Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

download Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

of 29

Transcript of Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    1/29

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    2/29

    pada hari pertama. "ada hari kedua dan ketiga ikterus yang terjadi biasanya

    merupakan ikterus fisiologik, tetapi harus pula dipikirkan penyebab lain seperti

    inkompatibilitas golongan darah, infeksi kuman, polisitemia, hemolisis karena

    perdarahan tertutup, kelainan morfologi eritrosit %misalnya sferositosis), sindrom

    gawat nafas, toksositosis obat, defisiensi *-+-"D, dan lain-lain. !kterus yang timbul

    pada hari ke dan ke mungkin merupakan kuning karena AS! atau terjadi pada bayi

    yang menderita *ilbert, bayi dari ibu penderita diabetes melitus, dan lain-lain.

    Selanjutnya ikterus setelah minggu pertama biasanya terjadi pada atresia duktus

    koledokus, hepatitis neonatal, stenosis pilorus, hipotiroidisme, galaktosemia, infeksi

    post natal, dan lain-lain.

    b. "emeriksaan fisik

    Se ara klinis, ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau

    setelah beberapa hari. Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang ukup.

    !kterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan

    penerangan yang kurang, terutama pada neonatus yang berkulit gelap. "enilaian

    ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar% tika et

    al, 00+).

    Salah satu ara memeriksa derajat kuning pada neonatus se ara klinis,

    mudah dan sederhana adalah dengan penilaian menurut Kramer( 12+2). 3aranya

    dengan jari telunjuk ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti

    tulang hidung,dada,lutut dan lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pu at atau

    kuning. "enilaian kadar bilirubin pada masing-masing tempat tersebut disesuaikan

    dengan tabel yang telah diperkirakan kadar bilirubinnya%4ansjoer et al, 005).

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    3/29

    Derajat !kterus pada 6eonatus menurut Kramer

    7ona &agian tubuh yang kuning (ata-rata serum bilirubin

    !ndirek

    1 #epala dan leher 100

    "usat-leher 1 0

    8 "usat-paha 00

    9engan:Tungkai 0

    Tangan:#aki ; 0

    Tabel Derajat ikterus pada neonatus menurut Kramer

    Sumber!. 005< 0

    $aktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam diagnosis dan

    penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat

    dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut% tika et al, 00+).

    . Pemeriksaan laboratorium

    "emeriksaan serum bilirubin%direk dan indirek) harus dilakukan pada

    neonatus yang mengalami ikterus. Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-

    bayi yang tergolong resiko tingggi terserang hiperbilirubinemia berat.

    "emeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk e?aluasi menentukan

    penyebab ikterus antara lain adalah golongan darah dan ‘Coombs test’ , darah lengkap

    dan hapusan darah, hitung retikulosit, skrining *+"D dan bilirubin direk.

    "emeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap - jam tergantung usia bayi

    dan tingginya kadar bilirubin. #adar serum albumin juga harus diukur untuk

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    4/29

    menentukan pilihan terapi sinar atau transfusi tukar% tika et al, 00+).

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    5/29

    "enegakan diagnosis ikterus neonatarum berdasarkan waktu kejadiannya<

    $aktu Diagnosis banding Anjuran "emeriksaan

    @ari ke-1 "enyakit hemolitik #adar bilirubin serum berkala

    !nkompatibilitas darah%(h,A&') @b, @t, retikulosit,sediaan

    Sferositosis. Anemia hemolitik @apus darah golongan darah

    nonsferositosis%defisiensi *+"D) ibu/bayi, uji 3oomb

    @ari ke- #uning pada bayi prematur

    s.d ke- #uning fisiologik, Sepsis

    Darah ekstra?askular, "olisitemia

    Sferositosis kongenital

    @ari ke- Sepsis, #uning karena AS!

    s.d ke-10 Def *+"D, @ipotiroidisme

    *alaktosemia, 'bat-obatan

    @itung jenis darah lengkap >rin

    mikroskopik dan biakan urin,

    "emeriksaan terhadap infeksi

    bakteri, golongan darah ibu/bayi,uji 3oomb

    >ji fingsi tiroid, >ji tapis enBim

    *+"D, *ula dalam urin

    "emeriksaan terhadap sepsis

    >rin mikroskopik dan biakan

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    6/29

    @ari ke- Atresia biliaris, @epatitis neonatal >ji serologi T'(3@, Alfa

    10 atau #ista koledokusm, Sepsis%terutama fetoprotein, alfa1antitripsin,

    lebih infeksi saluran kemih), Stenosis pilorik #olesistografi, >ji (ose-&engal

    Sumber

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    7/29

    • "emeriksaan pen itraan

    "emeriksaan pen itraan sangat berharga ubtuk mendiagnosis penyakit infiltratif dan

    kolestatik. >S* abdomen, 3T S an, 4(! sering bisa menemukan metastasis dan penyakit

    fokal pada hati.

    • ndos opi (etrograd 3holangiopan reatography % (3") dan "T3 %"er utans Transhepati

    3olangiography).

    (3" merupakan suatu perpaduan antara pemeriksaan endoskopi dan radiologi untuk

    mendapatkan anatomi dari sistim traktus biliaris %kolangiogram) dan sekaligus duktus

    pankreas %pankreatogram). (3" merupakan modalitas yang sangat bermanfaat dalam

    membantu diagnosis ikterus bedah dan juga dalam terapi sejumlah kasus ikterus bedah yang

    inoperabel.

    !ndikasi (3" diagnostik pada ikterus bedah meliputi<

    a. #olestasis ekstra hepatik

    b. #eluhan pas a operasi bilier

    . #eluhan pas a kolesistektomi

    d. #olangitis akut

    e. "ankreatitis bilier akut.

    Di samping itu kelainan di daerah papila ateri %tumor, impacted stone) yang juga sering

    merupakan penyebab ikterus bedah dapat terlihat jelas dengan teknik endoskopi ini.

    Penatalaksanaan Ikterus

    Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk mengendalikan

    kadar bilirubin serum tidak men apai nilai yang dapat menimbulkan kernikterus atau ensefalopati

    bilirubin, serta mengobati penyebab langsung ikterus. Dianjurkan agar dilakukan fototerapi, dan

    jika tidak berhasil transfusi tukar dapat dilakukan untuk mempertahankan kadar maksimum bilirubin total dalam serum dibawah kadar maksimum pada bayi preterm dan bayi ukup bulan

    yang sehat. "emberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin %plasma atau

    albumin), mengurangi sirkulasi enterohepatik %pemberian kolesteramin), terapi sinar atau

    transfusi tukar, merupakan tindakan yang juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin.

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    8/29

    Dikemukakan juga bahwa obat-obatan ! !* %!ntra ?enous !mmuno *lobulin) dan

    4etalloporphyrins dipakai dengan maksud menghambat hemolisis, meningkatkan konjugasi dan

    ekskresi bilirubin.

    Tabel #adar bilirubin indirek maksimum %bayi preterm).

    BB lahir (gram) Tidak ada komplikasi Ada komplikasiE 1000 1 -18 10-1

    1000-1 0 1 -1, 10-11 1-1,22 1,-1+ 1 -1,1 00-1222 1+- 0 1 -15000- 00 0- 1F- 0

    Tabel #adar bilirubin indirek pada bayi ukup bulan yang sehat.

    Umur (jam) Fototerapi Fototerapi dan persiapan Transfusi tukar jika

    transfusi tukar fototerapi gagalE , jam - - -

    ,-,F 1 -1 0,2-5 1 - 0 80;5 0 80

    ; minggu

    Transfusi

    tukar Transfusi tukar Transfusi tukar

    A) Tata laksana Awal !kterus 6eonatorum %$@')<

    - 4ulai terapi sinar bila ikterus diklasifikasikan sebagai ikterus berat

    - Tentukan apakah bayi memiliki faktor risiko berikut< berat lahir E , kg, lahir

    sebelum usia kehamilan 85 minggu, hemolisis atau sepsis

    - Ambil ontoh darah dan periksa kadar bilirubin serum dan hemoglobin, tentukan

    golongan darah bayi dan lakukan tes 3oombs<

    i) &ila kadar bilirubin serum di bawah nilai dibutuhkannya terapi sinar,

    hentikan terapi sinar.

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    9/29

    ii) &ila kadar bilirubin serum berada pada atau di atas nilai dibutuhkannya

    terapi sinar, lakukan terapi sinar

    iii) &ila faktor (hesus dan golongan darah A&' bukan merupakan penyebab

    hemolisis atau bila ada riwayat defisiensi *+"D di keluarga, lakukan uji saring *+"D

    bila memungkinkan.

    Tabel Penatalaksanaan Ikterus enurut !aktu Timbuln"a dan #adar Bilirubin

    &ilirubin E jam - jam ,2-5 jam ;5 jamserum E 00 ; 00 E 00 ; 00 E 00 ; 00 E 00 ; 00

    %mg/d9)

    E Tidak perlu terapi-obser?asi-2 Terapi sinar bila hemolisis

    10-1, Transfusi tukar Terapi sinar bila hemolisis

    1 -12 Transfusi tukar Terapi sinar ; 0 Transfusi tukar

    Sumber < Suraatmaja dan Soetjiningsih % 000) dalam < "edoman Diagnosis dan Terapi !lmu

    #esehatan Anak (S>" Sanglah, Denpasar, etakan !!

    "enatalaksanaan berdasarkan waktu timbulnya ikterus

    !kterus yang timbul pada jam pertama

    "emeriksaan yang perlu diperhatikan yaitu <

    − #adar bilirubin serum berkala

    − Darah tepi lengkap

    − *olongan darah ibu dan bayi

    − >ji oombs

    − "emeriksaan penyaring defisiensi enBim *-+-"D, biakan darah atau biopsi hepar bila perlu.

    &. !kterus yang timbul - 5 jam sesudah lahir

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    10/29

    "emeriksaan yang perlu dilakukan adalah bila keadaan bayi baik dan peningkatan ikterus

    tidak epat, dapat dilakukan pemeriksaan daerah tepi, pemeriksaan kadar bilirubin berkala,

    pemeriksaan penyaring enBim *-+-"D dan pemeriksaan lainnya bila perlu.

    3. !kterus yang timbul sesudah 5 jam pertama sampai akhir minggu pertama

    "emeriksaan yang dilakukan <

    1) "emeriksaan bilirubin dire t dan indire t berkala) "emeriksaan darah tepi

    8) "emeriksaan penyaring *-+-"D) &iarkan darah, biopsi hepar bila ada indikasi

    D. !kterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya

    "emeriksaan yang perlu dilakukan <

    - "emeriksaan bilirubin %direk dan indirek) berkala.

    - "emeriksaan darah tepi.

    - "emeriksaan penyaring *-+-"D.

    - &iakan darah, biopsi hepar bila ada indikasi.

    - "emeriksaan lainnya yang berkaitan dengan kemungkinan penyebab

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    11/29

    Mengatasi hiperbilirubinemia:

    4emper epat proses konjugasi, misalnya dengan pemberian fenobarbital. 'bat ini

    bekerja sebagai GenByme indu erH sehingga konjugasi dapat diper epat. "engobatan

    dengan ara ini tidak begitu efektif dan membutuhkan waktu jam baru terjadi

    penurunan bilirubin yang berarti. 4ungkin lebih bermanfaat bila diberikan pada ibu

    kira-kira hari sebelum melahirkan bayi.

    4emberikan substrat yang kurang untuk transportasi dan konjugasi. 3ontohnya ialah

    pemberian albumin untuk mengikat bilirubin yang bebas. Albumin dapat diganti

    dengan plasma dengan dosis 1 - 0 ml/kg&&. Albumin biasanya diberikan sebelum

    transfusi tukar dikerjakan oleh karena albumin akan memper epat keluarnya bilirubin

    dari ekstra?askuler ke ?askuler sehingga bilirubin yang diikatnya lebih mudah

    dikeluarkan dengan tranfusi tukar. "emberian glukosa perlu untuk konjugasi hepar

    sebagai sumber energi.

    4elakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapi. $alaupun fototerapi dapat

    menurunkan kadar bilirubin dengan epat, ara ini tidak dapat menggantikan transfusi

    tukar pada proses hemolisis berat. Fototerai dapat digunakan untuk pra dan pas a

    transfusi tukar.

    Transfusi tukar pada umumnya dilakukan dengan indikasi sebagai berikut<

    o "ada semua keadaan dengan kadar bilirubin indirek I 0mgJ.

    o #enaikan kadar bilirubin indirek yang epat, yaitu 0,8 K 1 mgJ per jam.

    o Anemia yang berat pada neonatus dengan gejala gagal jantung.

    o &ayi dengan kadar hemoglobin talipusat E1 mgJ dan >ji 3oombs direk positif.

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    12/29

    1 -12 Transfusi tukar Transfusi tukar bila Terapi sinar :

    hemolisisL 0 Transfusi tukar

    Sesudah diberi transfusi tukar harus diberi fototerapi. &ila terdapat keadaan seperti

    asfiksia neonatal, distress pernapasan, asidosis metabolik, hipotermia, kadar protein serum

    kurang atau sama dengan grJ, berat badan lahir kurang dari 1 00gr dan tanda-tanda

    gangguan susunan saraf pusat, penderita harus diobati pada kadar bilirubin yang lebih tinggi

    berikutnya.

    &ila mungkin pengobatan terhadap etiologi dan faktor penyebab dan perawatan yang

    baik. @al lain yang perlu diperhatikan ialah pemberian makanan yang dini dengan airan dankalori ukup dan iluminasi kamar besalin dan bangsal bagi bayi.

    &ahaya hiperbilirubinemia ialah kern ikterus. 'leh karena itu terhadap bayi yang

    menderita hiperbilirubinemia perlu dilakukan tindakan lanjut sebagai berikut<

    - "enilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan.

    - "enilaian berkala pendengaran.

    - Fisioterapi dan rehabilitasi bila terjadi gejala sisa.

    Terapi Sinar pada !kterus 6eonatal

    Dengan adanya kenyataan bahwa terapi sinar mempunyai manfaat yang besar dalam

    pengobatan hiperbilirubinemia yang disebabkan oleh berma am-ma am etiologi dan

    mempunyai komplikasi yang relatif sedikit, penggunaannya telah dilakukan se ara luas

    walaupun ara ini tidak dapat dipakai sebagai pengganti transfusi tukar. Tindakan transfusi

    tukar pada penderita hiperbilirubinemia berat yang mempunyai risiko GkernikterusH tetap

    masih merupakan pilihan utama. Terapi sinar dalam hal ini mempunyai peranan dalam

    mengurangi kemungkinan dilakukannya transfusi tukar serta dapat pula bermanfaat dalam

    membantu menurunkan kadar bilirubin setelah transfusi tukar dilakukan.

    Terapi sinar dilakukan terhadap penderita<

    Setiap saat apabila bilirubin indirek lebih dari 10 mgJ

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    13/29

    "ra-transfusi tukar

    "as a-transfusi tukar

    Terdapat ikterus pada hari pertama yang disertai dengan proses hemolisis. 4elihat

    indikasi yang ter antum di atas jelaslah bahwa terapi sinar dilakukan untuk mengobati

    dan men egah hiperbilirubinemia agar tidak men apai tingkat yang mengharuskan

    dilakukannya transfusi tukar.

    #arena terapi sinar ini mempunyai komplikasi yang relatif ke il, hendaknya perlu

    diperhatikan agar tidak terjadi penggunaan yang salah dari ara ini. >ntuk hal ini sebaiknya

    dihindarkan usaha melakukan terapi sinar pada penderita ikterus hemolisis yang jelas

    memerlukan transfusi tukar sebagai tindakan yang lebih efektif atau penggunaan yang tidak

    pada tempatnya sehingga memperpanjang perawatan di rumah sakit yang tidak perlu bagi

    para penderita. "ada keadaan tertentu seperti adanya asidosis, hipoksia, prematuritas,

    hipoalbuminemia dan lain-lain, kadang-kadang diperlukan pertimbangan se ara indi?idual

    untuk menentukan dimulai atau dihentikannya tindakan terapi sinar untuk men egah ataupun

    dimulainya tindakan yang lebih efektif pada penderita tersebut. Demikian pula perlu

    diketahui bahwa terapi sinar ini tidak banyak mempunyai manfaat pada penderita dengan

    gangguan motilitas usus, obstruksi usus atau saluran erna, bayi yang tidak mendapatkan

    makanan se ara adekuat. @al ini terjadi karena penurunan peristaltik usus akan

    mengakibatkan meningkatnya reabsorpsi enterohepatik bilirubin, sehingga se ara klinis

    seolah-olah terapi sinar tidak bekerja efektif.

    Pengaruh Sinar Fototerapi Terhadap Bilirubin

    Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan olehseorang perawat di salah satu rumah sakit di Inggris. Perawat Ward melihat bahwabayi – bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebihcepat menghilang dibandingkan bayi – bayi lainnya. Cremer (195 ! yangmendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruhsinar terhadap hiperbilirubinemia ini. "ari penelitiannya terbukti bahwa disampingpengaruh sinar matahari# sinar lampu tertentu $uga mempunyai pengaruh dalam

    menurunkan kadar bilirubin pada bayi – bayi prematur lainnya.

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    14/29

    %inar &ototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler'kapiler super&isialdan ruang'ruang usus men$adi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikantanpa metabolisme lebih lan$ut oleh hati.

    aisels# seorang peneliti bilirubin# menyatakan bahwa &ototerapi merupakan obatperkutan.)ila &ototerapi menyinari kulit# akan memberikan &oton'&oton diskrit energi#sama halnya seperti molekul'molekul obat# sinar akan diserap oleh bilirubin dengancara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor.

    olekul'molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi&otokimia yang relati& cepat men$adi isomer kon&igurasi# dimana sinar akan merubah

    bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin. )entuk bilirubin *+#15+ akan berubah men$adi bentuk *+#15, yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisadiekskresikan. Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli#lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalamikon$ugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya. )entukisomer ini mengandung - / dari $umlah bilirubin serum. ,liminasi melalui urin dansaluran cerna sama'sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin. 0eaksi&ototerapi menghasilkan suatu &otooksidasi melalui proses yang cepat. ototerapi $ugamenghasilkan lumirubin# dimana lumirubin ini mengandung -/ sampai 2/ dari totalbilirubin serum.

    3umirubin diekskresikan melalui empedu dan urin.3umirubin bersi&at larut dalam air.

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    15/29

    4ambar ekanisme &ototerapi.

    Penelitian %arici mendapatkan 1 #5/ neonatus cukup bulan dan -5#5/ neonatus

    kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signi&ikan dan membutuhkan&ototerapi.

    ototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umurpada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurangbulan# sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (66P!

    7abel 0ekomendasi 66P penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan

    cukup bulan. 1

    7otal serum bilirubin (mg8dl!

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    16/29

    sia

    Pertimbangan

    ototerapi

    7rans&usi tukar

    7rans&usi tukar

    ototerapi

    $ika &ototerapi

    dan intensi&

    Intensi& gagal

    &ototerapi

    : -* $am

    '

    '

    '

    '

    -5'*

    ; 1-; 15

    ; -.

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    17/29

    ; -5

    *9'

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    18/29

    >eonatus sakit

    )erat badan

    ototerapi

    7rans&usi tukar

    ototerapi

    7rans&usi tukar

    ? 15 gr

    5'

    1 '12

    *'<

    1.'1*

    15 '- gr

    '1-

    12'1

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    19/29

    - '-5 gr

    1-'15

    1 '-

    1 '1-

    12'1

    = -5 gr

    7abel 1

    7abel 1

    1 '15

    1

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    20/29

    menurut &rekuensi dan pan$ang gelombang# yang menghasilkan spektrumelektromagnetik. %pektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah# oranye#kuning# hi$au# biru# dan ungu. asing masing dari sinar memiliki pan$ang gelombangyang berbeda beda.

    Pan$ang gelombang sinar yang paling e&ekti& untuk menurunkan kadar bilirubinadalah sinar biru dengan pan$ang gelombang *-5'*

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    21/29

    aktor'&aktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah $enissinar# pan$ang gelombang sinar yang digunakan# $arak sinar ke neonatus danluas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media

    pemantulan sinar.

    Jarak Sinar Fototerapi

    Intensitas sinar berbanding terbalik dengan $arak antara sinar dan permukaantubuh. Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggesersinar lebih dekat pada bayi.

    0ekomendasi 66P mengan$urkan &ototerapi dengan $arak 1 cm kecuali denganmenggunakan sinar halogen. %inar halogen dapat menyebabkan luka bakar biladiletakkan terlalu dekat dengan bayi. )ayi cukup bulan tidak akan kepanasandengan sinar &ototerapi ber$arak 1 cm dari bayi. 3uas permukaan terbesar daritubuh bayi yaitu badan bayi# harus diposisikan di pusat sinar# tempat di manaintensitas sinar paling tinggi.

    Penurunan Kadar Bilirubin dengan Fototerapi

    Penurunan kadar bilirubin ditentukan oleh beberapa &aktor# antara lain spektrumsinar yang dihasilkan# besar intensitas sinar# luasnya permukaan tubuh yangterpapar# penyebab dari ikterus dan kadar serum bilirubin pada saat &ototerapidimulai. Pada saat kadar bilirubin yang tinggi (lebih dari mg8d3 51 Bmol83D!dengan menggunakan &ototerapi ganda# kadar bilirubin

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    22/29

    akan mengalami penurunan sekitar 1 mg8d3 (1

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    23/29

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    24/29

    dengan plasma. "rosedur tersebut diulang hingga dua kali lipat ?olume darah telah

    digantikan. Selama prosedur, elektrolit dan bilirubin serum harus diukur se ara periodik.

    Cumlah bilirubin yang dibuang dari sirkulasi ber?ariasi tergantung jumlah bilirubin di

    jaringan yang kembali masuk ke dalam sirkulasi dan rata-rata ke epatan hemolisis.

    4onitoring

    4onitoring yang dilakukan antara lain<

    1. &ilirubin dapat menghilang dengan epat dengan terapi sinar. $arna kulit tidak

    dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan kadar bilirubin serum selama

    bayi mendapat terapi sinar dan selama jam setelah dihentikan.

    . "ulangkan bayi bila terapi sinar sudah tidak diperlukan, bayi minum dengan baik,

    atau bila sudah tidak ditemukan masalah yang membutuhkan perawatan di (S.

    Faktor $esiko

    1. Patofisiologi Pengaruh Diabetes elitus dalam #ehamilan

    Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia %peningkatan glukosa darah)

    diakibatkan karena "roduksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin se ara

    tidak efektif pada tingkat seluler. !nsulinK insulin yang diproduksi selK sel beta pulau

    langerhans di prankeas bertanggung jawab mentranspor glukosa ke dalam sel . apabila

    insulin tidak ukup / tidak efektif, glukosa berakumulasi dalam aliran darah dan terjadi

    hiperglikemia. @iperglikemia menyebabkan hiperosmolaritas dalam darah yang menarik

    airan intarsel ke dalam sisitem ?askular sehingga terjadi dehidrasi dan peningkatan?olume darah. Akibatnya ginjal menyekresi urine dalam ?olume besar %poliuria) sebagai

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    25/29

    upaya untuk mengatur kelebihan ?olume darah dan menyekresi glukosa yang tidak

    digunakan %gliousuria). Dehidrasi seluler, menimbulkan rasa haus berlebihan %polidipsi).

    "enurunan berat badan akibat peme ahan lemak dan jaringan otot, peme ahan jaringan

    ini menimbulkan rasa lapar yang membuat indi?idu makan se ara berlebihan %polifalgia).

    Setelah jangka waktu tertentu, diabetes menyebabkan perubahan ?askuler yang

    bermakna. "erubahan ini terutama mempungaruhi jantung, mata dan ginjal. #omplikasi

    akibat diabetes men akup aterosklerosis, premature, retinopati dan nefropati. Diabetes

    tipe ! dan !! biasanysa dikenal sebagai sindrom yang disebabkan oleh fa tor geneti .

    Diabetes biasanya diwariskan sebagai sifat resesif, tetapi mun ul sebagai sifat dominan

    pada beberapa keluarga. "ewarisan sifat genetik %genotip) diabetes mellitus tidak selalu

    berarti bahwa indi?idu akan mengalami intoleransi glukosa diabetik %fenotip). &anyak

    indi?idu yang memiliki genotip, tidak memperlihatkan satupun gejala diabetes sampai

    mereka mengalami satu atau lebih stressor atau faktor presipitasi. 3ontoh stressor tersebut

    adalah peningkatan usia, periode perkembangan normal, perubahan hormonal yang epat,

    obesitas, infeksi, pembedahan, krisis emosi dan tumor atau infeksi pangkreas. Diabetes

    *estasional %diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan, tidak

    dikelompokkan kedalam 6!DD4 pada pertengahan kehamilan meningkat sekresi hormon

    pertumbuhan dan hormon horionik somatomamotropin %@3S). @ormon ini meningkat

    untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.

    Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat yang

    menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. *lukosa

    dapat berdifusi se ara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah

    janin hampir menyerupai kadar darah ibu. !nsulin ibu tak dapat men apai janin, sehingga

    kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. "engendalian kadar gula terutama

    dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen, steroid dan

    plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang

    relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. 4enjelang aterm kebutuhan insulin

    meningkat sehingga men apai 8 kali dari keadaan normal. @al ini disebut sebagai tekanan

    diabetojenik dalam kehamilan. Se ara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila

    ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan tetapi,

    bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga ia relati?e hipoinsulin

    yang menyebabkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    26/29

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    27/29

    insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam

    plasma ibu bertambah %kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).

    4elalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut

    terjadi komposisi sumber energi abnormal. %menyebabkan kemungkinan terjadi berbagaikomplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami

    gangguan metabolik %hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia,

    dan sebagainya

    . Cenis "ersalinan

    "ersalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang mampu hidup, dari dalam

    uterus melalui ?agina ke dunia luar %"rawirohardjo, 00 )4eskipun kejadian asfiksia, trauma, dan aspirasi mekonium bisa berkurang dengan

    S3, risiko distress pernapasan sekunder sampai takipneu transien, defisiensi surfaktan,

    dan hipertensi pulmonal dapat meningkat. @al tersebut bisa berakibat terjadinya

    hipoperfusi hepar dan menyebabkan proses konjugasi bilirubin terhambat. &ayi yang lahir

    dengan S3 juga tidak memperoleh bakteri-bakteri menguntungkan yang terdapat pada

    jalan lahir ibu yang berpengaruh pada pematangan sistem daya tahan tubuh, sehingga

    bayi lebih mudah terinfeksi. !bu yang melahirkan S3 biasanya jarang menyusui langsung

    bayinya karena ketidaknyamanan pas a operasi, dimana diketahui AS! ikut berperan

    untuk menghambat terjadinya sirkulasi enterohepatik bilirubin pada neonatus.

    %"rawirohardjo, 00 )

    Cenis persalinan ibu dapat merupakan faktor resiko terjadinya trauma lahir, disamping

    penolongnya sendiri, pada penelitian menemukan jenis persalinan se tio aesarea dengan

    presentasi terbesar disusul dengan ekstrasi ?akum/for ep, eksrasi ?a um/for ep

    mempunyai ke enderungan terjadinya perdarahan tertutup di kepala % trauma persalinan)

    sperti aput su adeneum dan ephalhematoma, yang merupakan faktor resiko terjadinya

    ikterus. &egitu juga persalinan S3 merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    28/29

    dehidrasi pada bayi sehingga enderung terjadi ikterus dimana ibu bersalin dengan S3

    biasanya bayi tidak lansung disusui % #laus, 000).

    4eskipun kejadian asfiksia, trauma, dan aspirasi mekonium bisa berkurang

    dengan S3, risiko distress pernapasan sekunder sampai takipneu transien, defisiensi

    surfaktan, dan hipertensi pulmonal dapat meningkat. @al tersebut bisa berakibat

    terjadinya hipoperfusi hepar dan menyebabkan proses konjugasi bilirubin terhambat. &ayi

    yang lahir dengan S3 juga tidak memperoleh bakteri-bakteri menguntungkan yang

    terdapat pada jalan lahir ibu yang berpengaruh pada pematangan sistem daya tahan tubuh,

    sehingga bayi lebih mudah terinfeksi.

    8. &erat &adan 9ahir

    &erat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam jangka waktu 1 jam pertama

    setelah lahir. #lasifikasi menurut berat lahir adalah &ayi &erat 9ahir (endah %&&9()

    yaitu berat lahir E 00 gram, bayi berat lahir normal dengan berat lahir 00- 000 gram

    dan bayi berat lahir lebih dengan berat badan ; 000 gram %Syl?iati, 00 )."embagian berat badan lahir menurut $@' tahun 12+1 berat badan bayi lahir

    dikelompokan menjadi tiga yaitu< berat badan bayi kurang dari atau sama dengan 00

    gram, berat badan bayi antara 00-I 000 gram, berat badan ; 000 gram.&erat badan lahir yang kurang dari normal dapat mengakibatkan berbagai kelainan

    yang timbul dari dirinya, salah satunya bayi akan rentan terhadap infeksi yang nantinya

    dapat menimbulkan ikterus neonatorum. &anyak bayi lahir, terutama bayi ke il %bayi

    dengan berat badan E 00 gram) mengalami ikterus pada minggu pertama hidupnya.

    #arena kurang sempurna nya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomik maupun fisikologik

    maka mudah timbul beberapa kelainan diantaranya immatur hati.

    !matur hati memudahkan terjadinya ikterus neonatorum, hal ini dapat terjadi karena

    belum maturnya fungsi hepar. #urangnya enBim glukorinil tranferase sehingga konjugasi

  • 8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko

    29/29

    bilirubin indire t menjadi bilirubin dire t belum sempurna dan kadar albmin darah yang

    berperan dalam transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar kurang."ada &&9(, pembentukan hepar belum sempurna %imaturitas hepar) sehingga

    menyebabkan konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk di hepar tidak sempurna.

    &erat lahir besar %makrosomi) umumnya mempunyai ke enderungan lebih sering

    mengalami trauma jalan lahir begitu pula pada bayi ke il disebebkan karena organ

    tubuhnya yang masih lemah. Fungsi hati dan ususnya yang belum sempurna sehingga

    dapat menghambat konjugasi bilirubun dan mengekskresikan me onium yang pada

    akhirnya dapat meningkatkan kadar bilirubun, tetapi keadaan ini masih dipengaruhi oleh

    ara kelahiran dan dari pihak penolongnya. &erat badan lahir E 00 gram mempunyai

    presentase tertinggi terhadap ke enderungan timbulnya ikterus neonatorum

    . @ubungan bayi prematur dengan !kterus 6eonatorum

    Salah satu penyebab hiperbilirubinemia adalah kelahiran prematur %!DA!, 00 ).

    @iperbilirubinemia yang dialami oleh bayi prematur disebabkan karena belum

    matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit. Saat lahir hati bayi belum ukup

    baik untuk melakukan tugasnya. Sisa peme ahan eritrosit disebut bilirubin, bilirubin ini

    yang menyebabkan kuning pada bayi dan apabila jumlah bilirubin semakin menumpuk

    ditubuh menyebabkan bayi terlihat berwarna kuning, keadaan ini timbul akibat

    akumulasi pigmen bilirubin yang berwarna ikterus pada sklera dan kulit. !kterus se ara

    klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah K5 mg/dl.