SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA...

123
SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN FISIK DESA LAKAPODO KECAMATAN WATOPUTE KABUPATEN MUNA OLEH : NOVA SULASTRI B1A1 12 158 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016

Transcript of SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA...

Page 1: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN FISIK DESA

LAKAPODO KECAMATAN WATOPUTE KABUPATEN MUNA

OLEH :

NOVA SULASTRI

B1A1 12 158

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016

Page 2: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN FISIK DESA

LAKAPODO KECAMATAN WATOPUTE KABUPATEN MUNA

OLEH :

NOVA SULASTRI

B1A1 12 158

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016

Page 3: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

EFEKTIVIITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DESA LAKAPODO

KECAMATAN WATOPUTE KABUPATEN MUNA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pada Jurusan Ilmu Ekonomi

OlehNOVA SULASTRIStb. B1A1 12 158

JURUSAN ILMU EKONOMIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2016

Page 4: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan
Page 5: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan
Page 6: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan
Page 7: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan Syukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang berkompeten dalam proses

penyelesaian hasil penelitian yang berjudul “Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana

Desa Dalam Meningkatkan Pembangunan Fisik Di Desa Lakapodo Kecamatan

Watopute Kabupaten Muna” sebagaimana diharapkan.

Penulisan skripsi ini dilakukan di bawah arahan/bimbingan yang terhormat

Bapak Dr. Manat Rahim, SE., M.Si. selaku pembimbing I dan Bapak La Tondi, SE.,

M.Si. selaku pembimbing II. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada beliau berdua atas bantuan dan

dedikasinya sehingga penyusunan hasil penelitian ini dapat terselesaikan sesuai

jadwal waktu yang telah ditentukan.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan kepada :

1. Ayahanda Laode Safiuddin dan Ibunda Waode Rahmah yang telah mengasuh dan

membesarkan penulis dengan kasih sayang dan do’a serta tak henti-hentinya

mendorong dan mendoakan kesuksesan penyelesaian penelitian ini, semoga

Tuhan memberikan kasih dan sayang-Nya untuk beliau berdua.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, M.Si selaku Rektor Univeritas Halu Oleo

Page 8: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

vii

3. Ibu Dr. Hj. Rostin, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Halu Oleo Kendari.

4. Ibu Dr. Rosnawintang, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan pada Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Halu Oleo.

5. Ibu Dr. Irmawati P. Tamburaka, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.

6. Bapak Tajuddin, SE., M.Si, Bapak Dr. La Ode Suriadi, SE., M.Si dan Ibu Dr.

Irmawati P. Tamburaka, SE., M.Si selaku Tim Penguji.

7. Para Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Halu Oleo.

8. Seluruh informan penelitian yang telah banyak membantu dan mendukung

pelaksanaan kegiatan penelitian penulis di lapangan.

9. Sanak keluarga penulis, Laode Yunus, Andi Mantang,Waode Anafiu, Sitti Ani,

Nurlin, Muh. Marifat, Nur Afri Lani, Abab Rahman, Khyiar Naban Alkhuts, Ilma

Aurelia, Laode Imbara, Waode Agista Sriariani yang telah memberikan semangat

dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan studi. Terima kasih yang

tulus dan ikhlas penulis sampaikan untuk doa dan bimbingan kalian.

10. Para sahabat, Siti Salmi Bandingi, S.KM, Sarfiah, S.KM, Riska Astuti, Stefanny

Ramadhani, Sri Ratna Sari, Laode Jusman, SE, Ahmad Ali, SE, Suparman, Ketut

Sudiana, Mirnawati Husein, Nurmiati, Sitti Ramadhan, La Halufi, La

Muhammad, Laode Efendi, Laode Ali Jos, Laode Ali Sabri, Nani Munarni,

Hasrawati Wua, Ida Yanti Jumran, Waode Enceng, Dian Sultra Pratiwi, beserta

Page 9: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

viii

rekan-rekan mahasiswa(i) angkatan 2012 yang telah memberikan persahabatan,

perhatian, bantuan dan dukungan kepada penulis dalam menjalani perkuliahan,

terima kasih yang tulus dan ikhlas penulis sampaikan untuk semuanya.

Akhirnya penulis menyampaikan maaf atas segala kekurangan yang

terdapat dalam penulisan skripsi ini, kritik dan saran sangat diharapkan dalam

melengkapi kekurangannya. Hanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa jugalah

berpulang segala sesuatunya, semoga semua amalan baik yang telah diberikan

kepada penulis mendapat balasan yang setimpal di sisi-Nya, Aamiin.

Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kendari, Juli 2016

P E N U L I S

Page 10: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

ix

ABSTRAKNOVA SULASTRI, 2016: Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa DalamMeningkatkan Pembangunan Fisik di Desa Lakapodo Kecamatan WatoputeKabupaten Muna. Skripsi S1 . Program Studi Keuangan Daerah, Jurusan IlmuEkonomi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Halu Oleo. Dibimbing oleh: 1)Manat Rahim 2) La Tondi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas Pengelolaan AlokasiDana Desa (ADD) dalam Pembangunan Fisik Desa Lakapodo Kecamatan WatoputeKabupaten Muna. Serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambatPengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam Pembangunan Fisik di Desa LakapodoKecamatan Watopute Kabupaten Muna. Metode pengumpulan data yang digunakandalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan studi lapangan. Selanjutnya hasilpenelitian dianalisis melalui metode analisis deskriptif dimana menggambarkanbagaiman tingkat efektifitas pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkanpembangunan fisik dan faktor-faktor penghambat dalam proses pengelolaan alokasidana desa dalam meningkatkan pembangunan fisik desa. Data yang digunakan dalampenelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan subjek penelitian yangterdiri dari Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa Lembaga PemberdayaanMasyarakat Desa dan masyarakat Desa Lakapodo.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Efektifitas Pengelolaan Alokasi DanaDesa dalam meningkatkan pembangunan fisik Di Desa Lakapodo KecamatanWatopute Kabupaten Muna, dimana ada tiga tahap yakni perencanaan, pelaksanaandan pertanggungjawaban. Berdasarkan hasil penelitian, tahapan perencanaan, dilihatdari musrembang yang diadakan tim pelaksanaan Alokasi Dana Desa masih kurangefektif, dimana dalam kegiatan musrembang partisipasi masyarakat masih sangatrendah, dikarenakan kurangnya transparansi informasi yang disampaikan olehperangkat Desa Lakapodo kepada masyarakat. Tahapan pelaksanaan berdasarkanhasil penelitian kurang efektif, dimana penggunaan anggaran Alokasi Dana Desadapat terselesaikan dengan baik namun dikarenakan kurangnya transparansi informasiterkait pelaksanaan perencanaan kegiatan oleh pemeintah desa kepada masyarakat,sehingga pencapaian tujuan pengelolaan Alokasi Dana Desa yang dilakukan di DesaLakapodo masih kurang efektif. Pada tahapan pertanggungjawaban dalam prosesPengelolaan Alokasi Dana Desa masih kurang efektif, dimana penyusunan laporanpertanggungjawaban tidak disususn oleh pemerintah Desa Lakapodo serta tidakadanya evaluasi kegiatan yang seharusnya dilakukan bersama masyakat DesaLakapodo. Hal ini karena proses yang tercipta dalam setiap tahapan PengelolaanAlokasi Dana Desa tersebut belum sesuai dengan prinsip pengelolaan dan tujuanAlokasi Dana Desa yang mengutamakan transparansi informasi kepada masyarakatsebagai tim evaluasi dari setiap kegiatan pembangunan yang dilakukan.Sedangkanfaktor-faktor penghambat adalah sumber daya manusia yang kurang dari timpelaksana pengelolaan,informasi, serta kurangnya partisipasi masyarkat.Kata Kunci: Efektivitas, Pengelolaan, Alokasi Dana Desa, Pembangunan Fisik.

Page 11: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

ABSTRACTNova Sulastri, 2016: Village Allocation Funds Management Effectiveness InImproving Physical Development in Rural Lakapodo Watopute District of Muna.Thesis S1. Regions Financial Studies Program, Department of Economics, Facultyof Economics and Business, Halu Oleo University. Supervised by: 1) ManatRahim 2) La Tondi.This study aims to determine the Village Fund Allocation ManagementEffectiveness (ADD) in the Development of Rural Physical Lakapodo WatoputeDistrict of Muna. And to determine the factors that hinder the management of theVillage Fund Allocation (ADD) in Physical Development in Rural LakapodoWatopute District of Muna. Data collection methods used in this research is thestudy of literature and field studies. Further results of the study were analyzedthrough descriptive analysis method which depicts how the effectiveness of themanagement of village fund allocation to improve the physical development andinhibiting factors in the process of managing the allocation of village funds inimproving the physical development of the village. The data used in this study areprimary data and secondary data with research subjects consisting of villagegovernment, Village Consultative Body Institute for Rural CommunityEmpowerment and Lakapodo Village community.The results showed that the Village Fund Allocation Management Effectiveness inimproving the physical development of the District Lakapodo Watopute In thevillage of Muna, where there are three stages of planning, implementation andaccountability. Based on this research, the stages of planning, musrembang heldviews of the Village Fund Allocation implementation teams are less effective,which in activities musrembang community participation is still very low, due tothe lack of transparency of information submitted by the village Lakapodo to thepublic. Stages of implementation less effective based on research results, wherethe use of budgetary Village Allocation Fund can be resolved properly, but due tothe lack of transparency of information related to the implementation of theplanning of activities by government village to the public, so that theachievement of management goals Village Allocation Fund which was conductedat the Lakapodo still less effective. At the stage of accountability in themanagement of the Village Fund Allocation process are less effective, whichstatements are not arranged government accountability Lakapodo village and theabsence of evaluation activities that should be done together with villagecommunities Lakapodo. This is because the process is created in each phase of theVillage Fund Allocation Management is not in accordance with the principles andobjectives of the management of the Village Fund Allocation prioritizingtransparency of information to the public as a team evaluation of developmentactivities that do. While limiting factors is the human resources less than theexecutive management team, information, and lack of community participation.

Keywords: Effectiveness, Management, Village Fund Allocation, PhysicalDevelopment.

Page 12: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA .............................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

ABSTRACT .......................................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis ......................................................................... 8

2.1.1. Konsep Efektivitas ........................................................... 8

2.1.2. Ukuran Efektivitas ........................................................... 9

2.1.3. Pengertian Pengelolaan.................................................... 11

2.1.4 Pengertian Desa ............................................................... 12

2.1.5 Pengertian Pembangunan Desa ........................................ 14

2.1.6 Pemerintah Desa Dan Otonomi Desa .............................. 27

2.1.7 Alokasi Dana Desa ........................................................... 38

2.1.8 Efektivitas Pengalokasian Dana Desa .............................. 42

2.1.9 Pengertian Pembangunan Fisik ....................................... 44

2.1.10 Hambatan Pembangunan Desa ......................................... 46

2.1.11 Pengertian Anggaran ........................................................ 47

2.2 Kajian Empirik ............................................................................ 50

2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................... 52

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 55

3.2. Rancangan Penelitian .................................................................. 55

Page 13: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

xiii

3.3. Populasi dan Sampel .................................................................. 55

3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................... 56

3.4.1 Data Primer .................................................................... 56

3.4.2 Data Sekunder .................................................................... 57

3.5 Metode Pengumpilan Data ........................................................... 57

3.6 Metode Pengolahan Data ............................................................. 58

3.7 Teknis Analisis Data .................................................................... 58

3.4. Variabel Dan Definsi Operasional ............................................... 59

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum ....................................................................... 61

4.1.1. Kondisi Geografis ........................................................... 61

4.1.2. Struktur Organisasi ......................................................... 63

4.1.3. Deskripsi Responden ...................................................... 66

4.2. Hasil Penelitian ........................................................................... 68

4.2.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam

Meningkatkan Pembangunan Fisik Di desa Lakapodo .... 68

4.2.2 Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

Pembangunan Fisik Di Desa Lakapodo ........................... 68

4.2.3 Faktor-faktor Yang Menghambat Pengelolaan Alokasi

Dana Desa Dalam Meningkatkan Pembangunan Fisik di

Desa lakapodo .................................................................. 84

4.3. Pembahasan ............................................................................... 90

4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam

Meningkatkan Pembangunan Fisik Di desa Lakapodo ... 90

4.3.2. Faktor-faktor Yang Menghambat Pengelolaan Alokasi

Dana Desa Dalam Meningkatkan Pembangunan Fisik di

Desa lakapodo ................................................................. 94

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ................................................................................ 98

5.2. Saran .......................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

xiv

DAFTAR TABEL

No. Halaman

4.1 Jumlah Penduduk Sesuai Dengan Dusun/Lingkungan ............................. 62

4. 2 Tingakat Pendidikan.................................................................................. 62

4. 3 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................... 67

4.4 Responden Berdasakan Tingkat Usia .................................................... 67

4.5 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan............................................ 68

4.6 Tahapan Perencanaan Pengelolaan Alokasi Dana Desa ........................... 70

4.7 Tahapan Pengelolaan Alokasi Dana Desa................................................. 76

4.8 Tahapan Pertanggungjawaban Pengelolaan Alokasi Dana Desa .............. 80

Page 15: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

2.3 KerangkaPenelitian ................................................................................... 54

4.1. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Lakapodo ............................................ 67

Page 16: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberian otonomi daerah seluas luasnya berarti pemberian kewenangan

dan keleluasaan (diskreksi) kepada daerah untuk mengelola dan memanfaatkan

sumberdaya daerah secara optimal. Agar tidak terjadi penyimpangan dan

penyelewengan, pemberian wewenang dan keleluasaan yang luas tersebut harus

diikuti dengan pengawasan yang kuat. Meskipun titik berat otonomi diletakkan

pada tingkat Kabupaten/Kota, namun secara esensi sebenarnya kemandirian

tersebut harus dimulai dari level pemerintahan ditingkat paling bawah, yaitu

Desa. Selama ini, pembangunan desa masih banyak bergantung dari pendapatan

asli desa dan swadaya masyarakat yang jumlah maupun sifatnya tidak dapat

diprediksi.

Adanya PP No.72 tahun 2005 dan di revisi UU No.6 tahun 2014

tentang Desa sangat jelas mengatur tentang pemerintahan Desa, yang

menyatakan bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang meniliki

batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Landasan pemikiran dalam pengaturan

mengenai desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi

dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintahan desa berdasarkan UU No. 6 Tahun

1

Page 17: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

2

2014 adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintahan Desa dan

Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang

diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Merupakan suatu kegiatan pemerintah desa, lebih jelasnya pemikiran ini

didasarkan bahwa penyelenggaraan tata kelola desa (disingkat penyelenggaraan

desa), atau yang dikenal selama ini sebagai “Pemerintahan Desa”. Kepala Desa

adalah pelaksana kebijakan sedangkan Badan Permusyawaratan Desa dan

lembaga pembuat dan pengawas kebijakan (Peraturan Desa). Pengelolaan

keuangan desa menjadi wewenang desa yang dijabarkan dalam Peraturan Desa

(Perdes) tentang anggaran dan pendapatan belanja desa (APB Desa). Dengan

sumber pendapatan yang berasal dari pendapatan asli desa seperti hasil usaha

desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong dan lain-lain pendapatan

asli desa yang sah.

Dengan bergulirnya dana-dana perimbangan melalui Alokasi Dana Desa

(ADD) harus menjadikan desa benar-benar sejahterah. Untuk persoalan Alokasi

Dana Desa (ADD) saja, meski telah diwajibkan untuk dianggarkan di pos APBD,

namun lebih banyak daerah yang belum melakukannya.

Untuk itu, seharusnya proses transformasi kearah pemberdayaan desa terus

dilaksanakan dan didorong semua elemen untuk menuju Otonomi Desa. Apabila

melihat jumlah anggaran yang diberikan kepada desa melalui Alokasi Dana

Page 18: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

3

Desa mencapai Rp.283.984.000.00 per Desa untuk Kabupaten Muna, maka

muncul pertanyaan apakah desa beserta elemen yang ada sudah mampu

melaksanakan pengelolaan anggaran tersebut secara baik.

Hal ini mengingat bahwa desa melaksanakan pembangunan hanya

mendapat bantuan keuangan yang terbatas dan pengelolaannya masih sangat

sentralistis oleh satuan instansi pemerintahan, dan Desa mendapatkana lokasi

anggaran yang cukup besar dan pengelolaannya dilakukan secara mandiri,

sehingga keraguan terhadap kemampuan Desa secara internal untuk mengelola

alokasi dana tersebut masih dipertanyakan.

Menurut Doller & Wallis (2001), Alokasi Dana Desa berperan penting dan

menjadi kunci utama keberhasilan otonomi desa. Efektifitas dan Efisiensi

penyaluran Alokasi Dana Desa (ADD) dari Pemerintah Kabupaten/Kota ke

Pemerintah Desa serta bagaimana pemanfaatan dana tersebut menjadi sangat

penting, karena keduanya merupakan parameter paling sederhana bagi

keberhasilan desentralisasi (Ahmad Erany Yustika, 2008). Selain itu desa juga

masih banyak memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu khususnya pada

organisasi pemerintahannya, sehinggahal tersebut juga akan mempengaruhi

dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa.

Adapun mengenai keterbatasan yang dimaksud tersebut, Wasistiono dan

Tahir (2006) menyatakan bahwa, unsur kelemahan yang dimiliki oleh

pemerintahan desa pada umumnya yaitu:

Page 19: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

4

1. Kualitas sumberdaya aparatur yang dimiliki desa pada umumnya masih

rendah.

2. Belum sempurnanya kebijakan pengaturan tentang organisasi pemerintah desa

3. Rendahnya kemampuan perencanaan ditingkat desa, sering berakibat pada

kurangnya sinkronisasi antara output (hasil/keluaran) implementasi kebijakan

dengan kebutuhan dari masyarakat yang merupakan input dari kebijakan.

4. Sarana dan prasarana penunjang operasional administrasi pemerintah masih

sangat terbatas, selain mengganggu efisiensi dan efektivitas pelaksanaan

pekerjaan, juga berpotensi menurunkan motivasi aparat pelaksana, sehingga

pada akhirnya menghambat pencapaian tujuan, tugas dan pekerjaan.

Hal sama juga yang dialami oleh pemerintah Desa Lakapodo

Kecamatan Watopute Kabupaten Muna dengan keterbatasan kemampuan

sumber daya manusia yang memiliki peran dalam Pengelolaan Alokasi Dana

Desa. Penyaluran Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Lakapodo, yang tampak

dari kegiatan Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) yaitu pengadaan barang

untuk pembersihan lingkungan fasilitas umum seperti mesin rumput dan

pengadaan pupuk tanam untuk setiap rukun tetangga (RT). Dari

Pengalokasian Alokasi Dana Desa yang ada di Desa Lakapodo tidak nampak

adanya pembangunan fisik yang di lakukan seperti pembangunan pasar dan

pembuatan sumur gali.

Pengelolaan Alokasi Dana Desa tersebut masih belum maksimal sesuai

dengan tujuan Alokasi Dana Desa (ADD). Tujuan dari Alokasi Dana Desa

Page 20: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

5

(ADD) adalah untuk membiayai program Pemerintah Desa dalam

melaksanakan kegiatan pemerintah dan pemberdayaan masyarakat, sehingga

pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi

masyarakat desa dapat ditingkatkan. Hal ini dikarenakan kurangnya

pemberdayaan yang dilakukan kepada masyarakat dan tidak adanya

pengembangan sosial budaya yang dilakukan karena yang tampak dari

pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) hanyalah pengadaan barang dan

pengadaan pupuk tanam.

Berdasarkan pertimbangan dan kenyataan di atas, diharapkan

keseluruhan Pemerintah desa dapat mengoptimalkan anggaran Alokasi Dana

Desa (ADD) yang dimiliki sehingga penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD)

ini dapat menggerakkan roda perekonomian desa, maka pembangunan desa

akan semakin meningkat. Pembangunan yang meningkat ini diharapkan akan

mengurangi disparitas pertumbuhan antar desa. Berdasarkan latar belakang

diatas, maka judul penelitian ini yaitu: “Efektifitas Pengelolaan Alokasi

Dana Desa dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan Fisik di Desa

Lakapodo Kecamatan Watopute Kabupaten Muna”.

Page 21: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang judul di atas, maka permasalahan yangdi kaji

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Efektifitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam

Pembangunan Fisik Desa Lakapodo Kecamatan Watopute Kabupaten Muna?

2. Faktor-faktor apa yang menghambat dalam Efektifitas Pengelolaan Alokasi

Dana Desa (ADD) dalam Pembangunan Fisik Desa Lakapodo Kecamatan

Watopute Kabupaten Muna.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Efektifitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam

Pembangunan Fisik Desa Lakapodo Kecamatan Watopute Kabupaten Muna.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat Pengelolaan Alokasi

Dana Desa (ADD) dalam Pembangunan Fisik di Desa Lakapodo Kecamatan

Watopute Kabupaten Muna.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang di harapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi Pemerintah Desa Lakapodo Kecamatan

Watopute Kabupaten Muna dalam mengelola anggaran Alokasi Dana Desa

(ADD).

2. Sebagai bahan penelitian selanjutnya, dengan objek yang relevan.

Page 22: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka

ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada perencanaan, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban serta Pembangunan Fisik di Desa Lakapodo Kecamatan

Watopute Kabupaten Muna Tahun 2016.

Page 23: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Konsep Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan

hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya

dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (view point) dan

dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan

efisiensi.

Menurut Gie (2000), efektivitas adalah keadaan atau kemampuan

suatu kerja yang dilaksanakan oleh manusia untuk memberikan hasil guna

yang diharapkan. Sedangkan Gibson (1984) mengemukakan bahwa efektivitas

adalah konteks perilaku organisasi yang merupakan hubungan antar produksi,

kualitas, efisiensi, fleksibilitas, kepuasan, sifat keunggulan dan pengembangan

(Haris, 2015).

Menurut Mardiasmo (2004), Efektivitas adalah ukuran berhasil

tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi

berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan

dengan efektif. Efektivitas adalah mengukur hubungan antara hasil pungutan

suatu pajak dengan target penerimaan pajak itu sendiri.

8

Page 24: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

9

Suatu hal dapat dikatakan efektif apabila hal tersebut sesuai dengan

yang dikehendaki. Artinya, pencapaian hal yang dimaksud merupakan

pencapaian tujuan penerimaan Alokasi Dana Desa di Desa Lakapodo

Kabupaten Muna dilakukannya tindakan untuk mencapai hal tersebut.

Sehingga efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu

tujuan penerimaan Dana Desa yang telah ditetapkan sebelumnya. Suatu usaha

atau kegiatan dapat dikatakan efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut

telah mencapai tujuannya.

2.1.2 Ukuran Efektivitas

Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara

rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan.

Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat

sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan,

maka hal itu dikatakan tidak efektif. Adapun kriteria atau ukuran mengenai

pencapaian tujuan efektif atau tidak, sebagaimana dikemukakan oleh S.P.

Siagian (1978), yaitu:

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan supaya

karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan

tujuan organisasi dapat tercapai.

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah

“pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam

mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak

Page 25: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

10

tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan

tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya

kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha

pelaksanaan kegiatan operasional.

4. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang

apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.

5. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu

dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab apabila

tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan

bekerja.

6. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator

efektivitas organisasi adalah kemamapuan bekerja secara produktif.

Dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh

organisasi.

7. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu

program apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka

organisasi tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan

pelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada tujuannya.

Page 26: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

11

2.1.3 Pengertian Pengelolaan

Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti

pula pengaturan atau pengurusan (Suharsimi Arikunto, 1993). Pengelolaan

diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh

sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujan

tertentu. Dikatakan manajemen adalah suatu proses perencanaan dan

pengambilan keputusan, pengorganisasian, memimpin dan pengendalian

organisasi manusia, keuangan, fisik dan informasi sumber daya untuk mencapai

tujuan organisasi secara efisiensi dan efektif.

Nanang Fattah (2004) berpendapat bahwa dalam proses manajemen

terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer atau

pimpinan, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organising),

pemimpin (leading), dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu,

manajemen diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganising,

memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar

tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.

Manajemen merupakan proses perencanan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan

pengguna sumber daya organisasi lainya untuk mencapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan. Stoner menekanan bahwa manajemen dititik beratkan pada

proses dan sistem. Oleh karena itu, apabila dalam sistem dan proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penganggaran, dan sistem

Page 27: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

12

pengawasan tidak baik, proses manajemen secara keseluruhan tidak lancar

sehingga proses pencapaian tujuan akan terganggu atau mengalami kegagalan

(Shyhabuddin Qalyubi, 2007).

Berdasarkan definisi manajemen diatas secara garis besar tahap-tahap

dalam melakukan manajemen meliputi melakukan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan merupakan

proses dasar dari suatu kegiatan pengelolaan dan merupakan syarat mutlak

dalam suatu kegiatan pengelolaan. Kemudian pengorganisasian berkaitan

dengan pelaksanaan perencanaan yang telah ditetapkan. Sementara itu

pengarahan diperlukan agar menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan

pengawasan yang dekat. Dengan evaluasi, dapat menjadi proses monitoring

aktivitas untuk menentukan apakah individu atau kelompok memperolah dan

mempergunakan sumber-sumbernya secara efektif dan efisien untuk mencapai

tujuan.

2.1.4 Pengertian Desa

Menurut Ndraha (1984) pengertian resmi tentang Desa menurut Undang

undang adalah:

UU Nomor 5 Tahun 1979

Desa ialah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk

sebagai kesatuan masyarakat, termaksud di dalamnya kesatuan masyarakat

hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah

Page 28: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

13

camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

UU Nomor 22 Tahun 1999

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan

Nasional dan berada di Daerah Kabupaten. Ini berarti desa merupakan suatu

pemerintahan yang mandiri yang berada di dalam sub sistem Pemerintahan

Nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Bintarto (1983), Desa merupakan perwujudan atau kesatuan

geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultur yang terdapat di suatu daerah,

dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

UU Nomor 32 Tahun 2004

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang

diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Sedangkan desa menurut Widjaja (2003) dalam bukunya “Otonomi

Desa”menyatakan bahwa “Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa,

landasan pemikiran dalam mengenai Desa adalah keanekaragaman, partisipasi,

otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.

Page 29: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

14

Menurut Winardi (1988) Desa dapat dipahami sebagai suatu daerah

kesatuan hukum dimana bertempat tinggal di suatu masyarakat yang berkuasa

(memiliki wewenang) mengadakan pemerintahan sendiri. Pengertian ini

menekankan adanya otonomi untuk membangun tata kehidupan Desa bagi

kepentingan penduduk. Dalam pengertian ini terdapat kesan yang kuat, bahwa

kepentingan dan kebutuhan masyarakat Desa hanya dapat diketahui dan

disediakan oleh masyarakat Desa dan bukan pihak luar.

Selanjutnya dalam PP Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa, bahwa

Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan

asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem

Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian desa

sebagai suatu bagian dari sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang diakui otonominya dan Kepala Desa melalui pemerintah desa

dapat diberikan penugasan pendelegasian dari pemerintahan ataupun

pemerintahan daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah tertentu.

2.1.5 Pengertian Pembangunan Desa

Pembangunan merupakan konsep normatif yang mengisyaratkan

pilihan-pilihan tujuan untuk mencapai apa yang disebut sebagai realisasi

potensi manusia. Pembangunan tidak sama maknanya dengan modernisasi, jika

Page 30: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

15

kita memahami secara jelas mengenai makna sesungguhnya dari hakikat

pembangunan itu sendiri.

Menurut Todaro (1998) pembangunan bukan hanya fenomena semata,

namun pada akhirnya pembangunan tersebut harus melampaui sisi materi dan

keuangan dari kehidupan manusia bahwa pembangunan ekonomi telah

digariskan kembali dengan dasar mengurangi atau menghapuskan kemiskinan,

ketimpangan dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi atau

ekonomi negara yang sedang berkembang.

Pembangunan Desa merupakan bagian dari pembangunan nasional

dan pembangunan Desa ini memiliki arti dan peranan yang penting dalam

mencapai tujuan nasional, karena Desa beserta masyarakatnya merupakan

basis dan ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Adapun

definisi pembangunan desa menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Kartasasmita (2001) mengatakan bahwa hakekat

pembangunan nasional adalah manusia itu sendiri yang merupakan titik pusat

dari segala upaya pembangunan dan yang akan dibangun adalah kemampuan

dan kekuatannya sebagai pelaksana dan yang akan dibangun adalah

kemampuan dan kekuatannya sebagai pelaksana dan penggerak

pembangunan. Pada hakekatnya pembangunan desa dilakukan oleh

masyarakat bersama-sama pemerintah terutama dalam memberikan

bimbingan, pengarahan, bantuan pembinaan, dan pengawasan agar dapat

Page 31: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

16

ditingkatkan kemampuan masyarakat dalam usaha menaikan taraf hidup dan

kesejahteraannya.

Suparno (2001) menegaskan bahwa pembangunan desa dilakukan

dalam rangka imbang yang sewajarnya antara pemerintah dengan masyarakat.

Kewajiban pemerintah adalah menyediakan prasarana-prasarana, selebihnya

disandarkan kepada kemampuan masyarakat itu sendiri. Proses pembangunan

desa merupakan mekanisme dari keinginan masyarakat yang dipadukan

dengan masyarakat. Perpaduan tersebut menentukan keberhasilan

pembangunan seperti yang dikemukakan oleh Ahmadi (2001) mekanisme

pembangunan desa adalah merupakan perpaduan yang serasi antara kegiatan

partisipasi masyarakat dalam pihak dan kegiatan pemerintah di satu pihak.

Bahwa pada hakekatnya pembangunan desa dilakukan oleh masyarakat

sendiri. Sedangkan pemerintah memberikan bimbingan, bantuan, pembinaan,

dan pengawasan. Pembangunan desa dapat dilihat dari berbagai segi yaitu

sebagai suatu proses, dengan suatu metode sebagai suatu program dan suatu

gerakan, sebagaimana pendapat pakar berikut ini:

1. Sebagai suatu proses adalah memperhatikan jalannya proses perubahan

yang berlangsung dari cara hidup yang lebih maju/modern. Sebagai suatu

proses, maka pembangunan desa lebih menekankan pada aspek perubahan,

baik yang menyangkut segi sosial, maupun dari segi psikologis. Hal ini

akan terlihat pada perkembangan masyarakat dari suatu tingkat kehidupan

tertentu ketingkat kehidupan yang lebih tinggi, dengan memperhatikan di

Page 32: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

17

dalamnya masalah perubahan sikap, serta perubahan lainnya yang apabila

diprogramkan secara sistematis akan usaha penelitian dan pendidikan yang

sangat baik.

2. Sebagai suatu metode, yaitu suatu metode yang mengusahakan agar rakyat

mempunyai kemampuan yang mereka miliki. Pembangunan desa juga

merupakan metode untuk mencapai pemerataan pembangunan desa dan

hasil-hasilnya dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan

makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

3. Sebagai suatu program adalah berusaha meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteran masyarakat pedesaan baik lahir maupun bathin dengan

perhatian ditujukan pada kegaiatan pada bidang-bidang tertentu seperti

pendidikan, kesehatan, pertanian, industri rumah tangga, koperasi,

perbaikan kampung halaman dan lain-lain.

4. Sebagai suatu gerakan karena pada hakekatnya semua gerakan atau usaha

kegiatan pembangunan diarahkan ke desa-desa. Sebagai suatu gerakan

dimana pembangunan desa mengusahakan mewujudkan masyarakat sesuai

dengan cita-cita Nasional Bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat

adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

5. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa pembangunan desa meliputi

beberapa faktor dan berbagai program yang dilaksanakan oleh aparat

departemen, pemerintah daerah dan seluruh masyarakat.

Page 33: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

18

Oleh karena itu, pelaksanaannya perlu ada koordinasi dari pemerintah

baik pusat maupun daerah serta desa sebagai tempat pelaksanaan

pembangunan agar seluruh program kegiatan tersebut saling menunjang dan

terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana, sehingga dapat berdaya guna

dan berhasil guna. Permasalahan di dalam pembangunan perdesaan adalah

rendahnya aset yang dikuasai masyarakat perdesaan ditambah lagi dengan

masih rendahnya akses masyarakat perdesaan ke sumber daya ekonomi seperti

lahan/tanah, permodalan, input produksi, keterampilan dan teknologi,

informasi, serta jaringan kerjasama. Disisi lain, masih rendahnya tingkat

pelayanan prasarana dan sarana perdesaan dan rendahnya kualitas SDM di

perdesaan yang sebagian besar berketerampilan rendah (low skilled),

lemahnya kelembagaan dan organisasi berbasis masyarakat, lemahnya

koordinasi lintas bidang dalam pengembangan kawasan perdesaan.

Oleh karena itu dapat dilihat beberapa sasaran yang dapat dilakukan

dalam pembangunan desa sebagai berikut:

1) Meningkatkan pelayanan dalam hal pertanahan serta memproses masalah-

masalah pertanahan dalam batas-batas kewenangan Kabupaten.

2) Pemantapan pengelolaan pemanfaatan ruang dan pengendalian

pemanfaatan ruang untuk menciptakan lingkungan kehidupan yang

efisien, efektif dan berkelanjutan.

3) Peningkatan kualitas pemukiman yang aman, nyaman dan sehat .

Page 34: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

19

4) Meningkatnya prasarana wilayah pada daerah tertinggal, terpencil dan

daerah perbatasan.

5) Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan di daerah dan

wilayah.

6) Meningkatkan ekonomi wilayah untuk kesejahteraan masyarakat serta

menanggulangi kesenjangan antar wilayah.

Dalam pelaksanaan pembangunan desa, desa harus melaksanakan prinsip-

prinsip transparansi serta pelibatan partisipasi masyarakat baik dalam

perencanaan,pelaksanaan maupun dalam pengawasan dan pemantauan.

Dalam kerangka UU Desa, siklus pembangunan desa mencakup 3 (tiga)

tahap penting yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban.

1. Perencanaan

Perencanaan pembangunan desa mengacu pada konsep membangun desa

dan desa membangun. Konsep membangun desa dalam konteks perencanaan

adalah bahwa dalam merencanakan pembangunan, desa perlu mengacu pada

perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota. Hal tersebut diatur dalam UU

Desa terutama pada pasal 79 dan pasal 80. Dalam pasal 79 UU Desa

disebutkan bahwa:

1) Pemerintah Desa menyusun perencanaan pembangunan desa sesuai

dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan

pembangunan Kabupaten/Kota.

Page 35: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

20

2) Perencanaan Rembangunan Desa sebagaiman dimaksud pada ayat (1)

disusun secara berjangka meliputi:

a. Rencana pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu

6(enam) tahun.

b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana

Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 1 tahun.

3).Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja

Pemerintah Desa sebagaiman dimaksud pada ayat (2) ditetapkan

Peraturan Desa.

4). Peraturan Desa tentang Rencana Pembangunan Jangaka Menengah Desa

dan rencana Kerja Pemerintah Desa merupakan satu-satunya dokumen

perencanaan di Desa.

5). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana kerja

Pemerintah Desa merupakan pedoman dalam penyusunan anggaran

pendapatan dan belanja desa yang diatur dalam peraturan pemerintah.

6). Program pemerintah yang berskala lokal Desa dikordinasikan dan/atau

didelegasikan pelaksanaannya kepada desa.

7). Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan salah satu sumber masukan dalam perencanaan

pembangunan Kabupaten/Kota.

Page 36: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

21

Pada UU Desa, untuk mengakomodir asas demokrasi, kemandirian,

partisipasi, kesetaraan dan pemberdayaan, perencanaan pembangunan

desa tidak semata-mata bersifat top down, namun juga menyusun konsep

desa membangun. Konsep desa membangun ini mengedepankan

musyawarah desa untuk memenuhi kebutuhan riil masyarakat. Hal

tersebut dijelaskan dalam pasal 80 UU Desa yang menyebutkan bahwa:

1) Perencanaan pembangunan desa sebagai mana dimaksud dalam pasal

79 diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat desa.

2) Dalam menyusun perencanaan pembanguna desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Pemerintah desa wajib menyelenggarakan

musyawarah perencanaan pembangunan desa.

3) Musyawara perencanaan pembangunan desa menetapkan prioritas,

program, kegiatan dan kebutuhan pembangunan desa yang didanai

oleh anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat

desa, dan/atau anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten/Kota.

4) Prioritas, program, kegiatan dan kebutuhan pembangunan Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dirumuskan berdasarkan

penilaian terhadap kebutuhan masyarakat desa yang meliputi:

Page 37: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

22

a. Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar.

b. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan berdasarkan

kemampuan teknis dan sumberdaya lokal yang tersedia.

c. Pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif.

d. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan

ekonomi.

e. Peningkatan kualitas ketertiban dan ketentraman masyarakat desa

berdasarkan kebtuhan masyarakat desa.

2. Pelaksanaan

Berdasarkan peraturan pemerintah No. 60 tahun 2014 tentang dana desa

yang bersumber dari APBN dan Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 2014

tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 6 tahun 2014 tentang

Desa telah diatur beberapa pokok penggunaan keuangan desa. Pada pasal

100 PP No. 43 tahun 2014 disebutkan bahwa belanja desa yang ditetapkan

dalam APBDesa digunakan dengan ketentuan:

a. Paling sedikit 70% dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk

mendanai penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksaan pembangunan

desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat

desa.

b. Paling banyak 30% dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk

penghasilan tetap dan tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa,

Page 38: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

23

Operasional Pemerintah Desa , Tunjangan dan Operasinal Badan

Permusyawaratan Desa dan Insentif Rukun Tetanggan dan Rukun Warga.

Dari pasal tersebut terlihar bahwa keuangan desa hanya dibatasi

untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksaan

pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, pemberdayaan

masyarakat desa dan membayar penghasilan maupun tunjangan intensif

bagi perangkat desa badan permusyawaratan desa dan rukun

tetangga/rukun warga.

Dalam merealisasikan APBDesa, Kepala Desa bertindak sebagai

kordinator kegiatan yang dilaksanakan oleh perengakat desa atau unsur

masyarakat desa. Pelaksanaan kegiatan harus mengutamakan

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumberdaya alam yang ada di

desa serta mendayagunakan swadaya dan gotong royong masyarakat.

Semua ketentuan tersebut tercantum dalam pasal 121 PP No. 43 Tahun

2014.

Selain itu, APBDesa dapat digunakan untuk pembangunan antar

desa atau biasa disebut pembangunan kawasan perdesaan. Pembangunan

kawasan perdesaan merupakan perpaduan pembangunan antar desa yang

dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas

pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa melalui

pendekatan pembangunan partisipatif, inisiatif untuk melakukan

pembangunan kawasan perdesaan dapat dilakukan secara botton up

Page 39: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

24

dengan pengusulan Kepala Desa kepada Bupati/Walikota dan dapat juga

secara top down sebagai program Gubernur atau Bupati/Walikota.

Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, masyarakat dan

pemerintah desa dapat memperoleh bantuan pendamping secara

berjenjang. Secara teknis, pendampingan dilaksanakan oleh satuan kerja

perangkat daerah Kabupaten/Kota dan dapat dibantu oleh tenaga

pendamping professional, kader pemberdayaan masyarakat desa, atau

pihak ketiga yang dikordinasikan oleh Camat di Wilayah Desa tersebut.

Ketentuan tentang pendamping bagi masyarakat dan pemerintah desa

telah diatur pada pasal 128-131 PP No. 43 tahun 2014 dan Peraturan

Mentri Desa No.3 tahun 2015 tentang pendamping desa.

3. Pertanggungjawaban

Kepala Desa adalah penanggungjawab dari pengelolaan keuangan

desa secara keseluruhan. Dalam PP No. 43 tahun 2014 pasal 103-104

mengatur tata cara pelaporan yang wajib dilakukan oleh Kepala Desa.

Kepala Desa wajib melaporkan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa

kepada Bupati/Walikota setiap semester tahun berjalan (laporan

semesteran). Selain itu, Kepala Desa wajib menyampaikan laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota

setiap akhir tahun anggaran (laporan tahunan). Laporan yang dibuat

Kepala Desa ditukan kepada Bupati/Walikota yang dismpaikan melalui

Camat.

Page 40: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

25

Pengaturan pelaporan dan pertanggungjawaban penggunaan

APBDesa tercantum dalam Permendagri No. 113 tahun 2014 tentang

pengelolaan keuangan desa. Dalam Permendagri tersebut, diatur pula

standar dan format pelaporan pertanggungjawaban yang harus disusun

oleh Kepala Desa. Seperti ketentuan lampiran yang perlu dipenuhi dalam

laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa, yaitu:

a. Format laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

tahun anggaran berkenaan.

b. Format laporan kekayaan milik desa per 31 Desember tahun anggaran

berkenaan.

c. Format laporan program pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk

ke desa.

Dari PP no. 43 tahun 2014 dan Permendagri No. 113 tahun 2014

terlihat bahwa laporan pertanggungjawaban yang harus dibuat oleh

Kepala Desa harus terintegrasi secara utuh, tidak melihat sumber dana

yang diperoleh desa. Hal ini berbeda dengan aturan sebelumnya yang

mewajibkan desa untuk menyusun laporan pertanggungjawaban

penggunaan dana berdasarkan sumber dananya.

UU Desa meletakan prinsip dasar untuk penyelenggaraan

pengawasan pembangunan desa yang meliputi pengawsan oleh sipra-desa

(downroad accountability), pengawasan oleh lembaga desa dan

Page 41: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

26

pengawasan dari masyarakat (upward accountability). Terdapat beberapa

mekanisme pengawasan dan pemantauan sebagai berikut:

1. Pengawasan oleh supra desa secara berjenjang oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota dan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian

Dalam Negeri, Kementrian Desa dan Kementrian Keuangan (pasal 26

PP No. 60 Tahun 2014). Dalam operasioanlnya, pengawasan oleh

pemerintah Kabupaten/Kota menjadi tanggungjawab Bupati/Walikota.

Funngsi pengawasan tersebut didelegasikan oleh Bupati/Kota kepada

Camat dan Inspektorat Kabupaten/Kota. Hasil pengawasan

Pemerintah Kabpaten/Kota disampaikan kepada Pemerintah Pusat

terkait dengan unsur pengawasannya. Pengawasan pembangunan desa

disampaikan kepada Kementrian Desa dan pengawasan pemerintahan

disampaikan kepada Kementrian Dalam Negeri.

2. Pengawasan supra desa lainnya adalah pengawasan dari Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP). Hal ini didasari oleh UU No. 15 tahun 2004

tentang pemeriksaan pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara dimana keuangan desa yang berasal dari Pemerintah Puast dan

Pemerintah Daerah termasuk kategori Keuangan Negara karena

sumbernya APBN dan APBD, PP No. 60 tahun 2008 tentang system

pengendalian intern pemerintah juga memberikan kewenangan bagi

Page 42: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

27

BPKP untuk mengawasi pengelolaan keuangan desa karena

sumbernya yang berasal dari APBN maupun APBD.

3. Pengawan oleh lembaga BPD sebagai bagian dari fungsi pengawasan

terhadap kinerja Kepala Desa antara lain melalui tanggapan atas

pertanggungjawaban Kepala Desa dan pengaduan masyarakat yang

disampaikan melalui BPD (pasal 55 dan 82 UU Desa).

2.1.6 Pemerintah Desa dan Otonomi Desa

Dalam sejarah perkembangan manusia, desa dipandang sebagai

suatu bentuk organisasi kekuasaan yang pertama sebelum lahirnya

organisasi kekuasaan yang lebih besar seperti kerajaan, kekaisaran dan

negara-negara modern sebagaimana yang dikenal dewasa ini. Ditinjau

dari sudut pandang bidang ekonomi, desa berfungsi sebagai lumbung

bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak

kecil artinya. Desa-desa di Jawa banyak berfungsi sebagai desa agraris

yang menunjukkan perkembangan baru, yaitu timbulnya industri-

industri kecil di daerah pedesaan yang merupakan “rural industries”

(Wasistiono, 2007).

Menurut Bintarto (1983), salah satu peranan pokok desa terletak

pada bidang ekonomi. Daerah pedesaan merupakan tempat produksi

pangan dan produksi komoditi ekspor. Peranan pentingnya menyangkut

produksi pangan yang akan menentukan tingkat kerawanan dalam

rangka pembinaan ketahanan nasional. Oleh karena itu, peranan

Page 43: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

28

masyarakat pedesaan dalam mencapai sasaran swasembada pangan

adalah penting sekali. Masyarakat desa perkebunan adalah produsen

komoditi untuk ekspor (Wasistiono, 2007).

Secara sosiologis, masyarakat Desa memiliki karakteristik

tertentu yang membedakannya dengan kelompok masyarakat lainnya.

Boeke memberikan gambaran bahwa yang dimaksud dengan Desa

adalah persekutuan hukum pribumi yang terkecil dengan kekuasaan

sendiri dan kekayaan atau pendapatan sendiri. Persekutuan hukum

pribumi terkecil dapat diartikan sebagai persekutuan hukum adat yang

tumbuh dengan sendirinya di dalam masyarakat pribumi dan

mempunyai dasar tradisional, dan juga persekutuan hukum, dimana

hanya penduduk pribumi atau setidak-tidaknya sebagian besar dari pada

penduduk pribumi menjadi anggotanya (Wasistiono, 2007).

Kesatuan masyarakat hukum tersebut mengurus kehidupan

mereka secara mandiri (otonom), dan wewenang untuk mengurus

dirinya sendiri itu dimiliki semenjak kesatuan masyarakat hukum itu

terbentuk tanpa diberikan oleh orang atau pihak lain. Dari sinilah

asalnya mengapa „Desa‟ disebut memiliki otonomi asli, yang berbeda

dengan „daerah otonom‟ lainya seperti Daerah Kabupaten atau Daerah

Provinsi yang memperoleh otonominya dari Pemerintah Pusat atau

Pemerintah Nasional.

Page 44: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

29

Pada tahun 1979 dilahirkan sebuah undang-undang nasional

tentang Pemerintahan Desa yang efektif yaitu Undang-undang Nomor 5

tahun 1979 yang ditetapkan pada tanggal 1 Desember 1979. Kedudukan

pemerintahan desa dapat diketahui dari bunyi pasal 1 huruf a UU No.5

Tahun 1979 yang menyebutkan: “Desa adalah suatu wilayah yang di

tempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk

di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi

pemerintah terendah langsung di bawah Camat dan berhak

menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.”

UU No. 5 Tahun 1979 sama sekali tidak memberikan hak

kepada pemerintahan desa atau kepala desa untuk menyelenggarakan

pemerintahan desa, yang peraturan-peraturannya bersumber dari

otonomi desa. Akan tetapi pemerintahan desa menurut UU ini hanya

berhak menyelenggarakan pemerintahan umum yang bersumber dari

pemerintah pusat dan pemerintahan daerah yang otonom di atasnya.

Kedudukan desa tidak lebih dari wilayah administratif seperti

wilayah administratif kelurahan dalam kawasan kota. UU No. 5 Tahun

1979 merupakan produk hukum Pemerintahan Orde Baru yang

dipandang sangat condong menopang Orde Baru dengan politik

stabilitas dan sentralisasinya, sehingga menghambat demokratisasi desa.

Page 45: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

30

Kebijakan pengaturan tentang Desa pada masa Orde Baru,

sejauh mungkin diatur secara seragam dan sentralistis, dengan tujuan

untuk kepentingan politik pemerintah. Hal ini secara jelas disebutkan

dalam konsideran menimbang dalam UU No.5 Tahun 1979, bahwa:

“sesuai dengan sifat Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka

kedudukan Desa sejauh mungkin diseragamkan, dengan mengindahkan

keragaman keadaan Desa dan ketentuan adat istiadat yang masih

berlaku”.Namun upaya penyeragaman ini menghambat tumbuhnya

kreativitas dan partisipasi masyarakat dalam memenuhi kehidupan dan

penghidupannya secara mandiri, sehingga akhirnya hanya membuatnya

tertinggal disbanding masyarakat lainnya. Pengaturan terhadap

pemerintahan desa yang kurang berdasar pada karakteristik

masyarakatnya,hanya akan menimbulkan ketidakberdayaan dan

ketergantungan.

Dengan bergulirnya reformasi maka dilakukan pembenahan

mendasar dari sentralisasi menuju desentralisasi. Dalam kaitannya

dengan adanya reformasi pemerintahan Desa, UU No. 5 Tahun 1974

tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah dan UU No. 5 Tahun

1979 tentang Pemerintahan Desa, segera diganti dengan UU No. 22

Tahun 1999 tentang Pemerintahan Desa. Dalam pasal 1 huruf (o) UU

No.5 Tahun 1979 disebutkan bahwa : Desa atau yang disebut dengan

nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hokum

Page 46: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

31

yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat

yang diakui dalam system Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah

Kabupaten”.

UU No. 22 Tahun 1999 menegaskan bahwa desa tidak lagi

merupakan wilayah administratif. Kedudukan pemerintahan desa adalah

subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia,

sehingga desa memiliki kewenangan, tugas dan kewajiban untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya sendiri. Artinya

desa tidak dapat berdiri sendiri, dan harus senantiasa melihat dinamika

di atasnya. Walaupun Desa tidak lagi menjadi bawahan atau unsur

pelaksanaan daerah, melainkan menjadi daerah yang istimewa dan

bersifat mandiri yang berada dalam wilayah kabupaten, dimana setiap

warga desanya berhak berbicara atas kepentingan sendiri sesuai kondisi

sosial budaya yang hidup di lingkungan masyarakatnya, tetapi yang

lebih penting adalah bagaimana mengkoordinasikan keanekaragaman

tersebut dalam pemerintahan nasional.

Perkembangan Desa di Indonesia selanjutnya adalah pada saat

diterbitkannya UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Desa memang tidak diatur dalam suatu undang-undang tersendiri,

karena sesuai amanat UUD 1945 secara eksplisit tidak disebutkan

Page 47: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

32

kedudukan pemerintahan desa dalam susunan sistem pemerintahan

Negara Indonesia.

Dengan demikian agar urusan yang diserahkan kepada desa

dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan

pemberdayaan pemerintah dan masyarakat desa perlu dilakukan suatu

upaya yang sistemastis dalam menentukan urusan dan kewenangan yang

diserahkan. Upaya sistematis dimaksud tentu saja harus berdasarkan

prinsip-prinsip pengaturan tentang desa dan mempertimbangkan faktor-

faktor lainnya, misalnya dukungan supradesa (Pemerintah

Kabupaten/Kota), sarana dan prasarana, pembiayaan, personil (kualitas

dan kuantitas SDM), serta aspek sosial budaya masyarakat desa.

Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Desa, dinyatakan bahwa Desa (atau dengan sebutan lain) adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempatyang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan RI.

Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa tersebut adalah

keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokrasi dan

pemberdayaan masyarakat.

Landasan pemikiran tersebut merupakan wujud pemberian

dukungan dandorongan kepada desa dalam rangka meningkatkan peran

Page 48: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

33

sertanya dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah di Indonesia

dan juga mencerminkan Pemerintah Desa sebagai kesatuan

pemerintahan terkecil dan terdekat dengan masyarakat yang dipandang

memiliki kedudukan yang sangat strategis serta sekaligus diharapkan

dapat meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat secara

langsung dan cepat.

Untuk meningkatkan peran serta Pemerintah Desa yang dapat

dibentuk di wilayah Kabupaten sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Maka kepada desa diberikan urusan pemerintah

yang menjadi kewenangannya dalam menjalankan roda

pemerintahannya. UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 200 mengatur bahwa

“Pemerintahan desa terdiri dari Pemerintah Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa‟.

Berdasarkan Pasal 206 diatas, khususnya pada butir b, maka

sebagai upayauntuk lebih memberdayakan pemerintah desa dalam

melaksanakan pembangunan dan meningkatkan pelayanan masyarakat

di desa, pemerintah kabupaten/kota dapat menyerahkan pengaturan

sebagai urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kepala desa.

Oleh karena itu, penyerahan sebagai urusan tersebut harus dilakukan

dengan semangat pemberdayaan, dan urusan/kewenangan yang

diserahkan adalah yang dapat mendorong peningkatan pembangunan

Page 49: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

34

dan layanan publik di desa, bukan urusan dan kewenangan yang akan

menjadi beban bagi Pemerintah Desa.

Selain dari pada itu pada pasal 215 ayat (1) UU No. 32 Tahun

2004 secara tegas menyebutkan bahwa pembangunan kawasan pedesaan

yang dilakukan olehkabupaten/kota dan atau pihak ketiga, harus

mengikutsertakan pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa.

Pembiayaan atau keuangan merupakan faktor essensial dalam

mendukung penyelenggaraan otonomi desa, sebagaimana juga pada

penyelenggaraan otonomi daerah. Untuk mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri, Desa membutuhkan dana atau biaya yang memadai

sebagai dukungan pelaksanaan kewenangan yang dimilikinya.

Fungsi desa telah didudukkan sebagai komponen pelaksana

pembangunan yang sangat penting. Pada pasal 215 ayat (1) UU No. 32

Tahun 2004 secara tegas menyebutkan bahwa pembangunan kawasan

pedesaan yang dilakukan oleh kabupaten/kota dan atau pihak ketiga,

harus mengikutsertakan pemerintah desa dan badan permusyawaratan

desa. Dengan dikeluarkannya PP No. 72 tahun 2005 tentang Desa, maka

semakin jelas kedudukan desa dalam pemerintahan NKRI, termasuk

didalamnya tentang kewajiban yang tak bisa ditawar-tawar oleh

Pemerintah Kabupaten untuk merumuskan dan membuat peraturan

daerah tentang Alokasi Dana Desa (ADD) sebagai bagian dari

kewenangan fiskal desa untuk mengatur dan mengelola keuangannya.

Page 50: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

35

Pengelolaan keuangan desa pun menjadi wewenang desa yang

mesti terjabarkan dalam peraturan desa (Perdes) tentang anggaran

pendapatan dan belanja desa(APBDes).Dengan sumber pendapatan

yang berasal dari pendapatan asli desa sepertidari hasil usaha desa, hasil

kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotongroyong, dan

lain-lain pendapatan asli desa yang sah. Selanjutnya bagi hasil

pajakdaerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% (sepuluh per seratus)

untuk desa dan dariretribusi Kabupaten/Kota sebagian diperuntukkan

bagi desa, dan bagian dari danaperimbangan keuangan pusat dan daerah

yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa paling sedikit 10%,

yang pembagiannya untuk setiap Desa secara proporsional yang

merupakan Alokasi Dana Desa (ADD). Kemudian pendapatan itu bisa

bersumberlagi dari bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah

Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan

urusan pemerintahan, serta hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang

tidak mengikat.

Selanjutnya regulasi juga membolehkan desa untuk mendirikan

badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi

desa.Artinya desa sesungguhnya telah didorong,di upayakan dan

diharapkan menjadi mandiri dan berdikari. Apalagi bergulirnya dana-

dana perimbangan tersebut melalui Alokasi Dana Desa (ADD) harusnya

menjadikan desa benar-benar sejahtera. PP No. 72 Tahun 2005 tentang

Page 51: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

36

Desa, Pasal 68 ayat (1) dan penjelasannyamenyebutkan Sumber

pendapatan Desa terdiri atas:

1. Pendapatan Asli Desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan

desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain

pendapatan asli desa yang sah.

2. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang

diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa paling sedikit 10%

(sepuluh per seratus), yang pembagiannya untuk setiap Desa secara

proporsional yang merupakan Alokasi Dana Desa.

Penjelasan

Yang dimaksud dengan “bagian dari dana perimbangan keuangan pusat

dan daerah” adalah terdiri dari dana bagi hasil pajak dan sumberdaya

alam ditambah dana alokasi umum setelah dikurangi belanja

pegawai.Dana dari Kabupaten/Kota diberikan langsung kepada Desa

untuk dikelola oleh Pemerintah Desa, dengan ketentuan 30% (tiga puluh

per seratus) digunakan untuk biaya operasional pemerintah desa dan

BPD, sedangkan 70% (tujuh puluh per seratus) digunakan untuk

kegiatan pemberdayaan masyarakat.

3. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan

Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusan

pemerintahan.

Penjelasan

Page 52: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

37

Bantuan dari Pemerintah diutamakan untuk tunjangan penghasilan

Kepala Desa dan Perangkat Desa. Bantuan dari Propinsi dan

Kabupaten/Kota digunakan untuk percepatan atau akselerasi

pembangunan Desa.

4. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

Yang dimaksud dengan “sumbangan dari pihak ketiga” dapat berbentuk

hadiah, donasi, wakaf, dan atau lain-lain sumbangan, serta pemberian

sumbangan dimaksud tidak mengurangi kewajiban pihak penyumbang.

Yang dimaksud dengan “wakaf” dalam ketentuan ini adalah perbuatan

hukum wakaf untuk dan/atau menyerahkan sebagian harta benda

miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu

tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau

kesejahteraan umum menurut syariah.

Berdasarkan hal tersebut di atas, khususnya tentang pendapatan

asli desa sangat terbatas, kas desa yang bersumber dari pendapatan asli

desa sangat minim,bahkantidak ada. Padahal desa menjalankan fungsi

pemerintahan yang tidak jauh berbedadengan sub system pemerintahan

lainnya. Dari aspek kebijakan, Desa pada dasarnya memiliki hak untuk

memperoleh bagian dari bagian daerah Kabupaten.

Skema anggaran yang dikembangkan di tingkat Kabupaten secara

umum, masih belum terlihat adanya realisasi kongkrit dari pembagian

Page 53: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

38

tersebut. Serapan dana untuk kegiatan rutin hanya menyisakan 20-25%

untuk dana pembangunan, menunjukkan bahwa masih diperlukan usaha

untuk mewujudkan suatu dana perimbangan daerah dengan desa.

Realisasi dana perimbangan Desa akan sangat ditentukan oleh

sejauhmana kabupaten dan desa bisa memperjelas apa yang akan

dilayani di masing-masing level.

Dana perimbangan desa dari setiap desa ditetapkan dengan

mempertimbangkan porsi dari desa yang bersangkutan, tidak ditetapkan

melalui pembagian sama rata,melainkan bagian desa dihitung dengan

porsi kebutuhan dan potensi desa tersebut.Kebutuhan desa

diperhitungkan dari variabel: jumlah penduduk, luas wilayah, kondisi

geografis, potensi alam, tingkat pendapatan masyarakat, dan jumlah

mereka yang berada di bawah garis kemiskinan. Sedangkan potensi desa

adalah gambaran mengenai peluang penerimaan desa, baik dari sektor

pertanian maupun dari sektor lainnya. Perhitungan ini sendiri

diharapkan merupakan perhitungan yang melibatkan atau bahkan

dilakukan sendiri oleh masyarakat desa.

2.1.7 Alokasi DanaDesa(ADD)

Alokasi dana desa(ADD) diderivasi dari formulasi DAU

dengan beberapa proposisi tambahan.Dalam beberapa hal tujuan

keadilan dalam transfer dana, mendorong semangat desentralisasi, tidak

diskriminatif, transparan, sederhana dan mendorong kemajuan desa

Page 54: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

39

penerima menarik untuk diterima sebagai landasan. Maksud Alokasi

Dana Desa (ADD) adalah untuk membiayai program Pemerintah Desa

dalam melaksanakan kegiatan pemerintah dan pemberdayaan

masyarakat, dengan tujuan:

1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam

melaksanakan pelayanan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan sesuai kewenangannya

2. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara

partisipatif sesuai denganpotensi desa

3. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan

kesempatanberusaha bagi masyarakat desa

4. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat.

Sumber Pendapatan Desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh

Desa tidak dibenarkan diambil alih oleh Pemerintah atau Pemerintah

Daerah. Bagian dari dana perimbangan keuangan Pusat dan Daerah

yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten diterjemahkan sebagai ADD.

Tujuan ADD semata-mata bukan hanya pemerataan, tetapi haruslah

keadilan (berdasarkan karakter kebutuhan desa). Sehingga besarnya

dana yang diterima setiap desa akan sangat bervariasi sesuai dengan

karakter kebutuhan desanya. Terdapat tiga kata kunci yaitu pemerataan,

Page 55: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

40

keadilan dan karakter kebutuhan desa yang terdiri dari tujuh faktor

yaitu:

1) kemiskinan (jumlah penduduk miskin),

2) Pendidikan dasar,

3) Kesehatan,

4) Keterjangkauan desa (diproksikan ke jarak desa ke ibukota

Kabupaten/Kota dan Kecamatan),

5) Jumlah penduduk,

6) Luas wilayah, dan

7) Potensi desa (diproksikan terhadap target penerimaan PBB Desa per

hektar).

Lebih lanjut Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.

140/640/SJ, tanggal 22 Maret 2007 perihal “Pedoman Alokasi Dana

Desa dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Desa”

memberikan formulasi sebagai acuan bagi daerah dalammenghitung

Alokasi Dana Desa.Rumus yang dipergunakan berdasarkan asas merata

dan adil. Asas merata adalah besarnya bagian ADD yang sama untuk

setiap desa, atau Alokasi Dana Desa Minimal (ADDM), sedangkan asas

adil untuk setiap desa berdasarkan nilai bobot desa yang dihitung

dengan rumus dan variabel tertentu (misalnya Variabel Kemiskinan,

Keterjangkauan, Pendidikan, Kesehatan, dan lainlain) atau disebut

sebagai Alokasi Dana Desa Proporsional (ADDP).

Page 56: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

41

Penetapan besarnya Alokasi Dana Desa (ADD) dari Pemerintah

Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Desa didasarkan atas beberapa

ketentuan sebagai berikut:

1. Dari bagi hasil pajak daerah kabupaten/Kota paling sedikit 10%

untuk desa diwilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan

sebagaimana UU No. 34 Tahun 2000 tentang perubahan Atas UU

No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2. Dari retribusi Kabupaten/Kota yakni hasil penerimaan jenis retribusi

tertentu daerah Kabupaten/Kota sebagian diperuntukan bagi desa,

sebagaimanadiamanatkan dalam UU No. 34 tahun 2000 tentang

Perubahan atas UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

3. Bantuan keuangan kepada desa yang merupakan bagian dari Dana

Pemerintah Keuangan pusat dan Daerah yang diterima oleh

Kabupaten/kota antara 5% sampai dengan 10%. Persentase yang

dimaksud tersebut diatas tidak termasuk Dana Alokasi Khusus.

Dasar pemberian Alokasi Dana Desa (ADD) adalah amanat

Pasal 212 ayat (3) UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Desa, yang ditindak lanjuti dengan PP No.72 Tahun 2005 tentang

Desa, khususnya pasal 68 ayat (1). Sedangkan perhitungan besaran

ADD didasarkan pada Surat Menteri Dalam Negeri tanggal 22 Maret

Page 57: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

42

2003 No. 140/640/SJ perihal Pedoman Alokasi Dana Desa dari

Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Desa.

2.1.8 Efektivitas Pengalokasian Dana Desa (ADD)

Menurut Osborne dan Gaebler (1997), efisiensi adalah ukuran

berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing unit

output, sedangkan efektivitas adalah ukuran kualitas output

itu.Ketika mengukur efisiensi, harus diketahui berapa banyak biaya

yang harus ditanggung untuk mencapai suatu output tertentu. Ketika

mengukur efektivitas harus diketahui apakah investasi tersebut dapat

berguna.Efisiensi dan efektivitas merupakan hal penting, tetapi ketika

organisasi publik mulai mengukur kinerja, seringkali hanya

mengukur tingkat efisiensi saja.

Devas et al. (1989) mengemukakan bahwa efisiensi adalah

hasil terbaik dari perbandingan antara hasil yang telah dicapai oleh

suatu kerja dengan usaha yang dikeluarkan untuk mencapai hasil

tersebut. Pendapatan ini menyatakan bahwa semakin tinggi hasil

perbandingan antara output dan input-nya berarti tingkat efisiensi

semakin tinggi Atau disebut juga daya guna, yaitu mengukut bagian

dari hasil pajak yang digunakan untuk menutup biaya pemungutan

pajak bersangkutan. Selain mencakup biaya langsung, daya guna juga

memperhitungkan biaya tidak langsung bagi kantor atau instansi lain

dalam pemungutan pajak.

Page 58: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

43

Menurut Nick Devas (1989), prinsip-prinsip dasar pengelolaan

keuangan daerah yang mengalami perubahan paradigma seiring dengan

pencanangan konsep “goodgovernance” dalam penyelenggaraan pemerintahan

adalah:

1. Transparansi

Adanya keterbukaan pemerintah (birokrasi) di dalam proses pembuatan

kebijakan tentang keuangan daerah, sehingga publik dan DPRD dapat

mengetahui, mengkaji, dan memberikan masukan serta mengawasi

pelaksanaan kebijakan publik yang berkaitan dengan keuangan daerah atau

APBD.

2. Efisien

Pengelolaan keuangan daerah harus didasarkan suatu pemikiran bahwa

setiap pengeluaran anggaran daerah harus diupayakan seefisien mungkin,

guna menghasilkan output yang memadai. Penghematan anggaran sangat

diperlukan dalam rangka mencapai efisiensi. Dengan kata lain, standar

pelayanan minimal merupakan target yang harus dicapai sesuai proporsi

biaya yang ditetapkan.

3. Efektif

Dalam proses pelaksanaan kebijakan keuangan daerah (APBD), pengelolaan

anggaran haruslah tepat sasaran. Selama ini Pemda sering tidak

mempedulikan apakah sasaran yang hendak dicapai dari anggaran belanja

tepat atau tidak, yang penting realisasi anggaran sesuai rencana dan habis

Page 59: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

44

terpakai. Pemikiran seperti ini bertentangan dengan pendekatan anggaran

kinerja yang berorientasi hasil atau output.

4. Akuntabilitas

Dalam pengelolaan keuangan daerah dituntut adanya pertanggungjawaban

kepada public yang dapat dilakukan secara institusional kepada DPRD.

DPRD yang akan menilai apakah kinerja pemda dalam mengelola keuangan

daerah atau APBD baik atau buruk dengan menggunakan kriteria atau tolok

ukur sesuai apa yang direncanakan semula.

5. Partisipatif

Peran serta publik secara langsung maupun tidak langsung dalam

pengelolaan keuangan daerah harus dijamin. Kebijakan pembangunan dalam

anggaran daerah (APBD) juga harus mengakomodasikan aspirasi publik dan

mengikutsertakan masyarakat secara langsung.

2.1.9 Pengertian Pembangunan Fisik

Pembangunan fisik merupakan perwujudan nyata dari pembangunan

segi non fisik yang meliputi sosial budaya, sosial ekonomi dan sebagainya.

Aspek pembangunan fisik merupakan perwujudan nyata suatu tuntutan

kebutuhan yang disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan kegiatan

sosial serta budaya masyarakatnya”. Dengan kata lain bahwa perubahan itu

identik dengan adanya wujud atau bentuk dari pembangunan seperti adanya

gedung-gedung, sarana perumahan, tempat beribadah, sarana pembuatan

jalan, sarana pendidikan, dan sarana umum lainnya.

Page 60: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

45

Pelaksanaan pembangunan fisik ditunjukkan dengan adanya proyek-

proyek pembangunan fisik berupa sarana dan prasarana fisik. Sehubungan

dengan hal tersebut, Sujarto (1985) mengemukakan beberapa contoh proyek

pembangunan fisik yang merupakan perwujudan nyata dari pembangunan segi

non fisik, yaitu:

1. Proyek pembangunan fisik bidang sosial antara lain:

a. Bangunan perumahan

b. Bangunan kesehatan

c. Sarana pemerintahan

d. Jaringan fasilitas umum dan lain-lain

2. Pembangunan social budaya antara lain:

a. Bangunan sarana pendidikan

b. Tempat ibadah

c. Seni budaya

d. Bangunan museum sejarah dan lain-lain

3. Proyek fisik social ekonomi antara lain:

a. Pasar dan pusat perkotaan

b. Pusat perkantoran dan perdagangan

c. Bangunan pergudangan

d. Terminal dan stasiun kereta api

e. Jalan raya dan sebagainya

Page 61: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

46

Kondisi fisik juga dapat berupa letak geografis, dan sumber-sumber

daya alam. Letak geografis sebuah desa sangat menentukan sekali percepatan

didalam sebuah pembangunan. Letaknya strategis, dalam arti tidak sulit untuk

dijangkau akibat relif geografisnya. Kecepatan proses pembangunan dan

perkembangan suatu kelurahan juga sangat ditentukan oleh itensitas

hubungannya dengan dunia luar, mobilitas manusia dan budaya akan

mempercepat perkembangan desa itu sendiri. Menurut B.S Muljana (2001)

pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah umumnya yang bersifat

infrastruktur atau prasarana, yaitu bangunan fisik ataupun lembaga yang

mempunyai kegiatan lain dibidang ekonomi, sosial budaya, politik daan

pertahanan keamanan.

Sumber daya alam yang terdapat dimasing-masing desa. Dimana

sebuah desa yang mempunyai kekayaan sumber daya alam yang banyak dari

pada desa-desa lainnya, sehingga untuk mengembangkan atau dalam proses

pembangunan desa akan jauh lebih baik dari pada desa yang sedikit

mempunyai sumber daya alam, atau tidak ada sama sekali.

2.1.10 Hambatan Pembangunan Desa

Pembangunan pada prinsipnya adalah suatu proses dan usaha yang

dilakukan oleh suatu masyarakat secara sistematis untuk mencapai situasi atau

kondisi yang lebih baik dari saat ini. Dilaksanakannya proses pembangunan

ini tidak lain karena masyarakat merasa tidak puas dengan keadaan saat ini

yang dirasa kurang ideal. Namun demikian perlu disadari bahwa

Page 62: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

47

pembangunan adalah sebuah proses evolusi, sehingga masyarakat yang perlu

melakukan secara bertahap sesuai dengan sumber daya yang dimiliki dan

masalah utama yang sedang dihadapi.

Berkaitan dengan pembangunan desa maka ada beberapa masalah

yang seringkali ditemui diberbagai desa, perlu mendapat perhatian dan segera

diantipasi, diantaranya:

1. Terbatasnya ketersediaan sumberdaya manusia yang baik dan profesional;

2. Terbatasnya ketersediaan sumber-sumber pembiayaan yang memadai,

baik yang berasal dari kemampuan desa itu sendiri (internal) maupun

sumber dana dari luar (eksternal);

3. Belum tersusunnya kelembagaan sosial-ekonomi yang mampu berperan

secara efektif;

4. Belum terbangunnya sistem dan regulasi yang jelas dan tegas;

5. Kurangnya kreativitas dan partisipasi masyarakat secara lebih kritis dan

rasional.

2.1.11 Pengertian Anggaran

Anggaran Menurut Munandar (2001) anggaran adalah ”suatu rencana

yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan

perusahaan,yang dinyatakan dalam unit atau kesatuan moneter yang berlaku

untuk jangka waktu yang akan datang.”

Anggaran juga dapat diartikan sebagai istilah perencanaan untuk

pengendalian laba menyeluruh dapat didefenisikan secara luas sebagai suatu

Page 63: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

48

anggaran sistematis dan formal untuk perencanaan, pengkoordinasian dan

pengendalian tanggung jawab manajemen (Welsch, 2000).

Menurut Nafarin (2000), “anggaran merupakan rencana tertulis

mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk

jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi

dapat juga dinyatakan dalam satuan barang maupun jasa”. Menurut Sofyan

(1996) “anggaran merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan formal

untuk tercapainya pelaksanaan fungsi perencanaan sebagai alat membantu

pelaksanaan tanggung jawab manajemen”.

Tidak setiap rencana kerja organisasi dapat disebut sebagai anggaran.

Oleh karena itu anggaran memiliki beberapa ciri khusus yang memebedakan

dengan sekedar rencana (Rusdianto, 2006).

1. Dinyatakan dalam satuan moneter Penulisan dalam satuan moneter

tersebut dapat juga didukung oleh satuan kwantitatif lain, misalnya unit.

Penyusunan rencana kerja dalam satuan 10 moneter tersebut, bertujuan

untuk mempermudah membaca dan usaha untuk mengerti rencana

tersebut. Rencana kerja yang diwujudkan di dalam suatu cerita panjang

akan menyulitkan anggota organisasi untuk membaca atau mengerti.

Karena itu, sebaiknya anggaran disusun dalam bentuk kwantitatif moneter

yang ringkas.

2. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun. Bukan berarti anggaran

tidak dapat disusun untuk kurun waktu lebih pendek, tiga bulanan

Page 64: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

49

misalnya atau untuk kurun waktu lebih panjang, seperti lima tahunan.

Batasan waktu di dalam penyusunan anggaran akan berfungsi untuk

memberikan batasan rencana kerja tersebut.

3. Mengandung komitmen manajemen Anggaran harus disertai dengan

upaya pihak manajemen dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai

apa yang telah ditetapkan. Tanpa upaya serius dari pihak manajemen

untuk mencapainya maka penyusunan anggaran tidak akan banyak

manfaatnya bagi perusahaan. Karena itu, di dalam menyusun anggaran

perusahaan harus mempertimbangkan dengan teliti sumber daya yang

dimiliki perusahaan untuk menjamin bahwa anggaran yang disusun

adalah realistis.

4. Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana

anggaran. Anggaran tidak dapat disusun sendiri-sendiri oleh setiap bagian

organisasi tanpa persetujuan dari atasan pihak penyusun.

5. Setelah disetujui anggaran hanya diubah jika ada keadaan khusus. Jadi,

tidak setiap saat dan dalam segala keadaan anggaran boleh diubah oleh

manajemen. Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal

organisasi memaksa untuk mengubah anggaran tersebut. Perubahan

asumsi internal dan eksternal memaksa untuk mengubah anggaran karena

jika dipertahankan malah membuat anggaran tidak relevan lagi dengan

situasi yang ada.

Page 65: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

50

6. Jika terjadi penyimpangan/varians didalam pelaksanaannya, harus

dianalisis sebab terjadinya penyimpangan tersebut. Karena, tanpa ada

analisis yang lebih mendalam tentang penyimpangan tersebut maka

potensi untuk terulang lagi di masa mendatang menjadi besar. Tujuan

analisis penyimpangan tersebut adalah untuk mencari penyebab

penyimpangan, supaya tidak terulang lagi di masa mendatang dan agar

penyususnan anggaran dikemudian hari menjadi lebih relevan dengan

situasi yang ada.

2.2 Kajian Empirik

Mahfud (2009) menyatakan sebagian besar penggunaan Alokasi

Dana Desa (ADD) lebih banyak diarahkan pada kegiatan fisik

(pembangunan sarana dan prasarana fisik) dan penambahan kesejahteraan

perangkat desa dalam bentuk dana purna bakti, tunjangan dan sejenisnya

serta sebagian lagi untuk kegiatan rutin. Sementara itu, dari aspek

realisasi masih ditemui realisasi ADD di bawah 60%. .

Kemudian, penelitian Hargono (2011) di Kabupaten Karang Asem

Bali menemukan besarnya Alokasi Dana Desa yang diberikan ke setiap

desa tidak menggunakan formula yang ditentukan dengan pembobotan

tujuh variabel penting desa, tetapi menggunakan pembagian total jumlah

desa di Kabupaten untuk penentuan ADDM (ADD Merata) dan

pembagian total jumlah banjar dinas untuk penentuan ADDP (ADD

proporsional).

Page 66: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

51

Dengan demikian, cara tersebut dinilai tidak adil bagi Desa, sehingga

menimbulkan ketidak efektifan penyaluran ADD. Penelitian tentang Dampak

Alokasi Dana Desa terhadap Perekonomian telah dilakukan oleh Prasetyanto

(2012), hasil kajiannya menunjukkan ADDmampu meningkatkan kinerja fiskal

dan perekonomian daerah, mampu mengurangi jumlahpenduduk miskin dan

meningkatkan produk domestik regional bruto sektor pertanian.

Dilihat dari aspk yuridis dan alokasi dana desa (ADD) terhadap

pembangunan desa, seperti yang dikemukakan oleh Aldi (2012), hasil

penelitiannya menyimpulkan Pelaksanaan alokasi dana desa di desa Aliantan

Kecamatan Kabun Kabupaten Rokan Hulu belum efektif, beberapa kendala yang

ditemui seperti kurangnya partrisipasi masyarakat, belum berlakunya pembagian

alokasi dana desa sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah, dan masih

adanya ”lobi-lobi” yang dilakukan pemerintah desa kepada pemerintah daerah.

Hal ini terkait dengan relatif rendahnya sumber daya manusia di desa.

Senada dengan penelitian sebelumnya, Thomas (2013) meneliti

Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam upaya meningkatkan

pembangunan di Desa Sebawang Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana Tidung.

Hasil kajiannya menunjukkan 30% dari dana desa bisa berjalan sesuai dengan

yang diharapkan dan sisanya kurang optimal. Rendahnya sumber daya manusia

aparat desa dan kurangnya koordinasi tentang pengelolaan Alokasi Dana Desa

(ADD) disinyalir menjadi hambatan dalam proses pengelolaan Alokasi Dana

Desa.

Page 67: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

52

2.3 Kerangka Pemikiran

Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Lakapodo Kecamatan Watopute

Kabupaten Muna didasarkan pada peraturan Bupati Nomor 15 tahun 2012

tentang pengelolaan alokasi dana desa. Melalui Alokasi dana Desa, diharapkan

desa akan mampu menyelenggarakan otonominya agar dapat tumbuh dan

berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri. Dimana tujuan UU

Desa adalah menciptakan masyarakat aktif yang mampu menjadi elemen utama

dalam merencanakan,melaksanakan dan mengawasi setiap kegiatan

pembangunan yang terjadi di desa.

Untuk itu,dalam proses pengelolaan alokasi dana desa harusnya

pemerintah desa tidak hanya berfokus pada penyelesaian seluruh tahapan

pengelolaan alokasi dana desa dan hasil akhir berupa terciptanya pembangunan

di desa. Namun pemerintah desa harusnya lebih berfous pada menciptakan

sebuah proses pembangunan yang diciptakan oleh masyarakat desa setempat,

sehingga pembangunan yang dihasilkan adalah pembangunan yang berkualitas,

yakni sebuah hasil pembangunan yang menggambarkan tujuan, kebutuhan dan

hasil kerja bersama seluruh elemen masyarakat desa setempat.

Akan tetapi, dalam proses Pengelolaan Alokasi Dana Desa yang ada Di

Desa Lakapodo belum sesuai dengan prinsip pengelolaan alokasi dana desa

sehingga berdampak belum efektifnya pencapaian tujuan Alokasi Dana Desa itu

sendiri. Hal tersebut utamanya pada aspek perencanaan,pelaksanaan dan

pertanggungjawaban. Kondisi inilah yang akan diteliti Di Desa Lakapodo

Page 68: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

53

Kecamatan Watopute Kabupaten Muna, terkait dengan bagaimana efektifitas

pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan pembangunan fisik di Desa

lakapodo dan Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam proses

pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan pembangunan fisik Di Desa

Lakapodo Kecamatan watopute kabupaten Muna tahun 2016. Berdasarkan uraian

tersebut diatas maka kerangka pikir penelitian dapat di gambarkan pada skema di

bawah ini :

Page 69: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

54

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Pemerintah Desa

Pengelolaan Alokasi

Dana Desa (ADD)

1.Perencanaan:

-Musrebang

2. Pelaksanaan:

-Evaluasi Masyarakat

3.Pertanggungjawaban:

- Penyusunan LPJ

-Evaluasi Masyarakat

Faktor-Faktor yang menghambat

pengelolaan Alokasi Dana Desa

(ADD):

1. Sumber Daya Manusia

2. Partisipasi Masyarakat

3. Informasi

Efektivitas

Analisis Deskriptif

Kesimpulan / Saran

Page 70: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

55

BAB 3

METODE PENELITIAN

1.1 Lokasi dan waktu Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka Lokasi penelitian ini akan di

laksanakan di Desa Lakapodo Kecamatan Watopute Kabupaten Muna yang

melaksanakan program Pengalokasian Alokasi Dana Desa (ADD), Pemilihan

lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan sebagai keterwakilan wilayah.

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama bulan April-Juni 2016.

3.2 Rancangan penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian Deskriptif

yaitu bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat efektifitas Pengelolaan

Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Lakapodo Kecamatan Watopute

Kabupaten Muna dan bagaimana meningkatkan pembangunan fisik Desa

Lakapodo dalam menjalankan program Alokasi Dana Desa (ADD).

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di Desa

Lakapodo yang berjumlah 1,176 orang, yang terdiri dari laki-laki berjumlah

567 orang dan perempuan berjumlah 609 orang. Dimana 293 orang kepala

keluarga (KK), PNS 26 orang, Pensiun PNS 6 orang, TNI ABRI 1 orang,

Petani dan pedagang 260 kepala keluarga (KK), buruh 89 orang.

55

Page 71: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

56

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. Teknik purposive sampling yaitu cara mengambil sampel dengan

secara sengaja yang telah sesuai dan memenuhi segala persyaratan yang

dibutuhkan yang meliputi: sifat, karakteristik, cirri dan criteria sampel

tertentu. Teknik pengambilan purposive sampling pertama yaitu perangkat

desa yang berjumlah 4 orang terdiri dari: 1 orang Kepala Desa, 1 orang

Bendahara, Sekretaris Desa, dan Ketua LPM. Purposive sampling pengukur

kedua yaitu Tokoh Masyarakat yang berjumlah 5 orang terdiri dari 1 orang

Tokoh Agama, 1 orang Tokoh Adat, dan 1 orang Tokoh Pemuda, serta Kepala

Dusun yang berjumlah 2 orang. Purposive sampling pengukur ketiga yaitu

masyarakat, yang terdiri dari 21 orang. Dengan demikian jumlah purposive

sampling secara keseluruhan sebanyak 30 orang responden.

3.4 Jenis Dan Sumber Data

3.4.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

responden yang diinginkan oleh peneliti, baik melalui wawancara dengan

narasumber, dan pengumpulan data lapangan lainnya. Data primer yang

dibutuhkan adalah tanggapan pemerintah desa dan masyarakat tentang

penyelenggaraan otonomi desa selama ini.

Page 72: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

57

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung

dari objek yang diteliti yang antara lain dilakukan melalui studi literatur,

kepustakaan dan arsip/laporan seperti:

1. Data-data tentang rincian kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah

Kabupaten kepada Desa dan kewenangan lainnya yang telah ada pada

Desa;

2. Data-data tentang keadaan umum lokasi penelitian mencakup keadaan

geografis, demografis.

3. Data-data lainnya yang diperoleh dari, BPS, Kecamatan, Desa dan instansi

lain yang terkait

3.5 Metode Pengumpulan Data

1. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data melalui bahan-bahan yang

tertulis yang relevan dengan penelitian ini, seperti literatur dan berbagai

dokumen serta laporan-laporan yang diterbitkan oleh instansi terkait.

2. Studi lapangan yaitu pengumpulan data dimana penulis secara langsung ke

obyek penelitian dengan menggunakan teknik penelitian sebagai berikut:

1) Observasi yaitu salah satu metode dalam pengumpulan data secara sengaja,

terarah, sistematis, dan terencana sesuai tujuan yang akan dicapai dengan

mengamati & mencatat seluruh kejadian dan fenomena yang terjadi dan

mengacu pada syarat dan aturan dalam penelitian.

Page 73: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

58

2) Wawancara yaitu suatu metode dalam mengumpulkan data dengan cara

sistematis untuk memperoleh keterangan mengenai masalah yang diteliti

berdasarkan tujuan penelitian.

3.6 Metode Pengolahan Data

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan lapangan (Miles dan Huberman (1992).

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. (Miles dan Huberman, 1992)

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang telah

diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, keteraturan, pola-

pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi.

3.7 Teknis Analisis data

Efektivitas menggambarkan kemampuan Pemerintah Desa dalam

merealisasi keuangan Alokasi Dana Desa untuk melaksanakan program yang

direncanakan dibandingakan dengan target yang telah detetapkan berdasarkan

potensi nilai rill (Abbdul Halim,2004).

Page 74: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

59

Untuk menjawab permasalahan pertama dan kedua digunakan analisis

deskriptif kualitatif.Dimana analisis deskriptif kualitatif ini yaitu suatu proses

penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.

3.8 Variabel Dan Defenisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan konsep operasional dalam penelitian ini, maka

variabel-variabel yang digunakan dapat di operasionalkan sebagai berikut:

1. Pembangunan fisik adalah segala bentuk perbaikan atau bentuk pembangunan

infrastruktur yang dilakukan di desa berupa pembuatan sumur gali dan

pembangunan pasar.

2. Efektifitas dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa adalah dana penerimaan

Alokasi Dana Desa melalui APBDes Di Desa Lakapodo Kecamatan Watopute

Kabupaten Muna yang di ukur dalam juta rupiahselama tahun 2015.

3. Perencanaan yang di maksud adalah musrembang desa untuk membahas

rencana kegiatan penggunaan anggaran Alokasi Dana Desa, diukur dengan

jumlah dengan pihak yang berpartisipasi (hadir,dan memberi saran), pokok

bahasan dan hasil musrembang serta transparasi rencana kepada masyarakat.

Pelaksanaan yang dimaksud adalah penyelesaian kegiatan yang telah

direncanakan, diukur dengan jumlah pihak yang berpartisipasi (tenaga atau

materi), transparansi informasi kegiatan kepada masyarakat dan penyelesaian

serta capaian tujuan kegiatan. Dan Pertanggungjawaban yang dimaksud

Page 75: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

60

adalah penyusunan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) oleh pemerintah

Desa Lakapodo, diukur dengan pihak penyusunan LPJ, kualitas LPJ, dan

evaluasi bersama masyarakat.

4. Sumber daya manusia (SDM) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

orang atau penduduk desa yang produktif dalam pengelolaan dana desa.

Informasi yang dimaksud adalah informasi yang disampaikan pelaksana

pengelolaan Alokasi Dana Desa, diukur dengan jumlah/masyarakat yang

paham. Dan Partisipasi masyarakat yang dimaksud adalah keterlibatan

masyarakat di Pemerintah Desa Lakapodo melalui musrembang desa dalam

pengelolaan anggaran Dana Desa yang diukur dalam juta rupiah pada tahun

2015.

Page 76: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

61

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Desa Lakapodo

4.1.1 Kondisi Geografis Desa Lakapodo

Penelitian ini dilakukan di Desa Lakapodo Kecamatan Watopute

Kabupaten Muna. Lakapodo adalah sebuah desa kecil yang terletak di

Propinsi Sulawesi Tenggara. Desa Lakapodo terletak +/- 12 Km dari Ibu Kota

Kabupaten Muna,dan +/- 5 Km dari Ibu Kota Kecamatan Watopute denagn

luas wilayah 12,23 km,dengan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sawerigadi

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Wakadia

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Dana

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Matarawa

Iklim di Desa Lakapodo, sebagaimana di

Desa-Desa lain di Indonesia beriklim tropis, pancaroba dan penghujan, hal

tersebut sangat mempengaruhi kegiatan masyarakat yang ada di Desa

Lakapodo. Desa Lakapodo terdiri dari 2 (Dua) Dusun yaitu Dusun Lakapodo

dan Dusun Wasikondu yang memiliki penduduk 1078 jiwa, dengan jumlah

KK=282, RTM = 233 KK, RTSM= 96 KK. Mata pencaharian warga Desa

Lakapodo adalah petani, selain itu warga Desa Lakapodo berprofesi sebagai

pedagang, tukang, peternak, Pegawai Negeri Sipil(PNS). Sebanyak 65 % Desa

61

Page 77: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

62

Lakapodo tergolong sebagai KK miskin dengan penghasilan rata-rata Rp

20.000 per hari.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Sesuai Dengan Dusun/Lingkungan

No. Dusun Jumlah Jiwa Kepala

Keluarga L P Total

1 Lakapodo 303 204 507 127

2 Wasikondu 350 221 571 155

Jumlah Total 653 425 1078 282

Sumber:Kantor Desa Lakapodo Tahun 2015

Dari tabel jumlah penduduk diatas menunjukan bahwa, Desa

Lakapodo terdiri dari 2(Dua) dusun, yaitu Dusun Lakapodo dan Dusun

Wasikondu, memiliki jumlah penduduk sebanyak 1078 jiwa, dimana laki-laki

berjumlah 507, dan perempuan berjumlah 571, dengan jumlah Kepala

Keluarga (KK) sebanyak 282 jiwa.

Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Lakapodo

No Tingkat Pendidikan Orang (Jiwa)

1 TT SD 140

2 SD 206

3 SMP 133

4 SMA 105

5 DIPLOMA 24

6 SARJANA 44

Sumber : Kantor Desa Lakapodo Tahun 2015

Dari tabel tingkat pendidikan diatas menunjukan bahwa, pendidikan

masyarakat Desa Lakapodo masih sangat rendah dimana masyarakat yang

Tidak Tamat SD sebanyak 140 orang, dan yang tamat SD sebanyak 206, SMP

sebanyak 133 orang, SMA sebanyak 105 orang dan masyarakat yang jenjang

Page 78: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

63

pendidikan Diploma sebanyak 24 orang, serta masyarakat yang jenjang

pendidikann Sarjana mencapai 44 orang.

4.1.2 Struktur Organisasi

Untuk mendukung dan mengoptimalkan pelaksanaan Pengelolaan Alokasi

Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan fisik Desa Lakapodo, maka

perangkat kerja organisasi masalah Pengelolaan Alokasi Dana Desa dan

peningkatan pembangunan fisik menjadi tugas dan tanggung jawab penuh

Kepala Desa, dan Bendahara Desa yang ditunjuk langsung oleh Kepala Desa

Lakapodo.

Struktur organisasi Desa Lakapodo dalam bidang Pengelolaan Alokasi

Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan fisik dilengkapi pula dengan

tim pengawasan oleh BPD serta pelaksana perencanaan yaitu kaur

pembangunan, sehingga peningkatan pembangunan fisik di Desa Lakapodo

dapat mencapai target yang optimal.

Pembentukan organisasi dalam lingkup pemerintah Desa Lakapodo

Kecamatan Watopute agar terjadi sinkronisasi dan etos kerja yang sinergis

serta saling menunjang antara satu bidang dengan bidang lainnya dan antara

satu seksi dengan seksi lainnya, terutama dalam mengoptimalkan efektivitas

Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan fisik di

Desa Lakapodo Kecamata Watopute. Selain dari bidang teknis dan

pengelolaan alokasi dana desa yang merupakan teknisi Pengelolaan Alokasi

Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan fisik di Desa Lakapodo

Page 79: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

64

Kecamatan Watopute Kabupaten Muna, juga terdapat bidang lain yang

menunjang termaksud Sekretaris Desa yang mendukung pelaksanaan tugas-

tugas organisasi yang bekerja langsung di lapangan. Adapun struktur

organisasi Desa Lakapodo Kecamatan Watopute, sebagaimana di kemukakan

pada gambar berikut:

Page 80: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

65

Gambar: 4.2.1

Sumber:Kantor Desa Lakapodo Tahun 2015

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA LAKOPADO

BPD

LD. SAFIUDDIN

KEPALA DESA

desaDESA

LA REKA

SEKRETARIS DESA

LD.YUNUS,S.HUT

KAUR PEMBANGUNAN

LA MIRU

KAUR PEMERINTAH

LA SALI

KAUR UMUM

LD ROI

KADUS II

LA INTA LA SUHI

KADUS I

Page 81: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

66

4.1.3 Deskripsi Responden

Adapun responden dalam penelitian ini adalah pemerintah Desa

Lakapodo Kecamatan Watopute dan masyarakat Desa Lakapodo yang

berjumlah sebanyak 30 orang. Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara

wawancara langsung dengan responden, dimana peneliti melakukan wawancara

langsung disetiap rumah responden, sehingga data yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 30 orang responden. Deskripsi responden pada

penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status

pekerjaan. Ringkasan dari deskripsi responden dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Presentase (%)

1 Laki-Laki 25 83,33

2 Perempuan 5 16,67

Total 30 100 Sumber: Data Diolah, 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang paling

banyak ikut berpartisipasi dalam penelitian ini adalah responden laki-laki yaitu

sebanyak 25 orang atau sebesar 83,33% sedangkan sisanya sebanyak 5 orang

adalah responden perempuan dengan presentase 16,67%.

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Tingkat Usia

No Tingkat Usia Jumlah (Orang) Presentase (%)

1 <30 Tahun - -

2 30-40 Tahun 4 13,33

3 41-50 Tahun 8 26,67

4 >50 Tahun 18 60

Total 30 100 Sumber: Data Diolah, 2016

Page 82: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

67

Berdasarkan Usia, di Desa Penelitian antara lain berusia diatas 50 tahun

sebanyak 18 orang (60%), kemudian responden dengan usia 41 - 50 tahun

sebanyak 8 orang (26,67%) sedangkan sisanya usia 30 – 40 tahun sebanyak 4

orang (13,33%).

Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Presentase (%)

1 Tidak Sekolah 1 3,33

2 SD 1 3,33

3 SMP 5 16,67

4 SMA/SMK 13 43,33

5 Diploma 3 10

6 S1 7 23,33

Total 30 100 Sumber: Data Diolah, 2016

Berdasarkan tingkat pendidikannya, yang paling banyak ikut

berpartisipasi dalam penelitian ini adalah mereka yang memiliki tingkat

pendidikan SMA/SMK dengan presentase 43,33% atau sebanyak 13 orang,

kemudian yang memiliki tingkat pendidikan S1 sebanyak 7 orang dengan

presentase 23,33% kemudian sebanyak 5 orang dengan presentase 16,67%

adalah responden dengan tingkat pendidikan SMP, kemudian yang memiliki

tingkan pendidikan Diploma sebanyak 3 orang dengan presentase 10% dan

masing-masing sebanyak 3 orang responden memiliki tingkat pendidikan SD

dan tidak sekolah.

Page 83: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

68

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

Pembangunan Fisik Di Desa Lakapodo Kecamatan Watopute Kabupaten

Muna

Pengelolaan Alokasi Dana Desa mulai di implementasikan di

Indonesia pada tahun 2005 dengan dasar Peraturan Pemerintah No. 72 tahun

2005 tentang desa yang kini telah di pertegas dengan lahirnya UU No. 6 tahun

2014 tentang desa. Aturan ini mewajibkan kepada pemerintah daerah

kabupaten/kota untuk mengalokasikan dana transfer dari pusat dan di teruskan

ke rekening desa yang dikenal dengan Alokasi Dana Desa (ADD).

Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang dialokasikan dengan

tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk mendanai

kebutuhan desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan

pembangunan serta pelayanan masyarakat. Alokasi Dana Desa (ADD)

merupakan perolehan bagian keuangan desa dari Kabupaten yang

penyalurannya melalui kas desa.

4.2.2 Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan Pembangunan Fisik

di Desa Lakapodo Kecamatan Watopute

Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Pembangunan Fisik di Desa

Lakapodo Kecamatan Watopute merupakan proses pengendalian, pengaturan,

mengurus, menyelenggarakan anggaran dana desa untuk keperluan

pembangunan fisik dan non fisik dimulai dari perencanaan sampai evaluasi

Page 84: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

69

hal ini diperuntukkan untuk kesejahteraan masyarakat Di Desa Lakapodo

agar dapat tumbuh dan berkembang secara merata dan terarah sesuai dengan

perencanaan program-program pemerintah berdasarkan aturan-aturan yang

berlaku.

1. Tahap Perencanaan Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Tahap perencanaan Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Lakapodo

Kecamatan Watopute, telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dimana

telah diawali dengan pembentukan tim pelaksana dan proses perencanaan

dilakukan dengan model partisipatif dalam kegiatan musrembang. Tim

pelaksana Alokasi Dana Desa yang dimaksud dalam perencanaan tersebut

terdiri dari Kepala Desa selaku Penanggung Jawab Operasional Kegiatan

(PJOK), sekretaris desa selaku Penanggung Jawab Administrasi (PJAK),

bendahara desa selaku Kepala Urusan Keuangan (KUK) dan di bantu oleh

lembaga kemasyarakatan di desa.

Perencanaan dengan model partisipatif dilakukan melalui musrembang

desa dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat mulai dari lembaga

masyarakat, tokoh masyarakat dan seluruh masyarakat desa. Musrembang

desa tersebut bertujuan untuk mendorong masyarakat agar turut serta

berpartisipasi dalam menyusun dan menentukan rencana kegiatan

pembangunan di desa. Sehingga rencana kegiatan yang tertuang dalam Daftar

Usulan Rencana Kegiatan (DURK) yang di hasilkan adalah gambaran dari

harapan dan kebutuhan seluruh masyarakat setempat.

Page 85: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

70

Akan tetapi, hasi pengamatan dan informasi yang diperoleh

menunjukan bahwa kegiatan musrembang dalam tahapan perencanaan di Desa

Lakapodo Kecamatan watopute masih sebatas kepada memenuhi ketentuan

dan belum menyentuh kepada esensi yang terkandug dari maksud kegiatan

musrembang desa, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Tahapan Perencanaan Pengelolaan ADD Desa Lakapodo Dalam

Kegiatan Musrembang.

Variabel Indikator Ukuran Partisipasi

(orang)

Persen (%)

Perencanaan

Kegiatan

musrembang

Hadir 20 66.66

Hadir dan

berpendapat

- -

Tak hadir 10 33,33

Total 30 100

Pokok

bahasan

Jumlah

anggaran

20 66,67

Penyusunan

rencana

3 10

Tidak tahu 7 23,33

Total 30 100

Hasil

Musrembang

Tersusunya

DURK

- -

Belum

tersusunya

DURK

23 76,67

Tidak tahu 7 23,33

Total 30 100

Sosialisasi

DURK

kepada

masyarakat

Ada 3 10

Tidak ada 21 70

Tidak tahu 6 20

Total 30 100

Sumber: Data diolah dari kantor Desa Lakapodo Tahun 2016

Keterangan: DURK (Daftar Usulan Rencana Kerja)

Page 86: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

71

Dari tabel diatas, terlihat bahwa tingkat partisipasi masyarakat masih

sangat rendah, kondisi tersebut ditunjukan dengan sedikitnya jumlah

masyarakat yang hadir maupun yang menyampaikan aspirasi/pendapat dalam

musrembang dengan kegiatan yang akan dilakukan. Dari 30 responden

kalangan masyarakat, sebanyak 20 orang atau 66,66 % yang menghadiri

kegiatan musrembang desa tersebut, tetapi mereka tidak menyampaikan

aspirasi/usulan rencana kegiatan. Sedangkan 10 orang atau 33,33 % lainya

tidak hadir.

Berikut hasil wawancara peneliti kepada Kepala Desa Lakapodo yaitu

Bapak La Reka mengenai tahapan Perencanaan pengelolaan ADD dan

bagaimana partisipasi masyarakat desa dalam kegiatan musrembang, yaitu

sebagai berikut:

“Dalam proses musrembang yang dilakukan ,partisipasi lembaga desa

dan masyarakat masih tergolong rendah.Masyarakat yang hadir hanya

sedikit sekitar 15% dari total masyarakat usia produktif, ditambah lagi tidaka

ada aspirasi yang mereka sampaikan pada saat musrembang desa sedang

berjalan.Hal ini selain masyarakat mempunyai kesibukan sendiri,juga

kepedulian terhadap desa itu sangat rendah.”(wawancara 13 mei 2016).

Selanjutnya Tabel 4.6 diatas juga menunjukan bahwa dalam proses

musrembang desa pemerintah kurang transparan dalam memberikan

informasi kepada masyarakat. dari 30 responden, hanya 3 orang atau 10 %

yang mengatakan bahwa dalam musrembang yang dibahas terkait rencana

Page 87: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

72

kegiatan yang boleh dilakukan,sebanyak 20 orang atau 66,67 % lainya

mengatakan bahwa dalam musrembang pemerintah desa hanya sekedar

memberikan informasi terkait jumlah anggaran yang diterima oleh desa,dan

sisanya sebanyak 7 orang atau 25,93 % mengatakan tidak tahu. Informasi ini

seperti pernyataan salah satu anggota masyarakat yaitu bapak Asdar yang

mengatakan bahwa:

“Kami masyarakat desa ini masih kurang paham dengan apa itu

perencanaan untuk membangun desa, di tambah lagi pemerintah desa juga

tidak pernah menjelaskan kepada kami. Jadi wajar kalau saya pribadi dan

sejumlah masyrakat lainnya hanya datang untuk sekedar hadir ,karena

memang kami tidak tahu harus bicara apa”(Wawancara 15 mei 2016).

Kondisi tersebut menyebabkan kegiatan musrembang desa dalam

meningkatkan pembangunan fisik Desa Lakapodo tidak berjalan dengan baik,

terbukti tidaka adanya rencana kegiatan yang tersusun . Dalam tabel 4.6

Terlihat bahwa 30 orang responden ,seluruh responden yang hadir yaitu

sebanyak 23 atau 76,67 % sependapat bahwa tidak ada Daftar Usulan

Rencana Kegiatan (DURK) yang di hasilkan.Sedangkan 7 orang responden

lainnya atau 23,33 % mengatakan tidak tahu sebap mereka tidak menghadiri

kegiatan musrembang yang bertujuan untuk mengadakan sosialisasi dalam

meningkatkan pembangunan fisik Desa Lakapodo.

Oleh karena itu, secara keseluruhan proses perencanaan kegiatan

pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan pembangunan fisik Di

Page 88: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

73

Desa Lakapodo yang tertuang dalam DURK tersebut ditentukan secara pribadi

oleh pemerintah desa selaku tim pelaksana penegelolaan alokasi dana desa

dalam meningkatkan pembangunan fisik Desa Lakapodo. Hal ini sesuai

dengan hasil wawancara dengan ketua BPD Lakapodo,yaitu bapak Laode

Safiuddin yang menyatakan bahwa:

“Kegiatan musrembang desa yang harusnya mampu menghasilkan

berbagai rencana kegiatan dalam penggunaan anggaran alokasi dana desa

tidak berjalan sebagai mana mestinya. Dalam kegiatan tersebut selain

masyarakat yang hadir hanya sedikit, namun masyarakat yang hadir tidak

pengusulkan rencana apapun. Sehingga rencana kegiatan yang ada,

semuanya ditentukan oleh pemerintah desa secara sepihak, baik perencanaan

pembuatan pasar dan pembuatan sumur gali yang kemudian nantinya akan

disalurkan kepada masyarakay dengan menggunakan mesin penarik

air”(Wawancara tanggal 18 mei 2016).

Penyusunan rencana kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa

seperti hasil wawancara diatas tidaklah menjadi masalah, apabila rencana

yang tertuang dalam DURK kembali di informasikan dan disosialisasikan

kepada seluruh masyarakat guna meminta tanggapan masyarakat. Akan tetapi,

dari tabel 4.2.1 diatas terlihat bahwa dari 30 oarng total responden hanya 3

orang atau 10 % mengatakan bahwa DURK di informasikan kepada

masyarakat, sebanyak 21 oarng atau 70% mengatkan bahwa tidak ada

Page 89: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

74

informasi terkait DURK dan sisanya sebanyak 6 orang atau 20% mengatakan

tidak tahu.

Berikut hasil wawancara dengan ketua LPM Desa Lakapodo yaitu bapak La

Rifat yang mengatakan bahwa:

“Rencana pembangunan yang akan dilaksanakan di Desa Lakapodo ini

memamng tidak pernah disampaikan oleh pemerintah desa kepada

masyarakat.masyarakat hanya dijadikan penonton yang menyaksikan setiap kegiatan

yang terjadi di desa”(wawancara 18 mei 2016).

Dari beberapa hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan pada tahap

perencanaan yaitu bapak La Reka selaku Kepala Desa, Laode Safiuddin selaku

ketua BPD, La Rifat selaku ketua LPM dan Ardin Masyarakat Desa Lakapodo.

Peneliti menemukan bahwa kurangnya kepedulian masyakat dan kurangnya

transparasi dari pihak pemerintah desa dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa, serta

kurangnya pemahaman masyarakat mengenai tahapan perencanaan pembangunan

dalam Pengeloaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan fisik

Desa Lakapodo.

Dari penjelasan diatas menunjukan bahwa walaupun pada akhirnya penyusunan

rencana kegiatan Alokasi Dana Desa yang tertuang dalam DURK dapat terselesaikan

dengan baik.Namun karena rencana yang dihasilkan tidak berdasarkan aspirasi

masyarakat serta kurangmya transparasi informasi dari pemerintah desa,maka dapat

dikatakan bahwa tahap pelrencanaan pengelolaan alokasi dana desa dalam

Page 90: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

75

meningkatkan pembangunan fisik Di Desa Lakapodo Kecamatan Watopute masih

kurang baik.

2. Tahapan Pelaksanaan Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Pelakasanaan kegiatan Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan

pembangunan fisik, dengan anggaran Alokasi Dana Desa di Desa Lakapodo

didasarkan pada peraturan Bupati Kabupaten Muna No. 15 tahun 2012 tentang

pengelolaan alokasi dana desa. Alokasi Dana Desa di peruntukan untuk pelaksanaan

fisik berupa infrastruktur fasilitas penunjang masyarakat dan pemberdayaan

masyarakat dengan ketentuan 30% (tiga puluh persen) digunakan untuk kegiatan

operasional pemerintah desa dan BPD,serta 70% digunakan untuk kegiatan

pemberdayaan masyarakat.

Selanjutnya berdasarkan ketentuan Peraturan Bupati No. 2 Tahun 2015

tentang penetapan besaran Alokasi Dana Desa minimum dan Alokasi Dana Desa

propersional di lingkungan pemerintah Kabupaten Muna Tahun anggaran 2015,

besaran Alokasi Dana Desa yang diperoleh Desa Lakapodo adalah sebesar

Rp.283.984.000.00(dua ratus delapan puluh tiga juta Sembilan ratus delapan puluh

empat ribu rupiah).

Adapun terkait efektifitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan

pembangunan fisik di Desa Lakapodo dapat dilihat pada tebel 4.2 berikut:

Page 91: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

76

Tabel 4.7 Alokasi Penggunaan Anggaran ADD Tahun 2015

Bidang

Kegiatan

Jenis Kegiatan Anggaran (Rp) Persen (%)

Pembangunan

Desa

Pembangunan

Pasar

175.152.000 61,67

Pembuatan Sumur 12.152.000 4,27

Bibit Pala 96.680.000 34,04

Total 283.984.000 100

Sumber :Diolah dari laporan pertanggung Jawaban Desa Lakapodo Tahun 2015

Tabel 4.7 menunjukan bahwa jumlah Alokasi Dana Desa yang diterima oleh

Desa Lakapodo adalah sebesar Rp 283.984.000, dimana pengalokasian anggaran

Alokasi Dana Desa oleh pemerintah Desa Lakapodo diperuntuhkan untuk

pembangunan desa dengan jenis kegiatan yakni, pembangunan pasar Lakapodo

dengan anggaran sebesar Rp 175.152.000 atau sekitar 61,67 %, pembuatan sumur

gali dengan anggaran sebesar Rp 12.152.000 atau sekitar 4,27 %, dan pengadaan bibit

pala dengan anggaran sebesar Rp 96.680.000 atau sekitar 34,04 %.

Informasi yang diperoleh dari 30 responden terkait tahapan pelaksanaan

dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Lakapodo bahwa tingkat partisipasi

dari setiap tahapan Pengelolaan Alokasi Dana Desa masih sangat rendah, baik dalam

bentuk tenaga ataupun materi dalam mendukung kegiatan pembangunan di Desa. Hal

ini terlihat dalam proses kegiatan pembangunan yang ada di Desa Lakapodo yaitu

Page 92: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

77

pembangunan pasar dan pembuatan sumur gali, serta pengadaan bibit pala. Informasi

yang diperoleh dari 30 responden bahwa dalam kegiatan tersebut tidak ada sama

sekali partisipasi dari masyarakat untuk mendukung kegiatan tersebut. Hal tersebut

seperti yang dikemukakan oleh Kepala Desa Lakapodo yaitu Bapak Lareka yang

menyatakan bahwa:

“Tingkat kepedulian masyarakat terhadap kegiatan pembangunan sangat

rendah, jangankan dipanggil untuk bekerja, dipanggil pada saat musrembang saja

untuk sosialisasi sangat susah” (wawancara 16 Mei 2016).

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa dalam pelaksanaan rencana kegiatan

pemerintah desa masih kurang transparan dalam memberikan informasi kepada

masyarakat. Kurangnya transparansi informasi yang dimaksud adalah bahwa dalam

pelaksanaan rencana kegiatan, pemerintah desa tidak terlebih dahulu memberikan

informasi atau meminta partisipasi masyarakat. Kondisi inilah yang menjadi salah

satu penyebab rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung kegiatan

pembangunan di desa. Hal ini seperti pernyataan salah satu anggota masyarakat ,

yaitu Bapak Iwaluddin yang menyatakan bahwa:

“Banyak masyarakat yang tidak berpartisipasi dalam setiap kegiatan desa

karena sebagian masyarakat kecewa dan tidak suka dengan kinerja Kepala Desa

sekarang selain kurangnya peduli dengan kondisi social masyarakat , juga pilih kasih

dan tidak adil dalam memberikan bantuan yang bersumber dari desa”(wawancara 1

Juni 2016).

Page 93: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

78

Pendapat lain yang dikemukakan oleh tokoh masyarakat Desa Lakapodo yaitu

Bapak Laode Ndoke yang menyatakan bahwa:

“Kondisi desa saat ini sudah sangat jauh dengan slogan-slogan yang melekat

pada desa, seperti kehidupan desa yang harmonis, rasa persaudaraan yang baik dan

semangat gotong royong masyarakat desa yang tinggi. Terlibatnya masyrakat dalam

politik sangat merusak hubungan silaturahmi antar masyarakat”(wawancara 1 juni

2016).

Dalam tahapan pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa Di Desa

Lakapodo ini, dari setiap pembangunan desa yang dilakukan yakni pembangunan

pasar dengan anggaran 175.152.000 dan pembuatan sumur gali dengan anggaran

sebesar 12.152.000, serta pengadaan bibit pala dengan anggaran sebesar 96.680.000

dapat terselesaikan dengan baik namun dikarenakan kurangnya transparansi informasi

terkait pelaksanaan perencanaan kegiatan oleh pemerintah desa kepada masyarakat,

sehingga pencapaian tujuan pengelolaan alokasi dana desa yang dilakukan di Desa

Lakapodo belum efektif. Berikut pernyataan masyarakat terkait kualitas

penyelenggaraan pemerintah desa, salah satunya Ketua LPM Desa Lakapodo, Bapak

La Rifat yang menyatakan bahwa:

“Banyaknya anggaran yang digunakan untuk operasional pemerintah mulai

dari tunjangn dan belanja alat-alat kantor tidak memberikan dampak terhadap

peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintah, bahkan kantor desa tidak pernah

terbuka”(wawancara 1 Juni 2016).

Page 94: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

79

Pendapat lain terkait belum efektifnya pencapaian tujuan pengelolaan

alokasi dana desa, disampaikan oleh ketua BPD yakni Bapak Laode Safiuddin

menyatakan bahwa:

“kegiatan pembangunan desa yakni salah satunya pembangunan

pasar Lakapodo sebenarnya sudah cukup baik karena akan mempermudah

masyarakat dalam menjual hasil tani mereka tanpa harus pergi di desa

tetangga. Namun hal ini tidak efektif karena tidak ada pengawasan yang

dilakukan oleh desa masyarakat dan itu dikarenakan kurangnya pemahaman

masyarakat mengenai tanggungjawab mereka sebagai tim evaluasi langsung

dari setia kegiatan pembangunan yang terjadi di desa”(wawancara 30 Mei

2016).

Melihat berbagai masalah diatas, walaupun semua rencana yang telah

disusun dapat terselesaikan dengan cukup baik. Namun, tahap pelaksaan

pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan pembangunan fisik di

Desa Lakapodo dapat dikatakan kuarng efektif.

3. Tahapan Pertanggung Jawaban Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Tahapan penyelesaian penyusunan pertanggungjawaban Pengelolaan

Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan fisik Di Desa

Lakapodo Kecamatan Watopute, dalam tahapan pertanggungjawaban ini tidak

efektif, dimana penyusunan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) tidk di

susun oleh pemerintah desa, namun penyusunan laporan pertanggung Jawaban

ini disusun dan diselesaikan oleh pihak ketiga yang bukan berasal dari pihak

Page 95: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

80

pemerintah atau lembaga Desa Lakapodo serta tidak ada transparansi kepada

masyarakat, sehingga masyarakat tidak mengetahui tanggungjawab mereka

sebagai tim evaluasi dari setiap kegiatan yang dilakukan dalam Pengelolaan

Alokasi Dana Desa.

Tabel 4.8 Penilaian Tahapan Pertanggungjawaban Pengelolaan ADD

Variable Indikator Ukuran Partisipasi

(orang)

Persen (%)

Pertanggung

Jawaban

Pihak

penyusunan

LPJ

Pemerintah

desa bersama

BPD

5 16,67

Pihak lainya 7 23,33

Tidak tahu 18 60

Total 30 100

Kualitas LPJ Baik 19 63,33

Tidak tahu 11 36,67

Total 30 100

Evaluasi

kegiatan

bersama

masyarakat

Ada 2 6,67

Tidak ada 24 80

Tidak tahu 4 13,33

Total 30 100

Sumber :Diolah dari Kantor Desa Lakapodo Tahun 2016

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari total responden sebanyak 5

orang atu 16,67% mengatakan bahwa Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ)

disusun oleh pemerintah desa bersama BPD, sedangkan 7 orang lainya atau

23,33% mengatakan bahwa Laporan Pertanggung Jawaban disusun oleh

pihak lainya yaitu pihak ketiga yang bukan berasal dari unsur pemerintah atau

lembaga Desa Lakapodo. Sedangkan sisanya sebanyak 18 orang atu 60%

tidak mengetahui siapa pihak yang menyusun laporan pertanggungjawaban

Desa Lakapodo tersebut. Dan hasil penelitian menunjukan bahwa, laporan

Page 96: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

81

pertanggungjawaban Desa Lakapodo memang tidak disusun oleh pemerintah

desa selaku penanggung jawab pelaksana kegiatan, melainkan disusun oleh

pihak lainnya. Hal ini berdasarakan hasil wawancara dengan Bendahara Desa

Lakapodo yaitu Bapak Andi antang yang menyatakan bahwa:

“Kualitas SDM pemerintah Desa Lakapodo ini memang masih tergolong

sangat rendah, selain memang karena rata-rata hanya tamatan SMA ,

pemerintah desa juga masih belum mempunyai pengalaman dalam mengelola

atau mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran alokasi dana desa

sebanyak ini dan yang menjadi penghamabt kami sebagai pemerintah desa

juga data yang kami miliki tidak tersimpan sehingga kami kesulitan dalam

mengelola anggaran tersebut dan juga kami sangat tidak memahami dalam

pengoperasian computer.”(Wawancara 13 mei 2016)

Pernyataan diatas didukung pula oleh hasil wawancara dengan Bapak

Laode Yunus,S.Hut selaku Sekretaris Desa Lakapodo,yang menyatakan

bahwa:

“Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Desa Lakapodo memang belum

disusun oleh pemerintah desa selaku penanggungjawab kegiatan yang ada

didesa,dikarenakan kualitas sumberdaya aparatur desa sangat rendah atau

belum memadai untuk menyusun LPJ,tetapi hal ini harus dimaklumi karena

ini merupakan hal yang baru bagi pemerintah desa,khususnya diDesa

Lakapodo ini.”(Wawancara 13 mei 2016).

Page 97: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

82

Selanjutnya pada tabel 4.8 diatas menunjukan bahwa Laporan

Pertanggungjawaban Desa Lakapodo sudah baik, dimana dari 30 responden

sebanyak 19 orang atau 63,33% mengatakan bahwa Laporan

Pertanggungjawaban yang dibuat dapat diterima dengan baik oleh Pemerintah

Kabupaten. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa Laporan Pertanggung

jawaban (LPJ) yang dibuat oleh Pemerintah Desa Lakapodo dijadikan

percontohan untuk semua desa di kecamatan Watopute. Hal ini seperti yang

disampaikan oleh Kepala Desa Lakapodo yaitu Bapaka La Reka, yang

mengemukakan bahwa:

“Desa Lakapodo ini merupakan desa yang cukup baik dalam

penyusunan Laporan pertanggungjawaban, selain selalu tepat waktu, LPJ

Desa Lakapodo telah dijadikan sebagai LPJ percontohan untuk seluruh desa

yang ada di kecamatan Watopute.”(Wawancara 13 Mei 2016).

Hasil wawancara diatas juga didukung dengan hasil wawancara

dengan ketua BPD Desa Lakapodo yaitu bapak Laode Safiuddin,yang

menyatakan bahwa:

“Pemerintah Desa Lakapodo sangat baik dalam menyusun laporan

pertanggungjawabab atas penggunaan anggaran Alokasi dana Desa ini.

Dalam LPJ yang dihasilkan tidak pernah ada masalah dan juga selalu tepat

waktu, bahkan LPJ Desa Lakapodosering dijadikan sebagai contoh untuk

desa-desa lainya”(Wawancara 14 Mei 2016).

Page 98: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

83

Salah satu prinsip pengelolaan anggaran Alokasi Dana Desa ini bahwa

seluruh kegiatan harus di evaluasi bersama dengan masyarakat. Hal ini

mengidentifikasi bahwa dalam tahapan pertanggungjawaban hendaknya

pemerintah tidak hanya melakukan pertanggungjawaban kepada pemerintah

pusat atau pemerintah kabupaten, melainkan juga pada masyarakat guna

memberikan informasi dan mengevaluasi kegiatan pembangunan fisik yang

terjadi di Desa.

Akan tetapi hasil penelitian menunjukan bahwa pemerintah Desa

Lakapodo tidak melakukan evaluasi kegiatan pembangunan yang berjalan di

desa dengan masyarakat Desa Lakapodo. Dari 30 responden hanya ada 2

orang responden atau 6,67% yang mengatakan bahwa ada evaluasi kegiatan

bersama masyarakat Desa Lakapodo dan sebanyak 24 orang responden atau

80% mengatakan bahwa pemerintah desa tidak melakukan evaluasi kegiatan

bersama masyarakat, adapun 6 orang lainya mengatakan tidak tahu apakah

pemerintah desa sudah melakukan evaluasi atas kegiatan yang sudah berjalan

atau tidak.

Berikut pernyataan yang disampaikan oleh anggota masyarakat, yaitu

Bapak Arwan yang menyatakan bahwa:

“Pemerintah Desa Lakapodo tidak pernah mengadakan evaluasi kegiatan

pembangunan bersama masyarakat yang ada di Desa Lakapodo ini, sehingga

masyarakat sama sekali tidak tahu apakah ada permasalahan di desa atau

tidak”(Wawancara 19 Mei 2016)

Page 99: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

84

Hasil wawancara diatas senada dengan pernyataan yang disampaikan

oleh anggota masyarakat lainnya, yaitu Ibu Sukma S.pd yang menyatakan

bahwa:

“Yang saya ketahui pemerintah desa tidak pernah melakukan

pertanggungjawaban di hadapan masyarakat Desa Lakapodo ataupun

sosialisasi untuk membahas kendala atau masalah dalam kegiatan

pembangunan di Desa Lakapodo ini”(Wawancara 20 Mei 2016)

Berdasarkan informasi yang diperoleh seperti penjelasan di atas, maka

walaupun secara Administrasi tahapan pertanggungjawaban oleh pemerintah

Desa Lakapodo dapat diselesaikan dengan baik. Namun karena LPJ yang

dihasilkan adalah hasil karya pihak ketiga dan tidak adanya evaluasi kegiatan

yang seharusnya dilakukan bersama masyarakat Desa Lakapodo namun

pemerintah desa tidak melakukan evaluasi kegiatan bersama masyarakat desa.

Maka tahapan peertanggungjawaban yang dilakukan oleh pemerintah Desa

Lakapod dapat dikatakan kuarang efektif.

4.2.3 Faktor-Faktor Yang Menghambat Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam

Meningkatkan Pembangunan Fisik Di Desa Lakapodo Kecamatan

Watopute Kabupaten Muna

Faktor-faktor yang menghamabat pemerintah Desa Lakapodo dalam

pengelolaan alokasi dana desa dalam meningkatkan pembangunan fisik dapat

diidentifikasi melalui hasil wawancara langsung dengan pemerintah Desa

Lakapodo sebagai instansi yang bertugas sebagai pelaksana pengelolaan

Page 100: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

85

alokasi dana desa, sampai pada tahap evaluasi dan pelaporan pengelolaan

alokasi dana desa dalam meningkatkan pembangunan fisik Di Desa Lakapodo

Kecamatan Watopute.

Baik Pemerintah Desa Lakapodo maupun masyarakat desa

mengemukakan berbagai faktor yang menjadi penghambat yang dihadapi

pemerintah desa dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan

pembangunan fisik di Desa Lakapodo adalah sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang dimaksud disini baik berkaitan dengan

jumlah maupun kemampua pemerintah desa dalam mengelola Alokasi Dana

Desa, secara lebih khusus kemampuan Kepala Desa dan Bendahara Desa

dalam mengelola alokasi dana desa yang di peroleh dari APBdesa.

Hasil wawancara dengan bapak La Reka sebagai Kepala Desa

Lakapodo.

Kualitas Sumber Daya Manusia yang masih rendah di pemerintah

desa Lakapodo sangat berpengaruh dengan perencanaan yang akan

dilaksanakan sehingga diperlukan Peningkatan Kualitas Sumber Daya

Manusia di aparatur pemerintah desa agar aparatur pemerintah desa dapat

meningkatkan keahlian dibidang masing-masing sesuai dengan ilmu

pengetahuan yang aparatur desa miliki khususnya dibidang Pembangunan

Fisik.

Page 101: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

86

Hasil wawancara diatas senada dengan bapak Laode Yunus,S.Hut

sebagai Sekretaris Desa Lakapodo menyatakan bahwa:

Kualitas sumber daya manusia di Desa Lakapodo sebagai faktor

internal pada umumnya tergolong sangat rendah, yang disebapakan oleh

pendidikan dari aparatur pemerintah desa yang masih kurang, tetapi

sebenarnya masalah ini dapat diatasi dengan memberikan bimbingan dan

kesempatan untuk mendapatkan pelatihan (wawancara, 5 Mei 2015).

Begitu pula hasil wawancara dengan bapak Andi Mantang, selaku

Bendahara Desa Lakaopdo menyatakan bahwa:

Kami kesulitan dalam menyusun surat pertanggung jawaban untuk

pencairan dana selanjutnya, karena lemahnya sumber daya manusia oleh

aparat desa sebagian besar tidak memahami cara mengoperasikan komputer

dengan baik sehingga lambat menyelesaikan surat pertanggung jawaban

tersebut. Selain itu sebagian dari data kadang-kadang tidak tersimpan

(Wawancara, 5 Mei 2016).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, bahwa faktor

penghambat dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan

pemabnguna fisik Di Desa Lakapodo Kecamatan Watopute ini yaitu Sumber

daya manusia yang masih sangat terbatas, dimana kondisi Sumber Daya

Manusia Pelaksana Pengelolaan Alokasi Dana Desa yang ada di Desa

Lakapodo masih sangat terbatas dan belum sesuai dengan standar kompetensi,

Page 102: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

87

baik dari kualitas pendidikan ataupun pengalaman kerja yang dimiliki

perangkat Desa Lakapodo.

Hal ini terbukti dengan ketidak mampuan pelaksana kegiatan

pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam membuat Laporan Pertanggung

jawaban (LPJ) sehingga harus menggunakan bantuan pihak ketiga yang bukan

dari Tim pelakasana pengelolaan Alokasi Dana Desa dan juga bukan

merupakan bagian dari Perangkat Desa Lakapodo.

2. Informasi

Informasi yang disampaikan oleh pemerintah desa tarkait Pengelolaan

Alokasi Dana Desa masih kurang jelas. Selain tidak pernah melakukan

sosialisasi sebelumnya, dalam tahapan musrembang desa pemerintah desa

juga hanya sekedar menyebutkan nominal Alokasi Dana Desa yang diperoleh.

Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut terkait dengan tujuan Pengelolaan

Alokasi Dana Desa, bagaimana penggunaan anggaran tersebut, atau

bagaimana peran masyarakat dalam setiap tahapan Pengelolaan Alokasi Dana

Desa tersebut.

Selain itu, Pengelolaan Alokasi Dana Desa dilakukan melalui proses

sosialisasi. Informasi yang di peroleh melalui sosialisai yang di adakan

pemerintah Desa Lakapodo dalam proses Pengelolaan Alokasi Dana Desa

belum cukup baik. Dimana dari 30 responden, semuanya sependapat bahwa

sosialisasi Pengelolaan Alokasi Dana Desa dari pemerintah Kabupaten dan

Page 103: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

88

Kecamatan hanya sampai pada pemerintah desa selaku pelaksana Pengelolaan

Alokasi Dana Desa.

Sedangkan kepada masyarakat tidak ada pelaksanaan sosialisasi dari

Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan. Berikut pernyataan yang di sampaikan

oleh salah satu anggota masyarakat, yaitu Bapak Arman yang mengemukakan

bahwa:

“Tidak pernah ada sosialisasi kepada kami terkait Pengelolaan alokasi dana

desa sebelumnya, jika memang ada pasti hanya bersifat perorangan karena

saya pribadi tidak pernah mendapat informasi. Pada saat musrembang di

adakan oleh pemerintah desa itu hanya jumlah anggaran yang disebutkan,

terkait penggunaan anggaran itu tidak di jelaskan” (Wawancara 14 Mei

2016).

Pendapat lain juga dikemukakan oleh salah satu masyarakat terkait

kurangnya informasi dari pihak pemerintah desa yakni Bapak Amrin yang

menyatakan bahwa:

“Kami sebagai masyarakat tidak tahu mengenai tugas dan

tanggungjawab kami dalam setiap ada pembangunan yang akan dilaksanakan

di desa, karena kami tidak perna mendapatkan sosialisasi dari pemerintah

Kabupaten/Kota bahkan dari pemerintah desa kami tidak pernah

mendapatkan informasi mengenai setiap penggunaan anggaran ataupun

kegiatan yang akan dilakukan di desa”(wawancara 27 Mei 2016).

Page 104: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

89

Dari hasil penelitian bahwa kurangnya informasi yang diperoleh

masyarakat dari Pemerintah Kabupaten/Kota sehingga masyrakat tidak

mengetahui sama sekali fungsi mereka sebagai tim pengawas langsung dalam

pengelolaan Alokasi Dana Desa, melainkan masyarakat hanya mengetahui

bahwa ada dan sudah telaksananya pembangunan yang ada di desa.

3. Partisipasi Masyarakat

Peran partisipasi masyarakat terhadap Pengelolaan Alokasi Dana Desa

tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat, karena masyarakat merupakan

bagian dari anggota Pemerintahan Desa. Oleh karena itu, sebagai Pemerintah

Desa dalam hal ini Kepala Desa beserta aparatur desa perlu menyadari bahwa

dalam pengelolaan alokasi dana desa dibutuhkan partisipasi masyarakat agar

penglolaan keuangan Alokasi Dana Desa dapat dialokasikan sesuai yang di

rencanakan seperti, pembangunan pasar Lakapodo, pembuatan sumur gali dan

pengadaan bibit pala.

Namun yang terjadi Di Desa Lakapodo tidak terjadi partisipasi

masyarakat dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa, hal ini ditunjukan dengan

sediktnya jumlah masyarakat yang hadir maupun yang menyampaikan

aspirasi/pendapat terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan. Berikut

informasi yang diperoleh dari pernyataan Kepala Desa Lakapodo, Bapak La

Reka yang menyatakan bahwa:

“Dalam setiap tahapan Pengelolaan Alokasi Dana Desa yang di lakukan,

partisipasi masyarakat masih sangat rendah dimana masyarakat yang hadir

Page 105: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

90

hanya sedikit, ditambah lagi tidak ada aspirasi yang mereka sampaikan. Hal

ini selain masyarakat punya kesibukan sendiri, juga kepedulian terhadap

kegiatan desa sangat rendah”(wawancara 13 Mei 2016).

Hasil penelitian diatas senada dengan yang disampaikan bapak Laode

Yunus,S.Hut sebagai Sekretaris Desa Lakapodo menyatakan bahwa:

“Proses Pengelolaan Alokasi Dana Desa dilakukan dengan tiga tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan dan pertnggungjawaban. Namun setiap tahapan di

laksanakan partisipasi masyarakat itu masih kurang”(wawancara 16 Mei

2016).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, bahwa faktor

penghambat dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan

pemabnguna fisik Di Desa Lakapodo Kecamatan Watopute ini yaitu

partisipasi masyarakat dalam proses Pengelolaan Alokasi Dana Desa yang ada

Di Desa Lakapodo masih tergolong sangat rendah, terbukti dari setiap tahapan

Pengelolaan Alokasi Dana Desa hampir tidak ada keterlibatan masyarakat.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Efektifitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Meningkatkan

Pembangunan Fisik Di Desa Lakapodo

Terkait proses Pengelolaan Alokasi Dana desa dalam meningkatkan

pembangunan fisik di Desa Lakapado kecamatan Watopute Kabupaten Muna,

Pemerintah Desa Lakapodo terlebih dahulu menyusun tim pelakasana Alokasi

Page 106: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

91

Dana Desa yang terdiri dari Kepala Desa selaku Penanggung Jawab

Operasional Kegiatan (PJOK), Sekretaris Desa Selaku Penanggung Jawab

Administrasi Kegiatan (PJAK), Kepala Urusan Keuangan Selaku Bendahara

Desa dan di bantu oleh Lembaga Kemasyarakatan di Desa.Selanjutnya, proses

pengelolaan alokasi dana desa terdiri dari tahapan perencanaan,pelaksanaan

dan pertanggungjawaban.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tahapan perencanaan Pengelolaan

Alokasi Dana desa dalam meningkatkan pembangunan fisik Di Desa

Lakapodo kurang efektif dimana dilakukan dengan melihat proses

musrembang desa untuk membahas rencana kegiatan penggunaan anggaran

ADD serta bagaimana proses pengelolaan ADD, dimana dalam tahapan

perencanaan ini di ukur dengan jumlah pihak yang berpartisipasi dalam proses

musrembang desa.

Selain itu, dalam tahapan perencanaan Pengelolaan Alokasi Dana Desa

menunjukan bahwa masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti

setiap tahapan proses Pengelolaan Alokasi Dana Desa, serta dalam proses

musrembang pada tahapan perencanaan ini kurangnya transparansi informasi

dari pemerintah desa yang berdampak pada rendahnya tingkat partisipasi dan

pengawasan dari masyarakat desa baik secara lembaga maupun individu

dalam setiap proses Pengelolaan Alokasi Dana Desa.

Pendapat diatas senada dengan hasil penelitian Sumiati (2014) yang

berjudul Pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Ngatabaru Kecamatan

Page 107: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

92

Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Dimana penelitian ini menggambarkan bahwa

skala prioritas dalam pelaksanaan program lebih diutamakan. Hal tersebut

dikarenakan begitu banyaknya aspirasi yang dikemukakan oleh masyarakat

yang berdampak terhadap tidak terlaksananyan program lainnya.

Selain begitu banyaknya aspirasi, kegagalan dalam tahapan

perencanaan terlihat dari menggelembungnya dana pelaksanaan program desa

lainnya yang kemudian menghapus program kerja lainnya yang telah

direncanakan seperti yang terjadi pada program kerja pemilihan kepala desa

dengan program kerja perjalanan dinas luar daerah sekretaris desa.

Pada tahapan pelaksanaan pengelolaan ADD di Desa Lakapodo, hasil

penelitian menunjukan bahwa dalam tahapan pelaksanaan Pengelolaan

Alokasi Dana Desa Di Desa Lakapodo ini, dari setiap pembangunan desa yang

dilakukan yakni pembangunan pasar dengan anggaran Rp 175.152.000 dan

pembuatan sumur gali dengan anggaran sebesar Rp 12.152.000, serta

pengadaan bibit pala dengan anggaran sebesar Rp 96.680.000 dapat

terselesaikan dengan baik namun dikarenakan kurangnya transparansi

informasi terkait pelaksanaan perencanaan kegiatan oleh pemerintah desa

kepada masyarakat, sehingga pencapaian tujuan Pengelolaan Alokasi Dana

Desa yang dilakukan di Desa Lakapodo belum efektif.

Dengan demikian tahapan pelaksanaan Pengelolaan Alokasi Dana

Desa dalam meningkatkan pembangunan fisik di Desa Lakapodo berjalan

dengan baik, akan tetapi walaupun proses pembagunan berjalan dengan baik

Page 108: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

93

namun tahapan pelaksaan ini harus melibatkan masyarakat sebagai tim

evaluasi atau tim pengawas dari setiap kegiatan yang di adakan oleh

pemerintah desa.

Selanjutnya, tahapan pertanggungjawaban Pengelolaan Alokasi dana

Desa di Desa Lakapodo, hasil penelitian menunjukan bahwa tahapan

pertanggungjawaban kurang efektif, dimana penyusunan Laporan

Pertanggungjawaban (LPJ) tidak disusun oleh Pemeintah Desa Lakapodo dan

tidak adanya evaluasi kegiatan yang seharusnya dilakukan bersama

masyarakat Desa Lakapodo. Maka tahapan petanggungjawaban yang

dilakukan oleh pemerintah Desa Lakapodo dapat dikatakan kurang efektif.

Hasil penelitian diatas senada dengan penelitian Abu Raum (2014),

bahwa belum terjadi pertanggungjawaban secara langsung kepada masyarakat

. hal tersebut terjadi karenabelum ada transparansi atau keterbukaa oleh

Pemerintah Desa sebagai Pengelolaa Alokasi Dana Desa kepada masyarakat

dalam bentuk informasi penggunaan dana Alokasi Dana Desa. Analisis

tersebut didukung oleh kenyataan bahwa pelaksanaan kegiatan fisik yang

didanai Alokasi Dana Desa diserahkan kepada Kepala Dusun atau Perangkat

Desa, sedangkan sebagian besartidak menginformasikan kepada masyarakat

tentang dana yang diterima dari pemeintah Kabupaten/Kota.

Page 109: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

94

4.3.2 Faktor-Faktor Yang Menghambat Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam

Meningkatkan Pembangunan Fisik DiDesa Lakapodo Kecamatan

Watopute Kabupaten Muna

Faktor-faktor penghambat yang dihadapi pemerintah Desa Lakapodo

dalam proses Pengelolaan Alokasi Dana desa dalam meningkatkan

pembagunan fisik di Desa Lakapodo yaitu sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, bahwa faktor

penghambat dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan

pemabnguna fisik Di Desa Lakapodo Kecamatan Watopute ini yaitu Sumber

daya manusia yang masih sangat terbatas, dimana kondisi Sumber Daya

Manusia Pelaksana Pengelolaan Alokasi Dana Desa yang ada di Desa

Lakapodo masih sangat terbatas dan belum sesuai dengan standar kompetensi,

baik dari kualitas pendidikan ataupun pengalaman kerja yang dimiliki

perangkat Desa Lakapodo khususnya bendahara Desa Lakapodo hanya

tamatan SMA..

Hal ini terbukti dengan ketidakmampuan pelaksana kegiatan

Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam membuat Laporan

Pertanggungjawaban (LPJ) sehingga harus menggunakan bantuan pihak

ketiga yang bukan dari Tim pelakasana Pengelolaan Alokasi Dana Desa dan

juga bukan merupakan bagian dari Perangkat Desa Lakapodo.

Page 110: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

95

2. Informasi

Dari hasil penelitian salah satu faktor penghambat Pengelolaan Alokasi

Dana Desa adalah kurangnya informasi yang diperoleh masyarakat dari

Pemerintah Kabupaten/Kota sehingga masyrakat tidak mengetaui sama sekali

fungsi mereka sebagai tim pengawas langsung dalam Pengelolaan Alokasi

Dana Desa, melainkan masyarakat hanya mengetahui bahwa ada dan sudah

telaksananya pembangunan yang ada di Desa.

Informasi yang disampaikan oleh pemerintah desa tarkait Pengelolaan

Alokasi Dana Desa masih kurang jelas. Selain tidak pernah melakukan

sosialisasi sebelumnya, dalam tahapan musrembang desa pemerintah desa

juga hanya sekedar menyebutkan nominal Alokasi dana Desa yang diperoleh.

Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut terkait dengan tujuan Pengelolaan

Alokasi Dana Desa, bagaimana penggunaan anggaran tersebut, atau

bagaimana peran masyarakat dalam setiap tahapan Pengelolaan Alokasi Dana

Desa tersebut.

3. Partisipasi Masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian setiap tahapan perencanaan, pelaksanaan

dan pertanggungjawaban dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam

meningkatkan pembangunan fisik Di Desa Lakapodo masih kurang baik. Hal

ini dari setiap proses tahapan Pengelolaan Alokasi Dana Desa belum sesuai

dengan prinsip pengelolaan dan tujuan Alokasi Dana Desa.

Page 111: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

96

Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan

fisik Di Desa Lakapodo, dilakukan dengan tiga proses tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban masih kurang baik,

dimana terkait dengan masih kurangnya sosialisasi dalam setiap musrembang

desa sehingga mengakibatkan kurangnya partisipasi masyarakat dikarenakan

kurangnya informasi yang diperoleh masyarakat desa, sehingga berdampak

pada rendahnya partisipasi dan pengawasan dari masyarakat desa baik secara

lembaga ataupun individudalam setiap tahapan Pengelolaan Alokasi Dana

Desa. Kondisi tersebut berdampak pula belum efektifnya pencapaian tujuan

Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan fisik Di

Desa Lakapodo Kecamatan Watopute Kabupaten Muna.

Hasil penelitian terkait rendahnya partisipasi masyarakat dan

pengawasan oleh masyarakat seperti tersebut diatas, juga sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Aldi (2012). Hasil penelitiannya

menyimpulkan bahwa Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Aliantan

Kecamatan Kabun Kabupaten Rokan Hulu belum efektif, beberapa kendala

ditemui seperti kurangnya partisipasi masyarakat, serta tidak adanya

pengawasan dari lembaga masyarakat utamanya BPD Aliantan sebagai

lembaga desa yang bertugas untuk mengawasi kinerja pemerintah desa.

Selanjutnya, kurangnya partisipasi masyrakat baik secara lembaga

maupun individu dalam Pengelolaan Alokasi Dana desa tentu sangat

disayangkan. Sebab tujuan Pengelolaan Alokasi Dana Desa yang sekaligus

Page 112: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

97

menjadi semangat UU Desa adalah menciptakan masyarakat yang aktif dan

mampu menjadi elemen utama dalam merencanakan, melaksanakan dan

mengawasi setiap kegiatan pembangunan yang terjadi di desa.

Faktor–faktor penghambat diatas sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Thomas (2013) dengan judul penelitian Penegelolaan Alokasi

Dana desa dalam upaya meningkatkan pemabngunan di Desa Sebawang

Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana Tidung. Kualitas Sumber Daya Manusia

yang ada di Desa Sebawang Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana Tidung

sebagai faktor internal yang pada umumnya tergolong rendah, kurangnya

koordinasi dari Kecamatan, Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD)

dan Sekretariat Daerah Kabupaten Tana Tidung Bagian Keuangan masalah

surat pertanggung jawaban (SPJ), sebenarnya aturan tentang pembuatan surat

pertanggung jawaban (SPJ) tersebut sudah jelas.

Page 113: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

98

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektifitas

Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan fisik di

Desa Lakapodo Kecamatan Watopute Kabupaten Muna, maka dapat ditarik

kesimpulan antara lain:

1. Efektifitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan

pembangunan fisik Di Desa Lakapodo Kecamatan Watopute Kabupaten

Muna, dimana dalam proses Pengelolaan Alokasi Dana Desa ada tiga tahap

yakni perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban. Berdasarkan hasil

penelitian, tahapan perencanaan, dilihat dari musrembang yang diadakan tim

pelaksanaan Alokasi Dana Desa masih kurang efektif, dimana dalam kegiatan

musrembang partisipasi masyarakat masih sangat rendah, dikarenakan

kurangnya transparansi informasi yang disampaikan oleh perangkat Desa

Lakapodo kepada masyarakat Desa Lakapodo. Tahapan pelaksanaan

berdasarkan hasil penelitian kurang efektif, dimana penggunaan anggaran

Alokasi Dana Desa dapat terselesaikan dengan baik namun dikarenakan

kurangnya transparansi informasi terkait pelaksanaan perencanaan kegiatan

oleh pemeintah desa kepada masyarakat, sehingga pencapaian tujuan

pengelolaan Alokasi Dana Desa yang dilakukan di Desa Lakapodo masih

98

Page 114: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

99

kurang efektif. Pada tahapan pertanggungjawaban dalam proses Pengelolaan

Alokasi Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan fisik di Desa

Lakapodo masih kurang efektif, dimana penyusunan laporan

pertanggungjawaban tidak disususn oleh pemerintah Desa Lakapodo serta

tidak adanya evaluasi kegiatan yang seharusnya dilakukan bersama masyakat

Desa Lakapodo. Hal ini karena proses yang tercipta dalam setiap tahapan

Pengelolaan Alokasi Dana Desa tersebut belum sesuai dengan prinsip

pengelolaan dan tujuan Alokasi Dana Desa yang mengutamakan transparansi

informasi kepada masyarakat sebagai tim evaluasi dari setiap kegiatan

pembangunan yang dilakukan.

2. Faktor-faktor penghambat efektifitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam

meningkatkan pembangunan fisik di Desa Lakapodo yaitu:

1) Sumber Daya Manusia (SDM)

2) Informasi.

3) Partisipasi Masyarakat.

5.2 SARAN

Berdasarkan uraian kesimpulan maka saran yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai Pemerintah Desa Lakapodo Kecamatan Watopute Kabupaten

Muna, dalam proses Pengelolaan Alokasi Dana Desa yang dimulai dari

tahap perencanaan dalam melakukan kegiatan musrembang, seharusnya

melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan transparansi informasi yang

Page 115: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

100

disampaikan oleh perangkat Desa Lakapodo kepada masyarakat Desa

Lakapodo. Kemudian pada tahap pelaksanaan perlunya aparat

Pemerintah Desa Lakapodo melakukan transparansi penggunaan

anggaran Alokasi Dana Desa agar seluruh masyarakat mengetahui

pengalokasian Alokasi Dana Desa sesuai yang di harapkan. Selanjutnya

proses pertanggungjawaban harus dilakukan oleh aparat pemerintah

Desa Lakpodo sendiri dan perlunya evaluasi masyarakat dalam setiap

proses pengelolaan Alokasi Dana Desa.

2. Sebagai Pemerintah Desa Lakapodo Kecamatan Watopute Kabupaten

Muna perlunya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

untuk setiap tim pengelola Alokasi Dana Desa. Kemudian perlunya

transparansi informasi yang disampaikan kepada masyarakat dalam

pengelolaan Alokasi Dana Desa sehingga dapat meningkatkan

partisipasi masyarakat dapat mencapai tujuan dari Alokasi Dana Desa.

Page 116: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

DAFTAR PUSTAKA

Aldy, Riko. 2012. Tinjauan Yuridis Efektifitas Alokasi Dana Desa Dalam

Menunjang Pembangunan Desa di Desa Aliantan Kecamatan Kabun

Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2011

Agustin Amelyana,dkk.Efektivitas Dana Pembangunan Fisik Desa Pucangro

Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang.jurnal Administrasi Publik,

Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya,Ma.

Arikunto, Suharsimi. (1993). Manjemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bintarto, R. Dr.1983. Interaksi Desa-Kota.Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

Devas, Nick, Brian, Biden, Anne Both, Kenneth Dovey,Roy Kelly, 1989,

Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, (terjemahan, Masri Maris)

penerbit UI, Jakarta

Danu Wisakti, Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa Di Wilayah

Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan, Magister Ilmu Administrasi

Negara, UNDIP, 2008.

Fattah, Nanang.(2013). Landasan Manajemen Pendidikan.Bandung : Remaja

Rosda Karya

Halim, Abdul.2004:93.Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah-Edisi

revisi.Yogyakarta:Upp AMP YKPN.

Haris, Dian Rasdiyanah, 2015. Efektivitas Pengelolaan Zakat,Infaq dan Sedekah

pada Badan Amil Zakat Nasional Kota Kendari. Skripsi, Fakultas

Ekonomi, Universitas Halu Oleo.

Hargono, DS. 2010.Efektifitas Penyaluran Alokasi Dana Desa Pada Empat Desa

di Kabupaten Karangasem Propinsi Bali.

Hernowo, Basah. 2010 Kajian Pembangunan Ekonomi Desa Untuk Mengatasi

Kemiskinan.Dalam www. Bappenas.go.id.

Http://www.Landasanteori.com/2015/07.Pengertian Anggaran Menurut

Definisi.html.Diakses pada maret 2016..

Kartasasmita,Ginandjar, 2001. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan

Pertumbuhan Dan Pemerataan,Jakarta : Pustaka CIDESINDO.

Mardiasmo (2002) Otonomi Dan Manajemen Daerah.Yogyakarta.

Page 117: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

Mardiasmo, 2004.Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta, Andi

Miles, Matthew B, A Michael Huberman. ( 1992 ). “Qualitative Data Analysis”.

Alih Bahasa: Tjejep Rohendi Rohindi. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Muljana, B.S. Perencanaan Pembangunan Nasional, Proses Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional dengan Fokus Repelita V. Jakarta: UI-

Press. 2001

Munandar, M. 2001. Budgeting.Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,

Pengawasan Kerja. Edisi 1.Cetakan 14. BPFE: Yogyakarta.

Muntah anah,Siti.Efektifitas Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa Di

Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas.jurnal ekonomi.

Ndraha, Taliziduhu, 1984, Dimensi-Dimensi Pemerintahan Desa, Jakarta : PT.

Bina Aksara.

Peraturan Bupati Kabupaten Muna No. 12 Tahun 2012 Tentang Pedoman

Pengelolaan Alokasi Dana Desa Kabupatem Muna

Peraturan Bupati Kabupaten Muna No 2 Tahun 2015 Tentang Penetapan Besaran

Alokasi Dana Desa Minimal dan Alokasi Dana Desa Propresional di

Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Muna,

Peraturan Pemerintah 6 Tahun 2014 Tentang Desa (c.72) Jakarta, Pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa

(c.72) Jakarta, Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Prasetyanto PP , Eko. 2012. Dampak Alokasi Dana Desa Pada Era

Desentralisasi Fiskal Terhadap Perekonomian Daerah di

Indonesia.Disertasi. IPB, Bogor.

Raum Abu, Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam

Pembangunan Fisk Desa Krayan Makmur. ejournal ilmu pemerintahan

2015 : 3 (4) 1623-1636,di akses pada 1 mei 2016.

Saputra I Wayan .2014.Efektivitas Pengelolaan alokasi dana Desa Pada Desa

Lambean Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli.Jurnal Pendidikan

Ekonomi

Page 118: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

Sujarto, Djoko. 1986. Perencanaan Kota. Bandung, Penerbit ITB.

Sukanto,Azwardi.2014.EfektifitasAlokasi Dana Desa (ADD) dan Kemiskinan di

Provinsi Sumatera Selatan.Journal Economic Development.

Suksesi.2007.Efektifitas Program Alokasi Dana Desa (ADD) Terhadap

Perekonomian Desa di KabupatenPacitan.Dikutip dalam

http://journalfe.unitomo.ac.id./wp.

Sumiati. 2014. Pengelolaan Alokasi Dana desa Pada Desa Ngatabaru Kecamatan

Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.Di akses Pada 13 mei 2016

Suparno, A.Suhaenah. 2001.Pembangunan Desa.Jakarta Erlangga.

Suwandi, Ari Warokka. 2013. Fiscal Decentralization And Special Local

Autonomy: Evidence From An Emerging Market.Journal of Southeast

Asian Research.Vol.2013 (2013).IBIMA Publishing.

Todaro.Michael p. 1979.Pembangunan ekonomi di dunia ketiga, terjemahan

Haris Munandar.Jakarta:Erlangga.Edisi ke enam.

Thomas. 2013. Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Upaya Meningkatkan

Pembangunan di Desa Sebawang Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana

Tidung.Ejournal pemerintahan integrative,1(1):51-64.

Undang-Undang Republik Indonesia 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah (c.1) Jakarta, Direktorat Jendral Otonomi Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia No 5 Tahun1974 Tentang Pokok-Pokok

Pemerintahan Di Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia No 22 Tahun1999 Tentang Pemerintahan

Desa

Welsch, Hilton, Gordon. 2000. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian

Laba.Diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw. Buku Satu.

Salemba Empat. Jakarta.

Widjaja, HAW.(2001). Pemerintahan Desa Berdasarkan UU No 22 Tahun 1999

Tentang pemerintah daerah.

Widjaja,HAW.2004. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli Bulat dan

Utuh.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.

Page 119: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

LAMPIRAN

Page 120: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

Pertanyaan dibawah ibi nerkaitan dengan efektifitas pengelolaan alokasi dana desa

dalam meningkatkan pembangunan fisik di Desa Lakapodo.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden :

Jenis Kelamin :1. Perempuan 2. Laki-Laki

Umur :

Masa Kerja :

Tingkat Pendidikan : 1. SLTA 2. DIPLOMA 3. S1 4. S2 5.S3

Jabatan Dalam Pelaksanaan :

1. Berapa besar anggaran yang di terima pada tahun 2015 dan apakah sudah

cukup untuk mencapai tingkat efektifitas pengelolaan alokasi dana desa

dalam meningkatkan pembngunan fisik desa?

2. Apa dasar hukum pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa?

3. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa

berlangsung?

4. Bagaiman kualtas anggota tim pelaksana peneglolaan alokasi dana desa?

5. Bagaimanaproses tahapan pengelolaan alokasi dana desa?

6. Pihak -pihak manakah yang dilibatkan dalam setiap tahapan tersebut?

7. Bagaimana kordinasi yang terjalin dari setiap anggota pelaksana?

8. Apakah fasilitas pendukung pengelolaan alokasi dana desa sudah cukup

tersedia?

9. Apasaja program kerja terkait pembangunan fisik dan pemberdayaan

masyrakat?

10. Apakah seluruh tahapan pengelolaan alokasi dana desa dapat terselesaikan

dengan baik?

11. Apakah tujan dari setiap kegiatan yang dilakukan dapat tercapi dengan baik?

12. Factor –faktor apa saja yang menjadi penghamabt dalam pengeloaan alokasi

dana desa?

Page 121: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan

DOKUMENTASI WAWANCARA

Page 122: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan
Page 123: SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A112158_sitedi_SKRIPSI NOVA... · 4.3.1. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan