Amdal Ibu Maudy

37
TUGAS MAKALAH ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PROYEK JEMBATAN KELOMPOK I MUH. KHAIDIR ANSAL ALDILAH DINAR DAHNIAR RAMDHA MAWADDHA ARINI PRASISKA FITRIANI Y. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

description

kiijkj

Transcript of Amdal Ibu Maudy

TUGAS MAKALAH

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

PROYEK JEMBATAN

KELOMPOK I

MUH. KHAIDIR ANSAL

ALDILAH DINAR DAHNIAR

RAMDHA MAWADDHA

ARINI PRASISKA

FITRIANI Y.

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan bertujuan untuk

mendukung distribusi lalu lintas barang maupun manusia dan membentuk struktur

ruang wilayah (Renstra Kementerian PU 2010-2014, 2010). Sehingga

pembangunan infrastruktur memiliki 2 (dua) sisi yaitu : tujuan pembangunan dan

dampak pembangunan. Setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan pasti

menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik dampak positif maupun dampak

negatif, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana melaksanakan pembangunan

untuk mendapatkan hasil dan manfaat yang maksimum dengan dampak negatif

terhadap lingkungan yang minimum.

Para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat dalam kegiatan

pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, yang terdiri dari pemerintah

sebagai pemilik (owner) sekaligus pembuat kebijakan (policy maker),

pengusaha/kontraktor sebagai penyedia jasa dan lembaga swadaya masyarakat

(LSM) yang peduli terhadap infrastruktur jalan dan jembatan, haruslah bersama-

sama melaksanakan dan mengawasi kegiatan pembangunan sehingga infrastruktur

jalan dan jembatan yang dibangun tersebut tidak hanya berfungsi sebagaimana

mestinya tapi juga berwawasan lingkungan sehingga produk infrastruktur yang

dihasilkan ramah terhadap lingkungan.

Pemerintah telah banyak mengeluarkan peraturan dan pedoman yang

mengatur masalah pembangunan jalan dan jembatan yang berwawasan

lingkungan, Dalam implementasi di lapangan peraturan dan pedoman tersebut

telah dimasukkan dalam pasal syarat-syarat kontrak, sehingga kontraktor sebagai

penyedia jasa wajib melaksanakan pasal – pasal tersebut.

Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dengan jelas menyebutkan bahwa

sumber daya alam dan budaya merupakan modal dasar pembangunan. Sebagai

arahan pembangunan jangka panjang, GBHN menyebutkan bahwa : “Bangsa

Indonesia menghendaki hubungan selaras antara manusia dengan Tuhan, dan

antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya”. Dengan demikian perlu

adanya usaha agar hubungan manusia Indonesia dengan lingkungan semakin

serasi. Sebagai modal dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan sebaik-

baiknya, oleh karena itu harus selalu diupayakan agar kerusakan lingkungan

sekecil mungkin. Hal ini dapat terjadi apabila analisis mengenai dampak

lingkungan diterapkan pada setiap kegiatan yang diperkirakan mempunyai

dampak penting terhadap lingkungan.

Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup di Indonesia diawali oleh

seminar tentang “Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional”

yang diselenggarakan oleh Universitas Padjajaran di Bandung pada tahun 1972.

Para Sarjana dan ahli Indonesia sudah lama mengikuti perkembangan masalah

lingkungan, namun Pemerintah Indonesia baru mengenal masalah lingkungan

secara resmi sejak mengikuti sidang khusus PBB tentang lingkungan hidup di

Stockholm 5 Juni 1972.

1.2    MASALAH

Adapun masalah yang dibahas pada makalah ini adalah :

1. Pengertian AMDAL

2. Sistem Regulasi AMDAL

3. Fungsi, Peran Dan Manfaat AMDAL

4. Tahap - Tahap Penyusunan AMDAL

5.  Alasan Suatu Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

6. Kajian AMDAL Proyek Pembangunan Jembatan

1.3    TUJUAN

Tujuan yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagian-bagian kajian AMDAL

2. Untuk mengetahui permasalahan AMDAL pada pelaksanaan Proyek

Jembatan

1.4    MANFAAT

Manfaat yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah :

1. Kita dapat mengetahui solusi dari permasalahan AMDAL saat pelaksanaan

proyek.

2. Dengan adanya solusi, diharapkan pengerjaan proyek dapat berlangsung

selaras dengan pengendalian dampak terhadap lingkungan.

3. Dengan kajian AMDAL yang tepat, diharapkan dampak buruk terhadap

lingkungan dapat diminimalisir.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1    PENGERTIAN AMDAL

Pada umumnya setiap negara yang sedang membangun memiliki sistem

perencanaan pembangunan sendiri-sendiri. Sistem perencanaan pembangunan ini

disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah

ditetapkan. Di indonesia pembangunan nasional disusun atas dasar pembangunan

jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya dilaksanakan secara sambung

menyambung untuk dapat menciptakan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik.

Kegiatan pembangunan ini dilaksanakan dengan menggunkan apa yang disebut

proyek.

            Seringkali proyek dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas tetapi

disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis sebagai

suatu proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dalam

ruang lingkup yang lebih kecil yang layak ditinjau dari segi sosial, administrasi,

teknis, ekonomis, dan lingkungan.

            Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan

bisa disebut pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan

lingkungan pada hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan

berlanjut (sustainable development). Instrumen untuk mencapai pembangunan

berlanjut adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

            Menurut PP 29/1986, yang kemudian disempurnakan dengan PP 27/1999,

yang semula hanya memiliki satu model AMDAL, berkembang dan mempunyai

beberapa bentuk AMDAL dan mempunya pengertian:

1.        Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai

dampak besar dan penting suatu usaha/kegiatan yang direncanakan pada

lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

penyelenggaraan usaha/kegiatan. Kajian ini menghasilkan dokumen Kerangka

Acuan Analisis Dampak Lingkungan, Analisis Dampak Lingkungan, Rencana

Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan. Sementara itu

pengertian ANDAL adalah sebagai berikut.

2.        Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan

mendalam tentang dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan.

Dalam PP 51/1993, dikenal ada beberapa model AMDAL yaitu AMDAL

Proyek Individual (seperti PP 29/1986), AMDAL Kegiatan Terpadu, AMDAL

Kawasan, dan AMDAL Regional. Pengertian ketiga AMDAL menurut PP

51/1993 tersebut adalah:

1.        Analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan terpadu/multisektor adalah

hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang

direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem

dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab. Di

dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil studi diganti kajian dan dampak

penting menjadi dampak besar dan penting.

2.        Analisis mengenai dampak lingkungan kawasan adalah hasil studi mengenai

dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan

hidup dalam satu kesatuan ha,paran ekosistem dan menyangkut kwenangan satu

instansi yang bertanggung jawab. Di dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil

studi diganti kajian dan dampak penting diganti dampak besar dan penting.

3.     Analisis mengenai dampak lingkungan regional adalah hasil studi mengenai

dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan

hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona rencana pengembangan

wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang  daerah dan melibatkan

kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.

Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi

mengenai dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap

lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Hasil

studi ini terdiri dari beberapa dokumen. Atas dasar beberapa dokumen ini

kebijakan dipertimbangkan dan diambil.

1.   Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:

Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL

Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu

rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan

 Masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala

bentuk keputusan dalam proses AMDAL.

2.    Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia

menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar

kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar

kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006

Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib

menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 86 Tahun 2002

Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai

dengan Permen LH NO. 08/2006

Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008

2.2    FUNGSI, PERAN DAN MANFAAT AMDAL

2.2.1   Fungsi dan Peran AMDAL

Pada waktu yang lampau, kebutuhan manusia akan sumber alam belum

begitu besar karena jumlah manusianya sendiri masih relatif sedikit, di samping

itu intensitas kegiatannya juga tidak besar. Pada saat-saat itu perubahan-

perubahan pada lingkungan oleh aktifitas manusia masih dalam kemampuan alam

untuk memulihkan diri secara alami. Tetapi aktifitas manusia makin lama makin

besar sehingga menimbulkan perubahan lingkungan yang besar pula. Pada saat

inilah manusia perlu berfikir apakah perubahan yang terjadi pada lingkungan itu

tidak akan merugikan manusia. Manusia perlu memperkirakan apa yang akan

terjadi akibat adanya kegiatan oleh manusia itu sendiri.

AMDAL (Analisis Mengenai Danpak Lingkungan) merupakan alat untuk

merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin

akan ditimbulkan oleh suatu aktifitas pembangunan yang direncanakan. Undang

undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 menyatakan : “Analisis mengenai dampak

lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan

terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pngambilan keputusan”.

AMDAL harus dilakukan untuk proyek yang diperkirakan akan

menimbulkan dampak penting, karena ini memang yang dikehendaki baik oleh

Peraturan Pemerintah maupun oleh Undang-undang, dengan tujuan agar kualitas

lingkungan tidak rusak karena adanya proyek-proyek pembangunan. Oleh karena

itu pemilik proyek atau pemrakarsa akan melanggar perundangan bila tidak

menyusun AMDAL, semua perizinan akan sulit didapat dan di samping itu

pemilik proyek dapat dituntut dimuka pengadilan. Keharusan membuat AMDAL

merupakan cara yang efektif untuk memaksa para pemilik proyek memperhatikan

kualitas lingkungan, tidak hanya memikirkan keuntungan proyek sebesar mungkin

tanpa memperhatikan dampak lingkungan yang timbul.

Dampak dari suatu kegiatan, baik dampak negatif maupun dampak positif

harus sudah diperkirakan sebelum kegiatan itu dimulai. Dengan adanya AMDAL,

pengambil keputusan akan lebih luas wawasannya di dalam melaksanakan

tugasnya. Karena di dalam suatu rencana kegiatan, banyak sekali hal-hal yang

akan dikerjakan, maka AMDAL harus dapat membatasi diri, hanya mempelajari

hal-hal yang penting bagi proses pengambilan keputusan.

AMDAL ini sangat penting bagi negara berkembang khususnya Indonesia,

karena Indonesia sedang giat melakasanakan pembangunan, dan untuk

melaksanakan pembangunan maka lingkungan hidup banyak berubah, dengan

adanya AMDAL maka perubahan tersebut dapat diperkirakan. Dampak kegiatan

terhadap lingkungan hidup dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif,

hampir tidak mungkin bahwa dalam suatu kegiatan / pembangunan tidak ada

dampak negatifnya. Dampak negatif yang kemungkinan  timbul harus sudah

diketahui sebelumnya (dengan MDAL), di samping itu AMDAL juga membahas

cara-cara untuk menanggulangi / mengurangi dampak negatif.

Agar supaya jumlah masyarakat yang dapat ikut merasakan hasil

pembangunan meningkat, maka dampak positif perlu dikembangkan di dalam

AMDAL. Nurkin, (2002) mengemukakan bahwa penerapan AMDAL di negara-

negara berkembang ditujukan untuk :

a. Untuk mengidentifikasi kerusakan lingkungan yang mungkin dapat terjadi akibat

kegiatan pembangunan

b. Mengidentifikasi kerugian dan keuntungan terhadap lingkungan alam dan

ekonomi yang dapat dialami oleh masyarakat akibat kegiatan pembangunan

c. Mengidentifikasi masalah lingkungan yang kritis yang memerlukan kajian lebih

dalam dan pemantauannya.

d. Mengkaji dan mencari pilihan alternatif yang baik dari berbagai pilihan

pembangunan.

e. Mewujudkan keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan

berkaitan dengan pengelolaan lingkungan.

f.     Memabantu pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pembangunan dan pihak

pengelola lingkungan untuk memahami tanggung jawab, dan keterkaitannya satu

sama lain.

2.2.2           Manfaat AMDAL

A.     Bagi masyarakat

Masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya, sehingga

dapat mempersiapkan diri di dalam penyesuaian kehidupannya apabila

diperlukan;

Masyarakat dapat mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah proyek

dibangun sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang dapat

menguntungkan dirinya dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian yang

dapat diderita akibat adanya proyek tersebut;

 Masyarakat dapat ikut berpartisipasi di dalam pembangunan di daerahnya

sejak dari awal, khususnya di dalam memberikan informasi-informasi ataupun

ikut langsung di dalam membangun dan menjalankan proyek;

 Masyarakat dapat memahami hal-ihwal mengenai proyek secara jelas

sehingga kesalahfahaman dapat dihindarkai dan kerja sama yang

menguntungkan dapat digalang;

Masyarakat dapat mengetahui hak den kewajibannya di dalam hubungannya

dengan proyek tersebut khususnya hak dan kewajiban di dalam ikut dan

mengelola lingkungan.

B.       Bagi pemilik proyek

Proyek terhindar dari perlanggaran terhadap undang-undang atau peraturan

yang berlaku;

 Proyek terhindar dari tuduhan pelanggaran pencemaran atau perusakan

lingkungan;

 Pemilik proyek dapat melihat masalah-masalah lingkungan yang akan

dihadapi di masa yang akan datang;

Pemilik proyek dapat mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah di masa

yang akan datang;

Nalisis dampak lingkungan merupakan sumber informasi lingkungan di

sekitar lokasi proyeknya secara kuantitatif, termasuk informasi sosial ekonomi

dan sosial budaya;

Analisis dampak lingkungan merupakan bahan penguji secara komprehensif

dari perencanaan proyeknya, sehingga dapat diketahui kelemahan-

kelemahannya untuk segera dapat dilakukan penyempurnaannya;

Dengan adanya analisis dampak lingkungan, pemilik proyek dapat mengetahui

keadaan lingkungan yang membahayakan (misalnya banjir, tanah longsor,

gempa bumi dan lain-lain) sehingga dapat dicari keadaan lingkungan yang

aman bagi proyek.

C.       Bagi pemerintah

Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tersebur tidak

rusak (khusus untuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui);

Untuk mencegah rusaknya sumberdaya alam lainnya yang berada di luar

lokasi proyek baik yang dioleh olrh proyek lain, diolah masyarakat atau yang

belum diolah;

Untuk menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya

pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan dan lain sebagainya, sehingga

tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan dan keselamatan masyarakat;

Untuk menghindari terjadinya pertentangan-pertentangan yang mungkin

timbul khususnya dengan masyarakat dan proyek-proyek lainnya;

 Untuk menjamin agar proyek yang dibangun sesuai dengan rencana

pembangunan daerah, nasional ataupun internasional serta tidak mengganggu

proyek lain;

Untuk menjamin agar proyek tersebut mempunyai manfaat yang jelas bagi

negara dan masyarakat;

 Analisis dampak lingkungan diperlukan bagi pemerintah sebagai alat

pengambil keputusan.

2.3    TAHAPAN PENYUSUNAN AMDAL

Prosedur pelaksanaan Analisis Mengenai  Dampak Lingkungan

Tata laksana menurut PP 29 Tahun 1986

Menurut Hardjasoemantri (1988), garis besar prosedur AMDAL

sebagaimana tercantum pada PP No. 29/1986 Mengenai Analisis  Mengenai

Dampak Lingkungan adalah sebagai berikut ini.

1. Pemrakarsa rencana kegiatan mengajukan Penyajian Informasi Lingkungan

(PIL) kepada  instansi yang bertanggung jawab. PIL tersebut dibuatkan

berdasarkan pedoman  yang ditetapkan oleh Menteri yang ditugaskan

mengelola lingkungan hidup. Dalam uraian dibawah ini, yang dimaksud degan

menteri KLH adalah “Menteri  yang di tugasi mengelola lingkungan hidup” 

instansi yang bertanggung jawab adalah yang berwenang memberi keputusan

tentnag pelaksanaan rencana kegiatan, dengan pengertian bahwa kewenangan

berada pad menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang

membidangi kegiatan yang bersangkutan dan pada Gubernur Daerah Tingkat I

untuk kegiatan yang berada di bawah wewenangnya

2.  Apabila lokasi sebagaimana tercantum dalam PIL  dinilai tidak  tepat, maka

instansi yang bertanggung  jawab menolak lokasi tersebut dan memberikan

petunjuk tentang kemungkinan lokasi lain dengan kewajiban bagi pemrakarsa

untuk membuat PIL yang baru. Apabila suatu lokasi dapat menimbulkan

perbenturan kepentingan antar sektor maka instansi yang bertanggung jawab

mengadakan konsultasi dengan menteri KLH dan Menteri atau Pimpinan

Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang bersangkutan.

3. Apabila hasil penelitian PIL menentukan bahwa perlu dibuatkan  AMDAL,

berhubung dengan adanya dampak penting rencana kegiatan terhadap

lingkungan, baik lingkungan geobiofisik maupun sosial budaya, maka

pemrakarsa bersama instansi yang bertanggung jawab membuat Kerangka

Acuan (KA) bagi penyusunan AMDAL.

4.  Apabila AMDAL tidak perlu dibuat untuk suatu rencana kegiatan, berhubung

tidak ada dampak penting, maka pemrakarsa diwajibkan untuk membuat

Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan

Lingkungan (RPL) bagi kegiatan tersebut. Huruf K dalam RKL adalah

“Kelola” dan huruf P dalam RPL dari “Pantau”.

5. Apabila dari semula sudah diketahui bahwa akan ada dampak penting, maka

tidak perlu dibuat PIL lebih dahulu akan tetapi dapat langsung menyusun KA

bagi pembuat AMDAL.

6. AMDAL merupakan komponen studi kelayakan rencana kegiatan sehingga

dengan demikian terdapat tiga studi kelayakan dalam perencanaan

pembangunan, yaitu: teknis, ekonomis dan lingkungan (TEL). biaya rencana

kegiatan sebagaimana tercantum dalam studi kelayakan rencana kegiatan

tersebut meliputi pula biaya penanggulangan dampak negatif dan

pengembangan dampak positifnya.

7.  Pedoman umum penyusunan AMDAL ditetapkan oleh Menteri KLH.

Pedoman teknis penyusunan AMDAL ditetapkan oleh Menteri atau Pimpinan

Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang membidangi kegiatan yang

bersangkutan berdasarkan pedoman umum penyusunan AMDAL yang dibuat

oleh Menteri KLH.

8. Apabila AMDAL menyimpulkan bahwa dampak negatif yang tidak dapat

ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi lebih besar dibanding dengan

dampak positifnya, maka instansi yang bertanggung jawab memutuskan

menolak rencana kegiatan yang bersangkutan. Terhadap penolakan ini,

pemrakarsa dapat mengajukan keberatan kepada pejabat yang lebih tinggi

dari instansi yang bertanggung jawab selambat-lambatnya 14 (empat belas)

hari. Sejak diterimanya keputusan penolakan. Pejabat yang lebih tinggi

tersebut memberi keputusan atas keberatan tersebut selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari sejak diterimanya pernyataan keberatan, setelah mendapat

pertimbangan dari menteri KLH. Keputusan tersebut merupakan keputusan

terakhir.

9. Apabila AMDAL disetujui, maka pemrakarsa menyusun RKL dan RPL

dengan menggunakan pedoman penyusunan RKL dan RPL yang dibuat oleh

Menteri KLH atau Departemen yang bertanggung jawab.

10. Keputusan persetujuan AMDAL dinyatakan kadaluwarsa apabila rencana

kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak

ditetapkannya keputusan tersebut. Pemrakarsa wajib mengajukan kembali

permohonan persetujuan atas AMDAL. Terhadap permohonan ini instansi

yang bertanggung jawab memutuskan dapat digunakan kembali AMDAL,

RKL dan RPL yang telah dibuat atau wajib diperbaharuinya dokumen-

dokumen tersebut.

11.  Keputusan persetujuan AMDAL dinyatakan gugur, apabila terjadi

perubahan lingkungan yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau

karena kegiatan lain, sebelum rencana kegiatan dilaksanakan. Pemrakarsa

perlu membuat AMDAL baru berdasarkan rona lingkungan baru.

2.4    ALASAN SUATU RENCANA KEGIATAN WAJIB AMDAL

Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting,

wajib dibuat AMDAL Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999

yaitu ;

1.    Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam

2.    Eksploitasi SDA baik yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui

3.    Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,

kerusakan, pemerosotan dalam pemanfaatan SDA, cagar budaya

4.    Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, jasad renik.

5.    Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati

6.    Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk

mempengaruhi  lingkungan

7.    Kegiatan yang mempunyai tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara

Meskipun AMDAL secara resmi diperkenalkan ke Indonesia pada tahun

1982, sebagian besar praktisi mengetahui asal muasal sebenarnya untuk beranjak

dari Peraturan No. 29/19869 yang menciptakan berbagai elemen penting dari

proses AMDAL10. Sepanjang awal era 1990 didirikan suatu badan perlindungan

lingkungan pusat (BAPEDAL) terlepas dari Kementerian Negara Lingkungan,

dengan mandat meningkatkan pelaksanaan

AMDAL dan kendali atas polusi, didukung oleh tiga kantor daerah. Kajian

dan persetujuan atas berbagai dokumen AMDAL pada saat ini ditangani oleh

Komisi Pusat atau Komisi Daerah, sesuai dengan skala proyek dan sumber

pendanaan. Lebih dari 4000 AMDAL dikaji sampai dengan 1992 dimana menjadi

lebih jelas bahwa berbagai elemen dari proses tersebut terlalu kompleks dan

terlalu banyak didasarkan pada AMDAL ‘gaya barat’. Legislasi AMDAL yang

baru yang diberlakukan pada tahun 199311 yang memiliki efek pembenahan atas

prosedur penapisan, mempersingkat jangka waktu pengkajian, dan

memperkenalkan status format EMP yang distandardisasi (UKL/UPL) untuk

proyekdengan dampak yang lebih terbatas. Lebih dari 6000 AMDAL nasional dan

propinsi diproses berdasarkan peraturan ini termasuk sejumlah kecil AMDAL

daerah di bawah suatu komisi pusat yang didirikan di dalam BAPEDAL.    

Dengan diundangkannya Undang-undang Pengelolaan Lingkungan yang

baru (No. 23/1997) berbagai reformasi lanjutan atas regulasi AMDAL menjadi

perlu. Peraturan 27/199912 diperkenalkan dengan simplifikasi lebih lanjut.

Komisi sektoral dibubarkan dan dikonsolidasikan ke dalam suatu komisi pusat

tunggal, sementara komisi propinsi diperkuat. Ketentuan yang lebih spesifik dan

lengkap atas keterlibatan publik juga diperkenalkan, sebagaimana halnya juga

dengan suatu rangkaian arahan teknis pendukung. Namun demikian PP 27/1999

ternyata tidak tepat waktu, gagal untuk secara memadai merefleksikan berbagai

perubahan politis yang pada saat itu lebih luas yang akhirnya mengarah kepada

desentralisasi politik dan administratif.

AnalisisMengenai Dampak Lingkungan, yang sering di singkat dengan

AMDAL, lahir dengan di undangkannya undang-undang

tentang lingkungan hidup di Amerika Serikat, National Environmental Policy

Act (NEPA), pada tahun 1969. NEPA 1969 mulai berlaku pada tanggal 1 Januari

1970. Pasal 102 (2) (C) dalam undang-undang ini menyatakan, semua usulan

legislasi dan aktifitas pemerintah federal yang besar di perkirakan akan

mempunyai dampak penting terhadap lingkungan diharuskan disertai

laporan Environmental Impact Assessment (Analisis Dampak Lingkungan)

tentang usulan tersebut.

NEPA 1969 merupakan suatu reaksi terhadap kerusakan lingkungan oleh

aktifitas manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh

pestisida serta limbah industri dan transpor, rusaknya habitat tumbuhan dan

hewan langka, serta menurunnya nilai estetika alam. Misalnya, sejak permulaan

tahun 1950-an Los Angeles di negara bagian Kalifornia, Amerika Serikat, telah

terganggu oleh asap-kabut atau asbut (smog = smoke +  fog), yang menyelubungi

kota, mengganggu kesehatan dan merusak tanaman. Asbut berasal dari gas limbah

kendaraan dan pabrik yang mengalami fotooksidasi dan terdiri atas

ozon, peroksiasetil nitrat (PAN), nitrogenoksida, dan zat lain lagi.

AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) adalah instrumen yang

sifatnya formal dan wajib (control and command) yang merupakan kajian bagi

pembangunan proyek-proyek kegiatan-kegiatan pasal 17a yang kemungkinan

akan menimbulkan dampak besar dari penting terhadap lingkungan hidup.

Dalam PP No.27 Tahun 1999 dinyatakan bahwa dampak besar dan penting

adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang di akibatkan oleh

suatu usaha dan atau kegiatan. Selanjutnya pada pasal 5 PP tersebut dinyatakan

bahwa kriteria dari dampak besar dan penting dari suatu usaha atau kegiatan

terhadap lingkungan antara lain:

1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak

2. Luas wilayah persebaran dampak

3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

4. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak

5. Sifat kumulatif dampak

6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (ireversible)

Dasar hukum dan prosedur pelaksanaan AMDAL diatur dalam PP No.27

tahun 1999 beserta beberapa KEPMEN yang terkait dan dikeluarkan oleh

Kementrian Negara Lingkungan Hidup. AMDAL dibuat sebelum kegiatan

berjalan atau operasi proyek dilakukan. Karena itu AMDAL merupakan salah satu

persyaratan keluarnya perizinan.

BAB III

KAJIAN AMDAL PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN

JEMBATAN PENGHUBUNG PANTAI SERUNI-PELABUHAN

BANTAENG

3.1    DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI

Kegiatan pada tahap pra-konstruksi yang sangat potensial menimbulkan

dampak terhadap lingkungan (khusus dampak  sosial) adalah pembebasan lahan.

Dampak pembebasan lahan ini sangat sensitif karena pada umumnya erat

kaitannya dengan kelangsungan hidup pemilik lahan terutama kalau lahan yang

dibebaskan itu berupa areal pemukiman.

Pelaksanan Proyek Pembangunan Jembatan Penghubung Pantai Seruni-

Pelabuhan Bantaeng memerlukan pembebasan lahan untuk pengerjaan jalan dua

jalur sepanjang 400 meter. Pelaksanaan pembebasan lahan biaya ganti rugi lahan

juga memerlukan penanganan yang seksama karena menyangkut berbagai aspek

sosial, ekonomi, dan budaya.

Dampak negatif yang mungkin timbul akibat pembebasan lahan antara lain :

1.      Terjadinya spekulasi tanah;

2.      Ketidak pastian atas besarnya ganti rugi;

3.      Terjadi konflik antara pelaksana proyek dengan warga pemilik tanah di areal

proyek;

4.      Proyek belum dapat dikerjakan  karena pembebasan lahan belum tuntas.

3.2    DAMPAK PADA TAHAP KONSTRUKSI

Kegiatan pekerjaan umum pada tahap konstruksi biasanya menggunakan

alat-alat berat seperti bolldozer, excavator, trailer, truk dan lain-lain.

Pengoperasian alat-alat berat tersebut mempunyai potensi dampak pada

komponen lingkungan fisik seperti :

1.      Peningkatan kebisingan

Suara alat berat yang menggunakan mesin besar tentu juga menghasilkan

kebisingan suara yang besar. Hal ini tentu sangat mengganggu lingkungan

disekitar areal proyek tersebut. Sumber kebisingan yang lain juga berasal dari

pecahan batu atau material akibat lindasan atau akibat penghancuran

menggunakan alat berat.

2.      Pencemaran udara

Debu, asap mesin alat berat, dan asap kendaraan yang macet di lokasi

proyek merupakan sumber utama dari pencemaran udara. Semenjak persiapan dan

pelaksanaan proyek masalah ini sudah pasti dialami, bayangkan jika proyek

berjalan sampai kurun waktu yang lama maka dampak ini juga akan dirasakan

selama kurun waktu tersebut.

3.      Pencemaran tanah dan air

Tumpahan oli mencemari tanah juga mencemari air, karena ketika

hujan turun tentu oli terserap oleh tanah permukaan juga terbawa oleh air

menuju sungai lokasi pembangunan jembatan.

4.      Gangguan pada kondisi hidrologi

Jika air sudah tercemar maka kondisi hidrologi juga terganggu. Hal ini

dapat berdampak buruk bagi kelangsungan ekosistem yang ada didalamnya.

Dampak pada komponen biologi mungkin juga terjadi berupa :

1.      Penurunan populasi vegetasi darat akibat kegiatan land clearing;

2.      Gangguan pada biota akuatik sebagai dampak lanjutan dari pencemaran

air permukaan.

Dampak pada komponen lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya antara

lain :

1.      Keterlambatan pengerjaan karena pembebasan lahan

Pengerjaan proyek sempat terhambat karena ada beberapa areal tanah

milik warga belum tuntas dibebaskan yang diakibatkan pemilik tanah tidak

bersedia tanahnya dibayar dengan nilai ganti rugi yang kecil.

2.      Peningkatan kepadatan lalu lintas

Kepadatan lalulintas seperti kemacetan meningkat karena adanya aktivitas

keluar masuk alat berat, keluar masuk truk pengangkut material dan kegiatan

pengukuran ketika pelaksanaan proyek.

3.    Kerusakan prasarana umum

Beberapa prasana umum yang mengalami kerusakan akibat

pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan Sawang Kupula, Cunda,

Lhokseumawe antara lain:

v Instalasi kabel listrik PLN

v Pipa PDAM

v Instalasi kabel TELKOM

v Tiang dan gardu listrik

4.    Gangguan kesehatan masyarakat

Kebisingan peralatan, debu yang timbul akibat pekerjaan tanah

berakibat buruk bagi kesehatan warga disekitar tempat pelaksanaan

proyek. Banyak penyakit yang bisa timbul akibat aktivitas pembangunan,

antara lain:

v Gangguan pendengaran

v Asma (gangguan saluran pernafasan)

v Iritasi mata karena debu

5.    Konflik sosial akibat penggunaan tenaga kerja dari luar lokasi proyek.

Selain peralatan, pengerjaan proyek tentu memerlukan tenaga ahli

maupun bukan tenaga ahli (buruh). Pemakaian tenaga kerja dari luar

daerah oleh pelaksana (kontraktor) tentu menimbulkan reaksi dari warga

sekitar proyek, karena merasa proyek tersebut di daerah mereka kenapa

tidak memakai tenaga kerja dari mereka pula. Seperti diproyek ini,

tenaga kerja cenderung lebih banyak dari daerah Medan.

Beberapa alternatif untuk menghindari atau menanggulangi

dampak lingkungan pada tahap konstruksi seperti pencegahan teriadi

erosi, longsor dan debu, telah dijadikan prosedur keria yang harus

dilaksanakn oleh setiap pelaksana kegiatan. Namun dalam pelaksanaan

dilapangan hal itu sering diabaikan dengan alasan untuk menghemat

biaya pelaksanaan pekerjaan.

BAB IV

PENUTUP

4.1    SIMPULAN

Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan

disebut pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan

lingkungan pada hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan

berlanjut (sustainable development). Instrumen untuk mencapai pembangunan

berlanjut adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) adalah instrumen yang

sifatnya formal dan wajib (control and command) yang merupakan kajian bagi

pembangunan proyek-proyek kegiatan-kegiatan yang kemungkinan akan

menimbulkan dampak besar dari penting terhadap lingkungan hidup.

4.2    SARAN

Kepada pembaca sekalian yang ingin membuat makalah mengenai dampak

.

DAFTAR PUSTAKA

Gudang Makalah Terlengkap. 2012. Makalah peranan Amdal dalam kehidupan. (online),

(http://maqalah.blogspot.com/2012/02/makalah-perananan-amdal-dalam-

kehidupan.html, diakses pada 3 oktober 2012)

Dampak Kegiatan Pekerjaan Umum Terhadap Lingkungan. (online),

(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=MODUL-5+

+DAMPAK+KEGIATAN+PEKERJAAN+UMUM+TERHADAP+LINGKUNG

AN&source=web&cd=1&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F

%2Fkk.mercubuana.ac.id%2Ffiles%2F11033-5-

688318656429.pdf&ei=rb9rUOqnK5HorQffvYGIDg&usg=AFQjCNFAd0cZ3_h

WyfZJEZYqG5cNhlceDQ&cad=rja, diakses pada 3 oktober 2012)

Jurnal Urip Santoso. 2012. Pembangunan Infrastruktur Jalan Dan Jembatan

Yang Berwawasan Lingkungan. (online), (http://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=dampak+proyek+jembatan&source=web&cd=9&cad=rja&ved=0C

EwQFjAI&url=https%3A%2F%2Furipsantoso.files.wordpress.com

%2F2012%2F04%2Fdicky.doc&ei=UtprUPKCDonxrQfeh4Bw&usg=AFQjCNH

apoxQCS8yWGBTLLdYvxtvx86X0Q, diakses pada 3 oktober 2012)

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke

FacebookBagikan ke Pinterest

Label: Sipil Lingkungan |

1 komentar:

1.

Ilmu Kita 4 Oktober 2014 12.21

ada makalah pratikum bahan kontruksi nggak bos, 

ane juga di lhok, bisa pinjam makalah nya nggak bos.

Balas

Tambahkan komentar