Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs

13
Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 1 MAKALAH Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manjemen Berbasis Sekolah Dosen: Madali, M.Pd. Penyusun Ferry Heriyanto : 12150031 Kholifatullohil Hanifah : 12150035 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTI Jalan Lapangan Bekasi Tengah Nomor 3, Kelurahan Margahayu, kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi

Transcript of Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs

Page 1: Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs

Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 1

MAKALAH

Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manjemen Berbasis Sekolah

Dosen: Madali, M.Pd.

Penyusun

Ferry Heriyanto : 12150031 Kholifatullohil Hanifah : 12150035

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PANCA SAKTI Jalan Lapangan Bekasi Tengah Nomor 3, Kelurahan Margahayu, kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi

Page 2: Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs

Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji Syukur penulis ucapkan terhadap kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Efektifitas, Efisiensi, dan ProduktivitasManajemen Berbasis Sekolah” tanpa ada halangan yang berarti dan selesai tepat pada waktunya.

Dalam Penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Bapak

Madali, M.Pd.selaku dosen mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah, serta keluarga dan kerabat

penulis yang telah membantu dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

ini dengan baik.

Penulis sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis berharap kritik dan

saran semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan seluruh pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum wr.wb

Bekasi, Februari 2013

Penulis

Page 3: Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs

Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I

PENDAHULUAN 4

1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah 4

1.2 Manfaat Penulisan Makalah 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan Makalah 4

1.4 Metode Penulisan 4

BAB II

PEMBAHASAN 5

2.1 Efektifitas Manajemen Berbasis Sekolah 5

2.2 Efisiensi Manajemen Berbasis Sekolah 6

2.3 Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 7

2.4 Penerapan efektivitas, efisiensi dan produktivitasi MBS 11

BAB III

PENUTUP 12

3.1 Kesimpulan 12

3.2 Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

Page 4: Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs

Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah Secara konseptual MBS menawarkan banyak maslahat bagi peningkatan mutu kinerja lembaga

sekolah dan efisiensi administrasi. Para pendukung MBS melihat bahwa kunci utama gerakan ini

adalah “kerelaan” pihak birokrasi untuk secara signifikan menyerahkan tugas pokok dan fungsi atau

kapasitasnya dalam membuat keputusan ketingkat sekolah.

Dari uraian diatas tersurat bahwa dengan beralihnya tugas dari birokrasi ke warga sekolah, maka

warga sekolah tersebut dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya mengenai

Manjemen Berbasis Sekolah (MBS). Berdasar pada pemikiran itulah Kami menyusun Makalah ini

dengan harapan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang MBS kepada para Mahasiswa di

STKIP Panca Sakti Bekasi yang merupakan calon-calon guru dan pengelola sekolah pada akhirnya.

Sehingga cita-cita meningkatkan kualitas pendidikan dapat dicapai dengan maksimal.

1.2 ManfaatPenulisan Makalah Manfaat yang Kami ekspektasikan pada pembuatan makalah ini tentu saja terciptanya Sumber

Daya Manusia (SDM) yang mengerti dan memahami konsep MBS. Terutama dalam hal Efektifitas,

Efisiensi, dan Produktivitas MBS sehingga mereka tahu bagaimana konsep awal untuk menuju ke

implementasi MBS yang berhasil dengan cara merumuskan lebih dini Tiga Dimensi yang telah

disebutkan diawal. Sehingga pada saat penerapan MBS Sumber Daya yang ideal dapat difungsikan dan

strategipun telah dengan jelas difahami.

1.3 Tujuan Penulisan Makalah Tujuan disusunnya Makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah MBS yang

diberikan kepada Penulis sebagai salah satu bentuk presentasi. Selain itu, disusunnya Makalah ini

adalah untuk memberikan sebagian informasi tentang MBS. Khususnya tentang Efektifitas, Efisiensi,

dan Produktivitas MBS.

1.4 Metode Penulisan

Pada makalah ini penulis menggunakan metode kepustakaan yaitu mencari referensi dari buku-

buku yang relevan dengan materi yang ditugaskan kepada penulis. Penulis juga menggunakan metode

searching di internet. Setelah semua materi terkumpul, penulis merangkum materi tersebut dengan

sesingkat mungkin tetapi tidak menghilangkan inti dari materi tersebut.

Page 5: Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs

Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Efektifitas Manajemen Berbasis Sekolah Dalam memaknai efektifitas setiap orang memberi arti yang berbeda sesuai sudut pandang dan

tujuan yang berbeda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada

efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil jadi

efektifitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang

dituju. Dengan demikian, efektifitas adalah bagaimana suatu Organisasi berhasil mendapatkan atau

memanfaatkan Sumber Daya dalam mewujudkan tujuan operasional.Efektivitas MBS berarti

bagaimana MBS berhasil melaksanakan semua tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi masyarakat,

mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya, sumber dana, dan sumber belajar untuk

mewujudkan tujuan sekolah. Efektivitas MBS ini dapat dilihat berdasarkan teori sistem dan dimensi

waktu.

Berdasarkan teori sistem, kriteria efektivitas harus mencerminkan keseluruhan siklus input-

output yaitu harus mencerminkan hubungan timbal balik antara manajemen berbasis sekolah dan

lingkungan sekitarnya. Sedangkan berdasarkan dimensi waktu, efektivitas MBS dapat diamati dalam

beberapa jangkauan yaitu: 1) efisiensi jangka pendek yang berfungsi untuk menunjukkan hasil

kegiatan dalam kurun waktu sekitar satu tahun dengan kriteria kepuasan, efisisensi, dan produksi; 2)

efisiensi jangka menengah dalam waktu sekitar lima tahun, dengan kriteria perkembangan serta

kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan perusahaan; dan 3) efisiensi jangka panjang adalah

untuk menilai waktu yang akan datang di atas lima tahun digunakan kriteria kemampuan untuk

melangsungakan hidup dan kemampuan membuat perencanaan strategis bagi kegiatan di masa depan.

Efektifitas MBS dapat dilihat dari efektifitas Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugasnya.

Efektifitas tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Produktivitas: Bagaimana siswa, guru, kelompok, dan sekolahpada umumnya mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

2. Efisiensi:Perbandingan individu dan prestasi sekolah dengan biaya yang dikeluarkan untuk

mencapai prestasi tersebut.

3. Kualitas: Tingkat kualitas usaha, tujuan, jasa, hasil, dan kemampuan yang dihasilkan oeh siswa

di sekolah.

4. Pertumbuhan: Perbaikan kualitas dengan membandingkan prestasi dimasa lalu.

5. Ketidakhadiran: yang berkaitan dengan jumlah waktu dan frekuensi ketidakhadiran siswa,

guru, dan pegawai sekolah lainnya.

6. Perpindahan: Jumlah perpindahan dan tetapnya siswa, kepala sekolah, dan pegawai lainnya.

7. Kepuasan kerja guru:bagaimana tingkat kesenangan yang dirasakan guru terhadap berbagai

macam pekerjaan yang dilakukannya.

8. Keputusan siswa:bagaimana siswa merasa senang menerima pelayanan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

9. Motivasi:Kekuatan kecendurangan dan kegiatan guru, siswa, dan pekerja sekolah untuk

melibatkan diri dalam kegiatan atau pekerjaan sekolah.

10. Semangat:Perasaan senang guru, siswa, dan personil sekolah terhadap sekolahnya,

sehinggasehingga mereka merasa bangga menjadi bagian dari anggota sekolah.

Page 6: Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs

Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 6

11. Kepaduan:bagaimana siswa dan guru-guru saling menyukai satu sama lain, bekerjasama

dengan baik, berkomunikasi secara penuh dan terbuka, serta mengkoordinasikan usaha-usaha

mereka.

12. Keluwesan dan adaptasi:kemampuan sekolah untuk mengubah prosedur dan cara-cara

operasinya dalam merespon perubahan masyarakat dan lingkungan lainnya.

13. Perencanaan dan perumusan tujuan:bagaimana anggota sekolah merencanakan langkah-

langkah pada masa yang akan datang dan menghubungkannya dengan perumusan dan

penetapan tujuan.

14. Consensus tujuan:bagaimana anggapan masyarakat, orang tua, dan siswa menyepakati tujuan

yang sma di sekolah.

15. Internalisasi tujuan organisasi:penerimaan terhadap tujuan sekolah dan keyakinan para orang

tua, guru, dan siswa bahwa tujuan sekolah itu benar dan layak.

16. Keahlian manajemen dan kepemimpinan:keseluruhan tingkat kemampuan kepala sekolah dan

pegawai lainnya dalam menjalankan tugas-tugas sekolah.

17. Manajemen komunikasi dan informasi:kelengkapan, efisiensi penyebaran, dan akurasi dari

informasi harus dipandang penting oleh semua bagian di sekolah.

18. Pemanfaatan lingkungan: bagaimana sekolah berhasil berintegrasi dengan masyarakat,

lingkungan yang lain serta memperoleh dukungan dan sumber daya yang langka dan berharga

yang digunakan untuk operasi yang efektif.

19. Penilaian oleh pihak luar: pelayanan yang layak mengenai sekolah oleh individu, organisasi,

dan kelompok dalam masyarakat yang berhubungan dengan sekolah.

20. Stabilitas: kemapuan sekolah untuk memelihara struktur, funsi, dan sumber daya sepanjang

waktu.

21. Penyebaran pengaruh: tingkat partisipasi individu dalam mengambil keputusan yang

mempengaruhi mereka secara langsung.

22. Latihan dan pengembangan: jumlah usaha dan sumber-sumber daya sekolah yang

diperuntukkan bagi perkembangan bakat dan kemampuan guru serta pegawai lainnya.

(Direktorat Pendidikan Menengah Umum,2001).

2.2Efisiensi Manajemen Berbasis Sekolah

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia efisien berarti mampu mengerjakan kewajiban dengan baik

dan tepat, tepat sesuai dengan rencana, tepat dan tidak membuang-buang waktu. Sedangkan Efisiensi

dimaknai kemampuan menjalankan tugas dengan baik tepat, ketepatan cara (usaha, kerja dsb) dalam

menjalankan sesuatu.Di samping perlu dilihat dari segi efektivitasnya,pemberlakuan Manajemen

Berbasis Sekolah (MBS) juga harus dianalisis dari segi efisiensi. Efisiensi merupakan aspek penting

dalam manajemen sekolah karena sekolah umumnya dihadapkan pada masalah kelangkaan sumber

dana, dan secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan manajemen.

Implementasi MBS perlu dilihat dari segi efisiensi, karena Efisiensi merupakan usaha yang sangat

penting dalam manajemen pendidikan. Sekolah umumnya dihadapkan pada masalah kelangkaan

sumber dana,dan hal tersebut berpengaruh lagsung terhadap kegiatan manajemen. Efisiensi lebih

ditekankan pada perbandingan antara input atau sumber daya dengan output atau hasil. Suatu

kegiatan dapat dikatakan efisien jika tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan sumber

daya yang minimal.

Depdikbud (1989) membedakan efisiensi pendidikan menjadi efisiensi internal dan efisiensi

eksternal. Efisiensi internal menunjukan perbandingan antara prestasi belajar (ukuran non monoter

Page 7: Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs

Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 7

hasil pendidikan) dan masukan biaya pendidikan. Adapun efisiensi eksternal dihubungkan dengan

metode cost-benefit analysis, yaitu perbandingan keuntungan finansial pendidikan, biasanya diukur

dari penghasilan lulusan dengan seluruh jumlah dana yang dikeluarkan untuk pendidikannya.

Efisiensi memiliki kaitan langsung dengan pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang

terbatas secara optimal sehingga memberikan dampak yang optimal pula. Dikatakan suatu program

pendidikan yang efisien cenderung ditandai dengan pola penyebaran dan pendayagunaan sumber-

sumber pendidikan yang sudah ditata secara efisien mampu menyediakan keseimbangan antara

penyediaan dan kebutuhan akan sumber-sumber pendidikan sehingga upaya pencapaian tujuan

(effectiveness) tidak mengalami hambatan. Dengan demikian, sistem atau program pendidikan yang

efisien ialah yang mampu mendistribusikan sumber-sumber pendidikan secara adil dan merata agar

setiap peserta didik memperoleh kesempatan yang sama untuk mendayagunakan sumber-sumber

pendidikan tersebut dan mencapai hasil maksimal.

Dalam menganalisis efisiensi MBS sebagaimana juga dalam menganalisa efektifitas pendidikan

harus diperhatikan aspek input dan proses MBS tersebut. Sehubungan dengan itu, sistem pendataan

yang akurat, tepat guna dan waktu perlu dibangun secara mendasar melalui peningkatan infrastruktur

teknologi informasi pada setiap sekolah (daerah), yang meliputi kemampuan staf, arus data yang

melekat pada proses manajemen, pusat-pusat pelatihan pendataan, serta sarana dan prasarana yang

mendukung. Dalam meningkatkan efisiensi MBS, analisis serta pengkajian data dan informasi perlu

dilakukan secara terus-menerus dan mendalam agar setiap unit kerja di sekolah dapat melaksanakan

MBS yang efisien.

2.3 Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Produktivitas dimaknai kemampuan untuk menghasilkan

sesuatu, kemampuan untuk menciptakan sesuatu.

Thomas (1982) mengemukakan bahwa produktivitas pendidikan dapat ditinjau dari tiga dimensi

sebagai berikut:

1. Meninjau produktivitas sekolah dari segi keluaran admistratif,

Yaitu seberapa besar dan seberapa baik layanan yang dapat diberikan dalam suatu proses

pendidikan baik oleh guru, kepala sekolah, maupun pihak lain yang berkepentingan.

2. Meninjau produktivitas dari segi keluaran perubahan perilaku,

Dengan melihat nilai-nilai yang diperoleh peserta didik sebagai suatu gambaran dari prestasi

akademik yang telah dicapainya dalam periode belajar tertentu di sekolah.

3. Melihat produktivitas sekolah dari keluaran ekonomis yang berkaitan dengan pembiayaan

layanan pendidikan di sekolah.

Hal ini mencakup “harga” layanan yang diberikan (pengorbanan atau cost) dan “perolehan”

(earning)yang ditimbulkan oleh layanan itu atau disebut “peningkatan nilai balik”.

Produktivitas yang diukur penting digunakan untuk memperoleh ukuran input pendidkan. Selain

itu, perlu juga dipertimbangkan fakta bahwa pengeluaran masyarakat biasanya hanya dianggarkan

dalam jangka pendek. Sedangkan pendidikan adalah proses jangka panjang. Oleh karena itu, akan

Page 8: Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs

Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 8

sangat berbahaya mengukur produktivitas pendidikan yang diselenggarakan dalam rentang waktu

relative panjang dengan menggunakan teknk-teknik pengukuran ekonomi jangka pendek.

Dalam mengukur produktivitas pendidikan, termasuk produktivitas MBS sebagai paradigma baru

manejemen pendidikan, dapat digunakan metode dan tekhnik yang berbeda. Sehubungan dengan itu,

dalam hal ini dikemukakan kajian yang berkaitan dengan tenaga kerja kependididkan, guru, dan gaji

guru, ahli ekonomi dan sekolah, serat pendidikan dan pertumbuhan ekonomi, yang diakhiri dengan

analisis produktivitas sekolah.

a. Tenaga Kerja Kependidikan

Kebutuhan-kebutuhan akan tenaga kerja dalam konteks ekonomi pendidikan membutuhkan

pengetahuan mengenai kualifikasi kependidikan dan ketrampilan tenaga kerja yang sudah ada.

Seiring dengan semakin berkembangnya ekonomi, adaptabilitas tenaga kerja yang sudah ada

menjadi suatu hal yang dipertimbangkan. Tingkat pendidikan umum yang tinggi merupakan

suatu prasyarat utama (since qua non) bagi banyak perubahan yang terjadi dalam lingkungan

pekerjaan. Akhirnya, pandangan dalam konteks ini hendaknya dilakukan dengan menggunakan

pedoman ekonomi umum yang membutuhkan perencanaan pertumbuhan ekonomi-panjang.

b. Guru dan Gaji Guru

Kemampuan merupakan sumber yang paling langka digunakan dalam menentukan aspek

kuantitas pendidikan. Menurut banyak pengamat ekonomi pendidikan, biaya paling besar dalam

pendidikan adalah yang berkenaan dengan waktu dan tenaga peserat didik.

Masalah urgen yang perlu dianalisis dalam hal ini adalah sistem gaji guru. Studi tentang

sistem gaji guru dibatasi tidak hanya pada pendapatan guru, tetapi juga menyangkut bayaran

pensiu, bayaran untuk berlibur, dan lain-lain. Dalam batas-batas absolut dapat dikatakan bahwa

sistem penggajian guru sudah lebih baik dari sebelumnya karena lebih banyak aspek yang tengah

dipertimbangkan.

Jika dikaji dari segi, mengajar adalah sebuah profesi maka distribusi sistem penggajian guru

adalah sempit, dan bahkan ada yang menganggap bahwa sistem penggajian guru mengalami

kemunduran.

Sistem gaji guru hendaknya dipandang dengan menggunakan kacamata konvensi-konvensi

sosial, periode lamanya harus dijadikan pertimbangan dalam menentukan gajinya. Sistem

penggajian guru seharusnya tidak dilakukan secara kaku tetapi dilakukan dengan fleksibel.

c. Ahli Ekonomi dan Sekolah

Pesatnya perubahan yang terjadi dalam masyaratkat mengibatkan paar ahli ekonomi

cenderung berpikir untuk jangka panjang. Mereka tidak menggunakan pandangan yang statis,

tetapi juga melihat jauh ke depan dan lebih relistis. Sehubungan dengan hal teersebut perlu

dianalisis tentang “bahan mentah” untuk menyelenggarakan pendidikan. Hal lain yang tidak kalah

penting adalah mempertimbangkan kurikulum dalam berbagai jenjang pendidikan dan dikaitkan

dengan pemikiran tentang struktur pendidikan.

Page 9: Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs

Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 9

Sehubungan dengan hal tesebut, Pool of ability sebenarnya sudah dipandang sebagai suatu

konsep penting dalam upaya pembaharuan pendidikan. Lebih jauh lagi Pool of Ability perlu diakji

sebagai cara lain menimbang kemampuan manusia. Hasilnya tentu saja dipenagruhi oleh

pengajaran yang baik atau buruk, lingungan pengajaran, faktor-faktor temperamental, dan

kecocokan emosional. Dengan demikian hasil pengukuran tersebut tidak dapat dijadikan sebagai

pedoman dalam menentukan potensi pendidikan.

Sautu sistem pendididkan harus dinilai kembali secara kontinu, dengan tujuan melihat

relevansidan efisiensi pengajaran yang diselenggarakan di sekolah.

d. Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi

Pemikiran tentang ekonomi pendidikan tidak bisa dilepaskan dari kedudukan pendidikan

dalam pertumbuhan ekonomi. Pendidikan diharapkan dapat memainkan peranan penting dan

secara langsung diharapkan dapat membantu perekonomian negara. Di negara-negara miskin,

masalah pendidikan itu berentang mulai dari masyarakat yang tingkat peradapannya kompleks

dan kuno hingga masyarakat primitif. Di negara-negar dengan tingkat pendapatan rendah dan

tingkat konservatismenya tinggi, upaya menemukan alat untuk meningkatkan peradapan

terhambat.

Rencana pendidikan seharusnya dipandang sebagai bagian dari program ekonomi umum

untuk meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat. Ada dua alasan untuk hal tersebut,

pertama karena pendidikan harus membenarkan klaim pada sumber-sumber nasional dalam

kompetisinya dengan layanan-layanan sosial, seperti layanan kesehatan masyarakat dan investasi

dalam modal fisik. Kedua, pengalaman telah menunjukkan bahwa pertumbuhan yang berimbang

memerlukan suatu integrasi seluruh aspek kehidupan ekonomi dan sosial. Untuk itu pendidikan

pada umumnya dipandang memiliki tiga peranan yang utama, (1) menyediakan tenaga kerja dan

teknisi terampil, (2) menghasilakan suatu iklim pertumbuhan melalui peningkatan kemampuan

berpikir masyarakat luar kebutuhan dan kesulitan mereka sehari-hari, (3) untuk mengajarkan

kemampuan pendidikan dasar kepada anak-anak yang berasaldari keluarga petani pedesaan.

Pendidikan merupakan suatu senjata yang sangat potensial baik untuk pertumbuhan

ekonomi masyarakat maupun untuk kemajuan masyarakat pada umumnya. Karena itu, tujuan-

tujuan pendidikan harus dirancang dengan cermat, namun tetap berkaitan secara erat dengan

bagian-bagian lain dari program pembangun masyarakat, agar penyelenggaraan pendidikan bisa

lebih murah secara financial demikian pula dengan sumber-sumbernya.

e. Analisis Produktivitas Pendidikan

Pengukuran produktivitas pendidikan erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi, yang

sangat bergantung pada akurasi kerangka yang digunakan dalam analisis dan kualitas data. Untuk

mengetahui produktifitas pendidikan, termasuk MBS sebagai paradigma baru menajemen

pendidikan, antara lain dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1) Analisis Efektifitas Biaya

Fungsi produksi pendidikan sama dengan fungsi produksi lainnya, terutama yang dapat

didasrkan pada relasi matematis untuk menjelaskann bagaimana sumber-sumber (input)

Page 10: Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs

Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 10

dapat ditransfomasikan menjadi (outpus). Oleh karena itu, efektifitas biaya perlu

didefinisikan ukuran-ukuran input, output, dan proses transformasi input menjadi output

tersesebut.

Terdapat lima indikator yang daat digunakan dalam melakukan analisis efektifitas biaya,

sebagai berikut:

a) Unit Cost

Digunakan dalam mengukur efektivitas biaya dipandang kurang akurat karena

hanya mengukur biaya keseluruhan dibagi dengan jumlah peserta didik.

b) Cycle Cost

Mengacu pada jumlah rata-rat biaya yang dikeluarkan oleh setiap peserta didik

dalam satu tahun, dan melihat jumlah peserta didik yang lulus etiap tahunnya dari sutu

sekolah atau lembaga pendidikan.

c) Attrition Cost

Melihat efektifitas biaya berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan

kontribusinya terhadap keluaran. Ini dapat diketahui dari besar kecilnya index yang

diperoleh dari hasil bagi antara ratio input-output dengan jumlah tahun yang

dubutuhkan secara ideal untuk menyelesikan pendidikan di sutu sekolah.

d) Cost per-unit Dispersion

Analisis efektifitas biaya ini akan menghasilkan angka-angka yang mengandung

dispersi (pemencaran), sehingga dispersi ini perlu juga diperhitungkan sebagai

indikator efektivitas. Fluktuasi angka-anngka disekitar nilai rata-rata menggambarkan

tingkat efektivitas.

e) Cost per-unit achievement

Analisis efektivitas biaya ini berasumsi bahwa setiap biaya yang dikeluarkan

mempunyai kontribusi pada peningkatan output maupun outcomes. Faktor-faktor lain

yang mempengaruhi output maupun outcomes sangat penting dilakukan untuk

menjamin ketelitian pengukuran.

2) Analisis Biaya Minimal

Analisis biaya minimal berupaya mencari cara produksi yang paling murah untuk

mencapai efektivitas, dengan menggunakan salah satu alternatif analisis atau

mengkombinasikan alternatif-alternatif yang dapat digunakan. Dalam hal ini dapat

dikemukakan bahwa penaksiran dan interpretasi yang layak terhadap fungsi produksi dan

biaya, dapat memberikan kontrobusi yang sangat penting pada pendidikan sebagai mana

diperkirakan oleh para ahli ekonomi.

3) Analisis Manfaat Biaya

Analisis manfaat biaya dilakukan berdasarkan interpretasi subjektif. Dalam hal ini setiap

pengeluaran sekolah diidentifikasi sumbangannya terhadap kepuasan kerja, dan tingkat

kepuasan tersebut dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan, sehingga manfaat

yang diperoleh sesungguhnya merupakan pertimbangan subjektif terhadap laternative

berdasarkan referensi nilai yang dianut.

Produkvitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks

dan sangat erat kaitannya satu sama lain.Depdikbud ( 1998 ) mengemukakan beberapa

faktor yang perlu di perhatikan antara lain :

Page 11: Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs

Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 11

a) Faktor-faktor yang berhubungan dengan organisasi dan manajemen ; yakni kegiatan-

kegiatan yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan

faktor-faktor yang tidak langsung berhubungan dengan proses pendidikan tersebut.

b) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepala sekolah,hal ini meliputi kegiatan-

kegiatan yang bermanfaat untuk kelancaran pendidikan atau sekolah antara lain

manajemen perkantoran,kepegawaian,keuangan,kurikulum dan pengajaran dan

sebagainya. --Anisa Punya---

c) Faktor-faktor yang berhubungan dengan guru, meliputi tanggungjawab guru atas

pekerjaan dalam melaksanakan tugas pengajaran serta usaha bimbingan bagi peserta

didik.

d) Faktor-faktor yang berhubungan dengan anggaran pendidikan, meliputi usaha

pendayagunaan anggaran, baik anggaran rutin maupun anggaran pembangunan yang

menunjang kelancaran penyelengaraan pendidikan di sekolah.

e) Faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan sekolah, hal ini berhubungan dengan

faktor-faktor eksternal seperti, letak geografis sekolah, struktur dan tingkat pendidikan

masyarakat.

f) Faktor-faktor berhubungan dengan pengawasan dan pengendalian, hal ini berkaitan

dengan pengawasan melekat dari para pemimpin sebagai penunjang pengawasan

fungsional yang merupakan tindakan efektif apabila dilaksanakan secara sistematik,

sistematis dan berencana.

g) Faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin nasional sebagai kunci keberhasilan

dalam pengelolaan. Hakekat disiplin disini tidak lain adalah kepatuhan terhadap norma

yang disepakati dalam suatu sistem.

Untuk mendorong sekolah yang produktif perlu diperhatikan beberapa faktor yang memiliki

pengaruh terhadap tinggi rendahnya produktivitas, seperti moral, etika kerja, motivasi, jaminan social,

sikap, disiplin, kesehatan, kesempatan berprestasi, lingkungan dan suasana kerja, hubungan insani,

teknologi, kepuasan kerja, kebijakan pemerintah dan besarnya pendapatan, serta sarana produksi.

Faktor-faktor tersebut harus senantiasa diperhatikan dalam MBS untuk menghasilkan sekolah yang

produktif, efektif, dan efisien.

2.4 Penerapan efektivitas, efisiensi dan produktivitasi MBS

Penerapan MBS dalam sistem yang pemerintahan yang masih cenderung terpusat tentulah akan

banyak pengaruhnya. Perlu diingatkan bahwa penerapan MBS akan sangat sulit jika para pejabat

pusat dan daerah masih bertahan untuk menggenggam sendiri kewenangan yang seharusnya

didelegasikan ke sekolah. Bagi para pejabat yang haus kekuasaan seperti itu, MBS adalah ancaman

besar.

Dengan maraknya perintisan sekolah-sekolah unggulan dan terpadu merupakan salah satu

bentuk aktualisasi penerapan MBS. Terlebih sekolah unggulan dan terpadu ini menampilkan sajian

kurikulum yang menarik, efektif, efisien, dan sangat produktif dalam menunjang proses belajar bagi

peserta didik. Dengan penerapan fullday schooling, para siswa di berikan fasilitas yang lebih dari

biasanya di berikan di sekolah-sekolah negeri/ konfensional. Dengan demikian perkembangan

sekolah-sekolah Islam terpadu/ unggulan dapat menjadi salah satu contoh sekolah yang telah

menggunakan manajemen berbasis sekolah yang baik sesuai dengan kurikulum sendiri yang

dipadupadankan dengan kurikulum Nasional.

Page 12: Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs

Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 12

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

MBS adalah konsep baru dibidang pengelolaan lembaga pendidikan. Sebelum di Indonesia konsep

ini muncul terlebih dahulu di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Kanada,

Hongkong dan lain sebagainya. Karena itulah pengetahuan dan pemahaman MBS di Indonesia masih

belum merata.

Hal lain yang menyebabkan ketidakmerataan pengetahuan ini adalah karena orang-orang

Indonesia belum cukup berani untuk menerima tugas otonomi di sekolah dan mengolahnya dengan

baik. Padahal lain daripada itu baik tidaknya implementasi MBS ini bisa kita tentukan dengan

memahami bagaimana Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas MBS apabila diterapkan.

3.2 Saran

Sebuah peribahasa “tak ada gading yang tak retak” begitupun dengan makalah ini, ada banyak

sekali kekurangan yang harus diperbaiki. Dengan semua itu kami membuka pintu saran yang sebesar-

besarnya bagi siapapun yang menghendaki makalah ini menjadi lebih baik.

Page 13: Efektifitas, efisiensi, dan produktifitas mbs

Efektifitas, Efisiensi, dan Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah 13

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal, Tasai Amran, 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Presindo.

Cowley, Sue, 2010.Panduan Manajemen aperilaku Siswa. Bandung: Erlangga.

Danim, Sudarman, 2005. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, E, 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurkholis, 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo.

Yuniar, Tanti, 1987. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Agung Media Mulia.

http://sweejamz-lovers.blogspot.com/

http://situsjihadku.blogspot.com

http://www.ferryheriyanto.webs.com

http://sorbanmerah.wordpress.com