ANALISIS PEMBERDAYAAN PENGELOLA TEMPAT...

21
ANALISIS PEMBERDAYAAN PENGELOLA TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) KOTA KENDARI EXECUTIVE SUMMARY Oleh FITRIANI SINAPOY G2 B1 12 049 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016

Transcript of ANALISIS PEMBERDAYAAN PENGELOLA TEMPAT...

ANALISIS PEMBERDAYAAN PENGELOLATEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) KOTA KENDARI

EXECUTIVE SUMMARY

OlehFITRIANI SINAPOY

G2 B1 12 049

PROGRAM PASCASARJANAPROGRAM STUDI AGRIBISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2016

1

EXECUTIVE SUMMARY

ANALISIS PEMBERDAYAAN PENGELOLATEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) KOTA KENDARI

ABSTRAK

Fitriani Sinapoy, G2B112049. Analisis Pemberdayaan Pengelola Tempat PelelanganIkan (TPI) Kota Kendari, dibawah bimbingan Ayub M. Padangaran sebagaipembimbing pertama dan Lukman Yunus sebagai pembimbing kedua.

Berbagai pemasalahan yang senantiasa dihadapi oleh sejumlah lembaga PPI/TPIsaat ini antara lain masih lemahnya dukungan kelembagaan terutama dalam hal polamanajemen, sarana prasarana pendukung yang serba terbatas kapasitas atau kompetensipengelola yang relatif terbatas terutama dalam memahami dan memerankan fungsimanajemen kelembagaan sesuai tugas pokok masing-masing personil. Berdasarkan haltersebut, sehingga dipandang perlu dilakukan penelitian untuk melakukan kajian yangmendalam terhadap peran dan kompentensi atau keberdayaan pengelola PPI/TPI.

Penelitian ini bertujuan 1) Bagaimana peran kelembagaan PPI/TPI dalammendukung peningkatan kinerja nelayan binaannya; 2)Bagaimana tingkat keberdayaanpengelola PPI/TPI Sodohoa Kota Kendari;3) Strategi pemberdayaan seperti apa yangdibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi kelembagaan dan pengelola PPI/TPI.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 1). Peran kelembagaan PPI/TPI dalammendukung peningkatan kinerja nelayan mitranya umumnya memfokuskan diri padapenyediaan sarana prasarana pendaratan perahu/kapal ikan, penyediaan fasilitaspelelangan dan penyimpan ikan, pelatihan – pelatihan terkait dengan peningkatankompetensi nelayan, serta menfasilitasi perizinan pelayaran penangkapan ikan;2).Indeks keberdayaan staf pengelola PPI/TPI Sodohoa umunya masih berada padakisaran kategori sedang hingga rendah, dimana 43,47% berada pada kisaran rendah,dan 50,43% berada pada kisaran keberdayan sedang, hanya 6,1% yang berada padakisaran keberdayaan tinggi; 3).Strategi pemberdayaan yang diperlukan menyangkut sisikelembagaan adalah menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan untuk mengatasiKPLI (kekurangan pembayaran lelang ikan), meningkatkan kualitas pelaksanaan lelanguntuk menarik juragan dan perusahaan perikanan untuk membeli ikan di TPI;melaksanakan koordinasi dengan stakeholder yang terkait untuk penegakanhukum,meningkatkan kinerja organisasi untuk mendukung program pembangunanperikanan, mengoptimalkan peran Koperasi, penyiapan dan peningkatan kualitassumber daya manusia yang professional.

Kata Kunci: Strategi, Pemberdayaan, tempat pelelangan ikan,

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah

Sektor perikanan dan kelautan diIndonesia merupakan salah satu sektor

strategis, bukan saja karenakontribusinya yang besar dalam struktur

2

PDRB, tetapi juga terkait denganketahanan pangan, keragaman hayatidan penyediaan lapanagan kerja.Potensi sektor perikanan dan kelautanyang begitu besar yang menyimpanberjuta juta kekayaan alam sertasumberdaya hayati selain menjadikebanggaan juga telah mengokohkanposisi Indonesia sebagai Negara porosmaritim terbesar belahan dunia ini.

Mencermati berbagai fenomenaserta dinamika sosial terkait denganeksistensi sumberdaya kelautan danperikanan sebagai salah satusumberdaya hayati strategis bagipeningkatan kesejahteraaan manusiadan keseimbangan ekosistem, sehinggadewasa ini telah dilahirkan berbagaikebijakan pembangunan pada sektorperikanan dan kelautan, yangdimaksudkan agar prinsip pengelolaandan pemanfaatan sumberdaya tersebutbenar benar mampu memberikan efekpensejahteraan secara berkelanjutan,tanpa merusak atau mengurangi dayadukung sumberdaya tersebut. Salahsatu kebijakan atau instrumenpembangunan pada sektor perikanandan kelutan tersebut adalah kehadirantempat pelelangan ikan (TPI) padasetiap pelabuhan perikanan.

Kehadiran TPI pada setiappelabuhan perikanan akan memberikanmanfaat yang cukup besar baik bagiPemerintah Daerah setempat karenamenjadi salah satu sumber retribusi,maupun bagi nelayan terutama dalammemasarkan hasil produksinya nelayanyang umumnya merupakan salah satukelompok sosial yang masihterpinggirkan, baik secara sosial,ekonomi maupun politik, melaluikelembagaan TPI tersebut diharapkanakan menjadi lebih kuat, mandiri danberdaya terutama dalam menolongdirinya sendiri, karena salah satu fungsi

dari kelembagaan TPI tersebut adalahmelakukan program penguatan ataupemberdayaan baik dalam aspek sosialekonomi maupun kelembagaan paranelayan mitra kerjanya. Hal tersebutsejalan dengan Undang-undang Nomor31 Tahun 2004 tentang Perikanan, yangmengamanatkan bahwa pemerintahberkewajiban untuk membangun danmembina prasarana perikanan(pelabuhan perikanan dan saluranirigasi tambak). Tempat PelelanganIkan (TPI) merupakan salah satu fungsiutama dalam kegiatan perikanan danjuga merupakan salah satu faktor yangmenggerakkan dan meningkatkan usahadan kesejahteraan nelayan.

Sebagai salah satu realisasiterhadap amanat undang-undang No 31tahun 2004 tersebut. Pemerintah KotaKendari telah membangunan tempatpelelangan ikan (TPI) / pangkalanpendaratan ikan (PPI) di KelurahanSodoha Kecamatan Kendari Barat, danpelabuhan Perikanan Samudra (PPS) diKelurahan Puday, Kecamatan Abeli.(Renstra Dinas Kelautan dan PerikananKota Kendari 2013-2017). Tempatpelelangan ikan (TPI) merupakan salahsatu fasilitas dari pelabuhan perikanan(PPI) dimana dalam pembangunan danpengelolaannya dapat dilaksanakanoleh koperasi. Pengelola TPImerupakan unsur yang terkait dalammengatur pemasaran hasil tangkapannelayan. Mereka adalah bagian darisistem kelembagaan dalam perikananyang turut menentukan kesejahteraannelayan.

Efektivitas pelayanankelembagaan TPI terhadap mitrakerjanya terutama terkait pengelolaanatau pemasaran hasil atau produksi daripara nelayan mitra yang berdampaksecara langsung pada tingkatkesejahteraan nelayan, dipengaruhi oleh

3

banyak faktor, yang antara lain adalahsarana prasarana, kebijakankelembagaan TPI, komitment timmanajemen dan kompetensi personilatau staf pendukung/tim manajemen.Semakin baik sarana prasaran, bentukkebijakan, komitment personil sertakompetensi pengelola TPI, maka secarateoritis kualitas pelayanan semakin baiksehingga berdampak pada semakinmeningkatnya kesejahteraan paranelayan mitra. Olehnya itu untukmendapatkan kinerja pelayanan yangbaik dari PPI/TPI maka diperlukandukungan kelembagaan yang kuat,sarana prasaran yang memadai sertakompetensi dan komitmen yang kuatdari para staf pengelola.

Berbagai pemasalahan yangsenantiasa dihadapi oleh sejumlahlembaga PPI/TPI saat ini antara lainmasih lemahnya dukungankelembagaan terutama dalam hal polamanajemen, sarana prasaranapendukung yang serba terbataskapasitas atau kompetensi pengelolayang relatif terbatas terutama dalammemahami dan memerankan fungsimanajemen kelembagaan sesuai tugaspokok masing-masing personil.

Berbagai Fenomena tersebutdapat menurunkan kinerja PPI/TPI baiksecara kelembagaan maupun tingkatkepercayaan publik dalam memberikanpelayanan. Sejumlah fenomena empirikserta sejumlah permasalahan yangdialami oleh sejumlah PPI/ TPI tersebutpatut diduga atau besar kemungkinmerupakan salah satu masalah pentingyang sedang dihadapi oleh PPI/TPISodohoa Kota Kendari.

Berdasarkan hal tersebut,sehingga dipandang perlu dilakukanpenelitian untuk melakukan kajian yangmendalam terhadap peran dankompentensi atau keberdayaan

pengelola PPI/TPI. Hasil kajian tersebutselanjutnya akan mengeksplorasiberbagai hal serta memberikanjustifikasi dalam merumuskan berbagaiformula penguatan atau pemberdayaanbaik dari sisi kelembagaan maupunpersonil pengelola PPI/TPI.

1.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latarbelakang, maka dapat dirumuskanmasalah dalam penelitian ini sebagaiberikut:

1. Bagaimana peran kelembagaanPPI/TPI dalam mendukungpeningkatan kinerja nelayanbinaannya;

2. Bagaimana tingkatkeberdayaan pengelolaPPI/TPI Sodohoa KotaKendari;

3. Strategi pemberdayaan sepertiapa yang dibutuhkan untukmeningkatkan kompetensikelembagaan dan pengelolaPPI/TPI.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:

1. Menganalisis perankelembagaan TPI dalammendukung upaya peningkatankinerja usaha nelayan binaaan;

2. Menganalisis tingkatkeberdayaan pengelolaPPI/TPI di Kota Kendari;

3. Menganalisis strategipemberdayaan kelembagaandan pengelola PPI/TPI.

4

1.3. Manfaat PenelitianHasil Penelitian ini diharapkan

dapat berguna atau memberikan manfaatpada hal hal sebagai berikut:1. Bagi dunia keilmuan, sebagai salah

satu media pengembangan Ilmupengetahuan, khususnya yangberkaitan dengan strategipemberdayaan pengelola dankelembagaan tempat penampunganikan (TPI). Selain itu diharapkanpula dapat menjadi pembandingdengan penelitian sejenis untukmemperkaya khasana ilmupengetahuan khususnya terkaitpengembangan pemberdayaanPPI/TPI.

2. Bagi Pemerintah Daerah, hasilpenelitian ini diharapkan dapatmenjadi salah satu masukan dansumber inspirasi serta dapatmenjadi rujukan ilmiah dalammerumuskan berbagai kebijakanpembangunan sosial ekonomi dankemasyarakatan, terutama padasejumlah program yang terkaitdengan pengembangan sektorperikanan dan kelautan.

3. Bagi masyarakat pada umumnya,hasil penelitian ini diharapkan dapatmemberikan informasi daninspirasi terutama dalam upayapeningkatan kinerja pengelolaPPI/TPI di Kota Kendari.

4. Menghasilkan rekomendasi teknisberupa konsep dan strategipemberdayaan untuk meningkatkankinerja kelembagaan dan pengelolaPPI/TPI.

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian Pemberdayaan

Secara konseptual, pemberdayaanatau pemberkuasaan (empowerment)berasal dari kata “power” (kekuasaan

atau keberdayaan). Karenanya, ideutama pemberdayaan beesentuhandengan konsep mengenai kekuasaan.Kekuasaan seringkali dikaitkan dengankemampuan kita untuk membuat oranglain melakukan apa yang kita inginkan,terlepas dari keinginan dan minatmereka. Ilmu sosial tradisionalmenekankan bahwa kekuasaanberkaitan dengan pengaruh dan control.Pengertian ini mengasumsikan bahwakekuasaan sebagai sesuatu yang tidakberubah atau tidak dapat diubah.

Menurut Suharto (2005:58)Pemberdayaan menunjuk padakemampuan orang, khususnyakelompok rentan dan lemah sehinggamereka memiliki kekuatan dankemampuan dalam (a) Memenuhikebutuhan dasarnya sehingga merekamemiliki kebebasan (freedom),terutama kebebasan dalammengemukakan pendapat, (b)Menjangkau sumber-sumber produktifyang memungkinkan mereka dapatmeningkatkan pendapatannya danmemperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan , dan (c)Berpartisipasi dalam prosespembangunan dan keputusan-keputusanyang mempengaruhi mereka,

Pemberdayaan adalah sebuahproses dengan mana orang menjadicukup kuat untuk berpartisipasi dalamberbagai pengontrolan atas danmempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yangmepengaruhi kehidupannyaPemberdayaan menekankan bahwaorang memperoleh keterampilan,pengetahuan, dan kekuasaan yangcukup untuk mempengaruhikehidupannya dan kehidupan orang lainyang menjadi perhatiannya (Parsons, etal, 1994:106).

5

Berdasarkan definisi-definisipemberdayaan di atas, dapat dinyatakanbahwa pemberdayaan adalah sebuahproses dan tujuan. Sebagai proses,pemberdayaan adalah serangkaiankegiatan untuk memperkuat kekuasaanindividu yang mengalami masalahkemiskinan. Sebagai tujuan, makapemberdayaan merujuk pada keadaanatau hasil yang ingin dicapai olehsebuah perubahan sosial; yaitumasyarakat miskin yang berdaya,memiliki kekuasaan atau mempunyaipengetahuan dan kemampuan dalammemenuhi kebutuhan hidupnya baikyang bersifat fisik, ekonomi maupunsosial seperti memiliki kepercayaandiri, mampu menyampaikan aspirasi,mempunyai mata pencaharian,berpartisipasi dalam kegiatan sosial danmandiri dalam melaksanakan tugas-tuhas kehidupannya.

2.2. Konsep Keberdayaan

Secara konseptual keberdayaanadalah kemampuan individu ataukelompok untuk mengakses sejumlahsumberdaya yang dibutuhkannya,sedangkan pemberdayaan adalah upayauntuk memberi daya atau memampukansehingga derajat keberdayaannyameningkat. (Syahadat, 2015). Robinson(1994) menjelaskan bahwapemberdayaan adalah suatu prosespribadi dan sosial, suatu pembebasankemampuan pribadi, kompetensi,kreatifitas dan kebebasan bertindak.Lebih lanjut Ife (1995) mengemukakanbahwa pemberdayaan berarti memberidaya, memberi ”power” (kuasa),kekuatan, kepada pihak yang kurangberdaya, sehingga pihak yang diberidaya tersebut memiliki kekuatan dankemampuan untuk membangundirinya. Payne (1997) menjelaskan

bahwa pemberdayaan pada hakekatnyabertujuan untuk membantu klienmendapatkan daya, kekuatan dankemampuan untuk mengambilkeputusan dan tindakan yang akandilakukan dan berhubungan dengan diriklien tersebut, termasuk mengurangikendala pribadi dan sosial dalammelakukan tindakan.

Berdasarkan serangkaiankonseptual tentang keberdayaansebagaimana dijelaskan di atas dapatdisimpulkan bahwa pemberdayaanmerupakan serangkaian prosespenguatan kapasitas sumberdayamanusia dan kelembagaan baik padatingkat individu maupun kolektivitas,dilaksanakan secara sistematik danterencana, yang bertujuan agarkelompok sasaran memilikikesanggupan atau kemampuan untukmenolong dirinya sendiri terutamadalam mengakses segala sumberdayakunci yang dibutuhkannya.

2.3. Proses Pemberdayaan

Proses pemberdayaanmengandung dua kecenderungan.Pertama, proses pemberdayaan yangmenekankan pada proses memberikanatau mengalihkan sebagian kekuasaan,kekuatan, atau kemampuan kepadamasyarakat agar individu yangbersangkutan menjadi lebih berdaya.Masyarakat yang tidak berdaya diberiilmu pengetahuan, kesempatanbertindak, sehingga mereka merasamampu dan merasa pantas untukdilibatkan. Kedua, menekankan padaproses menstimulasi, mendorong, ataumemotivasi agar individu mempunyaikemampuan atau keberdayaan untukmenentukan apa yang menjadi pilihanhidupnya melalui proses dialog. Keduakecenderungan ini saling terkait

6

kadangkala keduanya bertukar posisidalam prosesnya (Pranarka danVidhyandika, 1996)

Pemberdayaan merupakanproses untuk meningkatkankemampuan dan kemandirianmasyarakat, sehingga dapat berinteraksidengan lingkungan sosialnya sertamampu mengakses sejumlahsumberdaya yang diperlukannya(Syahadat, 2015). Menurut Hanna danRobinson (1994) bahwa terdapat tigastrategi utama pemberdayaan dalampraktek perubahan sosial, yaitutradisional, direct action (aksilangsung), dan transformasi. Strategitradisional menyarankan agarmengetahui dan memilih kepentinganterbaik secara bebas dalam berbagaikeadaan. Semua pihak bebasmenentukan kepentingan bagikehidupan mereka sendiri dan tidak adapihak lain yang mengganggu kebebasansetiap pihak. Strategi direct-actionmembutuhkan dominasi kepentinganyang dihormati oleh semua pihak yangterlibat, dipandang dari sudut perubahanyang mungkin terjadi. Strategitransformatif menunjukkan bahwapendidikan massa dalam jangka panjangdibutuhkan sebelumpengindentifikasian kepentingan dirisendiri.

2.4. Indikator Keberdayaan

Sebuah proses seharusnyadilakukan untuk meningkatkan derajatkeberdayaan masyarakat sampai kepadatingkat keberdayaan masyarakat yangoptimal. Secara bertingkat, keberdayaanmasyarakat menurut Susiladihartidalam Abu Huraerah (2007) dapatdigambarkan sebagai berikut:

a. Tingkat keberdayaan pertamaadalah terpenuhinya kebutuhandasar (basic needs)

b. Tingkat keberdayaan keduaadalah penguasaan dan aksesterhadap berbagai sistem dansumber yang diperlukan

c. Tingkat keberdayaan ketigaadalah dimilikinya kesadaranpenuh akan berbagai potensi,kekuatan dan kelemahan diridan lingkungannya.

d. Tingkat keberdayaan keempatadalah kemampuanberpartisipasi secara aktif dalamberbagai kegiatan yangbermanfaat bagi lingkunganyang lebih luas.

e. Tingkat keberdayaan kelimaadalah kemampuan untukmengendalikan diri danlingkungannya. Tingkat kelimaini dapat dilihat darikeikutsertaan dan dinamikamasyarakat dalam mengevaluasidan mengendalikan berbagaiprogram dan kebijakan institusidan pemerintahan.

Untuk mewujudkan derajatkeberdayaan masyarakat tersebut, perludilakukan langkah-langkah secararuntun dan simultan, antara lain: (1)meningkatkan suplai kebutuhan-kebutuhan bagi kelompok masyarakatyang paling tidak berdaya (miskin), (2)upaya penyadaran untuk memahamidiri: potensi, kekuatan, dan kelemahan,serta memahami lingkungannya, (3)pembentukan dan penguatan institusi,terutama institusi di tingkat lokal, (4)upaya penguatan kebijakan, dan (5)pembentukan dan pengembanganjaringan usaha/kerja.Indikatorkeberdayaan sangat penting dalamrangka mengetahui dan mengevaluasiderajat keberdayaan individu atau

7

komunitas baik sebelum maupunsetelah pelaksanaan programpemberdayaan masyarakat.

2.5. Prinsip Pemberdayaan

Guiterrez (1998:127)menyampaikan 8 prinsip yang perludiperhatikan pada saat melakukanpraktik pemberdayaan:

a. Meeting the client’s immediateneeds

b. Accepting the client’s definitionof the problem

c. Shared power/sense of controld. Education regarding resources

and skillse. Creating a collaborative

working relationshipf. Using mutual support groupsg. Consciousness raisingh. Participation in organization

development

2.6. Pemberdayaan Nelayan

Pada dasarnya, pemberdayaanmasyarakat nelayan bertujuan untukmencapai kesejahteraan sosial, dan halini menjadi basis membangun fondasicivilsociety di kawasan pesisir. Untukmencapai tujuan ini diperlukandukungan kualitas sumberdaya manusia(SDM), kapasitas dan fungsikelembagaan social ekonomi yangoptimal dalam kehidupan warga, sertatingkat partisipasi politik warga yangtinggi (Kusnadi, 2006). Oleh karena itu,diperlukan perencanaan yangkomprehensif dan tujuan yang terukur,yang pencapaiannya dilakukan secarabertahap, dengan memperhatikankemampuan sumber daya pembangunanyang dimiliki oleh masyarakat lokal.

2.7. Dimensi Pemberdayaan SumberDaya Manusia

Prinsip pemberdayaanmemberikan alasan bahwa setiap tahapkegiatan perencanaan, dilaksanakandengan kapasitasi, yaitu memfasilitasipengembangan pendidikan dankelembagaan desa. Prosespemberdayaan dan kapasitasi ini tidaklain adalah proses pembelajaranpenduduk dan kelembagaan desa agarmemiliki kemampuan pengelolaansumber daya desa. Proses ini perludifasilitasi oleh fasilitator (Surochiem,2001).

Pada awal kegiatan, perananfasilitator masih cukup besar, tetapiperanan tersebut akan berangsur-angsursurut dengan bertambah berdayanyapenduduk dan kelembagaan desa. Danpada akhirnya berperan sebagaifasilitator jarak jauh. Jadi 3 kunci peranserta adalah kesadaran dan kemauanuntuk dating, ikut aktif dan terlibatdalam pengambilan keputusan.Konsepsi pemberdayaan(empowerment) sebagai salah satu efekdari pembangunan hanya menjadikanmasyarakat sekedar menjadi obyeksemata menuju masyarakat yang benar-benar menjadi subyek pembangunan itusendiri. Strategi pembangunan yangsejalan dengan itu adalah pembangunanyang berorientasi kepada masyarakat(People Centered Development)khususnya masyarakat yang selama inipaling tidak diuntungkan oleh hasil-hasil pembangunan. (Surochiem, 2001).

Pemberdayaan juga dapatdiartikan sebagai proses untukmengaktualisasikan potensi manusia(Soetomo, 2006). Dalam kaitan denganpotensi manusia yang perludiaktualisasikan agar dapat terpenuhikehidupan sesuai dengan harkat dan

8

martabat manusia, didalamnyaterkandung tiga nilai, yaitu kelestarianhidup, harga diri dan kebebasan (Kortendalam Soetomo, 2006).

2.8. Tahapan Pemberdayaan

Menurut Sumodiningrat (dalamSulistyani, 2004) pemberdayaan tidakbersifat selamanya, melainkan sampaitarget masyarakat mampu untukmandiri, dan kemudian dilepas untukmandiri, meski dari jauh dijaga agartidak jatuh lagi. Dilihat dari pendapattersebut berarti pemberdayaan melaluisuatu masa proses belajar, hinggamencapai status mandiri. Meskipundemikian dalam rangka menjagakemandirian tersebut tetap dilakukanpemeliharaan semangat, kondisi, dankemampuan secara terus menerussupaya tidak mengalami kemunduranlagi.

Tahap-tahap yang harus dilaluidalam proses belajar adalah :1. Tahap penyadaran dan

pembentukan perilaku menujuperilaku sadar dan peduli sehinggamerasa membutuhkan peningkatankapasitas diri.

2. Tahap transformasi kemampuanberupa wawasan pengetahuan,kecakapan ketrampilan agarterbuka wawasan dan memberikanketrampilan dasar sehingga dapatmengambil peran di dalampembangunan.

3. Tahap peningkatan kemampuanintelektual, kecakapan ketrampilansehingga terbentuklah inisiatif dankemampuan inovatif untukmengantarkan kepada kemandirian.

2.9. Teori Kinerja

Meier (dalam As’ad 1989),memberikan batasan kinerja sebagaikesuksesan seseorang (organisasi)

dalam melaksanakanpekerjaan/tugasnya. Hal ini sejalandengan yang dikemukakan olehRobbins (1991), bahwa kinerjamerupakan suatu hasil yang dicapaioleh pekerja (organisasi) dalampekerjaanya menurut kriteria tertentuyang berlaku untuk suatu pekerjaan.Kinerja (performance) dipengaruhi olehtiga faktor, yaitu:1. Faktor Individual yang terdiri dari

kemampuan dan keahlian, latarbelakangdan Demografi.

2. Faktor Psikologis yang terdiri daripersepsi,attitude,personality,pembelajaran,motivasi.

3. Faktor Organisasi yang terdiri darisumber daya, kemampuan,penghargaan, struktur, Job Design.

Kinerja individu adalah hasilkerja karyawan baik dari segikualitasmaupun kuantitas berdasarkanstandar kerja yang telah ditentukan.Kinerja individu ini akan tercapaiorganisasi apabila didukung oleh atributindividu, upayakerja dan dukungan.Berdasarkan definisi di atas dapatdikatakan bahwa kinerja TempatPelelangan Ikan (TPI) dapatditingkatkan bila penggunaan inputsesuai dengan kebutuhan untukmendapatkan output yang maksimal,dalam hal ini nilai produksi ikan di TPI.Faktor-faktor atau input itu antara lainjumlah dari bakul, gerobak, timbangan,basket ikan, dan karyawan TPI.2.10. Kelembagaan Sektor

PerikananKelembagaan pelaku utama

kegiatan perikanan dapat berbentukkelompok, gabungan kelompok,asosiasi atau koperasi. Kelembagaanpelaku utama kegiatan perikanantersebut berbentuk:

9

1. KUB (Kelompok UsahaBersama) yang dibentuk olehnelayan

2. POKDAKAN (KelompokPembudidaya Ikan) yangdibentuk oleh pembudidayaikan

3. POKLAHSAR (KelompokPengolahan dan Pemasaran)yang dibentuk oleh pengolahdan pemasar ikan

4. KUGAR (Kelompok UsahaGaram Rakyat) yang dibentukoleh petambak garam

5. POKMASWAS (KelompokMasyarakat Pengawas) yangdibentuk oleh masyarakatdalam rangka pengawasanpengelolaan dan pemanfaatansumberdaya kelautan danperikanan

Kelembagaan sektor perikanan saatini belum sempurna, khususnyayang bernuansa bisnis Perikanandalam suatu sistem, hal ini jugaterjadi pada sistem agrobisnisyang terintegrasi antara aspekinput, penangkapan, pengolahan,dan pemasaran luar negeri maupundalam negeri. Tidak adanya ikataninstitusional antar pelaku dalamagrobisnis perikanan tersebutmenyebabkan nelayan menjadilemah dalam menghadapikelompok seperti pedagang / brokerikan maupun penyuplai faktorproduksi pedagang barang-baranguntuk keperluan operasional yangsangat kuat yang menyebabkanmunculnya masalah transmisiglobal.

2.11. Penelitian Terdahulu

Utomo pada tahun 1991mengadakan penelitian mengenaiperanan TPI dalam stabilitas dan

pembentukan harga ikan laut tangkapanNelayan di Kotamadya Menado danBitung. Dari penelitian ini disimpulkanbahwa saluran pemasaran ikankotamadya Manado dan Bitung ada 2model/cara dimana masing-masingmodel/cara mempunyai kelebihan dankekurangan. Model/cara 1 salurannyalebih panjang, ini selanjutnya akanmempengaruhi harga ikan yangbiasanya konsumennya lebih tinggi.Provitabilitas usaha tengkulak desa dangrosir baik di Manado dan Bitungmemang ada perbedaan namun tidakterlalu tinggi. Dari perbedaan yang tidakterlalu tinggi, maka kita dapatmengatakan harga ikan di Manado danBitung agak stabil.

III. KERANGKA PIKIRPENELITIAN

3.1 Kerangka PemikiranKeberdayaan baik dari sisi

kelembagaan maupun personilpengelola institusi akan berkorelasipositif terhadap kinerja kelembagaanyang bersangkutan. Semakin tinggiindeks keberdayaan kelembagaanmaupun staf pengelola sebuah institusiyang bersangkutan, maka secara teoritisakan berimplikasi positif terhadappeningkatan kinerja serta output darilembaga yang bersangkutan.

Pangkalan pendaratan ikan (PPI)dan tempat pelelangan ikan (TPI)merupakan sebuah lembaga atauinstitusi, dimana kerja ataupun indikatorout putnya sangat terkait dengan indekskeberdayaan kelembagaan dan stafpengelolannya. Semakin baik atausemakin tinggi indeks keberdayaannyabaik pada sisi kelembagannyan maupunpengelolanya, maka akan berimplikasipada semakin tingginya kinerja sertaoutput dari lembaga yang bersangkutan.Dengan demikian jika menghendaki

10

sebuah lembaga dengan kinerja sertaoutput yang tinggi, maka perlunyapenguatan dan peningkatan indekskeberdayaan personil atau stafpengelolanya.

Penelitian menganalisis sejauhmana peran kelembagaan PPI/TPIdalam memberikan pelayanan jasakepada nelayan mitra sehinggaberimplikasi pada upaya peningkatankinerja usaha para nelayan yangbersangkutan, sejauh mana indekskeberdayaan para staf pengelolanyaserta bagaimana atau strategipemberdayaan kelembagaan danpersonil seperti apa yang sesuai dengankondisi riel yang ada pada PPI/TPItersebut.

IV. METODE PENELITIAN4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada di UPTDTPI Sodoha yang berada di KecamatanKendari Barat Kelurahan Sodoha KotaKendari Provinsi Sulawesi Tenggaradengan pertimbangan bahwa TPI diSodoha merupakan salah satu UPTDpada Dinas Kelautan dan PerikananKota Kendari, yang berfungsi sebagaiempat berlabuhnya perahu/kapalperikanan, baik untuk mendaratkanhasil tangkapannya maupun mengambilperbekalan Kapal dan awaknya. Selainitu TPI tersebut menjadi basis kegiatanproduksi, pemasaran dan pengolahanhasil laut, sebagai sumber retribusiuntuk PAD, serta menjadi tempatpembinaan nelayan. Pertimbangan lainbahwa pada TPI Sodohoa tersebutterdapat sejumlah Data yang relefanuntuk mencapai tujuan dalam penelitianini.

Penelitian ini berlangsung selama5 bulan, sejak Oktober 2015 sampaiFebruari 2016.

4.2 Populasi dan Sampel4.2.1 Popilasi

Jumlah keseluruhan data yangdiambil disebut populasi. Secara ideal,sebaiknya meneliti seluruh anggotapopulasi. Apabila kita melakukanpenelitian pada seluruh populasi,berarti kita melakukan sensus. Akantetapi, seringkali populasi penelitiancukup besar sehingga tidak mungkinuntuk meneliti seluruhnya denganwaktu, biaya dan tenaga yang tersedia.Dalam keadaan demikian makapenelitian hanya dapat dilakukanterhadap sampel. Sampel adalahsuatu bagian dari populasi yangakanditeliti dan dianggap dapatmenggambarkan populasinya.

Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh staf pengelola TPISodohoa, baik pada level manajemenstrategis maupun staf pendukungsejumlah 23 orang.

4.2.2 SampelSedangkan yang dimaksud

dengan sampel adalah jumlah pendudukyang jumlahnya kurang dari populasi.Sampel merupakan sebagian individuyang diselidiki (Hadi, 2000:70).Pendapat lain mengatakan bahwasampel adalah wakil dari populasi yangdipergunakan untuk menentukan sifatserta ciri yang dikehendaki daripopulasi (Nasir, 1999:325).

Berdasarkan hal tersebut diatasmaka sampel yang akan diambil harusmewakili populasi, dimana semakinbesar populasi semakin besar jugasampelnya. Namun tidak tertutupkemungkinan dengan semakin sedikitjumlah populasi justru sampel semakinbesar agar dapat lebih mewakili. Dalampenelitian ini diambil sejumlahresponden dari jumlah populasi yangada sebagai sampel. Maksud dari

11

pengambilan sampel adalah untukmereduksi jumlah responden yang akandiambil datanya. Dalam hal ini sampelakan mengefisiensikan waktu, tenagadan biaya penelitian.

4.3 Jenis dan Metode PengumpulanData

4.3.1 Jenis DataData yang dikumpulkan terdiri

atas data primer dan sekunder. DataPrimer dalam penelitian ini adalah dataresponden dari kuesioner untukmengetahui tingkat keberdayaan danuntuk menentukan strategipemberdayaannya. Data Primer yangterkait dengan analisis pemberdayaan,meliputi data yang terkait denganpelaksanaan tugas pokok organisasiyang dijalankan responden, tanggapanresponden terhadap kemampuanmelakukan lobi dalam pengambilankeputusan untuk organisasi, potensiyang merupakan kekuatan dariorganisasi, kelemahan, ancaman yangdihadapi organisasi, peluang yang dapatdikembangkan dari organisasi. Datasekunder yang digunakan dalampenelitian ini adalah data dari DinasPerikanan dan Kelautan, Kota Kendaridan di TPI meliputi : profil PPI/TPI,struktur organisasi, sistim dan prosedurkerja, rencana kerja dan bisnis plan,jumlah anggota binaan, job descriptionserta sejumlah data atau informasi yangterkait dengan tujuan dalam penelitianini.

4.3.2 Metode Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan

dalam dua cara, yaitu surveyinstansional, wawancara dan diskusi,dan pengamatan lapangan. Surveiinstansional dilakukan untukmemperoleh data sekunder, baik datanumerik maupun kebijakan serta

peraturan perundangan yang terkaitdengan pengelolaan TPI.

a. WawancaraDilakukan dengan mewancarairesponden denganmenggunakan daftar pertanyaandan melakukan wawancarasecara mendalam kepadaresponden yang berkompetendengan permasalahan kajian ini.

b. ObservasiDilakukan dengan pengamatanlangsung di lapangan untukmendapatkan gambaran kondisiTPI.

4.4 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini terdiri

dari:(1) peran lembaga PPI/TPI (2) indeks

keberdayaan pengeloa PPI/TPI (3)strategi permberdayaan kelembagaandan pengelola PPI/TPI.

4.5 Metode Analisa DataBerdasarkan tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini, sehinggadigunakan beberapa teknik analisisData. Peran PPI/TPI dalam mendukungkinerja usaha nelayann binaan yangmerupakan tujuan pertama dalampenelitian ini dianalisis secara deskriptifkualitatif. Analisis ini didasarkan padaperan-peran TPI berdasarkan capaianterhadap rencana kerja dari lembagayang bersangkutan. Hasil telaahtersebut selanjutnya ditabulasi,dievaluasi serta dikolaborasi sehinggaditemukan sebuah kesimpulan tentangperan PPI/TPI dalam mendorongpeningkatan kinerja nelayan binaannya.4.5.1 Menganalisa Keberdayaan

Untuk mengukur indikatorkeberdayaan menggunakan SkalaLikert’s Summated Rating (SLR)dimana setiap pilihan jawaban diberi

12

skor. Skor nilai yang digunakan darijawaban tertutup adalah seperti padatabel 4.1 berikut.Tabel 4.1. Skor Nilai untuk jawabanyang diberikan

Persetujuan terhadapPernyataan

Skor Nilai

Sangat Tinggi (ST)Tinggi (T)Cukup (C)Kurang (K)Sangat Kurang (SK)

54321

Nilai akhir dari keberdayaanadalah jumlah nilai akhir dari indikatordibanding dengan nilai maksimum darijumlah nilai skor dari indikator. Nilaiakhir yang tertinggi akan diperolehseandainya semua indikator berada padakondisi yang sangat sesuai denganbobot (nilai kepentingan masing-masing indikator). Tingkat keberdayaandikelompokkan menjadi 5 kategoriberdasarkan ketercapaian nilai denganklasifikasi sebagai berikut : < 20% = keberdayaan sangat rendah 20% - 39% = keberdayaan rendah 40% - 59% = keberdayaan sedang 60% - 79% = keberdayaan sangat

tinggi 80% - 100% = keberdayaan sangat

tinggiKeberdayaan pengelola PPI/TPI

yang merupakan tujuan ke dua dalampenelitian ini, dianalisis berdasarkanskoring. Indikator keberdayaan sebagaipendekatan alat ukur dalam penelitianini didasarkan pada perpaduan antarafenomena empirik dan teoritik.Indikator tersebut meliputi: (1)kemampuan memahami tugas pokokkelembagaan PPI / TPI (2) Komitmendalam bekerja (3) Kepuasan terhadapsistim dan prosedur kerja (4)Kesesuaian kompetensi akademikdengan tanggung jawab dalam bekerja

(5) Persepsi tentang eksistensi PPI / TPI(6) Dukungan atau ketersediaaninfrastruktur (7) Dukungan regulasi(8) Kepuasan terhadap insentif (9)kemampuan membangun relasi sosialdengan mitra (10) Penguasaan terhadapinstrumen kerja/IT.

Analisis terhadap strategipemberdayaan kelembagaan danpengelola PPI/TPI sebagai tujuan ketigadalam penelitian ini dianalisis secaradekriptif kualitatif. Analisis inididasarkan pada sejumlah fenomenaatau sejumlah faktor penyebab utamaketidak berdayaan pengelola dalammenjalankan fungsinya sesuai tugaspokok masing-masing staf. Hasilanalsis tersebut selanjutnyadikomparasikan dengan sejumlah teoripemberdayaan terutama pada aspekpemberdayaan kelembagaan, sehinggadihasilkan sejumlah modelpemberdayaaan sesuai karakteristikpermasalahan dan sumberdaya yang adapada staf pengelola TPI.

4.6 Definisi OperasionalDefinisi opersional dalam penelitian

ini dimaksudkan untuk menjelaskanindikator variabel serta alat ukur dansatuan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN5.1 Gambaran Umum PPI Sodoha

Pangkalan pendaratan ikan/tempatpelelangan ikan (PPI/TPI) Kendariyang berada dikelurahan SodohoaKecamatan Kendari Barat dibangunpada tahun 1976/1977 dan tahun 1977-1978 yang berfungsi sebagai pusatpendaratan ikan (PPI) dan pusatpengembanagan perekonomianmasyarakat nelayan. Pusat pendaratanikan (PPI) tersebut mulai dioperasikansejak tahun 1979 berdasarkan Perda No.3 tahun 1964 tentang pelelangan ikan.

13

Pangkalan pendaratan ikan/tempatpelelangan ikan (PPI/TPI) Kendari saatini menjadi unit pelaksanaan teknisdinas (UPTD) berdasarkan Perda KotaKendari No. 9 Tahun 2008 tentangpembentukan organisasi dan tata kerjadinas daerah Kota Kendari dankeputusan Walikota Kendari No. 239Tahun 2004 tentang pembentukanorganisasi dan tata kerja UPTD.Pangkalan pendaratan ikan (PPI)sampai saat ini kondisi fisikbangunannya pada umumnnya masihbaik dan dimanfaatkan oleh nelayan,meskipun terdapat beberapa bagiantelah mengalami kerusakan. Beberapafasilitas yang telah mengalamikerusakan dan memerlukan rehabilitasiantara lain kios nelayan dan fasilitashanggar.

Salah satu unsur penunjang pentingdalam mendayagunakan PPI Sodohoaadalah dukungan sejumlah saranaprasarana penunjang yang antara lainkios nelayan, kantin, gedung es balok,ketersediaan BBM, air bersih, gedungpemeliharaan ikan dan ruang pendingin.Kualitas maupun kuantitas sejumlahfasilitas tersebut sangat menunjangkualitas pelayanan yang dapat diberikanoleh PPI/TPI.5.1.1 Fasilitas dan Pembinaan

Organisasi/KelompokNelayan

Usaha Nelayan di PPI SodohoaKota Kendari, dibawah koordinasilangsung kelompok-kelompok Nelayan,sehingga nelayan didalam memenuhikebutuhan melaut maupun kebutuhanrumah tangganya dapat disuplaymelalui kelompok-kelompok Nelayantersebut dalam upaya meningkatkanusahanya dapat dikatakan cukup lancar.

Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaankegiatan nelayan di PPI sodohoa terjadipeningkatan setiap tahunnya. Hal inidisebabkan bahwa disamping adanyafasilitas sarana yang dibutuhkan cukupmemadai dan membantu nelayan dalammenjalankan aktivitas usahanyamenangkap ikan di laut.

Selama kurun waktu Tahun 2013,jumlah pengunjung yang datang di PPIsodohoa setiap harinya mencapai antara500 sampai dengan 700 orang, yangterdiri dari : Pedagang Baku : 120 sd 250 orang Nelayan penggarap : 210 sd 300

orang Pengusaha Perikanan : 20 sd 40

orang Pengunjung Biasa : 150 sd 300

orang

5.2 Karakteristik Pengelola PPI/TPIKarakteristik pengelola PPI/TPI

Sodohoa responden yang merupakanresponden dalam penelitian ini meliputi(1) umur (2) pendidikan formal(3) pengalaman kerja (4) jabatan/tugaspokok sehari hari.5.2.1 Umur

Umur Pengeloa Pangkalanpendaratan ikan/tempat pelelangan ikan(PPI/TPI) yang menjadi respondendalam penelitian ini memilikikeragaman yang berkisar antara 20hingga 50 tahun keatas dan setelahdiklasifikasikan kedalam beberapainterval , menunjukkan bahwa 43,47% berada pada kisaran usia antara 31hingga 40 tahun.5.2.2 Pendidikan Formal

Pendidikan formal pengelolaPPI/TPI yang diukur berdasarkanjenjang pendidikan pada sekolah formalyang dilalui oleh responden yangbersangkutan menunjukkan bahwa

14

56,52 % berpendidikan SMTA, dan30,43 % berpendidikan sarjana.5.2.3 Pengalaman Kerja

Pengalaman dalam bekerja parapengelola PPI/TPI Sodohoa yangdiukur berdasarkan lama berkecimpungdalam tugas tugasnya sebagai staf ataupengelola PPI/TPI setelahdiklasifikasikan kedalam beberapakategori lama menunjukkan bahwa34,78 % berpengalaman bekerjaselama 6 hingga 10 tahun dan 30,43%telah berpengalaman bekerja selama 11hingga 15 tahun.5.2.4 Jabatan/ Posisi Penugasan

Jabatan yang ada dalamOrganisasi PPI/TPI Sodohoa terdiri dariseorang kepala UPTD dan 3 orangkoordinantor, masing masingkoordinator sarana dan pelayanan jasa,koordinator pelelangan ikan danpemungutan hasil dan koordinatorpembinaan mutu dan pengawasan.Selain tiga orang koordinantor dan satuorang kepala UPTD, ditunjang pula 19orang staf pendukung dengan tugaspokok sebagai penagih retribusi,cleaning service, juru parkir sertakeamanan. Ke 19 staf tersebut terdiridari 4 orang PNS dan 15 orang stafyang terdiri dari satu orang tenaga lepas,tiga orang tenaga bantu dan 11 orangtenaga kontrak.

5.3 Peran PPI/TPI dalamPEningkatan Kinerja UsahaNelaya MitraSecara kelembagaan peran atau

fungsi PPI/TPI Sodohoa dalammenunjang aktivitas dan produktivitaspara nelayan mitranya selainmenyiapkan fasilitas pelabuhanpendaratan ikan, fasilitas penyimpanandan pemasaran serta fasilitaspelelangan hasil tanggapan ikan, juga

melaksanakan berbagai kegiatanpembinaan yang berorientasi padapemberdayaan sosial ekonomi sertapenguatan kapasitas kelembagannelayan. Kegiatan tersebut antara lain:(1) Pembinaan kelompok– kelompoknelayan dan pengusaha kecil secarakontinyu setiap 3 (tiga) bulan sekali,bekerjasama dengan Dinas Kelautandan Perikanan Provinsi SulawesiTenggara dan Dinas Kelautan danPerikanan Kota Kendari. (2) Pembinaanpenertiban perizinan kapal perikanandan kegiatan penyuluhan tentangpenempatan alat/navigasi bekerjasamadengan Kantor Syahbandar Kendari dan(3) Pembinaan dalam rangkakeselamatan pelayanan, bekerjasamadengan Kantor Metereologi WilayahKota kendari.5.3.1 Pembinaan Kelompok-

Kelompok Nelayan danPengusaha KecilPembinaan Kelompok nelayan

yang dilaksanakan petugas PPISodohoa, telah berjalan lancarsebagaimana yang direncanakan. Halini karena kegiatan tersebutdilaksanakan atas kerjasama yang baikdengan beberapa instansi terkait, sertaadanya dukungan yang positif darinelayan. Kegiatan - kegiatanpembinaan dimaksud dilaksananakansecara periodik, dimana setiap bulannyapetugas PPI Sodohoa menfasilitasipertemuan dengan para Ketua-ketuadan anggota kelompok nelayan mitraguna membahas berbagai hal terutamayang terkait dengan sejumlah masalahatau kendala yang dirasakan ataudihadapi para nelayan mitra selamamelakukan aktivitasnya sebagainelayan.

15

5.3.2 Penyediaan FasilitasPangkalan Pendaratan IkanPangkalan pendaratan ikan (PPI)

Sodohoa salah satu sebagai UnitPelaksana Teknis Dinas Perikanan DanKelautan Kota Kendari, telahmemberikan berbagai kontribusinyaterutama bagi perkembangan dankeberdayaan sosial ekonomi paranelayan mitra.

5.4 Keberdayaan Pengelola PPI/TPIPenelitian terhadap indeks

keberdayaan pengelola PPI/TPI dengansepuluh indikator yang meliputi (1)kemampuan memahami tugas pokokkelembagaan PPI/TPI (2) Komitmendalam bekerja (3) Kepuasan terhadapsistim dan prosedur kerja (4)Kesesuaian kompetensi akademikdengan tanggung jawab dalam bekerja(5) Persepsi tentang eksistensi PPI/TPI(6) Dukungan atau ketersediaaninfrastruktur (7) Dukungan regulasi (8)Kepuasan terhadap insentif (9)kemampuan membangun relasi sosialdengan nitra (10) Penguasaan terhadapinstrumen kerja.

Berdasarkan ke sepuluhindikator keberdayaan pengelolaPPI/TPI sebagaimana tersebut di atas,setelah diakumulasi sebagaimanaditunjukan pada lampiran 1,menunjukkan bahwa 26,08% pengelolaPPI/TPI berada pada level indekskeberdayaan yang rendah dan 73,91%berada pada level indeks keberdayaansedang. Hal ini memberikan gambaranbahwa mayoritas staf pengelola PPI/TPISodohoa tersebut memilikikesanggupan dan kecakapan yangmemadai untuk menjalankan tugastugas rutin yang diberikan atasannyakepadanya, meskipun masih

membutuhkan upaya upaya penguatankapasitas staf agar para pengelolaPPI/TPI tersebut memilki tingkatkemampuan yang lebih baik lagi dalammemberikan pelayanan kepadamitranya sesuai tugas pokok lembagaataupun tugas khusus yang diberikankepadanya.

Pengukuran indeks keberdayaandengan menggunakan indikatorsebagaimana tersebut di atas didasarkanpada fenomena empirik bahwakemampuan atau tingkat keberdayaanseseorang dalam melaksanakan tugassangat erat kaitannya dengan kualitaspemahaman terhadap tugas pokoknyabaik sebagai staf maupun tugas pokokkelembagaan dimana ia bekerja. Selainitu juga ditunjang oleh kompetensiSumber Daya Manusia (SDM),persepsi, komitment dalam bekerja,kepuasan terhadap insentif yangditerima, dukungan sarana prasaranaserta regulasi yang berlaku. Hal inisejalan dengan Wilson, (1996 dalamSuharto 2005) bahwa pengukurankeberdayaan pada level organisasi ataukelompok dipengaruhi oleh (1)kebijakan pemberdayaan, (2) strategidan perencanaan bagi pengembanganbudaya pemberdayaan, (3) keuangandan sumber daya yang tersedia bagipengenalan dan pengembanganpemberdayaan, (4) struktur dan prosesmanajemen untuk mengelolapemberdayaan, (5) publisitas dankomunikasi bagi prakarsa dankeberhasilan pemberdayaan, (6)keberhasilan usaha yang langsungmempengaruhi pemberdayaan, dan (7)moril dan kepuasan dalam organisasi.Sedang pada level individupemberdayaan dapat diukur melalui (1)

16

semangat yang diungkapkan olehmasyarakat, (2) keinginan individuuntuk belajar hal-hal baru, (3)keterbukaan masyarakat terhadapusulan dan konsep baru, (4) derajatpengambilan resiko, (5) jumlah usulandan perbaikan yang direkomendasikan,(6) tingkat kerjasama antar individu,dan (7) derajat ketergantungan yangdiperlihatkan oleh setiap orang.

5.5 Trategi Pemberdayaan PPI/TPIPemberdayaan merupakan proses

untuk meningkatkan kemampuan dankemandirian masyarakat, sehinggamampu mengakses sejumlahsumberdaya yang diperlukannya.Menurut Pranarka dan Vidhyandika,(1996) bahwa proses pemberdayaanmengandung dua kecenderungan yakni(1) menekankan pada prosesmemberikan atau mengalihkan sebagiankekuasaan, kekuatan, atau kemampuankepada masyarakat agar individu yangbersangkutan menjadi lebih berdaya dan(2) menekankan pada prosesmenstimulasi, mendorong, ataumemotivasi agar individu mempunyaikemampuan atau keberdayaan untukmenentukan apa yang menjadi pilihanhidupnya.

Hasil analisis terhadap indekskeberdayaan menunjukkan bahwaumumnya indeks keberdayaanpangkalan pendaratan ikan / tempatpelelangan ikan (PPI/TPI) baik dariaspek kelembagaan maupun dari aspekpersonil pengelola masih berada padalevel keberdayaan sedang hinggarendah. Dengan demikian sehinggadiperlukan strategi pemberdayaanpangkalan pendaratan ikan / tempatpelelangan ikan (PPI/TPI) Sodohoa baik

pada aspek kelembagaan maupunpersonil pengelola. Hasil analisistersebut secara umum belummencerminkan indeks keberdayaanyang tinggi, karena masih terdapatsejumlah indikator yang berindeksrendah.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dalampenelitian ini dapat disimpulkan sebagaiberikut:

1. Peran kelembagaan PPI/TPI dalammendukung peningkatan kinerjanelayan mitranya umumnyamemfokuskan diri pada penyediaansarana prasarana pendaratanperahu/kapal ikan, penyediaanfasilitas pelelangan dan penyimpanikan, pelatihan – pelatihan terkaitdengan peningkatan kompetensinelayan, serta menfasilitasiperizinan pelayaran penangkapanikan.

2. Indeks keberdayaan staf pengelolaPPI/TPI Sodohoa umunya masihberada pada kisaran kategorisedang hingga rendah, dimana43,47% berada pada kisaranrendah, dan 50,43% berada padakisaran keberdayan sedang, hanya6,1% yang berada pada kisarankeberdayaan tinggi, hal inidisebabkan nelayan memang masihpada pihak yang lemah, terutamakarena sistem pembayaran yangtidak bisa tunai, dan bahkanketertarikan nelayan pada sistempatront client, yang menyebabkanmereka berada pada lingkarankemiskinan karena jeratan hutanyang tidak terputus.

3. Strategi pemberdayaan yangdiperlukan menyangkut sisi

17

kelembagaan adalah menjalinkerjasama dengan lembagakeuangan untuk mengatasi KPLI(kekurangan pembayaran lelangikan), meningkatkan kualitaspelaksanaan lelang untuk menarikjuragan dan perusahaan perikananuntuk membeli ikan di TPI;melaksanakan koordinasi denganstakeholder yang terkait untukpenegakan hukum, meningkatkankinerja organisasi untukmendukung program pembangunanperikanan, mengoptimalkan peranKoperasi, penyiapan danpeningkatan kualitas sumber dayamanusia yang professional

6.2 Saran/Rekomendasi KebijanAdapun saran yang dapat diberikan

adalah:1. Upaya peningkatan keberdayaan

pengelola TPI dan PengurusKoperasi hendaknya dilakukanuntuk meningkatkankesejahteraan nelayan sebagaisasaran akhir. Oleh karena itu,agar pengelola TPI danPengurus Koperasi bisa berdaya,perlu diperhatikan kondisiinternal dan eksternal dalamtubuh Tempat Pelelangan Ikan.Kinerja dari TPI dan pengelolaharus didukung oleh payinghokum yang jelas, sehinggaupaya penetrasi pasar sebagaibentuk strategi yang harusdilakukan dapat terlaksana.

2. TPI tidak efisien, masihmemungkinkan dikembangkandengan memperbaiki fasilitas-fasilitas maupun prasarana diTPI. Pada akhirnya hal ini akanbertujuan untuk meningkatkankesejahteraan nelayan.

3. Perlunya strategi pemberdayaanyang tepat diharapkan dapat

meningkatkan kinerja TPI, dantingkat keberdayaan pengelola,sehingga diharapkan keberadaanTPI dapat menarik minatnelayan untuk datang.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syakir Kurnia.2005. DataEnvelopment Analysis UntukPengukuran Efisiensi. ModulWorkshop Alat Analisis MagisterIlmu Ekonomi dan StudiPembangunan. UNDIPSemarang.

Akhmad Fauzi.2005. KebijakanPerikanan dan Kelautan. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Akhmad Fauzi dan Suzy Ana.2005.Permodelan Sumber DayaPerikanan dan Kelautan. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Ambar Teguh Sulistyani.2004.Kemitraan dan Model-modelPemberdayaan, Yogyakarta:Gava Media.

A Budi Risharyanto.2006. Efisiensi danPeningkatan Kinerja TPI, thesis,MM UNDIP: tidak dipublikasikan

As’ad. 1989. Seri Ilmu ManajemenSumberdaya Manusia, PsikologiIndustri. Bandung: PenerbitAlumni.

Biro Pusat Statistik Kota Kendari

Bustani Mahyuddin.2001. PerananPelelangan Ikan DalamMeningkatkan PendapatanNelayan. Makalah Falsafah Sains,Program S3, IPB

---------Kajian Budaya Maritim, 2004,Pengembangan PerencanaanKebudayaan KementrianKebudayaan dan Pariwisata

18

Budi Sudaryanto, 2003. AnalisisEfisiensi Tempat Pelelangan Ikan(TPI) - Studi di Pantura BaratJawa Tengah. Jurnal Bisnis danEkonomi Vol.13 No 1 Maret2003.

Chambers, R. 1995. Poverty andlivelihoods: Whose realityCounts? Uner kirdar

Silk (eds) People: FromImpoverishment toEmpowermen. New YorkUniversity Press. New York.

Dinas Perikanan dan Kelautan KotaKendari, Profil dan LaporanMinapolitan, Penelitian tidakdipublikasikan 2015.

Edi Susilo.2003. Membangun AdaptorSosial. Laporan Penelitian ProyekCofish Banyuwangi.

Fauzi, A dan Suzy.2005. PermodelanSumber Daya Perikanan danKelautan. Jakarta: GramediaPustaka Utama.

Freddy Rangkuti. 2006. Analisis SWOTTeknik Membedah Kasus Bisnis.Jakarta: Penerbit PT GramediaPustaka Utama.

Gargita, I.P. I. Susilowati, T.P.Soeprobowati. 2013. ProsidingSeminar Nasional PengelolaanSumberdaya Alam danLingkungan. Hal. 130-135.Http/www. Google.com.didownload 5 April 2013

Ife, J.W. 1995. CommunityDevelopment: CreatingCommunity Alternatives, Vision,Analysis and Practice: Longman,Australia.

Jamasy, O. 2004. Keadilan,Pemberdayaan, &Penanggulangan Kemiskinan.

Blantika, Jakarta.

Kartasasmita, G. 1996. Power andEmpowermant: Sebuah TelaahMengenal

Konsep PemberdayaanMasyarakat. Badan PerencanaanPembangunan

Nasional, Jakarta.

Kusnadi, 2002. Konflik Sosial Nelayan.Yogyakarta: LkiS 192

Kusnadi.2007. Strategi HidupMasyarakat Nelayan.Yogyakarta: LkiS,

Kusnadi, 2003. Akar KemiskinanNelayan. Yogyakarta: LKiS

Nikijuluw, V.P.H., B. Edi, B. Winarsodan C. Nurasa. 2000.Pemberdayaan Perikanan RakyatBerdasarkan Analisis Bio-Ekonomi Sumberdaya. PusatPeneltian Sosial EkonomiPertanian, Badan Penelitian danPengembangan Pertanian

Nugroho P R, 2004. Efektifitas KinerjaPelabuhan dengan DataEnvelopment

Analysis. Usahawan No 05Th.XXXIII. Mei 2004.

Miller and Meiners, 1997, TeoriEkonomi Mikro Intermediate,Raja Grafindo Persada, Jakarta.Terjemahan: Haris munandar

Mulyadi, 2005. EkonomiKelautan.Jakarta: RajawaliPress.

Payne, M. 1997. Social Work andCommunity Care.McMillan, London.

19

Peraturan Daerah Kota Kendari No.3tahun 2012 tentang retribusiJasa Usaha

Priyono, O.S. & A.M.W. Pranarka,1996. Pemberdayaan:Konsep, Kebijakan dan

Implementasi. Center forStrategic and InternationalStudies (CSIS), Jakarta.

Pranaka dan Vidhyandika. 1996.Pemberdayaan (Empowerment).Centre o Strategic andInternational Studies (CSIS),Jakarta.

R Nugroho Purwantoro.2004.Efektifitas Kinerja Pelabuhandengan Data EnvelopmentAnalysis. Usahawan No 05Th.XXXIII. Mei 2004.

Rappaport. 1987. “Terms ofEmpowerment: Toward a theoryfor Community Psychology”.American Journal of CommunitryPsychology. Vol. 15. No.2: hal15-16.

Robinson, J.R. 1994. CommunityDevelopment inPerspective. Iowa State

University Press, Ames.

Sidu, D. 2006 PemberdayaanMasyarakat sekitar kawasan hutanlindung Jompi Kabupaten MunaProvinsi SulawesiTenggara.Disertasi SekolahPascasarjana Institut PertanianBogor, Bogor

Sugiono 2011. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif danRD. CV.Alfabeta,

Bandung.

Suhartini, A.Halim, Imam Khambali,Abd. Basyid.2005. Model-model

Pemberdayaan Masyarakat.Yogyakarta : Pustaka Pesantren.

Suharto, E. 2005. MembangunMasyarakat MemberdayakanRakyat: Kajian StrategisPembangunan KesejahteraanSosial dan Pekerjaan Sosial.Rafika Aditama, Bandung.

Sulistiyani, A.T. 2004. Kemitraan danModel-Model Pemberdayaan.Gaya Media, Yogyakarta.

Slamet, M. 2003. PemberdayaanMasyarakat. Dalam MembetukPola Perilaku ManusiaPembangunan. Disunting olehIda Yustina dan Adjat Sudradjat.IPB Press, Bogor.

Surochiem. 2001. Dimensi-dimensiPenting Monitoring PelaksanaanProgram Pemberdayaan danPartisipasi pada MasyarakatPesisir. JurnalNeptunus, Vol8,No 1 Maret 2001,50-56,Surabaya

Sumodiningrat, G 2007.Pemberdayaan Sosial, KajianRingkas Tentang PembangunanManusia Indonesia. BukuKompas, Jakarta.

Syahadat, M, 2015. Kinerja dankeberdayaan Nasabah LayananKeuangan Mikro Badan layananUmum Daerah (BLUD) KotaKendari. Disertasi Doktor PPSUniversitas Halu Oleo Kendari.

Tedy Herlambang et al., 2000, EkonomiMikro : Suatu Pendekatan Praktis,Jakarta: Gramedia PustakaUtama. , 2002, Ekonomi Mikro :Sebuah Kajian Komprehensif. ,Jakarta : Gramedia PustakaUtama.

20

Indah Susilowati,Agung Sudaryono, TriWinarni A,2004, PengembanganModel Pemberdayaan MasyarakatPesisir (Usaha Mikro, Kecil,Menengah dan Koperasi-UMKMK) dalam MendukungKetahanan Pangan dikabupaten/Kota Pekalongan,Jawa Tengah. Lemlit UNDIP,Semarang

Soetomo.2006.Strategi-strategiPembangunan Masyarakat.Jakarta :Pustaka Belajar

Soedarsono.1983. Pengantar EkonomiMikro. Lembaga Penelitian,Pendidikan dan PeneranganEkonomi Sosial. Jakarta.

Soekartawi.1990. Teori EkonomiProduksi, dengan pokok BahasanAnalisis Fungsi Cobb-Douglass.Rajawali Press. Jakarta.

Stoner,F.J.1995. Manajemen. Jakarta :PT. Penerbit Hallindo.

Sulistyani Dyah P. 2005.AnalisisEfisiensi Tempat Pelelangan IkanKelas 1,2,dan 3 di Jawa Tengahdan Pengembangannya UntukPeningkatan KesejahteraanNelayan. Thesis MSDP UNDIP :tidak dipublikasikan 193

Surochiem,2001. Dimensi-dimensiPenting Monitoring PelaksanaanProgram Pemberdayaan danPartisipasi pada MasyarakatPesisir. Jurnal Neptunus, Vol8,No 1 Maret 2001,50-56, Surabaya

Sulaksono, Ari dan AminSetiawan.2004. ModelPengelolaan Sumber DayaPerikanan dan PembangunanMasyarakat Pantai DalamImplementasi Proyek Cofish diJawa Tengah, Makalah Seminar

dan Workshop PengelolaanSumber Daya Perikanan danPembangunan Masyarakat Pantai

Syarif Makmur.2007. PemberdayaanSumber Daya Manusia danEfektivitas Organisasi.RajawaliPers.Jakarta.

Wahyono,Ari.dkk.2001.PemberdayaanMasyarakat Nelayan. Yogyakarta:Media Pressindo.

Wrihatnolo, RR dan N.D Riant, 2007Managemen Pemberdayaan.Sebuah Pengantar dan PanduanUntuk PemberdayaanMasyaraakat. Gramedia, Jakarta.

Wijono, WW 2005. PemberdayaanLembaga Keuangan Mikrosebagai salah satu pilar sistemKeuangan Nasioanal; Upayakonkrit memutus mata rantaiKemiskinan. Jurnal KajianEkonomi dan Keuangan, EdisiKhusus hal. 86-100.

Wilson,T. 1996, The EmpowermentMannual, Grower PublishingCompany, London.