Analisis Kasus (Tugas Keprof)
-
Upload
murdiyani-nina-agustina -
Category
Documents
-
view
45 -
download
0
Transcript of Analisis Kasus (Tugas Keprof)
ANALISIS KASUSKEPERAWATAN PROFESIONAL
PADA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DISPEPSIADI BANGSAL B 4 RSUP DR.
SARDJITO
Disusun Oleh :
1. Desinta Mindaryanti
2. Nur Khasanah
3. Rihmaningtyas
Identitas Klien
• Nama klien : Ny. S• Umur : 37 tahun• Alamat : Posong, Ngepan,
Rejobando • No. CM : 01604051• Diagnosa Medis : Dispepsia• Tanggal Masuk : 4 Januari 2013• Jam Datang : 21.00 WIB
KRONOLOGI PERISTIWAWAKTU KRONOLOGIS PERISTIWA
4 Januari 2013,
21.00 WIB
5 Januari 2013,
07.50 WIB
Klien datang dengan keluhan rasa penuh
setelah makan, mual, tidak nafsu makan dan
perut terasa panas. Diperiksa oleh dr. jaga di
IRD.
JAGA PAGI
Klien masuk di bangsal B4 kamar 13 dan
mendapatkan perawatan sesuai program
terapi. Klien mendapatkan terapi infus NaCl
0,9% 20 tpm, Ceftriaxone 1 gr/12 jam,
Ranitidine 1A/12 jam dan Tramadol
100mg/24jam.
WAKTU KRONOLOGIS PERISTIWA
7 Januari 2013,
07.30 WIB
JAGA PAGI
Pada saat operan jaga dilaporkan dari
perawat jaga malam (perawat S) bahwa obat
tramadol 50 mg yang diberikan kepada klien
Ny. S hanya diminum 1 kapsul padahal harus
2 kapsul sekali minum sehingga masih tersisa
banyak obat tersebut di laci klien. Kejadian ini
berlangsung sejak awal klien diberikan terapi
obat tersebut. Perawat yang memberikan
obat kepada klien hanya menjelaskan waktu
minum obat tersebut dan tidak menjelaskan
keseluruhan jumlah obat yang diminum.
Perawat menganggap klien sudah paham
mengenai jumlah obat yang diminum.
PENYELESAIAN MASALAH YANG SUDAH
DILAKUKANTanggal : 7 Januari 2013Pukul : 08.00 WIBPre conference yang diikuti perawat jaga pagi, karu, dan mahasiswa praktikan membahas tentang pemberian obat kepada pasien.
HASIL RAPAT• Karu menyatakan seharusnya perawat lebih komunikatif
dalam menjelaskan dosis obat yang seharusnya diminum tiap waktu pemberian.
• Perawat primer menyatakan perawat seharusnya selalu mengecek apakah obat sudah diminum klien sesuai dosis atau belum.
• Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi masalah serupa hendaknya perawat yang memberikan obat selalu menjelaskan tentang dosis obat yang seharusnya diminum kepada klien dan keluarga klien.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Pelanggaran protap pemberian obat kepada klien di IRNA
2. Komunikasi yang kurang komunikatif3. Kelalaian petugas atau perawat
PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI MASALAH
PELANGGARAN STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT KEPADA KLIEN DI IRNA
Selama klien dirawat di bangsal B4, klien mendapatkan terapi obat
Tramadon 100mg (2 kapsul) /24jam. Obat diberikan oleh perawat jaga
setiap pukul 08.00 WIB. Di bungkus obat sudah tertera nama pasien, dosis,
jam minum obat dan nama obat. Perawat yang memberikan obat kepada
klien hanya menjelaskan waktu minum obat tersebut dan tidak
menjelaskan keseluruhan jumlah obat yang diminum. Perawat menganggap
klien sudah paham mengenai jumlah obat yang diminum karena pada
dasarnya setiap bungkus obat sudah dikemas sesuai program terapi untuk
sekali minum berdasarkan jam minum obat yang tertulis dibungkus
tersebut.
DefinisiPemberian obat per oral adalah memberikan obat yang
dimasukkan melalui mulutTujuan Pemberian1. Untuk memudahkan dalam pemberian2. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek
samping dari obat tersebut dapat segera diatasi3. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri4. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan
kulit dan jaringanPersiapan alat5. Baki berisi obat6. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan7. Pemotong obat (bila diperlukan)8. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)9. Gelas dan air minum10. Sedotan11. Tissu12. Sendok
Persiapan perawat1. Cuci tangan2. Memeriksa program pengobatan dengan yakinkan benar klien,
benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute, benar dokumentasi.
3. Mengkaji adanya alergi obat4. Mengkaji kemampuan menelanPersiapan klien
Memberitahu tindakan yang akan dilakukan dan tujuannyaProsedur kerja5. Siapkan peralatan dan cuci tangan6. Atur klien pada posisi yang nyaman7. Tawarkan minum untuk membantu menelan obat atau dengan
makanan lain sesuai kebiasaan klien8. a. Obat dalam bentuk pil dan tablet : Letakkan obat pangkal lidah
dan klien disuruh menelanb. Obat dalam bentuk cair atau sirup : Tuang dalam sendok dank lien disuruh minumc. Klien yang tidak mampu menelan pil, tablet digerus dahulu
5. Tetaplah bersama klien sampai obat ditelan
6. Tawarkan tisu untuk membersihkan mulut
7. Kembalikan klien pada posisi yang nyaman
8. Alat dirapikan
9. Cuci tangan
10.Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
meliputi nama obat, dosis, waktu pemberian,
perawat yang memberikan, respon klien.
11.Evaluasi respon pasien terhadap efek obat
kurang lebih 30 menit setelah pemberian.
REKOMENDASI
1. Penempatan buku SOP yang tepat agar bisa dibaca semua petugas
2. Hendaknya perawat bersama klien sampai obat diminum
KOMUNIKASI YANG KURANG KOMUNIKATIF
Perawat yang memberikan obat kepada klien hanya
menjelaskan waktu minum obat tersebut dan tidak
menjelaskan keseluruhan jumlah obat yang diminum.
Perawat hanya menjelaskan, “Bu ini obatnya nanti diminum
jam 8 ya ”. Perawat menganggap klien sudah paham
mengenai jumlah obat yang diminum karena pada dasarnya
setiap bungkus obat sudah dikemas sesuai program terapi
untuk sekali minum berdasarkan jam minum obat yang
tertulis dibungkus tersebut
Komunikasi : proses pengiriman/pertukaran pesan
(stimulus, signal, simbol, informasi) baik dalam
bentuk verbal maupun non verbal dari pengirim ke
penerima dengan tujuan adanya perubahan (baik
dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor).
Tujuan komunikasi :
1. Pesan yang disampaikan dapat dimengerti
2. Memahami orang lain
3. Gagasan dapat diterima orang lain
4. Menggerakkan orang lain berbuat sesuatu
REKOMENDASI
1. Perlu pembiasaan tata cara komunikasi yang benar pada klien dan keluarga
2. Perawat seharusnya mengklarifikasi kembali pemahaman klien tentang penjelasan perawat
KELALAIAN PETUGAS ATAU PERAWAT
Dalam kasus ini, perawat yang
memberikan obat kepada Ny S tidak
mengecek kembali apakah obat sudah
diminum sesuai dosis atau belum
sehingga Ny S tidak meminum obat
tersebut sesuai dosis.
Sebisa mungkin dimanapun seseorang melaksanakan tugas dan
kewajibannya, hendaknya bila diberi hak atau wewenang dalam
mengambil suatu keputusan sebaiknya mempertimbangkan dengan
berbagai hal, seperti etika, moral, peraturan maupun kebijakan yang
berlaku. Termasuk seorang perawat yang merupakan suatu profesi
yang erat hubungannya dengan nilai-nilai kemanusiaan dan hukum.
Manajemen risiko (1990), kelalaian merupakan penyimpangan
tugas sengaja maupun tidak sengaja dan merugikan orang lain.
penyimpangan merupakan suatu hal yang tidak mengikuti
peraturan, prosedur, standar, norma dan hukum, termasuk di
dalamnya tindakan yang tidak professional dan tidak etis (moral-
attitude), penyimpangan standar profesi dan kebijakan serta
prosedur (territorial).
Dalam buku struktur organisasi dan uraian jabatan keperawatan RSUP Dr.
Sardjito (2000), seorang pelaksana perawatan mempunyai beberapa tugas yang
harus dilaksanakan, diantaranya :
1. Melakukan kerjasama dan berkonsultasi kepada penanggung jawab tim primer
bila terjadi masalah-masalah yang berhubungan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan
2. Mengambil keputusan bila terjadi masalah yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan pada waktu dinas sore, malam dan hari libur serta melaporkan
kepada PPJR.
3. Meghadiri konferensi keperawatan tim kesehatan lain untuk membicarakan
kasus-kasus untuk mendapatkan cara pemecahan masalah dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan pasien.
4. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan dalam hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan
kegiatan di ruang perawatan.
REKOMENDASI
1. Penempatan buku SOP yang tepat agar bisa dibaca semua petugas
2. Perawat hendaknya melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan SOP yang ada
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. 2005. Jakarta : EGC.
Ryri. 2009. Prinsip-prinsip Pemberian Obat. Alamat web : http://ryrilumoet.blogspot.com /2009/ 04/prinsip-prinsip-pemberian-obat.html diunduh pada tanggal 19 Januari 2013.