PELAKSANAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/J1A112019_sitedi_DESI...
Transcript of PELAKSANAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/J1A112019_sitedi_DESI...
PELAKSANAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DI PUSKESMAS
SE-KOTA KENDARI TAHUN 2016
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh:
DESI ARWANTI
J1A1 12 019
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbilaalamiin, Subhanallahi
wabihamdih wasubhanallahiladzim, tiada kata yang paling pantas diucapkan
selain beribu rasa syukur yang memenuhi seluruh jiwa penulis yang lemah tanpa
daya atas segala nikmat dan kehendak-Nya. Jika bukan karena rahmat, kehendak,
hidayah dan karunia-Nya, maka tentulah tugas akhir ini tidak akan terselesaikan
dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda kekasih
Allah, Rasulullah Muhammad SAW sebagai pendidik terbaik sepanjang
peradaban manusia.
Skripsi ini berjudul “Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi Di Puskesmas
se-Kota Kendari Tahun 2016” yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Kesehatan Masyarakat Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan proposal hingga
penyelesaian skripsi ini, penulis senantiasa mendapat bantuan, bimbingan,
pengarahan, petunjuk dan doa dari berbagai pihak yang memungkinkan skripsi ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya, penghargaan dan penghormatan setinggi-tingginya kepada
Bapak Dr.Yusuf Sabilu, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Ainurafiq,SKM.,
M.Kes selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam
mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini .
vi
Dari lubuk hati terdalam penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak
terhingga, cinta, kasih dan sayang yang terdalam kepada kedua orang tua penulis,
Ayahanda yang tersayang Ansari dan Ibunda yang tercinta Warniti, S.Pd yang
dengan sabar, ikhlas dan penuh pengorbanan serta tanpa rasa lelah merawat dan
membesarkan penulis hingga sekarang, yang selalu memberikan restu, dukungan
serta harapan, cinta dan kasih sayangnya, yang selalu memanjatkan doa kepada
sang pencipta agar perjalanan studi putra-putrinya serta masa depan berjalan
dengan lancar dan sukses. Ketahuilah, anakmu ini sungguh mencintai dan
menyayangi ayah dan ibu lebih dari apapun di dunia ini. Selain itu, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada saudara dan saudariku terkasih Mujahdin, ST.,
Makhlukddin, ST., Wafiq Asizah dan Alipya Aziziy yang dengan penuh
keikhlasan selalu memberikan doa, dukungan, nasehat, semangat dan motivasi
kepada penulis. Semoga penulis menjadi salah satu alasan kalian tersenyum dan
bahagia dan tetap menjadi kebanggan keluarga.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat :
1. Rektor Universitas Halu Oleo Kendari.
2. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Kendari.
3. Para Pembantu Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
Kendari.
4. Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Halu Oleo Kendari.
vii
5. Ibu Hariati Lestari, SKM., M.Kes, Bapak Sahrudin, SKM., M.Kes, dan Ibu
Karma Ibrahim, SKM., M.Kes selaku penguji yang telah memberikan banyak
pengetahuan serta memberikan motivasi kepada penulis.
6. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo yang telah mendidik dan
membantu penulis selama masa perkuliahan.
7. Kepala Badan Riset Daerah Provinsi Sulawesi tenggara yang telah
memberikan izin penelitian kepada penulis.
8. Ibu dr. Hj. Maryam Rufiah MR., M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota
Kendari dan ibu Erny, SKM., M.Kes selaku kepala seksi P2PL Dinkes Kota
Kendari yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk pengambilan data
sekunder terkait penelitian dan ibu Sitti Israwati Aga, SKM selaku
Koordinator Surveilans Dinas Kesehatan Kota dan seluruh petugas Surveilans
Puskesmas se-Kota Kendari atas waktu yang diluangkan dan telah banyak
memberikan bantuan dan arahan.
9. Sahabat-sahabatku Diah Windari, S.KM, Destri Muliastri, Asmaul Husna,
Nursasmita Ningsih, Kartini, S.KM, Fiola Finandakasih, S.KM, Tiara
Hastuti, S.KM, Nur Tri Fitriani Ahmad Putri, S.KM, Ratih Dewi Anggraeni,
S.KM., Putri Puspita Dewi, S.KM, Ismawati, S.KM, Dina Wunari Wa Ode,
S.KM, Dita Anugrah Pratiwi, S.KM, Ardillah Fauziah, S.KM. Terima kasih
atas canda tawa selama ini, dan terima kasih telah menjadi sahabatku dari
awal kita bertemu di semester 1 sampai sekarang.
viii
10. Teman-teman peminatan epidemiologi 2012 yang penulis tidak bisa sebutkan
namanya satu per satu. Terima kasih banyak atas segala bentuk dukungan
moril dan materil serta doa dan semangatnya. Tetap semangat meraih
kesuksesan.
11. Seluruh senior dan adik-adik junior yang telah memberikan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan studi.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.
Kendari, April 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN xiv
ABSTRAK xvi
ABSTRACT xvii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 8
E. Ruang Lingkup Penelitian 7
F. Defini dan Istilah, Glosaruim 7
G. Organisasi dan Sistematika 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauana Peneliti Sebelum 9
B. Tinjauan Umum Tentang Surveilans Episemiologi 11
C. Tinjauan Umum Tentang Surveilans Puskesmas 24
D. Tinjauan Umum Tentang Kejadian Luar Biasa (KLB) 30
E. Kerangka Konsep Dan Definisi Konsep 32
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 37
B. Pengelolaan Peran Sebagai Peneliti 37
C. Lokasi Penelitian 37
D. Sumber Data 37
E. Teknik Pengumpulata Data 41
F. Teknik Analisis Data 42
G. Pengecekan Validitas Data 43
H. Jadwal Penelitian 44
x
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 45
B. Hasil Penelitian 61
C. Pembahasan 82
V. PENUTUP
A. Kesimpulan 93
B. Saran 94
DAFTAR PUSTAKA 98
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1. Indikator Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan 16
2. Hubungan Variabel, Informasi, Informan, dan Metode 39
3. Luas Wilayah Kota Kendari Menurut Kecamatan Tahun
2014
47
4. Jumlah Penduduk kota Kendari menurut kecamatan dan
Jenis Kelamin Tahun 2014
50
5. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kota Kendari 52
6. Jumlah Puskesmas menurut Kecamatan di Kota Kendari
Tahun 2014
52
xii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
1. Surveilans Terpadu Penyakit (STP) 30
2. Bagan Kerangka Konseptual 34
3. Peta Administrasi Kota Kendari Tahun 2015 46
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Pedoman Wawancara 100
2. Lembar Observasi 104
3. Content Analisis 106
4. Informed consent 140
5. Distribusi informan pada Puskesmas se-Kota Kendari tahun
2016
141
6. Dokumentasi 143
7. Surat izin penelitian dari Badan Riset Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara
151
8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 152
xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
Lambang dan singkatan Arti
( Kurung Pembuka
) Kurung Penutup 0C Derajat Celsius
% Persen
<
>
≥
/
Lebih Kecil
Lebih Besar
Sama dengan Lebih Besar
per
± Kurang Lebih
A
ARI Acute Respiratory Infections
AC Air Conditioner
B
BPS Badan Pusat Statistik
BAPPEDA Badan Perencanaan Dan Pembangunan Daerah
D
Ditjen Direktur Jendral
Dkk Dinas Kesehatan Kota
Depkes Departemen Kesehatan
Dinkes Dinas Kesehatan
K
Kemenkes Kementerian Kesehatan
KIA Kesehatan Ibu dan Anak
KLB Kejadian Luar Biasa
M
MENKES Menteri Kesehatan
xv
Lambang dan singkatan Arti
MNTE Maternal and Neonatal Tetanus Elimination
P
P2 Pemberantasan Penyakit
P2MPL Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan
Permenkes Peraturan Menteri Kesehata
Polindes Poliklinik Desa
Pustu Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat
PWS Pemantauan Wilayah Setempat
R
RI Republik Indonesia
Riskesdas Riset Kesehatan Dasar
S
Sultra
SKD
Sulawesi Tenggara
Sistem Kewaspadaan Dini
STP Surveilans Terpadu Penyakit
SP2TP Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Penyakit
T
TCG Tim Gerak Cepat
U
UPT Unit Pelayanan Terpadu
W
WHO
W2
World Health Organization
Laporan Mingguan
xvi
PELAKSANAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DI PUSKESMAS
SE-KOTA KENDARI TAHUN 2016
Oleh :
Desi Arwanti
J1A1 12 019
ABSTRAK
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau
sebagian wilayah kecamatan. Pelaksanaan surveilans epidemiologi merupakan
salah satu upaya untuk mengatasi masalah penyakit menular maupun penyakit
tidak menular, mengurangi kesakitan, mencegah kematian, penyembuhan
penderita dan mencegah terjadinya peningkatan penyakit. Tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan pelaksanaan Surveilans Epidemiologi Penyakit dan
permasalahannya di Puskesmas se-Kota Kendari tahun 2016 dilihat dari
pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan interpretasi data serta diseminasi
informasi. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan
dalam penelitian ini adalah seluruh petugas surveilans Puskesmas tahun 2016 di
Kendari dan koordinator surveilans Dinas Kesehatan Kota Kendari. Hasil
penelitian menunjukan pelaksanaan surveilans meliputi pengumpulan data yang
dilakukan hanya mencakup data kesakitan berupa laporan penyakit dan
pemakaian obat dari Poli Umum, Pustu dan laporan masyarakat setempat.
Pengolahan data surveilans dilakaukan secara manual dan hanya memanfaatkan
komputer disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan teks laporan belum sampai
pada penyajian pemetaan data dengan pemanfaatan progam Geographycal
Information System (GIS). Analisis dan interpretasi data dilakukan berdasarkan
variabel epidemiologi (orang, waktu dan tempat) yang dilakukan secara manual.
Penyebarluasan data belum efektif karena pelaksanaannya belum sepenuhnya
memanfaatkan teknologi yang ada dan tidak rutin dilakukan setiap bulan. Namun,
ketersedian tenaga kerja, pelatihan dalam mendukung keterampilan petugas
surveilans, serta sarana dan prasana yang terdapat di setiap Puskesmas belum
berjalan efektif sehingga menghambat pelaksanaan surveilans.
Kata kunci : Surveilans, Penyakit Menular dan Tidak Menular, Puskesmas.
xvii
IMPLEMENTATION OF EPIDEMIOLOGICAL SURVEILLANCE THROUGHOUT
LOCAL GOVERNMENT CLINIC OF KENDARI CITY IN 2016
By :
Desi Arwanti
J1A1 12 019
ABSTRACT
PHC is a technical implementation unit of the City Health Office that responsible for organizing
the health development in one or a part of the district area. Epidemiological surveillance
implementation is one of effort to overcome the problem of communicable diseases and non-
communicable diseases, reducing the pain, death preventing, healing the patients and preventing
of disease progression. The purpose of this study was to describe the implementation of the
Epidemiological Surveillance of diseases and its problems Throughout Local Government Clinic
of Kendari City In 2016 views of data collecting, data processing, data analysis and
interpretation and dissemination of information. The type of this study was qualitative study with
case study approach. Informants in this study were all of surveillance officer of Local
Government Clinic in 2016 in Kendari and surveillance coordinator of Kendari City Health
Office. The results showed the surveillance implementation includes data collected cover only
morbidity data in the form of reports of illness and drug use from the General Clinic, sub local
government clinic, and local communities report. Surveillance data processing manually and
only use the computer that presented in form of tables, charts, and text of the report is not yet at
the presentation of the data mapping with utilization the program of Geographic Information
System (GIS). Data Analysis and interpretation conducted manually based on epidemiological
variables (people, time and place). Dissemination of data was not effective yet because its
implementation is not fully utilizing the existing technology and was not routinely performed
every month. However, the availability of officer, training in support of surveillance officer’s
skill, and facilities and infrastructures in every local government clinic was not effective yet thus
hampering surveillance implementation.
Keywords: Surveillance, Communicable and Non-Communicable Diseases, Local Government
Clinic.
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam Kepmenkes RI
No.1116 tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans
Epidemiologi Kesehatan menyebutkan bahwa surveilans adalah proses
pengumpulan, pengolahan, analisis, interpretasi data secara sistematik dan
terus menerus serta melakukan penyebaran informasi kepada unit yang
membutuhkan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau
kebijakan (Mahfudhoh, 2015).
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator,
yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka
kesakitan, dan status gizi masyarakat sehingga banyak program-program
kesehatan yang dilakukan pemerintah terutama pada penduduk usia rentan,
seperti program Safe Motherhood Initiative, program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), program Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE), dan
program Pemberantasan Penyakit Menular (Depkes RI, 2010).
Penyakit menular masih merupakan masalah utama kesehatan
masyarakat Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah penyakit tidak
menular. Penyakit menular tidak mengenal batas-batas daerah administratif,
sehingga pemberantasan penyakit menular memerlukan kerjasama antar
daerah, misalnya antar propinsi, kabupaten/kota bahkan antar negara.
Beberapa penyakit menular yang menjadi masalah utama di Indonesia adalah
diare, malaria, demam berdarah dengue, influensa, tifus abdominalis, penyakit
1
2
saluran pencernaan dan penyakit lainnya. Beberapa penyakit tidak menular
yang menunjukkan kecenderungan peningkatan adalah penyakit jantung
koroner, hipertensi, kanker, diabetes mellitus, kecelakaan dan sebagainya
(Kemenkes, 2003).
Untuk melakukan upaya pemberantasan penyakit menular,
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit dan keracunan, serta
penanggulangan penyakit tidak menular diperlukan suatu sistem surveilans
penyakit yang mampu memberikan dukungan upaya program dalam daerah
kerja Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional, dukungan kerjasama antar
program dan sektor serta kerjasama antara Kabupaten/Kota, Propinsi,
Nasional dan internasional.
Pada tahun 1987 telah dikembangkan Sistem Surveilans Terpadu
(SST) berbasis data, Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP), dan Sistem Pelaporan Rumah Sakit (SPRS), yang telah mengalami
beberapa kali perubahan dan perbaikan. Disamping keberadaan SST telah juga
dikembangkan beberapa sistem Surveilans khusus penyakit Tuberkulosa,
penyakit malaria, penyakit demam berdarah, penyakit campak, penyakit
saluran pernapasan dan lain sebagainya. Sistem Surveilans tersebut perlu
dikembangkan dan disesuaikan dengan ketetapan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 Tentang
Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah Dan
Upaya Penanggulangan, Keputusan Menteri Kesehatan
N0.1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
3
Surveilans Epidemiologi Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indinesia Nomo 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan serta kebutuhan informasi epidemiologi untuk mendukung upaya
pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak menular (Kemnkes,
2003).
Surveilans merupakan “batu loncatan” dalam kegiatan kesehatan
masyarakat. Karena dengan surveilans kita akan mendapatkan data yang
akurat tentang kejadian kesehatan di masyarakat (Heryana, 2015).
Surveilans kesehatan masyarakat digunakan untuk mengetahui status
kesehatan masyarakat, memantau perkembangan kesehatan masyarakat,
menentukan prioritas kesehatan, mengevaluasi program kesehatan dan
mengembangkan penelitian kesehatan (Mahfudhoh, 2015).
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan
terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data,
pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara
program kesehatan (Imari, 2011).
Surveilans epidemiologi dalam penyelenggaraannya memiliki banyak
indikator kerja, sehingga membutuhkan banyak kegiatan perekaman,
pengumpulan, pengolahan, dan analisis data yang diperoleh dari berbagai unit
sumber data. Banyaknya kegiatan perekaman, pengumpulan, pengolahan data
4
akan memberikan beban kerja dan menganggu upaya meningkatkan kinerja
surveilans. Oleh karena itu, diperlukan penyelengaraan sistem surveilans yang
sesedikit mungkin indikator kerja serta sesederhana mungkin, tetapi tetap
dapat mengukur kualitas penyelengaraan surveilans dalam memberikan
informasi. Indikator yang paling sering digunakan adalah kelengkapan
laporan, ketepatan waktu laporan, kelengkapan distribusi/desiminasi
informasi, dan terbitnya buletin epidemiologi (Weraman, 2010).
Surveilans Nasional saat ini fungsinya belum dapat memuaskan
program serta sektor terkait yang dapat melakukan tindakan pencegahan dan
pemberantasan. Hal tersebut dikarenakan, semakin gemparnya otonomi daerah
di kabupaten. Dengan adanya otonomi daerah tersebut di kabupaten biasanya
provinsi pun untuk meminta data surveilans kadang-kadang mengalami
kesulitan padahal surveilans ini tidak mengenal batas wilayah sehingga sistem
pengumpulan data mengendor. Di beberapa kabupaten harus memerlukan ijin
ke BAPPEDA atau badan administratif untuk mendapatkan data KLB susah
padahal idealnya suatu data surveilans bisa langsung diakses kapan saja. Hal
ini dikarenakan, adanya semacam hirarki yang akan mempertaruhkan prestisi
kepala daerah. Oleh karena itu, diperlukan suatu surveilans epidemiologi yang
mampu memberikan dukungan upaya program dalam lingkup Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) yang merupakan sarana pelayanan kesehatan yang
mempunyai tugas pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan
secara paripurna bekerja sama dengan Kabupaten/Kota melalui Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan surveilans dengan baik,
5
teratur, sistematis dan berkesinambungan sehingga pencegahan dan
penanggulangan penyakit dapat berjalan secara.
Studi pendahuluan awal yang telah dilakukan terdapat permasalahan
sistem informasi di Puskesmas Kota Kendari yaitu kelengkapan laporan
informasi yang dihasilkan dalam surveilans penyakit yang sekarang ini belum
sepenuhnya dapat dipercaya, pengiriman ketepatan waktu laporan data
surveilans yang dilakukan tiap Puskesmas Kota Kendari belum maksimal, dan
kurangnya penyebaran informasi serta penertiban buletin epidemiologi dalam
penyelenggaran surveilans epidemiologi. Jadi, secara umum pelaksanaan
surveilans di Puskesmas Kota Kendari belum berjalan dengan optimal.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik mengambil judul
“Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi Penyakit Di Puskesmas se-Kota
Kendari Tahun 2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pelaksanaan surveilans epidemiologi
di Puskesmas se-Kota Kendari Tahun 2016 ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui secara mendalam gambaran Pelaksanaan surveilans
epidemiologi di Puskesmas se-Kota Kendari Tahun 2016.
6
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui secara mendalam pelaksanaan surveilans epidemiologi di
Puskesmas se-Kota Kendari tahun 2016 berdasarkan proses
pengumpulan data.
b. Mengetahui secara mendalam pelaksanaan surveilans epidemiologi di
Puskesmas se-Kota Kendari tahun 2016 berdasarkan proses
pengolahan data.
c. Mengetahui secara mendalam pelaksanaan surveilans epidemiologi di
Puskesmas se-Kota Kendari tahun 2016 berdasarkan proses analisis
data dan interpretasi data.
d. Mengetahui secara mendalam perbedaan pelaksanaan surveilans
epidemiologi di Puskesmas se-Kota Kendari tahun 2016 berdasarkan
penyebarluasan informasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi dunia
kesehatan dalam menentukan kebijakan melalui kegiatan syrveilans
khususnya dalam upaya perencanaan dan pengambilan keputusan program
pencegahan penyakit di Puskesmas Kota Kendari.
2. Manfaat bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana untuk
pengambilan kebijakan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
7
program pencegahan masalah penyakit menular dan tidak menular melalui
kegiatan surveilans epidemiologi.
3. Manfaat bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan mengenai sistem surveilans epidemiologi kesehatan dan
sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan
penelitian ini.
E. Ruang lingkup / Batasan penelitian
1. Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Dinas Kesehatan Kota Kendari dan
Puskesmas Se-Kota Kendari dan sampel penelitian pada Koordinator
Surveilans Dinas Kesehatan Kota Kendari dan Koordinator Surveilans Se-
Kota Kendari.
2. Pada penelitian ini variabel bebas yang digunakan yaitu pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, dan diseminasi informasi.
F. Definisi dan Istilah, Glosarium
1. STP adalah singkatan dari Surveilans Terpadu Penyakit merupakan
pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit menular dan surveilans
epidemiologi penyakit tidak menular dengan metode pelaksanaan
surveilans epidemiologi rutin terpadu beberapa penyakit yang bersumber
data Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu, adalah
penyelenggaraan surveilans epidemiologi terhadap beberapa kejadian,
permasalahan, dan atau faktor risiko kesehatan.
8
2. SP2TP adalah singkatan dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas merupakan tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap
untuk pengelolaan puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana, dan
kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil yang dicapai oleh puskesmas.
G. Organisasi / sistematika
Proposal penelitian ini berjudul Pelaksanaan surveilans epidemiologi
di Puskesmas Se-Kota Kendari Tahun 2016, yang dibimbing oleh
Pembimbing I Dr. Yusuf Sabilu, M.Si dan Pembimbing II Ainurafiq, SKM.,
M.kes serta tim penguji oleh Hariati Lestari, SKM., M.Kes, Sahrudin, SKM.,
M.Kes dan Karma Ibrahim, SKM., M.Kes.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Vindarianti latif (2011) meneliti mengenai Pelaksanaan Surveilans
Epidemiologi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) di Puskesmas Waetuno
Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi Tahun 2010. Jenis penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif bersifat studi kasus. Subjek penelitian
adalah Koordinator P2M Puskesmas Waetuno, Kepala Puskesmas Waetuno,
Petugas Poli Umum, dan staf P2M Puskesmas. Hasil dari penelitian ini bahwa
pelaksanaan surveilans epidemiologi di Puskesmas Waetuno Kecematan
Wangi-Wangi belum berjalan dengan optimal dikarenakan kurang berperan
aktifnya petugas Pukesmas.
Nur kalsum (2011) meneliti mengenai Pelaksanaan Surveilans
Epidemiologi Tuberkulosis (TB) di Wilayah Kerja Puskesmas
Lalonggasumeeto Kabupaten Konawe Tahun 2010. Jenis penelitian adalah
kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara mendalam, pengamatan observasi, dan pengamatan
dokumen. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan surveilans epidemiologi
yang meliputi pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu secara aktif
dan pasif, pengolahan data menggunakan komputer, analisis data yang belum
maksimal dikarenakan keterampilan dan pengetahuan petugas yang masih
kurang, penyebarluasan informasi yang belum efektif dikarenakan hanya
menggunakan dua media yaitu pelaporan rutin dan minlok, proses umpan
balik belum tepat sasaran yaitu hanya berupa undangan, investigasi penyakit
9
10
yang dilakukan oleh petugas P2TB, tindakan penanggulangan hanya
dilakukan ketika terjadi KLB berupa pemberian obat dan evaluasi kegiatan
yang dilakukan setiap akhir tahun.
Etty Sugiasih (2012) meneliti Mengenai Gambaran Pelaksanaan
Surveilans Campak Di Puskesmas Cepu Dan Tunjungan Kabupaten Blora
Tahun 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif
dan informan dalam penelitian ini adalah petugas pelaksana surveilans dan
petugas surveilans dinas kesehatan. Instrument yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pedoman wawancara, kemudian dianalisis dengan
metode content analysis. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perbedaan
pada kegiatan surveilans yang meliputi: pengumpulan data, pengolahan dan
penyajian data, analisis dan, interpretasi data,penyebarluasan informasi dan
umpan balik. Sedangkan kegiatan evaluasi dari kedua puskesmas sama.
Andi Nur Janna (2012) meneliti Mengenai Gambaran Pelaksanaan
Surveilans Epidemiologi Malaria Di Kabupaten Mamuju Utara. Jenis
penelitianya itu observasional deskriptif dan sampel berjumlah 14 orang
(exhaustive sampling). Hasil penelitian menunjukkan komponen input yaitu
pengetahuan petugas sudah cukup baik (79%), 64,3% berpendidikan D3,
92,9% memiliki tugas rangkap, dan 85,7% memiliki lama kerja <5 tahun serta
64,3% belum mengikuti pelatihan surveilans. Dana berasaldari BOK dan
belum maksimalnya ketersediaan sarana penunjang yang dimiliki oleh petugas
surveilans malaria.Tahapan proses pelaksanaan surveilans malaria meliputi
pengumpulan data belum lengkap, pengolahan, analisa data dan interpretasi
11
telah dilakukan oleh semua petugas surveilans sesuai dengan buku pedoman,
57,1% petugas surveilans malaria belum mendapatkan umpan balik berupa
buletin epidemiologi. Komponen outputya itu ketepatan dan kelengkapan
laporan masih ada puskesmas yang memiliki ketepatan dan kelengkapan
laporan dibawah standard Depkes RI (80%). Diharapkan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten untuk memberikan pelatihan dan umpan balik berupa
buletin epidemiologi malaria secara menyeluruh kepada semua petugas
surveilans malaria di tingkat puskesmas.
B. Tinjauan Umum Surveilans Epidemiologi
1. Pengertian
WHO mendefinisikan surveilens adalah pengukuran sistematis
kesehatan dan lingkungan parameter, rekaman, dan transmisi
data/perbandingan dan interpretasi data untuk mendeteksi kemungkinan
perubahan dalam status kesehatan dan lingkungan penduduk (Hikmawati,
2011).
Menurut WHO, surveilans adalah proses pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus
menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk
dapat mengambil tindakan.
Mencermati pemahaman seperti tersebut diatas, Kementerian
Kesehatan (Indonesia) menekankan pentingnya surveilans sebagai suatu
kegiatan analisis atau kajian epidemiologi serta pemanfaatan informasi
epidemiologi, tanpa melupakan pentingnya kegiatan pengumpulan dan
12
pengolahan data. Surveilans epidemiologi didefinisikan sebagai kegiatan
analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau
masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan
tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif
dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran
informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan (Imari,
2011).
Surveilans Kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan
yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang
kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan
untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien (Permenkes, 2014).
2. Tujuan Surveilans Epidemiologi
a. Tujuan umum
Memperoleh informasi epidemiologi penyakit tertentu dan
mendistribusikan informasi tersebut kepada pihak terkait, pusat kajian,
dan pusat penelitian serta unit surveilans yang lain untuk bisa
ditindaklanjuti.
b. Tujuan khusus
1. Mengumpulkan data kesakitan, data laboratorium dan Kejadian
Luar Biasa (KLB) penyakit dan keracunan di puskesmas, rumah
13
sakit, dan laboratorium sebagai sumber data Surveilans Terpadu
Penyakit (STP).
2. Mendistribusikan data kesakitan, data laboratorium, serta KLB
penyakit dan keracunan tersebut kepada unit surveilans Dinas
kesehatan Kabupaten/Kota, Propinsi, dan Ditjen P2MPL.
3. Melaksanakan pengolahan dan penyajian data penyakit dalam
bentuk tabel, grafik, peta, dan analisis epidemiologi lebih lanjut
pada surveilans Dinas kesehatan Kabupaten/Kota, Propinsi, dan
Ditjen P2MPL.
4. Mendistribusikan hasil pengolahan dan penyajian data penyakit
beserta hasil analisis epidemiologi lebih lanjut dan rekomendasi
program terkait di puskesmas, rumah sakit, laboratorium,
kabupaten/Kota, propinsi, nasional, pusat penelitian, pusat kajian,
perguruan tinggi, dan sektor terkait lainnya. (Weraman, 2010)
3. Ruang Lingkup Penyelengaraan Surveilans Epidemiologi
Masalah kesehatan disebabkan oleh berbagai sebab, oleh karena itu
secara operasional masalah-masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan
oleh sektor kesehatan sendiri, diperlukan tatalaksana terintegrasi dan
komprehensif dengan kerjasama yang antar sektor dan antar program
sehingga ruang lingkup surveilans epidemiologi meliputi: (Buton, 2008).
a. Surveilans epidemiologi penyakit menular
Analisis terus menerus dan sistematika terhadap penyakit menular dan
faktor risiko untuk upaya pemberantasan penyakit menular. Menurut
14
Permenkes (2014) Surveilans penyakit menular yang dilakukan
meliputi :
1) Surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (AFP,
Campak, Hepatitis B, Diptheri, Pertusis, Tetanus)
2) Surveilans penyakit demam berdarah
3) Surveilans penyakit filariasis
4) Surveilans penyakit tuberculosis
5) Surveilans penyakit diare
6) Surveilans penyakit tifoid
7) Surveilans penyakit kecacingan dan penyakit perut lainnya
8) Surveilans penyakit kusta
9) Surveilans penyakit frambusia
10) Surveilans penyakit HIV/AIDS
11) Surveilans penyakit Hepatitis
12) Surveilans penyakit menular seksual
13) Surveilans penyakit pneumonia, termasuk penyakit infeksi saluran
pernapasan akut berat (severe acute respiratory infection)
b. Surveilans epidemiologi penyakit tidak menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit
tidak menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya
pemberantasan penyakit tidak menular. Menurut Permenkes (2014)
Surveilans tidak penyakit menular yang dilakukan meliputi :
15
1) Surveilans penyakit jantung dan pembuluh darah
2) Surveilans diabetes mellitus dan penyakit metabolic
3) Surveilans penyakit kanker
4) Surveilas kronis dan degeneratif
5) Surveilans gangguan mental
6) Surveilans gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.
c. Surveilans epidemiologi kesehatan lingkungan dan perilaku
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit
dan faktor risiko untuk mendukung program penyehatan lingkungan.
d. Surveilans epidemiologi masalah kesehatan
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah
kesehatan dan faktor risiko untuk mendukung program-program
kesehatan tertentu.
e. Surveilans epidemiologi kesehatan matra
Merupakan Analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah
kesehatan dan faktor risiko untuk upaya mendukung program
kesehatan matra.
4. Indikator Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan
Kinerja penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi
Kesehatan diukur dengan indikator masukan, proses dan keluaran. Ketiga
indikator tersebut merupakan satu kesatuan, dimana kelemahan salah satu
indikator tersebut menunjukkan kinerja sistem surveilans yang belum
memadai. Indikator-indikator tersebuat adalah sebagai berikut:
16
Tabel.1. Indikator Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan
Masukan Tindakan Indikator
Tenaga 1. Pusat Unit utama Departemen Kesehatan
memiliki :
a. 1 tenaga epidemiologi ahli (S3)
b. 8 tenaga epidemiologi ahli (S2)
c. 16 tenaga epidemiologi ahli (S1)
d. 32 tenaga epidemiologi terampil
UPT Departemen Kesehatan
memiliki :
a. 2 tenaga epidemiologi ahli (S2)
b. 4 tenaga epidemiologi ahli (S1)
c. 4 tenaga epidemiologi terampil
d. 1 tenaga dokter umum
2. Propinsi a. 1 tenaga epidemiologi ahli (S2)
b. 2 tenaga epidemiologi ahli (S1)
c. 2 tenaga epidemiologi terampil
d. 1 tenaga dokter umum
3. Kabupaten/Kota a. 1 tenaga epidemiologi ahli (S2)
b. 2 tenaga epidemiologi ahli (S1)
atau terampil
c. 1 tenaga dokter umum
4. Rumah Sakit a. 1 tenaga epidemiologi ahli
b. 1 tenaga epidemiologi terampil
5. Puskesmas 1 tenaga epidemiologi terampil
Sarana 1. Pusat, Propinsi a. 1 paket jaringan elektromedia
b. 1 paket alat komunikasi
(telepon,faksimili, SSB dan
telekomunikasi lainnya)
c. 1 paket kepustakaan
d. 1 paket pedoman pelaksanaan
surveilans epidemiologi dan
program aplikasi computer
e. 4 paket peralatan pelaksanaan
surveilans epidemiologi
f. 1 roda empat, 1 roda dua
2. Kabupaten/Kota a. 1 paket jaringan elektromedia
b. 1 paket alat komunikasi
(telepon,faksimili, SSB dan
telekomunikasi lainnya)
c. 1 paket kepustakaan
d. 1 paket pedoman pelaksanaan
surveilans epidemiologi dan
program aplikasi computer
e. 1 paket formulir
17
f. 2 paket peralatan pelaksanaan
surveilans epidemiologi
g. 1 roda empat, 1 roda dua
3. Puskesmas dan
Rumah Sakit
a. 1 paket computer
b. 1 paket alat komunikasi
(telepon,faksimili, SSB)
c. 1 paket kepustakaan
d. 1 paket pedoman pelaksanaan
surveilans epidemiologi dan
program aplikasi computer
e. 1 paket formulir
f. 1 paket peralatan pelaksanaan
surveilans epidemiologi
g. 1 roda dua
Proses
Kegiatan
Surveilans
1. Pusat a. Kelengkapan laporan unit
pelapor dan sumber data awal
sebesar 80% atau lebih
b. Ketepatan laporan unit pelapor
dan sumber data awal sebesar
80% atau lebih
c. Penerbitan buletin kajian
epidemiologi sebesar 12 kali
atau lebih setahun
d. Umpan balik sebesar 80% atau
lebih
2. Propinsi a. Kelengkapan laporan unit
pelapor dan sumber data awal
sebesar 80% atau lebih
b. Ketepatan laporan unit pelapor
dan sumber data awal sebesar
80% atau lebih
c. Penerbitan buletin kajian
epidemiologi sebesar 12 kali
atau lebih setahun
d. Umpan balik sebesar 80% atau
lebih
3. Kabupaten/Kota a. Kelengkapan laporan unit
pelapor sebesar 80% atau lebih
b. Ketepatan laporan unit pelapor
sebesar 80% atau lebih
c. Penerbitan buletin kajian
epidemiologi sebesar 4 kali atau
lebih setahun
d. Umpan balik sebesar 80% atau
lebih
Keluaran 1. Pusat Profil Surveilans Epidemiologi
18
Nasional sebesar 1 kali setahun
Profil Surveilans Epidemiologi
Propinsi sebesar 1 kali setahun
Profil Surveilans Epidemiologi
Kabupaten/Kota sebesar 1 kali
setahun
Sumber: Inspektorat Jenderal Depkes RI, 2003
Selanjutnya Indikator Surveilans Kesehatan dijabarkan dalam
Indikator Kinerja Penyelenggaraan terpadu Penyakit sebagai berikut:
a. Kelengkapan laporan bulanan STP unit pelayanan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sebesar 90%.
b. Ketepatan laporan bulanan STP Unit Pelayanan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Kota sebesar 80%.
c. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mencapai indikator Epidemiologi
STP sebesar 80%.
d. Kelengkapan laporan bulanan STP Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
ke Dinas Kesehatan Propinsi sebesar 100%.
e. Ketepatan laporan bulanan STP Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke
Dinas Kesehatan Propinsi sebesar 90%.
f. Kelengkapan laporan bulanan STP Dinas Kesehatan Propinsi ke Ditjen
PPM & PL Depkes sebesar 100%.
g. Ketepatan laporan bulanan STP Dinas Kesehatan Propinsi ke Ditjen
PPM & PL Depkes sebesar 90%.
h. Distribusi data dan informasi bulanan Kabupaten/Kota, propinsi dan
nasional sebesar 100%.
19
i. Umpan balik laporan bulanan Kabupaten/Kota, propinsi dan nasional
sebesar 100%.
j. Penerbitan buletin Epidemiologi di Kabupaten/Kota adalah 4 kali
setahun.
k. Penerbitan buletin Epidemologi di propinsi dan nasional adalah
sebesar 12 kali setahun.
l. Penerbitan profil tahunan atau buku data surveilans epidemiologi
Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional adalah satu kali setahun.
5. Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan
Penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan wajib
dilakukan oleh setiap instansi kesehatan pemerintah, instansi kesehatan
propinsi, instansi kesehatan Kabupaten/Kota dan lembaga masyarakat dan
swasta baik secara fungsional atau struktural.
Pada pedoman penyelengaraan Surveilans Epidemiologi
Kesehatan, mekanisme kerja surveilans terdiri atas :
a. Identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta informasi terkait lainnya.
b. Perekaman, pelaporan dan pengolahan data
c. Analisis dan intreprestasi data
d. Studi epidemiologi
e. Penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkannya
f. Membuat rekomendasi dan alternatif tindak lanjut.
g. Umpan balik
20
Jenis penyelenggaraan surveilans epidemiologi adalah sebagai
berikut : (Masrochah, 2006).
a. Penyelenggaraan berdasarkan metode pelaksanaan
1) Surveilans epidemiologi rutin terpadu, adalah penyelenggaraan
surveilans epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan
dan atau faktor risiko kesehatan.
2) Surveilans epidemiologi khusus, adalah penyelenggaraan
surveilans epidemiologi terhadap suatu kejadian, permasalahan ,
faktor risiko atau situasi khusus kesehatan
3) Surveilans sentinel, adalah penyelenggaraan surveilans
epidemiologi pada populasi dan wilayah terbatas untuk
mendapatkan signal adanya masalah kesehatan pada suatu populasi
atau wilayah yang lebih luas.
4) Studi epidemiologi, adalah penyelenggaraan surveilans
epidemiologi pada periode tertentu serta populasi atau wilayah
tertentu untuk mengetahui lebih mendalam gambaran epidemiologi
penyakit, permasalahan dan atau faktor risiko kesehatan.
b. Penyelenggaraan berdasarkan aktifitas pengumpulan data
1) Surveilans aktif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemilogi
dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara
mendatangi unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data
lainnya.
21
2) Surveilans pasif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi
dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima
data tersebut dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau
sumber data lainnya.
c. Penyelenggaraan berdasarkan pola pelaksanaan
1) Pola kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada
ketentuan yang berlaku untuk penanggulangan KLB dan atau
wabah dan atau bencana
2) Pola selain kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu
pada ketentuan yang berlaku untuk keadaan di luar KLB dan atau
wabah dan atau bencana.
d. Penyelenggaraan berdasarkan kualitas pemeriksaan
1) Bukti klinis atau tanpa peralatan pemeriksaan, adalah kegiatan
surveilans dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan klinis
atau tidak menggunakan peralatan pendukung pemeriksaan.
2) Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus, adalah kegiatan
surveilans dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan
laboratorium atau peralatan pendukung pemeriksaan lainnya.
6. Kegiatan Pokok Surveilans
1) Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara aktif dan pasif. Jenis data
Surveilans Kesehatan dapat berupa data kesakitan, kematian, dan
faktor risiko.
22
Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain
individu, Fasilitas Pelayanan Kesehatan,Unit statistik dan demografi,
dan sebagainya.
Metode pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara,
pengamatan, pengukuran, dan pemeriksaan terhadap sasaran. Dalam
melaksanakan kegiatan pengumpulan data, diperlukan instrumen
sebagai alat bantu. Instrumen dibuat sesuai dengan tujuan surveilans
yang akan dilakukan dan memuat semua variabel data yang
diperlukan.
2) Pengolahan data
Sebelum data diolah dilakukan pembersihan koreksi dan cek ulang,
selanjutnya data diolah dengan cara perekaman data, validasi,
pengkodean, alih bentuk (transform) dan pengelompokan berdasarkan
variabel tempat, waktu, dan orang.
Hasil pengolahan dapat berbentuk tabel, grafik, dan peta menurut
variabel golongan umur, jenis kelamin, tempat dan waktu, atau
berdasarkan faktor risiko tertentu. Setiap variabel tersebut disajikan
dalam bentuk ukuran epidemiologi yang tepat (rate, rasio dan
proporsi).
Pengolahan data yang baik akan memberikan informasi spesifik
suatu penyakit dan atau masalah kesehatan. Selanjutnya adalah
penyajian hasil olahan data dalam bentuk yang informatif, dan
23
menarik. Hal ini akan membantu pengguna data untuk memahami
keadaan yang disajikan.
3) Analisis data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode
epidemiologi deskriptif dan/atau analitik untuk menghasilkan
informasi yang sesuai dengan tujuan surveilans yang ditetapkan.
Analisis dengan metode epidemiologi deskriptif dilakukan untuk
mendapat gambaran tentang distribusi penyakit atau masalah
kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya menurut waktu,
tempat dan orang. Sedangkan analisis dengan metode epidemiologi
analitik dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang
dapat mempengaruhi peningkatan kejadian kesakitan atau masalah
kesehatan. Untuk mempermudah melakukan analisis dengan metode
epidemiologi analitik dapat menggunakan alat bantu statistik.
Hasil analisis akan memberikan arah dalam menentukan besaran
masalah, kecenderungan suatu keadaan, sebab akibat suatu kejadian,
dan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan hasil analisis harus
didukung dengan teori dan kajian ilmiah yang sudah ada.
4) Diseminasi Informasi
Diseminasi informasi dapat disampaikan dalam bentuk buletin,
surat edaran, laporan berkala, forum pertemuan, termasuk publikasi
ilmiah. Diseminasi informasi dilakukan dengan memanfaatkan sarana
teknologi informasi yang mudah diakses.
24
Diseminasi informasi dapat juga dilakukan apabila petugas
surveilans secara aktif terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
monitoring evaluasi program kesehatan, dengan menyampaikan hasil
analisis (Permenkes, 2014).
C. Tinjauan Umum Surveilans Epidemiologi Puskesmas
Surveilans Epidemiologi dapat dimulai dari tingkat desa, data berasal
dari Polindes dan Pustu. Polindes dan Pustu memberikan data penderita baik
penyakit menular maupun penyakit tidak menular kepada Puskesmas untuk
dilanjutkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
1. Penyelenggaraan Surveilans Terpadu Penyakit di Puskesmas
a. Pengorganisasian
Sesuai dengan peran dan fungsinya maka setiap pemegang
program surveilans mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut:
1) Berperan aktif secara dini melakukan pengamatan terhadap
penderita, kesling, perilaku masyarakat dan peribahan kondisi.
2) Analisis KLB.
3) Penyuluhan kesehatan secara intensif.
4) Pencatatan dan pelaporan (Kemenkes, 2004)
b. Sasaran
Sasaran Surveilans Terpadu Penyakit (STP) meliputi beberapa
penyakit menular dan penyakit tidak menular dengan variabel menurut
sumber data, variabel data dan waktu.
25
1) Sasaran Menurut Data dan Jenis Penyakit Puskesmas
Jenis penyakit yang termasuk didalam Surveilans Terpadu
Penyakit Berbasis Puskesmas meliputi kolera, diare, diare
berdarah, tifus perutklinis, TBC paru BTA (+), tersangka TBC
paru, kusta PB, kusta MB, campak, difteri, batuk rejan, tetanus,
hepatitis klinis, malaria klinis,malaria vivax, malaria falsifarum,
malaria mix, demam berdarah dengue, demam dengue, pneumonia,
sifilis, gonorrhoe, frambusia, filariasis, dan influenza.
2) Sasaran Menurut Variabel Data
a) Variabel Umur dan Jenis Kelamin
Berdasarkan umur, setiap kasus digolongkan pada golongan
umur 0 –7 hari, 8 – 28 hari, > 1 tahun, 1-4 tahun, 5- 9 tahun, 10
- 14 tahun, 15-19 tahun, 20 - 44 tahun, 45 – 54 tahun, 55 – 59
tahun, 60 – 69 tahun,70 tahun lebih dan total menurut jenis
kelamin
b) Variabel Waktu Kunjungan Kasus
Setiap kasus dikelompokkan menurut periode waktu
mingguan dan bulanan.
c) Variabel Total Kunjungan
Setiap laporan disertakan data total kunjungan berobat
setiap jenis penyakit dan total kunjungan berobat atau total
kunjungan pelayanan.
26
d) Variabel Kelengkapan dan Ketepatan Laporan
Setiap laporan disertai data kelengkapan dan ketepatan
waktu laporan sumber data surveilans. Kelengkapan dan
ketepatan laporan surveilans Kabupaten/Kota terdiri dari
kelengkapan dan ketepatan laporan unit pelayanan Puskesmas,
Rumah Sakit dan Laboratorium.Kelengkapan dan ketepatan
laporan surveilans Propinsi dan Nasional terdiri dari
kelengkapan dan ketepatan laporan unit pelayanan Puskesmas,
Rumah Sakit dan Laboratorium serta Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota (Kemenkes, 2003).
Beberapa Indikator Surveilans, sebagaimana indikator
surveilans lainnya antara lain : Kelengkapan laporan, jumlah
dan kualitas kajian epidemiologi dan rekomendasi yang dapat
dihasilkan, terdistribusinya berita epidemiologi lokal dan
nasional, pemanfaatan informasi epidemiologi dalam
manajemen program kesehatan, menurunnya frekuensi kejadian
luar biasa penyakit, dan meningkatnya dalam kajian SKD
penyakit (indonesian-publichealth.com, diakses tanggal 13
Desember 2015).
2. Pelaksanaan Surveilans Terpadu Penyakit Bersumber Puskesmas
a. Data Surveilans Terpadu Penyakit diperoleh dari data harian pelayanan
kesehatan yang disusun dalam sistem perekaman data yang ditetapkan
oleh masing-masing Puskesmas.
27
b. Puskesmas mengirimkan data Surveilans Terpadu Penyakit bulanan
serta data PWS penyakit potensial KLB mingguan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas Sentinel juga mengirimkan
data Surveilans Terpadu Penyakit bulanan tersebut ke Dinas Kesehatan
Propinsi dan Ditjen PPM&PL Depkes.
c. Masing-masing Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas
Kesehatan Propinsi dan Ditjen PPM&PL Depkes melakukan analisis
dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik dan peta yang bermakna
secara epidemiologi, menarik kesimpulan dan menyusun rekomendasi
serta mendistribusikannya kepada unit-unit yang membutuhkannya.
(Kemenkes No.1479, 2003)
3. Peran dan Mekanisme Kerja Surveilans Terpadu Penyakit (STP) di
Puskesmas
Untuk berlangsungnya penyelenggaran surveilans epidemiologi di
puskesmas maka Puskesmas (STP Puskesmas) memiliki peran sebagai
berikut :
a. Pelaksana surveilans epidemiologi nasional diwilayah puskesmas.
b. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penyakit dan masalah
kesehatan.
c. Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi dengan praktek dokter,
bidan swasta dan unit pelayanan kesehatan yang berada diwilayah
kerjanya.
28
d. Melakukan kordinasi surveilans epidemiologi antar puskesmas yang
berbatasan.
e. Melakukan SKD-KLB dan penyelidikan KLB di wilayah puskesmas.
f. Melaksanakan surveilans epidemiologi penyakit dan masalah
kesehatan spesifik local (Kemenkes No.1116, 2003).
Surveilans Terpadu Penyakit (STP) dapat dimulai dari tingkat desa,
data berasal dari Polindes dan Pustu. Polindes dan Pustu memberikan data
penderita baik penyakit menular maupun tidak menular kepada Puskesmas
untuk dilanjutkan ke Dinas Kesahatan Kabupaten. STP mencatat semua
kegiatan program yang sedang dikerjakan oleh pengelola program yang
ada sehingga mendapatkan prioritas yang sesuai dengan permasalahan
yang ada pada setiap pengelola program.
Pemantauan terhadap semua program yang ada di tingkat
puskesmas seharusnya dilakukan oleh petugas kesehatan yang
bertanggungjawab terhadap Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP). Diharapkan keberlangsungannya dapat dilakukan setiap hari
sampai kepada laporan tahunan. Proses penataan SP2TP ini dimulai dari
masyarakat dangan menghimpu semua data sesuia dengan program
puskesmas, baik dilakukan di luar puskesmas maupun dalam puskesmas
sehingga akan menjadi satu kesatuan laporan yang dapat mendeteksi
penyakit atau masalah kesehatan yang terjadi menurut waktu, tempat atau
orang.
29
Selanjutnya, dapat dianalisis semua penyakit menular dan tidak
menular, baik yang berisiko KLB atau tidak sehingga bisa dilakukan
tindakan yang tepat waktu. Melalui data puskesmas dapat dianalisis
perkembangan penyakit secara alamiah dangan memperhitungkan faktor
risiko kejadian seperti perubahan ekologi (Weraman, 2010).
Kegiatan surveilans di tingkat Puskesmas dilaksanakan oleh
petugas surveilans puskesmas dengan serangkaian kegiatan berupa
pengumpulan data, pengolahan, analisis dan interpretasi data penyakit,
yang dikumpulkan dari setiap desa siaga. Petugas surveilans puskesmas
diharuskan:
1) Membangun sistem kewaspadaan dini penyakit, diantaranya
melakukan Pemantauan Wilayah Setempat dengan menggunakan
data W2 (laporan mingguan). Melalui PWS ini diharapkan akan
terlihat bagaimana perkembangan kasus penyakit setiap saat.
2) Membuat peta daerah rawan penyakit. Melalui peta ini akan
terlihat daerah-daerah yang mempunyai risiko terhadap muncul
dan berkembangnya suatu penyakit. Sehingga secara tajam
intervensi program diarahkan ke lokasi-lokasi berisiko.
3) Membangun kerjasama dengan program dan sektor terkait untuk
memecahkan kan permasalah penyakit di wilayahnya.
4) Bersama Tim Gerak Cepat (TGC) KLB Puskesmas, melakukan
respon cepat jika terdapat laporan adanya KLB/ancaman KLB
penyakit di wilayahnya.
30
Profil
(tahun)
Distribusi
Data Ke
Provinsi
(bulan)
Kementerian
Kesehatan
Dinas Kesehatan Kab/Kota
Dinas Kesehatan Provinsi
RS Lab Puskesmas
SKD
KLB
1. Mengolah
Data STP
2. Analisis dan
Rekomendasi
3. Umpan Balik
4. Distribusi
Data STP
Data STP
1. PWS Mingguan
2. STP bulanan
3. STP Sentinel (bl)
4. STP KLB 5. STP
5) Melaporkan kegiatan surveilans ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota secara berkala (mingguan/bulanan/tahunan).
Gambar . 2 Surveilans Terpadu Penyakit (STP)
(Imari, 2011)
D. Tinjauan Umum Tentang Kejadian Luar Biasa (KLB)
Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB, adalah
timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang
bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu,
dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
1. Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB)
Suatu kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit dapat dikatakan KLB
apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
alur laporan Pemanfaatan data STP
31
a) Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu
daerah.
b) Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun
waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis
penyakitnya.
c) Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu
menurut jenis penyakitnya.
d) Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka
rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
e) Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-
rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
f) Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1
(satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh
persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu
penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
g) Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu
periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu
periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama (Permenkes, 2010).
32
2. Kegiatan SKD-KLB di Puskesmas
Kegiatan SKD_KLB merupakan akselerasi atau intensifikasi
aktivitas surveilans penyakit potensial KLB yang telah dilaksanakan, yaitu
dengan meningkatkan kelengkapan dan ketepatan laporan mingguan W2
serta adanya penyajian dan analisis data yang teratur secara periodic dari
setiap indikator penyakit menular yang dilaksanakan SKD.
Kegiatan pokok dalam pelaksanaan SKD-KLB pada tingkat
puskesmas meliputi :
a) Pengumpulan dan pengolahan data
b) Penyajian secara analisis data
c) Kesimpulan dan tindak lanjut (Dinkes, 2010).
E. Kerangka Konsep Dan Definisi Konsep
1. Kerangka konsep
Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelanggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah
kerjanya (Permenkes, 2014).
Kegiatan pokok Puskesmas salah satunya adalah melaksanakan
usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. Surveilans
epidemiologi merupakan salah satu alat penting dalam program
pencegahan dan pemberantasan penyakit.
33
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis
dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan
kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar melakukan
penanggrulangan secara efektif dan efesien melalui proses pengumpulan
data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelengara
program kesehatan (Weraman, 2010).
Epidemiologi surveilans dalam pelaksanaan kegiatannya, secara
teratur dan terencana melakukan berbagai kegiatan pokok utama
surveilans yakni (1) pengumpulan data, (2) pengelolaan data, (3) analisis
dan interpretasi data, dan (4) Diseminasi informasi (Permenkes, 2014).
Program pemberantasan penyakit baik penyakit menular maupun
penyakit tidak menular secara khusus telah dimulai sejak tahun 1987
sampai sekarang, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat penyakit menular, namun kelihatannya
angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi seperti yang
telah dilaporkan berdasarkan penelitian WHO. Oleh karena itu, diperlukan
suatu surveilans epidemiologi yang mampu memberikan dukungan upaya
program dalam lingkup Puskesmas secara paripurna bekerja sama dengan
Kabupaten/Kota melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam
menyelenggarakan surveilans dengan baik, teratur, sistematis dan
berkesinambungan sehingga pencegahan dan penanggulangan penyakit
34
dapat berjalan secara optimal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
bagan berikut ini :
Keterangan: : Variabel yang diteliti
Gambar 3. Bagan Kerangka Konseptual
2. Definisi konsep
Surveilans adalah kegiatan pemantauan yang dilakukan secara
cermat dan terus menerus terhadap berbagai faktor yang menentukan
kejadian dan penyebaran penyakit atau gangguan kesehatan, yang melupiti
pengumpulan data, analisa, interpretasi dan penyebarluasan informasi data,
sebagai bahan untuk penanggulangan dan pencegahan. Dalam hal ini
surveilans mempunyai arti sebagai sistem informasi kesehatan rutin.
Berdasarkan teori yang ada, maka dirumuskan definisi konsep dalam
penelitian yang akan dilakukan yakni sebagai berikut:
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis Data dan
Interpretasi Data
Diseminasi Informasi
Surveilans
Epidemiologi
35
a. Pengumpulan Data
Di dalam surveilans, kegiatan pengumpulan data merupakan salah
satu kegiatan yang utama. Data yang dikumpulkan meliputi data
epidemiologi yang jelas, tepat, dapat dipercaya dengan validitas dan
reliabilitas yang tinggi dan ada hubungannya dengan penyakit yang
mengalami surveilans. Jenis dan bentuk data yang dikumpulkan sesuai
dengan tujuan surveilans (Noor, 2008).
b. Pengolahan data
Pengolahan data untuk dapat memberikan keterangan yang berarti.
Data yang diperoleh biasanya masih dalam bentuk mentah (row data)
yang perlu disusun sedemikian rupa sehingga mudah dianalisis. Data
yang terkumpul dapat diolah dalam bentuk tabel, grafik maupun
bentuk peta atau bentuk lainnya (Noor, 2008).
c. Analisis data
Analisis data surveilans menggunakan pendekatan desktiptif
dengan determinan epidemiologi, yaitu orang, tempat dan waktu. Da
lam melakukan analisis data surveilans dibutuhkan data penunjang
diluar informasi yang telah dikumpulkan misalnya data kependudukan,
data geografis, data sosial budaya agar penarikan keputusan lebih
komprehensif (Hikmawati, 2011).
36
d. Diseminasi InformasI
Diseminasi atau penyebarluasan informasi merupakan tahapan
lanjut setelah analisis dan interpretasi data. Diseminasi dapat
disampaikan dalam rangka untuk meningkatkan kinerja surveilans,
keakuratan data dan peningkatan sumber daya manusia yang bekerja di
bidang kesehatan. Disamping itu, desiminasi juga bermanfaat untuk
action pemecahan masalah (Hikmawati, 2011).
37
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan berupa studi kasus dengan tujuan agar peneliti dapat memperoleh
informasi secara mendalam mengenai gambaran pelaksanaan surveilans
epidemiologi di Puskesmas se-Kota Kendari Tahun 2016.
B. Pengelolaan Peran Sebagai Peneliti
Dalam penelitian yang dilakukan ini, peneliti berperan sebagai
instrument utama penelitian, dimana informan kunci dan informan biasa
sebagai instrument pendukung dengan menggunakan alat bantu panduan
wawancara dan alat rekam suara dan video (kamera digital/HP). Peneliti
berperan sebagai pengamat untuk mengobservasi secara langsung, sekaligus
sebagai partisipan untuk melakukan interaksi dengan obyek penelitian
dilapangan.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Dinas Kesehatan Kota Kendari
dan Puskesmas Kota Kendari. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa berdasarkan observasi terdapat beberapa masalah yang
terkait dengan pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit.
D. Sumber Data
Sumber data penelitian ini berasal dari informan kunci dan informan
biasa, dengan kriteria sebagai berikut :
37
38
1. Informan kunci adalah seseorang yang dapat memberikan informasi secara
jelas dan terpercaya, memiliki pengalaman pribadi dalam program
surveilans epidemiologi, usia orang bersangkutan telah dewasa, memiliki
pengetahuan yang luas mengenai surveilans epidemiologi serta
mengetahui perkembangan dan terlibat langsung dalam program tersebut.
Informan kunci dalam penelitian ini sebanyak 1 orang yaitu
Koordinator Surveilans Dinas Kesehatan Kota Kendari, dengan
pertimbangan bahwa orang yang bersangkutan memiliki pengetahuan yang
luas mengenai surveilans epidemiologi, dapat dipercaya untuk dapat
menjadi sumber informasi yang baik dan jelas karena dia terlibat langsung
dalam semua komponen kegiatan surveilans epidemiologi, serta mampu
mengemukakan pendapat secara baik dan benar.
2. Informan biasa adalah mereka yang memiliki keterlibatan dalam program
surveilans. Informan biasa sebanyak 15 orang yakni surveilans Puskesmas
Se-Kota Kendari, yang dianggap dapat memberikan informasi yang baik
serta mampu mengemukakan pendapat secara baik dan benar tentang
kegiatan surveilans epidemiologi dalam wilayah kerjanya karena dia
terlibat dalam beberapa komponen kegiatan surveilans epidemiologi.
Sasaran penggunaan dan pengumpulan data menggunakan
triangulasi sumber (dokumen/arsip, hasil wawancara, dan hasil observasi) :
1) Informan kunci dalam penelitian ini adalah Koordinator Surveilans
Dinas Kesehatan Kota Kendari.
39
2) Informan biasa dalam penelitian ini ada 15 orang yakni Koordinator
surveilans Puskesmas Se-Kota Kendari.
3) Format laporan hasil kegiatan surveilans epidemiologi dari
Puskesmas Kota Kendari.
Hubungan antara variabel, informasi, informan serta metode
penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut :
Tabel 2. Hubungan Variabel, Informasi, Informan, dan Metode
Variabel Informasi Informan Metode
Surveilans
Epidemiologi
Surveilans epidemiologi
dilakukan secara terus-
menerus,tepat dan terpadu.
1. Koordinator
surveilans
Dinkes Kota
Kendari
2. Koordinator
surveilans
puskesmas
Wawancara
dan
Observasi
Pengumpulan
Data
1. Jenis data yang dikumpulkan
antara lain laporan penyakit,
laporan KLB/wabah, hasil
pemeriksaan laboratorium,
penyelidikan kasus/KLB,
pemakaian obat dan kondisi
lingkungan
2. Identitas penderita yang
dikumpulkan secara lengkap
berdasarkan orang, waktu dan
tempat.
3. Kapan data dikumpulkan
(setiap hari/minggu/bulan).
4. Sumber-sumber data surveilans
(unit pelayanan kesehatan,
laporan laboratorium, laporan
rekam medis, poliklinik desa,
puskesmas pembantu, dan
laporan wabah)
5. Alat yang digunakan untuk
1. Koordinator
surveilans
Dinkes Kota
Kendari
2. Koordinator
surveilans
puskesmas
Wawancara
dan
Observasi
40
pengumpulan data .
6. Masalah dan kendala yang
terjadi dalam proses
pengumpulan data surveilans.
Pengolahan Data 1. Sistematika pengolahan data
surveilans epidemiologi
berdasarkan orang, waktu dan
tempat.
2. Teknik pengolahan data
surveilans (teks, tabel dan
grafik serta spot map).
3. Metode pengolahan data
surveilans ( manual dan
komputerisasi).
4. Kendala dan masalah yang
terjadi dalam pengolahan data
surveilans.
1. Koordinator
surveilans
puskesmas
Wawancara
dan
Observasi
Analisis dan
Interpretasi Data
1. Mengetahui seberapa lama
bergelut dalam bidang analisis
data surveilans.
2. Data yang disediakan dalam
keadaan siap dianalisis dan apa
yang dianalisis setelah data
siap untuk di analisis (terjadi
peningkatan atau penurunan
kasus setiap bulan/tahun dan
membandingkan kasus yang
tercatat pada tahun-tahun
sebelumnya).
3. Hubungan kasus dengan faktor
risiko.
4. Alat bantu yang digunakan
dalam menganalisis data dan
jenis pengukuran data yang
digunakan (rate, proporsi, dan
rasio).
5. Masalah dan kendala yag
terjadi dalam menganalisis data
surveilans.
1. Koordinator
surveilans
puskesmas
Wawancara
dan
Observasi
Penyebarluasan
Data/Informasi 1. Waktu yang tepat untuk
penyebaran hasil kegiatan
surveilans epidemiologi.
2. Metode penyebaran hasil
kegiatan surveilans
1. Koordinator
surveilans
Dinkes Kota
Kendari
41
epidemiologi.
3. Media yang digunakan pada
penyebarluasan informasi
surveilans.
4. Kepada siapa saja dilakukan
penyebaran informasi.
5. Masalah dan kendala yang
terjadi dalam penyebaran
data/informasi surveilans.
2. Koordinator
surveilans
puskesmas
Wawancara
dan
Observasi
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan
data/informasi yaitu :
1. Wawancara mendalam adalah metode pengumpulan data yang dilakukuan
dengan cara melakukan dialog langsung dengan informan yaitu informan
kunci dan informan biasa.
2. Pengamatan/ observasi terlibat dimana peneliti sebagai instrumen
penelitian langsung untuk melihat pelaksanaan pencatatan dan pelaporan
terpadu puskesmas, kemudian dikomparasikan dengan hasil wawancara
yang dilakukan, untuk melihat kenyataan yang ada dilapangan secara
langsung.
3. Pemeriksaan dokumen dan arsip, hal ini ditujukan kepada peneliti dalam
menelusuri/memeriksa arsip dan dokumen STP (Surveilans Terpadu
Penyakit) dipuskesmas, untuk mencari relevansi antara teori, hasil
wawancara dan kebenaran yang ada dilapangan.
42
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari wawancara mendalam dilakukan secara
manual sesuai dengan petunjuk pengelolaan data kualitatif serta sesuai dengan
tujuan penelitian ini dan selanjutnya dianalisis dengan metode “content
analysis” kemudian di interpretasikan dan disajikan dalam bentuk narasi.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yakni dilakukan
melalui tiga alur sebagai berikut :
1. Reduksi data
Analisis pada tahap ini merupakan proses pemilihan, pemusatan,
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
digunakan di lapangan. Dengan kata lain, pada tahap ini dilakukan analisis
untuk menggolong-golongkan, direduksi data yang tidak perlu,
mengarahkan dan mengorganisasi data.
2. Penyajian data
Alur analisis yang kedua ini adalah menyajikan data yang telah
dianalisis pada alur pertama dan kemudian disajikan dalam bentuk teks
narasi.
3. Penarikan kesimpulan
Analisis pada alur ini adalah mencari makna benda-benda dan peristiwa
yang muncul dari data (Klarifikasi data), serta memfokuskan pada abstraksi data
yang tertuang dalam bagan. (Bungin, 2007).
Data dari hasil penelitian setelah diraduksi dan disajikan, langkah
terakhir adalah penarikan kesimpulan. Hasil dari data-data yang telah
didapatkan dari laporan penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan
43
serta diuji kebenarannya, kesimpulan-kesimpulan diverifikasi selama penelitian
berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang besar atau tidakya hasil
laporan penelitian. Kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna-makna yang
muncul dari data yang harus diuji validitasnya yaitu kebenarannya,
kekokohannya dan kecocokannya.
G. Pengecekan Validitas Temuan
Peneliti menerapkan teknik observasi mendalam dengan melihat
triangulasi (sumber, metode, teori). Kemudian dilakukan pengecekan dengan
proses transferability (temuan dapat ditransfer ke latar lain), atau dengan kata
lain hasil temuan dapat diungkapkan dengan mengemukakan teori-teori
relevan.
Teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan dari penggunaan
triangulasi yakni:
1. Triangulasi sumber seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil
observasi dari informan kunci dan informan biasa.
2. Triangulasi metode seperti wawancara mendalam dan metode observasi.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang
ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.
3. Triangulasi teori digunakan untuk memastikan bahwa data yang
dikumpulkan sudah memenuhi syarat, kemudian dilakukan pengecekan
dengan proses transferability (temuan dapat ditransfer ke latar lain), atau
dengan kata lain hasil temuan dapat diungkapkan dengan mengemukakan
teori-teori relevan.
44
Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Desember Januari Februari Maret April Mei
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Studi
kepustakaan
2 Penyusunan
Proposal
3 Konsultasi
Proposal
4 Seminar Proposal
5 Perbaikan
Proposal
6 Pelaksanaan
Penelitian
7 Analisis Data
8 Konsultasi Hasil
9 Seminar Hasil
10 Perbaikan Hasil
11 Ujian Skripsi
12 Perbaikan Skripsi
Keterangan :
: Proposal
: Hasil
: Skripsi
45
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografi
1) Luas Wilayah
Wilayah Kota Kendari terletak di sebelah Tenggara Pulau
Sulawesi. Wilayah daratannya terdapat di daratan Pulau Sulawesi
mengelilingi Teluk Kendari. Terdapat satu pulau pada wilayah
Kota Kendari yang dikenal sebagai Pulau Bungkutoko. Luas
wilayah daratan Kota Kendari 267,37 Km2
atau 0,7 persen dari
luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kota Kendari yang merupakan ibukota Provinsi Sulawesi
Tenggara, secara astronomis terletak di bagian selatan garis
khatulistiwa berada di antara 3o54`40`` dan 4
o5`05`` Lintang
Selatan (LS) dan membentang dari Barat ke Timur diantara
122o 26`33 dan 122
o39`14`` Bujur Timur (BT).
Sepintas tentang posisi geografisnya, Kota Kendari
memiliki batas-batas sebelah Utara: Kabupaten Konawe; sebelah
Timur: Laut Kendari; sebelah Selatan: Kabupaten Konawe
Selatan; sebelah Barat: Kabupaten Konawe Selatan. Kota Kendari
terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6
45
46
Tahun 1995 yang disahkan pada tanggal 3 Agustus 1995 dengan
status Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari.
Gambar 4. Peta Administrasi Kota Kendari Tahun 2015
(Sumber: Data Sekunder BAPPEDA)
Luas wilayah menurut Kecamatan sangat beragam.
Kecamatan Baruga merupakan wilayah kecamatan yang paling
luas (17,95%), selanjutnya Kecamatan Abeli (16,40%), Kecamatan
Puuwatu (14,86%), Kecamatan Poasia (14,12%), Kecamatan Kambu
(9,21%), Kecamatan Mandonga (7,77%), Kecamatan Kendari Barat
(7,15%), Kecamatan Kendari (5,86%), Kecamatan Wua-Wua
(4,17%), dan Kecamatan Kadia (2,51%).
47
Tabel 3. Luas Wilayah Kota Kendari Menurut Kecamatan Tahun
2014
Kecamatan Luas (km)² Persentase (%)
Mandonga 20.77 7.77
Baruga 48.00 17.95
Puuwatu 39.72 14.86
Kadia 6.71 2.51
Wua-wua 11.16 4.17
Poasia 37.74 14.12
Abeli 43.85 16.40
Kambu 24.63 9.21
Kendari 15.68 5.86
Kendari Barat 19.11 7.15
Jumlah 295.89 100.00
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Kendari, 2015
2) Ketinggian Wilayah
Dilihat berdasarkan ketinggian wilayah kota Kendari di atas
permukaan laut, Kecamatan Mandonga merupakan wilayah tertinggi
berada pada ketinggian 30 meter di atas permukaan laut. Selanjutnya
wilayah Kecamatan Abeli dan Kendari Barat berada pada ketinggian
3 meter di atas permukaan laut.
b. Iklim
Iklim sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kota
Kendari hanya dikenal dua musim yakni musim kemarau dan musim
hujan. Keadaan musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang
bertiup di atas wilayahnya. Menurut data yang diperoleh dari Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim
Kendari tahun 2014 terjadi 172 hari hujan dengan curah hujan
2.263,6 mm dan 2.102,6 jam penyinaran matahari.
48
Suhu udara dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Perbedaan
ketinggian dari permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah pesisir
mengakibatkan keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-masing
tempat dalam suatu wilayah. Secara keseluruhan, wilayah Kota
Kendari merupakan daerah bersuhu tropis. Menurut data yang
diperoleh dari Stasiun Meteorologi Maritim Kendari Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, selama tahun 2014 rata-rata
suhu udara maksimum 31,8oC dan rata-rata suhu udara minimum
23,4oC. Tekanan udara rata-rata 1.010,5 millibar dengan kelembaban
udara rata-rata 82 persen. Rata-rata Kecepatan angin selama tahun
2014 mencapai 5,60 knot.
c. Kependudukan
Sumber utama data kependudukan adalah Sensus Penduduk
yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Sensus Penduduk telah
dilaksanakan sebanyak 6 kali sejak Indonesia merdeka yaitu pada
tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010. Metode pengumpulan
data dalam sensus dilakukan dengan wawancara antara petugas sensus
dengan responden. Pencacahan dilakukan terhadap seluruh penduduk
yang berdomisili di seluruh wilayah teritorial Indonesia termasuk
warga negara asing kecuali anggota Korps Diplomatik negara sahabat
beserta keluarganya. Bagi penduduk yang bertempat tinggal tetap,
dicacah dimana mereka biasa tinggal. Akan tetapi jika sedang
bertugas ke luar wilayah lebih dari 6 bulan, tidak dicacah di tempat
49
tinggalnya. Sebaliknya, seseorang atau keluarga menempati suatu
bangunan belum mencapai 6 bulan tetapi bermaksud menetap disana,
dicacah di tempat tersebut.
Untuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap dicacah di
tempat dimana mereka ditemukan petugas sensus biasanya pada
malam „Hari Sensus‟. Termasuk penduduk yang tidak bertempat
tinggal tetap adalah tuna wisma, awak kapal berbendera Indonesia,
penghuni perahu/rumah apung, masyarakat terpencil/terasing dan
pengungsi.
1) Jumlah penduduk
Penduduk kota Kendari berdasarkan Sensus Penduduk 2000
berjumlah 205.240 jiwa. Ketika dilakukan Survei Penduduk Antar
Sensus (Supas) pada tahun 2005, diketahui jumlah penduduk kota
Kendari meningkat menjadi 226.056 jiwa. Jumlah penduduk
berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 tercatat sebanyak
289.966 jiwa. Jumlah Penduduk Tahun 2015 adalah sebesar
335.889 jiwa.
Penduduk tersebut tersebar dengan persebaran yang tidak
merata. Pada tahun 2014, sebanyak 14,80 persen penduduk kota
Kendari tinggal di wilayah Kendari Barat, hanya 6,68 persen
tinggal di Kecamatan Baruga dan selebihnya tersebar pada 8
kecamatan dengan persebaran yang bervariasi. Di samping itu,
dilakukan penghitungan kepadatan penduduk pada masing-masing
50
wilayah Kecamatan. Kepadatan penduduk adalah banyaknya
penduduk per km persegi. Kadia merupakan kecamatan dengan
kepadatan penduduk paling tinggi yaitu sebesar 6.775 jiwa per
km2
sedangkan Baruga merupakan kecamatan dengan kepadatan
penduduk paling rendah yaitu sebesar 467 jiwa per km2.
Bila dilihat berdasarkan rasio jenis kelamin, di Kota Kendari
terdapat lebih banyak penduduk laki-laki daripada perempuan.
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara banyaknya
penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada
suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan
banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 perempuan. Rasio jenis
kelamin penduduk Kota Kendari sebesar 101,71 atau dengan kata
lain, terdapat 102 penduduk laki-laki untuk tiap 100 penduduk
perempuan.
Tabel 4. Jumlah Penduduk kota Kendari menurut kecamatan
dan Jenis Kelamin Tahun 2014
Kecamatan Jenis kelamin
Total Laki-laki Perempuan
Mandonga 20 956 20 935 41 891
Baruga 11 528 11 179 22 437
Puuwatu 16 517 15 626 32 143
Kadia 22 613 22 847 45 460
Wua-wua 14 369 13 903 28 272
Poasia 14 739 14 193 28 932
Abeli 13 278 12 713 25 991
Kambu 25 866 15 567 31 433
Kendari 14 871 14 734 29 605
Kendari Barat 24 904 24 821 49 725
Jumlah 169 371 166 518 335 889
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Kendari, 2015
51
2) Laju pertumbuhan Penduduk
Rata-rata laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang
menunjukkan tingkat pertumbuhan penduduk per tahun dalam
jangka waktu tertentu. Secara umum, laju pertumbuhan penduduk
kota Kendari sebesar 3,51 persen per tahun.
d. Fasilitas Kesehatan
Pembangunan kesehatan di Kota Kendari dititik beratkan pada
peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Demikian pula
halnya pelaksanaan program Keluarga Berencana diarahkan untuk
menciptakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Peningkatan mutu tersebut salah satunya melalui ketersediaan
fasilitas kesehatan diantaranya Rumah Sakit, Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu Rumah Sakit adalah tempat pemeriksaan dan
perawatan kesehatan, biasanya berada dibawah pengawasan
dokter/tenaga medis, termasuk rumah sakit khusus seperti rumah sakit
perawatan paru-paru dan RS jantung. Puskesmas adalah unit pelayanan
kesehatan milik pemerintah yang bertanggungjawab terhadap
pelayanan kesehatan masyarakat untuk wilayah kecamatan. Tim
Puskesmas sesuai jadwal dapat melakukan kegiatan puskesmas
keliling ke tempat-tempat tertentu dalam wilayah kerjanya, untuk
mendekatkan pelayanan dengan masyarakat. Puskesmas Pembantu
(pustu) yaitu unit pelayanan kesehatan masyarakat yang membantu
kegiatan Puskesmas di sebagian dari wilayah kerja.
52
Keberadaan tenaga kesehata utamanya dokter di tengah
masyarakat akan sangat mempengaruhi derajat dan status kesehatan.
Oleh karena itu, banyaknya dokter (di Fasilitas Kesehatan) dalam
jumlah penduduk tertentu merupakan suatu indikator penting dalam
pembangunan kesehatan. Indikator yang biasa digunakan adalah dokter
per 100.000 penduduk. Pada tahun 2014, di Kota Kendari terdapat 57
dokter spesialis, 107 dokter umum, 34 dokter gigi dan 1 dokter
spesialis gigi.
Tabel 5. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kota Kendari
Tahun Fasilitas Kesehatan
Rumas Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu
2010 12 14 18
2011 13 14 16
2012 13 15 17
2013 12 15 17
2014 12 15 17
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Kendari, 2015
Tabel 6. Jumlah Puskesmas menurut Kecamatan di Kota Kendari
Tahun 2014
Kecamatan Puskesmas
Mandonga Labibia
Baruga Lepo-lepo
Puuwatu Puuwatu
Kadia Perumnas dan Jatiraya
Wua-wua Mekar dan Wua-wua
Poasia Poasia
Abeli Abeli dan Nambo
Kambu Mokoau
Kendari Mata dan Kadia
Kendari Barat Benu-benua dan Kemaraya
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Kendari, 2015
53
2. Gambaran Umum Informan Penelitian
Informan kunci dalam penelitian ini terdiri dari satu orang yaitu
Koordinator Surveilans Epidemiologi Dinas Kesehatan Kota Kendari
berinisial SIA, berjenis kelamin perempuan, berumur 34 tahun dan
berpendidikan terakhir S1 Kesehatan Masyarakat.
Informan biasa dalam penelitian ini terdiri dari 15 orang yaitu
petugas Surveilans Epidemiologi Puskesmas se-Kota Kendari.
a. HS adalah petugas Surveilans di Puskesmas Nambo, berjenis kelamin
perempuan, berumur 33 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana
Kesehatan Masyarakat.
b. M adalah petugas Surveilans di Puskesmas Abeli, berjenis kelamin
perempuan, berumur 33 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana
Kesehatan Masyarakat.
c. AK adalah petugas Surveilans di Puskesmas Poasia, berjenis kelamin
perempuan, berumur 32 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana
Kesehatan Masyarakat.
d. IV adalah petugas Surveilans di Puskesmas Mekar, berjenis kelamin
laki-laki, berumur 36 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana Kesehatan
Masyarakat.
e. JK adalah petugas Surveilans di Puskesmas Benu-benua, berjenis
kelamin perempuan, berumur 32 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana
Kesehatan Masyarakat.
54
f. K adalah petugas Surveilans di Puskesmas Kandai, berjenis kelamin
perempuan, berumur 32 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana
Kesehatan Masyarakat.
g. Y adalah petugas Surveilans di Puskesmas Jati Raya, berjenis kelamin
perempuan, berumur 34 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana
Kesehatan Masyarakat.
h. IF adalah petugas Surveilans di Puskesmas Mokoau, berjenis kelamin
laki-laki, berumur 36 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana Kesehatan
Masyarakat.
i. H adalah petugas Surveilans di Puskesmas Lepo-lepo, berjenis kelamin
perempuan, berumur 34 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana
Kesehatan Masyarakat.
j. RL adalah petugas Surveilans di Puskesmas Perumnas, berjenis
kelamin perempuan, berumur 51 tahun, berpendidikan terakhir D3
Keperawatan.
k. WS adalah petugas Surveilans di Puskesmas Kemaraya, berjenis
kelamin perempuan, berumur 37 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana
Kesehatan Masyarakat.
l. HKT adalah petugas Surveilans di Puskesmas Puuwatu, berjenis
kelamin perempuan, berumur 33 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana
Kesehatan Masyarakat.
55
m. SR adalah petugas Surveilans di Puskesmas Wua-wua, berjenis
kelamin perempuan, berumur 26 tahun, berpendidikan terakhir D3
Keperawatan.
n. AS adalah petugas Surveilans di Puskesmas Labibia, berjenis kelamin
perempuan, berumur 35 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana
Kesehatan Masyarakat.
o. HA adalah petugas Surveilans di Puskesmas Mata, berjenis kelamin
perempuan, berumur 34 tahun, berpendidikan terakhir Sarjana
Keperawatan.
3. Gambaran Penelitian
Penelitian di lakukan mulai tanggal 15 Maret 2016, langkah awal
yang di lakukan adalah dengan mengantarkan surat izin penelitian dari
Litbang pada tempat yang di jadikan sebagai lokasi penelitian yaitu
seluruh Puskesmas di Kota Kendari Dinkes Kota. Tujuan yang paling
utama adalah Dinkes Kota. Setibanya di Dinkes Kota peneliti
memasukkan surat ke bagian adminstrasi untuk di disposisi kemudian
dibuatkan surat pengantar penelitian ke Puskesmas se-Kota Kendari.
Pada tanggal 17 Maret 2016 peneliti memilih Puskesmas Nambo dan
Puskesmas Abeli sebagai puskemas pertama untuk melakukan penelitian
dikarenakan lokasi kedua Puskesmas tersebut searah, sehingga peneliti
dapat mengefesienkan waktu. Tepat pada pukul 09.10 WITA, peneliti
datang lebih siang sebab berdasarkan informasi bahwa Kepala Tata Usaha
Puskesmas Nambo biasanya datang pukul 09.00 WITA. Dan tidak lama
56
kemudian ruangan tata usaha terbuka, tetapi kata seorang Staf Tata Usaha
mengatakan bahwa Kepala Tata Usaha Puskemas Nambo tidak hadir
dikarenakan ada urusan lain yang mendesak, dan Staf Tata Usaha
mengantar peneliti memasukkan surat tersebut ke Kepala Puskesmas
Nambo. Dan pada hari itu juga setelah di konfirmasi oleh Kepala
Puskesmas Nambo peneliti di antar ke petugas Surveilans Puskesmas
Nambo untuk diwawancarai sebagai salah satu informan biasa. Kemudian
peneliti melanjutkan penelitian ke Puskesmas Abeli. Setalah tiba dilokasi
peneliti langsung bertemu dengan Kepala Tata Usaha Puskesmas Abeli
dan menyampaikan maksud dan tujuan peneliti serta menyerahkan surat
izin penelitian. Selanjutkan peneliti diarahkan ke ruangan P2M untuk
bertemu dengan petugas sunveilans puskesmas, hanya saja petugas
surveilans tersebut tidak ada ditempat.
Keesokan harinya tanggal 18 Maret 2016, peneliti kembali ke
Puskesmas Abeli untuk bertemu sekaligus mewawancarai petugas
Surveilans. Setelah peneliti melakukan wawancara di Puskesmas Abeli
kemudian peneliti melanjutkan penelitian di Puskesmas Poasia. Setibanya
di Puskesmas Poasia terlebih dahulu peneliti bertemu dengan Kepala Tata
Usaha Puskesmas Poasia, setelah surat izin penelitian di disposisi peneliti
diarahkan ke ruangan Bank Data untuk menyampaikan keperluan peneliti
selanjutnya peneliti diarahkan ke petugas Surveilans Puskesmas Poasia.
Pada tanggal 19 Maret 2016 peneliti melanjutkan penelitian ke
Puskesmas Mekar. Setibanya di Puskesmas Mekar ternyata Kepala Tata
57
Usaha belum datang. Sembari menunggu kedatangan Kepala Tata Usaha
Puskemas Mekar peneliti meneruskan penelitian ke Puskesmas Jati Raya.
Setibanya di Puskesmas Jati Raya petugas Surveilans tidak berada di
tempat dan peneliti membuat janji untuk kembali pada hari senin.
Kemudian peneliti melanjutkan lagi ke Puskesmas Benu-benua,
sesampainya di Puskesmas Benua-benua terlebih dahulu peneliti bertemu
Kepala Tata Usaha untuk memasukkan surat izin penelitian dan mengantar
peneliti ke petugas Surveilans Puskesmas Benu-benua untuk melakukan
wawancara. Selanjutnya peneliti melanjutkan ke Puskesmas berikutnya
yaitu Puskesmas Kandai. Setibanya di Puskesmas Kandai peneliti menuju
ruangan Tata Usaha untuk bertemu Kepala Tata Usaha, hanya saja kata
seorang staf Tata Usaha bahwa beliau tidak berada ditempat dan meminta
peniliti untuk kembali pada hari senin. Kemudian peneliti kembali lagi ke
Puskesmas Mekar untuk bertemu Kepala Tata Usaha dan mewawancarai
petugas Surveilans Puskesmas Mekar.
Pada tanggal 21 Maret 2016 tepat hari senin peneliti kembali ke
Puskesmas Kandai dan Puskesmas Jati Raya untuk melakukan wawancara
dengan petugas Surveilans sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Setelah
melakukan wawancara di kedua Puskesmas tersebut dengan sisa waktu
yang ada peneliti melanjutkan penelitian di Puskesmas Mokoau. Setibanya
di Puskesmas Mokoau, Kepala Tata Usaha dan petugas Surveilans berada
ditempat dan peneliti langsung melakukan wawancara.
58
Tanggal 22 Maret 2016, datang dengan niat untuk mewawancarai
petugas Surveilans Puskesmas Kemaraya, hanya saja kata Kepala Tata
Usaha Puskesmas Kemaraya menyarankan peneliti untuk datang kembali
keesokan harinya dikarenaka petugas Surveilans Puskesmas Kemaraya
tidak dapat hadir. Kemudian peneliti melanjutkan penelitian ke Puskesmas
Perumnas. Sesampainya di Puskesmas Perumnas Kepala Tata Usaha
meminta peneliti untuk menunggu beberapa menit dikarenakan petugas
Surveilans masih dalam perjalanan menuju Puskesmas. Setelah beberapa
menit akhirnya petugas Surveilans tiba di Puskesmas Perumnas dan
peneliti langsung meminta izin untuk melakukan wawancara. Dengan
memanfaatkan sisa waktu yang ada peneliti meneruskan penelitian ke
Puskesmas Lepo-lepo, sesampainya di Puskesmas Lepo-lepo peneliti
langsung bertemu dan meminta izin melakukan penelitian kepada Kepala
Tata Usaha. Selanjutnya Kepala Tata Usaha mengarahkan peneliti ke
ruangan P2M untuk bertemu dengan petugas Surveilans. Tetapi, saat itu
petugas Surveilans belum bersedia untuk diwawancarai dikarenakan beliau
sedang istirahat makan siang, sehingga peneliti di minta untuk menunggu.
Setelah beberapa lama menunggu akhir petugas Surveilans kembali ke
ruangan dan peneliti mulai melakukan wawancara.
Keesokan harinya tanggal 23 Maret 2016, peneliti datang lebih awal
ke Puskesmas Kemaraya sebab kemarin tanggal 22 Maret 2016 pada saat
peneliti ke puskesmas Kepala Tata Usaha memerintahkan untuk datang
lebih awal agar bisa bertemu petugas Surevilans lebih cepat. Tidak lama
59
menunggu petugas Surveilans Puskesmas Kemaraya datang dan peneliti
langsung meminta kesediaan beliau untuk diwawancarai sebagai informan
biasa. Selanjutnya peneliti meneruskan penelitian ke Puskesmas Puuwatu,
setibanya di puskesmas peneliti ke ruangan Tata Usaha untuk
menyerahkan surat izin penelitian, tetapi Kepala Tata Usaha tidak berada
di ruangan yang ada hanya petugas Surveilans dan staf Tata Usaha
sehingga peneliti berinisatif terlebih dahulu meminta kesediaan petugas
Surveilans untuk diwawancarai. Akhirnya beliau bersedia dan peneliti
langsung melakukan wawancara. Setalah melakukan wawancara peneliti
disarankan menunggu Kepala Tata Usaha untuk menyerahkan surat izin
penelitian secara langsung.
Kamis 24 Maret 2016, peneliti bermaksud melanjutkan penelitian di
Puskesmas Labibia akan tetapi setibanya di puskesmas Kepala Tata Usaha
dan petugas Surveilans sedang turun lapangan melakukan fogging.
Sehingga peneliti membuat janji untuk kembali pada tanggal 28 Maret
2016 berhubung keesokan harinya pada tanggal 25 Maret 2016 adalah hari
libur nasional. Kemudian untuk memanfaatkan waktu peneliti melanjutkan
penelitian ke Puskesmas Wua-wua dan sesampainya di puskesmas
sebelum melakukan wawancara terlebih dahulu peneliti bertemu Kepala
Tata Usaha untuk memasukkan surat izin penelitian yang selanjutnya
peneliti diarahkan ke ruangan P2M. Di ruangan P2M peneliti bertemu
dengan petugas Surveilans, hanya saja kata staf di ruangan P2M petugas
Surveilans sedang pulang kerumah tetapi beliau akan kembali ke
60
puskesmas sehingga peneliti berinisiatif untuk menunggu. Setelah
beberapa lama menunggu petugas Surveilans tersebut datang dan bersedia
untuk diwawancarai.
Pada tanggal 28 Maret 2016. Sesuai dengan perjanjian pada tanggal
24 Maret 2016 peneliti kembali ke Puskesmas Labibia untuk melakukan
penelitian. Setibanya di puskesmas peneliti memasukkan surat izin
penelitian ke Kepala Tata Usaha sekaligus mewawancarai petugas
Surveilans Puskesmas Labibia. Dan selanjutnya peneliti meneruskan
penelitian ke Puskesmas terakhir yaitu Puskesmas Mata. Sesampainya di
Puskesmas Mata staf Tata Usaha menginformasikan bahwa Kepala Tata
Usaha dan petugas Surveilans sedang mengikuti rapat di Dinkes Kota
Kendari yang berlangsung selama 3 hari yang di mulai pada tanggal 28
maret 2016 sampai tanggal 30 Maret 2016. Sehingga peneliti di minta
kembali ke puskesmas pada tanggal 31 Maret 2016.
Pada tanggal 31 Maret 2016 tepat hari kamis, peneliti mengantarkan
surat izin penelitian ke Kepala Tata Usaha Puskesmas Mata dan bertemu
dengan petugas Surveilans. Setelah meminta kesediaan petugas
Surveilans, beliau bersedia untuk di jadikan informan biasa dan di
wawancarai pada saat itu walaupun dengan keadaan kurang enak badan.
Dan akhirnya semua informan biasa di puskesmas se-Kota Kendari
peneliti wawancarai. Kemudian peneliti bergegas melanjutkan penelitian
ke Dinkes Kota untuk melakukan wawancara pada informan kunci yaitu
Koordinator Surveilans Dinkes Kota Kendari. Setibanya di Dinkes Kota
61
Kendari peneliti menuju ruang administrasi Dinkes Kota Kendari untuk
memasukkan surat izin penelitian. Selanjutnya peneliti diarahkan bertemu
Kepala Sub Bagian P2PL untuk mendisposisi surat izin penelitian. Setalah
di disposisi peneliti di antar bertemu Koordinator Surveilans Kota Kendari
dan peneliti langsung meminta kesediaan beliau untuk diwawancarai.
Setelah melakukan wawancara dengan Koodinator Surveilans Dinkes Kota
peneliti kembali ke ruang administrasi untuk membuat surat pernyataan
telah melakukan penelitian, hanya saja Kasubag yang berwenang untuk
menandatangani surat tersebut telah pulang berhubung jam kerja telah
berakhir sehingga peneliti di minta kembali keesokan harinya untuk
mengambil surat tersebut. Dan selesai pula peneliti melakukan penelitian
ini.
B. HASIL PENELITIAN
1. Surveilans Epidemiologi
Informan kunci dan biasa memiliki pemahaman dan pengetahuan
yang berbeda mengenai kegiatan surveilans, sebagaimana hasil wawancara
mendalam berikut:
Pemahaman informan kunci tentang surveilans :
“Surveilans itu adalah suatu pengamatan suatu penyakit yang
secara sistematis dan terus menerus dimana secara terus menerus
dan secara sistematis ke daerah-daerah yang berpotensial-
potensial penyakit-penyakit yang berpotensial KLB (Kejadian
Luar Biasa)”(SIA, 34 tahun, wc: 31 Maret 2016).
62
Pemahaman informan biasa tentang surveilans :
“Surveilans itu kegiatan yang dilakukan oleh programmer untuk
menunjukkan pencegahan penyakit dilingkungan masyarakat”(HS,
33 tahun, 17 Maret 2016).
“Surveilans itu,itu bemana di misalkan kita ada kasus kita
langsung lacak toh tempatnya kejadian tersebut kita adakan mi
penelitian disitu PE toh penelitian epidemiologi kenapa ada
kenapa bisa terjadi kasus”(M, 33 tahun, wc : 18 Maret 2016).
“Kegiatan surveilans itu kegiatan yang sistematis yang dilakukan
secara terus menerus sesuai dengan kasus yang terjadi”(AK, 32
tahun, wc: 18 Maret 2016).
“Kalau disini surveilans itu pelacakan dan penemuan. Ada juga
yang sudah ditemukan tapi belum pernah dikunjungi itu termasuk
juga”(IV, 36 tahun, wc :19 Maret 2016)
“Kegiatan surveilans itu kegiatan yang sistematis mulai dari
pengumpulan data, pengolahan, penyajian data, evaluasi dan
analisisnya”(JK, 32 tahun, wc : 19 Maret 2016).
“Kegiatan surveilans epidemiologi itu kita melakukan kita
melakukan penyelidikan epidemiologi jika ada kasus setelah itu
kita adakan turun lapangan kita adakan PE penyelidikan
epidemiologi” (K, 32 tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Kegiatan yang dimulai dari perencanaan maksudnya
pengumpulan data pengolahan analisis dan interpretasi data terus
kegiatan surveilans itu ada yang dilakukan secara aktif dan ada
yang dilakukan secara pasif toh”(Y, 34 tahun, wc : 21 Maret
2016).
“Kegiatan surveilans itu yaa pemantauan secara terus-menerus
terhadap objek atau penyakit yang berkembang dimasyarakat”(IF,
36 tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Kalau kegiatan surveilans itu apa pengamatan secara terus-
menerus misalkan ada kasus kalau kasusnya seperti ispa terus liat
mi golongan umurnya golongan umur berapa misalkan dia
golongan umur balita ee kita ambil nama lengkapnya dimana tapi
ispa ada golongannya ispa ringan, ispa sedang, atau ispa berat
toh haa kalau misalnya yang mau diambil ispa berat kita liat
tempat alamatnya dimana umurnya juga berapa terus kita
kunjungi tempatnya maksudnya dia tinggal dimana terus nanti
pada saat kita sudah kunjungi kita amati kan kita amati kondisinya
bemana kondisinya pada saat terkena penyakit itu toh haa terus
pada kita saat itu pantau terus kondisinya sambil kita kasi di PE”
(H, 34 tahun, wc : 22 Maret 2016).
63
“Kegiatan surveilans itu suatu kegiatan yang melacak dan
menemukan suatu penyakit menular penyakit-penyakit apa saja
sekarang itu penyakit tidak menularpun disuvei”(RL, 51 tahun, wc
: 22 Maret 2016).
“Hmm surveilans ya.. menurut saya sendiri dia itu kayak semacam
kegiatan pencatatan secara terus menerus begitu dan ini penting
sekali”(WS, 37 tahun, wc : 23 Maret 2016).
“Kegiatan pemantauan kasus yang dilakukan secara terus
menerus”(HKT, 33 tahun, wc : 23 Maret 2016).
“Kayak seperti pemetaan ee terus pembinaan yaa sebatas itu”(SR,
26 tahun, wc : 24 Maret 2016).
“Surveilans pelacakan kasus penyakit menular dilapangan” (AS,
35 tahun, wc : 28 Maret 2016).
“Surveilans itu kegiatan pencatatan kasus sampe pada evaluasi
terhadap penyakit menular terus dengan penyakit tidak
menular”(HA, 34 tahun, wc : 31 Maret 2016).
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan tentang surveilans oleh beberapa petugas surveilans
Puskesmas se-kota dengan Koordinator surveilans Dinkes Kota
menunjukkan tidak adanya perbedaan pemahaman. Hal ini dikarenakan
konsep surveilans yang di pahami oleh informan sejalan dengan
Permenkes (2014) yang mengatakan bahwa, Kegiatan surveilans
Kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan yang sistematis dan
terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau
masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk
memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien.
64
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dengan informan
kunci dan informan biasa Adapun pernyataannya adalah sebagai berikut:
Jenis data dan sumber data yang dikumpulkan berkaitan dengan
surveilans menurut informan SIA :
“Kalau ada kasus ispa bisa langsung turun atau lapor dulu sama
kita atau setelah turun pi baru melapor kita juga tetap turun
karena dinas juga tetap juga ada pembinaannya toh pada
puskesmas jadi sama-sama ji kita turun tapi kalau puskesmas dia
rutin turunnya jadi untuk penyakit-penyakit tertentu puskesmas dia
turun terus kan tupoksinya merekan kan begitu. Jadi jenis datanya
itu penyakit-penyakit rawat jalan, data kesakitan ISPA, data
kematian juga kalau ada tetap dikumpulkan dan itu data harus
dikirim setiap bulannya jadi harus tetap dikumpulkan, misalnya
LB1 kan setiap bulan harus lengkap pengiriman dan untuk kota
kendari itu tidak gajian kalau tidak ada ada laporan masuk dari
puskesmas dan itu sudah komitmen memang”( SIA, 34 tahun, wc:
31 Maret 2016).
Hal senada yang dikatakan oleh petugas-petugas surveilans di
Puskesmas se-Kota Kendari :
“Sebenarnya bukan ISPA saja banyak digabung semua dbd, ISPA,
diare, tipoid satu kali turun datanya semua saya ambil datanya
dari poli dengan turun lapangan sama pustu juga karna pustu juga
berjalan”(HS, 33 tahun, 17 Maret 2016).
“Sumber datanya dari poli umum umpanya kita cara kumpulkan
laporan dari poli umum kita rekap di LB1. Kita surveilans kita
ambil mi dari LB1 kita dari pustu-pustu kan digabung toh masuk
di laporan LB1 kita ambil mi dari situ” ”(M, 33 tahun, wc : 18
Maret 2016).
“Terus data primer ji semua ini toh yang masuk itu pasien yang
datang berkunjung kan dipoli toh. Sudah pernahkah jalan2 dipoli
umum? Kan kalau disitu ada jenis penyakitnya apa terus kita
masukkan dalam, kan dipuskesmas itu ada yang namanya lb1
laporan bulan disitu semua penyakit di Lb1. Ini data kesakitan toh
jadi ispa 1304 kodenya itu 1302 pale disinimi dia muncul datanya
toh dari golongan umur ini dibawah 1 toh dari 0 sampe diatas 7
tahun digolongkan, diklasifikasi dalam umur begini toh
65
dimasukkan mi. Untuk nama tempat dan waktu ispa kita tidak catat
dia kecuali pnemoni. Adaji kalau mau liat itu nama penderitanya
toh tapi dibukunya mi poli umum. Buku daftar kunjungan
pasiennya poli umum toh disitu kalau mau liat detil namanya
alamatnya toh. Kalau kita merekap jumlahnya berdasarkan seperti
ini kan berdasarkan kelurahan toh, berdasarkan kelurahan kita
puskesmas ada 4 wilayah kerja berdasarkan kelurahan itu
jumlahnya saja yang dihitug toh tapi untuk pencatatan identitas
nama alamat jeniskelaminnya itu toh ada dibuku poli untuk itu
programaer da tidak catat kecuali itu pnemoni. Ada ji juga
tercatat tapi khusus untuk ispa yang balita harus dicatat dia
namanya. Kalau diatas 5tahun nda nda tercatat toh. Bukan artinya
tidak tercatat maksudnya programernya da tidak dicatat terus tapi
tetatp tercatat dipoli tapi untuk laporannya formatnya tidak
diminta namanya toh.” (AK, 32 tahun, wc: 18 Maret 2016).
“Sebagian dari kunjungan sebagian dari suvei maksudnya
kunjungan ke puskesmas sebagian dari penemuan itu mi ada
penemuan pasif ada penemuan aktif. Penemuan pasif itu kita yang
menunggu disini mereka yang datang. Kalau data aktifnya ada
registrasinya sendiri karena itu termasuk kegiatan luar gedung”
(IV, 36 tahun, wc :19 Maret 2016).
“Data yang saya ambil dari hasil diagnosa dokter yang berada di
poli kemudian saya masukkan di buku saya tinggal
memindahkan”(JK, 32 tahun, wc : 19 Maret 2016).
“Kita ambil dari poli umum kemudian kita adakan disini kan
surveilans biasa melakukan penyaringan berarti disamping kita
ambil data dari poli berarti kita ambil door to door kalau ada
keluhan dari masyarakat toh” (K, 32 tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Sumber data itukan data primer dan data sekunder. Data itu
biasanya kita ambil dari orang yang data pasien yang berobat
dan register pasien yang berobat disini secara apa data primer
dan sekunder terus kalau yang sekunder biasanya kita turun
kelapangan, biasa diposyandu, penyuluhan dari rumah ke rumah
jadi kalau misalnya ada yang sakit ispa atau kita curigai ispa itu
biasanya kita rujuk ke pukskesmas”(Y, 34 tahun, wc : 21 Maret
2016).
“Sumber data itu dari laporan masyarakat informannya kita
dengan data yang ada di poli umum itu tiap hari kita bekkap terus.
Itu dia yang masuk di 20 besar di yang masuk di ini format saya
ini kan laporan W2 saya. Ini format terbarunya kita untuk dinas
kesehatan ini untuk se Indonesia kayaknya formatnya kayak begini
untuk format laporan W2 memang. Tapi dibawakan semua
penyakit juga ada yang masuk disini itu yang kita cover toh”(IF,
36 tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Misalkan ada kasus kalau kasusnya seperti ispa terus lihat mi
golongan umurnya golongan umur berapa misalkan dia golongan
66
umur balita. Kita ambil nama lengkapnya dimana tapi ispa ada
golongannya ispa ringan, ispa sedang, atau ispa berat toh haa
kalau misalnya yang mau diambil ispa berat kita liat tempat
alamatnya dimana umurnya juga berapa terus kita kunjungi
tempatnya maksudnya dia tinggal dimana terus nanti pada saat
kita sudah kunjungi kita amati kan kita amati kondisinya bemana
kondisinya pada saat terkena penyakit itu toh haa terus pada kita
saat itu pantau terus kondisinya itu kita ambil mi data lengkapnya
namanya umurnya alamatnya terus kita bikin mi kita isi mi di
format”(H, 34 tahun, wc : 22 Maret 2016).
“Kalau sumber pasif kami ambil dari klinik buku register pasien
kemudian kalau yang aktif kami dapat informasi dari warga
setempat dari pak lurah pak RT”(RL, 51 tahun, wc : 22 Maret
2016).
“Kalau untuk poli umum mereka yang datang di puskesmas poli,
kita mendengar apa laporan dari masyarakat, ada wabah
kemudian kita turun langsung begitu yang kita turun yang kita
ambil itu jumlah penderitanya berapa, kemudian apa gejala-
gejalanyanya”(WS, 37 tahun, wc : 23 Maret 2016).
“Data-data yang kami kumpulkan, yang masuk di poli itu
identitasnya lengkap itu semua, terus diagnosa dan
pengobatannya”(HKT, 33 tahun, wc : 23 Maret 2016).
„‟Seperti data dari Pustu, dari Pustu yang mereka liat gejala. Ada
juga yang dari masyarakat kalau orang sudah rasa gejala
klinisnya seperti itu mereka datang sendiri disini, dan ada juga
kita ambilkan ke Puskesmas, kita ketemu perorangan. Ada jenis
penyakit begitu, kita anu suruh ambilkan kesini, kita lihat gejala-
gejalanya. Mendaftar di kartu langsungmasuk di Poli umum (SR,
26 tahun, wc : 24 Maret 2016).
“Sumber data kita berdasarkan poli umum ji. Kalau dilapangan
kalau ada yang batuk , flu pokoknya dia flu demam batuk biasanya
kalau ada yang begitu kita sarankan mi datang kesini” (AS, 35
tahun, wc : 28 Maret 2016).
“Laporan LB1 dari Pustu-pustu, poli umum, dan perawatan,
rawat inap, itu pasti diambil semua laporan kesakitannya jadi
dilihat nanti dari hasil itu yang mana yang bisa kita evaluasi,
follow up, itu mi nanti yang kita kunjungi” (HA, 34 tahun, wc : 31
Maret 2016).
Hasil wawancara dengan informan tentang jenis data dan sumber
data yang telah dikumpulkan terkait dengan kegiatan surveilans di
Puskesmas se-Kota Kendari dilakukan melalui data register (nama, alamat,
67
umur) rawat jalan dan rawat inap di poli umum, Pustu, Polindes,
Poskesdes berupa laporan penyakit (data kesakitan) dan laporan
pemakaian obat. Sedangkan untuk data turun ke masyarakat dikumpulkan
berdasarkan kegiata seperti penyelidikan kasus atau pelacakan penyakit
yang dilakukan petugas surveilans atau berdasarkan informasi dari pak
lurah, pak RT, maupun masyarakat yang ada di daerah tersebut yang
dianjurkan ke Puskesmas untuk melakukan tindakan pemeriksaan.
Waktu pengumpulan data yang dikemukakan oleh masing-masing
petugas surveilans Puskesmas se-Kota Kendari :
“Akhir bulan tanggal-tanggal 29 atau 28 dan kalau kirim ke
dinkes itu setiap tanggal 5 awal bulan toh. Selalu tepat waktu
malah tanggal 3 saya kirim memang mi” (HS, 33 tahun, 17 Maret
2016).
“Saya biasanya akhir bulan. Tanggal brapa di? Tanggal 29
kadang-kadang kita suka kirim laporan awal-awal bulan kedinas
tanggal 3 itu sudah ke sana mi”(M, 33 tahun, wc : 18 Maret
2016).
“Terus iya dilaporkan ji toh. Iya tetapji dilaporkan. Kapan ini tiap
bulan dia laporan bulanan, laporan itu tanggal 3 paling lama mi
sudah masuk laporan didinas toh” (AK, 32 tahun, wc: 18 Maret
2016).
“Kalau disini tiap bulan karena tiap bulan harus dilaporkan
mengirim laporan bukan mengirim laporan sati-satu mengirim
laporan semua jadi sekalian semua dengan program jadi tidak
misalnya kayak ispa saja. kalau kita paling lambat tanggal 5
dibulan berikutnya toh” (IV, 36 tahun, wc :19 Maret 2016).
“Kalau pengumpulan surveilans, kalau selama ini yang kita
lakukan toh, kan setiap bulan ada pengumpulan data ke dinas tiap
tanggal 4 biasa sudah di kirim mi” (JK, 32 tahun, wc : 19 Maret
2016).
“Pengumpulan data surveilans ispa itu sebaiknya dilakukan jika
dia pengambilan data sekunder itu dipoli pada akhir bulan untuk
mengetahui jumlah ispa itu mengalami penaikkan atau penurunan
karena kenapa kalau kita ambil diawal bulan itu datanya kita tidak
68
bisa mengetahui trennya dia naik apa turun jadi kita ambil di
akhir bulan kemudian kita rekapitulasi kita tabulasi itu data dia
mengalami peningkatan atau penurunan. Sama mi juga kalau
dengan data primer yang kita langsung turun ke lapangan. Haa
kalau turun lapangan dia tidak menentu harus akhir bulan bisa
awal bulan bisa akhir bulan yang penting pada saat akhir bulan
kita adakan rekapitulasi data itu yang penting semua terkumpul
kita bisa mi tabulasi. Terus untuk ke dinkes pada awal bulan
misalkan kita merekap data untuk bulan 3 dilaporkan awal bulan 4
paling lambat tanggal 3 itu laporan sudah masuk”(K, 32 tahun,
wc : 21 Maret 2016).
“Pengumpulan data dilakukan yaa idealnya setiap hari
dikumpulkan data ya dikumpulkan setiap hari karena kan setiap
hari kasus itu apa ee berubah-ubah tapi kalau untuk saya
mengumpulkan data itu mingguan. Terus kalau” ke dinas itu kalau
kasus ispa perbulan tiap tanggal 3 ee tapi nda khusus ispa semua
penyakit dikirim mi dalam satu format toh” (Y, 34 tahun, wc : 21
Maret 2016).
“Ini dia tiap minggu laporan W2. Tiap hari paling lambat hari
senin kita kasi kirim lewat sms. Kalau bulan dia tanggal 4 itu
dalam bentuk fisik fisikkan begini dalam bentuk grafik” (IF, 36
tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Kalau bikin laporan itu pokoknya satiap tanggal 30 sudah
menginput laporan nanti awal bulan kita stor mi ke dinas
kesehatan”(H, 34 tahun, wc : 22 Maret 2016).
“Pengumpulan data setiap hari kerja kemudian mengadakan ee
membuat laporan setiap minggu terus setiap minggu itu ada
laporan wabah kemudian ada setiap bulan itu laporan bulanan
yang secara fisik kami kirim ke dinas kesehatan kemudian setiap
minggunya itu laporan berupa sms ke pusat kemudian ada juga
yang perhari untuk kasus-kasus tertentu seperti polio dan campak
itu harus masukkan per hari lewat internet. Kalau ispa itu ada 2
ispa pnemoni dan ispa non pnemoni untuk ispa non pnemoni kami
hanya survei secara pasif saja kalau ispa pnemoni kami harus
secara aktif turun melacak ke rumah-rumah pasien karena kalau
yang non pnemoni itu tidak terindikasi wabah sementara yang
pnemoni itu berindikasi wabah dan dapat menyebabkan kematian
makanya perlu diadakan surveilans aktif” (RL, 51 tahun, wc : 22
Maret 2016).
“Nanti akhir bulan penutupan buku baru dikumpulkan
datanya”(WS, 37 tahun, wc : 23 Maret 2016).
“Kalau kita dari puskesmas itu kan tanggal 1 keatas sibuk jadi
pengumpulan datanya dilakukan tanggal 25 keatas, pokoknya 27
keatas itu sudah apa membuat rekapan karena tanggal 1 itu
sudah harus masuk laporan di dines kota”(HKT, 33 tahun, wc : 23
Maret 2016).
69
“Kan datanya langsung turun lapangan kalau ispa kita turun
lapangan yang mencakup itukan balita yaa ispa balita berarti
dengan kata lain kita langsung sama orangtuanya. Oh kalau
secara pasif ambil dulu data sekunder dari poli toh untuk melihat
seberapa tinggi penyakit itu kan disini ada 3 wilayah kelurahan
anawai,wua-wua,terus dilihat mana ispa yang paling tinggi dalam
sebulan” (SR, 26 tahun, wc : 24 Maret 2016).
“Bagusnya setiap hari setiap ada kalau kita posyandu biasa turun
biasa promkes penyuluhan disitu. Posyandunya disini ada 12.
Perbulan per tanggal 5 terus kalau laporan w2 nanti programer
yg kirim lewat sms setiap hari sabtu. Fisiknya nanti menyusul tiap
bulan ke dinkes toh” (AS, 35 tahun, wc : 28 Maret 2016).
„‟Biasanya langsung dikumpulkan, iya.. langsung pencatatan
dalam register saja. Jadi, data-data ini saya kumpulkan, nanti
petugas di puskesmas ini yang akan ngumpulin datanya kemudian
direkap dikirim ke dines tiap awal bulan” (HA, 34 tahun, wc : 31
Maret 2016).
Senada dengan hasil wawancara informan biasa yang
menyatakan bahwa format laporan dikumpulkan pada awal bulan.
Berikut kutipan wawancara oleh informan kunci :
“Kan ada formatnya mereka merekap lb1nya poli toh terus
mereka bawa kesini. Pengiriman lb1nya itu tiap bulan kalau
w2nya iu tiap minggu mereka langsung melalui website ada
websitenya langsung terinput ke kemenkes kalau tiap minggunya
sms mereka itu sms itu langsung terinput di data kalau stp laporan
kunjungannya tidak dia masih pake format begini jadi mereka
menginput manual mereka bawa ke kita terus kita input lagi kita
bawa ke propinsi via email jarang mi pake laporan fisik kecuali
diminta toh. tidak pernah ji karena kalau kalau dorang terlambat
ditahan gajinya kalau tidak kirim laporan jadi paling lambat
tanggal 5 mereka sudah kirim mi laporannya” (SIA, 34 tahun, wc:
31 Maret 2016).
Berdasarkan hasil wawancara terkait waktu pengumpulan data
surveilans di peroleh keterangan bahwa Puskesmas melakukan
pengumpulan data setiap hari kerja berdasarkan waktu kunjungan pasien
ke Puskesmas, setiap minggu yang disebut laporan W2, dan laporan LB1
yang dikumpulkan awal bulan berikutnya setiap tanggal 5 ke Dinkes Kota.
70
3. Pengolaha Data
Data yang terkumpul selanjutnya diolah menurut orang, tempat
dan waktu dalam bentuk tabel dan grafik serta dibuat dalam angka persen
atau permil. Hasil penelitian dapat dilihat dengan wawancara berikut ini :
Teknik dan metode pengolahan data surveilans :
“Langsung tabulasi dalam bentuk rawat jalan. Biasa kita olah
pake excel di komputer tapi paling sering manual ji nanti mau
buatkan laporan bulanan baru kita tabulasi di excel toh” (HS, 33
tahun, 17 Maret 2016).
“Kita menganalisis data sendiri toh olah datanya bemana di?
komputer excel pake tabel tapi kalau akhir tahun juga pake grafik.
Tabelnya tiap bulan tapi ada juga mingguan kayak W2”(M, 33
tahun, wc : 18 Maret 2016).
“Ooh rata-rata disini pengolahan datanya masih ini ji masih
seperti maksudnya apa di dibilang manual kita pisahkan ji sendiri
toh berdasarkan tidak pake sistem apakah masih ini ji” (AK, 32
tahun, wc: 18 Maret 2016).
“Analisis sendiri lagi menggunakan dua-duanya komputer dengan
manual. Kalau komputer pake execel sama power point” (IV, 36
tahun, wc :19 Maret 2016).
“Ooh untuk pengolahan, itu kita biasanya manual saja mungkin..
yang penting bisa ji” (JK, 32 tahun, wc : 19 Maret 2016).
“Secara manual. Hitung pake itu karena kita kan hitung itu data
ispa kita bagi berdasarkan kelurahan kebetulan kita disini ada 4
kelurahan gunung jati, jati mekar, kampong salo, kandai itu kita
adakan itu jumlah penderita ispa itu kita bagi berdasarkan
kelurahan jadi kita adakan kayak semacam hitung manual. Dalam
bentuk tabel. Ada tabel ada pws” (K, 32 tahun, wc : 21 Maret
2016).
“Mengolah jadi data itu setelah saya kumpulkan saya catat saya
olah di dalam bentuk tabel ditabulasi kemudian dianalisa melalui
spss. Berbentuk tabel dan grafik kayak yang disana ispa itu” (Y,
34 tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Kalau pengolahan datanya itu kita secara komputerisasi saja.
Saya biasa pake ini tabel dengan diagram. Saya analisis kembali
dulu karena biasa ada data yang laporannya sekian ternyata pas
turun cek tidak sesuai jumlah itu jadi kita analisis ulang” (IF, 36
tahun, wc : 21 Maret 2016).
71
“Cara mengolahnya kita kumpul toh kan kita pilah misalkan
umurnya umur yang apa balita toh yang kurang dari 5 tahun terus
5 tahun ke atas mi 5 tahun ke atas misalkan golongan umur paling
banyak terkena itu golongan umur berapa saja kalau yang kita
kirim ke dines itu biasanya itu golongan semua umur tapi kita
pilah golongan balita toh dengan golongan yang ke atas dewasa
terus ada formatnya kita isi mi formatnya nama lengkapnya
umurnya alamatnya dengan yang hasil pemeriksaan dari dokter
misalnya dia ispa atau pnemoni baru mi kita isi diformat” (H, 34
tahun, wc : 22 Maret 2016).
“Manual dan komputerisasi dalam bentuk laporan biasa saja
angka-angka nanti per 3 bulan kami membuat juga laporan per 3
bulan membuat pula laporan per 6 bulan laporan per 9 bulan jadi
trimester 1 trimester 2 trimester 3 dan trimester 4 dalam 1 tahun
itu dibuat dalam bentuk grafik batang berdasarkan golongan umur
dan berdasarkan wilayah kerja” (RL, 51 tahun, wc : 22 Maret
2016).
“Biasanya metode yang digunakan itu adalah metode pencatatan
data penyakit seperti; penyakit flu, diare, ispa,malaria oh
tekhniknya anu dia dicatat saja mungkin dikomputer” (WS, 37
tahun, wc : 23 Maret 2016).
“Pengolahan data biasanya berdasarkan grafik begitu, jadi dilihat
disitu peningkatan untuk apa… mengolah data untuk mengevaluasi
peningkatan kasusnya sebulan berdasarkan grafiklah maksudnya
seperti itu” (HKT, 33 tahun, wc : 23 Maret 2016).
“Manualji penjumlahan. Pake tabel. Sudah siap dianalisis kan
digolongkan toh berdasarkan umur nama tempat nanti akhir bulan
baru dijumlah. Langsung saja berdasarkan laporan kecuali kalau
ada kan kalau ispa kan ada pnemoni kecuali kalau ada yang
pnemoni langsung dilaporkan ke dinas untuk ditindaklanjuti toh”
(SR, 26 tahun, wc : 24 Maret 2016).
“Pengolahan data dilakukan berdasarkan umur, jenis kelamin,
dan tempat alamat. Pengolahan data bulanan jarang
menggunakan grafik tetapi tabel. Sedangkan grafik digunakan
setiap akhir tahun” (AS, 35 tahun, wc : 28 Maret 2016).
“Format rekapan data kan sudah ada memang tinggal petugas
mengisi sesuai dengan kondisi, kalau kondisi sudah mendesak
baru menggunkan komputer dan saya isi secara manual saja”
(HA, 34 tahun, wc : 31 Maret 2016).
72
Pemahaman informan kunci menurut teknik dan metode
pengolahan data surveilans sebagai berikut :
“Menggunkan grafik. Untuk laporan yang dikirim ke propinsi
dalam bentuk excel sedangkan grafiknya disajikan pada saat
evaluasi di rapat kesehatan daerah setiap akhir tahun” (SIA, 34
tahun, wc: 31 Maret 2016).
Hasil wawancara tersebut, menunjukkan bahwa dalam mengolah
data kasus penyakit Puskesmas se-Kota merekapnya secara manual dan
komputerisasi yang dilaporkan berdasarkan nama, golongan umur dan
alamat dalam bentuk fisik (teks), tabel, dan kadang-kadang setiap 6 bulan
dan 1 tahun dilaporkan dalam bentuk grafik ke Dinkes Kota.
4. Analisis dan Interpretasi Data
Analisis dan interperetasi data yang dilakukan di Puskesmas se-
Kota Kendari. Hasil penelitian dapat dilihat dengan wawancara berikut:
“Yang menganalisis kita semua. Untuk analisis sejauh ini
biasanya untuk formatnya diketik di komputer” (HS, 33 tahun, 17
Maret 2016).
“(sambil tersenyum dan menggelengkan kepala) Untuk analisis
sejauh ini biasanya tekhniknya itu tidak khusus begitu” (M, 33
tahun, wc : 18 Maret 2016).
“Analisis berdasarkan umur, jenis kelamin, tetapi memang ada
data untuk ditampilkan digrafik itu saya belum buat tapi yang saya
tampilkan digrafik itu seperti berdasarkan umur, desa dan bulan
terjadi kasus, setiap bulan per desa dan per umur. Tapi jenis
kelaminnya juga ada tapi saya untuk membuat digrafik di atas itu,
analisis dibeberapa bulan waktu itu ada” (AK, 32 tahun, wc: 18
Maret 2016).
“Kalau misalnya standar tiga bulan terakhir ada peningkatan
kasus itu kita laporkan, baru setelah ada peningkatan kita
sampaikan”(IV, 36 tahun, wc :19 Maret 2016).
“Anu apa di‟analisis ini adalah perhitungan manual saja agak
miripmi dengan pengolahan” (JK, 32 tahun, wc : 19 Maret 2016).
73
“Untuk.. bukan hanya ISPA, heheh…keseluruhannya itu saya
membuat laporan kejadian, dianalisis itu sudah 2 tahun terakhir
2013-2014” (K, 32 tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Untuk sekarang sudah melakukaan analisis dari komputer karna
kita input data itu terkendali…kita manual kita masukan itu data
ke komputer baru kita analisis, habis kita membuat grafik-grafik
kan sudah kentara disitu, apakah terjadi peningkatan jadi kita bisa
analisis dengan melihat berdasarkan apa grafik-grafik itu. Kalo
tentang secara tabel sajakan masih kita membaca lagi yang mana
yang besar peningkatan kasusnya” (Y, 34 tahun, wc : 21 Maret
2016).
“Untuk menganalisisnya kita lihat dari jumlah data itu. Dimana
terjadi kasus tertinggi jadi kita maksudnya dimana terendah, dan
kita adakan perbandingan misalkan diumur berapa yang banyak
kasusnya, atau dijenis kelamin yang mana banyak kasusnya, atau
desa mana yang banyak kasusnya, atau dia terdiri dari di bulan-
bulan berapa, jadi kita bisa lihat untuk menangani kasus-kasus”
(IF, 36 tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Iya selalu, karena ada evaluasi program, evaluasi itukan yang
menyelenggarakan dinkes untuk tingkat puskesmas baru diliat
jumlahnya meningkat atau tidak setiap bulan” (H, 34 tahun, wc :
22 Maret 2016).
“Hmm.. dilihat juga dari data bulanan tapi biasanya dibandingkan
dengan data tahunannya biasa kalau evaluasi tahunan. Kalau
diminilokakrya dibandingkan data bulanan kalau di evaluasi
dibandingkan dengan data tahunan” (RL, 51 tahun, wc : 22 Maret
2016).
“Analisis data itu kami minta bantuan komputer teman karna
situasi dan kondisi komputer kami yang belum perbaiki jadi ada
teman KTU yang operasikan komputernya atau laptopnya dirumah
baru saya lihat dari hasil analisis sekertaris atau KTU saya” (WS,
37 tahun, wc : 23 Maret 2016).
“Biasanya itu kalau ada kasus biasa itu kan kita analisis bersama-
sama orang promkes dengan orang kesling toh maksudnya kita
kerjasama begitu kan tidak bisa kerja sendiri kita butuh juga
teman” (HKT, 33 tahun, wc : 23 Maret 2016).
“Hampir sama ji dengan pengolahan data sebenarnya itu secara
komputerisasi saja. Saya biasa pake ini tabel dengan diagram.
Saya analisis kembali dulu karena biasa ada data yang
laporannya sekian ternyata pas turun cek tidak sesuai jumlah itu
jadi kita analisis ulang” (SR, 26 tahun, wc : 24 Maret 2016).
“Kalau kita itu nanti di dinas kayaknya tidak siap dianalisis
karena nanti didinas lagi yang olah kita punya data kalau kita
74
sampe seperti begini saja ada golongan umur nanti ada tabel
tersendiri juga untuk kelurahan ini yang dikumpulkankan didinas
belum diolah anu Cuma dalam bentuk begini saja” (AS, 35 tahun,
wc : 28 Maret 2016).
“Kita adakan rekapitulasi data itu yang penting semua terkumpul
kita bisa mi tabulasi kemudian kita analisis mengetahui jumlah
ispa itu mengalami penaikkan atau penurunan karena kenapa
kalau kita ambil diawal bulan itu datanya kita tidak bisa
mengetahui trennya dia naik apa turun jadi kita ambil di akhir
bulan kemudian kita rekapitulasi kita tabulasi itu data dia
mengalami peningkatan atau penurunan” (HA, 34 tahun, wc : 31
Maret 2016).
Ditambahkan pula oleh hasil wawancara informan kunci “SIA”
dalam kutipan wawancara sebagai berikut :
“Analisis data kalau memang kasus itu yang sifatnya emergensi
secepatnya dianalisis. Tetapi karena kita ini artinya berangkat
dari awal data itu mulai dari awal bulan akhir tahun. umpama
bulan Januari kita me..melakukan pendataan melakukan survei,
kita analisis setelah melakukan pendataan. Jadi mungkin setelah
artinya, bukan mungkin artinya setelah pendataan baru kita
menganalisa menganalisis baru kita memberikan kesimpulan.
Habis itu kita ee programer melakukan ee.. penyampaian di forum
seperti di minilokakarya bahwa hasil survei untuk surveilans ISPA
atau data-data lain nanti dibahas dalam awal tahun, awal bulan
pada tahun baru”.(SIA, 34 tahun, wc: 31 Maret 2016).
Hasil wawancara tersebut informan menginterpretasikan bahwa
dalam menganalisis data yang bertugas menganalisis adalah semua
petugas dengan membaningkan jumlah kasus yang terjadi apakah
mengalami peningkatan atau penurunan, dan tidak ada teknik khusus
dalam menganalisis data, menganalisis data dilakukan diakhir bulan setiap
melakukan evaluasi program, proses analisis data dilakukan secara
manual, sama halnya dalam pengolahan data dan tidak ada teknik khusus
dalam menganalisis data.
75
5. Diseminasi Informasi
Diseminasi informasi kegiatan surveilans epidemiologi ispa. yang
dilakukan Puskesmas se-Kota Kendari berdasarkan hasil wawancara
mendalam sebagai berikut:
Waktu Diseminasi informasi
“Maksudnya? Disaat itu juga disaat kita turun lapangan langsung
tidak pake lama kepada masyarakat tidak mungkinnya mi sama
kapus” (HS, 33 tahun, 17 Maret 2016).
“Ooh,saya biasanya adakan penyuluhan diposyandu-posyandu toh
2x ji kalian turun ke posyandu-posyandu penyuluhan ispa diare.
Iya satu kali penyuluhan semua dengan diare. Yaah metode
langsung” (M, 33 tahun, wc : 18 Maret 2016).
“Ooh,sama ini tiap bulan kita adakan minlok toh untuk kita bahas
tentang kasus penyakit yang ada” (AK, 32 tahun, wc: 18 Maret
2016).
“Minlok yah tiap bulan”(IV, 36 tahun, wc :19 Maret 2016).
“Setelah kita melakukan pendataan ini kita langsung melaporkan
apa yang kita temukan dilokasi kita kita laporkan”( JK, 32 tahun,
wc : 19 Maret 2016).
“Kalau maksudnya secara khusus tidak tapi pada waktu Minlok,
kan kita sering adakan Minlok jadi semua PM atau PTM dibawah
standar untuk bulan itu kita laporkan, jadi pengambil kebijakan
sebenarnya, kalau bukan kepala Puskesmas, kepala tata usaha
berati mereka yang akan menentukan langkah langkah apa yang
kita akan ambil ini akan menjadi target untuk bulan depanya” (K,
32 tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Setiap bulan kita adakan yang namanya Minlok jadi semua
informasi tentang penyakit naik atau turun dipuskesmas kita
sampaikan disitu” (Y, 34 tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Pada Minlok sama kalau ada kasus KLB langsung melapor ke
Dinkes” (IF, 36 tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Setelah pulang dari lapangan kita buat kayak rekapan kita
simpan untuk Puskesmas dan kita kirim ke Dinas” (H, 34 tahun,
wc : 22 Maret 2016).
“Haa.. itu penyebaran data, tadi saya sudah katakan kasus yang
sifatnya emergensi secepatnya, pada waktu 24 jam kita harus
76
sebarkan ke masyarakat terutama dan juga pemerintah setempat
habis itu kita tindak lanjuti atau kita koordinasikan kepada dinas
kesehatan Kota Kendari bagaimana langkah-langkah untuk kasus
ini bisa ditanggulangi secepatnya karena sifatnya emergensi, tapi
kalau hanya sifatnya data, hanya sifatnya pemberitahuan bahwa
ada gejala-gejala yang bisa puskesmas menanggulangi atau
memecahkan masalah mungkin hanya sebagai sms saja atau surat
yang dari Kepala Puskesmas dikirim ke dinas dan juga
ditembuskan kepada pak camat dan kepala kelurahan untuk
sebagai laporan supaya bisa kita ketahui bahwa wabah atau suatu
kasus, sudah ada yang terindikasi” (RL, 51 tahun, wc : 22 Maret
2016).
“Dalam minilokakarya setiap bulan, di akhir bulan kan, merekap
nanti di akhir bulan dari tanggal satu sampai tanggal 5 itukan
tidak ada kegiatan, jadi merekap laporan kan untuk dikirim ke
dinas kesehatan setelah nanti dikirim baru kami mengadakan
minilokakarya untuk evaluasi kembali hasil-hasil program kan”
(WS, 37 tahun, wc : 23 Maret 2016).
“Perbulan itupun juga kalo adakan MINLOK, tapi kalo tidak ada
itupun juga secara informasi biasa-biasa saja pada saat mereka
datang mengumpulkan laporan itu, itupun kita adakan tidak
secara apa namanya rutin begitu cuman datang menyetor kepada
kita disini datanya”(HKT, 33 tahun, wc : 23 Maret 2016).
“Biasanya pelaporan atau penyebarluasannya itu awal bulan
disetor ke Dinas dan biasanya kalau ada KLB baru disetor ke
Dinas untuk penyebarluasan informasi dan selanjutnya
dievaluasi” (SR, 26 tahun, wc : 24 Maret 2016).
“Sebaiknya setiap bulan pada saat minilokakrya, melihat data
kasusnya kemudian data kita sebarkan” (AS, 35 tahun, wc : 28
Maret 2016).
“Secara kolektif tiap bulan” (HA, 34 tahun, wc : 31 Maret 2016).
Hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa waktu
diseminasi yang dilakukan di masing-masing Puskesmas yaitu dengan
menyebarkan secara lansung saat melakukan pendataan dilapangan,
melalui kegiatan Minilokakarya (Minlok) setiap bulan dari hasil analisa
masalah kesehatan, dan masing-masing programer memaparkan hasil
kegiatannya kemudian memberi informasi melalui penyuluhan.
77
Metode Diseminasi informasi hasil kegiatan surveilans
epidemiologi yang dilakukan setiap Puskesmas di Kota Kendari.
Berikut kutipan wawancaranya :
“Melalui suara nda pake papan pengumuman kapan pake papan
pengumuman tidak akan ada yang baca, mending kalau door to
door rumah kerumah posyandu itu saja”(HS, 33 tahun, 17 Maret
2016).
“Apakah itu yang pamlet atau apakah namanya itu yang dilipat2
bukan pamflet kayaknya itu sa lupa mi namanya” (M, 33 tahun, wc
: 18 Maret 2016).
“Mmm kita penyuluhan lintas program dengan promkes toh.
Promkes juga yang biasa lakukan penyuluhan. Tidakji tidak pake
internet kan hasil datanya ini dalam bentuk laporan toh print out ji
langsung print out dikirim ke dinas. Kemasyakatnya tidak
kayaknya iya penyuluhanji tetap itu dilaksanakan penyuluhan
nyatami juga pake begitu leflet lembar balikpake ji tapi kalau mau
dibagi datanya diinternet begitu tidak. Dines juga kayak tidak ji”
(AK, 32 tahun, wc: 18 Maret 2016).
“Kalau sekarang masih jarang kayaknya kalau ispa paling
penyuluhan individu itupun kalau datang konsultasi toh atau kita
survei lingkungan. Kalau penyuluhan kelompok belum ada untuk
ispa karena dia itu dia kan kronis terus menular jadi penyuluhan
individu ji” (IV, 36 tahun, wc :19 Maret 2016).
“Metode yang memberikan informasi seperti penyuluhan,
langsung diberi format pencatatan, Kalau wabah atau KLB itu
langsung menelpon ke dinas, bahwa wilayah ini ada terjadi KLB,
jadi mereka dari dinas turun langsung ke wilayah kerja bersama
sama kepetugas puskesmas dari kapus apa semua langsung turun
ke lapangan”( JK, 32 tahun, wc : 19 Maret 2016).
“Itu menyurat kita kan kebetulan disini metode penyebar luasan
informasinya itu kita cuma menyurat bisa selain ke dinas
kebetulan ada jejaring kerjasama dengan kantor kesehatan
pelabuhan kelas 2 kendari ya disitu juga kita bagi informasi selain
kedinas kita juga ke kantor kesehatan pelabuhan. Kalau
masyarakatnya kita cuma adakan penyuluhan. Kalau kita
penyuluhan tidak khusus harus ispa, penyuluhan itu kita ambil
semua penyakit yang naik apa yang lagi ternnya naik. Haa
biasanya kita adakan penyuluhan itu sekali sebulan kadang dua
kali sebulan tapi tidak menentu juga kadang kita liat juga kalau
misalkan kasusnya turung berarti kan biasanya pada saat kita
turun penjaringan disitu kita adakan penyuluhan door to door
juga” (K, 32 tahun, wc : 21 Maret 2016).
78
“Ee penyuluhan yang kita lakuakan biasa perorangan atau
kelompok biasa diposyandu atau dari rumah ke rumah jadi biasa
kita gabung dengan penyakit lain, ispakan erat kaitannya dengan
penyakit lain jadi kita gabung” (Y, 34 tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Disini itu untuk penyebarluasan informasi itu kita masih terbatas
ini kendala dana juga karena itu harus butuh dana sementara
dananya kita terbatas. Hmm dalam bentuk ini saja dalam bentuk
laporan, dalam bentuk pernah kita buat dalam bentuk selebaran-
selebaran juga yang kita edar dengan laporan fisik yang kita bawa
ke dinas kesehatan. Kalau penyuluhannya itu dia hampir tiap
posyandu itu ada penyuluhan . biasa tinggal diliat saja ee di
posyandu daerah manasaja yang tinggi di ininya kasus ispa biasa
sambil diselingi penyakit lain tapi tetap fokus juga dengan ispa”
(IF, 36 tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Kalau metode yang digunakan bentuk kayaknya hanya
pemberitahuan begini bentuknya bentuk penyakit dalam bentuk
apa bentuk laporan toh informasinya terus dilampirkan mi kayak
seperti ini grafik. Kayaknya untuk petugas disini saja. Kalau untuk
masyarakatnya nda” (H, 34 tahun, wc : 22 Maret 2016).
“Hanya metode kayak penyuluhan biasa menggunakan metode
ceramah menggunkan brosur plamflet. Kalau dinas kesehatan
biasanya hanya untuk ada intervensi dari dinas kesehatan itu
untuk misalnya kayak pemberantsan penyakit tertentu” (RL, 51
tahun, wc : 22 Maret 2016).
“Hasil kegiatan dijabarkan di minilokakarya Puskesmas selama
ini baru nanti dilanjutkan ke dinas kesehatan” (WS, 37 tahun, wc :
23 Maret 2016).
“Media yang kita kasih itu yang kita berikan itu seperti gambar-
gambar kita sebar di masyarakat kemudian kita penyuluhan, tetapi
penyuluhannya tidak kelompok tapi individu informasi kita sebar,
masyarakat memang seperti itu” (HKT, 33 tahun, wc : 23 Maret
2016).
“Bentuk penyuluhannya itu langsung turun kelapangan toh kalau
ada yang dinyatakan penyakit ispa misalnya yang menderita ispa
dibulan itu paling langsung turun kelapangan untuk mendata
sekaligus juga dengan petugas keslingnya toh tentang pola
hidupnya kan biasa juga dari kebiasaannya” (SR, 26 tahun, wc :
24 Maret 2016).
“Pake poster . dia itu promkes biasa dia gabung” (AS, 35 tahun,
wc : 28 Maret 2016).
“Kita memberikan informasi kepada kader bahwa disini kenapa
dia banyak ISPA, kaya kemarin ISPA itu banyak. Begitu saja,
79
sama dengan petugas-petugas Pustu yang lain secara tertulispun
jarang. Iya betul. tapi untuk apa namanya memberikan seperti
catatan laporan begini..tidak” (HA, 34 tahun, wc : 31 Maret
2016).
Berdasarkan hasil wawancara mengenai diseminasi informasi ke
Dinkes Kota maupun masyarakat pihak puskesmas melakukan metode
pemberian ceramah atau penyampaian lisan melalui penyuluhan yang
dilakukan oleh tim surveilans ( promkes dan kesling) dengan bantuan
gambar-gambar seperti poster dan pampflet.
Hal yang sedikit berbeda yang dikemukan oleh pihak Dinkes Kota
Kendari. Berikut kutipan wawancaranya :
“Kecuali ada kasus kayak dbd baru-baru baru kita sebarkan ke
masyarakat. Itu promkes mi lagi yang punya peranan untuk
masalah promosi kesehatan jadi orang promkes yang datang
kesini, datanya korang didaerah mana yang tinggi ininya supaya
kita turun itu kan sudah tupoksinya juga orang promkes kayak
kemarin dianawai toh mereka turun mi promosi penyuluhan
disana satu paket promkes kesling programernya sama kita
surveilansnya atau biasa kita dulu turun baru mereka atau kita
mapingkan saja mereka kelurahan mana yang tinggi ininya toh
dan mereka langsung turun promosi. Kalau maping yang ada
baru khusus dbd ji kayaknya kan yang paling sering dbd toh
campak tidak kalau ispa na ispa paling tinggi sebenarnya hanya
kita belum mapingkan karena kita belum tau caranya itu saja.
Belum ada pelatihannya yang GIS toh belum ada yang satu-
satunya pernah GIS itu dbd sebenarnya samaji harusnya modelnya
cuman beda penyakitnya saja toh cuman datanya sama semua ji
kalau GIS tapi kita tidak bisa bikinkan maping bisaji tapi kalau
mapingkan kan kecuali kalau sudah ada kumulatif bagusnya kalau
kita maping itu kayak pertengahan tahun per 6 bulan kita maping
toh kalau 1bulan belum kelihatan kalau kita langsung maping
disini paling banyak lebih bagus itu kalau 6 bulan atau 1tahun pi
baru kita maping akhir tahunnya toh nanti sa mau belajar juga
yang begitu yang mapingnya supaya kita bisa tau” (SIA, 34 tahun,
wc: 31 Maret 2016).
80
Hasil wawancara tersebut informan kunci menyatakan bahwa
diseminasi informasi di setiap Puskesmas se-Kota kendari sesuai
tupoksinya dilakukan secara tim (programer surveilans, promkes, dan
Kesling) melalui penyuluhan dan maping yang disebut GIS. Akan tetapi,
program maping saat ini di Kota Kendari hanya terbatas pada penyakit
DBD saja.
6. Kendala Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi
“Kendaraan itu ji. Kendaraan karena ini daerah pesisir hehehe
daerah pesisir setengah mati toh” (HS, 33 tahun, 17 Maret 2016).
“Ituji transport” (M, 33 tahun, wc : 18 Maret 2016).
“Hambatannya tidak ji nda ada ji yang terlalu ini” (AK, 32 tahun,
wc: 18 Maret 2016).
“Tidak ada ji hambatannya” (IV, 36 tahun, wc :19 Maret 2016).
“Selama ini surveilans itu khususnya ISPA belum ada kecuali
DBD itu dari tingkat I memang” (JK, 32 tahun, wc : 19 Maret
2016).
“Alhamdulillah tidak. Karena sejauh ini setiap pasien yang kita
tanya atau masyarakat yang kita turung penjaringan kita tanya
keluhannya apa mereka apa-apa masalahnya sejauh ini mereka
apa orangnya terbukalah istilahnya tidak ada yang ditutupi” (K,
32 tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Hambatan ketika kita mendapat kasus ispa dilapangan kita kan
merujuk pasien ke pusat fasilitas pelayana masyarakat salah
satunya puskesmas kadang mereka ogah-ogahan untuk itu, itu
salah satu hambatan”(Y, 34 tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Hambatannya biasa ada laporan masyarakat biasa kita kesasar
di alamat biasa kita tuju dialamat ini ternyata kita pergi ditempat
situ ternyata bukan disitu penderitanya biasa kita kadang-kadang
salah tulis alamat juga” (IF, 36 tahun, wc : 21 Maret 2016).
“Kalau hambatan-hambatannya nda ada semua berjalan dengan
baik ji karena semua bisa terlaksana. Alhamdulillah bisa ji kita
lakukan semuanya” (H, 34 tahun, wc : 22 Maret 2016).
“Selama ini berjalan cukup lancar karena walaupun ee kami disini
kekurangan petugas kami disini mempunyai 3 wilayah kerja
81
seharusnya itu mempunyai 3 petugas karena kalau ditemukan
kasus di 2 tempat kami hanya 1 petugas bisa membagi diri jadi
disitulah kendalanya kurangnya sumber daya manusia disini” (RL,
51 tahun, wc : 22 Maret 2016).
“Sa kira tidak ada masalah, karena semua tenaga-tenaga
kesehatan yang ada di lapangan bisa diajak kerjasama”(WS, 37
tahun, wc : 23 Maret 2016).
“Keterbatasan tenaga biasanya jadi kita mengolah tidak tepat
waktu dengan seharusnya karna banyaknya pekerjaan” (HKT, 33
tahun, wc : 23 Maret 2016).
“Alhamdulillah tidak ji karena masyarkatnya juga aktif toh” (SR,
26 tahun, wc : 24 Maret 2016).
“Kan laporan ini laporan berulang kan sudah diminta
disurveilans diminta lagi item-itemnya itu terus kurang tenaga
kayaknya” (AS, 35 tahun, wc : 28 Maret 2016).
“Ya itu tadi kurangnya petugas yang ikut berperan dalam analisis
jadi ya saya analisis sendiri sesuai dengan yang sering saya
lakukan”(HA, 34 tahun, wc : 31 Maret 2016).
Hal yang serupa dikemukan oleh informan kunci mengenai
kendala dalam pelaksanaan sureilans epidemiologi yang berjalan di Kota
Kendari. Berikut kutipan wawancaranya :
“Itu ji masalah petugas puskesmasnya ji yang kurang
tenaganya disana tenaga surveilansnya, mereka sering
pindah-pindah terus mereka juga banyak rangkap jabatan
jadi mereka tidak optimal itu kerja tentang surveilans kan
rangkap. Kan kalau programer mengolah juga data terus
surveilans merekap semua penyakit dari programer mau pm
mau ptm” (SIA, 34 tahun, wc: 31 Maret 2016).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut pelaksanaan surveilans
di Kota Kendari untuk di daerah pesisir terhambat masalah
transportasi dalam mendukung pelaksanaan surveins epidemiologi,
masalah kurangnya tenaga kerja sehingga adanya rangkap jabatan di
82
beberapa Puskesmas, dan sebagian Puskesmas beranggapan tidak
memiliki masalah dalam pelaksanaan surveilans epidemiologi.
C. PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian mengenai Pelaksanaan Surveilans
Epidemiologi di Puskesmas se-Kota Kendari Tahun 2016 dinilai dari aspek
pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan interpretasi data serta
diseminasi informasi adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara aktif dan pasif. Jenis data
Surveilans Kesehatan dapat berupa data kesakitan, kematian, dan faktor
risiko. Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain
individu, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, unit statistik dan demografi, dan
sebagainya. Metode pengumpulan data dapat dilakukan melalui
wawancara, pengamatan, pengukuran, dan pemeriksaan terhadap sasaran.
Dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan data, diperlukan instrumen
sebagai alat bantu. Instrumen dibuat sesuai dengan tujuan surveilans yang
akan dilakukan dan memuat semua variabel data yang diperlukan
(Permenkes, 2014).
Berdasarkan observasi yang dilakukan di setiap Puskesmas se-Kota
Kendari menunjukkan bahwa sumber data yang dilakukan petugas
kesehatan dalam pengumpulan data surveilans terkait Kendari identitas
penderita berdasarkan orang (nama penderita, nama kepala keluarga,
umur, dan jenis kelamin), waktu (tanggal, bulan, dan tahun kunjungan
83
pasien yang sakit) dan tempat (alamat penderita berdasarkan
desa/kelurahan), terdapat data kesakitan dan laporan monitoring indikator
peresepan obat diperoleh dari pencatatan hasil kunjungan pasien di poli
umum, dari pustu, dari ruang perawatan serta UGD dan laporan dari
masyarakat.
Pencatatan data dan pelaopran surveilans yang dilakukan oleh
petugas kesehatan di setiap Puskesmas Kota Kendari identitas berdasarkan
variable epidemiologi orang (nama penderita, nama kepala keluarga,
umur, dan jenis kelamin), waktu (tanggal, bulan, dan tahun kunjungan
pasien yang sakit) dan tempat (alamat penderita berdasarkan
desa/kelurahan) belum menunjukkan kelengkapan pengumpulan data oleh
Puskesmas di Kota Kendari terkait penyakit menular maupun tidak
menular, hal ini menunjukkan validitas data yang dikumpulkan masih
rendah. Satu hal yang penting diperhatikan dalam pengumpulan data
adalah validitas data terhadap pengecekan data. Namun, pengumpulan data
hanya berdasarkan pada total penemuan penderita dan jumlah kasus
penderita penyakit yang sesuai dengan golongan umur. Penentuan tempat
(place) hanya berdasarkan pada desa/kelurahan (tidak menunjukan data
lengkap dari alamat/ tempat tinggal penderita). Berdasarkan waktu (time)
yakni jika ada kasus dicatat berdasarkan periode bulanan secara manual.
Alat yang digunakan pada pengumpulan data surveilans di setiap
Puskesmas Kota Kendari menggunakan beberapa format yang dibuat
secara komputerisasi dan ada juga beberapa format yang dibuat secara
84
manual namun pengisian format tersebut rata-rata masih menggunakan
manual. Pengumpulan data pada setiap pasien yang diperiksa, formulir
dapat dibedakan atas dua yaitu pengumpulan data secara manual, bentuk
formulir harusnya dirancang agar konsisten dengan isi data reka medis
pasien sehingga informasinya dapat dikumpulkan dan dicatat secara
efesien dan pengumpulan dengan menggunakan sistem database komputer,
formulir manual sebaikanya dirancang sedemikian rupa sehingga isinya
sama dengan yang tertera dilayar komputer.
Pengumpulan data surveilans epdemiologi Imari (2011) mengatakan
bahwa ketepatan waktu yang bukan seharusnya dapat mengacaukan pola
kurva dari data surveilans yang akan dianalisis. Waktu pengumpulan data
surveilans dilakukan secara rutin di Puskesmas se-Kota Kendari setiap
awal bulan yaitu pada tanggal 1 sampai tanggal 5 dari hasil wawancara
oleh informan kunci menuturkan bahwa waktu pengumpulan data sudah
menjadi komitmen karena dari puskesmas jika pengumpulan data tidak
dilakukan maka tidak diberikan gaji. Pengumpulan data dilakukan setiap
hari dari buku register kunjungan pasien, pustu, dan laporan masyarakat
berdasarkan penuturan informan biasa.
Kegiatan surveilans ini mestinya harus dilakukan secara efisien dan
terus menerus, khususnya dari pengumpulan data, karena data harus
dilakukan analisis selanjutnya dapat dihitung jumlah kasus yang ada.
Kendala yang dihadapi oleh petugas puskesmas di Kota Kendari dari hasil
wawancara, mengatakan bahwa faktor keterbatasan tranportasi bagi
85
petugas yang bertugas didaerah pesisir dan kurangnya tenaga kesehatan
juga merupakan kendala yang dihadapi.
2. Pengolahan Data
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di Puskesmas
se-Kota Kendari diketahui bahwa pengolahan yang dilakukan oleh petugas
kesehatan masih berupa data mentah yang bersumber dari daftar register
(kunjungan pasien, lapangan, pustu, dan laporan masyarakat). Selanjutnya,
data tersebut direkapitulas, diolah, dan diringakas menjadi tabel dan grafik
menggunakan program excel pada komputer sehingga dapaat
memudahkan untuk dianalisis.
Saat ini, kemajuan teknologi komputerisasi dalam proses
pengolahan data, terutama untuk kemudahan menyajikan hasil pengolahan
data berdasarkan variable epidemiologi yang diinginkan Puskesmas di
Kota Kendari dalam melakukan pengolahan dan penyajian data hanya
terbatas pada tabel dan grafik. Padahal penggunaan mapping atau
pemetaan dengan program Geographycal Information System (GIS) yang
sudah mulai diperkenalkan dalam pemanfaatan pembuatan kesimpulan
dapat jauh lebih mempermudah petugas kesehatan dalam pengolahan dan
analisis data. Sehingga informasi yang dihasilkan dapat dijadikan acuan
perencanaan dalam pemecahan masalah kesehatan.
Kenyataan yang ada hal tersebut belum dimanfaatkan dalam
menunjang pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit menular
maupun penyakit tidak menular yang semakin tahun semakin tinggi
86
jumlah kasusnya di beberapa Puskesmas se-Kota Kendari. Hal ini
dikarenakan, kurangnya pelatihan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan
Kota maupun Dinas Kesehatan Propinsi terkait masalah pelaksanaan
surveilans epidemiologi di Puskesmas.
Prinsipnya kegiatan pengolahan data surveilans akan terlaksana
dengan baik jika didukung oleh sarana dan prasarana yang sesuai dengan
kebutuhan yang semakin hari semakin meningkat. Saat ini, kurangnya
petugas kesehatan yang dimiliki Puskesmas sehingga tidak dapat
dilakukan pengolahan data dengan baik. Padahal sesuai Permenkes No.45
Tahun 2014, sangat jelas dinyatakan hasil pengolahan dapat berbentuk
tabel, grafik, dan peta menurut variabel golongan umur, jenis kelamin,
tempat dan waktu, atau berdasarkan faktor risiko tertentu. Setiap variabel
tersebut disajikan dalam bentuk ukuran epidemiologi yang tepat (rate,
rasio dan proporsi). Pengolahan data yang baik akan memberikan
informasi spesifik suatu penyakit dan atau masalah kesehatan. Selanjutnya
adalah penyajian hasil olahan data dalam bentuk yang informatif, dan
menarik. Hal ini akan membantu pengguna data untuk memahami keadaan
yang disajikan (Permenkes, 2014).
3. Analisis dan Interpretasi Data
Menurut Hikmawati (2011) Analisis data surveilans menggunakan
pendekatan desktiptif dengan determinan epidemiologi, yaitu orang,
tempat dan waktu. Dalam melakukan analisis data surveilans dibutuhkan
data penunjang diluar informasi yang telah dikumpulkan misalnya data
87
kependudukan, data geografis, data sosial budaya agar penarikan
keputusan lebih komprehensif.
Penyajian data dengan menggunakan tabulasi dan dikombinasikan
dengan grafik memudahkan kita melakukan analisis. Analisis data
dilakukan sejak membuat tabulasi data dari register harian, sehingga
adanya suatu kalainan yang terjadi di wilayah kerja kita dapat segera
diketahui dilakukan tindakan pencegahan.
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari informan tentang
analisis dan interpretasi data, di Puskesmas se-Kota Kendari data analisis
dengan menggunakan jenis pengukuran epidemiologi proporsi dan rate
dengan perbandingan jumlah kasus dengan jumlah penduduk, data
diinterpretasikan berdasarkan perhitungan bulanan dan tahunan, untuk
laporan tidak dilakukan dengan alasan dilakukan pada saat rekapan data
bulanan berdasarkan tempat (kelurahan/desa), orang (jenis kelamin), dan
umur (golongan balita dan semua umur). Namun, penentuan pemetaan dan
stratifikasi wilayah kerja yang rawan belum dilakukan oleh petugas
kesehatan, hanya melalui perhitungan penemuan penderita, untuk grafik
pada analisis data biasanya digunakan pada saat evaluasi program, dan
adanya analisis trend penyakit. Hal ini dikarenakan kurang tersedianya
pelatihan-pelatihan untuk petugas kesehatan dalam menganalisis data,
kurang keterampilan yang dimiliki oleh petugas kesehatan, serta
keterbatasan tenaga kesehatan di setiap Puskesmas Kota Kendari.
88
Penggunaan analisis data dan interpretasi data tergantung pada
tingkat unit kesehatan yang bersangkutan, sehingga dapat di analisis. Hasil
analisa dan interpretasi data disebarluaskan pada unit-unit yang
berkepentingan agar dapat digunakan untuk perencanaan tindak lanjut.
Data diinterpretasikan dengan membandingkan data bulanan jika evaluasi
pada saat kegiatan minlok namun membandingkan dengan data tahunan
pada kegiatan evaluasi tingkat kota yang dilakukan setiap tahun.
4. Diseminasi Informasi
Diseminasi Informasi dapat dilakukan ke tingkat atas maupun
kebawah. Data/informasi dan rekomendasi sebagai hasil kegiatan
surveilans epidemiologi penyakit disampaikan kepada pihak-pihak yang
dapat melakukan tindakan penanggulangan penyakit campak atau upaya
peningkatan program kesehatan, pusat-pusat penelitian dan pusat-pusat
kajian serta pertukaran data dalam jejaring surveilans epidemiologi agar
diketahui terjadinya peningkatan atau penurunan kasus. (Arias, 2010)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Puskesmas se-Kota
Kendari memperlihatkan bahwa petugas kesehatan Puskesmas di Kota
kendari dalam menyebarluaskan data/informasi kasus sudah mulai
memanfaatkan teknologi seperti layanan internet dan sms. Akan tetapi hal
ini hanya terbatas pada pelaporan kasus-kasus tertentu, untuk saat ini
masih menggunakan penyebaran informasi secara manual yaitu biasanya
petugas melaporkan kasus penyakit melalui pencatatan dan pelaporan saja
untuk dilaporkan ke unit-unit kesehatan lain guna dilakukan tindak lanjut.
89
Bentuk penyebarluasan informasi yang dilakukan yakni dari unit
pelayanan kesehatan tingkat bawah ke tingkat tertinggi mulai dari
Posyandu, Poskesdes, Pustu, dan Puskesmas. Petugas kesehatan
merampungkan semua data dalam bentuk laporan yang akan
dipresentasikan dalam pertemuan rutin atau minilokakarya (Minlok).
Berbeda dengan diseminasi informasi surveilans epidemiologi
yang dikemukan oleh Imari (2011), yang menyatakan bahwa hasil analisis
lanjut berupa suatu penarikan kesimpulan dari suatu tabel, grafik, atau peta
yang dapat disampaikan pada berbagai pihak yang membutuhkan melalui
media seperti laporan analisis surveilans epidemiologi (paper), penyajian
dlam seminar, penulisan dalam (buletin atau majalah), penyajian pada
pertemuan organisasi, dan pertugas yang melakukan analisis lanjut terlibat
dalam rapat program atau penyususnan perencanaan, pengendalianm
monitoring dan evaluasi program. Sehingga dalam proses diseminasi tidak
hanya ditujukan pada Dinas Kesehatan Kota maupun Dinas Kesehatan
Propinsi saja, tetapi juga pada masyarakat yang kemudian bersama-sama
membuat suatu program perencanaan dalam menurunkan kasus penyakit
menular maupun tidak menular.
5. Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi Penyakit
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis
dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan
kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan
90
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan
data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan. (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1116/MENKES/SK/VIII/2003).
Pelaksanaan Surveilans epidemiologi di setiap Puskesmas se-Kota
Kendari belum berjalan sesuai dengan kaidah yang sebenarnya. Informasi
dari data epidemiologi yang telah dikumpulkan dan diolah idealnya dapat
menjadi bahan dasar perencanaan dan pertimbangan kebijakan dan
program kesehatan yang efektif belum terjadi. Padahal secara teori
Surveilans mempunyai mekanisme yang baku serta dapat berfungsi
sebagai deteksi Dini dalam Proteksi terhadab kejadian KLB dan Wabah.
Namun, kenyataannya saat ini pelaksanaan Surveilans dilapangan yang
dilakukan petugas kesehatan lebih mengarah mengarah pada Kolecting
data. Sehingga fungsi dan manfaatnya menjadi lemah bahkan tak berarti
dalam pencegahan, penanggulangan dan pengendalian penyakit hanya
sebatas pengetahuan mengenai jumlah kasus yang terjadi tiap tahunnya
tanpa adanya kebijakan yang dilakukan.
Observasi yang dilakukan di Puksesmas se-Kota Kendari yakni
setiap informan memiliki pemahaman yang sama yakni petugas kesehatan
di Puskesmas Kota Kendari beranggapan bahwa pelaksanaan surveilans
epidemiologi sudah berjalan secara baik sesuai dengan format yang ada.
Akan tetapi, jumlah kasus penyakit yang terjadi tiap tahun di Puskesmas
selalu meningkat. Hal ini dikarenakan, kurangnya sumber daya manusia
91
yang tersedia, kurangnya pelatihan-pelatihan yang dapat mendukung
keterampilan petugas kesehatan dilapangan, belum adanya pemerataan
pemanfaatan teknologi layanan internet di setiap Puskesmas sehingga
terjadi rangkap kerja yang menyebabkan petugas kesehatan kewalahan
melakukan tugas yang tidak sesuai dengan keterampilan yang dimiliki
masing-masing petugas kesehatan.
Kegiatan surveilans epidemiologi mempunyai peran yang sangat
penting dalam penurunan dan pemberantasan penyakit di Puskesmas se-
Kota Kendari, mengingat masih tingginnya kasus penyakit menular
maupun tidak menular sehingga kegiatan surveilans merupakan kegiatan
yang harus dilakukan secara sistematis dan terus menerus agar diketahui
peningkatan dan penurunan kasus setiap bulan atau setiap tahun dan
merupakan pengamatan penyakit pada populasi yang dilakukan secara
terus menerus dan berkesinambungan, untuk menjelaskan pola penyakit,
mempelajari riwayat penyakit dan memberikan data dasar untuk
pengendalian dan penanggulangan penyakit tersebut.
D. KETERBATASAN PENELITIAN
1. Lambatnya penerbitan surat dari instansi. Hal ini disebabkan karena tidak
adanya petugas yang berwenang untuk menandatangani surat peneliti
ditempat pada saat itu.
2. Sulitnya bertemu dengan informan. Hal ini disebabkan karena banyaknya
kesibukkan informan jadi tidak bisa diwawancarai. Sehingga, perlu
92
mencari waktu yang tepat serta suasana yang kondusif untuk melakukan
penelitian.
3. Tempat informan yang berbeda-beda dan jarak tempuh yang cukup jauh
dari tempat tinggal peneliti.
93
V. PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh kesimpulan dari penelitian ini
sebagai berikut:
1. Kegiatan surveilans dari segi pengumpulan data di setiap Puskesmas Kota
Kendari yakni jenis data yang dikumpulkan berupa laporan penyakit (data
kesakitan) dan laporan pemakaian obat yang bersumber dari petugas Pustu
dan data Puskesmas. Untuk pengumpulan data laporan mingguan (W2) dan
laporan bulanan (Lb1) ke Dinkes Kota sebagian Puskemas mengirimkan
laporan W2 via-sms dan laporan Lb1 via-email sesuai dengan format yang
ada. Sedangkan sebagian Puskesmas mengirimkan laporan Lb1 langsung
ke Dinkes Kota dalam bentuk laporan fisik.
2. Kegiatan surveilans dari segi pengolahan data dilakukan oleh petugas
secara manual dan memanfaatkan komputer pribadi, dilaporkan setiap
bulan dengan format laporan disajikan dalam bentuk tabel dan teks
peningkatan kasus penyakit dan untuk laporan tahunan disajikan dalam
bentuk grafik.
3. Kegiatan surveilans dari segi analisis dan interpretasi data, informan
menganalisis data menggunakan variabel epidemiologi (orang, waktu dan
tempat), hal tersebut diperoleh dari informan kunci yang menuturkan
bahwa analisis data menggunakan perhitungan persen, sedangkan
interpretasi dilakukan dengan membandingkan data bulanan dan tahunan.
93
94
4. Kegiatan surveilans dari segi diseminasi informasi terfokus pada
penyampaian secara lisan maupun dalam bentuk laporan ke unit pelayanan
kesehatan yang secara rutin dilakukan setiap bulan pada masing-masing
Puskesmas dalam pertemuan Minilokakarya (MINLOK).
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan saran sebagai
berikut:
1. Diharapkan kepada para petugas surveilans di Puskesmas yang ada
dikota kendari agar memaksimalkan kegiatan surveilans yang berjalan
untuk menekan angka kejadian penyakit menular maupun tidak menular
dimasyarakat.
2. Diharapkan kepada pemerintah, utamanya Dinas Kota Kendari agar
mengadakan pemantauan secara berkala di masyarakat umum terutama di
tempat-tempat yang rawan sebagai daerah yang wilayahnya tergolong
epidemik dan pandemik serta lebih mempersiapkan Puskesmas sebagai
pusat informasi dan pelayanan langsung di masyarakat dalam mencegah
dan menanggunalangi penyakit menular maupun tidak menular, memberi
dukungan dan memberdayakan masyarakat.
3. Diharapkan Kepada Kepala Puskesmas yand ada di Kota Kendari agar
mengawasi kinerja dan kedisplinan stafnya serta lebih melengkapi segi
fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti fasilitas komputer,
tansportasi, penambahan tenaga kesehatan serta hal-hal lain yang
dibutuhkan guna lancarnya kegiatan surveilans di Puskesmas.
95
4. Memberikan penyuluhan dan sosialisasi secara terus-menerus kepada
masyarakat mengenai penyakit menular dan penyakit tidak menular
sehingga masyarakat mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan
penyakit menular dan penyakit tidak menular dan mampu mencegah
penularannya.
5. Perlunya pelatihan khusus kepada tenaga kesehatan di tingkat Puskesmas
khususnya dari tenaga surveilans terhadap masalah penyakit sehingga
ada respon positif melalui tindakan pencegahan dan penanggulangan
penyakit.
6. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti serupa hendaknya lebih
mengembangkan variabel, desain penelitian, dan metode pengambilan
sampel yang akan diteliti lebih berbeda agar hasil yang diperoleh lebih
signifikan.
96
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, Ridwan. 2012. Surveilans Kesehatan Masyarakat. IPB Press. Bogor.
Badan Pusat Statistik Kota Kendari. 2015. Kota Kendari Dalam Angka. Kendari.
Budioro, 2007. Pengantar Epidemiologi, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Bungin, Burhan, 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Rajawali Pers, Jakarta.
Buton, La Djabo. 2008, Bahan Ajar Mata Kuliah Surveilans Kesmas, Unhalu, Kendari.
Depkes RI, 2010. Profil Kesehatan Kesehatan Indonesia 2009, Depkes RI Direktorat
Jenderal PPM & PLP, Jakarta.
. 2003. Surveilans Epidemiologi Penyakit (PEP), Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Depkes R.I,
Jakarta.
. 2004. Bimbingan Keterampilan dalam Tata Laksana Penderita Infeksi
Saluran Pernafasan Akut pada Anak, Jakarta.
Dinkes Provinsi DIY. 2010. Profil Kesehatan Provinsi D.I.
Yogyakarta.Yogyakarta: Dinas Kesehatan Provinsi D. I. Yogyakarta.
Dinkes Provinsi Jwa Tengah. 2010. Pedoman Dasar Pelaksanaan Surveilans
Privinsi Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara, 2012. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara
tahun 2012. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Dinkes Kota Kendari . 2013. Laporan Surveilans Terpadu Penyakit (STP) di
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kendari. Dinas Kesehatan Kota
Kendari.
Dinkes Kota Kendari . 2014. Laporan Surveilans Terpadu Penyakit (STP) di
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kendari. Dinas Kesehatan Kota
Kendari.
Dinkes Kota Kendari . 2015. Laporan Surveilans Terpadu Penyakit (STP) di
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kendari. Dinas Kesehatan Kota
Kendari.
96
97
Hasrianti, 2011. Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi Demam Tifoid Di
Puskesmas Perawatan Abeli Kota Kendari Tahun 2010, Unhalu,
Kendari.
Heryana, A. 2015. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular. Universitas Esa
Unggul. Jakarta.
Hikmawati, I. 2011. Buku Ajar Epidemiologi. Nuha Medika. Yogyakarta.
Http://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/pengembangan-surveilans-penyakit-
berbasis-masyarakat, diakses tanggal 16 Desember 2015
Imari,S. 2011. Surveilans Epidemiologi Prinsip,Aplikasi,Manajemen
Penyelenggaraan dan Evaluasi Sistem Surveilans. FETP Kemenkes RI-
WHO. Jakarta.
Kalsum, N. (2011). Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi Tuberkulosis (TB) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Lalonggasymeeto Kabupaten Konawe Tahun
2010. Skripsi Universitas Halu Oleo. Kendari.
Kemenkes. 2003. Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi
Kesehatan. Kemenkes RI.
Kemenkes. 2003. Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi
penyakit Menular Dan Penyakit Tidak Menular Terpadu. Kemenkes RI
Latif,V. 2011. Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (Ispa) Di Puskesmas Waetuno Kecamatan Wangi-Wangi
Kabupaten Wakatobi Tahun 2010. Skripsi Universitas Halu Oleo.
Kendari.
Masrochah,S. 2008. Sistem Informasi Surveilans Epidemiologi Sebagai
Pendukung Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit di
Dinas Kesehatan Kota Semarang, Universitas Diponegoro. Semarang.
Mahfudhoh, B. 2015. Komponen Sistem Surveilans Demam Berdarah Dengue
(Dbd) Di Dinas Kesehatan Kota Kediri. Artikel Ilmiah. FKM
Universitas Airlangga. Surabaya.
Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta.
Permenkes. 2014. Tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan. Permenkes RI
Permenkes. 2010. Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan
Wabah Dan Upaya Penanggulangan. Permenkes RI.
98
Sugiasih, E. 2012. Gambaran Pelaksanaan Surveilans Campak Di Puskesmas
Cepu Dan Tunjungan Kabupaten Blora Tahun 2012. Skripsi Universitas
Negeri Semarang.
Weraman, P. 2010. Dasar Surveilans Kesehatan Masyaratakat. Gramata
Publishing. Jakarta.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.
World Health Organization. 2008. Measles, www.who.int. diakses tangga13
Desember 2015.
World Health Organization Indonesia. 2012. Report on Situational Analysis of
Acute Respiratory Infections in Children in Indonesia. Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
PELAKSANAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DI PUSKESMAS
SE-KOTA KENDARI TAHUN 2016
(Untuk Petugas Surveilans Puskesmas)
Nama informan :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Puskesmas :
Jabatan :
Masa kerja ::
1. Menurut Anda, kegiatan surveilans itu seperti apa?
2. Menurut Bapak/Ibu, siapa saja tenaga kesehatan yang terlibat dalam
pelaksanaan surveilans epidemiologi di Puskesmas? Bagaimana peran masing-
masing pihak tersebut?
3. Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang tersedia dalam mendukung
pelaksanaan surveilans epidemiologi di Puskesmas?
4. Bagaimana dengan pelaksanaan surveilans epidemiologi yang selama ini
berjalan?
5. Dapatkah Anda jelaskan, apa saja sumber data surveilans ? Apa sudah tersedia
secara lengkap?
6. Dapatkah Anda jelaskan, jenis data apa saja yang telah Anda kumpulkan
dalam kegiatan surveilans ini?
7. Dapatkah Anda jelaskan, alat pengumpulan data seperti apa yang telah
digunakan dalam kegiatan surveilans ?
8. Menurut Anda, kapan sebaiknya melaksanakan pengumpulan data surveilans ?
9. Bagaimana cara Anda melakukan pengolahan data? Apakah itu rutin?
10. Bagaimana cara Anda menyajikan data yang telah diolah tersebut?
11. Dalam bentuk apakah penyajian data yang Anda lakukan?
12. Pernahkah Anda mendapat pelatihan pengolahan data dan penyajian data? Bila
pernah sebutkan!
13. Bagaimana cara Anda membuat kesimpulan dari data-data tersebut?
14. Menurut Anda kapan sebaiknya dilakukan penyebaran data surveilans ?
15. Menurut Anda, kepada siapa saja dilakukan penyebaran informasi?
16. Apakah Anda melaporkan data kasus ke Dinas Kesehatan Kota?
17. Kapan Anda melaporkan data kasus ke Dinas Kesehatan Kota?
18. Apakah Anda jika melaporkan data kasus selalu tepat waktu?
19. Jika tidak tepat waktu apakah Anda diberi sanksi oleh petugas Dinas Kesehatan
Kota?
20. Apakah laporan Anda selalu lengkap?
21. Bagaimana penyuluhan yang seharusnya dilakukan?
22. Apakah ada kebijakan pemerintah terkait surveilans epidemiologi? Bagaimana
bentuk kebijakannya?
23. Bagaimana kerjasama lintas sektor dalam mendukung pelaksanaan surveilans
epidemiologi ?
24. Apakah masyarakat terlibat aktif dalam mendukung pelaksanaan surveilans
epidemiologi? Bagaimana bentuk keterlibatannya?
25. Bagaimana sistem monitoring yang dilakukan DKK terhadap pelaksanaan
surveilans epidemiologi ?
26. Terkait dengan pelaksanaan surveilans epidemiologi, apa saja hambatan yang
dirasakan selama ini?
27. Upaya-upaya apa yang diberikan pihak Puskesmas untuk meningkatkan dan
mengembangkan produktivitas kerja petugas surveilans?
28. Keluaran (output) apa yang Bapak/Ibu lakukan dalam pelaksanaan surveilans
epidemiologi?
29. Apa saja saran yang dapat Bapak/Ibu ajukan untuk perbaikan pelaksanaan
surveilans epidemiologi kedepannya?
PEDOMAN WAWANCARA
PELAKSANAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DI PUSKESMAS
SE-KOTA KENDARI TAHUN 2016
(Untuk Petugas Surveilans Dinas Kesehatan)
Nama informan :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Jabatan :
Masa kerja :
1. Bagaimana dengan pelaksanaan surveilans epidemiologi yang selama ini
berjalan di Kota Kendari?
2. Apa saja indikator pelaksanaan surveilans epidemiologi di Kota Kendari?
3. Hal apa saja yang Anda lakukan apabila menemukan kasus?
4. Menurut Bapak/Ibu apakah petugas surveilans di Puskesmas telah
melaksasnakan tugasnya secara kompeten?
5. Bagaimana cara Anda merekap data ?
6. Berasal dari manakah data yang Anda dapatkan?
7. Bagaimana frekuensi tentang laporan kejadian di wilayah kerja Anda?
8. Puskesmas mana saja yang sering mengalami keterlambatan dan puskesmas
mana saja yang mengalami ketepatan dalam pengumpulan laporan?
9. Apakah Anda pernah mengikuti pelatihan tentang surveilans? Bila pernah
sebutkan!
10. Bagaimana cara Anda melakukan pengolahan data?
11. Apakah Anda rutin melakukan pengolahan data tersebut?
12. Bagaimana cara penyajian data yang telah diolah tersebut?
13. Dalam bentuk apakah penyajian data yang telah diolah tersebut?
14. Apakah Anda pernah mengikuti pelatihan pengolahan data dalam penyajian
data? Bila pernah sebutkan!
15. Bagaimana cara Anda menyebarluaskan kepada pihak yang membutuhkan?
16. Pihak mana saja yang biasanya membutuhkan data tersebut?
17. Kapan jadwal pengumpulan data kasus?
18. Apabila terjadi keterlambatan dalam pengumpulan data kasus, apa yang
dilakukan oleh dinas kesehatan dalam menangani hal ini?
19. Bagaimana dinas kesehatan mengevaluasi kegiatan surveilans yang ada di
seluruh puskesmas di Kota Kendari?
20. Bagaimana sistem monitoring yang dilakukan DKK terhadap pelaksanaan
surveilans epidemiologi?
21. Dalam bentuk apakah Anda menidaklanjuti informasi yang ada?
22. Bagaimana keterlibatan instansi lain dalam peran membuat kebijakan di
wilayah kerja Anda?
23. Upaya-upaya apa yang diberikan pihak DKK untuk meningkatkan dan
mengembangkan produktivitas kerja petugas surveilans ?
24. Apa saja kendala dari pelaksanaan surveilans epidemiologi di Puskesmas?
25. Apa saja saran yang dapat Bapak/Ibu ajukan untuk perbaikan Pelaksanaan
suervilans epidemiologi di Kota kendari?
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DI PUSKESMAS
SE-KOTA KENDARI TAHUN 2016
1. Observasi Tentang Pengumpulan Data
No. Pertanyaan check List
Pengumpulan data
Hasil Observasi
ya tidak
1. Pencacatan hasil kunjungan pasien
2. Identitas penderita berdasarkan
- Orang
- Tempat
- Waktu
3. Data kasus
4. Laporan investigasi penyakit
5. Hasil pemeriksaan laboratorium
6. Jumlah kasus
- Minggu
- Bulan
- Tahun
7. SK petugas surveilans
8. Laporan KLB
9. Ketepatan waktu pelaporan
10. Kelengkapan isi laporan
11. Data kesakitan
12. Laporan stock dan pemeriksaan logistik
2. Observasi Tentang Pengolahan Dan Penyajian Data
No. Pertanyaan check List
Pengolahan dan penyajian data
Hasil Observasi
ya tidak
1. Frekuensi dan distribusi kasus
2. Metode pengolahan data surveilans
3. Teknik pengolahan data
4. Bentuk penyajian data kasus disertai data
jumlah kasus
5. Penggunaan komputer dalam pengolahan data
6. Pemantauan kasus mingguan
7. Penentuan stratifikasi dasa/kelurahan
3. Observasi Tentang Analisis Dan Interpretasi Data
No. Pertanyaan check List
Analisis data
Hasil Observasi
ya tidak
1. Waktu pelaksanaan (harian/mingguan/bulanan)
2. Data dalam keadaan siap di analisis
3. Jenis pengukuran yang digunakan (rate,
proporsi dan rasio
4. Grafik penderita
5. Grafik kasus berdasarkan golongan umur
4. Observasi Tentang Diseminasi Informasi
No. Pertanyaan check List
Penyebarluasan informasi
Hasil Observasi
ya Tidak
1. Pemanfaatan media internet dalam
penyebarluasan informasi
La
mp
iran
3
Co
nte
nt A
na
lisis
(An
alisis Isi)
Da
ta
Ka
tegori
Red
uk
si Data
D
ispla
y D
ata
K
esimp
ula
n
1.
Su
rveila
ns ep
idem
iolo
gi
Keg
iatan S
urv
eilans :
Info
rman
ku
nci
“S
urveila
ns itu
ad
ala
h su
atu
pen
ga
mata
n
sua
tu p
enya
kit yan
g seca
ra sistem
atis d
an
terus m
eneru
s dim
an
a eee…
secara
terus
men
erus u
ntu
k secara
sistema
tis ke daera
h-
da
erah
yan
g b
erpoten
sial-p
oten
sial p
enya
kit-
pen
yakit ya
ng
berp
oten
sial K
LB
(Keja
dia
n
Lu
ar B
iasa
)”(S
IA, 3
4 ta
hun
, wc: 3
1 M
aret
20
16
).
Surv
eilans ad
alah
pen
gam
atan secara
sistematis d
an teru
s-
men
erus terh
adap
pen
yak
it
did
aerah b
erpo
tensi K
LB
.
Surv
eilans ad
alah
keg
iatan p
enyelid
ikan
epid
emio
logi y
ang
dilak
ukan
setelah ad
a
kasu
s.
Surv
eilans ad
alah
keg
iatan y
ang sistem
atis
mulai d
ari pen
gu
mp
ulan
,
pen
go
lahan
, pen
yajian
,
evalu
asi, dan
analisis
data, b
aik secara ak
tif
mau
pun
pasif.
Su
rveilan
s adalah
keg
iatan
pen
gam
atan/p
eman
tauan
/
pen
catatan secara
sistematis d
an teru
s-
men
erus terh
adap
pen
yak
it men
ular m
aup
un
tidak
men
ular y
ang terjad
i
di m
asyarak
at/lapan
gan
.
Keg
iatan su
rveilan
s
dim
ulai d
ari keg
iatan
pen
gu
mp
ulan
,
pen
go
lahan
, pen
yajian
,
evalu
asi, dan
analisis
data.
Pen
dek
atan p
elaksan
aan
surv
eilans d
apat
dilak
ukan
secara aktif
mau
pu
n p
asif.
Jika su
rveilan
s dilak
ukan
terhad
ap p
enyak
it
men
ular y
ang b
erpo
tensi
KL
B, m
aka jik
a terjadi
Su
rveilan
s adalah
keg
iatan
pen
gam
atan secara
sistematis d
an teru
s-
men
erus terh
adap
pen
yak
it
yan
g terjad
i dalam
masy
arakat. K
egiatan
nya
dim
ulai d
ari pen
gu
mp
ulan
,
pen
go
lahan
, pen
yajian
,
evalu
asi, dan
analisis d
ata.
Pen
dek
atan p
elaksan
aan
keg
iatan su
rveilan
s dap
at
dilak
ukan
secara pasif
mau
pu
n ak
tif. Jika d
ata
surv
eilans m
enu
nju
kkan
ada k
asus p
enyak
it
berp
oten
si KL
B d
alam
masy
arakat, m
aka p
erlu
dilak
ukan
kegiatan
pen
yelid
ikan
epid
emio
logi
terhad
ap k
asus p
enyak
it
tersebut. H
asil keg
iatan
surv
eilans d
igu
nak
an u
ntu
k
mem
etakan
kejad
ian
pen
yak
it dalam
masy
arakat
dan
men
jadi d
asar keg
iatan
pem
bin
aan k
esehatan
.
Info
rman
bia
sa
“
Su
rveilan
s itu keg
iata
n ya
ng
dila
kuka
n
oleh
pro
gra
mm
er untu
k men
un
jukka
n
pen
cega
ha
n p
enya
kit dilin
gku
ng
an
ma
syara
kat”
(HS
, 33
tah
un, 1
7 M
aret
20
16
).
“
Su
rveilan
s itu,itu
bem
an
a d
i misa
lkan
kita a
da
kasu
s kita la
ngsu
ng
laca
k toh
temp
atn
ya keja
dia
n terseb
ut kita
ad
aka
n
mi p
enelitia
n d
isitu P
E to
h p
enelitia
n
epid
emio
log
i kenap
a a
da
kena
pa b
isa
terjadi ka
sus”
(M, 3
3 ta
hun
, wc : 1
8
Ma
ret 201
6).
Surv
eilans ad
alah k
egiatan
pen
cegah
an p
enyak
it
dim
asyarak
at.
Surv
eilans ad
alah k
egiatan
pen
yelid
ikan
epid
emio
logi
yan
g d
ilakukan
setelah ad
a
kasu
s.
Surv
eilans ad
alah
keg
iatan p
eman
tauan
secara terus-m
eneru
s
terhad
ap p
enyak
it
dim
asyarak
at
Surv
eilans ad
alah
keg
iatan p
encatatan
secara terus-m
eneru
s
terhad
ap p
enyak
it
men
ular d
an p
enyak
it
tidak
men
ular.
“
Keg
iata
n su
rveilan
s itu keg
iata
n ya
ng
sistematis ya
ng
dila
kuka
n seca
ra teru
s
men
erus sesu
ai d
enga
n ka
sus ya
ng
terjadi”
(AK
, 32
tah
un
, wc: 1
8 M
aret
20
16
).
“
Ka
lau
disin
i surveila
ns itu
pela
caka
n
da
n p
enem
ua
n. A
da
jug
a ya
ng
sud
ah
ditem
uka
n ta
pi b
elum
pern
ah
diku
nju
ng
i
itu term
asu
k jug
a”
(IV, 3
6 ta
hu
n, w
c :19
Ma
ret 201
6).
“
Keg
iata
n su
rveilan
s itu keg
iata
n ya
ng
sistematis m
ula
i da
ri pen
gum
pu
lan
data
,
pen
go
lah
an
, pen
yajia
n d
ata
, evalu
asi d
an
an
alisisn
ya”
(JK, 3
2 ta
hu
n, w
c : 19
Ma
ret
20
16
).
“
Keg
iata
n su
rveilan
s epid
emio
logi itu
kita m
elaku
kan
kita m
elaku
kan
pen
yelidika
n ep
idem
iolo
gi jika
ada
kasu
s
setelah
itu kita
ad
aka
n tu
run
lap
ang
an
kita a
da
kan
pe p
enyelid
ikan
epid
emio
log
i” (K
, 32
tah
un, w
c : 21
Ma
ret 201
6).
“
Keg
iata
n ya
ng
dim
ula
i dari
peren
can
aa
n eh
ma
ksud
nya
pen
gu
mp
ula
n d
ata
pen
gola
ha
n a
nalisis
da
n in
terpreta
si data
terus keg
iata
n
surveila
ns itu
ad
a ya
ng
dila
kuka
n seca
ra
aktif d
an
ada
yan
g d
ilaku
kan
secara
pasif
toh
”(Y
, 34
tah
un
, wc : 2
1 M
aret 2
016
).
“
Keg
iata
n su
rveilan
s itu ya
a p
ema
nta
ua
n
secara
terus-m
eneru
s terha
da
p o
bjek
ata
u p
enya
kit yan
g b
erkemb
an
g
dim
asya
raka
t”(IF
, 36
tah
un
, wc : 2
1
Ma
ret 201
6).
Surv
eilans ad
alah k
egiatan
yan
g sistem
atis dan
terus-
men
erus sesu
ai kasu
s yan
g
terjadi.
Surv
eilans ad
alah k
egiatan
pelacak
an d
an p
enem
uan
kasu
s.
Surv
eilans ad
alah k
egiatan
yan
g sistem
atis mulai d
ari
pen
gum
pu
lan, p
engolah
an,
pen
yajian
, evalu
asi, dan
analisis d
ata.
Surv
eilans ad
alah k
egiatan
pen
yelid
ikan
epid
emio
logi
setelah ad
anya k
asus.
Surv
eilans ad
alah k
egiatan
pen
gum
pu
lan, an
alisis,
dan
interp
retasi data, b
aik
secara aktif m
aupu
n p
asif.
Surv
eilans ad
alah k
egiatan
pem
antau
an secara teru
s-
men
erus terh
adap
pen
yak
it
dim
asyarak
at.
Surv
eilans ad
alah
pen
gam
atan secara
sistematis d
an teru
s-
men
erus terh
adap
pen
yak
it did
aerah
berp
oten
si KL
B
Surv
eilans ad
alah
keg
iatan p
enceg
ahan
pen
yak
it dim
asyarak
at.
Surv
eilans ad
alah
keg
iatan y
ang sistem
atis
dan
terus-m
eneru
s
sesuai k
asus y
ang
terjadi.
Suveilan
s adalah
keg
iatan p
emetaan
dan
pem
bin
aan.
kasu
s pen
yak
it tersebut
dalam
masy
arakat
dilak
ukan
ku
nju
ngan
un
tuk m
elaku
kan
pen
yelid
ikan
epid
emio
logi leb
ih lan
jut.
Data h
asil surv
eilans
dig
un
akan
un
tuk
mem
etakan
kejad
ian
pen
yak
it dan
melak
ukan
keg
iatan p
emb
inaan
.
“
Ka
lau
kegia
tan
surveila
ns itu
ap
a
pen
ga
ma
tan
toh
secara
terus-m
eneru
s
misa
lkan
ada
kasu
s kala
u ka
susn
ya
seperti isp
a teru
s liat m
i golo
ng
an
um
urn
ya g
olo
ng
an
um
ur b
erap
a m
isalka
n
dia
golo
ng
an
um
ur b
alita
ee kita a
mbil
na
ma
leng
kap
nya
dim
an
a ta
pi isp
a a
da
go
lon
ga
nn
ya isp
a rin
ga
n, isp
a sed
an
g,
ata
u isp
a b
erat to
h h
aa
kala
u m
isaln
ya
yan
g m
au d
iam
bil isp
a b
erat kita
liat
temp
at a
lam
atn
ya d
ima
na
um
urn
ya ju
ga
bera
pa
terus kita
kunju
ngi tem
pa
tnya
ma
ksud
nya
dia
tingg
al d
ima
na
terus n
an
ti
pa
da
saat kita
sud
ah
ad
a ku
nju
ngi kita
am
ati ka
n kita
am
ati ko
nd
isinya
bem
an
a
kon
disin
ya p
ada
saat terken
a p
enya
kit itu
toh
ha
a teru
s pad
a kita
saat itu
pa
nta
u
terus ko
nd
isinya
sam
bil kita
kasi d
i PE
”
(H, 3
4 ta
hu
n, w
c : 22
Maret 2
01
6).
“
Keg
iata
n su
rveilan
s itu su
atu
kegia
tan
yan
g m
elaca
k da
n m
enem
uka
n su
atu
pen
yakit ee p
enya
kit men
ula
r pen
yakit-
pen
yakit a
pa
saja
sekara
ng itu
pen
yakit
tidak m
enula
rpu
n d
isuvei”
(RL
, 51
tahu
n,
wc : 2
2 M
aret 2
01
6).
“
eh.. su
rveilans ya
.. men
uru
t saya
send
iri
dia
itu ka
yak sem
aca
m keg
iata
n
pen
cata
tan
secara
terus m
eneru
s
beg
itu..em
..em.. d
an
ini p
entin
g
sekali”
(WS
, 37
tah
un
, wc : 2
3 M
aret
20
16
).
“
Keg
iata
n p
eman
taua
n ka
sus ya
ng
dila
kuka
n seca
ra teru
s men
erus”
(HK
T,
33
tah
un
, wc : 2
3 M
aret 2
01
6).
Surv
eilans ad
alah k
egiatan
pen
gam
atan secara teru
s-
men
erus d
isertai
pen
yelid
ikan
epid
emio
logi.
Surv
eilans ad
alah k
egiatan
pelacak
an d
an p
enem
uan
kasu
s pen
yak
it men
ular
dan
pen
yak
it tidak
men
ular.
Surv
eilans ad
alah k
egiatan
pen
catatan secara teru
s-
men
erus.
Surv
eilans ad
alah k
egiatan
pem
antau
an secara teru
s-
men
erus.
“
Ka
yak sep
erti pem
etaa
n ee teru
s
pem
bin
aan
yaa
sebata
s itu”
(SR
, 26
tah
un
,
wc : 2
4 M
aret 2
01
6).
“
Su
rveilan
s pela
caka
n ka
sus p
enya
kit
men
ula
r dila
pa
ng
an”
(AS
, 35
tah
un
, wc :
28
Maret 2
01
6).
“
Su
rveilan
s itu keg
iata
n p
enca
tata
n ka
sus
sam
pe p
ad
a eva
luasi terh
ad
ap
pen
yakit
men
ula
r terus ee d
eng
an
pen
yakit tid
ak
men
ula
r”(H
A, 3
4 ta
hu
n, w
c : 31
Ma
ret
20
16
).
Suveilan
s adalah
keg
iatan
pem
etaan d
an p
embin
aan.
Surv
eilans ad
alah k
egiatan
pelacak
an k
asus p
enyak
it
men
ular d
ilapan
gan
.
Surv
eilans ad
alah k
egiatan
pen
catatan sam
pai
evalu
asi pen
yak
it men
ular
dan
pen
yak
it tidak
men
ular.
2.
Pen
gu
mp
ula
n D
ata
Jenis d
ata dan
sum
ber d
ata terkait su
rveilan
s :
Info
rman
Ku
nci
“K
ala
u a
da ka
sus isp
a b
isa la
ng
sun
g tu
run
ata
u la
po
r du
lu sa
ma
kita a
tau
setelah
turu
n
pi b
aru
mela
po
r kita ju
ga
tetap
turu
n ka
rena
din
as ju
ga teta
p ju
ga
ad
a p
emb
ina
ann
ya to
h
pa
da
pu
skesmas ja
di sa
ma
-sam
a ji kita
turu
n
tap
i kala
u p
uskesm
as d
ia ru
tin tu
run
nya
jadi
un
tuk p
enya
kit-pen
yakit terten
tu p
uskesm
as
dia
turu
n teru
s kan
tup
oksin
ya m
erekan
kan
beg
itu. Ja
di jen
is da
tanya
itu p
enya
kit-
pen
yakit ra
wat ja
lan
, da
ta kesa
kitan
ISP
A,
da
ta kem
atia
n ju
ga
kala
u a
da
tetap
diku
mp
ulka
n d
an
itu d
ata
ha
rus d
ikirim setia
p
Jenis p
engum
pu
lan d
ata
beru
pa d
ata rawat jalan
,
data k
esakitan
, dan
data
kem
atian (k
alau ad
a).
Sum
ber d
ata dari
Pusk
esmas, lap
oran
masy
arakat, d
an h
asil
turu
n lap
angan
.
Jenis p
engum
pu
lan d
ata
beru
pa d
ata rawat jalan
,
data k
esakitan
, dan
data
kem
atian (k
alau ad
a).
Sum
ber d
ata dari
Pusk
esmas, lap
oran
masy
arakat, d
an h
asil
turu
n lap
angan
.
Sum
ber d
ata dari P
oli
um
um
, dan
rawat in
ap
dan
Pu
stu.
Sum
ber d
ata dari h
asil
Jenis p
engu
mp
ulan
data
beru
pa d
ata rawat jalan
,
data k
esakitan
, dan
data
kem
atian (k
alau ad
a).
Pen
gu
mp
ulan
data
dib
edak
an m
enu
rut
sum
ber d
ata yaitu
data
prim
er dan
data sek
un
der.
Su
mb
er data d
ari
pen
emu
an p
asif adalah
laporan
diag
no
sa do
kter
dan
ku
nju
ngan
pasien
/
Jenis p
engu
mp
ulan
data
yan
g d
iku
mp
ulk
an b
erup
a
data raw
at jalan, d
ata
kesak
itan, d
an d
ata
kem
atian (k
alau ad
a).
Pen
gu
mp
ulan
data
surv
eilans d
ibed
akan
men
uru
t sum
ber d
ata yaitu
data p
rimer d
an d
ata
seku
nd
er. Pen
gu
mp
ulan
data d
apat d
ilaku
kan
secara pasif d
an ak
tif.
Pen
emu
an d
ata secara
pasif d
iku
mp
ulk
an d
ari
bu
lan
nya
jad
i ha
rus teta
p d
ikum
pulka
n,
misa
lnya
LB
1 ka
n setia
p b
ula
n h
aru
s lengka
p
pen
girim
an
da
n u
ntu
k kota
kend
ari itu
tida
k
ga
jian
kala
u tid
ak a
da a
da
lap
ora
n m
asu
k
da
ri pu
skesma
s da
n itu
suda
h ko
mitm
en
mem
an
g”
( SIA
, 34
tah
un
, wc: 3
1 M
aret 2
01
6)
Info
rma
n B
iasa
“S
eben
arn
ya b
uka
n IS
PA
saja
ba
nya
k
dig
ab
un
g sem
ua
db
d, IS
PA
, dia
re, tipoid
satu
kali tu
run
da
tanya
semu
a sa
ya a
mb
il
da
tan
ya d
ari ee p
oli d
eng
an
turu
n
lap
an
ga
n sa
ma
pu
stu ju
ga
karn
a p
ustu
jug
a b
erjala
n”
(HS
, 33
tah
un
, 17
Ma
ret
20
16
).
“
Su
mb
er data
nya
da
ri poli u
mu
m to
h
um
pa
nya
kita ca
ra a
nu
kan
lap
ora
n to
h
da
ri po
li um
um
kita reka
p d
i LB
1. K
ita
surveila
ns kita
am
bil m
i dari L
B1
kitaa
da
ri pu
stu-p
ustu
kan
dig
abun
g to
h m
asu
k
di la
po
ran L
B1
kita a
mb
il mi d
ari situ
”
”(M
, 33
tah
un
, wc : 1
8 M
aret 2
01
6).
“
Teru
s da
ta p
rimer ji sem
ua
ini to
h ya
ng
ma
suk itu
pasien
yan
g d
ata
ng
berku
nju
ng
toh
kan
dip
oli to
h. S
ud
ah
pern
ah
kah
jala
n2
dip
oli u
mu
m?
Ka
n ka
lau
disitu
ad
a jen
is pen
yakitn
ya a
pa
toh
aa
terus
kita m
asu
k da
lam
aa
kan
dip
uskesm
as itu
ad
a ya
ng
na
ma
nya
lb1 la
po
ran
bula
n to
h
na
h d
isitu sem
ua
pen
yakit d
i lb1
. Ini d
ata
kesakita
n to
h ja
di isp
a 1
304
kod
enya
itu
13
02
pale d
isinim
i dia
mu
ncu
l data
nya
toh
dari g
olo
ng
an
um
ur in
i dib
aw
ah
1 to
h
Sum
ber d
ata dari P
oli
um
um
dan
Pustu
.
Sum
ber d
ata dari P
oli
um
um
dan
Pustu
.
Sum
ber d
ata yaitu
data
prim
er dari h
asil
kun
jun
gan
pasien
di P
oli
um
um
berd
asarkan
kelu
rahan
.
kun
jun
gan
pasien
di P
oli
um
um
.
Data d
ari pen
emu
an
pasif b
erup
a registrasi
pasien
dan
pen
emu
an
aktif d
ari surv
ei
lapan
gan
.
Sum
ber d
ata dari h
asil
diag
no
sa dokter d
i Poli
um
um
.
Sum
ber d
ata dari h
asil
laporan
masy
arakat jik
a
ada w
abah
dan
keg
iatan
doo
r to d
oor.
registrasi p
asien d
i Po
li
um
um
.
Su
mb
er data d
ari hasil
pen
emu
an ak
tif yaitu
surv
ei lapan
gan
yan
g
dilak
ukan
oleh
petu
gas,
keg
iatan d
oor to
do
or,
dan
lapo
ran m
asyarak
at
jika ad
a wab
ah.
laporan
diag
no
sa do
kter
dan
ku
nju
ngan
pasien
/
registrasi p
asien d
i Po
li
um
um
. Sed
ang
kan
pen
emu
an d
ata secara aktif
Dari h
asil surv
ei lapan
gan
yan
g d
ilaku
kan
oleh
petu
gas, k
egiatan
do
or to
do
or, d
an lap
oran
masy
arakat jik
a ada
wab
ah.
da
ri 0 sa
mp
e dia
tas 7
tahun d
igolo
ngka
n,
dikla
sifikasi d
ala
m u
mu
r beg
ini to
h
dim
asu
kkan
mi. o
h u
ntu
k na
ma
temp
at
da
n w
aktu
ispa
kita tid
ak ca
tat d
ia
kecuali p
nem
oni. A
daji ka
lau
ma
u lia
t itu
na
ma
pen
derita
nya
toh ta
pi d
ibu
kun
ya m
i
po
li um
um
. Bu
ku d
afta
r kun
jun
gan
pa
sienn
ya p
oli u
mu
m to
h d
isitu ka
lau
ma
u lia
t detil n
am
an
ya a
lam
atn
ya to
h.
Ka
lau
kita m
erekap
jum
lahn
ya
berd
asa
rkan
seperti in
i kan b
erdasa
rkan
kelura
han
toh, b
erda
sarka
n kelu
rah
an
kita p
uskesm
as a
da
4 w
ilaya
h kerja
berd
asa
rkan
kelura
ha
n itu
jum
lahn
ya
saja
yan
g d
ihitu
g to
h ta
pi u
ntu
k
pen
cata
tan
iden
titas n
am
a a
lam
at
jeniskela
min
nya
itu to
h a
da d
ibu
ku p
oli
un
tuk itu
pro
gra
maer d
a tid
ak ca
tat
kecuali itu
pnem
oni. A
da ji ju
ga
tercata
t
tap
i khu
sus u
ntu
k ispa
yan
g b
alita
ha
rus
dica
tat d
ia n
am
an
ya. K
ala
u d
iata
s 5ta
hun
nd
a n
da
tercata
t toh
. Buka
n a
rtinya
tida
k
tercata
t ma
ksud
nya
pro
gra
mern
ya d
a
tidak d
icata
t terus ta
pi teta
tp terca
tat
dip
oli ta
pi u
ntu
k lap
ora
nn
ya fo
rmatn
ya
tidak d
imin
ta n
am
anya
toh
.” (A
K, 3
2
tah
un
, wc: 1
8 M
aret 2
01
6).
“
Seb
agia
n d
ari ku
nju
ng
an
seba
gia
n d
ari
suvei m
aksu
dn
ya ku
nju
ngan
ke
pu
skesma
s toh
seba
gia
n d
ari p
enem
ua
n
itu m
i ad
a p
enem
uan
pa
sif ad
a p
enem
ua
n
aktif. P
enem
ua
n p
asif itu
kita ya
ng
men
un
gg
u d
isini m
ereka ya
ng
data
ng
.
Ka
lau
data
aktifn
ya a
da
registra
sinya
send
iri karen
a itu
termasu
k kegia
tan
luar
Sum
ber d
ata dari
pen
emu
an p
asif yaitu
kun
jun
gan
pasien
dan
pen
emu
an ak
tif dari su
rvei
dilap
angan
.
ged
un
g”
(IV, 3
6 ta
hu
n, w
c :19 M
aret
20
16
).
“
Da
ta ya
ng
saya
am
bil d
ari h
asil
dia
gn
osa
dokter ya
ng
bera
da d
i poli
kemu
dia
n sa
ya m
asu
kkan
di b
uku
saya
tingg
al m
emin
da
hka
n”
(JK, 3
2 ta
hu
n, w
c :
19
Maret 2
01
6).
“
Kita
am
bil d
ari p
oli u
mum
kemu
dia
n
kita a
da
kan
disin
i kan
surveila
ns b
iasa
mela
kuka
n p
enya
ring
an
bera
rti
disa
mpin
g kita
am
bil d
ata
da
ri po
li
bera
rti kita a
mbil d
oo
r to d
oo
r kala
u a
da
keluha
n d
ari m
asya
raka
t toh
” (K
, 32
tah
un
, wc : 2
1 M
aret 2
016
).
“
Su
mb
er data
ituka
n d
ata
prim
er da
n
da
ta seku
nd
er. Data
itu b
iasa
nya
kita
am
bil d
ari o
rang
yang d
ata
pa
sien ya
ng
bero
bat d
an reg
ister pasien
yan
g b
erob
at
disin
i secara
an
u ee a
pa
data
prim
er ee
sekun
der teru
s kala
u ya
ng seku
nd
er
bia
san
ya kita
turu
n kela
pan
ga
n ee b
iasa
dip
osya
nd
u ee p
enyu
luha
n d
ari ru
ma
h ke
rum
ah
jad
i kala
u m
isaln
ya a
da
yan
g sa
kit
ispa
ata
u kita
curig
ai isp
a itu
bia
sanya
kita ru
juk ke p
ukskesm
as”
(Y, 3
4 ta
hu
n,
wc : 2
1 M
aret 2
01
6).
“
Su
mb
er data
itu d
ari la
pora
n
ma
syara
kat ee in
form
an
nya
kita d
enga
n
da
ta ee ya
ng
ad
a d
i poli u
mu
m itu
tiap
ha
ri kita b
ekkap
terus. Itu
dia
yang
ma
suk
di 2
0 b
esar d
i yan
g m
asu
k di in
i form
at
saya
ini ka
n la
po
ran
w2
saya
he’eh
ini
form
at terb
aru
nya
kita u
ntu
k din
as
keseha
tan in
i untu
k se Ind
on
esia
kaya
knya
form
atn
ya ka
yak b
egin
i untu
k
Sum
ber d
ata dari h
asil
diag
no
sa dokter d
i Poli
um
um
.
Sum
ber d
ata dari P
oli
um
um
dan
do
or to
do
or d
i
masy
arakat.
Sum
ber d
ata dari d
ata
prim
er dan
seku
nd
er yaitu
registrasi p
asien d
an d
ata
dari tu
run
lapan
gan
.
Sum
ber d
ata dari P
oli
um
um
.
form
at la
po
ran
w2
mem
an
g. T
ap
i
dib
aw
aka
n sem
ua
pen
yakit ju
ga
ada
yang
ma
suk d
isini itu
yan
g kita
cover to
h”
(IF,
36
tah
un
, wc : 2
1 M
aret 2
01
6).
“
Misa
lkan
ad
a ka
sus ka
lau ka
susn
ya
seperti isp
a teru
s liat m
i golo
ng
an
um
urn
ya g
olo
ng
an
um
ur b
erap
a m
isalka
n
dia
golo
ng
an
um
ur b
alita
ee kita a
mbil
na
ma
leng
kap
nya
dim
an
a ta
pi isp
a a
da
go
lon
ga
nn
ya isp
a rin
ga
n, isp
a sed
an
g,
ata
u isp
a b
erat to
h h
aa
kala
u m
isaln
ya
yan
g m
au d
iam
bil isp
a b
erat kita
liat
temp
at a
lam
atn
ya d
ima
na
um
urn
ya ju
ga
bera
pa
terus kita
kunju
ngi tem
pa
tnya
ma
ksud
nya
dia
ting
gal d
ima
na teru
s na
nti
pa
da
saat kita
sud
ah
kunju
ng
i kita a
ma
ti
kan
kita a
mati ko
ndisin
ya b
ema
na
kon
disin
ya p
ada
saat terken
a p
enya
kit itu
toh
ha
a teru
s pa
da
kita sa
at itu
panta
u
terus ko
nd
isinya
itu kita
ee am
bil m
i data
leng
kap
nya
na
man
ya u
mu
rnya
ala
matn
ya
terus kita
bikin
mi kita
isi mi d
i
form
at”
(H, 3
4 ta
hun
, wc : 2
2 M
aret
20
16
).
“
Ka
lau
sum
ber p
asif ka
mi a
mb
il da
ri
klinik b
uku
register p
asien
kemu
dia
n
kala
u ya
ng
aktif ka
mi d
ap
at in
form
asi
da
ri warg
a setem
pa
t da
ri pa
k lura
h p
ak
RT
” (R
L, 5
1 ta
hu
n, w
c : 22 M
aret 2
01
6).
“
Ka
lau
untu
k po
li um
um
mereka
yan
g
da
tan
g d
i pu
skesma
s poli, kita
men
den
gar
ap
a la
po
ran
da
ri ma
syara
kat, a
da
wab
ah
kemu
dia
n kita
turu
n la
ng
sun
g b
egitu
yan
g
kita tu
run
yang
kita a
mb
il itu ju
mla
h
pen
derita
nya
bera
pa
, kemud
ian
apa
Sum
ber d
ata dari b
uku
register p
asien.
Sum
ber d
ata dari b
uku
register p
asien d
an
info
rmasi d
ari masy
arakat.
Data d
ari Po
li um
um
dan
laporan
masy
arakat jik
a
ada w
abah
petu
gas
melak
ukan
pen
datan
.
geja
la-g
ejala
nya
nya”(W
S, 3
7 ta
hun
, wc :
23
Maret 2
01
6).
“
Eeem
mm
da
ta-d
ata
yang
kam
i
kum
pu
lkan
, yan
g m
asu
k di p
oli itu
emm
iden
titasn
ya len
gka
p itu
semu
a, tru
s
dia
gn
osa
nya
trus p
eng
ob
ata
nnya
”(H
KT
,
33
tah
un
, wc : 2
3 M
aret 2
01
6).
“
Sep
erti da
ta d
ari P
ustu
, da
ri Pustu
yan
g
mereka
liat g
ejala
. Ad
a ju
ga
yan
g d
ari
ma
syara
kat ka
lau
ora
ng
sud
ah
rasa
geja
la klin
isnya
seperti itu
…m
ereka
da
tan
g sen
diri d
isini, d
an
ad
a ju
ga kita
am
bilka
n ke P
uskesm
as,e…
kita ketem
u
pero
ran
ga
n. A
da
jenis p
enya
kit beg
itu,e
kita a
nu
suru
h a
mb
ilkan
kesini, kita
lihat
geja
la-g
ejala
nya
. Men
dafta
r di ka
rtu
lan
gsu
ng
ma
suk d
i Po
li um
um
(SR
, 26
tah
un
, wc : 2
4 M
aret 2
016
).
“
Su
mb
er data
kita b
erda
sarka
n p
oli
um
um
ji. Kala
u d
ilap
an
gan ka
lau
ad
a
yan
g b
atu
k , flu p
oko
knya
dia
flu d
ema
m
ba
tuk b
iasa
nya
kala
u a
da
yan
g b
egitu
kita sa
ran
kan
mi d
ata
ng
kesini”
(AS
, 35
tah
un
, wc : 2
8 M
aret 2
016
).
“
ee lap
ora
n L
B1
da
ri Pustu
-pu
stu, p
oli
um
um
, da
n eee p
eraw
ata
n ya
, raw
at in
ap
,
itu p
asti d
iam
bil sem
ua
lapo
ran
kesakita
nn
ya ja
di d
iliat n
anti d
ari h
asil
itu ya
ng
ma
na ya
ng
bisa
kita eva
lua
si,
follo
w u
p, itu
mi n
an
ti yan
g kita
kun
jung
i” (H
A, 3
4 ta
hu
n, w
c : 31
Ma
ret
20
16
).
Data d
ari diag
no
sa di P
oli
um
um
.
Sum
ber d
ata dari P
oli
um
um
dan
Pustu
.
Sum
ber d
ata dari P
oli
um
um
dan
data tu
run
lapan
gan
.
Data d
ari Pu
stu, P
oli
um
um
, dan
rawat in
ap.
Wak
tu p
engu
mpu
lan d
ata terkait su
rveilan
s:
Info
rman
Ku
nci
“K
an
ad
a fo
rma
tnya
mereka
mereka
p
lb1
nya
po
li toh
terus m
ereka b
aw
a kesin
i.
Pen
girim
an
lb1
nya
itu tia
p b
ula
n ka
lau
w2
nya
iu tia
p m
ing
gu
mereka
lang
sun
g
mela
lui w
ebsite a
da
web
sitenya
lan
gsu
ng
terinp
ut ke kem
enkes ka
lau
tiap
min
gg
un
ya
sms m
ereka itu
sms itu
lan
gsu
ng
terinp
ut d
i
da
ta ka
lau stp
lapo
ran
kunju
ng
an
nya
tida
k
dia
ma
sih p
ake fo
rmat b
egin
i jad
i mereka
men
gin
put m
an
ua
l mereka
ba
wa
ke kita teru
s
kita in
pu
t lagi kita
ba
wa
ke pro
pin
si via em
ail
jara
ng
mi p
ake la
po
ran
fisik kecua
li dim
inta
toh
. tidak p
ernah
ji karen
a ka
lau
kala
u
do
ran
g terla
mb
at d
itaha
n g
ajin
ya ka
lau
tida
k
kirim la
po
ran
jadi p
alin
g la
mb
at ta
ngg
al 5
mereka
sud
ah kirim
mi la
po
ran
nya
” (S
IA, 3
4
tah
un
, wc: 3
1 M
aret 2
01
6).
Info
rman
Bia
sa
“
Akh
ir bu
lan
tan
gg
al-ta
ngg
al 2
9 a
tau
28
da
n ka
lau
kirim ke d
inkes itu
setiap
tan
gg
al 5
aw
al b
ula
n to
h. S
elalu
tepa
t
wa
ktu m
ala
h ta
ng
gal 3
saya
kirim
mem
an
g m
i” (H
S, 3
3 ta
hu
n, 1
7 M
aret
20
16
).
“
Sa
ya b
iasa
nya
akh
ir bu
lan
. Ta
ng
gal
bra
pa
di?
Ta
ng
ga
l 29 ka
dan
g-ka
da
ng
kita
suka
kirim la
po
ran
aw
al-a
wa
l bu
lan
Lap
oran
w2 d
ikirim
setiap
min
ggu
melalu
i web
site
dan
sms. S
edan
glan
laporan
Lb1 d
ikirim
palin
g
lambat tan
ggal 5
bu
lan
berik
utn
ya m
elalui em
ail
dan
dik
irim lan
gsu
ng k
e
Din
kes.
Setiap
awal b
ulan
tanggal
3.
Setiap
awal b
ulan
tanggal
3.
Lap
oran
w2 d
ikirim
setiap m
inggu
melalu
i
web
site dan
sms.
Sed
anglan
laporan
Lb1
dik
irim p
aling lam
bat
tanggal 5
bu
lan
berik
utn
ya m
elalui em
ail
dan
dik
irim lan
gsu
ng k
e
Din
kes.
Lap
oran
Lb
1 d
ikirim
ke
Din
kes setiap
awal b
ulan
tanggal 3
.
Lap
oran
Lb
1 d
ikirim
ke
Din
kes setiap
awal b
ulan
tanggal 4
.
Lap
oran
Lb
1 d
ikirim
ke
Din
kes setiap
awal
bulan
.
Lap
oran
w2 setiap
hari
senin
min
ggu
berik
utn
ya. S
edan
gkan
laporan
lb1
setiap
tanggal 4
bulan
berik
utn
ya.
Lap
oran
Lb
1 d
ikirim
ke
Din
kes setiap
akh
ir
Lap
oran
min
ggu
an
(lapo
ran w
2) ru
tin
dilak
ukan
setiap m
inggu
dan
dik
irim m
elalui sm
s
dan
web
site yan
g
langsu
ng terh
ub
un
g k
e
pu
sat.
Lap
oran
bulan
an (lap
oran
lb1
) rutin
dilak
ukan
setiap b
ulan
pad
a tanggal
1-5
dan
dik
irim d
alam
ben
tuk lap
oan
ke fisik
melalu
i email d
an atau
langu
ng k
e Din
kes K
ota.
Wak
tu p
engu
mp
ulan
data
pad
a sistem su
rveilan
s
epid
emio
logi d
i
Pu
skesm
as se-Ko
ta
Ken
dari m
eliputi lap
oran
w2
(min
ggu
an) d
an
laporan
lb1
(bu
lanan
).
Lap
oran
w2
(min
ggu
an)
dik
irim setiap
min
ggu
melalu
i sms d
an w
ebsite d
i
Pu
sat,tetapi tid
ak sem
ua
Pu
skesm
as
men
girik
makan
lapo
ran
min
ggu
ann
ya m
elalui sm
s
mau
pu
n w
ebsite.
Sed
angkan
lapo
ran lb
1
(bu
lanan
) dik
irim setiap
awal b
ulan
secara
langsu
ng d
alam b
entu
k
laporan
fisik d
i Din
kes
Ko
ta dan
ada b
eberap
a
Pu
skesm
as men
girik
mkan
laporan
Lb1
(bulan
an) v
ia-
email k
e Din
kes.
kedin
as ta
ng
gal 3
itu su
dah ke sa
na
mi”
(M, 3
3 ta
hu
n, w
c : 18 M
aret 2
01
6).
“
Teru
s iya d
ilap
orka
n ji to
h. Iya
tetapji
dila
po
rkan
. Ka
pa
n in
i tiap
bula
n d
ia
lap
ora
n b
ula
na
n, la
pora
n itu
tan
gg
al 3
pa
ling
lam
a m
i sud
ah
ma
suk la
pora
n
did
ina
s toh
” (A
K, 3
2 ta
hu
n, w
c: 18
Ma
ret
20
16
).
“
Ka
lau
disin
i tiap
bula
n ka
rena
tiap
bu
lan
ha
rus d
ilap
orka
n m
eng
irim la
po
ran
bu
kan
men
girim
lap
ora
n sa
ti-satu
men
girim
lap
ora
n sem
ua
jad
i sekalia
n
semu
a d
eng
an
pro
gra
m ja
di tid
ak
misa
lnya
kaya
k ispa
saja
. kala
u kita
pa
ling
lam
ba
t tan
gga
l 5 d
ibu
lan
beriku
tnya
toh
” (IV
, 36 ta
hu
n, w
c :19
Ma
ret 201
6).
“
Ka
lau
.. pen
gu
mp
ula
n su
rveilan
s, kala
u
selam
a in
i yan
g kita
laku
kan
toh, ka
n
setiap
bula
n a
da
pen
gu
mpula
n d
ata
ke
din
as tia
p ta
ng
gal 4
bia
sa su
da
h d
i kirim
mi”
(JK, 3
2 ta
hu
n, w
c : 19
Maret 2
01
6).
“
Pen
gu
mp
ula
n d
ata
surveila
ns isp
a itu
seba
iknya
dila
kuka
n jika
dia
pen
ga
mbila
n
da
ta seku
nd
er itu d
ipo
li ee pa
da
akh
ir
bu
lan
un
tuk m
eng
etah
ui ju
mla
h isp
a itu
men
ga
lam
i pen
aikka
n a
tau
pen
uru
nan
karen
a ken
ap
a ka
lau
kita a
mb
il dia
wal
bu
lan
itu d
ata
nya
kita tid
ak b
isa
men
geta
hu
i trenn
ya d
ia n
aik a
pa
turu
n
jad
i kita a
mbil d
i akh
ir bula
n kem
udia
n
kita reka
pitu
lasi kita
tab
ula
si itu d
ata
dia
men
ga
lam
i pen
ingka
tan
ata
u p
enuru
na
n.
Ee sa
ma
mi ju
ga
kala
u d
eng
an
da
ta
prim
er yan
g kita
lan
gsu
ng
turu
n ke
Setiap
awal b
ulan
tanggal
3.
Setiap
awal b
ulan
palin
g
lambat tan
ggal 5
.
Setiap
awal b
ulan
tanggal
4.
Setiap
awal b
ulan
tanggal
3.
bulan
.
lap
an
ga
n. H
aa
kala
u tu
run
lap
an
ga
n d
ia
tidak m
enen
tu h
aru
s akh
ir bu
lan
bisa
aw
al b
ula
n b
isa a
khir b
ula
n ya
ng
pen
ting
pa
da
saat a
khir b
ula
n kita
ad
aka
n
rekapitu
lasi d
ata
itu ya
ng
pen
ting
semua
terkum
pul kita
bisa
mi ta
bula
si. Teru
s
un
tuk ke d
inkes p
ada
aw
al b
ula
n m
isalka
n
kita m
erekap
data
un
tuk b
ula
n 3
dila
po
rkan
aw
al b
ula
n 4
palin
g la
mb
at
tan
gg
al 3
itu la
po
ran
sud
ah
ma
suk”
(K, 3
2
tah
un
, wc : 2
1 M
aret 2
01
6).
“
Pen
gu
mp
ula
n d
ata
dila
kuka
n ya
a
idea
lnya
setiap h
ari d
ikum
pulka
n d
ata
ya
diku
mp
ulka
n setia
p h
ari ka
rena
kan
setiap
ha
ri kasu
s itu a
pa ee b
eruba
h-u
ba
h ta
pi
kala
u u
ntu
k saya
men
gu
mpu
lkan
data
itu
min
gg
ua
n. T
erus ka
lau
” ke d
ina
s itu
kala
u ka
sus isp
a p
erbula
n tia
p ta
ngg
al 3
ee tap
i nda
khusu
s ispa sem
ua
pen
yakit
dikirim
mi d
ala
m sa
tu fo
rma
t toh
” (Y
, 34
tah
un
, wc : 2
1 M
aret 2
016
).
“
Ini d
ia tia
p m
ing
gu
lap
ora
n w
2. T
iap
ha
ri pa
ling
lam
ba
t ha
ri senin
kita ka
si
kirim lew
at sm
s. Ka
lau
bu
lan d
ia ta
ngg
al
4 itu
da
lam
ben
tuk fisik fisikka
n b
egin
i
da
lam
ben
tuk g
rafik”
(IF, 3
6 ta
hu
n, w
c :
21
Maret 2
01
6).
“
Ee ka
lau
bikin
lapo
ran
itu p
oko
knya
satia
p ta
ng
gal 3
0 su
da
h m
eng
inp
ut
lap
ora
n n
anti a
wa
l bu
lan
kita sto
r mi ke
din
as keseh
ata
n”
(H, 3
4 ta
hu
n, w
c : 22
Ma
ret 201
6).
“
Pen
gu
mp
ula
n d
ata
setiap
ha
ri kerja
kemu
dia
n m
eng
ada
kan
ee mem
bu
at
lap
ora
n setia
p m
ing
gu
terus setia
p
Setiap
awal b
ulan
tanggal
3.
Lap
oran
w2 setiap
hari
senin
min
ggu
berik
utn
ya.
Sed
angkan
lapo
ran lb
1
setiap tan
ggal 4
bulan
berik
utn
ya.
Setiap
awal b
ulan
.
Setiap
awal b
ulan
.
min
gg
u itu
ad
a la
po
ran
wab
ah
kemu
dia
n
ad
a setia
p b
ula
n itu
lap
ora
n b
ula
nan
yan
g seca
ra fisik ka
mi kirim
ke din
as
keseha
tan kem
udia
n setia
p m
ing
gu
nya
itu
lap
ora
n b
erup
a ee sm
s ke pu
sat kem
udia
n
ad
a ju
ga
yan
g p
erha
ri untu
k kasu
s-kasu
s
tertentu
seperti p
olio
dan
cam
pa
k itu
ha
rus m
asu
kkan
per h
ari lew
at in
ternet.
Ka
lau
ispa
,ispa
itu a
da
2 isp
a p
nem
oni
da
n isp
a n
on
pn
emo
ni u
ntu
k ispa
no
n
pn
emo
ni ka
mi h
an
ya su
rvei secara
pa
sif
saja
kala
u isp
a p
nem
on
i kam
i ha
rus ee
secara
aktif tu
run
mela
cak ke ru
ma
h-
rum
ah
pa
sien ka
rena ka
lau ya
ng
no
n
pn
emo
ni itu
tida
k terindika
si wa
bah
semen
tara
yan
g p
nem
on
i itu b
erind
ikasi
wa
ba
h d
an
dap
at m
enyeb
ab
kan kem
atia
n
ma
kan
ya p
erlu d
iada
kan
surveila
ns a
ktif”
(RL
, 51
tah
un
, wc : 2
2 M
aret 2
016
).
“
Eeee…
na
nti a
khir b
ula
n p
enutu
pan
buku
ba
ru d
ikum
pulka
n d
ata
nya
”(W
S, 3
7
tah
un
, wc : 2
3 M
aret 2
016
).
“
Ka
lau
kita d
ari p
uskesm
as itu
kan
tan
gg
al 1
keata
s sibuk ja
di p
eng
um
pula
n
da
tan
ya d
ilaku
kan
tan
gga
l 25
keata
s,
po
kokn
ya 2
7 kea
tas itu
suda
h eeee... a
pa
mem
bu
at reka
pan
karen
a ta
ng
ga
l 1 itu
sud
ah
haru
s masu
k lap
ora
n d
i din
es
kota
”(H
KT
, 33
tah
un
, wc : 2
3 M
aret
20
16
).
“
Ka
n d
ata
nya
lan
gsu
ng
turu
n la
pan
gan
kala
u isp
a kita
turu
n la
pa
ng
an
yan
g
men
caku
p itu
kan b
alita
yaa isp
a b
alita
bera
rti den
gan
kata
lain
kita la
ngsu
ng
sam
a o
rang
tuan
ya. O
h ka
lau
secara
pasif
Setiap
akhir b
ulan
.
Setiap
awal b
ulan
.
Setiap
awal b
ulan
.
am
bil d
ulu
da
ta seku
nd
er da
ri poli to
h
un
tuk m
eliha
t sebera
pa tin
gg
i pen
yakit itu
kan
disin
i ada
3 w
ilaya
h kelu
raha
n
an
aw
ai,w
ua-w
ua
,terus d
iliha
t man
a isp
a
yan
g p
alin
g tin
ggi d
ala
m seb
ula
n”
(SR
,
26
tah
un
, wc : 2
4 M
aret 2
01
6).
“
Ba
gusn
ya setia
p h
ari setia
p a
da
kala
u
kita p
osya
nd
u b
iasa
turu
n b
iasa
pro
mkes
pen
yulu
ha
n d
isitu. P
osya
ndu
nya
disin
i
ad
a 1
2. ee p
erbula
n p
er tang
ga
l 5 teru
s
kala
u la
pora
n w
2 n
an
ti pro
gra
mer yg
kirim lew
at sm
s setiap
ha
ri sab
tu.
Fisikn
ya n
an
ti men
yusu
l tiap b
ula
n ke
din
kes toh
” (A
S, 3
5 ta
hu
n, w
c : 28
Ma
ret
20
16
).
“
Bia
sanya
lan
gsu
ng
diku
mp
ulka
n, iya
..
lan
gsu
ng
pen
cata
tan d
ala
m reg
ister saja
.
Jad
i, da
ta-d
ata
ini sa
ya ku
mp
ulka
n, n
anti
petu
gas d
i pu
skesmas in
i yan
g a
kan
ng
um
pu
lin d
ata
nya
kemu
dia
n d
irekap
dikirim
ke din
es tiap
aw
al b
ula
n”
(HA
, 34
tah
un
, wc : 3
1 M
aret 2
016
).
Lap
oran
w2 setiap
hari
sabtu
melalu
i sms.
Sed
angkan
lapo
ran lb
1
setiap aw
al bu
lan.
Setiap
awal b
ulan
.
3.
Pen
gola
ha
n D
ata
Tek
nik
dan
meto
de p
engo
lahan
data
surv
eilans :
Info
rman
Ku
nci
“P
ake g
rafik. K
ala
u ya
ng
dikirim
ke pro
pin
si
itu ya
ng
excelnya
kala
u g
rafikn
ya d
isajika
n
pa
da
evalu
asi ji ra
pat a
khir ta
huna
n ra
pa
t
kesda
toh
rap
at keseh
ata
n d
aera
h b
aru
pake
gra
fik kala
u ya
ng
kita b
ua
t dip
rop
insi kita
Data d
iolah
dalam
ben
tuk
excel d
an d
isajikan
dalam
ben
tuk g
rafik setiap
akh
ir
tahun
dalam
rapat K
esda.
Data d
iolah
dalam
ben
tuk ex
cel dan
disajik
an d
alam b
entu
k
grafik
setiap ak
hir.
Pen
golah
an d
ata
Meto
de p
engo
lahan
data
dilak
ukan
secara man
ual
dan
ko
mp
uterisasi
men
ggu
nak
an p
rogram
excel d
an p
ow
er po
int.
Setiap
petu
gas su
rveilan
s
di P
usk
esmas se-K
ota
Ken
dari m
elaku
kan
tekn
ik
dan
meto
de p
engo
lahan
data secara m
anu
al dan
kasi ka
lu m
ereka m
au
toh
jad
i yan
g kita
kasi
excelnya
” (S
IA, 3
4 ta
hun
, wc: 3
1 M
aret
20
16
).
Info
rman
Bia
sa
“
La
ng
sung
tabula
si dala
m b
entu
k raw
at
jala
n. B
iasa
kita o
lah
pa
ke excel di
kom
pu
ter tap
i pa
ling
sering m
an
ua
l ji
na
nti m
au
bu
atka
n la
po
ran b
ula
nan
ba
ru
kita ta
bu
lasi d
i excel toh
” (H
S, 3
3 ta
hu
n,
17
Maret 2
01
6).
“
Kita
men
ga
nalisis d
ata
send
iri toh
ola
h
da
tan
ya b
ema
na d
i? ko
mp
uter excel p
ake
tab
el tap
i kala
u a
khir ta
hun
jug
a p
ake
gra
fik. Tab
elnya
tiap b
ula
n ta
pi a
da
jug
a
min
gg
ua
n ka
yak w
2”
(M, 3
3 ta
hu
n, w
c :
18
Maret 2
01
6).
“
Oo
h ra
ta-ra
ta d
isini p
engo
lah
an
da
tan
ya m
asih
ini ji m
asih
seperti
ma
ksud
nya
ap
a d
i dib
ilan
g m
anu
al ee
kita p
isah
kan
ji send
iri toh
berd
asa
rkan
nd
a p
ake sistem
ap
aka
h m
asih
ini ji”
(AK
,
32
tah
un
, wc: 1
8 M
aret 2
01
6).
“
An
alisis sen
diri la
gi m
engg
un
aka
n d
ua
-
du
an
ya co
mp
uter d
eng
an
ma
nu
al. K
ala
u
kom
pu
ter pa
ke execel sam
a p
ow
er poin
t”
(IV, 3
6 ta
hu
n, w
c :19
Maret 2
01
6).
“
Oo
h u
ntu
k pen
go
laha
n, itu
kita b
iasa
nya
an
u..eh
.. ma
nu
al sa
ja m
un
gkin
.. yan
g
pen
ting
bisa
ji” (JK
, 32
tahu
n, w
c : 19
Ma
ret 201
6).
“
secara
ma
nu
al. H
itun
g p
ake itu
karen
a
kita ka
n h
itun
g itu
da
ta isp
a kita
ba
gi
Data d
itabu
lasi secara
man
ual m
enggun
akan
excel.
Data d
iolah
men
ggun
akan
excel, setiap
bulan
disajik
an d
alam b
entu
k
tabel setiap
bu
lan d
an
setiap tah
un d
isajikan
dalam
ben
tuk g
rafik.
Data d
iolah
secara man
ual.
Data d
iolah
secara man
ual
men
ggu
nak
an ex
cel dan
pow
er poin
t.
Data d
iolah
secara man
ual.
Data d
iolah
secara man
ual
disajik
an d
alam b
entu
k
ditab
ulasi secara m
anual
den
gan
ko
mp
uter
men
ggu
nak
an p
rogram
excel.
Pen
golah
an d
ata
ditab
ulasi secara m
anual
den
gan
ko
mp
uter
men
ggu
nak
an p
rogram
excel d
an p
ow
er po
int.
Data d
iolah
secara
man
ual d
isajikan
dalam
ben
tuk tab
el berd
asarkan
nam
a, um
ur, d
an tem
pat.
Data d
iolah
secara
man
ual d
isajikan
dalam
ben
tuk tab
el dan
diag
ram.
Data d
iolah
berd
asarkan
um
ur, jen
is kelam
in, d
an
alamat d
isajikan
dalam
tabel setiap
bulan
serta
grafik
setiap ak
hir tah
un.
Pen
go
lahan
data d
isajikan
setiap b
ulan
dalam
ben
tuk
tabel d
an tah
un
dalam
ben
tuk g
rafik/d
iagram
berd
asarkan
um
ur, jen
is
kelam
in, d
an alam
at.
ko
mp
uterisasi
men
ggu
nak
an p
rogram
excel d
an p
ow
er po
int.
Data y
ang telah
dio
lah
tersebut d
isajikan
setiap
bu
lann
ya d
alam b
entu
k
tabel d
an setiap
tahu
n
dalam
ben
tuk
grafik
/diag
ram
berd
asarkan
um
ur, jen
is
kelam
in, d
an alam
at.
berd
asa
rkan
kelura
ha
n keb
etula
n kita
disin
i ad
a 4
kelura
ha
n g
unu
ng
jati, ja
ti
meka
r, kam
po
ng
salo
, kan
da
i itu kita
ad
aka
n itu
jum
lah
pen
derita
ispa itu
kita
ba
gi b
erdasa
rkan
kelura
han
jadi kita
ad
aka
n ka
yak sem
aca
m h
itun
g m
an
ual.
Da
lam
ben
tuk ta
bel. A
da
tab
el ad
a p
ws”
(K, 3
2 ta
hu
n, w
c : 21
Maret 2
01
6).
“
Men
gola
h ja
di d
ata
itu setela
h sa
ya
kum
pu
lkan
saya
cata
t ee saya
ola
h d
i
da
lam
ben
tuk ta
bel d
itab
ula
si ee
kemu
dia
n d
iana
lisa m
elalu
i spss. E
e
berb
entu
k tabel d
an
gra
fik kaya
k yan
g
disa
na
ispa
itu”
(Y, 3
4 ta
hun
, wc : 2
1
Ma
ret 201
6).
“
Ka
lau
pen
go
lah
an
da
tanya
itu kita
secara
kom
puterisa
si saja
. Saya
bia
sa
pa
ke ini ta
bel d
eng
an d
iagra
m. S
aya
an
alisis kem
ba
li dulu
karen
a b
iasa
ad
a
da
ta ya
ng
lap
ora
nn
ya sekia
n tern
yata
pas
turu
n cek tid
ak sesu
ai ju
mla
h itu
jad
i kita
an
alisis u
lan
g”
(IF, 3
6 ta
hu
n, w
c : 21
Ma
ret 201
6).
“
Ca
ra m
eng
ola
hnya
kita ku
mp
ul to
h ka
n
kita p
ilah
misa
lkan
um
urn
ya u
mu
r yang
ap
a b
alita
toh
yan
g ku
ran
g d
ari 5
tahu
n
terus 5
tah
un
ke ata
s mi 5
tah
un
ke ata
s
misa
lkan
golo
nga
n u
mu
r pa
ling
ban
yak
terkena
itu g
olo
ng
an
um
ur b
erap
a sa
ja
kala
u ya
ng
kita kirim
ke din
es itu
bia
san
ya itu
go
lon
ga
n sem
ua
um
ur ta
pi
kita p
ilah
go
long
an b
alita
toh
den
gan
go
lon
ga
n ya
ng
ke ata
s dew
asa
terus a
da
form
atn
ya kita
isi mi fo
rmatn
ya n
am
a
leng
kap
nya
um
urn
ya a
lam
atn
ya d
eng
an
tabel b
erdasark
an
kelu
rahan
.
Data d
iolah
dalam
ben
tuk
dan
grafik
kem
ud
ian
dian
alisis melalu
i spss.
Data d
iolah
secara
ko
mp
uterisasi
men
ggu
nak
an tab
el dan
diag
ram.
Pen
go
lahan
data
dik
atego
rikan
berd
asarkan
um
ur, k
em
ud
ian d
ata
dim
asukkan
ked
alam
form
at yan
g ad
a.
yan
g h
asil p
emeriksa
an
da
ri do
kter
misa
lnya
dia
ispa
ata
u p
nem
on
i ba
ru m
i
kita isi d
iform
at”
(H, 3
4 ta
hu
n, w
c : 22
Ma
ret 201
6).
“
Ma
nu
al d
an ko
mp
uterisa
si da
lam
ben
tuk
lap
ora
n b
iasa
saja
an
gka
-an
gka
na
nti p
er
3 b
ula
n ka
mi m
embu
at ju
ga
lap
ora
n p
er 3
bu
lan
mem
bua
t pu
la la
pora
n p
er 6 b
ula
n
lap
ora
n p
er 9 b
ula
n ja
di trim
ester 1
trimester 2
trimester 3
da
n trim
ester 4
da
lam
1 ta
hu
n itu
dib
ua
t dala
m b
entu
k
gra
fik bata
ng b
erda
sarka
n g
olo
nga
n
um
ur d
an
berd
asa
rkan
wila
yah kerja
”
(RL
, 51
tah
un
, wc : 2
2 M
aret 2
016
).
“
eh..eh
Bia
sanya
meto
de ya
ng
dig
una
kan
itu a
da
lah
meto
de p
enca
tata
n d
ata
pen
yakit sep
erti; pen
yakit flu
, dia
re,
ispa
,mala
ria o
h tekh
nikn
ya a
nu d
ia
dica
tat sa
ja m
un
gkin
diko
mp
uter”
(WS
,
37
tah
un
, wc : 2
3 M
aret 2
01
6).
“
Pen
go
lah
an
data
bia
san
ya b
erdasa
rkan
gra
fik beg
itu, ja
di d
iliha
t disitu
pen
ingka
tan
untu
k ap
a…
men
go
lah
data
un
tuk m
eng
evalu
asi p
enin
gka
tan
kasu
snya
sebu
lan
berd
asa
rkan g
rafikla
h m
aksu
dn
ya
seperti itu
” (H
KT
, 33
tahu
n, w
c : 23
Ma
ret 201
6).
“
Ma
nu
alji p
enju
mla
ha
n. P
ake ta
bel.
Su
da
h sia
p d
ian
alisis ka
n d
igolo
ngka
n to
h
berd
asa
rkan
um
ur n
am
a tem
pa
t na
nti
akh
ir bu
lan
ba
ru d
ijum
lah. L
an
gsu
ng
saja
berd
asa
rkan
lap
ora
n kecu
ali ka
lau a
da
kan
kala
u isp
a ka
n a
da
pn
emo
ni kecu
ali
kala
u a
da
yan
g p
nem
on
i lan
gsu
ng
dila
po
rkan
ke din
as u
ntu
k ditin
dakla
nju
ti
Data d
iolah
secara man
ual
dalam
ben
tuk g
rafik
berd
asarkan
go
longan
um
ur d
an d
ibag
i dalam
laporan
per 3
bu
lan, 6
bulan
, dan
9 b
ulan
.
Data d
iolah
men
ggun
akan
ko
mp
uter.
Data y
ang telah
dio
lah
disajik
an d
alam b
entu
k
grafik
.
Data d
iolah
secara man
ual
dalam
ben
tuk tab
el
berd
asarkan
nam
a, um
ur,
dan
temp
at.
toh
” (S
R, 2
6 ta
hu
n, w
c : 24 M
aret 2
01
6).
“
Pen
go
lah
an
data
berd
asa
rkan
um
ur,jen
is kelam
in, d
eng
an tem
pat
ala
ma
t. Ta
bel ka
lau
gra
fik akh
ir tahu
n
kala
u p
erbu
lan
jara
ng
bia
san
ya a
khir
tah
un
kala
u ta
beln
ya tia
p b
ula
n”
(AS
, 35
tah
un
, wc : 2
8 M
aret 2
016
).
“
Disin
i form
at reka
pa
n d
ata
kan
sud
ah
ad
a m
ema
ng
tingg
al kita
yan
g isi
tergan
tun
g d
ari ko
nd
isi, kala
u ko
nd
isi
sud
ah
men
desa
k ba
ru ko
mputer terp
aka
i
ya sa
ya isi seca
ra m
an
ual sa
ja”
(HA
, 34
tah
un
, wc : 3
1 M
aret 2
016
).
Data d
iolah
berd
asarkan
um
ur, jen
is kelam
in, d
an
alamat d
alam tab
el serta
grafik
setiap ak
hir tah
un.
Data d
iolah
secara man
ual
men
ggu
nak
an k
om
pu
ter.
4.
An
alisis d
an
Interp
retasi D
ata
Info
rman
Ku
nci
“A
na
lisis data
kala
u m
emang
kasu
s itu ya
ng
sifatn
ya em
ergen
si secepa
tnya
dia
na
lisis.
Teta
pi ka
rena
kita in
i artin
ya b
eran
gka
t dari
aw
al d
ata
itu m
ula
i da
ri aw
al b
ula
n a
khir
tah
un
. um
pa
ma
bula
n Ja
nua
ri kita
me..m
elaku
kan
pen
data
an
mela
kuka
n su
rvei,
kita a
nalisis setela
h m
elaku
kan
pen
da
taa
n.
Jad
i mu
ng
kin setela
h a
rtinya
, bu
kan
mu
ng
kin
artin
ya setela
h p
enda
taan
ba
ru kita
men
ga
na
lisa m
eng
an
alisis b
aru
kita
mem
berika
n kesim
pu
lan
. Ha
bis itu
kita ee
pro
gra
mer m
elaku
kan
ee.. pen
yam
paia
n d
i
foru
m sep
erti di m
inilo
kaka
rya b
ah
wa
ha
sil
survei u
ntu
k surveila
ns IS
PA
ata
u d
ata
-data
lain
na
nti d
ibah
as d
ala
m a
wal ta
hu
n, a
wal
Analisis d
an in
terpretasi
data d
ilakukan
den
gan
mem
ban
din
gkan
jum
lah
kasu
s dari aw
al samp
ai
akh
ir tahu
n k
emu
dian
ditarik
kesim
pulan
.
An
alisis dan
interp
retasi
data d
ilaku
kan
den
gan
mem
ban
din
gkan
jum
lah
kasu
s dari aw
al samp
ai
akh
ir tahu
n y
ang
kem
udian
ditarik
kesim
pulan
.
Data d
ianalisis tid
ak
men
ggu
nak
an tek
nik
secara kh
usu
s.
Data d
ianalisis
berd
asarkan
um
ur, jen
is
kelam
in,d
an b
ulan
terjadi k
asus k
emu
dian
An
alisis data d
ilaku
kan
secara man
ual sep
erti
melak
ukan
pen
go
lahan
data.
An
alisis data tid
ak
men
ggu
nak
an tek
nik
kh
usu
s.
An
alisi data d
engan
men
gad
akan
rekap
itulasi
dan
evalu
asi setiap b
ulan
dari d
ata yan
g telah
dik
um
pu
lkan
.
An
alisis data d
isajikan
An
alisis data d
an
interp
retasi data y
ang
dilak
ukan
setiap p
etugas
surv
eilans d
i Pusk
esmas
se-Ko
ta Ken
dari d
ilaku
kan
secara man
ual d
an
ko
mp
uter sep
erti haln
ya
pad
a pen
go
lahan
data,
tidak
men
ggu
nak
an tek
nik
kh
usu
s. Data y
ang ad
a
setiap b
ulan
nya
direk
apitalu
si dan
di
evalu
asi yan
g d
isajikan
dalam
ben
tuk tab
el,
diag
ram, d
an g
rafik
berd
asarkan
um
ur, jen
is
kelam
in, d
an b
ulan
bu
lan
pa
da
tah
un
ba
ru”
.(SIA
, 34
tah
un
, wc:
31
Maret 2
01
6).
Info
rman
Bia
sa
“
Ya
ng
men
ga
na
lisis ya.. a
nu
.. kita sem
ua
beg
itu. U
ntu
k ana
lisis sejau
h in
i bia
sanya
un
tuk fo
rma
tnya
diketik d
i kom
pu
ter”
(HS
, 33
tah
un
, 17 M
aret 2
01
6).
“
(sam
bil tersen
yum
da
n m
eng
gelen
gka
n
kepa
la) em
…em
.. Untu
k ana
lisis sejau
h
ini b
iasa
nya
tekhn
iknya
itu eh
.. tida
k
khu
sus b
egitu
” (M
, 33
tah
un
, wc : 1
8
Ma
ret 201
6).
“
An
alisis b
erda
sarka
n u
mur, jen
is
kelam
in, teta
pi m
eman
g a
da
da
tanya
un
tuk m
ena
mp
ilkan
dig
rafik itu
aa
a…
eee
sa b
elum
bu
at ta
pi ya
ng
saya
tam
pilka
n
dig
rafik itu
sepertiii eee b
erda
sarka
n
um
ur, d
esa d
an
bu
lan
terjad
i kasu
s, bu
lan
per d
esa d
an
per u
mur. T
ap
i jenis
kelam
inn
ya ju
ga
ad
a ta
pi sa
ya u
ntu
k
mem
bu
at d
igra
fik di a
tas itu
, an
alisis
dib
ebera
pa b
ula
n w
aktu
itu a
da
” (A
K, 3
2
tah
un
, wc: 1
8 M
aret 2
01
6).
“
Ka
lau
misa
lnya
, ee….sta
nd
ar tig
a b
ula
n
terakh
ir ada
pen
ing
kata
n ka
sus itu
kita
lap
orka
n, b
aru
setelah
ad
a p
enin
gka
tan
kita sa
mp
aika
n”
(IV, 3
6 ta
hu
n, w
c :19
Ma
ret 201
6).
“
An
u a
pa
di’a
na
lisis ini a
da
lah
perh
itung
an
ma
nu
al sa
ja a
ga
k mirip
mi
den
ga
n p
eng
ola
ha
n”
(JK, 3
2 ta
hun
, wc :
19
Maret 2
01
6).
Data d
ianalisis
men
ggu
nak
an fo
rmat
sesuai d
engan
yan
g ad
a di
ko
mp
uter.
Data d
ianalisis tid
ak
men
ggu
nak
an tek
nik
secara kh
usu
s.
Data d
ianalisis
berd
asarkan
um
ur, jen
is
kelam
in,d
an b
ulan
terjadi
kasu
s kem
ud
ian
ditam
pilk
an d
alam b
entu
k
grafik
.
Data d
ianalisis setiap
3
bulan
terakh
ir jika terjad
i
pen
ingkatan
kasu
s.
Data d
ianalisis secara
man
ual sep
erti melak
ukan
pen
golah
an d
ata.
ditam
pilk
an d
alam
ben
tuk g
rafik.
Data d
ianalisis secara
man
ual m
enggun
akan
form
at sesuai d
engan
yan
g ad
a di k
om
pu
ter
seperti m
elakukan
pen
go
lahan
data, tid
ak
men
ggu
nak
an tek
nik
secara kh
usu
s disajik
an
dalam
ben
tuk tab
el dan
diag
ram.
Data d
ianalisis d
engan
men
gad
akan
rekap
itulasi
dan
evalu
asi setiap b
ulan
dari d
ata yan
g telah
dik
um
pulk
an.
Data d
ianalisis b
ersama
tim p
rom
kes d
an k
esling
untu
k m
enen
tukan
ben
tuk p
erencan
aan
selanju
tnya d
ari kasu
s
yan
g ad
a.
Data d
ianalisis o
leh
Din
kes.
berd
asarkan
um
ur, jen
is
kelam
in, d
an b
ulan
terjadin
ya k
asus d
alam
ben
tuk tab
el, diag
ram,
dan
grafik
.
Data d
ianalisis b
ersama
tim p
rom
kes d
an k
esling
un
tuk m
enen
tukan
ben
tuk
peren
canaan
selanju
tnya
dari k
asus y
ang ad
a.
Data selan
jutn
ya
dian
alisis oleh
Din
kes
Ko
ta.
An
alisis dan
interp
retasi
data d
ilaku
kan
den
gan
mem
ban
din
gkan
jum
lah
kasu
s dari aw
al samp
ai
akh
ir tahu
n y
ang
kem
ud
ian d
itarik
kesim
pu
lan.
terjadin
ya k
asus.
Kem
ud
ian p
etugas
surv
eilans b
ersama tim
pro
mkes d
an tim
keslin
g
men
gan
alisis data terseb
ut
den
gan
mem
ban
din
gkan
jum
lah k
asus y
ang terjad
i
tiap b
ulan
nya d
alam
setahu
n. S
ehin
gga D
inkes
Ko
ta dap
at melak
ukan
pen
arikkan
kesim
pu
lan
dan
men
entu
kan
perecan
aan selan
jutn
ya
dari k
asus y
ang ad
a.
“
Un
tukk…
bu
kan
ha
nya
ISP
A,
heh
eh…
keseluru
han
nya
itu sa
ya m
emb
uat
lap
ora
n keja
dia
n, d
ian
alisis itu
suda
h 2
tah
un
terakh
ir 20
13
-201
4”
(K, 3
2 ta
hu
n,
wc : 2
1 M
aret 2
01
6).
“
Un
tuk seka
ran
g su
da
h m
elaku
kaa
n
an
alisis d
ari ko
mp
uter ka
rna
kita in
pu
t
da
ta itu
terkend
ali…
kita m
an
ual kita
ma
suka
n itu
data
ke kom
puter b
aru
kita
an
alisis, h
abis kita
mem
bua
t gra
fik-gra
fik
kan
suda
h ken
tara
disitu
, ap
aka
h terja
di
pen
ingka
tan
jad
i kita b
isa a
na
lisis
den
ga
n m
eliha
t berd
asa
rkan
ap
a g
rafik-
gra
fik itu. K
alo
tenta
ng
secara
tab
el
saja
kan
ma
sih kita
mem
ba
ca la
gi ya
ng
ma
na
yan
g b
esar p
enin
gka
tan
kasu
snya
”
(Y, 3
4 ta
hu
n, w
c : 21
Maret 2
01
6).
“
Un
tuk m
enga
nalisisn
ya kita
lihat d
ari
jum
lah
da
ta itu
. Dim
ana
terjadi ee ka
sus
terting
gi ja
di kita
maksu
dnya
dim
ana
terend
ah
, da
n kita
ad
aka
n p
erban
din
gan
misa
lkan
diu
mu
r bera
pa
yan
g b
an
yak
kasu
snya
, ata
u d
ijenis kela
min
yan
g
ma
na
ba
nya
k kasu
snya
, ata
u d
esa m
ana
yan
g b
anya
k kasu
snya
, ata
u d
ia terd
iri
da
ri di b
ula
n-b
ula
n b
erap
a, ja
di kita
bisa
lihat u
ntu
k men
an
ga
ni ka
sus-ka
sus”
(IF,
36
tah
un
, wc : 2
1 M
aret 2
01
6).
“
Iya sela
lu, ka
rena
ad
a eva
lua
si
pro
gra
m, eva
lua
si ituka
n ya
ng
men
yelengg
ara
kan
din
kes un
tuk tin
gka
t
pu
skesma
s baru
dilia
t jum
lah
nya
men
ingka
t ata
u tid
ak setia
p b
ula
n”
(H,
34
tah
un
, wc : 2
2 M
aret 2
01
6).
“eeem
mm
..dilia
t jug
a d
ari d
ata
bula
nan
Sem
ua d
ata dian
alisis
tidak
terkh
usu
s Ispa.
Data d
ianalisis secara
man
ual m
enggun
akan
ko
mp
uter d
isajikan
dalam
grafik
.
Data d
ianalisis d
engan
mem
ban
din
gkan
jum
lah
kasu
s yan
g terjad
i setiap
bulan
dalam
setahu
n
sehin
gga d
apat
ditin
dak
lanju
ti.
Data d
ianalisis d
engan
men
gad
akan
evalu
asi
setiap b
ulan
dari d
ata yan
g
telah d
iku
mp
ulk
an.
Data d
ianalisis d
engan
tap
i bia
san
ya d
iba
nd
ing
kan
den
ga
n d
ata
tah
un
an
nya
bia
sa ka
lau
evalu
asi
tah
un
an
. Ka
lau
dim
inilo
kakrya
dib
an
din
gka
n d
ata
bula
nan ka
lau
di
evalu
asi d
iba
ndin
gka
n d
eng
an
data
tah
un
an
” (R
L, 5
1 ta
hu
n, w
c : 22
Ma
ret
20
16
).
“
An
alisis d
ata
itu ka
mi m
inta
ba
ntu
an
kom
pu
ter tema
n ka
rna
situa
si dan
kon
disi
kom
pu
ter kam
i yang b
elum
perb
aiki ja
di
ad
a tem
an
KT
U ya
ng
op
erasika
n
kom
pu
ternya
ata
u la
pto
pnya
diru
mah
ba
ru sa
ya lih
at d
ari h
asil a
na
lisis
sekertaris a
tau
KT
U sa
ya”
(WS
, 37
tah
un
, wc : 2
3 M
aret 2
016
).
“
Bia
sanya
itu ka
lau
ad
a ka
sus b
iasa
itu
kan
kita a
na
lisis bersa
ma-sa
ma
ora
ng
pro
mkes d
eng
an
ora
ng
kesling
toh
ee
ma
ksud
nya
kita kerja
sam
a b
egitu
kan
tidak b
isa kerja
send
iri kita b
utu
h ju
ga
tema
n”
(HK
T, 3
3 ta
hu
n, w
c : 23
Ma
ret
20
16
).
“
Ha
mp
ir sam
a ji d
enga
n p
engo
lah
an
da
ta seb
ena
rnya
itu seca
ra ko
mp
uterisa
si
saja
. Sa
ya b
iasa
pa
ke ini ta
bel d
eng
an
dia
gra
m. S
aya
an
alisis kem
ba
li du
lu
karen
a b
iasa
ad
a d
ata
yang
lap
ora
nn
ya
sekian
ternya
ta p
as tu
run
cek tida
k sesua
i
jum
lah
itu ja
di kita
an
alisis u
lan
g”
(SR
,
26
tah
un
, wc : 2
4 M
aret 2
01
6).
“
Ka
lau
kita itu
na
nti d
i din
as ka
yakn
ya
tidak sia
p d
ian
alisis ka
rena n
anti d
idin
as
lag
i yan
g o
lah
kita p
un
ya d
ata
kala
u kita
sam
pe sep
erti beg
ini sa
ja a
da
go
lon
ga
n
mem
ban
din
gkan
data
setiap b
ulan
dan
evalu
asi
data tah
un
an.
Data d
ianalisis secara
man
ual m
enggun
akan
ko
mp
uter.
Data d
ianalisis b
ersama
tim p
rom
kes d
an k
esling
untu
k m
enen
tukan
ben
tuk
peren
canaan
selanju
tnya
dari k
asus y
ang ad
a.
Data d
ianalisis secara
ko
mp
uterisasi y
ang
disajik
an d
alam tab
el dan
diag
ram.
Data d
ianalisis o
leh
Din
kes.
um
ur n
anti a
da
tab
el tersend
iri juga
un
tuk kelu
raha
n in
i yan
g d
ikum
pulka
nka
n
did
ina
s belu
m d
iola
h a
nu C
um
a d
ala
m
ben
tuk b
egin
i saja
” (A
S, 3
5 ta
hu
n, w
c :
28
Maret 2
01
6).
“
Kita
ad
aka
n reka
pitu
lasi d
ata
itu ya
ng
pen
ting
semu
a terku
mp
ul kita
bisa
mi
tab
ula
si kemu
dia
n kita
an
alisis
men
geta
hu
i jum
lah isp
a itu
men
ga
lam
i
pen
aikka
n a
tau
pen
uru
na
n ka
rena ken
apa
kala
u kita
am
bil d
iaw
al b
ula
n itu
data
nya
kita tid
ak b
isa m
eng
etah
ui tren
nya
dia
na
ik apa
turu
n ja
di kita
am
bil d
i akh
ir
bu
lan
kemu
dia
n kita
rekapitu
lasi kita
tab
ula
si itu d
ata
dia
men
gala
mi
pen
ingka
tan
ata
u p
enu
runan
” (H
A, 3
4
tah
un
, wc : 3
1 M
aret 2
016
).
Data d
ianalisis d
engan
men
gad
akan
rekap
itulasi
data seb
elum
nya.
5.
Disem
inasi In
form
asi
Info
rman
Ku
nci
“K
ecua
li ada ka
sus ka
yak d
bd
baru
-baru
ba
ru kita
sebarka
n ke m
asya
raka
t. Itu
pro
mkes m
i lag
i yan
g p
un
ya p
erana
n u
ntu
k
ma
sala
h p
rom
osi keseh
ata
n ja
di o
ran
g
pro
mkes ya
ng
da
tan
g kesin
i eh d
ata
nya
kora
ng
did
aera
h m
an
a ya
ng
ting
gi in
inya
sup
aya
kita tu
run
itu ka
n su
da
h tu
poksin
ya
jug
a o
ran
g p
rom
kes kaya
k kema
rin d
ian
aw
ai
toh
mereka
turu
n m
i pro
mosi p
enyu
luh
an
disa
na
satu
paket p
rom
kes kesling
pro
gra
mern
ya sa
ma
kita su
rveilansn
ya a
tau
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
oleh
setiap
pro
gram
er, pro
mkes d
an
keslin
g m
eng
gu
nak
an
meto
de ceram
ah saat
pen
yulu
han
dan
map
ing d
i
masy
arakat.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
oleh
setiap
pro
gram
er, pro
mkes d
an
keslin
g m
eng
gu
nak
an
meto
de ceram
ah saat
pen
yu
luhan
dan
map
ing
di m
asyarak
at.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
saat
men
gad
akan
pen
yu
luh
an
di p
osy
and
u.
Disem
inasi in
form
asi
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
secara tim o
leh
setiap p
rogram
er,
pro
mkes, d
an k
esling.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
pad
a wak
tu 2
4
jam ap
abila telah
terjadi
kasu
s yan
g sifatn
ya
emerg
ency
.
Disem
inasi in
form
asi
Setiap
Pu
skesm
as Ko
ta
Ken
dari m
emilik
i
pen
dap
at masin
g-m
asing
men
gen
ai wak
tu
disem
inasi in
form
asi atau
pen
yeb
aran in
form
asi.
Beb
erapa P
usk
esmas
beran
ggap
an b
ahw
a
disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
pad
a wak
tu 2
4
jam ap
abila terjad
i kasu
s
yan
g b
ersifat emerg
ency
kem
ud
ian d
ilaku
kan
bia
sa kita
dulu
turu
n b
aru
mereka
ata
u kita
ma
pin
gka
n sa
ja m
ereka kelu
rah
an
ma
na
yan
g
tingg
i inin
ya to
h d
an
mereka
lan
gsu
ng
turu
n
pro
mo
si. Ka
lau
map
ing
yan
g a
da
baru
khu
sus
db
d ji ka
yakn
ya ka
n ya
ng
pa
ling serin
g d
bd
toh
cam
pa
k tidak ka
lau
ispa
na
ispa
palin
g
tingg
i seben
arn
ya h
an
ya kita
belu
m
ma
pin
gka
n ka
rena
kita b
elum
tau
cara
nya
itu
saja
. Belu
m a
da
pela
tihan
nya
yan
g G
IS to
h
belu
m a
da
yan
g sa
tu-sa
tunya
pern
ah
GIS
itu
db
d seb
ena
rnya
sam
aji h
aru
snya
modeln
ya
cum
an
bed
a p
enya
kitnya
saja
toh
cum
an
da
tan
ya sa
ma
semu
a ji ka
lau G
IS ta
pi kita
tidak b
isa b
ikinka
n m
ap
ing b
isaji ta
pi ka
lau
ma
pin
gka
n ka
n kecu
ali ka
lau
sud
ah
ad
a
kum
ula
tif bag
usn
ya ka
lau kita
ma
pin
g itu
kaya
k perten
gah
an
tah
un
per 6
bula
n kita
ma
pin
g to
h ka
lau
1b
ula
n b
elum
kelihata
n
kala
u kita
lan
gsu
ng
ma
pin
g d
isini p
alin
g
ba
nya
k lebih
bag
us itu
kala
u 6
bu
lan
ata
u
1ta
hu
n p
i ba
ru kita
ma
pin
g a
khir ta
hu
nn
ya
toh
na
nti sa
ma
u b
elaja
r jug
a ya
ng
beg
itu
yan
g m
apin
gn
ya su
paya
kita b
isa ta
u”
(SIA
,
34
tah
un
, wc: 3
1 M
aret 2
01
6).
Wak
tu d
isemin
asi info
rmasi terk
ait pen
yak
it :
Info
rman
Bia
sa
“
Ma
ksud
nya
? D
isaa
t itu ju
ga
disa
at kita
turu
n la
pan
ga
n la
ngsu
ng
tida
k pa
ke lam
a
kepa
da
masya
raka
t tida
k mu
ngkin
nya
mi
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
saat turu
n
lapan
gan
dim
asyrak
at .
dilak
ukan
setiap b
ulan
pad
a saat Min
lok.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
setelah
melak
ukan
pen
dataan
di
masy
arakat.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
setelah
rekap
itulasi d
ata di
pusk
esmas.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
pad
a wak
tu 2
4
jam ap
abila telah
terjadi
kasu
s yan
g sifatn
ya
emerg
ency
.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
setiap aw
al
bulan
.
dilak
ukan
setelah
rekap
itulasi d
ata di
pu
skesm
as.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
setiap b
ulan
pad
a saat po
syan
du
dan
pen
dataan
dim
asyarak
at.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
setiap aw
al
bu
lan p
ada saat
pertem
uan
Min
lok.
rekap
itulasi d
ata di
Pu
skesm
as. Sed
angkan
sebag
ian P
usk
esmas
berp
end
apat b
ahw
a
disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
setiap aw
al
bulan
pad
a saat pertem
uan
Min
lok d
an m
elaku
kan
pen
yu
luh
an p
ada saat
po
syan
du
.
sam
a ka
pus”
(HS
, 33
tah
un, 1
7 M
aret
20
16
).
“
Oo
h,sa
ya b
iasa
nya
ad
aka
n p
enyu
luh
an
dip
osya
nd
u-p
osya
ndu
toh
2x ji ka
lian
turu
n ke p
osya
nd
u-p
osya
ndu
pen
yulu
han
ispa
dia
re. Iya sa
tu ka
li pen
yulu
ha
n
semu
a d
eng
an
dia
re. Ya
ah
meto
de
lan
gsu
ng
” (M
, 33
tahu
n, w
c : 18 M
aret
20
16
).
“
Oo
h,sa
ma
ini tia
p b
ula
n kita
ad
aka
n
min
lok to
h u
ntu
k kita b
ah
as ten
tang
kasu
s
pen
yakit ya
ng a
da
” (A
K, 3
2 ta
hu
n, w
c:
18
Maret 2
01
6).
“
Min
lok ya
h tia
p b
ula
n”
(IV, 3
6 ta
hu
n, w
c
:19
Ma
ret 20
16
).
“
Setela
h kita
mela
kuka
n p
end
ata
an in
i
kita la
ng
sun
g m
elapo
rkan
ap
a ya
ng
kita
temu
kan d
iloka
si kita kita
lapo
rkan
”( JK
,
32
tah
un
, wc : 1
9 M
aret 2
01
6).
“
Ka
lau
ma
ksud
nya
secara
khu
sus tid
ak
tap
i pa
da
waktu
Min
lok, ka
n kita
sering
ad
aka
n M
inlo
k jadi sem
ua
PM
ata
u P
TM
dib
aw
ah
stand
ar u
ntu
k bu
lan
itu kita
lap
orka
n, ja
di p
engam
bil keb
ijaka
n
seben
arn
ya, ka
lau
buka
n kep
ala
Pu
skesmas, kep
ala
tata
usa
ha
bera
ti
mereka
yan
g a
kan
men
entu
kan
lan
gka
h
lan
gka
h a
pa
yang
kita a
kan a
mb
il ini
aka
n m
enja
di ta
rget u
ntu
k bu
lan
dep
an
ya”
(K, 3
2 ta
hun
, wc : 2
1 M
aret
20
16
).
“
Setia
p b
ula
n kita
ad
aka
n ya
ng
na
ma
nya
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
saat
men
gad
akan
pen
yu
luh
an
di p
osy
andu
.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
setiap b
ulan
pad
a saat Min
lok.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
setiap b
ulan
pad
a saat Min
lok.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
setelah
melak
ukan
pen
dataan
di
masy
arakat.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
pad
a saat
Min
lok.
Min
lok ja
di sem
ua
info
rmasi ten
tan
g
pen
yakit n
aik a
tau
turu
n d
ipu
skesma
s kita
sam
pa
ikan
disitu
” (Y
, 34
tah
un
, wc : 2
1
Ma
ret 201
6).
“
Pa
da M
inlo
k sam
a ka
lau a
da ka
sus K
LB
lan
gsu
ng
mela
po
r ke Din
kes” (IF
, 36
tah
un
, wc : 2
1 M
aret 2
016
).
“
Setela
h p
ula
ng
da
ri lap
ang
an
kita b
uat
kaya
k rekap
an
kita sim
pa
n u
ntu
k
Pu
skesmas d
an
kita kirim
ke Din
as”
(H,
34
tah
un
, wc : 2
2 M
aret 2
01
6).
“
Ha
a.. itu
pen
yebara
n d
ata
, tadi sa
ya
sud
ah
kata
kan
kasu
s yang
sifatn
ya
emerg
ensi secep
atn
ya, p
ada
waktu
24
jam
kita h
aru
s sebarka
n ke m
asya
raka
t
teruta
ma
dan
juga
pem
erinta
h setem
pa
t
ha
bis itu
kita tin
da
k lanju
ti ata
u kita
koo
rdin
asika
n kep
ad
a d
inas keseh
ata
n
Ko
ta K
end
ari b
agaim
an
a la
ng
kah-
lan
gka
h u
ntu
k kasu
s ini b
isa
dita
ng
gula
ngi secep
atn
ya ka
rena
sifatn
ya
emerg
ensi, ta
pi ka
lau
ha
nya
sifatn
ya
da
ta, h
an
ya sifa
tnya
pem
berita
hu
an
ba
hw
a a
da
geja
la-g
ejala
yan
g.. b
isa
pu
skesma
s me.. m
ena
ng
gula
ng
i ata
u
mem
ecah
kan m
asa
lah
mu
ng
kin h
anya
seba
gai ee.. sm
s saja
ata
u su
rat ya
ng
dari
Kep
ala
Puskesm
as d
ikirim ke d
ina
s dan
jug
a d
itemb
uska
n kep
ad
a p
ak ca
mat d
an
kepa
la kelu
rah
an
untu
k sebag
ai la
po
ran
sup
aya
bisa
kita keta
hu
i bah
wa
wa
ba
h
ata
u su
atu
kasu
s, ee sud
ah
ad
a ya
ng
terindika
si” (R
L, 5
1 ta
hu
n, w
c : 22
Ma
ret
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
setiap b
ulan
pad
a saat Min
lok.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
pad
a saat
Min
lok.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
setelah
rekap
itulasi d
ata di
pusk
esmas.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
pad
a wak
tu 2
4
jam ap
abila telah
terjadi
kasu
s yan
g sifatn
ya
emerg
ency
.
20
16
).
“
Da
lam
min
iloka
karya
setiap
bu
lan
, di
akh
ir bu
lan
kan, m
erekap
na
nti d
i akh
ir
bu
lan
da
ri tangg
al sa
tu sa
mp
ai ta
ng
gal 5
ituka
n tid
ak a
da
kegia
tan
, jad
i mereka
p
lap
ora
n ka
n u
ntu
k ee dikirim
ke din
as
keseha
tan setela
h n
anti d
ikirim b
aru
kam
i
men
ga
da
kan
min
iloka
karya
un
tuk
evalu
asi kem
bali h
asil-h
asil p
rogra
m
kan
” (W
S, 3
7 ta
hu
n, w
c : 23
Ma
ret 20
16).
“
Perb
ula
n itu
pun
jug
a ka
lo a
da
kan
MIN
LO
K, ta
pi ka
lo tid
ak a
da
itup
un
jug
a
secara
info
rmasi b
iasa
-bia
sa sa
ja p
ad
a
saa
t mereka
da
tan
g m
engum
pu
lkan
lap
ora
n itu
, itup
un
kita a
daka
n tid
ak
secara
ap
a n
am
an
ya ru
tin b
egitu
cum
an
da
tan
g m
enyeto
r kepad
a kita
disin
i ee
da
tan
ya”
(HK
T, 3
3 ta
hun
, wc : 2
3 M
aret
20
16
).
“
Bia
sanya
pela
pora
n a
tau
pen
yeba
rlua
sann
ya itu
aw
al b
ula
n d
isetor
ke Din
as d
an
bia
san
ya ka
lau
ad
a K
LB
ba
ru d
isetor ke D
ina
s untu
k
pen
yeba
rlua
san
info
rma
si da
n
selanju
tnya
dieva
lua
si” (S
R, 2
6 ta
hu
n, w
c
: 24 M
aret 2
016
).
“
Seb
aikn
ya setia
p b
ula
n p
ad
a sa
at
min
iloka
karya
, melih
at d
ata
kasu
snya
kemu
dia
n d
ata
kita seb
arka
n”
(AS
, 35
tah
un
, wc : 2
8 M
aret 2
016
).
“
Seca
ra ko
lektif tiap
bu
lan”
(HA
, 34
tah
un
, wc : 3
1 M
aret 2
016
).
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
dilak
ukan
setiap
bulan
pad
a saat Min
lok.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
pad
a saat
Min
lok d
an p
ada saat
masy
arakat b
erkunju
ng
dip
usk
esmas.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
setiap aw
al
bulan
.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
setiap b
ulan
pad
a saat Min
lok.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
setiap b
ulan
.
Meto
de d
isemin
asi info
rmasi terk
ait pen
yak
it:
Info
rman
Bia
sa
“
Mela
lui su
ara
nd
a p
ake p
ap
an
pen
gu
mu
ma
n ka
pa
n p
ake p
ap
an
pen
gu
mu
ma
n tid
ak a
kan
ada
yan
g b
aca
mm
men
din
g ka
lau
ee kala
u d
oo
r to d
oor
rum
ah
kerum
ah p
osya
ndu
itu sa
ja”
(HS
,
33
tah
un
, 17
Maret 2
01
6).
“
Ap
aka
h itu
yan
g p
am
let ata
u a
pa
kah
na
ma
nya
itu ya
ng
dilip
at2
bu
kan
pa
mflet
kaya
knya
itu sa
lup
a m
i nam
an
ya”
(M, 3
3
tah
un
, wc : 1
8 M
aret 2
016
).
“
Mm
m kita
pen
yulu
ha
n lin
tas p
rogra
m
den
ga
n p
rom
kes toh
. Pro
mkes ju
ga
yan
g
bia
sa la
kuka
n p
enyu
luh
an
. Tid
akji tid
ak
pa
ke intern
et kan
hasil d
ata
nya
ini d
ala
m
ben
tuk la
po
ran
toh
prin
t out ji la
ng
sung
prin
t out d
ikirim ke d
ina
s.
Kem
asya
raka
tnya
tida
k kaya
knya
iya
pen
yulu
hanji teta
p itu
dila
ksan
aka
n
pen
yulu
ha
n n
yata
mi ju
ga
pa
ke beg
itu
leflet lemb
ar b
alikp
ake ji ta
pi ka
lau
ma
u
dib
agi d
ata
nya
diin
ternet b
egitu
tidak.
Din
es jug
a ka
yak tid
ak ji”
(AK
, 32
tah
un
,
wc: 1
8 M
aret 2
01
6).
“
Ka
lau
sekara
ng
masih
jara
ng
kaya
knya
kala
u isp
a p
alin
g p
enyu
luha
n in
divid
u
itupu
n ka
lau
da
tang
konsu
ltasi to
h a
tau
kita su
rvei ling
kun
ga
n. K
ala
u p
enyu
luha
n
kelom
pok b
elum
ad
a u
ntu
k ispa
karen
a
dia
itu d
ia ka
n kro
nis teru
s men
ula
r jadi
pen
yulu
ha
n in
divid
u ji”
(IV, 3
6 ta
hun
, wc
:19
Ma
ret 20
16
).
Meto
de d
isemin
asi
info
rmasi d
ilaku
kan
secara
lisan saat d
oo
r to d
oo
r dan
posy
and
u.
Meto
de d
isemin
asi
info
rmasi d
engan
men
ggu
nak
an p
amflet.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
meto
de
pen
yulu
han
men
ggu
nak
an
pam
flet ke m
asyarak
at.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
meto
de
pen
yulu
han
secara
ind
ivid
u.
Meto
de d
isemin
asi
info
rmasi d
ilaku
kan
secara lisan.
Meto
de d
isemin
asi
info
rmasi d
engan
men
ggu
nak
an p
amflet.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
meto
de p
enyu
luh
an
secara indiv
idu m
aupu
n
kelo
mpo
k.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
meto
de p
emb
eritahu
an
dan
lapo
ran k
e Din
kes.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
meto
de p
enyu
luh
an d
an
ceramah
men
ggu
nak
an
bro
sur p
amflet.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
men
ggu
nak
an m
edia
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
mem
berik
an in
form
asi
kep
ada k
ader d
an p
etugas
Pu
stu.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
meto
de
pen
yu
luh
an secara
ind
ivid
u m
aup
un
kelo
mp
ok.
Meto
de d
isemin
asi
info
rmasi d
ilaku
kan
secara lisan.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
meto
de
ceramah
men
ggu
nak
an
bro
sur p
amflet.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
men
ggu
nak
an m
edia
gam
bar.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
men
ggu
nak
an p
oster.
Disem
inasi in
form
asi
Disem
inasi in
form
asi atau
pen
yeb
aran in
form
asiyan
g
dilak
ukan
den
gan
mem
beritah
ukan
info
rmasi
kep
ada setiap
kad
er dan
petu
gas P
ustu
disetiap
kelu
rahan
. Selan
jutn
ya
melak
ukan
pen
yu
luh
an
baik
secara indiv
idu
mau
pu
n k
elom
po
k.
Pen
yu
luh
an terseb
ut
dilak
ukan
men
gu
nak
an
meto
de ceram
ah/lisan
dan
men
ggu
nak
an m
edia
gam
bar sep
erti bro
sur,
pam
flet, dan
Po
ster.
“
Meto
de ya
ng m
emb
erikan in
form
asi
seperti p
enyu
luh
an
, lang
sun
g d
iberi
form
at p
enca
tata
n, K
ala
u w
ab
ah
ata
u
KL
B itu
lan
gsu
ng
men
elpon
ke din
as,
ba
hw
a w
ilaya
h in
i ad
a terja
di K
LB
, jad
i
mereka
da
ri din
as tu
run
lan
gsu
ng
ke
wila
yah
kerja b
ersam
a sa
ma
kepetu
gas
pu
skesma
s dari ka
pu
s ap
a sem
ua
lan
gsu
ng
turu
n ke la
pa
ngan
”( JK
, 32
tah
un
, wc : 1
9 M
aret 2
016
).
“
Itu m
enyu
rat kita
kan keb
etula
n d
isini
meto
de p
enyeb
ar lu
asa
n in
form
asin
ya itu
kita C
um
a m
enyu
rat b
isa sela
in ke d
inas
kebetu
lan
ad
a jeja
ring
kerjasa
ma
den
ga
n
kan
tor keseh
ata
n p
elab
uh
an
kelas 2
kend
ari ya
disitu
jug
a kita
ba
gi in
form
asi
selain
kedin
as kita
jug
a ke ka
nto
r
keseha
tan p
elab
uh
an
. Ka
lau
ma
syara
katn
ya kita
cum
a a
da
kan
pen
yulu
ha
n. K
ala
u kita
pen
yulu
han
tida
k
khu
sus h
aru
s ispa
to’ p
enyu
luh
an
itu kita
am
bil sem
ua
pen
yakit ya
ng n
aik a
pa
yang
lag
i ternn
ya n
aik. H
aa
bia
san
ya kita
ad
aka
n p
enyu
luh
an
itu seka
li sebula
n
kad
an
g d
ua
kali seb
ula
n ta
pi tid
ak
men
entu
juga ka
dang
kita lia
t jug
a ka
lau
misa
lkan
kasu
snya
turu
ng
bera
rti kan
bia
san
ya p
ad
a sa
at kita
turu
n
pen
jarin
ga
n d
isitu kita
ad
aka
n
pen
yulu
ha
n d
oo
r to d
oo
r jug
a”
(K, 3
2
tah
un
, wc : 2
1 M
aret 2
016
).
“
Ee p
enyu
luha
n ya
ng
kita la
kua
kan b
iasa
pero
ran
ga
n a
tau
kelom
pok ee b
iasa
dip
osya
nd
u a
tau
da
ri rum
ah
ke rum
ah
ee
jad
i bia
sa kita
ga
bu
ng d
eng
an p
enya
kit
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
meto
de
pen
yulu
han
.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
meto
de
pen
yulu
han
dan
doo
r to
doo
r.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
meto
de
pen
yulu
han
.
gam
bar.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
men
ggu
nak
an p
oster.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
mem
berik
an in
form
asi
kep
ada k
ader d
an
petu
gas P
ustu
.
dilak
ukan
den
gan
meto
de
pem
beritah
uan
dan
laporan
ke D
inkes.
lain
toh
ispa
kan
erat ka
itann
ya d
eng
an
pen
yakit la
in ja
di kita
gab
un
g”
(Y, 3
4
tah
un
, wc : 2
1 M
aret 2
016
).
“
Disin
i itu u
ntu
k pen
yebarlu
asa
n
info
rmasi itu
kita m
asih
terba
tas in
i
kend
ala
da
na
juga
karen
a itu
ha
rus b
utu
h
da
na
semen
tara
da
na
nya
kita terb
ata
s.
Aa
dala
m b
entu
k ini sa
ja d
ala
m b
entu
k
lap
ora
n h
e’eh d
ala
m b
entu
k pern
ah
kita
bu
at d
ala
m b
entu
k seleba
ran
-selebara
n
jug
a ya
ng
kita ed
ar d
enga
n la
po
ran
fisik
yan
g kita
ba
wa
ke din
as keseh
ata
n. K
ala
u
pen
yulu
ha
nnya
itu d
ia h
am
pir tia
p
po
syan
du
itu a
da p
enyu
luha
n . b
iasa
tingg
al d
iliat sa
ja ee d
i po
syan
du
daera
h
ma
na
saja
yang
ting
gi d
i inin
ya ka
sus isp
a
bia
sa sa
mb
il diselin
gi p
enya
kit lain
tap
i
tetap
foku
s juga
den
gan
ispa
” (IF
, 36
tah
un
, wc : 2
1 M
aret 2
016
).
“
Ka
lau
meto
de ya
ng d
igu
na
kan
ben
tuk
ap
a d
i kaya
knya
ha
nya
pem
berita
hua
n
beg
ini b
entu
knya
ben
tuk p
enya
kit dala
m
ben
tuk a
pa
ben
tuk la
pora
n to
h
info
rmasin
ya teru
s dila
mpirka
n m
i kaya
k
seperti in
i gra
fik. Ka
yakn
ya u
ntu
k
petu
gas d
isini sa
ja. K
ala
u u
ntu
k
ma
syara
katn
ya n
da
” (H
, 34
tahu
n, w
c :
22
Maret 2
01
6).
“
Ha
nya
ee ap
a m
etod
e kaya
k pen
yulu
ha
n
bia
sa m
eng
gu
na
kan
meto
de cera
ma
h
men
gg
un
kan
bro
sur p
lam
flet. Kala
u d
ina
s
keseha
tan b
iasa
nya
ha
nya
un
tuk ee a
da
interven
si da
ri din
as keseh
ata
n itu
untu
k
misa
lnya
kaya
k pem
bera
ntsa
n p
enya
kit
tertentu
” (R
L, 5
1 ta
hu
n, w
c : 22
Maret
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
meto
de
pen
yulu
han
di p
osy
and
u.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
meto
de
pem
beritah
uan
dan
laporan
ke D
inkes.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
meto
de
pen
yulu
han
dan
ceramah
men
ggu
nak
an b
rosu
r
pam
flet.
20
16).
“
Ha
sil kegia
tan
dija
ba
rkan
di
min
iloka
karya
Pu
skesma
s selam
a in
i
ba
ru n
anti ee d
ilan
jutka
n ke, la
pora
n
dila
nju
tkan
ke din
as keseh
ata
n”
(WS
, 37
tah
un
, wc : 2
3 M
aret 2
016
).
“
Med
ia ya
ng
kita ka
sih itu
yan
g kita
berika
n itu
seperti g
am
bar-g
am
ba
r kita
seba
r di m
asya
raka
t kemu
dia
n kita
pen
yulu
ha
n, teta
pi p
enyu
luh
an
nya
tida
k
kelom
pok ta
pi in
divid
u in
form
asi kita
seba
r, masya
raka
t mem
an
g sep
erti itu”
(HK
T, 3
3 ta
hun
, wc : 2
3 M
aret 2
01
6).
“
Ben
tuk p
enyu
luh
an
nya
itu la
ngsu
ng
turu
n kela
pa
nga
n to
h ka
lau a
da
yan
g
din
yata
kan
ee pen
yakit isp
a m
isaln
ya
yan
g m
enderita
ispa d
ibu
lan
itu p
alin
g
lan
gsu
ng
turu
n kela
pa
ng
an u
ntu
k
men
da
ta seka
ligu
s jug
a d
eng
an
petu
ga
s
kesling
nya
toh
tenta
ng
pola
hid
up
nya
kan
bia
sa ju
ga d
ari keb
iasa
an
nya
” (S
R, 2
6
tah
un
, wc : 2
4 M
aret 2
016
).
“
Pa
ke poster . d
ia itu
pro
mkes b
iasa
dia
ga
bu
ng
” (A
S, 3
5 ta
hu
n, w
c : 28
Ma
ret
20
16
).
“
Kita
mem
berika
n in
form
asi kep
ada
eee
kad
er ini b
ah
wa
disin
i kenap
a d
ia b
an
yak
ISP
A, ka
ya kem
arin
ISP
A itu
ba
nya
k.
Beg
itu sa
ja, sa
ma
den
ga
n p
etug
as-
petu
gas P
ustu
yan
g la
in seca
ra
tertulisp
un
jara
ng. Iya
betu
l..aa
a ta
pi
un
tuk eee a
pa n
am
anya
mem
berika
n
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
dalam
pertem
uan
Min
lok.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
meto
de
pen
yulu
han
indiv
idu
mau
pu
n k
elom
po
k
men
ggu
nak
an m
edia
gam
bar.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
meto
de
pen
yulu
han
.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
men
ggu
nak
an p
oster.
Disem
inasi in
form
asi
dilak
ukan
den
gan
mem
berik
an in
form
asi
kep
ada k
ader d
an p
etugas
Pustu
.
seperti ca
tata
n la
po
ran
beg
ini..tid
ak”
(HA
, 34
tah
un
, wc : 3
1 M
aret 2
016
).
6.
Ken
dala
Pela
ksa
na
an
Su
rveila
ns
Ep
idem
iolo
gi
Info
rman
Ku
nci
“Itu
ji masa
lah
petu
gas p
uskesm
asn
ya ji ya
ng
kura
ng
tena
ga
nya
disa
na
tena
ga
surveila
nsn
ya, m
ereka serin
g p
inda
h-p
ind
ah
terus m
ereka ju
ga
ban
yak ra
ng
kap
jab
ata
n
jad
i mereka
tida
k op
tima
l itu kerja
tenta
ng
surveila
ns ka
n ra
ngka
p. K
an
kala
u
pro
gra
mer m
eng
ola
h ju
ga
da
ta teru
s
surveila
ns m
erekap
semu
a p
enya
kit da
ri
pro
gra
mer m
au
pm
ma
u p
tm”
(SIA
, 34
tahu
n,
wc: 3
1 M
aret 2
01
6).
Info
rman
Bia
sa
“
Ken
da
raan itu
ji. Ken
da
raa
n ka
rena in
i
da
erah
pesisir h
eheh
e da
erah
pesisir
seteng
ah m
ati to
h”
(HS
, 33 ta
hu
n, 1
7
Ma
ret 201
6).
“
Ituji tra
nsp
ort”
(M, 3
3 ta
hun
, wc : 1
8
Ma
ret 201
6).
“
Ha
mb
ata
nn
ya tid
ak ji n
da a
da
ji yang
terlalu
ini”
(AK
, 32
tah
un
, wc: 1
8 M
aret
20
16
).
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
kuran
g ten
aga su
rveilan
s,
petu
gas serin
g b
erpin
dah
tempat, d
an ran
gkap
jabatan
oleh
petu
gas
surv
eilans y
ang
men
gham
bat p
roses
pen
dataan
pen
go
lahan
.
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
keterb
atasan k
endaraan
.
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
keterb
atasan tran
spotrasi.
Tid
ak terd
apat h
amb
atan.
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
kuran
g ten
aga
surv
eilans, p
etugas
sering b
erpin
dah
temp
at,
dan
rangkap
jabatan
oleh
petu
gas su
rveilan
s yan
g
men
gham
bat p
roses
pen
dataan
pen
go
lahan
.
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
keterb
atasan k
endaraan
.
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
kuran
g k
esadaran
diri
masy
arakt u
ntu
k
mem
eriksak
an k
e
fasilitas keseh
atan.
Ken
dala d
alam
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
ku
rang ten
aga su
rveilan
s,
petu
gas serin
g b
erpin
dah
temp
at, dan
rangkap
jabatan
oleh
petu
gas
surv
eilans y
ang
men
gh
am
bat p
roses
pen
dataan
pen
go
lahan
.
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
keterb
atasan k
end
araan
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
ku
rang k
esadaran
diri
masy
arakt u
ntu
k
mem
eriksak
an k
e fasilitas
keseh
atan.
Tid
ak m
em
iliki h
amb
atan
dalam
pelak
sanaan
surv
eilans ep
idem
iolo
gi
Dari h
asil waw
ancara y
ang
dilak
ukan
oleh
info
rman
men
gatak
an b
ahw
a
ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
Beb
erapa P
usk
esmas
berp
end
apat b
ahw
a
keterb
atasan k
end
araan,
keterb
atasan p
etugas
surv
eilans, p
etugas
surv
eilans y
ang serin
g
berp
ind
ah-p
ind
ah,
terjadin
ya ran
gkap
jabatan
petu
gas su
rveilan
s serta
ku
rangn
ya k
esadaran
masy
arakat u
ntu
k
mem
eriksak
an d
iri ke
fasilitas keseh
atan
meru
pak
an k
end
ala yan
g
dih
adap
i dalam
pelak
sanaan
surv
eilans.
Sed
angkan
beb
erapa
Pu
skesm
as lainn
ya
berp
end
apat b
ahw
a
merek
a tidak
mem
iliki
ham
batan
dalam
pelak
sanaan
surv
eilans
“
Tid
ak a
da ji h
am
bata
nnya
” (IV
, 36
tah
un
, wc :1
9 M
aret 2
01
6).
“S
elam
a in
i surveila
ns itu
khu
susn
ya
ISP
A b
elum
ad
a kecu
ali D
BD
itu d
ari
tingka
t I mem
an
g”
(JK, 3
2 ta
hu
n, w
c : 19
Ma
ret 201
6).
“
Alh
am
dulilla
h tid
ak. K
aren
a seja
uh
ini
setiap
pasien
yang
kita ta
nya
ata
u
ma
syara
kat ya
ng
kita tu
rung
pen
jarin
ga
n
kita ta
nya
keluh
an
nya
ap
a m
ereka a
pa
-
ap
a m
asa
lah
nya
sejau
h in
i mereka
ap
a
ora
ng
nya
terbu
kala
h istila
hn
ya tid
ak a
da
yan
g d
itutu
pi”
(K, 3
2 ta
hu
n, w
c : 21
Ma
ret 201
6).
“
Ha
mb
ata
n eem
ketika kita
men
dap
at
kasu
s ispa
dila
pan
ga
n kita
kan
meru
juk
pa
sien ke p
usa
t fasilita
s pela
yan
an
ma
syara
kat sa
lah
satu
nya
pu
skesma
s
kad
an
g m
ereka o
ga
h-o
ga
ha
n u
ntu
k itu,
itu sa
lah
satu
ha
mb
ata
n”
(Y, 3
4 ta
hu
n, w
c
: 21 M
aret 2
016
).
“
Hh
mm
ha
mba
tan
nya
bia
sa ee a
da
lap
ora
n m
asya
raka
t ee bia
sa kita
kesasa
r
di a
lam
at b
iasa
kita tu
ju d
iala
ma
t ini
ternya
ta kita
perg
i ditem
pat situ
ternya
ta
bu
kan
disitu
pen
derita
nya
bia
sa kita
kad
an
g-ka
dan
g sa
lah
tulis a
lam
at ju
ga
”
(IF, 3
6 ta
hu
n, w
c : 21
Ma
ret 20
16
).
“
Ka
lau
ha
mb
ata
n-h
am
bata
nn
ya n
da
ad
a
semu
a b
erjala
n d
eng
an
ba
ik ji karen
a
semu
a b
isa terla
ksan
a to
h A
lha
md
ulilla
h
bisa
ji kita la
kuka
n sem
ua
nya
” (H
, 34
tah
un
, wc : 2
2 M
aret 2
016
).
Tid
ak terd
apat h
amb
atan.
Tid
ak terd
apat h
amb
atan
Tid
ak terd
apat h
amb
atan.
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
kuran
g k
esadaran
diri
masy
arakt u
ntu
k
mem
eriksak
an k
e fasilitas
keseh
atan.
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
ketid
akjelasan
laporan
masy
arakat.
Tid
ak terd
apat h
amb
atan.
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
ketid
akjelasan
laporan
masy
arakat.
Tid
ak m
em
iliki
ham
batan
dalam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a baik
di P
usk
emas m
aup
un d
i
lapan
gan
.
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
kuran
gnya ten
aga
surv
eilans.
Ispa b
aik d
i Pu
skem
as
mau
pu
n d
i lapan
gan
.
epid
emio
logi Isp
a baik
di
Pu
skem
as mau
pu
n d
i
lapan
gan
.
“
Sela
ma in
i berja
lan
cuku
p la
nca
r
karen
a w
ala
up
un
ee kam
i disin
i
kekura
ng
an p
etug
as ka
mi d
isini
mem
pu
nya
i 3 w
ilaya
h kerja
seha
rusn
ya
itu m
empu
nya
i 3 p
etuga
s karen
a ka
lau
ditem
uka
n ka
sus d
i 2 tem
pat ka
mi h
an
ya
1 p
etug
as b
isa m
emb
ag
i diri ja
di
disitu
lah
kend
ala
nya
kura
ng
nya
sum
ber
da
ya m
anu
sia d
isini”
(RL
, 51
tah
un
, wc :
22
Maret 2
01
6).
“
Sa
kira tid
ak a
da
ma
sala
h, ka
rna
semu
a
tena
ga-ten
ag
a keseh
ata
n ya
ng
ad
a d
i
lap
an
ga
n b
isa d
iaja
k kerjasa
ma
”(W
S, 3
7
tah
un
, wc : 2
3 M
aret 2
01
6).
“
Keterb
ata
san
tena
ga
bia
sanya
jad
i kita
men
go
lah tid
ak tep
at w
aktu
den
ga
n
seha
rusn
ya ka
rna
ba
nya
knya
pekerja
an,,h
ehe”
(HK
T, 3
3 ta
hu
n, w
c :
23
Maret 2
01
6).
“
Alh
am
dulilla
h tid
ak ji ka
rena
ma
syarka
tnya
jug
a a
ktif toh
” (S
R, 2
6
tah
un
, wc : 2
4 M
aret 2
01
6).
“
Ka
n la
pora
n in
i lapora
n b
erula
ng
kan
sud
ah
dim
inta
disu
rveilan
s dim
inta
lag
i
item-item
nya
itu teru
s kura
ng
tena
ga
kaya
knya
” (A
S, 3
5 ta
hu
n, w
c : 28
Ma
ret
20
16
).
“
Ya
itu ta
di ku
ran
gnya
petu
gas ya
ng iku
t
berp
eran
dala
m a
nalisis ja
di ya
saya
an
alisis sen
diri sesu
ai d
enga
n ya
ng
sering sa
ya la
kuka
n”
(HA
, 34
tah
un
, wc :
31
Maret 2
01
6).
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
kuran
gn
ya ten
aga
surv
eilans.
Tid
ak terd
apat h
amb
atan.
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
kuran
gn
ya ten
aga
surv
eilans.
Tid
ak terd
apat h
amb
atan.
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
kuran
gn
ya ten
aga
surv
eilans.
Ken
dala d
alam
pelak
sanaan
surv
eilans
epid
emio
logi Isp
a adalah
kuran
gn
ya ten
aga
surv
eilans.
Lampiran 4
INFORMED CONSENT
(SURAT PERNYATAAN)
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
Setelah membaca keterangan/penjelasan mengenai manfaat dan tujuan dari
penelitian ini yang berjudul “Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi Di
Puskesmas Se-Kota Kendari Tahun 2016”, menyatakan bersedia diikut sertakan
sebagai subjek dalam penelitian tersebut.
Dalam melaksanankan penelitian, saya bersedia di wawancarai dan
memberi jawaban yang sesuai dengan kenyataaan pada diri saya.
Kendari, Maret 2016
Peneliti Informan
(Desi Arwanti) (……………………)
Lam
pira
n 5
DIS
TR
IBU
SI IN
FO
RM
AN
DI D
INA
S K
ES
EH
AT
AN
KO
TA
KE
ND
AR
I DA
N
PU
SK
ES
MA
S S
E-K
OT
A K
EN
DA
RI
TA
HU
N 2
016
Info
rman
Ku
nci
No
Tem
pat
Tan
ggal w
aw
an
cara
K
od
e
info
rman
Um
ur
Pen
did
ikan
Jab
ata
n
1.
Din
kes K
ota
Ken
dari
31 M
aret 2016
S
IA
34 tah
un
S-1
Keseh
atan M
asyarak
at K
oord
inato
r Surv
eilans
Din
kes K
ota K
end
ari
Info
rman
Bia
sa
No
Pu
skesm
as
Tan
ggal
waw
an
cara
Kod
e
info
rman
Um
ur
Pen
did
ikan
Jab
ata
n
1.
Nam
bo
17 M
aret 2016
H
S
33 tah
un
S-1
Keseh
atan M
asyarak
at P
etugas S
urv
eilans
2.
Abeli
18 M
aret 2016
M
33 tah
un
S-1
Keseh
atan M
asyarak
at P
etugas S
urv
eilans
3.
Poasia
18 M
aret 2016
A
K
32 tah
un
S-1
Keseh
atan M
asyarak
at P
etugas S
urv
eilans
4.
Mek
ar 19 M
aret 2016
IV
36 tah
un
S-1
Keseh
atan M
asyarak
at P
etugas S
urv
eilans
5.
Ben
u-b
enua
19 M
aret 2016
JK
32 tah
un
S-1
Keseh
atan M
asyarak
at P
etugas S
urv
eilans
6.
Kan
dai
21 M
aret 2016
K
32 tah
un
S-1
Keseh
atan M
asyarak
at P
etugas S
urv
eilans
7.
Jati Ray
a 21 M
aret 2016
Y
34 tah
un
S-1
Keseh
atan M
asyarak
at P
etugas S
urv
eilans
8.
Mokoau
21 M
aret 2016
IF
36 tah
un
S-1
Keseh
atan M
asyarak
at P
etugas S
urv
eilans
9.
Lep
o-lep
o
22 M
aret 2016
H
34 tah
un
S-1
Keseh
atan M
asyarak
at P
etugas S
urv
eilans
10.
Peru
mnas
22 M
aret 2016
R
L
51 tah
un
D-3
Kep
erawatan
P
etugas S
urv
eilans
11.
Kem
araya
23 M
aret 2016
W
S
37 tah
un
S-1
Keseh
atan M
asyarak
at P
etugas S
urv
eilans
12.
Puuw
atu
23 M
aret 2016
H
KT
33 tah
un
S-1
Keseh
atan M
asyarak
at P
etugas S
urv
eilans
13.
Wua-w
ua
24 M
aret 2016
S
R
26 tah
un
D-3
Kep
erawatan
P
etugas S
urv
eilans
14.
Lab
ibia
28 M
aret 2016
A
S
35 tah
un
S-1
Keseh
atan M
asyarak
at P
etugas S
urv
eilans
15.
Mata
31 M
aret 2016
H
A
34 tah
un
S-1
Kep
erawatan
P
etugas S
urv
eilans
Lampiran 6. Dokumentasi
L
Gambar 1. Buku kunjungan pasien di Poli umum Puskesmas
Gambar 2. Penyajian data dalam bentuk grafik
Gambar 3. Laporan bulanan data kesakitan
Gambar 4. STP Puskesmas berdasarkan umur dan tempat/kelurahan
Gambar 5. Format laporan mingguan (W2) di Puskesmas
Gambar 6. Format laporan Bulanan (LB1) di Puskesmas
Gambar 7. Wawancara dengan salah satu informan biasa
Gambar 8. Wawancara dengan informan kunci