SKRIPSI STUDI DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111125_sitedi_SKRIPSI...
Transcript of SKRIPSI STUDI DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111125_sitedi_SKRIPSI...
i
SKRIPSI
STUDI DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH TERHADAP
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA TAFAGAPI
KECAMATAN MENUI KEPULAUAN KABUPATEN MOROWALI
Oleh
HASRIANI
Stb. B1A1 11 125
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVESITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
STUDI DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH TERHADAP
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA TAFAGAPI KECAMATAN
MENUI KEPULAUAN KABUPATEN MOROWALI
ii
SKRIPSI
Oleh
HASRIANI
Stb. B1A1 11 125
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVESITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
STUDI DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH TERHADAP
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA TAFAGAPI KECAMATAN
MENUI KEPULAUAN KABUPATEN MOROWALI
iii
STUDI DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH TERHADAP
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA TAFAGAPI KECAMATAN
MENUI KEPULAUAN KABUPATEN MOROWALI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pada Jurusan Ilmu Ekonomi
Oleh
HASRIANI
Stb. B1A1 11 125
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVESITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
Tanggal 20 Juni 2016
iv
v
v
vi
vi
vii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur bagi Allah SWT pencipta alam semesta beserta isinya,
yang telah memberikan kesehatan, kesempatan dan kekuatan kepada penulis dalam
mengikuti pendidikan sampai saat penulisan skripsi ini, Salam dan Shalawat
dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW, sang pencerah yang menuntun ummatnya
dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang dengan segala ilmu
dan ajarannya.
Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana
Ekonomi (S.E) pada Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Halu Oleo, disamping memberikan pengalaman kepada penulis dalam
meneliti dan menyusun karya ilmiah berupa skripsi. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih banyak kelemahan daan kekurangan yang disebabkan
keterbatasan pengetahuan penulis dan literatur yang dipergunakan. Sehubungan
dengan hal ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang
bersifat menyempurnakan penulisan skripsi ini. Dalam menyelesaikan skripsi ini,
penulis diberi bimbingan dan dorongan serta doa dari Ibu Arajia dan Alm. Bapak
Yabon Matais. Untuk itu, dari lubuk hati yang paling dalam ananda menyampaikan
terima kasih yang sedalam-dalamnya atas doa, motivasi dan dukungannya serta telah
menjadi orang tua terbaik bagi ananda.
Penulis juga menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada semua Pihak yang mendukung tercapainya karya ilmiah ini.
Semoga segala bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang telah diberikan kepada
penulis dibalas dengan kebaikan dan pahala dari Allah SWT. Dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, MS, Selaku Rektor Universitas Halu Oleo
Kendari.
2. Bapak Prof. Dr. H. Muh. Syarif, SE., MS, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari.
viii
3. Ibu Dr. Rosnawintang, SE., M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari.
4. Bapak Dr. Tibertius Nempung, SE., M.S dan Bapak Jamal Nasir Baso, SE., MS
Selaku Pembimbing I dan II yang telah banyak memberikan saya saran dan
masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Dosen Tim Penguji, yang juga telah banyak memberikan masukan dan
saran sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Sahabat-sahabat Ilmu Ekonomi 011, Sariati, Nurwanti, Melis, Jusna, Wayati,
Musthalib, serta sahabat-sahabat 011 yang tidak sempat penulis sebutkan, saya
ucapkan banyak terima kasih atas motivasi dan dorongan kalian.
7. Rekan-rekan mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UHO yang selalu memberikan
dukungan dan dorongan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
8. Pihak-pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati dan penuh harapan, semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang berkepentingan, dan semoga
Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Karunianya kepada kita semua.
Amin……
Kendari, Juli 2016
Penulis
ix
ABSTRACT
HASRIANI. Against the Proliferation of Regional Impact Study of Public
Welfare in the Rural District of Menui Tafagapi Islands Morowali District,
Supervisor : Tibertius Nempung and Jamal Nasir Baso.
This study aims to determine the impact of the reallocation of village towards
improving the welfare of people in the village of the District Tafagapi Menui Islands
Morowali district. Data analysis technique used is descriptive qualitative analysis is a
portrait of the impact of the reallocation of village towards improving the welfare of
the village Tafagapi using primary data in the form of information obtained from
research sites with the consideration that the population in this study all citizens of
the village of Tafagapi with sampling by cluster random sampling as many as 25
families Tafagapi Village community.
The results showed that, after the separation of the village is quite a positive
impact on the welfare of the people in the village Tafagapi Morowali District Islands
District of Menui this is indicated by the value of the average overall score of 3.47.
The impact of the expansion of this village can be seen from the number of social and
economic availability of facilities, namely from the aspect of education, health and
roads are quite an increase from the year before expansion and after expansion. While
the views of the level of the kind of work that occupied by the public that all
respondents have had two jobs so from the second source of income they can improve
perekonomiaanya. Similarly, the level of income improved results also showed that,
as much as 25 respondents have an additional revenue increased each month
compared to before the expansion. In addition, the reallocation of village also
improve governance means that the Village Office. Where the newly built
government facilities such as the village of Desa Morompaitonga Tafagapi bloom.
Keywords : Impact of Expansion and Public Welfare
x
ABSTRAK
HASRIANI. Studi Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat di Desa Tafagapi Kecamatan Menui Kepulauan Kabupaten Morowali,
Pembimbing: Tibertius Nempung dan Jamal Nasir Baso.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemekaran desa terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Tafagapi Kecamatan Menui
Kepulauan Kabupaten Morowali. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif kualitatif yang mengambarkan tentang dampak pemekaran desa terhadap
peningkatan kesejahteraan di Desa Tafagapi dengan menggunakan data primer berupa
informasi yang diperoleh dari lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa populasi
dalam penelitian ini seluruh warga masyarakat Desa Tafagapi dengan penarikan
sampel secara cluster random sampling sebanyak 25 KK masyarakat Desa Tafagapi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, setelah pemekaran desa cukup
memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Tafagapi
Kecamatan Menui Kepulauan Kabupaten Morowali hal ini ditunjukan dengan nilai
skor keseluruhan rata-rata 3,47. Dampak dari pemekaran desa ini dapat dilihat dari
jumlah ketersediaan sarana sosial dan ekonomi yaitu dari aspek pendidikan,
kesehatan dan sarana jalan yang cukup meningkat dari tahun sebelum pemekaran dan
sesudah pemekaran. Sedangkan dilihat dari tingkat jenis pekerjaan yang ditekuni oleh
masyarakat bahwa seluruh responden telah memiliki dua pekerjaan sehingga dari
kedua sumber pendapatan tersebut mereka mampu meningkatkan perekonomiaanya.
Begitu pula pada tingkat pendapatan menunjukan hasil yang meningkat pula yakni,
sebanyak 25 responden memiliki pendapatan tambahan yang meningkat setiap
bulannya jika dibandingkan dengan sebelum adanya pemekaran. Selain itu,
pemekaran desa juga meningkatkan sarana pemerintahan yaitu Kantor Desa. Dimana
sarana pemerintahan tersebut baru dibangun setelah Desa Tafagapi mekar dari Desa
Morompaitonga.
Kata Kunci : Dampak Pemekaran dan Kesejahteraan Masyarakat
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN ……………………………………………. i
HALAMAN SAMPUL DALAM …………………………………………... ii
HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA …………………... … iii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………… iv
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI ……………………….. v
HALAMAN PERSYARATAN KEASLIAN TULISAN ………………… vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… vii
ABSTRACT ………………………………………………………………….. ix
ABSTRAK ……………………………………………………………………. x
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. xi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. xiii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………… 6
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………. 6
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………... 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………… 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis …………………………………………………….. 8
2.1.1 Konsep Pembangunan …………………………………………. 9
2.1.2 Konsep Pemekaran Desa ……………………………………… 14
2.1.3 Konsep Kesejahteraan ………………………………………… 20
2.1.4 Indikator Untuk Mengukur Tingkat Kesejahteraan …………… 21
2.2 Kajian Empirik ……………………………………………………... 27
2.3 Kerangka Pemikiran ………………………………………………... 28
xii
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian …………………………………………………… 31
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi ………………………………………………………. 31
3.2.2 Sampel ………………………………………………………… 31
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data ……………………………………………………... 32
3.3.2 Sumber Data ………………………………………………….. 32
3.4 Tekhnik Pengumpulan Data ………………………………………... 32
3.5 Alat Analisis ………………………………………………………… 33
3.6 Definisi Operasional ……………………………………………….. . 34
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………………………. 37
4.1.1 Sejarah Singkat dan Keadaan Geografis …………………….... 37
4.1.2 Keadaan Penduduk ……………………………………………. 38
4.1.3 Mata Pencaharian Penduduk …………………………………... 40
4.2 Sarana yang Tersedia Setelah Pemekaran …………………………… 42
4.3 Hasil Penelitian ………………………………………........................ 44
4.3.1 Kondisi Ketersediaan Sarana dan Prasarana ………………….. 44
4.3.1.1 Aspek Sosial ………………………………………………… 44
4.3.1.2 Aspek Ekonomi …………………………………………….. 49
4.4 Pembahasan ………………………………………………………….. 52
4.4.1 Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat ……………………………………………………. ……. 52
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………... 66
5.2 Saran …………………………………………………………………. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Rentang Skor Pengukuran Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat …………………………………………... 34
Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Tafagapi Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin Setelah Mekar ……………………………………………… 39
Tabel 3. Komposisi Penduduk Desa Tafagapi Menurut Jenis Mata Pencaharian
Setelah Pemekaran ……………………………………………………. 41
Tabel 4. Sarana Pemerintahan Yang Telah Tersedia di Desa Tafagapi Setelah
Pemekaran ……………………………………………………………. 43
Tabel 5. Sarana Kesehatan Yang Telah Tersedia di Desa Tafagapi …………… 45
Tabel 6. Jumlah Ketersedian Sarana Pendidikan di Desa Tafagapi …………… 47
Tabel 7. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Desa Tafagapi …………… 48
Tabel 8. Perbandingan Jenis Pekerjaan Responden Sebelum dan Sesudah
Pemekaran di Desa Tafagapi, Tahun 2015 …………………………… 50
Tabel 9. Rata-Rata Perbandingan Pendapatan Masyarakat Desa Tafagapi Sebelum
dan Sesudah Pemekaran, Tahun 2015 ………………………………… 52
Tabel 10. Pernyataan Responden Mengenai Dampak Pemekaran Desa Dalam
Peningkatan Sarana Pendidikan ………………………………………. 57
Tabel 11. Pernyataan Responden Mengenai Dampak Pemekaran Desa Dalam
Meningkatkan Sarana Kesehatan ……………………………………... 58
Tabel 12. Pernyataan Responden Mengenai Dampak Pemekaran Desa Dalam
Meningkatkan Sarana Jalan …………………………………………… 60
Tabel 13. Pernyataan Responden Mengenai Dampak Pemekaran Desa Dalam
Peningkatan Jenis Pekerjaan …………………………………………… 62
Tabel 14. Pernyataan Responden Mengenai Dampak Pemekaran Desa Dalam
Meningkatkan Pendapatan …………………………………………… 63
Tabel 15. Item Pernyataan Responden Mengenai Dampak Pemekaran Desa Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat …………………………………………….. 65
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Skema Kerangka Pikir ……………………………………………………… 30
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Letak geografis Indonesia yang merupakan Negara kepulauan
merupakan salah satu faktor penyebab terlambatnya percepatan pertumbuhan
pembangunan di daerah dari berbagai sektor, hal ini merupakan polemik yang
berkepanjangan sehingga perlu adanya sebuah terobosan dimana
pertumbuhan ekonomi di pusat dan daerah dapat merata, terlebih lagi dengan
masih begitu banyaknya potensi-potensi di daerah yang belum maksimal
dikelolah sehingga belum memberikan efek positif bagi percepatan
pertumbuhan ekonomi di daerah.
Semenjak proses reformasi di Indonesia berlangsung, telah
menghadirkan paradigma baru penyelengaraan pemerintah daerah.
Rekonsruksi pemerintah daerah yang hadir sejak reformasi memberikan
banyak implikasi atau dampak terhadap masyarakat. Dampak atau implikasi
yang banyak berkembang dalam masyarakat adalah keinginan untuk
memekarkan daerahnya baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota, sampai pada
desa/kelurahan. Hal ini di maksudkan agar proses pengelolaan potensi daerah
dapat dikelola secara makisimal sehingga perecepatan pembangunan dapat
terealisasi. Khususnya lagi dengan pemekaran daerah, proses pelayanan
publik, sosial dan ekonomi dapat dilakukan secara efektif atau dengan kata
2
lain proses pelayanan publik dapat dipermudah serta di perpendek oleh
pemerintah kepada masyarakat yang dilayani, sehingga proses pelayanan
publik yang efektif serta efisien dapat terlaksana.
Program pemekaran desa/kelurahan pula memiliki maksud yang lebih
besar yakni dengan program pemekaran desa/kelurahan diharapkan dapat
mendorong percepatan pembangunan sehingga kesejahteraan masyarakat
dapat meningkat sesuai dengan harapan serta tujuan dari pemekaran tersebut.
Pembangunan merupakan permasalahan pokok bagi masyarakat bangsa-
bangsa berkembang. Pembangunan berkenaan dengan kebebasan dan
kemampuan bangsa, untuk meraih masa depan yang lebih baik. Terentaskanya
kemiskinan, meningkatnya kesejahteraan, politik demokratis, kesetaraan
jender, kemajuan iptek, dan inovasi, keamanan (securitiy), serta berkelanjutan
lingkungan merupakan parameter-parameter penting pembangunan, yang
makin menjadi perhatian bangsa-bangsa di dunia. Pembangunan
desa/kelurahan lebih mengarah pada ketersediaan infrastruktur serta
percepatan pelayanan publik kepada masyarakat oleh pemerintah.
Kaitanya dengan pengembangan wilayah, sekarang ini telah dibentuk
suatu program pemerintah tentang pembangunan wilayah yang disebut
pemekaran. Program ini merupakan tindak lanjut dari implementasi Undang-
undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah daerah yang kemudian direvisi
menjadi Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang
menerangkan adanya peranan masyarakat lokal dalam mengelolah berbagai
3
potensi untuk pembangunan di daerahnya masing-masing. Pada dasarnya
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat
terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat dan majunya suatu daerah baik itu
di sektor Ekonomi, Sosial, Politik, Hukum dan keamanan pemekaran daerah
adalah salah satu jalan mewujudkan kesejahteraan rakyat yang sangat
tergantung kepada manajemen birokrasi pemerintahan Sumber Daya Manusia
dan Sumber Daya Alam di suatu daerah. Selain itu, dalam Peraturan
Pemerintah No. 78 Tahun 2007 dijelaskan pula tentang tata cara pembentukan
wilayah, penggabungan serta penghapusan suatu wilayah namun tidak
dijelaskan tentang berapa besar indikator jumlah penduduk yang harus
dipenuhi oleh sebuah wilayah untuk melakukan sebuah pemekaran. Dalam
Peraturan Pemerintah lebih ditekankan kepada pemanfaatan potensi-potensi
yang ada di daerah pemekaran agar dapat di manfaatkan sebaik-baiknya,
sehingga pelaksanaan pembagunan serta pelayanan terhadap masyarakat dapat
terlaksana dengan baik.
Dalam proses pemekaran desa Widjaja mengemukakan bahwa syarat
jumlah penduduk yang harus dipenuhi adalah jumlah pendudukan untuk
wilayah Jawa dan Bali paling sedikit 1.500 jiwa atau 300 KK, dan wilayah
Kalimantan, dan NTB serta Papua paling sedikit 750 jiwa atau 75 KK. Lebih
lanjut, di jelaskan bahwa persyaratan suatu Desa/kelurahan yaitu jumlah
penduduk minimal 1.500 jiwa atau 300 KK (Widjaja, 2000 :109 ).
4
Sebagai tindak lanjut dari implementasi Undang-undang Otonomi
Daerah tahun 1999 dengan melihat berbagai potensi yang ada di desa
pemerintah desa bersama-sama dengan berbagai lembaga yang ada di desa
mengadakan pemekaran wilayah namun, dalam hal pemekaran wilayah yang
dilakukan pemerintah sebelum dikeluarkan Undang-undang Otonomi Daerah
tahun 1999 tidak di jelaskan beberapa besar indikator jumlah penduduk yang
harus di penuhi oleh suatu wilayah untuk melakukan pemekaran. Selain itu,
yang menjadi syarat dalam pembentukan/pemekaran wilayah adalah
pemanfaatan potensi yang ada di wilayah pemekaran.
Pada dasarnya pemekaran daerah bertujuan untuk memajukan suatu
daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dengan
mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat melalui otonomi daerah.
Akan tetapi pada saat ini, masih banyak daerah atau desa pemekaran belum
meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau belum terwujudkan. Hal tersebut
diungkapkan oleh Prof Dr Jhohermansyah Djohan di dalam penelitiannya
pada tahun 2007, beliau menyatakan dari 120 Kabupaten dan Kota hasil
pemekaran yang mencapai kinerja baik hanya 5% dari 95% dari daerah
(Kabupaten/Kota) baru hasil pemekaran gagal mengembangkan diri menjadi
otonomi dan tujuan untuk meningkatkan pelayanan bagi rakyat tidak tercapai.
Desa Tafagapi adalah sebuah desa yang dimekarkan pada tahun 2011,
mekar dari kelurahan Moropaitonga Kecamatan Menui Kepulauan
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Morowali No. 24 tahun 2010
5
tentang Pemekaran Desa wilayah Kabupaten Morowali. Desa Tafagapi pada
awal terbentuknya memiliki kondisi sarana dan prasarana yang kurang
memadai, dimana proses pelayanan kepada masyarakat dilakukan di rumah
Kepala Desa. Desa ini sudah kurang lebih empat tahun di mekarkan dari
Kelurahan Moropaitonga dan telah melaksanakan pembangunan dari berbagai
aspek kehidupan seperti sosial, ekonomi dan politik.
Sebelum melakukan pemekaran, Tafagapi merupakan salah satu dusun
dari Kelurahan Moropaitonga. Namun selama bergabung, potensi-potensi
yang ada di Tafagapi belum di manfaatkan dengan baik oleh pemerintah
dengan pemberian program yang baik. Selain itu pula lokasi Kelurahan
Moropaitonga dengan Tafagapi tidak tersentuh oleh pembangunan sehingga
dengan dasar inilah masyarakat Tafagapi menyampaikan aspirasinya untuk
melakukan pemekaran dari Kelurahan Moropaitonga. Desa Tafagapi pada
awal berdirinya menjadi suatu wilayah pedesaan memiliki jumlah penduduk
397 jiwa dengan 102 KK dimana kondisi sarana dan prasarana sebelum di
mekarkan dari Kelurahan Moropaitonga yang belum memadai di samping itu,
pemekaran Desa Tafagapi terdapat masalah terutama pada pembangunan
sarana dan prasarana, dimana ketika pemekaran dari Kelurahan Moropaitonga
terjadi tidak terdapat saranapun sebagai tempat melayani masyarakat.
Atas dasar kondisi sarana dan prasarana ekonomi tersebut, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam lagi tentang “Studi
6
Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa
Tafagapi Kecamatan Menui Kepulauan Kabupaten Morowali ”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana dampak pemekaran desa terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Sebelum dan Sesudah Pemekaran di
Desa Tafagapi Kecamatan Menui Kepulauan Kabupaten Morowali”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak
pemekaran desa terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Sebelum dan
Sesudah Pemekaran dengan melihat aspek sosial dan aspek ekonomi di desa
Tafagapi Kecamatan Menui Kepulauan Kabupaten Morowali.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Pemerintah : diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi pemerintah, baik pemerintah daerah yang ada di wilayah menui
kepulauan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Bagi Mahasiswa : diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, berupa data analisis bagi kepentingan
penelitian-penelitian sejenis di masa yang akan datang.
7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini di fokuskan pada beberapa
dampak pemekaran desa sebelum dan sesudah pemekaran berupa kebutuhan
desa dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan melihat dari
aspek sosial dan aspek ekonomi. Aspek sosial meliputi pendidikan, kesehatan
dan sarana jalan sedangkan aspek ekonomi meliputi jenis pekerjaan yang
digeluti dan pendapatan yang dihasilkan di Desa Tafagapi Kecamatan Menui
Kepulauan Kabupaten Morowali setelah desa tersebut dimekarkan.
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
Secara umum, pemekaran wilayah/daerah dapat diartikan sebagai
pemisahan diri suatu daerah dari induknya dengan tujuan mendapatkan status
yang lebih tinggi dan meningkatkan pembangunan daerah, Pemekaran yang
dilandasi oleh Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah. Pada pasal 5 ayat 2 dinyatakan daerah dapat dimekarkan menjadi lebih
dari satu daerah, namun setelah Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 yang
direvisi menjadi Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, maka materi pemekaran wilayah tercantum pada pasal 4 ayat (3) dan (4),
namun istilah yang dipakai adalah Pemekaran Daerah berarti pengembangan dari
satu daerah otonom menjadi dua atau lebih daerah otonom.
Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tersebut pada pasal 4 ayat 3
dinyatakan : Pembentukan daerah dapat berupa penggabungan beberapa daerah
atau pemekaran dari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih. Sedangkan
dalam pasal 4 ayat 4 dalam Undang-Undang tersebut dinyatakan : Pemekaaran
dari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih sebagaimana dimaksud pada ayat
3 dapat dilakukan setelah mencapai batas minimal usia penyelenggaraan
pemerintahan. Sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007
dikatakan bahwa dimaksud dengan pemekaran daerah adalah pemecahan
provinsi atau kabupaten/kota menjadi dua ataupun lebih.
9
Rasyid (1997: 20) mengatakan bahwa pembentukan daerah pemekaran
merupakan perluasan daerah dengan memekarkan atau meningkatkan status
daerah yang dianggap mempunyai potensi sebagai daerah otonom dan mampu
untuk mengurus rumah tangganya sendiri.
Pemekaran wilayah pada hakekatnya adalah bagian integral dari
pembangunan nasional. Pemekaran wilayah memiliki nilai strategis dalam
mendukung keberhasilan pembangunan nasional. Hal tersebut mempunyai
dampak penting bagi kemajuan suatu daerah baik dalam bidang ekonomi jelas
berkaitan dengan tingkat kesejahteraan penduduk setempat.
2.1.1 Konsep Pembangunan
Pembangunan pada prinsipnya memiliki arti luas, secara sederhana
pembangunan adalah perubahan kearah lebih baik dan lebih maju dari
sebelumnya. Dilaksanakannya proses pembangunan tidak lain karena ada
perasaan tidak puas dari individu maupun masyarakat dari keadaan yang dialami
saat ini. Namun demikian, perlu didasari bahwa pembangunan adalah sebuah
proses evolusi, sehingga perlu adanya tindakan secara bertahap sesuai dengan
sumber daya yang dimiliki terhadap setiap masalah yang sedang dihadapi.
Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya
pemikiraan yang mengidentikan pembangunan dengan perkembangan,
pembangunan dengan modernisasi dan industrialisasi, bahkan pembagunan
dengan westernisasi. Seluruh pembangunan tersebut didasarkan pada aspek
perubahan dimana pembangunan, perkembangan dan modernisasi serta
10
industrialisasi, secara keseluruhan mengandung unsur perubahan. Namun begitu,
keempat hal tersebut mempunyai perbedaan yang cukup prinsipil, karena
masing-masing mempunyai latar belakang, asas dan hakikat yang berbeda serta
prinsip kontinuitas yang berbeda pula, meskipun semuanyaa merupakan bentuk
yang merefleksikan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah,
2005).
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencangkup
seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan,
pendidikan dan teknologi, kelembagaan dan budaya (Alexander 1994). Portes
(1976) mendefinisikan pembangunan sebagai trasformasi ekonomi, sosial dan
budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan demikian, proses
pembangunan terjadi dari semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi dan
sosial saja. Maka makna penting dari pembangunan adalah adanya
kemajuan/perbaikan, dan pertumbuhan.
Pembangunan menurut para ahli seperti yang di kemukakan diatas adalah
semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan
terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara
alami sebagai dampak dari adanya pembangunan (Riyadi dan Deddy Supriyadi
Bratakusumah, 2005).
Berkaitan dengan pembangunan desa maka ada beberapa masalah yang
masih ditemui diberbagai desa, perlu mendapat perhatian dan segera diantisipasi,
11
antara lain : (1) terbatasnya ketersediaan sumber daya manusia yang baik dan
professional, (2) terbatasnya ketersediaan sumber-sumber pembiayaan yang
memadai, baik yang berasal dari kemampuan desa itu sendiri (internal) maupun
sumber daya dari luar (eksternaal), (3) belum tersusunnya kelembagaan sosial
ekonomi yang mampu berperan secara efektif, (4) belum terbagunnya sistem dan
regulasi yang jelas dan tegas, (5) kurangnya kreativitas dan partisipasi
masyarakat secara aktif, kritis dan rasional.
Beberapa masalah pokok diatas perlu dibenahi terlebih dahulu sebelum
masyarakat desa menggunakan sumber daya pembangunan yang ada. Dengan
demikian maka penyelesaian terhadap kelima masalah krusial diatas merupakan
prasyarat bagi pembangunan desa yang baik. Pembangunan desa hendaknya
mempunyai sasaran yang tepat, sehingga sumber daya yang terbatas dapat
dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Beberapa sasaran yang dapat
dikembangkan atau dicapai dalam suatu pembangunan desa adalah sebagai
berikut : (1) pengembangan ekonomi kerakyataan (2) pembangunan sumber daya
manusia yang handal (3) pembangunan infrastruktur pedesaan.
Untuk mencapai tujuan pembangunan desa yang lebih efektif, maka
pemerintah desa dan masyarakatnya perlu menciptakan suatu strategi pencapaian
tujuan tersebut. Dalam rangka merancang strategi, pemerintah desa perlu
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) keterpaduan pembangunan
desa, dimana kegiatan yang dilaksanakan memiliki sinergi dengan kegiatan
pembangunan yang lain (2) partisipatif, dimana masyarakat terlibat secara aktif
12
dalam kegiatan dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
pemanfaatan (3) keberpihakan, dimana orintasi kegiatan baik dalam proses
maupun pemanfaatan hasil kepada seluruh masyarakat desa (4) Otonomi dan
desentralisasi, dimana masyarakat memperoleh kepercayaan dan kesempatan luas
dalam kegiatan baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
maupun pemanfaatan hasilnya.
Suatu perencanaan pembangunan akan tepat mengenai sasaran, terlaksana
dengan baik dan dimanfaatkan hasilnya apabila perencanaan tersebut benar-benar
memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk memungkinkan hal itu terjadi,
khususnya pembangunan pedesaan, mutlak diperlukan keikutsertaan masyarakat
desa meliputi rencana kegiatan dalam rangka pengendalian dan pembinaan di
tingkat kabupaten dan kecamatan, serta penyusunan rencana lokasi dan alokasi
dana. Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan dalam sistem
pembangunan daerah, maka desa perlu menyusun dokumen perencanaan
pembangunan desa, berupa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJM-Desa) dan Rencana Pembangunan Tahunan Desa (RPT-Desa).
RPJM-Desa adalah rencana pembangunan jangka menengah desa yang
disusun oleh masyarakat untuk jangka waktu pelaksanaan lima tahun. Rencana
pembangunan ini dilaksanakan dengan memperhatikan kemampuan masyarakat
dan pemanfaatan sumber daya pembangunan yang ada guna menjawab
permasalahan dan kebutuhan masyarakat. Maksud dari disusunya RPJM-Desa
adalah : (1) desa memiliki rencana induk pembangunan yang berkesinambungan
13
dalam jangka waktu lima tahun (2) merupakan masukan bagi penyusunan RPJM-
Kecamatan (3) mengarahkan dan memudahkan desa dalam penyusunan RPT-
Desa.
Tujuan penyusunan RPJM-Desa adalah :
1. Adanya dokumen tertulis rencana pembangunan di desa
2. Pemanfaatan sumber daya pembangunan, dan
3. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan yang di laksanakan secara
bertahap.
Perencanaan program pembangunan desa diawali dengan pelaksanaan
Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbang Desa) hasil musrenbang
di bahas dengan tim koordinasi kecamatan dalam forum musrenbang kecamatan.
Musrenbang kecamatan bertujuan membahas dan menyepakati hasil-hasil
musrenbang dari tingkat desa yang akan menjadi prioritas kegiatan pembangunan
di wilayah kecamatan. Selanjutnya, Bappeda dan Dinas tekhnis melakukan
review usulan program/kegiatan kembali ke kecamatan dalam rangka justifikasi
program/kegiatan.
Dalam arti luas pembangunan sebagai upaya peningkatan kemampuan
aparat dan organisasi untuk mempengaruhi masa depannya. Konsep ini
mengandung dua pengertian, yaitu sebagai proses rangkaian tindakan atau
mengerjakan sesuatu dan sebagai perubahan menuju atau mencari sesuatu yang
dikehendaki ini berarti bahwa proyek dan program-program pembangunan bukan
saja membuahkan perubahan-perubahan bersifat fisik dan konkrit, melainkan
14
sesuatu dengan cara tertentu sehingga masyarakat memperoleh kemampuan lebih
besar untuk memilih dan memberikan tanggapan terhadap perubahan-perubahan
tersebut.
2.1.2 Konsep Pemekaran Desa
Pemekaran wilayah dipandang sebagai sebuah terobosan untuk
mempercepat pembangunan melalui peningkatan kualitas dan kemudahan
memperoleh pelayanan bagi masyarakat. Pemekaran wilayah juga merupakan
bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam
memperpendek rentang kendali pemerintah sehingga meningkatkan efektifitas
penyelenggaraan pemerintah dan pengelolaan pembangunan. Pemekaran wilayah
menurut Effendy (2008:2) merupakan suatu proses pembagian wilayah menjadi
lebih dari satu wilayah, dengan tujuan meningkatkan pelayanan dan
mempercepat pembangunan. Pemekaran wilayah juga diharapkan dapat
menciptakan kemandirian daerah sebagai salah satu kunci keberhasilan otonomi
daerah.
Istilah pemekaran berasal dari kata “mekar” dalam kamus bahasa
Indonesia diartikan “mulai berkembang, mengurai, bangun dan menjadi banyak”.
Dari kata mekar maka pemekaran artinya pengembangan atau membentuk
menjadi banyak. Dalam Undang-Undang pemekaran desa diganti dengan istilah
menjadi pemecahan desa. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang No.5 tahun
1979. Dengan demikian, pemekaran desa/kelurahan yang dimaksud dalam
penulisan ini sama dengan pemecahan desa sebagaimana diatur daalam ketentuan
15
umum. Penyebutan kata pemekaran untuk menggantikan istilah pemecahan desa
sudah merupakan istilah yang lazim digunakan baik masyarakat aakademik
maupun masyarakat pedesaan. Peraturan Pemerintah Menteri Dalam Negeri No.4
tahun 1981 tentang pembentukan, pemecahan dan penghapusan desa yang
menjelaskan bahwa pemecahan desa adalah tindakan mengadaakan
desa/kelurahan dibawah wilayah desa yang sudah ada.
Selain Undang-Undang diatas pembentukan, penghapusan dan
penggabungan desa diatur dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 65 tahun
1999 pada bab II pasaal 2 dan 3. Dalam pasal 2 keputusan tersebut disebutkan
bahwa : (1) Desa dibentuk di kawasan pedesaan dengan memperhatikan
persyaratan, luas wilayah, jumlah penduduk, kondisi sosial budaya dan kondisi
lainnya (2) Desa dan kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memadai.
Persyaratan dapat dihapus dan digabung setelah di musyawarakan dengan
tokoh-tokoh masyarakat. Pada pasal 3 dijelaskan lebih rinci dan riil mengenai
pemekaran desa, pada pasal ini juga menyebutkan bahwa : (1) pembentukan,
penghapusan dan penggabungan desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 di
usulkan oleh kepala desa melalui camat kepada bupati (2) Usul kepala desa
sebagaimana di maksud dalam ayat 1, Bupati diminta persetujuan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) (3) atas persetujuan DPRD, bupati
menerbitkan peraturan daerah mengenai pembentukan, penghapusan dan
penggabungan desa.
16
Tata cara pembentukan/pemekaran, penghapusan, penggabungan desa
dan perubahan status desa menjadi kelurahan diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 28 tahun 2006. Menurut Permendagri ini, yang dimaksud
dengan pembentukan desa adalah penggabungan beberapa desa atau bagian desa
yang bersandingan atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih,
atau pembentukan desa di luar desa yang telah ada. Dengan kata lain,
Permendagri ini mengatur secara bersamaan paket pembentukan/pemekaran,
penggabungan atau penghapusan desa. Pembentukan desa bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat desa. Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan
asal usul desa, adat istiadat dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
Pembentukan desa dapat dilakukan setelah mencapai usia penyelenggaraan
pemerintahan desa paling sedikit 5 (lima) tahun. Pembentukan desa dilakukan
setelah mendapat persetujuan dari Badan Perwakilan Desa (BPD), pembentukan
desa baru ini ditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota setelah mendapat
persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Adapun syarat-
syarat pembentukan desa adalah sebagai berikut :
1. Jumlah pendudukan untuk wilayah Jawa dan Bali paling sedikit 1.500 jiwa
atau 300 KK, wilayah Sumatera dan Sulawesi paling sedikit 1000 jiwa atau
200 KK, dan wilayah Kalimantan, NTB, NTT, Maluku, Papua paling sedikit
750 jiwa atau 75 KK.
17
2. Luas wilayah dapat di jangkau dalam meningkatkan pelayanan dan
pembinaan masyarakat.
3. Wilayah kerja memiliki jaringan perhubungan atau komunikasi antar dusun.
4. Sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan antar umat beragama dan
kehidupan bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat setempat.
5. Potensi desa yang meliputi sumber daya alam dan sumber daya manusia
6. Batas desa yang dinyatakan dalam bentuk peta desa yang ditetapkan dengan
peraturan daerah.
7. Sarana dan prasarana yaitu tersedianya potensi infrastruktur pemerintahan
desa dan perhubungan
Dalam Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2007 tentang tata cara
pembentukan, penggabungan dan penghapusan daerah menjelaskan tentaang tata
cara pembentukan daerah yaitu :
1. Aspirasi sebagai masyarakat setempat dalam bentuk keputusan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) dan juga forum komunikasi desa.
2. DPRD Kabupaten/Kota dapat memutuskan untuk menyetujui atau menolak
aspirasi sebagaimana di maksud dalam huruf a dalam bentuk keputusan
DPRD berdasarkan aspirasi sebagian besar masyarakat setempat yang
diwakili oleh badan pemerintahan desa.
3. Bupati/Walikota memutuskanuntuk menyetujui atau menolak aspirasi dalam
bentuk keputusan Bupati/Walikota berdasarkan hasil kajian daerah.
18
4. Bupati/Walikota mengusulkan pembentukan desa kepada Gubernur untuk
mendapatkan persetujuan dengan melampirkan : (a) dokumen aspirasi
masyarakat di calon daerah yang akan dimekarkan (b) hasil kajian daerah (c)
peta wilayah calon pemekaran daerah (d) keputusan DPRD Kabupaten/Kota
dan keputusan Bupati/Walikota.
5. Gubernur memutuskan untuk menyetujui atau menolak pembentukan daerah
berdasarkan evaluasi terhadap kaijian daerah.
6. Gubernur menyampaikan usulan pembentukan daerah otonom baru kepada
DPRD provinsi.
7. DPRD provinsi memutuskan untuk menyetujui ataupun menolak usulan
pembentukan daerah otonom baru.
8. Dalam hal Gubernur menyetujui usulan pembentukan daerah otonom baru,
Gubernur mengusulkan daerah otonom baru kepada Presiden melalui Menteri
dengan melampirkan : (a) dokumen aspirasi masyarakat di calon daerah
otonom baru (b) hasil kajian daerah (c) peta wilayah calon daerah otonom
baru (d) keputusan DPRD Kabupaten/Kota dan keputusan Bupati/Walikota
(e) keputusan DPRD provinsi dan keputusan Gubernur.
9. Menteri melakukan penelitian terhadap usulan pembentukan daerah otonom
baru dimana penelitian dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Menteri.
10. Berdasarkan hasil penelitian, Menteri menyampaikan rekomendasi usulan
pembentukan daerah kepada Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD)
19
11. Berdasarkan rekomendasi usulan pembentukan daerah, Menteri meminta
tanggapan tertulis para anggota DPOD pada sidang DPOD.
12. Apabila DPOD memandang perlu dilakukan klasifikasi dan penelitian
kembali terhadap usulan pembentukan daerah, maka DPOD berhak
menugaskan tim teknis DPOD untuk melakukan klasifikasi dan penelitian.
13. Berdasarkan hasil klasifikasi dan penelitian, DPOD melakukan siding untuk
memberikan saran dan pertimbangan kepada Presiden mengenai usulan
pembentukan daerah.
14. Menteri menyampaikan usulan pembentukan suatu daerah kepada presiden
berdasarkan saran daan pertimbangan DPOD.
15. Apabila Presiden menyetujui usulan pembentukan daerah, maka Menteri
menyiapkan rancangan undang-undang tentang pembentukan daerah.
16. Setaelah di berlakukannya undang-undang pembentukan daerah maka
pemerintah melaksanakan peresmian daerah dan melantik pejabat kepala
daerah.
17. Peresmian daerah dilaksanakan paling lama enam bulan sejak di
berlakukannya undang-undang tentang pembentukan daerah tersebut.
Dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
juga menjelaskan baahwa tujuan dari pemekaran desa/kelurahan adalah sebagai
berikut : (1) untuk meningkatkan kemampuan penyelenggaraan pemerintah (2)
untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dalam menyelenggarakan
rumah tangganya sendiri.
20
2.1.3 Konsep Kesejahteraan
Kesejahteraan pada umumnya disamakan dengan taraf hidup yang berarti
pemenuhan kebutuhan konsumsi. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi seorang
individu atau masyarakat melakukan produksi secara luas dengan usaha
peningkatan kegiatan produksi yang mempunyai hubungan timbal balik pada
peningkatan pendapatan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Dalam usaha memacu peningkatan pertumbuhan ekonomi faktor-faktor
yang turut mempengaruhi adalah sumberdaya alam, sumberdaya manusia,
teknologi dan modal. Untuk itu faktor-faktor tersebut harus lebih ditingkatkan
baik kualitas maupun kuantitasnya. Secara sederhana masyarakat dikatakan
sejahtera apabila telah terpenuhi segala macam kebutuhan, baik kebutuhan secara
spiritual, jasmani maupun rohani dalam jangka panjang, oleh karena itu
kesejahteraan sering diidentikan dengan keadaan perekonomian masyarakat yang
membaik. Untuk mengidentifikasi dengan karakteristik suatu kesejahteraan para
ahli merumuskan definisi kesejahteraan itu sendiri.
Nurdin F. (1990 : 27) mengemukakan bahwa kesejahteraan adalah salah
satu keadaan aman, sentosa, makmur dan selamat yang berarti terlepas dari
segala macam gangguan dan kesukaran. Selanjutnya dalam buku pengantar
pendidikan kesejahteraan keluarga dijelaskan bahwa kesejahteraan adalah suatu
keadaan sejahtera yang diliputi rasa aman tentram lahir dan batin oleh karena
semua kebutuhan relatif hampir dapat dipenuhi.
21
Menurut Poerwadarminta (1996 : 39) kesejahteraan adalah aman sentosa,
makmur atau selamat, artinya terlepas dari segala macam gangguan dan
kesukaran. Dalam Undang-Undang No. 6 tahun 1974 tentang pokok-pokok
kesejahteraan sosial di Indonesia, dijelaskan bahwa kesejahteraan sosial adalah
suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang
diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang
memungkinkan setiap warga Negara untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan
jasmani, rohani dan batiniah sebaik-baiknya bagi diri keluarga serta masyarakat
dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan
Pancasila.
Melihat pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa kesejahteraan suatu
individu atau masyarakat dapat diukur dari terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu sandang, pangan, papan serta kebutuhan lainnya seperti
pendidikan, kesehatan, lingkungan daan keamanan. Kebutuhan dasar manusia
universal bagi semua penduduk, perbedaannya hanya pada tingkat pemenuhan
kebutuan tertentu bukan pada jenis kebutuhan itu.
2.1.4 Indikator Untuk Mengukur Tingkat Kesejahteraan
Indikator kesejahteraan merupakan ukuran-ukuran yang digunakan dalam
mengukur tingkat kesejahteraan hidup seseorang. Oleh karena itu dalam
penelitian ini penulis akan mengemukakan pendapat para ahli mengenai
indikator yang digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan.
22
Menurut Djoyohadikusumo (1990 :63) indikator yang dapat di
pergunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan adalah pendapatan perkapita
dan pembagian dalam masyarakat sebagai salah satu upaya menuju keadilan
sosial dilanjutkan usaha-usaha untuk memberikan kesempatan yang lebih luas
dan merata dalam meningkatkan kesejahteraan sosial bagi anggota masyarakat
yang kurang beruntung termasuk mereka yang hidupnya tersaingi dan
terbelakang. Usaha perbaikan pelayanan sosial tersebut juga dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan kesederhanaan serta kemampuan warga Negara untuk ikut
dalam pembangunan.
Menurut apa yang dirumuskan oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
bahwa kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi atau keadaan sejahtera bail
fisik, mental maupun sosial dan tidak hanya perbaikan-perbaikan penyakit sosial
tentu saja dipergunakan suatu kegiatan yaitu kegiatan yang teroordinasi dengan
tujuan membuat penyesuaian timbul antara individu serta lingkungan sosial
mereka.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa usaha perbaikan taraf hidup
masyarakat untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik sangat
tergantung pada tingkat pendapatan yang dihasilkan dalam kegiatan ekonomi
suatu masyarakat. Biro Pusat Statistik (1998 : 1) menjelaskan bahwa indikator
yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan antara lain adalah :
23
1. Pendapatan Perkapita
Dalam ilmu ekonomi, pendapatan perkapita diartikan sebagai keseluruhan
balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi. Secara garis
besarnya faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat terdiri atas tenaga
kerja, modal, tanah dan keahlian atau skill. Menurut Todaro (1997: 16) bahwa
untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat suatu Negara dari perspektif
ekonomi maka digunakan indikator pendapatan perkapita.
Kuncoro (1997: 417) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata produk suatu Negara pada
waktu tertentu. Nilainya diperoleh dari membagi nilai pendapatan nasional bruto
pada satu tahun tertentu dengan jumlah produk pada tahun tersebut. Sehingga
taraf hidup masyarakat atau individu ditinjau dari sudut pandang ekonomi yang
ditentukan oleh tingkat pendapatan yang diperoleh dari suatu kegiatan tertentu.
Menurut Jhingan (1998 : 37) kenaikan pendapatan daerah pedesaan
cenderung memperbaiki kesejahteraan penduduknya. Hal ini mengandung
pengertian bahwa setiap peningkatan atau perbaikan pendapatan akan membawa
harapan pada perbaikan taraf hidup. Besar kecilnya pendapatan yang diterima
oleh seorang anggota masyarakat dapat memberikan gambaran tentang dirinya,
bukan saja keadaan ekonomi tetapi juga kondisi sosialnya, atau dengan kata lain
tingkat pendapatan seseorang juga mempengaruhi tingkat kehidupan ekonomi
masyarakat. Menurut Komaruddin (1996: 72) pendapatan adalah hasil berupa
uang atau materi atau gabungan keduanya yang timbul dari penggunaan faktor-
24
faktor produksi. Pendapatan pada hakekatnya merupakan balas jasa-jasa yang
dikorbankan, termasuk di dalamnya upah, sewa tanah, modal, deviden, laba dan
pensiun. Menurut Boediono (1992: 198) pendapatan atau income seseorang
warga adalah hasil penjualan dari faktor-faktor yang dimilikinya kepada sektor
produksi. Dalam arti sederhana pendapatan dapat pula diartikan sebagaai total
penerimaan produksi setelah dikurangi dengan semua biaya (pengeluaran).
Dari pengertian diatas, maka tingkat kesejahteraan tertentu dari individu
maupun keluarga dicapai, apabila telah terpenuhinya kebutuhan dasarnya.
Kesejahteraan pada umumnya disamakan dengan taraf hidup yang berarti pula
penentuan kebutuhan konsumsi secara nyata dan hal ini dicapai usaha
memperbesar produksi yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan
mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
2. Pendidikan
Selain indikator yang telah dikemukakan diatas, salah satu indikator
penting untuk mengukur tingkat kesejahteraan adalah tingkat pendidikan. Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional tentang pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilih
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak
mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan Negara.
25
Menurut Edwin B. Fllippo (Malayu S. P. Hasibuan 1990) pendidikan
adalah berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman
atas lingkungan secara menyeluruh. Pemikiran itu memberikan pemahaman
bahwa pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi pembentukan
kualitas sumber daya manusia yang pada gilirannya dapat menjalankan berbagai
kegiatan pembangunan. Pentingnya pendidikan bagi masyarakat menurut Korten
(1981: 20) bahwa, pendidikan sebagai transformasi budaya, erat kaitannya
dengan perubahan sosial dan pertumbuhan ekonomi masyarakat sehingga dapat
menumbuhkan kualitas hidup dan pemanfaatan teknologi serta pemeliharaan
lingkungan hidup.
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah berlangsung seumur
hidup. Pendidikan memegang peranan penting bagi suatu daerah dan merupakan
salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan manusia,
disisi lain pendidikan sampai taraf tertentu kini sudah disadari menjadi
kebutuhan dasar penduduk dan tolak ukur kemampuan bangsa.Umumnya makin
tinggi pendidikan seseorang semakin banyak pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki, sehingga sarana teoritis semakin terbuka kesempatan kerja baginya
untuk memperoleh pekerjaan. Dengan demikian pendidikan pada dasarnya dapat
dipandang sebagai investasi yang imbalannya baru dapat dinikmati beberapa
waktu kemudian dalam bentuk pertambahan kemampuan dan ketrampilan kerja.
26
3. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dari masyarakat, karena
terkait dengan kualitas sumber daya manusia. Aswar (1983: 61) berpendapat
bahwa pentingnya kesehatan bagi masyarakat karena kesehatan merupakan salah
satu unsur penting dari kesejahteraan masyarakat usaha pembangunan tidak akan
berjalan dengan lancar bilamana kesehatan masyarakat banyak terganggu.
Pembagunan pada bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan
masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang mudah, merata dan
murah. Dengan adanya upaya tersebut maka diharapkan akan tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara umum. Beberapa yang dapat memperburuk kesehatan
masyarakat antaranya adalah rendahnya konsumsi makanan bergizi, kurangnya
sarana kesehatan serta keadaan lingkungan yang kurang memadai.
Tingkat kesehatan seseorang sangat mempengaruhi aktifitas orang
tersebut terutama aktifitas kerjanya. Sehubungan dengan aktifitas yang
dilaksanakan pada siang hari maka kondisi kesehatan sangat memegang peranan
penting dalam melakukan pekerjaannya, dalam arti bahwa kondisi kesehatan
akan mempengaruhi tingkat produktifitas kesejahteraannya.
Susanti, dkk (1995: 47) berpendapat bahwa, indikator tingkat kesehatan
masyarakat yakni sarana dan prasarana kesehatan dan tenaga kesehatan. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa kesehatan merupakan sistem sosial budaya
yang tidak terlepas dari sistem yang lain seperti pendidikan, ekonomi, politik dan
27
sebagainya. Hal ini merupakan sasaran dari penelitian kesehatan bertitik tolak
dari uraian tersebut diatas, penelitian kesehatan dapat diartikan sebagai upaya
untuk memahami permasaalah-permasalan yang dihadapi dalam bidang
kesehatan, baik klinis maupun kesehatan masyarakat serta masalah-masalah yang
berkaitan dengan mencari bukti yang muncul dan dilakukan melalui langkah-
langkah tertentu yang bersifat ilmiah.
2.2 Kajian Empirik
T. Erry Nuraidi (2008) melakukan penelitian dengan judul “Manfaat
Pemekaran terhadap Percepatan Pembangunan dan Peningkatan Kesejahteraan
Mayarakat (Studi Kasus Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat pemekaran Kabupaten
Serdang Bedagai terhadap percepatan pembangunan yang terdiri dari PDRB dan
PDRB perkapita, serta untuk mengetahui manfaat pemekaran Kabupaten Serdang
Bedagai terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dilihat dari pendapatan
perkapita, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif, analisis pertumbuhan, uji beda rata-rata, dan
analisis compare means uji t-statistik (Paired Sample t-test). Dari hasil penelitian
diketahui bahwa pemekaran wilayah Kabupaten Serdang Bedagai berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pendapatan masyarakat.
Putri Sion (2009) melakukan penelitian dengan judul “Dampak
Pemekaran Wilayah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Kabupaten Nias
Selatan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan
28
masyarakat sebelum dan sesudah adanya pemekaran wilayah. Metode analisis
data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis compare means uji t-
statistik (Paired Sample t-test). Hasil penelitian diketahui bahwa pemekaran
wilayah Kabupaten Nias Selatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
sektor pendidikan, sektor kesehatan, dan pengeluaran perkapita masyarakat.
Pengaruh dominan terdapat pada sektor pendidikan.
2.3 Kerangka Pemikiran
Pemekaran desa adalah pemecahan suatu wilayah menjadi dua atau lebih
dengan pertimbangan karena keluasan wilayahnya, kondisi geografis dan
pertumbuhan jumlah penduduk. Setelah pemekaran desa tentu akan
menimbulkan dampak dari pemekaran desa tersebut, adapun dampak yang
ditimbulkan adalah sebelum dan sesudah pemekaran dengan melihat dari kedua
aspek yang pertama aspek sosial yang meliputi: pendidikan, kesehatan dan sarana
jalan. Kedua aspek ekonomi meliputi: jenis pekerjaan dan pendapatan. Dari
kedua aspek sosial dan ekonomi yang ditunjukan oleh masyarakat tentunya
diharapkan adanya peningkatan pembangunan yang mengarah pada
kesejahteraan masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat merupakan cita-cita atau nilai dari suatu
pembangunan serta menjadi ukuran keberhasilan pembangunan dari suatu
Negara. Jadi dalam pemekaran ini desa bertujuan sebagai alat untuk merespon
proses pemerataan percepatan pembangunan di desa, sehingga proses
perencanaan pembangunan dapat terlaksana yang pada gilirannya akan
29
memberikan dampak positif bagi masyarakat dengan tersedianya berbagai
fasilitas umum yang dapat dimanfaatkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi
serta kesejahteraan masyarakat desa. Dengan demikian apabila model penelitian
tersebut disajikan dalam bentuk bagan, maka akan terlihat sebagai berikut :
30
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pikir
Aspek Sosial :
- Pendidikan
- Kesehatan dan
- Sarana Jalan
Aspek Ekonomi :
- Jenis Pekerjaan
- Pendapatan
Pemekaran Desa Tafagapi
Dampak Pemekaran
Kesejahteraan Masyarakat
Analisis Deskriptif
Kualitatif
Kesimpulan/Saran
Sebelum Pemekaran Sesudah Pemekaran
Aspek Sosial :
- Pendidikan
- Kesehatan dan
- Sarana Jalan
Aspek Ekonomi :
- Jenis Pekerjaan
- Pendapatan
31
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tafagapi Kecamatan Menui Kepulauan
Kabupaten Morowali. Pertimbangan utama pemilihan lokasi tersebut adalah
berdasarkan studi penjajakan awal yang dilaksanakan menunjukan bahwa
dampak dari pelaksanaan pembangunan belum terlaksana oleh karena perlu
ditingkatkan. Dasar inilah penulis tertarik untuk mengetahui dampak dalam
masyarakat tersebut dalam berbagai bentuk dan jenis pembangunan yang telah di
paparkan.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang ada di
Desa Tafagapi yang berjumlah 128 KK.
3.2.2 Sampel
Tehnik dalam pengambilan sampel dilakukan secara cluster random
sampling, yaitu dengan cara mengelompokan masyarakat berdasarkan jenis
pekerjaan, dengan mengambil masing-masing sebanyak 20% dari jenis pekerjaan
masyarakat tersebut atau sebanyak 25 responden, dengan rincian sebagai berikut:
- Petani = 108 x 20% = 21 orang
- Pegawai = 4 x 20% = 1 orang
- Nelayan = 10 x 20% = 2 orang
32
- Pedagang = 6 x 20% = 1 orang
Jumlah = 128 x 20% = 25 orang
Sehingga jumlah sampel yang diambil sebanyak 25 orang.
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka. Sedangkan data
kualitatif adalah konsep teoritis yang mendukung penelitian.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder.
Data primer bersumber dari responden yang meliputi : pendidikan, pendapatan
dan kondisi kesehatan. Sedangkan data sekunder bersumber dari
lembaga/instansi terkait meliputi : potensi wilayah, potensi ekonomi dan data
lainnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
3.4 Tekhnik Pengumpulan Data
1. Observasi (Pengamatan) tekhnik ini dilakukan melalui pengamatan langsung
di lapangan, yang merupakan salah satu data penunjang yaitu dengan
mengamati gejala-gejala di lapangan.
2. Kuesioner dimana, tekhnik ini dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan
secara terstruktur dengan menyebarkan angket (pernyataan) kepada
responden.
33
3. Wawancara yaitu pengumpulan data tanya jawab kepada responden yang
dianggap representatif terhadap objek penelitian.
3.5 Alat Analisis
Setelah seluruh data yang dibutuhkan peneliti maka secara sistematis
dilanjutkan dengan analisa yang dimana peneliti memilih metode analisis
deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif maka diperoleh
sebuah gambaran dan jawaban yang berkenaan dengan pokok permasalahan.
Dengan demikian akan dilakukan pengkajian atas data indikator variabel
kemudian akan disesuaikan berdasarkan jumlah skor hasil wawancara yang
berdasarkan kategori dengan skala pengukurannya menggunakan skala likert
yang masing-masing butir pernyataan diberi skor 1 sampai 5. Untuk melakukan
penilaian terhadap Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat maka dibuatkan kategori penilaian dengan terlebih dahulu
menghitung interval sebagai berikut :
i = bkt – bkr
k
(Supranto, 2006 :64)
Keterangan :
i = Interval
Bkt = Skor jawaban responden yang tertinggi
Bkr = Skor jawaban responden yang terendah
k = Jumlah kriteria jawaban
34
Jadi perhitungannya adalah :
Interval = 5 – 1 = 0,8
5
Setelah besarnya interval diketahui kemudian dibuat rentang skalanya
sehingga kategori nilai yang diperoleh sebagai berikut :
Tabel 1. Rentang Skor Pengukuran Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Desa Tafagapi Kec. Menui Kepulauan
Kabupaten Morowali
No Rata-rata Skor Jawaban Kategori Nilai
1 1,00 – 1,80 Sangat Tidak Baik 1
2 1,81 – 2,61 Tidak Baik 2
3 2,62 – 3,40 Netral 3
4 3,41 – 4,21 Baik 4
5 4,22 – 5,00 Sangat Baik 5
Hasil dari perolehan skor dari seluruh responden digabungkan, sehingga
memperoleh hasil akhir dari pengukuran tersebut. Untuk mengetahui sejauh mana
Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Desa Tafagapi
Kecamatan Menui Kepulauan Kabupaten Morowali yang dapat di analisis melalui
jawaban berdasarkan kuisioner yang diberikan.
3.6 Definisi Operasional
1. Pemekaran wilayah/daerah adalah pemisahan diri suatu daerah dari induknya
dengan tujuan mendapatkan status yang lebih tinggi untuk meningkatkan
pembangunan daerahnya. Sehingga pemekaran tersebut diharapkan ada
35
sebuah dampak yang mempunyai pengaruh kuat yang dapat menimbulkan
akibat sebagai berikut :
a. Meningkatkan sarana pendidikan. Maksudnya dengan pemekaran desa
diharapakan dapat menciptakan suatu peningkatan pendidikan dan
perluasan wajib belajar mulai dari TK sampai dengan perguruan tinggi.
b. Meningkatkan sarana kesehatan. Maksudnya dengan pemekaran desa
diharapkan adanya tambahan fasilitas kesehatan yang dapat menunjang
tingkat kesehatan masyarakat seperti tersedianya sebuah gedung
kesehatan yang dapat memungkinkan meningkatnya mutu pelayanan
terhadap kesehatan masyarakat, karena salah satu alasan pemekaran
adalah pelayanan dan dengan pemekaran ini masalah tersebut dapat
teratasi dengan baik.
c. Meningkatkan sarana jalan. Maksudnya adalah dengan pemekaran desa
diharapkan semakin meningkatnya usaha pembangunan dibidang sarana
dan prasarana yang akan menuntun pada peningkatan pembangunan.
d. Jenis pekerjaan yang dimaksudkan adalah jenis pekerjaan utama (pokok)
dan pekerjaan sampingan yang digeluti oleh masyarakat di Desa Tafagapi
sebagai sumber kehidupan atau sumber pendapatan.
e. Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan masyarakat setiap
bulannya yang diterima oleh kepala keluarga atau anggota keluarga
lainnya di Desa Tafagapi yang bekerja baik dari pekerjaan utama maupun
pekerjaan sampingan diukur dengan Rp/bulan.
36
2. Kesejahteraan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
kesejahteraan hidup masyarakat yang diukur melalui indikator kesejahteraan
dengan melihat dari aspek sosial dan aspek ekonomi. Istilah-istilah yang
dimaksud antara lain :
a. Aspek sosial adalah keadaan sosial masyarakat Desa Tafagapi yang
ditinjau dari pendidikan, kesehatan dan sarana jalan.
b. Aspek ekonomi adalah keadaan ekonomi masyarakat di Desa Tafagapi
yang ditunjukan dengan jenis pekerjaan dan pendapatan yang diperoleh
dengan adanya pemekaran desa.
37
BAB. 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat dan Keadaan Geografis
Desa Tafagapi adalah salah satu desa pemekaran di Kecamatan Menui
Kepulauan Kabupaten Morowali. Desa Tafagapi mekar/memisahkan diri dari
Kelurahan Morompaitonga tahun 2011 tepatnya tanggal 28 september 2011 dan
terletak di pesisir Utara Kecamatan Menui Kepulauan. Desa Tafagapi terletak 5
km dari Ibukota Kecamatan. Sedangkan jarak Desa dari Ibukota Kabupaten
dengan menggunakan Kapal Laut adalah 13 jam.
Secara geografis Desa Tafagapi memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Morompaitonga
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Wawoni’i
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kofalagadi
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Wawongkolono
Adapun luas wilayah Desa Tafagapi adalah sekitar 850 ha yang terdiri
atas daratan 150 ha dan perbukitan/pengunungan 700 ha, dari luas wilayah
tersebut digunakan masyarakat sebagai perkampungan pemukiman, lahan
pertanian dan lain-lain.
38
4.1.2 Keadaan Penduduk
Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan
sebagaimana tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Sasaran
ini tidak mungkin tercapai bila pemerintah tidak dapat memecahkan masalah
penduduk dan tidak meratanya penyebaran penduduk. Berbagai upaya untuk
menyelesaikan masalah kependudukan termasuk untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi, dilakukan pemerintah melalui berbagai
program keluarga berencana (KB). Begitu pula usaha-usaha yang mengarah pada
pemerataan penyebaran penduduk dengan diberlakukannya Otonomi Daerah
yang diharapkan dapat mengurangi perpindahan penduduk.
Penduduk merupakan salah satu faktor penunjang dalam upaya
pencapaian tujuan dalam pembangunan. Hal ini disebabkan karena jumlah
penduduk dalam suatu wilayah mempunyai peran cukup penting dalam suatu
proses pembangunan. Pada umumnya penduduk yang mendiami Desa Tafagapi
adalah masyarakat suku Menui asli, jumlah penduduk Desa Tafagapi sesuai data
yang diperoleh oleh penulis selama melakukan penelitian adalah berjumlah 512
jiwa terdiri dari 243 jiwa laki-laki dan 269 jiwa perempuan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
39
Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Tafagapi Menurut Kelompok Umur dan
Jenis Kelamin Setelah Mekar
No
Usia Penduduk
Jenis Kelamin Jumlah
Jiwa
Persentase
(%) Laki-Laki Perempuan
1
2
3
4
5
6
7
0 - 11 bulan
1 – 5
6 – 12
13 – 20
21 – 45
46 – 60
61 – ke atas
9
17
30
41
107
29
10
12
21
43
48
101
35
9
21
38
73
89
208
64
19
4,10
7,43
14,26
17,38
40,62
12,5
3,71
Jumlah 243 269 512 100,00
Sumber Data : Kantor Desa Tafagapi Tahun 2015
Berdasarkan tabel 2 diatas, menunjukan bahwa kelompok usia 21 – 45
tahun paling besar jumlahnya, dimana memiliki persentase sebesar 40,62 %
dengan jumlah 208 jiwa dari total jumlah penduduk 512 jiwa. Sementara
kelompok umur 13 – 20 tahun berada di posisi kedua dengan persentase 17,38 %
sesuai dengan keadaan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa tenaga kerja
produktifn yang tersedia cukup memadai sehingga dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan berbagai usaha ekonomi produktif dalam rangka meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat. Serta kelompok usia 6 – 12 tahun berada pada posisi
ketiga dengan persentase 14,26 % dari total jumlah penduduk 512 jiwa. Data
diatas didukung pula oleh hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Tafagapi
Alis, mengatakan bahwa :
40
“Angka produktifitas pada masyarakat Desa Tafagapi setelah pemekaran sangat
meningkat, hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil bidang pertanian. Salah
satu penyebab meningkatnya produktifitas ini, dikarenakan oleh sebagian besar
masyarakat Desa Tafagapi berada pada usia produktif yaitu sebesar 208 jiwa
atau 40,62 % dari total jumlah penduduk”. (Wawancara pada tanggal 25
September 2015).
Berdasarkan tabel dan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan
bahwa penduduk Desa Tafagapi lebih berada pada usia produktif yaitu antara
usia 21 – 45 tahun. Dengan ini, diharapkan bahwa produktifitas dapat lebih
ditingkatkan, selanjutnya kelompok usia 6 – 12 tahun serta kelompok usia 13 –
20 tahun masing-masing berada pada posisi kedua dan ketiga. Hal ini diharapkan
kedepan dapat lebih meningkatkan pembangunan pada berbagai sektor
pemerintahan.
4.1.3 Mata Pencaharian Penduduk
Sesuai data yang diperoleh penulis di Kantor Desa Tafagapi menunjukan
pada umumnya sumber ekonomi masyarakat di Desa Tafagapi menunjukan
bahwa sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah bermata pencaharian
sebagai petani dan nelayan. Sedangkan sebagian kecil bergerak diberbagai sektor
kegiatan dan menekuni usaha seperti PNS dan pedagang. Untuk lebih jelas
mengenai kehidupan sosial masyarakat di Desa Tafagapi dapat dilihat pada tabel
berikut dibawah ini.
41
Tabel 3. Komposisi Penduduk Desa Tafagapi Menurut Jenis Mata
Pencaharian Setelah Pemekaran
No Mata Pencaharian Jumlah KK Persentase (%)
1 Pegawai Negeri 4 3,12
2 Pedagang 6 4,68
3 Petani 108 84,38
4 Nelayan 10 7,82
Jumlah 128 100,00
Sumber Data: Kantor Desa Tafagapi, Tahun 2015
Tabel 3 diatas menjelaskan bahwa penduduk Desa Tafagapi secara umum
bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini dapat dilihat dari tabel tersebut
diatas dimana masyarakat yang berprofesi sebagai petani memiliki persentase
sebesar 84,8 % atau sebanyak 108 kepala keluarga. Selain bertani/berkebun,
banyak pula masyarakat Desa Tafagapi bermata pencaharian sebagai nelayan
dengan jumlah 10 kepala keluarga dengan persentase 7,82%. Sedangkan jenis
pekerjaan lainnya relatif sedikit.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa moyoritas penduduk Desa
Tafagapi masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, sementara itu
sektor lain hanya sebagian yang menggelutinya seperti pedagang, nelayan dan
pegawai negeri. Pada hal tersebut jika sektor ini dikelola secara baik akan dapat
meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarganya. Namun yang menarik adalah
meski hanya sebagai mata pencaharian petani, hasil produksi memiliki nilai
produktifitas lebih tinggi dibandingkan dengan hasil produksi lainnya. Hal
tersebut disebabkan secara umum petani di Desa Tafagapi menanami lahan
42
pertaniannya dengan tanaman cengkeh, kelapa dan pala. Hal ini didukung oleh
hasil wawancara penulis dengan Kepala Desa Tafagapi Abusar bahwa :
“Sebagian besar masyarakat Desa Tafagapi bermata pencaharian sebagai
petani, namun jumlah produksi dalam bidang pertanian memiliki nilai
produktifitas lebih besar jika dibandingkan dengan produktifitas dalam bidang
pencaharian sampingan lainnya. Tingginya produktifitas hasil tersebut
disebabkan kerena dalam jangka tiga atau lima bulan sudah bisa dipanen serta
memiliki nilai jual yang cukup tinggi”. (Wawancara, tanggal 25 September
2015).
Dari hasil wawancara serta tabel diatas menunjukan bahwa Desa Tafagapi
memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan pada masa yang akan
datang dibidang pertanian/perkebunan karena masyarakat setempat di Desa
tersebut memiliki struktur tanah yang cukup baik. Selain itu pula, sangat
memungkinkan untuk dikembangkannya usaha di bidang lainnya.
4.2 Sarana Yang Telah Tersedia di Desa Tafagapi Setelah Pemekaran
Sebelum pemekaran, sarana di Desa Tafagapi tidak terdapat sama sekali,
namun setelah beberapa tahun dimekarkan telah memberikan dampak yang
cukup positif yaitu dengan terbangunnya beberapa sarana penunjang, hal tersebut
sangat penting mengingat peranan dan fungsi kelurahan memiliki nilai strategis
baik sebagai sumber data maupun informasi bagi penyelenggaraan administrasi
pemerintahan tingkat bawah, disamping itu sebagai tempat pembinaan
penggalangan masyarakat di segala bidang. Karena salah satu tolak ukur
keberhasilan suatu pembangunan yang dilaksanakan oleh daerah atau wilayah
43
desa yang baru dimekarkan adalah ketersediaan sarana pembangunan. Adapun
sarana pemerintahan yang telah ada setelah pemekaran di Desa Tafagapi dapat
dilihat pada tabel 4 berikut :
Tabel 4. Sarana Pemerintahan Yang Telah Tersedia di Desa Tafagapi
Setelah Pemekaran
No Jenis Sarana Jumlah (Satuan)
1
2
3
Kantor Desa
Poskesdes (Pos Kesehatan Desa)
Masjid
1 Buah
1 Buah
1 Buah
Sumber Data: Kantor Desa Tafagapi, Tahun 2015
Pada awal berdirinya Desa Tafagapi sarana pemerintah belum ada, namun
berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa setelah pemekaran dilakukan
pembangunan sarana pemerintah di Desa Tafagapi telah mengalami perubahan.
Hal ini dibuktikan dengan berhasil didirikannya sarana pemerintah seperti
tersebut diatas melalui bantuan dari pemerintah daerah berupa subsidi yang
diberikan, dan juga berasal dari swadaya masyarakat dalam membantu
pembangunan walaupun jumlahnya tidak seberapa besar, akan tetapi cukup
membantu merangsang pelaksanaan pembagunan di Desa Tafagapi.
44
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Ketersediaan sarana sangat mempengaruhi aspek sosial dan ekonomi
dalam kehidupan bermasyarakat, bahkan ketersediaan sarana tersebut menjadi
salah satu tolak ukur dari kesejahteraan masyarakat yang mendiami daerah
tertentu. Selain itu pula, faktor yang turut mempengaruhi dampak suatu wilayah
dimekarkan adalah faktor ekonomi dan kehidupan sosial suatu masyarakat yang
berada di desa yang bersangkutan. Desa Tafagapi diwarnai dengan jenjang
tingkat sosial ekonomi yang bervariasi. Hal ini sejalan dengan kondisi keadaan
ekonomi masyarakat wilayah desa dengan tingkat kemampuan masyarakat itu
sendiri dalam usahanya memanfaatkan dan menciptakan lapangan kerja yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari di desa.
4.3.1.1 Aspek Sosial
1. Sarana Kesehatan
Pembangunan kesehatan di Desa Tafagapi dititik beratkan pada
peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan terwujudnya keluarga
bahagia dan sejahtera, dengan melihat dari tingkat kesejahteraan penduduk suatu
daerah atau Negara. Semakin baik tingkat kesehatan seseorang maka, hal ini
cenderung akan lebih meningkatkan produktivitas seseorang yang pada akhirnya
akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.
Untuk mencapai sasaran tersebut maka selama tahun 2011 sampai 2015
telah giat melaksanakan pembangunan sarana pelayanan kesehatan secara
45
menyeluruh ke Desa. Indikator ketersediaan sarana serta pelayanan kesehatan di
Desa Tafagapi dapat disajikan pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Sarana Kesehatan Yang Telah Tersedia di Desa Tafagapi
Ketersediaan Sarana
Jenis Sarana
Jumlah
Bidan
Jumlah
(Satuan)
Sebelum Pemekaran
2011
- - -
Sesudah Pemekaran
2015
POSKESDES
(Pos Kesehatan Desa)
1 Orang 1 Buah
Jumlah 1 Orang 1 Buah
Sumber Data: Kantor Desa Tafagapi, Tahun 2015
Pada Tabel 5 terlihat bahwa di Desa Tafagapi sampai tahun 2011 selain tidak
adanya penambahan ruangan kesehatan juga pada periode tersebut belum tersedia
sarana kesehatan dan seorang perawat karena belum adanya sarana kesehatan
sebagai tempat melayani masyarakat. Sementara itu, pada periode sesudah
pemekaran, ketersediaan sarana kesehatan telah mengalami peningkatan yaitu
telah berdirinya 1 Buah Pos Kesehatan Desa dan 1 orang bidan dengan jumlah
ketersediaan sarana dan juga jumlah bidan masing-masing sebanyak 1. Cara
pelayanannya kepada mayarakat masih menggunakan sistem kekerabatan yaitu
cukup mendatangi bidan maka bidan tersebut siap melayani dirumah masyarakat.
2. Sarana Pendidikan
Pendidikan di Desa Tafagapi dititikberatkan pada peningkatan mutu dan
perluasan wajib belajar di semua jenjang pendidikan, yaitu mulai dari TK sampai
dengan Sekolah Lanjutan Atas (SLTA). Salah satu indikator kesejahteraan
46
masyarakat adalah dilihat dari aspek pendidikan yang mereka miliki, sebab
dengan faktor pendidikan ini dapat menentukan setiap tindakannya terutama
dalam mengelola setiap kegiatan usaha, misalnya cepat menerima informasi pada
berbagai sektor kegiatan usaha yang berasal dari berbagai sumber informasi, baik
melalui media cetak ataupun media elektronik. Tingkat pendidikan yang cukup
memadai dapat menentukan status sosial seseorang dalam lingkungan
masyarakat. selain itu tingkat pendidikan menggambarkan derajat kemampuan
yang dimiliki seseorang, tingkat pendidikan juga menjadi landasan untuk
menentukan pilihan masa depan selanjutnya, baik pekerjaan maupun
keterlibatannya dalam kegiatan pembangunan dan kemasyarakatan.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan
manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berilmu
pengetahuan. Sedangkan usaha perluasan wajib belajar dimaksudkan agar
pendidikan usia sekolah yang tiap tahun meningkat sejalan dengan laju
pertumbuhan penduduk itu sendiri. Indikator yang dapat mengukur kesejahteraan
masyarakat di bidang pendidikan disajikan pada Tabel 6. Pada tabel tersebut
disajikan jumlah ketersediaan sarana pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak
(TK) sampai jenjang SLTA. Dari tabel ini dapat kita lihat perkembangan jumlah
sekolah sebelum pemekaran 2011 dan sesudah pemekaran 2011 dari setiap
jenjang pendidikan.
47
Tabel 6. Jumlah Ketersedian Sarana Pendidikan di Desa Tafagapi
Ketersediaan
Sarana
Tingkat Pendidikan Jumlah
Sarana
Persentase
TK SD SLTP SLTA
Sebelum
Pemekaran
2011
- 1 - - 1 33,33
Setelah
Pemekaran
2015
1 1 - - 2 66,67
Jumlah 1 2 - - 3 100,00
Sumber Data: Kantor Desa Tafagapi, Tahun 2015
Pada Tabel 6 diatas terlihat jumlah Sekolah Dasar di Desa Tafagapi
sebelum pemekaran tahun 2011 hanya 1 unit. Sedangkan TK, SLTP, dan SLTA
pada periode ini belum ada dengan jumlah total keseluruhan jenjang pendidikan
sebelum pemekaran sebanyak 1 unit dengan persentase sebanyak 33,33%.
Untuk jumlah sarana pendidikan setelah pemekaran tahun 2015 pada
pendidikan Taman Kanak-Kanak sebanyak 1 unit, jumlah Sekolah Dasar
sebanyak 2 unit. Jumlah sekolah lanjutan tingkat pertama sebanyak 7 unit.
Sedangkan jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan
Tingkat atas belum juga tersedia di desa Tafagapi hanya tersedia di Kecamatan
saja sehingga apabila masyarakat melanjutkan ke jenjang SLTP adan SLTA
masyarakat desa Tafagapi harus menempuh jarak 3 Km dari desa Tafagapi Ke
Kecamatan, sehingga jumlah total tiap jenjang pendidikan pada periode setelah
pemekaran yaitu sebanyak 2 unit dengan persentase peningkatan sebanyak
66,67%.
48
Keterangan : untuk jumlah ruangan pada setiap jenjang pendidikan dari
sebelum pemekaran dan setelah pemekaran belum ada data yang disediakan oleh
instansi terkait sehingga indikator yang ditampilkan hanya jumlah sekolah saja.
3. Sarana Jalan
Jalan merupakan salah satu sarana angkutan darat yang penting untuk
memperlancar roda kegiatan ekonomi. Dengan semakin meningkatnya usaha
pembangunan dibidang sarana dan prasarana akan menuntun peningkatan
pembangunan seperti jalan guna memperlancar lalu lintas barang dan jasa dari
satu desa ke desa lainnya. Panjang jalan di Desa Tafagapi sebelum pemekaran
tahun 2011 dan setelah pemekaran tahun 2015 yang merupakan jalan desa. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :
Tabel 7. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Desa Tafagapi
Ketersediaan
Sarana Jalan
Panjang Jalan
Menurut Jenis Permukaan
(m)
Jumlah
Panjang Jalan
(m)
Persentase
Aspal Krikil
Sebelum
Pemekaran
2011
- 300 300 10
Sesudah
Pemekaran
2015
2.000 700 2.700 90
Jumlah 2.000 1.000 3.000 100
Sumber Data: Kantor Desa Tafagapi, Tahun 2015
Menurut Tabel 7 diatas, sarana jalan di Desa Tafagapi terdiri atas dua
jenis permukaan yaitu aspal dan krikil. Sebelum adanya pemekaran tahun 2011
panjang jalan yang berpermukaan krikil yaitu 300 meter dan untuk panjang jalan
49
aspal pada periode ini belum dilakukan pengaspalan, dengan total keseluruhan
panjang jalan sebanyak 300 meter dan persentase sebanyak 10%.
Sedangkan pada periode setelah pemekaran tahun 2015 panjang jalan
aspal yaitu 2.000 meter dan jalan yang berupa krikil bertambah menjadi 700
meter, dengan total keseluruhan panjang jalan yaitu 2.700 meter dengan
persentase peningkatan sebesar 90%.
4.3.1.2 Aspek Ekonomi
1. Jenis Pekerjaan
Indikator yang dapat dilihat yang berhubungan dengan aspek ekonomi
adalah dari aspek jenis pekerjaan pokok maupun sampingan yang ditekuni
masyarakat, karena dengan jenis pekerjaan tersebut akan mempengaruhi
perekonomian mereka. Hasil penelitian menunjukan bahwa disamping memiliki
pekerjaan pokok, responden masyarakat Desa Tafagapi juga memiliki pekerjaan
lain sebagai sumber pendapatan. Untuk lebih jelasnya jenis pekerjaan masyarakat
di Desa Tafagapi sebelum adanya pemekaran tahun 2011 dan setelah adanya
pemekaran tahun 2011 tersebut dapat dilihat pada Tabel 8 berikut :
50
Tabel 8. Perbandingan Jenis Pekerjaan Responden Sebelum dan Sesudaah
Pemekaran di Desa Tafagapi, Tahun 2015
No Jenis
Pekerjaan
Sebelum
Pemekaran
2011
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
Jenis
Pekerjaan
Sesudah
Pemekaran
2015
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
1
2
3
4
Petani
Pegawai
Nelayan
Pedagang
21
1
2
1
84
4
8
4
Tukang kayu
Kios sembako
Ojek
Penjualan kue
Parut Kelapa
Tukang Batu
Bertani
2
1
5
2
2
2
11
8
4
20
8
8
8
44
25 100 25 100
Sumber Data: Kantor Desa Tafagapi, Tahun 2015
Tabel 8 terlihat bahwa sebelum adanya pemekaran tahun 2011 umumnya
masyarakat di Desa Tafagapi memiliki pekerjaan sebagai petani, yaitu sebanyak
21 orang atau 84% dan kemudian 2 orang atau 8% bekerja sebagai nelayan dan
selebihnya masing 1 orang atau 4% bekerja sebagai pegawai dan pedagang.
Sedangkan pada periode setelah pemekaran Tahun 2015 terjadi adanya
peningkatan yang menekuni pekerjaan dimana responden tidak hanya memiliki
satu pekerjaan saja tetapi terjadi penambahan pekerjaan yang merupakan
pekerjaan sampingan masyarakat yaitu sebagai bertani sebanyak 11 orang atau
44%, disusul ojek 5 orang atau 20%. Adapun yang menekuni pekerjaan sampingan
lainnya relatif sedikit.
Sesuai data di atas dapat dikatakan bahwa dari aspek ekonomi masyarakat
cukup baik ditinjau dari jenis pekerjaan, sebab semua responden dalam penelitian
51
ini apabila dilihat dari sebelum dan sesudah pemekaran sudah memiliki pekerjaan
yang berarti bahwa masyarakat telah memiliki sumber pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal ini menunjukan bahwa umumnya
responden memiliki dua sumber pendapatan , yaitu dari pekerjaan pokok dan
sampingan, dan dari sumber pendapatan tersebut mereka akan mampu
meningkatkan kondisi perekonomiaannya.
2. Pendapatan Responden
Pendapatan adalah balas jasa yang diterima seseorang setelah melakukan
sesuatu kegiatan tertentu, dengan demikian tidak semua orang mempunyai tingkat
pendapatan yang sama. Sehubungan dengan itu pendapatan juga adalah salah satu
komponen tingkat kesejahteraan. Makin tinggi tingkat pendapatan yang diterima
seseorang maka makin besar konsumsi yang dilakukan atau semakin banyak
kebutuhan yang terpenuhi. Demikian halnya dengan masyarakat di Desa Tafagapi,
bahwa pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahanya merupakan salah satu
komponen untuk mengukur tingkat kesejahteraan.
Lebih jelasnya mengenai besarnya pendapatan sebelum adanya pemekaran
tahun 2011 dan sesudah adanya pemekaran 2015 yang diperoleh responden dari
pekerjaan pokok, dapat dilihat pada Tabel 9 berikut :
52
Tabel 9. Rata-Rata Perbandingan Pendapatan Masyarakat Desa Tafagapi
Sebelum dan Sesudah Pemekaran, Tahun 2015
No Rata-Rata (bln)
Pendapatan Sebelum
Pemekaran 2011
Rata-Rata (bln)
Pendapatan Sesudah
Pemekaran 2015
Jumlah
(Orng)
Persentase
(%)
1
2
3
250.000
500.000 - 750.000
1.300.000
500.000
750.000 – 1.000.000
1.500.000
5
12
8
20
48
32
Jumlah 25 100
Sumber : Data Primer, 2015(diolah)
Tabel 9 diatas mengambarkan rata-rata pendapatan masyarakat Desa sebelum
dan sesudah adanya pemekaran tahun 2011. Peningkatan perubahan pendapatan
masyarakat menunjukan hasil yang meningkat yakni sebanyak 12 orang atau 48%
memiliki pendapatan Rp. 750.000,--1.000.000,- perbulan. Sedangkan responden
berpendapatan Rp. 500.000,- (rendah) hanya terdapat 5 orang atau 20%. Dengan
pendapatan responden yang semakin meningkat tersebut maka pemenuhan
kebutuhan akan semakin terpenuhi, sehingga kesejahteraan masyarakat akan
semakin baik dari sebelum adanya pemekaran.
Dari responden yang telah memberikan jawaban tentang peningkatan
pendapatannya, menunjukan kontribusi yang besar dengan adanya pemekaran di
Desa Tafagapi Kecamatan Menui Kepulauan.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di
Desa Tafagapi Kecamatan Menui Kepulauan Kabupaten Morowali
Berdasarkan penjelasan hasil penelitian diatas mengenai sosial ekonomi
masyarakat dengan melihat dari aspek kesejahteraan masyarakat di Desa
53
Tafagapi menunjukan suatu gambaran pemenuhan kebutuhan sosial dan ekonomi
yang baik, hal ini dapat dilihat dari indikator ketersedian sarana sosial dan
ekonomi yang meningkat karena secara sederhana dapat dikatakan bahwa
perbandingan ketersediaan sarana ekonomi dari sebelum dan setelah pemekaran
mengalami perubahan yang pesat dikarenakan jumlah pembangunan menjadi
sangat banyak dan jauh berkembang.
Indikator sosial yang dapat dilihat dari sarana pendidikan yaitu adanya
peningkatan mutu dan perluasan wajib belajar di semua jenjang pendidikan, yaitu
mulai dari TK sampai dengan Sekolah Lanjutan Atas (SLTA) Sebab dengan
faktor pendidikan ini dapat menentukan setiap tindakannya terutama dalam
mengelola setiap kegiatan usaha, misalnya cepat menerima informasi pada
berbagai sektor kegiatan usaha yang berasal dari berbagai sumber informasi, baik
melalui media cetak ataupun media elektronik.
Sarana kesehatan, menunjukan hal yang baik pula dimana pembangunan
kesehatan dititik beratkan pada peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
Masyarakat dan terwujudnya keluarga bahagia dan sejahtera, dimana semakin
baik tingkat kesehatan seseorang maka hal ini cenderung akan lebih
meningkatkan produktivitas seseorang yang pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraannya. Selanjutnya sarana jalan telah memiliki sarana
jalan yang baik pula dimana ditunjukan dengan meningkatnya usaha
pembangunan dibidang sarana dan prasarana yang mana akan menuntun
54
peningkatan pembangunan seperti jalan guna memperlancar lalu lintas barang
dan jasa dari satu desa ke desa lainnya.
Demikian pada indikator ekonomi dapat dilihat dari segi jenis pekerjaan
yang ditekuni oleh masyarakat dimana bahwa seluruh responden telah memiliki
dua pekerjaan sehingga dari kedua sumber pendapatan tersebut mereka mampu
meningkatkan perekonomiannya. Sedangkan pada peningkatan pendapatan
masyarakat juga menunjukan hasil yang meningkat pula yakni, sebanyak 12
orang atau 48% memiliki pendapatan Rp. 750.000,--1.000.000,- perbulan.
Sedangkan responden berpendapatan Rp. 500.000,- (rendah) hanya terdapat 5
orang atau 20% dari total responden.
Perkembangan tersebut tidak terlepas dari peran kepala desa dan
masyarakat dalam menjalankan tata kelola desa untuk lebih baik. Salah satu
upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan
masyarakat adalah meningkatkan pembangunan desa seperti tersedianya dan
terjangkaunya sarana sosial dan ekonomi masyarakat yang bertujuan untuk
menunjang aktivitas hidupnya.
Pada pembahasan dampak pemekaran Desa ini akan diuraikan hasil
penelitian mengenai dampak pemekaran Wilayah terhadap Kesejahteraan
Masyarakat di Desa Tafagapi. Hal ini penting karena untuk memperbaiki
keadaan atau kehidupan masyarakat dimasa mendatang dan juga untuk melihat
apakah pemekaran yang dilakukan oleh Desa Tafagapi memiliki dampak kearah
yang lebih baik setelah mekar dari Desa Morompaitonga. Dampak pemekaran
55
desa adalah pengaruh kuat yang dpat menimbulkan akibat seperti meningkatkan
sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana jalan, jenis pekerjaan dan
pendapatan. Oleh karena itu, dampak pemekaran desa sangat penting dalam
meningkatkan pembangunan, karena dengan pemekaran disini dapat berdampak
positif terhadap pengembangan suatu Desa. Adapun dampak pemekaran Desa
dengan pengaruh yang kuat dapat menimbulkan akibat sebagai berikut :
1. Meningkatkan sarana pendidikan. Maksudnya dengan pemekaran desa
diharapakan dapat menciptakan suatu peningkatan pendidikan dan perluasan
wajib belajar mulai dari TK sampai dengan perguruan tinggi.
2. Meningkatkan sarana kesehatan. Maksudnya dengan pemekaran desa
diharapkan adanya tambahan fasilitas kesehatan yang dapat menunjang
tingkat kesehatan masyarakat seperti tersedianya sebuah gedung kesehatan
yang dapat memungkinkan meningkatnya mutu pelayanan terhadap
kesehatan masyarakat, karena salah satu alasan pemekaran adalah pelayanan
dan dengan pemekaran ini masalah tersebut dapat teratasi dengan baik.
3. Meningkatkan sarana jalan. Maksudnya adalah dengan pemekaran desa
diharapkan semakin meningkatnya usaha pembangunan dibidang sarana dan
prasarana yang akan menuntun pada peningkatan pembangunan.
4. Jenis pekerjaan yang dimaksudkan adalah jenis pekerjaan utama (pokok) dan
pekerjaan sampingan yang digeluti oleh masyarakat di Desa Tafagapi sebagai
sumber kehidupan atau sumber pendapatan.
56
5. Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan masyarakat setiap bulannya
yang diterima oleh kepala keluarga atau anggota keluarga lainnya di Desa
Tafagapi yang bekerja baik dari pekerjaan utama maupun pekerjaan
sampingan diukur dengan Rp/bulan.
Untuk menjelaskan maksud tersebut, maka harus diketahui seberapa besar
dampak partisipasi mayarakat yang dilaksanakan dalam proses pembangunan di
Desa Tafagapi, setelah Desa tersebut di mekarkan menjadi satu desa maka akan
diuraikan hasil penelitian satu persatu.
1. Meningkatkan Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan merupakan suatu kondisi, dimana pembangunan
pendidikan di desa dititikberatkan pada peningkatan mutu dan perluasan
kesempatan belajar di semua jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak
sampai dengan Perguruan Tinggi. Upaya peningkatan mutu pendidikan yang
ingin dicapai tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan manusia seutuhnya.
Sedangkan perluasan kesempatan belajar dimaksud agar penduduk usia sekolah
yang setiap tahun mengalami peningkatan sejalan dengan laju pertumbuhan
penduduk, dan diharapkan agar dapat memperoleh kesempatan pendidikan
seluas-luasnya.
Sebelum pemekaran Desa Tafagapi, pembangunan pendidikan yang ada
di Desa boleh dikatakan masih terbatas, karena pembangunan pendidikan
diperioritaskan di ibu kota desa, sehingga pembangunan pendidikan dusun-dusun
lain menjadi terhambat. Namun setelah pemekaran kurang lebih 4 tahun
57
pembangunan pendidikan sudah berkembang dengan baik misalnya
pembangunan tingkat pendidikan yang mana sebelumnya hanya terdapat satu
sekolah saja sekarang menjadi dua sekolah.
Tabel 10. Pernyataan Responden Mengenai Dampak Pemekaran Desa
dalam Penigkatan Sarana Pendidikan
Item
Perny
Alternatif Jawaban Jumlah
Responden
Rata-rata
Skor SB % B % N % TB % STB %
1 5 20 9 36 11 44 0 - 0 - 25 3,76
2 5 20 11 44 9 36 0 - 0 - 25 3,84
3 1 4 5 20 19 76 0 - 0 - 25 3,16
Rata-rata skor item pernyataan 3,59
Sumber : Lampiran 2 (diolah)
Berdasarkan kategori tersebut, maka nilai skor rata-rata yang dicapai dari
pernyataan dalam penilaian peningkatan sarana pendidikan yaitu 3,59 berada
pada kategori baik. Dimana dengan adanya pemekaran Desa Tafagapi dapat
meningkatkan sarana pendidikan sehingga dengan kondisi demikian, menyatakan
bahwa pemekaran sangat berdampak positif terhadap sarana pendidikan.
Dikarenakan sebelum Desa Tafagapi mekar sarana pendidikan masih terbatas.
Hal ini diperkuat pula dengan hasil wawancara dengan Kepala Desa Tafagapi
Abusar, menyatakan bahwa :
“Pemekaran desa merupakan sarana untuk melakukan peningkatan pendidikan.
Desa Tafagapi melakukan pemekaran merupakan langkah tepat untuk
meningkatkan sarana pendidikan di wilayah desanya dimana setelah pemekaran
terjadi sudah terdapat adanya penambahan tingkat pendidikan Taman Kanak-
Kanak, karena apa yang telah direncanakan telah sesuai dengan apa yang
58
diinginkan, dan masyarakat pun dapat menikmati pendidikan yang sudah ada di
desa tersebut”. (Wawancara, 2 Oktober 2015).
2. Meningkatkan Sarana Kesehatan
Meningkatkan sarana kesehatan merupakan salah satu pewujudan usaha
mencapai keadilan sosial dengan mengusahakan kesempatan yang lebih luas bagi
setiap warganya untuk mendapatkan derajat kesehatan yang sebaik-baiknya
sesuai dengan kemampuan yang ada. Perbaikan pemeliharaan kesehatan rakyat di
laksanakan dalam rangka peningkatan kemampuan tenaga kerja bagi keperluan
pembangunan, serta untuk meningkatkan terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Untuk mengetahui bagaimana sarana kesehatan setelah pemekaran, maka dapat
disajikan data kuisioner dibawah ini :
Tabel 11. Pernyataan Responden Mengenai Dampak Pemekaran Desa
Dalam Meningkatkan Sarana Kesehatan
Item
Perny
Alternatif Jawaban Jumlah
Responden
Rata-rata
Skor SB % B % N % TB % STB %
1 5 20 12 48 8 32 0 - 0 - 25 3,88
2 2 8 7 28 13 52 3 12 0 - 25 3,32
3 0 - 0 - 8 32 15 60 2 8 25 2,24
4 0 - 15 60 10 40 0 - 0 - 25 3,6
Rata-rata skor item pernyataan 3,26
Sumber : Lampiran 3 (diolah)
Berdasarkan kategori tersebut, maka nilai skor rata-rata yang dicapai dari
pernyataan dalam penilaian peningkatan sarana kesehatan yaitu 3,26 berada pada
kategori netral. Dimana hal ini menunjukan bahwa dengan adanya pemekaran
desa yang dilakukan oleh Desa Tafagapi dapat meningkatkan sarana kesehatan
59
masyarakat disamping sarana kesehatan yang tersedia sudah semakin dekat dan
dapat dijangkau walaupun hanya berjalan kaki saja sehingga masyarakat yang
berada di Desa Tafagapi tidak perlu jauh-jauh pergi ke kecamatan untuk
melakukan pemeriksaan. Dengan adanya pemekaran desa tersebut sangat
berdampak positif untuk kesehatan masyarakat.
Data diatas didukung oleh pernyataan Sekretaris Desa Alis mengatakan
bahwa :
“Pemekaran Desa Tafagapi, berdampak pada peningkatan sarana kesehatan
masyarakat, artinya bahwa pemekaran desa sangat berdampak baik pada
kesehatan masyarakat, karena pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan
oleh Bidan tersebut tidak hanya melayani di Pos Kesehatan Desa saja tetapi
juga dilakukan dirumah masyarakat yang membutuhkan”. (Wawancara, 2
Oktober 2015)
Berdasarkan data diatas penulis dapat menjelaskan bahwa dengan adanya
pemekaran desa dapat meningkatkan sarana kesehatan masyarakat, artinya
disamping jaraknya sudah semakin dekat dengan rumah warga, juga pelayanan
kepada masyarakat menjadi sangat baik karena pelayanannya bukan saja
berdasarkan pada hubungan formal tetapi juga hubungan informal, sehingga
masyarakat merasa puas dilayani. Sebelum pemekaran dilakukan sarana
kesehatan yang ada di Desa boleh dikatakan tidak ada sama sekali, sehingga
masyarakat harus menempuh jarak 3 Km untuk melakukan pemeriksaan. Namun
dengan pemekaran ini Desa Tafagapi dapat memberikan pelajaran tersendiri
untuk masyarakat Desa Tafagapi, tentang kemandirian dalam menangani
60
masalah-masalah yang berhubungan yang ada didesa dan dengan pemekaran ini,
maka Desa Tafagapi sudah dapat melakukan pemeriksaan di desa sendiri tanpa
harus pergi ke desa lain.
3. Meningkatkan Sarana Jalan
Sarana jalan juga merupakan salah satu indikator untuk mengukur
kesejahteraan masyarakat, karena selain akses jalan digunakan sebagai
transportasi untuk menghubungkan desa satu dan desa lainnya, juga untuk
mendukung aktivitas manusia terutama dalam bidang ekonomi, sosial dan
budaya yaitu dengan cara membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan
sasaran pembangunan nasional melalui pendekatan pengembangan wilayah agar
tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah antar di
wilayah tersebut. Sehingga jalan dapat dikatakan sebagai akses penting untuk
menentukan kesejahteraan masyarakat, sebab apabila sarana jalan yang tidak
memadai menyebabkan kegiatan transportasi masyarakat terhambat. Untuk
mengetahui bagaimana sarana jalan setelah pemekaran, maka dapat disajikan
data kuisioner dibawah ini :
Tabel 12. Pernyataan Responden Mengenai Dampak Pemekaran Desa
dalam Meningkatkan Sarana Jalan
Item
Perny
Alternatif Jawaban Jumlah
Responden
Rata-rata
Skor SB % B % N % TB % STB %
1 3 12 10 40 10 40 2 8 0 - 25 3,56
2 3 12 7 28 15 60 0 - 0 - 25 3,52
Rata-rata skor item pernyataan 3,54
Sumber : Lampiran 4 (diolah)
61
Berdasarkan kategori tersebut, maka nilai skor rata-rata yang dicapai dari
pernyataan dalam penilaian peningkatan sarana kesehatan yaitu 3,54 berada pada
kategori baik. Dimana hal ini menunjukan bahwa dengan adanya pemekaran desa
yang dilakukan oleh Desa Tafagapi dapat meningkatkan sarana jalan karena
akses perekonomian masyarakat dari desa satu ke desa lainnya menjadi lancar.
Data diatas didukung oleh pernyataan Kepala Desa Abusar mengatakan bahwa :
“Setelah pemekaran peningkatan sarana jalan di Desa Tafagapi dapat dikatakan
cukup membantu walaupun tidak semua jalan teraspal, tetapi masyarakat
merasa cukup terbantu dalam hal ini melakukan akses perekonomian ke desa
lain, walaupun sepenuhnya belum terlaksana namun ada kepuasan yang
dirasakan oleh masyarakat karena apa yang masyarakat inginkan dan butuhkan
telah diberikan oleh pemerintah”. (Wawancara, 2 Oktober 2015).
4. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan pokok dan sampingan
yang digeluti oleh masyarakat sehingga dari pekerjaan tersebut dapat menambah
penghasilan dari segi ekonomi masyarakat yang menyebabkan adanya keinginan
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya yaitu dengan memanfaatkan
melalui penggunaan potensi-potensi yang ada di desa dengan semaksimal karena
dari jenis pekerjaan tersebut akan mempengaruhi kondisi perekonomian mereka.
Sehingga dari hasil tersebut dapat dinikmati langsung oleh masyarakat setempat.
Untuk mengetahui dampak pemekaran desa dalam peningkatan jenis pekerjaan
dapat dilihat pada hasil kuisioner dibawah ini :
62
Tabel 13. Pernyataan Responden Mengenai Dampak Pemekaran Desa
Dalam Peningkatan Jenis Pekerjaan
Item
Perny
Alternatif Jawaban Jumlah
Responden
Rata-rata
Skor SB % B % N % TB % STB %
1 0 - 4 16 21 84 0 - 0 - 25 3,16
Rata-rata skor item pernyataan 3,16
Sumber : Lampiran 5 (diolah)
Berdasarkan kategori tersebut, maka nilai skor rata-rata yang dicapai dari
pernyataan dalam penilaian peningkatan sarana kesehatan yaitu 3,16 berada pada
kategori netral. Dimana hal ini dimaksud, bahwa sebagian besar masyarakat Desa
Tafagapi mengatakan bahwa pemekaran desa memberikan dampak dalam
peningkatan jenis pekerjaan. Karena potensi-potensi yang ada di desa dapat
dimanfaatkan dengan baik untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Data
tersebut diperkuat oleh hasil wawancara dengan kepala Desa Tafagapi, Bapak
Abusar mengatakan bahwa :
“Pemekaran Desa Tafagapi cukup bermanfaat untuk peningkatan jenis
pekerjaan, karena salah satu faktor penyemangat masyarakat untuk melakukan
pemekaran adalah agar kesejahteraan masyarakat dapat meningkat, dengan
memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki oleh desa untuk memenuhi
kebutuhan, seperti potensi yang ada di darat yang diharapkan nantinya menjadi
sektor andalan pendapatan masyarakat Desa Tafagapi”. (Wawancara, tanggal 2
Oktober 2015).
Berdasarkan wawancara dari hasil kuisioner diatas semakin meyakinkan
penulis bahwa pemekaran desa cukup berdampak pada peningkatan jenis
pekerjaan, karena setelah pemekaran dilakukan masyarakat Desa Tafagapi telah
63
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki meski belum sepenuhnya terlaksana
dengan baik, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
5. Meningkatkan Pendapatan
Meningkatkan pendapatan merupakan cita-cita oleh setiap orang dalam
hal ini untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya pemekaran
diharapkan pemerintah dapat membuka lapangan kerja dengan tujuan
mensejahterakan masyarakatnya. Artinya dengan adanya pemekaran Desa
Tafagapi diharapkan pemerintah desa mampu menciptakan lapangan kerja,
karena wilayah kerjanya sudah relatif besar sehingga potensi yang tersedia dapat
bermanfaat dengan baik, yang pada giliranya dapat menambah pendapatan
masyarakat. Pemekaran Desa Tafagapi sangat menimbulkan dampak positif
terhadap pembangunan Desa. Untuk mengetahui dampak pemekaran Desa
tersebut dalam hal ini, meningkatkan pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14. Pernyataan Responden Mengenai Dampak Pemekaran Desa
dalam Meningkatkan Pendapatan
Item
Perny
Alternatif Jawaban Jumlah
Responden
Rata-rata
Skor SB % B % N % TB % STB %
1 4 16 11 44 10 40 - - - - 25 3,76
Rata-rata skor item pernyataan 3,76
Sumber : Lampiran 6 (diolah)
Berdasarkan kategori tersebut, maka nilai skor rata-rata yang dicapai dari
pernyataan dalam penilaian peningkatan pendapatan yaitu 3,76 berada pada
kategori baik. Dimana hal ini menunjukan bahwa Pemekaran Desa Tafagapi
64
sangat bermanfaat, terutama dalam hal peningkatan pendapatan karena dengan
adanya pemekaran, pendapatan di masyarakat dapat meningkat. Data diatas
didukung oleh wawancara dengan Kepala Desa Abusar mengatakan bahwa :
“Pemekaran Desa Tafagapi berdampak pada peningkatan pendapatan
masyarakat, artinya bahwa pemekaran desa sangat berdampak baik pada
peningkatan pendapatan. Karena dengan adanya pemekaran desa kesempatan
untuk memanfaatkan potensi yang ada di desa dapat terlaksana dengan baik
yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu
sendiri.”.(Wawancara, 2 Oktober 2015)
Dari wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan
pendapatan di Desa Tafagapi setelah mekar sangat membantu menambah
pendapatan masyarakat dalam halnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hal
ini disebabkan karena pemerintah Desa Tafagapi selalu memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk memanfaatkan potensi sesuai kemampuan yang
dimilikinya.
4.4.2 Frekuensi Jawaban Responden Atas Item Dampak Pemekaran Desa
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Frekuensi jawaban responden merupakan kriteria untuk menilai apakah
setelah pemekaran terjadi ada sebuah perubahan yang lebih baik yang mengarah
pada kesejahteraan masyarakat itu sendiri, yang diamati dari indikator sosial dan
ekonomi yang meliputi : pendidikan, kesehatan, sarana jalan, jenis pekerjaan dan
pendapatan. Jawaban responden atas item pernyataan kesejahteraan masyarakaat
di Desa Tafagapi dapat dilihat 15 berikut :
65
Tabel 15. Item Pernyataan Responden Mengenai Dampak Pemekaran Desa
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Item
Perny
Alternatif Jawaban Jumlah
Responden
Rata-rata
Skor SB % B % N % TB % STB %
1 5 20 9 36 11 44 0 - 0 - 25 3,76
2 5 20 11 44 9 36 0 - 0 - 25 3,84
3 1 4 5 20 19 76 0 - 0 - 25 3,16
Rata-rata skor indikator pendidikan 3,59
4 5 20 12 48 8 32 0 - 0 - 25 3,88
5 2 8 7 28 13 52 3 12 0 - 25 3,32
6 0 - 0 - 8 32 15 60 2 8 25 2,24
7 0 - 15 60 10 40 0 - 0 - 25 3,6
Rata-rata skor indikator kesehatan 3,26
8 3 12 10 40 10 40 2 8 0 - 25 3,56
9 3 12 7 28 15 60 0 - 0 - 25 3,52
Rata-rata skor indikator sarana jalan 3,54
10 0 - 4 16 21 84 0 - 0 - 25 3,16
Rata-rata skor indikator jenis pekerjaan 3,16
11 4 16 11 44 10 40 - - - - 25 3,76
Rata-rata skor indikator pendapatan 3,76
Rata-rata item pernyataan pemekaran desa terhadap kesejahteraan masyarakat 3,47
Sumber : Diolah
Tabel 15 diatas menunjukan bahwa secara umum responden menilai
pemekaran desa terhadap kesejahteraan masyarakat berada pada kriteria
penilaian baik atau disetarakan dengan kriteria tinggi yang ditandai dengan nilai
skor rata-rata 3,47. Ini berarti bahwa pemekaran desa dinilai cukup memberikan
dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Tafagapi apabila
diamati melalui indikator pendidikan, kesehatan, sarana jalan, jenis pekerjaan
dan pendapatan.
66
BAB. 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis,
menunjukan bahwa setelah mekar dari Kelurahan Morompaitonga peningkatan
kesejahteraan masyarakat cukup memberikan dampak positif bagi perkembangan
Desa Tafagapi, baik dari segi aspek sosial dan ekonomi. Sehingga sesuai hasil data
yang di analisis maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat pendapatan menunjukan hasil yang meningkat pula dengan jumlah
skor rata-rata 3,76 dimana dari total 25 responden memiliki pendapatan
tambahan berkisar dari Rp. 500.000 - Rp.1.500.000 jika dibandingkan dengan
pendapatan sebelum pemekaran berkisar Rp. 250.000 – Rp.1.300.000,-.
2. Dari tingkat pendidikan responden menunjukan peningkatan yang baik dengan
jumlah skor rata-rata 3,59, hal ini dapat dilihat dari jumlah ketersediaan sarana
pendidikan sebelum pemekaran yaitu hanya berjumlah satu unit saja namun
setelah pemekaran jumlah ketersediaan sarana pendidikan bertambah menjadi
dua unit.
3. Dari aspek sarana jalan sebelum pemekaran jenis panjang permukaan jalan
krikil yaitu 300 meter dan untuk panjang jalan pada periode ini belum
dilakukan pengaspalan atau hanya mencapai 10%. namun setelah pemekaran
panjang jalan aspal yaitu 2.000 meter dan jalan krikil bertambah menjadi 700
67
meter sehingga total keseluruhan jalan aspal dan krikil bertambah 2.700 meter
atau 90% dengan jumlah skor rata-rata 3,54.
4. Selain itu tingkat kesehatan menunjukan peningkatan pula dimana telah berdiri
satu unit Pos Kesehatan Desa yang mana sebelum pemekaran sarana kesehatan
tersebut belum tersedia, namun setelah pemekaran jumlah sarana kesehatan
dan bidan sudah tersedia dengan jumlah skor rata-rata 3,26.
5. Demikian pula jenis pekerjaan sampingan sebelum pemekaran sebagian dari
total responden yang berjumlah 25 orang hanya mempunyai satu pekerjaan
saja, namun setelah pemekaran jumlah total responden dari 25 orang sudah
memiliki dua jenis pekerjaan yaitu pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan,
sehingga dari kedua sumber pendapatan tersebut mereka akan mampu
meningkatkan kondisi perekonomiannya dengan jumlah skor rata-rata 3,16.
5.2 Saran
1. Pemekaran desa mempunyai dampak terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat dimana setelah pemekaran Desa Tafagapi ketersedian bahan pokok
sarana sosial dan ekonomi diberbagai pelosok.
2. Diperlukan kebijaksanaan pemerintah yang dirancang untuk menciptakan
kesempatan kerja yang seluas-luasnya agar masyarakat berupaya terus menerus
sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga pendapatan mereka
meningkat.
68
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, dan Edisi Revisi Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Anonim, Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2005 Tentang Pemerintahan Desa.
Anonim, Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2007 Tentang Tata Cara Pembentukan,
Penggabungan, Dan Penghapusan Daerah.
Alam, Nur dan Harmon Harun. 2005. Himpunan Undang-Undang Pemekaran
Daerah 2002-2004. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Badan Pusat Statistik Tahun 2001, Indikator Kesejahteraan Rumah Tangga Di
Indonesia, Jakarta : BPS Pusat.
Budiman, Arif. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: Graha Media
Pustaka.
Bertha, I Nyoman. 1982. Masyarakat Desa dan Pembangunan Desa. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Hartono. 2006. Loporan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Irawan dan M. Suparmoko, 2002. Ekonomi Pembangunan Desa. Duta Aksara,
Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta :
Depdikbud, Balai Pustaka.
Kansil. 2005. Keberhasilan Pembangunan Desa. Jakarta: Raja Wali.
Kartasasmita. 1997. Paradigma Pembangunan di Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Umum.
Khaerudin, H. 1992. Pembangunan Masyarakat Ekonomi dan Perencanaan. Liberty,
Jakarta.
Ndraha, Tahziduhu. 2006. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan. Jakarta:
Rineka Cipta.
69
Ndraha, Tahziduhu. 1990. Persiapan Masyarakat dalam Pembagunan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nurdin Fadhil M, 1990. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial, Angkasa, Bandung.
Prayityo, 1996. Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan, LP3ES, Jakarta.
Partadiredja, Ace, 1992. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional, Jakarta : Pn
Balai Pustaka.
Poerwadarminta, WJS., 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Pn. Balai
Pustaka.
Siagian, Sonadang P. 1997. Administrasi Pembangunan, Edisi 19. Jakarta: Gunung
Agung
Sugiono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabete.
Soemarwoto, Otto. 2003. Ekologi dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Taneko, Soleman B. 1993. Struktur dan Proses Sosial Suatu Pengantar Sosiologi
Pembangunan. Jakarta: Rajawali Press.
Tjokroamidjojo, Bintoro. 2001. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta: Sinar
Grafika.
Tjokrowinoto, Moelyarto. 2007. Beberapa Tekhnik dalam Hubungan Kerja.
Yogyakarta: BPA UGM.
Todong, M.P. 1993. Beberapa Aspek Pembangunan Desa dan Daerah. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Widjaja, Haw. 2000. Pemerintah Desa Marga Berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999
Tentang Pemerintahan Daerah Suatu Telaah Administrasi Negara. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Wibawa, Samodra. 2004. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
70
71
Lampiran 1. Kuisioner
Studi Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Di Desa Tafagapi Kec. Menui Kepulauan Kab. Morowali
A. Petunjuk Pengisian
1. Mohon dengan hormat bantuan kesediaan bapak/ibu untuk mengisi
seluruh pernyataan yang ada dengan sejujurnya.
2. Kejujuran di dalam memberikan jawaban akan sangat membantu
akurasi kebenaran penelitian ini.
3. Beri tanda ceklist pada salah satu pilihan jawaban yang bapak/ibu
anggap paling sesuai dengan keadaan sebenarnya.
4. Ada lima alternatif jawaban yang disediakan yaitu :
a. Sangat Baik (SB) (5)
b. Baik (B) (4)
c. Netral (N) (3)
d. Tidak Baik (TB) (2)
e. Sangat Tidak Baik (STB) (1)
5. Identitas anda/responden kami jamin kerahasiaanya
6. Terima kasih atas jawaban yang bapak/ibu berikan.
B. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan Terakhir :
72
C. Pernyataan
1. Pendidikan
No Pernyataan Alternatif Jawaban
5 4 3 2 1
1 2 3
Peningkatan Sarana Pendidikan
1 Gedung layak huni
2 Guru cukup memadai
3 Fasilitasnya cukup
2. Kesehatan
No Pernyataan Alternatif Jawaban
5 4 3 2 1
1 2 3
Peningkatan Sarana Kesehatan
4 Cukup memadai
5 Pelayanannya baik
6 Fasilitasnya cukup
7 Bidanya tersedia
3. Sarana Jalan
No Pernyataan Alternatif Jawaban
5 4 3 2 1
1 2 3
Peningkatan Sarana Jalan
8 Aspal
9 Cukup Baik
73
4. Jenis Pekerjaan
No Pernyataan Alternatif Jawaban
5 4 3 2 1
1 2 3
Peningkatan Jenis Pekerjaan
10 Menambah pendapatan
5. Pendapatan
No Pernyataan Alternatif Jawaban
5 4 3 2 1
1 2 3
Peningkatan Pendapatan
11 Cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari
74
Lampiran 2. Hasil Angket Dampak Pemekaran Wilayah Terhada Kesejahteraan
Masyarakat
Resp
Pendidikan
Total
Rata-rata 1 2 3
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Re. 1 4 4 4 4 5 5 13 4,33
Re. 2 4 4 5 5 3 3 12 4
Re. 3 3 3 4 4 3 3 10 3,33
Re. 4 3 3 4 4 3 3 10 3,33
Re. 5 5 5 5 5 4 4 14 4,66
Re. 6 5 5 4 4 4 4 13 4,33
Re. 7 4 4 3 3 3 3 10 3,33
Re. 8 3 3 3 3 3 3 9 3
Re. 9 5 5 4 4 4 4 13 4,33
Re. 10 3 3 4 4 3 3 10 3,33
Re. 11 3 3 5 5 3 3 11 3,66
Re. 12 4 4 4 4 3 3 11 3,66
Re. 13 4 4 4 4 4 4 12 4
Re. 14 3 3 3 3 4 4 10 3,33
Re. 15 3 3 3 3 3 3 9 3
Re. 16 4 4 3 3 3 3 10 3,33
Re. 17 4 4 4 4 3 3 11 3,66
Re. 18 5 5 3 3 3 3 11 3,66
Re. 19 5 5 4 4 3 3 12 4
Re. 20 4 4 4 4 3 3 11 3,66
Re. 21 3 3 5 5 3 3 11 3,66
Re. 22 3 3 3 3 3 3 9 3
Re. 23 4 4 3 3 3 3 10 3,33
Re. 24 3 3 3 3 3 3 9 3
Re. 25 3 3 5 5 3 3 11 3,66
Jumlah 94 96 79 272 90,58
Rata-rata 3,76 3,84 3,16 10,88 3,62
Sumber : Diolah
75
Lampiran 3. Hasil Angket Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Resp
Kesehatan
Total
Rata-rata 1 2 3 4
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Re. 1 5 5 3 3 3 3 4 4 15 3,75
Re. 2 5 5 4 4 3 3 4 4 16 4
Re. 3 4 4 4 4 3 3 4 4 15 3,75
Re. 4 4 4 4 4 2 2 4 4 14 3,5
Re. 5 4 4 3 3 2 2 4 4 13 3,25
Re. 6 4 4 3 3 2 2 3 3 12 3
Re. 7 3 3 3 3 1 1 3 3 10 2,5
Re. 8 3 3 2 2 3 3 3 3 11 2,75
Re. 9 5 5 3 3 3 3 3 3 14 3,5
Re. 10 5 5 2 2 1 1 4 4 12 3
Re. 11 5 5 3 3 2 2 4 4 14 3,5
Re. 12 4 4 4 4 2 2 3 3 13 3,25
Re. 13 4 4 4 4 2 2 4 4 14 3,5
Re. 14 3 3 5 5 3 3 3 3 14 3,5
Re. 15 3 3 2 2 3 3 4 4 12 3
Re. 16 3 3 3 3 3 3 3 3 12 3
Re. 17 4 4 5 5 2 2 3 3 14 3,5
Re. 18 4 4 4 4 2 2 4 4 14 3,5
Re. 19 4 4 4 4 2 2 4 4 14 3,5
Re. 20 4 4 3 3 2 2 3 3 12 3
Re. 21 4 4 3 3 2 2 3 3 12 3
Re. 22 3 3 3 3 2 2 4 4 12 3
Re. 23 3 3 3 3 2 2 4 4 12 3
Re. 24 3 3 3 3 2 2 4 4 12 3
Re. 25 4 4 3 3 2 2 4 4 13 3,25
Jumlah 97 83 56 90 326 81,5
Rata-rata 3,88 3,32 2,24 3,6 13,04 3,26
Sumber: Diolah
76
Lampiran 4. Hasil Angket Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat
Resp
Sarana Jalan
Total
Rata-rata 1 2
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Re. 1 5 5 4 4 9 4,5
Re. 2 4 4 3 3 7 3,5
Re. 3 4 4 3 3 7 3,5
Re. 4 5 5 3 3 8 4
Re. 5 2 2 3 3 5 2,5
Re. 6 4 4 3 3 7 3,5
Re. 7 4 4 3 3 7 3,5
Re. 8 3 3 4 4 7 3,5
Re. 9 3 3 4 4 7 3,5
Re. 10 5 5 4 4 9 4,5
Re. 11 4 4 5 5 9 4,5
Re. 12 4 4 3 3 7 3,5
Re. 13 4 4 5 5 9 4,5
Re. 14 4 4 5 5 9 4,5
Re. 15 3 3 4 4 7 3,5
Re. 16 3 3 3 3 6 3
Re. 17 3 3 3 3 6 3
Re. 18 4 4 4 4 8 4
Re. 19 3 3 3 3 6 3
Re. 20 3 3 3 3 6 3
Re. 21 2 2 3 3 5 2,5
Re. 22 3 3 3 3 6 3
Re. 23 4 4 3 3 7 3,5
Re. 24 3 3 4 4 7 3,5
Re. 25 3 3 3 3 6 3
Jumlah 89 88 141 88,5
Rata-rata 3,56 3,52 5,64 3,54
Sumber : Diolah
77
Lampiran 5. Hasil Angket Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat
Resp
Jenis Pekerjaan Total Rata-rata
1
5 4 3 2 1
Re. 1 3 3 3 3
Re. 2 3 3 3 3
Re. 3 4 4 4 4
Re. 4 4 4 4 4
Re. 5 3 3 3 3
Re. 6 3 3 3 3
Re. 7 3 3 3 3
Re. 8 4 4 4 4
Re. 9 3 3 3 3
Re. 10 3 3 3 3
Re. 11 3 3 3 3
Re. 12 3 3 3 3
Re. 13 3 3 3 3
Re. 14 3 3 3 3
Re. 15 3 3 3 3
Re. 16 4 4 4 4
Re. 17 3 3 3 3
Re. 18 3 3 3 3
Re. 19 3 3 3 3
Re. 20 3 3 3 3
Re. 21 3 3 3 3
Re. 22 3 3 3 3
Re. 23 3 3 3 3
Re. 24 3 3 3 3
Re. 25 3 3 3 3
Jumlah 79 79 79
Rata-rata 3,16 3,16 3,16
Sumber : Diolah
78
Lampiran 6. Hasil Angket Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat
Resp
Pendapatan
Total
Rata-rata 1
5 4 3 2 1
Re. 1 5 5 5 5
Re. 2 4 4 4 4
Re. 3 4 4 4 4
Re. 4 3 3 3 3
Re. 5 3 3 3 3
Re. 6 5 5 5 5
Re. 7 4 4 4 4
Re. 8 4 4 4 4
Re. 9 4 4 4 4
Re. 10 3 3 3 3
Re. 11 3 3 3 3
Re. 12 4 4 4 4
Re. 13 4 4 4 4
Re. 14 5 5 5 5
Re. 15 4 4 4 4
Re. 16 4 4 4 4
Re. 17 3 3 3 3
Re. 18 3 3 3 3
Re. 19 3 3 3 3
Re. 20 4 4 4 4
Re. 21 4 4 4 4
Re. 22 3 3 3 3
Re. 23 3 3 3 3
Re. 24 3 3 3 3
Re. 25 5 5 5 5
Jumlah 94 94 94
Rata-rata 3,76 3,76 3,76
Sumber : Diolah
79
DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA DI DESA TAFAGAPI
80