Glomerulonephritis (GN)

Terjadinya Sindroma Nefrotik juga tergantung usia kejadiannya:

a. Usia kurang dari 1 tahun

Congenital nephrosis

b. Usia kurang dari 15 tahun

Minimal change disease

c. Usia 15 sampai 40 tahun

Minimal change disease, FSGS atau yang lainnya.

Page 5: Anak - Sindrom Nefrotik

C. PATOFISIOLOGI

1. Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular (kebocoran

glomerulus) akan berakibat pada hilangnya protein plasma dan kemudian akan

terjadi Proteinuria.

2. Perubahan integritas membrana basalis glomerulus menyebabkan peningkatan

permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma dan protein utama yang

diekskresikan dalam urin adalah albumin, sehingga menyebabkan

Hypoalbuminemia

3. Dengan menurunnya albumin, tekanan osmotic plasma menurun sehingga

cairan intravascular perpindah kedalam interstisial. Perpindahan cairan

tersebut menjadikan volume cairan intravascular berkurang, sehingga

menurunkan jumlah aliran darah ke renal karena hypovolemi. Menurunnya

aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan merangsang

produksi renin-angiotensin dan peningkatan sekresi antidiuretik hormone

(ADH) dan sekresi aldesteron yang kemudian terjadi retensi natrium dan air.

Dengan retensi natrium dan air, serta menyebabkan mudahnya cairan tubuh

keluar dari jaringan akan menyebabkan Edema.

4. Terjadi peningkatan kolesterol dan triglicerida serum akibat dari peningkatan

stimulasi produksi lipoprotein Karena penurunan plasma albumin atau

penurunan onkotik plasma, sehingga menyebabkan Hyperlipidemia.

5. Adanya Hyperlipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi lipoprotein

dalam hati yang timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein, dan lemak

akan banyak dalam urin, Lemak bebas (oval fat bodies) sering ditemukan

pada sedimen urin (Lipiduria). Sumber lemak ini berasal dari filtrat

lipoprotein melalui membrana basalis glomerulus yang permeable

6 Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinn disebabkan

oleh karena hypoalbuminemia, hyperlipidemia atua defisiensi seng. Hal ini

menyebabkan kerentanan terhadap infeksi

Page 6: Anak - Sindrom Nefrotik

D. PATHWAY KEPERAWATAN

Etiologi

Kerusakan glomerulo ginjal

Proteinuria masif

Hipoalbuminemia/Hipoproteinemia Meningkatkan sintesa protein dan lemak di hepar

Hipovolemia menurunkan tekanan onkotik Hiperlipidemia

Menurunkan aliran darah Meningkatkan sekresi peningkatan metabolisme lipid ADH&aldesteron

Pelepasan rennin Retensi Na&air Edema Peningkatan benda keton

Vasokontriksi Meningkatkan tekanan kegawatan

hidrostatik

Hospitalisasi

Knowledge def. Cemas

Saluran pencernaan Pernafasan Kardiovaskuler Integumen

Mual, absorbsi sesak nafas

Perubahan nutrisi Intoleransi aktivitas Kelebihan dan

Kurang Kekurangan cairan

Risiko kerusakan Risiko

Integritas kulit infeksi

Page 7: Anak - Sindrom Nefrotik

E. MANIFESTASI KLINIS

Normalnya, protein akan dibuang melalui urine sebanyak 150mg dalam waktu

24 jam. Sedangkan pada keadaan nefrotik, mengalami proteinuria, yaitu protein

yang dikeluarkan melalui urine jauh melebihi normal yaitu diatas 3,5 gram selama

periode waktu 24 jam, atau 25 kali dari batas normal. Ini adalah indikator utama

Sindroma Nefrotik.

Terdapat 3 gejala dari sindrom nefrotik yang berhubungan dengan banyaknya

protein yang keluar melalui urine:

1. Hypoalbuminemia (rendahnya kadar albumin dalam darah)

2. Edema

3. Hiperkolesterolemia (tingginya kadar kolesterol dalam darah)

Hipoalbuminemia

Adalah rendahnya kadar albumin (protein) didalam darah akibat dari

proteinuria. Rendahnya albumin didalam darah menyebabkan mudahnya cairan

tubuh keluar dari jaringan dan mengakibatkan edema. Dengan perpindahan

volume plasma ke rongga ketiga dapat terjadi syok, bila edema berat dapat timbul

dispnoe akibat efusi pleura. Episode pertama penyakit sering mengikuti sindrom

seperti influenza, bengkak periorbotal dan oliguria. Dalam beberapa hari edema

semakin jelas dan menjadi anarsaka.

Edema akibat nefrotik membuat jaringan bengkak, dan bila dilakukan penekanan

tidak cepat kembali ke keadaan semula. Edema umumnya terjadi pada kaki dan

pergelangan kaki.terlebih bila berdiri dalam waktu yang lama. Hal ini

menyebabkan perasaan berat serta dingin pada extremitas dan mempengaruhi

gerakan.

Hiperkolesterolemia

Tingginya kadar kolesterol dalam darah, hal ini disebabkan karena terdapat

enzim penting yang mengatur kadar kolesterol yang dipengaruhi oleh glomeruli

ginjal, sehingga akibatnya terjadi peningkatan kadar kolesterol.

Page 8: Anak - Sindrom Nefrotik

F. KOMPLIKASI

Berikut beberpa komplikasi yang dapat terjadi :

1. Hypovolemia berat

2. Infeksi skunder ( Pnemococcus, Bronkopnemonia, Peritonitis)

3. Dehidrasi

4. Proteinuria berat

5. Ganggun koagulasi (Venous Trhombosis, Emboli pulmoner, syok)

6. Malnutrisi (Hypoalbunemia berat dan berlangsung lama )

7. Gagal ginjal akut ( penurunan fungsi ginjal yang irreversible )

8. Peningkatan terjadinya aterosklerosis, peningkatan serum kolesterol total yang

berlangsung lama dan tidak terkontrol.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Selain proteinuria massif, sediment urin bisanya normal. Bila terjadi

hematuria mikroskopik (>20 eritrosit/LPB) dicurigai adanya lesi glomerular

(missal sclerosis glomerulus fokal). Albumin plasma darah dan lipid meningkat.

IgM dapat meningkat, sedangkan IgG turun,. Komplemen serum normal dan tidak

ada krioglobulin. Serta adanya tanda klinis pada anak, riwayat infeksi saluran

nafas atas. Analis urin (meningkatnya protein dalam urine ), menurunnya serum

protein serta Biopsi ginjal.

H. PENATALAKSANAAN

Pengobatan yaitu dengan cara menghentikan kehilangan protein didalam

urine, dan meningkatkan jumlah urine. Umumnya dokter akan memberikan obat

prednison. Banyak anak-anak yang keadaannya membaik dengan pemberian obat

ini. Prednison digunakan untuk menghentikan kehilangan protein dalam darah

yang keluar melalui urine. Setelah 4 minggu terapi, umumnya anak sudah mulai

lancar miksi. Bila urin lancar edemanya pun hilang. Bila sudah tidak ada protein

dalam urine, dokter akan mulai menurunkan dosis prednison untuk beberapa

minggu. Namun tidak pernah menghentikan pemakaian prednison. Jika obat ini

Page 9: Anak - Sindrom Nefrotik

dihentikan atau diberikan terlalu banyak atau terlalu sedikit, anak akan menderita

sakit.

Suatu saat anak akan merasa sehat, namun suatu saat akan menderita lagi,

setelah beberapa waktu ia merasa sehat. Sakit akan terjadi lagi saat pasien

mengalami nifeksi virus, seperti saat flu atau demam.

Prednison adalah obat yang baik, tetapi memiliki banyak efek samping.

Misalnya:

1. terasa lapar

2. badan menjadi gemuk

3. jerawat

4. perubahan mood (kadang sedih, kadang gembira)

5. overactive

6. mudah mengalami infeksi

7. terjadi pertumbuhan yang lambat

Efek samping akan tampak bila dosis prednison besar dan digunakan terus

menerus, bila penggunaan dihentikan, semua efek samping akan hilang.

Jika prednison tidak dapat bekerja atau jika anak mengalami efek samping

yang serius, dokter dapat mengganti dengan obat lain, yang disebut obat

immunosuppresive. Obat ini menurunkan sistem immune tubuh. Banyak yang

efektif dengan obat ini, namun tidak untuk semua anak. Dokter akan menjelaskan

tentang baik buruknya penggunaan obat ini. Karena efek sampingnya adalah

peningkatan kejadian infeksi, rambut rontok dan peningkatan produksi sel darah.

Pasien juga biasanya diberikan diuretik. Obat ini membantu ginjal dalam

mengatur fungsi pengeluaran garam dan air. Obat yang biasa digunakan adalah

furosemid. Bila pasien mulai mengalami masalah mual atau diare, harus segera

dilaporkan karena dikhawatirkan kehilangan cairan terlalu banyak. Bila protein

sudah tidak ada didalam urine, diuretik harus dihentikan.

Pasien juga harus menjalani diit rendah natrium dan tinggi protein, serta

menjalani tirah baring untuk meningkatkan diuresis. Cegah infeksi, antibiotic

hanya diberikan bila ada infeksi. Pungsi asites maupun hidrotoraks dilakukan bila

ada indikasi vital

Page 10: Anak - Sindrom Nefrotik

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN SINDROM NEFROTIK

A. PENGKAJIAN

1. Riwayat Kesehatan

Riwayat penyakit yang lalu : Apakah mempunyai riwayat penyakit sistemik,

DM, penyakit ginjal, dll

2. Pemeriksaan Fisik

Riwayat Sekarang

a. Pemeriksaan fisik fokus khususnya pada edema : Periorbital wajah dan

anasarka

b. Monitor tanda-tanda vital dan deteksi infeksi dini atau hypovolemi

c. Status hidrasi : Diare, monitor adanya retensi cairan, intake dan output,

urinalisis, output urin menurun.

d. Anoreksia, lemah

e. Peningkatan berat badan dan lingkar abdomen

f. Sesak nafas

g. Suhu meningkat

h. Albumin, monitor hasil laboratorium, dan pantau urin setiap hari, adanya

protein

i. Pengkajian pengetahuan kelurga tentang kondisi dan pengobatan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Kerusakan integritas kulit b.d Perubahan sirkulasi (edema) dan

Menurunnya tingkat aktivitas.

2. Risiko infeksi b.d Imunosupresive dan hilangnya gamaglobulin

3. Risiko kekurangan volume cairan (intravaskular) b.d Medikasi diuretik,

proteinuria, edema.

4. Kelebihan volume cairan b.d Kelebihan intake sodium dan retensi

air,eningkatan permeabilitas dinding glomerulus dan perubahan mekanisme

regulasi

Page 11: Anak - Sindrom Nefrotik

5. Intoleransi aktivitas b.d Kelemahan secara menyeluruh

Intervensi

Dx Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

1 Setelah dilakukan tindakan keperwtan dihrapkan

edem pasien berkurang / hilang dengan Kriteria

Hasil sebagai berikut :

Indikator T

Integritas kulit yang baik bisa

dipertahankan (sensasi, elastisitas,

temperature, hidrasi, pigmentasi)

Tidak ada luka atau lesi pada kulit

Perfusi jaringan baik, edema

berkurang.

Menunjukkan pemahaman dalam

proses perbaikan kulit dan mencegah

terjadinya cedera berulang

Mampu melindungi kulit dan

mempertahankan kelembaban kulit dan

perawatan alami

Keterangan :1= ekstrem2= berat3= sedang4= ringan5= tidak ada gangguan

Pressure Management

a. Anjurkan pasien

untuk menggunakan pakain

longgar

b. Hindari kerutan pada

tempat tidur

c. Jaga kebersihan kulit

agar tetap bersih dan kering

d. Monitor kulit akan

adanya kemerahan

e. Oleskan lotion atau

baby oil pada daerah yang

tertekan

f. Monitor aktivitas dan

mobilisasi pasien

g. Monitor status nutrisi

pasien

2 Setelah dilakukan tindakan perawatan

diharapkan infeksi dapat dicegah dengan Kriteria

Hasil sebagai berikut :

Indikator T

Pasien bebas dari tanda dan gejala

infeksi

5

Jumlah leukosit dalam batas normal 5

Menunjukkan kemampuan untuk 5

Infection Protection

a. Monitor tanda dan

gejala infeksi sistemik dan

local

b. Monitor kerentanan

terhadap infeksi

c. Batasi pengunjung

d. Saring pengunjung

Page 12: Anak - Sindrom Nefrotik

mencegah terjadinya infeksi

Keterangan :1= ekstrem2= berat3= sedang4= ringan5= tidak ada gangguan

terhadap penyakit menular

e. Monitor hitung

granulasi WBC

f. Pertahankan teknik

asepsis pada pasien yang

berisiko

g. Berikan perawatan

kulit pada adaerah epidemic

h. Inspeksi kulit dan

membrane mukosa terhadap

kemerahan, panas, drainase.

i. Dorong masukan

nutrisi yang cukup

j. Dorong istirahat

k. Instruksikan kepada

pasien (keluarga) untuk

meminum antibiotik sesuai

resep

l. Anjurkan pada

keluarga tanda dan gejala

infeksi

m. Laporkan kecurigaan

infeksi

n. Laporkan kultur

positif.

3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan kebutuhan cairan pasien dapat

terpenuhi dengan criteria hasil sebagai berikut :

Indikator T

Mempertahankan urin output sesuai

dengan usia dan berat badan, BJ urin

Fluid Management

a. Timbang popok

atau pembalut jika

diperlukan

b. Pertahankan

catatan intake dan output

Page 13: Anak - Sindrom Nefrotik

normal, HT normal

Vital sign dalam batas normal

Tidak ada tanda-tanda dehidrasi,

elastisitas turgor baik, membrane

mukosa lembab, tidak ada rasa haus

ang berlebihan

Keterangan :1= ekstrem2= berat3= sedang4= ringan5= tidak ada gangguan

yang akurat

c. Monitor status

hidrasi (kelembaban

membrane mukosa, nadi

adekut, tekanan darah

ortostatik) jika diperlukan

d. Monitor vital

sign

e. Monitor

masukan makanan/cairan dan

hitung intake kalori harian

f. Kolaborasi

pemberian cairan IV

g. Monitor status

nutrisi

h. Dorong

masukan oral

i. Dorong

keluarga untuk membantu

pasien makan

j. Tawarkan

snack (jus buah, buah segar)

k. Kolaborasi

medis/dokter jika cairan

berlebihan muncul

memburuk

l. Atur

kemungkinan transfuse

4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan edema berkurang atau hilang

Fluid Management

a. Pertahankan

Page 14: Anak - Sindrom Nefrotik

dengan criteria hasil sebagai berikut :

Indikator T

Terbebas dari edema dan efusi

anasarka

Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspnu

atau ortopnue

Memelihara tekanan vena sentral,

tekanan kapiler paru, output jantung

dan vital sign dalam batas normal

Terbebas dari kecemasan, kelelahan

dan kebingungan.

Keterangan :1= ekstrem2= berat3= sedang4= ringan5= tidak ada gangguan

catatan intake dan output

yang akurat

b. Pasang urin

kateter jika diperlukan

c. Monitor hasil

laboratorium yang sesuai

dengan retensi cairan (BUN,

HMT )

d. Monitor status

hemodinamika

e. Monitor vital

sign

f. Monitor

indikasi retensi atau

kelebihan cairan (edema,

asites, distensi vena leher )

g. Kaji kalori dan

luas edema

h. Monitor

masukan makanan/cairan dan

hitung intake kalori harian

i. Monitor status

nutrisi

j. Berikan

diuretic sesuai instruksi

k. Batasi masukan

cairan pada keadaan

hiponatremia dilusi dengan

serum natrium < 130 mEq/l

l. Kolaborasi

medis/dokter jika cairan

Page 15: Anak - Sindrom Nefrotik

berlebihan muncul

memburuk

5 Setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan pasien dapat melakukan aktifitas

seperti biasa dan pasien dapat pulih dari

kelemahan dengan criteria hasil sebagai berikut:

Indikator T

Istirahat dan aktivitas seimbang

Mengetahui keterbatasan energinya

Mengubah gaya hidup sesuai dengan

tingkat energy

Menggunakan teknik konservasi

energy

Keterangan :1= ekstrem2= berat3= sedang4= ringan5= tidak ada gangguan

Terapi aktivitas

a. Menentukan

penyebab intoleransi aktivitas

(fisik, psikologis, emosional)

b. Berikan

periode aktivitas selama

beraktivitas

c. Pantau respon

kardiopulmonal setelah

melakukan aktivitas dan

sebelum melakukan aktivitas

d. Minimalkan

kerja kardiovaskular dengan

memberi posisi dari tidur

keposisi setengah duduk

e. Kolaborsikan

dengan tenaga rehabilitasi

medik dalam merencanakan

program terapi yang tepat

f. Bantu pasien

untuk mengidentifikasikan

aktivitas yang mampu

dilakukan

g. Bantu untuk

memilih aktivitas konsisten

yang sesuai dengan

kemampuan fisik, psikologis

dan social.

h. Bantu untuk

Page 16: Anak - Sindrom Nefrotik

mengidentifikasi dan

mendapatkan sumber yang

diperlukan unutk aktivitas

yang diinginkan

i. Bantu untuk

mengidentifikasi aktivitas

yang disukai

j. Bantu pasien

untuk membuat jadwal

latihan diwaktu luang

k. Bantu pasien

atau keluarga untuk

mengidentifikasi kekurangan

dalam beraktivitas

l. Monitor

respon fisik, emosi, sosial

dan spiritual

DAFTAR PUSTAKA

Habel, Alex. 1990. Segi Praktis Ilmu Penyakit Anak. Jakarta:Bina Rupa Aksara.

Page 17: Anak - Sindrom Nefrotik

Jhonson, Marion, dkk. 1997. Iowa Outcomes Project Nursing Classification (NOC)

Edisi 2. St Louis, Missouri : Mosby.

Mc Closkey, Joanner. 1996. Iowa Intervention Project Nursing Intervention

Classification (NIC) Edisi 2. Westline Industrial Drive, St. Louis : Mosby.

Mansjoer A, Suprohaita, Wahyu IW, Wiwiek S, editor.2000. Kapita Selekta

Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta: Media Aesculapius

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit 2. Jakarta : EGC.

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa keperawatan NANDA Definisi dan

klasifikasi 2005-2006. Jakarta : Prima Medika.

Short Jhon R, Gray O, Jadodge.1994. Ikhtisar Penyakit Anak Edisi Ke Enam.

Jakarta: Bina Rupa Aksara

___.1985. Buku Kulih 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Staf Pengajar Ilmu

Kesehatan Anak,Bagin Ilmu Kesehatan Anak FKUI.

Buku Panduan Handout Mata Kuliah Keperawatan Anak P. Wahyudi

www.google.com, blog dokter, Carta A. Gunawan

http://id.wikipedia.org/wiki/Nefrotik Syndrom