Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
-
Upload
lina-budiarti -
Category
Documents
-
view
236 -
download
0
Transcript of Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
1/29
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
2/29
pada hari pertama. "ada hari kedua dan ketiga ikterus yang terjadi biasanya
merupakan ikterus fisiologik, tetapi harus pula dipikirkan penyebab lain seperti
inkompatibilitas golongan darah, infeksi kuman, polisitemia, hemolisis karena
perdarahan tertutup, kelainan morfologi eritrosit %misalnya sferositosis), sindrom
gawat nafas, toksositosis obat, defisiensi *-+-"D, dan lain-lain. !kterus yang timbul
pada hari ke dan ke mungkin merupakan kuning karena AS! atau terjadi pada bayi
yang menderita *ilbert, bayi dari ibu penderita diabetes melitus, dan lain-lain.
Selanjutnya ikterus setelah minggu pertama biasanya terjadi pada atresia duktus
koledokus, hepatitis neonatal, stenosis pilorus, hipotiroidisme, galaktosemia, infeksi
post natal, dan lain-lain.
b. "emeriksaan fisik
Se ara klinis, ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau
setelah beberapa hari. Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang ukup.
!kterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan
penerangan yang kurang, terutama pada neonatus yang berkulit gelap. "enilaian
ikterus akan lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar% tika et
al, 00+).
Salah satu ara memeriksa derajat kuning pada neonatus se ara klinis,
mudah dan sederhana adalah dengan penilaian menurut Kramer( 12+2). 3aranya
dengan jari telunjuk ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti
tulang hidung,dada,lutut dan lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pu at atau
kuning. "enilaian kadar bilirubin pada masing-masing tempat tersebut disesuaikan
dengan tabel yang telah diperkirakan kadar bilirubinnya%4ansjoer et al, 005).
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
3/29
Derajat !kterus pada 6eonatus menurut Kramer
7ona &agian tubuh yang kuning (ata-rata serum bilirubin
!ndirek
1 #epala dan leher 100
"usat-leher 1 0
8 "usat-paha 00
9engan:Tungkai 0
Tangan:#aki ; 0
Tabel Derajat ikterus pada neonatus menurut Kramer
Sumber!. 005< 0
$aktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting pula dalam diagnosis dan
penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat
dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut% tika et al, 00+).
. Pemeriksaan laboratorium
"emeriksaan serum bilirubin%direk dan indirek) harus dilakukan pada
neonatus yang mengalami ikterus. Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-
bayi yang tergolong resiko tingggi terserang hiperbilirubinemia berat.
"emeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk e?aluasi menentukan
penyebab ikterus antara lain adalah golongan darah dan ‘Coombs test’ , darah lengkap
dan hapusan darah, hitung retikulosit, skrining *+"D dan bilirubin direk.
"emeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap - jam tergantung usia bayi
dan tingginya kadar bilirubin. #adar serum albumin juga harus diukur untuk
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
4/29
menentukan pilihan terapi sinar atau transfusi tukar% tika et al, 00+).
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
5/29
"enegakan diagnosis ikterus neonatarum berdasarkan waktu kejadiannya<
$aktu Diagnosis banding Anjuran "emeriksaan
@ari ke-1 "enyakit hemolitik #adar bilirubin serum berkala
!nkompatibilitas darah%(h,A&') @b, @t, retikulosit,sediaan
Sferositosis. Anemia hemolitik @apus darah golongan darah
nonsferositosis%defisiensi *+"D) ibu/bayi, uji 3oomb
@ari ke- #uning pada bayi prematur
s.d ke- #uning fisiologik, Sepsis
Darah ekstra?askular, "olisitemia
Sferositosis kongenital
@ari ke- Sepsis, #uning karena AS!
s.d ke-10 Def *+"D, @ipotiroidisme
*alaktosemia, 'bat-obatan
@itung jenis darah lengkap >rin
mikroskopik dan biakan urin,
"emeriksaan terhadap infeksi
bakteri, golongan darah ibu/bayi,uji 3oomb
>ji fingsi tiroid, >ji tapis enBim
*+"D, *ula dalam urin
"emeriksaan terhadap sepsis
>rin mikroskopik dan biakan
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
6/29
@ari ke- Atresia biliaris, @epatitis neonatal >ji serologi T'(3@, Alfa
10 atau #ista koledokusm, Sepsis%terutama fetoprotein, alfa1antitripsin,
lebih infeksi saluran kemih), Stenosis pilorik #olesistografi, >ji (ose-&engal
Sumber
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
7/29
• "emeriksaan pen itraan
"emeriksaan pen itraan sangat berharga ubtuk mendiagnosis penyakit infiltratif dan
kolestatik. >S* abdomen, 3T S an, 4(! sering bisa menemukan metastasis dan penyakit
fokal pada hati.
• ndos opi (etrograd 3holangiopan reatography % (3") dan "T3 %"er utans Transhepati
3olangiography).
(3" merupakan suatu perpaduan antara pemeriksaan endoskopi dan radiologi untuk
mendapatkan anatomi dari sistim traktus biliaris %kolangiogram) dan sekaligus duktus
pankreas %pankreatogram). (3" merupakan modalitas yang sangat bermanfaat dalam
membantu diagnosis ikterus bedah dan juga dalam terapi sejumlah kasus ikterus bedah yang
inoperabel.
!ndikasi (3" diagnostik pada ikterus bedah meliputi<
a. #olestasis ekstra hepatik
b. #eluhan pas a operasi bilier
. #eluhan pas a kolesistektomi
d. #olangitis akut
e. "ankreatitis bilier akut.
Di samping itu kelainan di daerah papila ateri %tumor, impacted stone) yang juga sering
merupakan penyebab ikterus bedah dapat terlihat jelas dengan teknik endoskopi ini.
Penatalaksanaan Ikterus
Tujuan utama dalam penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk mengendalikan
kadar bilirubin serum tidak men apai nilai yang dapat menimbulkan kernikterus atau ensefalopati
bilirubin, serta mengobati penyebab langsung ikterus. Dianjurkan agar dilakukan fototerapi, dan
jika tidak berhasil transfusi tukar dapat dilakukan untuk mempertahankan kadar maksimum bilirubin total dalam serum dibawah kadar maksimum pada bayi preterm dan bayi ukup bulan
yang sehat. "emberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin %plasma atau
albumin), mengurangi sirkulasi enterohepatik %pemberian kolesteramin), terapi sinar atau
transfusi tukar, merupakan tindakan yang juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin.
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
8/29
Dikemukakan juga bahwa obat-obatan ! !* %!ntra ?enous !mmuno *lobulin) dan
4etalloporphyrins dipakai dengan maksud menghambat hemolisis, meningkatkan konjugasi dan
ekskresi bilirubin.
Tabel #adar bilirubin indirek maksimum %bayi preterm).
BB lahir (gram) Tidak ada komplikasi Ada komplikasiE 1000 1 -18 10-1
1000-1 0 1 -1, 10-11 1-1,22 1,-1+ 1 -1,1 00-1222 1+- 0 1 -15000- 00 0- 1F- 0
Tabel #adar bilirubin indirek pada bayi ukup bulan yang sehat.
Umur (jam) Fototerapi Fototerapi dan persiapan Transfusi tukar jika
transfusi tukar fototerapi gagalE , jam - - -
,-,F 1 -1 0,2-5 1 - 0 80;5 0 80
; minggu
Transfusi
tukar Transfusi tukar Transfusi tukar
A) Tata laksana Awal !kterus 6eonatorum %$@')<
- 4ulai terapi sinar bila ikterus diklasifikasikan sebagai ikterus berat
- Tentukan apakah bayi memiliki faktor risiko berikut< berat lahir E , kg, lahir
sebelum usia kehamilan 85 minggu, hemolisis atau sepsis
- Ambil ontoh darah dan periksa kadar bilirubin serum dan hemoglobin, tentukan
golongan darah bayi dan lakukan tes 3oombs<
i) &ila kadar bilirubin serum di bawah nilai dibutuhkannya terapi sinar,
hentikan terapi sinar.
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
9/29
ii) &ila kadar bilirubin serum berada pada atau di atas nilai dibutuhkannya
terapi sinar, lakukan terapi sinar
iii) &ila faktor (hesus dan golongan darah A&' bukan merupakan penyebab
hemolisis atau bila ada riwayat defisiensi *+"D di keluarga, lakukan uji saring *+"D
bila memungkinkan.
Tabel Penatalaksanaan Ikterus enurut !aktu Timbuln"a dan #adar Bilirubin
&ilirubin E jam - jam ,2-5 jam ;5 jamserum E 00 ; 00 E 00 ; 00 E 00 ; 00 E 00 ; 00
%mg/d9)
E Tidak perlu terapi-obser?asi-2 Terapi sinar bila hemolisis
10-1, Transfusi tukar Terapi sinar bila hemolisis
1 -12 Transfusi tukar Terapi sinar ; 0 Transfusi tukar
Sumber < Suraatmaja dan Soetjiningsih % 000) dalam < "edoman Diagnosis dan Terapi !lmu
#esehatan Anak (S>" Sanglah, Denpasar, etakan !!
"enatalaksanaan berdasarkan waktu timbulnya ikterus
!kterus yang timbul pada jam pertama
"emeriksaan yang perlu diperhatikan yaitu <
− #adar bilirubin serum berkala
− Darah tepi lengkap
− *olongan darah ibu dan bayi
− >ji oombs
− "emeriksaan penyaring defisiensi enBim *-+-"D, biakan darah atau biopsi hepar bila perlu.
&. !kterus yang timbul - 5 jam sesudah lahir
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
10/29
"emeriksaan yang perlu dilakukan adalah bila keadaan bayi baik dan peningkatan ikterus
tidak epat, dapat dilakukan pemeriksaan daerah tepi, pemeriksaan kadar bilirubin berkala,
pemeriksaan penyaring enBim *-+-"D dan pemeriksaan lainnya bila perlu.
3. !kterus yang timbul sesudah 5 jam pertama sampai akhir minggu pertama
"emeriksaan yang dilakukan <
1) "emeriksaan bilirubin dire t dan indire t berkala) "emeriksaan darah tepi
8) "emeriksaan penyaring *-+-"D) &iarkan darah, biopsi hepar bila ada indikasi
D. !kterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya
"emeriksaan yang perlu dilakukan <
- "emeriksaan bilirubin %direk dan indirek) berkala.
- "emeriksaan darah tepi.
- "emeriksaan penyaring *-+-"D.
- &iakan darah, biopsi hepar bila ada indikasi.
- "emeriksaan lainnya yang berkaitan dengan kemungkinan penyebab
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
11/29
Mengatasi hiperbilirubinemia:
4emper epat proses konjugasi, misalnya dengan pemberian fenobarbital. 'bat ini
bekerja sebagai GenByme indu erH sehingga konjugasi dapat diper epat. "engobatan
dengan ara ini tidak begitu efektif dan membutuhkan waktu jam baru terjadi
penurunan bilirubin yang berarti. 4ungkin lebih bermanfaat bila diberikan pada ibu
kira-kira hari sebelum melahirkan bayi.
4emberikan substrat yang kurang untuk transportasi dan konjugasi. 3ontohnya ialah
pemberian albumin untuk mengikat bilirubin yang bebas. Albumin dapat diganti
dengan plasma dengan dosis 1 - 0 ml/kg&&. Albumin biasanya diberikan sebelum
transfusi tukar dikerjakan oleh karena albumin akan memper epat keluarnya bilirubin
dari ekstra?askuler ke ?askuler sehingga bilirubin yang diikatnya lebih mudah
dikeluarkan dengan tranfusi tukar. "emberian glukosa perlu untuk konjugasi hepar
sebagai sumber energi.
4elakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapi. $alaupun fototerapi dapat
menurunkan kadar bilirubin dengan epat, ara ini tidak dapat menggantikan transfusi
tukar pada proses hemolisis berat. Fototerai dapat digunakan untuk pra dan pas a
transfusi tukar.
Transfusi tukar pada umumnya dilakukan dengan indikasi sebagai berikut<
o "ada semua keadaan dengan kadar bilirubin indirek I 0mgJ.
o #enaikan kadar bilirubin indirek yang epat, yaitu 0,8 K 1 mgJ per jam.
o Anemia yang berat pada neonatus dengan gejala gagal jantung.
o &ayi dengan kadar hemoglobin talipusat E1 mgJ dan >ji 3oombs direk positif.
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
12/29
1 -12 Transfusi tukar Transfusi tukar bila Terapi sinar :
hemolisisL 0 Transfusi tukar
Sesudah diberi transfusi tukar harus diberi fototerapi. &ila terdapat keadaan seperti
asfiksia neonatal, distress pernapasan, asidosis metabolik, hipotermia, kadar protein serum
kurang atau sama dengan grJ, berat badan lahir kurang dari 1 00gr dan tanda-tanda
gangguan susunan saraf pusat, penderita harus diobati pada kadar bilirubin yang lebih tinggi
berikutnya.
&ila mungkin pengobatan terhadap etiologi dan faktor penyebab dan perawatan yang
baik. @al lain yang perlu diperhatikan ialah pemberian makanan yang dini dengan airan dankalori ukup dan iluminasi kamar besalin dan bangsal bagi bayi.
&ahaya hiperbilirubinemia ialah kern ikterus. 'leh karena itu terhadap bayi yang
menderita hiperbilirubinemia perlu dilakukan tindakan lanjut sebagai berikut<
- "enilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
- "enilaian berkala pendengaran.
- Fisioterapi dan rehabilitasi bila terjadi gejala sisa.
Terapi Sinar pada !kterus 6eonatal
Dengan adanya kenyataan bahwa terapi sinar mempunyai manfaat yang besar dalam
pengobatan hiperbilirubinemia yang disebabkan oleh berma am-ma am etiologi dan
mempunyai komplikasi yang relatif sedikit, penggunaannya telah dilakukan se ara luas
walaupun ara ini tidak dapat dipakai sebagai pengganti transfusi tukar. Tindakan transfusi
tukar pada penderita hiperbilirubinemia berat yang mempunyai risiko GkernikterusH tetap
masih merupakan pilihan utama. Terapi sinar dalam hal ini mempunyai peranan dalam
mengurangi kemungkinan dilakukannya transfusi tukar serta dapat pula bermanfaat dalam
membantu menurunkan kadar bilirubin setelah transfusi tukar dilakukan.
Terapi sinar dilakukan terhadap penderita<
Setiap saat apabila bilirubin indirek lebih dari 10 mgJ
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
13/29
"ra-transfusi tukar
"as a-transfusi tukar
Terdapat ikterus pada hari pertama yang disertai dengan proses hemolisis. 4elihat
indikasi yang ter antum di atas jelaslah bahwa terapi sinar dilakukan untuk mengobati
dan men egah hiperbilirubinemia agar tidak men apai tingkat yang mengharuskan
dilakukannya transfusi tukar.
#arena terapi sinar ini mempunyai komplikasi yang relatif ke il, hendaknya perlu
diperhatikan agar tidak terjadi penggunaan yang salah dari ara ini. >ntuk hal ini sebaiknya
dihindarkan usaha melakukan terapi sinar pada penderita ikterus hemolisis yang jelas
memerlukan transfusi tukar sebagai tindakan yang lebih efektif atau penggunaan yang tidak
pada tempatnya sehingga memperpanjang perawatan di rumah sakit yang tidak perlu bagi
para penderita. "ada keadaan tertentu seperti adanya asidosis, hipoksia, prematuritas,
hipoalbuminemia dan lain-lain, kadang-kadang diperlukan pertimbangan se ara indi?idual
untuk menentukan dimulai atau dihentikannya tindakan terapi sinar untuk men egah ataupun
dimulainya tindakan yang lebih efektif pada penderita tersebut. Demikian pula perlu
diketahui bahwa terapi sinar ini tidak banyak mempunyai manfaat pada penderita dengan
gangguan motilitas usus, obstruksi usus atau saluran erna, bayi yang tidak mendapatkan
makanan se ara adekuat. @al ini terjadi karena penurunan peristaltik usus akan
mengakibatkan meningkatnya reabsorpsi enterohepatik bilirubin, sehingga se ara klinis
seolah-olah terapi sinar tidak bekerja efektif.
Pengaruh Sinar Fototerapi Terhadap Bilirubin
Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan olehseorang perawat di salah satu rumah sakit di Inggris. Perawat Ward melihat bahwabayi – bayi yang mendapat sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebihcepat menghilang dibandingkan bayi – bayi lainnya. Cremer (195 ! yangmendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penyelidikan mengenai pengaruhsinar terhadap hiperbilirubinemia ini. "ari penelitiannya terbukti bahwa disampingpengaruh sinar matahari# sinar lampu tertentu $uga mempunyai pengaruh dalam
menurunkan kadar bilirubin pada bayi – bayi prematur lainnya.
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
14/29
%inar &ototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler'kapiler super&isialdan ruang'ruang usus men$adi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikantanpa metabolisme lebih lan$ut oleh hati.
aisels# seorang peneliti bilirubin# menyatakan bahwa &ototerapi merupakan obatperkutan.)ila &ototerapi menyinari kulit# akan memberikan &oton'&oton diskrit energi#sama halnya seperti molekul'molekul obat# sinar akan diserap oleh bilirubin dengancara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor.
olekul'molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi&otokimia yang relati& cepat men$adi isomer kon&igurasi# dimana sinar akan merubah
bentuk molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin. )entuk bilirubin *+#15+ akan berubah men$adi bentuk *+#15, yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisadiekskresikan. Isomer bilirubin ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli#lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati ke dalam empedu tanpa mengalamikon$ugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk ekskresinya. )entukisomer ini mengandung - / dari $umlah bilirubin serum. ,liminasi melalui urin dansaluran cerna sama'sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin. 0eaksi&ototerapi menghasilkan suatu &otooksidasi melalui proses yang cepat. ototerapi $ugamenghasilkan lumirubin# dimana lumirubin ini mengandung -/ sampai 2/ dari totalbilirubin serum.
3umirubin diekskresikan melalui empedu dan urin.3umirubin bersi&at larut dalam air.
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
15/29
4ambar ekanisme &ototerapi.
Penelitian %arici mendapatkan 1 #5/ neonatus cukup bulan dan -5#5/ neonatus
kurang bulan menderita hiperbilirubinemia yang signi&ikan dan membutuhkan&ototerapi.
ototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umurpada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurangbulan# sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (66P!
7abel 0ekomendasi 66P penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus sehat dan
cukup bulan. 1
7otal serum bilirubin (mg8dl!
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
16/29
sia
Pertimbangan
ototerapi
7rans&usi tukar
7rans&usi tukar
ototerapi
$ika &ototerapi
dan intensi&
Intensi& gagal
&ototerapi
: -* $am
'
'
'
'
-5'*
; 1-; 15
; -.
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
17/29
; -5
*9'
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
18/29
>eonatus sakit
)erat badan
ototerapi
7rans&usi tukar
ototerapi
7rans&usi tukar
? 15 gr
5'
1 '12
*'<
1.'1*
15 '- gr
'1-
12'1
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
19/29
- '-5 gr
1-'15
1 '-
1 '1-
12'1
= -5 gr
7abel 1
7abel 1
1 '15
1
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
20/29
menurut &rekuensi dan pan$ang gelombang# yang menghasilkan spektrumelektromagnetik. %pektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah# oranye#kuning# hi$au# biru# dan ungu. asing masing dari sinar memiliki pan$ang gelombangyang berbeda beda.
Pan$ang gelombang sinar yang paling e&ekti& untuk menurunkan kadar bilirubinadalah sinar biru dengan pan$ang gelombang *-5'*
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
21/29
aktor'&aktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah $enissinar# pan$ang gelombang sinar yang digunakan# $arak sinar ke neonatus danluas permukaan tubuh neonatus yang disinari serta penggunaan media
pemantulan sinar.
Jarak Sinar Fototerapi
Intensitas sinar berbanding terbalik dengan $arak antara sinar dan permukaantubuh. Cara mudah untuk meningkatkan intensitas sinar adalah menggesersinar lebih dekat pada bayi.
0ekomendasi 66P mengan$urkan &ototerapi dengan $arak 1 cm kecuali denganmenggunakan sinar halogen. %inar halogen dapat menyebabkan luka bakar biladiletakkan terlalu dekat dengan bayi. )ayi cukup bulan tidak akan kepanasandengan sinar &ototerapi ber$arak 1 cm dari bayi. 3uas permukaan terbesar daritubuh bayi yaitu badan bayi# harus diposisikan di pusat sinar# tempat di manaintensitas sinar paling tinggi.
Penurunan Kadar Bilirubin dengan Fototerapi
Penurunan kadar bilirubin ditentukan oleh beberapa &aktor# antara lain spektrumsinar yang dihasilkan# besar intensitas sinar# luasnya permukaan tubuh yangterpapar# penyebab dari ikterus dan kadar serum bilirubin pada saat &ototerapidimulai. Pada saat kadar bilirubin yang tinggi (lebih dari mg8d3 51 Bmol83D!dengan menggunakan &ototerapi ganda# kadar bilirubin
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
22/29
akan mengalami penurunan sekitar 1 mg8d3 (1
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
23/29
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
24/29
dengan plasma. "rosedur tersebut diulang hingga dua kali lipat ?olume darah telah
digantikan. Selama prosedur, elektrolit dan bilirubin serum harus diukur se ara periodik.
Cumlah bilirubin yang dibuang dari sirkulasi ber?ariasi tergantung jumlah bilirubin di
jaringan yang kembali masuk ke dalam sirkulasi dan rata-rata ke epatan hemolisis.
4onitoring
4onitoring yang dilakukan antara lain<
1. &ilirubin dapat menghilang dengan epat dengan terapi sinar. $arna kulit tidak
dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan kadar bilirubin serum selama
bayi mendapat terapi sinar dan selama jam setelah dihentikan.
. "ulangkan bayi bila terapi sinar sudah tidak diperlukan, bayi minum dengan baik,
atau bila sudah tidak ditemukan masalah yang membutuhkan perawatan di (S.
Faktor $esiko
1. Patofisiologi Pengaruh Diabetes elitus dalam #ehamilan
Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia %peningkatan glukosa darah)
diakibatkan karena "roduksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin se ara
tidak efektif pada tingkat seluler. !nsulinK insulin yang diproduksi selK sel beta pulau
langerhans di prankeas bertanggung jawab mentranspor glukosa ke dalam sel . apabila
insulin tidak ukup / tidak efektif, glukosa berakumulasi dalam aliran darah dan terjadi
hiperglikemia. @iperglikemia menyebabkan hiperosmolaritas dalam darah yang menarik
airan intarsel ke dalam sisitem ?askular sehingga terjadi dehidrasi dan peningkatan?olume darah. Akibatnya ginjal menyekresi urine dalam ?olume besar %poliuria) sebagai
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
25/29
upaya untuk mengatur kelebihan ?olume darah dan menyekresi glukosa yang tidak
digunakan %gliousuria). Dehidrasi seluler, menimbulkan rasa haus berlebihan %polidipsi).
"enurunan berat badan akibat peme ahan lemak dan jaringan otot, peme ahan jaringan
ini menimbulkan rasa lapar yang membuat indi?idu makan se ara berlebihan %polifalgia).
Setelah jangka waktu tertentu, diabetes menyebabkan perubahan ?askuler yang
bermakna. "erubahan ini terutama mempungaruhi jantung, mata dan ginjal. #omplikasi
akibat diabetes men akup aterosklerosis, premature, retinopati dan nefropati. Diabetes
tipe ! dan !! biasanysa dikenal sebagai sindrom yang disebabkan oleh fa tor geneti .
Diabetes biasanya diwariskan sebagai sifat resesif, tetapi mun ul sebagai sifat dominan
pada beberapa keluarga. "ewarisan sifat genetik %genotip) diabetes mellitus tidak selalu
berarti bahwa indi?idu akan mengalami intoleransi glukosa diabetik %fenotip). &anyak
indi?idu yang memiliki genotip, tidak memperlihatkan satupun gejala diabetes sampai
mereka mengalami satu atau lebih stressor atau faktor presipitasi. 3ontoh stressor tersebut
adalah peningkatan usia, periode perkembangan normal, perubahan hormonal yang epat,
obesitas, infeksi, pembedahan, krisis emosi dan tumor atau infeksi pangkreas. Diabetes
*estasional %diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan, tidak
dikelompokkan kedalam 6!DD4 pada pertengahan kehamilan meningkat sekresi hormon
pertumbuhan dan hormon horionik somatomamotropin %@3S). @ormon ini meningkat
untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. *lukosa
dapat berdifusi se ara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah
janin hampir menyerupai kadar darah ibu. !nsulin ibu tak dapat men apai janin, sehingga
kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. "engendalian kadar gula terutama
dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen, steroid dan
plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang
relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. 4enjelang aterm kebutuhan insulin
meningkat sehingga men apai 8 kali dari keadaan normal. @al ini disebut sebagai tekanan
diabetojenik dalam kehamilan. Se ara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila
ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan tetapi,
bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga ia relati?e hipoinsulin
yang menyebabkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
26/29
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
27/29
insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam
plasma ibu bertambah %kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
4elalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut
terjadi komposisi sumber energi abnormal. %menyebabkan kemungkinan terjadi berbagaikomplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami
gangguan metabolik %hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia,
dan sebagainya
. Cenis "ersalinan
"ersalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang mampu hidup, dari dalam
uterus melalui ?agina ke dunia luar %"rawirohardjo, 00 )4eskipun kejadian asfiksia, trauma, dan aspirasi mekonium bisa berkurang dengan
S3, risiko distress pernapasan sekunder sampai takipneu transien, defisiensi surfaktan,
dan hipertensi pulmonal dapat meningkat. @al tersebut bisa berakibat terjadinya
hipoperfusi hepar dan menyebabkan proses konjugasi bilirubin terhambat. &ayi yang lahir
dengan S3 juga tidak memperoleh bakteri-bakteri menguntungkan yang terdapat pada
jalan lahir ibu yang berpengaruh pada pematangan sistem daya tahan tubuh, sehingga
bayi lebih mudah terinfeksi. !bu yang melahirkan S3 biasanya jarang menyusui langsung
bayinya karena ketidaknyamanan pas a operasi, dimana diketahui AS! ikut berperan
untuk menghambat terjadinya sirkulasi enterohepatik bilirubin pada neonatus.
%"rawirohardjo, 00 )
Cenis persalinan ibu dapat merupakan faktor resiko terjadinya trauma lahir, disamping
penolongnya sendiri, pada penelitian menemukan jenis persalinan se tio aesarea dengan
presentasi terbesar disusul dengan ekstrasi ?akum/for ep, eksrasi ?a um/for ep
mempunyai ke enderungan terjadinya perdarahan tertutup di kepala % trauma persalinan)
sperti aput su adeneum dan ephalhematoma, yang merupakan faktor resiko terjadinya
ikterus. &egitu juga persalinan S3 merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
28/29
dehidrasi pada bayi sehingga enderung terjadi ikterus dimana ibu bersalin dengan S3
biasanya bayi tidak lansung disusui % #laus, 000).
4eskipun kejadian asfiksia, trauma, dan aspirasi mekonium bisa berkurang
dengan S3, risiko distress pernapasan sekunder sampai takipneu transien, defisiensi
surfaktan, dan hipertensi pulmonal dapat meningkat. @al tersebut bisa berakibat
terjadinya hipoperfusi hepar dan menyebabkan proses konjugasi bilirubin terhambat. &ayi
yang lahir dengan S3 juga tidak memperoleh bakteri-bakteri menguntungkan yang
terdapat pada jalan lahir ibu yang berpengaruh pada pematangan sistem daya tahan tubuh,
sehingga bayi lebih mudah terinfeksi.
8. &erat &adan 9ahir
&erat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam jangka waktu 1 jam pertama
setelah lahir. #lasifikasi menurut berat lahir adalah &ayi &erat 9ahir (endah %&&9()
yaitu berat lahir E 00 gram, bayi berat lahir normal dengan berat lahir 00- 000 gram
dan bayi berat lahir lebih dengan berat badan ; 000 gram %Syl?iati, 00 )."embagian berat badan lahir menurut $@' tahun 12+1 berat badan bayi lahir
dikelompokan menjadi tiga yaitu< berat badan bayi kurang dari atau sama dengan 00
gram, berat badan bayi antara 00-I 000 gram, berat badan ; 000 gram.&erat badan lahir yang kurang dari normal dapat mengakibatkan berbagai kelainan
yang timbul dari dirinya, salah satunya bayi akan rentan terhadap infeksi yang nantinya
dapat menimbulkan ikterus neonatorum. &anyak bayi lahir, terutama bayi ke il %bayi
dengan berat badan E 00 gram) mengalami ikterus pada minggu pertama hidupnya.
#arena kurang sempurna nya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomik maupun fisikologik
maka mudah timbul beberapa kelainan diantaranya immatur hati.
!matur hati memudahkan terjadinya ikterus neonatorum, hal ini dapat terjadi karena
belum maturnya fungsi hepar. #urangnya enBim glukorinil tranferase sehingga konjugasi
-
8/15/2019 Penegakan Diagnosis Dan Faktor Resiko
29/29
bilirubin indire t menjadi bilirubin dire t belum sempurna dan kadar albmin darah yang
berperan dalam transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar kurang."ada &&9(, pembentukan hepar belum sempurna %imaturitas hepar) sehingga
menyebabkan konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk di hepar tidak sempurna.
&erat lahir besar %makrosomi) umumnya mempunyai ke enderungan lebih sering
mengalami trauma jalan lahir begitu pula pada bayi ke il disebebkan karena organ
tubuhnya yang masih lemah. Fungsi hati dan ususnya yang belum sempurna sehingga
dapat menghambat konjugasi bilirubun dan mengekskresikan me onium yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kadar bilirubun, tetapi keadaan ini masih dipengaruhi oleh
ara kelahiran dan dari pihak penolongnya. &erat badan lahir E 00 gram mempunyai
presentase tertinggi terhadap ke enderungan timbulnya ikterus neonatorum
. @ubungan bayi prematur dengan !kterus 6eonatorum
Salah satu penyebab hiperbilirubinemia adalah kelahiran prematur %!DA!, 00 ).
@iperbilirubinemia yang dialami oleh bayi prematur disebabkan karena belum
matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit. Saat lahir hati bayi belum ukup
baik untuk melakukan tugasnya. Sisa peme ahan eritrosit disebut bilirubin, bilirubin ini
yang menyebabkan kuning pada bayi dan apabila jumlah bilirubin semakin menumpuk
ditubuh menyebabkan bayi terlihat berwarna kuning, keadaan ini timbul akibat
akumulasi pigmen bilirubin yang berwarna ikterus pada sklera dan kulit. !kterus se ara
klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah K5 mg/dl.