AMDAL

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah atau sampah yaitu kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari sebuah industri atau pabrik dan sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis. Dalam peternakan ayam Haji Nein limbah yang dihasilkan bukan berarti tidak dapat dimanfaatkan kembali, melainkan limbah tersebut dapat diolah kembali sebagai mana mestinya dan menjadi bermanfaat tidak terbuang begitu saja. Misalnya yaitu limbah organik yang terdapat pada peternakan ayam Haji Nein ini dapat dikelola menjadi 1

description

Makalah AMDAL

Transcript of AMDAL

Page 1: AMDAL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limbah atau sampah yaitu kotoran yang dihasilkan karena pembuangan

sampah atau zat kimia dari sebuah industri atau pabrik dan sangat berpengaruh

terhadap lingkungan sekitar. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan

yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah

juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik

dan benar.

Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan

dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang

tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit

padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah

ini menjadi benda ekonomis.

Dalam peternakan ayam Haji Nein limbah yang dihasilkan bukan berarti

tidak dapat dimanfaatkan kembali, melainkan limbah tersebut dapat diolah

kembali sebagai mana mestinya dan menjadi bermanfaat tidak terbuang begitu

saja.

Misalnya yaitu limbah organik yang terdapat pada peternakan ayam Haji

Nein ini dapat dikelola menjadi pupuk kompos yang digunakan untuk pertanian

dan menjadi pakan ikan lele dan umpan untuk memancing.

1.2 Rumusan Masalah

Dari permasalahan di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu :

1. Apakah pengertian dari limbah ?

2. Apa saja jenis-jenis dari limbah ?

3. Bagaimana konsep untuk mengolah limbah ?

1

Page 2: AMDAL

4. Apakah yang dimaksud dengan usaha peternakan ayam ?

5. Limbah apa saja yang dihasilkan oleh usaha peternakan ayam ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah pengertian dari limbah

2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari limbah

3. Untuk mengetahui bagaimana konsep untuk mengolah limbah

4. Untuk mengetahui apa ituusaha peternakan ayam

5. Untuk mengetahui apa saja limbah yang dihasilkan oleh usaha

peternakan ayam

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Sebagai referensi mengenai pengertian dari limbah

2. Sebagai referensi mengenai jenis-jenis dari limbah

3. Sebagai referensi mengenai konsep untuk mengolah limba

4. Sebagai referensi mengenai usaha peternakan ayam

5. Sebagai referensi mengenai limbah yang dihasilkan oleh usaha

peternakan ayam

1.5 Metode Penyusunan

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu metode studi

pustaka dengan mengumpulkan data dari berbagai referensi dan observasi ke

peternakan ayam Haji Nein untuk menjawab permasalahan yang ada dalam

makalah ini.

2

Page 3: AMDAL

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Limbah

Limbah atau sampah merupakan kotoran yang dihasilkan karena

pembuangan sampah atau zat kimia dari suatu proses baik sebuah parbik atau

industri maupun domestik (rumah tangga) dan sangat berpengaruh terhadap

lingkungan sekitar.

Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan

tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu

yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar.

Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan

dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang

tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit

padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah

ini menjadi benda ekonomis.

Beberapa pengertian tentang limbah :

1. Berdasarkan kepurusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997

Pasal I tentang prosedur impor limbah menyatakan bahwa Limbah

adalah bahan - barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses

produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya.

2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 / 1999 Juntco PP 85 / 1999

Limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha

dan/atau kegiatan manusia.

2.2 Jenis - Jenis limbah

Jenis limbah dibedakan menjadi 3 yaitu berdasarkan asalnya, bedasarkan

sumber dan berdasarkan sifatnya.

3

Page 4: AMDAL

2.2.1 Limbah berdasarkan asalnya

Limbah berdasarkan asalnya terbagi menjadi limbah organik dan

limbah anorganik.

1. Limbah organik

Limbah organik merupakan limbah yang terdiri dari bahan-

bahan penyusun tumbuhan dan hewan, dan mudah diuraikan zat-

zatnya menjadi partikel-partikel yang baik untuk lingkungan.

Limbah organik ini dihasilkan oleh kegiatan manusia yang bisa

saja berupa pertanian, perternakan, perikanan, rumah tangga, sampah

industri yang tidak menggunakan bahan kimia. Semua limbah yang

secara alami dapat diuraikan oleh mikroorganisme masuk kedalam

limbah organik.

Gambar 1. Limbah organik

2. Limbah anorganik

Limbah anorganik merupakan jenis limbah yang tidak mudah

untuk dihancurkan atau diuraikan oleh mikroorganisme. Limbah

anorganik terdapat dua jenis yaitu limbah anorganik yang sama sekali

sudah tidak dapat diuraikan dan limbah anorganik yang masih dapat

diuraikan akan tetapi membutuhkan waktu yang amat lama.

4

Page 5: AMDAL

Contoh limbah anorganik yaitu limbah rumah tangga yang

berbahan dasar plastik misalnya botol bekas, kaleng bekas, dan tas

plastik.

Gambar 2. Limbah anorganik

3. Limbah B3 (Bahan Bahaya Beracun)

Limbah B3 adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan yang

mengandung bahan bahaya beracun.

Menurut Undang - Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dimaksud dengan Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/atau komponen

lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara

langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak

lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup,

kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang

berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa

kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang

memerlukan penanganan dan pengolahan khusus.

Suatu bahan akan termasuk limbah B3 apabila memiliki salah

satu atau lebih karakteristik berikut yaitu :

5

Page 6: AMDAL

Mudah meledak

Mudah terbakar

Bersifat reaktif

Beracun

Menyebabkan infeksi

Bersifat korosif

Contoh limbah B3 yaitu sisa obat dari RS (Rumah Sakit), baterai

bekas, dan air aki.

Gambar 3. Limbah B3

2.2.2 Limbah berdasarkan sumbernya

Limbah berdasarkan sumbernya terbagi menjadi limbah rumah tangga,

dan limbah pabrik atau industri.

1. Limbah rumah tangga

Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh

kegiatan rumah tangga seperti sisa - sisa sayuran (wortel, kol, bayam,

slada dan lain-lain), kertas, kardus atau karton.

Limbah rumah tangga juga memiliki daya racun tinggi

contohnya yaitu sisa obat - obatan dan cariran aki.

6

Page 7: AMDAL

Gambar 4. Limbah Rumah Tangga

2. Limbah pabrik

Limbah pabrik atau industri ini berasal dari sisa hasil produksi

oleh pabrik atau industri tertentu. Limbah ini mengandung zat yang

berbahaya diantaranya asam anorganik dan senyawa orgaik.

Limbah pabrik atau industri ini dikategorikan sebagai limbah

yang berbahaya karena limbah ini mempunyai kadar gas yang

beracun, pada umumnya limbah ini dibuang di sungai sekitar pabrik

dan tempat tinggal masyarakat.

Apabila zat-zat berbahaya tersebut masuk ke perairan (sungai

sekitar pemukiman) maka akan menimbulkan pencemaran yang dapat

membahayakan makluk hidup pengguna air tersebut misalnya

masyarakat sekitar yang menggunakan air sungai untuk kegiatan

sehari-hari misalnya kegiatan MCK (Mandi, Cuci dan Kakus), ikan,

bebek dan makluk hidup lainnya.

7

Page 8: AMDAL

Gambar 5. Limbah Pabrik

Gambar 6. Ikan mati akibat tercemar limbah pabrik atau industri

2.2.3 Limbah berdasarkan karakteristiknya

Limbah berdasarkan karakteristiknya terbagi menjadi limbah padat,

limbah cair dan limbah gas.

1. Limbah padat

Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa

padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses

pengolahan.

Limbah padat kebanyakan berasal dari kegiatan industri dan

domestik. Limbah domestic pada umumnya berbentuk limbah padat

rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran,

peternakan, pertanian serta dari tempat - tempat umum.

8

Page 9: AMDAL

Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu

limbah padat yaitu dapat didaur ulang seperti plastik, kertas, kayu,

kain tekstil, karet, gelas atau kaca, potongan logam dan lain-lain.

Dan kedua limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis. Bagi

limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan

berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali

kemudian dibuang dan dibakar.

Dalam suatu industri tertentu limbah padat yang dihasilkan

terkadang menimbulkan masalah baru yang berhubungan dengan

tempat atau areal luas yang dibutuhkan untuk menampung limbah

tersebut.

Gambar 7. Limbah padat

2. Limbah cair

Menurut PP No. 82 Tahun 2001, limbah cair adalah sisa dari

suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair. Jenis-jenis limbah

cair dapat digolongkan berdasarkan pada :

Sifat fisika dan sifat agregat contohnya tingkat keasaman

limbah

Parameter Logam, contohnya Arsenik (As)

9

Page 10: AMDAL

Anorganik non metalik contohnya Amonia (NH3-N)

Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand

(BOD)

Mikroorganisme contohnya E Coli

Sifat khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3)

Air Laut contohnya Tembaga (Cu)

Gambar 8 Limbah cair

3. Limbah gas

Limbah gas merupakan limbah yang memanfaatkan udara

sebagai media. Udara adalah media pencemar untuk limbah gas.

Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan

dengan udara. Dan limbah gas ini mengakibatkan polusi udara.

Jenis dan karakteristik setiap jenis limbah akan tergantung dari

sumber limbah. Jenis limbah gas yang berada di udara terdiri dari

bermacam-macam senyawa kimia. Misalnya yaitu :

Karbon monoksida (CO)

Karbon dioksida

Nitrogen oksida

10

Page 11: AMDAL

Sulfur dioksida

Asam klorida (HCl)

Amonia

Metan

Klorin.

Gambar 9. Limbah Gas

2.3 Pembahasan

2.3.1 Usaha peternakan ayam

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakan dan membudidayakan

hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.

Terdapat banyak sekali usaha peternakan di Indonesia demi memenuhi

kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, misalnya peternakan sapi perah

dan sapi pedaging, serta peternakan ayam petelur dan ayam pedaging.

Namun, akhir-akhir ini usaha peternakan ayam sering dituding sebagai

usaha yang ikut mencemari lingkungan. Oleh karena itu, agar peternakan

ayam menjadi suatu usaha yang berwawasan lingkungan dan efisien, maka

tata laksana pemeliharaan, perkandangan dan penanganan limbahnya harus

diperhatikan.

11

Page 12: AMDAL

Depertemen Pertanian telah menyadarai hal ini dengan mengeluarkan

peraturan SK Mentan No. 273 / 1991 dan SK Mentan No. 752 / 1994, yang

menyatakan bahwa usaha peternakan dengan populasi tertentu perlu

dilengkapi dengan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Untuk

usaha peternakan ayam ras pedaging, yaitu populasi lebih dari 15.000 ekor

per sikluas letak dalam satu lokasi, sedangkan untuk ayam petelur, populasi

lebih dari 10.000 ekor induk terletak dalam satu hamparan lokasi. (Deptan,

1991: Deptan, 1994).

Dalam kasus pencemaran lingkungan oleh peternakan ayam, yang jadi

pemicu permasalahan sebenarnya akibat dari pemukiman yang terus

berkembang. Pada awal pembangunan, peternakan ayam jauh didirikan dari

pemukiman penduduk namun lama kelamaan di sekitar areal peternakan

tersebur menjadi pemukiman.

Hal tersebut terjadi karena perkembangan dan rencana tata ruang yang

tidak konsisten. Untuk itu perlu suatu perbaikan sistem pemanfataan lahan

yang sesuai dengan peruntukannya.

Dalam hal ini pemerintah telah membuat kebijkan penggunaaan suatu

areal atau kawasan usaha peternakan agar tidak saling mengganggu antar

peternakan dan pemukiman.

Sudah tentu kawasan tersebut juga harus senantiasa memelihara

lingkungannya, antara lain dengan melakukan pengeloaan limbah serta

pemnatauan lingkungan secara terus menerus.

2.3.2 Limbah usaha peternakan ayam

Limbah yang dihasilkan usaha peternakan ayam yaitu sisa aktifitas

yang berasal dari mahluk hidup. Limbah yang dihasilkan dari usaha

peternakan ayam yaitu berupa kotoran ayam dan bau yang kurang sedap seta

air buangan. Air buangan berasal dari cucian tempat pakan dan minum

ayam serta keperluan domestic lainnya.

12

Page 13: AMDAL

Sumber pencemaran usaha pertenakan ayam berasal dari kotoran

ayam yang berkaitan dengan unsure nitrogen dan sulfide yang terkandung

dalam kotoran tersebut, pada saat penumpukan kotoran atau penyimpanan

telah terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganisme membentuk gas

ammonia, nitrat dan nitrit serta gas sulfide.

Gas-gas tersebutlah yang menyebabkan bau. Kandungan gas ammonia

yang tinggi dalam kotoran juga menunjukkan kemungkinan kurang

sempurnanya proses pencernaan atau protein yang berlebihan dalam pakan

ternak, sehingga tidak semua nitrogen diabsorbsi sebagai asam amino, tetapi

dikeluarkan sebagai ammonia dalam kotoran (Pauzenga, 1991).

Limbah kotoran ayam, sudah sejak lama dimafaatkan sebagai pupuk

di bidang pertanian. Sudah dibuktikan bahwa kotoran ternak merupakan

pupus yang cocok dan baik unutk kesuburan pertanian. Oleh sebab itu

penanganan kotoran ternak secara baik perlu dilakukan agar tidak

menyebabkan bau yang menyengat dan kotoran masih tetap dapat

dimanfaatkan sebagai pupuk.

2.3.3 Dampak bau kotoran ayam terhadap lingkungan

Seperti disebutkan sebelumnya, dampak dari usaha peternakan ayam

terhadap lingkungan sekiatar yaitu berupa bau yang dikeluarkan selama

proses dekomposisi kotoran ayam.

Bau tersebut berasal dari kandungan gas ammonia yang tinggi dan gas

hydrogen sulfide (H2S), dimetil sulfide, karbon disulfide dan merkapatan.

Senyawa yang menimbulkan bau ini dapat mudah terbetuk dalam kondisi

anaerob seperti tumpukan kotoran yang masih basah.

Senyawa tersebut dapat tercium dengan mudah walau dalam

konsentrasi yang sangat kecil. Untuk H2S kadar 0,47 mg/l atau dalam

konsentrasi part per million (ppm) di udara merupakan batas konsentrasi

yang masih dapat tercium bau.

13

Page 14: AMDAL

Sedangkan untuk dimetil sulfide konsentrasi 1,0 ppm di udara mulai

tercium bau busuk. Dan untuk ammonia, kadar terendah yang dapat

terdeteksi baunya adalah 5 ppm.

Akan tetapi, kepekaan seseorang terhadap bau ini sangat tidak mutlak,

terlebih lagi bau yang disebabkan oleh campuran gas. Pada konsentrasi

amonia yang lebih tinggi di udara dapat menyebabkan iritasi mata dan

gangguan saluran pernapasan pada manusia atau hewan itu sendiri (Charles

dan Hariono, 1991).

Bau kotoran ayam selain berdampak negative terhadap kesehatan

manusia yang tinggal di lingkungan sekitar peternakan juga berdampak

negative terhadap ternak dan menyebabkan produktifitas menurun.

Pengelolaan lingkungan peternakan yang kurang baik dapat

menyababkan kerugian ekonomi bagi peternak itu sendiri, gas-gas tersebut

dapat menyebabkan produktifitas ayam menurun, sedangkan biaya

kesehatan semakin meningkat, yang menyebabkan keuntungan peternak

menipis.

Biaya kesehatan meningkat di karena kan ayam-ayam menurun daya

tahan tubuhnya terhadap penyakit-penyakit yang sering timbul akibat polusi

udara oleh ammonia yaitu seperti penyakit :

cronic respiratory disease (CRD) yaitu penyakit saluran

pernapasan menahun

dan ayam lebih mudah terkena virus Newcastle disease (ND)

yang menyebabkan ayam mudah mati

14

Page 15: AMDAL

15

Page 16: AMDAL

BAB III

HASIL OBSERVASI

3.1 Peternakan ayam Haji Nein

Peternakan ayam Haji Nein terletak di Pagelaran Sumir, kelurahan Lubang

Buaya Jakarta Timur. Peternakan ini sudah berdiri sejak tahun 1986. Pada awal

pembangunannya, peternakan ayam Haji Nein jauh didirikan dari pemukiman

penduduk namun lama kelamaan di sekitar areal peternakan Haji Nein menjadi

pemukiman.

Peternakan ayam Haji Nein termasuk peternakan ayam ras pedaging (untuk

konsumnsi). Terdapat tujuh kandang ternak pada peternakan ayam Haji Nein ini.

Masing - masing kandang ternak mempunyai luas sekitar 400 m2 yang dialasi oleh

sekam dan masing – masing kandang ternak dapat menampung sekitar 3000

ayam.

Namun hanya ada dua karyawan saja yang bekerja di peternakan ayam Haji

Nein. Ayam yang diternak pada peternakan ini yaitu ayam yang baru berusia 1

hari. Dan ayam akan dipanen saat berusia 25 hari. Kemudian ayam ternak yang

telah dipanen akan didistribusikan ke penjual - penjual ayam untuk konsumsi

seperti pasar tradisional, pasar modern (swalayan), dan rumah makan.

(a) (b)

Gambar 10. (a) dan (b) Kandang peternakan ayam Haji Nein

16

Page 17: AMDAL

3.2 Limbah yang dihasilkan peternakan ayam haji nein

3.2.1 Limbah organik

Kotoran ayam

Limbah padat pertama yang dihasilkan oleh peternakan ayam

Haji Nein yaitu berasal dari kotoran ayam. Setiap kandang ternak

dialasi oleh sekam, sehingga kotoran ayam akan terserap oleh sekam.

Kotoran ayam yang terserap di dalam sekam dibiarkan terus

berada dikandang ternak sampai 25 hari (sampai ayam mengalami

masa panen). Setelah 25 hari, baru lah kotoran ayam diambil dan

selanjutnya digunakan sebagai pupuk oleh petani.

Gambar 11. Sekam yang digunakan untuk kandang ayam ternak

Ayam ternak yang mati

Limbah padat kedua yang dihasilkan oleh peternakan ayam Haji

Nein yaitu berasal dari ayam ternak yang mati. Ayam tersebut mati

karena beberapa faktor yaitu :

1. Ayam ternak terkena penyakit, yaitu penyakit cronic

respiratory disease (CRD) merupakan penyakit saluran

pernapasan menahun dan ayam ternak terkena virus

Newcastle disease (ND).

17

Page 18: AMDAL

2. Ayam ternak tidak sengaja memakan kutu - kutu yang ada

di sekam.

3. Suhu kandang ternak terlalu dingin.

Gambar 12. Ayam ternak yang telah mati

Ayam ternak yang telah mati, selanjutnya akan digunakan

sebagai pakan ikan lele dan umpan untuk memancing.

3.2.2 Limbah cair

Limbah cair yang dihasilkan peternakan ayam Haji Nein yaitu berasal

dari air buangan. Air buangan tersebut berasal dari air cucian tempat pakan

dan minum ayam.

3.2.3 Limbah gas

Aroma yang tidak sedap akibat peternakan ayam Haji Nein banyak

menimbulkan keluhan - keluhan dari masyarakat sekitar peternakan. Aroma

yang tidak sedap tersebut berasal dari :

Dari proses kekomposisi kotoran ayam. Bau tersebut berasal

dari kandungan gas ammonia yang tinggi dan gas hydrogen

sulfide (H2S), dimetil sulfide, karbon disulfide dan merkapatan

yang terdapat pada kotoran ayam ternak.

18

Page 19: AMDAL

Bau pembakaran batu bara sebagai bahan bakar untuk

menyalakan arang yang selanjutnya akan digunakan untuk

menghangatkan suhu kandang ayam ternak agar ayam ternak

tidak cepat mati.

Gambar 13. Batu bara yang digunakan untuk menyalakan arang

Gambar 14. Arang yang digunakan untuk menghangatkan suhu kandang

ayam ternak

Gambar 15. Tempat pembakaran batu bara

19

Page 20: AMDAL

BAB IV

KESIMPULAN

Limbah atau sampah merupakan kotoran yang dihasilkan karena

pembuangan sampah atau zat kimia dari suatu proses baik sebuah parbik atau

industri maupun domestik (rumah tangga).

Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan

dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang

tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit

padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah

ini menjadi benda ekonomis.

Dalam peternakan ayam Haji Nein limbah yang dihasilkan bukan berarti

tidak dapat dimanfaatkan kembali, melainkan limbah tersebut dapat diolah

kembali sebagai mana mestinya dan menjadi bermanfaat tidak terbuang begitu

saja.

Misalnya yaitu limbah organik yang terdapat pada peternakan ayam Haji

Nein ini dapat dikelola menjadi pupuk kompos yang digunakan untuk pertanian

dan menjadi pakan ikan lele dan umpan untuk memancing.

20