PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN...

80
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN WISATA PANTAI NAMBO KELURAHAN NAMBO KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI SKRIPSI Oleh: HAMSIWAR NIM. D1A1 15 410 JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016

Transcript of PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN...

Page 1: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN WISATA PANTAI

NAMBO KELURAHAN NAMBO KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI

SKRIPSI

Oleh:

HAMSIWAR

NIM. D1A1 15 410

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016

Page 2: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN WISATA PANTAI

NAMBO KELURAHAN NAMBO KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI

SKRIPSI

Diajukan kepada fakultas pertanian

Untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar sarjana pada Jurusan/Program Studi Agribisnis

Oleh:

HAMSIWAR

NIM. D1A1 15 410

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016

i

Page 3: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA

MANAPUN, APABILA DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU DAPAT

DIBUKTIKAN BAHWA SKRIPSI INI MERUPAKAN HASIL JIBLAKAN, MAKA

SAYA BERSEDIA MENERIMA SANKSI PERATURAN YANG BERLAKU.

Kendari, Juni 2016

HAMSIWAR

D1A1 15 410

ii

Page 4: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Kawasan Wisata

Pantai Nambo Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli

Kota Kendari

Nama : Hamsiwar

NIM : D1A1 15 410

Jurusan Program Studi : Agribisnis

Minat : Penyuluhan dan Pengembangan Masyarakat (PPM)

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Ir. La Nalefo, M.S Awaluddin Hamzah,S.P.,M.Si

NIP. 19621231 199503 1 003 NIP. 19730921 200212 1 002

Dekan Fakultas Pertanian Plt. Ketua Jurusan/Program Studi

Universitas Halu Oleo Agribisnis

Dr. Ir. M. Tufaila, M.P Abdul Gafaruddin, S.P.,M.Si

NIP. 19660705 199103 1 004 NIP. 19750814 200604 1 001

Tanggal Lulus : 24 Juni 2016

Page 5: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN

Judul : Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Kawasan Wisata

Pantai Nambo Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli

Kota Kendari

Nama : Hamsiwar

NIM : D1A1 15 410

Jurusan Program Studi : Agribisnis

Minat : Penyuluhan dan Pengembangan Masyarakat (PPM)

Telah di ujikan di depan Tim Penguji Skripsi dan telah diperbaiki sesuai saran-saran saat

ujian

Kendari, Juni 2016

Tim Penguji :

Ketua :Munirwan Zani, S.P., M.Si tanda tangan .................................

Sekretaris :Wa Ode Yusria, S.P., M.P tanda tangan.................................

Anggota :Hartina Batoa, S.P., M.Si tanda tangan.................................

Anggota : Dr. Ir. La Nalefo, M.S tanda tangan.................................

Anggota : Awaluddin Hamzah , S.P., M.Si tanda tangan.................................

Page 6: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

ABSTRAK

Hamsiwar (D1A1 15 410). Pemberdayaan Masyarakat Di Sekitar Kawasan

Wisata Pantai Nambo Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli Kota Kendari. Dibimbing

Oleh La Nalefo selaku Pembimbing I dan Awaluddin Hamzah selaku Pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kawasan Wisata Pantai

Nambo, (2) mengetahui potensi-potensi lokal dalam masyarakat yang dapat

dimanfaatkan dalam kegiatan di kawasan wisata pantai Nambo dan, (3)

mengetahui pemberdayaan masyarakat di kawasan Wisata Pantai Nambo.

Penelitian ini dilakukan di Kawasan Wisata Pantai Nambo Kelurahan Nambo

Kecamatan Abeli Kota Kendari pada bulan Mei sampai dengan Juni 2015.

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kelurahan Nambo yang

melakukan aktifitas ekonomi dan sebagai tenaga kerja terserap pada kawasan

Wisata Pantai Nambo. Jumlah populasi masyarakat yang terserap pada Kawasan

Wisata Pantai Nambo berjumlah 68 orang. Kemudian untuk menetapkan sampel

yang akan diteliti menggunakan teknik sampel acak sederhana (simple random

sampling), penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Slovin sehingga sampel penelitian sebanyak 40 orang. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Pantai Nambo diminati banyak pengunjung karena

letaknya yang relatif dekat, potensi-potensi lokal dalam masyarakat yang dapat

dimanfaatkan dalam kegiatan di kawasan wisata pantai Nambo mencakup

beberapa aspek antara lain: penjualan hasil bumi, ekonomi kreatif, kuliner dan

seni budaya. Pengelolaan kawasan Wisata Pantai Nambo dapat memberikan

lapangan kerja bagi masyarakat sekitarnya, yaitu Tenaga Kerja Langsung (PNS

tetap dan PNS Harian) dan Tenaga Kerja Tidak Langsung (Penjual Kelapa Muda,

Rumah Makan, Penjual Keliling dan Jasa Sewa Ban).

Kata Kunci: Pemberdayaan, Masyarakat, Kawasan Wisata, Pantai Nambo

v

Page 7: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

ABSTRACT

Hamsiwar (D1A1 15 410). Community Empowerment Around the Area

Tourism Nambo Nambo Beach Village District of Abeli Kendari. Guided By La

Nalefo as Supervisor I and Awaluddin Hamzah as the Supervisor II.

This study aimed to (1) describe the neighborhood Nambo Beach Tourism,

(2) determine the potential of local communities that can be utilized in the

activities at coastal resorts Nambo and, (3) determine the community

empowerment in tourism areas Nambo Beach. This research was conducted in the

Area Tourism Nambo Nambo Beach Village District of Abeli Kendari in May and

June 2015. The population in this study is a community in the Village Nambo

conducting economic activity and the labor force is absorbed in the neighborhood

Nambo Beach Tourism. Total population sequestered in Nambo Beach Tourism

Region amounted to 68 people. Then to assign the sample to be studied using the

technique of random sampling (simple random sampling), determination of the

number of samples is done by using the formula proposed by Slovin so that the

study sample as many as 40 people. The results showed that Nambo Beach

attracts many visitors because of its relative proximity, local potentials in society

that can be utilized in the activities at coastal resorts Nambo includes several

aspects, among others: the sale of crops, creative economy, culinary and cultural

arts. Nambo Beach tourism areas management can provide employment

opportunities for the surrounding community, namely Direct Labor (PNS fixed

and Daily PNS) and Labor Indirect (Seller Coconut, Eating, Roving Sales and

Rental Service Ban).ffgfdgffdmfmfnfbnbnfbnmnbnbnbnbbnnnnnnnnnnnnnnnnnn

Keywords: Empowerment, Community, Tourism Regions, Nambo Beach

iv

Page 8: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirrahmaanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Dengan megucapkan alhamdulillah dan rasa sukur yang tak terhingga

penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Kawasan Wisata Pantai Nambo

Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli”, walaupun dari segi penulisan dan

pembahasannya masih terdapat kekurangan namun untuk keperluan

penyempurnaan diperlukan saran dan kritik yang sifatnya membangun yang

sangat penulis harapkan.

Penulisan skripsi sebagai suatu karya ilmiah dimaksudkan sebagai salah

satu syarat dalam rangka penyelesaian studi guna memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S1) pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Haluoleo.

Penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya serta

penghargaan yang tinggi kepada:

1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

2. Ayahanda Masuddin Habab (Almarhum) dan Ibunda Hamsina Maudu

yang saya sangat hormati dengan segala kasih sayang dan cinta beliau

yang telah memberikan segala perhatian, dukungan moril dan materil

serta dengan doa restunya selama ini.

vii

Page 9: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

3. Kakak-kakakku tersayang Hasmawar, S.Pd (Mawar), Masdamin (Damin),

Masdin (Din), Masnur Jaya (Jaya), Jupril Fajar (Jup), Almarhum Masunin

Nuryadin (Yadin), Muhammad Wahyuddin (Wahyu) yang telah

memberikan dukungan dan bantuan, serta motivasi mulai awal mengikuti

hingga penulisan skripsi ini.

4. Suamiku tercinta Edi Mujahid,S.Sos yang telah banyak membantu baik

itu dalam memberikan motivasi dan semangat hingga pada akhir

penulisan skripsi ini.

5. Anakku tersayang Ayunda Shakila Salsabila Mujahid terimakasih atas

kesabaran dan pengertiannya selama penyusunan skripsi ini.

6. Ayah mertua Sulaiman,S.Pd.,M.Pd dan Siti Aisyah yang saya hormati

dengan segala kasih sayang yang telah memberikan dukungan moril

maupun materil serta doa restunya selama ini.

Dengan segala keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis dalam

penyusunan karya tulis ini, maka penulis menyampaikan penghargaan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak DR. Ir. La Nalefo, MS selaku

pembimbing I dan Awaluddin Hamzah, SP.,M.Si yang senantiasa meluangkan

waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan motivasi, serta

berbagai kemudahan sehingga penulis skripsi ini dapat terselesaikan.

Selanjutnya, tak lupa pula penulis menyampaikan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril

maupun materil selama penyusunan karya ilmiah ini, terutama kepada:

viii

Page 10: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

1. Rektor Universitas Haluoleo beserta seluruh jajarannya.

2. Dekan Fakultas Pertanian beserta para pembantu Dekan, Kepala

Perpustakaan Fakultas Pertanian, Kepala Perpustakaan Universitas,

Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur

penunjang akademik lainnya di lingkungan Fakultas Pertanian.

3. Ketua Jurusan Agribisnis dan .......selaku Sekretaris Jurusan Agribisnis.

4. Ibu Dosen Wa Ode Yusria, SP.,M.Si yang telah meluangkan waktunya

membantu dan memberikan arahan , petunjuk serta motivasi sehingga

penulisan skripsi ini terselesaikan.

5. Bapak Munirwan Zani,SP.,M.Si selaku Penasehat Akademik Kelas

Ganjil.

6. Para Dosen Penguji Bapak DR. Ir. La Nalefo, MS, Bapak Awaluddin

Hamzah, SP.,M.Si, Bapak Mardin, SP.,M.Si, Ibu Wa Ode Yusria,

SP.,M.Si, Bapak Munirwan Zani,SP.,M.Si, dan Ibu Hartina Batoa,SP.,

M.Si.

7. Semua Bapak/Ibu Dosen Pengajar Jurusan Agribisnis khususnya dan

Fakultas Pertanian umumnya yang telah memberikan tambahan ilmu

kepada penulis, serta para staf administrasi di lingkungan Jurusan

Agribisnis yang telah memberikan layanan penunjuk akademik bagi

penulis.

8. Kepada teman-teman angkatan 2008 dan keluarga besar mahasiswa

agribisnis angkatan 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015

ix

Page 11: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

terimakasih atas kerjasama dan motivasinya selama penulis berada

dibangku kuliah.

9. Semua pihak yang membantu selama kuliah ataupun saat menulis skripsi,

yang telah membantu dengan doa dan moril maupun materil.

10. Sahabat seperjuangan Mustika (2012) yang telah memberikan bantuan

dan saran kepada penulis.

11. Laptop dan motor Axelo suamiku tercinta.

Akhir kata penulis sekali lagi mengucapkan terimakasih atas segala

bantuan dan dukungan yang diberikan, semoga amal baik tersebut mendapatkan

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga Allah SWT juga

melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, amin.

Wa Alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Kendari, Juni 2016

Penulis

x

Page 12: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................. v

ABSTRACT ............................................................................................... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL...................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ......................................................... 3

C. Tujuan dan Kegunaan ..................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori ............................................................... 5

1. Pariwisata .................................................................. 5

2. Ekowisata ................................................................... 10

3. Pemberdayaan Masyarakat ......................................... 15

4. Analisis SWOT ........................................................... 21

B. Penelitian Terdahulu .......................................................... 23

C. Kerangka Pikir ………………………………………….. 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 26

B. Populasi dan Sampel ............................................................. 26

C. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 28

E. Variabel Penelitian ............................................................ . 28

F. Analisis Data......................................................................... 29

G. Konsep Operasional ............................................................. 29

xi

Page 13: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah ........................................................... 32

1. Letak dan Luas Wilayah ........................................................... 32

2. Keadaan Iklim ........................................................................... 33

3. Pembagian Wilayah Desa ........................................................ 33

4. Keadaan Penduduk ................................................................... 34

B. PEMBAHASAN ........................................................................... 37

1. Identitas Responden ................................................................ 37

1.1. Umur.................................................................................. 37

1.2. Tingkat Pendidikan .......................................................... 38

1.3. Pengalaman Berusaha ....................................................... 39

1.4. Jumlah Anggota Keluarga ................................................ 41

2. Gambaran Umum Wisata Pantai Nambo ................................ 43

2.1. Kontribusi Masyarakat Tani untuk Kebutuhan Wisatawan 44

2.2. Tenaga Kerja Terserap Pada Wisata Pantai Nambo ........ 48

2.3. Upaya-upaya Pemerintah Pada Pemberdayaan

Masyarakat Wisata Pantai Nambo ................................... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..................................................................... 52

B. Saran ............................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 53

LAMPIRAN .............................................................................................. 56

xii

Page 14: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rincian Penggunaan Lahan Kelurahan Nambo

Kecamatan Abeli Kota Kendari ...................................................... 33

2. Jumlah Penduduk Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli Kota

Kendari Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin,

Tahun 2014 ..................................................................................... 34

3. Data Tingkat Pendidikan Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli

Kota Kendari, Tahun 2014 .............................................................. 35

4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Kelurahan

Nambo Kecamatan Abeli Kota Kendari, Tahun 2014.. ................... 36

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan Umur

di Kawasan Wisata Pantai Nambo , Tahun 2016 ............................ 37

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

di Kawasan Wisata Pantai Nambo , Tahun 2016 ............................ 39

7. Identitas Responden Sebagai Tenaga Kerja di Kawasan Wisata

Pantai Nambo, Tahun 2016 ............................................................. 40

8. Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

Responden di Kawasan Wisata Pantai Nambo, Tahun 2016 .......... 42

9. Kontribusi Masyarakat untuk Wisatawan ....................................... 44

10. Serapan Tenaga Kerja di Daerah Wisata Pantai Nambo,

Tahun 2014 ..................................................................................... 49

xiii

Page 15: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

A. Skema Kerangka Pikir Penelitian ................................................ 25

B. Dokumentasi Penelitian ............................................................... 62

xiv

Page 16: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Riwayat Hidup Penulis ..................................................................... 57

2. Kuisioner Penelitian ........................................................................... 58

3. Data Hasil Penelitian Setelah Data diTabulasi, 2016 ........................ 60

4. Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 62

xv

Page 17: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata sebagai industri yang menjual lingkungan hidup fisik dan sosial

budaya sangat menuntut adanya lingkungan baik fisik, sosial, budaya, politik

senantiasa berada dalam kondisi bersih dan terjamin keamanannya. Dalam bidang

pariwisata ada 3 (tiga) faktor yang menentukan keberhasilan pengelolaan

lingkungan wisata yaitu : 1. Masyarakat di lokasi wisata, 2. Pemerintah/swasta, 3.

Pengunjung/wisatawan (Departemen P&K Yogyakarta. 1999).

Pengelolaan lingkungan wisata memerlukan partisipasi masyarakat.

Sebagai sumber daya lokal, kawasan wisata sebaiknya dikelola oleh orang lokal,

karena yang tahu sumber daya yang dimilikinya adalah mereka sendiri. Sehingga

secara arif mereka akan mengelola kawasan wisata itu untuk kesejahteraan

mereka sendiri, tanpa harus mengeksploitasi secara berlebihan agar tetap bisa

berkelanjutan. Pengelolaan tersebut dapat bekerjasama dengan pihak lain yang

mempunyai keberpihakan terhadap masyarakat lokal dan lingkungan.

Berdasarkan Undang-Undang nomor 12 tahun 2005 tentang pariwisata

yang dikutip dalam Rahman (2006), tujuan pengembangan pariwisata tidak lain

adalah untuk menciptakan multipler effect, diantaranya adalah : (1) memperluas

dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja; (2) meningkatkan

pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran

rakyat; (3) mendorong pendayagunaan produksi nasional. Dengan kata lain,

pembangunan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata selalu akan

diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi rakyat banyak.

Page 18: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

2

Pengembangan kawasan pariwisata pantai dan laut merupakan kegiatan

wisata yang memiliki aktifitas yang berkaitan dengan pantai dan laut, baik

disepanjang pantai, di atas permukaan laut maupun kegiatan yang di lakukan

dibawah permukaan laut. Pariwisata pantai dan laut sebagai salah satu aspek

pemanfaatan dalam pengelolaan sunber daya alam mempunyai peluang yang amat

baik untuk dikembangkan. Namun kita juga menyadari bahwa banyak

permasalahan yang kita hadapi dalam menggerakkan potensi kemasyarakatan

melalui pemberdayaan dan partisipasi masyarakat sekelurahan di sekitar kawasan

pengembangan.

Salah satu wisata pantai yang banyak diminati di Kota Kendari adalah

Pantai Nambo. Pantai Nambo sebagai obyek wisata andalan Pemerintah Kota

Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mudah dijangkau, baik oleh wisatawan lokal

maupun dari luar daerah. Pantai ini diminati banyak pengunjung karena letaknya

yang relatif dekat. Pantai Nambo memiliki pasir putih yang landai suasana yang

tenang, udara yang sejuk dan panorama yang menakjubkan sehingga tempat ini

selalu merupakan pilihan masyarakat Kota Kendari untuk melepas kejenuhan dan

rutinitas sehari-hari pada akhir pekan, ditempat ini telah dilengkapi dengan 31 unit

gazebo, sepuluh unit ruang bilas, satu villa, rumah makan yang berada di atas laut

(Karamba), rumah anti gempa, tempat parkir kendaraan yang luas, dan pedagang

tradisional yang menawarkan berbagai jenis dagangannya. Saat ini tengah

dilakukan perbaikan sarana dan prasarana seperti penambahan tempat

peristirahatan untuk pengunjung dan wisatawan yang datang agar pengunjung

Page 19: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

3

dapat menikmati keindahan Pantai Nambo dengan tenang dan tentram dan lokasi

wisata tersebut dapat terpelihara dengan baik.

Pada wisata pantai Nambo ini dinilai (1) masyarakatnya belum

menerapkan peraturan pemerintah setempat secara maksimal yang mendukung

arahan keikutsertaan masyarakat dalam pemanfaaaatan sumber daya alam guna

mendukung pariwisata alam (2) masih kurang dirasakannya manfaat ekonomis

dari pariwisata sehingga masih sulit untuk merangsang masyarakat agar

memberikan dukungan positif bagi pengembangan pariwisata alam (3)

keterampilan masyarakat lokal dalam mengelola manfaat ekonomis dari peluang-

peluang untuk menunjang pariwisata alam masih rendah (4) permodalan dan

infrastruktur ekonomi masyarakat lokal masih lemah untuk membuka peluang

usaha dan peluang pekerjaan.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui

melakukan penelitian tentang “Pemberdayaan Masyarakat Di Sekitar Kawasan

Wisata Pantai Nambo Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli Kota Kendari”.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang ditelaah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana deskripsi kawasan Wisata Pantai Nambo.

2) Potensi-potensi lokal apa saja dalam masyarakat yang dapat dimanfaatkan

untuk kegiatan di Kawasan Wisata Pantai Nambo.

3) Bagaimana pemberdayaan masyarakat di kawasan wisata Pantai Nambo.

Page 20: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

4

C. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penelitian ini adalah :

1) Mendeskripsikan kawasan Wisata Pantai Nambo.

2) Mengetahui potensi-potensi lokal dalam masyarakat yang dapat dimanfaatkan

dalam kegiatan di kawasan wisata pantai Nambo.

3) Mengetahui pemberdayaan masyarakat di kawasan wisata pantai Nambo.

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukkan bagi pemerintah daerah selaku pembuatan kebijakan

untuk lebih memperhatikan dan mementingkan partisipasi masyarakat dalam

pengolahan lingkungan wisata

2. Sebagai bahan masukkan bagi masyarakat kawasan pantai Nambo, agar dapat

mengembangkan potensi yang ada di wilayah mereka.

Page 21: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pariwisata

Menurut Dougiass (1978) dalam Fandeli dan Suyanto (2004), pariwisata

didefinisikan sebagai suatu proses bergeraknya manusia secara sementara untuk

pergi ke luar rumahnya (tempat kerjanya atau tempat tinggal) ke tempat yang baru

dengan hanya tinggal beberapa waktu dalam memanfaatkan fasilitas guna

mendapatkan kebutuhan dan keinginan yang dicari. Sedangkan Tando (1999)

mengemukakan bahwa kata “pariwisata” sesungguhnya baru populer di Indonesia

setelah penyelenggaraan Musyawarah Nasional Tourism ke-2 di Tretes Jawa

Timur pada tanggal 12-14 Juni 1958. Sebelumnya istilah yang digunakan adalah

”tourisme” dan sering di indonesiakan menjadi torisme.

Youti (1996) dalam Humsona (1998) mengemukakan pariwisata adalah

suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, dengan maksud untuk

menikmati perjalanan dan kunjungan itu. Sedangkan Wahab (1987) dalam Abbas

(2002), menyatakan pengertian pariwisata mengandung tiga unsur yaitu manusia

(unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata), tempat (unsur fisik yang

sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri), dan waktu (unsur tempo yang

dihabiskan dalam perjalanan itu sendiri dalam berdiam di tempat tujuan).

Pariwisata adalah perjalanan untuk mendapatkan rekreasi, atau industri

yang berkaitan dengan perjalanan untuk mendapatkan rekreasi. Ditinjau motivasi

Page 22: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

6

perjalanan yang dilakukan pengunjung/wisatawan serta obyek yang dikunjungi,

maka Wahab (1975) dalam Wibowo(1087) membagi 7 tipe, yaitu :

(1) Menurut jumlah orang yang melakukan perjalanan,yang terdiri dari:

a. Pariwisata individual (individual tourism)

b. Pariwisata kelompok (group tourism)

(2) Menurut maksud dilakukan perjalanan,yang terdiri dari:

a. Pariwisata untuk bersenang-senang/mengisi waktu luang (leisure tourism)

b. Pariwisata budaya(cultural tourism)

c. Pariwisata kesehatan (health tourism)

d. Pariwisata olahraga (sport tourism)

e. Pariwisata konferensi (conference tourism)

(3) Menurut alat pengangkutan yang digunakan :

a. Pariwisata darat (land tourism)

b. Pariwisata laut dan sungai (sea and river tourism)

c. Pariwisata udara (air tourism)

(4) Menurut letak geografinya:

a. Pariwisata domestik nasional (national domestic tourism)

b. Pariwisata regional (regional tourism)

c. Pariwisata internasional (international tourism)

(5) Menurut umur pengunjung /wisatawan:

a. Pariwisata remaja (youth tourism)

b. Pariwisata dewasa (adult tourism)

(6) Menurut jenis kelamin pengunjung/wisatawan:

Page 23: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

7

a. Pariwisata maskulin (masculine tourism)

b. Pariwisata feminin (feminine tourism)

(7) Menurut harga dan tingkat sosial:

a. Pariwisata mewah (deluxe tourism)

b. Pariwisata kelas menengah (middle class tourism)

c. Pariwisata social (social tourism)

Dilihat dari tipe pariwisata berdasarkan pengolahan oleh Wahab (2000)

dalam Wibowo (2002), pariwisata pantai Nambo sebagai kawasan wisata yang

akan di kaji (laut dan pantai) bisa dimasukan dalam sebangian tipe pariwisata di

atas.

Pariwisata adalah industri yang menjual lingkungan hidup fisik dan sosial

budaya. Ia telah diidentifikasi sebagai salah satu industri yang sangat potensial,

baik untuk wisatawan domestik maupun asing. Memang potensi pariwisata kita

sangat besar : iklim tropika kepulauan yang sangat mengenal suhu ekstrim, laut

dengan terumbu karang, pantai berpasir putih, vegetasi mulai dari hutan pantai,

hutan dataran rendah sampai pada hutan pengunugan tinggi, flora dan fauna

dengan keanekaragaman yang tinggi, topografi datar, berbukit dan bergunung,

danau di pegunugan dan sawah yang berteras-teras. Ditambah lagi dengan

kebudayaan yang beraneka ragam. Modal dasar pariwisata itu bersifat

terperbarukan, karena obyek wisata yang dijual tidak dikonsumsi secara fisik.

(Soemarwoto, 2001).

Pengembangan pariwisata, termasuk di dalamnya wisata alam dapat

memberikan manfaat dan keuntungan, yaitu:meningkatkan kesadaran masyarakat

Page 24: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

8

untuk berperan secara aktif dalam pelestarian lingkungan ; pertukaran latar

belakang budaya yang berbeda ; membuka kesempatan kerja dan berusaha ;

meningkatkan pendapatan negara. (Fyomi dan fadli, 2004).

Menurut Dahuri, et al, (1996) konsep pembagunan berkelanjutan dan

pengelolaan daerah pesisir dan lautan secara terpadu termasuk pariwisata pantai

memiliki empat dimensi sebagai berikut:

1. Dimensi Ekologis

Konsep ini menerapkan bagaimana mengelolah segenap kegiatan pembagunan

yang terdapat di wilayah pesisir agar total dampaknya tidak melebihi kapasitas

fungsionalnya. Setiap ekosistem alamiah termasuk wilayah pesisir memiliki

empat fungsi pokok bagi kehidupan manusia (Ortolano, 1984 dalam Dahuri, et

al,1996) yaitu:

a) Jasa-jasa pendukung kehidupan, mencakup berbagai hal yang diperlukan

bagi eksistensi kehidupan manusia sebagai udara dan air bersih serta ruang

bagi kegiatan manusia.

b) Jasa-jasa kenyamanan, berupa suatu lokasi beserta atributnya yang indah

dan menyejukan yang dapat dijadikan rekreasi.

c) Penyediaan sumber daya alam, baik langsung maupun sebagai input dalam

proses produksi. Untuk suber daya alam yang dapat diperbaharui kriteria

pemanfaatan adalah laju ekstraksi tidak boleh melebihi kemampuannya

untuk memulihkan diri pada suatu periode waktu tertentu (Clark, 1988

dalam Dahuri et al, 1996). Sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat

Page 25: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

9

diperbaharui pemanfaatanya harus dilakukan secara cermat, sehingga

efeknya tidak merusak lingkungan sekitarnya.

d) Penerima limbah,bagaimana kemampuan suatu ekosistem dapat menerima

limbah dari kegiatan manusia dan masih di dalam kondisi yang aman.

2. Dimensi sosial ekonomi

Pada dasarnya menyediakan informasi tentang daya dukung (kemampuan

suplai) system alam daerah pesisir dalam menopangsegenap kegiatan

pembangunan dan kehidupan manusia sehingga total permintaan (demand)

terhadap sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan tidak melampaui suplai

tersebut. Manfaat yang di peroleh harus diprioritaskan untuk mensejahterakan

penduduk sekitar kegiatan tersebut, terutama golongan ekonomi lemah untuk

menjamin kelangsungan pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri.

3. Dimensi sosial politik

Permasalahan lingkungan bersifat eksternalitas yang artinya pihak yang

menderita akibat kerusakan bukanlah sipembuat kersakan itu sendri. Ciri khas

antara lain adalah bahwa keurusakan akan muncul setelah periode waktu

tertentu. Sehingga diperlukan kondisi politik yang transparan agar kerusakan

lingkungan tidak berjalan lebih cepat daripada upaya pencegahan dan

penanggulangannya.

4. Dimensi hukum dan kelembagaan

Perlunya pengendalian diri setiap warga dunia untuk tidak merusak

lingkungan. Persyaratan yang bersifat personal ini dapat dipenuhi melalui

Page 26: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

10

penerapan system peraturan dan perundang-undangan yang berwibawa dan

konsisten.

2. Ekowisata

Ekowisata didefinisikan sebagai perjalanan yang dapat di

pertanggungjawabkanke kawasan alam yang memelihara lingkungan dan

menopang kesejahteraan penduduk setempat “ (Blangy and Wood in Linberg and

Hawkins, 1991, dalam Wall. G. 1995). Oleh karena itu ekowisata secara ideal

harus menyediakan lapangan pekerjaan untuk penduduk setempat , khususnya

melalui perusahaan-perusahaan kecil milik lokal dan dioperasikan oleh penduduk

setempat.

Pariwisata sebagai industry yang menjual lingkungan hidup fisik dan

sosial budaya sangat menuntut adanya berbagai jaminan agar lingkungan baik

fisik, social, budaya, politik senantiasa berada dalam kondisi bersih dan terjamin

keamanannya. Kekayaan sumber daya alam Indonesia seperti pantai, hutan,

margasatwa, dan gunung berapi merupakan sumber daya yang kaya untuk

pengembangan ekowisata yang dapat menganekaragamkan produk wisata

Indonesia, melayani berbagai pasaran dan membantu ekonomi daerah-daerah yang

memiliki potensi yang belum tergarap.

Pasar pariwisata semakin diutamakan dan ekowisata secara luas sebagai

salah satu segmen permintaan pariwisata yang paling cepat berkembang.

Ekowisata sebagai strategi kepariwisataan yang baru mengimbangi pembangunan

Page 27: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

11

dan kepentingan ekonomi, yang membantu pemeliharaan dan peningkatan

kawasan alam dan juga memanfaatkan penduduk didaerah tujuan.

Ekowisata dapat dilihat sebagai pariwisata di wilayah alam atau yang

berhubungan dengan kawasan alam. Ekowisata ditinjau dari perspektif ekonomi

dapat dibagi dalam sekurang-kurangnya tiga topik yang berbeda: manfaat bagi

kawasan alam, manfaat bagi bisnis ekowisata dan manfaat bagi masyarakat

setempat dalam arti menciptakan lapangan pekerjaan dan mata pencaharian.

Banyak istilah yang dipakai untuk ekowisata, salah satunya adalah

ekotourisme, menurut Western dalam Lindberg dan Hawkins (1995), ekotourisme

sesungguhnya adalah suatu perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh dari

keperihatinan lingkungan, ekonomi, dan sosial. Sedangkan masyarakat

ekotourisme memberikan suatu definisi yang sedikit lebih penuh:”ekotourisme

adalah perjalanan bertagung jawab ke wilayah-wilayah alami, yang melindungi

lingkungan dan meningkatkat kesejahtraan penduduk setempat”.

Oleh karena itu, wisatawan ekotourisme berbeda denga wisatawan biasa,

mereka memiliki karakteristik tersendiri. Menurut Yuanke (2003), pada umumnya

mereka mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Menyukai lingkungan dengan daya tarik utama adalah alam dan budaya

masyaraka lokal, dan mereka juga biasanya mencari pemandu informasi dan

berkualitas.

2. Kurang memerlukan tata krama (amenities) dan juga lebih siap untuk

menghadapi ketidaknyamanan, meskipun pelayanan yang sopan dan wajar,

sarana akomodasi serta makanan yang bersih tetap mereka hargai.

Page 28: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

12

3. Sangat menghargai nilai-nilai (high value) dan berani membayar mahal untuk

suatu daya tarik yang mempesona dan berkualitas.

4. Menyukai daya tarik wisata yang mudah dicari dengan batas waktu tertentu

dan mereka tahu bahwa daya tarik alami terletak di daerah terpencil.

Ekoturisme (ekowisata) yang benar harus didasarkan atas system pandang

yang mencakup di dalamnya prinsip kesinambungan dan pengikutsertaan

partisipasi masyarakat setempat dalam areal-areal potensial untuk pengembangan

ekoturisme. Ekoturisme harus dilihat sebagai suatu usaha bersama antar

masyarakat setemapat dan pengunjung dalam usaha melindungi lahan-lahan (wild

lands) dan aset budaya dan bilogi melalui dukungan terhadap pembangunan

masyarakat setempat. Pembangunan masyarakat disini berarti upaya memperkuat

kelompok-kelompok masyarakat setempat untuk mengontrol dan mengelola

sumber daya yag sangat bernilai dengan cara-cara yang tidak hanya dapat

melestarikan sumber daya tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan kelompok

tersebut secara sosial, budaya dan ekonomi. (Horwich et al dalam Lindberg dan

Hawkins, 1995).

Suatu hal penting untuk ditekankan adalah bahwa ekoturisme hendaknya

tidak dibatasi pada kawasan-kawasan yang dilindungi mengingat bahwa terlalu

banyaknya tekanan pada akhirnya dapat digunakan untuk menKelurahank

kawasan-kawasan tersebut. Memajukan ekoturisme di kawasan-kawasan alami

yang tidak berstatus dilindungi dapat mendorong tindakan penduduk setempat

yang efektif dalam melindungi kawasan alami dan sumber daya lingkungan

Page 29: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

13

mereka atas dasar kepentingan sendiri, bukan karena hambatan dari luar. (Linberg

dan Hawkins, 1995).

Menurut Muntasib, dkk (1999), lima prinsip dasar ekowisata adalah :

1. Nature based, produk dan pasar yang berdasar pada alam

2. Ecologically sustainable, pelaksanaan dan manajemen berkelanjutan

3. Environmentally educative, pendidikan lingkungan bagi pengelola dan

pengunjung

4. Bermanfaat untuk masyarakat lokal

5. Memberi kepuasan bagi wisatawan

Usman dalam Patria (1999) mengemukakan bahwa dalam pengembangan

ekoturisme Indonesia, hal yang penting dan perlu di perhatikan keikutsertaan

masyarakat setempat dalam setiap kegiatan kepariwisataan. Konsep

pengembangan wisata dengan melibatkan atau mendasarkan kepada peran serta

masyarakat (community based ecoturism), pada dasarnya adalah memberikan

kesempatan kepada masyarakat yang tinggal di daerah-daerah yang menjadi

obyek dan daya tarik wisata, untuk mengelola jasa-jasa pelayanan bagi wisatawan.

Hartanto (2001) menyatakan : pembangunan pariwisata harus merupakan

hasil usaha bersama dari sektor swasta, pemerintah dan masyarakat setempat.

Dengan demikian sangatlah penting bahwa kebijaksanaan yang menaungi

pembangunan pariwisata dapat memudahkan peran serta ketiga pihak itu. Namun

hal itu bukan berarti setiap pihak harus menyumbangkan tenaga dan sumber

dayanya dalam jumlah yang sama bagi proses pembangunan tersebut. Sebaliknya,

setiap pihak harus menyumbangkan seluruh kemampuan yang dapat mereka

Page 30: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

14

sumbangkan, sementara pada saat yang sama mencoba untuk melengkapi

sumbagan pihak yang lain dan secara bersama saling menyesuaikan tindakan

mereka masing-masing. Partisipasi pada hakekatnya adalah usaha bersama untuk

menghasilkan sinergi. Kebijaksanaan pengembangan pariwisata atau pilihannya

harus memudahkan upaya kerja sama seperti itu.

Penduduk miskin cenderung untuk tidak menjadi pelindung alam yang

baik sulit untuk mengambil perspektif jangka-panjang dan memanfaatkan sumber

daya alam jika mereka tidak mengetahui darimana diperoleh sumber makanan

mereka selanjutnya. Jadi penduduk setempat harus melihat manfaat ekowisata

bilamana mereka ingin membantu – jika tidak, mereka akan berhenti

berpartisipasi, bahkan menjadi penentang. Jadi harus dicari suatu keseimbangan

diantara pemeliharaan dan pengembangan : ekowisata harus peka terhadap

lingkungan, secara ekonomis dapat terlaksana dan dapat diterima secara

sosiokultural. (Walt. G. 1995).

Hartanto (2001) menyebutkan : seperti pembangunan lainnya,

pembangunan pariwisata juga harus bertumpu pada masyarakat, artinya bahwa

pembangunan itu dimaksudkan untuk melayani minat masyarakat yang

bekerjadan tinggal di daerah tempat pembangunan itu berlangsung. Keberlanjutan

kegiatan pariwisata hanya dapat di pertahankan apabila kegiatan pariwisata

sejalan denga minat dan kepentingan masyarakat daerah tersebut. Kebijaksanaan

yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata harus ditujukan kepada

melayani kepentingan masyarakat setempat, meskipun sebagai kegiatan bisnis,

Page 31: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

15

pariwisata juga harus menghasilkan nilai yang tinggi bagi wisatawan serta

manfaat ekonomi bagi penyelenggara kegiatan wisata.

Keterlibatan penduduk setempat secara nyata mensyaratkan 2 hal, yaitu

:partisipasi dalam pengambilan keputusan dan partisipasi dalam memperoleh

keuntungan. Ekowisata merupakan salah satu pemanfaatan ekonomi wilayah alam

yang serasi dengan perlindungan lingkungan alamapabila tujuannya adalah untuk

memperbaiki nasib penduduk setempat, maka cara-cara untuk memudahkan

keikutsertaan mereka harus di temukan. (Wall, 1995).

3. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan yang diadaptasikan dari istilah empowerment berkembang

di Eropa mulai abad pertengahan, terus berkembang hingga diakhir 70-an, 80-an,

dan awal 90-an. Konsep pemberdayaan tersebut kemudian mempengaruhi teori-

teori yang berkembang belakangan.

Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide pemberdayaan

memiliki dua kecenderungan, antara lain : pertama, kecenderungan primer, yaitu

kecenderungan proses yang memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan,

kekuatan, atau kemampuan (power) kepada masyarakat atau individu menjadi

lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya membangun asset

material guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi;

dan kedua, kecenderungan sekunder, yaitu kecenderungan yang menekankan pada

proses memberikan stimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar

mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi

Page 32: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

16

pilihan hidupnya melalui proses dialog. Dua kecenderungan tersebut memberikan

(pada titik ekstrem) seolah berseberangan, namun seringkali untuk mewujudkan

kecenderungan primer harus melalui kecenderungan sekunder terlebih dahulu.

Beberapa pandangan tentang pemberdayaan masyarakat, antara lain sebagai

berikut :

1. Struktural, pemberdayaan merupakan upaya pembebasan, transformasi

structural secara fundamental, dan eliminasi struktural atau sistem yang

operesif.

2. Pluralis, pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan daya sesorang atau

sekelompok orang untuk dapat bersaing dengan kelompok lain dalam suatu

’rule of the game’ tertentu.

3. Elitis, pemberdayaan sebagai upaya mempengaruhi elit, membentuk aliniasi

dengan elit-elit tersebut, serta berusaha melakukan perubahan terhadap

praktek-praktek dan struktur yang elitis.

4. Post-Strukturalis, pemberdayaan merupakan upaya mengubah diskursus serta

menghargai subyektivitas dalam pemahaman realitas sosial.

Hakikat dari konseptualisasi empowerment berpusat pada manusia dan

kemanusiaan, dengan kata lain manusia dan kemanusiaan sebagai tolok ukur

normatif, struktural, dan substansial. Dengan demikian konsep pemberdayaan

sebagai upaya membangun eksistensi pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa,

pemerintah, negara, dan tata dunia di dalam kerangka proses aktualisasi

kemanusiaan yang adil dan beradab.

Page 33: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

17

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi

yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru

pembangunan, yakni yang bersifat “people centred, participatory, empowering,

and sustainable” (Chambers, 1995). Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata

memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk

mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net), yang pemikirannya

belakangan ini banyak dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap

konsep-konsep pertumbuhan di masa yang lalu. Konsep ini berkembang dari

upaya banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa yang antara lain disebut sebagai

alternative development, yang menghendaki ‘inclusive democracy, appropriate

economic growth, gender equality and intergenerational equaty”.(Ginanjar K.,

“Pembangunan Sosial dan Pemberdayaan : Teori, Kebijaksanaan, dan Penerapan”,

1997).

Konsep pemberdayaan masyarakat ini muncul karena adanya kegagalan

sekaligus harapan. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model-model

pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan

lingkungan yang berkelanjutan. Sedangkan harapan, muncul karena adanya

alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan

gender, dan pertumbuhan ekonomi yang memadai.

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harkat

dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk

melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata

lain, pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.

Page 34: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

18

Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu

; pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan

bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat

dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya,

karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk

membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan

kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk

mengembangkannya.

Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat

(empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain

dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-

langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta

pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat

masyarakat menjadi berdaya. Dalam rangka pemberdayaan ini, upaya yang amat

pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke

dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi,

lapangan kerja, dan pasar. Masukan berupa pemberdayaan ini menyangkut

pembangunan prasarana dan sarana dasar fisik, seperti irigasi, jalan, listrik,

maupun sosial seperti sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat

dijangkau oleh masyarakat pada lapisan paling bawah, serta ketersediaan

lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di pedesaan, dimana

terkonsentrasi penduduk yang keberdayaannya amat kurang. Untuk itu, perlu ada

Page 35: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

19

program khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena program-program

umum yang berlaku tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini.

Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota

masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya

modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban

adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan

institusi-institusi sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan

serta peranan masyarakat didalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan

partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan

masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya

dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalan demokrasi. Friedman (1992)

menyatakan “The empowerment approach, which is fundamental to an altenative

development, places the emphasis an autonomy in the decesion marking of

territorially organized communities, local self-reliance (but not autachy), direct

(participatory) democracy, and experiential social learning”.

Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses

pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena

kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan

dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep

pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi

dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan

melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk

mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat

Page 36: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

20

atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi

makin tergantung pada berbagai program pemberian (charity). Karena, pada

dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang

hasilnya dapat dipertikarkan dengan pihak lain). Dengan demikian tujuan

akhirnya adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun

kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara

berkesinambungan.

Makna pemberdayaan mengandung arti memberikan sumber daya,

kesempatan, pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas atau

kemampuan untuk menentukan masa depan sendiri dan untuk berpartisipasi dalam

mempengaruhi kehidupan komunitasnya (Gunardi, dkk. 2004). Menurut Hikmat

(2001) pemberdayaan merupakan strategi yang sangat potensial dalam rangka

meningkatkan ekonomi dan sosial. Proses ini pada akhirnya akan dapat

menciptakan pembangunan yang berpusat pada rakyat.

Hidayati. Dkk (2003) menyatakan, salah satu faktor penting yang termasuk

dalam pengelolaan wisata adalah upaya pemberdyaan masyarakat. Hal ini penting

agar masyarakat lokal dapat terlibat dalam kegiatan ekowisata dan memberikan

tingkat kesejahteraan tanpa mengabaikan nilai-nilai social budaya setempat.

Usaha pemberdayaan masyarakat lebih diarahkan agar masyarakat mampu

membuat keputusan sendiri agar dalam pengembangan ekowisata mampu

mempersentasikan inisiatifnya dalam hubungan dengan stakeholder lain.

Selain itu, menurut Hidayati dkk (2003) dalam upaya pemberdayaan

masyarakat penting untuk disosialisasikan bahwa kegiatan ekowisata selain

Page 37: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

21

memberi manfaat bagi masyarakat lokal juga harus memberikan kontribusi

langsung bagi kegiatan konservasi. Hal ini penting agar dalam mengenmbangkan

usahanya mereka memiliki rambu-rambu konservasi yang harus di jaga. Selain

itu, dalam hubungan dengan stakeholder lain juga dapat saling bahu membahu

untuk melaksanakan konservasi.

Dari bahasan diatas dapat disimpulkan bahwa konsep ekowisata tidak

berbeda dengan konsep pengembangan masyarakat. Dengan kata lain untuk

memberdayakan masyarakat lokal bisa dilakukan melalui pengembangan

ekowisata. Dalam hal ini adalah melalui wisata pantai Nambo yang terletak di

Kelurahan Nambo Kecamatan Nambo Kabupaten Tanah Laut Propinsi

Kalimantan Selatan.

4. Analisis SWOT

Menurut Tunggal dalam Anili (2014) SWOT adalah akronim untuk

kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness) internal suatu perusahaan dan

peluang (opportunities) dan ancaman (threats) lingkungan yang dihadapi

perusahaan”. Analisa SWOT merupakan identifikasi yang sistematis dari faktor-

faktor internal dan eksternal dan strategi yang menggambarkan pedoman yang

terkait antara faktor internal dan eksternal. Analisa SWOT dapat definisikan

sebagai berikut:

1. Peluang (opportunities), Suatu peluang merupakan situasi utama yang

menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecenderungan-

kecenderungan utama adalah salah satu dari peluang. Identifikasi dari segmen

Page 38: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

22

pasar yang sebelumnya terlewatkan, perubahan-perubahan dan keadaan

bersaing, peraturan-peraturan dalam perubahan teknologi, serta hubungan

pembeli dan pemasok yang dapat diperbaiki dapat menunjukkan peluang bagi

perusahaan.

2. Ancaman (threats), Suatu ancaman adalah situasi utama yang tidak

menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Ancaman adalah suatu

rintangan-rintangan utama bagi posisi perusahaan sekarang atau yang

diinginkan dari perusahaan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang

lambat, daya tawar pembeli dan pemasok utama yang meningkat, perubahan

teknologi dan peraturan yang direfisi atau peraturan baru dapat merupakan

ancaman bagi perusahaan.

3. Kekuatan (strenghts), Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan dan

keunggulan lain yang relatif terhadap pesaing dan kekuatan dari pasar suatu

perusahaan untuk melayani.

4. Kelemahan (weaknesses), Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan

dalam sumberdaya, ketrampilan dan kemauan yang secara serius menghalangi

kinerja suatu perusahaan.

Selanjutnya analisis SWOT menurut Sutojo dan F. Kleinsteuber (2002)

adalah untuk menentukan tujuan usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi

perusahaan dan oleh karenanya diharapkan lebih mudah tercapai. SWOT adalah

singkatan dari kata-kata Strength (kekuatan perusahaan), Weaknesses (kelemahan

perusahaan), Opportunities (peluang bisnis) dan Threats (hambatan untuk

mencapai tujuan).

Page 39: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

23

Menurut Thompson (2008) analisis SWOT adalah simple tetapi

merupakan alat bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapasitas serta

mengetahui ketidak efisienan sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan

ancaman eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi. Menurut Jogiyanto

(2005) analisis SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan

kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan

kesempatan-kesempatan ekternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi.

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategi yang berfungsi untuk

mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman suatu perusahaan.

Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnisdan

mengidentifikasi faktor eksternal dan internal yang mendukung dan yang tidak

dalammencapai tujuan tersebut.

B. Penelitian Terdahulu

Hasil studi yang dilakukan oleh Prawiranegara pada tahun 2002 pada

industri pariwisata pesisir pantai Carita dapat membantu masyarakat sekitarnya

dalam menambah pendapatan keluarga dan meningkatkan taraf hidup mereka

yang diperoleh dari aktivitas pariwisata antara lain berupa penyewaan perahu,

penyewaan cottage, restoran jasa pijat, perdagangan. Hasil yang diperoleh dari

usaha sambilan dengan adanya pengembangan pariwisata, memberikan manfaat

yang cukup baik nelayan setempat, di samping memberikan tambahan

penghasilan masyarakat juga meningkatkan pendapat asli daerah. Terdapat

perbedaan tingkat pendapat antara masyarakat yang tidak terlibat dengan yang

Page 40: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

24

terlibat usaha pariwisata. Masyarakat yang tidak terlibat pariwisata memiliki

tingkat pendapatan antara Rp. 300.000 sampai dengan Rp. 700.000,-, sedangkan

masyarakat yang terlibat pariwisata memiliki tingkat pendapatana antara

Rp. 550.000, - Rp. 2.000.000,-.

Sedangkan studi yang dilakukan Yamiati pada tahun 1997 di pulau Nusa

Penida Bali, diketahui bahwa sebelum ada pengembangan pariwisata diperoleh

rata-rata pendapatan kelompok petani Rp. 5.260.834,-/tahun dan kelompok

pariwisata Rp. 4.715.000.-/tahun. Sesudah pengembangan pariwisata rata-rata

pendaftaran kelompok petani Rp. 4.179.167,-/tahun dan kelompok pariwisata

Rp. 5.936.666,-/tahun.

C. Kerangka Pikir

Pengembangan kepariwisataan seharusnya dapat memberikan manfaat

dalam pertumbuhan ekonomi dan pendapatan daerah serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sekitar dengan memberdayakan masyarakat karena

adanya lapangan kerja dan kesempatan usaha, selain itu berperan secara aktif

dalam pelestarian lingkungan; pertukaran latar belakang budaya yang berbeda.

Selain itu juga, kebijakan pemerintah dalam pengembangan kawasan wisata

diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial ekonomi

masyarakat lokal. Pemerintah dalam hal ini bertanggungjawab untuk melakukan

pemberdayaan terhadap penduduk lokal agar mereka terlibat di dalam kegiatan

pariwisata yang akan memberi perbaikan tingkat kesejahteraan hidup dan

menjunjung tinggi nilai-nilai sosial budaya setempat serta ikut bertanggungjawab

Page 41: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

25

melakukan perlindungan dan pemeliharaan kawasan wisata agar

keberlangsungannya bisa terjaga. Keterlibatan penduduk lokal di dalam

pariwisata tidak hanya terbatas pada kesempatan memanfaatkan sumberdaya

wisata yang ada, tetapi juga sebagai pengambil keputusan.

Penelitian ini berfokus pada pengembangan pemberdayaan masyarakat

sekitar kawasan wisata pantai Nambo yang selanjutnya akan mengkaji potensi-

potensi lokal (faktor internal) dalam masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam

kegiatan di kawasan wisata pantai Nambo. Selain itu juga akan dikaji sejauh mana

pemberdayaan masyarakat (faktor eksternal) di kawasan wisata pantai Nambo.

Untuk lebih jelasya dapat dilihat pada kerangka pikir penelitian berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir

Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Kawasan

Wisata Pantai Nambo

Kontribusi

Masyarakat untuk

Kebutuhan Wisata

Upaya-upaya pemerintah pada

Pemberdayaan Masyarakat

Wisata Pantai Nambo

Kawasan Wisata Pantai Nambo

Tenaga kerja Terserap pada Wisata

Pantai Nambo

Page 42: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

26

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kawasan Wisata Pantai Nambo Kelurahan

Nambo Kecamatan Abeli Kota Kendari pada bulan Mei sampai dengan Juni 2015.

Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan

Kelurahan Nambo sebagai lokasi kajian adalah sebagai berikut:

1. Di Kelurahan Nambo sebagai tempat wisata yang sangat potensial untuk

dikembangkan.

2. Dalam perkembangannya Wisata Pantai Nambo ini menjadi unggulan bagi

Kelurahan Nambo pada khususnya maupun Kabupaten pada umumnya.

3. Keadaan lingkungan Wisata Pantai Nambo saat ini dijadikan sebagai lokasi

wisata pantai dan sebagai sumber pencaharian kehidupan masyarakat setempat

utamanya menengah kebawah, sehingga perlu dikaji untuk dikembangkan.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kelurahan Nambo

yang melakukan aktifitas ekonomi dan sebagai tenaga kerja terserap pada

kawasan Wisata Pantai Nambo. Jumlah populasi masyarakat yang terserap pada

Kawasan Wisata Pantai Nambo berjumlah 68 orang. Kemudian untuk menetapkan

sampel yang akan diteliti menggunakan teknik sampel acak sederhana (simple

random sampling), penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan

rumus yang dikemukakan oleh Slovin dalam Umar (2003) sebagai berikut:

Page 43: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

27

Keterangan:

N = Jumlah populasi

n = Jumlah sampel

e = derajat kesalahan (10%)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel sebanyak 40,47

kemudian dibulatkan menjadi 40, sehingga sampel penelitian sebanyak 40 orang.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data pada penelitian ini adalah menggunakan data primer

dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari lokasi penelitian yang

bertempat di Kawasan Wisata Pantai Nambo. Data diambil menggunakan

metode wawancara berdasarkan panduan pertanyaan dengan menggunakan

kuisioner.

2. Data sekunder adalah data yang di peroleh melalui telaah buku-buku,

literatur-literatur dan bacaan-bacaan yang relevan dengan objek yang diteliti.

Serta melengkapi data melalui instansi-instansi dan rujukan lain yang bersifat

teoritis.

Page 44: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

28

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dalam bentuk penelitian lapangan

(field research) yakni mengadakan penelitian langsung dengan tekknik:

1. Teknik wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab

dengan responden.

2. Pengamatan atau observasi untuk mengetahui potensi-potensi lokal

masyarakat dan program pemberdayaan yang dilakukan di lokasi penelitian.

3. Teknik kepustakaan adalah teknik pengumpulan data yang telah

didokumentasikan oleh pemerintah dan intansi yang ada hubungannya

dengan variabel penelitian.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan adalah:

(1) Identitas responden, meliputi: umur, pendidikan formal, jumlah anggota

keluarga dan pengalaman berusaha.

(2) Potensi-potensi lokal kebutuhan wisatawan, terdiri dari:

1. Penjualan hasil bumi

2. Ekonomi Kreatif

3. Seni Budaya

4. Kuliner

(3) Tenaga kerja terserap pada Wisata Pantai Nambo, terdiri dari:

1. Tenaga kerja langsung

2. Tenaga kerja tidak langsung

Page 45: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

29

(4) Upaya-upaya pemerintah pada Pemberdayaan Masyarakat Wisata Pantai

Nambo

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi

fokus didalam suatu penelitian. Selanjutnya dikatakan bahwa variabel Penelitian

adalah suatu atribut, nilai/ sifat dari objek, individu atau kegiatan yang

mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan lainnya yang telah ditentukan

oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari Informasinya serta ditarik kesimpulannya

(Anonymous, 2013).

E. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah untuk menjawab setiap

permasalahan. Permasalahan dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan

analisis deskriptif kualitatif. Hasil wawancara yang diperoleh, akan dijelaskan

secara deskriptif. Yaitu:

1. Mendeskripsikan Kawasan Wisata Pantai Nambo.

2. Mengidentifikasi potensi-potensi lokal apa saja dalam masyarakat yang

dapat dimanfaatkan untuk kegiatan di Kawasan Wisata Pantai Nambo.

3. Mengidentifikasi pemberdayaan masyarakat di Kawasan Wisata Pantai

Nambo.

F. Konsep Operasional

Untuk mempermudah variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian,

maka digunakan batasan-batasan sebagai berikut :

Page 46: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

30

1. Responden adalah unit atau masyarakat sebagai tenaga kerja terserap yang

berhubungan dengan ruang lingkup kegiatan wisata Pantai Nambo.

2. Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan atau kegiatan

masyarakat disekitar kawasan Wisata Pantai Nambo yang melakukan proses

untuk memperbaiki situasi atau diri sendiri.

3. Wisata Pantai Nambo adalah wisata pantai yang terletak di Kota Kendari.

4. Potensi lokal adalah keterampilan atau pengetahuan yang dimiliki masyarakat

yang dapat bermanfaat dalam pemberdayaan serta kegiatan Wisata Pantai

Nambo.

5. Potensi-potensi lokal kebutuhan wisatawan terdiri dari: Penjualan hasil bumi,

Ekonomi Kreatif, Seni Budaya dan Kuliner

6. Strategi pemberdayaan masyarakat adalah cara-cara yang dilakukan untuk

menyusun kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar Wisata Pantai Nambo.

7. Ekonomi kreatif adalah kreatifitas dengan mengandalkan ide dan keluasan

pengetahuan dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi

utama.

8. Pedagang Keliling adalah orang yang menawarkan kuliner khas Pantai

Nambo.

9. Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan yang disediakan pada

rumah makan di sekitar kawasan Wisata Pantai Nambo.

10. Sate pokea adalah kuliner makanan olahan khas Nambo.

11. Sinonggi adalah makanan pokok Suku Tolaki yang terbuat dari pati sari sagu

Page 47: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

31

12. Seni Budaya adalah sesuatu yang diciptakan manusia secara bersama pada

suatu kelompok yang memiliki unsur keindahan (estetika) secara turun

temurun dari generasi ke generasi.

13. Molulo adalah tarian masyarakat Suku Tolaki yang dilakukan secara masal

dan bisa dilakukan oleh semua kalangan baik pria maupun wanita, tua

maupun muda.

Page 48: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah

Gambaran umum wilayah merupakan deskripsi ringkas terkait kondisi

geografis dan demografis wilayah penelitian. Penggambaran ini dibatasi pada

letak dan luas wilayah penelitian, keadaan iklim topografi dan tanah, keadaan

demografis, keadaan sarana dan prasarana serta keadaan pertanian.

1. Letak dan Luas Wilayah

Kelurahan Nambo adalah merupakan salah satu kelurahan yang tata

letaknya sangat strategis karena berada pada jalur poros Kota Kendari. Kelurahan

Nambo Kecamatan Abeli terbentuk dari pemekaran Kecamatan Poasia, dengan

Surat Keputusan Walikota nomor 2 Tahun 2003 yang disahkan pada tanggal 18

Maret 2003 dengan status Kecamatan definitif. Adapun batas-batas Kelurahan

Nambo secara administrasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Bungkutoko

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo Utara

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Petoaha

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sambuli.

Kelurahan Nambo berjarak kurang lebih 1,5 Km ke ibu kota kecamatan,

jarak ibu kota kabupaten kurang lebih 15 Km dan jarak dari kota provinsi 10 km.

Page 49: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

33

2. Keadaan Iklim

Keadaan cuaca/iklim di Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli Kota Kendari

hanya dikenal dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Keadaan

musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas wilayahnya.

Pada bulan April sampai dengan bulan Agustus, angin bertiup banyak

mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik, setelah

melalui beberapa lautan. Maka pada bulan-bulan tersebut di wilayah Kecamatan

Abeli dan sekitarnya biasanya terjadi musim hujan. Menurut data yang ada bahwa

di Kecamatan Abeli tahun 2014 terjadi 172 hari hujan (hh) dengan curah hujan

2.263,6 mm dan penyinaran matahari 2.102,6 jam/hari (Kecamatan Abeli Dalam

Angka, 2014).

3. Pembagian Wilayah Desa

Luas wilayah Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli Kota Kendari adalah

±848,5 ha/m2. Secara keseluruhan mempunyai luas lahan sebagian besar tanah

perkebunan. Dari luas wilayah dapat dirincikan pemanfaatannya pada Tabel 1.

Tabel 1. Rincian Penggunaan Lahan Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli

Kota Kendari.

No. Lokasi Lahan (Ha)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Perumahan/pemukiman

Pekuburan

Pekarangan

Tanah Perkebunan

Perkantoran

Prasarana Umum

±125 ha/m2

± 0,5 ha/ m2

±150 ha/ m2

540 ha/ m2

+ 5 ha/ m2

± 28 ha/ m2

Sumber : Data Sekunder (Profil Kelurahan Nambo, 2014)

Page 50: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

34

Tabel 1 menunjukkan lokasi perumahan/pemukiman warga Kelurahan

Nambo Kota Kendari memiliki luas + 125 ha/ m2, pekuburan seluas + 0,5 ha/ m

2,

pekarangan memiliki luas + 150 ha/ m2, tanah perkebunan seluas + 540 ha/ m

2,

perkantoran seluas + 5 ha/ m2 dan prasarana umum memiliki luas + 28 ha/ m

2

dan didalamnya termasuk kawasan Pantai Nambo seluas ±11,5 ha/ m2.

4. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk diuraikan berdasarkan umur, tingkat pendidikan serta

mata pencaharian.

a. Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur

Berdasarkan data penduduk Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli Kota

Kendari tahun 2014 tercatat sebanyak 546 jiwa jumlah penduduk yang berdomisili

di Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli Kota Kendari. Untuk melihat jumlah

penduduk Kelurahan Nambo dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli Kota Kendari

Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Tahun 2014

Sumber : Data Sekunder (Profil Kelurahan Nambo, 2014)

Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah usia produktif yaitu umur 15 – 54

tahun sebanyak 868 jiwa atau 65,2% yang terdiri dari laki-laki dan perempuan

yang sama jumlahnya, dan usia belum produktif umur 0 – 14 tahun sebanyak 311

Umur

(Tahun)

Jenis Kelamin Jumlah

(jiwa)

Persentase

(%) Laki-laki Perempuan

0 – 14

15 – 54

< 55

163

434

44

148

434

108

311

868

152

23,4

65,2

11,4

Jumlah 641 690 1.331 100

Page 51: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

35

jiwa atau 23,4% yang terdiri dari 163 laki-laki dan 148 perempuan, dan usia tidak

produktif umur di atas 55 tahun sebanyak 152 jiwa atau 11,4 % yang terdiri dari

44 laki-laki dan 108 perempuan.

b. Tingkat Pendidikan

Tinggi rendahnya kualitas pendidikan di suatu daerah dapat dipengaruhi

ketersediaan sarana dan prasarana yang mencukupi. Karena dengan pendidikan

dapat merubah pola pikir dan tindakan seseorang yang mempengaruhi kondisi

sosial ekonomi masyarakat yang berdampak pada pemenuhan kebutuhan sehari-

hari. Dengan adanya pendidikan, maka seseorang mampu mengetahui dan

memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki, baik sumberdaya manusia maupun

sumberdaya alamnya. Pendidikan dapat diperoleh melalui jalur formal maupun

non formal.

Sarana pendidikan yang ada di Kelurahan Nambo yaitu Taman Kanak-

Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Sekolah Menengah Atas (SMA). Adanya sarana pendidikan yang ada, maka akan

mempengaruhi tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Nambo. Berdasarkan

data tingkat pendidikan Kelurahan Nambo dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Data Tingkat Pendidikan Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli Kota

Kendari Tahun 2014

No. Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Presentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

Tidak Tamat SD

Tamat SD/sederajat

SLTP/sederajat

SLTA/sederajat

Diploma/Serjana

310

242

499

235

45

23,3

18,1

37,5

17,7

3,4

Jumlah 1.331 100

Sumber : Data Sekunder (Profil Kelurahan Nambo, 2014)

Page 52: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

36

Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan

Nambo Kecamatan Abeli Kota Kendari cukup beragam yaitu mulai dari tingkat

SD sampai dengan Perguruan Tinggi (Strata Satu). Kondisi (Tabel 3)

menunjukkan sebesar 37,5% masyarakat Kelurahan Nambo jenjang pendidikan

yang dicapai Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat, disusul tidak tamat

Sekolah Dasar (SD), tamat Sekolah Dasar (SD)/sederajat, Sekolah Lanjutan Atas

(SMA)/sederajat dan Diploma/Serjana. Dengan tingakat pendidikan yang

berbeda-beda akan mempengaruhi pula seseorang dalam berpikir dan bertindak

dalam menjalankan aktifitasnya untuk memperoleh penghasilan.

c. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Adapun mengenai mata pencaharian sebagian besar penduduk Kelurahan

Nambo Kecamatan Abeli Kota Kendari bekerja sebagai petani/pekebun, pengawai

Negeri Sipil, Wiraswasta, Karyawan. Hal ini terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Kelurahan Nambo

Kecamatan Abeli Kota Kendari Tahun 2014.

No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Presentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Petani

Buruh Tani

PNS/Polri/Pensiunan

Wiraswasta

Peternak

Nelayan

710

76

105

55

20

70

68,5

7,3

10,1

5,3

1,9

6,8

Jumlah 1036 100

Sumber : Data Sekunder (Profil Kelurahan Nambo, 2014)

Page 53: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

37

B. PEMBAHASAN

1. Identitas Responden

Identitas petani responden yang dimaksud adalah latar belakang responden

sebagai tenaga kerja terserap di Kawasan Wisata Pantai Nambo dalam melakukan

akrifitasnya. Untuk menjalankan aktifitas tersebut dipengaruhi oleh umur, tingkat

pendidikan, pengalaman berusaha dan jumlah anggota keluarga.

1.1. Umur

Umur merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi kemampuan

seseorang dalam beraktifitas, baik berupa kegiatan fisik maupun non fisik.

Kemampuan kerja seorang tenaga kerja akan bertambah sampai pada tingkat umur

tertentu, kemudian akan menurun. Pekerja yang berumur muda dan sehat pada

umumnya memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dibandingkan pekerja yang

berumur tua. Umur pekerja di Kawasan Wisata Pantai Nambo bervariasi antara

satu dan yang lain. Seseorang yang umurnya masih muda biasanya mempunyai

semangat yang tinggi dalam menjalankan aktifitasnya. Untuk mengetahui umur

responden dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan Umur di Kawasan

Wisata Pantai Nambo Tahun 2016

No Umur ( Tahun ) Jumlah ( Jiwa ) Presentase (%)

1.

2.

15 – 55

> 55

27

13

67,5

32,5

Jumlah 40 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016

Page 54: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

38

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 67,5 % responden kategori

usia produktif. Kategori tersebut menunjukan bahwa responden mampu

melakukan kegiatan utamanya dalam melayani wisatawan. Sedangkan 3

responden dengan persentase 32,5 % responden sudah berumur diatas 55 tahun

dengan kategori sudah tidak produktif lagi dengan kemampuan fisik yang sudah

berkurang. Umumnya tenaga kerja usia produktif mempunyai kemampuan fisik

dalam beraktifitas dibandingkan dengan mereka yang tergolong usia non

produktif.

Pendapat Husimah dalam Kurniansi (2010), jumlah dan komposisi

penduduk dapat digolongkan berdasarkan produktivitas kerja yaitu: (1) Golongan

tidak produktif, meliputi: (a). Usia muda yaitu: 0-14 tahun, (b). Usia tua yaitu: 55

tahun keatas dan (2) Golongan produktif, yaitu usia 15-54 tahun.

1.2. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses yang dapat menambah dan

meningkatkan pengatahuan seorang responden serta akan mempengaruhi cara-

cara berfikir seorang. Kemampuan responden dan keputusan yang diambil dalam

suatu pekerjaan sangat tergantung pada tingkat pendidikannya. Pada umumnya

tingkat pendidikan yang rendah bukan saja menyebabkan responden kurang

mengerti informasi yang menyangkut pembaharuan dalam usahanya, tetapi lebih

jauh dari pada itu dapat menyebabkan responden sulit menerima apa yang

dianjurkan. Sebaliknya responden dengan pendidikan yang lebih tinggi memiliki

pengatahuan yang lebih banyak dan cakrawala berfikir yang lebih luas sehingga

lebih cepat menerima teknologi baru yang dianjurkan. Makin tinggi tingkat

Page 55: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

39

pendidikan seseorang makin efesian dia bekerja. Untuk lebih jelasnya mengenai

tingkat pendidikan responden di Kawasan Wisata Pantai Nambo dapat dilihat

pada Tabel 6.

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kawasan

Wisata Pantai Nambo, Tahun 2016.

No Tingkat Pendidikan Jumlah ( Jiwa ) Presentase (%)

1.

2.

3.

SD

SLTP

SLTA

17

19

4

42,5

47,5

10,0

Jumlah 40

100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa responden yang menamatkan

pendidikan SD yaitu 17 orang atau (42,5%) kemudian responden yang

menamatkan SMP yaitu 19 orang atau (47,5%) sedangkan responden yang

menamatkan SMA yaitu 4 orang atau (5%). Dengan melihat jumlah responden

menunjukan bahwa sebagian besar responden telah menempuh pendidikan formal,

sehingga di harapkan dengan semakin banyaknya responden yang berpendidikan

akan memudahkan bagi dirinya dan kelompok masyarakat dalam menerima

informasi/ pengatahuan yang berasal dari berbagai sumber informasi yang dapat

memberikan nilai tambah dalam memandu wisata.

1.3. Pengalaman Berusaha

Pengalaman yang dimaksud adalah lamanya responden sebagai tenaga

kerja dalam Kawasan Wisata Pantai Nambo yang diukur dalam tahun. Dimana

pengalaman ini merupakan salah satu hal penting yang dapat menunjang cepat

lambat dalam menerima input yang baru. Tenaga kerja yang lebih berpengalaman

Page 56: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

40

diharapkan akan lebih baik dan terampil dalam melayani wisatawan dan lebih

mampu dibandingkan tenaga kerja yang belum atau kurang berpengalaman.

Dengan kapasitas yang ada dalam diri dan dengan kondisi lingkungan yang

memungkinkan. Menurut Soeharjo dan Patong (1984) bahwa pengalaman

berusaha dikatakan cukup apabila telah menggeluti pekerjaan berusaha selama 5 –

10 tahun, sedangkan 10 tahun ke atas dikategorikan berpengalaman dan kurang

dari 5 tahun dikategorikan kurang berpengalaman. Dari hasil penelitian responden

dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Identitas Responden Sebagai Tenaga Kerja di Kawasan Wisata Pantai

Nambo, Tahun 2016.

No Pengalaman berusaha ( tahun ) Jumlah (jiwa) Presentase (%)

1.

2.

3.

< 5

5 – 10

>10

12

23

5

30,0

57,5

12,5

Jumlah

40

100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2016

Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah responden yang kurang

berpengalaman yaitu < 5 tahun sebanyak 12 orang atau 30,0 %. Kemudian

responden yang cukup memiliki pengalaman sebanyak 23 orang atau 57,5 % dan

responden yang berpengalaman sebanyak 5 orang atau 12,5 %. Dengan

pengalaman berusaha yang dimiliki responden akan erat kaitannya dengan cara

menentukan langkah-langkah dalam melakukan tindakan pengelolaan usaha dan

juga akan lebih efisien dalam mengelolah waktu yang disiapkan untuk para

wisatawan.

Page 57: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

41

1.4. Jumlah Anggota Keluarga

Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki

hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang

yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan

kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran dan adopsi yang terdiri

dari ayah, ibu dan anak-anak yang belum menikah (Soerjono, 2004).

Jumlah anggota keluarga sangat menentukan jumlah kebutuhan keluarga.

Semakin banyak anggota keluarga berarti semakin banyak pula jumlah kebutuhan

keluarga yang harus dipenuhi. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit anggota

keluarga berarti semakin sedikit pula kebutuhan yang harus dipenuhi keluarga.

Sehingga dalam keluarga yang jumlah anggotanya banyak, akan diikuti oleh

banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi. Semakin besar ukuran anggota

rumahtangga berarti semakin banyak anggota rumahtangga yang pada akhirnya

akan semakin berat beban rumahtangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-

harinya. Demikian pula jumlah anak yang tertanggung dalam keluarga dan

anggota-anggota keluarga yang cacat maupun lanjut usia akan berdampak pada

besar kecilnya pengeluaran suatu keluarga. Mereka tidak bisa menanggung biaya

hidupnya sendiri sehingga mereka bergantung pada kepala keluarga dan istrinya.

Anak-anak yang belum dewasa perlu di bantu biaya pendidikan, kesehatan, dan

biaya hidup lainnya.

Menurut Mantra (2003) yang termasuk jumlah anggota keluarga adalah

seluruh jumlah anggota keluarga rumahtangga yang tinggal dan makan dari satu

dapur dengan kelompok penduduk yang sudah termasuk dalam kelompok tenaga

Page 58: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

42

kerja. Kelompok yang dimaksud makan dari satu dapur adalah bila pengurus

kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama menjadi satu. Jadi, yang termasuk

dalam jumlah anggota keluarga adalah mereka yang belum bisa memenuhi

kebutuhan sehari-hari karena belum bekerja (dalam umur non produktif) sehingga

membutuhkan bantuan orang lain (dalam hal ini orang tua). Dari hasil penelitian

responden dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Responden

di Kawasan Wisata Pantai Nambo, Tahun 2016.

No Jumlah Anggota Keluarga Jumlah (jiwa) Presentase (%)

1.

2.

1 – 4

>4

27

13

67,5

32,5

Jumlah 40

100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2016

Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki anggota

keluarga 1 – 4 yaitu 27 jiwa atau sekitar 67,5 % dari jumlah responden yang

anggota keluarganya > 4 yaitu 13 jiwa atau 32,5%. Hal ini berarti sebagian besar

responden mempunyai jumlah anggota keluarga pada kategori kecil. Konsekuensi

besarnya jumlah anggota keluarga yang demikian tentunya berdampak pada

alokasi pendapatan responden yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan

kelurga baik untuk konsumsi maupun untuk memenuhi kebutuhan atau

kepentingan lain.

2. Gambaran Umum Wisata Pantai Nambo

Strategi pemerintah dalam pembangunan kepariwisataan pada program

pengembangan destinasi pariwisata, difokuskan pada pengembangan wisata

Page 59: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

43

melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Salah satu

konsep pengembangan pariwisata adalah pariwisata berbasis masyarakat atau

community-based tourism (CBT), yang bertujuan untuk meningkatkan

pemberdayaan masyarakat di bidang pariwisata. Harapan pemerintah

kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan melalui pembangunan

kepariwisataan.

Kelurahan Nambo memliki sumberdaya alam berupa lokasi wisata pantai

yang dikenal dengan nama Pantai Nambo. Pantai Nambo adalah sebuah pantai

indah yang jaraknya ± 12 km dari Kota Kendari atau sekitar 15 menit kearah

selatan Kota Kendari dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat

dan dapat pula menggunakan perahu tradisional ketinting (kole-kole) sekitar 15

menit dari pelabuhan Kota Kendari menyusuri teluk Kendari.

Pantai ini diminati banyak pengunjung karena letaknya yang relatif dekat.

Pantai Nambo memiliki pasir putih yang landai suasana yang tenang, udara yang

sejuk dan panorama yang menakjubkan sehingga tempat ini selalu merupakan

pilihan masyarakat Kota Kendari untuk melepas kejenuhan dan rutinitas sehari-

hari pada akhir pekan, ditempat ini telah disediakan tempat parkir, gazebo, tempat

bilas mandi dan pedagang tradisional yang menawarkan berbagai jenis

dagangannya.

Berikut disajikan beberapa jenis kontribusi masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan wisata.

Page 60: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

44

Tabel 9. Kontribusi Masyarakat untuk Wisatawan

No. Jenis Kontribusi Jumlah (jiwa) Presentase (%)

1.

2.

3.

4.

Rumah Makan/Kuliner

Penjual Kelapa Muda

Penjual Makanan Khas

Jasa Sewa Ban

7

32

15

14

10,3

47,0

22,1

20,6

Jumlah 68 100

Sumber : Data Primer (Hasil Wawancara, 2016)

Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa kontribusi masyarakat Kelurahan

Nambo di sekitar Kawasan Wisata Pantai Nambo antara lain: tersedianya rumah

makan/kuliner, penjual kelapa muda, penjual makanan khas keliling dan jasa sewa

ban.

1. Kontribusi Masyarakat Tani untuk Kebutuhan Wisatawan

Pantai Nambo merupakan sebuah kawasan wisata yang memiliki keunikan

dan karakteristik khusus untuk menjadi kawasan wisata, antara lain: lingkungan

bernuansa alami, tradisi dan budaya masih dipegang masyarakat, makanan khas,

sistem pertanian dan sistem kekerabatan. Pantai Nambo sebagai daerah tujuan

wisata tentu perlu ditunjang dengan fasilitas yang memadai bagi para wisatawan.

Fasilitas tersebut antara lain : tempat parkir, Gazebo, koridor, MCK dan air tawar

sehingga wisatawan benar-benar merasakan suasana keseharian dengan apa

adanya, serta berbagai kemudahan bagi wisatawan.

Maanfaat yang akan diperoleh dari pengelolaan kawasan Wisata Pantai

Nambo yang dimiliki Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli Kota Kendari dapat

Page 61: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

45

mencakup bebera aspek antara lain: penjualan hasil bumi, ekonomi kreatif, kuliner

dan seni budaya.

1. Penjualan Hasil Bumi

Dari segi aspek ekonomi, pengelolaan kawasan Wisata Pantai Nambo di

Kecamatan Abeli sudah dapat terlihat gambarannya. Apabila Pantai Nambo dan

pantai di sekitarnya dikelola secara menarik maka akan mendatangkan

keuntungan ekonomi yang sangat besar. Kawasan objek wisata akan menambah

pendapatan daerah, masyarakat sekitar (masyarakat Nambo) akan mendapat

lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.

Semakin banyak jumlah orang yang berkunjung ke Pantai Nambo maka

akan semkin banyak pula Rupiah yang dibelanjakan. Sehingga arus perekonomian

akan lancar dan tingkat perekonomian masyarakatnya akan meningkat pula.

Sehingga tingkat kemiskinan berkurang karena tingkat pendapatan

masyarakatnya meningkat pula. Kegiatan usaha masyarakat akan cepat

berkembang dengan semakin baiknya tingkat pendapatan dan arus perputaran

uang di kawasan Pantai Nambo.

Berdasarkan Tabel 9 dapat memberikan gambaran bahwa rumah

makan/kuliner yang terdapat di kawasan Wisata Pantai Nambo menyediakan

makanan olahan. Bahan makanan olahan bersumber dari hasil pertanian berupa

sayur-sayuran dan hasil laut. Ketersediaan hasil pertanian dan laut sebagai bahan

dasar makanan olahan yang diperoleh dari masyarakat sekitar akan menciptakan

arus perekonomian bagi masyarakat sebagai penjualan hasil bumi bagi masyarakat

Kelurahan Nambo. Makanan olahan yang disajikan pada rumah makan di

Page 62: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

46

kawasan wisata ini antara lain: songgi, nasi bambu, sayuran, ikan bakar dan

pokea.

2. Ekonomi Kreatif

Potensi kawasan objek Wisata Pantai Nambo dan sekitarnya apabila

dikembangkan dan dikelola tentunya akan memberikan keunikan tersendiri

daripada kawasan lainnya. Hal tersebut akan menjadi menarik dengan adanya

keberadaan masyarakat terkait ketersediaan sumberdaya.

Kunjungan wisatawan pada objek Wisata Pantai Nambo bagi masyarakat

Kelurahan Nambo dapat menciptakan ekonomi kreatif. Wisatawan yang

berkunjung pada objek Wisata Nambo akan berburu barang khas Nambo yang

dijadikan oleh-oleh untuk dibawah pulang sebagai kenang-kenangan. Barang

khas Nambo yang dapat disediakan oleh masyarakat sekitar akan diproduksi

sesuai faktor produksi yang dimiliki, kemudian dipadukan dengan kreatifitas yang

dimiliki oleh masyarakat setempat.

Sumber daya ekonomi kreatif di kawasan ini belum optimal, hal ini

disebabkan antara lain masyarakat sekitar belum memiliki keterampilan khusus

hanya sebatas menyalurkan hobby dan tidak berorientasi pada usaha komersial.

Ekonomi kreatif yang dihasilkan antara lain: barang kerajinan yang terbuat dari

batu (batu alam dan akik nambo) dan anyaman bambu yang dibuat sebagai alat

tangkap ikan (bubu). Produk kerajinan ini pada umumnya hanya diproduksi dalam

jumlah yang relatif kecil dan sesuai kebutuhan.

Page 63: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

47

3. Seni Budaya

Seni budaya adalah hal menarik jika disandingkan dengan keberadaan

masyarakat asli setempat sebagai icon pengembangnya. Masyarakat sekitar

kawasan Wisata pantai Nambo adalah masyarakat yang berbudaya, mereka

memiliki ciri khas sendiri. Dengan keberadaan kawasan wisata, maka kebudayaan

mereka akan menjadi terangkat dan semakin berkembang jika dipadukan dengan

kawasan wisata.

Adanya tuntutan menarik perhatian akan menjadi cambuk atau semangat

tersendiri bagi masyarakat untuk lebih kreatif sehingga minat pengunjung semakin

banyak. Masyarakat akan lebih berfikiran terbuka dan tidak segan untuk

melakukan perubahan demi melakukan pengembangan ke arah yang lebih baik.

Seni budaya yang melekat atau menjadi ciri khas kawasan Wisata pantai

Nambo adalah Seni Tari Molulu. Hal ini ditandai dengan diadakannya Festival

Pantai Nambo yang diadakan setiap tahun. Salah satu seni budaya yang diadakan

yaitu Molulu.

Molulo adalah tarian pergaulan Suku Tolaki yang dibawakan secara

massal sambil bergandengan tangan membentuk lingkaran besar. Filosofi tarian

ini adalah ungkapan rasa syukur dari masyarakat atas sesuatu keberhasilan yang

dicapai yang sekaligus merupakan ajang pertemuan muda mudi untuk saling

menjejaki perasaan adanya benih-benih cinta diantara mereka. Perserta tarian

tidak mengenal tingkat dan golongan dalam masyarakat, sehingga tarian ini pula

disebut tarian rakyat.

Page 64: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

48

Tarian Molulo dalam perkembangannya hingga sekarang telah menjadi

tarian daerah Sulawesi Tenggara yang sangat digandrungi bukan saja oleh

masyarakat Tolaki, akan tetapi juga oleh suku-suku lain yang ada di Sulawesi

Tenggara. Karena sebagai tarian pergaulan, siapa saja boleh ikut dalam tarian ini.

4. Kuliner

Kehadiran rumah makan dalam kawasan Wisata Pantai Nambo secara

langsung ikut menyajikan makan khas Nambo sebagai kuliner. Berdasarkan Tabel

5 memberikan gambaran bahwa yang mengusahakan rumah makan di kawasan

Wisata Pantai Nambo berjumlah 7 jiwa atau sebesar 10,3%, jumlah ini sangat

sedikit dibanding jenis kontribusi yang lain, hal ini disebabkan urusan perizinan

untuk mendirikan rumah makan dalam kawasan Wisata Pantai Nambo. Rumah

makan/kuliner disamping menyediakan menu nasi+ikan, juga menyediakan

makanan khas Suku Tolaki (Songgi), nasi bambu dan ikan bakar khas Nambo.

Selain rumah makan yang menyajikan kuliner khas Nambo juga terdapat

penjual makanan khas keliling yaitu sebesar lima belas jiwa atau sebesar 22,1%

dari jumlah keseluruhan masyarakat yang berkontribusi untuk wisatawan. Penjual

makanan khas keliling menjajakan makanan olahan hasil laut (pokea) yang

menawarkan rasa pedas dan original. Makanan olahan (pokea) biasanya cocok

dikonsumsi bersama gogos (olahan beras ketan dengan cara dibakar).

2. Tenaga Kerja Terserap pada Wisata Pantai Nambo

Pengelolaan Wisata Pantai Nambo memberikan dampak positif bagi

masyarakat sekitar kawasan. Dampak positif yang ditimbulkan adalah

Page 65: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

49

memberikan lapangan kerja bagi masyarakat khususnya masyarakat Kelurahan

Nambo. Serapan tenaga kerja bagi masyarakat Kelurahan Nambo dapat dilihat

pada Tabel 10 berikut.

Tabel 10. Serapan Tenaga Kerja di Daerah Wisata Pantai Nambo, Tahun 2016

No. Serapan Tenaga Kerja Jumlah (jiwa) Presentase (%)

1.

2.

Tenaga Kerja Langsung:

3. PNS Tetap

4. PNS Harian

5. Satpam

Tenaga Kerja Tidak Langsung:

6. Penjual Kelapa Muda

7. Pemilik Rumah Makan

8. Penjual Keliling

9. Juru Parkir

10. Jasa Sewa Ban

9

8

-

32

7

15

-

14

10,7

9,4

37,6

8,2

17,6

-

16,5

Jumlah 85 100

Sumber : Data Primer (Hasil Wawancara, 2016)

Berdasarkan Tabel 10 memberikan gambaran bahwa pada kawasan Wisata

Pantai Nambo memberikan lapangan pada tenaga kerja langsung, sebagai PNS

tetap sebanyak 9 jiwa atau sebesar 10,7% dari jumlah keseluruhan dan PNS harian

sebanyak 8 jiwa atau sebesar 9,4% dari jumlah keseluruhan Sedangan pada tenaga

kerja tidak langsung yaitu penjual kelapa muda sebanyak tiga puluh dua jiwa atau

sebesar 37,6% dari jumlah keseluruhan, pemilik rumah makan sebanyak 7 jiwa

atau sebesar 8,2% dari jumlah keseluruhan, penjual keliling sebanyak lima belas

jiwa atau sebesar 17,6% dari jumlah keseluruhan dan jasa sewa ban sebanyak

empat belas jiwa jiwa atau sebesar 16,5% dari jumlah keseluruhan.

Adanya pengembangan dan pengelolaan potensi wisata yang dilakukan,

maka akan membawa dampak yang lebih kompleks. Kehidupan masyarakat

sekitar kawasan wisata yang awalnya cenderung tertinggal seiring dengan

Page 66: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

50

semakin ramainya pengunjung kawasan objek wisata maka keberadaan

masyarakat akan menjadi terangkat.

3. Upaya-upaya Pemerintah pada Pemberdayaan Masyarakat

Wisata Pantai Nambo

Fungsi pemerintah dalam kaitannya dengan pemberdayaan yakni mengarahkan

masyarakatnya pada kemandirian dan pembangunan demi terciptanya kemakmuran

didalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat berarti tidak

bisa dilepaskan dan diserahkan begitu saja kepada masyarakat yang bersangkutan.

Pemberdayaan masyarakat yang optimal agar mampu memberdayakan diri menjadi lebih

baik harus dengan terlibatnya pemerintah secara optimal dan mendalam. Berbagai model

pemberdayaan masyarakat dalam dinamika pengembangannya, tidak luput dari peran

pemerintah dalam memberdayakan masyarakat.

Peran Pemerintah sebagai camat adalah menyiapkan arah untuk

menyeimbangkan penyelenggaraan pembangunan (menerbitkan peraturan-

peraturan dalam rangka efektifitas dan tertib administrasi pembangunan). Sebagai

regulator, pemerintah memberikan acuan dasar yang selanjutnya diterjemahkan

oleh masyarakat sebagai instrumen untuk mengatur setiap kegiatan pelaksanaan

pemberdayaan di masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dari segi ekonomi akan

dikaitkan dengan kebijakan yang mendukung dalam pengembangan usahanya.

Pemerintah sebagai Kepala Kelurahan adalah menggerakan partisipasi

multi pihak tatkala stagnasi terjadi dalam proses pembangunan. Sebagai

dinamisator, pemerintah berperan melalui pemberian bimbingan dan pengarahan

yang intensif dan efektif kepada masyarakat. Bimbingan dan pengarahan sangat

diperlukan dalam memelihara dinamika. Pemerintah melalui tim penyuluh

Page 67: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

51

maupun badan tertentu memberikan bimbingan maupun pelatihan kepada

masyarakat.

Pemerintah secara bersama-sama sebagai adalah menciptakan kondisi yang

kondusif bagi pelaksanaan pembangunan (menjembatani kepentingan berbagai pihak

dalam mengoptimalkan pembangunan daerah). Sebagai fasilitator, pemerintah berusaha

menciptakan atau menfasilitasi suasana yang tertib, nyaman dan aman, termasuk

menfasilitasi tersedianya sarana dan prasarana pembangunan.

Page 68: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

52

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka

dapat disimpulkan bahwa :

1. Pantai Nambo diminati banyak pengunjung karena letaknya yang relatif

dekat. Pantai Nambo memiliki pasir putih yang landai suasana yang tenang,

udara yang sejuk dan panorama yang indah.

2. Potensi-potensi lokal dalam masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam

kegiatan di kawasan wisata pantai Nambo yang dimiliki Kelurahan Nambo

Kecamatan Abeli Kota Kendari dapat mencakup beberapa aspek antara lain:

penjualan hasil bumi, ekonomi kreatif, kuliner dan seni budaya.

3. Pengelolaan kawasan Wisata Pantai Nambo dapat memberikan lapangan

kerja bagi masyarakat sekitarnya, yaitu Tenaga Kerja Langsung (PNS tetap

dan PNS Harian) dan Tenaga Kerja Tidak Langsung (Penjual Kelapa Muda,

Rumah Makan, Penjual Keliling dan Jasa Sewa Ban).

B. Saran

1. Bagi pemerintah daerah selaku pembuat kebijakan untuk lebih

memperhatikan masyarakat untuk memanfaatkan kawasan Wisata Pantai

Nambo.

2. Bagi masyarakat kawasan Pantai Nambo untuk mengembangkan potensi yang

ada di wilayah mereka.

Page 69: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

53

DAFTAR PUSTAKA

Abbas. R, 2002. Prospek Penerapan Ekoturisme Pada Taman Nasional Gunung

Rinjani Nusa Tenggara Barat. Pascasarjana IPB, Bogor.

Anili. A, 2014. Analisis Strategi Pemasaran Pupuk Pada CV. Saprotan Utama

Kota Kendari. Skripsi Fakultas Pertanian UHO. Tidak di Publikasikan.

Anonymous. 2013. Pengertian Variabel Penelitian. http://temukanpengertian.

blogspot.com/2013/06/pengertian-variabel-penelitian.html. di akses 10

November 2013.

Badan Pusat Statistik. 2015. Kecamatan Abeli Dalam Angka. BPS. Kendari.

Dahuri. R, Jacub. R, Ginting. S.P dan Sitepu, M.J, 1996. Pengelolaan Sumber

daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Penerbit PT. Pradnya

Paramita. Jakarta.

Departemen P&K Yogyakarta. 1999. Peranan Kebudayaan Daerah Dalam

Perwujudan Masyarakat Industri Pariwisata Di Daerah Istimewa

Yogyakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta.

Fandeli dan Suyanto, 1999. Kajian Daya Dukung Lingkungan Objek dan Daya

Tarik Wisata Taman Wisata Grojogan Sewu, Tawangmangu. Pusat

Penelitian Lingkungan Hiduup Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Gunardi, dkk. 2004. Pengantar Pengembangan Masyarakat. Program Pascasarjana

IPB. Bogor.

Hartanto, 2001. Menjelang Pembangunan Pariwisata Yang Berkelanjutan :

Prespektif Perencanaan Kebijaksanaan. Institut Teknologi Bandung.

Bandung.

Hidayati, dkk. 2003. Ekowisata: Pembelajaran dari Kalimantan Timur. Pustaka

Sinar Harapan. Jakarta.

Hikmat, H. 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Humaniora Utama Press.

Bandung.

Linberg dan Hawkins. 1995. Ekoturisme: Petunjuk untuk Perencana dan

Pengelola. Private Agencies Collaborating Together (PACT) dan Yayasan

Alam Mitra Indonesia (ALAMI). Jakarta.

Page 70: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

54

Masyhuri dan Ansawi. 2011. Metodologi Riset Manajemen Pemasaran. UIN-

MALIKI PRESS. Malang.

Muntasib, dkk, 2000. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan dan Pendidikan Ekowisata

di Indonesia. Ditjen Perlindungan dan Konservasi Alam Departemen

Kehutanan dan Perkebunan RI. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Mantra, Ida Bagus. 2003. Demografi Umum . Jakarta : Pustaka Raja.

Patria, A.D. 1999. Analisis Kebijakan Pengembangan Pariwisata Pesisir dengan

Pendekatan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir yang Berkelanjutan (Studi

Kasus di Pesisir Utara Pulau Bintan Kepulauan Riau). Program Studi

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan-Program Pascasarjana IPB.

Bogor.

Rahman, 2006. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. PT. Pradnya

Paramita. Jakarta.

Rangkuti. F, 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Saparjadi, 1999. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Alam yang Berasas

Kerakyatan Dalam Menggerakan Potensi Kepariwisataan. Makalah Seminar

“Prospek dan manajemen Ekoturisme Memasuki Milenium Ketiga. Bogor.

Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. PT Refika Aditama. Bandung.

Syoim dan Fadli, 2004. Pembangunan Ekowisata di Kalimantan Timur

http://www.goecities.com/bumi 1 id/r-02.htm.

Wall. G, 1995. Pengantar Ekowisata. Proyek Pengembangan Pusat Studi

Lingkungan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

dan kebudayaan. Jakarta.

Wibowo. S, 2002. Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi dan

beberapa Faktor yang Mempengaruhinya. Studi di Taman Mini Indonesia

Indah dan Kebun Raya Cibodas. Jurusan Pengelolaan Sumberdaya Alam

dan Lingkungan Fakultas Pasca Sarjana IPB. Bogor.

Wikipedia Ensiklopedia Bebas. 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Variabel. di

akses 10 November 2013.

Yamiati. N, 1997. Dampak Pengembangan Pariwisata Pesisir dan Lautan terhadap

Perekonomian Wilayah, Kesejahteraan dan Kelembagaan Masyarakat

sekitarnya di Pulau Nusa Penida Bali. Pascasarjana IPB. Bogor.

Page 71: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

55

Yuanke, 2003. Kajian Pengembangan ekowisata mangrove dan partisipasi

masyarakat di Kawasan Lembonga, Bali. Pascasarjana IPB. Bogor.

Page 72: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

56

Page 73: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

57

Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis

RIWAYAT HIDUP

Hamsiwar atau yang biasa disapa Iwar dilahirkan pada tanggal

10 November 1989 di Desa Lengora Kecamatan Kabaena

Tengah Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara.

Penulis adalah anak terakhir dari tujuh bersaudara, putri Bungsu

dari pasangan Bapak Masuddin Habab (Almarhum) dan Ibu Hamsina Maudu.

Pendidikan SD penulis ditamatkan pada SDN 1 Kabaena Lengora dan tamat

tahun 2001. Pada Tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada SMPN

3 Kabaena Timur dan tamat tahun 2004. Kemudian pada tahun yang sama pula

penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Kabaena dan tamat pada tahun 2007.

Tahun 2007 penulis mengikuti seleksi ujian tes ke Universitas Halu Oleo (UHO)

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri akan tetapi penulis

belum lolos seleksi. Berikutnya, pada tahun 2008 penulis mengikuti kembali

seleksi ujian tes ke Universitas Halu Oleo dan akhirnya bisa lolos seleksi dan

melanjutkan pendidikan di Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis minat

Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Pada tahun 2011 penulis mengikuti Kuliah Kerja Profesi (KKP), dan setelah

mengikuti Kuliah Kerja Profesi (KKP) penulis bekerja sebagai staff di salah satu

perusahaan di Kota Kendari yang bernama PT. PRUDENTIAL LIFE

ASSURANCE.

Page 74: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

58

Lampiran 2: kuisioner penelitian

KOESIONER

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN WISATA

PANTAI NAMBO KELURAHAN NAMBO KECAMATAN ABELI

KOTA KENDARI

PERHATIAN

Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sifatnya tertutup, tidak ada yang benar

ataupun salah. Oleh karena itu diharapkan menjawab dengan sungguh-sungguh

berdasarkan keadaan diri anda sendiri.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : _____________________________

Jenis Kelamin : _____________________________

Umur : _____________________________

Pend. Terakhir : _____________________________

Jumlah Anggota Keluarga : _____________________________

PERTANYAAN

1. Apakah bekerja pada kawasan Wisata Pantai Nambo adalah pekerjaan utama ?

a. Iya b. Tidak c. Sampingan

Bagi yang menjawab ya, apa pekerjaan sampingannya (kalau ada) ................

Bagi yang menjawab tidak, apa pekerjaan utamanya? ...................

2. Sudah berapa tahun anda bekerja pada kawasan Wisata Pantai Nambo?

___________________ Tahun.

3. Berapa jam dalam sehari waktu yang anda gunakan bekerja di Kawasan Pantai

Nambo?

___________________ Jam

4. Apa program pemberdayaan masyarakat yang pernah anda ikuti...................

5. Menurut anda bagaimana sosialisasi program pemberdayaan masyarakat yang

pernah anda ikuti?....................................................................

Page 75: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

59

6. Apakah ada fasilitas yang diberikan oleh pemerintah untuk menunjang

pemberdayaan masyarakat?..............................................................................

7. Apakah anda dilibatkan dalam pengambilan keputusan mengenai program

pemberdayaan masyarakat tersebut?

8. Apa peran anda dalam pelaksanaan program pemberdayaan tersebut?

9. Dalam evaluasi program pemberdayaan tersebut, apakah anda turut dilibatkan?

10. Bagaimana tanggapan anda terhadap manfaat program pemberdayaan

tersebut?

11. Apakah program pemberdayaan tersebut memberikan manfaat terhadap

peningkatan ekonomi anda?

Page 76: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

60

Lampiran 3. Data hasil penelitian setelah data ditabulasi, 2016

No

Responden

Umur

(tahun )

Tingkat

Pendidikan

Lama Usaha

(tahun)

Jumlah Anggota

Keluarga (jiwa)

1 58 SD 10 6

2 48 SLTP 6 2

3 42 SLTP 2 2

4 41 SLTP 4 4

5 43 SLTP 6 5

6 47 SLTP 10 5

7 57 SD 15 6

8 59 SD 8 5

9 57 SD 6 3

10 40 SLTP 1 2

11 56 SD 4 2

12 60 SD 12 3

13 30 SLTP 4 4

14 56 SD 10 4

15 58 SD 6 8

16 56 SD 9 5

17 61 SD 14 5

18 60 SD 8 2

19 58 SD 8 4

20 28 SLTP 1 4

21 30 SLTP 4 4

22 42 SLTP 8 2

23 58 SD 6 5

24 47 SD 8 5

25 45 SLTP 8 4

26 46 SD 6 5

27 45 SLTA 6 4

28 38 SLTP 4 2

29 40 SLTP 6 2

30 38 SLTA 6 3

31 40 SLTP 7 4

32 29 SLTP 9 4

33 59 SD 15 8

34 32 SLTP 10 3

35 18 SLTP 2 1

36 27 SLTP 2 1

37 20 SLTA 2 1

Page 77: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

61

38 28 SLTA 2 1

39 45 SD 12 6

40 39 SLTP 8 4

JUMLAH 1781 275 150

RATA2 44,525 6,875 3,75

Page 78: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

62

Lampiran 4 .

DOKUMENTSI PENELITIAN

Kantor Lurah Nambo

Foto setelah wawancara bersama aparat pemerintah Kelurahan Nambo

Page 79: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

63

Lokasi Wisata Pantai Nambo

Keindahan Wisata Pantai Nambo

Page 80: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/D1A115410_sitedi_Skripsi.pdf · Kepala LAB Jurusan Agribisnis, Kepala LAB Agroteknologi, dan Unsur ...

64

Hamparan Laut Pantai Nambo

Keindahan Pantai Nambo