ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN...

87
i ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN DI KAWASAN PERTAMBANGAN MANGAN DESA KUMBEWAHA KECAMATAN SIOTAPINA KABUPATEN BUTON SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN MENCAPAI DERAJAT SARJANA (S1) DIAJUKAN OLEH: AKBAR ADIKIT IRIANTO F1B111023 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI JANUARI 2016

Transcript of ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN...

Page 1: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

i

ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN

DI KAWASAN PERTAMBANGAN MANGAN DESA KUMBEWAHA

KECAMATAN SIOTAPINA

KABUPATEN BUTON

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN MENCAPAI

DERAJAT SARJANA (S1)

DIAJUKAN OLEH:

AKBAR ADIKIT IRIANTO

F1B111023

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

JANUARI 2016

Page 2: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

ii

Page 3: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian ini dengan judul

“Analisis Suseptibilitas Magnetik Singkapan Batuan Dikawasan Pertambangan

Mangan Desa Kumbewaha Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton”

Dalam hasil penelitian ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih yang tulus kepada Dr. Eng. La Agusu, S.Si., M.Si selaku Pembimbing I dan bapak

Jahidin, S.Si., M.Si selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran dalam memberi arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian hasil

penelitian ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang

secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis, terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu Oleo

Kendari.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Weka Widayanti, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi

Kebumian Universitas Halu Oleo.

3. Ibu Irawati S.Si. M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknik Geofisika Universitas Haluoleo.

4. Bapak La Ode Muh Iradat. S, Spd., M.Sc., selaku Penasehat Akademik.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta staf dalam lingkungan Jurusan Teknik Geofisika, atas

bimbingan, arahan serta ilmunya yang diberikan selama penulis menjadi mahasiswa di

jurusan teknik geofisika.

Page 4: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

iv

6. Kedua orang tuaku bapak Serma Subardin dan Ny. Khadijah yang selalu mendoakan

dan memberi semangat agar semua urusan berjalan dengan lancar. Serta saudara-

saudariq, Ikke Dian, kak Samsul dan Kak Eva yang selalu mendoakan yang terbaik

untukku.

7. Teman-teman terdekat selama kuliah sampai sekarang (Idul fitri, Nofianti, Arlin

TG2012, Lasirami, Saleh, Ipang, Nandang, Herman TG2013).

8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2011 sampai 2015, khususnya angkatan TG2011

(Idul fitri, Nofianti, Lasirami, Ipang, Nandang, Tati, Lasmi, Kadek, Musda, Leni,

Saleh, Iswar, Ardi, Mardiana, Damsiar, Rahmatia, Fari, Ila, Yenisma) yang telah

berbagi suka dan duka selama proses perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan, karena kesempurnaan hanyalah milik-Nya semata. Oleh karena itu, saran dan

kritik yang positif sangat diperlukan untuk perbaikan hasil penelitian ini.Demikian

pengantar ini, akhirul kalam, Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul Khairat,

Wassalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatu.

Kendari, Januari 2016

Penulis

Page 5: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

v

ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN

DIKAWASAN PERTAMBANGAN MANGAN DESA KUMBEWAHA

KECAMATAN SIOTAPINA

KABUPATEN BUTON

Akbar Adikit Irianto

Teknik Geofisika, FITK, Universitas Halu Oleo

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang analisis suseptibilitas magnetik singkapan batuan di

kawasan pertambangan mangan Desa Kumbewaha Kecamatan Siotapina Kabupaten

Buton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai suseptibilitas magnetik bijih

mangan terhadap kedalaman serta memperkirakan mineral yang dominan berdasarkan dari

nilai suseptibilitas magnetiknya. Sampel diperoleh dari 3 Stasiun yang berbeda, dengan

kedalaman 15 m pada stasiun 1 dan 2 dan 7,5 m pada stasiun 3, dengan interval 15 cm

untuk setiap pengambilan sampel. Pengukuran suseptibilitas magnetik dilakukan dengan

menggunakan alat MS2 dan sensor MS2B. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan

( HF ) dan ( LF ). Pengukuran diulangi sebanyak tiga kali untuk mendapatkan nilai yang

akurat. Data hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai suseptibilitas magnetik pada

ketiga stasiun adalah bervariasi terhadap kedalaman. Unsure-unsur yang berada pada

ketiga stasiun pengukuran adalah termasuk dalam mineral Hematite. Hal ini disebabkan

karena pada singkapan batuan dilokasi penelitian telah mengalami proses pelapukan dan

proses pencucian. Singkapan batuan pada lokasi penelitian telah mengalami proses

pelapukan sehigga mengalami pengkayaan mineral besi.

Kata Kunci: Suseptibilitas Magnetik, Pelapukan, Pencucian

Page 6: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

vi

AN ANALYSIS OF OUTCROP MAGNETIC SUCEPTILITY AT MANGANESE

MINING AREA IN THE VILLAGE OF KUMBEWAHA DISTRICT OF

SIOTAPINA REGENCY OF BUTON

Akbar Adikit Irianto

Technique Of Geophysics, FITK, University of Halu Oleo

E-mail: [email protected]

ABSTRACT

It has been conducted a research about the analysis of magnetic susceptibility for the

outcrop at Manganese Mining Area located at Kumbewaha village, subdistrict of

Siotapina District of Buton. Aim of research are to determine the magnetic susceptibility

of manganese ore collected at different depth as. Well as to find the corresponding

minerals responsible to it. Samples were obtained from three different outcrops, called

station 1, station 2, and station 3. Station 1 and station 2 have the same depth of 15 m,

where station 3 has only 7,5 m depth. Samples are collected for each distance of 15 m.

start from surface to the bottom part of outcrop. Characterization process used MS2 and

MS2B suseptibility meter and XRF spectrometer. Susceptibility meter can measure at bath

low and high frequency regimen. Measurement process were repeated three times in order

to get an occurate result. The result of this research show that value of suseptibilitas

magnetic at third station is to vary from deepness. Unsure-Unsur residing in third

measurement station are included in mineral of Hematite. Outcrop in the location study

has underground the weathering and leaching process leaching for enrichment of Fe

minerals.

Keywords: Magnetic Susceptibility, Weathering, Leaching

Page 7: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

ABSTRAK v

ABSTRACK vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xii

ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN xiii

I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

D. Manfaat 3

II. TINJAUAN PUSTAKA 4

A. Kondisi Geografis Daerah Kabupaten Buton 4

B. Kondisi Geologi Daerah Kabupaten Buton 4

C. Kondisi Pertambangan Di Kabupaten Buton 5

D. Mangan (Mn) 6

E. Sifat Kemagnetan Pada Bahan 8

1. Diamagnetik 9

2. Paramagnetik 10

3. Ferromagnetik 11

G. Pengertian Suseptibilitas Magnetik 12

H. Suseptibility Meter 15

1. Sistem Bartington MS2 Suseptibiltas Magnetik 15

2. Prinsip Kerja Sensor Bartingtong MS2B 16

3. Sistem Pengukuran Suseptibilitas Magnetik MS2B 17

III. METODE PENELITIAN 19

A. Waktu dan Tempat Penelitian 19

B. Jenis Penelitian 20

Page 8: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

viii

C. Alat dan Bahan 20

D. Prosedur Penelitian 20

1. Observasi Daerah Penelitian 20

2. Pengambilan Sampel Dilapangan 21

3. Preparasi Sampel 21

4. Prosedur Pengukuran Suseptibilitas Mangnetik 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27

A. Nilai Suseptibilitas Magnetik Sampel pada Stasiun 1, Stasiun 2, dan

Stasiun 3 27

B. Kandungan Mineral Magnetik Sampel 35

V. PENUTUP 37

A. Kesimpulan 37

B. Saran 37

DAFTAR PUSTAKA 38

LAMPIRAN

Page 9: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Keterangan Umum Unsur Mangan 7

Tabel 2. Suseptibilitas Magnetik Sejumlah Mineral 13

Tabel 3. Alat dan Bahan yang digunakan 20

Tabel 4. Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27

Page 10: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Penambangan Bijih Mn di Kawasan Pertambangan Mangan

Desa Kumbewaha

6

Gambar 2. Bentuk Meagnetisasi Bahan Diamagnetik 9

Gambar 3. Kurva Histerisis Untuk Bahan Diamegnetik 10

Gambar 4. Bentuk Megnetisasi pada Bahan Paramagnetik 10

Gambar 5. Kurva Histerisis Untuk Bahan Paramagnetik 11

Gambar 6. Bahan Magnetisasi pada Bahan Ferromagnetik 11

Gambar 7. Kurva Histerisis untuk Bahan Ferromagnetik 12

Gambar 8. Bartington Magnetic Susceptibilitymeter 17

Gambar 9. Deskripsi lokasi tempat pengambilan sampel 19

Gambar 10. Peta Administrasi Kabupaten Buton 21

Gambar 11. Sampel serbuk yang ditempatkan pada holder 23

Gambar 12. Arah referensi pengukuran sampel 24

Gambar 13. Posisi pengukuran sampel sensor MS2B 24

Gambar 14. Prosedur Penelitian 26

Gambar 15. Grafik Nilai χLF serta nilai kandungan Mineral Fe dan Mn

pada Stasiun I.

29

Gambar 16. Grafik Nilai χLF serta nilai kandungan Mineral Fe dan Mn

pada Stasiun II.

32

Gambar 17. Grafik Nilai χLF serta nilai kandungan Mineral Fe dan Mn

pada Stasiun III.

33

Gambar 18 Nilai Suseptibilitas magnetik untuk ketiga stasiun 33

Gambar 19 Singkapan batuan pada stasiun 1 41

Gambar 20 Singkapan batuan pada stasiun 2 41

Gambar 21 Singkapan batuan pada stasiun 3 42

Gambar 22 Grafik nilai suseptiibilitas magnetik dengan frekuensi lemah

pada S1

65

Gambar 23 Grafik nilai suseptiibilitas magnetik dengan frekuensi lemah

pada S2

65

Gambar 24 Grafik nilai suseptiibilitas magnetik dengan frekuensi lemah

pada S3

66

Gambar 25 Kandungan XRF Bijih Mangan (Mn) pada S1 66

Gambar 26 Kandungan XRF Bijih Mangan (Mn) pada S2 67

Gambar 27 Kandungan XRF Bijih Mangan (Mn) pada S3 67

Page 11: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

xi

Gambar 28 Kandungan mineral Besi (Fe) pada S1 68

Gambar 29 Kandungan mineral Besi (Fe) pada S2 68

Gambar 30 Kandungan mineral Besi (Fe) pada S3 69

Gambar 31 Hubungan antara Mn dan Fe pada S1 69

Gambar 32 Hubungan antara Mn dan Fe pada S2 70

Gambar 33 Hubungan antara Mn dan Fe pada S3 70

Gambar 34 Observasi lokasi penelitian 71

Gambar 35 Pengambilan sampel 71

Gambar 36 Pengerusan sampel 72

Gambar 37 Pengayakan sampel 72

Gambar 38 Penimbangan sampel 73

Gambar 39 Pengukuran suseptibilitas magnetik sampel 73

Page 12: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Singkapan batuan yang mengandung Bijih Mangan 41

Lampiran 2 Pengukuran Suseptibilitas Magnetik. 43

Lampiran 3 Hasil Pengukuran XRF (Data Sekunder). 61

Lampiran 4 Grafik Pengukuran Suseptibiltas Magnetik, XRF dan

Gabungan antara Pengukuran χLF , Mn Dan Fe.

66

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian 71

Page 13: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

xiii

ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Mn : Mangan

Fe : Besi

Al : Aluminium

Cu : Tembaga

remote sensing : Pengindraan Jarak Jauh

ground truth : Kenyataan di Lapangan

apparent magnetic

susceptibility

: suseptibilitas magnetik semu

self-demagnetization : Sifat Magnetik Alami

grain : Bentuk Bulir

Hand-Sample : Sampel dalam bentuk bongkahan

Holder : Wadah Sampel

Badrock : Batuan Dasar

Watertable Zone : Zona Batas Muka Air Tanah

Reduction Zone : Zona Reduksi

XRD : X-Ray Diffraction

S1 : Stasiun Satu

S2 : Stasiun Dua

S3 : Stasiun Tiga

χLF : Frejuensi Rendah

χHF : Frekuensi Tinggi

χFD : Frekuensi Dependent

H

: Medan Magnet Luar

χ : Suseptibilitas Magnetik

M

: Magnetisasi

Page 14: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir, pemanfaatan metode kemagnetan batuan dalam

beberapa aplikasi didasarkan pada asumsi bahwa keberadaan dan kelimpahan

mineral magnetik merupakan refleksi dari kondisi lingkungannya. Kelebihan dari

metode kemagnetan batuan adalah pengukurannya relatif cepat, sederhana serta

tidak bersifat merusak sampel yang diukur. Dari segi material yang dikaji, saat ini

tidak saja berupa batuan tetapi pemanfaatanya telah diterapkan untuk

mengkarakterisasi sedimen (Dearing, 1997), lindi (Bijaksana dan Huliselan, 2010)

dan tanah (Maher, 2003 ; Van Dam, 2008). Kajian mengenai kemagnetan batuan,

umumnya dilakukan berdasarkan suseptibilitas magnetik yang terukur, dimana

kajian suseptibilitas magnetik saat ini terus mengalami perkembangan. Parameter

magnetik tersebut selain telah digunakan untuk memahami perkembangan tanah

laterit dan proses-prosesnya, juga telah dimanfaatkan sebagai proksi pedogenesis

pada tanah-tanah laterit di daerah penambangan Nikel Pomalaa (Safiuddin, 2011).

Mangan merupakan logam yang sering digunakan dalam kehidupan

sehari-hari selain besi, tembaga dan nikel. Hampir 90% mangan yang ada di dunia

ini dipergunakan untuk industri besi dan baja. Mangan digunakan dalam produksi

Mild steel, High Carbon Ferromanganese dan silicomanganese. Selain itu

penggunaannya untuk produksi low carbon steels, medium carbon ferromangan

atau electrolitic manganese dioxide. Logam mangan ini jika dipadukan dengan

baja maka baja akan memiliki keuletan sehingga tidak mudah patah. Selain untuk

kepentingan yang digunakan untuk desinfektan, logam Mangan juga digunakan

1

Page 15: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

2

2

untuk produksi senyawa kimia seperti KMnO4 untuk makan ternak dan

manganese dioxide yang digunakan sebagai komponen baterai kering yang

berfungsi untuk depolarisator.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang sifat kemagnetan singkapan batuan yang mengandung bijih

mangan berdasarkan kedalaman dengan menggunakan metode suseptibilitas

magnetik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana nilai suseptibilitas magnetik pada singkapan batuan yang

mengandung bijih mangan berdasarkan variasi kedalaman.

2. Mineral magnetik apa yang dominan pada sampel yang diperoleh dari

singkapan batuan berdasarkan nilai suseptibilitas magnetiknya yang berada

di kawasan pertambangan mangan Desa Kumbewaha Kecamatan

Siotapina Kabupaten Buton.

C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Dapat menentukan nilai suseptibilitas magnetik pada singkapan batuan

yang berada dikawasan pertambangan mangan terhadap variasi

kedalaman.

Page 16: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

3

3

2. Dapat menentukan mineral magnetik yang dominan pada sampel batuan

yang diperoleh dari singkapan batuan berdasarkan nilai suseptibilitas

magnetiknya yang berada di kawasan pertambangan mangan Desa

Kumbewaha Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton.

E. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

1. Dapat memberikan pengetahuan tambahan dan ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan nilai atau harga Suseptibilitas suatu batuan berdasarkan

variasi kedalaman.

2. Dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan mengenai cara untuk

menentukan mineral dominan pada suatu batuan di kawasan pertambangan

mangan Desa Kumbewaha Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton.

Page 17: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kondisi Geografis Daerah Kabupaten Buton

Kabupaten Buton terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi dan bila

ditinjau dari peta Provinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak di bagian

Selatan garis khatulistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan diantara 4,960–6,25

0

Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 120,000–123,34

0

Bujur Timur, meliputi sebagian Pulau Muna dan Buton. Kabupaten Buton

sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara, sebelah Selatan

berbatasan dengan Kabupaten Buton Selatan, sebelah Timur berbatasan dengan

Kabupaten Wakatobi dan sebelah Barat berbatasan dengan Kota Bau-bau. Pada

bulan Juli 2014 di Kabupaten Buton terjadi pemekaran dan terbentuk dua

kabupaten baru yaitu Kabupaten Buton Tengah dan Kabupaten Buton Selatan

sehingga wilayah administrasi pemerintahan daerah Kabupaten Buton yang

awalnya terdiri 21 kecamatan, sekarang menjadi 7 Kecamatan dan salah satunya

adalah Kecamatan Siotapina. (La Sawaluddin, 2015)

B. Kondisi Geologi Daerah Kabupaten Buton

Secara umum Pulau Buton pada waktu lampau adalah gugusan pulau yang

mengalami perubahan akibat kegiatan tektonik yang intensif. Perubahan itu dapat

tercermin dari perlipatan dan pengangkatan terumbu karang. Pulau buton

dianggap sebagai salah satu pecahan Benua Australia-New Guinea yang sama

halnya dengan busur kepulauan Banda lainnya. Anggapan ini diperoleh dari

adanya kesamaan pada kandungan fosil yang berumur Mesozoik stratigrafi

4

Page 18: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

5

sebelum terjadi pemisahan, dan waktu pemisahan dengan busur kepulauan Banda

lainnya (Tanjung., dkk., 2007).

Menurut Davidson pulau Buton dipengaruhi oleh 4 peristiwa Tektonik,

yaitu:

a) Masa pre-rift pada Permian sampai Akhir Trias ketika pulau Buton menjadi

bagian dari Autralia.

b) Masa rift-drift ketika pulau Buton mulai memisahkan diri dari Australia dan

menuju Timur Laut pada Trias Akhir sampai Oligosen.

c) Masa deformasi, pembentukan cekungan dan pengisian cekungan (syn-post

orogenic) pada Miosen Awal sampai Pliosen yang diawali dengan

tumbukan pulau Buton dengan Pulau Muna (Sulawesi Tenggara).

d) Masa deformasi yang lebih muda (recent orogenic) pada Pliosen sampai

sekarang yang dimulai dengan tumbukan pulau Buton dengan pulau

tukangbesi.

Dengan mengacu pada Peta Geologi Lembar Buton, Sulawesi Tenggara,

maka didaerah Buton menurut Sikumbang, dkk. (1995) pada tatanan stratigrafi

membagi Pulau Buton menjadi beberapa formasi yaitu formasi mukito, formasi

doole, formasi winto, formasi ogena, formasi rumu, formasi tobelo, formasi tondo,

formasi sampolakosa, dan formasi wapulaka.

C. Kondisi Pertambangan Di Kabupaten Buton

Kabupaten Buton memiliki potensi pertambangan yang cukup kaya dan

beragam. Selain aspal yang sudah lama dikelola, terdapat tambang mangan dan

nikel. Kegiatan pertambangan Mangan yang telah masuk pada tahap eksploitasi

Page 19: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

6

dengan luas potensi pertambangannya sebesar 602 ha dan secara administratif

terletak di Desa Kumbewaha Kecamatan Siotapina. Adapun perusahaan yang

telah mengeksploitasi pertambangan mangan yaitu P.T Malindo Bara Murni.

Gambar 1. Penambangan Bijih Mangan di kawasan pertambangan

mangan di Desa Kumbewaha

D. Mangan (Mn)

Mangan adalah salah satu jenis unsur kimia dan ditemukan oleh Johan

Gahn pada tahun 1774 di Swedia. Pada kondisi murni logam Mangan berwarna

putih keabu-abuan. Mangan termasuk logam berat dan sangat rapuh tetapi mudah

teroksidasi. Logam dan ion mangan bersifat paramagnetik. Hal ini dapat dilihat

dari obital yang terisi penuh pada konfigurasi elektron. Mangan adalah unsur yang

sering ditemukan dibumi sebagai unsur murni atau berikatan dengan besi. Sebagai

unsur murni, Mangan adalah logam yang penting dalam industri pembuatan baja

tahan karat (Ansori, 2010).

Kegunaan Mangan sangat luas, baik untuk tujuan metalurgi maupun

nonmetalurgi. Sekitar 85-90% kegunaan Mangan adalah untuk keperluan

metalurgi terutama pembuatan logam khusus seperti german silver dan cupro

Page 20: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

7

manganese. Keperluan non-metalurgi biasanya digunakan untuk produksi baterai,

keramik, gelas, dan glasir. Mangan juga digunakan untuk pertanian dan proses

produksi uranium (Murthy, 2009). Berdasarkan kandungan mineral Mangan

dalam bijih Mangan, Mangan diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu

manganese ore dengan kadar Mangan lebih dari 40%, ferrugineous manganese

dengan kadar Mangan 15 % sampai 40%, dan manganiferous iron ore dengan

kadar Mangan 5% sampai 15% (Corathers, 2002).

Mangaan (Mn) merupakan logam ke-empat yang banyak digunakan

setelah besi (Fe), aluminium (Al) dan tembaga (Cu). Lebih dari 90% bijih

mangan digunakan oleh industri besi dan baja, baik untuk memproduksi besi, baja

atau campuran (alloys) baja. Sisanya digunakan untuk berbagai keperluan

industri, kimia dan farmasi. Salah satu diantaranya adalah baterai kering, korek

api, gelas, cat, bahan celup, pupuk dan lain-lainnya.

Sebagai unsur transisi dengan sifat paramagnetik, Mangan sangat ideal

digunakan untuk produk industri peleburan besi-baja dan pengolahan logam.

Dalam kimia indutri dengan konsentrasi yang besar digunakan dalam membuat

warna violet pada kaca. Pada mangan dioksida mengandung pigmen warna coklat

yang biasa digunakan untuk keramik. (Askari, 2012)

Tabel 1. Keterangan Umum Unsur Mangan

Nama (Lambang Unsur) Mangan (Mn)

Nomor atom 25

Nomor massa 54,94 g/mol

Deret pada tabel berkala,

subkulit

Logam transisi, Elektronnya berakhir

pada orbital subkulit d

Golongan, Periode VII B, 4

Fase Padat

Titik didih (oC) 2.120

Titik lebur (oC) 1.244

Page 21: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

8

Kerapatan 7,30 g/cm3

Ditribusi Elektron 2,8,13,2

Energi pengionan (eV) 7,4 eV

Keelektronegatifan 1,5

Jari-jari atom 1,25 Å

Struktur Kristal Sc

Penampilan Mangan murni berwarna abu-abu

keperakan

Sumber: General Chemistry, Hill J. W, Petrucci R. H.

E. Sifat Kemagnetan Pada Bahan

Sifat kemagnetan pada suatu bahan bersumber dari pergerakan elektron

dari atom. Terdapat dua jenis pergerakan elektron yaitu gerak orbital disekitar inti

atom dan gerak spin disekitar sumbunya. Masing-masing jenis pergerakan

tersebut mempunyai momen magnetik. Momen magnetik suatu atom merupakan

penjumlahan secara vektor dari momen magnetik semua elektron dalam atom

tersebut. Jika momen magnetik dari elektron-elektron tersebut berorientasi

sehingga momen magnetiknya saling menghilangkan, maka atom tersebut secara

keseluruhan tidak memiliki momen magnetik. Sementara itu, jika keadaan saling

menghilangkan momen magnetik tersebut hanya sebagian, maka atom tersebut

mempunyai momen magnetik. Kondisi tersebut memunculkan sifat magnetik

yang berbeda pada suatu bahan. Sifat-sifat magnetik tersebut yaitu :

Page 22: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

9

1. Diamagnetik

Diamagnetik merupakan mineral alam yang tidak mempunyai momen

magnetik, sehingga kemagnetannya sangat lemah. Atom-atom bahan diamagnetik

mempunyai kulit elektron terisi penuh. Setiap elektron berpasangan dan

mempunyai spin yang berlawanan dalam tiap pasangan, sehingga tidak

mempunyai momen magnet. Jika ada medan magnet dari luar yang menginduksi

bahan itu, maka elektron tersebut akan berputar dan menghasilkan medan magnet

lemah yang melawan medan penginduksinya seperti yang disebutkan dalam

Hukum Lenz. Oleh karena itu, bahan diamagnetik mempunyai suseptibilitas

negatif dan tidak bergantung pada medan H.

Gambar 2. Bentuk magnetisasi bahan diamagnetik (Jiles, 2005).

Pada gambar 2 menunjukkan bahwa sebelum bahan magnetik dikenakan

medan luar (H = 0), arah momen magnetiknya bersifat acak. Jika bahan magnetik

tersebut diberikan medan luar (H # 0), yang ditandai dengan tanda panah

berwarna hitam maka arah momen magnetiknya (panah putih) melawan arah

medan luar yang diberikan. Tetapi setelah medan luar dihilangkan maka momen

magnetiknya akan kembali acak.

Page 23: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

10

Gambar 3. Kurva histerisis untuk bahan diamagnetik (digambar ulang dari

Jiles, 1996).

Gambar 3 menunjukkan nilai suseptibilitas pada bahan diamagnetik kecil

dan bernilai negatif, yaitu sekitar -1 x 10-5

dalam satuan internasional (SI) (Jiles,

1996). Pada temperatur konstan dan medan magnet yang lemah, nilai

suseptibilitas akan bernilai konstan. Kondisi ini disebut keadaan linear, yaitu H

berbanding lurus terhadap M. Bahan diamagnetik seperti bismuth, gipsum,

marmer, kuarsa dan garam.

2. Paramagnetik

Paramagnetik terdapat dalam suatu bahan yang memiliki kulit elektron

terluar yang belum penuh yakni ada elektron yang spinnya tidak berpasangan,

sehingga jika terdapat medan luar, spin tersebut akan berputar dan menghasilkan

medan magnet yang mengarah searah medan magnet luar.

Gambar 4. Bentuk magnetisasi pada bahan paramagnetik (Jiles, 2005).

Gambar 2.3 menunjkakan maka momen magnetiknya akan kembali acak.

Page 24: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

11

Gambar 5. Kurva histerisis untuk bahan paramagnetik (digambar ulang dari

Jiles, 1996).

Gambar 5 menunjukkan nilai suseptibilitas pada bahan paramagnetik

bernilai positif dan sangat kecil yaitu berkisar antara 1 x 10-5

dan 1 x 10-3

(SI).

Seperti halnya mineral diamagnetik, suseptibilitas magnetik pada mineral

paramagnetik kontan pada temperatur konstan dan pada medan induksi yang

rendah, sehingga pada tempetarur tertentu dan di dalam medan magnet yang

rendah, M berbanding lurus terhadap H. Contoh bahan paramagnetik adalah

piroksen, olovin, garnet, amfibolit dan biotit.

3. Ferromagnetik

Pada bahan ferromagnetik terdapat banyak kulit elektron yang hanya diisi

oleh satu elektron sehingga mudah terinduksi oleh medan luar.

Gambar 6. Bentuk magnetisasi pada bahan ferromagnetik (Jiles dalam

Jahidin, 2005).

Page 25: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

12

Gambar 6 menunjukkan bahwa pada saat bahan ferromagnetik dikenakan

medan luar (H # 0), ditandai dengan tanda panah berwarna hitam, arah momen

magnetiknya searah dengan arah medan luar. Pada saat medan luar dihilangkan

(H = 0), maka arah momen magnetiknya tetap sejajar dengan medan luar dan

bahan ferromagnetik termagnetisasi dengan baik, sehingga bahan ferromagnetik

menjadi sangat kuat.

Gambar 7. Kurva histerisis untuk bahan ferromagnetik (digambar ulang dari

Jiles, 1996).

Gambar 7 nilai suseptibilitas bahan ferromagnetik sangat besar, berbeda

dengan nilai suseptibilitas pada bahan diamagnetik dan paramagnetik. Oleh

karena itu, ferromagnetik dicirikan dengan bahan yang memiliki nilai

suseptibilitas tinggi. Tidak seperti bahan diamagnetik dan paramagnetik, bahan

ferromagnetik tidak memiliki nilai suseptibilitas yang konstan, tetapi besar nilai

suseptibilitasnya bervariasi sesuai dengan medan magnet yang mempengaruhinya.

F. Pengertian Suseptibilitas Magnetik

Suseptibilitas magnetik adalah salah satu parameter magnetik yang

merupakan ukuran mudah tidaknya suatu bahan untuk termagnetisasi jika bahan

tersebut dikenakan medan magnetik luar. Jika magnetisasi ( M

) yang diperoleh

Page 26: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

13

suatu bahan sejajar dan sebanding dengan medan magnet luar ( H

), konstanta

kesebandingannya merupakan suseptibilitas magnetik persatuan massa ( ) dan

dihubungkan melalui persamaan berikut :

M H

(1)

Dalam satuan internasional (SI), M

dan H

mempunyai satuan A/m sehingga

merupakan besaran yang tidak berdimensi. Persamaan (2.1) menunjukkan bahwa

untuk M

dan H

yang sejajar dan sebanding, suseptibilitas magnetik merupakan

suatu besaran skalar.

Pengukuran suseptibilitas magnetik dapat dilakukan hampir pada semua

bahan. Suseptibilitas magnetik yang diukur pada suatu rentang medan magntik

tertentu akan memberikan hubungan magnetisasi dengan medan tersebut.

Hubungan ini dapat memberikan hubungan yang linear atau tidak linear

bergantung pada besar medan magnetik yang digunakan. Suseptibilitas magnetik

yang diukur menggunakan susceptibiliy meter merupakan suseptibilitas magnetik

ekstrinsik atau suseptibilitas magnetik semu (apparent magnetic susceptibility)

dan bukan suseptibilitas intrinsik. Perbedaan antara suseptibilitas magnetik

ekstrinsik dan intrinsik disebabkan oleh adanya pengaruh self-demagnetization

pada bahan.

Tabel 2. Suseptibilitas Magnetik dari berbagai mineral Bijaksana (2002)

Tipe Mineral Sifat Kemagnetan

Suseptibilitas Magnetik

Volume

(x 10-6

SI)

Massa

(x 10-8

m3/kg)

Mineral Magnetik

Magnetite (Fe2O4)

Ferrimagnetik

1.000.000-

5.700.000

20.000-

110.000

Hematite (Fe2O3) Antiferromagnetik 500-40.000 10-760

Maghemite (Fe2O3) Ferrimagnetik 2.000.000-

2.500.000

40.000-

50.000

Page 27: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

14

Ilemenite (𝛼FeTiO3) Antiferromagnetik 2.200-3.800.000 46-80.000

Pyrite (FeS2) Ferimagnetik 35-5.000 1-100

Pyrhotite (Fe7S8) Ferrimagnetik 3.200.000 69.000

Geothite (𝛼FeOOH) Antiferromagnetik 1.100-12.000 26-280

Mineral Non Magnetik

Kuarsa (SiO2)

Kalsit (CaCo3)

Halite (NaCl)

Galena (PbS)

-(13-17)

-(7,5-39)

-(10-16)

-33

-(0,5-0,6)

-(0,3-1,4)

-(0,48-

0,75)

-0,44

Suseptibilitas magnetik secara umum mencerminkan karakteristik dan

intensitas dari respon bahan saat dikenakan medan magnetik dari luar. Ditinjau

dari medan magnetik luar yang dikenakan pada bahan, suseptibilitas magnetik

dapat diukur dengan menggunakan medan searah ataupun medan bolak-balik.

Pada pengukuran dengan medan searah, magnetisasi yang dihasilkan konstan

selama waktu pengukuran. Sementara itu, medan bolak-balik yang lemah,

magnetisasi yang ditimbulkan bergantung pada waktu. Suseptibilitas magnetik

pada dasarnya bergantung dari konsentrasi mineral magnetik, komposisi mineral

magnetik, ukuran dan bentuk bulir (grain), serta domain (Dearing, 1999).

Berdasarkan ukuran bulirnya, sifat magnetik suatu bahan dibagi dalam

empat kategori, yaitu domain jamak atau multidomain (MD), single domain (SD),

pseudo single domain (PSD) dan superparamagnetik (SP). Bulir MD cenderung

mudah untuk termagnetisasi dibandingkan dengan bulir SD, hal ini disebabkan

karena adanya pergeseran posisi dinding domain dalam bulir MD. Oleh karena itu,

bulir MD merupakan pembawa remanen magnetisasi yang kurang stabil

dibandingkan dengan bulir SD. Bulir SD memerlukan medan magnetik yang

cukup tinggi untuk mengubah arah momen magnetiknya. PSD merupakan bulir

berdomain jamak namun memiliki sifat seperti bulir SD. Bulir SP mempunyai

Page 28: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

15

ukuran sangat halus yaitu kurang dari 0,03 µm (Dearing, 1999) serta tidak dapat

merekam magnetisasi remanen jika medan magnetik dikenakan sebelum

mangannya kemudian dihilangkan, seperti halnya bahan paramagnetik. namun

demikian, jika dikenakan pada medan magnetik luar, bulir SP menunjukkan

magnetisasi yang sangat tinggi, yang terkait dengan suseptibilitas magnetik yang

tinggi pula.

Perubahan perbandingan bulir SP diantara bulir yang lain pada batuan,

tanah, ataupun sedimen diduga merupakan gambaran dari perubahan yang terjadi

pada lingkungan. Informasi mengenai keberadaan bulir SP ini dapat diperoleh

melalui pengukuran suseptibilitas magnetik pada dua frekuensi yang berbeda, hal

ini disebabkan sifat bulir SP yang peka terhadap perubahan frekuensi. Perbedaan

suseptibilitas magnetik dalam satu dekade perbedaan frekunsi dikenal dengan

parameter frequency-dependent suseptibility (FDS). FDS dapat dipresentasikan

suseptibilitas magnetik per satuan massa (χFD), dimana χFD = χLF – χHF atau dalam

bentuk χFD(%) = (χLF – χHF)/χLF x 100% dengan χLF dan χHF merupakan

suseptibilitas persatuan massa masing-masing pada frekuensi rendah dan

frekuensi tinggi (Dearing, 1996).

H. Suseptibility Meter

1. Sistem Bartington MS2 Suseptibilitas Magnetik

Alat yang digunakan untuk mengukur suseptibilitas magnetik adalah

Bartington MS2 suseptibilitas meter. Prinsip kerja Bartington MS2 adalah

pemanfaatan sirkuit elektromagnetik yang mendeteksi perubahan induktansi

ketika sampel ditempatkan dalam kumparan. Bartington MS2 ini dilengkapi oleh

Page 29: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

16

sensor MS2B yang bekerja dengan dua frekuensi yaitu frekuensi rendah 465 Hz

dan frekuensi tinggi 4650 Hz. Frekuensi rendah digunakan apabila ingin

mengukur suseptibilitas bahan secara keseluruhan, sedangkan jika menggunakan

frekuensi tinggi maka pada bagian dalam bahan tidak akan terdeteksi karena daya

tembus yang rendah.

2. Prinsip Kerja Sensor Bartington MS2B

Sistim ini merespon langsung suseptibilitas pada arah mana medan magnet

diberikan. Instrumen ini terdiri dari sensor MS2B dengan diameter internal 35 mm

dan terhubung dengan MS2 meter yang bekerja berdasarkan perubahan induktansi

coil akibat adanya sampel batuan. Instrumen ini menggunakan medan magnet

lemah 80 A/m rms dan frekuensi rendah 465 Hz.

Peralatan sensor ini bekerja karena adanya tegangan yang diberikan pada

rangkaian osilator sehingga menimbulkan medan magnetik bolak balik yang

berintensitas rendah pada ruang sampel. Selanjutnya pada ruang ini diletakan

sampel yang mengakibatkan perubahan frekuensi osilator. Nilai suseptibilitas

sampel diperoleh dengan membandingkan frekuensi osilator sebelum dan sesudah

sampel diletakan. Instrumen ini dapat mengukur harga suseptibilitas dari 1x10-6

sampai 9999x10-6

dalan satuan cgs atau 1,26x10-5

sampai 1,26x10-1

dalam satuan

SI. Nilai suseptibilitas magnetik dapat dihitung persatuan volume atau persatuan

massa.

Page 30: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

17

3. Sistem Pengukuran Suseptibilitas Magnetik MS2B

Dalam pengukuran suseptibilitas magnetik, alat yang digunakan adalah

Bartington MS2 Suseptibily Meter yang dilengkapi dengan sensor MS2B. Alat ini

memiliki selang pengukuran 1 x 10-6

hingga 9999 x 10-6

dalam cgs dan 1,26 x 10-5

hingga 1,26 x 10-4

dalam SI. Prinsip dari alat ini adalah sirkuit elektromagnetik

yang berfungsi mendeteksi perubahan induktansi ketika sampel ditempatkan di

dalam kumparan tersebut. Alat ini dilengkapi sensor dengan dua frekuensi, yaitu

frekuensi rendah (470 Hz) dan frekuensi tinggi (4700 Hz). Pengukuran

suseptibilitas magnetik menggunakan alat Bartington Magnetic Susceptibility

Meter model MS2 yang dihubungkan dengan sensor MS2B yang mempunyai

diameter internal 36 mm, alat ini menggunakan medan lemah 80 A/m.

MS2 meter menampilkan nilai seseptibilitas magnetik dari material ketika

material tersebut berada di bawah pengaruh sensor. Setiap sensor didesain untuk

aplikasi yang spesifik dari jenis sampel. Sensor dihubungkan ke MS2 meter

dengan kabel koaksial sederhana. Seri RS232 interface menyediakan instrumen

yang dapat bekerja pada konjuksi dengan PC yang sesuai dengan software untuk

menghasilkan data PC. MS2 memiliki baterai internal sebagai sumber energi.

Rangkaian di dalam MS2 menguatkan sensor dan memproses informasi

pengukuran yang dihasilkan. Pengukuran diperoleh secara digital menggunakan

metode yang bergantung pada waktu.

(a) (b)

Gambar 8. Bartington Magnetic Susceptibilitymeter. (a) Model MS2

(b) Sensor MS2B

Page 31: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

18

Sensor sangat tidak sensitif terhadap konduktivitas magnet. Sensor

mempengaruhi sampel dalam medan tak tersaturasi yang memiliki keuntungan

mengukur suseptibilitas awal tanpa merusak beberapa remanen magnetik sampel.

MS2B (dual frekuensi), sensor ini memiliki diameter internal dan

menerima berupa butiran yang kecil atau sampel cair dengan 10 cc atau 20 cc

holder sampel dan 1” drill core. Keakuratan tinggi pada sensor diperoleh jika

bentuk sampel yang akan digunakan berupa butiran kecil atau sampel cair, sesuai

dengan ketentuan di atas (Dearing, 1999).

Page 32: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

19

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2015.

Sampel bijih Mangan diambil di kawasan Pertambangan Mangan Desa

Kumbewaha Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton. Preparasi sampel dilakukan

di Laboratorium Geofisika FITK UHO dan analisis mineral penyerta dilakukan di

Laboratorium P.T Minertech Indonesia terletak di Jalan Poros Bandara Haluoleo

Desa Ranooha Kecamatan Ranomeeto Sulawesi Tenggara sedangkan pengukuran

suseptibilitas magnetik (LF , dan HF FD ) dilakukan di Laboratorium Teknik

Geofisika dan Teknik Pertambangan FITK UHO. Adapun deskripsi lokasi tempat

pengambilan sampel dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 9. Deskripsi lokasi tempat pengambilan sampel

19

Page 33: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

20

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen Laboratorium.

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Alat dan bahan yang digunakan

No. Alat dan Bahan Manfaat

1. Mortal Untuk menghancurkan batu dalam

bentuk bongkahan

2. Pemecah batuan

Untuk memotong atau membagi-

bagi sampel menjadi bongkahan-

bongkahan kecil 5-7 cm

3. Kertas label dan spidol Untuk melabeli sampel

4. Saringan (ASTM) 100 mesh Untuk memisahkan sampel serbuk

standar

5. Holder terbuat dari plastik dengan

diamater 2,54 cm dan tinggi 2,2 cm Untuk tempat sampel

6. Holder terbuat dari alumenium Untuk tempat sampel

7. Plastik klip dan wadah sampel Untuk tempat sampel

8. Tissu Untuk membersihkan alat

9. 1 Unit komputer Untuk mengolah data sampel

10. Bijih mangan (sampel) Sebagai obyek yang diteliti

11. GPS

Untuk menentukan posisi

koordinat titik pengambilan

sampel

12. Neraca digital Untuk mengukur massa sampel

13. Kamera digital Untuk mendokumentasi

14. Suseptibilitymeter MS2 dengan

Sensor MS2B

Mengukur suseptibilitas magnetik

bahan

15. Meteran Alat ukur kedalaman pengambilan

sampel

D. Prosedur Penelitian

1. Observasi daerah penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan pertambangan mangan Desa

Kumbewaha Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton, dengan menentukan lokasi

titik pengambilan sampel bijih mangan dengan menggunakan GPS.

Page 34: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

21

Gambar 10. Peta Administrasi Kabupaten Buton

2. Pengambilan Sampel di Lapangan

Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bijih mangan

yang berasal dari kawasan pertambangan mangan Desa Kumbewaha Kecamatan

Siotapina Kabupaten Buton. Sampel bijih mangan yang diambil dalam bentuk

bongkahan bijih yang dinamakan Hand-Sample. Hand-Sample tersebut akan

diambil dari beberapa titik pengambilan sampel. Proses pengambilan Hand-

Sample tersebut dilakukan dengan menggunakan palu geologi. Pengambilan

sampel dilakukan dengan posisi vertikal kebawah dengan kedalaman 15 m pada

lokasi pertama dan kedua, dan 7 m pada lokasi ketiga, dengan interval 15 cm

untuk setiap pengambilan sampel.

Page 35: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

22

3. Preparasi Sampel

Adapun tahap preparasi sampel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

(a.) Penghancuran Hand-Sample

Hand-sampel tersebut dihancurkan menggunakan Crusher untuk

memperoleh ukuran sampel yang lebih kecil.

(b.) Pengeringan Sampel

Sampel dikeringkan menggunakan Oven Listrik selama 12 jam dengan

suhu maksimal oven 260oC dengan tujuan untuk mempermudah proses

penggerusan atau pengahancuran sampel menggunakan Rinmilks Essa.

(c.) Penggerusan Sampel

Setelah dianggap cukup kering sampel dihaluskan menggunakan Rinmilks

ESSA selama 2 menit.

(d.) Pengayakan

Sampel yang telah menjadi bubuk diayak dengan menggunakan saringan

berukuran 100 mesh. Serbuk sampel hasil pengayakan kemudian dimasukkan

kedalam amplop/kemasan. selanjutnya akan diuji dengan menggunakan alat

Bartington Magnetic Susceptibilitymeter model MS2 dan sensor MS2B

4. Prosedur Pengukuran Suseptibilitas Magnetik

(a.) Tahap Pengukuran nilai Suseptibilitas Magnetik

Pengukuran pada suseptibilitas magnetik (χ). Semua sampel dimasukkan

ke dalam holder standar berbentuk silinder, dan selanjutnya diukur suseptibilitas

magnetiknya dalam dua frekuensi, yaitu 0.47 kHz untuk frekuensi rendah (χLF)

Page 36: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

23

dan 4.7 kHz untuk frekuensi tinggi (χHF) menggunakan Bartington MS2

susceptibility meter dengan sensor MS2B (Bartington Instrument Ltd., Oxford,

United Kingdom). Pengukuran dilakukan dengan ketelitian 1.0 x 108 SI.

Pengambilan data suseptibilitas magnetik dilakukan dalam seting basis massa

yang dilakukan 3 kali untuk memperoleh nilai rata-rata dan standar deviasi dari

setiap sampel yang diukur. Rasio pengukuran pada kedua frekuensi diekspresikan

sebagai frequency-dependent susceptibility yang dituliskan sebagai χFD(%) = (χLF

– χHF)/χLF x 100%.

(b.) Prosedur Penentuan Suseptibilitas Magnetik pada Sampel

1. Tahap Pembuatan Sampel

a) Menyiapkan holder sebanyak 100 buah (spesifikasi diameter 2,54

cm dan tinggi 2,2 cm) untuk ketiga jenis sampel

b) Memasukan sampel serbuk standar kedalam holder sampai penuh

dan sepadat mungkin dengan menggunakan sendok plastik seperti

yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 11. Sampel serbuk yang ditempatkan pada holder

c) Menimbang holder yang berisi sampel pada setiap titik pengukuran.

d) Memberikan kode sampel pada holder yang akan digunakan

e) Membuat referensi arah pengukuran pada sampel untuk digunakan

sebagai acuan dalam melakukan proses pengukuran seperti gambar

berikut:

Holder kosong Holder diisi penuh dengan sampel

Page 37: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

24

2. Tahap Pengukuran Suseptibilitas Magnetik

Dalam pengukuran suseptibilitas magnetik, alat yang digunakan

adalah Bartington MS2 suseptibilitimeter yang dilengkapi dengan sensor

MS2B. Alat ini memiliki selang pengukuran 1x10-6

hingga 9999x10-6

dalam cgs dan 1,26x10-5

hingga 1,26x10-1

dalam SI. Prinsip dari alat ini

adalah sirkuit elektromagnetik yang berfungsi mendeteksi perubahan

induktansi ketika sampel ditempatkan didalam kumparan tersebut. Sensor

MS2B bekerja pada frekuensi yang berbeda yaitu frekuensi rendah 465 Hz

dan frekuensi tinggi 4650 Hz. Dalam pengukuran sampel pada penelitian

ini dipilih frekuensi rendah dan frekuensi tinggi. Frekuensi rendah untuk

menentukan suseptibilitas LF dan frekuensi tinggi untuk menentukan

suseptibilitas HF serta nilai suseptibilitas frekuensi Dependepnt FD .

Adapaun langkah-langkah yang digunakan dalam pengukuran

suseptibilitas magnetik bahan adalah sebagai berikut.

a) Melakukan kalibrasi nilai suseptibilitas magnetik.

b) Memasukan sampel kalibrasi kedalam kotak sampel yang terdapat

dalam sensor MS2B dengan posisi sampel seperti pada gambar.

Gambar 13. Posisi pengukuran sampel sensor MS2B

Gambar 12. Arah referensi pengukuran sampel

Page 38: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

25

c) Mencatat nilai suseptibilitas sampel kalibrasi yang nilainya terbaca di

komputer.

d) Apabila nilai suseptibilitas magnetik sampel kalibrasi telah sesuai

dengan nilai sesungguhnya maka selanjutnya dilakukan pengukuran

sampel penelitian (sampel A, sampel B, sampel C) maka selanjutnya

dilakukan pengukuran sampel penelitian dengan langkah-langkah

seperti pengukuran kalibrasi sampel diatas.

e) Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali, dimana computer akan

menghitung secara langsung nilai rata-rata dan standar deviasi dari

setiap sampel.

3. Tahap Analisis Data

a) Setelah proses pengukuran penentuan nilai suspetibilitas ,LF

,HF dan FD kemudian mengolah data hasil pengukuran

suseptibilitas magnetik pada Microsoft Excel yang ditampilkan

dalam bentuk tabulasi data.

b) Memplot hubungan antara nilai suseptibilitas magnetik dengan

kedalaman tanah dalam bentuk grafik.

4. Kesimpulan

Pada tahap ini yaitu melakukan interprestasi hasil pengukuran nilai

suseptibilitas magnetik dari grafik yang dihasilkan.

Page 39: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

26

5. Tahap Analisis Data

(a.) Setelah proses pengukuran penentuan nilai suspetibilitas ,LF ,HF dan

FD kemudian mengolah data hasil pengukuran suseptibilitas magnetik

pada Microsoft Excel yang ditampilkan dalam bentuk tabulasi data.

(b.) Memplot hubungan antara nilai suseptibilitas magnetik dengan

kedalaman tanah dalam bentuk grafik.

Gambar 14. Prosedur Penelitian

Observasi Lapangan

Pengambilan Sampel Bijih Mangan

Preparasi Sampel

Analisis Suseptibilitas Magnetik

Pengujian dengan MS2B

Kesimpulan

Selesai

Nilai Suseptibilitas Magnetik

Page 40: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Nilai Suseptibilitas Magnetik Sampel pada Stasiun 1, Stasiun 2, dan

Stasiun 3

Berdasarkan dari hasil pengukuran suseptibilitas magnetik pada sampel

yang diambil dari ketiga stasiun yang berbeda di kawasan Pertambangan Mangan

Desa Kumbewaha Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton yaitu memberikan nilai

hasil pengukuran suseptibilitas magnetik pada frekuensi rendah ( LF ), frekuensi

tinggi ( HF ), dan frekuensi dependent ( FD ). Adapun ditribusi nilai suseptibilitas

magnetik ( ,LF ,HF FDdan ) dapat dilihat pada data hasil pengukuran

suseptibilitas magnetik (Lampiran 2).

Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil dari 3 Stasiun berbeda

(S1, S2, dan S3) yang mengandung bijih mangan di kawasan pertambangan

mangan Desa Kumbewaha Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton. Posisi

geografis dan kedalaman maksimum dari tempat pengambilan sampel untuk

semua profil dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel

Lokasi Titik Koordinat ID Kedalaman maksimum

sampling (m)

I S: 05

o23’40.5”

E: 123o05’22.9”

S1 15

II S: 05

o23’39.5”

E: 123o05’22.1”

S2 15

III S: 05

o23’40.1”

E: 123o05’22.5”

S3 7

Data hasil pengukuran suseptibilitas magnetik pada sampel batuan di

kawasan pertambangan mangan memperlihatkan variasi nilai suseptibilitas

magnetik dengan frekuensi rendah (suseptibilitas magnetik) terhadap kedalaman.

27

Page 41: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

28

Baik pada S1, S2, dan S3, terlihat variasi yang berangam. Pada S1 pengambilan

sampel, memperlihatkan variasi suseptibilitas magnetik terentang dari nilai

minimum 6,4 x 10-8

m3/kg sampai nilai maksimum 278,2 x 10

-8 m

3/kg, dan pada

titik kedua terentang nilai suseptibilitas magnetik mulai dari 3,0 x 10-8

m3/kg

sampai kenilai maksimumanganya 52,7 x 10-8

m3/kg. pada titik ketiga terdapat

pula variasi nilai suseptibilitas magnetik yang terentang mulai dari 3,6 x 10-8

m3/kg sampai ke nilai maksimumanganya yaitu 132,8 x 10-8

m3/kg.

Adanya perbedaan pada nilai suseptibilitas magnetik yang terlihat dari

ketiga titik pengambilan sampel di kawasan pertambangan mangan tersebut

diperkirakan terjadi akibat adanya proses Geologi serta dikarenakan oleh

kandungan mineral dari sampel yang berbeda-beda. Untuk mengetahui kandungan

mineral dominan dari setiap sampel maka dilakukan pengukuran XRF (data

sekunder hasil penelitian Idul Fitri).

Pada Stasiun Pertama (S1) dengan kedalaman pengambilan sampel 15 m,

terlihat batuan yang ada pada stasiun ini adalah batuan Sedimen yang berasal dari

batuan Ultrabasa. Pada S1 ini diperoleh variasi suseptibilitas magnetik dengan

frekuensi rendah ( LF ) terentang mulai dari 6,4 x 10-8

m3/kg sampai 278,2 x 10

-8

m3/kg. Berdasarkan dari hasil pengukuran suseptibilitas magnetik, terlihat pada

kedalaman 0 cm sampai ke kedalaman 675 cm memiliki nilai suseptibilitas yang

rendah dan hampir sama pada setiap titiknya, hal ini disebabkan karena pada

kedalaman tersebut telah terjadi proses pelapukan dan pencucian. Hal ini

diperjelas dengan tingginya kandungan unsur besi dibandingkan dengan

kandungan unsur mangan pada kedalaman tersebut. Jika dilihat pada Stasiun

Pertama, nampak terjadi peningkatan grafik yang dimulai pada kedalaman 690

Page 42: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

29

cm, dengan nilai maksimum manganya yaitu berada pada kedalaman 1050 cm

yaitu 278,2 x 10-8

m3/kg. Tingginya nilai suseptibilitas magnetik pada titik

tersebut disebabkan oleh kandungan unsur dari sampel yang diteliti berasal dari

batuan aslinya yang belum mengalami proses pelapukan. Sehingga nilai hasil

pengukuran suseptibilitas magnetik bersifat paramagnetik.

Setelah terjadi peningkatan nilai suseptibilitas magnetik pada kedalaman

1050 cm, kemudian nilai suseptibilitas magnetik terukur perlahan menurun dan

kembali meningkat pada kedalaman 1155 cm dengan nilai suseptibilitas magnetik

sebesar 70,7 x 10-8

m3/kg. Berdasarkan pada gambar 15, terjadi peningkatan nilai

suseptibilitas magnetik yang diikuti dengan naiknya nilai kandungan unsure

mangan yaitu pada kedalaman 1200 cm sampai seterusnya. Meningkatnya grafik

nilai suseptibilitas magnetik, disebabkan kandungan unsure besi dan Mangan pada

kedalaman tersebut berasal dari batuan aslinya.

Gambar 15. Grafik Nilai suseptibilitas magnetik serta nilai kandungan Unsur besi

dan Mangan pada Stasiun I.

Page 43: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

30

Pada Stasiun kedua (S2), dengan kedalaman pengambilan sampel 15 m,

nampak batuan yang berada pada stasiun kedua adalah batuan sedimen yang

berasal dari batuan ultrabasa. Berdasarkan dari hasil pengukuran suseptibilitas

magnetik pada singkapan tersebut, nampak adanya variasi nilai suseptibilitas

magnetik terhadap kedalaman yang terentang dari 3,0 x 10-8

m3/kg sampai dengan

73,0 x 10-8

m3/kg. Dimana pada stasiun ini nilai suseptibilitas magnetiknya

bervariasi terhadap kedalaman.

Berdasarkan grafik dari hasil pengukuran suseptibilitas magnetik yang

disandingkan dengan kedalaman, nampak pada kedalaman 15 cm merupakan nilai

tertinggi dari stasiun kedua. Pada sampel yang berada dititik tersebut memiliki

nilai suseptibilitas magnetik sebesar 73,0 x 10-8

m3/kg. Berdasarkan dari grafik

suseptibilitas magnetik, nilai tertinggi yaitu pada kedalaman 15 cm. Dan

kemudian terulang lagi dikedalaman 60 cm yaitu dengan nilai suseptibilitas

magnetik sebesar 43,5 x 10-8

m3/kg. Hal ini disebabkan karena pada titik tersebut

merupakan daerah pengendapan. Dimana sampel teruji pada kedalaman tersebut

merupakan pengendapan dari daerah yang lebih tinggi dari lokasi pengambilan

sampel tersebut.

Pada kedalaman selanjutnya, terjadi penurunan nilai suseptibilitas

magnetik yang disebabkan oleh proses pelapukan, sehingga menyebabkan batuan

pada titik tersebut banyak melepaskan unsure-unsur logam berat yang

menyertainya dan mengalami pengkayaan unsur besi. Hal ini dibuktikan dengan

tingginya kandungan unsur besi dibanding dengan unsur Mangan,.

Pada kedalaman 285 cm, terjadi peningkatan nilai suseptibilitas magnetik

yaitu sebesar 34,8 x 10-8

m3/kg. Pada titik ini didominasi oleh unsure besi dan

unsur mangan. Kandungan besi dan mangan pada sampel ini tinggi dikarenakan

Page 44: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

31

sampel tersebut berasal dari batuan aslinya yang tidak mengalami proses

pelakukan sehingga kandungan unsure besi dan mangan masih tinggi. Hal ini

menjadi indikasi terjadinya peningkatan nilai susetibilitas magnetik pada titik

tersebut. Hal ini kembali terulang pada kedalaman 525 cm. Pada titik tersebut

nilai suseptibilitas magnetik adalah sebesar 52,7 x 10-8

m3/kg dan kandungan

mineralnya didominasi oleh unsur besi dan Mangan. Tingginya kandungan

Mangan dan Fe pada titik tersebut dikarenakan batuan yang diukur berasal dari

batuan aslinya yang belum mengalami proses pelapukan. Jika dilihat pada

kedalaman 705 cm, nilai suseptibilitas magnetik kembali meningkat dan kembali

menurun setelah kedalaman 900 cm. Meningkatnya nilai suseptibilitas pada

kedalaman tersebut disebabkan adanya peningkatan nilai nilai kandungan mineral

Mangan.

Peningkatan nilai suseptibilitas magnetik kembali terjadi dimulai pada

kedalaman 1.140 cm. Hal ini dikarenakan pada kedalaman tersebut batuan yang

ditemukan adalah batuan asli yang belum mengalami proses pelapukan sehingga

kandungan unsur besi dan mangan pada batuan di kedalaman tersebut masih tetap

tinggi. Hal ini dapat dilihat pada gambar grafik nilai kandungan mangan dan besi.

Dimana pada kedalaman 1.140 terjadi peningkatan nilai kandungan pada kedua

mineral tersebut.

Page 45: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

32

Gambar 16. Grafik nilai suseptibilitas magnetik serta nilai kandungan unsur besi

dan mangan pada Stasiun II.

Pada Stasiun ketiga (S3), pengambilan sampel dilakukan sampai

kedalaman 750 cm dan dengan interval 15 cm untuk setiap sampelnya. Hal ini

disebabkan karena lokasi yang sangat curam. Berdasarkan dari hasil pengukuran

suseptibilitas magnetik, terdapat variasi nilai suseptibilitas magnetik terhadap

kedalaman yang terentang dari 2,8 x 10-8

m3/kg sampai 132,8 x 10

-8 m

3/kg. nilai

suseptibilitas magnetik tertinggi berada pada kedalaman 450 cm yaitu sebesar

132,8 x 10-8

m3/kg. Tingginya nilai suseptibilitas magnetic pada kedalaman 450

cm disebabkan karena sampel pada kedalaman tersebut berasal dari batuan asli

yang belum mengalami proses pelapukan sehingga sangat baik saat termagnetisasi

oleh medan magnet luar. Selanjutnya pada kedalaman 510 cm, kembali terjadi

peningkatan nilai suseptibilitas magetik yaitu sebesar 77,5 x 10-8

m3/kg. dan

kemudian pada kedalaman selanjutnya kembali menurun dan naik kembali pada

Page 46: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

33

kedalaman 585 yaitu sebesar 78,0 x 10-8

m3/kg. Pada S3 nilai suseptibilitas

magnetik yang didapatkan bervariasi terhadap kedalaman, disebabkan oleh

kandungan dari sampel dan akibat adanya proses pencucian serta pelapukan.

Gambar 17. Grafik nilai suseptibilitas magnetik serta nilai kandungan unsur besi

dan mangan pada Stasiun III.

Gambar 18. Nilai suseptibilitas magnetik untuk ketiga stasiun

Page 47: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

34

Gambar 18, yaitu hasil pengukuran suseptibilitas magnetik untuk masing-

masing stasiun. Berdasarkan dari gambar tersebut, nampak variasi nilai

suseptibilitas yang beragam pada masing-masing stasiun. Pada S1 dengan

kedalaman pengambilan sampel 15 m, dari kedalaman 0 cm sampai dengan 675

cm, nilai suseptibilitas magnetik yang terukur hampir serupa pada setiap titiknya

yaitu berkisar pada 12,3 x 10-8

m3/kg sampai dengan 31,8 x 10

-8 m

3/kg. Dan mulai

terjadi peningkatan suseptibilitas magnetik dimulai pada kedalaman 690 cm. nilai

suseptibilitas magnetik tertinnggi pada stasiun 1 berada pada kedalaman 1050 cm

dengan nilai suseptibilitas magnetik sebesar 278,2 x 10-8

m3/kg.

Selanjutnya pada S2 dengan kedalaman pengambilan sampel 15 m, terdapat

banyak nilai suseptibilitas magnetik yang tinggi. Pada stasiun ini terentang nilai

suseptibilitas dimulai dari 3,0 x 10-8

m3/kg sampai dengan 73,0 x 10

-8 m

3/kg. Pada

stasiun ini nilai maksimum suseptibilitas magnetik berada pada kedalaman 15 cm.

yaitu sebesar 73,0 x 10-8

m3/kg. hal ini disebabkan karena pada kedalaman

tersebut sampel yang terukur berasal dari material pengendapan. Selanjutnya

terulang kembali pada kedalaman 60 cm. setelah terulang pada kedalaman 60 cm,

terdapat interval yang cukup jauh dan kemudian terjadi kembali peningkatan nilai

suseptibilitas magnetik pada kedalaman 285 cm yaitu sebesar 34,8 x 10-8

m3/kg.

selanjutnya nilai suseptibilitas tinggi kembali ditemukan pada kedalaman 528 cm

dengan nilai suseptibiitasnya sebesar 52,7 x 10-8

m3/kg. kemudian pada

kedalaman 705 cm sampai seterusnya terjadi peningkatan nilai suseptibilitas

magnetik yang relevan dengan tingginya kandungan unsur besi dan Mangan pada

kedalaman tersebut.

Page 48: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

35

Pada S3 dengan kedalaman pengambilan sampel 750 cm terentang nilai

suseptibilitas magnetik dimulai dari 2,8 x 10-8

m3/kg sampai 132,8 x 10

-8 m

3/kg.

pada S3 ini nilai suseptibilitas magnetik tertinggi berada dikedalaman 450 cm dan

dengan nilai suseptibilitas magnetiknya sebesar 132,8 x 10-8

m3/kg. pada stasiun

ini, tidak semua titik memiliki nilai suseptibilitas yang tinggi. Hal ini disebabkan

oleh adanya proses pelapukan batuan.

D. Kandungan Mineral Magnetik Sam pel

Setelah diperoleh data hasil pengukuran suseptibilitas magnetik dan data

hasil pengukuran XRF, kemudian data-data tersebut dikorelasikan untuk

mengetahui kuat lemahnya hubungan antara kedua data tersebut. Berdasarkan dari

data hasil Pengukuran XRF (data sekunder Idul Fitri), pada S1, mineral

magnetiknya didominasi oleh besi dan mineral mangan. Selanjutnya pada S2

didominasi oleh unsur besi dan pada S3, unsur besi dan mangan mengalami

penurunan kandungan. Diduga mineral pada sampel teruji termasuk dalam tipe

mineral Hematite (Bijaksana, 2002).

Pada S1 diperoleh nilai korelasi antara data suseptibilitas magnetik dengan

mineral mangan yaitu sebesar 0,15 dan nilai korelasi antara data suseptibilitas

magnetik dengan unsur besi adalah sebesar -0,09. Selanjutnya pada S2 diperoleh

nilai korelasi antara data suseptibilitas magnetik dengan mineral Mangan yaitu

sebesar 0,28 dan nilai korelasi antara data suseptibilitas magnetik dengan unsur

besi adalah sebesar 0,31. Kemudian pada stasiun terakhir S3, diperoleh nilai

korelasi antara data suseptibilitas magnetik dengan mineral mangan yaitu sebesar

-0,02 dan nilai korelasi antara data suseptibilitas magnetik dengan unsur besi

Page 49: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

36

adalah sebesar 0,03. Berdasarkan dari nilai korelasi yang diperoleh dari ketiga

stasiun penelitian dapat disimpulkan bahwa data pengukuran suseptibilitas

magnetik dan data hasil pengukuran XRF (mangan dan besi memiliki hubungan

yang lemah (Telussa, dkk., 2013).

Page 50: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

27

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran suseptibilitas magnetik pada ketiga

singkapan batuan berbeda di kawasan pertambangan mangan Desa Kumbewaha

Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton, dapat disimpulkan bahwa :

1. Nilai suseptibilitas magnetik pada ketiga stasiun penelitian adalah

bervariasi terhadap kedalaman. Dimana pada S1 nilai suseptibilitas

magnetik berkisar dari 6,4 x 10-8

m3/kg sampai dengan 278,2 x 10

-8 m

3/kg,

selanjutnya pada S2, nilai suseptibilitas yang diperoleh berkisar dari 3,0 x

10-8

m3/kg sampai dengan 73,0 x 10

-8 m

3/kg dan untuk S3 nilai

suseptibilitas magnetik berkisar dari 2,8 x 10-8

m3/kg sampai dengan 132,8

x 10-8

m3/kg. nilai suseptibilitas magnetik bervariasi terhadap kedalaman

disebabkan karena adanya proses geologi dan juga dari kandungan mineral

magnetik yang berbeda-beda.

2. Pada ketiga Stasiun pengukuran, unsur-unsur yang terkandung pada

sampel pengukuran termasuk dalam jenis mineral hematite.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai sebaran bijih mangan di

kawasan pertambangan mangan tersebut serta sampai kedalaman berapakah masih

dijumpai bijih mangan pada kawasan pertambangan mangan Desa Kumbehawa

Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton

37

Page 51: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

38

DAFTAR PUSTAKA

Ansori, C., 2010, Potensi dan Genesis Mangan di Kawasan Kars Gombong

Selatan Berdasarkan Penelitian Geologi Lapangan, Analisis Data Induksi

Polarisasi dan Kimia Mineral, Buletin Sumber Daya Geologi, Volume 5.

Askari. 2012. Karakteristik Dua Tipe Endapan Mangaan Di Daerah Singingi

Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Jurnal Ilmiah MTG Vol. 5,

No. 2, (2012) 2.Teknik Geologi UPN “VETERAN” Yogyakarta.

Bijaksana, S., 2002, Analisa Mineral Magnetik dalam Masalah Lingkungan,

Journal Geofisika, v.1, p 19-27.

Bijaksana, S., Huliselan, E. K., 2010, Magnetic Properties and Metal Content of

Sanitary Leachate Sludge in Two Landfill Sites Near Bandung, Indonesia,

Environmetal Earth Sciences, 60, 409-41.

Corathers, 2002, U.S. Manganese. Geological Survey Minerals Yearbook. USGS.

Dearing, J., 1996, Frequency-dependent Susceptibility Measurements of

Environmental Materials. Geophys. J. Int., 124:228–240.

Dearing, J., 1997, Secondary Ferrimagnetic Minerals in Weish Soils : A

Comparison of Mineral Magnetic Detection Methods And Implication For

Mineral Formation, Geophysical Journal International, 130, 727-736.

Dekkers, M. J., 1997. Environmental Magnetism : An introduction, Geologie en

Mijnbouw, 76, 163-182.

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sulawesi Tenggara, 2012, Peta Bahan

Galian Tambang Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara.

Distamben, 2012, Potensi Pertambangan yang Berada di Kabupaten Buton, Dinas

Pertambangan Kabupaten Buton, Buton.

Evans, M.E and F. Heller, 2003, Environmental Magnetism, Elsevier Science.

London, p 299. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5208165173.pdf, 27

Juli 2015.

Hill, J. W,. Petrucci, R.H., 2002, General Chemistry, Third Edition, Prentice-Hall,

New Jersey, 702-703.

38

Page 52: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

39

Jahidin, 2005, Karakterisasi Sifat Magnetik Mineral Magnetik Limbah Tambang

Ferronikel PT. Aneka Tambang Pomala Sulawesi Tenggara, Skripsi,

MIPA Universitas Haluoleo, Kendari.

Jiles, 1996, Introduction to Magnetism and Magnetite Material, New York, USA:

Chapman and Hall.

Maher, B.A., 2003, Holocene loess accumulation and soil development at the

westren edge of the Chinese Loess Plateau : Imlications for magnetic

proxis of paleorainfall, Quaternary Science Review, 22, 445-451.

Munir, M., 1995, Geologi dan Mineralogi Tanah, Pustaka Jaya, Jakarta.

Murthy, B.V.S., 2009, Geophysical Exploration for Manganese-some First Hand

Examples from Keonjhar District Orissa, Journal India Geophysics Union,

Vol.13, 149-161.

Saffiudin, L.O., Venny, H., Wirman, R.P., Bijaksana, S., 2011, A Preliminary

Study of Pedogenic Processes, Latinmag Letters, 1, 2011.

Safiuddin, L., 2012, A Preliminary Study of the Magnetic Properties on Laterite

Soils As Indicators of Pedogenic Processes, Latinmag Letters, 1(1), 1-15.

Sawaludin, L., 2015, Analisis Mineral Penyerta dan Sifat Magnetik Bijih Mangan

Dikawasan Pertambangan Mangan Desa Kumbewaha Kecamatan

Siotapina Kabupaten Buton, Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Halu Oleo, Kendari.

Sikumbang, N., Sanyoto, P., Supandjono, R. J.B. dan Gafoer, S., (1995), Peta Geologi Lembar Buton, Sulawesi Tenggara skala 1 : 250.000. Pusat

Penelitian Dan Pengembangan Geologi.

Simandjuntak, T.O., Surono, dan Sukido, 1994, Peta Geologi Lembar Kolaka,

Sulawesi Skala 1:250.000. Pusat Pengembangan dan Peneliti Geologi.

Bandung.

Sudarningsih dan Fahruddin, 2008, Penggunaan Metoda Difraksi Sinar X dalam

Menganalisa Kandungan Mineral Pada Batuan Ultrabasa Kalimantan

Selatan. Staf Pengajar Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas

Lumbung Mangkurat.

Telussa, A.M., Elvinus, R.P., dan Zeth, A.L., 2013, Penerapan Analisis Korelasi

Parsial Untuk Menentukan Hubungan Pelaksanaan Fungsi Manajemen

Kepegawaian Dengan Efektivitas Kerja Pegawai, Jurnal Barekeng, Vol. 7,

No. (1), Hal. (15-18).

Page 53: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

40

Van Dam, R. L., 2008, Mineralogy and Magnetic Properties of Bassaltic Subtrate

Soils, Soil Science Society of America Journal, 72, 244-257.

Page 54: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

LAMPIRAN

Page 55: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

41

Lampiran 1. Singkapan batuan yang mengandung Bijih Mangan

Stasiun I.

Gambar 19. Singkapan batuan pada stasiun 1

Stasiun II.

Gambar 20. Singkapan batuan pada stasiun 2

Page 56: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

42

Stasiun III.

Gambar 21. Singkapan batuan pada stasiun 3

Page 57: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

43

Lampiran 2. Pengukuran Suseptibilitas Magnetik.

A. Frekuensi Lemah dan Frekuensi Tinggi pada SI

FREKUENSI LEMAH

FREKUENSI TINGGI

TITIK F.A S.S L.A N.S R SD

TITIK F.A S.S L.A N.S R SD

S1.1 1.0 56.0 1.0 51.5 52.3 0.6

S1.1 -1.0 53.0 1.0 49.7 50.4 0.8

1.0 57.0 1.0 52.5

0.0 53.0 -1.0 50.1

-1.0 56.0 0.0 52.8

-1.0 54.0 -1.0 51.5

S1.2 -1.0 32.0 0.0 31.4 31.8 0.4

S1.2 1.0 32.0 1.0 30.3 29.4 0.9

1.0 34.0 1.0 32.3

0.0 30.0 -1.0 29.8

0.0 32.0 -1.0 31.8

0.0 27.0 -3.0 28.2

S1.3 0.0 22.0 0.0 22.5 23.2 0.5

S1.3 2.0 23.0 1.0 22.0 22.5 0.7

-1.0 22.0 -1.0 23.5

-2.0 20.0 -1.0 22.0

-1.0 22.0 -1.0 23.5

1.0 24.0 1.0 23.5

S1.4 -2.0 13.0 -1.0 15.7 15.9 0.2

S1.4 -2.0 11.0 -1.0 13.5 13.8 0.7

-2.0 13.0 -2.0 16.2

-2.0 13.0 3.0 13.1

-1.0 13.0 -2.0 15.9

-1.0 14.0 1.0 14.8

S1.5 -1.0 10.0 -1.0 113.0 11.8 0.2

S1.5 0.0 6.0 0.0 6.2 6.4 0.2

-2.0 9.0 -2.0 11.3

0.0 7.0 2.0 6.3

-1.0 10.0 -3.0 12.7

-1.0 6.0 0.0 6.6

S1.6 -1.0 24.0 0.0 25.0 25.2 0.2

S1.6 -1.0 21.0 -2.0 23.3 24.0 0.5

-1.0 23.0 -1.0 24.0

0.0 24.0 1.0 24.2

-1.0 24.0 0.0 25.3

2.0 26.0 3.0 24.4

S1.7 0.0 35.0 -1.0 36.9 37.3 5.0

S1.7 -1.0 32.0 0.0 33.2 34.0 0.7

1.0 36.0 0.0 38.1

1.0 33.0 0.0 33.8

1.0 36.0 0.0 37.0

1.0 34.0 0.0 34.9

S1.8 1.0 12.0 -2.0 13.4 13.9 0.4

S1.8 2.0 13.0 0.0 12.7 12.0 0.7

-2.0 12.0 -1.0 13.8

0.0 12.0 0.0 12.3

1.0 15.0 1.0 14.4

0.0 9.0 -3.0 11.0

S1.9 1.0 35.0 -2.0 35.3 34.4 0.7

S1.9 -1.0 35.0 1.0 33.7 33.7 0.6

-1.0 35.0 0.0 34.3

1.0 36.0 0.0 34.4

0.0 36.0 2.0 33.6

-2.0 35.0 3.0 32.9

S1.10 -1.0 19.0 -2.0 21.3 22.0 0.5

S1.10 0.0 20.0 -2.0 21.6 21.5 0.7

0.0 22.0 0.0 22.6

1.0 22.0 0.0 22.3

1.0 23.0 2.0 22.0

1.0 18.0 -4.0 20.7

S1.11 -1.0 22.0 0.0 23.1 23.9 0.6

S1.11 -1.0 18.0 -3.0 21.0 21.7 0.8

1.0 23.0 -1.0 24.1

-1.0 20.0 0.0 21.3

0.0 23.0 -1.0 24.5

2.0 24.0 2.0 22.9

S1.12 0.0 32.0 1.0 31.5 30.6 0.8

S1.12 0.0 26.0 -1.0 26.5 26.8 0.5

2.0 32.0 1.0 30.6

-2.0 26.0 -1.0 27.5

2.0 31.0 1.0 29.6

-1.0 26.0 0.0 26.4

S1.13 0.0 28.0 1.0 30.7 30.3 0.5

S1.13 -2.0 26.0 1.0 29.5 29.3 0.7

Page 58: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

44

1.0 29.0 2.0 30.6

-1.0 26.0 2.0 28.4

0.0 27.0 1.0 29.5

-2.0 26.0 0.0 30.0

S1.14 -2.0 41.0 -3.0 47.3 48.0 0.5

S1.14 -2.0 39.0 -1.0 43.9 43.8 0.3

-1.0 43.0 -2.0 48.4

-2.0 40.0 1.0 44.2

2.0 46.0 1.0 48.4

-2.0 38.0 -2.0 43.4

S1.15 0.0 48.0 2.0 50.4 50.4 0.2

S1.15 -1.0 41.0 -1.0 44.8 44.6 0.7

1.0 48.0 1.0 50.1

-1.0 40.0 -1.0 43.7

0.0 48.0 1.0 50.6

-1.0 42.0 0.0 45.4

S1.16 -1.0 17.0 -1.0 18.8 18.8 0.4

S1.16 2.0 16.0 -2.0 18.8 18.6 0.2

0.0 19.0 1.0 19.3

-1.0 16.0 -2.0 18.4

1.0 18.0 0.0 18.4

-1.0 18.0 1.0 18.6

S1.17 2.0 31.0 1.0 34.5 33.9 0.5

S1.17 0.0 25.0 0.0 29.1 29.1 0.6

1.0 29.0 0.0 33.3

0.0 25.0 -1.0 29.8

2.0 30.0 0.0 34.0

0.0 24.0 -1.0 28.4

S1.18 2.0 31.0 0.0 34.0 35.1 0.8

S1.18 -1.0 26.0 -2.0 30.9 31.8 0.7

0.0 32.0 1.0 35.4

-1.0 27.0 -1.0 31.9

1.0 31.0 1.0 36.0

-2.0 27.0 -2.0 32.6

S1.19 -1.0 39.0 2.0 38.2 37.8 0.5

S1.19 0.0 36.0 0.0 35.9 36.2 0.2

2.0 38.0 0.0 37.0

0.0 35.0 -3.0 36.2

2.0 39.0 0.0 38.1

-2.0 35.0 -1.0 36.4

S1.20 0.0 38.0 -1.0 40.4 40.0 0.5

S1.20 0.0 32.0 -1.0 19.6 20.5 0.6

-1.0 38.0 0.0 40.2

-1.0 31.0 -2.0 20.0

2.0 39.0 1.0 39.3

-1.0 33.0 -3.0 21.0

S1.21 2.0 2.0 0.0 22.5 22.4 0.2

S1.21 2.0 17.0 -1.0 19.0 20.5 0.6

0.0 20.0 1.0 22.6

0.0 17.0 -2.0 20.0

0.0 19.0 0.0 22.1

1.0 17.0 -3.0 21.0

S1.22 -1.0 30.0 0.0 32.9 32.3 0.6

S1.22 -2.0 25.0 0.0 27.8 28.6 0.6

0.0 29.0 0.0 31.4

-2.0 26.0 0.0 29.3

-1.0 29.0 -1.0 32.5

-2.0 25.0 -1.0 28.7

S1.23 -1.0 24.0 0.0 25.9 26.6 0.9

S1.23 0.0 23.0 -1.0 25.1 25.2 0.2

0.0 24.0 -1.0 26.0

-1.0 23.0 -1.0 25.5

-2.0 26.0 1.0 27.9

-1.0 22.0 -2.0 24.9

S1.24 -1.0 31.0 0.0 32.0 32.0 0.5

S1.24 -1.0 30.0 -1.0 31.5 31.5 0.0

2.0 31.0 -1.0 31.3

-1.0 30.0 -1.0 31.5

0.0 32.0 0.0 32.6

0.0 31.0 0.0 31.5

S1.25 0.0 31.0 0.0 30.0 30.7 0.5

S1.25 -1.0 30.0 -1.0 30.0 30.2 0.2

1.0 33.0 1.0 31.0

-1.0 30.0 -1.0 30.0

-1.0 31.0 -1.0 31.0

-2.0 30.0 -1.0 30.5

S1.26 -1.0 20.0 0.0 20.9 20.8 0.6

S1.26 -1.0 19.0 -1.0 20.5 20.2 0.5

0.0 21.0 0.0 21.5

-1.0 19.0 -1.0 20.5

0.0 19.0 -1.0 20.1

0.0 19.0 0.0 19.5

Page 59: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

45

S1.27 -1.0 21.0 0.0 21.5 21.2 0.2

S1.27 -1.0 19.0 0.0 19.2 19.6 0.7

0.0 21.0 0.0 21.1

0.0 19.0 0.0 19.1

1.0 22.0 1.0 21.1

0.0 20.0 0.0 20.6

S1.28 0.0 14.0 2.0 13.6 13.9 0.4

S1.28 0.0 13.0 0.0 13.9 13.5 0.3

0.0 12.0 -1.0 13.5

-1.0 12.0 0.0 13.3

-1.0 13.0 0.0 14.5

-1.0 12.0 0.0 13.4

S1.29 -1.0 22.0 0.0 23.2 22.3 1.0

S1.29 -1.0 20.0 12.0 22.3 22.3 0.0

-1.0 21.0 -1.0 22.8

-1.0 20.0 12.0 22.3

1.0 10.0 -1.0 21.0

-1.0 20.0 12.0 22.3

S1.30 -1.0 42.0 -1.0 43.1 42.9 0.3

S1.30 -2.0 39.0 -2.0 41.1 40.9 0.2

0.0 42.0 -2.0 43.0

-1.0 39.0 -2.0 40.6

-2.0 41.0 -1.0 42.5

-2.0 39.0 -2.0 41.1

S1.31 -2.0 18.0 -1.0 20.0 19.4 0.8

S1.31 -1.0 16.0 -2.0 18.4 18.5 0.7

-1.0 18.0 0.0 19.3

-1.0 17.0 -2.0 19.4

-1.0 17.0 -1.0 18.8

-1.0 16.0 -2.0 17.8

S1.32 0.0 12.0 0.0 12.6 12.3 0.5

S1.32 -1.0 9.0 -1.0 10.6 11.4 0.6

-2.0 11.0 0.0 12.6

1.0 12.0 1.0 11.6

-2.0 10.0 0.0 11.6

2.0 12.0 -1.0 12.1

S1.33 -2.0 33.0 -2.0 33.4 33.3 0.2

S1.33 -1.0 33.0 0.0 32.0 33.1 0.8

-1.0 34.0 -1.0 33.4

0.0 34.0 -2.0 33.3

0.0 35.0 1.0 33.0

0.0 35.0 -1.0 33.9

S1.34 2.0 25.0 0.0 26.4 26.6 0.1

S1.34 0.0 21.0 -2.0 24.1 25.3 0.9

0.0 24.0 -1.0 26.7

-1.0 22.0 -2.0 25.7

0.0 23.0 -2.0 26.0

0.0 22.0 0.0 26.2

S1.35 -1.0 32.0 -1.0 35.1 35.4 0.2

S1.35 2.0 34.0 1.0 34.5 34.7 0.3

0.0 34.0 1.0 35.5

-2.0 31.0 -1.0 34.5

-1.0 32.0 -2.0 35.7

-2.0 32.0 0.0 35.1

S1.36 -1.0 21.0 -1.0 24.3 24.8 0.7

S1.36 2.0 23.0 -1.0 23.8 22.3 1.4

-1.0 24.0 2.0 25.8

-2.0 20.0 1.0 22.5

2.0 24.0 2.0 24.3

2.0 20.0 1.0 20.5

S1.37 2.0 19.0 -1.0 21.2 21.5 0.2

S1.37 0.0 15.0 -2.0 18.3 19.3 0.7

-2.0 18.0 0.0 21.6

2.0 20.0 3.0 19.8

0.0 19.0 -1.0 21.7

0.0 18.0 1.0 19.8

S1.38 1.0 35.0 -2.0 37.8 37.4 0.9

S1.38 -1.0 35.0 1.0 42.1 42.9 0.7

1.0 33.0 -3.0 36.2

2.0 38.0 3.0 42.7

0.0 35.0 -2.0 38.2

-1.0 38.0 3.0 43.9

S1.39 0.0 17.0 -4.0 20.4 21.1 0.9

S1.39 0.0 20.0 0.0 24.1 24.7 0.5

-1.0 19.0 0.0 20.6

2.0 22.0 1.0 24.7

1.0 21.0 -1.0 22.4

2.0 22.0 0.0 25.4

S1.40 0.0 14.0 -1.0 17.7 17.5 0.2

S1.40 -1.0 12.0 -3.0 17.1 17.5 0.3

-1.0 14.0 0.0 17.6

-2.0 15.0 2.0 17.9

Page 60: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

46

2.0 15.0 0.0 17.2

-2.0 13.0 -1.0 17.5

S1.41 0.0 15.0 0.0 18.7 18.0 0.7

S1.41 -1.0 12.0 -2.0 17.0 17.0 0.4

1.0 15.0 2.0 17.0

0.0 12.0 -2.0 16.4

2.0 16.0 1.0 18.2

-1.0 13.0 -1.0 17.5

S1.42 2.0 23.0 1.0 24.2 25.4 0.9

S1.42 0.0 22.0 -1.0 25.3 25.0 0.3

1.0 24.0 1.0 25.7

1.0 23.0 0.0 25.1

2.0 25.0 1.0 26.3

-1.0 21.0 -1.0 24.6

S1.43 0.0 21.0 -2.0 24.6 24.2 0.5

S1.43 -2.0 20.0 0.0 23.4 23.5 0.1

-2.0 20.0 -2.0 24.5

-2.0 19.0 -2.0 23.4

-1.0 20.0 -1.0 23.4

-1.0 20.0 -3.0 23.6

S1.44 0.0 25.0 -2.0 30.1 30.2 0.7

S1.44 0.0 25.0 0.0 28.8 28.8 0.0

-1.0 26.0 -1.0 31.2

-1.0 24.0 -1.0 28.8

0.0 25.0 -2.0 29.4

-1.0 24.0 -1.0 28.8

S1.45 -1.0 31.0 0.0 33.4 33.4 0.1

S1.45 -1.0 30.0 -2.0 33.4 33.0 0.3

0.0 31.0 -1.0 33.5

-1.0 29.0 -3.0 32.8

-1.0 31.0 0.0 33.3

-1.0 30.0 -1.0 32.9

S1.46 -1.0 67.0 0.0 71.1 70.6 0.5

S1.46 -1.0 65.0 -1.0 69.5 69.7 0.2

0.0 67.0 -1.0 70.7

-2.0 65.0 -1.0 70.0

0.0 67.0 1.0 69.9

-1.0 65.0 -1.0 69.5

S1.47 1.0 47.0 2.0 48.0 48.8 0.7

S1.47 0.0 45.0 -1.0 48.1 48.5 0.9

-1.0 46.0 1.0 48.7

-1.0 46.0 -1.0 49.7

0.0 47.0 0.0 49.7

0.0 45.0 0.0 47.6

S1.48 0.0 40.0 -2.0 43.1 43.4 0.3

S1.48 -2.0 39.0 -2.0 42.6 41.9 0.5

1.0 42.0 -1.0 43.8

-1.0 39.0 -1.0 41.6

-1.0 40.0 -2.0 43.2

-1.0 39.0 -1.0 41.6

S1.49 1.0 52.0 0.0 45.8 45.3 1.0

S1.49 -1.0 49.0 -3.0 45.6 44.9 0.5

1.0 53.0 1.0 46.2

-2.0 49.0 0.0 44.3

1.0 51.0 2.0 44.0

-1.0 50.0 0.0 44.9

S1.50 1.0 58.0 0.0 57.4 56.9 0.4

S1.50 -1.0 56.0 -1.0 56.8 56.2 0.4

0.0 56.0 -2.0 56.9

1.0 57.0 1.0 55.9

-2.0 54.0 -3.0 56.4

2.0 58.0 2.0 55.9

S1.51 1.0 32.0 -1.0 29.4 28.8 0.4

S1.51 1.0 31.0 -1.0 28.5 28.7 0.2

1.0 31.0 1.0 28.5

0.0 31.0 0.0 28.0

0.0 31.0 0.0 28.5

-1.0 31.0 0.0 29.0

S1.52 -1.0 13.0 0.0 15.8 15.1 0.7

S1.52 -1.0 11.0 -1.0 14.2 15.0 0.6

0.0 12.0 0.0 14.2

-1.0 12.0 -1.0 15.4

0.0 13.0 0.0 15.4

-1.0 12.0 -1.0 15.4

S1.53 1.0 41.0 0.0 38.1 37.9 0.6

S1.53 -1.0 39.0 -1.0 37.5 37.7 0.2

0.0 41.0 0.0 38.5

-1.0 39.0 -1.0 37.5

0.0 40.0 1.0 37.1

-1.0 40.0 0.0 38.0

S1.54 0.0 21.0 -1.0 23.8 23.4 0.3

S1.54 -1.0 20.0 -1.0 23.2 22.6 0.4

Page 61: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

47

0.0 21.0 0.0 23.2

-1.0 19.0 -1.0 22.1

-1.0 21.0 1.0 23.1

-2.0 19.0 -1.0 22.6

S1.55 -1.0 16.0 0.0 17.9 18.5 0.7

S1.55 0.0 16.0 -1.0 18.5 18.3 0.2

-1.0 16.0 0.0 18.0

0.0 17.0 0.0 18.5

-1.0 18.0 1.0 19.5

-1.0 16.0 -1.0 18.5

S1.56 0.0 46.0 0.0 48.1 48.4 0.4

S1.56 -1.0 45.0 -1.0 48.1 48.1 0.0

-2.0 46.0 0.0 49.0

0.0 46.0 0.0 48.1

0.0 46.0 0.0 48.1

-1.0 45.0 -1.0 48.1

S1.57 0.0 75.0 -2.0 78.2 78.5 0.4

S1.57 0.0 74.0 0.0 76.0 76.0 0.0

-2.0 74.0 -2.0 78.1

0.0 74.0 0.0 76.0

-1.0 76.0 -1.0 79.1

0.0 74.0 0.0 76.0

S1.58 1.0 23.0 -1.0 25.8 26.1 0.3

S1.58 0.0 21.0 -1.0 23.7 23.7 0.4

0.0 23.0 -2.0 26.5

0.0 22.0 0.0 24.2

1.0 24.0 0.0 25.9

0.0 21.0 0.0 23.1

S1.59 -1.0 56.0 -3.0 67.0 68.3 1.1

S1.59 0.0 59.0 0.0 68.2 68.2 0.9

-2.0 56.0 -4.0 68.2

-1.0 59.0 -1.0 69.3

-1.0 60.0 0.0 69.8

0.0 58.0 0.0 67.0

S1.60 0.0 6.0 0.0 6.4 6.4 0.0

S1.60 0.0 5.0 0.0 5.3 5.3 0.0

0.0 6.0 0.0 6.4

0.0 5.0 0.0 5.3

0.0 6.0 0.0 6.4

0.0 5.0 0.0 5.3

S1.61 1.0 49.0 0.0 51.3 51.3 0.4

S1.61 0.0 48.0 0.0 51.8 51.1 0.5

0.0 48.0 0.0 50.8

0.0 48.0 0.0 50.8

-1.0 48.0 -1.0 51.8

0.0 48.0 0.0 50.8

S1.62 -1.0 118.0 1.0 131.2 132.0 0.8

S1.62 -1.0 117.0 -1.0 131.2 131.6 0.5

1.0 120.0 0.0 132.7

-2.0 117.0 -2.0 132.3

1.0 120.0 1.0 132.3

-1.0 117.0 -1.0 131.2

S1.63 1.0 13.0 2.0 14.0 14.8 0.7

S1.63 0.0 11.0 -1.0 14.4 14.5 0.1

1.0 13.0 1.0 14.6

-1.0 11.0 -1.0 14.6

0.0 13.0 0.0 15.8

-1.0 11.0 -1.0 14.6

S1.64 1.0 10.0 1.0 10.2 10.0 0.2

S1.64 -1.0 9.0 0.0 9.5 9.7 0.3

0.0 9.0 0.0 10.2

-1.0 8.0 0.0 9.5

1.0 9.0 0.0 9.7

0.0 9.0 0.0 10.2

S1.65 2.0 9.0 0.0 8.7 8.0 0.5

S1.65 -1.0 7.0 0.0 8.3 7.9 0.3

-2.0 6.0 0.0 7.6

0.0 7.0 0.0 7.5

0.0 8.0 2.0 7.6

-1.0 7.0 0.0 8.0

S1.66 -1.0 5.0 -2.0 7.4 7.2 0.3

S1.66 -1.0 5.0 0.0 6.2 6.6 0.3

0.0 6.0 0.0 6.8

0.0 7.0 2.0 6.7

0.0 7.0 1.0 7.4

0.0 6.0 0.0 6.8

S1.67 -1.0 13.0 -2.0 15.1 15.3 0.2

S1.67 -2.0 13.0 -1.0 15.0 15.2 1.1

0.0 14.0 -1.0 15.1

0.0 14.0 1.0 14.0

-2.0 13.0 -2.0 15.6

0.0 16.0 0.0 16.7

Page 62: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

48

S1.68 -1.0 36.0 -1.0 41.8 41.1 0.5

S1.68 0.0 34.0 -1.0 39.0 39.1 0.3

0.0 36.0 0.0 40.6

-2.0 33.0 -2.0 39.5

-1.0 35.0 -2.0 41.0

-1.0 33.0 -2.0 38.9

S1.69 0.0 10.0 0.0 10.4 11.1 0.5

S1.69 -1.0 8.0 -2.0 10.0 10.4 0.3

0.0 11.0 0.0 11.4

-2.0 9.0 -1.0 10.8

1.0 12.0 1.0 11.4

-2.0 8.0 -2.0 10.4

S1.70 -1.0 245.0 -1.0 277.4 278.2 0.6

S1.70 0.0 243.0 0.0 274.1 274.5 0.5

0.0 247.0 0.0 278.6

-1.0 243.0 -1.0 275.2

1.0 247.0 -1.0 278.6

1.0 244.0 0.0 274.1

S1.71 -1.0 57.0 0.0 57.4 58.6 1.0

S1.71 -2.0 57.0 0.0 57.8 59.4 1.0

2.0 60.0 0.0 58.6

-1.0 57.0 0.0 58.9

1.0 61.0 1.0 59.9

-1.0 57.0 -2.0 58.6

S1.72 1.0 80.0 1.0 90.3 90.3 0.4

S1.72 0.0 77.0 -1.0 88.7 89.2 0.7

2.0 80.0 1.0 89.8

-1.0 77.0 -1.0 89.2

-1.0 79.0 0.0 90.9

-2.0 77.0 -1.0 89.6

S1.73 -2.0 30.0 0.0 33.7 34.2 0.4

S1.73 2.0 30.0 1.0 31.1 31.5 0.6

1.0 33.0 2.0 34.2

-1.0 27.0 -2.0 31.1

-1.0 32.0 1.0 34.6

1.0 29.0 -2.0 32.3

S1.74 0.0 36.0 0.0 38.4 37.5 0.9

S1.74 0.0 35.0 0.0 37.4 36.7 0.5

-1.0 35.0 0.0 37.9

0.0 34.0 0.0 36.3

1.0 35.0 1.0 36.3

0.0 34.0 0.0 36.3

S1.75 0.0 25.0 0.0 26.5 25.5 0.3

S1.75 -1.0 22.0 -2.0 25.3 25.4 0.0

2.0 26.0 0.0 26.3

0.0 24.0 0.0 25.4

-1.0 25.0 0.0 27.0

2.0 25.0 0.0 25.4

S1.76 0.0 20.0 1.0 21.0 20.6 0.6

S1.76 -2.0 17.0 -1.0 19.3 19.4 0.2

-1.0 20.0 1.0 20.0

0.0 19.0 0.0 19.7

-1.0 20.0 1.0 20.0

-2.0 18.0 1.0 19.2

S1.77 0.0 18.0 -1.0 20.0 70.7 0.4

S1.77 -2.0 62.0 -1.0 69.3 70.2 0.7

1.0 18.0 -1.0 19.8

0.0 64.0 -1.0 70.5

1.0 18.0 0.0 19.1

2.0 64.0 0.0 70.9

S1.78 -1.0 39.0 -3.0 48.2 49.0 0.6

S1.78 0.0 41.0 0.0 48.1 48.3 0.3

0.0 42.0 0.0 49.3

0.0 41.0 0.0 48.1

-2.0 42.0 1.0 49.6

0.0 42.0 1.0 48.7

S1.79 -2.0 13.0 -4.0 18.2 18.5 0.9

S1.79 1.0 17.0 1.0 17.6 17.9 0.2

-1.0 12.0 -6.0 17.5

1.0 17.0 0.0 18.1

-2.0 16.0 -2.0 19.7

0.0 17.0 1.0 18.1

S1.80 -1.0 20.0 -2.0 27.3 26.9 0.3

S1.80 0.0 20.0 0.0 25.2 25.6 0.3

0.0 22.0 1.0 27.3

0.0 21.0 1.0 25.8

-1.0 20.0 -1.0 26.5

0.0 21.0 1.0 25.7

S1.81 0.0 78.0 1.0 65.2 65.1 0.3

S1.81 1.0 78.0 1.0 64.9 64.6 0.4

0.0 76.0 -2.0 65.1

1.0 77.0 1.0 64.0

Page 63: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

49

1.0 78.0 1.0 64.9

1.0 78.0 1.0 64.9

S1.82 -1.0 78.0 1.0 85.5 85.5 0.2

S1.82 1.0 78.0 1.0 84.6 84.6 0.0

2.0 79.0 1.0 85.3

1.0 78.0 1.0 84.6

1.0 79.0 1.0 85.7

1.0 78.0 1.0 84.6

S1.83 2.0 104.0 0.0 110.2 110.2 0.9

S1.83 2.0 102.0 1.0 107.3 107.6 0.2

2.0 105.0 0.0 111.4

1.0 102.0 1.0 107.8

2.0 103.0 0.0 109.1

1.0 102.0 1.0 107.8

S1.84 -2.0 27.0 -2.0 34.5 34.9 0.6

S1.84 1.0 29.0 1.0 33.3 33.7 0.6

-1.0 29.0 1.0 34.4

1.0 30.0 1.0 34.5

-1.0 29.0 -1.0 35.7

1.0 29.0 1.0 33.3

S1.85 1.0 20.0 1.0 24.8 24.6 0.9

S1.85 1.0 19.0 1.0 23.5 23.5 0.0

1.0 20.0 0.0 25.6

1.0 19.0 1.0 23.5

1.0 19.0 1.0 23.5

1.0 19.0 1.0 23.5

S1.86 0.0 17.0 -1.0 22.7 23.3 0.4

S1.86 0.0 17.0 1.0 21.4 21.4 0.5

1.0 20.0 2.0 23.7

1.0 18.0 1.0 22.0

-2.0 17.0 0.0 23.6

1.0 17.0 1.0 20.7

S1.87 -1.0 19.0 0.0 25.8 24.8 0.8

S1.87 -1.0 17.0 -1.0 24.0 24.0 0.0

1.0 19.0 1.0 24.0

-1.0 17.0 -1.0 24.0

-1.0 18.0 0.0 24.5

-1.0 17.0 -1.0 24.0

S1.88 0.0 37.0 0.0 34.4 35.0 0.5

S1.88 -1.0 36.0 -1.0 34.4 34.2 0.2

1.0 38.0 0.0 34.8

-1.0 36.0 0.0 33.9

0.0 39.0 1.0 35.7

-1.0 36.0 -1.0 34.4

S1.89 1.0 16.0 2.0 19.1 19.3 1.1

S1.89 -1.0 13.0 -1.0 18.5 18.9 0.3

2.0 15.0 1.0 18.0

-1.0 13.0 -2.0 19.2

-1.0 16.0 1.0 20.7

-1.0 13.0 -2.0 19.0

S1.90 0.0 15.0 0.0 20.1 20.5 0.6

S1.90 -2.0 12.0 -2.0 18.7 18.2 0.3

1.0 16.0 1.0 20.1

-1.0 12.0 -2.0 18.0

2.0 18.0 2.0 21.4

-2.0 12.0 -2.0 18.0

S1.91 2.0 46.0 1.0 40.4 39.9 0.4

S1.91 -2.0 41.0 -2.0 39.0 38.8 0.2

1.0 45.0 1.0 39.9

-2.0 41.0 -1.0 38.5

2.0 45.0 1.0 39.3

-2.0 41.0 -2.0 39.0

S1.92 2.0 16.0 -1.0 19.0 18.0 0.8

S1.92 -1.0 11.0 -1.0 15.0 15.3 0.4

-1.0 14.0 0.0 18.1

-1.0 11.0 -2.0 15.8

2.0 14.0 -1.0 17.0

-1.0 11.0 -2.0 15.0

S1.93 1.0 18.0 -2.0 24.8 25.4 0.7

S1.93 -2.0 16.0 -2.0 23.0 23 0.6

2.0 21.0 2.0 25.0

-1.0 16.0 -2.0 23.0

2.0 21.0 0.0 26.3

-1.0 16.0 -1.0 22.3

S1.94 1.0 36.0 2.0 35.5 35.2 0.2

S1.94 -2.0 31.0 -1.0 33.3 32.9 0.3

0.0 33.0 -2.0 35.1

-1.0 31.0 -1.0 32.9

-2.0 31.0 -4.0 35.1

-1.0 30.0 -2.0 32.5

S1.95 0.0 21.0 2.0 19.6 20.2 0.5

S1.95 -1.0 19.0 -1.0 19.8 20.0 0.2

Page 64: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

50

-2.0 20.0 0.0 20.8

-1.0 19.0 -1.0 19.8

-1.0 21.0 2.0 20.2

-2.0 19.0 -1.0 20.3

S1.96 2.0 22.0 0.0 26.0 26.3 0.8

S1.96 -1.0 21.0 0.0 25.1 25.7 0.4

0.0 22.0 1.0 25.5

0.0 21.0 -1.0 25.7

-2.0 23.0 1.0 27.5

-1.0 21.0 -1.0 26.2

S1.97 1.0 21.0 -3.0 25.9 25.9 0.3

S1.97 -1.0 20.0 -1.0 23.9 24.1 0.2

0.0 22.0 0.0 25.5

0.0 20.0 -1.0 23.9

0.0 22.0 -1.0 26.2

0.0 20.0 -1.0 23.9

S1.98 -1.0 17.0 -2.0 20.4 21.5 0.9

S1.98 -1.0 18.0 -1.0 21.0 21.0 0.0

2.0 20.0 -1.0 21.5

-1.0 18.0 -1.0 21.0

1.0 21.0 0.0 22.7

-1.0 18.0 -1.0 21.0

S1.99 -1.0 14.0 -2.0 16.1 15.9 0.6

S1.99 -1.0 13.0 -1.0 14.5 14.8 0.5

1.0 15.0 0.0 15.0

-1.0 13.0 -1.0 14.5

-1.0 16.0 1.0 16.5

-1.0 14.0 -1.0 15.5

S1.100 -2.0 9.0 0.0 11.7 10.6 0.8

S1.100 -2.0 6.0 -1.0 8.3 8.5 0.2

1.0 9.0 0.0 10.1

-1.0 6.0 -1.0 8.3

-1.0 7.0 2.0 10.1

-1.0 6.0 -1.0 8.3

B. Frekuensi Lemah dan Frekuensi Tinggi pada S II.

LOW FREKUENSI

HIGH FREKUENSI

TITIK F.A S L.A NS R SD

TITIK F.A S L..A N.S R SD

S2.1 0.0 57.0 -3.0 73.3 73.0 0.4

S2.1 -1.0 56.0 -1.0 71.3 71.5 0.3

-1.0 57.0 -2.0 73.3

-2.0 56.0 -1.0 71.9

2.0 56.0 -2.0 72.5

-1.0 56.0 -1.0 71.3

S2.2 0.0 6.0 -2.0 10.5 10.5 0.7

S2.2 -1.0 6.0 -1.0 10.3 10.3 0.0

-1.0 5.0 -2.0 9.7

-1.0 6.0 -1.0 10.3

-2.0 8.0 1.0 11.4

0.0 7.0 0.0 10.3

S2.3 1.0 4.0 -3.0 6.1 6.0 0.2

S2.3 -1.0 4.0 -1.0 5.6 5.4 0.7

-1.0 3.0 -3.0 5.7

0.0 4.0 0.0 4.5

0.0 4.0 -3.0 6.3

0.0 5.0 -1.0 6.2

S2.4 -1.0 32.0 -2.0 44.5 43.5 0.9

S2.4 0.0 31.0 0.0 41.1 42.0 0.6

-1.0 31.0 -3.0 43.9

-1.0 31.0 -1.0 42.4

-1.0 31.0 -1.0 42.4

-1.0 31.0 -1.0 42.4

S2.5 -2.0 7.0 -1.0 10.0 10.4 0.6

S2.5 -1.0 7.0 -1.0 9.4 9.0 0.6

-2.0 6.0 -3.0 10.0

-1.0 6.0 -1.0 8.2

-1.0 8.0 -2.0 11.2

-1.0 7.0 -1.0 9.4

S2.6 -1.0 5.0 -2.0 7.7 7.7 0.0

S2.6 -1.0 4.0 -2.0 6.5 5.9 0.5

1.0 8.0 2.0 7.6

-1.0 4.0 -1.0 5.9

-1.0 5.0 -2.0 7.7

-1.0 3.0 -2.0 5.3

S2.7 -1.0 4.0 -3.0 7.6 6.8 0.6

S2.7 -1.0 4.0 -1.0 6.1 6.5 0.3

-2.0 3.0 -2.0 6.1

-2.0 4.0 -1.0 6.7

-1.0 4.0 -2.0 6.8

-2.0 4.0 -1.0 6.7

S2.8 -1.0 6.0 -1.0 7.7 7.7 0.1

S2.8 -1.0 5.0 -2.0 7.1 7.2 0.1

-1.0 7.0 1.0 7.6

-1.0 5.0 -2.0 7.1

-1.0 8.0 2.0 7.8

-1.0 5.0 -2.0 7.3

S2.9 -1.0 8.0 -1.0 11.0 11.4 1.1

S2.9 0.0 8.0 -1.0 11.0 11.0 0.0

Page 65: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

51

-1.0 9.0 -2.0 12.9

-1.0 8.0 -1.0 11.0

-1.0 8.0 0.0 10.3

-1.0 8.0 -1.0 11.0

S2.10 -1.0 6.0 3.0 4.6 5.2 0.5

S2.10 -1.0 3.0 -2.0 5.1 4.9 0.2

-1.0 3.0 -2.0 5.4

-1.0 3.0 -1.0 4.6

1.0 6.0 1.0 5.7

-2.0 3.0 -1.0 5.1

S2.11 0.0 8.0 -1.0 10.1 10.0 0.0

S2.11 -1.0 7.0 -1.0 9.3 9.3 0.5

-1.0 7.0 -2.0 10.0

-1.0 7.0 -2.0 9.9

-1.0 9.0 1.0 10.0

-2.0 6.0 -1.0 8.7

S2.12 -1.0 12.0 1.0 12.4 12.1 0.2

S2.12 -1.0 8.0 -2.0 10.0 10.1 0.2

-2.0 12.0 2.0 12.0

-2.0 8.0 -1.0 9.8

0.0 12.0 1.0 11.9

-1.0 9.0 -1.0 10.4

S2.13 -1.0 9.0 -1.0 11.6 11.7 0.5

S2.13 -1.0 8.0 -1.0 10.4 10.4 0.0

0.0 9.0 -1.0 11.2

-1.0 8.0 -1.0 10.4

0.0 10.0 -1.0 12.3

-1.0 8.0 -1.0 10.4

S2.14 0.0 6.0 -2.0 8.0 7.1 0.8

S2.14 -1.0 5.0 -1.0 6.7 6.1 0.4

0.0 6.0 -1.0 7.3

-1.0 4.0 -1.0 5.6

0.0 5.0 -1.0 6.1

-1.0 4.0 -2.0 6.1

S2.15 0.0 7.0 2.0 6.5 5.9 0.4

S2.15 -1.0 3.0 -2.0 5.1 5.4 0.2

-2.0 3.0 -2.0 5.6

-1.0 4.0 -1.0 5.6

-2.0 3.0 -2.0 5.6

-1.0 4.0 -1.0 5.6

S2.16 -2.0 9.0 -2.0 12.5 13.1 0.4

S2.16 0.0 10.0 -1.0 12.0 12.3 0.2

-2.0 9.0 -3.0 13.4

-1.0 10.0 -1.0 12.5

-1.0 12.0 1.0 13.3

-1.0 10.0 -1.0 12.5

S2.17 1.0 5.0 2.0 4.0 3.8 0.5

S2.17 -1.0 3.0 0.0 3.9 3.6 0.2

1.0 5.0 3.0 3.2

-1.0 2.0 -1.0 3.4

2.0 6.0 2.0 4.5

-1.0 2.0 -1.0 3.4

S2.18 0.0 3.0 -2.0 5.5 5.0 0.5

S2.18 -1.0 2.0 -1.0 3.6 4.4 0.6

0.0 3.0 -2.0 5.1

-2.0 2.0 -2.0 4.8

1.0 4.0 0.0 4.3

-2.0 2.0 -2.0 4.8

S2.19 -2.0 28.0 0.0 34.5 34.8 0.5

S2.19 -1.0 27.0 -1.0 33.6 34.0 0.3

-1.0 28.0 1.0 35.5

-2.0 27.0 -1.0 34.1

0.0 28.0 -1.0 34.2

-1.0 27.0 -2.0 34.3

S2.20 0.0 26.0 0.0 30.1 30.7 0.8

S2.20 -1.0 25.0 -1.0 30.1 30.3 0.3

0.0 27.0 -1.0 31.8

-1.0 25.0 -2.0 30.7

0.0 26.0 0.0 30.1

-1.0 25.0 -1.0 30.1

S2.21 0.0 4.0 0.0 4.6 4.3

S2.21 -1.0 2.0 -1.0 3.4 3.4 0.0

-1.0 2.0 -2.0 4.1

-1.0 2.0 -1.0 3.4

0.0 3.0 -1.0 4.1

-1.0 2.0 -1.0 3.4

S2.22 0.0 3.0 0.0 3.7 3.7 0.0

S2.22 -1.0 1.0 -1.0 -1.0 2.5 0.0

2.0 4.0 0.0 3.7

-1.0 1.0 -1.0 -1.0

1.0 4.0 1.0 3.7

-1.0 1.0 -1.0 -1.0

S2.23 -1.0 6.0 1.0 7.4 7.3 0.2

S2.23 -2.0 2.0 -1.0 4.4 4.6 0.3

0.0 5.0 -1.0 7.0

-2.0 2.0 -1.0 4.4

-1.0 2.0 -6.0 7.5

-2.0 2.0 -2.0 5.0

S2.24 -1.0 2.0 -4.0 5.9 5.2 0.8

S2.24 -2.0 2.0 -2.0 4.6 4.6 0.0

-1.0 2.0 -1.0 4.1

-2.0 2.0 -2.0 4.6

-2.0 2.0 -4.0 5.7

-2.0 2.0 -2.0 4.6

S2.25 -1.0 3.0 -1.0 4.6 4.8 0.7

S2.25 -2.0 0.0 -2.0 2.3 2.7 0.5

-2.0 2.0 -1.0 4.0

-2.0 0.0 -2.0 2.3

-2.0 3.0 -2.0 5.7

-1.0 2.0 -1.0 3.4

S2.26 -2.0 4.0 0.0 5.8 5.0 0.7

S2.26 0.0 2.0 -1.0 3.1 3.5 0.4

Page 66: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

52

-2.0 1.0 -3.0 4.1

-1.0 3.0 0.0 4.0

-2.0 2.0 -3.0 5.2

0.0 3.0 0.0 3.5

S2.27 2.0 6.0 -1.0 6.5 6.0 0.6

S2.27 0.0 3.0 0.0 3.5 3.7 0.3

0.0 7.0 3.0 6.4

0.0 3.0 -1.0 4.2

-2.0 3.0 -1.0 5.2

0.0 3.0 0.0 3.5

S2.28 0.0 3.0 -2.0 4.9 4.4 0.3

S2.28 -1.0 2.0 -1.0 3.6 2.8 0.6

-2.0 3.0 0.0 4.2

-1.0 1.0 -1.0 2.4

1.0 4.0 0.0 4.2

-1.0 1.0 -1.0 2.4

S2.29 1.0 4.0 0.0 4.0 5.2 0.9

S2.29 -2.0 3.0 0.0 4.4 4.3 0.3

-1.0 6.0 3.0 5.4

-1.0 3.0 0.0 3.9

-1.0 4.0 -2.0 6.3

-2.0 3.0 0.0 4.5

S2.30 -2.0 2.0 -2.0 4.3 4.0 0.5

S2.30 1.0 3.0 1.0 2.2 3.5 0.9

-2.0 2.0 -2.0 4.3

-1.0 4.0 2.0 3.9

1.0 3.0 -1.0 3.3

-1.0 3.0 -1.0 4.3

S2.31 0.0 3.0 -2.0 4.5 4.1 0.3

S2.31 0.0 3.0 0.0 3.4 2.9 0.3

0.0 3.0 -1.0 4.0

0.0 3.0 1.0 2.8

-1.0 3.0 0.0 3.9

-1.0 3.0 2.0 2.6

S2.32 0.0 3.0 0.0 3.0 3.0 0.5

S2.32 0.0 3.0 1.0 2.6 2.8 0.1

1.0 2.0 -1.0 2.3

1.0 3.0 0.0 2.8

-1.0 2.0 -1.0 3.3

2.0 3.0 -3.0 2.9

S2.33 -2.0 2.0 -1.0 4.0 3.8 0.2

S2.33 2.0 3.0 -2.0 3.7 3.5 0.5

-1.0 1.0 -3.0 3.9

2.0 4.0 1.0 2.9

-1.0 2.0 -1.0 3.5

0.0 5.0 3.0 4.0

S2.34 -1.0 3.0 0.0 3.9 3.9 0.4

S2.34 -1.0 1.0 -2.0 3.0 2.5 0.3

0.0 3.0 0.0 3.4

0.0 1.0 -2.0 2.3

-1.0 3.0 -1.0 4.5

0.0 2.0 0.0 2.3

S2.35 1.0 47.0 -1.0 53.1 52.7 0.5

S2.35 1.0 45.0 -1.0 52.0 51.8 0.3

-1.0 46.0 1.0 53.1

-1.0 44.0 0.0 51.0

0.0 45.0 0.0 52.0

1.0 46.0 1.0 52.0

S2.36 -1.0 6.0 0.0 7.1 6.8 0.2

S2.36 -1.0 5.0 1.0 5.5 5.9 0.5

0.0 6.0 0.0 6.7

0.0 7.0 2.0 6.6

-1.0 6.0 1.0 6.6

0.0 5.0 0.0 5.6

S2.37 1.0 5.0 1.0 4.4 3.8 0.4

S2.37 2.0 3.0 0.0 2.3 2.2 0.5

0.0 3.0 0.0 3.8

1.0 2.0 0.0 1.6

0.0 3.0 0.0 3.3

1.0 3.0 0.0 2.8

S2.38 -1.0 6.0 0.0 6.9 6.3 0.4

S2.38 1.0 4.0 1.0 3.3 4.4 1.0

0.0 5.0 0.0 5.4

0.0 3.0 -1.0 4.1

0.0 6.0 0.0 6.5

-2.0 5.0 1.0 5.8

S2.39 2.0 5.0 0.0 5.0 5.3 0.6

S2.39 -1.0 3.0 1.0 3.5 4.4 0.7

1.0 5.0 1.0 4.7

-1.0 4.0 1.0 4.6

-1.0 6.0 2.0 6.1

-1.0 3.0 -2.0 5.2

S2.40 -1.0 4.0 0.0 4.7 4.0 0.5

S2.40 -1.0 3.0 1.0 3.2 3.3 0.3

-2.0 2.0 -1.0 3.7

0.0 2.0 -1.0 2.9

-1.0 3.0 0.0 3.7

-1.0 3.0 0.0 3.7

S2.41 0.0 6.0 1.0 5.7 5.9 0.3

S2.41 -2.0 5.0 2.0 5.1 5.6 0.4

-1.0 5.0 -1.0 6.3

-1.0 4.0 -2.0 5.9

-1.0 4.0 -2.0 5.8

-1.0 3.0 -1.0 5.9

S2.42 -2.0 2.0 -3.0 4.8 4.3 0.4

S2.42 -1.0 2.0 0.0 2.6 3.4 0.6

-2.0 2.0 -2.0 4.3

1.0 3.0 -2.0 3.8

-1.0 2.0 -2.0 3.8

1.0 3.0 0.0 3.8

S2.43 -2.0 2.0 -3.0 4.8 4.8 0.5

S2.43 2.0 3.0 -3.0 4.2 4.4 0.2

Page 67: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

53

-2.0 3.0 0.0 4.2

1.0 2.0 -4.0 4.2

0.0 5.0 0.0 5.4

2.0 4.0 -2.0 4.7

S2.44 -1.0 2.0 -3.0 4.7 4.3 0.5

S2.44 -2.0 2.0 1.0 2.7 2.9 0.5

-1.0 2.0 -1.0 3.5

-2.0 1.0 0.0 2.4

-2.0 2.0 -2.0 4.6

-2.0 0.0 -4.0 3.5

S2.45 -2.0 3.0 0.0 4.6 4.5 0.1

S2.45 1.0 3.0 -2.0 4.0 3.5 0.4

-2.0 3.0 0.0 4.4

2.0 3.0 -1.0 3.0

-1.0 3.0 -1.0 4.6

-2.0 1.0 -2.0 3.5

S2.46 1.0 1.0 -3.0 3.0 3.3 0.2

S2.46 -1.0 2.0 0.0 2.8 2.9 12.12

-1.0 1.0 -3.0 3.4

-2.0 1.0 -2.0 3.4

-2.0 2.0 0.0 3.4

0.0 1.0 -2.0 2.4

S2.47 -2.0 11.0 -3.0 15.2 15.8 0.5

S2.47 0.0 13.0 -1.0 15.3 15.4 0.3

-2.0 13.0 -1.0 16.3

-2.0 12.0 -1.0 15.1

-2.0 11.0 -4.0 15.9

0.0 13.0 -2.0 15.9

S2.48 -1.0 29.0 2.0 33.2 33.4 0.3

S2.48 -2.0 27.0 -1.0 33.2 32.4 0.7

1.0 29.0 -1.0 33.9

-1.0 27.0 -1.0 32.6

-1.0 28.0 0.0 33.2

0.0 27.0 0.0 31.5

S2.49 -1.0 4.0 0.0 4.7 4.7 0.0

S2.49 0.0 2.0 -3.0 4.3 4.2 0.1

0.0 4.0 0.0 4.7

0.0 3.0 -1.0 4.1

-1.0 3.0 -1.0 4.7

0.0 2.0 -3.0 4.3

S2.50 -1.0 7.0 0.0 9.0 8.7 0.2

S2.50 1.0 6.0 2.0 5.3 5.5 0.5

0.0 7.0 0.0 8.5

-2.0 5.0 2.0 6.2

-1.0 6.0 -1.0 8.5

0.0 3.0 -2.0 5.0

S2.51 -1.0 7.0 -1.0 46.4 46.6 0.2

S2.51 -1.0 30.0 0.0 45.8 45.3 0.9

-2.0 7.0 0.0 46.4

0.0 40.0 3.0 46.0

-1.0 6.0 -2.0 46.9

-2.0 35.0 -2.0 44.0

S2.52 -2.0 15.0 2.0 19.6 19.2 0.5

S2.52 -1.0 14.0 -1.0 17.3 18.1 0.6

-2.0 14.0 -2.0 18.5

-1.0 15.0 -1.0 18.5

-2.0 15.0 -2.0 19.6

-1.0 15.0 -1.0 18.5

S2.53 -1.0 8.0 -3.0 12.7 12.0 0.7

S2.53 -1.0 9.0 0.0 11.7 11.7 0.0

-2.0 8.0 0.0 11.0

-1.0 9.0 0.0 11.7

-1.0 10.0 1.0 12.2

0.0 9.0 -1.0 11.8

S2.54 -1.0 31.0 -2.0 39.4 39.6 0.5

S2.54 -1.0 32.0 0.0 38.6 38.3 0.4

-2.0 30.0 -3.0 39.2

0.0 32.0 0.0 38.5

-2.0 32.0 -1.0 40.3

0.0 32.0 1.0 37.7

S2.55 -2.0 8.0 -3.0 12.4 12.5 0.7

S2.55 0.0 8.0 1.0 8.8 9.5 0.5

-2.0 7.0 -4.0 11.7

0.0 9.0 1.0 9.9

-2.0 9.0 -3.0 13.5

0.0 9.0 1.0 9.8

S2.56 -2.0 16.0 -3.0 21.8 21.2 0.4

S2.56 0.0 16.0 0.0 18.8 18.0 0.6

-1.0 16.0 -2.0 20.7

1.0 16.0 1.0 17.6

-1.0 17.0 -1.0 21.2

1.0 16.0 1.0 17.6

S2.57 -1.0 17.0 -3.0 19.9 18.8 0.8

S2.57 1.0 18.0 1.0 17.7 17.4 0.2

-2.0 16.0 -1.0 18.2

1.0 17.0 0.0 17.2

-1.0 16.0 -2.0 18.2

0.0 17.0 1.0 17.3

S2.58 -2.0 9.0 -2.0 11.9 11.3 0.4

S2.58 0.0 11.0 1.0 11.3 11.0 0.5

-2.0 9.0 0.0 10.8

0.0 10.0 1.0 10.2

-2.0 9.0 -1.0 11.3

1.0 11.0 0.0 11.4

S2.59 -2.0 10.0 -3.0 13.9 13.5 0.5

S2.59 1.0 10.0 -1.0 12.1 11.9 0.2

-1.0 10.0 -2.0 12.7

-1.0 10.0 -1.0 12.1

-2.0 10.0 -3.0 13.8

0.0 10.0 -1.0 11.6

S2.60 -1.0 13.0 0.0 15.1 15.3 0.3

S2.60 0.0 13.0 -1.0 15.1 14.6 0.4

Page 68: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

54

0.0 13.0 -1.0 15.2

-1.0 12.0 -1.0 14.6

0.0 14.0 0.0 15.7

-1.0 12.0 0.0 14.0

S2.61 -1.0 4.0 0.0 4.8 4.9 0.0

S2.61 -2.0 2.0 -1.0 3.8 4.5 0.5

-1.0 3.0 -2.0 4.9

-2.0 3.0 -1.0 4.8

-1.0 5.0 0.0 4.9

-2.0 3.0 -1.0 4.8

S2.62 0.0 6.0 0.0 6.6 6.4 0.2

S2.62 -1.0 4.0 -1.0 5.5 5.7 0.2

-1.0 5.0 0.0 6.1

-1.0 5.0 0.0 5.3

-1.0 4.0 -3.0 6.5

0.0 5.0 0.0 5.3

S2.63 0.0 4.0 -2.0 5.4 5.5 0.2

S2.63 0.0 5.0 0.0 5.3 5.3 0.0

0.0 4.0 -2.0 5.3

1.0 6.0 1.0 5.3

-2.0 4.0 -1.0 5.8

1.0 6.0 1.0 5.3

S2.64 -1.0 5.0 -1.0 6.2 6.2 0.4

S2.64 0.0 6.0 1.0 5.4 5.6 0.2

0.0 6.0 -1.0 6.7

1.0 6.0 0.0 5.8

-2.0 4.0 -1.0 5.6

0.0 6.0 1.0 5.7

S2.65 -1.0 4.0 -1.0 5.5 6.3 0.5

S2.65 1.0 6.0 1.0 5.5 5.5 0.0

0.0 5.0 -2.0 6.7

1.0 6.0 1.0 5.5

-2.0 4.0 -2.0 6.6

1.0 6.0 1.0 5.5

S2.66 -1.0 4.0 -1.0 5.2 4.8 0.4

S2.66 1.0 5.0 1.0 4.2 4.0 0.2

0.0 3.0 -3.0 4.9

1.0 5.0 1.0 4.2

-1.0 3.0 -1.0 4.2

1.0 5.0 2.0 3.7

S2.67 -1.0 9.0 0.0 9.0 8.5 0.5

S2.67 1.0 9.0 1.0 8.8 8.4 0.5

-2.0 8.0 0.0 8.0

1.0 9.0 1.0 8.8

-2.0 8.0 -1.0 8.0

1.0 8.0 1.0 7.7

S2.68 -1.0 8.0 1.0 8.9 8.5 0.9

S2.68 2.0 8.0 2.0 6.6 6.6 0.0

-1.0 6.0 0.0 7.2

1.0 7.0 1.0 6.6

0.0 8.0 -1.0 9.4

1.0 7.0 1.0 6.6

S2.69 0.0 4.0 -1.0 4.8 4.4 0.3

S2.69 1.0 5.0 1.0 4.2 4.2 0.0

0.0 5.0 2.0 4.2

1.0 5.0 1.0 4.2

1.0 4.0 -1.0 4.2

1.0 5.0 1.0 4.2

S2.70 0.0 4.0 -1.0 4.9 4.5 0.3

S2.70 1.0 5.0 1.0 4.3 4.1 0.2

0.0 4.0 0.0 4.3

2.0 5.0 1.0 3.8

1.0 5.0 1.0 4.3

1.0 5.0 1.0 4.3

S2.71 -1.0 5.0 1.0 5.3 5.7 0.7

S2.71 1.0 5.0 1.0 4.1 4.1 0.0

-1.0 4.0 -1.0 5.2

1.0 5.0 1.0 4.1

-2.0 5.0 -1.0 6.7

1.0 5.0 1.0 4.1

S2.72 0.0 4.0 -1.0 5.0 4.6 0.3

S2.72 1.0 5.0 1.0 4.4 4.4 0.0

0.0 4.0 0.0 4.4

1.0 5.0 1.0 4.4

0.0 4.0 0.0 4.4

1.0 5.0 1.0 4.4

S2.73 0.0 4.0 0.0 4.2 5.0 0.6

S2.73 1.0 5.0 1.0 3.2 3.5 0.5

1.0 5.0 -1.0 5.5

1.0 5.0 1.0 3.2

-1.0 4.0 -1.0 5.3

1.0 5.0 1.0 4.2

S2.74 -1.0 4.0 0.0 5.0 5.5 0.4

S2.74 1.0 6.0 1.0 5.5 5.1 0.5

-1.0 4.0 -1.0 5.5

1.0 5.0 1.0 4.4

2.0 7.0 1.0 6.1

1.0 6.0 1.0 5.5

S2.75 -2.0 4.0 -1.0 5.9 5.0 0.7

S2.75 0.0 4.0 0.0 4.3 4.5 0.3

-2.0 3.0 0.0 4.2

1.0 5.0 1.0 4.3

-2.0 3.0 1.0 4.8

0.0 5.0 1.0 4.9

S2.76 -1.0 13.0 -1.0 16.2 16.2 0.7

S2.76 1.0 14.0 0.0 16.8 15.6 0.5

-1.0 14.0 2.0 15.4

1.0 14.0 1.0 16.9

-2.0 14.0 0.0 17.1

0.0 14.0 0.0 16.2

S2.77 -1.0 15.0 0.0 18.0 18.2 0.7

S2.77 0.0 15.0 1.0 16.8 16.7 0.3

Page 69: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

55

-2.0 15.0 -1.0 19.2

1.0 15.0 0.0 16.9

-1.0 14.0 -1.0 17.5

1.0 15.0 1.0 16.3

S2.78 -2.0 13.0 -1.0 16.5 16.1 0.3

S2.78 -1.0 13.0 -1.0 15.9 15.9 0.0

-1.0 13.0 -1.0 15.9

-1.0 13.0 -2.0 15.9

-1.0 13.0 -1.0 15.9

-1.0 13.0 -1.0 15.9

S2.79 0.0 18.0 -1.0 19.1 19.9 0.6

S2.79 -1.0 18.0 -1.0 19.6 19.6 0.0

-1.0 19.0 0.0 20.0

-1.0 18.0 -1.0 19.6

-2.0 19.0 0.0 20.0

-1.0 18.0 -1.0 19.6

S2.80 -2.0 21.0 0.0 23.1 23.5 0.3

S2.80 -1.0 20.0 -1.0 22.1 22.5 0.5

-2.0 21.0 -1.0 23.7

-1.0 21.0 -1.0 23.2

-2.0 21.0 -1.0 23.6

-1.0 20.0 -1.0 22.1

S2.81 -1.0 12.0 -1.0 13.0 13.2 0.4

S2.81 0.0 12.0 -1.0 12.6 13.1 0.4

0.0 12.0 -2.0 13.1

0.0 13.0 0.0 13.0

-1.0 13.0 0.0 13.5

-1.0 13.0 0.0 13.6

S2.82 -2.0 13.0 0.0 13.5 13.2 0.4

S2.82 -1.0 12.0 -1.0 12.6 12.5 0.1

-1.0 12.0 -1.0 12.6

-1.0 12.0 -1.0 12.6

-1.0 13.0 -1.0 13.6

2.0 12.0 -3.0 12.3

S2.83 -1.0 5.0 -1.0 6.3 5.6 0.5

S2.83 2.0 6.0 -1.0 5.9 5.5 0.5

-1.0 6.0 -1.0 5.2

1.0 5.0 0.0 4.8

-1.0 6.0 -1.0 5.2

0.0 6.0 1.0 5.7

S2.84 0.0 21.0 0.0 21.0 21.9 0.6

S2.84 1.0 24.0 5.0 21.0 21.8 0.8

0.0 21.0 -2.0 22.3

2.0 24.0 3.0 21.4

-1.0 21.0 -2.0 22.4

1.0 25.0 3.0 22.9

S2.85 0.0 10.0 -3.0 12.4 12.9 0.6

S2.85 -2.0 10.0 -1.0 12.0 12.3 0.4

-2.0 10.0 -1.0 12.5

-1.0 10.0 -1.0 12.0

-1.0 11.0 -2.0 13.7

-1.0 9.0 -3.0 12.1

S2.86 -2.0 19.0 -2.0 12.4 12.9 0.6

S2.86 -2.0 17.0 -1.0 17.3 18.4 0.8

-1.0 17.0 -3.0 12.5

0.0 19.0 -2.0 18.8

-1.0 18.0 -2.0 13.7

-2.0 17.0 -4.0 19.0

S2.87 -2.0 24.0 -1.0 24.5 24.7 0.9

S2.87 -1.0 22.0 -1.0 22.1 23.3 0.9

-1.0 23.0 -2.0 23.6

-2.0 24.0 0.0 23.9

-2.0 25.0 -2.0 25.9

-2.0 24.0 -1.0 24.0

S2.88 -2.0 7.0 -2.0 9.9 9.9 0.4

S2.88 -2.0 10.0 1.0 9.4 9.7 0.2

-1.0 7.0 -2.0 9.4

1.0 8.0 1.0 9.9

-1.0 9.0 0.0 10.4

-1.0 8.0 -1.0 9.9

S2.89 -1.0 18.0 -2.0 20.1 20.1 0.4

S2.89 -1.0 18.0 -1.0 19.6 19.2 0.5

-1.0 18.0 -3.0 20.6

-1.0 18.0 -1.0 19.6

-1.0 18.0 -1.0 19.6

-1.0 17.0 -1.0 18.5

S2.90 -2.0 17.0 -1.0 17.8 17.8 0.6

S2.90 -2.0 15.0 -4.0 17.6 16.9 0.6

-1.0 18.0 -1.0 18.5

1.0 16.0 -2.0 16.2

-1.0 16.0 -2.0 17.0

-2.0 15.0 -3.0 17.0

S2.91 0.0 15.0 -4.0 19.7 19.9 0.1

S2.91 -2.0 15.0 0.0 18.7 19.1 0.6

-2.0 15.0 -2.0 19.9

2.0 16.0 -2.0 18.7

-1.0 15.0 -3.0 20.0

0.0 16.0 -2.0 19.9

S2.92 -1.0 21.0 -2.0 25.8 24.9 0.6

S2.92 -1.0 20.0 -1.0 24.0 23.4 0.4

-1.0 20.0 -2.0 24.5

2.0 21.0 0.0 23.0

-1.0 21.0 0.0 24.4

-2.0 20.0 1.0 23.3

S2.93 -1.0 28.0 2.0 30.3 30.6 0.5

S2.93 1.0 25.0 -3.0 30.7 30.0 0.5

-1.0 26.0 -2.0 31.3

-1.0 23.0 -5.0 29.7

0.0 26.0 -1.0 30.1

2.0 27.0 0.0 29.5

S2.94 0.0 17.0 -1.0 19.5 19.4 0.2

S2.94 -1.0 12.0 -5.0 17.6 18.3 0.5

Page 70: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

56

-1.0 16.0 -2.0 19.7

-1.0 15.0 -2.0 18.9

-1.0 17.0 1.0 19.1

0.0 19.0 4.0 18.4

S2.95 -1.0 24.0 -1.0 27.3 27.4 0.3

S2.95 -2.0 23.0 -1.0 26.7 26.5 0.6

-2.0 24.0 0.0 27.1

-1.0 23.0 -2.0 27.0

0.0 25.0 -1.0 27.9

-2.0 22.0 -1.0 25.7

S2.96 -1.0 11.0 -1.0 12.7 12.2 0.4

S2.96 -1.0 10.0 -1.0 11.7 12.0 0.2

-1.0 10.0 -1.0 11.7

-2.0 10.0 -1.0 12.2

0.0 11.0 -1.0 12.3

-2.0 10.0 -1.0 12.2

S2.97 -1.0 21.0 -3.0 25.6 24.8 0.7

S2.97 -1.0 20.0 -1.0 23.3 23.3 0.0

-1.0 20.0 -2.0 24.0

-1.0 20.0 -1.0 23.3

-1.0 22.0 0.0 24.9

-1.0 20.0 -1.0 23.3

S2.98 0.0 19.0 1.0 18.4 18.8 0.5

S2.98 -1.0 17.0 -1.0 18.0 18.0 0.0

-1.0 18.0 -1.0 19.5

-1.0 17.0 -1.0 18.0

-1.0 18.0 0.0 18.4

-1.0 17.0 -1.0 18.0

S2.99 0.0 18.0 -1.0 20.2 19.3 0.9

S2.99 -1.0 16.0 -1.0 18.6 18.6 0.0

-1.0 17.0 -1.0 19.7

-1.0 16.0 -1.0 18.6

-1.0 16.0 0.0 18.1

-1.0 16.0 -1.0 18.6

S2.100 -2.0 13.0 -1.0 16.6 16.5 1.1

S2.100 0.0 12.0 -1.0 14.3 14.3 0.0

0.0 12.0 -2.0 15.1

-1.0 12.0 0.0 14.3

-1.0 15.0 0.0 17.7

-1.0 12.0 0.0 14.3

C. Frekuensi Lemah dan Frekuensi Tinggi pada S III.

LOW FREKUENSI

HIGH FREKUENSI

TITIK F.A S L.A NS R SD

TITIK F.A S L.A NS R SD

S3.1 1.0 18.0 -1.0 22.5 23.6 0.9

S3.1 1.0 18.0 1.0 21.2 22.0 6.8

-2.0 18.0 0

.0 23.7

1.0 19.0 1.0 22.4

-2.0 19.0 0.0 24.7

1.0 19.0 1.0 22.4

S3.2 -2.0 2.0 -2.0 4.4 4.8 0.3

S3.2 2.0 4.0 1.0 2.8 3.1 0.5

-2.0 2.0 -3.0 5.0

1.0 5.0 2.0 3.8

-2.0 2.0 -3.0 4.9

2.0 4.0 1.0 2.7

S3.3 0.0 6.0 -1.0 8.9 8.8 0.5

S3.3 1.0 8.0 2.0 8.6 8.5 0.3

-1.0 5.0 -1.0 8.1

2.0 8.0 2.0 8.1

-1.0 6.0 -1.0 9.4

1.0 8.0 2.0 8.7

S3.4 0.0 36.0 -1.0 42.5 42.5 0.4

S3.4 2.0 37.0 2.0 40.6 41.0 0.6

0.0 36.0 -2.0 43.0

2.0 37.0 2.0 40.6

0.0 35.0 -2.0 41.9

1.0 37.0 1.0 41.8

S3.5 0.1 1.0 -4.0 4.1 3.6 0.4

S3.5 2.0 5.0 2.0 3.3 3.5 0.2

-1.0 1.0 -3.0 3.3

2.0 5.0 2.0 3.3

-1.0 2.0 -1.0 3.3

2.0 5.0 1.0 3.8

S3.6 1.0 5.0 0.0 5.3 5.2 0.9

S3.6 1.0 5.0 2.0 3.9 4.0 0.5

1.0 4.0 0.0 4.0

1.0 5.0 1.0 4.6

1.0 7.0 2.0 6.2

1.0 4.0 1.0 3.4

S3.7 1.0 13.0 1.0 13.9 13.8 0.3

S3.7 2.0 13.0 1.0 13.4 12.8 0.5

1.0 12.0 0.0 13.4

1.0 12.0 2.0 12.2

Page 71: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

57

2.0 13.0 0.0 14.1

1.0 12.0 1.0 12.8

S3.8 2.0 7.0 1.0 8.1 8.1 0.5

S3.8 1.0 8.0 2.0 8.1 8.0 0.2

1.0 6.0 1.0 7.4

2.0 8.0 2.0 7.7

1.0 7.0 1.0 7.4

2.0 8.0 1.0 8.2

S3.9 1.0 6.0 0.0 6.2 6.2 0.0

S3.9 2.0 6.0 1.0 5.1 5.3 0.2

0.0 5.0 -1.0 6.2

1.0 6.0 1.0 5.6

0.0 5.0 -1.0 6.3

1.0 6.0 2.0 5.1

S3.10 0.0 5.0 -1.0 6.1 6.3 0.7

S3.10 2.0 7.0 2.0 5.5 5.7 0.2

0.0 5.5 0.0 5.5

-1.0 4.0 -1.0 5.5

0.0 6.0 -1.0 7.2

-1.0 4.0 -2.0 6.2

S3.11 -1.0 5.0 0.0 6.3 6.6 0.8

S3.11 -2.0 4.0 -1.0 6.1 6.3 0.1

1.0 6.0 1.0 5.8

-2.0 4.0 -1.0 6.3

-1.0 5.0 -2.0 7.6

-1.0 4.0 -2.0 6.4

S3.12 -2.0 8.0 -1.0 12.3 11.7 0.5

S3.12 0.0 9.0 0.0 11.7 11.7 0.0

-1.0 8.0 0.0 11.1

0.0 9.0 0.0 11.7

-1.0 8.0 -1.0 11.7

0.0 9.0 0.0 11.7

S3.13 0.1 6.0 -1.0 8.3 8.0 0.3

S3.13 0.0 5.0 -1.0 6.7 7.2 0.5

-2.0 4.0 -3.0 7.7

-1.0 6.0 0.0 7.9

-1.0 6.0 -1.0 8.3

0.0 6.0 0.0 7.1

S3.14 -1.0 2.0 -1.0 3.3 3.1 0.6

S3.14 0.0 2.0 -1.0 2.3 2.4 0.2

-2.0 2.0 -1.0 3.7

0.0 2.0 -1.0 2.7

-2.0 1.0 -1.0 2.2

0.0 2.0 0.0 2.2

S3.15 -1.0 3.0 -2.0 5.0 4.7 0.3

S3.15 -1.0 4.0 0.0 4.7 4.3 0.7

-2.0 1.0 -4.0 4.3

0.0 3.0 0.0 3.3

2.0 7.0 3.0 4.7

-1.0 4.0 0.0 4.8

S3.16 2.0 4.0 0.0 3.6 3.7 0.2

S3.16 0.0 3.0 0.0 3.4 3.3 0.3

1.0 4.0 1.0 3.4

-1.0 3.0 1.0 3.5

1.0 4.0 0.0 4.0

0.0 3.0 1.0 2.9

S3.17 1.0 40.0 1.0 45.5 45.8 0.8

S3.17 0.0 39.0 0.0 45.5 45.5 0.0

2.0 40.0 1.0 45.0

0.0 39.0 0.0 45.5

1.0 40.0 -1.0 46.8

0.0 39.0 0.0 45.5

S3.18 0.0 4.0 1.0 3.9 2.8 0.8

S3.18 1.0 3.0 1.0 2.3 2.6 0.2

0.0 3.0 2.0 2.2

0.0 3.0 1.0 2.8

1.0 3.0 1.0 2.3

0.0 3.0 1.0 2.8

S3.19 1.0 5.0 1.0 4.6 5.2 0.4

S3.19 1.0 5.0 1.0 4.6 4.6 0.0

1.0 7.0 3.0 5.7

1.0 5.0 1.0 4.6

0.0 6.0 3.0 5.2

1.0 5.0 1.0 4.6

S3.20 1.0 7.0 0.0 7.0 6.8 0.3

S3.20 1.0 7.0 1.0 6.4 6.0 0.5

1.0 7.0 1.0 6.4

1.0 6.0 1.0 5.3

0.0 7.0 1.0 6.9

1.0 7.0 1.0 6.4

S3.21 -1.0 19.0 -4.0 25.3 24.9 0.3

S3.21 1.0 21.0 1.0 22.9 22.7 0.7

Page 72: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

58

-1.0 20.0 -2.0 24.7

1.0 20.0 1.0 21.8

-2.0 19.0 -3.0 24.8

0.0 21.0 1.0 23.5

S3.22 -1.0 17.0 0.0 21.6 21.0 0.6

S3.22 1.0 17.0 0.0 20.6 20.4 0.3

-1.0 16.0 -1.0 21.2

1.0 17.0 1.0 19.9

0.0 15.0 -2.0 20.1

1.0 17.0 0.0 20.6

S3.23 1.0 5.0 0.0 5.4 4.8 0.4

S3.23 1.0 5.0 1.0 4.8 4.8 0.0

0.0 3.0 -1.0 4.3

1.0 5.0 1.0 4.8

-1.0 3.0 -1.0 4.8

1.0 5.0 1.0 4.8

S3.24 -2.0 3.0 -1.0 5.1 5.6 0.6

S3.24 0.0 5.0 1.0 5.1 5.3 0.2

0.0 4.0 -1.0 5.2

0.0 5.0 2.0 5.5

0.0 4.0 3.0 6.5

1.0 5.0 0.0 5.2

S3.25 0.0 6.2 -1.0 7.2 7.2 0.5

S3.25 0.0 6.0 1.0 6.0 6.0 0.0

0.0 6.0 -2.0 7.8

0.0 6.0 1.0 6.0

-1.0 5.0 -1.0 6.6

0.0 6.0 0.0 6.0

S3.26 -1.0 7.0 -1.0 9.0 9.1 0.9

S3.26 0.0 7.0 1.0 7.3 7.4 0.1

-1.0 8.0 -1.0 10.2

1.0 7.0 0.0 7.5

0.0 6.0 -2.0 8.0

0.0 7.0 1.0 7.3

S3.27 -1.0 5.0 -1.0 7.1 7.5 1.0

S3.27 1.0 6.0 0.0 6.7 6.2 0.3

-2.0 4.0 -1.0 6.5

1.0 6.0 1.0 6.0

-2.0 6.0 -1.0 8.9

1.0 6.0 1.0 6.0

S3.28 -2.0 13.0 -1.0 16.7 16.3 0.4

S3.28 1.0 14.0 1.0 15.2 14.5 0.5

-1.0 13.0 -1.0 16.4

1.0 13.0 1.0 14.1

-2.0 12.0 -1.0 15.7

1.0 13.0 1.0 14.1

S3.29 -1.0 46.0 -1.0 52.7 53.3 0.4

S3.29 1.0 48.0 1.0 52.7 53.2 0.4

-1.0 46.0 -2.0 53.3

1.0 49.0 1.0 53.8

-1.0 47.0 -1.0 53.8

1.0 49.0 2.0 53.2

S3.30 -2.0 112.0 -3.0 133.7 #### 0.8

S3.30 1.0 115.0 2.0 #### #### 0.3

-2.0 112.0 -2.0 132.9

1.0 115.0 1.0 ####

-2.0 111.0 -2.0 131.8

1.0 115.0 1.0 ####

S3.31 0.0 18.0 0.0 20.1 19.7 0.5

S3.31 1.0 17.0 1.0 17.9 17.7 0.3

-1.0 17.0 1.0 19.0

0.0 16.0 1.0 17.3

0.0 18.0 0.0 20.1

1.0 17.0 1.0 17.9

S3.32 -2.0 8.0 3.0 11.0 10.7 0.2

S3.32 1.0 9.0 1.0 8.3 8.8 0.4

-1.0 8.0 -3.0 10.5

0.0 9.0 0.0 9.4

-1.0 8.0 -3.0 10.5

0.0 9.0 1.0 8.8

S3.33 -1.0 3.0 -2.0 4.9 4.9 0.4

S3.33 1.0 5.0 0.0 4.8 4.8 0.0

2.0 2.0 -2.0 4.3

1.0 5.0 0.0 4.9

0.0 5.0 0.0 5.4

0.0 5.0 1.0 4.8

S3.34 0.0 65.0 -1.0 77.4 77.5 0.3

S3.34 0.0 64.0 0.0 75.5 75.7 0.6

-1.0 65.0 0.0 77.2

0.0 63.0 0.0 74.3

-1.0 65.0 -1.0 77.9

0.0 63.0 0.0 74.3

Page 73: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

59

S3.35 0.0 3.0 0.0 3.2 3.9 0.5

S3.35 0.0 3.0 0.0 3.2 3.2 0.0

0.0 4.0 0.0 4.3

0.0 3.0 0.0 3.2

0.0 4.0 0.0 4.3

0.0 3.0 0.0 3.2

S3.36 1.0 4.0 -1.0 5.0 5.5 0.7

S3.36 0.0 3.0 0.0 3.7 3.7 0.0

1.0 4.0 -3.0 6.4

0.0 3.0 0.0 3.7

-1.0 2.0 -3.0 5.0

0.0 3.0 0.0 3.7

S3.37 -1.0 2.0 -2.0 4.0 4.3 0.2

S3.37 0.0 3.0 0.0 3.4 3.6 0.2

-2.0 2.0 -2.0 4.5

-1.0 3.0 0.0 3.9

-2.0 3.0 0.0 4.3

0.0 3.0 0.0 3.4

S3.38 0.0 3.0 0.0 3.4 4.0 0.5

S3.38 1.0 4.0 1.0 3.4 3.6 0.2

0.0 4.0 0.0 4.6

0.0 3.0 0.0 3.4

0.0 3.0 -1.0 4.1

0.0 3.0 -1.0 3.9

S3.39 0.0 67.0 1.0 78.3 78.0 0.2

S3.39 -1.0 65.0 0.0 77.0 76.7 0.5

-1.0 65.0 -1.0 77.9

-1.0 64.0 -1.0 76.0

-1.0 66.0 1.0 77.8

-1.0 64.0 0.0 76.0

S3.40 -2.0 3.0 0.0 4.3 4.6 0.5

S3.40 -1.0 3.0 0.0 3.8 3.7 0.3

-2.0 4.0 0.0 5.3

0.0 3.0 -1.0 3.9

-1.0 4.0 1.0 4.2

0.0 3.0 0.0 3.3

S3.41 -2.0 2.0 -1.0 3.8 4.1 0.3

S3.41 0.0 3.0 -1.0 4.0 3.4 0.5

-1.0 2.0 -2.0 4.0

-1.0 2.0 -1.0 3.4

-2.0 2.0 -2.0 4.5

-1.0 2.0 0.0 2.8

S3.42 0.0 3.0 0.0 3.2 3.4 0.2

S3.42 -1.0 2.0 -1.0 3.2 2.8 0.5

0.0 2.0 -2.0 3.4

-1.0 1.0 -1.0 2.1

-1.0 3.0 0.0 3.6

-1.0 2.0 -1.0 3.2

S3.43 1.0 5.0 1.0 4.4 4.3 0.7

S3.43 0.0 3.0 -1.0 3.9 4.2 0.2

2.0 4.0 0.0 3.4

-1.0 3.0 -1.0 4.4

1.0 5.0 0.0 5.0

-1.0 3.0 -1.0 4.4

S3.44 1.0 6.0 0.0 6.4 5.8 0.5

S3.44 -1.0 3.0 -1.0 4.6 5.4 0.6

1.0 5.0 0.0 5.2

-1.0 4.0 -1.0 5.8

1.0 6.0 1.0 5.8

-1.0 4.0 -1.0 5.8

S3.45 0.0 5.0 1.0 4.9 4.4 0.4

S3.45 -1.0 3.0 -1.0 4.4 3.7 0.5

2.0 4.0 -1.0 4.0

-1.0 2.0 -1.0 3.3

0.0 5.0 2.0 4.3

-1.0 2.0 -1.0 3.3

S3.46 2.0 5.0 1.0 3.9 3.8 0.4

S3.46 -1.0 2.0 -2.0 3.8 3.4 0.3

2.0 4.0 0.0 3.3

-1.0 2.0 -1.0 3.2

0.0 4.0 0.0 4.3

-1.0 2.0 -1.0 3.2

S3.47 2.0 18.0 1.0 17.5 17.6 0.1

S3.47 -2.0 15.0 -1.0 16.9 16.4 0.6

-1.0 17.0 1.0 17.6

-1.0 14.0 -1.0 15.6

1.0 17.0 -1.0 17.8

-1.0 15.0 -1.0 16.7

S3.48 -1.0 9.0 -2.0 11.6 11.2 0.3

S3.48 -1.0 8.0 -1.0 9.9 9.9 0.0

-1.0 8.0 -3.0 11.1

-1.0 8.0 -1.0 9.9

Page 74: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

60

-2.0 8.0 -2.0 11.0

-1.0 8.0 -1.0 9.9

S3.49 0.0 2.0 1.0 31.2 30.5 0.5

S3.49 -1.0 26.0 -1.0 29.6 29.0 0.5

1.0 29.0 2.0 30.0

-1.0 25.0 -2.0 28.9

1.0 28.0 0.0 30.2

-1.0 25.0 -1.0 28.5

S3.50 0.0 18.0 0.0 19.1 20.1 0.7

S3.50 -1.0 15.0 -1.0 16.9 16.9 0.0

1.0 20.0 0.0 20.7

-1.0 15.0 -1.0 16.9

0.0 20.0 1.0 20.6

-1.0 15.0 -1.0 16.9

Page 75: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

61

Lampiran 3. Hasil pengukuran XRF

Stasiun 1.

Stasiun 1

kode Mn (PPM) Fe (PPM) depth

S1.1 26900 461100

15

S1.2 13600 564900

30

S1.3 14700 386100

45

S1.4 3500 183500

60

S1.5 9780 128700

75

S1.6 12800 454000

90

S1.7 7000 560400

105

S1.8 1460 184800

120

S1.9 5600 165800

135

S1.10 3900 370200

150

S1.11 12400 435100

165

S1.12 22600 684400

180

S1.13 9610 438700

195

S1.14 16200 628000

210

S1.15 24700 773500

225

S1.16 3550 225200

240

S1.17 9980 408300

255

S1.18 7820 512300

270

S1.19 28700 706000

285

S1.20 27900 678100

300

S1.21 40000 335200

315

S1.22 39500 576400

330

S1.23 16300 217900

345

S1.24 59900 165800

360

S1.25 15500 559600

375

S1.26 6610 370500

390

S1.27 15200 358000

405

S1.28 58100 162300

420

S1.29 79600 93500

435

S1.30 85100 88600

450

S1.31 15100 157700

465

S1.32 18800 165800

480

S1.33 112500 95500

495

S1.34 100900 616000

510

S1.35 106700 101700

525

S1.36 107900 497800

540

S1.37 218600 162300

555

S1.38 192300 86600

570

S1.39 183000 87000

585

S1.40 98800 66800

600

S1.41 67400 93500

615

S1.42 201700 138700

630

S1.43 294600 75100

645

S1.44 193200 69400

660

S1.45 371000 67000

675

S1.46 265800 75400

690

S1.47 247200 50800

705

S1.48 93400 51800

720

S1.49 528700 26000

735

S1.50 257400 51800

750

S1.51 440600 69400

765

S1.52 70100 57800

780

S1.53 384300 38500

795

S1.54 211600 82300

810

S1.55 204400 67300

825

S1.56 215600 33100

840

S1.57 243500 44100

855

S1.58 177900 60300

870

S1.59 21400 22800

885

S1.60 11300 12500

900

S1.61 12800 10800

915

S1.62 19300 13800

930

S1.63 62800 28300

945

S1.64 52100 32400

960

S1.65 23100 10600

975

S1.66 8550 16300

990

S1.67 17100 5680

1005

S1.68 12100 9330

1020

S1.69 15600 13100

1035

S1.70 18200 18300

1050

S1.71 19700 13100

1065

S1.72 29400 12800

1080

S1.73 13400 8500

1095

S1.74 9000 5330

1110

S1.75 20900 21800

1125

S1.76 17100 11200

1140

S1.77 38300 15700

1155

Page 76: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

62

S1.78 43800 28300

1170

S1.79 37800 12200

1185

S1.80 84800 26600

1200

S1.81 911600 32900

1215

S1.82 702900 47400

1230

S1.83 503400 37500

1245

S1.84 260600 106000

1260

S1.85 140400 86900

1275

S1.86 209500 78000

1290

S1.87 90600 50100

1305

S1.88 505200 65900

1320

S1.89 220700 61600

1335

S1.90 138600 59700

1350

S1.91 559800 33400

1365

S1.92 83700 48600

1380

S1.93 222400 72400

1395

S1.94 432700 42600

1410

S1.95 102300 33100

1425

S1.96 248100 52800

1440

S1.97 214800 46400

1455

S1.98 455000 60900

1470

S1.99 90200 42100

1485

S1.100 26500 29000

1500

Stasiun 2.

Stasiun 2

kode Mn (Ppm) Fe(Ppm) depth

S2.1 1110 10600 15

S2.2 540 17600 30

S2.3 17400 16600 45

S2.4 10200 42800 60

S2.5 15400 55100 75

S2.6 17600 15800 90

S2.7 1560 21600 105

S2.8 970 57300 120

S2.9 2560 22300 135

S2.10 1330 10800 150

S2.11 1840 23900 165

S2.12 8490 91100 180

S2.13 3390 33800 195

S2.14 2660 32900 210

S2.15 1040 15900 225

S2.16 3370 21000 240

S2.17 3430 12900 255

S2.18 1290 14100 270

S2.19 1400 12400 285

S2.20 1650 14300 300

S2.21 600 13300 315

S2.22 2070 11200 330

S2.23 5740 14100 345

S2.24 1000 12700 360

S2.25 2430 11600 375

S2.26 2400 11700 390

S2.27 4750 15100 405

S2.28 520 9260 420

S2.29 520 12500 435

S2.30 1550 9870 450

S2.31 2520 12100 465

S2.32 620 7840 480

S2.33 4330 10700 495

S2.34 3260 9850 510

S2.35 4080 15500 525

S2.36 2910 10100 540

S2.37 3700 9510 555

S2.38 9540 8410 570

S2.39 11100 18300 585

S2.40 990 9960 600

S2.41 2650 10100 615

S2.42 870 7660 630

S2.43 1810 9630 645

S2.44 500 10200 660

S2.45 930 15900 675

S2.46 770 11800 690

S2.47 900 13200 705

S2.48 6920 11500 720

S2.49 6220 10500 735

S2.50 6990 10300 750

S2.51 4540 13200 765

S2.52 9630 12600 780

Page 77: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

63

S2.53 12800 12900 795

S2.54 10700 16000 810

S2.55 8420 31600 825

S2.56 5380 171100 840

S2.57 18400 417800 855

S2.58 16000 161900 870

S2.59 22500 143800 885

S2.60 13500 76700 900

S2.61 3950 14900 915

S2.62 6290 23500 930

S2.63 9190 14300 945

S2.64 12100 22200 960

S2.65 12100 20300 975

S2.66 5080 15100 990

S2.67 8330 17500 1005

S2.68 6670 47000 1020

S2.69 5250 14000 1035

S2.70 7480 14100 1050

S2.71 7630 15200 1065

S2.72 10100 16900 1080

S2.73 4940 9420 1095

S2.74 6290 24000 1110

S2.75 5220 11500 1125

S2.76 8700 17500 1140

S2.77 5270 191500 1155

S2.78 9470 27800 1170

S2.79 14300 152900 1185

S2.80 11500 159300 1200

S2.81 1450 233100 1215

S2.82 7960 182600 1230

S2.83 3300 11900 1245

S2.84 12600 350800 1260

S2.85 22400 191500 1275

S2.86 35800 365000 1290

S2.87 3070 441600 1305

S2.88 8710 127400 1320

S2.89 56900 337500 1335

S2.90 38100 303100 1350

S2.91 53800 321000 1365

S2.92 63300 372800 1380

S2.93 52300 140100 1395

S2.94 50300 259100 1410

S2.95 44000 232500 1425

S2.96 30300 108000 1440

S2.97 64600 621100 1455

S2.98 33900 345400 1470

S2.99 32500 344900 1485

S2.100 5820 170700 1500

Stasiun 3.

Sampel3

Kode Mn (Ppm) Fe (Ppm) Depth

S3.1 1580 12100 15

S3.2 730 8640 30

S3.3 1030 13600 45

S3.4 2750 13200 60

S3.5 990 9690 75

S3.6 420 11200 90

S3.7 1710 11600 105

S3.8 560 11600 120

S3.9 380 9240 135

S3.10 640 10000 150

S3.11 480 12300 165

S3.12 76900 65800 180

S3.13 2090 11500 195

S3.14 420 8280 210

S3.15 510 10600 225

S3.16 1500 9330 240

S3.17 2910 11900 255

S3.18 1590 12300 270

S3.19 3210 9560 285

S3.20 2260 7320 300

S3.21 3770 11600 315

S3.22 7000 13700 330

S3.23 1940 7590 345

S3.24 2120 9370 360

Page 78: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

64

S3.25 2860 5470 375

S3.26 4270 19300 390

S3.27 5660 14500 405

S3.28 3040 10000 420

S3.29 1310 8370 435

S3.30 1330 9370 450

S3.31 1230 7080 465

S3.32 1130 4120 480

S3.33 810 4170 495

S3.34 2760 12000 510

S3.35 3320 12000 525

S3.36 3380 11300 540

S3.37 3110 6910 555

S3.38 3250 10800 570

S3.39 1880 11900 585

S3.40 1070 7230 600

S3.41 810 4280 615

S3.42 560 5730 630

S3.43 960 4900 645

S3.44 2210 11400 660

S3.45 2350 6870 675

S3.46 4150 8710 690

S3.47 3000 362500 705

S3.48 2310 128900 720

S3.49 1890 119700 735

S3.50 14300 267700 750

Page 79: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

65

Lampiran 4. Grafik Pengukuran Suseptibiltas Magnetik, XRF dan Gabungan antara Pengukuran

χLF , Mn Dan Fe.

A. Grafik pengukuran suseptibiltas magnetik dengan Frekuensi Lemah pada S1.

Gambar 22. Grafik nilai suseptibiltas magnetik dengan

Frekuensi Lemah pada S1.

B. Grafik pengukuran suseptibiltas magnetik dengan Frekuensi Lemah pada S2.

Gambar 23. Grafik nilai suseptibiltas magnetik dengan

Frekuensi Lemah pada S2.

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

1100

1200

1300

1400

1500

0 50 100 150 200 250 300

Ke

dal

aman

(C

m)

χLf S1 (10-8 m3/kg)

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

1100

1200

1300

1400

1500

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0

Ke

dal

aman

(cm

)

χLf S2 (10-8 m3/kg)

Page 80: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

66

C. Grafik pengukuran suseptibiltas magnetik dengan Frekuensi Lemah pada S3.

Gambar 24. Grafik nilai suseptibiltas magnetik dengan

Frekuensi Lemah pada S3.

D. Grafik Data XRF Bijih Mangan (Mn) pada S1.

Gambar 25. Kandungan XRF Bijih Mangan (Mn) pada S1.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

550

600

650

700

750

0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 140.0

Ke

dal

aman

(cm

)

χLf S3 (10-8 m3/kg)

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

1100

1200

1300

1400

1500

0 200000 400000 600000 800000 1000000

Ke

dal

aman

(C

m)

Mn (Ppm)

Page 81: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

67

E. Grafik Data XRF Bijih Mangan (Mn) pada S2.

Gambar 26. Kandungan XRF Bijih Mangan (Mn) pada S2.

F. Grafik Data XRF Bijih Mangan (Mn) pada S3

.

Gambar 27. Kandungan XRF Bijih Mangan (Mn) pada S3.

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

1100

1200

1300

1400

1500

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000

Ke

dal

aman

(C

m)

Mn (Ppm)

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

550

600

650

700

750

0 20000 40000 60000 80000 100000

Ke

dal

aman

(C

m)

Mn (Ppm)

Page 82: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

68

G. Grafik Data XRF Mineral Besi (Fe) pada S1

Gambar 28. Kandungan mineral Besi (Fe) pada S1

H. Grafik Data XRF Mineral Besi (Fe) pada S2

Gambar 29. Kandungan mineral Besi (Fe) pada S2

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

1100

1200

1300

1400

1500

0 200000 400000 600000 800000 1000000

Ke

dal

aman

(C

m)

Fe (Ppm)

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

1100

1200

1300

1400

1500

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000

Ke

dal

aman

(C

m)

Fe (Ppm)

Page 83: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

69

I. Grafik Data XRF Mineral Besi (Fe) pada S3

Gambar 30. Kandungan mineral Besi (Fe) pada S3

J. Grafik hubungan antara Mn Dan Fe pada S1

Gambar 31. hubungan antara Mn Dan Fe pada S1

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

550

600

650

700

750

0 100000 200000 300000 400000

Fe (Ppm)

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

1 6

11

16

21

26

31

36

41

46

51

56

61

66

71

76

81

86

91

96

(PP

M)

(Jumlah Sampel)

Grafik Mn dan Fe

Mn

Fe

Page 84: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

70

K. Grafik hubungan antara χLF , Mn Dan Fe pada S2

Gambar 32. hubungan antara Mn Dan Fe pada S2

L. Grafik hubungan antara χLF , Mn Dan Fe pada S3

Gambar 33. hubungan antara Mn Dan Fe pada S3

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

1 6

11

16

21

26

31

36

41

46

51

56

61

66

71

76

81

86

91

96

(PP

M)

(Jumlah Sampel)

Grafik Mn & Fe

Mn

Fe

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49

(PP

M)

(Jumlah Sampel)

Grafik Mn & Fe

Mn

Fe

Page 85: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

71

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

A. Observasi Lokasi Pengambilan Sampel

Gambar 34. Observasi lokasi penelitian

B. Pengambilan Sampel

Gambar 35. Pengambilan sampel

Page 86: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

72

C. Pengerusan Sampel

Gambar 36. Pengerusan Sampel

D. Pengayakan Sampel

Gambar 37. Pengayakan sampel

Page 87: ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK SINGKAPAN BATUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/F1B111023_sitedi_SKRIPSI AKBAR.pdf · Deskripsi Tempat Pengambilan Sampel 27 . x ... mengkarakterisasi

73

E. Penimbangan Sampel

Gambar 38. Penimbangan sampel

F. Pengukuran Suseptibilitas Magnetik Sampel

Gambar 39. Pengukuran Suseptibilitas Magnetik Sampel