Analisis Penegakan Diagnosis Gangguan pada Ginjal

5
1. Analisis penegakan diagnosis a Anamnesis Dalam anamnesis, yang pertama kita tanya adalah identitas seperti nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan, yang mana semua yang tersebut tadi dapat menjadi faktor resiko dari penyakit yang diderita. Dari anamnesis dapat pula diketahui keluhan yang dirasakan oleh pasien, sehingga dapat membantu kita dalam menegakkan diagnosis penyakitnya. Selain itu, dapat pula kita tanyakan riwayat penyakit dahulunya, riwayat penyakit keluarganya, keadaan dan kebiasaan pasien. Pada kasus ini anamnesis yang dilakukan kurang lengkap. Tidak ada faktor resiko yang mengarah ke sebuah penyakit. Selain itu riwayat penyakit sekarang dan penyakit keluarga tidak tergali dengan baik. b Pemeriksaan Fisik Purnomo dalam buku Dasar-dasar Urologi tahun 2011 menyebutkan pemeriksaan fisik pada pasien yang dicurigai menderita penyakit pada saluran kemih meliputi pemeriksaan tentang keadaan umum pasien dan pemeriksaan urologi. Pada pemeriksaan fisik, yang perlu kita lakukan adalah menilai secara keseluruhan. Mulai dari keadaan umum pasien, tingkat kesadaran, serta tanda-tanda vital (tekanan darah, pernapasan, nadi, respirasi, suhu). Pemeriksaan vital sign yang dilakukan pada kasus ini menunjukkan hasil normal kecuali untuk tekanan nadi sebesar 104kali/menit. Namun tidak dilakukan pemeriksaan fisik untuk

Transcript of Analisis Penegakan Diagnosis Gangguan pada Ginjal

Page 1: Analisis Penegakan Diagnosis Gangguan pada Ginjal

1. Analisis penegakan diagnosisa Anamnesis

Dalam anamnesis, yang pertama kita tanya adalah identitas seperti nama, usia,

alamat, pekerjaan, status perkawinan, yang mana semua yang tersebut tadi dapat menjadi

faktor resiko dari penyakit yang diderita. Dari anamnesis dapat pula diketahui keluhan

yang dirasakan oleh pasien, sehingga dapat membantu kita dalam menegakkan diagnosis

penyakitnya. Selain itu, dapat pula kita tanyakan riwayat penyakit dahulunya, riwayat

penyakit keluarganya, keadaan dan kebiasaan pasien.

Pada kasus ini anamnesis yang dilakukan kurang lengkap. Tidak ada faktor resiko

yang mengarah ke sebuah penyakit. Selain itu riwayat penyakit sekarang dan penyakit

keluarga tidak tergali dengan baik.

b Pemeriksaan Fisik

Purnomo dalam buku Dasar-dasar Urologi tahun 2011 menyebutkan pemeriksaan

fisik pada pasien yang dicurigai menderita penyakit pada saluran kemih meliputi

pemeriksaan tentang keadaan umum pasien dan pemeriksaan urologi. Pada pemeriksaan

fisik, yang perlu kita lakukan adalah menilai secara keseluruhan. Mulai dari keadaan

umum pasien, tingkat kesadaran, serta tanda-tanda vital (tekanan darah, pernapasan, nadi,

respirasi, suhu).

Pemeriksaan vital sign yang dilakukan pada kasus ini menunjukkan hasil normal

kecuali untuk tekanan nadi sebesar 104kali/menit. Namun tidak dilakukan pemeriksaan

fisik untuk mengetahui fungsi ginjal, meliputi inspeksi, auskultasi, perkusi maupun

palpasi pada daerah ginjal dan saluran kemih.

c Pemeriksaan Penunjang

Effendi et all dalam buku Ilmu Penyakit Dalam tahun 2009 menjelaskan bahwa

untuk membantu proses penegakkan diagnosis penyakit saluran kemih, perlu dilakukan

pemeriksaan laboratorium seperti :

- Pemeriksaan sedimen urin: untuk mengetahui adanya leukosituria, hematuria, dan

dijumpai kristal-kristal pembentuk batu.

- Pemeriksaan kultur urin: mengetahui adanya pertumbuhan kuman pemecah urea.

- Pemeriksaan urinalisis & darah rutin: pemeriksaan kadar elektrolit seperti kadar

kalsium, oksalat, fosfat, maupun urat dalam urin maupun darah.

Page 2: Analisis Penegakan Diagnosis Gangguan pada Ginjal

Purnomo dalam buku Dasar-dasar Urologi menerangkan bahwa selain

pemeriksaan laboratorium, dapat pula dilakukan pemeriksaan penunjang lain seperti :

- Pemeriksaan Foto Polos Abdomen

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya batu radio-opak

pada saluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio-

opak dan paling sering dijumpai diantara batu jenis lain, sedangkan batu asam urat

bersifat non-opak (radio-lusen). Untuk urutan radiopasitas batu saluran kemih sebagai

berikut :

Jenis Batu Radiopasitas

Kalsium Opak

MAP Semiopak

Urat/Sistin Non-opak

- Pemeriksaan Pielografi-Intravena (PIV)

Tujuan pemeriksaan PIV adalah untuk mengetahui dan menilai anatomi dan

fungsi ginjal, mendeteksi adanya batu semi opak maupun batu non-opak yang tidak

dapat terlihat pada foto polos perut. Untuk pelaksanaan PIV ini menggunakan bahan

kontras radio-opak.

- Ultrasonografi (USG)

Prinsip dari pemeriksaan ini adalah menangkap gelombang bunyi ultra yang

dipantulkan oleh organ-organ atau jaringan yang berbeda kepadatannya. Pemeriksaan

ini dapat digunakan untuk membedakan massa padat (hiperekoik) dengan massa

kistus (hipoekoik). Fungsi USG berbeda tiap tempat. Berikut ini akan dijabarkan :

Pemeriksaan pada ginjal

a. Untuk mendeteksi keberadaan & keadaan ginjal (adanya hidronefrosis,

kista massa atau pengkerutan ginjal).

b. Sebagai penuntun saat pungsi ginjal atau nefrostomi perkutan

dilakukan.

Page 3: Analisis Penegakan Diagnosis Gangguan pada Ginjal

c. Sebagai pemeriksaan penyaring pada dugaan adanya trauma ginjal

derajat ringan.

Pemeriksaan pada Vesika urinaria

a. Untuk menghitung sisa urin pasca miksi & mendeteksi adanya

batu/tumor di buli-buli.

Pada kasus ini, untuk pemeriksaan kultur urin memberikan hasil negatif. Selain itu

suhu pasien normal dan jumlah leukosit yang normal menyingkirkan diagnosis adanya

infeksi pada saluran kemih. Untuk pemeriksaan laboratorium darah seperti jumlah

hemoglobin, fraksi albumin dan globulin, kolestrol, kalsium darah, alkalin fosfatase dan

klorida darah menunjukkan hasil normal.

Pada pemeriksaan urin ditemukan albumin dan sel darah merah. Hal ini

menunjukkan adanya kerusakan pada glomerulus karena gangguan permeabilitas. Selain

itu, pada pemeriksaan IVP ditemukan batu kalsium fosfat dan sulfonamide berdiameter

0,3cm serta hidronefrosis dan hidroureter sebelah kanan. Kondisi ini terjadi dikarenakan

ukuran diameter ureter pada anak lebih sempit dibanding pada orang dewasa. Sehingga

batu berukuran kecil sudah dapat menyebabkan obstruksi pada saluran kemih. Lokasi batu

tersebut berada di ureter kanan, karena pada pasien ditemukan hidronefrosis dan

hidroureter.

Jadi, dapat disimpulkan untuk diagnosis penyakit pasien pada kasus ini adalah

Ureterolithiasis dengan kelainan permeabilitas glomerulus.