Analisis MBS Putri

21
Analisis Manajemen Berbasis Sekolah Latar belakang adanya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu diharapkan sekolah menjadi unggul, mandiri, manajemen yang baik, serta meningkatkan prestasi peserta didik (Multi Kecerdasan). Manajemen disini dimaksudkan untuk optimalisasi pengelolaan dan pengendalian stakeholders pendidikan yang terdiri dari pihak internal sekolah (Kepala Sekolah, Guru, dan Staf) dan pihak eksternal sekolah (Orang tua peserta didik, Masyarakat, Pemerintah, Dunia Usaha dan Dunia Industri/DUDI Pendidikan). Indikator keberhasilan MBS dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek manajemen, aspek Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM), dan aspek peran serta masyarakat. Tim KKN melakukan analisis MBS di SDN Caringin berdasarkan hasil wawancara dan observasi sebagai berikut: 1. Aspek Manajemen Aspek manajemen di sekolah berupa kultur sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah. Aspek manajemen ini terdiri dari: a. Kepemimpinan Kepemimpinan sangat diperlukan untuk keberhasilan sekolah. Kepemimpinan sekolah biasanya dilakukan oleh kepala Sekolah termasuk di SDN Caringin. SDN Caringin dipimpin oleh kepala Sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah SDN Caringin dalam melaksanakan tugasnya bersifat partisipatif. Dimana kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya melibatkan guru

description

MBS

Transcript of Analisis MBS Putri

Page 1: Analisis MBS Putri

Analisis Manajemen Berbasis Sekolah

Latar belakang adanya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu diharapkan sekolah

menjadi unggul, mandiri, manajemen yang baik, serta meningkatkan prestasi peserta didik (Multi

Kecerdasan). Manajemen disini dimaksudkan untuk optimalisasi pengelolaan dan pengendalian

stakeholders pendidikan yang terdiri dari pihak internal sekolah (Kepala Sekolah, Guru, dan

Staf) dan pihak eksternal sekolah (Orang tua peserta didik, Masyarakat, Pemerintah, Dunia

Usaha dan Dunia Industri/DUDI Pendidikan).

Indikator keberhasilan MBS dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek manajemen, aspek

Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM), dan aspek peran serta masyarakat.

Tim KKN melakukan analisis MBS di SDN Caringin berdasarkan hasil wawancara dan

observasi sebagai berikut:

1. Aspek Manajemen

Aspek manajemen di sekolah berupa kultur sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah.

Aspek manajemen ini terdiri dari:

a. Kepemimpinan

Kepemimpinan sangat diperlukan untuk keberhasilan sekolah. Kepemimpinan

sekolah biasanya dilakukan oleh kepala Sekolah termasuk di SDN Caringin. SDN

Caringin dipimpin oleh kepala Sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah SDN Caringin

dalam melaksanakan tugasnya bersifat partisipatif. Dimana kepala sekolah dalam

melaksanakan tugasnya melibatkan guru dan staf dalam mengambil keputusan.

Seharusnya komite sekolah ikut terlibat. Namun, komite sekolah di SDN Caringin ini

sudah tidak berjalan sejak tahun 2009.

Guru dan tenaga kependidikan SDN Caringin ini sangat menghargai kepala sekolah

dan senioritas. Sikap menghargai kepala sekolah ini terlihat saat kepala sekolah

memberikan semangat pada guru. Semangat yang diberikan dalam bentuk contoh sebagai

suri tauladan. Kepala sekolah cenderung mengajak, ikut serta, dan melaksanakan tugas

bersama-sama. Contohnya kepala sekolah SDN Caringin ini sangat menghargai waktu.

Beliau datang ke sekolah tepat waktu bahkan sebelum bel masuk berbunyi, sehingga

memotivasi guru untuk datang tepat waktu juga. Hasil dari motivasi ini tidak serentak

karena prosesnya dilakukan secara bertahap. Kepala sekolah SDN Caringin ini memiliki

Page 2: Analisis MBS Putri

sikap tegas, bijaksana, dan berani dalam menempatkan atau memberhentikan guru

apabila guru tersebut tidak sesuai dengan aturan dalam melaksanakan tugasnya.

Kepala sekolah menggunakan strategi bottom-up planning dalam menyusun rencana

pengembangan sekolah di SDN Caringin ini. Dimana perencanaan dibuat oleh kepala

sekolah yang ditujukan kepada guru dan tenaga kependidikan. Kepala sekolah bertugas

mengambil keputusan, sedangkan guru dan tenaga kependidikan sebagai pelaksana saja.

Namun dalam implementasinya, tidak semua keputusan diambil oleh kepala sekolah.

Kepala sekolah cenderung mendiskusikan terlebih dahulu dengan guru dan tenaga

kependidikan.

Setiap guru dan tenaga kependidikan SDN Caringin ini diberi kesempatan yang sama

untuk mengembangkan diri. Untuk meningkatkan profesionalismenya, guru diberikan

pelatihan, penulisan karya ilmiah, dan mengikuti Kelompok Kerja Guru (KKG). Guru

SDN Caringin ini mengikuti KKG setiap satu bulan sekali. Bahkan salah satu guru SDN

Caringin menjadi bendahara KKG gugus SD. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru juga

diberikan kesempatan untuk membuat atau merevisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Apabila ada arahan dari dinas pendidikan, maka kepala sekolah memberitahukan

secara lengkap pada guru. Selain itu, kepala sekolah bekerjasama dengan guru membuat

SDN Caringin menjadi sekolah unggul.

Kepala sekolah melaksanakan supervisi terhadap kegiatan pembelajaran di kelas

secara periodik. Kepala sekolah melakukan pengawasan sesuai dengan jadwal supervisi

yang telah dibuat sebelumnya. Jadwal supervisi ini diberikan kepada guru, sehingga guru

mengetahui jadwal kunjungan kepala sekolah ke kelas. Kepala sekolah lebih

memperhatikan pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, kepala

sekolah juga memeriksa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal, dan

analisis kelas. Jika ada guru dalam melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan arahan,

maka guru tersebut akan dipanggil lalu diberikan peringatan dan arahan kembali. Jika

guru tersebut melakukan kesalahan sebanyak tiga kali, maka guru tersebut tidak diberikan

kelas. Kelas akan diberikan pada guru lain, meskipun masih honorer. Satu orang guru

melakukan kegiatan belajar mengajar sebanyak 24 jam dalam seminggu di SDN Caringin

ini. Perlu diketahui juga, kepala sekolah baru saja diganti pada akhir bulan Mei 2015.

Page 3: Analisis MBS Putri

b. Keuangan

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) SDN Caringin ini disusun

berdasarkan identifikasi dan analisis kebutuhan sekolah. Berkas RKAS SDN Caringin

dapat dilihat pada lampiran.

Pengelolaan keuangan SDN Caringin ini telah diadministrasikan dengan baik. Setiap

tahun ajaran baru pihak sekolah membuat RKAS yang menggambarkan pendapatan dan

pengeluaran sekolah tersebut. RKAS disusun oleh kepala sekolah, guru atau bendahara

sekolah, dan tenaga kependidikan atau yang biasa disebut Tata Usaha (TU). Namun

dalam penyusunan RKAS SDN Caringin ini tidak bersama dengan komite sekolah.

Komite Sekolah di SDN Caringin sudah tidak berjalan sejak tahun 2009. Dalam

menyusun anggaran sekolah, pihak sekolah terlebih dahulu melakukan analisa konteks.

Analisa konteks ini didapatkan dari kebutuhan sekolah dan prioritas pemenuhannya. Isi

RKAS SDN Caringin ini menunjukan nama kegiatan yang akan dibiayai, tujuan

kegiatan, sumber dana, produk atau hasil, dan teknis pelaksanaan.

Pengelolaan keuangan SDN Caringin ini telah menerapkan prinsip transparansi dan

akuntabel. Dimana pengelolaan keuangan dalam prinsip transparasi dilakukan setelah

mendapatkan persetujuan dari kepala sekolah. Sedangkan untuk pengelolaan keuangan

dalam prinsip akuntabel dilakukan untuk mengelola sumber dana yang dapat

dipertanggung jawabkan dalam penggunaannnya. Biasanya dihitung berdasarkan rumus

yang telah ditentukan. Anggaran keuangan SDN Caringin ini dikelola dalam bentuk

pembukuan dokumen baik secara cetak maupun berupa softfile. Selain itu, potensi

sumber daya dan dana yang ada di SDN Caringin ini dioptimalkan dan dimanfaatkan

secara efektif dan efisien serta dilaporkan secara periodik.

c. Administrasi

Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) SDN Caringin ini disusun oleh kepala

sekolah dengan melibatkan guru, dan tenaga kependidikan. RPS SDN Caringin ini

memuat visi, misi, tujuan, kegiatan, rencana pelaksanaan/jadwal, anggaran, dan

dilengkapi dengan kondisi (profil) sekolah. Untuk visi, misi, dan tujuan telah ditentukan

oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Visi, misi dan tujuan dapat dilihat pada

website http://dapo.diknas.kemendikbud.go.id. Selain itu, profil sekolah juga dapat dilihat

pada website tersebut.

Page 4: Analisis MBS Putri

Program sekolah SDN Caringin dalam RPS bersifat dapat dikerjakan, terjangkau, dan

sesuai dengan kondisi serta kebutuhan sekolah. Dokumen RPS bersifat transparansi dan

akuntabilitas. Dimana dokumen RPS dalam prinsip transparasi dilakukan setelah

mendapatkan persetujuan dari kepala sekolah. Dokumen RPS SDN Caringin ini dimiliki

oleh kepala sekolah dan tenaga kependidikan. Sedangkan untuk dokumen RPS dalam

prinsip akuntabilitas dilakukan untuk mengelola sumber dana (anggaran) yang dapat

dipertanggung jawabkan dalam penggunaannnya.

Program sekolah SDN Caringin ini dievaluasi minimal 2 kali dalam setahun dengan

melibatkan semua pemangku kepentingan di tingkat sekolah dan dilaporkan ke tingkat

yang lebih tinggi yaitu pengawas dan Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Perlu diketahui bahwa dokumen RPS SDN Caringin tidak dilampirkan karena softfile

dari pihak sekolah mengalami kerusakan dan belum diperbaiki selama tim KKN berada

di sekolah.

d. Kurikulum

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SDN Caringin ini disusun dengan

mengacu kepada panduan dari BSNP dan peraturan menteri pendidikan khususnya

Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. KTSP ini mencakup tujuan sekolah,

struktur dan muatan kurikulum, kalender akademik, kriteria ketuntasan minimal (KKM),

dan dilengkapi dengan silabus semua mata pelajaran. Dokumen KTSP ini dapat diakses

dengan mudah, sehingga guru di SDN Caringin dapat mengetahui isi dokumen KTSP

tersebut. Setiap guru juga memiliki silabus untuk mata pelajaran yang berada dibawah

tanggung jawabnya masing-masing.

e. Siswa

Administrasi siswa SDN Caringin seperti buku induk dan buku penilaian tertata

dengan tertib dan terdokumentasikan dengan baik. Data dan informasi siswa selalu

dimutakhirkan. Program sekolah pun mencakup kegiatan dalam rangka mengoptimalkan

potensi anak seperti peningkatan budaya baca, bakat dan minat. Perlu diketahui juga

bahwa saat ini pihak sekolah sedang membuat program dalam rangka meningkatkan

budaya baca bagi siswa-siswi SDN Caringin. Selain itu, kultur sekolah yang

dikembangkan sangat kondusif baik dalam mendukung prestasi baik akademik maupun

kepribadian. SDN Caringin ini memiliki kultur keagamaan yang baik seperti membaca

Page 5: Analisis MBS Putri

Asmaul Husna sebelum memulai pembelajaran. Bahkan SDN Caringin ini banyak

memenangkan piala yang berhubungan dengan lomba keagamaan Islam.

f. Ketenagaan

Dalam peningkatan profesional dan pembinaan karier guru dan tenaga kependidikan

SDN Caringin sudah termasuk dalam program sekolah. Setiap staf diberikan kesempatan

yang sama untuk mengembangkan kompetensinya baik melalui program pelatihan seperti

workshop maupun KKG. Sistem penghargaan dan hukuman terhadap guru dan tenaga

kependidikan telah diterapkan dan ditindaklanjuti oleh kepala sekolah. Dimana kepala

sekolah memberikan peringatan kepada guru atau tenaga kependidikan yang

melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan aturan.

Setiap guru dan tenaga kependidikan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

anggota dari teamwork sekolah. Dimana guru memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar, sedangkan tenaga kependidikan memiliki tanggung jawab atas

administrasi baik administrasi sekolah maupun siswa.

Pertemuan guru dan tenaga kependidikan dilaksanakan secara periodik. Pertemuan ini

biasanya dilakukan saat rapat dan pelaksanaan KKG. Setiap staf diberi kesempatan untuk

mengajukan kebutuhan dan program dalam rangka melaksanakan kegiatan belajar

mengajar di kelas minimal sekali dalam setahun. Contohnya seperti penambahan buku

untuk mata pelajaran tertentu. Selain itu, pihak sekolah mengundang pengawas dan

tenaga profesional dari luar sebagai narasumber yang menjadi salah satu program

pembinaan staf di SDN Caringin ini.

g. Sarana Prasarana

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang

menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan secara nasional pada Bab VII Pasal

42 dengan tegas menyebutkan bahwa:

1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi parabot, peralatan

pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai,

serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang

teratur dan berkelanjutan.

2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,

ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang

Page 6: Analisis MBS Putri

perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang

kantin, instalansi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat

bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang

proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di SDN Caringin yaitu:

1) Kondisi sarana terdiri dari:

a) Parabot. Di tiap ruang kelas terdapat beberapa parabot diantaranya sapu, pengki,

tempat sampah, lemari dan jam dinding. Namun, tidak semua kelas terdapat jam

dinding dan tempat sampah. Jam dinding hanya terdapat di 3 kelas, sedangkan

tempat sampah hanya ada 5 yang disimpan di luar ruang kelas.

b) Peralatan pendidikan. Di tiap ruang kelas terdapat 20 meja dan 40 kursi serta 1

meja dan 1 kursi guru yang terdapat di depan kelas. Peralatan pendidikan yang

ada di ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar yaitu papan tulis, spidol, kapur

tulis, dan penghapus papan tulis. Selain itu peralatan untuk olahraga terdapat di

ruang penyimpanan yang terletak di depan ruang perpustakaan. Peralatan olahraga

yang ada meliputi 5 matras, 4 raket, 2 gawang, 2 ring basket, 6 bola basket, 5 bola

futsal, 4 bola voli, 10 tongkat kasti, 10 tongkat egrang, 1 meja pingpong, 1 net

pingpong, 2 raket tenis meja, 1 bola pingpong, 2 set net voli, dan 2 set net

bulutangkis. Namun, terdapat 1 ring basket yang rusak.

c) Media pendidikan. Media pendidikan berguna untuk membantu proses kegiatan

belajar dan mengajar. Biasanya media pendidikan ini berupa alat peraga. Media

pendidikan ini berhubungan dengan mata pelajaran yang ada di sekolah sebagai

berikut:

- Bahasa Inggris meliputi KIT papan alas siswa, keping huruf alfabet, CD

interaksi, buku petunjuk, keeping huruf, lembar klasikal, dan papan klasikal.

- Matematika meliputi papan peraga dan lantai permainan.

- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) meliputi KIT bentang alam untuk kelas 3, 4 , 5,

globe model fisikal yang berdiameter 30 cm, peta tiga dimensi bentang alam,

dan model peraga fase bulan.

Page 7: Analisis MBS Putri

- Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) meliputi KIT IPBA (Ilmu Pengetahuan Bumi

dan Alam) berjumlah 3 dan 1 set IPA Aktif berjumlah 4.

Selain itu, di tiap ruang kelas terdapat gambar-gambar pahlawan, presiden dan

wakil presiden, serta garuda. Gambar-gambar tersebut dipajang guna untuk

meningkatkan wawasan siswa.

d) Buku dan sumber belajar lainnya. Adapun jenis buku yang ada di perpustakaan

sebagai berikut:

Tabel. Jenis Buku di SDN Caringin Tahun 2015

No. Jenis Buku Jumlah Judul Buku Jumlah Buku

1. Fiksi Indonesia 106 276

2. Fiksi Sunda 98 357

3. Non Fiksi Sunda 17 19

4. Pendidikan Karakter 47 119

5. Agama Islam 91 284

6. Bahasa Indonesia 13 75

7. Referensi 60 171

8. Sejarah 23 99

9. Umum 94 318

10. Cerita Tokoh 27 72

11. Kewarganegaraan 19 27

12. Keterampilan 19 48

13. Seni 19 53

Jumlah 633 1.918

Sumber: Data olah Tim KKN di Perpustakaan SDN Caringin Tahun 2015.

e) Bahan habis pakai. Bahan habis pakai yang sering digunakan sekolah berupa tinta

spidol, tinta printer, dan kapur tulis.

f) Perlengkapan lain. Perlengkapan lain yang dimiliki yaitu bendera kebangsaaan

Indonesia.

Page 8: Analisis MBS Putri

2) Kondisi prasarana terdiri dari:

a) Lahan. SDN Caringin ini memiliki lahan seluas 200 tumbak atau 2.820 m2.

Hampir semua lahan digunakan untuk bangunan sekolah dan lapangan. Adapun

lahan kosong seluas 50 m2 yang terletak dibelakang gedung sekolah.

b) Ruang kelas. Di SDN Caringin memiliki 10 ruang kelas. Dari 10 ruang kelas

diantaranya telah berlantai keramik.

c) Ruang pimpinan satuan pendidikan. Ruang kepala sekolah telah ada secara

khusus. Ruang kepala sekolah terletak di belakang ruang tata usaha. Jika ada

tamu, maka penyambutan tamu dilakukan di ruang kepala sekolah. Di ruang

kepala sekolah terdapat 1 meja, 3 kursi, 1 lemari, 1 speaker, dan 1 kamar mandi.

d) Ruang pendidik. Terdapat 1 ruangan yang dijadikan ruang guru. Ruang guru

terletak disebelah kanan ruang tata usaha. Ruangan tersebut telah berlantai

keramik. Di ruang guru terdapat fasilitas untuk kebutuhan guru diantaranya

terdapat 10 kursi, 2 meja besar, 1 lemari besar, 3 sofa, 1 dispenser, kipas angin,

dan 2 rak buku perpustakaan serta media-media pembelajaran. Selain itu, terdapat

1 kamar mandi di dalamnya.

e) Ruang tata usaha. Ruang tata usaha ini terletak disebelah kiri ruang guru dan di

depan ruang kepala sekolah. Ruangan tersebut telah berlantai keramik. Di ruang

tata usaha terdapat 6 meja, 5 kursi, 3 sofa, 2 unit amplifier, 2 lemari, dan 1 unit

komputer beserta printer. Selain itu, papan rencana kerja sekolah (RKS) terpajang

di ruangan ini.

f) Ruang perpustakaan. Ruang perpustakaan ini terletak disebelah kanan kamar

mandi untuk siswa. Ruangan tersebut telah berlantai keramik. Di ruang

perpustakaan terdapat 2 meja untuk staf perpustakaan, 5 meja kecil untuk siswa

membaca, 7 kursi, 10 lemari besar, dan di dalamnya terdapat gudang untuk

penyimpanan buku dan alat peraga.

g) Tempat berolahraga. Tempat untuk siswa berolahraga yaitu di lapangan sekolah.

Sedangkan untuk peralatan olahraga sendiri terdapat di ruang penyimpanan. Perlu

diketahui pula, SDN Caringin ini hanya memiliki 1 lapangan sekolah.

Page 9: Analisis MBS Putri

h) Tempat beribadah. SDN Caringin ini memiliki 1 tempat beribadah yaitu mushola.

Mushola terletak di sebelah lapangan sekolah. Mushola tersebut telah berlantai

keramik. Di mushola terdapat 3 pasang mukena dan 5 sajadah.

i) Tempat berkreasi. Tempat berkreasi ini berupa ruang kesenian yang hanya

terdapat 1 ruang. Ruang kesenian terletak di belakang gedung sekolah, dan

disebelah kiri lahan kosong. Ruangan tersebut telah berlantai keramik. Di ruang

kesenian terdapat angklung dan 1 set alat gamelan: goong, bonang, saron,

kendang, dan lain-lain.

j) Lapangan sekolah. Di lapangan sekolah terdapat satu tiang bendera yang terletak

ditengah ujung lapangan. Lapangan ini selalu digunakan untuk upacara hari senin

atau hari besar lainnya.

k) Ruang/tempat lain. Ruang/tempat lain yang terdapat di SDN Caringin ini yaitu

kamar mandi siswa dan kantin. Kantin hanya ada 1 ruang dan terletak di sebelah

mushola. Jam istirahat siswa biasanya bermain di kantin atau lapangan. Jika siswa

merasa lapar, siswa akan pulang kerumahnya kerena siswa bertempat tinggal di

sekitar sekolah. Kamar mandi untuk siswa terdapat 8 ruang. Kamar mandi terletak

ditengah-tengah antara ruang guru dan ruang perpustakaan. Kamar mandi tersebut

telah berlantai keramik.

Adapun sarana dan prasarana yang belum ada di SDN Caringin yaitu:

1) Ruang laboratorium seperti laboratorium IPA dan komputer.

2) Tempat bermain. Tempat bermain untuk siswa secara khusus tidak ada, sehingga

siswa sering bermain di lapangan, kantin, dan ruang kelas.

3) Ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

4) Aula.

Pengadaan sarana dan prasarana sekolah berdasarkan kebutuhan riil sekolah.

Pengadaan sarana dan prasarana diadakan sesuai dengan anggaran dan RKS. Tidak

semua sarana dan prasarana dapat diadakan karena mengingat kondisi terbatasnya ruang

di sekolah.

Sarana dan prasarana sekolah juga belum dilakukan secara optimal untuk mendukung

proses belajar mengajar. Terlihat guru lebih memilih menggunakan buku sebagai sumber

belajar dibandingkan media atau alat peraga yang ada.

Page 10: Analisis MBS Putri

Kebersihan lingkungan sekolah, tampak sangat terjaga. Ini tampak dari keseluruhan

lingkungan dalam keadaan bersih. Semua siswa-siswi sudah dilatih untuk membuang

sampah pada tempatnya, tempat sampah sudah ada di setiap kelas juga alat kebersihan

lainnya seperti sapu. Selain itu lapangan ini juga digunakan untuk berolahraga dan tempat

bermain siswa saat jam istirahat. Namun, kebersihan lingkungan hanya terlihat bersih di

depan gedung sekolah saja. Di belakang sekolah ini ada lahan kosong yang terdapat

banyak sampah. Lahan kosong ini dijadikan tempat untuk pembakaran sampah. Selama

ini tidak ada jasa pembuangan sampah yang sanggup untuk mengangkut sampah dari

sekolah ini. Meskipun pihak sekolah memberikan upah yang sesuai, namun tetap saja

tidak ada yang sanggup untuk mengangkut sampah dari sekolah ini. Pihak sekolah telah

melaporkan pada Dinas Kebersihan, namun tidak mendapat tanggapan.

2. Aspek Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM)

Aspek PAKEM di sekolah berupa kultur belajar yang dikelola oleh guru. Aspek PAKEM

ini terdiri dari:

a. Pembelajaran

Setiap kegiatan pembelajaran telah direncanakan dengan baik di SDN Caringin ini.

Setiap guru mengetahui isi silabus, membuat RPP, membuat soal, dan menganalisis

kegiatan kelas. Setiap kelas guru telah menerapkan pendekatan pembelajaran yang

berpusat pada siswa guna untuk membantu dalam proses kegiatan belajar. Semua guru

memperhatikan kebutuhan dan karakteristik siswa secara individu baik kelebihan maupun

kekurangan siswa. Guru disana juga memfasilitasi siswa untuk belajar dengan

menerapkan pembelajaran berbasis kompetensi guna untuk meningkatkan pengetahuan

dan wawasan siswa. Selain itu, guru juga menerapkan multi-metode dan multi strategi

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan dan keberhasilan

proses pembelajaran. Proses pembelajaran siswa pun dievaluasi dan didokumentasikan

dengan baik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Aktif

Setiap siswa SDN Caringin ini secara aktif terlibat dalam kegiatan kelas. Siswa

cenderung selalu bertanya, menjawab, berdiskusi dan mengusulkan dengan cara yang

baik. Terutama siswa kelas 1, 2, dan 3 yang memiliki rasa ingin tahunya tinggi. Selain

Page 11: Analisis MBS Putri

itu, terjalin komunikasi dua arah baik guru-siswa maupun siswa-siswa terlihat hampir

semua kegiatan kelas.

c. Kreatif

Guru SDN Caringin ini menggunakan alat peraga dan media di sekitar secara kreatif.

Contohnya saat mata pelajaran Seni Budaya Keterampilan (SBK). Guru kelas 1

cenderung menggunakan kertas origami untuk membuat kerajinan. Sudut baca dan

pajangan hasil karya anak sudah menjadi bagian dari keseharian sekolah. Namun, tidak

semua guru menggunakan alat peraga. Alat peraga di sekolah ini banyak sekali, tetapi

penggunaannya kurang optimal.

Guru selalu berusaha untuk menciptakan strategi dan inovasi baru dalam

melaksanakan tugasnya. Namun, masih terdapat guru yang menggunakan strategi lama

seperti strategi tahun lalu yang digunakan kembali pada tahun sekarang. Guru pun

memanfaatkan segala sesuatu di sekitar sebagai sumber informasi dan sumber belajar.

d. Efektif

Alat peraga dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru SDN Caringin ini

sesuai dengan materi yang dipelajari. Contohnya guru kelas 5 menggunakan media peta

Indonesia dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Guna untuk menambah

pengetahuan dan wawasan siswa terhadap Negara Indonesia. Guru dapat mengelola

waktu dengan efektif dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jadwal kegiatan

belajar mengajar. Guru juga menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada

materi yang sesuai.

e. Menyenangkan

Guru SDN Caringin dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar selalu

menciptakan suasana yang kondusif sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung

dengan menyenangkan. Tugas yang diberikan kepada siswa pun sesuai dengan potensi

kapasitas siswa karena sebelumnya guru selalu memperhatikan kebutuhan dan

karakteristik siswa secara individu.

Sistem penghargaan dan hukuman terhadap siswa diterapkan baik di tingkat kelas dan

sekolah. Biasanya penghargaan itu berupa sebuah pujian, sedangkan hukuman berupa

peringatan bahkan mendapatkan nilai jelek. Setiap siwa memiliki kesempatan untuk

Page 12: Analisis MBS Putri

menunjukkan kreativitas mereka. Kreativitas siswa dapat dilihat dari sikap dalam

memahami materi yang diberikan.

Perasaan ”hari yang melelahkan” di sekolah tidak terlihat pada sikap siswa. Dalam

proses kegiatan belajar mengajar guru cenderung menggunakan multi-metode yaitu

belajar sambil bermain. Guru juga menerapkan evaluasi yang bersifat komprehensif

(menyeluruh) termasuk mempertimbangkan proses dan hasil kegiatan belajar mengajar.

Selain itu, penataan lingkungan kelas/sekolah yang menarik dan menyenangkan minat

siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari kerjasama antara guru dan siswa dalam mendekorasi

kelas masing-masing.

3. Aspek Peran Serta Masyarakat (PSM)

Aspek PSM di sekolah berupa kultur lingkungan yang dipimpin oleh komite sekolah.

Menurut Kepmendiknas No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

menyebutkan bahwa “ Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peranserta

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan etisiensi pengelolaan

pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah

maupun jalur pendidikan luar sekolah.

SDN Caringin telah membentuk komite sekolah sesuai dengan Kepmendiknas No.

044/U/2002. Namun, komite sekolah di SDN Caringin ini sudah tidak berjalan sejak tahun

2009. Saat ini pemimpin komite sekolah masih ada, tetapi tidak melaksanakan peran dan

fungsinya. Kepala sekolah pun berencana untuk meminta pertanggung jawaban pemimpin

komite sekolah itu. Jika masih tidak ada pertanggung jawaban, maka komite sekolah akan

diganti dengan terpaksa.

Sejak tahun 2009 pemimpin komite sekolah tidak terlibat dalam penyusunan RPS. RPS

disusun oleh kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan. Meskipun tidak ada pemimpin

komite sekolah, masyarakat sekitar tetap menunjukkan kepedulian akan pentingnya

pendidikan dengan memberikan dukungan dan kontribusi kepada sekolah. Hal ini terlihat

saat kontribusi orang tua siswa dalam pengadaan lomba 17 Agustus untuk memperingati hari

kemerdekaan Negara Indonesia ini.

Page 13: Analisis MBS Putri

Program sekolah juga memuat optimalisasi potensi masyarakat seperti memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuatu dari masyarakat sekitar mengingat lokasi

sekolah dekat dengan pemukiman.

Pihak sekolah juga kurang membangun mitra kerja dengan lembaga/organisasi sekitar

seperti puskesmas, dokter, polisi, dan pemerintah daerah setempat sebagai bagian dari

program sekolah. Sekolah hanya dijadikan tempat untuk belajar siswa yang dibimbing oleh

guru saja. Namun, pada kenyataannya keberadaan sekolah menjadi bagian dari masyarakat

sekitar bukan sebagai ”lembaga asing”.