KARYA ILMIAH MBS 1

22
BAB. 1 PENDAHULUAN Dalam dunia pendidikan atau dunia sekolah di Indonesia sejak beberapa waktu terakhir ini dikenalkan sebuah gagasan atau pendekatan baru dalam manajemen sekolah sebagai manajemen Pasal 51 UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 menyatakan bahwa “Pengelolaan satuanpendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah”. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan konsep pengelolaan sekolah yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di era desentralisasi pendidikan. Berbasis sekolah ( school based manajement). Munculnya pendekatan baru ini seirama dengan pelaksanaan otonomi daerah. Gagasan ini lahir antara lain sebagai akibat dari rasa ketidakpuasan para pengelola pendidikan terutama pada tingkat operasional atau Arena keterbatasan kewenangan yang dimiliki pengelola sekolah untuk mengelola sekolah secara mandiri. Pada umumnya dipandang bahwa para kepala sekolah terperangkap dalam ketergantungan yang berlebihan terhadap konteks pendidikan yang sentral, hal ini mengakibatkan peran utama kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan semakin dikecilkan. Semua kebijakan tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah umumnya diadakan di tingkat pemerintah pusat,sekolah hanya menerima saja. Kurikulum pendidikan di sekolah, anggaran

Transcript of KARYA ILMIAH MBS 1

Page 1: KARYA ILMIAH MBS 1

BAB. 1 PENDAHULUAN

Dalam dunia pendidikan atau dunia sekolah di Indonesia sejak

beberapa waktu terakhir ini dikenalkan sebuah gagasan atau pendekatan

baru dalam manajemen sekolah sebagai manajemen Pasal 51 UU Sistem

Pendidikan Nasional No. 20/2003 menyatakan bahwa “Pengelolaan

satuanpendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan

prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah”. Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS) merupakan konsep pengelolaan sekolah yang ditujukan

untuk meningkatkan mutu pendidikan di era desentralisasi pendidikan.

Berbasis sekolah ( school based manajement). Munculnya

pendekatan baru ini seirama dengan pelaksanaan otonomi daerah.

Gagasan ini lahir antara lain sebagai akibat dari rasa ketidakpuasan para

pengelola pendidikan terutama pada tingkat operasional atau Arena

keterbatasan kewenangan yang dimiliki pengelola sekolah untuk

mengelola sekolah secara mandiri. Pada umumnya dipandang bahwa para

kepala sekolah terperangkap dalam ketergantungan yang berlebihan

terhadap konteks pendidikan yang sentral, hal ini mengakibatkan peran

utama kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan semakin dikecilkan.

Semua kebijakan tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah

umumnya diadakan di tingkat pemerintah pusat,sekolah hanya menerima

saja. Kurikulum pendidikan di sekolah, anggaran penyelenggaraan

pendidikan semuanya diatur oleh pemerintah pusat.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Indonesia merupakan upaya

yang rumit,oleh karena itu untuk dapat berhasil kepala sekolah dan

semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah

perlu memahami dengan benar pengertian Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS), tujuan, manfaat, masalah - masalah dalam penerapannya dan

yang terpenting adalah pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak didik.

Page 2: KARYA ILMIAH MBS 1

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 8 Payakumbuh, dengan tujuan:

(1) Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana bentuk program

dalam implementasi manajemen berbasis sekolah di SMP Negeri

8 Payakumbuh

(2) Untuk mengetahui bagaimana peran kepala sekolah dalam

implementasi manajemen berbasis sekolah di SMP Negeri 8

Payakumbuh

(3) Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendorong dan

penghambat dalam implementasi manajemen berbasis sekolah

di SMP Negeri 8 Payakumbuh.

Adapun yang menjadi sumber penelitian adalah kepala sekolah SMP

Negeri 8 Payakumbuh dan koordinator bidang yang ada pada struktur

organisasi di SMP Negeri 8 Payakumbuh.

Teknik yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitian ini, yaitu:

(1) Teknik wawancara

(2) Teknik dokumentasi

Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan Peran Kepala SMP

Negeri 8 Payakumbuh adalah

(1) Implementasi manajemen partisipatif dan transparan

(2) Pelajaran yang  aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

(3) Melibatkan  orang tua / komite secara aktif dalam mendukung

program-program sekolah.

BAB. 2 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

PENGERTIAN

Manajeman Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai Manajemen

Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) yang merupakan suatu

Page 3: KARYA ILMIAH MBS 1

model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah

dan mendoronguntuk berani mengambil keputusan partisipatif yang

melibatkan secara langsung semua warga sekolah ( kepala sekolah, guru,

siswa, karyawan, orangtua, masyarakat ) untuk meningkatkan mutu

sekolah berdasar kebijakan pendidikan nasional ( Konsep dan

Pelaksanaan, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah ).

Pengertian ini memberikan wawasan bahwa sekolah atau kepala sekolah /

warga sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola

sekolah dalam berbagai aspek pendidikan yang berarti bahwa sekolah

lebih mandiri.

Dengan kemandiriannya sekolah atau kepala sekolah dan warga

sekolah dapat mengembangkan program-program kreatif, inovatif yang

sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki sekolah. Warga

sekolah dapat lebih bertanggungjawab terhadap peningkatan mutu

sekolah dan pengambilan keputusan warga sekolah akan lebih

tertanam rasa kepemilikannya terhadap sekolah dan kemajuannya.

TUJUAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Manajemen Berbasis Sekolah mempunyai tujuan memandirikan

atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi)

kepada kepala sekolah.

Departemen Pendidikan Nasional menjabarkan tujuan Manajemen

Berbasis Sekolah:

• meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif

sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang

tersedia

• meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama

• meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat,

pemerintah tentang mutu sekolah

• meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu

sekolah yang dicapai

Page 4: KARYA ILMIAH MBS 1

MANFAAT MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Manajemen Berbasis Sekolah adalah strategi untuk meningkatkan

pendidikan dengan mendelegasikan kewenangan pengambilan keputusan

penting dari pusat dan daerah ke tingkat sekolah.

Manajemen Berbasis Sekolah pada dasarnya merupakan sistem

manajemen di mana sekolah merupakan unit pengambilan keputusan

penting tentang penyelenggaraan pendidikan secara mandiri.

Manajemen Berbasis Sekolah memberikan kesempatan

pengendalian lebih besar bagi kepala sekolah,guru,murid,orangtua atas

proses pendidikan di sekolah mereka.

BAB. 3 PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN

BERBASIS SEKOLAH

Mengacu kepada standar-standar yang telah ditetapkan

pemerintah,Kepala Sekolah harus diberi wewenang untuk mengatur

secara kreatif dan inovatif sesuai potensi dan kebutuhan sekolah.

Page 5: KARYA ILMIAH MBS 1

Pendekatan sistem “ input – proses – output” merupakan dasar

pijakan dari Kepala Sekolah dalam menjalankan Manajemen Berbasis

Sekolah karena pengertian sekolahpun merupakan suatu sistem.

• Out put yang diharapkan

Out put sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan oleh proses

pembelajaran dan manajemen di sekolah. Out put dapat berupa akademik

antara lain nilai tes akhir, nilai ujian sekolah/nilai ujian nasional,lomba

mata pelajaran dan non akademik antara lain adalah kegiatan-kegiatan

ekstrakurikuler,peduli lingkungan, dan lain-lain.

• Proses

- Proses belajar mengajar yang efektivitas tinggi. Proses ini menekankan

pada 4 pilar pendidikan yaitu learning to know,learning to do,learning to

live together and learning to be.

- Kepemimpinan sekolah yang kuat berarti Kepala Sekolah mewujudkan

visi,misi,tujuan dan sasaran sekolah. Kepala Sekolah memiliki

kemampuan mengambil keputusan dan inisiatif

- Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, Kepala Sekolah berperan

sebgai pencipta suasana sekolah yang kondusif untuk menunjang

terlaksana proses belajar mengajar

- Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, Kepala Sekolah berperan

sebagai pelatih dalam pengembangan tenaga kependidikan terus

menerus serta mendorong dan memberi motivasi pada tenaga pendidik

agar berkomitmen tinggi dan memjalankan tugas

dengan baik

- Sekolah memiliki budaya mutu, Kepala Sekolah dapat mempengaruhi

warga sekolah agar budaya mutu menjadi bagian dari kehidupan kerjanya

- Sekolah memiliki “teamwork” yang kompak,cerdas dan dinamis, Kepala

Sekolah bekerja dalam teamwork merupakan hal yang tidak dapat

diabaikan,karena out put pendidikan merupakan hasil kerjasama warga

sekolah

- Sekolah memiliki kewenangan (kemandirian), Kepala Sekolah menyadari

dan memberikan kesadaran pada warga sekolah untuk melakukan yang

terbaik untuk sekolah

Page 6: KARYA ILMIAH MBS 1

- Sekolah memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen, Kepala

Sekolah dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan

kegiatan dan penggunaan uang harus memberikan laporan secara

terbuka dan jujur.

- Sekolah memiliki kemauan untuk berubah, Kepala Sekolah sebagai

pengelola sekolah memiliki kekuatan untuk mempengaruhi warga sekolah

untuk menerima perubahan dan melihat suatu perubahan sebagai

sesuatu yang menyenangkan

- Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan, Kepala

Sekolah perlu mengetahui daya serap sekolah terhadap pelajaran dan

evaluasinya untuk dimafaatkan dalam perbaikan danpenyempurnaan

- Sekolah responsife dan antisipatif terhadap kebutuhan, Kepala Sekolah

selalu tanggap terhadap aspirasi-aspirasi yang muncul terutama yang

berhubungan dengan peningkatan mutu

- Komunikasi yang baik, Kepala Sekolah mempengaruhi warga sekolah

dalam berkomunikasi yang positif dan Kepala Sekolah membangun

komunikasi antar Kepala Sekolah dengan masyarakat

- Sekolah memiliki akuntabilitas, Kepala Sekolah bertanggungjawab

terhadap keberhasilan program

• Input Pendidikan

- Kepala Sekolah memiliki kebijakan,tujuan,dan sasaran mutu yang jelas

dan disosialisasikan kepada warga sekolah

- Kepala Sekolah mempersiapkan sumber daya yang memadai dan siap

untuk menjalankan pendidikan

- Kepala Sekolah perlu memiliki staf yang kompeten dan berdedikasi

tinggi

- Kepala Sekolah memiliki harapan untuk mencapai prestasi yang tinggi

- Kepala Sekolah berperan sebagai perencana, perencanaannya harus

difokuskan pada siswa sebagai pelanggan

MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui

otoritas pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah.

Dalam hal ini sekolah dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang

Page 7: KARYA ILMIAH MBS 1

bergantung pada redistribusi otoritas pengambilan keputusan di

dalamnya terkandung desentralisasi kewenangan yang diberikan kepada

sekolah untuk membuat keputusan. Dengan demikian pada hakekatnya

MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang Sekolah

secara individual.

MBS merupakan suatu model manajemen yang memberikan

otonomi lebih besar kepada Sekolah dan mendorong Sekolah untuk

melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam memenuhi

kebutuhan mutu Sekolah atau untuk mencapai sasaran mutu Sekolah.

Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah cara pengambilan

keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik,

dimana warga Sekolah (guru, siswa, karyawan, orangtua siswa, tokoh

masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan

keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan

Sekolah.

Konsekuensi penerapan manajemen berbasis Sekolah (MBS)

menjadi tanggung jawab dan ditangani oleh Sekolah secara profesional.

Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi:

a. Perencanaan dan evaluasi program Sekolah,

b. Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif,

c. Pengelolaan proses belajar mengajar,

d. Pengelolaan ketenagaan

e. Pengelolaan perlengkapan dan peralatan,

f. Pengelolaan keuangan

g. Pelayanan siswa

h. Hubungan Sekolah-masyarakat

Page 8: KARYA ILMIAH MBS 1

i. Pengelolaan iklim Sekolah.

Seperti telah dinyatakan di atas, konsep Manajemen Berbasis

Sekolah dalam prakteknya menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah,

dan oleh karenanya sering pula disebut sebagai Site-Based Management,

yang merujuk  pada perlunya memperhatikan kondisi dan potensi

kelembagaan setempat dalam mengelola Sekolah. Makna “berbasis

Sekolah” dalam konsep MBS sama sekali tidak meninggalkan kebijakan-

kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah pusat atau daerah

otonomi. Misalnya, standar kompetensi siswa, standar materi pelajaran

pokok, standar penguasaan minimum, standar pelayanan minimum,

penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap

tahun dan lain-lain (lihat UU No. 20/2003 Pasal 51 PP Nomor 25 tahun

2000 yang telah diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Manajemen Berbasis  Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian

sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan

melibatkan semua pemangku kepentingan yang terkait dengan sekolah

secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi

kebutuhan peningkatan  mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional.

Kepala Sekolah sebagai pemimpin di satuan pendidikan menjadi

orang yang paling bertanggungjawab meweujudkan misi MBS. Kepala

sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber daya sekolah terutama

guru dan karyawan sekolah. Begitu besarnya peranan kepala sekolah

dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sehingga dapat dikatakan

bahwa sukses tidaknya suatu sekolah sangat ditentukan oleh kwalitas

kepala sekolah terutama dalam  kemampuannya memberdayakan guru

dan karyawan ke arah suasana kerja yang kondusif ( positif,

menggairahkan, dan produktif).

Pidarta (1997) menyatakan bahwa kepala sekolah memiliki peran

dan tanggungjawab sebagai manajer, pemimpin, supervisor, dan

administrator pendidikan.

Page 9: KARYA ILMIAH MBS 1

Kepala Sekolah Sebagai Manager

mengadakan prediksi masa depan sekolah, misalnya tentang

kualitas yang diinginkan masyarakat

melakukan inovasi dengan mengambil inisiatif dan kegiatan-

kegiatan yang kreatif untuk kemajuan sekolah

menciptakan strategi atau kebijakan untuk mensukseskan pikiran-

pikiran yang inovatif tersebut

menyusun perencanaan, baik perencanaan strategis maupun

perencanaan operasional

menemukan sumber-sumber pendidikan dan menyediakan fasilitas

pendidikan

melakukan pengendalian atau kontrol terhadap pelaksanaan

pendidikan dan hasilnya

Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin

Dalam pelaksanaannya, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah

sangat dipengaruhi hal-hal sebagai berikut:

Kepribadian yang kuat; kepala sekolah harus mengembangkan

pribadi agar percaya diri, berani, bersemangat, murah hati, dan

memiliki kepekaan sosial.

Memahami tujuan pendidikan dengan baik; pemahaman yang baik

merupakan bekal utama kepala sekolah agar dapat menjelaskan

kepada guru, staf dan pihak lain serta menemukan strategi yang

tepat untuk mencapainya.

Pengetahuan yang luas; kepala sekolah harus memiliki pengalaman

dan pengetahuan yang luas tentang bidang tugasnya maupun

bidang yang lain yang terkait.

Keterampilan professional yang terkait dengan tugasnya sebagai

kepala sekolah, yaitu: (a) keterampilan teknis, misalnya: teknis

menyusun jadwal pelajaran, memimpin rapat. (b) keterampilan

hubungan kemanusiaan, misalnya : bekerjasama dengan orang lain,

Page 10: KARYA ILMIAH MBS 1

memotivasi, guru dan staf (c) Keterampilan konseptual, misalnya

mengembangkan konsep pengembangan sekolah, memperkirakan

masalah yang akan muncul dan mencari pemecahannya.

Wahjosumidjo berpendapat bahwa kepala sekolah harus:

menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat

memaksa atau bertindak keras terhadap guru, staf dan para siswa;

harus mampu melakukan perbuatan yang melahirkan kemauan

untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri terhadap

para guru, staf dan siswa, dengan cara meyakinkan dan membujuk.

Meyakinkan (persuade) dilakukan dengan berusaha agar para guru,

staf dan siswa percaya bahwa apa yang dilakukan adalah benar.

Sedangkan membujuk (induce) adalah berusaha meyakinkan para

guru, staf dan siswa bahwa apa yang dilakukan adalah benar.

Mulyasa juga berpendapat bahwa kepala sekolah yang efektif adalah

kepala sekolah yang:

mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses

pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif,

dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu

yang telah ditetapkan,

mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat

sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka

mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan,

berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan

tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah,

bekerja dengan tim manajemen,

berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan.

Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Page 11: KARYA ILMIAH MBS 1

Sebagai administrator kepala sekolah bertugas:

melakukan perencanaan

pengorganisasian

pengarahan

pengkoordinasian

pengawasan terhadap bidang-bidang seperti kurikulum, kesiswaan,

kantor, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, dan perpustakaan.

Oleh karena itu kepala sekolah harus menguasai:

pengelolaan pengajaran

pengelolaan kepegawaian

pengelolaan kesiswaan

pengelolaan sarana dan prasarana

pengelolaan keuangan dan

pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat.

Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Supervisi merupakan kegiatan membina dan dengan membantu

pertumbuhan agar setiap orang mengalami peningkatan pribadi dan

profesinya. Supervisi adalah usaha memberi layanan kepada guru-guru

baik secara individual maupun secara berkelompok dalam usaha

memperbaiki pengajaran dengan tujuan memberikan layanan dan

bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan

guru di kelas.

Ngalim Purwanto juga mengemukakan bahwa supervisi ialah suatu

aktivitas pembinaan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

sekolah maupun guru, oleh karena itu program supervisi harus dilakukan

oleh supervisor yang memiliki pengetahuan dan keterampilan

mengadakan hubungan antar individu dan ketrampilan teknis. Supervisor

di dalam tugasnya bukan saja mengandalkan pengalaman sebagai modal

Page 12: KARYA ILMIAH MBS 1

utama, tetapi harus diikuti atau diimbangi dengan jenjang pendidikan

formal yang memadai.

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 8 Payakumbuh, dengan

tujuan:

(1) Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana bentuk program

dalam implementasi manajemen berbasis sekolah di SMP Negeri

Payakumbuh

(2) Untuk mengetahuibagaimana peran kepala sekolah dalam

implementasi manajemen berbasis sekolah di SMP Negeri 8

Payakumbuh, dan

(3) Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendorong dan

penghambat dalam implementasi manajemen berbasis sekolah di

SMP Negeri 8 Payakumbuh. Adapun yang menjadi sumber penelitian

adalah kepala sekolah SMP Negeri 8 Payakumbuh dan koordinator

bidang yang ada pada struktur organisasi di SMP Negeri 8

Payakumbuh .

Peran Kepala Sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis

sekolah mempunyai tugas diantaranya:

a) Perencanaan

b) Pengorganisaian

c) pengarahan

d) Pengkoordinasian

e) pengkomunikasian

f) Pengawasan

Strategi kepala sekolah di SMP NEGERI 8 Payakumbuh dalam

implementasi manajemen berbasis sekolah adalah:

1. mengadakan pembinaan terhadap peserta didik, guru,

karyawan secara berkelanjutan.

2. mengadakan jam tambahan mata pelajaran tertentu.

3. melengkapi sarana dan prasarana sekolah seperti ruang kelas,

Laboratorium Sains, Lab TI (internet). LabBahasa,

Ketrampilan.

Page 13: KARYA ILMIAH MBS 1

4. melengkapi buku-buku penunjang pembelajaran.

5. melengkapi sarana dan prasarana Olah Raga.

6. Membentuk kelompok belajar.

7. mengitensifkan komunikasi dan kerja sama dengan orang tua

peserta didik.

8. menjalin komunikasi dan kerja sama dengan instasi lain yang

berkompeten pada dunia pendidikan.

Faktor pendukung dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah

di SMP NEGERI 8 Payakumbuh adalah:

1. kondisi sekolah yang kondusif dan strategis karena tidak jauh

dari jalan raya sehingga memudahkan siswa untuk menuju

sekolah.

2. para guru sudah berkompeten terhadap keilmuannya.

3. hubungan yang harmonis antar personil sekolah.

4. hubungan antara warga sekolah maupun dengan orang tua,

dan pengurus komite berjalan dengan baik.

5. Teknologi informatika yang sudah memadai terbukti adanya

internet dan komputer yang cukup di kantor sekolah.

Sedangkan faktor penghambatnya adalah:

1. perpustakaan yang kurang memadai dan kurangnya buku-

buku bacaan baru sehingga kurangnya daya tarik siswa untuk

ke perpustakaan.

2. Keterbatasan dana.

3. Input siswa kurang bagus.

4. Terdapat 20% dari para orang tua siswa yang acuh terhadap

kebijakan sekolah dan juga tehadap kemajuan belajar siswa.

Page 14: KARYA ILMIAH MBS 1

BAB IV PENUTUP

KESIMPULAN

Dari tulisan ini dapat diambil kesimpulan :

Manajemen Berbasis Sekolah merupakan gagasan yang perlu

dijalankan dalam dunia pendidikan yang memberikan kesempatan

pada pengelola sekolah untuk berkembang menurut

potensi,kebutuhan,kreatif,inovasi yang dimilikinya

Pemerintah adalah sebagai penentu standar pendidikan nasional

Pemerintah sebagai fasilitator dalam menjalankan Manajeman

Berbasis Sekolah

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa bentuk program dalam

implementasi manajemen berbasis sekolah di SMP Negeri 8 Payakumbuh

disusun tiap tahun ajaran baru, yang terdiri dari program jangka panjang

dan program jangka pendek dan disusun oleh semua komponen sekolah.

Peran kepala sekolah dalam implementasi manajemen berbasis sekolah di

SMP Negeri 8 Payakumbuh mencakup tiga tahap, yaitu: penyusunan,

pelaksanaan dan evaluasi. Hal tersebut terkait peran kepala sekolah

sebagai leader, manajer, fasilitator, motivator, supervisor dan evaluator.

Faktor pendukung dalam implementasi manajemen berbasis sekolah di

SMP Negeri 8 Payakumbuh adalah adanya keinginan komponen sekolah

untuk menciptakan manajemen yang terbuka, trasparan dan akuntabel.

Sedangkan, faktor penghambat dalam implementasi manajemen berbasis

sekolah di SMP Negeri 8 Payakumbuh adalah minimnya dana dan belum

siapnya komponen sekolah secara menyeluruh dalam manajemen

berbasis sekolah.

SARAN

Pemerintah tidak selalu menggengam sekolah sehingga Kepala

Sekolah berada dalam kreativitas dan inovasi yang mati

Kepala Sekolah harus dapat bekerja dalam team agar mencapai

hasil yang optimal

Page 15: KARYA ILMIAH MBS 1

Kepala Sekolah mempertimbangkan dengan tepat untuk

membentuk Komite Sekolah

Sesuai dengan peran dan tugas-tugas di atas; kepala sekolah

sebagai manajer sekolah dituntut untuk dapat menciptakan

manajemen sekolah yang efektif

Page 16: KARYA ILMIAH MBS 1

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, Konsep dan Pelaksanaan Manajemen

Berbasis Sekolah. 2001

Agus Dharma- Pendidikan Network, Manajemen Berbasis Sekolah – Belajar

dari pengalaman orang lain, 2003

Umaedi Drs. M Ed, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. 2000

Bachrul Hayat,DR.Ph .D, Mejaga Mutu Sekolah.

Balitbang Pusat Kurikulum Depdiknas , Kurikulum Berbasis Kompetensi.

2004

Kamarudin.H.Drs,MPd dan Sri Sukabdiyah,Dra,MM . Aplikasi Manejeman

Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam Kinerja Sekolah. 2002

Page 17: KARYA ILMIAH MBS 1

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM

PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS

SEKOLAH

MATA KULIAH : MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

DOSEN : Drs. Yusuf Ahmad, MA

Di susun oleh :

SRI DEWI ANGRAINI, S.s

PPG KELAS 7P

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

(UIR)

2011