Tugas Studi Kasus Cheonggyecheon Korsel

13

description

Analisis Kebijakan Spasial

Transcript of Tugas Studi Kasus Cheonggyecheon Korsel

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Fauzan Andikha – 3314202804 & Robby Cahyadi – 3314202815 Halaman 0

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Fauzan Andikha – 3314202804 & Robby Cahyadi – 3314202815 Halaman 1

TUGAS SADURAN STUDI KASUS (TRANSLATE) Mata Kuliah Analisis Kebijakan Spasial (RE142242 - 3 SKS) Dosen : Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg. TOPIK : Cheonggyecheon Stream Restoration RESTORASI SUNGAI CHEONGGYECHEON (SEOUL, KOREA SELATAN) Sebelum direstorasi pada tahun 2005, sungai Cheonggyecheon merupakan sungai yang tertutup oleh overpass (struktur jalan yang dibangun diatas sungai, disadur dari berbagai sumber). Saat ini tempat tersebut sudah berubah menjadi kawasan rekreasi publik termoderen di pusat kota Seoul dengan panjang 10.9 km.

Gambar 1. Sungai Cheonggyecheon Sebelum dan Sesudah Restorasi (Sumber : http://greatecology.com/wp-content/uploads/2012/12/Cheonggyecheon-Stream-Before-After1.jpg)

Kawasan tersebut merupakan salah satu pusat bisnis yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada masanya, jalan arteri yang dibangun di atas sungai Cheonggyecheon sangat penting untuk jalur transportasi dan logistik. Namun, dengan seiring waktu, overpass sudah melewati umur rencana. Banyak kerusakan-kerusakan struktur yang terdapat pada overpass tersebut yang sangat mengancam terhadap keselamatan pemakainya. Ditambah lagi dengan dorongan terhadap isu pembangunan yang ramah lingkungan serta perubahan sosial dalam perkembangan perekonomian di perkotaan.

Dengan berlatar belakang isu tersebut, maka Pemerintah Metropolitan Seoul mengambil langkah besar dengan merestorasi sungai Cheonggyecheon. Tujuan proyek ini adalah untuk membuat area publik berupa waterfront (suatu kawasan yang bersebelahan dengan badan air, disadur dari berbagai sumber) yang berada di pusat kota, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas lingkungan serta dapat mengembalikan nilai histori dari sungai tadi. Sehingga diharapkan dapat menjadi suatu ikon dan dapat menarik lebih banyak aktifitas bisnis dilakukan di sana, dilain pihak ini merupakan kesempatan memancing investasi, baik dari sektor swasta maupun publik yang dapat berbagi keuntungan yang didapat dari revitalisasi

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Fauzan Andikha – 3314202804 & Robby Cahyadi – 3314202815 Halaman 2

oleh sektor swasta. Dengan tujuan jangka panjang tadi, maka menentukan batasan jelas untuk proyek ini merupakan suatu tantangan yang berbeda.

Meskipun pada awalnya terdapat kritikan yang keras dan keraguan yang besar terhadap keberhasilan proyek ini dari berbagai pihak, namun sekarang restorasi ini dianggap merupakan pencapaian tertinggi yang telah dilakukan dalam menyediakan suatu kawasan hijau untuk publik yang ramah lingkungan.

INFORMASI UMUM

Kota : Seoul.

Perkembangan Populasi : Tahun 2011: 9.736.000; Tahun 1990: 10.544.000; Prediksi Tahun 2025: 9.867.000; Pertumbuhan Penduduk 2010-2015: -0,02% / Tahun.

Komposisi Populasi : Populasi penduduk menurun karena biaya hidup yang tinggi dan populasi yang menua; Agama : Kristen dan Budha.

Fungsi Utama Kota : Ibukota, pusat ekonomi nasional dan internasional.

Bisnis Utama/ Industri : Keuangan, IT dan Elektronik, Makanan dan Minuman.

Struktur Administrasi : 25 Kabupaten ("gu"), 423 Kecamatan ("dong"), 13787 "tong", 102796 "ban".

Gambar 2. Peta Kota Seoul – Korea Selatan (Sumber : https://jalan2santai.files.wordpress.com/2014/08/seoul-map-english.jpg)

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Fauzan Andikha – 3314202804 & Robby Cahyadi – 3314202815 Halaman 3

LATAR BELAKANG DAN TUJUAN

Isu Keselamatan Jalan Layang/ Overpass

Yang memicu diskusi tentang restorasi sungai Cheonggyecheon adalah isu tentang keselamatan jalan layang/ overpass yang ada di atasnya. Struktur bangunan ini memburuk sejak tahun 1990-an. Penelitian mendalam yang dilakukan oleh para ahli teknik sipil korea di tahun 1991-1992 dan ditemukan bahwa tulangan baja pada struktur beton bertulang jalan layang mengalami korosi sehingga menyebabkan kelemahan struktur yang berakibat daya dukung berkurang dan dapat membahayakan pemakai jalan layang. Perlu perbaikan menyeluruh sepanjang 2 km dari bagian jalan layang tadi. Sejumlah besar uang terus dikeluarkan selama 30 tahun untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan layang ini. Kemudian pada Agustus 2000 sampai dengan Mei 2001 dilakukan pemeriksaan mendalam terhadap struktur bangunan ini, dan didapatkan bahwa daya dukung struktur jembatan layang ini sudah tidak sanggup menahan beban yang ada diakibatkan pengelupasan dan kerusakan-kerusakan mayor pada bagian struktur beton bertulang. Akibatnya tidak bisa dihindari lagi untuk rekonstruksi secara penuh terhadap keseluruhan struktur jembatan layang. Rekonstruksi ini diasumsikan menelan biaya sebesar 93 miliar Won dengan jangka waktu pengerjaan selama 3 tahun. Pemerintah Seoul merencanakan pembongkaran dan rekonstruksi mulai Agustus 2002.

Perubahan Rencana dari Rekonstruksi Jembatan Layang Menjadi Restorasi Sungai

Sejak Tahun 1960, Paradigma Perencanaan Kota di Seoul selalu memprioritaskan aspek Pengembangan, Konstruksi, Produksi dan Efisiensi. Namun mulai tahun 1990-an mulai bergeser dan lebih fokus kepada aspek Manusia, Sejarah, Alam dan Lingkungan seiring perubahan pembangunan sosial ekonomi masyarakat. Diskusi mengenai restorasi sungai Cheonggyecheon semakin populer sejak akhir 1990-an. Restorasi menjadi topik utama pada masa kampanye politik pemilihan walikota pertengahan tahun 2002. Pada debat politik, terjadi pergeseran arah rencana awal dari rekonstruksi jembatan layang menjadi restorasi sungai. Namun masih perlu banyak keputusan dan pilihan yang harus diputuskan dan dibuat baik antara tujuan idealis, nilai sejarah, ramah lingkungan, optimalisasi pada setiap sektor serta pertimbangan praktis dalam biaya dan waktu serta pendekatan bertahap dalam meminimalisasi dampak ketidak nyamanan terhadap bisnis yang terdampak oleh kegiatan konstruksi.

Isu Kemitraan antara Publik dan Swasta

Cheonggyecheon merupakan aset publik namun daerah sekitarnya merupakan aset yang dimiliki oleh swasta. Kondisi ini akan menyebabkan pembengkakan anggaran dalam ganti rugi lahan serta revisi rencana tata kota yang akan menyita waktu. Oleh karena itu, pemerintah Seoul mengambil kebijakan bahwa restorasi ini harus melibatkan sektor Publik dan Private/Swasta agar pembangunan kedepannya berjalan lancar. Selain itu dengan melibatkan sektor-sektor tadi akan memberikan revitalisasi pusat kota yang menguntungkan kedua belah pihak. Maka langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menghancurkan jalan layang

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Fauzan Andikha – 3314202804 & Robby Cahyadi – 3314202815 Halaman 4

beserta infrastruktur yang tedampak, membuat waterfront yang ramah lingkungan dan mengembalikan nilai sejarah dengan investasi dari sektor-sektor tadi.

TAHAP PELAKSANAAN

Komponen Utama dari Rencana Restorasi Cheonggyecheon

Restorasi Cheonggyecheon harus memperhatikan segala faktor yang terkait, seperti nilai sejarahnya maupun dari aspek struktur dan fungsinya. Pemulihan peninggalan sejarah seperti jembatan tua dan relik batu kuno pada jalur sungai merupakan perhatian utama publik. Sedangkan dari struktur dan fungsi, mengembalikan aliran sungai sebagai pematusan sangat penting dikarenakan curah hujan yang semakin meningkat diakibatkan perubahan iklim memberikan pengaruh terhadap debit banjir. Ditambah lagi aliran sungai ini dipakai sebagai pembuangan limbah dan transportasi di atasnya. Selain itu, restorasi ini punya beban berat dengan tugas harus dapat menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik sesuai harapan masyarakat, disamping bertujuan untuk mengamankan pasokan air pada aliran sungai.

Gambar 3. Tahapan Pelaksanaan Restorasi Alur Sungai Cheonggyecheon (Sumber : https://evarohilah.files.wordpress.com/2014/09/pembangunan.jpg)

Pemulihan Nilai Sejarah Pemulihan nilai sejarah merupakan isu utama untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Untuk itu, maka pemerintah Seoul bertekad untuk melestarikan semua warisan sejarah yang ada pada aliran sungai Cheonggyecheon, termasuk struktur jembatan-jembatan tua

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Fauzan Andikha – 3314202804 & Robby Cahyadi – 3314202815 Halaman 5

yang sebelumnya sudah ada. Dilain pihak juga memperhatikan kondisi keselamatan terhadap prediksi banjir kedepannya. Salah satu permasalahan yang muncul pada saat rekonstruksi bangunan sejarah ini adalah pemulihan jembatan Gwangtonggyo yang membentang sepanjang 27.5m, lebih panjang dari lebar sungai rencana sepanjang 22m. Masyarakat mengharapkan agar bangunan ini direhabilitasi sesuai bentuk aslinya, dan ini memerlukan pembebasan lahan yang sangat tinggi harganya dan hampir tidak mungkin apabila dipaksakan pada posisi eksistingnya. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk merelokasi bangunan ini sejauh 150 m dari tempat eksistingnya dengan harapan pada waktu mendatang dengan situasi dan kondisi berbeda akan bisa direalisasikan. Begitu juga dengan jembatan Supyogyo apabila direkonstruksi pada posisi aslinya memiliki permasalahan yang sama. Komite Warisan Budaya Seoul (The Cultural Heritage Committee of Seoul) memutuskan agar jembatan Supyogyo tetap pada posisinya di taman Jangchungdan untuk menghindari kerusakan batu asli dari material jembatan apabila direlokasi. Dan direncanakan apabila memungkinkan akan direhabilitasi dimasa mendatang.

Gambar 4. Salah satu spot situs bersejarah yang direstorasi pada sungai Cheonggyecheon (Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-8N7eG6YHarw/USRGlVjOGLI/AAAAAAAAAd4/1cfa-

a7d1Qo/s1600/mozaik+sejarah+korea+di+Cheonggyecheon+river.jpg)

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Fauzan Andikha – 3314202804 & Robby Cahyadi – 3314202815 Halaman 6

Pencegahan Banjir dan Langkah-langkah Pengamanan Meskipun Restorasi Cheonggyecheon pada awalnya untuk memulihkan nilai sejarah dan lingkungan, namun tidak mengindahkan isu-isu keselamatan termasuk pencegahan banjir kedepannya. Kota ini diprediksikan akan mengalami banjir 200 tahunan. Namun aliran lokal kelas 2 yang masuk ke sungai ini memiliki asumsi banjir 50 tahunan, oleh karena itu maka pemerintah mengupayakan rehabilitasi saluran pengaman banjir untuk menampung kapasitas curah hujan lokal yang terjadi.

Pemeliharaan Saluran Pembuang Sebagian besar pipa pembuangan limbah eksisting yang terdapat disepanjang sungai Cheonggyecheon bermuara ke sungai tersebut. Dan ini merupakan salah satu isu yang harus ditangani untuk mengembalikan kualitas lingkungan. Ditambah dengan kondisi bahwa saluran pematusan air hujan bercampur dengan air limbah tadi. Maka direncanakan untuk sistem pembuangan dengan metode Kotak Ganda (Double-Box System) dengan membagi antara air hujan yang tercemar bersama limbah masuk ke pipa terpisah untuk diolah dengan fasilitas khusus sebelum dibuang ke aliran sungai.

Pasokan Air dan Kualitasnya Secara historis, aliran sungai Cheonggyecheon merupakan aliran yang pendek (10.9 km), selain topografi yang landai, sehingga susah menarik air dari aliran yang ada disekitarnya. Dilain pihak, level muka air bawah tanah juga rendah diakibatkan urbanisasi. Dengan kenyataan bahwa tidak ada mata air lagi di hulu sungai Cheonggyecheon, maka diperlukan pasokan air buatan. Dipilihlah sumber air dari Sungai Han (The Hangang) dan air bawah tanah yang keluar tidak jauh dari stasiun kereta bawah tanah. Dinas Sumber Daya Air Korea (The Korea Water Resources Corporation) berencana untuk menarik pajak atas pengambilan air baku dari sungai Hangang, namun karena pemakaian air baku ini untuk kepentingan publik, maka diberikan diskon 100%. Sedangkan untuk menjaga kualitas air yang dipasok, akan diputuskan system pengolahannya kemudian sesuai kondisi dan biaya.

SUMBER DAYA DAN PEMBIAYAAN

Isu penting lain dalam realisasi proyek ini adalah masalah estimasi pembiayaannya. Sebagai proyek publik dan menggunakan anggaran pemerintah, maka diperlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Seoul (The Seoul Metropolitan Council). Dengan perkiraan awal sekitar 384 miliar KRW untuk total restorasi , maka dianggarkan sekitar 100 miliar KRW dari anggaran pemerintah Kota Seoul. Dengan pengurangan-pengurangan kegiatan yang dianggap minor dan belum mendesak serta penghematan manajemen kerja, maka anggaran dapat dirampingkan lagi sejumlah 100.4 miliar KRW. Sisanya didapatkan dari sumbangan-sumbangan dari berbagai pihak dan badan usaha untuk rehabilitasi bangunan-bangunan bersejarah seperti jembatan Samilgyo, Mojeongyo, Gwatonggyo dan Jangtonggyo. Bantuan ini memberikan penghematan sekitar 8.2 miliar KRW. Jadi dapat ditotalkan bahwa sekitar 384.4 miliar KRW diinvestasikan untuk proyek ini. Dan anggaran ini hanya 1% dari total anggaran Pemerintah Seoul, sehingga tidak memberatkan anggaran pemerintah dibanding proyek restorasi lainnya di Korea.

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Fauzan Andikha – 3314202804 & Robby Cahyadi – 3314202815 Halaman 7

HASIL DAN DAMPAK Perbaikan Lingkungan

Restorasi pada daerah pusat kota ini memberikan dampak menciptakan koridor angin diantara gedung-gedung tinggi disekitar alur sungai Cheonggyecheon. Hal ini berefek mengurangi suhu panas, kualitas udara yang lebih baik karena sirkulasi yang lancar. Sedangkan dampak lalu lintas yang berkurang dan perubahan lingkungan dengan adanya eco green berakibat pengurangan konsentrasi debu halus (PM-10), senyawa organik volatile (VOC) dan polutan udara lainnya yang dilaporkan berkurang secara signifikan setelah restorasi. Suhu daerah Cheonggyecheon sebelum restorasi adalah 2,2 oC lebih tinggi dari rata-rata suhu udara di kota Seoul, namun sekarang turun sekitar 1,3 oC atau hampir 8-18% turun dari suhu udara sebelumnya. Suhu terendah pada titik hijau di aliran sungai bisa mencapai 0,9 oC lebih rendah dari daerah sekitarnya. Ekositem juga terpulihkan dengan munculnya spesies ikan dan burung liar seiring dengan tumbuhnya tanaman dan serangga yang meningkat.

Gambar 5. Salah satu spot eco-green yang direstorasi pada sungai Cheonggyecheon (Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-RLmMMpTo-38/USRGdnWlIOI/AAAAAAAAAbk/cNTsg-

Jvqes/s1600/Cheonggyecheon+river+2.jpg)

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Fauzan Andikha – 3314202804 & Robby Cahyadi – 3314202815 Halaman 8

Pengendalian Banjir Daerah Cheonggyecheon merupakan daerah yang paling terendah dari pusat kota tua, dengan cekungan penampungan air hujan yang paling luas sehingga lokasi ini sangat rentan terhadap arus banjir. Limpasan air banjir yang telah terjadi selama dua tahun berturut-turut sebelum dimulainya restorasi telah menyebabkan banyak kerusakan di pusat kota. Mengingat hal ini dan curah hujan yang terus meningkat di Seoul, maka dirancang aliran pematusan untuk interval banjir 200 tahunan. Setelah restorasi didapatkan bahwa tidak ada laporan banjir di sebagian besar wilayah dataran rendah sekitar Cheonggyecheon yang artinya pengurangan debit banjir telah berhasil dilakukan. Peningkatan Sarana Ruang Publik dan Pedestrian yang Ramah Lingkungan serta Peningkatan Jumlah Pengunjung/ Wisatawan Peningkatan pengunjung ke Cheonggyecheon tercatat meningkat baik pada hari kerja maupun di akhir pekan. Kenaikan ini lebih besar di hari kerja dari pada akhir pkan, ini berarti bahwa warga sering berkunjung dikeseharian mereka. Pada survei yang dilakukan pada tahun 2013, 89% responden mengakui bahwa mereka merasa puas berjalan di sepanjang aliran sungai, mereka puas terhadap keunikan tempat tersebut. Namun mereka menunjukkan ketidakpuasan untuk kurangnya akses dari permukaan ke aliran sungai dikarenakan sempitnya aliran sungai. Dari pandangan masyarakat, kontribusi terbesar dari restorasi ini adalah terciptanya tempat untuk bersantai bagi warga, terbukti dari 59.6% responden yang menunjukkan begitu. Cheonggyecheon juga menjadi tempat penyelanggaraan beragam acara-acara kebudayaan, tercatat sekitar 259 event yang telah dilakukan disana dari tahun 2005 sampai dengan 2007. Ini mempertegas bahwa sungai tersebut merupakan tempat untuk budaya sekaligus rekreasi bagi masyarakat.

Gambar 5. Sarana publik yang dibangun pada sungai Cheonggyecheon (Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-

IHDcZf6_UIM/Uj4yVhSSCZI/AAAAAAAACPE/unQCnw5couw/s1600/Capture+34+Seoul.JPG)

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Fauzan Andikha – 3314202804 & Robby Cahyadi – 3314202815 Halaman 9

Perubahan Kesadaran Warga Salah satu prestasi terbesar yang dicapai dalam restorasi Cheonggyecheon ini adalah dengan meningkatkanya kesadaran masyarakat terhadap menjaga lingkungan alami. Bahkan sebelum restorasi dilaksanakan, masyarakat Cheonggyecheon sudah memiliki kepedulian dan harapan terhadap lingkungan alami yang lebih baik. Dengan keberhasilan restorasi ini otomatis lebih menambah keperdulian mereka. Menurut survei, kesediaan masyarakat untuk membayar terhadap aliran sungai alami sebelum dan sesudah restorasi meningkat dari KRW 20.226 menjadi KRW 37.724 per rumah tangga. Survei ini menegaskan bahwa warga Seoul memberikan nilai yang lebih tinggi pada lingkungan alami setelah restorasi Cheonggyecheon. HAMBATAN DAN KONFLIK Tantangan Teknis

Waktu Pelaksanaan yang Singkat, Anggaran Terbatas dan Daur Ulang Bongkaran Konstruksi Restorasi Cheonggyecheon direncanakan selama 3 tahun sesuai yang disampaikan oleh pemerintah Seoul pada tahun 2001. Pekerjaan fisik ini akan dimulai pada tahun 2002, dan isu gangguan publik menjadi permasalahan utama. Oleh karena itu, maka waktu pelaksanaan diusahakan sependek mungkin dan menjadi prioritas utama untuk menyelesaikan secepatnya. Untuk mempersingkat waktu pelaksanaan konstruksi, maka digunakan system “Fast-Track Design-Build” sembari untuk menampung keragaman ide-ide kreatif dari sektor swasta. Dari beberapa perusahaan kontraktor yang mengikuti proses tender yang sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah kota Seoul, maka didapatkan beberapa kontraktor yang sesuai kualifikasi. Sejak dirancang dengan tiga entitas zona yang terpisah maka pemerintah Seoul memantau secara langsung pelaksanaan restorasi ini serta ikut serta secara aktif dalam memecahkan permasalahan yang terjadi dilapangan, baik teknis maupun non teknis. Pembongkaran struktur utama jalan layang dimulai bulan Oktober 2003 dan konstruksi dimulai bulan Juli 2003. Selama pembongkaran dan pelaksanaan konstruksi, desain rinci untuk pekerjaan konstuksi di sepanjang sungai dilakukan secara simultan dikembangkan bersamaan. Konstruksi seluruhnya selesai pada September 2005 (tepat 27 bulan kalender waktu pelaksanaan) dengan sebelumnya dilakukan serangkaian tes konstruksi bertepatan pada saat musim hujan. 96% limbah hasil bongkaran konstruksi diberitakan dapat didaur ulang.

PENGALIHAN JALUR TRANSPORTASI SEBAGAI PEMBELAJARAN KEDEPAN

Ide Kreatif yang Envisioning (Pandangan yang Jauh Kedepan) “Envisioning” adalah kata kunci yang paling penting dalam restorasi Cheonggyecheon ini. Menghilangkan 18 jalur tersibuk di jantung kota Seoul merupakan ide gila, mengingat jalur tersebut merupakan area tersibuk ditambah pertumbuhan jumlah kendaran yang semakin meningkat, bisa dibayangkan kekacauan lalu lintas yang akan terjadi. Banyak orang yang

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Fauzan Andikha – 3314202804 & Robby Cahyadi – 3314202815 Halaman 10

menentang rencana ini dikarenakan kekawatiran tersebut. Namun, dengan penghapusan jalan dan penciptaan waterfront disepanjang jalur sungai di pusat kota yang ramah lingkungan memberikan kualitas kehidupan yang baik bagi lingkungan sekitar. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya ruang publik pun semakin meningkat. Penghilangan jalur tersibuk ini memancing munculnya system transportasi public transit oriented yang membuat kondisi lalu lintas kota menjadi lebih baik dan teratur, berlawanan dengan prediksi para ahli sebelumnya.

Kepemimpinan Kepemimpinan sangat penting dalam masa transisi restorasi tersebut. Seorang pemimpin harus dapat memberikan gambaran yang jelas tentang visi misi restorasi, dapat mengorganisasi dan memanajemen segala sumber daya dengan efisien, dilain pihak harus bisa mengatasi skeptisme dan konflik baik dari internal maupun eksternal serta dapat berkomunikasi dengan baik dalam penyampaiannya kepada publik.

Implementasi system yang Tepat dan Manajemen Proyek yang Efisien Pada awal pelaksanaan , komite yang terdiri masyarakat dan para tenaga ahli membentuk sebuah konsensus yang telah memberikan banyak kontribusi dalam pengumpulan pendapat dan ide tentang restorasi kedepannya. Proyek ini tidaka dapat dicapai dengan pendekatan parsial saja, namun harus melibatkan semua sektor: Pengairan, Transportasi, Drainase dan Air Limbah, Teknik Sipil, Arsitektur dan Perencanaan Kota, Pertamanan, sosial dan ekonomi yang harus saling bersinergi dan melengkapi. Untuk itu, maka walikota menunjuk perwakilannya yang dapat memimpin proyek besar ini dan dapat bertanggung jawab secara penuh dalam pengaturan dan koordinasi lintas sektor agar bisa lebih efektif dan efisien. Untuk itu, setiap minggu dilakukan rapat koordinasi yang dilaksanakan setiap hari sabtu jam 8.00. Rapat mingguan ini memegang peran kunci dalam pengambilan keputusan yang cepat dan akurat akan setiap permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan mega proyek ini. Dengan metode manajemen ini, terbukti seluruh restorasi selesai sesuai jadwal dengan biaya tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kerjasama Publik dan Swasta dengan mengadopsi Sistem Triangular Restorasi ini mencatat bahwa kolaborasi dari kemitraan publik dan swasta dapat memberikan kontribusi dalam perubahan pusat kota. Dengan kerjasama segitiga antara lembaga administrasi dalam hal ini pemerintah setempat dengan para tenaga ahli serta komite masyarakat umum dalam pembangunan membuka jalan bagi munculnya sebuah sinergi yang efektif, efisien dan akurat dalam perencanaan kota Seoul.

Pro dan Kontra peran Politik Peran politik dalam restorasi Cheonggyecheon merupakan pedang bermata dua. Di saat isu restorasi menjadi momentum untuk mengangkat popularitas, namun hal ini juga menjadikan objek kontroversi bagi lawan politik dibandingkan sebagai isu revitalisasi perkotaan. Hal ini menjadi isu politik pada saat pemilihan walikota setiap empat tahun. Sangat disayangkan bahwa pengelolaan jangka panjang mega proyek ini tidak dikelola oleh public, namun diserahkan seluruhnya kepada pihak swasta yang notabene sangat

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Fauzan Andikha – 3314202804 & Robby Cahyadi – 3314202815 Halaman 11

tergantung dengan kondisi perekonomian dalam pengelolaannya, sehingga dikhawatirkan konsistensinya dalam pengelolaan kedepan. Berikut tambahan beberapa galeri yang didapat dari berbagai sumber :

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Fauzan Andikha – 3314202804 & Robby Cahyadi – 3314202815 Halaman 12

Sumber Utama : - http://policytransfer.metropolis.org/case-studies/seoul-urban-renewal-

cheonggyecheon-stream-restoration - http://en.wikipedia.org/wiki/Cheonggyecheon