PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN...

166
PARTISIPA BANTUAN DI DESA SI JURUS FA ASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM N STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA IDAMANGURA KECAMATAN KUSAMBI KABUPATEN MUNA BARAT SKRIPSI Oleh: ASRI C1A1 13 007 SAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA AKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017

Transcript of PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN...

Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAMBANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA

DI DESA SIDAMANGURA KECAMATAN KUSAMBIKABUPATEN MUNA BARAT

SKRIPSI

Oleh:

ASRIC1A1 13 007

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2017

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAMBANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA

DI DESA SIDAMANGURA KECAMATAN KUSAMBIKABUPATEN MUNA BARAT

SKRIPSI

Oleh:

ASRIC1A1 13 007

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2017

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAMBANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA

DI DESA SIDAMANGURA KECAMATAN KUSAMBIKABUPATEN MUNA BARAT

SKRIPSI

Oleh:

ASRIC1A1 13 007

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2017

Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAMBANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA

DI DESA SIDAMANGURA KECAMATAN KUSAMBIKABUPATEN MUNA BARAT

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelarSarjana program Strata Satu (S1)Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

ASRIC1A1 13 007

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2017

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAMBANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA

DI DESA SIDAMANGURA KECAMATAN KUSAMBIKABUPATEN MUNA BARAT

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelarSarjana program Strata Satu (S1)Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

ASRIC1A1 13 007

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2017

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAMBANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA

DI DESA SIDAMANGURA KECAMATAN KUSAMBIKABUPATEN MUNA BARAT

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelarSarjana program Strata Satu (S1)Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

ASRIC1A1 13 007

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2017

Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

ii

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri

dan belum pernah diajukan sebagai Skripsi atau karya ilmiah lainnya pada

perguruan tinggi atau lembaga manapun. Apabila dikemudian hari terbukti atau

dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini hasil jiplakan/ plagiat dari karya orang lain,

maka Saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Kendari, April 2017

ASRINIM. C1A1 13 007

Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

iii

Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

iv

Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

v

ABSTRAK

Asri (C1A1 13 007) “Partisipasi Masyarakat dalam Program Bantuan StimulanPerumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura Kecamatan KusambiKabupaten Muna Barat” di bawah bimbingan Wempy Banga sebagaipembimbing I dan Jopang sebagai pembimbing II.

Penelitian ini dilakukan di Desa Sidamangura, bertujuan untuk mengetahuitahapan partisipasi masyarakat dalam program Bantuan Stimulan PerumahanSwadaya (BSPS) di Desa Sidamangura, mengetahui bentuk partisipasi masyarakatdalam program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di DesaSidamangura, menganalisis tingkatan partisipasi masyarakat dalam programBantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura, danmenganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalamprogram Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura.Analisis Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis kualitatifdeskriptif, dan analisis kuantitatif dengan menggunakan metode scoring. Datadikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan panduan wawancara dankuisioner, serta melalui pencatatan dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan partisipasi masyarakat dalamprogram Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangurameliputi tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan, tahapan pemantauan danevaluasi serta tahapan pemanfaatan hasil. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakatadalah dalam bentuk buah pikiran dalam tahapan perencanaan, bentuk buahpikiran, tenaga, harta benda, keterampilan dan kemahiran serta bentuk partisipasisosial dalam tahapan pelaksanaan, bentuk buah pikiran dalam tahapanpemantauan dan evaluasi, serta bentuk partisipasi sosial dalam tahapanpemanfaatan hasil. Tingkatan partisipasi masyarakat yaitu tingkatan tokenism(tangga pemberian informasi) pada tahapan perencanaan, tingkatan citizen power(tangga pendelegasian kekuasaan) pada tahapan pelaksanaan, tingkatan tokenism(tangga konsultasi) pada tahapan pemantauan dan evaluasi, serta tingkatan citizenpower (tangga pengawasan masyarakat) pada tahapan pemanfaatan hasil. Adapunfaktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah faktor pendorong(kemauan partisipasi, kemampuan partisipasi, dan kesempatan partisipasi) danfaktor penghambat (usia, tingkat pendidikan, mata pencaharian dan tingkatpenghasilan masyarakat).

Kata Kunci : Partisipasi, Masyarakat, Program BSPS

Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas Rahmat dan Hidayah-Nya yang telah memberi

petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Partisipasi Masyarakat dalam Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di

Desa Sidamangura Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat”.

Seiring dengan terselesaikannya skripsi ini, tidak dapat dipungkiri

kesulitan dan hambatan datang silih berganti, sehingga itu penulis mengucapkan

rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda La Ope dan Ibunda Wa

Kooni atas perhatian, doa, dukungan moril dan materil yang diberikan selama ini.

Terima kasih kepada Prof. Wempy Banga, M.Si sebagai pembimbing I dan Dr.

Jopang, M.Si sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan,

bimbingan, motivasi dan penghargaan sejak perencanaan penelitian hingga

penyelesaian skripsi ini.

Selain itu, penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah ikut memberi andil dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Rektor Universitas Haluoleo;

2. Dekan Fakultas Ilmu Administrasi;

3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara serta Dosen

di lingkup Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Halu Oleo umumnya

yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama mengikuti

pendidikan;

4. Dosen penguji yang telah memberikan saran pada saat pelaksanaan seminar;

Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

vii

5. Pegawai Administrasi Jurusan Ilmu Administrasi Negara dan Fakultas Ilmu

Administrasi atas partisipasinya dalam urusan administrasi yang mendukung

penulis dalam masa pendidikan;

6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya Dinas

Pekerjaan Umum, yang telah menyambut baik dan mengapresisasi kehadiran

saya baik sebagai warga masyarakat Muna Barat maupun sebagai mahasiswa

peneliti;

7. Camat Kusambi dan Seluruh Pelaksana Program BSPS di Desa Sidamangura,

yang meliputi Tenaga Fasilitator Lapangan dan Kepala Desa Sidamangura

beserta stafnya yang telah menyambut dan memberikan waktu untuk

keperluan data dan informasi melalui wawancara sehubungan dengan

penelitian ini;

8. Seluruh masyarakat Desa Sidamangura pada umumnya, dan khususnya

penerima bantuan BSPS yang telah menyambut dengan hangat, meluangkan

waktunya untuk wawancara serta memberikan informasi yang objektif

sehubungan dengan penelitian ini;

9. Saudara-saudaraku tersayang Rasnan, A.Md.,Ars., Risal Dion dan Zainal,

Saudari-saudariku tercinta Asnani dan Yusri, serta keponakanku yang lucu

dan imut Alfani dan Nafila Tulhikmah, yang selama ini memberikan doa,

semangat hidup dan menjadi motivasi terbesar dalam penyelesaian studi,

10. Terkhusus buat Mr. Z yang selalu setia menemani dan mendukung dalam suka

dukanya studi, serta yang senantiasa memberikan do’a, motivasi, semangat

dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi dan studi.

Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

viii

11. Sahabatku Musrati Saidu dan Kasmindah Milly yang selalu menemani

sepanjang perjalan studi, sejak menginjakkan kaki pada jurusan Ilmu

Administrasi Negara.

12. Rekan-rekan seperjuangan yang ada pada jurusan Ilmu Administrasi Negara

Atun Sukma Sejayanti, Astin, Lilis, Efi, Yanti, Fitri, Diana, Nyi Wayan,

Musdalifah Angraeni dan seluruh rekan-rekan mahasiswa yang ada di Jurusan

Ilmu Administrasi Negara pada semua angkatan terkhusus angkatan 2013

yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas solidaritas,

bantuan, dukungan dan partisipasinya selama studi dan penyelesaian skripsi

ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kelemahan

dan kekurangan, namun besar harapan penulis semoga hasil penelitian ini dapat

bermanfaat bagi masyarakat dan terutama bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Kendari, April 2017

Penulis

Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

ix

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN SAMPUL......................................................................... iHALAMAN PERNYATAAN .............................................................. iiHALAMAN PERSETUJUAN............................................................. iiiHALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI.............................................. ivABSTRAK............................................................................................ vUCAPAN TERIMA KASIH................................................................ viDAFTAR ISI ........................................................................................ ixDAFTAR TABEL ................................................................................ xiDAFTAR GAMBAR............................................................................ xiiDAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiiiBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5C. Tujuan Penelitian........................................................................ 5D. Manfaat Penelitian...................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Partisipasi Masyarakat ................................................... 8

1. Defenisi Partisipasi Masyarakat .............................................. 82. Tahapan Partisipasi Masyarakat.............................................. 113. Bentuk Partisipasi Masyarakat................................................ 144. Tingkatan Partisipasi Masyarakat ........................................... 185. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat..... 24

B. Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Sebagai SuatuKonsep Pembangunan Desa ....................................................... 291. Pengertian Pembangunan Desa ............................................... 302. Tujuan Pembangunan Desa .................................................... 323. Pendekatan Partisipatif dalam Pembangunan Desa ................. 344. Peranan Pemerintah Sebagai Stimulator Pembangunan Desa .. 365. Pengertian Swadaya Masyarakat............................................. 386. Bentuk-Bentuk Swadaya Masyarakat...................................... 39

C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 41

BAB III METODE PENELITIANA. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 44B. Informan Penelitian .................................................................... 45C. Defenisi Konseptual ................................................................... 45D. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 47E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 47F. Teknik Analisis Data .................................................................. 48

Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum Wilayah ......................................................... 52

1. Letak Geografis Desa............................................................ 522. Keadaan Penduduk ............................................................... 523. Sarana dan Prasarana Desa.................................................... 534. Potensi Desa (Ekonomi, Sosial, Budaya) .............................. 54

B. Tinjauan Umum Program Bantuan Stimulan PerumahanSwadaya (BSPS) ........................................................................ 541. Maksud dan Tujuan Kegiatan Program BSPS ....................... 552. Prinsip dan Pendekatan Penyelenggaraan Program BSPS...... 553. Ruang Lingkup Kegiatan BSPS ............................................ 584. Penerima BSPS..................................................................... 58

C. Mekanisme Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan PerumahanSwadaya (BSPS) di Desa Sidamangura....................................... 60

D. Partisipasi Masyarakat dalam Program Bantuan StimulanPerumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura .................... 681. Tahapan Partisipasi Masyarakat ............................................ 69

a. Tahap Perencanaan ......................................................... 70b. Tahap Pelaksanaan.......................................................... 80c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi ..................................... 88d. Tahap Pemanfaatan Hasil................................................ 92

2. Bentuk Partisipasi Masyarakat .............................................. 943. Tingkatan Partisipasi Masyarakat.......................................... 102

a. Tingkatan Partisipasi pada Tahapan Perencanaan............ 102b. Tingkatan Partisipasi pada Tahapan Pelaksanaan ............ 104c. Tingkatan Partisipasi pada Tahapan Pemantauan dan

Evaluasi .......................................................................... 106d. Tingkatan Partisipasi pada Tahapan Pemanfaatan Hasil .. 108

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat ... 110a. Faktor Pendorong............................................................ 111b. Faktor Penghambat ......................................................... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ................................................................................ 120B. Saran .......................................................................................... 122

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Wilayah Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadya(BSPS) Kabupaten Muna Barat Tahun Anggaran 2015-2016 .................................................................................... 44

2. Nilai Scoring Pembanding Tingkatan Partisipasi Menurut 8Tangga Arnstein .................................................................. 51

3. Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat pada Program BSPSdi Desa Sidamangura ........................................................... 95

4. Tingkatan Partisipasi Masyarakat pada TahapanPerencanaan......................................................................... 103

5. Tingkatan Partisipasi Masyarakat pada TahapanPelaksanaan ......................................................................... 105

6. Tingkatan Partisipasi Masyarakat pada TahapanPemantauan dan Evaluasi .................................................... 107

7. Tingkatan Partisipasi Masyarakat pada TahapanPemanfaatan Hasil ............................................................... 109

8. Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat PartisipasiMasyarakat dalam Program BSPS di Desa Sidamangura...... 110

Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. 8 Tangga Partisipasi Masyarakat Arnstein .............................. 23

2. Skema Kerangka Pemikiran ................................................... 43

3. Mekanisme Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya. 61

4. Bagan Alir Kegiatan BSPS..................................................... 62

Page 14: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Riwayat Hidup..................................................................... 127

2. Panduan Wawancara (Interview Guide) ............................... 128

3. Kuisioner Penelitian............................................................. 140

4. Peta Lokasi Penelitian.......................................................... 142

5. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam ProgramBSPS di Desa Sidamangura ................................................. 143

6. Matriks Hasil Observasi ....................................................... 147

7. Matriks Hasil Penelitian....................................................... 148

8. Dokumentasi Penelitian ....................................................... 150

Page 15: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang mempunyai perhatian besar terhadap

warga Negaranya, mulai dari keamanan, kesejahteraan, kecerdasan, hingga

keterlibatan dalam dunia global, seperti yang disebutkan dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Kesejahteraan bagi setiap warga

Negara sebagai salah satu tujuan Negara tersebut ditegaskan kembali dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H

ayat (1), bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat

tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan.

Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah yang terus berusaha

untuk mengentaskan kemiskinan guna peningkatan kesejahteraan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2015 tercatat garis

kemiskinan di Sulawesi Tenggara (kota + desa) sebesar Rp. 257.553,- per

kapita sebulan. Dengan batas garis kemiskinan tersebut, jumlah penduduk

miskin sebanyak 321.880 jiwa atau 12,9 persen. Jika dibandingkan keadaan

Maret 2014, penduduk miskin berkurang 20.380 jiwa. Sementara kondisi

September 2015, garis kemiskinan sebesar Rp. 269.516,- dengan penduduk

miskin tercatat sebanyak 345.020 jiwa atau 13,74 persen. Hal ini tidak jauh

berbeda dengan apa yang ditunjukan oleh tingkat kesejahteraan keluarga di

Sulawesi Tenggara, dimana pada tahun 2015 sebanyak 158.954 keluarga

Page 16: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

2

berada pada kategori pra sejahtera atau sekitar 25 persen dari jumlah keluarga

di Sulawesi Tenggara, sedangkan sisanya sebanyak 466.224 keluarga berada

pada kategori sejahtera. Kabupaten Konawe merupakan Kabupaten dengan

jumlah keluarga pra sejahtera tertinggi yaitu sebesar 22.118 keluarga,

sedangkan jumlah keluarga pra sejahtera terendah berada di Kabupaten

Kolaka Utara. Adapun Kabupaten Muna Barat sebagai lokasi penelitian

memiliki jumlah keluarga yang tergolong pra sejahtera sebesar 7.072 keluarga.

Pemerintah Sulawesi Tenggara salah satunya melalui Kementerian

Pekerjaan Umum telah menghadirkan program-program pembangunan yang

berorientasi pada upaya pengentasan kemiskinan, dimana pada dasarnya

pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Adapun program-pogram yang telah dijalankan antara lain :

Program Konpensasi Pengurangan Subsidi-Bahan Bakar Minyak di bidang

Infrastruktur Perdesaan (PKPS-BBM IP) pada tahun 2005, dan Rural

Infrastructure Support (RISP) pada tahun 2006.

Salah satu yang menjadi fokus dalam peningkatan kesejahteraan yang

dicanangkan oleh Pemerintah adalah kondisi perumahan masyarakatnya. Hal

ini sesuai yang dijelaskan oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman yang merupakan hasil revisi UU

Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman, yang menegaskan

bahwa rumah adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka

peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Page 17: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

3

Pada Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Sulawesi Tenggara melalui

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di bawah naungan

Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan Provinsi

Sulawesi Tenggara, menghadirkan kembali program baru sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat. Program tersebut adalah

program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Salah satu daerah

yang menjadi sasaran program BSPS adalah Kabupaten Muna Barat, dimana

pada Kecamatan Kusambi diwakili oleh Desa Sidamangura. Program BSPS

ini menargetkan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan pada

prinsipnya berupa penyediaan dana stimulan guna Peningkatan Kualitas (PK)

dan Pembangunan Baru (PB) bagi Rumah Tidak Layak Huni (RLTH).

Tingkat keberhasilan pembangunan melalui program BSPS tersebut

sangat ditentukan oleh sejauhmana pembangunan tersebut mampu melibatkan

partisipasi masyarakat. Semakin besar tingkat partisipasi masyarakat, maka

tingkat keberhasilan pembangunan tersebut akan sesuai dengan aspirasi dan

kebutuhan masyarakat itu sendiri. Sehingga pada akhirnya masyarakat

sendirilah yang menjadi subjek dan objek dalam pelaksanaan program dan

pemerintah hanya mengawasinya tanpa harus terjun langsung kedalam

lingkup masyarakat.

Penyertaan masyarakat sebagai subjek pembangunan adalah suatu

keniscayaan dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Ini

berarti masyarakat diberi peluang untuk berperan aktif mulai dari

perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi setiap tahap pembangunan yang

Page 18: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

4

diprogramkan. Terlebih apabila kita akan melakukan pendekatan

pembangunan dengan semangat lokalitas. Masyarakat lokal dengan

pengetahuan serta pengalamannya menjadi modal yang sangat besar dalam

melaksanakan pembangunan, karena masyarakat lokal-lah yang mengetahui

apa permasalahan yang dihadapi serta potensi yang dimiliki oleh daerahnya.

Masyarakat memiliki kedaulatan yang cukup luas untuk menentukan orientasi

dan arah kebijakan pembangunan yang dikehendaki. Nilai-nilai kedaulatan

selayaknya dibangun sebagai kebutuhan kolektif masyarakat dan bebas dari

kepentingan individu dan atau golongan.

Penyelenggaraan Program BSPS di Desa Sidamangura Kecamatan

Kusambi Kabupaten Muna Barat memerlukan keterlibatan masyarakat di

dalam pelaksanaannya. Dengan adanya program-program pembangunan

partisipatif yang diinisiasikan oleh pemerintah, diharapkan semua elemen

masyarakat dapat secara bersama-sama berpartisipasi dengan cara

mencurahkan pemikiran dan sumber daya yang dimiliki guna memenuhi

kebutuhan masyarakat dalam setiap tahapan program BSPS mulai dari

tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan, tahapan pemantauan dan evaluasi,

serta tahapan pemanfaatan hasil. Tanpa adanya partisipasi, program BSPS di

Desa Sidamangura menjadi kurang dapat dipertanggungjawabkan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dengan judul penelitian “Partisipasi Masyarakat

dalam Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa

Sidamangura Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat”.

Page 19: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

5

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana tahapan partsipasi dalam Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura Kecamatan Kusambi

Kabupaten Muna Barat?

2. Bagimana bentuk partisipasi dalam Program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura Kecamatan Kusambi Kabupaten

Muna Barat?

3. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam Program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura Kecamatan

Kusambi Kabupaten Muna Barat?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa

Sidamangura Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui tahapan partisipasi Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura Kecamatan Kusambi

Kabupaten Muna Barat.

Page 20: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

6

2. Untuk mengetahui bentuk partisipasi Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura Kecamatan Kusambi

Kabupaten Muna Barat

3. Untuk mengetahui tingkatan partisipasi dalam program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura Kecamatan Kusambi

Kabupaten Muna Barat.

4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat dalam program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

(BSPS) di Desa Sidamangura Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna

Barat.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan memperluas

ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya mengenai partisipasi

masyarakat dalam Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi empirik

mengenai partisipasi masyarakat dalam program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya (BSPS), sehingga akhirnya informasi tersebut dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan oleh Pemerintah terkait dalam menentukan

kebijakan-kebijakan khususnya mengenai program-program pembangunan

Page 21: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

7

desa yang menyangkut kepentingan bersama, serta menentukan arah

pembangunan desa lebih lanjut.

Page 22: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Partisipasi Masyarakat

1. Defenisi Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat terdiri atas dua suku kata, yaitu partisipasi

dan masyarakat. Secara etimologi, partisipasi berasal dari Bahasa Inggris

“participation” yang berarti mengambil bagian/ pengikutsertaan. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan partisipasi adalah keikutsertaan,

peran serta atau turut berperan serta dalam suatu kegiatan. Partisipasi

selama ini diperlukan sebagai masukkan bagi proses pembangunan,

sebagai prasyarat mutlak bagi tercapainya tujuan pembangunan.

Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti yang seluas-

luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.

Menurut Koentjaraningrat (2002:144) masyarakat adalah sekumpulan

manusia yang saling bergaul atau saling berinteraksi. Salam (2007:254)

mengungkapkan bahwa masyarakat dalam konteks kenegaraan pada

dasarnya berada diantara atau di tengah-tengah antara Pemerintah dan

perseorangan, yang mencakup baik perseorangan maupun kelompok

masyarakat yang berinteraksi secara sosial, politik dan ekonomi.

Jadi, partisipasi masyarakat dapat diartikan pula sebagai

sumbangan, keterlibatan, keikutsertaan warga masyarakat baik sebagai

individu, maupun secara kolektif sebagai kelompok dalam berbagai

dimensi pembangunan.

Page 23: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

9

Pendapat lain mengenai partisipasi yaitu menurut Hoofsteede yang

dikutip oleh Khairuddin (2000:125) “The taking part in one or more

phases of the process” atau mengambil bagian dalam suatu tahap atau

lebih dari suatu proses, dalam hal ini proses pembangunan.

“Participation is considered a voluntary contribution by the peoplein one or another of the public programmers supposed to contribute tonational development, but the people are not expected to take part inshaping the programme or criticizing its contents” (Oakley and Dillon,1991).

Menurut Oakley dan Dillon (dalam Wulandari, 2013:11), partisipasi

adalah pertimbangan sebuah kontribusi sukarela oleh masyarakat yang

disangka benar untuk berkontribusi kepada pemerintah nasional, tetapi

masyarakat tidak ikut bagian dalam pembentukan program atau mengkritik

isi program tersebut.

Mikkelsen (dalam Soetomo, 2006:438), menafsirkan partisipasi

dalam enam makna yang berbeda-beda, yaitu :

a. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek

tanpa ikut serta dalam pengambilan kebijakan.

b. Partisipasi adalah usaha membuat masyarakat semakin peka dalam

meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan menanggapi

proyek-proyek pembangunan.

c. Partisipasi adalah proses aktif, yang mengandung arti bahwa orang

atau kelompok terkait mengambil inisiatif dan menggunakan

kebebasannya untuk melakukan hal itu.

Page 24: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

10

d. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat

dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring

proyek, agar memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan

dampak-dampak sosial.

e. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam

perubahan yang ditentukannya sendiri.

f. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,

kehidupan dan lingkungan mereka.

Fung (dalam Wulandari, 2013:11) menyatakan bahwa partisipasi

adalah keterlibatan aktif dari masyarakat, khususnya kelompok yang

kurang mampu seperti perempuan, anak-anak, lanjut usia, penyandang

cacat dan dari kalangan miskin, dalam pengambilan keputusan,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan pembangunan mereka

sendiri.

Menurut Juliantara (2004:84), partisipasi diartikan sebagai

keterlibatan setiap warga Negara yang mempunyai hak dalam pembuatan

keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi

yang mewakili kepentingannya. Di dalam masyarakat berkembang

partisipasi merupakan kebebasan berbicara secara konstruktif. Selanjutnya

Adisasmita (2006:38), mendefenisikan partisipasi masyarakat sebagai

keterlibatan dan perlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan,

meliputi kegiatan perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) program

pembangunan.

Page 25: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

11

Muluk (2007:52), menyebutkan bahwa partisipasi sebagai suatu

layanan dasar dan bagian integral dari local government, partisipasi publik

merupakan alat bagi good government. Partisipasi dalam pembangunan

didefensikan tidak semata-mata partisipasi dalam pelaksanaan program,

rencana, dan kebijakan pembagunan, tetapi juga partisipasi yang

emansipatif. Artinya sedapat mungkin penentuan alokasi sumber-sumber

ekonomi semakin mengacu pada motto pembangunan dari, oleh, dan untuk

rakyat.

Berdasarkan defenisi-defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

partisipasi masyarakat memiliki defenisi yang kompleks. Partisipasi

masyarakat merupakan wujud kontribusi sukarela dari kebebasan berbicara

oleh masyarakat baik sebagai individu maupun sebagai sekelompok

individu yang memiliki kepentingan bersama dalam tiap tahapan-tahapan

pembangunan (perencanaan hingga pemanfaatan hasil) baik secara

langsung maupun secara tidak langsung melalui lembaga-lembaga

kemasyarakatan.

2. Tahapan Partisipasi Masyarakat

Pendekatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat

dilakukan melalui 3 tahapan (Slamet, 1994 dalam Wulandari, 2013:16).

Adapun uraian dari ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Partisipasi di dalam tahap perencanaan (idea planing stage)

Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang

pada tahap penyusunan rencana dan strategi dalam penyusunan

Page 26: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

12

kepanitian dan anggaran pada suatu kegiatan atau proyek. Masyarakat

berpartisipasi dengan memberikan usulan, saran dan kritik melalui

pertemuan-pertemuan yang diadakan.

b. Partisipasi di dalam tahap pelaksanaan (implementation stage)

Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang

pada tahap pelaksanaan pekerjaan suatu proyek. Masyarakat disini

dapat memberikan tenaga, uang ataupun material atau barang serta ide-

ide sebagai salah satu wujud partisipasinya pada pekerjaan tersebut.

c. Partisipasi di dalam pemanfaatan (utilitazion stage)

Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang

pada tahap pemanfaatan suatu proyek setelah proyek tersebut selesai

dikerjakan. Partisipasi masyarakat pada tahap ini berupa tenaga dan

uang untuk mengoperasikan dan memelihara proyek yang telah

dibangun.

Menurut Isbandi (2007:27) partisipasi adalah keikutsertaan

masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada

di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif

solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah,

dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang

terjadi. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat tahapan partisipasi

masyarakat meliputi, pengidentifikasian potensi, pengambilan keputusan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

Page 27: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

13

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan selayaknya mencakup

keseluruhan proses mulai dari awal sampai tahap akhir. Konsep ini

memberikan makna bahwa masyarakat akan berpartisipasi secara sukarela

apabila mereka dilibatkan sejak awal dalam proses pembangunan.

Tahapan-tahapan tersebut meliputi partisipasi dalam proses pembentukan

keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan, partisipasi dalam pemanfaatan

hasil, dan partisipasi dalam evaluasi. Hal ini juga diuraikan oleh

Mardikanto (2010 : 95-97), bahwa tahapan partisipasi masyarakat meliputi

empat hal, yaitu :

a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan

Pada tahapan ini, partisipasi masyarakat dikembangkan melalui

forum yang memungkinkan masyarakat banyak berpartisipasi secara

langsung di dalam proses pengambilan keputusan tentang program-

program di wilayah lokal (setempat).

b. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan

Pada tahapan ini, partisipasi masyarakat berupa pemerataan

sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja dan uang tunai yang

sepadan dengan manfaat yang akan diterima oleh masing-masing

warga masyarakat yang bersangkutan.

c. Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan

Pada tahapan ini, partisipasi masyarakat ditujukan agar tujuan

kegiatan dapat dicapai seperti yang diharapkan dan juga diperlukan

Page 28: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

14

untuk memperoleh umpan balik tentang masalah-masalah dan kendala

yang muncul dalam pelaksanaan pembangunan yang bersangkutan.

d. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan

Pada tahapan ini, partisipasi masyarakat ditujukan guna

memperbaiki mutu hidup masyarakat banyak, dimana dengan

memanfaatkan hasil maka akan merangsang kemauan dan

kesukarelaan masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam setiap

program pembangunan yang akan datang.

3. Bentuk Partisipasi Masyarakat

Oakley (1991:1-10) dalam Darmawi (2014:11), menguraikan

partisipasi ke dalam tiga bentuk yaitu sebagai berikut :

a. Partisipasi sebagai bentuk kontribusi, yaitu interpretasi dominan dari

partisipasi dalam pembangunan di dunia ketiga adalah melihatnya

sebagai suatu keterlibatan secara sukarela atau bentuk kontribusi

lainnya dari masyarakat desa menetapkan sebelumnya program dan

proyek pembangunan.

b. Partisipasi sebagai organisasi, yaitu meskipun diwarnai dengan

perdebatan yang panjang di antara para praktisi dan teoritisi mengenai

organisasi sebagai instrumen yang fundamental bagi partisipasi, namun

dapat dikemukakan bahwa perbedaan organisasi dan partisipasi terletak

pada hakekat bentuk organisasional sebagai sarana bagi partisipasi,

seperti organisasi-organisasi yang biasa dibentuk atau organisasi yang

muncul dan dibentuk sebagai hasil dari adanya proses partisipasi.

Page 29: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

15

Selanjutnya dalam melaksanakan partisipasi masyarakat dapat

melakukannya melalui beberapa dimensi, yaitu:

1) Sumbangan pikiran (ide atau gagasan).

2) Sumbangan materi (dana, barang, alat).

3) Sumbangan tenaga (bekerja atau memberi kerja).

4) Memanfaatkan/ melaksanakan pelayanan pembangunan.

c. Partisipasi sebagai pemberdayaan, yaitu partisipasi merupakan latihan

pemberdayaan bagi masyarakat desa, meskipun sulit didefinisikan.

Akan tetapi, pemberdayaan merupakan upaya untuk mengembangkan

keterampilan dan kemampuan masyarakat desa untuk memutuskan dan

ikut terlibat dalam pembangunan.

Dalam kaitannya dengan pelaku-pelaku yang termasuk di dalam

aktivitas pembangunan, Tangkilisan (2007:321) menyebutkan bahwa ada

dua macam bentuk partisipasi yaitu :

a. Partisipasi horizontal, yaitu partisipasi di antara sesama warga atau

anggota masyarakat, di mana masyarakat mempunyai kemampuan

berprakarsa dalam menyelesaikan secara bersama suatu kegiatan

pembangunan.

b. Partisipasi vertikal, yaitu partisipasi antara masyarakat sebagai suatu

keseluruhan dengan pemerintah, dalam hubungan di mana masyarakat

berada pada posisi sebagai pengikut atau klien.

Menurut Holil (dalam Isbandi 2007:21), partisipasi terdiri dari

beberapa bentuk, antara lain :

Page 30: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

16

a. Partisipasi dalam bentuk tenaga, yaitu partisipasi masyarakat yang

diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang

dapat menunjang keberhasilan suatu program.

b. Partisipasi dalam bentuk uang, yaitu bentuk partisipasi masyarakat

yang diberikan untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian

suatu program pembangunan.

c. Partisipasi dalam bentuk harta benda, yaitu partisipasi masyarakat yang

diberikan dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa

alat-alat kerja atau perkakas.

Pasaribu dan Simanjuntak (2005:11) membagi partisipasi dalam 5

bentuk, yaitu sebagai berikut :

a. Partisipasi buah pikiran, yaitu memberikan sejumlah ide dan masukan-

masukan mengenai segala keberlangsungan program yang

direncanakan

b. Partisipasi tenaga, yaitu memberikan langsung atau terjun langsung ke

lapangan membantu menjalankan program yang sedang dijalankan.

c. Partisipasi harta benda, yaitu memberikan sejumlah harta maupun

benda yang berfungsi untuk membantu kelancaran pelaksanaan

program.

d. Partisipasi keterampilan dan kemahiran, yaitu diberikan orang untuk

mendorong anggota masyarakat yang belum memiliki keterampilan

dalam menjalankan program.

Page 31: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

17

e. Partisipasi sosial, yaitu diberikan seseorang sebagai tanda paguyuban,

melalui turut dalam arisan koperasi, menghadiri kematian, dan

melakukan pendekatan kepada masyarakat dalam rangka memberikan

motivasi.

Hamijoyo (2007:21), mengemukakan 3 bentuk partisipasi, yaitu

sebagai berikut :

a. Partisipasi pikiran, yaitu partisipasi masyarakat dengan

menyumbangkan ide-ide atau gagasan-gagasan, dan atau pendapat-

pendapat yang sifatnya konstuktif (membangun), baik untuk menyusun

program maupun memperlancar program dan juga untuk

mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan

guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya.

b. Partisipasi tenaga, yaitu partisipasi yang diberikan dalam bentuk

tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang

keberhasilan suatu program.

c. Partisipasi materi, yaitu partisipasi dalam bentuk menyumbang harta

benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas.

Chapin (dalam Deviyanti, 2013:383) menyebutkan bentuk

partisipasi masyarakat dalam suatu proses pembangunan, yaitu sebagai

berikut :

a. Partisipasi uang, yaitu bentuk partisipasi usaha-usaha bagi pencapai

kebutuhan masarakat yang memerlukan bantuan.

Page 32: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

18

b. Partisipasi buah pikiran, yaitu partisipasi berupa sumbangan ide,

pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program

maupun untuk memperlancar pengalaman dan pengetahuan guna

mengembangkan kegiatan yang diikutinya.

c. Partsipasi representatif, yaitu partisipasi yang dilakukan dengan cara

memberikan kepercayaan/ mandat kepada wakilnya yang duduk dalam

organisasi atau panitia.

d. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, yaitu masyarkat

terlibat dalam setiap diskusi/ forum guna memberikan pertimbangan-

pertimbangan dalam rangka mengambil keputusan yang terkait dengan

pencapaian tujuan bersama.

Berdasarkan uraian-uraian di atas mengenai bentuk partisipasi

masyarakat, maka disimpulkan partisipasi masyarakat dalam program

pembangunan, dapat digolongkan ke dalam dua hal, yaitu partisipasi

langsung dan partisipasi tidak langsung. Partisipasi langsung, meliputi

partisipasi materil (uang dan atau harta benda lainnya), partisipasi tenaga

dan keterampilan, serta partisipasi dalam memelihara dan menikmati hasil

pembangunan. Sedangkan partisipasi tidak langsung, meliputi partisipasi

buah pikiran, partisipasi sosial, dan partisipasi representatif.

4. Tingkatan Partisipasi Masyarakat

Salah satu teori partisipasi yang terkenal dan sering dipakai dalam

penelitian-penelitian terkait partisipasi adalah teori dari Sherry Arnstein.

Sherry Arnstein adalah yang pertama kali mendefinisikan strategi

Page 33: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

19

partisipasi yang didasarkan pada distribusi kekuasaan antara masyarakat

(community) dengan badan pemerintah (agency). Dalam teorinya, Arnstein

(1969:217) dalam Wulandari (2013 : 17-21), menggambarkan partisipasi

masyarakat adalah suatu pola bertingkat (ladder pattern). Suatu tingkatan

yang terdiri dari 8 tingkat dimana tingkatan paling bawah merupakan

tingkat partisipasi masyarakat sangat rendah, kemudian tingkat yang paling

atas merupakan tingkat dimana partisipasi masyarakat sudah sangat besar

dan kuat. Tingkatan partisipasi masyarakat tersebut yaitu sebagai berikut :

a. Manipulasi (Manipulation)

Pada tingkat ini partisipasi masyarakat berada di tingkat yang

sangat rendah. Bukan hanya tidak berdaya, akan tetapi pemegang

kekuasaan memanipulasi partisipasi masyarakat melalui sebuah

program untuk mendapatkan persetujuan dari masyarakat. Masyarakat

sering ditempatkan sebagai komite atau badan penasehat dengan

maksud sebagai pembelajaran atau untuk merekayasa dukungan.

Partisipasi masyarakat dijadikan kendaraan public relation oleh

pemegang kekuasaan. Frankisha et al (2002 : 1471-1480) menguraikan

bahwa praktek pada tingkatan ini biasanya adalah program-program

pembaharuan desa. Masyarakat diundang untuk terlibat dalam komite

atau badan penasehat dan sub-sub komitenya. Pemegang kekuasaan

memanipulasi fungsi komite dengan pengumpulan informasi,

hubungan masyarakat dan dukungan. Dengan melibatkan masyarakat

di dalam komite, pemegang kekuasaan mengklaim bahwa program

Page 34: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

20

sangat dibutuhkan dan didukung. Pada kenyataannya, hal ini

merupakan alasan utama kegagalan dari program-program

pembaharuan pedesaan di berbagai daerah.

b. Terapi (Therapy)

Untuk tingkatan ini, kata terapi digunakan untuk merawat

penyakit. Ketidakberdayaan adalah penyakit mental. Terapi dilakukan

untuk menyembuhkan penyakit masyarakat. Pada kenyataannya,

penyakit masyarakat terjadi sejak distribusi kekuasaan antara ras atau

status ekonomi (kaya dan miskin) tidak pernah seimbang.

c. Pemberian informasi (informing)

Tingkat partisipasi masyarakat pada tahap ini merupakan transisi

antara tidak ada partisipasi dengan tokenism. Dapat dilihat 2

karakteristik yang bercampur. Pertama, pemberian informasi mengenai

hak-hak, tanggung jawab, dan pilihan-pilihan masyarakat adalah

langkah pertama menuju partisipasi masyarakat. Kedua, pemberian

informasi ini terjadi hanya merupakan informasi satu arah (tentunya

dari aparat pemerintah kepada masyarakat). Akan tetapi tidak ada

umpan balik (feedback) dari masyarakat. Alat yang sering digunakan

dalam komunikasi satu arah adalah media masa, pamflet, poster, dan

respon untuk bertanya.

d. Konsultasi (Consultation)

Konsultasi yaitu mengundang pendapat-pendapat masyarakat

merupakan langkah selanjutnya setelah pemberian informasi. Arnstein

Page 35: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

21

menyatakan bahwa langkah ini dapat menjadi langkah yang sah

menuju tingkat partisipasi penuh. Namun, komunikasi 2 arah ini

sifatnya tetap buatan (artificial) karena tidak ada jaminan perhatian-

perhatian masyarakat dan ide-ide akan dijadikan bahan pertimbangan.

Metode yang biasanya digunakan pada konsultasi masyarakat adalah

survai mengenai perilaku, pertemuan antar tetangga, dan dengar

pendapat. Di sini partisipasi tetap menjadi sebuah ritual yang semu.

Masyarakat pada umumnya hanya menerima gambaran statistik, dan

partisipasi merupakan suatu penekanan pada berapa jumlah orang yang

datang pada pertemuan, membawa pulang brosur-brosur, atau

menjawab sebuah kuesioner.

e. Penentraman (Placation)

Strategi penentraman menempatkan sangat sedikit masyarakat

pada badan-badan urusan masyarakat atau pada badan-badan

pemerintah. Pada umumnya mayoritas masih dipegang oleh elit

kekuasaan. Dengan demikian, masyarakat dapat dengan mudah

dikalahkan dalam pemilihan atau ditipu. Dengan kata lain, mereka

membiarkan masyarakat untuk memberikan saran-saran atau rencana

tambahan, tetapi pemegang kekuasaan tetap berhak untuk menentukan

legitimasi atau fisibilitas dari saran-saran tersebut. Menurut Mircea

(2011 : 5-22), terdapat 2 tingkatan dimana masyarakat ditentramkan

yaitu kualitas pada bantuan teknis yang mereka miliki dalam

Page 36: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

22

membicarakan prioritas-prioritas mereka; dan tambahan dimana

masyarakat diatur untuk menekan prioritas-prioritas tersebut.

f. Kemitraan (Partnership)

Pada tingkat kemitraan, partisipasi masyarakat memiliki

kekuatan untuk bernegosiasi dengan pemegang kekuasaan. Kekuatan

tawar menawar pada tingkat ini adalah alat dari elit kekuasaan dan

mereka yang tidak memiliki kekuasaan. Kedua pemeran tersebut

sepakat untuk membagi tanggung jawab perencanaan dan pengambilan

keputusan melalui badan kerjasama, komite-komite perencanaan, dan

mekanisme untuk memecahkan masalah. Beberapa kondisi untuk

membuat kemitraan menjadi efektif adalah: adanya sebuah dasar

kekuatan yang terorganisir di dalam masyarakat di mana pemimpin-

pemimpinnya akuntabel; pada saat kelompok memiliki sumber daya

keuangan untuk membayar pemimpinnya, diberikan honor yang masuk

akan atas usaha-usaha mereka; dan ketika kelompok memiliki sumber

daya untuk menyewa dan mempekerjakan teknisi, pengacara, dan

manajer (community organizer) mereka sendiri.

g. Pendelegasian Kekuasaan (Delegated Power)

Pada tingkat ini, masyarakat memegang kekuasaan yang

signifikan untuk menentukan program-progam pembangunan. Untuk

memecahkan perbedaan-perbedaan, pemegang kekuasaan perlu untuk

memulai proses tawar menawar dibandingkan dengan memberikan

respon yang menekan.

Page 37: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

23

h. Pengawasan Masyarakat (Citizen Control)

Pada tingkat tertinggi ini, partisipasi masyarakat berada di

tingkat yang maksimum. Pengawasan masyarakat di setiap sektor

meningkat. Masyarakat meminta dengan mudah tingkat kekuasaan

(atau pengawasan) yang menjamin partisipan dan penduduk dapat

menjalankan sebuah program atau suatu lembaga akan berkuasa penuh

baik dalam aspek kebijakan maupun dan dimungkinkan untuk

menegosiasikan kondisi pada saat dimana pihak luar bisa

menggantikan mereka.

Gambar 1

8 Tangga Partisipasi Masyarakat Arnstein

Delegated Power

Partnership

Placation

Consultation

Informing

Therapy

Manipulation

Citizen Control8

7

6

5

4

3

2

1

Citizen Power

Tokenism

Non Participation

Page 38: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

24

Keterangan :

a. Non Participation, yaitu masyarakat hanya sekedar mengikuti kegiatan

tanpa adanya tanggapan (komunikasi 1 arah), disamping itu

komunikasi masih bersifat terbatas sehingga tidak memiliki pengaruh

terhadap proses pengambilan keputusan.

b. Tokenism, yaitu partisipasi masyarakat telah didengar dan berpendapat

tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan jaminan

bahwa pandangan mereka akan dipertimbangkan oleh pemegang

keputusan.

c. Citizen Power, yaitu masyarakat memiliki pengaruh terhadap proses

pengambilan keputusan partisipasi masyarakat (kelompok masyarakat

miskin/ rentan) sudah masuk dalam ruang penentuan proses.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Timbulnya partisipasi merupakan ekspresi perilaku manusia untuk

melakukan suatu tindakan, dimana menurut Dorodjatin (dalam Slamet,

2003:18) perwujudan dari perilaku tersebut didorong oleh adanya tiga

faktor utama yang mendukung, yaitu kemauan, kemampuan dan

kesempatan untuk berpartisipasi. Adapun uraian penjelasan dari ketiga

faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kemauan partisipasi

Kemauan partisipasi bersumber pada faktor psikologis individu

yang menyangkut emosi dan perasaan yang melekat pada diri manusia,

faktor-faktor yang menyangkut emosi dan perasaan ini sangat

Page 39: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

25

kompleks sifatnya, sulit diamati dan diketahui dengan pasti dan tidak

mudah dikomunikasikan, akan tetapi selalu ada dalam setiap individu

dan merupakan motor penggerak perilaku manusia. Dalam proses

pembangunan, faktor-faktor yang akan mempengaruhi segi emosi itu

adalah objek pembangunan, pemrakarsa pembangunan serta kondisi-

kondisi lingkungan tempat proses pembangunan berlangsung.

b. Kemampuan partisipasi

Tingkat kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam

pembangunan tergantung pada banyak faktor yang saling berinteraksi,

utamanya faktor pendidikan, baik pendidikan formal maupun non

formal, keterampilan, pengalaman dan ketersediaan permodalan.

Tingkat pendidikan tercermin pada tingkat pengetahuan, sikap mental

dan keterampilan. Kemampuan permodalan tercermin pada tingkat

pendapatan rumah tangga dan bantuan dana yang bisa diperoleh,

sedangkan pengalaman tercermin oleh lamanya seseorang

berkecimpungan dalam kegiatan-kegiatan pembangunan yang telah

berlangsung. Masyarakat sebagai manusia yang rasional sebelum

memutuskan untuk berpartisipasi dalam pembangunan didahului oleh

masa belajar dan menilai manakala partisipasi itu mendatangkan

manfaat bagi dirinya. Jika bermanfaat, mereka akan berpartisipasi, dan

sebaliknya jika tidak bermanfaat mereka tidak bergerak untuk

berpartisipasi.

Page 40: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

26

c. Kesempatan berpartisipasi

Kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses

pembangunan dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terintegrasi,

terutama faktor ketersediaan sarana dan prasarana fisik yang

diperlukan untuk berlangsungnya proses pembangunan, kelembagaan

yang mengatur integrasi warga masyarakat dalam proses

pembangunan, kelembagaan yang mengatur integrasi warga

masyarakat dalam proses pembangunan, birokrasi yang mengatur

rambu-rambu serta menyediakan kemudahan-kemudahan dan

mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses

pembangunan serta faktor sosial budaya masyarakat yang akan sangat

mencerminkan coral perilaku masyarakat dalam proses pembangunan.

Menurut Watson (dalam Soetomo, 2008:214), selain faktor-faktor

yang mendorong timbulnya partisipasi, juga terdapat beberapa kendala

(hambatan) yang dapat menghalangi terjadinya suatu perubahan antara lain

kendala yang berasal dari kepribadian individu, mislanya ketergantungan.

Ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah dalam pelaksanaan

kegiatan pembangunan merupakan hambatan dalam mewujudkan

partisipasi atau keterlibatan masyarakat secara aktif, karena rasa

ketergantungan ini masyarakat tidak memiliki inisiatif untuk

melaksanakan pembangunan atau prakarsa mereka sendiri.

Page 41: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

27

Lebih jauh, faktor-faktor yang dapat menghambat partisipasi

masyarakat tersebut dibedakan dalam faktor internal dan faktor eksternal,

yang diuraikan sebagai berikut :

a. Faktor internal

Menurut Slamet (2003:137-143), untuk faktor-faktor internal

adalah berasal dari dalam kelompok masyarakat sendiri, yaitu

individu-individu dan kesatuan kelompok didalamnya. Tingkah laku

individu berhubungan erat atau ditentukan oleh ciri-ciri sosiologis

seperti umur, jenis kelamin, pengetahuan, pekerjaan dan penghasilan.

1. Usia

Perbedaan usia juga mempengaruhi tingkat partisipasi

masyarakat. Dalam masyarakat terdapat pembedaan kedudukan

dan derajat atas dasar senioritas, sehingga akan memunculkan

golongan tua dan golongan muda, yang berbeda-beda dalam hal-

hal tertentu, misalnya menyalurkan pendapat dan mengambil

keputusan.

2. Jenis Kelamin

Partisipasi yang diberikan oleh seorang pria dan wanita dalam

pembangunan adalah berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya

sistem pelapisan sosial yang terbentuk dalam masyarakat, yang

membedakan kedudukan dan derajat ini, akan menimbulkan

perbedaan-perbedaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita.

Page 42: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

28

3. Tingkat Pendidikan

Demikian pula halnya dengan tingkat pengetahuan. Salah satu

karakteristik partisipan dalam pembangunan partisipatif adalah

tingkat pengetahuan masyarakat tentang usaha-usaha partisipasi

yang diberikan masyarakat dalam pembangunan. Salah satu faktor

yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah tingkat

pendidikan. Semakin tinggi latar belakang pendidikannya, tentunya

mempunyai pengetahuan yang luas tentang pembangunan dan

bentuk serta tata cara partisipasi yang dapat diberikan. Faktor

pendidikan dianggap penting karena dengan pendidikan yang

diperoleh, seseorang lebih mudah berkomunikasi dengan orang

luar, dan cepat tanggap terhadap inovasi.

4. Mata Pencaharian

Hal ini berkaitan dengan tingkat penghasilan seseorang.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mata pencaharian dapat

mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Hal ini

disebabkan pekerjaan akan berpengaruh terhadap waktu luang

seseorang untuk terlibat alam pembangunan, misalnya dalam hal

menghadiri pertemuan, kerja bakti dan sebagainya.

5. Tingkat Penghasilan

Tingkat penghasilan juga mempengaruhi partisipasi

masyarakat. Penduduk yang lebih kaya kebanyakan membayar

pengeluaran tunai dan jarang melakukan kerja fisik sendiri.

Page 43: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

29

Sementara penduduk yang berpenghasilan pas-pasan akan

cenderung berpartisipasi dalam hal tenaga. Besarnya tingkat

penghasilan akan memberi peluang lebih besar bagi masyarakat

untuk berpartisipasi. Tingkat penghasilan ini mempengaruhi

kemampuan finansial masyarakat untuk berinvestasi.

b. Faktor eksternal

Menurut Sunarti (2003:9), faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi partisipasi masyarakat dapat dikatakan sebagai petaruh

(stakeholder), yaitu semua pihak yang berkepentingan dan mempunyai

pengaruh terhadap suatu program sebagai upaya internalisasi dan

implementasi lebih lanjut. Dalam hal ini stakeholder yang mempunyai

kepentingan dalam program ini adalah pemerintah daerah, pengurus

desa/ kelurahan (RT/RW), tokoh masyarakat/ adat dan konsultan/

fasilitator. Petaruh kunci adalah siapa yang mempunyai pengaruh yang

sangat signifikan, atau mempunyai posisi penting guna kesuksesan

program.

B. Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Sebagai Suatu Konsep

Pembangunan Desa

Masyarakat perdesaan merupakan bagian terbesar dari jumlah

penduduk Indonesia dengan berbagai kegiatan usaha berbasis pertanian dan

sumberdaya lokal lainnya sebagai usaha pencaharian mereka. Oleh karena itu,

peningkatan kesejahteraan kelompok masyarakat tersebut dilakukan secara

menyeluruh baik secara sektoral maupun secara spasial (perdesaan). Pada

Page 44: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

30

dasarnya arah kebijakan yang ditempuh adalah untuk mengoptimalkan dan

menggali potensi wilayah serta memberdayakan masyarakat agar mampu

mengelola potensi secara produktif dan efisien untuk meningkatkan

kesejahteraannya. Berbagai program telah dilakukan oleh pemerintah dalam

rangka peningkatan kesejahteraan tersebut, salah satu program terbaru adalah

program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) merupakan

fasilitas pemerintah berupa bantuan stimulan untuk pembangunan berupa

peningkatan kualitas rumah kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(MBR). Program ini berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Penyediaan

Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik

Indonesia (BSPS, 2016).

1. Pengertian Pembangunan Desa

Berbagai ilmuwan memberikan pengertian yang berbeda-beda

tentang pembangunan. Akibat dari sudut pandang yang berbeda itu, maka

serangkaian pemikiran tentang pembangunan semakin berkembang dengan

berbagai macam sudut pandang, perspektif dan asumsi yang

mendasarinya, mulai dari pandangan modernisasi, struktural, dependensi,

sistem dunia hingga pada pembangunan berkelanjutan. Suaib, dkk

(2014:5-14) mendefenisikan bahwa pembangunan merupakan proses

kompleks karena mencakup perubahan mendasar terhadap struktur sosial,

sikap di masyarakat, dan tentunya juga tetap menggenjot pertumbuhan

Page 45: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

31

ekonomi. Pada aspek tersebut, dapat diberi makna bahwa pembangunan

identik dengan perubahan.

Kata kunci pembangunan, orang sering mengidentikkan dengan

pertumbuhan. Dengan kata lain pembangunan sinonim dengan kemajuan.

Myrdal (dalam Suaib dkk, 2014:5-6) mengartikan pembangunan sebagai

pergerakan ke atas dari seluruh sistem sosial. Dalam konteks ini,

pembangunan berarti transformasi dalam menggerakkan semua potensi-

potensi yang dimiliki baik itu sumber daya alam dan memberdayakan

institusi-institusi sosial (pendidikan, layanan kesehatan, perumahan rakyat,

partisipasi masyarakat) untuk kemajuan dari masyarakat.

Efendi (2002:9) mendefenisikan pembangunan sebagai suatu proses

yang menggambarkan adanya pengembangan, baik meliputi proses

pertumbuhan (growth) ataupun perubahan (change) dalam kehidupan

bersama (organization) sosial dan budaya. Hal ini merupakan gambaran

umum dari masyarakat luas (society). Pembangunan merupakan suatu

proses yang dilakukan secara terus menerus, pembangunan juga

dilaksanakan secara bertahap dan berencana yang berorientasi pada suatu

pertumbuhan dan perubahan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya

serta mencakup seluruh aspek kehidupan, baik lahiriah maupun batiniah.

Pembangunan itu sendiri kepada usaha mencapai tujuan Bangsa dan

Negara yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini sesuai dengan

hakekat pembangunan nasional, ialah pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.

Page 46: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

32

Muara seluruh proses pembangunan adalah desa, sehingga desain

pembangunan harus mengakomodir seluruh aspek yang berkembang

dinamis dan berorientasi membangun desa beserta masyarakatnya.

Pembangunan desa memegang peranan penting yang merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dan pada hakikatnya bersinergi terhadap

pembangunan daerah dan nasional. Dengan kata lain, sesungguhnya

makna pembangunan negara dan bangsa adalah pembangunan desa

sebagai wajah yang nyata, bersifat lokalitas dan patut dikedepankan

(Purba, 2008:12)

Pembangunan desa pada hakikatnya adalah segala bentuk aktivitas

manusia (masyarakat dan pemerintah) di desa dalam membangun diri,

keluarga, masyarakat dan lingkungan di wilayah desa baik yang bersifat

fisik, ekonomi, sosial, budaya, politik, ketertiban, pertahanan dan

keamanan, agama dan pemerintahan yang dilakukan secara terencana dan

membawa dampak positif terhadap kemajuan desa. Dengan demikian,

pembangunan desa sesungguhnya merupakan upaya-upaya sadar dari

masyarakat dan pemerintah baik dengan menggunakan sumberdaya yang

bersumber dari desa, bantuan pemerintah maupun bantuan organisasi-

organisasi/ lembaga domestik maupun internasional untuk menciptakan

perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik (Hanapiah, 2011:4).

2. Tujuan Pembangunan Desa

Pada masa orde baru secara substansial pembangunan desa

cenderung dilakukan secara seragam (penyeragaman) oleh pemerintah

Page 47: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

33

pusat, dimana program pembangunan desa lebih bersifat top-down. Pada

era reformasi secara substansial pembangunan desa lebih cenderung

diserahkan kepada desa itu sendiri, dimana program pembangunan desa

lebih bersifat bottom-up atau kombinasi buttom-up dan top-down. Adapun

uraian dari ketiga jenis program pembangunan desa tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Top-down Planning. Perencanaan pembangunan yang lebih merupakan

inisiatif pemerintah (pusat atau daerah). Pelaksanaannya dapat

dilakukan oleh pemerintah atau dapat melibatkan masyarakat desa di

dalamnya. Namun demikian, orientasi pembangunan tersebut tetap

untuk masyarakat desa.

2. Bottom-up Planning. Perencanaan pembangunan dengan menggali

potensi riil keinginan atau kebutuhan masyarakat desa. Dimana

masyarakat desa diberi kesempatan dan keleluasan untuk membuat

perencanaan pembangunan atau merencanakan sendiri apa yang mereka

butuhkan. Masyarakat desa dianggap lebih tahu apa yang mereka

butuhkan. Pemerintah memfasilitasi dan mendorong agar masyarakat

desa dapat memberikan partisipasi aktifnya dalam pembangunan desa.

3. Kombinasi Bottom-up dan Top-dowm Planning. Pemerintah (pusat atau

daerah) bersama-sama dengan masyarakat desa membuat perencanaan

pembangunan desa. Ini dilakukan karena masyarakat masih memiliki

berbagai keterbatasan dalam menyusun suatu perencanaan dan

melaksanakan pembangunan yang baik dan komprehensif. Pelaksanaan

Page 48: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

34

pembangunan dengan melibatkan dan menuntut peran serta aktif

masyarakat desa dan pemerintah.

Menurut Korten (dalam Suaib dkk, 2014:64), pada hakikatnya

pembangunan yang berpusat pada masyarakat bertujuan untuk

menciptakan transformasi pedesaan yang berlandaskan atas nilai-nilai

yang berpusat pada rakyat, dan potensi yang ditawarkan oleh teknologi

yang berbasiskan informasi atau teknologi yang padat informasi.

Wujud dari pembangunan desa adalah adanya berbagai program dan

proyek yang bertujuan menciptakan kemajuan desa. Program dan proyek

itu tidak hanya untuk mencapai kemajuan fisik saja, tetapi juga

meningkatkan kemampuan masyarakat. Dengan demikian, makna

pembangunan tidak semata-mata mengadakan sesuatu yang baru dalam

arti fisik, akan tetapi lebih luas. Selain itu, sasaran pembangunan desa

meliputi perbaikan dan peningkatan taraf hidup masyarakat desa,

pengerahan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa serta

penumbuhan kemampuan untuk berkembang secara mandiri yang

mengandung makna kemampuan masyarakat (empowerment) untuk dapat

mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai kebutuhan dan

permasalahan yang dihadapi, sehingga dapat dilaksanakan secara efektif

dan efisien (Purba, 2008:14).

3. Pendekatan Partisipatif dalam Pembangunan Desa

Moelyarto (dalam Tangkilisan 2007 : 320) menetapkan partisipasi

sebagai konsep strategis pendekatan pembangunan sosial dengan asumsi

Page 49: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

35

dasarnya bahwa rakyat adalah fokus sentral dan tujuan akhir dari

pembangunan. Selanjutnya Kaho (2007:125) menyebutkan bahwa

partisipasi masyarakat merupakan bagian intern yang memainkan peranan

penting dalam setiap penyelenggaraan Otonomi Daerah terutama dalam

rangka pembangunan bangsa yang meliputi segala aspek kehidupan.

Hetifah (2009:160), mengungkapkan bahwa partisipasi adalah

wujud kerelaan dalam rangka mewujudkan pembangunan yang efisien,

dimana dalam pengaplikasiannya memperhatikan:

1. Keterbukaan dan komitmen dari aparat pemerintahan dan penguasa

ditingkat Kabupaten maupun ditingkat lokal mereka tidak saja

memberikan dukungan moral, tetapi betul-betul aktif terlibat dalam

gerak langkah forum. Keterbukaan dari pihak pemerintah ini telah

menciptakan admosfir yang memberikan rasa aman kepada stakeholder

lain untuk berani berpendapat tanpa merasa takut pada efeknya

2. Dukungan pihak luar yang terdiri dari atas komponen LSM dan

perguruan tinggi yang memiliki akses terhadap informasi, keahlian,

dan dana. Dukungan dalam bentuk fasilitasi proses-proses partisipatori

barangkali adalah konstribusi terbesar yang diberikan oleh pihak

pendukung dari luar.

3. Motivasi yang besar dan kesiapan dari warga sendiri untuk

berkonstribusi dalam proses perbaikan kualitas hidup.

Masyarakat akan berpartisipasi dalam pembangunan bila mereka

mengetahui tentang manfaat dan tujuan pembangunan. Hal tersebut sejalan

Page 50: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

36

dengan pendapat Kusnaedi (dalam Ramli, 2014:12) bahwa ada enam cara

untuk membangkitkan partisipasi masyarakat, yaitu:

a. Menggunakan prinsip pertukaran dasar, yaitu melalui pendekatan

timbal balik manfaat yang diterima langsung oleh masyarakat;

b. Memberikan bimbingan dan kepercayaan kepada masyarakat melalui

lembaga kemasyarakatan dengan memperhatikan kondisi sosial

sehingga motivasi masyarakat semakin kuat untuk berpartisipasi;

c. Kegiatan pembangunan harus bersifat dan berfungsi sebagai stimulan

yang mampu meningkatkan partisipasi dan swadaya masyarakat untuk

melibatkan diri;

d. Rancangan pembangunan harus sederhana dan mudah dipahami oleh

masyarakat untuk melibatkan diri;

e. Menyelaraskan program-program pembangunan dengan aspirasi yang

berkembang di masyarakat; dan

f. Melibatkan masyarakat dalam membuat suatu rencana dan keputusan.

Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas mengenai pentingnya

elemen/ unsur partisipasi dalam pembangunan, maka dapat disimpulkan

bahwa konsep partisipasi dalam proses pembangunan desa merupakan

sebuah hal mutlak dalam menunjang keberhasilan dan mencapai tujuan

pembangunan desa.

4. Peranan Pemerintah Sebagai Stimulator Pembangunan Desa

Pembangunan merupakan fungsi dari pemerintah secara umum

karena tujuan dari pembangunan itu sendiri adalah untuk meningkatkan

Page 51: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

37

taraf hidup masyarakat untuk menjadi lebih baik, dimana dalam kajian

ilmu pemerintahan, pembangunan memusatkan perhatian pada dukungan

masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Waluyo (2007:167) tugas

pokok pemerintah dibagi menjadi 4 (empat) fungsi penting yaitu (1)

pelayanan, (2) pemberdayaan, (3) pembangunan, (4) pembina jaringan

bisnis.

Pembangunan desa berkaitan erat dengan permasalahan sosial,

ekonomi, politik, ketertiban, pertahanan dan keamanan dalam negeri.

Dimana masyarakat dinilai masih perlu diberdayakan dalam berbagai

aspek kehidupan dan pembangunan. Pada dasarnya, ada atau tidak ada

bantuan pemerintah terhadap desa, denyut nadi kehidupan dan proses

pembangunan di desa tetap berjalan. Masyarakat desa memiliki

kemandirian yang cukup tinggi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,

mengembangkan potensi diri dan keluarganya, serta membangun sarana

dan prasarana di desa. Namun demikian, kondisi ini yang menyebabkan

pembangunan di desa terkesan lamban dan cenderung terbelakang. Oleh

karena itu, perlu perhatian dan bantuan negara (dalam hal ini pemerintah)

dan masyarakat umumnya untuk menstimulans percepatan pembangunan

desa di berbagai aspek kehidupan masyarakat (Hanapiah, 2011:1-3).

Rasyid (dalam Waluyo 2007:125) mengemukakan bahwa

Pemerintah yang baik akan terus memperkuat legitimasinya dengan cara

memberi inspirasi kepada rakyat tentang bagaimana mengejar kemajuan,

memberi pelayanan yang adil dan menyelesaikan konflik-konflik

Page 52: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

38

kepentingan yang besar, serta memberi arahan tentang cara-cara terbaik

untuk mempercepat terwujudnya cita-cita kemasyarakatan yang sejahtera

lahir dan bathin. Adapun menurut Korten (dalam Suaib dkk, 2014:64),

tugas utama pemerintah sebagai fasilitator (enabler) adalah menciptakan

dan menumbuhkan iklim bagi aktualisasi nilai-nilai dan potensi

kemanusiaan dari individu yang bersangkutan.

Menurut Hanapiah (2011:3), dalam program pembangunan desa

pada masa kini, pemerintah pusat dan pemerintah daerah cenderung

mengambil posisi dan peran sebagai fasilitator, memberi bantuan dana,

pembinaan dan pengawasan. Bantuan masyarakat dapat berasal dari

masyarakat dalam negeri maupun masyarakat internasional. Meskipun

demikian, bantuan internasional melalui organisasi-organisasi

internasional bukanlah yang utama, tetapi lebih bersifat bantuan

pelengkap. Semua bentuk bantuan, baik yang bersumber dari pemerintah,

swasta (dalam bentuk Corporate Social Responsibility, hibah dan

sebagainya), maupun organisasi-organisasi non-pemerintah (Lembaga

Sosial Masyarakat) dalam negeri maupun internasional adalah merupakan

stimulus pembangunan di daerah pedesaan. Hal yang yang semestinya

dikedepankan dalam pembangunan suatu daerah pedesaan adalah

kemampuan swadaya masyarakat desa itu sendiri.

5. Pengertian Swadaya Masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam bentuk swadaya merupakan modal

utama dalam potensi yang esensiil dalam pelaksanaan pembangunan desa

Page 53: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

39

yang selanjutnya telah tumbuh dan berkembang menjadi dasar bagi

kelangsungan pembangunan nasional.

Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang tinggal di suatu

wilayah dan saling bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan yakni untuk

saling berhubungan dan mengikuti aturan-aturan atau norma-norma yang

ada dalam masyarakat itu sendiri. Sedangkan “swadaya” dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai kekuatan (tenaga) sendiri. Jadi,

swadaya masyarakat dapat didefenisikan sebagai kemampuan atau

kekuatan dalam melakukakan suatu aktivitas sosial kemasyarakatan yang

berasal dari masyarakat itu sendiri guna mencapai suatu tujuan.

Menurut Daryono (dalam Santoso 1988:19), swadaya adalah

kemampuan dari suatu kelompok (masyarakat) dengan kesadaran dan

inisiatif sendiri yang mengadakan ikhtiar ke arah pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang yang dirasakan dalam

kelompok (masyarakat) tersebut.

6. Bentuk-Bentuk Swadaya Masyarakat

Pembangunan Desa dilaksanakan dalam rangka imbangan

kewajiban yang sewajarnya antara Pemerintah dengan masyarakat desa.

Kewajiban Pemerintah adalah memberikan bantuan materiil, menyediakan

prasarana-prasarana, memberikan bimbingan dan pengawasan guna

menghimpun dan mengintensifkan pelaksanaan kerja sedangkan

pembinaan dan pelaksanaan Pembangunan Desa diarahkan kepada adanya

fungsi aktif dan luas dari masyarakat itu sendiri, karena walaupun ada

Page 54: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

40

pembinaan dan bantuan dari Pemerintah yang bersifat regional maupun

nasional pada azasnya ia dikerjakan oleh rakyat dan masyarakat sendiri,

karena ia dijiwai dan didorong oleh rasa kesadaran dan keyakinan serta

tanggung jawab mereka untuk membangun atas dasar swadaya masyarakat

(Surianingrat, 1985:165-166).

Menurut Surianingrat (1985:166-167) usaha-usaha yang dilakukan

secara swadaya dalam Pembangunan Desa, meliputi:

1. Mengadakan pendidikan dan latihan pamong desa dan tenaga-tenaga

dari masyarakat.

2. Memperbaiki administrasi dan statistik desa, potensi desa.

3. Memberikan penerangan yang terarah kepada masyarakat untuk

menimbulkan sikap mental dan inisiatif membangun.

4. Usaha perbaikan masyarakat dalam bidang kesehatannya.

5. Mempersatukan dan membina organisasi masyarakat desa di bidang

ekonomi, sosial dan lain sebaginya dan diarahkan pada pembangunan.

6. Membuat pola pembangunan desa yang meliputi pola fisik dan

pembiayannya.

7. Membuat operation room pada setiap desa.

8. Melaksanakan rehabilitasi/ pembangunan prasarana ekonomi, sosial

dan lain-lain yang dalam jangka pendek dapat dirampungkan.

9. Melaksanakan usaha dan kegiatan untuk meningkatkan produksi

pertanian khususnya dalam bidang pangan.

10. Mengusahakan penguasaan dan pemasaran hasil produksi desa.

Page 55: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

41

Menurut Hanapiah (2011:4-5) salah satu aspek yang menjadi objek

pembangunan desa adalah pembangunan fisik, yaitu pembangunan yang

objek utamanya dalam aspek fisik (sarana, prasarana dan manusia) di

pedesaan seperti jalan desa, bangunan rumah, pemukiman, jembatan,

bendungan, irigasi, sarana ibadah, pendidikan (hardware berupa sarana dan

prasarana pendidikan, dan software berupa segala bentuk pengaturan,

kurikulum dan metode pembelajaran), keolahragaan, dan sebagainya.

C. Kerangka Pemikiran

Pembangunan desa merupakan pembangunan yang berorientasi pada

masyarakat desa, dimana masyarakat memegang peranan penting dalam

pembangunan, terutama dalam menentukan tujuan pembangunan yang ingin

dicapai. Berbagai program telah dilakukan oleh Pemerintah dan yang terbaru

adalah program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), yang

bertujuan untuk mengadakan Pembangunan Baru (PB) atau Peningkatan

Kualitas (PK) demi terwujudnya Rumah Layak Huni (RLH) bagi Masyarakat

Berpenghasilan Rendah (MBR). Rumah Layak Huni dalam konsep BSPS

adalah rumah yang layak dan terjangkau, yang dibangun dengan

menggunakan bahan bangunan dan konstruksi sederhana akan tetapi masih

memenuhi standar kebutuhan minimal dari aspek keamanan, kenyamanan, dan

kesehatan dalam lingkup heteroginitas potensi-potensi daerah, khususnya

potensi fisik seperti bahan bangunan, kondisi geologis dan iklim setempat,

serta potensi sosial budaya, seperti arsitektur lokal dan cara hidup.

Page 56: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

42

Peranan Pemerintah dalam Program BSPS adalah penyelenggara yang

tugas utamanya adalah sebagai fasilitator, dalam hal ini memotivasi/

menginspirasi masyarakat, memberikan bantuan berupa dana dan

pendampingan dalam suatu program pembangunan, serta memantau dan atau

mengevaluasi agar pelaksanaan pembangunan tetap berorientasi pada tujuan

yang dicanangkan.

Penyelenggaran program BSPS di Desa Sidamangura menggunakan

pendekatan partisipatif. Artinya keterlibatan masyarakat dalam program ini

merupakan suatu kegiatan yang berorientasi pada konsep swadaya, atau

masyarakat menggunakan tenaga dan kemampuan sendiri secara mandiri

dalam melaksanakan program pembangunan dan pemerintah bertindak sebagai

fasilitator, dengan memberikan dana stimulan dan pendampingan selama

berjalannya program.

Partisipasi Masyarkat dalam program BSPS dapat dikaji kedalam 3

aspek, yakni tahapan, bentuk dan tingkatan partsipasi.

Pertama, tahapan partisipasi masyarakat yang digunakan dalam kajian

penelitian ini menggunakan 4 kajian tahapan partisipasi, yaitu tahapan

perencanaan, tahapan pelaksanaan, tahapan pemantauan dan evaluasi, serta

tahapan pemanfaatan hasil. Kedua, bentuk partisipasi masyarakat yang akan

digunakan dalam kajian penelitian ini adalah bentuk partisipasi secara

langsung dan tidak langsung. Ketiga, tingkatan partisipasi masyarakat yang

akan digunakan sebagai kajian penelitian ini adalah menggunakan teori

Arnstein dengan konsep 8 tangga partisipasi.

Page 57: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

43

Selain mengkaji ketiga hal di atas dalam keberlangsungan program

BSPS, akan dibahas pula faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat, dimana faktor-faktor tersebut dapat berupa dorongan dan atau

hambatan.

Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka pemikiran yang telah

diuraikan di atas, secara skematisnya dapat dilihat pada gambar 2 berikut :

Gambar 2Kerangka Pemikiran

ProgramBantuanStimulan

PerumahanSwadaya(BSPS)

Peran PemerintahSebagai StimulatorPembangunan Desa

SwadayaMasyarakat Desa

Tingkat PartisipasiMasyarakat :Merujuk pada modelArnstein mengenai 8tangga partisipasi : Manipulasi Terapi Pemberian

informasi Konsultasi Penentraman Kemitraan Pendelegasian

kekuasaan Pengawasan

masyarakat

Tahapan PartisipasiMasyarakat : Perencanaan Pelaksanaan Pemantauan dan

Evaluasi Pemanfaatan Hasil

Bentuk PartisipasiMasyarakat : Partisipasi

langsung :- Materil- Tenaga- Memelihara

hasilpembangunan

- Menikmati hasilpembangunan

Partisipasi tidaklangsung :- Pikiran

PartisipasiMasyarakat

Faktor-FaktorYang

MempengaruhiPartisipasi

Masyarakat

Page 58: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidamangura Kecamatan Kusambi

Kabupaten Muna Barat. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja

(purposive) berdasarkan pertimbangan teoritis dan praktis. Berdasarkan

pertimbangan teoritis, lokasi tersebut sangat representatif dari segi akses dan

peluang untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti, dimana

Desa Sidamangura mewakili Kecamatan Kusambi sebagai salah satu dari desa

pelaksana program perdana BSPS Tahun 2015-2016, di samping itu dalam

pelaksanaaan pembangunan, masyarakat desa tetap berorientasi pada

sumberdaya lokal yang ada, baik tenaga kerja maupun bahan-bahan bangunan.

Tabel 1

Wilayah Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)Kabupaten Muna Barat Tahun Anggaran 2015-2016.

No Kecamatan Desa Jumlah Bantuan1 Barangka Bungkolo 30 unit2 Barangka Lapolea 30 unit3 Barangka Walelei 30 unit4 Barangka Waulai 30 unit5 Barangka Wuna 30 unit6 Kusambi Sidamangura 30 unit7 Lawa Lapadaku 30 unit8 Lawa Latugho 30 unit9 Lawa Latompe 30 unit10 Lawa Madampi 30 unit11 Wadaga Lindo 30 unit

Sumber : Kabar Buton, 2016

Page 59: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

45

Sedangkan pertimbangan praktisnya adalah alasan yang menyangkut

hal-hal yang sifatnya praktis, seperti efektifitas biaya, waktu dan tenaga

mengingat peneliti tinggal di daerah tersebut. Adapun waktu dilaksanakannya

penelitian ini yaitu pada bulan Oktober 2016 – Februari 2017.

B. Informan Penelitian

Untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan, dalam penelitian akan

dilakukan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara dan

kuisioner terhadap sejumlah informan, yaitu sebagai berikut :

1. Kepala Bidang Perumahan Kabupaten Muna Barat,

2. Camat Kusambi,

3. Kepala Desa Sidamangura,

4. Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) BSPS Desa Sidamangura, dan

5. Ketua Kelompok Penerima Bantuan (KPB).

6. Unsur masyarakat penerima BSPS sebanyak 5 orang.

C. Defenisi Konseptual

Defenisi konseptual merupakan pengertian istilah-istilah dari konsep

yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang ditujukan untuk

mempermudah pengumpulan data dan memperjelas ruang lingkup penelitian.

Adapun defenisi konseptual dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Peranan pemerintah sebagai stimulator pembangunan desa, merupakan

peranan pemerintah Kabupaten Muna Barat dalam menciptakan dan

Page 60: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

46

menumbuhkan iklim bagi aktualisasi nilai-nilai dan potensi kemanusiaan

dari masyarakat Desa Sidamangura, melalui pemberian bantuan dana

stimulan, pembinaan dan pengawasan.

2. Swadaya masyarakat desa, merupakan kesadaran dan inisiatif sendiri dari

masyarakat desa Sidamangura dalam rangka mengadakan ikhtiar ke arah

pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang

yang dirasakan oleh masyarakat, berupa perumahan yang layak huni.

3. Partisipasi masyarakat, adalah wujud kontribusi sukarela dari kebebasan

berbicara dan bertindak masyarakat Desa Sidamangura dalam progam

bantuan stimulan perumahan swadaya.

4. Tahapan partisipasi masyarakat, adalah tahapan partisipasi masyarakat

Desa Sidamangura dalam progam bantuan stimulan perumahan swadaya,

yang meliputi pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, serta tahapan

pemanfaatan hasil.

5. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat, merupakan bentuk-bentuk

partisipasi masyarakat Desa Sidamangura dalam progam bantuan stimulan

perumahan swadaya baik partisipasi langsung maupun tidak langsung.

6. Tingkatan partisipasi masyarakat, merupakan tingkatan partisipasi

masyarakat dalam program bantuan stimulan perumahan swadaya yang

dianalisis berdasarkan delapan tangga partisipasi Arnstein.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi, adalah faktor-faktor

yang dapat mendorong ataupun menghambat partisipasi masyarakat Desa

Sidamangura dalam program bantuan stimulan perumahan swadaya.

Page 61: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

47

D. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan

atau lokasi penelitian. Data ini bersumber dari hasil observasi dan

wawancara dengan para informan yang telah ditentukan oleh peneliti.

2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh yang bersumber dari studi

pustaka dan penelusuran dokumen-dokumen pendukung lainnya yang

meliputi catatan-catatan adanya suatu peristiwa atau kejadian, artikel,

majalah, koran, buku-buku bacaan lainnya yang relevan dengan masalah-

masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk memperoleh data/ informasi

yang tepat mengenai partisipasi masyarakat dalam program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura Kecamatan Kusambi

Kabupaten Muna Barat. Adapun metode yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Lapangan (Field Research), yaitu suatu metode pengumpulan data

dengan mengadakan tinjauan langsung pada objek penelitian dengan cara :

a. Observasi, yaitu suatu cara untuk memperoleh data/ informasi yang

dilakukan penulis dengan mendatangi secara langsung lokasi dan

mengadakan pengamatan, mencatat fenomena-fenomena yang

diselidiki melalui penglihatan dan pendengaran.

Page 62: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

48

b. Wawancara, yaitu salah satu cara untuk memperoleh data/ informasi

dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada informan dengan

menggunakan alat yang dinamakan kuisioner dan pedoman wawancara

(interview guide) yang berupa daftar pertanyaan yang telah disusun

sesuai dengan fokus penelitian.

c. Dokumentasi, yaitu salah satu cara dalam memperoleh data/ informasi

khususnya dalam memperoleh bukti yang akurat, yang dapat

membantu serta mendukung dalam penelitian, dengan jalan

mengumpulkan dokumen-dokumen baik dalam bentuk tertulis,

maupun dalam bentuk gambar.

2. Studi Pustaka (Library Study), yaitu penulis menggunakan pengetahuan

teoritis dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen (buku-

buku teks, jurnal-jurnal penelitian dan bahan penelitian lainnya yang

relevan), baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Tahapan, Bentuk, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Partisipasi

Untuk mengetahui tahapan dan bentuk partisipasi serta faktor-faktor

yang mempengaruhi partisipasi, maka penelitian ini menganalisis data

secara kualitatif, yaitu analisis dengan cara menghimpun dan menyusun

data secara sistematis kemudian menginterpretasikan dan menganalisisnya,

sehingga diperoleh penjelasan dan pemahaman mengenai gejala yang

diteliti. Dalam penelitian ini, akan digunakan model Miles & Huberman

Page 63: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

49

(1992) yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif yang berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, hingga datanya sudah jenuh. Adapun proses datanya mencakup:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan proses mentransformasikan data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, memfokuskan

pada hal-hal yang penting serta memilih hal-hal yang pokok dan

merangkumnya. Dengan demikian data yang sudah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan memudahkan untuk

dilakukan pengumpulan data selanjutnya serta memudahkan dalam

mencari data lainnya jika diperlukan. Reduksi data berlangsung secara

terus-menerus selama penelitian di lapangan hingga penulisan laporan

akhir penelitian selesai.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah proses pereduksian data, selanjutnya data disajikan/

dimunculkan (display). Penyajian data dapat berbentuk bagan,

hubungan antarkategori, dan uraian singkat kalimat yang disusun

secara logis dan sistematis dalam menghafal catatan dilapangan yang

bias. Penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian

kualitatif adalah dengan menggunakan teks naratif. Dengan

mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi dan menarik kesimpulan untuk meneruskan langkah selanjutnya

dalam melakukan analisis.

Page 64: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

50

3. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi (Conclusion Drawing/ Verification)

Langkah ketiga dalam metode interaktif ini adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Pada tahapan ini, berbagai hal yang telah

ditemukan di lapangan harus telah dipahami yang kemudian membuat

kesimpulan-kesimpulan yang sifatnya sementara. Kesimpulan-

kesimpulan sementara tersebut kemudian diverifikasi selama penelitian

berlangsung. Kesimpulan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-

bukti yang kuat yang mendukung pada tahapan pengumpulan data

selanjutnya dan apabila kesimpulan yang dikemukakan di awal telah

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan

yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

2. Analisis Tingkatan Partisipasi Masyarakat

Selanjutnya untuk mengetahui kondisi riil di lapangan yang

berkaitan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura,

digunakanlah analisis kuantitatif deskriptif dengan menggunakan teknik

scoring. Semakin besar skor, maka dapat dikatakan bahwa masyarakat

memiliki pengaruh terhadap proses pengambilan keputusan atau sudah

masuk dalam ruang penentuan proses (citizen power), begitupun

sebaliknya apabila semakin rendah skor maka masyarakat hanya sekedar

mengikuti kegiatan tanpa adanya tanggapan (komunikasi 1 arah) dan tidak

memiliki pengaruh terhadap proses pengambilan keputusan (non

participation).

Page 65: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

51

Adapun tahapan yang digunakan dalam analisis scoring ini adalah

sebagai berikut :

a. Menghitung total nilai seluruh responden terhadap beberapa indikator

pada setiap tahapan kegiatan dan kemudian di rata-rata. Nilai rata-rata

tersebut kemudian di jumlah.

b. Nilai akhir kemudian dibandingkan dengan tabel scoring delapan

tingkatan partisipasi yang telah disiapkan sebelumnya.

c. Menginterpretasikan secara deskriptif kualitatif nilai akhir tersebut.

Tabel scoring pembanding yang berdasarkan delapan tingkat

partisipasi menurut Arnstein, diperoleh dengan rumus :

I = J/K

Keterangan :

I : Interval kelasJ : Jarak sebaran (skor tertinggi – skor terendah)K : Banyak kelas

Sehingga diperoleh tabel scoring pembanding sebagai berikut:

Tabel 2

Nilai Scoring PembandingTingkatan Partisipasi Menurut 8 Tangga Arnstein

Nilai scoring Tingkatan Partisipasi Menurut Arnstein1,000 – 1,875 Manipulasi Non Participation1,876 – 2,751 Terapi Non Participation2,752 – 3,627 Pemberian informasi Tokenism3,628 – 4,503 Konsultasi Tokenism4,504 – 5,379 Penentraman Tokenism5,380 – 6,255 Kemitraan Citizen power6,256 – 7,131 Pendelegasian kekuasaan Citizen power

> 7,132 Pengawasan masyarakat Citizen power

Page 66: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah

1. Letak Geografis Desa

Desa Sidamangura merupakan salah satu wilayah administratif

Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat dengan luas wilayah

mencapai 16,07 km2. Jarak Desa Sidamangura ke Ibu Kota Kecamatan

adalah 3 km. Desa Sidamangura terdiri dari 4 (empat) dusun, yaitu Dusun

Pambabu dan Lalege pada dusun satu, Dusun Kabelacu pada dusun dua,

Dusun Rogo atau biasa di kenal dengan Sidamangura Barat sebagai dusun

Tiga dan Dusu Lohodu sebagai dusun empat. Adapun batasan wilayah

Desa Sidamangura adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Guali

b. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Masara

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Pinang

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Konawe

Kondisi topografi Desa Sidamangura yaitu dataran dengan luas

kemiringan lahan yaitu 45,75 Ha, serta dengan ketinggian 84,6 m dari atas

permukaan air laut.

2. Keadaan Penduduk

Data sensus penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa

Sidamangura Tahun 2016 adalah 2.308 jiwa. Sedangkan jumlah rumah

Page 67: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

53

tangga yang ada di Desa Sidamangura adalah sebanyak 2.512 rumah

tangga, atau dengan kata lain rata-rata penduduk per rumah tangga adalah

4 jiwa. Jumlah penduduk ini terdiri dari 1.134 jiwa penduduk berjenis

kelamin laki-laki, dan 1.174 jiwa penduduk perempuan.

3. Sarana dan Prasarana Desa

Sarana dan Prasarana Desa sangat dibutuhkan dalam menunjang

keberlangsungan hidup sosial, ekonomi, serta budaya masyarakat Desa

Sidamangura. Desa Sidamangura memiliki sarana pendidikan berupa

Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah

Pertama (SMP). Sarana kesehatan meliputi Puskesmas, sarana agama

meliputi Masjid, serta sarana ekonomi berupa pasar desa.

Selain sarana dan prasarana yang telah disebutkan sebelumnya,

pada umumnya sarana infrastruktur pedesaan khususnya jalan yang

menghubungkan masyarakat dengan sekolah, kantor dan prasarana lainnya

telah berada pada kategori baik dengan kondisi kurang lebih 90% jalan

desa telah ter-aspal. Kondisi ini tentunya membuat keberlangsungan

kehidupan sosial, ekonomi dapat berjalan dengan baik terutama sebagai

sebuah Kabupaten yang baru terbentuk pada akhir Tahun 2015 yaitu

Kabupaten Muna Barat (MUBAR). Tidak hanya Jalan Desa, jalan yang

menghubungkan masyarakat desa yang matapencaharian utamanya adalah

bertani dengan lokasi pertanian/perkebunan (Jalan Tani) di Desa

Sidamangura telah dibentuk dengan baik dan nyaman untuk dilalui oleh

masyarakat.

Page 68: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

54

4. Potensi Desa (Ekonomi, Sosial, Budaya)

Potensi di sektor ekonomi Desa Sidamagura adalah dari segi

pertanian, dimana hasil-hasil pertanian yang sering dijumpai adalah

jagung, kacang tanah dan umbi-umbian. Selain dari hasil-hasil pertanian

tanaman pangan, masyarakat juga memiliki hasil-hasil pertanian subsektor

perkebunan seperti jambu mete dan jati serta hasil subsektor peternakan

seperti sapi, kambing dan unggas (ayam dan bebek). Dari segi sosial

budaya, salah satu ciri khas yang dapat dijumpai di Desa Sidamangura

adalah kentalnya budaya gotong royong. Kegotong royongan dan adat

istiadat masyarakat dalam bingkai musyawarah dan kekeluargaan

merupakan modal dasar pembangunan di Desa Sidamangura Kecamatan

Kusambi.

B. Tinjauan Umum Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

(BSPS)

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) diatur dalam Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor

39/PRT/M Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Perumahan

Rakyat Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya. Bantuan stimulan adalah fasilitas pemerintah berupa

sejumlah dana yang diberikan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(MBR) penerima manfaat bantuan stimulan untuk membantu pelaksanaan

pembangunan perumahan swadaya. Sedangkan perumahan swadaya adalah

rumah atau perumahan yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat,

Page 69: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

55

baik secara sendiri atau berkelompok, yang meliputi perbaikan, pemugaran

atau perluasan atau pembangunan rumah baru beserta lingkungan.

Bantuan stimulan tersebut diberikan kepada Masyarakat

Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui Lembaga Keuangan Mikro/ Lembaga

Keuangan Non Bank (LKM/ LKNB) sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia.

Pelaksanaan kegiatan tersebut melibatkan berbagai pihak untuk ikut serta di

dalamnya, baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten. Untuk itu

dibutuhkan pemahaman yang sama, sehingga pelaksanaan kegiatan dapat

berjalan dengan baik dan benar.

7. Maksud dan Tujuan Kegiatan Program BSPS

Pemberian stimulan untuk perumahan swadaya dimaksudkan untuk

meningkatkan prakarsa Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam

pembangunan/ peningkatan kualitas rumah beserta prasarana, sarana, dan

utilitas.

Tujuan Kegiatan BSPS adalah terbangunnya rumah yang layak huni

oleh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang didukung dengan

Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) sehingga menjadikan

perumahan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta berkelanjutan.

8. Prinsip dan Pendekatan Penyelenggaraan Program BSPS

Prinsip-prinsip penyelenggaraan Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya (BSPS) adalah sebagai berikut :

Page 70: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

56

a. Dapat diterima (acceptable), pemilihan kegiatan dilakukan

berdasarkan musyawarah desa sehingga dapat diterima oleh

masyarakat secara luas (acceptable). Prinsip ini berlaku dari sejak

pemilihan lokasi pembangunan infrastruktur,penentuan spesifikasi

teknis, penentuan mekanisme pengadaan dan pelaksanaan kegiatan,

termasuk pada penetapan mekanisme pemanfaatan dan

pemeliharaannya.

b. Transparansi (transparent), penyelenggaraan kegiatan dilakukan

bersama masyarakat secara terbuka dan diketahui oleh semua unsur

masyarakat (transparent). Transparansi antara lain dilakukan melalui

penyebaran informasi terkait program secaraakurat dan mudah diakses

oleh masyarakat.

c. Akuntabel, penyelenggaraan kegiatan yang dilaksanakan masyarakat

harus dapat dipertanggungjawabkan (accountable), dalam hal

ketepatan sasaran, waktu, pembiayaan, dan mutu pekerjaan.

d. Berkelanjutan (sustainable), penyelenggaraan kegiatan dapat

memberikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan

(sustainable) yang ditandai dengan adanya rencana pemanfaatan,

pemeliharaan dan pengelolaan Rumah terbangun secara mandiri oleh

masyarakat.

Adapun pendekatan dalam program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya (BSPS) adalah sebagai berikut :

Page 71: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

57

a. Pemberdayaan masyarakat, artinya seluruh proses pelaksanaan

kegiatan (tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian

dan pemeliharaan) melibatkan peran aktif masyarakat.

b. Keberpihakan kepada orang miskin, artinya orientasi kegiatan baik

dalam proses maupun pemanfaatan, hasil diupayakan dapat berdampak

langsung bagi penduduk miskin.

c. Otonomi dan desentralisasi, artinya pemerintah daerah dan masyarakat

bertanggung jawab penuh atas penyelenggaraan kegiatan dan

keberlanjutan Rumah terbangun.

d. Partisipatif, artinya masyarakat, khususnya kelompok miskin, kaum

perempuan serta kelompok minoritas, diberikan kesempatan untuk

terlibat secara aktif dalam kegiatan mulai dari proses perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan dan pemanfaatan, serta

memberikan kesempatan secara luas partisipasi aktif dari.

e. Keswadayaan, artinya kemandirian masyarakat menjadi faktor utama

dalam keberhasilan pelaksanaan tahapan kegiatan BSPS.

f. Penguatan Kapasitas Kelembagaan, artinya pelaksanaan kegiatan

diupayakan dapat mendorong terwujudnya kemandirian pemerintah

daerah, organisasi masyarakat, dan stakeholders lainnya dalam

penanganan permasalahan kemiskinan.

g. Kesetaraan dan keadilan gender, artinya pelaksanaan kegiatan

mendorong terwujudnya kesetaraan antara pria dan perempuan dalam

setiap tahap kegiatan dan pemanfaatannya.

Page 72: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

58

9. Ruang Lingkup Kegiatan BSPS

Ruang lingkup kegiatan BSPS meliputi Pembangunan Baru,

Peningkatan Kualitas dan Pembangunan Prasarana dan Sarana Umum,

dengan uraian sebagai berikut :

a. Pembangunan Baru (PB), meliputi:

1) Pembangunan Baru (PB) pengganti Rumah Tidak Layak Huni

(RTLH) dengan tingkat kerusakan total.

2) Pembangunan Rumah Baru (PB) di atas kavling tanah matang.

b. Peningkatan Kualitas (PK), meliputi :

1) PK Ringan dari RLTH dengan tingkat kerusakan ringan atau tidak

terpenuhi kesehatan bangunan.

2) PK Sedang dari RLTH dengan tingkat kerusakan sedang; dan

3) PK Berat dari RTLH dengan tingkat kerusakan berat.

c. Pembangunan Prasarana dan Sarana Umum (PSU),

Pembangunan PSU dilaksanakan secara swadaya oleh penerima

BSPS dalam bentuk bahan bangunan dengan dukungan pemerintah

kabupaten/ kota yang dapat berupa tenaga pendamping, upah, dan

peralatan kerja yang bersumber dari Anggaran Penerimaan dan

Belanja Daerah (APBD).

10. Penerima BSPS

Penerima BSPS meliputi Perseorangan dan Kelompok Penerima

BSPS, dengan uraian sebagai berikut :

Page 73: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

59

a. Perseorangan

Perseorangan dapat menerima bantuan berupa uang, bahan

bangunan, atau rumah. Perseorangan yang dapat menerima bantuan

adalah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan persyaratan

sebagai berikut :

1) Warga negara Indonesia yang sudah berkeluarga.

2) Memiliki atau menguasai tanah yang dikuasai secara fisik dan

memiliki legalitas, tidak dalam status sengketa, dan sesuai tata

ruang.

3) Belum memiliki rumah, atau memiliki dan menempati rumah satu-

satunya dengan kondisi yang tidak layak huni.

4) Belum pernah memperoleh BSPS dari pemerintah.

5) Berpenghasilan senilai upah minimum provinsi setempat.

6) Diutamakan yang telah memiliki keswadayaan dan berencana

membangun atau meningkatkan kualitas rumahnya.

7) Bersedia membentuk kelompok paling banyak 20 (dua puluh)

orang.

8) Bersedia membuat surat pernyataan yang antara lain berisi

kesediaan bertanggung jawab dalam pemanfaatan bantuan; dan

kesediaan mengikuti ketentuan BSPS.

b. Kelompok

Kelompok penerima BSPS merupakan kumpulan dari

perseorangan penerima BSPS dalam bentuk barang berupa bahan

Page 74: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

60

bangunan untuk membangun Prasarana dan Sarana Umum (PSU).

Kelompok penerima BSPS yang mengajukan pembangunan PSU harus

memenuhi persyaratan :

1) Menyelesaikan Pembangunan Baru (PB) atau Peningkatan Kualitas

(PK) tepat waktu dengan kualitas baik.

2) Beranggotakan paling sedikit 15 (lima belas) penerima BSPS.

3) Bersedia menyelesaikan pembangunan Prasarana dan Sarana Umum

(PSU) sesuai kesepakatan.

4) Bersedia memelihara Prasarana dan Sarana Umum (PSU) yang telah

dibangun.

5) Bersedia mengikuti ketentuan BSPS.

6) Memperoleh dukungan dari pemerintah Kabupaten/ Kota setempat.

C. Mekanisme Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa

Sidamangura Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat dilakukan dalam

bentuk uang yang diberikan kepada perseorangan guna memperoleh bahan

bangunan dan tenaga kerja sebagai upaya Peningkatan Kualitas Rumah agar

tercapai Rumah Layak Huni (RLH).

Page 75: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

61

Gambar 3.

Mekanisme Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

(Sumber : Laporan Akhir Program BSPS Desa Sidamangura Tahun 2016)

Berdasarkan Panduan Teknis Pembangunan Rumah Swadaya melalui

BSPS Tahun 2016, Rumah Layak Huni didefenisikan sebagai rumah yang

memenuhi persyaratan keselamatan bangunan, kecukupan minimum luas

bangunan, dan kesehatan penghuni. Adapun mekanisme penyaluran kegiatan

BSPS di Desa Sidamangura dalam bentuk uang guna peningkatan kualitas

rumah menjadi rumah layak huni dijelaskan dalam Gambar 3 berikut.

BSPS

61

Gambar 3.

Mekanisme Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

(Sumber : Laporan Akhir Program BSPS Desa Sidamangura Tahun 2016)

Berdasarkan Panduan Teknis Pembangunan Rumah Swadaya melalui

BSPS Tahun 2016, Rumah Layak Huni didefenisikan sebagai rumah yang

memenuhi persyaratan keselamatan bangunan, kecukupan minimum luas

bangunan, dan kesehatan penghuni. Adapun mekanisme penyaluran kegiatan

BSPS di Desa Sidamangura dalam bentuk uang guna peningkatan kualitas

rumah menjadi rumah layak huni dijelaskan dalam Gambar 3 berikut.

BSPS

61

Gambar 3.

Mekanisme Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

(Sumber : Laporan Akhir Program BSPS Desa Sidamangura Tahun 2016)

Berdasarkan Panduan Teknis Pembangunan Rumah Swadaya melalui

BSPS Tahun 2016, Rumah Layak Huni didefenisikan sebagai rumah yang

memenuhi persyaratan keselamatan bangunan, kecukupan minimum luas

bangunan, dan kesehatan penghuni. Adapun mekanisme penyaluran kegiatan

BSPS di Desa Sidamangura dalam bentuk uang guna peningkatan kualitas

rumah menjadi rumah layak huni dijelaskan dalam Gambar 3 berikut.

BSPS

Page 76: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

62

Gambar 4

Bagan Alir Kegiatan BSPS

(Sumber : Panduan Teknis Program BSPS Tahun 2016)

Berdasarkan gambar 3, maka langkah-langkah dalam kegiatan BSPS di

Desa Sidamangura adalah sebagai berikut :

a. Koordinasi dengan Para Pemangku Kepentingan

Setelah Koordintaor Fasilitator dan Fasilitator mendapat pelatihan

kegiatan BSPS dan menerima kopi SK Menteri PUPR tentang Lokasi,

maka Koordintaor Fasilitator mobilisasi ke Kabupaten/Kota/Wilayah

lokasi tugasnya berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan yang

terdiri atas tim teknis kabupaten kota, bank/pos penyalur, PPK dan lain-

lain untuk membahas anta lain tingkat kesulitan penyaluran bahan

bangunan.

62

Gambar 4

Bagan Alir Kegiatan BSPS

(Sumber : Panduan Teknis Program BSPS Tahun 2016)

Berdasarkan gambar 3, maka langkah-langkah dalam kegiatan BSPS di

Desa Sidamangura adalah sebagai berikut :

a. Koordinasi dengan Para Pemangku Kepentingan

Setelah Koordintaor Fasilitator dan Fasilitator mendapat pelatihan

kegiatan BSPS dan menerima kopi SK Menteri PUPR tentang Lokasi,

maka Koordintaor Fasilitator mobilisasi ke Kabupaten/Kota/Wilayah

lokasi tugasnya berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan yang

terdiri atas tim teknis kabupaten kota, bank/pos penyalur, PPK dan lain-

lain untuk membahas anta lain tingkat kesulitan penyaluran bahan

bangunan.

62

Gambar 4

Bagan Alir Kegiatan BSPS

(Sumber : Panduan Teknis Program BSPS Tahun 2016)

Berdasarkan gambar 3, maka langkah-langkah dalam kegiatan BSPS di

Desa Sidamangura adalah sebagai berikut :

a. Koordinasi dengan Para Pemangku Kepentingan

Setelah Koordintaor Fasilitator dan Fasilitator mendapat pelatihan

kegiatan BSPS dan menerima kopi SK Menteri PUPR tentang Lokasi,

maka Koordintaor Fasilitator mobilisasi ke Kabupaten/Kota/Wilayah

lokasi tugasnya berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan yang

terdiri atas tim teknis kabupaten kota, bank/pos penyalur, PPK dan lain-

lain untuk membahas anta lain tingkat kesulitan penyaluran bahan

bangunan.

Page 77: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

63

Fasilitator mobilisasi Desa/ Kelurahan yang menjadi tugasnya untuk

melakukan koordinasi dengan Kepala Desa/Lurah selaku Pemangku

Kepentingan antara lain menyiapkan kegaiatan untuk menyiapkan

kegiatan sosialisasi kepada Calon Penerima Bantuan (CPB).

b. Sosialisasi CPB hasil identifikasi

Sosialisasi dilakukan oleh Tenaga Fasilitator Lapangan didampingi

oleh Kepala Desa/Lurah selaku anggota Tim Teknis Kabupaten/Kota yang

dihadiri oleh Calon Penerima Bantuan dengan materi Sosialisasi

mengenai:

1) Kebijakan kegiatan BSPS yang diberikan oleh pemerintah kepada

MBR yang memenuhi kriteria penerima BSPS dan kriteria RTLH.

Agar permohonan BSPS dari CPB dapat diterima maka CPB harus

mengajukan proposal yang disusun bersama-sama Kelompok

Penerima Bantuan (KPB).

2) Model pelaksanaan kegiatan BSPS yang terdiri dari 4 model yaitu;

BSPS dapat berupa Uang; BSPS berupa bahan bangunan; BSPS

berupa Rumah dan BSPS berupa Prasarana dan Sarana Umum (PSU)

dengan kriteria yang ditetapkannya.

3) Persyaratan dan kriteria penerima BSPS dan Rumah Tidak Layak Huni

(RLTH).

Pertemuan Sosialisasi ini dilengkapi dengan Berita Acara

Sosialisasi yang dilengkapi dengan Daftar Hadir dan Dokumentasi/ foto

pertemuan.

Page 78: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

64

c. Verifikasi dan Identifikasi Rencana Penanganan RTLH/Kekurangan

Rumah

Identifikasi dan Verifikasi dilakukan oleh TFL didampingi oleh

Kepala Desa/ Lurah atau yang mewakili terhadap Masyarakat

Berpenghasilan Rendah calon pemerima bantuan yang ada dalam data

identifikasi dan kelengkapan By Name By Address (BNBA).

d. Pengorganisasian Calon Penerima Bantuan (CPB)

Kegiatan TFL dalam Pengorganisasian Calon Penerima Bantuan

antara lain adalah:

1) Menyampaikan Hasil Verifikasi Calon Penerima Bantuan ditetapkan

dalam forum Rembug yang dihadiri oleh Calon Penerima Bantuan

yang sudah memiliki Nomor BNBA. Hasil Rembug dimuat dalam

Acara Rembug Penetapan Calon Penerima BSPS yang dilengkapi

dengan daftar hadir dan dokumentasi/ foto forum rembug.

2) Mendampingi Peserta Forum Rembug membentuk Kelompok

Penerima Bantuan (KPB), memilih Ketua, Sekretaris dan Bendahara

KPB, menandatangani kesepakatan sosial, sesuai dengan Berita Acara

Pembentukan Kelompok dan Kesepakatan Sosial.

e. Penyusunan Proposal BSPS bentuk Uang

Sesudah mendapat penjelasan dari TFL mengenai Penyusunan

Proposal, maka TFL mendampingi penerima bantuan bersama dengan

Kelompok Penerima Bantuan (KPB) melakukan penyusunan proposal.

Page 79: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

65

f. Pengesahan Proposal oleh Tim Teknis

Setelah diverifikasi oleh Fasiliatator dan Koordinator Fasilitator

Kabupaten/ Kota/ Wilayah, maka Tim Teknis Kabupaten/ Kota melakukan

verifikasi dan mengesahkan proposal.

g. Pengusulan Proposal ke Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Dokumen Proposal yang sudah diverifikasi oleh Tim Teknis,

kemudian diusulkan oleh Ketua Tim Teknis Kabupaten/ Kota kepada PPK

untuk ditetapkan sebagai penerima BSPS.

h. Penetapan Penerima BSPS

Proposal disampaikan kepada PPK untuk ditetapkan dalam SK

penetapan penerima BSPS.

i. Penyaluran BSPS

Setelah mengeluarkan SK Penetapan Penerima Bantuan, maka PPK

mengeluarkan Surat Perintah Pembayaran (SPP) kepada Pejabat

Penandatangan Surat Perintah Membayar (PP-SPM). PP-SPM kemudian

mengeluarkan Surat Perintah Membayar (SPM) dan menyiapkan Surat

Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan dikirim ke Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN). Setelah SP2D ditandatangani, maka dana

BSPS dicairkan ke rekening Satker di Bank/ Pos Penyalur.

j. Pemilihan Toko/ Penyedia Bahan Bangunan dan Penyusunan Daftar

Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2)

Dalam rangka menyiapkan pembelian bahan bangunan dilakukan

kegiatan pemilihan toko bahan bangunan dengan kegiatan meliputi survei

Page 80: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

66

legalitas, survei harga bahan-bahan bangunan, menyepakati pemilihan

Toko/ Penyedia bahan bangunan, kontrak pembelian bahan bangunan, dan

penerima bantuan bersama kelompok penerima bantuan menyusun Daftar

Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2).

k. Pemesanan Bahan Bangunan Tahap I

Toko/Penyedia bahan bangunan melakukan pengiriman bahan

bangunan Tahap I berdasarkan Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan

(DRPB2).

l. Pemeriksaan dan Penerimaan Bahan bangunan Tahap I

Penerima BSPS memeriksa jenis, volume dan mutu bahan bangunan

yang dikirim serta menerima bahan bangunan yang dikirim Toko/ Penyedia

bahan bangunan apabila sesuai dengan Daftar Rencana Pembelian Bahan

Bangunan (DRPB2) Tahap 1.

m. Pembangunan Tahap I

Setelah menerima bahan bangunan, maka penerima bantuan

melakukan pembangunan tahap I sampai dengan progress fisik minimal 30

%, bila pembangunan pada tahap I tidak mencapai progress 30% atau tidak

cukup waktu, maka penerima BSPS diminta untuk pengembalian BSPS

dalam bentuk uang yang telah di salurkan pada Tahap I.

n. Pelaporan Fisik 30 %.

Sebagai bukti bahwa dana BSPS sudah digunakan untuk membeli

bahan bangunan dan progress fisik sudah mencapai 30%, maka

disampaikan laporan penggunaan dana.

Page 81: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

67

o. Evaluasi dan Pemesanan Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan

(DRPB2) Tahap II

Setelah Pembanguan Tahap I sudah mencapai progres fisik minimal

30%, dan penerima bantuan bersama KPB mengajukan Daftar Rencana

Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2) tahap II dan dilakukan

evaluasi/pemeriksaaan oleh TFL dan Tim Teknis untuk mendapat

persetujuan Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2) Tahap

II.

p. Pemesanan Bahan Tahap II

Toko/ Penyedia bahan bangunan melakukan pengiriman bahan

bangunan tahap II.

q. Pemeriksaan dan Penerimaan Bahan Bangunan Tahap II

Penerima BSPS memeriksa jenis, volume dan mutu bahan bangunan

yang dikirim serta menerima bahan bangunan yang dikirim Toko/ Penyedia

bahan bangunan apabila sesuai dengan Daftar Rencana Pembelian Bahan

Bangunan (DRPB2) tahap II.

r. Pembangunan Tahap II

Setelah menerima bahan bangunan, maka penerima bantuan

melakukan pembangunan tahap II sampai dengan progress fisik 100 %,

bila pembangunan pada tahap II tidak mencapai progress 100% atau tidak

cukup waktu, maka Penerima BSPS diminta untuk pengembalian BSPS

dalam bentuk Uang yang telah di salurkan pada Tahap II.

Page 82: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

68

s. Pelaporan Fisik 100 %

Sebagai bukti bahwa dana BSPS sudah digunakan untuk membeli

bahan bangunan dan progress fisik sudah mencapai 100%, maka

disampaikan Laporan Penggunaan Dana Tahap II. Laporan Penggunaan

Dana Tahap II diverifikasi oleh Fasilitator, dan Koordinator Fasilitator

Kabupaten/ Kota/ Wilayah.

D. Partisipasi Masyarakat dalam Program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) diatur dalam Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor

39/PRT/M Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Perumahan

Rakyat Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya. Berdasarkan peraturan ini, Program BSPS merupakan

sebuah fasilitas pemerintah berupa sejumlah dana yang diberikan kepada

Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk membantu masyarakat

dalam melaksanakan pembangunan perumahan swadaya. Perumahan swadaya

sendiri adalah perumahan yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat

baik secara sendiri atau berkelompok. Tujuan dari program ini adalah

memberdayakan masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hunian

menjadi layak dalam artian aman, nyaman dan sehat. Hal tersebut sesuai

dengan penuturan Bapak La Bolo, SP., selaku Kepala Bidang Perumahan

Kabupaten Muna Barat:

Page 83: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

69

“Jadi begini, BSPS atau Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya itumerupakan salah satu program yang berasal dari Kementerian PekerjaanUmum dan Perumahan Rakyat (dulunya Kemenpera), yang memberikansejumlah dana stimulan kepada masyarakat yang masuk dalam kategorimasyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Namanya stimulan berarti, ya…,sifatnya hanya sebagai peransang, agar masyarakat itu mau untukmemperbaiki kualitas hidup mereka melalui kegiatan pembuatan rumah yanglayak. Jenis pembangunannya itu ada Pembuatan Baru, dan ada jugaPeningkatan Kualitas atau untuk renovasi rumah seperti itu. Terus bentukbantuannya itu ada dua, dalam bentuk uang dan ada juga dalam bentukbahan bangunan.” (Hasil Wawancara, 6 Februari 2017)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak La Halido selaku Kepala

Desa Sidamangura bahwa:

“Bantuan BSPS ini merupakan bantuan yang diberikan pemerintahkepada masyarakat desa berupa uang untuk merenovasi rumah-rumahmasyarakat. Jumlah dananya sendiri cukup besar, kalau tidak salah itu 15juta-an per KK, dan yang saya ketahui dananya itu tidak diterima secaralangsung, tetapi secara bertahap.” (Hasil Wawancara, 23 Januari 2017)

Untuk mengetahui sejauhmana partisipasi masyarakat Desa

Sidamangura dalam program bantuan stimulan perumahan swadaya, maka

analisis dibagi ke dalam empat dimensi, yaitu tahapan partisipasi, bentuk

partisipasi, tingkatan partisipasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi

partisipasi masyarakat.

1. Tahapan Partisipasi Masyarakat

Pembangunan perumahan merupakan salah satu hal yang perlu

diadakan sebagai salah satu upaya agar masyarakat dapat memperbaiki

kualitas hidupnya. Untuk menunjang keberhasilan program yaitu

tercapainya hunian yang layak, maka melalui konsep pendekatan program

yang diantaranya adalah pemberdayaan dan swadaya, diharapkan

masyarakat mampu menggali segala potensi yang dimiliki, serta secara

Page 84: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

70

swadaya dengan dana stimulan yang diberikan, diharapkan pula

masyarakat secara bersama-sama berperan serta dan aktif dalam tiap

proses pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan dan evaluasi hingga pemanfaatan hasil.

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahapan awal dari program yang

digalakkan. Tahapan perencanaan yang dimaksud di sini adalah

tahapan ketika program telah mencapai tingkat masyarakat atau desa.

Hal ini ditujukan agar pembahasan lebih fokus kepada partisipasi

masyarakat yang menjadi sasaran program. Dalam mekanisme

program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang

dilakukan di Desa Sidamangura, maka tahapan perencanaan dibentuk

dalam beberapa kegiatan, antara lain:

1. Koordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam hal ini tim

Teknis Kabupaten, serta Kepala Desa/Lurah bersama dengan

bank/pos penyalur dana bantuan untuk membahas dan menyiapkan

kegiatan sosialisasi program kepada Calon Penerima Bantuan

(CPB).

2. Sosialisai program BSPS kepada Calon Penerima Bantuan (CPB),

proses verifikasi dan identifikasi mengenai Rencana Penanganan

Rumah Tidak Layak Huni,

3. Pengorganisasian Calon Penerima Bantuan (CPB),

4. Penyusunan proposal dalam bentuk uang,

Page 85: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

71

5. Pengesahan proposal oleh Tim Teknis,

6. Pengusulan Proposal ke Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),

7. Penetapan penerima BSPS,

8. Penyaluran BSPS kepada rekening Satker di Bank/ Pos Penyalur,

9. Pemilihan Toko/ Penyedia Bahan Bangunan dan Penyusunan

Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2),

10. Pembahasan teknis pemesanan dan penerimaan bahan bangunan.

Berdasarkan uraian kegiatan di atas, maka kegiatan awal yang

dilakukan dalam tahapan perencanaan adalah koordinasi yang

dilakukan oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (Pendamping Desa)

kepada Tim Teknis dan pemangku kepentingan lainnya termasuk

kepada Kepala Desa beserta perangkatnya mengenai rencana

pelaksanaan sosialisasi program BSPS kepada Calon Penerima

Bantuan (CPB). Pada tahapan ini pula dilakukan penjelasan mengenai

mekanisme pelaksanaan program BSPS di Desa, serta pembinaan

kepala Desa sebagai anggota tim pelaksana lapangan. Hal ini sesuai

yang diutarakan oleh Bapak Rasnan, A.Md,,Ars, selaku Tenaga

Fasilitator Lapangan sebagai berikut:

“Sebagai pendamping desa atau Tenaga Fasilitator Lapangan,kami (seluruh tenaga fasilitor) berkoordinasi terlebih dahulu kepadakoordinator tenaga fasilitator kabupaten dan tim teknis kabupatenuntuk membahas hal-hal teknis seputar keberlangsungan kegiatan dilapangan, yang kemudian kami mobilisasi ke lokasi masing-masingditugaskan untuk berkoordinasi dengan Kepala Desa Setempat. Di sinikami jelaskan terlebih dahulu tentang program BSPS termasuk syaratdan kriteria penerimanya. Selanjutnya kami meminta Kepala Desauntuk mengajukan data calon penerima bantuan yang selanjutnyaakan diseleksi pada waktunya.” (Hasil Wawancara, 21 Januari 2017)

Page 86: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

72

Berdasarkan keterangan tersebut, dapat diketahui bahwa

koordinasi antara pemerintah melalui tenaga fasilitator lapangan untuk

program BSPS dengan pihak berkepentingan dalam hal ini perangkat

desa telah berjalan sesuai dengan prosedur. Pada tahapan ini juga,

Kepala Desa dan Tim Teknis Kabupaten serta Tenaga Fasilitator

Lapangan menentukan waktu sosialisasi. Selain itu Kepala Desa juga

membentuk tim untuk melaksanakan kegiatan pendataan calon

penerima bantuan.

Setelah koordinasi seperti yang dijelaskan di atas, maka

kegiatan yang masuk dalam tahapan perencanaan selanjutnya adalah

sosialisasi program BSPS kepada Calon Penerima Bantuan (CPB).

Pada tahapan ini, kepala desa, tim teknis kabupaten bersama tenaga

fasilitator lapangan mengadakan sosialisasi langsung ke rumah warga-

warga. Hal ini sesuai dengan yang dituturkan oleh Bapak La Halido,

selaku Kepala Desa Sidamangura, sebagai berikut:

“Waktu itu setelah ada yang datang ke saya menjelaskantentang adanya bantuan, maka kita tentukan waktu yang tepat untuksosialisasi. Jadi hari selanjutnya saya bersama-sama dengan PakRasnan (TFL) dan tim dari kabupaten untuk sosialisasi ke rumahwarga yang kami anggap tergolong Masyarakat BerpenghasilanRendah (MBR). Pada saat itu juga dijelaskan kepada warga bahwa iniada bantuan dari pemerintah, jadi kami akan data semua sesuaidengan syarat dan kriteria penerima, namun tidak semua pasti akanterima bantuan ini, karena dari sekian banyak yang akan didata,hanya warga yang paling memenuhi syarat dan kriteria yang akanditetapkan sebagai penerima bantuan”(Hasil Wawancara, 23 Januari2017).

Pada saat yang bersamaan ketika melakukan sosialisasi, Tim

Teknis Kabupaten bersama dengan Tenaga Fasilitator Lapangan

Page 87: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

73

mengadakan survey atau melihat secara langsung keadaan rumah calon

penerima bantuan yang kemudian akan dilakukan verifikasi lanjutan.

Maksud dari verifikasi lanjutan ini adalah menyeleksi data dari

pengajuan rumah tidak layak huni yang dilakukan oleh desa

Sidamangura (kurang lebih 200 KK) dengan kriteria penerima bantuan

berdasarkan Peraturan Menteri PUPR yang disematkan dalam

pedoman pelaksanaan program BSPS 2016. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan yang disampaikan oleh Tenaga Fasilitator Desa (TFL) Desa

Sidamangura yaitu Bapak Rasnan, A.Md.,Ars., sebagai berikut:

“Kami mensurvey rumah-rumah calon warga penerimabantuan. Rumah-rumah ini telah di data oleh tim dari desa sesuaidengan syarat dan kriteria penerima bantuan. Kami lihat langsungkeadaan mereka termasuk kondisi rumah mereka. Calon-calonpenerima bantuan ini kemudian diinput dalam proposal pengajuandan diajukan kepada Tim Teknis Kabupaten Muna Barat. Selanjutnyadari sana diseleksi lagi di Tingkat Provinsi. Hasil dari seleksiditingkat Propinsi ini ditetapkanlah sebagai penerima bantuan dandisampaikan ke Tingkat Kabupaten dalam bentuk SK penerimabantuan. (Hasil Wawancara, 21 Januari 2017)

Hal tersebut dibenarkan pula oleh Bapak La Halido selaku

Kepala Desa Sidamangura sebagai berikut :

“Iya, kami kunjungi rumah-rumah warga hampir 200 rumah,sesuai dengan yang kami data sebelumnya, kami foto(dokumentasikan) rumah-rumah mereka dan meminta warga untukmenyiapkan kelengkapan berkas sesuai persyaratan seperti foto kopiKTP, KK (Kartu Keluarga) dan masih ada lagi yang lainnya.” (HasilWawancara, 23 Januari 2017).

Informasi di atas menggambarkan bahwa penentuan calon

penerima bantuan harus sesuai dengan kriteria yang ditentukan dalam

Peraturan Menteri yang disematkan dalam panduan pelaksanaan

Page 88: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

74

program BSPS, dalam hal ini kriteria tersebut selain objek (keadaan

rumah calon penerima) juga berdasarkan keadaan calon penerima.

Hasil observasi menunjukkan bahwa keadaan penerima BSPS di Desa

Sidamangura adalah memenuhi syarat berupa a) Status Warga Negara

Indonesia yang sudah berkeluarga, b) memiliki atau menguasai tanah

yang dikuasai secara fisik dan memiliki legalitas, tidak dalam status

sengketa, dan sesuai tata ruang, c) belum memiliki rumah, atau

memiliki dan menempati rumah satu-satunya dengan kondisi yang

tidak layak huni, d) Belum pernah memperoleh BSPS dari pemerintah,

e) berpenghasilan senilai upah minimum provinsi setempat, f)

diutamakan yang telah memiliki keswadayaan dan berencana

membangun atau meningkatkan kualitas rumahnya, g) bersedia

membentuk kelompok paling banyak 20 (dua puluh) orang, serta h)

bersedia membuat surat pernyataan yang antara lain berisi kesediaan

bertanggung jawab dalam pemanfaatan bantuan; dan kesediaan

mengikuti ketentuan BSPS.

Tahapan perencanaan selanjutnya adalah pengorganisasian

Calon Penerima Bantuan (CPB), pengajuan proposal dalam bentuk

uang, pengesahan proposal oleh Tim Teknis, dan Pengusulan Proposal

ke Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Pada tahapan ini, kepala desa

menunjuk salah satu warga sebagai sebagai ketua kelompok.

Penunjukkan ketua kelompok ini ditujukan untuk memudahkan

penerima bantuan dalam memperoleh informasi sehubungan dengan

Page 89: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

75

proses penerimaan bantuan hingga pelaksanaan pembangunan,

termasuk dalam evaluasi berjalannya program. Selain itu ketua

kelompok dibutuhkan dalam pengajuan propsal bantuan dalam bentuk

uang, dimana ketua kelompok adalah seseorang yang mampu atau

mengetahui tentang pembuatan proposal atau minimal dapat

mengorganisir penerima bantuan lainnya. Hal ini sesuai dengan yang

disampaikan oleh Bapak Arwen selaku Ketua Kelompok Penerima

Bantuan, sebagai berikut:

“Saya langsung ditunjuk sebagai ketua kelompok, ya… sayaagak kaget sih. Tapi setelah dijelaskan keadaanya saya coba mengertiaja, katanya dibutuhkan yang bisa membuat proposal, bisa pakaikomputer dan lain-lain lah…., ya sudah, demi kebaikan kita bersamasaya setuju dengan pengajuan tersebut. Lagian dibilangnya ini namaketua kelompok dibutuhkan untuk pengajuan proposal bantuan, danuntuk pembuatan proposalnya sendiri nanti dibantu sama KepalaDesa dan Pendamping Desa.”(Hasil wawancara, 26 Januari 2017)

Selanjutnya, dibuatlah proposal bantuan dalam bentuk uang

disahkan Tim Teknis Kabupaten dan diajukan kepada Pejabat Pembuat

Komitmen. Proses pembuatan proposal didampingi oleh Kepala Desa

Sidamangura dan Tenaga Fasilitator Lapangan Desa Sidamangura. Hal

ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Bapak La Halido selaku Kepala

Desa Sidamangura, sebagai berikut:

“Saya bantu pak Arwen untuk buat proposal bantuan.Proposalnya sendiri bersamaan dengan kelengkapan berkas yangdikumpulkan pada saat sosialisasi. Sedangkan yang belum sempatterkumpul, pak Arwen langsung ke rumah warga tersebut untukmengmbil kelengkapan berkasnya. Selama pembuatan proposal, adapak Rasnan yang mendampingi kami, membantu memeriksa proposalyang kami buat dan menyarankan hal-hal yang belum lengkap. Setelahproposalnya jadi, kami segera tandatangani, selanjutnya kami mintatanda tangan Pak Rasnan sebagai pendamping desa. Kemudian

Page 90: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

76

besoknya porposal kami ajukan ke Kabupaten untuk disahkan olehTim Kabupaten dan dikirim ke provinsi untuk diseleksi.” (Hasilwawancara, 23 Januari 2017)

Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Rasnan, A.Md,Ars.,

selaku Tenag Fasilitator Desa sebagai berikut:

“Banyak keluhan yang sempat saya dengar pada waktupembuatan proposal saat itu. Ada masyarakat yang belum temukandimana KTP-nya dismpan, belum temukan dimana kartu keluargadisimpang. Ini belum ditemukan atau tidak ada ya,,,, kendala lainnyakatanya sulitnya menemui calon penerima, ada yang rumahnya jauhdari jalan, ada yang pemilik rumahnya sedang di kebun. Saya pikir iniproposal tidak akan selesai pada waktunya, tapi alhamdulillahakhirnya selesai juga.” (Hasil wawancara, 21 Januari 2017)

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa selama pembuatan

proposal Kepala Desa dan Tenaga Fasilitator terus mendampingi demi

kelancaran dan terlaksananya program bantuan di Desa Sidamangura.

Selain itu dapat diketahui pula bahwa masyarakat penerima bantuan

selain Ketua Kelompok Penerima Bantua tidak terlibat langsung dalam

kegiatan ini. Calon penerima bantuan hanya ikut terlibat ketika proses

melengkapi berkas pengajuan proposal.

Tahapan selanjutnya adalah penetapan penerima bantuan.

Calon Penerima Bantuan yang diusulkan oleh Desa, tidak dapat

ditetapkan seluruhnya sebagai penerima bantuan. Penetapan penerima

bantuan telah melewati proses seleksi ketat dan dilakukan se-objektif

mungkin, dimana seleksi dilakukan dengan melihat kriteria dan

kelengkapan berkas administratif yang diajukan. Hal ini sesuai dengan

yang diutarakan oleh Bapak La Bolo, SP., selaku Kepala Bidang

Perumahan Kabupaten Muna Barat sebagai berikut:

Page 91: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

77

“Calon penerima bantuan yang diajukan oleh masing-masingdesa tidak menutup kemungkinan tidak akan diterima seluruhnyasebagai penerima bantuan. Terdapat syarat dan kriteria yang harusdipenuhi oleh masyarakat calon penerima bantuan. Berkas-berkasyang dikirim tentunya telah melewati tahapan seleksi, rumah-rumahmereka (calon penerima bantuan) disurvey. Selain survey yangdilakukan dari Tim Kabupaten Muna Barat sini, ada juga survey dariprovinsi yang dinamakan survey sampel. Tinjauan sampel iniditujukan untuk mengecek kebenaran secara langsung, apakah merealayak atau tidak sebagai penerima bantuan. Untuk Kabupaten MunaBarat sendiri, ada 330 unit rumah yang terima bantuan”. (Hasilwawancara, 6 Februari 2017)

Hal senada diutarakan oleh Bapak La Halido, selaku Kepala

Desa Sidamangura sebagai berikut:

“Di proposal kami ajukan hampir 200 calon penerima. Hampir2 rim kertas yang kami gunakan untuk mem-print dokumen proposal.Walah, hasilnya hanya 30 unit rumah yang tembus. Kecewa sihsebenarnya, tapi mau diapa, yang diatas udah menentukan jumlahnyasegitu, ya segitulah yang harus kita terima” (Hasil wawancara, 23Januari 2017)

Uraian di atas menunjukkan proses seleksi dilakukan dengan

objektif, dimana selain mensurvey kondisi objek (rumah) warga,

seleksi juga dilakukan dengan kelengkapan berkas dan kondisi calon

penerima bantuan. Selanjutnuya calon penerima bantuan yang telah

lolos seleksi, ditetapkan dalam SK penetapan penerima bantuan. Hasil

observasi menunjukkan jumlah masyarakat penerima bantuan di Desa

Sidamangura adalah 30 orang. Adapun cara atau proses dan waktu

pengumuan di Desa, sepenuhnya diberikan kepada aparat Desa. Hal ini

sesuai yang diutarakan Bapak La Halido selaku Kepala Desa

Sidamangura sebagai berikut:

“Setelah SK penetapan penerima BSPS kami terima, kamiarahkan seluruh penerima bantuan yang terdapat dalam daftar untuk

Page 92: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

78

datang rapat di Balai Desa. Kami surati mereka (penerima bantuanyang lolos), kalau tidak ada di rumah, kami hubungi mereka melaluitelpon. Tidak hanya warga yang kami undang, ada jgua Tim dariKabupaten, Pendamping Desa, Pak Camat serta tokoh-tokohmasyarakat.” (Hasil wawancara, 23 Januari 2017)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Alimran, SE., selaku

Camat Kusambi, sebagai berikut:

“Tentunya, menjadi sebuah kesyukuran bagi masyarakatKecamatan Kusambi, khususnya Desa Sidamangura yang memperolehbantuan dari pemerintah ini. Antusias masyarakat Desa Sidamangurapada saat sosialisasi menunjukkan bahwa program-program sepertiini sangat didambakan oleh masyarakat. Program hunian layak(BSPS) ini dapat mengangkat kualitas hidup mereka dan memotivasimereka untuk hidup sehat, aman dan nyaman. Sleanjutnya, harapankami adalah program seperti ini dapat dirasakan juga masyarakatdesa-desa lainnya yang ada di Kecamatan Kusambi” (HasilWawancara, 4 Februari 2017).

Keterangan-keterangan di atas, selain menunjukkan tentang

situasi pelaksanaan pengumuman peneriman bantuan, juga

menunjukkan antusiasme warga penerima bantuan untuk mengikuti

rapat guna mendengarkan dan mengetahui lebih mendalam tentang

pelaksanaan program bantuan ini.

Antusiasme masyarakat tidak hanya ditunjukkan pada saat rapat

pengumuman penerima bantuan, akan tetapi juga ditunjukkan pada

saat rapat selanjutnya, mengenai pembahasan penyaluran dana BSPS,

Pemilihan toko/ penyedia bahan bangunan serta penyusunan Daftar

Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2). Hal ini sesuai yang

diutarakan oleh Bapak Rasnan, A.Md.,Ars. sebagai berikut:

“Waktu itu kami rapat untuk membahas hal-hal teknis seputarkeberlangsungan program. Rapatnya di balai desa, semua wargadatang pada waktunya. Sebelum saya tiba di lokasi pertemuan mereka

Page 93: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

79

semua (penerima bantuan) sudah berkumpul. Rapatnya lama hampirsetenga hari. Di rapat ini kami adakan diskusi seputar penentuan tokobangunan yang akan dijadikan penyalur kebutuhan bahan. Awalnyamasyarakat terkejut, bahwa yang dikiranya bantuan berupa uang,ternyata adalah dalam bentuk bahan bangunan. Tapi setelahdijelaskan mereka-pun mengerti. Diskusipun kami lanjutkan tentangtahapan penyaluran dana dalam bentuk bahan yang melalui dua tahapdan dibuktikan dengan pembuatan laporan. Lagi-lagi mereka agakterkejut dengan bagaimana cara membuat laporan, kami bilangnantilah kami bantu, yang jelas sekarang kita diskusikan mengenaibahan-bahan bangunan apa yang mereka butuhkan untuk membangunrumah mereka, biar kami list untuk dimasukan dalam DRPB2. Merekalagi-lagi bertanya apa itu DRPB2?, ya kami jelaskan kembali bahwaDRPB2 itu salah satu jenis laporan tentang bahan-bahan yang akandigunakan, yang lebih tepatnya itu adalah Daftar RencanaPenggunaan Bahan Bangunan. Banyak istilah-istilah yang merekakurang paham, tapi alhamdulillah mereka tidak hanya diam begitusaja. Bukan hanya itu, tidak hanya aktif bertanya seputar istilah-istilah dalam program dan hal-hal teknis lainnya, mereka pun ikutmenyarankan untuk menyiapkan bahan secara swadaya. Kata merekadananya ini kurang untuk tahap pertama, jadi mereka sepakat untukmenyediakan sendiri bahan berupa Kayu/ Balok ukuran 10x10.”(Hasil wawancara, 21 Januari 2017).

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Bapak Arwen selaku

Ketua Kelompok Penerima Bantuan, sebagai berikut:

“Iya, itu hari kami dipanggil rapat dua kali. Rapat pertamakita diberitahu tentang siapa saja yang menjadi penerima bantuan,rapat selanjutnya kita diskusi tentang jenis bantuan, kita disuruh untukpilih toko bangunan, kita diminta untuk menentukan sendiri bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membangun bangunan. Sebenarnyajumlah uangnya sedikit karena dibagia dua tahap, ya kami sesuaikansaja. Habis itu, kita disuruh untuk membuat gambar kerja pembuatanrumah, dan kita dijelaskan tentang metode penyusunan daftar bahanyang dibutuhkan, yang pembuatan laporannya katanya (TFL) akandibantu.” (Hasil wawancara, 26 Januari 2017).

Pernyataan-pernyataan tersebut, setidaknya dapat menjelaskan

keterlibatan masyarakat pada tahapan perencanaan program BSPS.

Antusias warga penerima bantuan untuk ikut berpartisipasi akan timbul

apabila ada kemauan oleh adanya stimulan, dan apabila masyarakat

Page 94: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

80

diberikan kesempatan. Selain itu dapat diketahui bahwa dalam tahapan

perencanaan ini, keterlibatan masyarakat khususnya penerima bantuan

dapat terlihat langsung melalui pertemuan-pertemuan yang diadakan

oleh para pelaksana kegiatan BSPS baik di lapangan maupun di Balai

Desa Sidamangura. Masyarakat diberikan kebebasan untuk

merencanakan bentuk rumah, menentukan toko penyalur bahan

bangunan, dan menentukan sendiri rencana penggunaan bahan (baik

dengan menggunakanan dana bantuan dan atau keswadayaan

masyarakat). Partisipasi masyarakat dalam tahapan perencanaan ini,

sesuai dengan teori Slamet 1994 (dalam Wulandari, 2003:16), yaitu

pada tahapan perencanaan, masyarakat berpartisipasi dengan

memberikan usulan dan kritik pada saat rapat dilangsungkan.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

(BSPS) tidak dapat terlepas dari partisipasi masyarakat. Pada tahap

pelaksanaan ini, partisipasi masyarakat di Desa Sidamangura dapat

diukur dari sejauhmana masyarakat secara nyata terlibat dalam

aktivitas-aktivitas pembangunan rumahnya. Adapun kegiatan-kegiatan

yang termasuk dalam tahapan pelaksanaan, berdasarkan mekanisme

program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa

Sidamangura adalah sebagai berikut:

1. Pemesanan bahan bangunan tahap I

2. Pemeriksaan dan penerimaan bahan bangunan tahap I

Page 95: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

81

3. Pembangunan tahap I

4. Pemesanan bahan bangunan II

5. Pemeriksaan dan penerimaan bahan bangunan tahap II

6. Pembangunan tahap II

Berdasarkan uraian kegiatan di atas, maka dapat diketahui

bahwa tahapan pelaksanaan merupakan serangkaian kegiatan yang

termasuk kedalam proses pembuatan, pemugaran atau renovasi hunian

masyarakat penerima bantuan. Partisipasi masyarakat dalam proses ini

bersifat swadaya dengan memaksimalkan budaya gotong royong

masyarakat.

Sifat dana bantuan yang berupa stimulan atau ransangan, maka

ke-swadayaan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan

merupakan langkah yang tepat. Perlu diketahui pula bahwa proses

pencairan dana BSPS meliputi dua tahap, begitupun dengan proses

pembangunan juga dilakukan dalam dua tahap. Pembangunan tahap I

adalah pembangunan dengan progres 0% - 30%. Pembangunan tahap I

ini memiliki batas waktu pengerjaan paling lambat selama 45 hari

sejak hari dicairkannya dana bantuan Tahap I. Adapun Tahap 2, yaitu

pengerjaan pembangunan/ renovasi rumah dengan progres 30% -

100% memiliki batas waktu pengerjaan paling lambat 60 hari sejak

pencairan dana bantuan tahap II. Jadi total pelaksanaan pembangunan

dengan bantuan dana BSPS dilakukan selama 105 hari, dimana tiap

Page 96: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

82

akhir tahap pembangunan diwujudkan dengan pengajuan laporan

progres pembangunan.

Tahap pelaksanaan pembangunan rumah penerima bantuan,

sebenarnya dilakukan secara bergantian dengan sistem gotong royong

oleh seluruh anggota Kelompok Penerima Bantuan (KPB). Namun

pembangunan dengan sisitem ini dinilai oleh masyarakat penerima

bantuan akan menggunakan waktu yang relatif lebih lama

dibandingkan pembangunan rumah yang dilakukan dengan sistem

swadaya secara mandiri. Artinya bahwa anggota masyarakat dapat

membangun sendiri rumahnya sesuai dengan rancangan pembangunan

yang mereka tentukan pada saat rapat, serta dengan menggunakan

kemampuan sendiri dan dapat pula dibantu atau digotong dengan

anggota masyarakat yang tidak masuk ke dalam kelompok penerima

bantuan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ny. Wa Samai

salah satu anggota kelompok penerima bantuan sebagai berikut:

“Insaidi talahano inia, dotudukasami taefokataahi lambu ainidapodulu-duluane be baihimani metarimano o bantuan, tamaka inkakalatehamani ini nopokodo-kodohohi,… ane tamekirie wakutu inkanaompona maka nasumelesaia. aaa… djadjihanomo iniatakaradjaemo tamoisa be dobantu kasami basitiehi naini, be posora-sorahamani naini.” (Hasil wawancara, 27 Januari 2017)

“Kami ini sebenarnya diarahkan untuk renovasi rumah secaragotong royong dengan anggota penerima bantuan lainnya, tapi rumahini berjauhan dengan rumah lainnya, terus kalau kita mengingat waktuakan lama baru selesai. Jadi pembangunan ini rumah kita selesaikansendiri dengan dibantu keluarga/ kerabat serta tetangga-tetanggayang ada di sini”. (Hasil wawancara, 27 Januari 2017)

Page 97: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

83

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak La Manisi selaku

salah satu anggota Kelompok Penerima Bantuan, sebagai berikut:

“Taerabu lambu aini pada inia, dofowagho pamarintah obantua. Tamaka karabuhano lambu aini dobantu kanau anahihiku,awahihiku be kaposora-sorahahi mani naini, mafaane pada inodiakamokulamo minamo amolihi aekaradja”. (Hasil wawancara, 26Januari 2017)

“Kami dirikan rumah ini, menggunakan bantuan yang beri olehpemerintah. Tapi pelaksanaan pembangunannya dibantu dengananak-anak saya, cucu-cucu saya dan tetangga-tetangga yang ada disekitar sini. Saya sendiri sudah tua, sudah tidak kuat bekerja lagi”.(Hasil wawancara, 26 Januari 2017)

Berdasarkan pernyataan terebut maka dapat diketahui bahwa

masyarakat dianjurkan untuk bergotong royong, akan tetapi hal ini

tidak dapat dilakukan oleh masyarakat mengingat jarak rumah

penerima yang satu dengan penerima yang lain berjauhan. Di samping

itu jumlah penerima bantuan juga yaitu 30 KK dalam 1 Kelompok

Penerima Bantuan, maka sistem gotong royong dengan memanfaatkan

anggota penerima bantuan tidak efisien untuk dilakukan. Olehnya itu

langkah inisiatif dari masyarakat secara swadaya dengan

mengandalkan keahlian sendiri, keahlian sanak saudara, ataupun

bantuan secara sukarela dari tetangga-tetangga sekitar adalah hal yang

tepat. Selain itu dengan mempekerjakan tukang batu dan tukang kayu

menurut Bapak Rasnan,A.Md.,Ars. selaku Tenaga Fasilitator

Lapangan adalah tepat mengingat hal ini juga dapat mempercepat

proses penyelesaian pembangunan rumah.

“Saya rasa masyarakat sudah paham, dengan pengalaman yangmereka miliki masing-masing. Dengan keterbatasan waktu

Page 98: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

84

pelaksanaan program, sewa tukang saya rasa sudah tepat. Ini bisamempercepat mereka untuk menyelesaikan pembangunan. Terlebihlagi ada bantuan tenaga dari kerabat dan sanak saudara, termasuktetang-tetangga yang ada di sekitar rumah mereka.” (Hasilwawancara, 21 Januari 2017)

Pencairan dana bantuan yang berupa bahan-bahan bangunan,

mengharuskan masyarakat penerima bantuan memanfaatkan secara

optimal untuk penyelesaian pembangunan rumah. Sedangkan

keperluan dana berupa uang untuk penggunaan lain diserahkan

sepenuhnya oleh masing-masing masyarakat penerima bantuan,

khususnya untuk keperluan pembayaran tukang yang digunakan untuk

membangun rumah. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Ny.

Wa Fea selaku salah satu anggota kelompok penerima bantuan,

sebagai berikut :

“Taerabu lambu mani ini inka tadofowagho kaawu bahanokarabuha lambu be bahano taerabu kakaediuha, tapeda o dopihi, osumehi nagha, o pasohi, o seng,… tangkanomo naho naompona ininando dua pada dofowagho doi, sambado sisano kaegholigha bahan-bahano lambu patatipakeno be nando dua radjuta labi dokonaemo otunjangan.” (Hasil wawancara 27 Januari 2017)

“Kami ini hanya diberikan bahan untuk membangun rumah danuntuk membangun kamar mandi. Seperti papan, semen, paku, atapseng,.. Akan tetapi belum lama ini kami diberikan uang juga yangkatanya adalah sisa pembelian bahan bangunan yang tidak terpakaidan ada juga uang senilai lebih dari dua juta rupiah yang disebuttunjangan.” (Hasil wawancara 27 Januari 2017).

Pernyataan tersebut di atas menggambarkan bahwa penggunaan

tukang kayu ataupun tukang batu telah diprediksi, sehingga pemerintah

mengalokasikan kembali dana tunjangan sebesar Rp.2.250.000,-. Akan

tetapi uang ini tidak dapat diperoleh seluruh anggota penerima bantuan

Page 99: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

85

dan hanya penerima yang memenuhi syarat saja yang dapat peroleh.

Hal ini diutarakan oleh Bapak La Bolo, SP, sebagai Kepala Bidang

Perumahan Kabupaten Muna Barat, sebagai berikut :

“Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, bentuk BantuanStimulan Perumahan Swadya (BSPS) itu ada yang dalam bentuk uangdan ada pula dalam bentuk bahan bangunan. Program yangdigalakkan ini dominan adalah dalam bentuk bahan bangunan.Tujuannya tidak lain yaitu agar dana bantuan ini bisa tepat sasaranyaitu untuk pembangunan rumah layak huni. Akan tetapi ada jugapenerima bantuan dalam bentuk bahan, juga dapat memperolehbantuan dalam bentuk uang, dimana dananya paling banyak 15% daritotal dana yang mereka terima. Tapi penerima seperti ini harusmemenuhi syarat terlebih dahulu”. (Hasil wawancara, 6 Februari2017)

Penjelasan lebih lanjut mengenai pernyataan tersebut tertuang

dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Nomor 13/PRT/M/2016 Pasal 4 ayat 2 sampai 4, bahwa penerima

bantuan dalam hal tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan

Pembangunan Baru (PB) dan Peningkatan Kualitas (PK), maka BSPS

dalam bentuk uang dapat digunakan sebagai upah kerja. Persyaratan

yang harus penuhi adalah lanjut usia sekurang-kurangnya 58 (lima

puluh delapan tahun) dan/ atau penyandang disabilitas. Upah kerja

yang dimaksud dalam pasal tersebut adalah paling banyak 15% (lima

belas persen) dari besaran BSPS yang diterima.

Selama pelaksanaan pembangunan, seperti pemesanan bahan

bangunan baik Tahap I maupun Tahap II, Pembangunan Tahap I dan

Tahap II, sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat penerima bantuan.

Para pelaksana program dalam hal ini Tenaga Fasilitator dan Kepala

Page 100: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

86

Desa mendampingi mereka, agar pelaksanaan tepat sasaran dan tepat

waktu. Hal ini diutarakan oleh Bapak La Sabara selaku salah satu

anggota penerima bantuan sebagai berikut:

“Waktu itu saya datang pesan sendiri bahan bangunan ketokonya pak La Mada (pemilik toko bahan bangunan yangdisepakati). Saya pesan sesuai yang telah kami sepakati dalam daftarrancangan pembelian bahan pada saat rapat. Setelah bahannya adakita periksa kembali apakah sesuai atau tidak dengan yang kita pesan.Selanjutnya saya kerja rumahnya sendiri, dibantu tetangga-tetanggayang ada di sini termasuk tukang yang kita sewa. Saya minta istriuntuk menyiapkan makanan dan minuman seadanya untuk orang-orang yang kerja. (Hasil wawancara, 27 Januari 2017).

Hal senada diutarakan oleh Bapak Arwen selaku Ketua

Kelompok Penerima Bantuan (KPB), sebagai berikut:

“saya hubungi pak La Mada (pemilik toko bangunan) pada saatsaya dan tukang megerjakan rumah. Waktu itu, saya pesan paku yangkebetulan habis untuk buat dinding rumah. Pada saat pembuatan,kadang kala Pak Rasnan (TFL) datang untuk menyaksikanpembangunan dan menanyakan kendala yang saya hadapi saatpelaksanaan” (Hasil wawancara, 26 Januari 2017)

Selanjutnya kedua pernyataan di atas dibenarkan oleh Bapak

Rasnan, A.Md.,Ars., selaku Tanaga Fasilitator Lapangan, sebagai

berikut:

“Saya datang lihat proses pembuatan rumah warga, saya fotomereka pada saat kerja, saya tanyakan keluhan mereka. Hal yangsempat saya ingat itu adalah keluhan mereka tentang jumlah danauntuk sewa tukang.” (Hasil wawancara, 21 Januari 2017)

Sifat bantuan yang stimulan, tidak dapat lepas dari keterlibatan

secara langsung dan sawdaya masyarakat. Hasil observasi

menunjukkan bahwa pemesanan bahan bangunan pada toko bangunan

yang ditunjuk (milik pak La Mada) hingga pelaksanaan pembangunan

Page 101: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

87

dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat penerima bantuan, dan

pendamping desa hanya meninjau prosesnya. Selanjutnya swadaya dari

penerima bantuan bermacam-macam mulai dari swadaya dalam bentuk

harta benda, sewa tukang, maupun tenaga berupa keahlian untuk ikut

melaksanakan sendiri pembangunan rumahnya. Semua itu digunakan

oleh masyarakat guna terselesaikannya pembangunan rumah yang

layak huni, sehat dan nyaman.

Selama proses pembangunan, penerima bantuan menyewa

tukang yang berasal dari Desa Sidamangura, namun mengingat

pesanan tukang banyak seiring dengan banyaknya yang membangun

rumah dalam program BSPS, para anggota PKB mencari solusi dengan

mempekerjakan tukang yang berasal dari desa lain. Hal ini sesuai

dengan yang diutarakan oleh Bapak La Manisi selaku salah satu

anggota penerima bantuan, sebagai berikut:

“Nobari mepakeno o tuka maeghono naini, djadihanomo insaiditaealamo o tuka maighono we konawe nagha, kapopandehaoha mani.Ka bayarahano tapakeanemo deki hasilino kaeasoha o jatikafembulaha mani. O jati anaghe tapakeane dua so kafoereha lambumani ini sigaa.” (Hasil wawancara, 27 Januari 2017)

“Banyak yang gunakan tukang di desa sini, jadi saya sendirigunakan tukang yang ada di desa konawe (tetangga desasidamangura), kebetulan tukang itu kami kenal. Untuk biaya sewanyakami gunakan hasil menjual jati yang kami tanam. Selain itu jatitersebut kami gunakan sebagian untuk kebutuhan bahan membuatrumah.” (Hasil wawancara, 27 Januari 2017)

Hal tersebut juga diutarakan oleh Bapak La Halido selaku

Kepala Desa Sidamangura, sebagai berikut:

Page 102: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

88

“Salah satu kentungannya program ini adalah potensi-potensiyang ada di desa Sidamangura ini dioptimalkan. Bahan bangunanpakai bahan-bahan yang ada di Desa, seperti jati yang mereka tanamsendiri di kebun-kebun mereka. Selain itu warga juga menyewa tukangyag ada di sini. Sehingga program ini selain memberikan manfaatkepada penerima bantuan, juga memberikan manfaat kepadamasyarakat di luar penerima bantuan, khususnya mereka yangmemiliki keahlian sebagai tukang.” (Hasil wawancara, 23 Januari2017).

Berdasarkan uraian-uraian pernyatan di atas, dalam tahap

pelaksanaan program masyarakat terlibat secara aktif. Keaktifan

masyarakat dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam

operasionalisasi pembangunan, mulai dari memesan bahan bangunan,

memeriksa pemesanan bahan, hingga pelaksanaan pembangunan.

Partisipasi masyarakat dalam program BSPS di Desa Sidamangura ini

sesuai dengan teori Mardikanto (2010 : 95-97), bahwa partisipasi

masyarakat dalam tahapan pelaksanaan kegiatan adalah partisipasi

masyarakat berupa pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk

tenaga kerja dan uang tunai yang sepadan dengan manfaat yang akan

diterima oleh masing-masing warga masyarakat yang bersangkutan.

c. Tahap Pemantauan dan Evaluasi

Tahap pemantauan dan evaluasi dilakukan secara langsung

maupun tidak langsung oleh penerima bantuan. Adapun kegiatan-

kegiatan yang termasuk dalam tahap pemantauan dan evaluasi,

berdasarkan mekanisme program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya (BSPS) yang dilakukan di Desa Sidamangura adalah sebagai

berikut:

Page 103: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

89

1. Pelaporan fisik 30%

2. Evaluasi dan pemesanan Daftar Rencana Pembelian Bahan

Bangunan (DRPB2) tahap II

3. Pelaporan fisik 100%

Pemantauan dan evaluasi secara tidak langsung dilakukan

melalui laporan tertulis yang disusun oleh Ketua Kelompok Penerima

Bantuan (KPB) dan unit pelaksana kegiatan BSPS lainnya. Laporan ini

dipertanggungjawabkan untuk dilaporkan kepada Kementerin

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berisi tentang pelaporan

pembangunan fisik dan pelaporan setiap progres kegiatan BSPS.

Adapun keterlibatan langsung masyarakat dalam tahapan ini adalah

dengan melihat, menyaksikan dan mengevaluasi sendiri proses

pembangunan fisik rumah mereka.

Evaluasi oleh pelaksana kegiatan BSPS dilakukan dalam bentuk

rapat dengan mendengarkan langsung keluhan serta kendala dalam

proses pembangunan fisik rumah masyarakat. Jadi dalam

mekanismenya, laporan-laporan masyarakat berbentuk lisan kepada

pelaksana program BSP khususnya Tenaga Fasilitator untuk

selanjutnya ditindaklanjuti. Hal tersebut sesuai dengan yang

dinyatakan oleh Bapak Rasnan, A.Md.,Ars., sebagai berikut :

“Dari proses awal perencanaan, proses pengerjaan ataupelaksanaan, masyarakat itu kita libatkan terus. Untuk prosesevaluasinya sendiri dibagi atas progres 0-30% dan progress 30%-100%. Proses evaluasinya itu kita mulai dengan adakan pertemuan diBalai Desa Sidamangura untuk mewawancarai masyarakat penerimabantuan. Hasil dari ini selanjutnya disampaikan dalam pelaporan

Page 104: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

90

progres pembangunan, yang pembuatannya sendiri kami dampingimereka. Pada saat rapat ini juga terdapat diskusi mengenai kendaladan hambatan dan solusi serta tindaklanjut dari kendala danhambatan tersebut.” (Hasil wawancara 21 Januari 2017)

Pendapat lain juga diutarakan oleh Bapak La Halido selaku

Kepala Desa Sidamangura, sebagai berikut:

“Evaluasi ini dilakukan oleh tim, tim BSPS dari pusat,kemudian tim teknis BSPS dari kabupaten. Kemudian ke bawah lagiada Camat, ke bawah lagi ada Kepala Desa dan masyarakat sendiri”.(Hasil wawancara, 23 Januari 2017).

Pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan bahwa

pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh para pelaksana kegiatan

BSPS mulai dari tingkat atas, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat sampai pada tingkat bawah yaitu masyarakat. Para

pelaksana ini terjun langsung ke lapangan untuk melihat proses dan

progres dari pembangunan fisik rumah penerima bantuan. Keterlibatan

masyarakat khususnya Kelompok Penerima Bantuan (KPB) juga

mengambil peran penting dalam tahapan ini, karena keluhan dan

kendala dari para KPB benar-benar di dengar oleh para pemangku

kepentingan. Tidak hanya itu, pemecahan masalahnya pun merupakan

hasil keterlibatan masyarakat yang berupa kesepakatan bersama dalam

pertemuan tersebut.

Proses pemantauan dan evaluasi sebenarnya telah dilakukan

oleh Tenaga Fasilitator Lapangan setiap minggu selama

berlangsungnya proses pembangunan, seperti yang diutarakan oleh

Page 105: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

91

Bapak Arwen selaku Ketua Kelompok Penerma Bantuan sebagai

berikut:

“Bisa dibilang pendamping desa terus memantau berjalannyaprogram, dalam satu bulan bisa 3 sampai 4 kali Pak Rasnan datanguntuk sekedar melihat perkembangan pelaksanaan program. Selain itubeliau juga menanyakan serta menindaklajuti seputar kendala danmasalah yang kami hadapi”. (Hasil wawancara, 26 Januari 2017)

Senada dengan hal tersebut, pak La Sabara selaku salah satu

anggota penerima bantuan, menuturkan sebagai berikut:

“Saya ditanyai langsung di lapangan dan di Balai Desa. Sayaditanya seputar perkembangan jalannya pembangunan rumah saya.Selain itu saya juga ditanyai seputar kendala atau hambatan yangsaya hadapi selama membangun. Untuk pertemuan di lapangan,rumah saya yang sedang dibangun di foto.”(Hasil wawancara, 27Januari 2017)

Pernyataan-pernyataan tersebut dapat menjelaskan bahwa

pemantauan dan evaluasi juga dilakukan oleh pelaksana kegiatan

(BSPS) dalam hal ini tenaga fasilitator lapangan pada saat

berlangsungnya pembangunan di lapangan. Pemantauan dan evaluasi

tidak hanya dilakukan dengan mendokumentasikan progres

pembangunan, akan tetapi juga dengan mendengarkan keluhan

mengenai kendala dan hambatan yang dihadapi oleh penerima bantuan.

Jadi, masyarakat penerima bantuan selain terlibat dalam proses

perencanaan dan pelaksanaan, juga terlibat dalam proses pemantauan

dan evaluasinya.

Proses penyampaian kendala dan hambatan dalam tahapan

pemantauan dan evaluasi, sesuai dengan apa yang telah diutarakan

oleh Mardikanto (2010:95-97) bahwa dalam tahapan pemantauan dan

Page 106: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

92

evaluasi pembangunan, keterlibatan mayarakat ditujukan agar tujuan

kegiatan dapat dicapai seperti yang diharapkan dan juga keterlibatan

masyarakat diperlukan untuk memperoleh umpan balik tentang

masalah-masalah dan kendala yang muncul dalam pelaksanaan

pembangunan yang bersangkutan.

d. Tahap Pemanfaatan Hasil

Partisipasi masyarakat dalam tahapan pemanfaatan hasil adalah

partisipasi masyarakat dalam fase penggunaan atau pemanfaatan hasil

dari kegiatan program BSPS di Desa Sidamangura. Tahapan ini

merupakan tahapan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat

baik selaku penerima bantuan maupun masyarakat lainnya yang ada di

sekitar lingkungan/ lokasi pembangunan rumah. Adanya hasil fisk

pembangunan menggambarkan tercapainya tujuan program, yaitu

memberdayakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) agar

mampu membangun atau meningkatkan kualitas rumah secara

swadaya menjadi sebuah hunian yang layak dalam lingkungan yang

sehat dan aman. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Arwen

selaku ketua Kelompok Penerima Bantuan (KPB) BSPS di Desa

Sidamangura, sebagai berikut:

“Syukur Alhamdulillah, dengan adanya program dariPemerintah ini (BSPS) masyarakat di Desa Sidamangura yangtergolong kurang mampu, rumahnya kini sudah bagus-bagus walapunbelum seluruhnya. Sudah layak huni, sudah tidak kotor lagi lantai nya,dindingnya sudah tidak usang, atapnya pun sudah tidak bocor lagi”(Hasil wawancara, 26 Januari 2017)

Page 107: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

93

Adanya program BSPS di Desa Sidamangura ini, masyarakat

khususnya penerima bantuan sudah mendapatkan manfaatnya secara

fisik. Hasil observasi menunjukkan bahwa kondisi fisik rumah setelah

pembangunan melalui program BSPS adalah atap, dinding, dan lantai

telah berada pada kondisi yang baik, serta rumah telah memiliki sarana

kamar mandi, sehingga layak untuk dihuni. Manfaat lainnya juga yang

dapat dirasakan oleh penerima bantuan adalah lingkungan yang sehat.

Sehingga penerapan pola hidup sehat dapat dilaksanakan oleh

masyarakat. Hal ini sesuai yang diutarakan oleh Bapak Rasnan,

A.Md.,Ars., sebagai berikut:

“Manfaat dengan adanya program BSPS ini bagi masyarakatadalah rumah masyarakat kini telah layak dihuni dengan kondisi yangnyaman, aman dan sehat. Tidak ada lagi kewas-wasan ataukekhawatiran dari masyakat apabila hujan, atapnya sudah baru, danlantai serta dindingnya sudah bagus. Selanjutnya kami serahkansepenuhnya kepada masyarakat, semoga pula dengan ini masyarakatdapat termotivasi untuk menerapkan pola hidup sehat.” (Hasilwawancara, 21 Januari 2017)

Manfaat lain yang juga dapat dirasakan oleh masyarakat adalah

terlaksananya fungsi rumah itu sendiri, seperti yang diutarakan oleh

Bapak La Bolo, SP., selaku Kepala Bidang Perumahan Kabupaten

Muna Barat, sebagai berikut:

“Rumah adalah salah satu cerminan dari terbentuknyakeluarga. Rumah adalah tempat untuk berlindung, beristirahat,mengisi hari-hari dengan suka dan duka, bersua dengan anggotakeluarga, termasuk dalam hal mendidik anak. Olehnya itu, sudahsemestinyalah rumah berada pada kondisi yang selayak-layaknya.Tidak dapat diragukan lagi program-program pemerintah seperti iniyang menjadikan objek (rumah) sebagai sasaran langsung merupakansalah satu wujud dari negara untuk melindungi segenap bangsanya.”(Hasil wawancara, 6 Februari 2017)

Page 108: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

94

Rumah layak huni yang merupakan realisasi fisik dari adanya

program bantuan stimulan perumahan masyarakat. Pemanfaatan dari

terbentuknya rumah layak ini sepenuhnya merupakan hak dan

wewenang anggota masyarakat penerima bantuan. Pola hidup sehat

diharapkan mampu timbul di dalam hati anggota masyarakat penerima

bantuan khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya sebagai

realisasi lanjutan dari terselesaikannya pembangunan fisik rumah ini.

Masyarakat pula diharapkan dapat termotivasi untuk semangat dan giat

dalam bekerja serta mencari nafkah, guna hidup dan menghidupi

seluruh anggota keluarga yang mereka miliki.

Partisipasi masyarakat dalam tahapan ini sesuai dengan teori

Mardikanto (2010: 95-97), dimana partisipasi masyarakat dalam

tahapan pemanfaatan hasil ini ditujukan guna memperbaiki mutu hidup

masyarakat banyak, dimana dengan memanfaatkan hasil maka akan

merangsang kemauan dan kesukarelaan masyarakat untuk selalu

berpartisipasi dalam setiap program pembangunan yang akan datang.

2. Bentuk Partisipasi Masyarakat

Realisasi pengajuan laporan penerima bantuan dengan

ditetapkannya penerima bantuan, membuat warga khususnya penerima

bantuan semakin antusias untuk mengikuti seluruh kegiatan dalam

program BSPS, mulai dari perencanaan hingga pemanfaatan hasil bantuan.

Antusiasme masyarakat terlihat dalam berbagai bentuk partisipasi, dan

Page 109: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

95

adapun hasil penelitian mengenai bentuk-bentuk partisipasi masyarakat

tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Program BSPS

di Desa SidamanguraTahapan Bentuk Partisipasi

1. Perencanaan Tenaga dan buah pikiran2. Pelaksanaan Buah pikiran, tenaga, materi, harta

benda, keterampilan dan kemahiran,serta partisipasi sosial

3. Pemantauan dan Evaluasi Buah pikiran4. Pemanfaatan Hasil Partisipasi sosial

Sumber : Hasil penelitian, 2017

Tabel 3 memperlihatkan bahwa dalam program bantuan stimulan

perumahan swadaya di Desa Sidamangura, masyarakat menunjukkan

eksistensi partisipasinya dalam berbagai bentuk, yaitu buah pikiran,

tenaga, harga benda, keterampilan dan kemahiran termasuk partisipasi

sosial. Tanpa mengesampingkan tahapan lainnya, bentuk partisipasi

masyarakat sangat nampak apabila ditinjau pada tahapan pelaksanaan,

dimana bentuk-bentuk partisipasi masyarakat mencakup dan bahkan

melengkapi semua bentuk partisiapsi yang ada pada tahapan perencanaan,

pemantauan dan evaluasi, serta tahapan pemanfaatan hasil.

a. Bentuk partisipasi dalam tahapan perencanaan adalah tenaga dan buah

pikiran.

Bentuk partisipasi buah pikiran dalam perencanaan program

dapat dilihat pada saat pertemuan yang diadakan oleh pelaksana

kegiatan BSPS, baik secara langsung di lapangan maupun di Balai

Pertemuan Desa Sidamangura. Pada saat pertemuan secara langsung di

Page 110: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

96

lapangan, masyarakat menggunakant tenaga sendiri untuk menyiapkan

berkas-berkas keperluan seleksi penerima bantuan. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Bapak La Halido selaku Kepala Desa Sidamangura

sebagai berikut :

“…kami meminta warga untuk menyiapkan kelengkapan berkassesuai persyaratan seperti foto kopi KTP, KK (Kartu Keluarga) danmasih ada lagi yang lainnya.” (Hasil Wawancara, 23 Januari 2017).

Adapun pada saat pertemuan untuk diskusi, ada begitu banyak

warga yang bertanya seputar hal-hal yang tidak mereka mengerti

tentang keberlangsungan program. Selain itu penerima bantuan-pun

ikut menentukan sendiri bahan-bahan yang butuhkan dan menyarankan

untuk menyiapkan sendiri beberapa bahan bangunan untuk mengatasi

jumlah dana bahan bangunan yang dirasa masih kurang. Hal ini seperti

yang diungkapkan oleh Bapak Arwen selaku Ketua Kelompok

Penerima Bantuan bahwa:

“….kita diskusi, kita disuruh untuk pilih toko bangunan, kitadiminta untuk menentukan sendiri bahan-bahan yang dibutuhkan untukmembangun bangunan. Habis itu, kita disuruh untuk membuat gambarkerja pembuatan rumah, dan kita dijelaskan tentang metodepenyusunan daftar bahan yang dibutuhkan” (Hasil wawancara, 26Januari 2017).

Hal ini senada dengan pernyataan Bapak Rasnan, A.Md., Ars.

sebagai berikut:

“….bukan hanya itu, tidak hanya aktif bertanya seputar istilah-istilah dalam program dan hal-hal teknis lainnya, mereka pun ikutmenyarankan untuk menyiapkan bahan secara swadaya. Kata merekadananya ini kurang untuk tahap pertama, jadi mereka sepakat untukmenyediakan sendiri bahan berupa Kayu/ Balok ukuran 10x10.”(Hasil wawancara, 21 Januari 2017).

Page 111: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

97

Pernyataan-pernyataan di atas, menggambarkan bahwa pada

tahapan perencanaan, masyarakat terlibat secara langsung pada saat

pertemuan. Masyarakat menenghadiri rapat, bertanya, memberikan

usulan maupun kritik, dan hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Holil (dalam Isbandi (2007:21) dan teori Pasaribu

dan Simanjuntak (2005:11), bahwa bentuk-bentuk partisipasi yang ada

pada tahapan perencanaan ini adalah tenaga (mengumpulkan

kelengkapan berkas), dan buah pikiran (sumbangan ide-ide pada saat

rapat diadakan).

b. Bentuk partisipasi dalam tahapan pelaksanaan adalah buah pikiran,

tenaga, materi, harta benda, keterampilan dan kemahiran, serta

partisipasi sosial.

Tahapan pelaksanaan merupakan salah satu tahapan yang

sangat membutuhkan keterlibatan langsung masyarakat, khususnya

penerima bantuan. Prinsip program bantuan stimulan perumahan

swadaya yang diantaranya adalah pemberdayaan, partisipatif, dan

swadaya, menuntut posisi masyarakat sebagai sebuah hal yang vital,

sehingga bentuk fisik bangunan rumah layak huni yang akan dihasilkan

adalah oleh masyarakat (pembangunan) dan untuk masyarakat

(pemanfaatan untuk dihuni), sedangkan pemerintah adalah stimulator.

Dalam pelaksanaan pembangunan rumah layak huni, masyarakat

khususnya penerima bantuan menggunakan baik tenaga sendiri, materi

untuk keperluan bahan, harta benda untuk sewa tukang, kemampuan

Page 112: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

98

dan keahlian sendiri, maupun peranan gotong royong masyarakat

sekitar untuk ikut terlibat (partisipasi sosial). Hal ini sesuai dengan

yang diutarakan oleh Bapak La Sabara selaku salah satu anggota

penerima bantuan sebagai berikut:

“…… Saya datang pesan sendiri bahan bangunan ke tokonyapak La Mada (pemilik toko bahan bangunan yang disepakati).……saya kerja rumahnya sendiri, dibantu tetangga-tetangga yang adadi sini termasuk tukang yang kita sewa. Saya minta istri untukmenyiapkan makanan dan minuman seadanya untuk orang-orang yangkerja. (Hasil wawancara, 27 Januari 2017).

Ungkapan senada juga diutarakan oleh bapak La Manisi selaku

salah satu anggota Kelompok Penerima Bantuan, sebagai berikut:

“…karabuhano lambu aini dobantu kanau anahihiku,awahihiku be kaposora-sorahahi mani naini…”. (Hasil wawancara, 26Januari 2017)

“…pelaksanaan pembangunan rumah ini dibantu dengan anak-anak saya, cucu-cucu saya dan tetangga-tetangga yang ada di sekitarsini…”. (Hasil wawancara, 26 Januari 2017)

Lebih jauh Bapak La Manisi mengungkapkan sebagai berikut:

“…insaidi taealamo o tuka maighono we konawe nagha,kapopandehaoha mani. Ka bayarahano tapakeanemo deki hasilinokaeasoha o jati kafembulaha mani. O jati anaghe tapakeane dua sokafoereha lambu mani ini sigaa.” (Hasil wawancara, 27 Januari 2017)

“…saya sendiri gunakan tukang yang ada di desa konawe(tetangga desa sidamangura), kebetulan tukang itu kami kenal. Untukbiaya sewanya kami gunakan hasil menjual jati yang kami tanam.Selain itu jati tersebut kami gunakan sebagian untuk kebutuhan bahanmembuat rumah.” (Hasil wawancara, 27 Januari 2017)

Pernyataan-pernyataan di atas dapat menggambarkan bahwa

dalam tahapan pelaksanaan terdapat keaktifan masyarakat yang dapat

dilihat dari partisipasi masyarakat dalam operasionalisasi

Page 113: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

99

pembangunan, mulai dari memesan bahan bangunan, memeriksa

pemesanan bahan, hingga pelaksanaan pembangunan. Hal ini sesuai

pula dengan teori yang dikemukakan oleh Pasaribu dan Simanjuntak

(2005:11) dan teori oleh Hamijoyo (2007:21), bahwa bentuk-bentuk

partisipasi yang ada pada tahapan pelaksanaan ini adalah tenaga,

keterampilan dan kemahiran (untuk membangun rumah), materi

(kelengkapan bahan-bahan bangunan) dan harta benda (untuk sewa

tukang), serta partisipasi sosial (gotong royong dalam penyelesaian

pembangunan).

c. Bentuk partisipasi dalam tahapan pemantauan dan evaluasi adalah buah

pikiran.

Tahapan pemantauan dan evaluasi merupakan salah satu

tahapan yang krusial agar proses pelaksanaan pembangunan sesuai

dengan konsep yang telah direncanakan yaitu konsep layak huni.

Pemantauan dan evaluasi dilakukan baik oleh pelaksana program

dalam bentuk laporan progres pembangunan maupun masyarakat

sendiri dalam mengevaluasi pelaksanaan pembangunan fisik rumah

mereka. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak La Halido selaku

Kepala Desa Sidamangura sebagai berikut:

“Evaluasi ini dilakukan oleh tim, tim BSPS dari pusat,kemudian tim teknis BSPS dari kabupaten. Kemudian ke bawah lagiada Camat, ke bawah lagi ada Kepala Desa dan masyarakat sendiri”.(Hasil wawancara, 23 Januari 2017).

Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Arwen selaku Ketua

Kelompok Penerma Bantuan bahwa:

Page 114: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

100

“…pendamping desa terus memantau berjalannyapembangunan…. Selain itu pendamping desa juga menanyakan sertamenindaklajuti seputar kendala dan masalah yang kami hadapi”.(Hasil wawancara, 26 Januari 2017)

Untuk mempermudah tahapan evaluasi ini, proses pemantauan

dan evaluasi juga berlangsung dalam bentuk rapat/ pertemuan di balai

pertemuan, seperti yang diungkapkan oleh Bapak La Sabara selaku

salah satu anggota penerima bantuan, yang menuturkan sebagai

berikut:

“…saya ditanya seputar perkembangan pembangunan rumahsaya. …saya juga ditanyai seputar kendala atau hambatan yang sayahadapi selama membangun. …rumah saya yang sedang dibangun jugadi foto.”(Hasil wawancara, 27 Januari 2017)

Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Rasnan, A.Md.,Ars.,

sebagai berikut :

“Pelaksanaan pembangunan kami serahkan sepenuhnyakepada penerima bantuan. Selama sesuai dengan rencana itu tidakmasalah. Kami dampingi mereka untuk pembuatan laporan progrespembangunan, kami gunakan data sesuai dengan keadaan dilapangan. Kami pantau di lapangan dan memfoto keadaan rumahselama pembangunan. Kami lihat penggunaan bahan apakah sesuaidengan yang ada DRPB2. Kami juga menanyakan kepada masyarakatapakah kendala dan hambatan selama pelaksanaan pembangunan.(Hasil wawancara 21 Januari 2017)

Pernyataan-pernyataan di atas dapat menggambarkan bahwa

dalam tahapan pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh penerima

bantuan dan pelaksana program BSPS. Selama pelaksanaan

pembangunan, masyarakat mengawasi sendiri pembagunan fisiknya,

sedangkan pelaksana program memantau dan melihat kesesuaian

pembangunan dengan rencana pembangunan. Keaktifan masyarakat

Page 115: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

101

juga dibutuhkan pada saat rapat evaluasi untuk memberikan informasi

seputar berlangsungnya pembangunan, baik proses maupun kendala

atau hambatan yang dihadapi. Hal ini sesuai dengan teori yang

disampaikan oleh Hamijoyo (2007:21), bahwa bentuk partisipasi dalam

tahapan pemantauan dan evaluasi ini berupa partisipasi buah pikiran

(sumbangan ide atau gagasan yang sifatnya konstruktif), dimana hal ini

terjadi penyampaian informasi keberlangsungan program, kendala dan

hambatan yang dihadapi pada saat wawancara baik di lapangan

maupun di tempat pertemuan (Balai Desa Sidamangura).

d. Bentuk partisipasi dalam tahapan pemanfaatan hasil adalah partisipasi

sosial.

Rangkaian keberlangsungan program bantuan stimulan

perumahan swadaya di Desa Sidamangura terealisasi dengan bentuk

fisik rumah yang berada pada kondisi yang layak huni. Selanjutnya,

pemanfaatan hasil sepenuhnya adalah hak masyarakat. Hal ini seperti

yang diungkapkan oleh Ny. Wa Fea selaku salah satu anggota

kelompok penerima bantuan, sebagai berikut:

“aitu o lambu nokesamo, o ghato pada no bughou, karondomiminamo naobentahia, paemo dafokaili-ili ane darumato mie (Hasilwawancara 27 Januari 2017)

“Sekarang rumah sudah bagus, atap dan dinding baru dansudah tidak bocor lagi, jadi sudah tidak menimbulkan rasa malu kalauseandainya ada orang yang datang” (Hasil wawancara 27 Januari2017)

Sesuai dengan pernyataan di atas, hasil observasi juga

menunjukkan bahwa kondisi atap, dinding dan lantai telah berada pada

Page 116: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

102

kategori baik dan rumah telah memiliki kamar mandi serta nyaman dan

aman untuk ditinggali. Masyarakat menggunakan rumah untuk

keperluang tinggal, menyambut anggota keluarga, kerabat dan warga

masyarakat lain yang berkunjung serta membuat acara-acara

kekeluargaan. Uraian penjelasan di atas apabila dintinjau dari teori

Pasaribu dan Simanjuntak (2005:11), maka bentuk partisipasi yang

terjadi adalah bentuk partisipasi sosial.

3. Tingkatan Partisipasi Masyarakat

Ukuran tingkatan partisipasi masyarakat dalam program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura didasarkan

pada teori Arnstein yang membagi partisipasi ke dalam 8 (delapan)

tingkatan tangga partisipasi. Teori ini lebih dikenal dengan 8 tangga

partisipasi Arnstein. Tingkatan partisipasi dianalisis dengan mengunakan

scoring pada seluruh tahapan dan kegiatan partisipasi.

a. Tingkatan Partisipasi pada Tahapan Perencanaan

Kegiatan partisipasi dalam tahapan perencanaan meliputi

kegiatan koodrinasi dengan pemangku kepentingan, sosialisasi

program BSPS, penyusunan proposal dalam bentuk uang, penetapan

penerima BSPS, penyaluran BSPS dalam bentuk uang, pemilihan toko

bangunan, dan pembahasan teknis pemesanan dan penerimaan bahan

bangunan. Adapun hasil analisis tingkatan partisipasi pada tahapan

perencanaan program BSPS di Desa Sidamangura ditunjukan Tabel 4.

Page 117: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

103

Tabel 4

Tingkatan Partisipasi Masyarakat pada Tahapan Perencanaan

Tingkatan Skor(x)

Frekuensi(f) f.x

1 Manipulasi 1 48 482 Terapi 2 9 183 Pemberian informasi 3 5 154 Konsultasi 4 8 325 Penentraman 5 - -6 Kemitraan 6 3 187 Pendelegasian kekuasaan 7 13 918 Pengawasan masyarakat 8 4 32

Jumlah 90 254

Rata-rata 254 = 2,82210Sumber : Hasil penelitian, 2017

Tabel 4 menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam

tahapan perencanaan berada pada angka 2,822 yang artinya masyarakat

berada pada tingkatan tokenism (pertanda) atau lebih tepatnya berada

pada tangga pemberian informasi. Masyarakat pada tahapan ini

sebagian besar terlibat langsung ketika sosialisasi prgram BSPS

dilaksanakan maupun pada saat rapat/ pertemuan diadakan oleh

pelaksana BSPS dengan melibatkan masyarakat. Namun apabila tidak

dilibatkan, maksyarakat tentunya tidak dapat berpartisipasi. Seperti

koordinasi dengan pemangku kepentingan, masyarakat hanya dapat

menerima hasil koordinasi, namun sebaliknya apabila dilibatkan seperti

halnya rapat atau pertemuan baik dilapangan maupun di balai desa,

maka masyarakat terlihat keaktifannya baik dengan menyiapkan berkas

kelengkapan penyeleksian penerima bantuan (status masih sebagai

calon penerima bantuan) maupun pada saat bertanya, memberi kritik

Page 118: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

104

ataupun saran sehubungan dengan keberlangsungan program (status

telah menjadi penerima bantuan). Hal ini seperti yang diungkapkan oleh

Bapak Rasnan, A.Md.,Ars. sebagai berikut:

“Awalnya masyarakat terkejut, bahwa yang dikiranya bantuanberupa uang, ternyata adalah dalam bentuk bahan bangunan. Tapisetelah dijelaskan mereka-pun mengerti. Diskusipun kami lanjutkan…Mereka lagi-lagi bertanya apa itu DRPB2?, kami jelaskan kembali…Banyak istilah-istilah yang mereka kurang paham, tapi alhamdulillahmereka tidak hanya diam begitu saja. Bukan hanya itu, tidak hanyaaktif bertanya seputar istilah-istilah dalam program dan hal-hal teknislainnya, mereka pun ikut menyarankan untuk menyiapkan bahan secaraswadaya. Kata mereka dananya ini kurang untuk tahap pertama, jadimereka sepakat untuk menyediakan sendiri bahan berupa Kayu/ Balokukuran 10x10.

Pada kriteria tingkatan partisipasi ini, masyarakat tidak sekedar

menjadi objek melainkan masyarakat telah dapat memberikan saran,

ide maupun masukkan. Sesungguhnya penyampaian informasi atau

pemberitahuan adalah suatu bentuk pendekatan kepada masyarakat

agar memperoleh legitimasi publik atas segala program yang

dicanangkan. Selain itu pada tahap perencanaan ini, masyarakat

diberikan kewenangan sepenuhnya untuk menentukan sendiri gambar

kerja didampingi dengan pelaksana kegiatan BSPS (Tenaga Fasilitator

Lapangan), menentukan sendiri bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai

denga gambar kerja dan dana yang akan diterima.

b. Tingkatan Partisipasi pada Tahapan Pelaksanaan

Kegiatan partisipasi dalam tahapan pelaksanaan meliputi

kegiatan pemesanan bahan bangunan tahap I, pemeriksaan dan

penerimaan bahan bangunan tahap I, pembangunan tahap I,

Page 119: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

105

pemesanan bahan bangunan tahap II, pemeriksaan dan penerimaan

bahan bangunan tahap II, pembangunan tahap II. Adapun hasil

analisis tingkatan partisipasi dalam tahapan pelaksanaan program

BSPS di Desa Sidamangura ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5

Tingkatan Partisipasi Masyarakat pada Tahapan Pelaksanaan

Tingkatan Skor(x)

Frekuensi(f) f.x

1 Manipulasi 1 - -2 Terapi 2 - -3 Pemberian informasi 3 - -4 Konsultasi 4 - -5 Penentraman 5 - -6 Kemitraan 6 5 307 Pendelegasian kekuasaan 7 46 3228 Pengawasan masyarakat 8 9 72

Jumlah 60 424

Rata-rata 424 = 7,06760Sumber : Hasil penelitian, 2017

Tabel 5 menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam

tahapan pelaksanaan berada pada angka 7,067 yang artinya masyarakat

berada pada tingkatan citizen power (kekuatan masyarakat) atau lebih

tepatnya berada pada tangga pendelegasian kekuasaan. Masyarakat

diberikan stimulan oleh pemerintah berupa dana yang digunakan untuk

bahan bangunan. Melalui ini masyarakat melaksanakan sendiri

pembangunan rumahnya baik hanya dengan menggunakan bantuan

dari pemerintah, maupun dengan keswadayaan sendiri dalam artian

menggunakan bahan bangunan yang disedikan sendiri. Hal ini seperti

Page 120: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

106

yang diungkapkan oleh Bapak La Sabara selaku salah satu anggota

Kelompok Penerima Bantuan sebagai berikut:

“…setelah bahannya ada kita periksa kembali apakah sesuaiatau tidak dengan yang kita pesan. Selanjutnya saya kerja rumahnyasendiri, dibantu tetangga-tetangga yang ada di sini termasuk tukangyang kita sewa…” (Hasil wawancara, 27 Januari 2017).

Hal ini tidak jauh berbeda dengan yang diungkapkan oleh Bapak

La Halido selaku Kepala Desa Sidamangura, sebagai berikut:

“…potensi-potensi yang ada di desa Sidamangura inidioptimalkan. Bahan bangunan pakai bahan-bahan yang ada di Desa,seperti jati yang mereka tanam sendiri di kebun-kebun mereka. Selainitu warga juga menyewa tukang yag ada di sini…” (Hasil wawancara,23 Januari 2017).

Pada kriteria tingkatan partisipasi ini, masyarakat telah

mendapat tempat dalam suatu program pembangunan. Masyarakat

telah dilimpahkan wewenang oleh pemerintah untuk melaksanakan

program pembangunan. Hal ini dapat dilihat dari proses pelaksanaan

pembangunan, dimana pemesanan dan pemeriksaan bahan bangunan

dilakukan sendiri oleh masyarakat penerima bantuan baik pada tahap I

maupun tahap II. Selain itu pelaksanaan pembangunan baik tahap I

maupun tahap II juga dilakukan sendiri oleh masyarakat penerima

bantuan.

c. Tingkatan Partisipasi pada Tahapan Pemantauan dan Evaluasi

Kegiatan partisipasi dalam tahapan pemantauan dan evaluasi

meliputi kegiatan pelaporan fisik 30%, evaluasi dan penyusunan

daftar rencana pembelian bahan bangunan (DRPB) tahap II, pelaporan

Page 121: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

107

fisik 100%. Adapun hasil analisis tingkatan partisipasi dalam tahapan

pemantauan dan evaluasi program BSPS di Desa Sidamangura ini

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6

Tingkatan Partisipasi Masyarakatpada Tahapan Pemantauan dan Evaluasi

Tingkatan Skor(x)

Frekuensi(f) f.x

1 Manipulasi 1 - -2 Terapi 2 10 203 Pemberian informasi 3 - -4 Konsultasi 4 8 325 Penentraman 5 - -6 Kemitraan 6 7 427 Pendelegasian kekuasaan 7 3 218 Pengawasan masyarakat 8 2 16

Jumlah 30 131

Rata-rata 131 = 4,36730Sumber : Hasil penelitian, 2017

Tabel 6 menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam

tahapan pemantauan dan evaluasi berada pada angka 4,367 yang

artinya masyarakat berada pada tingkatan tokenism (pertanda) atau

lebih tepatnya berada pada tangga konsultasi. Masyarakat

mengevaluasi sendiri proses pembangunan, adapun proses

pelaporannya adalah berkonsultasi dengan tenaga faslitator lapangan

yang siap dan bersedia mendampingi proses pembuatannya. Konsultasi

ini terutama dilaksanakan pada saat rapat evaluasi dengan

menghimpun seluruh data pada setiap penerima bantuan. Hal ini

diungkapkan oleh Bapak Rasnan, A.Md.,Ars. selaku Tenaga Fasilitator

Lapangan sebagai berikut:

Page 122: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

108

“…proses evluasinya itu kita mulai dengan diadalaknpertemuan di Balai Desa Sidamangura. Hasil dari ini selanjutnyadisampaikan dalam pelaporan progres pembangunan, yangpembuatannya sendiri kami dampingi mereka. Pada saat rapat inijuga terdapat diskusi mengenai kendala dan hambatan dan solusiserta tindaklanjut dari kendala dan hambatan tersebut.” (Hasilwawancara 21 Januari 2017)

Kriteria tingkatan partisipasi ini, merupakan tingkatan

selanjutnya dari pemberian informasi dimana masyarakat telah tertarik

untuk mempertajam legitimasi. Hal ini dapat dilihat dari konsultasi

masyarakat penerima bantuan pada saat rapat/ pertemuan terjadi di

Balai Desa Sidamangrura, dimana masyarakat menyampaikan keluhan,

kendala dan hambatan yang dihadapi sehubungan dengan

berlangsungnya pelaksanaan pembangunan rumah mereka. Selain itu,

hasil dari konsultasi ini sendiri menciptakan solusi yang bersumber

dari mufakat atau telah disepakai bersama pada saat rapat/ pertemuan

tersebut.

d. Tingkatan Partisipasi pada Tahapan Pemanfaatan Hasil

Kegiatan partisipasi dalam tahapan pemanfaatan hasil meliputi

seluruh kegiatan pemanfaatan sebagai akibat adanya realisasi fisik

bangunan rumah yang layak huni. Adapun hasil analisis tingkatan

partisipasi dalam tahapan pemantauan dan evaluasi program BSPS di

Desa Sidamangura ini dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 123: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

109

Tabel 7

Tingkatan Partisipasi Masyarakat pada Tahapan Pemanfaatan Hasil

Tingkatan Skor(x)

Frekuensi(f) f.x

1 Manipulasi 1 - -2 Terapi 2 - -3 Pemberian informasi 3 - -4 Konsultasi 4 - -5 Penentraman 5 - -6 Kemitraan 6 - -7 Pendelegasian kekuasaan 7 - -8 Pengawasan masyarakat 8 10 80

Jumlah 10 80

Rata-rata 80 = 8,00010Sumber : Hasil penelitian, 2017

Tabel 7 menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam

tahapan pemanfaatan hasil berada pada angka 8,000 yang artinya

masyarakat berada pada tingkatan citizen power (kekuatan masyarakat)

atau lebih tepatnya berada pada tangga pengawasan masyarakat.

Kegiatan pemanfaatan hasil sesungguhnya diluar wewenang

pemerintah selaku pelaksana kegiatan, dan sepenuhnya adalah hak dan

wewenang masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh

Bapak Rasnan, A.Md,Ars. selaku Tenaga Fasilitator Lapangan, yaitu:

“…tidak ada lagi kewas-wasan atau kekhawatiran darimasyakat apabila hujan, atapnya sudah baru, dan lantai sertadindingnya sudah bagus. Selanjutnya kami serahkan sepenuhnyakepada masyarakat, semoga pula dengan ini masyarakat dapattermotivasi untuk menerapkan pola hidup sehat.” (Hasil wawancara,21 Januari 2017)

Kriteria tingkatan partisipasi ini yaitu masyarakat telah dapat

melakukan kontrol sepenuhnya terhadap pembangunan. Hal ini jelas

dapat dilihat dengan realisasi hasil pembangunan dalam bentuk fisik

Page 124: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

110

rumah yang layak huni. Selanjutnya masyarakat memanfaatkan rumah

sesuai dengan fungsinya menurut mereka masing-masing, baik sebagai

tempat untuk bernaung, berlindung, berkumpul dengan sanak saudara,

maupun tempat terjalinnya silatuhrahmi dengan masyarakat sekitar.

Hasil bentuk fisik rumah ini juga dapat dijadikan oleh masyarakat

penerima bantuan sebagai contoh kepada masyarakat lainnya untuk

melakukan hal yang sama (membangun rumah dengan konsep layak

huni) yang kemudian dampaknya dapat dirasakan lebih luas terhadap

lingkungan masyarakat, tercipta semangat untuk bekerja dan mencari

nafkah serta hidup dengan pola hidup yang sehat.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dalam

keberlangsungannya di Desa Sidamangura memegang teguh pendekatan

swadaya dan partisipastif demi terwujudnya tujuan program yaitu

memberdayakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) agar mampu

untuk membangun rumah yang layak huni dalam lingkungan yang sehat

dan aman.

Tabel 8.Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat

dalam Program BSPS di Desa SidamanguraFaktor Pendorong Faktor Penghambat

1. Kemauan masyarakat untukberpartisipasi,

2. Adanya kemampuan masyarakatuntuk berpartisipasi,

3. Adanya kesempatan yang untukberpartisipasi

1. Usia,2. Tingkat Pendidikan,3. Mata pencaharian,4. Tingkat penghasilan

masyarakat.

Sumber: Hasil penelitian, 2017

Page 125: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

111

Dalam realisasi pelaksanaan program tentu terdapat berbagai faktor

yang mendorong dan atau sebaliknya terdapat pula faktor-faktor yang

menjadi penghambat berlangsungnya porgram.

a. Faktor Pendorong

Faktor pendorong adalah masyarakat dalam pelaksanaan

program BSPS di Desa Sidamangura antara lain adalah diberikannya

kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh informasi yang

seluas-luasnya mengenai program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya (BSPS). Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak La Halido

selaku kepala Desa Sidamangura, sebagai berikut:

“Sosialisasi pada saat itu bertempat di Balai Desa ya, tujuandari sosialisasi ini adalah untuk mengumukan kepada warga tentangpenerima bantuan yang sudah diseleksi di pusat. Nah di sini juga kamimenjelaskan lebih detail mengenai jenis bantuan, bentuk bantuan,pelaksanaan program bantuan, pokoknya yang berhubungan denganBSPS lah. Selanjutnya ada sesi diskusi dengan masyarakat seputarprogram bantuan ini. Ada yang menanyakan mengapa tidak diterimadalam bentuk uang langsung dan dikelola sendiri, ada yangmenanyakan bagaimana dengan biaya tenaga kerjanya, dan masihbanyak lagi.” (Hasil wawancara, 23 Januari 2017)

Pernyataan yang senada juga disampaikan oleh Bapak Arwen

selaku Ketua Kelompok Penerima Bantuan (KPB), sebagai berikut:

“Kita Rapat itu hari di Balai Desa dua kali, rapat pertama itutentang pengumuman penerima bantuan yang lolos seleksi, dan rapatkedua tentang evaluasi pelaksanaan program. Di rapat pertama ituhari saya tanyakan tentang kenapa bantuannya tidak dalam bentukuang saja dan nanti kami sendiri yang kelola. Mereka (TFL dan TimTeknis Kabupten) bilangnya sesuai dengan prosedur agar dana tepatsasaran dan tujuan untuk pembangunan rumah dapat terlaksanadengan baik. Kemudian mereka bilang lagi bahwa pencairan dananyaini dua kali, jadi untuk beli bahannya juga dua tahap. Adapun sisa

Page 126: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

112

uang yang tidak dipakai katanya nanti dikembalikan.”(Hasilwawancara, 26 Januari 2017)

Pernyataan-pernyataan di atas mengindikasikan bahwa

masyarakat diberkan kesempatan untuk mengakses informasi

sehubungan dengan adaya bantuan melalui program BSPS ini.

Selanjutnya sehubungan dengan perencanaan pelaksanaan

pembangunan, tentunya tidak dapat lepas dari konsep partisipatif dan

swadaya yang harus di stimulasi oleh pemerintah. Olehnya itu untuk

selanjutnya masyarakat yang memiliki keahlian ataupun kemampuan

diberikan wewenang sepenuhnya untuk menentukan bahan-bahan/

material bangunan yang akan dibutuhkan dalam pembangunan rumah

yang mereka miliki. Bukan hanya itu, masyarakat juga dapat

menentukan sendiri gambar rumah yang akan didirikannya tersebut,

dengan syarat rumah tersebut harus memenuhi kriteria layak huni,

misalnya adanya sarana kamar mandi. Semua bentuk perencanaan akan

pembangunan rumah (gambar kerja rumah dan material yang

dibutuhkan) disusun dalam Daftar Rencana Pembelian Bahan

Bangunan (DRPB2). Hal ini sesuai yang diutarakan oleh Bapak La

Sabara selaku salah satu anggota Kelompok Penerima Bantuan (KPB)

sebagai berikut:

“Kami buat sendiri model rumah yang kami inginkan. Setelahitu, kami tentukan bahan-bahan material bangunan dengan jumlahuang yang akan dicairkan yaitu 15.000.000. Tapi katanya itu uangtidak dapat cair sekaligus, jadi untuk tahap pertama kami hanya bolehmemesan terlebih dahulu bahan bangunan sebanyak 7.500.000.Akhirnya bahan-bahan yang kami butuhkan kami sesuaikan denganjumlah itu uang. Oh iya karena mengingat uang yang dikasih segitu,

Page 127: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

113

jadi kami putuskan untuk menyumbang beberapa bahan bangunandengan memakai uang kami sendiri, sepert kayu balok ukuran 10x10.”(Hasil wawancara, 27 Januari 2017)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Rasnan, A.Md.,Ars.,

selaku Tenaga Fasilitator Lapangan, sebagai berikut:

“Bahan-bahan bangunan yang mereka butuhkan, kami mintauntuk dicatat. Selanjutnya daftar bahan-bahan yang mereka butuhkantersebut kami bantu susun kedalam draft DRPB2 atau Daftar RencanaPembelian Bahan Bangunan baik pada tahap I maupun tahapII.”(Hasil wawancara, 21 Januari 2017)

Pada proses pelaksanaan program BSPS di Desa Sidamangura,

masyarakat tidak hanya dibutuhkan partisipasi masyarakat berupa soft

skill saja (misalnya sumbangan ide/ pikiran). Pembangunan rumah

yang mereka galakkan juga membutuhkan modal swadaya baik tenaga

ataupun harta benda yang dimiliki untuk diswadayakan.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang diungkapkan oleh para

informan di atas, jika dianalisis menurut teori dari Dorodjatin (dalam

Slamet, 2003 : 18), maka faktor-faktor yang menyebabkan

terwujudnya parisipasi masyarakat dalam program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya di Desa Sidamangura adalah sebagai berikut :

1. Adanya kemauan masyarakat untuk ikut terlibat dalam program

bantuan stimulan perumahan swadaya. Hal ini dapat dilihat dari

antusiasme masyarakat mengikuti sosialisasi program serta

antusiasme masyarakat mulai dari tahap perencanaan untuk

diseleksi sebagai penerima bantuan (menyiapkan berkas syarat yang

dibutuhkan), perencanaan pebangunan (membuat gambar kerja dan

Page 128: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

114

menyiapkan bahan secara swadaya), pelaksanaan pembangunan

(tenaga mandiri), hingga terselesaikannya pembangunan rumah

masyarakat.

2. Adanya kemampuan masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Hal ini

dapat dilihat dari proses pelaksanaan pembangunan, dimana dengan

adanya keterbatasan modal untuk membangun, masyarakat

menggunakan modal secara swadaya, misalnya dengan menyiapkan

bahan bangunan, menyewa tukang, dan ada pula dengan keahlian

sendiri masyarakat membangun rumah digotong oleh kerabat, sanak

saudara dan tetangga-tetangga yang ada di sekitar rumah yang

dibangun. Selain itu dengan kemampuan yang dimiliki sesuai

dengan bidangya, masyarakat ikut terlibat dalam membantu

masyarakat lainnya yang memiliki kemampuan terbatas.

3. Adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk

berpartisipasi. Hal ini dapat dilihat dari ikut terlibatnya masyarakat

dalam menentukan sendiri gambar kerja (rumah), serta menyusun

sendiri bahan-bahan/ material bangunan yang dibutuhkan dalam

Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB).

b. Faktor Penghambat

Partisipasi masyarakat dalam keberlangsungan suatu program,

di samping terdapat faktor yang mendorong, tentunya terdapat juga

faktor yang menghambat partisipasi. Faktor-faktor yang paling umum

dilihat adalah keterbatasan swadaya masyarakat dalam hal uang,

Page 129: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

115

tenaga dan keahlian sebagai modal dalam proses pelaksaaan

pembangunan fisik rumahnya. Kondisi ini diperburuk lagi dengan

karena ada beberapa masyarakat penerima bantuan tergolong pada usia

lanjut (lansia). Tidak dapat dipungkiri bahwa usia merupakan salah

satu hal kodrati yang tidak dapat dipungkiri oleh siapa pun dapat

mempengaruhi aktifitas seseorang. Begitu pula dalam kegiatan

program BSPS ini, dimana dalam pelaksanaanya masyarakat penerima

bantuan yang tergolong lansia, menunggu gotong royong lingkungan

untuk pelaksanaanya. Hal ini sesuai yand diungkapkan oleh Bapak

Rasnan, A.Md.,Ars., sebagai berikut:

“Faktor penghambat ya, saya rasa cukup banyak. Misalnyaterdapat beberapa lokasi pembangunan rumah yang letaknya jauhdari jalan umum, sehingga untuk proses pengiriman bahan bangunanke lokasi agak terhambat. Selan itu ada pula beberapa rumahpenerima bantuan yang pemiliknya telah berusia lanjut. Penerimabantuan tersebut akhirnya menggunakan uangnya sendiri sebelumdana 15% untuk menyewa tukang cair. Penerima bantuan jugamenunggu waktu luang masyarakat sekitar untuk ikut membantupelaksanaan pembangunan. Faktor lainnya yang bisa menghambat itukira-kira adalah penerima bantuan yang mayoritas adalah petani,sehingga ada kesulitan dalam manajemen waktu. Kalau tidakberkebun ya lanjut bangun rumah.” (Hasil wawancara, 21 Januari2017)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Arwen, selaku

Ketua Kelompok Penerima Bantuan (KPB), sebagai berikut:

“Sulit kalau bangun rumah sendiri, butuhnya tenaga banyak.Kalau angkat bahan, pasang dinding bisa sendiri, tapi kalau sudahbuat rangka, pasang atap saya gunakan saja tukang. Bantuan yangdiberikan itu hanya barang, jadi saya harus cari pinjaman untuk biayasewanya”. (Hasil wawancara, 26 Januari 2017)

Page 130: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

116

Pernyataan di atas menunjukkan dalam pelaksanaan program

bantuan terdapat faktor-faktor yang menghambat keberlangsungan

program pembangunan. Mulai dari lokasi pembangunan, hal-hal teknis

seputar pembangunan, keterbatasan keahlian, jumlah tenaga (orang)

yang digunakan untuk mendirikan satu bangunan, serta keterbatasan

dana untuk membiayai tukang. Hal yang sama juga diutarakan oleh

Bapak La Manisi selaku salah satu anggota penerima bantuan sebagai

berikut:

“Dofowagho kawu bahahino kafoereha lambu pada inia.Panahmumunda sakotuhano ane padae pake dua o doi, dahamaisokaebayarahano sokumaradjano?. Tabea paemo nasumelesaikafoereha lambu mani ini” (Hasil wawancara, 26 Januari 2017)

“Kami hanya diberikan bahan bangunan untuk mendirikanrumah. Sebenarnya tidak bisa kalau tidak menggunakan juga uang,terus bagaimana dengan bayar orang yang kerja?. Bisa-bisa tidakselesai ini pembangunan rumah.” (Hasil wawancara, 26 Januari2017)

Tidak hanya itu, beberapa informan juga menyampaikan

kesulitan dalam membagi waktu antara bertani dengan waktu untuk

membangun, seperti yang diutarakan oleh Ny. Wa Wuni selaku salah

satu anggota penerima bantuan, sebagai berikut:

“Kakaradjahano lambu aini nobotu-botu pada ini, dahamaidakumaradja anagha, dahamai dakumala we galu. Paemo takumalategalu inka paemo dua daoma, be kakudohono o galu mani nagha.Tasumpumo lagi we lambu mani ini, maka tapansuruanemokafoghonsehano lambu ini.”(Hasil wawancara, 27 Januari 2017)

“Pekerjaan penyelelasian rumah ini putus-putus. Kita mau pilihselesaikan ini rumah atau berkebun. Kita tidak mau berkebun, kecualikita tidak makan, mana jauh jaraknya itu kebun. Nanti saat kita turundari kebun, baru kita lanjutkan lagi pembangunan rumah ini.” (Hasilwawancara, 27 Januari 2017).

Page 131: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

117

Hal senada seputar keterhambatan pelaksanaan program

dibenarkan oleh Bapak La Halido selaku kepala Desa Sidamangura,

sebagai berikut:

“Penerima bantuan banyak yang sudah lanjut usia. Merekasecara fisik sudah sulit untuk bekerja. Pekerjaan mereka sehari-harisebagai petani juga tidak bisa dilepas, apalagi kalau yang tinggalsendiri, sudah tidak beristri atau bersuami lagi. Hanya ada anak-anakmereka, itupun tinggalnya di tempat yang berbeda. Semestinya hal-halseperti ini bisa diatasi kalau ada tambahan sejumlah dana untuk bantumereka sewa pengerjaan rumah. Tapi walaupun seperti itu, semuarumah yang masuk dalam daftar penerima bantuan dapatterselesaikan juga.”(Hasil wawancara, 23 Januari 2017)

Keberlangsungan program tidak dapat lepas dari faktor

pendorong dan penghambat. Faktor usia, pekerjaan, keterbatasan dana,

faktor-faktor internal dan eksternal lainnya seperti yang diuraikan

dalam pernyataan-pernyataan di atas adalah merupakan hal-hal yang

umum menjadi penghambat keberlangsungn program. Namun, bukan

hanya itu, faktor tingkat pendidikan juga merupakan salah satu

masalah tersendiri dalam keberlangsungan program, seperti yang

diutakrakan oleh Bapak Rasnan,A.Md,Ars., sebagai berikut:

“Jujur mereka kurang paham mengenai penyusunan DRPB2 danpelaporan progres pembangunan-nya, jadi kami bantu pembuatannya,kami susun DRPB2-nya sesuai dengan apa yang mereka akan gunakandan yang telah mereka gunakan” (Hasil wawancara, 21 Januari 2017)

Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang telah diutarakan oleh

seluruh informan di atas, jika dianalisis menurut teori Slamet

(2003:137-143), maka faktor-faktor yang menyebabkan terhambatnya

Page 132: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

118

parisipasi masyarakat dalam program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya di Desa Sidamangura adalah sebagai berikut:

1. Penerima bantuan berada pada kategori lanjut usia (lansia). Hal ini

menyebabkan keterlambatan dalam pembangunan fisik rumah

mereka. Keaktifan partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga

tampak ulit untuk terwujud, sehingga dalam realisasinya penerima

bantuan yang telah lanjut usia ini, harus mengeluarkan uang lebih

guna membayar tukang, ataupun dengan menunggu bantuan dari

masyarakat lainnya yang tentunya juga memiliki aktifitas masing-

masing.

2. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh penerima bantuan. Tingkat

pendidikan yang tergolong rendah dari sebagian besar penerima

bantuan membuat pelaksanan program terhambat, terutama dalam

hal manajemen administrasi termasuk dalam hal penyusunan

Daftar Rencana Pembelian Bahan Bangunan (DRPB2).

3. Mata pencaharian penerima bantuan yang mayoritas petani. Hal ini

menyebabkan masyarakat penerima bantuan mengalami kesulitan

dalam memanajemen waktu antara pembuatan rumah dan waktu

utuk mencari nafkah.

4. Tingkat penghasilan masyarakat yang tergolong rendah. Tingkat

penghasilan penerima bantuan yang hanya diperoleh dari hasil

bertani menyebabkan terbatasnya swadaya masyarakat khususnya

Page 133: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

119

dalam bentuk uang untuk keperluan proses pelaksanaan

pembangunan rumah.

Selain faktor-faktor internal seperti yang telah disebutkan di atas

tersebut, juga terdapat faktor eksternal-faktor yang secara tidak

langsung menghambat berlangsungnya proses pembangunan. Faktor-

faktor tersebut adalah lokasi perumahan yang dibangun jauh dari jalan

umum, sehingga penyaluran bahan terhambat, di samping itu

kemungkinan kecemburuan sosial akibat tidak adanya pemberitahuan

yang jelas mengenai proses penyeleksian bantuan dapat menjadi salah

satu hambatan tersendiri bagi terlaksananya program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura.

Page 134: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian tentang partisipasi masyarakat dalam Program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura menghasilkan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Tahapan partisipasi masyarakat

a. Partisipasi dalam perencanaan, yaitu keikutsertaan masyarakat

penerima bantuan kedalam pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh

para pelaksana kegiatan di Balai Desa Sidamangura. Masyarakat

diberikan kebebasan untuk merencanakan bentuk rumah, menentukan

toko penyalur bahan bangunan, dan menentukan sendri rencana

penggunaan bahan (baik dengan menggunakanan dana bantuan dan

atau keswadayaan masyarakat).

b. Partisipasi dalam pelaksanaan, yaitu masyarakat terlibat secara

langsung dalam aktivitas-aktivitas nyata yang diwujudkan dengan

proses pembangunan fisik, dengan kesukarelaan secara swadaya

membangun dengan menggunakan tenaga yang dimiliki.

c. Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi, yaitu masyarakat bersama

dengan pelaksana program BSPS lainnya (Kepala Desa dan

Pendamping Desa) memantau dan mengevaluasi proses pembangunan

rumah layak huni, yang diwujudkan dalam pembuatan laporan progres

Page 135: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

121

pembangunan, yang kemudian diajukan kepada tim kabupaten dan

dilaporkan pusat.

d. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil, yaitu dengan adanya bangunan

fisik rumah layak huni maka masyarakat penerima bantuan secara

langsung dapat merasakan kenyamanan untuk hidup pada hunian yang

bersih dan sehat. Selain itu juga, secara tidak langsung melalui

program BSPS ini dapat memupuk semangat gotong royong dan rasa

kepedulian masyarakat, serta mempererat silatuhrahmi antara sesama

masyarakat melalui keikutsertaan dalam kegiatan pembangunan.

2. Bentuk partisipasi masyarakat dalam Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura adalah dalam bentuk

tenaga dan buah pikiran pada tahapan perencanaan, dalam bentuk buah

pikiran, tenaga, materi, harta benda, keterampilan dan kemahiran, serta

partisipasi sosial pada tahapan pelaksanaan, dalam bentuk buah pikiran

pada tahapan pemantauan dan evaluasi, serta dalam bentuk partisipasi

sosial pada tahapan pemanfaatan hasil.

3. Tingkat partisipasi masyarakat dalam Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya (BSPS) di Desa Sidamangura yaitu pada tahapan

perencanaan berada pada tingkat tokenism atau tepatnya berada pada

tangga pemberian informasi, pada tahapan pelaksanaan partisipasi

masyarakat berada pada tingkat citizen power atau tepatnya berada pada

tangga pendelegasian kekuasaan, pada tahapan pemantauan dan evaluasi,

tingkat partisipasi masyarakat berada pada tingkat tokenism atau tepatnya

Page 136: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

122

berada pada tangga konsultasi, dan tingkat partisipasi masyarakat pada

tahapan pemanfaatan hasil berada pada tingkat citizen power atau tepatnya

berada pada tangga pengawasan masyarakat.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terdiri atas

faktor pendorong dan faktor penghambat. Faktor-faktor pendorong

tersebut adalah adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi, adanya

kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dan adanya kesempatan yang

untuk berpartisipasi. Adapun faktor-faktor yang menjadi penghambat

partisipasi adalah usia, tingkat pendidikan, mata pencaharian dan tingkat

penghasilan masyarakat penerima bantuan.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan berdasarkan penelitian tentang partisipasi

masyarakat dalam program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di

Desa Sidamangura adalah sebagai berikut:

1. Sebelum program BSPS dilaksanakan, perlu diadakan pendampingan

dengan yang waktu lebih lama agar masyarakat penerima bantuan dapat

lebih memahami baik teori maupun aplikasi/ praktik mengenai program

bantuan di lapangan.

2. Sifat dana bantuan BSPS yang hanya boleh digunakan sebagai dana

pembelian bahan bangunan, maka perlu adanya program dana yang

dikhususkan untuk pembayaran tukang yang melaksanakan pembangunan

dan diberikan kepada seluruh penerima bantuan. Hal ini mengingat

keterbatasan kemampuan masyarakat penerima bantuan secara materil

Page 137: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

123

untuk menyewa tukang maupun secara keahlian untuk mendirikan

bangunan.

3. Perlu adanya pemberian pemahaman program (sosialisasi menyeluruh)

kepada seluruh masyarakat desa, di luar penerima bantuan agar tidak

terjadi keselahpahaman mengenai keberlangsungan program, yang pada

akhirnya dapat menimbulkan kecemburuan sosial masyarakat bukan

penerima bantuan terhadap masyarakat penerima bantuan.

Page 138: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Graha Ilmu.Yokyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2016. Sulawesi Tenggara dalam Angka 2016. Kendari.

Badan Pusat Statistik. 2016. Kecamatan Kusambi dalam Angka 2016. Raha.

BSPS. 2016. Panduan Teknis : Mekanisme Pelaksanaan Bantuan StimulanPerumahan Swadaya Tahun 2016. SNVT Penyediaan Perumahan ProvinsiSulawesi Tenggara. Kendari.

Darmawi, E. 2014. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program nasionalPemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) di Desa TalangLeak I Kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong. Mimbar JurnalPenelitian Sosial dan Politik, Vol. III (1).

Deviyanti, D. 2013. Studi tentang Patisipasi Masyarakat dalam Pembangunan diKelurahan Karang Jati Kecamatan Balikpapan Tengah. e-JournalAdministrasi Negara, Vol. I (2).

Effendi, Bachtiar. (2002). Hal Utama dalam Pembangunan. Andi OffsetYogyakarta.

Frankisha, C.J., Kwanb, B., Ratner, P.A., Higgins, J. W. dan Larsene, C. 2002.Challenges of Citizen Participation in Regional Health Authorities. Jurnalof Social Science & Medicine, No. 54

Hamijoyo. 2007. Partisipasi dalam Pembangunan. Depdikbud RI. Jakarta.

Hanapiah, M.A. 2011. Fenomena Pembangunan Desa. Institut Pemerintahandalam Negeri. Jatinangor. Jawa Barat.

Hetifah, S.J.S. 2009. Inovasi Partisipasi dan Good Governance, (20 PrakarsaInovatif di Indonesia). Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Isbandi, R.A. 2007. Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas : DariPemikiran Menuju Penerapan. FISIP IU Press. Depok.

Juliantara, D. 2004. Pembaharuan Kabupaten. Pembaharuan. Yogyakarta.

Kabar Buton. 2016. Program BSPS 2016, Mubar Kebagian 330 unit.http://www.kabarbuton.com/berita/program-bsps-2016-mubar-kebagian-330-uni.html. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2016.

Page 139: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

Kaho, J.R. 2007. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. RajaGrapindo Persada. Jakarta.

Khaerudin. 2000. Pembangunan Masyarakat, Tinjauan Aspek Sosiologi, Ekonomidan Perencanaan. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta.

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta.

Mardikanto. 2010. Konsep Pemberdayaan Masyarakat. Penerbit TS. Surakarta.

Miles, M.B dan Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif. UniversitasIndonesia Press. Jakarta.

Mircea, T. 2011. Community Participation and Involvement in Social Actions.Journal Transylvanian Review of Administrative Sciences, No. 33 E.

Muluk, M.R.K. 2007. Menggugat Partisipasi Publik dalam Pemerintah Daerah(Sebuah Kajian Administrasi Publik dengan Pendekatan Berpikir Sistem).Bayu Media Publishing.. Malang.

Pasaribu, C. dan Simanjuntak. 2005. Sosiologi Pembangunan. Transito. Bandung.

Purba, J.N. 2008. Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kecamatan Panobeian PaneiKabupaten Simalungun (Studi tentang Program Bantuan PembangunanNagori/ Kelurahan (BPN /K). Tesis Program Pascasarjana UniversitasSumatera Utara. Medan.

Ramli. 2014. Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional PemberdayaanMasyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) di Desa Mantang LamaTahun 2012. Artikel e-Journal. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. UniversitasMaritim Raja Ali Haji. Tanjung Pinang.

Rasnan. 2017. Laporan Akhir Program BSPS Desa Sidamangura Tahun 2016.Laworo.

Salam, D.S. 2007. Manajemen Pemerintahan Indonesia. Djambatan. Jakarta.

Santoso, R.A.S. 1988. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalamPembangunan Nasional. Penerbit Alumni. Bandung.

Slamet. 2003. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Sebelas MaretUniversity Press. Surakarta.

Soetomo. 2006. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

Page 140: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

Soetomo. 2008. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

Suaib, E., Amir, M., dan Yusuf, M. 2014. Teori-teori Pembangunan. JenggalaPustaka Utama. Surabaya.

Sunarti. 2003. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Perumahan secaraKelompok. Jurnal Tata Loka, Vol. V (1).

Surianingrat, B. 1985. Pemerintahan Administrasi Desa dan Keluarga. AksaraBaru. Jakarta.

Tangkilisan, H.N.S. 2007. Manajemen Publik. Grasindo. Jakarta.

Waluyo. 2007. Manajemen Publik. Mandar Maju. Bandung.

Wulandari, P.R. 2013. Analisis Partisipasi Masyarakat dan KepemimpinanTerhadap Tingkat Keberhasilan Proyek Program Nasional PemberdayaanMasyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Kecamatan Gerokgak, Buleleng.Tesis Program Pascasarjana Univerista Udayana. Denpasar.

Page 141: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 142: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

Lampiran 1. Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 5 Januari 1994 di

Kelurahan Konawe Kecamatan Kusambi Kabupaten

Muna Barat. Penulis adalah anak ke-4 dari enam

bersaudara, putri dari ayahanda La Ope dan Wa Kooni.

Penulis memulai masa pendidikan pada Taman Kanak-

Kanak Dharma Wanita Kelurahan Konawe dan selesai

tahun 2001, Selanjutnya penulis menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar

Negeri 6 Kusambi (Sekarang SDN 5 Kusambi) tahun 2001 dan lulus pada tahun

2007, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama

Negeri 6 Kusambi (sekarang SMPN 3 Kusmbi) pada tahun 2007 dan lulus pada

tahun 2010. Penulis kemudian menempuh studi di Sekolah Menengah Atas Negeri

1 Kusambi Tahun 2010 dan lulus tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan dan diterima sebagai mahasiswa S-1 Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo.

Pada Tahun 2017, penulis memenuhi salah satu tuntutan Tridharma

Perguruan Tinggi dengan melakukan Penelitian yang berjudul “Partisipasi

Masyarakat dalam Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa

Sidamangura Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat. Penulis berharap

semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Lampiran 1. Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 5 Januari 1994 di

Kelurahan Konawe Kecamatan Kusambi Kabupaten

Muna Barat. Penulis adalah anak ke-4 dari enam

bersaudara, putri dari ayahanda La Ope dan Wa Kooni.

Penulis memulai masa pendidikan pada Taman Kanak-

Kanak Dharma Wanita Kelurahan Konawe dan selesai

tahun 2001, Selanjutnya penulis menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar

Negeri 6 Kusambi (Sekarang SDN 5 Kusambi) tahun 2001 dan lulus pada tahun

2007, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama

Negeri 6 Kusambi (sekarang SMPN 3 Kusmbi) pada tahun 2007 dan lulus pada

tahun 2010. Penulis kemudian menempuh studi di Sekolah Menengah Atas Negeri

1 Kusambi Tahun 2010 dan lulus tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan dan diterima sebagai mahasiswa S-1 Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo.

Pada Tahun 2017, penulis memenuhi salah satu tuntutan Tridharma

Perguruan Tinggi dengan melakukan Penelitian yang berjudul “Partisipasi

Masyarakat dalam Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa

Sidamangura Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat. Penulis berharap

semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Lampiran 1. Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 5 Januari 1994 di

Kelurahan Konawe Kecamatan Kusambi Kabupaten

Muna Barat. Penulis adalah anak ke-4 dari enam

bersaudara, putri dari ayahanda La Ope dan Wa Kooni.

Penulis memulai masa pendidikan pada Taman Kanak-

Kanak Dharma Wanita Kelurahan Konawe dan selesai

tahun 2001, Selanjutnya penulis menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar

Negeri 6 Kusambi (Sekarang SDN 5 Kusambi) tahun 2001 dan lulus pada tahun

2007, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama

Negeri 6 Kusambi (sekarang SMPN 3 Kusmbi) pada tahun 2007 dan lulus pada

tahun 2010. Penulis kemudian menempuh studi di Sekolah Menengah Atas Negeri

1 Kusambi Tahun 2010 dan lulus tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan dan diterima sebagai mahasiswa S-1 Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo.

Pada Tahun 2017, penulis memenuhi salah satu tuntutan Tridharma

Perguruan Tinggi dengan melakukan Penelitian yang berjudul “Partisipasi

Masyarakat dalam Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa

Sidamangura Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat. Penulis berharap

semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Page 143: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 144: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 145: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 146: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 147: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 148: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 149: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 150: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 151: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 152: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 153: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 154: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 155: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 156: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 157: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

Lampiran 4. Peta Lokasi Penelitian

Page 158: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 159: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 160: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 161: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya
Page 162: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

Lampiran 6. Matriks Hasil Observasi

MATRIKS HASIL OBSERVASI

AspekObservasi Data yang Diperlukan Temuan Observasi

1. PenerimaBantuan

1. Jumlah Penerima BSPS 30 orang Jumlah masyarakat penerima bantuan di Desa Sidamanguraberjumlah 30 orang

2. Sesuai dengan kriteria dalamPanduan pelaksanaan program BSPS

Penerima bantuan memenuhi kriteria sebagai penerimabantuan, yang antara lain WNI dan telah berkeluarga,berpenghasilan dibawah 2.000.3000 (UMP Sulawesi Tenggara),Memiliki keswadayaan untuk membangun, serta bersediabertanggung jawab dalam pemanfaatan bantuan.

2. RumahPenerimaBantuan

1. Jumlah rumah bantuan BSPS 30 unit Jumlah rumah yang dibangun/ direnovasi (milik penerimabantuan) sebanyak 30 unit

2. Memenuhi syarat untuk ditetapkansebagai penerima bantuan

Rumah berada di tanah milik sendiri, berada pada kondisi tidaklayak huni (khususnya tidak ada sarana kamar mandi), kondisiatap dan dinding serta lantai telah usang,

3. Kondisi rumah setelah pembangunanmemenuhi kriteria layak huni

Kondisi atap, dinding dan lantai telah baik dan rumah telahmemiliki kamar mandi serta nyaman dan aman untuk ditinggali

3. Partisipasi 1. Pemesanan dan pemeriksaan bahanbangunan dilakukan sendiri olehmasyarakat

Pemesanan dilakukan pada toko bangunan (milik pak La Mada)yang telah disepakati dalam rapat dan pemeriksaan bahanbangunan dilakukan sendiri oleh penerima bantuan

2. Proses pembangunan rumahdilakukan secara swadaya

Proses pembangunan dilakukan sendiri dan dengan menyewatukang serta dibantu bersama-sama masyarakat sekitar. Selainitu penerima bantuan menggunakan kayu jati untuk diswadaya.

3. Pelaksana BSPS sebagai fasilitator Pendamping desa melaksanakan tinjauan langsung terhadappenerima bantuan selama proses berlangsungnya pembangunanrumah, minimal 1 kali dalam 1 minggu, serta memfasilitasimasyarakat khususnya dalam penyusunan laporan.

Page 163: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

Lampiran 7. Matriks Hasil Penelitian

MATRIKS HASIL PENELITIAN

Partisipasi Aspek KegiatanTemuan/ Analisis

Bentuk Partisipasi TingkatPartisipasi

FaktorPendorong

FaktorPenghambat

1. TahapPerencanaan

1. Koordinasi dengan parapemangku kepentingan

2. Sosialisai program BSPSkepada Calon PenerimaBantuan (CPB)

3. Pengorganisasian CPB4. Penyusunan Proposal

dalam bentuk uang,pengesahan proposal danpengusulan proposal kepejabat pembuatkomitmen

5. Penetapan penerimaBSPS

6. Penyaluran BSPS kepadarekening Satker di Bank

7. Pemilihan TokoBangunan

8. Penyusunan DRPB29. Pembahasan Teknis

pemesanan danpenerimaan bahanbangunan

Tenaga Buah Pikiran

Tokenism(Tanggapemberianinformasi)

1. Kemauanmasyarakatuntukberpartisipasi,

2. Adanyakemampuanmasyarakatuntukberpartisipasi,

3. Adanyakesempatanyang untukberpartisipasi

1. Usia,2. Tingkat

Pendidikan,3. Mata

pencaharian,4. Tingkat

penghasilanmasyarakat.

Page 164: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

2. Tahappelaksanaan

1. Pemesanan bahanbangunan tahap I,

2. Pemeriksaan danpenerimaan bahanbangunan tahap I,

3. Pembangunan tahap I,4. Pemesanan bahan

bangunan II,5. Pemeriksaan dan

penerimaan bahanbangunan tahap II,

6. Pembangunan tahap II,

Buah pikiran, Tenaga, Materi Harta benda, Keterampilan

dan kemahiran, Partisipasi

sosial

Citizen power(tanggapendelegasiankekuasaan)

3. TahapPemantauandan Evaluasi

1. Pelaporan fisik 30%,2. Evaluasi dan pemesanan

Daftar RencanaPembelian BahanBangunan (DRPB2)tahap II,

3. Pelaporan fisik 100%

Buah pikiran Tokenism(Tanggakonsultasi)

4. TahapPemanfaatanHasil

1. Pemanfaatan FisikBangunan

Partisipasisosial

Citizen power(Tanggapengawasanmasyarakat)

Page 165: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

Lampiran 8. Dokumentasi penelitian

Wawancara dengan Informan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)Di Desa Sidamangura Kecamatan Kusambi

Kabupaten Muna Barat

Page 166: PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANTUAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/C1A113007_sitedi_SKRIPSI_ASRI_C1A... · 6. Seluruh Jajaran Pemerintah Kabupaten Muna Barat, khsusunya

Proses Pembangunan Rumah Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya(BSPS) Di Desa Sidamangura Kecamatan Kusambi

Kabupaten Muna Barat