SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN...

88
SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS AUDITOR INTERNAL PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA OLEH ANDI RAFIQAH RIVAI B1C1 12 161 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017

Transcript of SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN...

Page 1: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

SKRIPSI

ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS

AUDITOR INTERNAL PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

OLEH

ANDI RAFIQAH RIVAI

B1C1 12 161

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017

Page 2: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

SKRIPSI

ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS

AUDITOR INTERNAL PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Diajukan Kepada

Universitas Halu Oleo

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S-1)

OLEH

ANDI RAFIQAH RIVAI

B1C1 12 161

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017

Page 3: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
Page 4: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
Page 5: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
Page 6: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

v

ABSTRAK

ANDI RAFIQAH RIVAI 2017, Analisis Kompetensi, Independensi dan

Integritas Auditor Internal pada Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara. Pembimbing (1) Dr. H.Andi

Basru Wawo , SE., M.Si., Ak., CA (2) Wa Ode Aswati, SE. M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kompetensi, Independensi, dan

Integritas Auditor Internal. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana

auditornya sebagai sampel dalam penelitian ini.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Metode Sensus, dengan sampel

60 responden. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data

menggunakan analisis deskriptif persentase. Skala yang digunakan untuk menilai

pertanyaan adalah skala Guttman.

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa Kompetensi,

Independensi, dan Integritas Auditor Internal BPKP Provinsi Sultra sangat memadai.

Hasil pengujian atas jawaban kuiseoner mencapai sebesar 96% yang berarti

Kompetensi, Independensi, dan Integritas Auditor telah sangat memadai.

Kata kunci: Kompetensi, Independensi, dan Integritas

Page 7: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

vi

ABSTRACT

ANDI RAFIQAH RIVAI, B1C1 12 161, 2017. Analysis of competence,

Independention, and Integrity Internal Auditors in Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan of South East Sulawesi Province. Supervisor

(1) Dr. H.Andi Basru Wawo , SE., M.Si., Ak., CA (2) Wa Ode Aswati, SE.

M.Si.

The research aims to know the competence, Independention, dan Integrity of

Internal Auditors in Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan of South East

Sulawesi Province where the sample in this research are the auditors.

The sample taken by used the sensus method techniques, with 60

respondence samples. The kind of data used in this reasearch is quantitative data.

Data colletion is used questionnaire. Analysis data techniques used descriptive

presentation. The scale used for value the qustions is Guttman scale.

The results of research and studies that have been done shows that

Competence, Independention, and Integrity of Internal Auditors of BPKP of South

East Sulawesi is very adequate. The test results on respondenses to questionnaries

amount achieve 96% which means competence, independention, anda integrty of

auditors are have very adequate.

Keywords: Competence, Independention, and Integrity

Page 8: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhaanahu Wa Ta’ala, atas rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kompetensi, Independensi, dan

Integritas Auditor Internal pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan

Dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara”

Penyusunan skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo

Kendari.

Skripsi ini diselesaikan oleh penulis dengan segala upaya yang diberikan

agar memperoleh hasil yang baik sehingga kelak dapat bermanfaat bagi pihak yang

membutuhkan . Selanjutnya, tanpa mengurangi rasa hormat penulis kepada pihak

lain, maka secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan setinggi- tingginya kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Drs.

Abdul Rivai Alwi dan ibunda Andi Besse S.pd AUD serta saudara saudara tercinta

Andi Abdillah ST, Andi Muhammad Tawaqqal, dan Andi Muhammad Azhari atas

segala dukungan dan do’anya yang tiada henti.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing I,

bapak Dr. H. Andi Basru Wawo, SE, M.Si. AK. CA. dan dosen pembimbing II, ibu

Wa Ode Aswati, SE. M.Si yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini

sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan menjadi pembimbing terbaik yang

pernah ada. Pada kesempatan ini,penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan terutama kepada:

1. Rektor Universitas Halu Oleo Kendari

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari

3. Ibu Tuti Dharmawati, SE., M.Si., Ak., QIA., CA selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo

Page 9: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

viii

4. Bapak Dr. H. Nasrullah Dali, SE. M.Si. Ak. CA Ibu Nur Asni, SE. M.Si. dan

Ibu Dr. Mulyati Akib, SE. M.Si. Ak. CA. CTA. CPAI selaku dosen penguji.

5. Segenap Bapak/Ibu Dosen dan Staf di lingkup Fakultas Ekonomi Unhalu.

6. Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi

Sulawesi Tenggara telah mengarahkan penulis dalam penyelesaian penelitian

ini.

7. Seluruh pegawai dan auditor yang berada di lingkup Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah

membagi pengalaman serta sumbangsih pemikiran dalam proses penyelesain

skripsi ini.

8. Kakak kakak sodara sepupuan terbaik yang selalu memberikan dukungan

moril Andi Rhany Anggraeni SE, Erni Mothada Amd.kep., Muhammad Sidrat

SH, Rachmad Sugiandi.

9. Sahabat sahabat andalan gue yang selalu merangkul dan menampung keluh

kesah Sarita Olivia Puspita Ibar S.Ak, Eka Muhammad Rois Haunan, Fiqri

Zulfikar, Arizal Waly, Syaiful Herman S.Ak, Inri Yanti Jubir.

10. Teman teman seperjuangan yang selalu membawa keceriahan Mega Putri

Hamid Syarifuddin S.Ak, Sanyoto Wibisono, Indra Yadhi Ramadhan, Made

Ngurah P, S.Ak., Hikmawati Madjit, Hanny Febriani, Clarissa Nurul Jannah,

Andi Trisno Musakkir S.Ak, Puspita Hasir S.Ak, Andi Elsa Lestari S.Ak,

Windy Yulardi, Wahda Lestari S.Ak

11. Ukhti ukhti kesayangan yang selalu memberikan energi positif Satriana

Nasrun a.k.a Deden, Amaliah Putrianti Gamsir, Nur Af’idah Anas, Loly

Subhiati, Wisdayanti Nur Fatma Imran.

12. My Girls Generation manja group dan lentik yang selalu ada dalam suka duka

Devitha Putri toa, Kiki Petrab, Ayu Ippo, Uchy Purba, Tami Pesek, Endah

memen, Adelfina dokter masa depan tak luput juga leader leadernya

Alpiansyah Weko, Malik Arman dkk

13. Geng Wangkanapi Crew yang selalu bikin heboh kakak Akmal, kakak

Rinto,kakak Awal bunglon, Annisa Bukastama a.k.a Icha cantique, Dwimelda

Rinata ting ting, Marwiah lakuma, Mimin, Dadaswati,dan Kipet (ada terus)

dengan pak lurah and the geng mi selaku vasilitator

Page 10: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

ix

14. Seluruh teman-teman akuntansi angkatan 2012 terkhusus kelas D: kak Lupita,

Anggi, Arman, Asmi, Dita, kak Femi,kak Dian, Igo, Indha, Reyen, Dinan,

Sumi, Into, Irwan, Kurniawan, Nela, Uli, Nana, Nindya, Rangga, Wildhy, Zul,

Selfy, Steffany, Lina, Ishak,dan teman-teman yang tidak dapat seluruhnya

disebutkan. Terima kasih atas kebersamaan dan kekompakannya selama ini.

Semoga kebersamaan ini tidak berakhir sampai di sini.

15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi pribadi penulis.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa memberikan hidayah, rahmat dan

karunia-Nya kepada kita sekalian. Amiin.

Kendari, 2017

ANDI RAFIQAH RIVAI

NIM. B1C1 12 161

Page 11: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….. iii

HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………….. iv

ABSTRAK..................................................................................................... v

ABSTRACK………………………………………………………………… vi

KATA PENGANTAR.................................................................................... vii

DAFTAR ISI................................................................................................... x

DAFTAR TABEL.......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR….................................................................................. xiii

DAFTAR DIAGRAM.................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................... 7

1.4 Kegunaan Penelitian................................................................. 7

1.4.1 Kegunaan Teoritis........................................................... 7

1.4.2 Kegunaan Praktis............................................................ 8

1.5 Ruang Lingkup......................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 9

2.1 Penelitian Terdahulu…............................................................. 9

2.2 Kerangka Teoritis..................................................................... 10

2.2.1 Auditing........................................................................ 10

2.2.1.1 Tipe Auditing.................................................... 11

2.2.1.2 Tipe Auditor..................................................... 12

2.2.2 Proses Audit Sektor Publik............................................. 13

2.2.2.1 Perencanaan Audit Sektor Publik...................... 13

2.2.2.2 Pelaksanaan Audit Sektor Publik...................... 13

2.2.2.3 Pelaporan........................................................... 15

2.2.3 Konsep Kompetensi, Independensi dan Integritas....... 18

2.2.3.1 Kompetensi...................................................... 18

a. Pengetahuan................................................ 19

b. Pengalaman.................................................. 21

2.2.3.2 Independensi.................................................... 22

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi............. 24

2.2.3.3 Integritas........................................................... 26

2.3 Perbedaan BPKP da BPK….….............................................. 27

2.4 Kerangka Pikir......................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN….......................................................... 33

3.1 Tempat dan Waktu................................................................. 33

3.2 Populasi dan Sampel……....................................................... 33

3.3 Jenis dan Sumber Data........................................................... 34

3.3.1 Jenis Data..................................................................... 34

3.3.2 Sumber Data................................................................ 34

3.3.3 Pengumpulan Data....................................................... 34

3.4 Metode Analisis Data............................................................. 35

Page 12: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

xi

3.4.1 Metode Analisis Deskriptif................................................... 35

3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional........................ 36

BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................... 38

4.1 Gambaran Umum ..................................................................... 38

4.1.1 Sejarah Singkat BPKP.................................................... 38

4.1.2 Struktur Organisasi ........................................................ 41

4.1.3 Visi dan Misi BPKP....................................................... 46

4.1.3.1 Visi BPKP.......................................................... 46

4.1.3.2 Misi BPKP......................................................... 46

4.2 Hasil Penelitian ....................................................................... 46

4.2.1 Tingkat Pengembalian Kuisioner................................... 46

4.2.2 Karakteristik Responden................................................ 47

4.2.2.1 Jenis Kelamin Responden................................. 47

4.2.2.2 Pendidikan Responden..................................... 48

4.2.2.3 Pendidikan/ Jurusan Responden....................... 49

4.2.2.4 Jabatan Responden........................................... 49

4.2.2.5 Masa Kerja Responden..................................... 50

4.2.3 Kualifikasi Kompetensi Auditor ................................... 51

4.2.4 Kualifikasi indepedensi Auditor..................................... 53

4.2.5 Kualifikasi Intergritas Auditor........................................ 55

4.3 Pembahasan Analisis Kompetensi, Independensi dan.............. 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 66

5.1 Kesimpulan ............................................................................... 66

5.2 Saran ......................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 68

LAMPIRAN.................................................................................................. 71

Page 13: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Ringksan Penelitian Terdahulu........................................................... 10

2.2 Perbedaan BPK dan BPKP................................................................. 27

3.1 Definisi Operasional Variabel............................................................. 37

4.1 Deskripsi Pembagian dan Pengembalian Kuisioer.............................. 47

4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin......................... 48

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan............................. 48

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan/jurusan................ 49

4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Jabatan.................................... 50

4.6 Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja.............................. 51

4.7 Distribusi Jawaban untuk Kompetensi................................................ 52

4.8 Distribusi Jawaban untuk Indepedensi................................................ 54

4.9 Distribusi Jawaban untuk integritas..................................................... 55

4.10 Perhitungan Kompetensi, independensi, dan Integritas Auditor........ 64

Page 14: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tipe Auditing…………......................................................................... 17

2.2 Sitematika Temuan…….......................................................................... 18

2.3 Kerangka Pemikir.................................................................................... 32

Page 15: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Persentase Kompetensi......................................................... 52

4.2 Persentase Independensi ....................................................... 54

4.3 Persentase Integritas............................................................. 56

4.4 Persentase Kompetensi, Integritas an Independensi............ 65

Page 16: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Kuisioner

2. Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Page 17: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik

kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

atau belum diaudit. Para pengguna laporan audit mengaharapkan bahwa

laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik bebas dari salah saji

material, dapat dipercaya kebenarannya untuk dijadikan sebagai dasar

pengambilan keputusan dan telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi

yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan suatu jasa profesional

yang independen dan obyektif (yaitu akuntan publik) untuk menilai kewajaran

laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.

Audit sebagai pemeriksaan pembukuan (keuangan dan administrasi) adalah

suatu proses tindakan sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti

secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian

ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-

pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian

hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan ( Mulyadi :2002).

Audit dibagi menjadi dua jenis, yaitu audit sektor swasta dan audit sektor

pemerintah. Audit sektor swasta melakukan fungsi pengauditan atas laporan

keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada

perusahaan terbuka, yaitu perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan

besar dan juga perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan

mencari laba (Haryono, Jusup:2001).

Page 18: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

2

Audit sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang

menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari

penerimaan pajak dan penerimaan negara lainnya dengan tujuan untuk

membandingkan antara kondisi yang ditemukan dengan kriteria yang ditetapkan

(Gusti Ngurah Rai, I:2008).

Auditor pemerintah dapat dibagi menjadi dua yaitu auditor eksternal dan

auditor internal (Haryono, Jusup:2001). Berbeda dengan auditor eksternal yaitu

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan

dan tanggung jawab negara (Inggino, Dyah:2015), Auditor internal merupakan

seseorang yang memiliki keahlian dan profesional untuk memberikan nilai

tambah bagi organisasi dengan cara meningkatkan peluang untuk mencapai tujuan

organisasi, mengidentifikasi perbaikan operasi, dan atau mengurangi melalui jasa

assurance dan jasa konsultasi (Standar Profesional Audit Internal:2004). Tujuan

audit internal adalah membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan

tanggung jawab mereka dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi

dan komentar-komentar pentingnnya mengenai kegiatan mereka (Mulyadi:2002).

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang sistem

pengendalian intern pemerintah, pelaksanaan pengendalian intern dilaksanakan

oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), yaitu Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal, Inspektorat Provinsi,

dan Inspektorat Kota/Kabupaten. BPKP sebagai salah satu pelaksana tugas

pengendalian internal pemerintah yang mempunyai tugas melakukan pengawasan

terhadap pelaksanaan keuangan dan pembangunan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Page 19: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

3

Sesuai dengan PEPRES No. 192 Tahun 2014, fungsi BPKP yakni

melaksanakan audit, disamping pelaksanaan dan pertanggungjawaban

akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan

Negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh

atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran Negara/daerah.

Fungsi BPKP dalam melakukan audit adalah melakukan audit internal

diantaranya pemeriksaan terhadap proyek-proyek yang dibiayai Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan untuk pelaksanaan

dekonsentrasi, tugas pembantuan, desentralisasi, dan pemeriksaan khusus (audit

investigasi) untuk mengungkapkan adanya indikasi praktik Tindak Pidana

Korupsi (TPK) dan penyimpangan lain sepanjang itu membutuhkan keahlian

dibidangnya, dan pemeriksaan terhadap pemanfaatan pinjaman dan hibah luar

negeri (Kisnawati, 2012).

BPKP dalam melaksanakan kegiatannya dapat dikelompokkan ke dalam

empat kelompok, yaitu audit, konsultasi, asistensi, dan evaluasi (Kisnawati,

2012). Berdasarkan Inpres No. 9 Tahun 2014, BPKP telah memiliki kekuatan

dasar hukum yang lebih untuk melakukan audit, berupa audit dan evaluasi

terhadap pengelolaan Penerimaan Pajak, Bea dan Cukai, audit dan evaluasi

terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Instansi Pemerintah,

Badan Hukum lain, dan Wajib Bayar, audit dan evaluasi terhadap pengelolaan

Pendapatan Asli Daerah (PAD), audit dan evaluasi terhadap Pemanfaatan Aset

negara/daerah, audit dan evaluasi terhadap Pembiayaan Pembangunan

Nasional/Daerah, Evaluasi terhadap Penerapan Sistem Pengendalian Intern dan

Sistem Pengendalian Kecurangan yang dapat Mencegah, Mendeteksi, dan

Menangkal Korupsi, Audit Investigatif terhadap Penyimpangan yang berindikasi

Page 20: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

4

merugikan keuangan negara/daerah untuk memberikan dampak pencegahan yang

efektif, dan Audit dalam rangka perhitungan kerugian keuangan negara/daerah

dan pemberian keterangan ahli sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam PERMENPAN No: PER/05/M.PAN/03/2008 tentang standar APIP

disebutkan standar individu yang melakukan kegiatan audit harus independen,

memiliki keahlian atau kompetensi (latar belakang pendidikan, pelatihan teknis,

sertifikasi jabatan, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan), kecermatan

profesional dan dalam Pedoman kode etik akuntan 2008 yang diterbitkan oleh

IAI pasal 1 ayat (2) dan peraturan Menpan Nomor: PER/04/M.PAN/03/2008

perihal kode etik APIP, menegaskan bahwa setiap anggota harus mempertahankan

integritas yang tinggi dalam menjalankan setiap tugasnya. Dalam

mempertahankan integritas setiap anggota akan tetap mempunyai kejujuran,

komitmen, tegas dan tanpa prestensi dan mempertahankan obyektifitas,

bertindak adil tanpa dipengaruhi oleh tekanan atau permintaan tertentu maupun

kepentingan pribadinya dalam pekerjaan yang dilaksanakannya, sehingga kinerja

yang dihasilkan menjadi lebih baik.

Menurut Munawir (1999) bahwa “kompetensi seorang auditor ditentukan

oleh tiga faktor, yaitu pendidikan formal tingkat universitas, pelatihan teknis dan

pengalaman dalam bidang auditing, dan pendidikan profesional yang

berkelanjutan selama menjalani karir sebagai auditor.

Sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang

praktek akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor.

Menurut Mulyadi dan Puradiredja (1998) bahwa “independensi berarti sikap

mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak

tergantung pada orang lain”. Independensi juga berarti adanya kejujuran

Page 21: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

5

pertimbangan yang objektif, tidak memihak dalam merumuskan dan menyatakan

pendapatnya serta mempertimbangkan fakta.

Sunarto (2003) dalam Sukriah dkk (2009) menyatakan bahwa integritas

dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang

jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Dalam Pusdiklatwas BPKP

(2009) menyatakan integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan

publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya.

Integritas mengharuskan auditor bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana,

dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur itu diperlukan

untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan

keputusan serta auditor dapat meningkatkan kualitas hasil auditnya dengan

integritas yang memadai.

Meskipun telah ada standar dan kode etik profesi masih saja menimbulkan

praktik kecurangan seperti adanya kasus-kasus korupsi, penyuapan dan

penyelewengan dilingkup BPKP.

Salah satu yang pernah terjadi adalah kasus auditor BPKP yang mengaku

menerima sejumlah dana dari anggaran kegiatan joint audit pengawasan dan

pemeriksaan di Kemendikbud. Auditor menyatakan telah mengembalikan uang

tersebut ke KPK. Auditor saat bersaksi untuk terdakwa mantan Irjen

Kemendikbud mengaku bersalah dengan penerimaan dana dalam kegiatan wasrik

sertifikasi guru (sergu) di Inspektorat IV Kemendikbud. Uang yang dikembalikan

sebesar Rp 48 juta. Menurutnya ada 10 auditor BPKP yang ikut dalam joint audit.

Mereka bertugas untuk 6 program, di antaranya penyusunan SOP wasrik dan

penyusunan monitoring dan evaluasi sertifikasi guru. Adanya aliran dana ke

auditor BPKP juga terungkap dalam persidangan dengan saksi Bendahara

Page 22: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

6

Pengeluaran Pembantu Inspektorat I Kemendikbud. Terdakwa dinyatakan

memperkaya diri sendiri dan orang lain dengan memerintahkan pencairan

anggaran dan menerima biaya perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan. Total

kerugian keuangan negara dalam kasus ini mencapai Rp 36,484 miliar.

Kasus pelanggaran profesi akuntansi oleh auditor BPKP seharusnya

auditor menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan objektifitas dalam

melaksanakan tugasnya sebagai seorang professional, tidak diperkenankan auditor

menerima sejumlah uang untuk menutup-nutupi suatu kecurangan apalagi ikut

merancang agar kecurangan tersebut tidak terbaca oleh mata hukum terlebih,

dalam kasus ini yang dirugikan adalah rakyat karena uang negara adalah uang

rakyat, dan auditor BPKP adalah pegawai negeri yang secara tidak langsung

mengemban amanah dari rakyat. dengan kata lain, auditor BPKP dalam kasus ini

juga telah mengabaikan prinsip kepentingan publik.

Salah satu tersangka kasus dugaan korupsi Ketua KPU Konawe, menganulir

hasil audit BPKP yang menyatakan ada kerugian negara hingga Rp 6,1 miliar di

Pengadilan Negeri Konawe. Pada konferensi pers, Senin (11/4/2016), Ketua KPU

tersebut menyatakan penyelewengan dana KPU telah dikembalikan oleh mantan

Bendahara KPU sebanyak Rp 5 M. Selanjutnya Ketua KPU Konawe juga

menyatakan pernah menandatangani pinjaman sementara senilai Rp 50 juta. Dana

itu dipakai untuk kegiatan sosialisasi kepada pemilih pemula, Bimtek dan SPPD

lokal yang digelar di tujuh kecamatan. LPJ-nya sudah dikembalikan ke bendahara

KPU. Namun kegiatan itu tidak ditunjukkan atau disebutkan di pengadilan.

Ketua KPU Konawe mengaku ia tidak pernah mengambil uang negara yang

disangkakan padanya, dan mempertanyakan hasil audit BPKP yang mengaudit

dokumen yang tidak ditanda tangani kelima komisioner KPU Konawe sehingga

Page 23: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

7

kasusnya diberhentikan oleh Pengadilan Negeri Konawe (ANTARA News). Hasil

audit BPKP ini mencerminkan tentang kompetensi, independensi dan integritas

auditornya kurang memadai.

Berdasarkan uraian fenomena di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: Analisis Kompetensi, Independensi dan

Integritas Auditor Internal Pada Badan Pemeriksa Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian pada latar belakang di atas, maka dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah kompetensi (keahlian) auditor internal BPKP telah memadai?

2. Apakah independensi auditor internal BPKP telah memadai?

3. Apakah Integritas auditor internal BPKP telah memadai?

1.3 Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui kompetensi, independensi, dan integritas auditor internal

yang terdapat di BPKP Perwakilan Provinsi Sultra telah memadai.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Bahan perbandingan praktis antara teori yang diperoleh di bangku kuliah

dengan praktek penyelenggaraan serta menambahkan wawasan dan

pengetahuan. Juga diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, selain

itu dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya terutama mengenai

Kompetensi, Independensi dan Integritas Auditor pada Kantor Perwakilan

BPKP Provinsi Sultra.

Page 24: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

8

2. Untuk rekan-rekan mahasiswa akuntansi hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi media informasi dalam mengadakan penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang analisis

kompotensi, independensi dan integritas auditor internal, sehingga pada

hakekatnya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para

auditor untuk lebih baik lagi dalam menjalankan peran mereka. Penelitian ini juga

diharapkan kontribusi praktisnya untuk organisasi penyedia jasa akuntan terutama

pada Kantor BPKP Perwakilan Provinsi Sultra dalam mengelola sumber daya

manusia yang andal.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini hanya terbatas pada

analisis kompetensi, independensi, dan integritas auditor internal yang terdapat

di BPKP Perwakilan Provinsi Sultra.

Page 25: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dan dapat

dijadikan sebagai bahan utama dan pembanding yaitu penelitian yang dilakukan

oleh Najib, Ayu Dewi Rihanna (2013) melakukan penelitian mengenai Pengaruh

Keahlian, Independensi, dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit, Studi pada

Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Propensi Sulawesi Selatan. Penelitian

ini menunjukkan bahwa keahlian, independensi, etika berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit, dan keahlian, independensi, etika tidak berpengaruh

secara bersama-sama terhadap kualitas audit. Independensi dan etika yang

berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan keahlian tidak

ikut berperan didalamnya.

Kurniawan Harminsyah, 2016. Pengaruh Etika Profesi dan Kecerdasan

Spiritual Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada BPKP Provinsi Sultra).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa. Etika profesi dan kecerdasan spiritual

berpengaruh positif terhadap kualitas audit, etika profesi, dan kecerdasan spiritual

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Dwi Rahmawati, 2016. Analisis Profesionalisme Auditor Internal pada

Inspektorat Kota Kendari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profesionalisme

Auditor Internal pada Inspektorat Kota Kendari sudah memadai. Dengan

menggunakan analisis deskriptif dan skala Guttman.

Page 26: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

10

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Penulis Tahun Masalah Hasil

1. Najib 2013 Pengaruh keahlian,

independensi, dan

etika Auditor

terhadap kualitas

audit

Keahlian, independensi

dan etika auditor BPKP

Perwakilan Sulsel

perpengaruh siknifikan

terhadap kualitas audit.

2. Kurniawan

Harminsyah

2016 Pengaruh Etika

profesi dan

Kecerdasan

Spiritual Auditor

terhadap Kualitas

Audit

(1) Etika profesi dan

kecerdasan spiritual

berpengaruh positif

terhadap kualitas audit,

(2) etika profesi, dan

kecerdasan spiritual

secara simultan

berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit.

3. Dwi

Rahmawati

2016 Analisa

Profesionalisme

Auditor Internal

pada Inspektorat

Kota Kendari

Profesionalisme Auditor

Internal pada Inspektorat

Kota Kendari sudah

memadai

2.2 Kerangka Teoritis

2.2.1 Auditing

Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu audire yang berarti mendengar atau

memperhatikan. Mendengar dalam hal ini adalah memperhatikan dan mengamati

pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan penanggung jawab keuangan,

dalam hal ini adalah manajemen perusahaan. Pada perkembangan terakhir sesuai

dengan perkembangan dunia usaha, pendengar tersebut dikenal dengan auditor

atau pemeriksa. Sedangkan tugas yang diemban oleh auditor disebut dengan

auditing. Pengertian auditing menurut Mulyadi (2002) adalah sebagai berikut.

Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara

objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian

ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara

pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta

penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Page 27: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

11

Maka dengan kata lain bahwa auditing adalah suatu proses pemeriksaan

laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen yang dilakukan oleh pihak

yang kompeten dan independen, agar dapat mengkomunikasikan hasilnya kepada

pihak-pihak yang berkepentingan dan pemberian pendapat atas kewajaran laporan

keuangan tersebut. Maka unsur-unsur dalam auditing, yaitu proses yang sistematis

(systematical process), menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif,

asersi (assertion) tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi, menentukan

tingkat kesesuaian, kriteria yang ditentukan yang merupakan standar-standar

pengukuran untuk mempertimbangkan asersi-asersi, kompeten, independensi, dan

objektif, menyampaikan hasil-hasilnya, dan para pemakai yang berkepentingan.

Auditing memiliki tujuan utama untuk memberi pendapat atas wajar

tidaknya laporan keuangan yang disajikan oleh klien agar bisa dijadikan acuan

bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan keputusan ekonomi.

Dalam melakukan audit untuk menjaga dan meningkatkan profesinya, seorang

akuntan publik diharuskan untuk selalu bersikap profesinal dan independen dalam

arti dalam menjalankan tugasnya seorang akuntan publik tidak boleh memihak

kepada siapapun, bersikap obyektif, dan jujur.

2.2.1.1 Tipe Auditing

Auditing umumnya digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu audit laporan

keuangan, audit kepatuhan, dan audit oprasional (Mulyadi, 2002), yaitu :

1. Audit laporan keuangan (financial statement audit).

Merupakan audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan-

laporan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat-pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dalam audit laporan keuangan

Page 28: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

12

ini, auditor independen menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar

kesesuaian dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Hasil auditing

terhadap laporan keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa

laporan audit. Laporan audit ini dibagikan kepada para pemakai informasi

keuangan pemegang saham, kreditur, dan Kantor Pelayanan Pajak.

2. Audit kepatuhan (complience audit).

Merupakan audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai

dengan kondisi atau kepentingan tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya

dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan

banyak dijumpai delam pemerintahan.

3. Audit operasional (operational audit).

Merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi atau dalam

hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk

mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan, dan

membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Pihak yang

memerlukan audit operasional adalah manajemen atau pihak yang meminta

dilaksanakannya audit tersebut.

2.2.1.2 Tipe Auditor

Seorang atau kelompok yang melaksanakan audit dapat dikelompokkan

sesuai dengan tugas pemeriksaannya masing-masing. Tipe auditor menurut

Mulyadi (2002:28) dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Auditor Independen, adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya

kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan

yang dibuat oleh kliennya. Audit tersebut ditujukan untuk memenuhi

Page 29: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

13

kebutuhan para pemakai informasi keuangan, seperti kreditur, investor , calon

kreditur, calon investor, dan instansi pemerintah (terutama instansi pajak).

2. Auditor pada Goverment Accounting Office (GAO/Auditor Pemerintah),

adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas

pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan

oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban

keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.

3. Auditor Internal, adalah auditor yang bekerja di dalam perusahaan

(perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah

menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh

manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan

terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur

kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan

oleh berbagai bagian organisasi.

2.2.2 Proses Audit Sektor Publik

2.2.2.1 Perencanaan Audit Sektor Publik

Pada audit sektor publik, perencanaan merupakan tahap yang vital dalam

audit meliputi tahap-tahap, yakni pemahaman atas sistem akuntansi keuangan

sektor publik, penentuan tujuan dan lingkup audit yang ditetapkan sesuai dengan

mandat dan wewenang lembaga audit dan pengawas, penilaian resiko atas resiko

pengendalian, resiko bawaan, resiko deteksi, penyusunan rencana audit, dan

penyusunan program audit.

2.2.2.2 Pelaksanaan Audit Sektor Publik

Dalam pelaksanaan audit sektor publik, terdapat definisi struktur

Page 30: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

14

pengendalian internal. Ada tiga golongan tujuan yang terdiri atas keandalan

laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan

efektivitas dan efisiensi operasi. Pada jenis pengendalian internal juga meliputi

atas organisasi, pemisahan tugas, fisik, persetujuan dan otorisasi, akuntansi,

personel, supervisi, dan manajemen. Adapun unsur-unsur dari struktur

pengendalian internal meliputi atas lima unsur pokok yakni lingkungan

pengendalian, penaksiran resiko, informasi dan komunikasi, aktivitas

pengendalian, dan pemantauan.

Dalam pengendalian internal perlu pemahaman atas struktur pengendalian

internal. Ada tiga jenis prosedur audit yakni mewawancarai personel

dinas/instansi yang berkaitan dengan unsur struktur pengendalian, melakukan

inspeksi terhadap dokumen dan catatan, dan melakukan pengamatan atas kegiatan

perusahaan/instansi. Hal yang terpenting adalah informasi yang dikumpulkan oleh

auditor, yakni rancangan dari berbagai kebijakan dan prosedur, dan apakah

kebijakan dan prosedur benar-benar dilaksanakan.

Melakukan prosedur analitis dalam pelaksanaan audit sektor publik adalah

hal yang diperlukan. Prosedur analitis membantu auditor dengan mendukung dan

meningkatkan pemahaman auditor mengenai bisnis klien, yakni dengan cara

sebagai berikut, yaitu mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan

dibuat, mengembangkan ekspektasi, melakukan perhitungan dan perbandingan,

menganalisis data, menyelidiki perbedaan atau penyimpangan yang tidak

diharapkan, dan menentukan pengaruh perbedaan atau penyimpangan atas

perencanaan audit.

Pada perancangan pengujian substantif, auditor harus menghimpun bukti

Page 31: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

15

yang cukup. Perancangan dimaksud meliputi sifat pengujian, waktu pengujian,

dan luas pengujian. Adapun prosedur untuk melaksanakan pengujian substantif

terdiri atas delapan prosedur, yakni pengajuan pertanyaan, pengamatan atau

observasi, inspeksi atas dokumen dan catatan, perhitungan kembali, konfirmasi,

analisis, pengusutan, dan penelusuran.

Begitu juga dengan sifat atau jenis substantif, di mana ada tiga jenis

pengujian substantif yang digunakan, yakni pengujian rinci atau rincian saldo,

pengujian rinci atau rincian transaksi, dan prosedur analitis. Dalam penentuan saat

pelaksanaan pengujian substantif dilakukan jika resiko rendah maka pengujian

substantif lebih baik dilaksanakan pada/atau mendekati tanggal neraca. Adapun

juga mengenai luas pengujian substantif, yakni semakin rendah tingkat resiko

yang dapat diterima, maka semakin banyak bukti yang diperlukan.

2.2.2.3 Pelaporan

Pada tahapan akhir dari audit sektor publik adalah pelaporan. Pada

pelaporan ini, perlu diperhatikan beberapa item, yaitu :

1. Tinjauan kertas kerja dan kesimpulan. Kertas kerja merupakan media

penghubung antara catatan klien dengan laporan audit. Kepemilikan kertas

kerja sepenuhnya ada ditangan auditor.

2. Kertas kerja dan standar pelaporan. Kertas kerja berhubungan erat dengan

standar pelaporan di mana diperlukan untuk berjaga-jaga terhadap tuntutan

pemakai laporan keuangan dan sanksi lembaga profesi.

3. Isi kertas kerja. Kertas kerja merupakan bukti dilaksanakannya standar auditing

dan program audit yang telah ditetapkan. Isi dokumentasi dari kertas kerja

memperlihatkan pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik,

Page 32: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

16

pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal yang telah

diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup

pengujian yang telah dilakukan, bukti audit yang telah diperoleh, prosedur

yang telah diterapkan dan pengujian yang telah dilaksanakan sebagai dasar

yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit.

Adapun hal-hal yang harus diiperhatikan dalam membuat kertas kerja,

yakni lengkap, teliti, ringkas, jelas, dan rapi. Pembuatan kertas kerja harus

mempunyai maksud dan tujuan yang jelas. Auditor dibayar untuk melakukan

pemeriksaan bukan melakukan penyalinan. Auditor dan asistennya sering

memperoleh keterangan lisan dari klien dan karyawan klien. Pertanyaan yang

belum terjawab jangan ditinggalkan tidak terjawab begitu saja. Pembuatan kertas

kerja harus menulis semua persoalan relevan yang dihadapi selama pemeriksaan.

Jenis kertas kerja terdiri dari program audit, neraca saldo, ringkasan jurnal

penyesuaian dan jurnal pengklasifikasian kembali, daftar pendukung, daftar

utama, memorandum audit, serta dokumentasi informasi pendukung. Di susunan

kertas kerja harus disajikan dalam susunan yang sistematis, yakni terdiri dari draft

laporan audit, laporan keuangan independen, ringkasan informasi yang diperoleh,

program audit, laporan keuangan atas neraca lajur yang dibuat, ringkasan jurnal

penyesuaian, neraca saldo, daftar utama, dan daftar pendukung.

Auditor harus menelaah kertas kerja yang dibuat oleh staf maupun

asistennya. Kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik dan bukan milik

pribadi auditor maupun klien. Jenis pengarsipan kertas kerja terdiri dari arsip

permanen dan arsip sementara/kini. Standar Audit Pemerintahan (SAP) membagi

Page 33: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

17

audit menjadi dua kelompok, yaitu audit keuangan dan audit kinerja.

Jenis-jenis laporan audit terdiri dari laporan audit tahunan, laporan audit

triwulan, laporan kemajuan kinerja bulanan, laporan survey pendahuluan, dan

laporan audit interim. Dalam pelaporan ini juga tergambar dengan jelas bentuk

temuan. Bentuk temuan merupakan kertas kerja audit yang paling kritis, jika

terdapat hal penting dan kritis auditor harus mempunyai waktu untuk

mendokumentasikannya dengan hati-hati.

Gambar 2.1

Tipe Auditing

Auditing

Kriteria yang

digunakan adalah

Prinsip Akuntansi

Berterima Umum

(PABU)

Kriteria yang digunakan

adalah kebijakan,

perundangan, dan

peraturan

Criteria yang

digunakan adalah

tujuan tetrtentu

organisasi

Sumber : Mulyadi : Auditing (2002)

Audit Laporan

Keuangan

Audit Kepatuhan Audit Operasional

Memeriksa asersi

dalam laporan

keuangan

Memeriksa tindakan

perorangan atau organisasi

Memeriksa seluruh

Atau sebagian

aktivitas

Laporan audit berisi

pendapat auditor atas

kesesuaian laporan

keuangan dengan

PABU

Laporan audit berisi

pendapat auditor atas

kepatuhan perorangan

atau organisasi terhadap

kebijakan, perundangan,

dan peraturan

Laporan audit berisi

rekomendasi

perbaikan aktivitas

Page 34: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

18

Gambar 2.2

Sistematika Temuan

Temuan Audit

Pengembangan

kertas kerja

Penyajian (Laporan)

Kondisi Judul yang

Bermakna

Kriteria Pernyataan Pembuka

(Kondisi, Akibat)

Akibat Bagian Pengembangan

(Kriteria, Sebab)

Sebab Pernyataan Penutup

(Rekomendasi)

Sumber : Indra Bastian : Audit Sektor Publik (2007)

2.2.3 Konsep Kompetensi, Independen, dan Integritas

2.2.3.1 Kompetensi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi didefenisikan sebagai

berwenang, berkuasa (memutuskan, menentukan) sesuatu, cakap (mengetahui).

Lastanti (2005) mengartikan “kompetensi atau keahlian sebagai seseorang yang

memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam

pengalaman audit”. Sehingga dapat diartikan bahwa kompetensi auditor adalah

Rekomendasi

Page 35: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

19

auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat

melakukan audit secara objektif, cermat, dan seksama.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.

Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 menyatakan auditor harus mempunyai

pengetahuan, ketrampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk

melaksanakan tanggungjawabnya. Karena itu aspek kompetensi adalah syarat penting

dan harus dimiliki oleh seorang auditor.

Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP 2001) menyebutkan

bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga (SA

seksi 230 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan

penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya

dengan cermat dan seksama (due professional care).

Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan

dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan

dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu.

Elfarini (2007) mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara

eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara objektif.

a. Pengetahuan

SPAP 2001 tentang standar umum, menjelaskan bahwa dalam melakukan

audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup.

Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena dengan

Page 36: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

20

demikian auditor akan mempunyai semakin banyak pengetahuan (pandangan)

mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah

secara lebih mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah dalam mengikuti

perkembangan yang semakin kompleks (Najib:2013).

Dalam Permenpan No:Per/05/M.Pan/03/2008, tentang standar umum,

menerangkan bahwa auditor dalam melakukan audit harus memiliki pengetahuan

tentang standar audit, auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan, dan

komunikasi, pengetahuan di bidang hukum dan pengetahuan lain yang diperlukan

untuk mengidentifikasi adanya kecurangan (fraud), memiliki kemampuan

berkomunikasi secara efektif lisan dan tulisan terutama dengan auditi. Khusus untuk

auditor investigatif harus memiliki pengetahaun tentang teknik audit investigatif

termasuk cara memperoleh bukti dari whistleblower, penerapan hukum terkait

dengan audit investigatif, memahami konsep kerahasiaan dan perlindungan terhadap

sumber informasi, mampu menggunakan komputer, perangkat lunak terkait dengan

cibercrime, serta memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam

standar, metodologi, prosedur, dan teknik audit.

Pada penelitiannya, Harhinto (2004) menemukan bahwa pengetahuan akan

mempengaruhi keahlian auditor yang pada gilirannya akan menentukan mutu audit.

Adapun secara umum ada lima pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor,

yaitu pengetahuan pengauditan umum, pengetahuan area fungsional, pengetahuan

mengenai isu-isu akuntansi yang paling baru, pengetahuan mengenai industri khusus,

dan pengetahuan mengenai bisnis umum serta penyelesaian masalah.

Page 37: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

21

Pengetahuan pengauditan umum, seperti risiko audit, prosedur audit, dan lain-

lain, kebanyakan diperoleh di perguruan tinggi, dan sebagian dari pelatihan dan

pengalaman. Sedangkan area fungsional seperti perpajakan dan pengauditan berbasis

komputer sebagian didapatkan dari pendidikan perguruan tinggi, dan kebanyakan

diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman. Demikian juga dengan isu akuntansi,

auditor mendapatkannya dari pelatihan profesional yang diselenggarakan secara

berkelanjutan. Sedangkan Pengetahuan mengenai industri khusus dan hal-hal umum

kebanyakan diperoleh dari pelatihan dan pengalaman (Harhinto:2004).

Berdasarkan Murtanto dan Gudono (1999) terdapat dua pandangan mengenai

keahlian. Pertama, pandangan perilaku terhadap keahlian yang didasarkan pada

paradigma einhorn. Pandangan ini bertujuan untuk menggunakan lebih banyak

kriteria objektif dalam mendefinisikan seorang ahli. Kedua, pandangan kognitif yang

menjelaskan keahlian dari sudut pandang pengetahuan. Pengetahuan diperoleh

melalui pengalaman langsung (pertimbangan yang dibuat di masa lalu dan umpan

balik terhadap kinerja) dan pengalaman tidak langsung (pendidikan).

b. Pengalaman

Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian tersebut

tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain yang

mempengaruhi antara lain adalah pengalaman. Mayangsari (2003) menyatakan bahwa

“auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal, yaitu mendeteksi

kesalahan, memahami kesalahan secara akurat, dan mencari penyebab kesalahan”.

Page 38: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

22

Lauw Tjun Tjun (2012) memberikan bukti empiris bahwa “seseorang yang

berpengalaman dalam suatu bidang subtantif memiliki lebih banyak hal yang

tersimpan dalam ingatannya”. Semakin banyak pengalaman seseorang, maka hasil

pekerjaannya semakin akurat dan lebih banyak mempunyai memori tentang struktur

kategori yang rumit.

Auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik. Mereka

juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan

dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada

tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi.

2.2.3.2 Independensi

Independensi adalah sikap tidak memihak. Independensi adalah salah satu

faktor yang menentukan kredibilitas pendapat auditor.

Teori sikap dan perilaku (theory of attitude and behaviour) yang

dikembangkan oleh Soegiastuti (2005) dipandang sebagai teori yang dapat mendasari

untuk menjelaskan independensi. Teori tersebut menyatakan, bahwa perilaku

ditentukan untuk apa orang-orang ingin lakukan (sikap), apa yang mereka pikirkan

akan mereka lakukan (aturan-aturan sosial), apa yang mereka bisa lakukan

(kebiasaan), dan dengan konsekuensi perilaku yang mereka pikirkan. Sikap

menyangkut komponen kognitif berkaitan dengan keyakinan, sedangkan komponen

sikap afektif memiliki konotasi suka atau tidak suka (Kasidi, 2007).

Kebanyakan literatur tentang independensi auditor menyatakan bahwa

kredibilitas laporan keuangan tergantung pada persepsi audit independen dari seorang

Page 39: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

23

auditor. Kasidi (2007) dalam tesisnya mengemukakan alasan bahwa jika auditor

terlihat tidak independen, maka pengguna laporan keuangan semakin tidak percaya

atas laporan keuangan yang dihasilkan auditor dan opini auditor tentang laporan

keuangan perusahaan yang diperiksa menjadi tidak ada nilainya. Kredibilitas seorang

auditor tidak hanya pada independensi dalam fakta, tetapi juga pada independensi

dalam persepsi atau penampilan, guna menjaga dan mempertahankan kepercayaan

publikasikan profesinya sebagai auditor.

The CPA Handbook dalam tesis Kasidi (2007) mendefinisikan independensi

sebagai berikut.

Independensi adalah suatu standar auditing yang penting karena opini akuntan

independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan yang

disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak independen terhadap

kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apapun.

Kode Etik Akuntan tahun 1994 menyebutkan bahwa “Independensi adalah

sikap yang diharapkan dari seorang akuntan public untuk tidak mempunyai

kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya yang bertentangan dengan prinsip

obyektivitas”.

Independensi menyangkut kemampuan untuk bertindak obyektif. Hal ini

hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang secara psikologis memiliki intelektual

tinggi dan penuh dengan kejujuran. Oleh karena itu independensi adalah state of mind

yang tidak mudah untuk diukur. Penilaian terhadap independensi terbatas pada

evaluasi terhadap appearance, terhadap cara dan hasil kerja yang dilakukan oleh

akuntan publik. Untuk tujuan praktis seorang akuntan publik harus bebas dari

Page 40: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

24

hubungan-hubungan yang memiliki potensi untuk menimbulkan bias dalam

memberikan pendapat atas laporan keuangan klien.

Nilai auditing bergantung pada persepsi publik akan independensi yang

dimiliki auditor. Independensi dalam audit artinya mengambil sudut pandang yang

tidak bias dalam melakukan uji audit, evaluasi hasil audit, dan pelaporan audit.

a. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Independensi

Pendidikan akuntansi yang diajarkan di Indonesia memang telah memasukkan

materi mengenai independensi akuntan publik tetapi masih terdapat persepsi dari

masyarakat umum bahwa akuntan publik diragukan independensinya.

Arens dan Loebbecke (1996) mendefinisikan “independensi sebagai berikut,

auditing berarti berpegang pada pandangan yang tidak memihak di dalam

penyelenggaraan pengujian audit, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan

laporan audit”. Sikap tidak memihak ini dapat dibentuk dalam dua sudut pandang

yaitu :

1. Independensi dalam kenyataan (Independence in fact) yang berarti akuntan dapat

menjaga sikap yang tidak memihak dalam melaksanakan pemeriksaan.

2. Independensi dalam penampilan (Independence in appearance) yang berarti

akuntan bersikap tidak memihak menurut persepsi pemakai laporan keuangan.

Antara independensi dalam sikap mental dan independensi dalam penampilan

memiliki kaitan yang sangat erat, hal ini jika seorang auditor memiliki sikap mental

independensi yang baik maka persepsi pemakai laporan keuangan akan menampilkan

kecenderungan ke arah kepercayaan independensi itu sendiri.

Page 41: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

25

Pada penelitian Kasidi (2007) terdapat lima faktor yang mempengaruhi

independensi auditor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut ukuran besarnya

perusahaan audit, lamanya hubungan audit dengan klien, besarnya biaya jasa audit

(audit fee), layanan jasa konsultasi manajemen, dan keberadaan komite audit.

Dalam tesisnya Kasidi (2007) menjelaskan bahwa independensi dalam

penampilan akuntan publik dianggap rusak jika ia mengetahui atau patut mengetahui

keadaan atau hubungan yang mungkin mengkompromikan independensinya. Ada

empat jenis risiko yang dapat merusak independensi akuntan publik, yaitu :

1. Self interest risk, yang terjadi apabila akuntan publik menerima manfaat dari

keterlibatan keuangan klien.

2. Self review risk, yang terjadi apabila akuntan publik melaksanakan penugasan

pemberian jasa keyakinan yang menyangkut keputusan yang dibuat untuk

kepentingan klien atau melaksanakan jasa lain yang mengarah pada produk atau

pertimbangan yang mempengaruhi informasi yang menjadi pokok bahasan dalam

penugasan pemberian jasa keyakinan.

3. Advocacy risk, yang terjadi apabila tindakan akuntan publik menjadi terlalu erat

kaitanya dengan kepentingan klien.

4. Client influence risk, yang terjadi apabila akuntan publik mempunyai hubungan

erat yang kontinyu dengan klien, termasuk hubungan pribadi yang dapat

mengakibatkan intimidasi oleh atau keramah-tamahan (familiarity) yang

berlebihan dengan klien.

Mempertahankan perilaku independen bagi auditor dalam memenuhi

tanggungjawab mereka adalah sangat penting, namun yang lebih penting lagi adalah

Page 42: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

26

bahwa pemakai laporan keuangan memiliki kepercayaan atas independensi itu

sendiri.

2.2.3.3 Integritas

Kriteria auditor dalam peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

(PERMENPAN) Nomor: PER/04/M.PAN/03/2008 adalah memiliki integritas yaitu

harus memiliki kepribadian yang dilandasi oleh unsur jujur, berani, bijaksana, dan

bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan guna memberikan dasar bagi

pengambilan keputusan yang andal, dengan wajib mematuhi aturan perilaku sebagai

berikut:

a. melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti, bertanggung jawab dan

bersungguh-sungguh;

b. menunjukkan kesetiaan dalam segala hal yang berkaitan dengan profesi dan

organisasi dalam melaksanakan tugas;

c. mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan dan mengungkapkan

segala hal yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan profesi

yang berlaku;

d. menjaga citra dan mendukung visi dan misi organisasi;

e. tidak menjadi bagian kegiatan ilegal, atau mengikatkan diri pada tindakan-

tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi APIP atau organisasi;

f. menggalang kerja sama yang sehat diantara sesama auditor dalam pelaksanaan

audit;

g. saling mengingatkan, membimbing dan mengoreksi perilaku sesama auditor.

Page 43: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

27

2.3 Perbedaan BPKP dan BPK

Ditinjau dari administratif, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah sebuah

lembaga negara Republik Indonesia, sama dan setingkat dengan lembaga negara lain

seperti: MPR-RI, DPR-RI, DPD-RI, Presiden dan Wakil Presiden Republik

Indonesia, MA-RI, dan MK-RI.

Sedangkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang berada di bawah

Presiden, sama dan setingkat dengan LPNK lain seperti: Bappenas, BPN, BPS,

BNN, BNPB, BKN, dan BKPM.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawas Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) merupakan dua badan yang berbeda. Dua lembaga negara ini

sama-sama mempunyai fungsi pengawasan, tetapi BPK melakukan pengawasan

Ekstern sedangkan BPKP melakukan pengawasan Intern. Untuk lebih jelasnya, dapat

dilihat perbedaannya sebagai berikut:

Tabel 2.2 Perbedaan BPK dan BPKP

Subyek Badan Pemeriksa

Keuangan

Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan

Dasar Hukum UU No 15 Tahun 2006 PP No. 6 Tahun 2008,

Keppres No.103Tahun 2001, Perpres

Nomor 64 Tahun 2005,

Peppres Nomor 192 Tahun 2015

Hubungan

Kelembagaan

DPR, DPD, DPRD Ditunjuk & bertanggungjawab kepada

Presiden

Jenis Audit Audit keuangan , Audit

kinerja, Audit dengan

tujuan tertentu

Audit kinerja, Audit dengan tujuan

tertentu

Objek Memeriksa pengelolaan

dan tanggung jawab keuangan Negara

Mengawasi kegiatan Kebendaharaan

Umum Negara yang bersumber dari APBN dan penugasan khusus dari

Page 44: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

28

(termasuk keuangan

daerah) – APBN dan

APBD

Presiden

Sifat Eksternal Pemerintah Internal Pemerintah

Wewenang dan

fungsi

Melaksanakan

pemeriksaan dan

meminta keterangan

dan/atau dokumen

mengenai pengelolaan

dan tanggung jawab

keuangan negara;

Menetapkan standar

pemeriksaan keuangan

negara;

Membina jabatan

fungsional Pemeriksa;

Memberi pertimbangan

atas standar akuntansi

pemerintah dan

rancangan system

pengendalian intern

pemerintah, pemerintah

pusat/pemerintah daerah

Menilai dan atau

menetapkan jumlah

kerugian negara;

Memantau penyelesaian

ganti kerugian

Negara/daerah;

Memberikan keterangan

ahli dalam proses

peradilan mengenai

kerugian Negara/daerah.

Memberikan peringatan dini dan

meningkatkan efektivitas manajemen

risiko.

Memelihara dan meningkatkan kualitas

tata kelola Instansi Pemerintah.

Memberikan keyakinan yang memadai

atas ketaatan, efisiensi, dan efektifitas.

http://www.bpk.go.id/

1. Dasar Hukum serta Tugas Pokok dan Fungsi BPKP dan BPK

Berdasarkan Keputusan Presiden No 103 tahun 2001, menjelaskan mengenai

pembentukan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang didalamnya diuraikan hal-

hal yang menjadi fungsi, tugas, wewenang dan pertanggungjawaban lembaga

Page 45: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

29

tersebut.

Dalam Keppres No. 103 tahun 2001 pasal 1, menjelaskan bahwa Lembaga

Pemerintah Non Departemen yang selanjutnya disebut LPND adalah lembaga

pemerintah pusat yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari

Presiden. LPND merupakan lembaga yang bekerja berdasarkan permintaan dari

presiden dan wajib melaporkan hasil kerjanya kepada presiden berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-udangan yang berlaku. Kemudian dalam pasal 3 Perpres No. 11

Tahun 2005, yang termasuk LPND diantaranya adalah Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan (BPKP), BAPPENAS, BPS, BIN dsb.

Berdasarkan pasal tersebut, bahwa posisi BPKP merupakan LPND yang

bertugas atas permintaan Presiden dan bertanggungjawab kepada Presiden. Titik

berat tugas BPKP adalah mencakup pengawasan baik pengawasan keuangan

pelaksanaan pemerintahan dan pengawasan kinerja pelaksanaan pemerintahan atau

disebut pengawasan intern.

Berdasarkan PP No. 60 Tahun 2008, BPKP merupakan Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP) yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan

berwenang melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara

atas kegiatan tertentu yang meliputi: kegiatan yang bersifat lintas sektoral; kegiatan

kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku

Bendahara Umum Negara; dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

Kemudian Fungsi pemeriksaan, sesuai dengan UU No 17 tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, UU No 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU No

Page 46: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

30

15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan

Negara (Nartocalonlegislator.blogspot. co.id)

Selanjutnya, sesuai dengan PEPRES No. 192 Tahun 2014, fungsi Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yakni melaksanakan audit,

review, evaluasi, pemamtauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap

perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan

negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan Negara/daerah serta

pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian

keuangannya dibiayai oleh anggaran Negara/daerah.

Fungsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam

melakukan audit adalah melakukan audit internal diantaranya pemeriksaan terhadap

proyek-proyek yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

yang dialokasikan untuk pelaksanaan dekonsentrasi, tugas pembantuan,

desentralisasi, dan pemeriksaan khusus (audit investigasi) untuk mengungkapkan

adanya indikasi praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK) dan penyimpangan lain

sepanjang itu membutuhkan keahlian dibidangnya, dan pemeriksaan terhadap

pemanfaatan pinjaman dan hibah luar negeri (Kisnawati, 2012).

Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 pasal 1, yang dimaksud dengan

Badan Pemeriksa Keuangan, yang selanjutnya disingkat BPK, adalah lembaga negara

yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Berdasarkan pasal 6, BPK memiliki tugas memeriksa pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah

Page 47: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

31

Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara,

Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain

yang mengelola keuangan negara. Kemudian, berdasarkan Pasal 7 UU No. 15 Tahun

2006 tersebut dan Pasal 23E Ayat 2 BAB VIIIA UUD 1945, BPK menyerahkan hasil

pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara kepada DPR,

DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya.

Dengan demikian, jelas bahwa fungsi pemeriksaan terhadap entitas/lembaga-

lembaga Negara ada pada tugas dan kewenangan BPK. Salah satunya adalah fungsi

pemeriksaan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dasar Hukum terhadap BPK pun tertulis dalam UUD 1945 Bab VIII A Pasal 23

E, F, dan G. Serta UU RI No. 15 Tahun 2006 Ttg Badan Pemeriksa Keuangan

sebagai pengganti UU RI No. 5 Tahun 1973 Ttg Badan Pemeriksa Keuangan. UU RI

No. 15 Tahun 2004 Ttg Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara. UU RI No. 1 Tahun 2004 Ttg Perbendaharaan Negara. Dan UU RI No. 17

Tahun 2003 Ttg Keuangan Negara (nartocalonlegislator.blogspot.co.it).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa BPKP merupakan LPND dan

merupakan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang bertugas dan

bertanggung jawab langsung kepada Presiden serta berwenang melakukan

pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu

yang meliputi: kegiatan yang bersifat lintas sektoral; kegiatan kebendaharaan umum

negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum

Negara; kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden. Dan dalam

melaksanakan fungsinya BPKP melakukan audit internal terhadap proyek-proyek

Page 48: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

32

yang dibiayai APBN dan APBD, dan pemeriksaan khusus (audit investigasi) untuk

mengungkapkan adanya indikasi praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK) dan

penyimpangan lain sepanjang itu membutuhkan keahlian dibidangnya, dan

pemeriksaan terhadap pemanfaatan pinjaman dan hibah luar negeri. Sedangkan BPK

memiliki tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang

dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya,

Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha

Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.

2.4 K erangka Pikir

Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu kompetensi, independensi, dan

integritas. Sebagai alur pemikiran dalam penjelasan penelitian ini dapat digambarkan

dalam kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran

BPKP

Kompetensi

1. Pengetahuan

2. Pengalaman

Elfarini

(2007)

Independen

- Netral

- Tidak bias

Arens dan

Loebbecke

(1996)

Integritas

1.Jujur, 2.Berani

3.Tanggung Jawab

4.Bijaksana,5.Teliti

PERMENPAN No.

PER/04/M.PAN/03

/2008

Analisis Deskriptif

Hasil Pembahasan

Kesimpulan

Page 49: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kantor Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara yang terletak di Jalan

Balai Kota I No. 15 Kota Kendari. Sedangkan waktu penelitian sampai dengan

tahap perampungannya diperkirakan selama kurang lebih dua bulan.

3.2 Populasi dan Sampel

Sugiyono (1999) menyebutkan bahwa “populasi adalah semua nilai, baik hasil

perhitungan maupun pengukuran, baik kualitatif maupun kuantitatif dari pada

karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas”.

Populasi adalah keseluruhan obyek penlitian. Populasi penelitian ini adalah

seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 62

orang yang berada di Kota Kendari. Alasannya karena Kota Kendari termasuk kota

besar di Sulawesi Tenggara yang banyak berdiam atau tinggal auditor yang menuntut

eksistensi auditor kompeten dan independen dalam melakukan pemeriksaan

terhadap laporan keuangan dalam memberikan pendapat atas dasar hasil pemeriksaan

yang berintegritas, obyektif sehingga keterlibatannya dalam penentuan hasil audit

yang andal.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sensus, pada

penelitian ini sampel yang diambil adalah seluruh auditor. Menurut Kuncoro (2003),

sensus adalah sebuah teknik pengambilan sampel di mana semua populasi dijadikan

Page 50: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

34

sampel, hal ini dilakukan karena populasi relatif kecil. Pengambilan sampel dengan

metode ini memungkinkan penulis untuk melakukan perhitungan statistik untuk

menentukan hubungan ketiga variabel yang akan diteliti.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang telah

diolah dari jawaban kuesioner yang dibagikan kepada auditor yang bekerja pada

Kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi

Sulawesi Tenggara.

3.3.2 Sumber Data

Data berasal dari jawaban yang telah diisi oleh para auditor yang bekerja di

Kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi

Sulawesi Tenggara. Adapun jenis-jenis dari sumber data, yaitu :

a) Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber atau tempat di mana

penelitian dilakukan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner

yang dibagikan kepada responden.

b) Data sekunder, yaitu sumber penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

melalui media perantara. Sebagai suatu penelitian empiris maka data sekunder

dalam penelitian ini diperoleh melalui jurnal, buku, dan penelitian-penelitian

terdahulu.

3.3.3 Pengumpulan Data

1) Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu data yang dikumpulkan melalui

kuisioner dengan mengajukan daftar pertanyaan yang sudah disusun rapi,

Page 51: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

35

terstruktur, dan tertulis kepada responden untuk diisi menurut pendapat pribadi

sehubungan dengan masalah yang diteliti. Operasional penyebaran kuesioner

dilakukan dengan cara mendatangi langsung Kantor Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di Kendari..

2) Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu data yang dikumpulkan dari

beberapa buku dan literatur tentang auditing yang berhubungan dengan

permasalahan dalam penelitian.

3) Mengakses Website dan Situs-Situs, yaitu metode ini digunakan untuk mencari

website maupun situs-situs yang menyediakan informasi sehubungan dengan

masalah dalam penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif yang dilakukan dalam peneliti ini adalah analisis

deskriptif persentase. Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai variabel

penelitian. Skala yang digunakan untuk menilai pertanyaan adalah skala Guttman,

dimana skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban tegas “Ya-Tidak”

Nasution (2003) untuk mengetahui persentase jawaban responden terhadap

kompetensi, independensi, dan integritas auditor internal pada Kantor BPKP

Perwakilan Provensi Sulawesi Tenggara, peneliti menggunakan rumus sebagai

berikut:

Persentase =

Page 52: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

36

Persentase kecenderungan skor yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan

kriteria interprestasi skor kuisioner, sebagai berikut:

≤ 59% =Tidak memadai

60% -69% = Kurang memadai

70%-79% = Cukup memadai

80%-89% = Memadai

90%-100% = Sangat memadai

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu Kompetensi, independensi dan

Integritas, yang dijabarkan dengan indikator sesuai Permenpan Nomor:

PER/04/M.PAN/03/2008 dan Permenpan Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008, sebagai

berikut:

.

Page 53: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

37

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala Instrumen

Kompetensi

Elfarini (2007)

Auditor harus

mempunyai

pengetahuan,ket

erampilan, dan

kompetensi

lainnya yang

diperlukan untuk

melaksanakan

tanggung jawab

a. Pengetahuan

1. Pendidikan

formal

2. Pendidikan

profesi

b. Pengalaman

1. Pelatihan

teknis

2.Pengalaman

bidang

auditing

Guttman Kuisioner

Independensi

Arrens,

Loebbecke

(1996)

Auditor harus

memiliki sikap

netral dan tidak

bias serta

menghindari

konflik

kepentingan

dalam

merencanakan,

melaksanakan

dan melaporkan

pekerjaan yang

dilakukannya

a. Netral

1. Memiliki

obyektifitas

b. Tidak Bias

1. Gangguan

pribadi

2.Gangguan

eksternal

3.Gangguan

organisasi

Integritas

Permenpan

Nomor:

PER/04/M.PA

N/03/2008

Kualitas yang

melandasi

kepercayaan

publik dan

patokan bagi

anggota dalam

menguji semua

keputusannya.(P

usdiklatwas

BPKP: 2009)

a. Jujur

b. Berani

c. Tanggung Jawab

d. Bijaksana

e. Teliti

Page 54: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1. Sejarah Singkat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra)

BPKP tidak dapat dilepaskan dari sejarah panjang perkembangan lembaga

pengawasan sejak sebelum era kemerdekaan. Dengan besluit Nomor 44 tanggal

31 Oktober 1936 secara eksplisit ditetapkan bahwa Djawatan Akuntan Negara

(Regering Accountantsdienst) bertugas melakukan penelitian terhadap pembukuan

dari berbagai perusahaan negara dan jawatan tertentu. Dengan demikian, dapat

dikatakan aparat pengawasan pertama di Indonesia adalah Djawatan Akuntan

Negara (DAN). Secara struktural DAN yang bertugas mengawasi pengelolaan

perusahaan negara berada di bawah Thesauri Jenderal pada Kementerian

Keuangan. Dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 1961 tentang Instruksi

bagi Kepala Djawatan Akuntan Negara (DAN), kedudukan DAN dilepas dari

Thesauri Jenderal dan ditingkatkan kedudukannya langsung di bawah Menteri

Keuangan. DAN merupakan alat pemerintah yang bertugas melakukan semua

pekerjaan akuntan bagi pemerintah atas semua departemen, jawatan, dan instansi

di bawah kekuasaannya. Sementara itu fungsi pengawasan anggaran dilaksanakan

oleh Thesauri Jenderal. Selanjutnya dengan Keputusan Presiden Nomor 239

Tahun 1966 dibentuklah Direktorat Djendral Pengawasan Keuangan Negara

(DDPKN) pada Departemen Keuangan. Tugas DDPKN (dikenal kemudian

sebagai DJPKN) meliputi pengawasan anggaran dan pengawasan badan

usaha/jawatan, yang semula menjadi tugas DAN dan Thesauri Jenderal. DJPKN

mempunyai tugas melaksanakan pengawasan seluruh pelaksanaan anggaran

Page 55: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

39

negara, anggaran daerah, dan badan usaha milik negara/daerah. Berdasarkan

Keputusan Presiden Nomor 70 Tahun 1971 ini, khusus pada Departemen

Keuangan, tugas Inspektorat Jendral dalam bidang pengawasan keuangan negara

dilakukan oleh DJPKN.

Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 diterbitkan pada tanggal 30

Mei 1983. DJPKN ditransformasikan menjadi BPKP, sebuah lembaga pemerintah

non departemen (LPND) yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Presiden. Salah satu pertimbangan dikeluarkannya Keputusan Presiden

Nomor 31 Tahun 1983 tentang BPKP adalah diperlukannya badan atau lembaga

pengawasan yang dapat melaksanakan fungsinya secara leluasa tanpa mengalami

kemungkinan hambatan dari unit organisasi pemerintah yang menjadi obyek

pemeriksaannya. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tersebut

menunjukkan bahwa Pemerintah telah meletakkan struktur organisasi BPKP

sesuai dengan proporsinya dalam konstelasi lembaga-lembaga Pemerintah yang

ada. BPKP dengan kedudukannya yang terlepas dari semua departemen atau

lembaga sudah barang tentu dapat melaksanakan fungsinya secara lebih baik dan

obyektif. Tahun 2001 dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja

Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali

diubah,terakhir dengan Peraturan Presiden No 64 tahun 2005. Dalam Pasal 52

disebutkan, BPKP mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Pendekatan yang dilakukan BPKP diarahkan

lebih bersifat preventif atau pembinaan dan tidak sepenuhnya audit atau represif.

Page 56: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

40

Kegiatan sosialisasi, asistensi atau pendampingan, dan evaluasi merupakan

kegiatan yang mulai digeluti BPKP. Sedangkan audit investigatif dilakukan dalam

membantu aparat penegak hukum untuk menghitung kerugian keuangan negara.

Masa reformasi ini BPKP banyak mengadakan Memorandum of

Understanding (MOU) atau Nota Kesepahaman dengan pemda dan

departemen/lembaga sebagai mitra kerja BPKP. MoU tersebut pada umumnya

membantu mitra kerja untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangka mencapai

good governance. Sesuai arahan Presiden RI tanggal 11 Desember 2006, BPKP

melakukan reposisi dan revitalisasi fungsi yang kedua kalinya. Reposisi dan

revitalisasi BPKP diikuti dengan penajaman visi, misi, dan strategi. Visi BPKP

yang baru adalah "Auditor Intern Pemerintah yang Proaktif dan Terpercaya dalam

Mentransformasikan Manajemen Pemerintahan Menuju Pemerintahan yang Baik

dan Bersih". Pada akhir 2014, sekaligus awal pemerintahan Jokowi, peran BPKP

ditegaskan lagi melalui Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. BPKP berada dibawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Presiden dengan tugas menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/ daerah dan

pembangunan nasional.

Presiden juga mengeluarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor

9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan

Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka

Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat dengan menugaskan Kepala BPKP untuk

melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan penerimaan negara/daerah

serta efisiensi dan efektivitas anggaran pengeluaran negara/ daerah, meliputi: a.

Page 57: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

41

audit dan evaluasi terhadap pengelolaan penerimaan pajak, bea dan cukai; b. audit

dan evaluasi terhadap pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Instansi

Pemerintah, Badan Hukum lain, dan Wajib Bayar; c. audit dan evaluasi terhadap

pengelolaan Pendapatan Asli Daerah; d. audit dan evaluasi terhadap pemanfaatan

aset negara/ daerah; e. audit dan evaluasi terhadap program/kegiatan strategis di

bidang kemaritiman, ketahanan energi, ketahanan pangan, infrastruktur,

pendidikan, dan kesehatan; f. audit dan evaluasi terhadap pembiayaan

pembangunan nasional/daerah; g. evaluasi terhadap penerapan sistem

pengendalian intern dan sistem pengendalian kecurangan yang dapat mencegah,

mendeteksi, dan menangkal korupsi; h. audit investigatif terhadap penyimpangan

yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah untuk memberikan dampak

pencegahan yang efektif; i. audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan

negara/daerah dan pemberian keterangan ahli sesuai dengan peraturan

perundangan.

4.1.2 Struktur Organisasi

Susunan struktur organisasi BPKP Provinsi Sultra terdiri :

1. Kepala Perwakilan.

2. Bidang Tata Usaha. Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana

dan program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, urusan dalam,

perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan dan pelaporan

hasil pengawasan.

Tugas dan fungsi Bidang Tata Usaha Perwakilan BPKP Sultra

meliputi:

a. Penyusunan rencana dan program pengawasan

Page 58: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

42

b. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan

dalam, perlengkapan dan rumah tangga

c. Pengelolaan perpustakaan

d. Penyusunan laporan berkala hasil pengawasan

3. Bidang Instansi Pemerintah Pusat (IPP) mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana, program, pelaksanaan pengawasan instansi pusat,

dan pinjaman / bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, serta

pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah pusat dan

evaluasi hasil pengawasan.

Tugas dan fungsi Bidang IPP Perwakilan BPKP Provinsi Sultra

meliputi:

a. Pengawasan lintas sektoral Bidang Perekonomian

b. Pengawasan atas permintaan stakeholder Bidang Perekonomian

c. Pengawasan atas proyek pinjaman hutang luar negeri (PHLN)

d. Pengawasan lintas sektoral Bidang Polsoskam

e. Pengawasan Bendahara Umum Negara Bidang Polsoskam

f. Pengawasan atas permintaan presiden Bidang Polsoskam

g. Bimbingan teknis/asistensi penyusunan laporan keuangan instansi

pemerintah

h. Optimalisasi penerimaan Negara

i. Pengawasan atas permintaan stakeholder Bidang Polsoskam

j. Pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.

4. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD). Mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pengawasan instansi

Page 59: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

43

pemerintah daerah atas permintaan daerah serta pelaksanaan pengawasan

penyelenggaraan akuntabilitas, dan evaluasi hasil pengawasan.

Mengacu pada tugas dan fungsi serta wewenang BPKP seperti

diatur dalam PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) dan sesuai dengan peran sebagai Auditor Internal

Pemerintah yang meliputi consulting dan Assurenace,

Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD) BPKP Perwakilan

Provinsi Sultra, antara lain:

a. Asistensi Pengelolaan Keuangan Daerah/Barang Milik Daerah mulai

dari Penganggaran sampai dengan Pertanggungjawaban dan

Implementasi SIMDA Keuangan/PMD/Pendapatan sebagai alat bantu

bagi Pemerintah Daerah;

b. Asistensi dalam Implementasi Probity Audit atas Pengadaan Barang

Jasa yang strategis dan bernilai material, mulai dari perencanaan

sampai dengan pemanfaatan;

c. Asistensi Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP);

d. Asistensi Implementasi SPIP.

e. Asistensi Penyusunan Action Plan terhadap hasil audit.

5. Bidang Akuntan Negara (AN). Mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi

pelaksanaan good corporate governance dan laporan akuntabilitas kinerja

badan usaha milik negara, Pertamina, cabang usaha Pertamina, kontraktor

bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain yang di dalamnya

Page 60: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

44

terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas

permintaan daerah, serta evaluasi hasil pengawasan

Tugas dan fungsi Bidang Akuntan Negara BPKP Perwakilan

Provinsi Sultra, dengan produk layanan sebagai berikut:

a. Audit Kinerja PDAM;

b. Bimtek/Asistensi Penerapan SAK-ETAP PDAM;

c. Asistensi Penyusunan Corporate Plan;

d. Asistensi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) PDAM;

e. Asistensi Majanemen Asset;

f. Asistensi KPI;

g. Asistensi Penyusunan Syarat Administrasi BLUD;

h. Evaluasi Kinerja BLUD RSUD;

i. Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan BLUD;

j. Bimtek/Asistensi Penerapan GCG BUMD;

k. Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan BUMD;

l. Sosialisasi dan Asistensi Manajemen Resiko;

m. Audit Tujuan Tertentu.

6. Bidang Investigasi. Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan pemeriksaan terhadap

indikasi penyimpangan yang merugikan negara, badan usaha milik negara,

dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah,

pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian

bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah

lainnya.

Page 61: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

45

Tugas dan fungsi Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi

Sultra meliputi:

a. Sosialisasi masalah korupsi

b. Bimtek/asistensi implementasi FCP

c. Kajian pengawasan

d. Audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim

e. Audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian

keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik

f. Audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya

7. Bidang P3A (Perencanaan, Pelaporan, dan Pembinaan APIP). Mempunyai

tugas terlaksananya dukungan capaian kinerja unit Perwakilan BPKP

melalui perencanaan dan pelaporan hasil pengawasan serta terlaksananya

pengelolaan dan pembinaan JFA dan APIP secara efektif dan optimal

sesuai dengan kebutuhan stakeholders

Skema 4.1

Struktur Organisasi BPKP Provinsi Sultra

Kepala Perwakilan

BPKP

Bidang

Tata

Usaha

Korwas

Bidang

IPP

Korwas

Bidang

APD

Korwas

Bidang

Akuntan

Negara

Korwas

Bidang

Investigas

i

Korwas

Bidang

P3A

Kasubag

Kepegawaian

Kasubag

Keuangan

Kasubag

Umum

Page 62: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

46

4.1.3 Visi dan Misi BPKP Provinsi Sultra

4.1.3.1 Visi BPKP Provinsi Sultra

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya untuk

Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas

4.1.3.2 Misi BPKP Provinsi Sultra

1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

negara yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan

bebas KKN.

2. Membina penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah

instansi pusat dan daerah

3. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten

4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang

andal bagi Presiden/Pemerintah.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Tingkat Pengembalian Kuisioner

Data penelitian ini dari hasil jawaban atas kuisioner yang dibagikan kepada

auditor BPKP Provinsi Sultra yang berjumlah 62 kuisioner. Adapun pembagian

dan pengembalian kuisioner penelitian ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Page 63: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

47

Tabel 4.1 Deskripsi dan Persentase

Pembagian dan pengembalian kuisioner

No

.

Uraian Jumlah

(rangkap)

Persentase

(%)

1. Kuisioner yang dibagi 62 100

2. Kuisioner yang tidak

kembali 2 3,22

3. Kuisioner yang kembali 60 96,77

4. Kuisioner yang dapat

dianalisis 60 96,77

5. Kuisioner yang tidak dapat

dianalisis 2 3,23

( Sumber: Data hasil pengembalian kuisioner tahun 2016)

Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase kuisioner yang kembali

(responden rate) adalah sebesar 96,77% yaitu sebanyak 60 kuisioner. Kuisioner

yang dapat dianalisis berjumlah 60 dengan persentase sebesar 96,77%. Penelitian

yang dilakukan pada BPKP Provinsi Sultra terdiri dari 3 variabel dengan 29 item

pertanyaan yang diajukan kepada responden dan memberikan persentase pada

jawaban yang diberikan oleh responden tersebut.

4.2.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin,

pendidikan, jurusan, jabatan dan masa kerja. Sebanyak 62 kuesioner yang

disebarkan kepada responden, 60 yang dikembalikan. Dengan demikian tingkat

pengembalian kuesioner responden yang diperoleh adalah 96,77%. Adapun

gambaran mengenai responden pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.2.2.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian yang dilakukan atas kuesioner yang disebarkan kepada 60

Responden Bidang Kordinator Pengawasan (Korwas) BPKP Provinsi Sultra,

maka diperoleh data untuk karakteristik Jenis Kelamin responden sebagai berikut:

Page 64: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

48

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) Persentase (%)

Laki-laki 42 70

Perempuan 18 30

Jumlah 60 100

Sumber: Data Primer diolah 2016

Tabel di atas dapat dikemukakan bahwa jumlah responden laki-laki

mayoritas lebih banyak dibandingkan dengan perempuan, dimana jumlah laki-

laki sebanyak 42 orang atau 70% dari total responden dan perempuan berjumlah

18 orang atau 30% dari total jumlah responden yaitu 60 orang.

4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Hasil penelitian yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada

60 orang responden Bidang Korwas BPKP Provinsi Sultra, menunjukkan data

tentang karakteristik Pendidikan Responden sebagai berikut:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat

Pendidikan

Frekuensi

(Orang)

Persentase

(%)

D3 12 20%

S1 45 75%

S2 3 5%

Jumlah 60 100

Sumber : Data primer diolah 2016

Tabel di atas dapat dikemukakan bahwa Bidang Korwas yang menjadi

responden dalam penelitian ini mayoritas lulusan pendidikan akuntansi program

Strata (S1), yakni sebanyak 45 orang atau 75%, Diploma (D3), yakni sebanyak 12

orang atau 20%, dan program PascaSarjana (S2) sebanyak 3 orang atau 5% dari

total responden.

Page 65: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

49

4.2.2.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan /Jurusan

Hasil penelitian yang diperoleh memalui kuisioner yang disebarkan kepada

Responden Bidang Korwas BPKP Provinsi Sultra, menampilkan data karakteristik

Pendidikan/ Jurusan Responden sebagai berikut:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan/Jurusan

Pendidikan /

Jurusan

Frekuensi

(Orang)

Persentase

Akuntansi 52 88%

Manajemen 5 9%

Statistik 1 1%

Komputer 1 1%

Pertanian 1 1%

Jumlah 60 100%

Sumber : Data Primer diolah 2016

Tabel di atas dapat dikemukakan bahwa Bidang Korwas yang menjadi

responden dalam penelitian ini mayoritas lulusan pendidikan/jurusan akuntansi

yakni sebanyak 52 orang atau 88%, disusul pendidikan/jurusan manajemen yakni

sebanyak 5 orang atau 9%, pendidikan/jurusan statistik, komputer, dan pertanian

masing-masing 1 orang atau masing-masing 1% dari total responden.

4.2.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Hasil penelitian yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada

Responden Bidang Korwas BPKP Provinsi Sultra, menampilkan data karakteristik

Jabatan Responden sebagai berikut:

Page 66: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

50

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Jabatan Frekuensi

(Orang)

Persentase

(%)

Bidang IPP 17 28.33

Bidang APD 17 28,33

Bidang Akuntan Negara 8 13,33

Bidang Investigasi 8 13,33

Bidang P3APIP 10 16,67

Jumlah 60 100

Sumber : Data primer diolah 2016

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa Bidang IPP (Instansi

Pemerintah Pusat) ini berjumlah 17 orang atau 28,33%, Bidang APD

(Akuntabilitas Pemerintah Daerah) berjumlah 17 orang atau 28,33%, Bidang

Akuntan Negara berjumlah 8 orang atau 13,33%, Bidang Investigasi berjumlah 8

orang atau 13,33%, dan Bidang P3APIP (Perencanaan, Pelaporan, dan Pembinaan

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah) berjumlah 10 orang atau 16,67%.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum responden yang

berada pada BPKP Provinsi Sultra mayoritas melakukan tugas pengawasan pada

kebijakan/prosedur-prosedur yang ada.

4.2.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Hasil penelitian yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada

Responden Korwas BPKP Provinsi Sultra, diperoleh data tentang karakteristik

Masa Kerja Responden sebagai berikut:

Page 67: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

51

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja

(Tahun)

Frekuensi

(Orang)

Persentase

(%)

1-10 32 53,33

11-20 10 16,67

21-40 18 30

Jumlah 60 100

Sumber : Data primer diolah 2016

Tabel di atas menampilkan mayoritas responden BPKP Provinsi Sultra

memiliki masa kerja 1 - 10 tahun yakni sebanyak 32 orang dengan persentase

53.33% dari 60 jumlah Responden. Jumlah untuk masa kerja 11-20 tahun adalah

10 orang atau 16.67% dan jumlah untuk masa kerja 21-40 adalah 18 orang atau

30% dari total jumlah responden. Hal tersebut berarti mayoritas auditor BPKP

Provinsi Sultra memiliki pengalaman memadai berdasarkan masa kerja yang

sudah mereka lewati.

4.2.3 Kualifikasi Kompetensi Auditor Internal pada BPKP Provinsi Sultra

Kompetensi yang dimiliki seorang auditor tidak terlepas dari pendidikan

formal. Namun pendidikan formal tidak cukup untuk menjawab tantangan

perubahan yang terjadi diperlukan pelatihan audit berkelanjutan sehingga

kompetensi auditor memadai dan menghasilkan kualitas audit yang baik. Adapun

distribusi jawaban kuisioner untuk kompetensi yang dimiliki auditor internal pada

BPKP Provinsi Sultra dan presentase kecendrungan jawabanya adalah sebagai

berikut :

Page 68: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

52

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban untuk Kompetensi

No Jawaban Jawaban Total

Pertanyaan Ya Tidak

1 48 12 60

2 45 15 60

3 60 0 60

4 60 0 60

5 50 10 60

6 60 0 60

7 57 3 60

8 57 3 60

Total 437 43 480

Sumber : Data primer diolah 2016

Persentase kecenderungan skor jawaban kuisisoner adalah sebagai berikut:

Diagram 4.1

Persentase Kompetensi Berdasarkan Hasil Jawaban Kuisioner

Persentase =

Persentase Kompetensi =

= 91%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Ya

Tidak

Page 69: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

53

Berdasarkan tabel 4.7 dan diagram 4.1 di atas menunjukan perhitungan

persentase kompetensi auditor internal dari hasil kuisioner yang telah disebar

sesuai jumlah pertanyaan dan banyaknya responden yang telah dikemukakan yaitu

sebanyak 8 pertanyaan dan 60 responden, dengan jumlah 437 (91%) jawaban YA

dan jumlah 43 (9%) jawaban Tidak. Dari jawaban para responden , menunjukkan

tingkat persentase kompetensi auditor internal pada BPKP Provinsi Sultra

mencapai 91%. Dengan demikian tingkat persentase kompetensi auditor internal

pada BPKP Provinsi Sultra dikatakan sangat memadai, sehingga auditor internal

pada BPKP Provinsi Sultra memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sangat

memadai dalam pelaksanaan tugasnya.

4.2.4 Independensi Auditor pada BPKP Provinsi Sultra

Semua yang berkaitan dengan audit harus independen dan auditor harus

bebas dari intervensi dan menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan,

melaksanakan dan melaporkan hasil audit. Menolak menerima penugasan audit

jika pada saat yang sama mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi,

melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi jika independensi atau

obyektivitas terganggu dan pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang

menghadapi gangguan terhadap konflik kepentingan serta menolak suatu

pemberian dari auditi jika dapat dipengaruhi oleh pandangan subyektif dari pihak

manapun.

Adapun distribusi jawaban indepedensi dan persentase kecenderungan

skor jawaban yang didapatkan peneliti di BPKP Provinsi Sultra sebagai berikut:

Page 70: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

54

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban untuk Independensi

No Jawaban Jawaban Total

Pertanyaan Ya Tidak

1 60 0 60

2 60 0 60

3 60 0 60

4 56 4 60

5 55 5 60

6 54 6 60

7 60 0 60

8 60 0 60

Total 465 15 480

Sumber : Data primer diolah 2016

Persentase kecenderungan skor jawaban kuisioner adalah sebagai berikut:

Diagram 4.2

Presentase Independensi berdasarkan hasil jawaban kuisioner

Berdasarkan tabel 4.8 dan diagram 4.2 di atas, menjelaskan perhitungan

persentase independensi APIP dan auditor internal dari hasil kuisioner yang telah

disebar sesuai jumlah pertanyaan dan banyaknya responden yang telah

dikemukakan yaitu sebanyak 8 pertanyaan dan 60 responden, dengan jumlah 465

(97%) jawaban YA dan 15 (3%) jawaban Tidak. Dari jawaban para responden,

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Ya

Tidak

Persentase =

Persentase

Independensi =

= 97%

Page 71: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

55

diketahui tingkat persentase independensi auditor internal pada BPKP Provinsi

Sultra mencapai 97%. Dengan demikian tingkat persentase independensi auditor

internal pada BPKP Provinsi Sultra dikatakan sangat memadai.

4.2.5 Integritas Auditor pada BPKP Provinsi Sultra

Kode etik IAI dan APIP, menegaskan bahwa setiap auditor harus

mempertahankan integritas yang tinggi dalam menjalankan setiap tugasnya.

Dalam mempertahankan integritas setiap auditor akan tetap mempunyai kejujuran,

komitmen, berani dan tanpa prestensi dan mempertahankan obyektifitas,

bertindak adil tanpa dipengaruhi oleh tekanan atau permintaan tertentu maupun

kepentingan pribadinya dalam pekerjaan yang dilaksanakannya, sehingga kinerja

yang dihasilkan menjadi lebih baik.

Adapun distribusi jawaban mengenai integritas dan persentase

kecenderungan skor jawaban adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9

Distribusi Jawaban untuk Integritas

No Jawaban Jawaban Total

Pertanyaan Ya Tidak

1 60 0 60

2 60 0 60

3 60 0 60

4 60 0 60

5 60 0 60

6 60 0 60

7 60 0 60

8 60 0 60

9 60 0 60

10 60 0 60

11 60 0 60

12 60 0 60

13 45 15 60

Total 765 15 780

Sumber : Data primer diolah 2016

Page 72: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

56

Persentase kecenderungan skor jawaban kuisioner adalah sebagai berikut:

Diagram 4.1

Diagram 4.3

Persentase Integritas Berdasarkan Hasil Jawaban Kuisioner

Berdasarkan tabel 4.9 dan diagram 4.3 di atas, perhitungan persentase

integritas auditor internal dari hasil kuisioner yang telah disebar sesuai jumlah

pertanyaan dan banyaknya responden yang telah dikemukakan yaitu sebanyak

13 pertanyaan dan 60 responden, dengan jumlah 765 (98%) jawaban Ya dan 15

(2%) jawaban Tidak. Dari jawaban para responden, diketahui tingkat persentase

integritas auditor internal pada BPKP Provinsi Sultra mencapai 98%. Dengan

demikian tingkat persentase integritas auditor internal pada BPKP Provinsi

Sultra dikatakan sangat memadai, sehingga auditor internal pada BPKP Provinsi

Sultra memiliki moral yang baik dan sikap jujur dalam mengungkapkan temuan

audit, berani mengambil pendapat sesuai dengan fakta meskipun mengabaikan

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Ya

Tidak

Persentase =

Persentase Integritas =

= 98%

Page 73: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

57

tekanan auditi, bertanggung jawab dan bijaksana. Keempat unsur ini diperlukan

untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan

keputusan yang tepat.

4.3 Pembahasan Analisis Kompetensi, Indepedensi dan Integritas Auditor

Internal pada BPKP Provinsi Sultra

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada BPKP Provinsi Sultra

maka penulis berpendapat bahwa kompetensi, independensi dan integritas yang

dimiliki auditor internal pada BPKP sangat memadai, hal ini dapat dilihat dari

hasil penelitian terhadap indikator yang telah diteliti. Adapun penjabarannya

sebagai berikut:

4.3.1 Kompetensi Auditor Internal pada BPKP Provinsi Sultra

Karakteristik pendidikan auditor BPKP Provinsi Sultra menunjukkan

mayoritas uditor memiliki pendidikan formal sarjana strata satu akuntansi

bahkan beberapa orang adalah lulusan pascasarjana. Dengan tingkat pendidikan

yang memadai ini menunjukkan tingkat kualitas kompetensi auditor sehingga

dengan kompetensi tersebut auditor dapat melakukan audit secara obyektif,

cermat, dan saksama. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Elfarini

(2007) bahwa auditor yang memiliki kompetensi yang memadai dapat melakukan

audit secara obyektif. Sedang Harhinto (2004) menemukan bahwa dengan

pengetahuan atau kompetensi akan mempengaruhi keahlian auditor yang pada

gilirannya akan menentukan kualitas audit.

Karakteristik lama masa kerja auditor BPKP Provinsi Sultra terkait erat

dengan pengalaman yang dimiliki auditor. Separuh jumlah auditor BPKP

Provinsi Sultra memiliki masa kerja 11 samapi 40 tahun, suatu masa kerja yang

Page 74: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

58

sangat memadai. Sejalan dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa semua

auditor menyatakan bahwa lamanya bekerja sebagai auditor membuat auditor

lebih mudah memahami masalah yang terkait dengan tugas pengawasan.

Mayangsari (2003) mengatakan bahwa auditor yang berpengalaman memiliki

keunggulan dalam hal, yaitu mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan secara

akurat, dan mencari penyebab kesalahan. Sedangkan Lauw Tjun Tjun (2012)

memberikan bukti empiris bahwa seseorang yang berpengalaman dalam suatu

bidang subtantif memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya.

Semakin banyak pengalaman seseorang, maka hasil pekerjaannya semakin akurat

dan lebih banyak mempunyai memori tentang struktur kategori yang rumit.

Sejalan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Kurniawan

(2016) tentang kompetensi auditor BPKP Provinsi Sultra yakni mayoritas

menjawab sangat setuju bahwa auditor dalam melaksanakan tugasnya dituntut

untuk memilki pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan keterampilan yang

diperlukan untuk melaksanakan tugas, tuntutan ini bukan saja dilakukan

berdasarkan penugasan dalam seminar, lokakarya, atau pelatihan dari intansinya

melainkan juga dilakukan secara mandiri oleh auditor yang bersangkutan. Hal ini

menunjukkan bahwa auditor BPKP Provinsi Sultra memegang teguh sikap dan

prinsip kompetensi.

Karakteristik pendidikan dan masa kerja (pengalaman) auditor BPKP

Provinsi Sultra ini telah selaras dengan tingkat persentase kompetensi auditor

internal pada BPKP Provinsi Sultra. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan

menunjukkan tingkat persentase kompetensi auditor sebesar 91%. Ini

menunjukkan bahwa auditor internal BPKP Provinsi Sultra memiliki

Page 75: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

59

kompetensi sangat memadai. Kompetensi auditor dapat dilihat dari pendidikan

formal, pengetahuan, pengalaman dengan masa kerja rata-rata cukup lama dan

kompetensi lainnya yang dimiliki. Auditor juga mempunyai Sertifikasi Jabatan

Fungsional Auditor (JFA) yang dapat menunjang kompetensi yang dimiliki dan

mempunyai pengetahuan teknis dalam bidang audit serta mengikuti pendidikan

dan pelatihan profesional berkelanjutan sehingga menunjang kompetensi auditor.

Selanjutnya, dalam menjalankan tugas dan fungsinya auditor internal pada BPKP

Provinsi Sultra telah mempunyai kompetensi yang sangat memadai sehingga

diharapkan mampu menghasilkan laporan audit yang baik dan berkualitas.

4.3.2 Independensi Auditor Internal pada BPKP Provinsi Sultra

Kode etik akuntan tahun 1994 menyatakan bahwa independensi adalah

sikap yang diharapkan dari seorang auditor. Independensi menyangkut

kemampuan untuk bertindak obyektif. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh seorang

auditor yang secara psikologis memiliki intelektual tinggi atau pendidikan tinggi

yang telah dimiliki mayoritas auditor BPKP Provinsi Sultra.

Arens dan Loebbecke (1996) mengatakan independensi adalah sikap tidak

memihak di dalam menyelenggarakan pengujian audit, evaluasi hasil

pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Sikap ini terbentuk dalam dua sudut

pandang yaitu pertama independensi dalam kenyataan berarti auditor menjaga

sikap tidak memihak dalam melaksanakan pemeriksaan, dan kedua independensi

dalam penampilan berarti auditor bersikap tidak memihak menurut persepsi

pemakai laporan keuangan. Hasil jawaban responden atas item pertanyaan bahwa

auditor bersikap netral dan tidak bias menunjukkan bahwa semua responden

menjawab Ya, berarti auditor sangat menjunjung tinggi sikap ini, dan pada item

Page 76: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

60

pertanyaan bahwa jika independensi atau obyektivitas terganggu baik secara fakta

maupun secara penampilan maka auditor melaporkan kepada pimpinan APIP,

mayoritas responden pada item ini menjawab Ya, ini menunjukkan bahwa

mayoritas auditor BPKP Provinsi Sultra menjunjung tinggi sikap independensi

dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

Hasil penelitian Kurniawan (2016) pada indikator obyektivitas auditor

BPKP Provinsi Sultra, mayoritas responden menjawab sangat setuju dengan sikap

ini. Hal ini menunjukkan bahwa auditor BPKP Provinsi Sultra memegang teguh

sikap dan prisip obyektivitas yang harus dimilki oleh seorang auditor, hal mana

telah sejalan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan ini.

Secara keseluruhan tingkat persentase independensi auditor internal

BPKP Provinsi Sultra dari hasil penelitian ini menunjukkan tingkat persentase

sebesar 97%. Hal ini menunjukkan independensi auditor sangat memadai. Auditor

dalam melaksanakan tugasnya sangat independen. Hal ini dapat dilihat dalam

melaksanakan tugasnya auditor bebas dari intervensi dan menghindari konflik

kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan hasil audit.

Memiliki sikap netral dan tidak bias. Menolak menerima penugasan audit jika

pada saat yang sama mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi,

melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi jika independensi atau

obyektivitas terganggu dan pimpinan APIP menggantikan auditor yang

menghadapi gangguan terhadap konflik kepentingan serta auditor menolak suatu

pemberian dari auditi jika dapat dipengaruhi oleh pandangan subyektif dari pihak

manapun. Dengan demikian auditor bekerja secara objektif dengan menyimpulkan

temuan berdasarkan bukti yang relevan dan akurat.

Page 77: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

61

Independensi adalah kebebasan dari kondisi yang mengancam kemampuan

aktivitas audit intern. Independensi dan obyektivitas auditor BPKP Provinsi Sultra

sangat tinggi dan sangat memadai juga karena didukung pimpinan APIP atau

BPKP yang memiliki akses langsung dan tak terbatas kepada atasan pimpinan

APIP atau BPKP bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI, untuk

mencapai tingkat independensi yang diperlukan dalam melaksanakan tanggung

jawab aktivitas audit intern secara efektif. Ancaman independensi ini dikelola

pada tingkat individu auditor. Dengan demikian, auditor BPKP Provinsi Sultra

bebas dari pengaruh atau tekanan dari pihak manapun dalam membuat keputusan.

Keputusan tersebut dibuat dengan mengabaikan kepentingan pribadi, kelompok

dan pihak manapun, tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

Independensi ini dapat tercapai juga karena didukung oleh moral atau integritas

auditor BPKP Provinsi Sultra yang sangat memadai, hal ini dapat dilihat pada

pembahasan selanjutnya.

4.3.3 Integiritas Auditor Internal pada BPKP Provinsi Sultra

Kriteria auditor sesuai Permenpan No: Per/04/M.Pan/03/2008 adalah

auditor harus memiliki integritas yaitu dengan memiliki kepribadian yang

dilandasi oleh unsur berani, jujur, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk

membangun kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan

yang andal. Hasil penelitian pada indikator keberanian ini menunjukkan bahwa

semua responden menjawab Ya pada item (1,2, dan 3) pertanyaan bahwa auditor

tidak takut dari intimidasi dan tidak tunduk karena tekanan yang dilakukan oleh

orang lain guna mempengaruhi sikap dan pendapatnya; auditor memiliki rasa

percaya diri yang besar dalam menghadapi berbagai kesulitan; dan auditor tetap

Page 78: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

62

mengungkapkan semua hasil audit yang sebenarnya, walaupun ada tekanan dari

pihak lain.

Dalam memenuhi kewajiban atas aturan perilaku melaksanakan tugasnya

secara jujur, hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden menjawab Ya

pada item pertanyaan bahwa auditor meyakini dalam pekerjaan, kejujuran akan

bermanfaat dalam jangka panjang; auditor menolak menerima fasilitas dalam

bentuk apapun yang bukan haknya; dan auditor tidak membenarkan tindakan yang

melanggar hukum, yang dilakukan oleh seseorang/sekelompok orang atau suatu unit

organisasi termasuk objek pemeriksaannya sendiri. Jadi dalam hal ini auditor telah

berperilaku jujur dengan tindakan dan sikap terpuji.

Dalam memenuhi perilaku bertanggung jawab sebagai auditor yang dapat

dipercaya guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal

tercermin dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua responden

menjawab Ya pada item pertanyaan bahwa dalam pelaksanaan audit, auditor

mempertimbangkan kepentingan negara; dan auditor benar-benar menjalankan

pemeriksaan berdasarkan peraturan dan prosedur yang ditetapkan walaupun tidak

diawasi.

Sedangkan dalam memenuhi kewajiban mematuhi perilaku bijaksana

sebagai auditor tercermin dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua

responden menjawab Ya pada item pertanyaan bahwa auditor dalam

melaksanakan tugas, auditor selalu mempertimbangkan permasalahan berikut

akibat-akibatnya dengan seksama; dan auditor mengemukakan kelemahan dan

saran perbaikan yang dianggap benar dan tidak merugikan objek pemeriksaan.

Page 79: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

63

Untuk memenuhi kewajiban aturan perilaku teliti dalam melaksanakan

tugas audit investigasi tercermin dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden menjawab Ya pada item pertanyaan bahwa auditor dalam

audit investigasi ketelitian auditor sangat diperlukan agar dokumen hasil

pemeriksaan tidak mudah dianulir tersangka; dan auditor selalu mengungkapkan

semua fakta-fakta yang diketahuinya selama pemeriksaan, dalam batasan

kerahasiaan objek pemeriksaan. Dengan demikian auditor BPKP Provinsi Sultra

telah menunjukkan dan memiliki integritas yaitu dengan memiliki kepribadian

yang dilandasi perilaku berani, jujur, bijaksana dan teliti serta bertanggung jawab,

menunjukkan kesetiaan kepada profesi dan organisasi, mematuhi peraturan

perundang-undangan, menjaga citra, tidak menjadi bagian kegiatan ilegal yang

dapat mendiskreditkan profesi APIP atau organisasi.

Selaras dengan penelitian ini, hasil penelitian Kurniawan (2015) pada

indikator integritas menunjukkan bahwa mayoritas menjawab setuju dan sangat

setuju pada item pernyataan Integritas yang menjelaskan bahwa auditor dituntut

untuk memiliki kepribadian yang dilandasi sikap jujur, berani, bijaksana dan

bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan guna memberikan dasar bagi

pengambilan keputusan yang handal. Hal ini menunjukkan bahwa BPKP Provinsi

Sultara memegang teguh sikap dan prinsip integritas dalam melaksanakan setiap

penugasannya.

Pada penelitian ini secara keseluruhan tingkat persentase integritas auditor

internal pada BPKP Provinsi Sultra dengan indikatornya yakni berani, jujur,

tanggung jawab, bijaksana, dan teliti menunjukkan tingkat persentase sebesar

98%. Hal ini menunjukkan auditor BPKP Provinsi Sultra mempunyai integritas

Page 80: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

64

sangat memadai. Maka dapat dilihat dalam menjalankan tugasnya auditor tidak

takut dari intimidasi dan tidak tunduk karena tekanan yang dilakukan orang lain,

menolak menerima fasilitas dalam bentuk apapun yang bukan haknya, tidak

membenarkan tindakan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh seseorang,

mengungkapkan semua fakta-fakta yang diketahuinya dalam batasan kerahasiaan

obyek pemeriksaan, dan teliti dalam audit investigasi agar dokumen tidak mudah

dianulir tersangka serta menjalankan pemeriksaan berdasarkan peraturan dan

prosedur yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan kepentingan negara.

Dengan demikian auditor BPKP Provinsi Sultra telah memiliki integritas yang

merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan

dalam melaksanakan tugas bagi auditor dalam menguji semua keputusan yang

diambilnya.

Hasil penelitian ini diperoleh melalui kuisioner yang berisi pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan erat dengan kompetensi, indepedensi dan integritas

auditor internal pada BPKP Provinsi Sultra sebagai berikut:

Tabel 4.10

Perhitungan Kompetensi, Indenpedensi dan Integiritas Auditor Internal

pada BPKP Provinsi Sultra Berdasarkan Hasil Jawaban Kuisioner Semua

Variabel

Variabel Jawaban Jawaban Jumlah

Ya Tidak Jawaban

Kompetensi 437 43 480

Independensi 465 15 480

Integritas 765 15 780

Jumlah 1667 73 1740

Sumber : Data primer diolah 2016

Page 81: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

65

Diagram 4.4

Persentase Kompetensi, Indenpedensi dan Ingteiritas Auditor Internal

BPKP Sultra Berdasarkan Hasil Jawaban Kuisioner Semua Variabel

Berdasarkan tabel 4.10 dan diagram 4.4 di atas, perhitungan persentase

hasil jawaban kuisioner dari semua variabel kompetensi, independensi dan

integritas auditor internal pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Provinsi Sulawesi Tenggara dari kuisioner yang disebar sesuai jumlah

pertanyaan dan banyaknya responden yang telah dikemukakan ada 1667 atau

95,80% jawaban Ya dan 73 atau 4,20% jawaban Tidak, dapat disimpulkan bahwa

kompetensi, independensi dan integritas auditor internal pada Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara sangat memadai. Hal

ini terbukti dari hasil pengujian dengan perolehan nilainya 96%.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Kompetensi, Independensi, dan Integritas Auditor

Internal Pada BPKP Prov. Sultra

Ya

Tidak

Persentase =

Persentase =

= 95.80%

Page 82: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat

disimpulkan bahwa auditor internal pada BPKP Provinsi Sultra telah memiliki

kompetensi, indepedensi dan integritas yang sangat baik. Hal ini terbukti dengan

hasil jawaban kuisioner dari 60 responden yaitu dengan nilai 94% yang berarti

kompetensi, indepedensi dan integritas auditor internal pada BPKP Provinsi Sultra

sangat memadai.

5.2 Saran

Setelah mengadakan penelitian dan pembahasan maka penulis

menganjurkan saran perbaikan yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar

pertimbangan dan masukan bagi auditor internal BPKP Provinsi Sultra dan

selanjutnya saran dan masukanya sebagai berikut:

1. Auditor internal pada BPKP Provinsi Sultra seharusnya terus

mengikuti/mengadakan pelatihan-pelatihan pengauditan secara berkelanjutan

sehingga mampu menjawab tantangan perkembangan dalam permasalahan

audit.

2. Auditor internal pada BPKP Provinsi Sultra seharusnya dalam melakukan

pengauditan terus berhati-hati dan mengutamakan ketelitian sehingga apa

yang dihasilkan dalam suatu pengauditan tidak mudah dianulir.

3. Untuk mempertajam pengkajian suatu permasalahan dalam hal menilai

kompetensi, independensi dan integritas auditor dalam pengauditan,

Page 83: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

67

penelitian ini masih perlu dilakukan kembali dengan berbagai metode

penelitian yang lain.

4. Dalam hal penelitian selanjutnya yang membahas mengenai permasalahan

kompetensi, independensi dan integritas auditor dalam pengauditan,

disarankan juga mempertimbangkan berbagai macam standar pengauditan

sehingga hasil yang dicapai dapat menjadi rujukan perbaikan kualitas auditor.

5. Penelitian selanjutnya, dapat dilakukan dengan paradigma lain.

Page 84: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

68

DAFTAR PUSTAKA

Arens, A. A. and J. K. Loebbecke. 1996. Auditing: Suatu Pendekatan Terpadu.

Terjemahan oleh Amir Abadi Jusuf. Buku Satu. Jakarta : Salemba Empat.

Bastian, Indra. 2007. Audit Sektor Publik. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.

Departemen Pendidikan Nasional. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :

Balai Pustaka.

Dwi Rahmawati. 2016. Analisis Profesionalisme Auditor Internal pada

Inspektorat Kota Kendari

Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor

terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Gusti Ngurah Rai. (2008). Audit Kinerja Sektor Publik; Konsep, Praktik, Studi

Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Haryono, Jusup. (2001). Auditing (Pengauditan). Yogyakarta : STIE YKPN.

Harhinto, Teguh. 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas

Audit Studi Empiris Pada KAP di Jawa Timur. Semarang. Tesis. MAKSI :

Universitas Diponegoro.

Instruksi Presiden. Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Peningkatan Kualitas Sistem

Pengendalian Intern, Menkumham RI. Jakarta.

Kasidi. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor. Tesis.

Semarang: Program Pascasarjana Magister Sains Akuntansi, Universitas

Diponegoro.

Khairiah, Syafina. 2009. Pengaruh Profesionalime dan Pengalaman Auditor BPK

Perwakilan Provinsi Sumatra Utara terhadap Tingkat Materialitas dalam

Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah. Tesis USU.

Kisnawati, Baiq. 2012. Pengaruh Kompetisi, Independensi, dan Etika terhadap

Kualitas Auditor (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah di Inspektorat

Kabupaten dan Kota Se-Pulau Lombok). Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan.

Vol. 8 No. 3 November 2012 Hal 159-169.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:

Erlangga

Kurniawan Harminsyah. 2016. Pengaruh Etika Profesi dan Kecerdasan Spiritual

Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi empiris pada BPKP Provisi Sultra.

Lastanti, Sri Hexana. 2005. Tinjauan terhadap Kompetensi dan Independensi

Akuntan Publik: Refleksi atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi,

Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005 Hal 85-97.

Page 85: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

69

Lauw Tjun Tjun, Elyzabet I. M., dan Santy Setiawan. 2012. Pengaruh

Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal

Akuntansi. Bandung: Program Studi Akuntansi, Universitas Kristen

Maranatha.

Munawir H.S. 1999. Auditing Modern. Buku 1. Yogyakarta : BPFE.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. Auditing. Jakarta : Salemba Empat.

Murtanto dan Gudono. 1999. Identifikasi Karakteristik-Karakteristik Audit

Profesi Akuntan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan

Auditing 2 (1) Januari.

Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh Keahlian dan Independensi terhadap

Pendapat Audit: Sebuah Kuasieksperimen. Jurnal Riset Akuntansi

Indonesia Vol.6 No.1 (Januari).

Najib, Ayu Dewi Riharna. 2013. Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika

terhadap Kualitas Audit. Studi pada Auditir Pemerintah di BPKP

Perwakilan Provinsi Sul-Sel

Nasution, S. 2003. Metode Research. (Penelitian Ilmiah). Penerbit Bumi Aksara.

Jakarta.

Peraturan Pemerintah RI. Nomor 60. 2008. Tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah. Jakarta

Peraturan Presiden RI. Nomor 192. 2014. Tentang Badan Pemeriksa Keuangan

dan Pembangunan. Jakarta : Menkumham RI.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. 2008. Standar Audit Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. 2008. Kode Etik Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah.

Pusdiklatwas BPKP. 2009. Integritas Aditor. Jakarta

Soegiastuti, Janti. 2005. Persepsi Masyarakat Terhadap Independensi Auditor

Dalam Penampilan (Studi Empiris Pada Analis Kredit BKK Jawa

Tengah). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi UNDIP.

Sugiyono. 1999. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Sukriah, Ika. Akram dan Biana Adha Inapty. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja,

Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas

Hasil Pemeriksaan. Palembang :SNA XII

Page 86: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

70

Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Edisi Pertama. Kendari:

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo.

http://www.bpkp.go.id. Diakses pada 28 Februari 2016 pukul 14.44 wita.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/34816. Diakses pada tanggal 4 Mei 2015

pukul 11.49 wita.

Nartocalonlegislator.blogspot.co.id

http://news.detik.com/read/2013/07/25/190845/2314690/10/auditor-bpkp-akui-

terima-duit-dari-kemendikbud (Kasus Pelanggaran Etika Profesi Auditor BPKP)

Sultrakini.com.selasa,12 april 2016.08:52

ww1.sultrakini.com

http:/www.bpk.go.id.

Page 87: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL KOMPETENSI, INTEGRITAS, DAN

INDEPENDENSI AUDITOR INTERNAL

Berilah tanda centang pada jawaban “YA”dan “TIDAK”. Yang menurut bapak/ibu sesuai atau paling tepat

N

o Pertanyaan

Jawaban

Ya Tidak

KOMPETENSI

1. Apakah pimpinan BPKP/APIP mempersyaratkan auditor memiliki pendidikan formal S1?

2. Apakah saudara memahami Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP)?

3. Apakah lamanya bekerja sebagai auditor membuat auditor lebih mudah memahami

masalah?

4. Apakah saudara telah mengikuti pelatihan/ bimbingan teknis di bidang auditing?

5.

Apakah saudara mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) ?

6. Sebagai upaya untuk memenuhi tuntutan perubahan yang terjadi, apakah

peningkatan pengetahuan dan keterampilan Auditor sangat mutlak diperlukan?

7. Apakah pendidikan dan pelatihan audit yang dimiliki auditor memadai untuk mengungkap kecurangan?

8. Apakah pelatihan audit yang dimiliki auditor memadai untuk menjamin kualitas audit?

N

o Pertanyaan

Jawaban

Ya Tidak

Independensi

1. Apakah auditor bebas dari intervensi dan mendapat dukungan dari pimpinan

tertinggi?

2. Apakah auditor harus memiliki sikap netral dan tidak bias?

3. Apakah auditor menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan,

melaksanakan, dan melaporkan hasil audit?

4. Apakah auditor menolak menerima penugasan audit jika pada saat yang sama

mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi seperti hubungan 1 social,

kekeluargaan atau hubungan lainnya.?

5. Apakah auditor melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi jika

independensi atau obyektivitas terganggu baik secara fakta maupun penampilan?

6. Apakah pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang menghadapi

gangguan terhadap konflik kepentingan?

7. Apakah auditor selalu menolak suatu pemberian dari auditi yang terkait dengan

keputusan maupun pertimbangan profesionalnya?

8. Apakah auditor tidak dapat dipengaruhi oleh pandangan subyektif dari pihak

manapun yang berkepentingan?

Page 88: SKRIPSI ANALISIS KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1C112161_sitedi_SKIRPSI PDF (UNTUK... · bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

N

o Pertanyaan

Jawaban

Ya Tidak

INTEGRITAS

a. Berani

1. Apakah auditor tidak takut dari intimidasi dan tidak tunduk karena tekanan

yang dilakukan oleh orang lain guna mempengaruhi sikap dan pendapatnya?

2. Apakah auditor harus memiliki rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi

berbagai kesulitan?

3. Apakah auditor tetap mengungkapkan semua hasil audit yang sebenarnya,

walaupun ada tekanan dari pihak lain?

b. Jujur

4. Dalam pekerjaan, apakah kejujuran akan bermanfaat dalam jangka panjang?

5. Apakah auditor menolak menerima fasilitas dalam bentuk apapun yang bukan

haknya?

6. Apakah auditor tidak membenarkan tindakan yang melanggar hukum, yang dilakukan

oleh seseorang/sekelompok orang atau suatu unit organisasi termasuk objek

pemeriksaannya sendiri?

c. Tanggung Jawab

7. Dalam pelaksanaan audit, apakah auditor mempertimbangkan kepentingan

negara?

8. Apakah auditor benar-benar menjalankan pemeriksaan berdasarkan peraturan

dan prosedur yang ditetapkan walaupun tidak diawasi ?

d. Bijaksana

9. Apakah auditor selalu mempertimbangkan permasalahan berikut akibat-

akibatnya dengan seksama?

10. Apakah integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan

merupakan patokan bagi auditor dalam menguji semua keputusan yang

diambilnya?

11. Apakah auditor mengemukakan kelemahan dan saran perbaikan yang dianggap

benar dan tidak merugikan objek pemeriksaan?

d. Teliti.

12. Apakah dalam audit investigasi ketelitian auditor sangat diperlukan agar

dokumen hasil pemeriksaan tidak mudah dianulir tersangka?

13. Apakah auditor selalu mengungkapkan semua fakta-fakta yang diketahuinya

selama pemeriksaan, dalam batasan kerahasiaan objek pemeriksaan?