laporan AMDAL

27
MAKALAH AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Disusun Oleh: Dwi Dartanto NIM : 2012040041 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN– FAKULTAS TEKNIK

description

Tugas PKL

Transcript of laporan AMDAL

Page 1: laporan AMDAL

MAKALAH AMDAL(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir

Disusun Oleh:

Dwi Dartanto  NIM : 2012040041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN– FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GRESIK

DESEMBER 2015

Page 2: laporan AMDAL

KATA PENGANTARBismillahirrahmanirrahim

Puja dan puji syukur tak lupa kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkah, rahmat,

karunia dan hidayahnya sehingga saya dapat menyusun makalah mengenai “AMDAL” ini

sampai terselesaikan. Shalawat dan salam tak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan

Rasulullah SAW yang telah membimbing kita dari zaman jahiliyah ke jalan yang benar.

Makalah ini di susun mengingat semakin meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan

industri yang meningkatkan kadar kerusakan lingkungan. Selain itu makalah ini di susun sebagai

bahan referensi khususnya bagi mahasiswa maupun masyarakat umum mengenai AMDAL demi

tercapainya stabilitas lingkungan.

Ucapan terima kasih kepada orang tua dan guru serta semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan.

Akhirnya apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan, baik dari segi isi maupun

penulisan. Jadi besar harapan kami sudilah pembaca memberikan kritik dan sara-saran yang

konstruktif sehingga dapat menjadi masukan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini

bermanfaat bagi para pembaca

Gresik, 30 Desember 2015

Penyusun

Dwi Dartanto i

Page 3: laporan AMDAL

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1. Latar Belakang......................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................2

1.3. Tujuan...................................................................................................................................3

1.4. Manfaat.................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN AMDAL...............................................................................................4

2.1. Pengertian AMDAL..............................................................................................................4

2.2. Peranan AMDAL..................................................................................................................5

2.3. Tujuan AMDAL....................................................................................................................7

2.4. Manfaat AMDAL..................................................................................................................7

2.5 Kriteria wajib AMDAL..........................................................................................................9

BAB III AMDAL Sektor Industri..............................................................................................10

3.1 Manajemen Limbah Bengkel mobil dan otomotif...............................................................10

3.2 Analisa Pembahasan............................................................................................................13

BAB IV PENUTUP......................................................................................................................14

4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................14

4.2 Saran.....................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

Dwi Dartanto ii

Page 4: laporan AMDAL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar

dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang

diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan

di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan

memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan

hidup di sini adalah aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan

masyarakat.Dasar hukum AMDAL adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang

“Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup”.

1. Dokumen AMDAL terdiri dari :

2. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)

3. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

4. Dokumen Rencana Michelangelo Lingkungan Hidup (RKL)

5. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) AMDAL digunakan untuk:

a) Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah

b) Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari

rencana usaha dan/atau kegiatan

c) Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau

kegiatan

d) Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan

hidup

e) Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana

usaha dan atau kegiatan

Dwi Dartanto 1

Page 5: laporan AMDAL

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:

1. Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL

2. Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha

dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan

3. Masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk

keputusan dalam proses AMDAL.

Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan/menerapkan

penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajib AMDAL (one step

scoping by pre request list). Daftar kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006

2. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun UKL-

UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002

3. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai dengan

Permen LH NO. 08/2006

4. Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008

1.2. Rumusan MasalahDari penjelasan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari AMDAL?

2. Apa sajakah peran dari AMDAL ?

3. Apa tujuan dari AMDAL ?

4. Apa Kegunaan dari AMDAL ?

Dwi Dartanto 2

Page 6: laporan AMDAL

1.3. TujuanBerdasarkan permasalahan di atas, penulis dapat menyimpulkan tujuan yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian dari AMDAL.

2. Untuk mengetahui apa peranan dari AMDAL.

3. Untuk mengetahui apa tujuan dari AMDAL.

4. Untuk mengetahui apa kegunaan dari AMDAL.

1.4. ManfaatAdapun manfaat daripada penulisan makalah ini, diharapkan dapat:

1. Dijadikan sebagai pedoman penulisan makalah siswa yang lain.

2. Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang AMDAL (Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan).

Dwi Dartanto 3

Page 7: laporan AMDAL

BAB II

PEMBAHASAN AMDAL

2.1. Pengertian AMDALAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang sering disingkat AMDAL, merupakan

reaksi terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia yang semakin meningkat. Reaksi

ini mencapai keadaan ekstrem sampai menimbulkan sikap yang menentang pembangunan dan

penggunaan teknologi tinggi.Dengan ini timbullah citra bahwa gerakan lingkungan adalah anti

pembangunan dan anti teknologi tinggi serta menempatkan aktivis lingkungan sebagai lawan

pelaksana dan perencana pembangunan.Karena itu banyak pula yang mencurigai AMDAL

sebagai suatu alat untuk menentang dan menghambat pembangunan.

Dengan diundangkannya undang-undang tentang lingkungan hidup di Amerika Serikat,

yaitu National Environmental Policy Act (NEPA) pada tahun 1969.NEPA mulai berlaku pada

tanggal 1 Januari 1970.Dalam NEPA pasal 102 (2) (C) menyatakan, “Semua usulan legilasi dan

aktivitas pemerintah federal yang besar yang akan diperkirakan akan mempunyai dampak

penting terhadap lingkungan diharuskan disertai laporan Environmental Impact Assessment

(Analsis Dampak Lingkungan) tentang usulan tersebut”.

AMDAL mulai berlaku di Indonesia tahun 1986 dengan diterbitkannya Peraturan

Pemerintah No. 29 Tahun 1086. Karena pelaksanaan PP No. 29 Tahun 1986 mengalami

beberapa hambatan yang bersifat birokratis maupun metodologis, maka sejak tanggal 23 Oktober

1993 pemerintah mencabut PP No. 29 Tahun 1986 dan menggantikannya dengan PP No. 51

Tahun 1993 tentang AMDAL dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan AMDAL.

Dengan diterbitkannya Undang-undang No. 23 Tahun 1997, maka PP No. 51 Tahun 1993 perlu

disesuaikan.Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1999, pemerintah menerbitkan Peraturan

Pemerintah No. 27 Tahun 1999.Melalui PP No. 27 Tahun 1999 ini diharapkan pengelolaan

lingkungan hidup dapat lebih optimal.

Pembangunan yang tidak mengorbankan lingkungan dan/atau merusak lingkungan hidup adalah

pembangunan yang memperhatikan dampak yang dapat diakibatkan oleh beroperasinya

Dwi Dartanto 4

Page 8: laporan AMDAL

pembangunan tersebut. Untuk menjamin bahwa suatu pembangunan dapat beroperasi atau layak

dari segi lingkungan, perlu dilakukan analisis atau studi kelayakan pembangunan tentang

dampak dan akibat yang akan muncul bila suatu rencana kegiatan/usaha akan dilakukan.

AMDAL adalah singkatan dari analisis mengenai dampak lingkungan. Dalam peraturan

pemerintah no. 27 tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan disebutkan bahwa

AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan

suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi

proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Kriteria

mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup

antara lain:

1. Jumlah manusia yang terkena dampak

2. Luas wilayah persebaran dampak

3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

4. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak

5. Sifat kumulatif dampak

6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak

2.2. Peranan AMDALPersoalan kerusakan lingkungan akibat industri dan rumah tangga, khususnya di Negara

berkembang seperti Indonesia sudah sangat kompleks dan sudah menghawatirkan. Karena itu

perlu kesadaran semua pihak untuk turut menangai pencemaran lingkungan. Pemerintah melalui

kebijakan dan aturan harus mampu mengatur industi dalam pengolahan limbah baik cair, kayu

dan udara. Pihak industripun harus menyadari peranan pencemarannya yang sangat besar

sehingga harus mau membangun pengolahan limbah. Masyarakat pun harus mempunyai peranan

yang sangat besar dalam pengolahan limbah rumah tangga dan lingkungan sekitar sehingga

kelestarian lingkungan baik, udara, tanah maupun air dapat terjaga dengan baik.

Amdal dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yang bertujuan untuk

kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup. Amdal bukanlah suatu

Dwi Dartanto 5

Page 9: laporan AMDAL

proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari proses Amdal yang lebih besar dan

lebih penting sehingga Amdal merupakan bagian dari beberapa hak Berikut :

1. Pengelolaan lingkungan

2. Pemantauan proyek

3. Pengelolaan proyek

4. Pengambilan keputusan

5. Dokumen yang penting

AMDAL bukan suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian dari proses AMDAL

yang lebih besar dan penting, menyeluruh dan utuh dari perusahaan dan lingkungannya, sehingga

AMDAL dapat dipakai untuk mengelola dan memantau proyek dan lingkuangannya deengan

menggunakan dokumen yang benar.

Selanjutnya, beberapa peran AMDAL dijelaskan sebagai berikut : Peran AMDAL dalam

pengelolaan lingkuangan.Aktivitas pengelola lingkungan baru dapat dilakukan apabila rencana

pengelolaan lingkungan telah disusun berdasarkan perkiraan dampak lingkungan yang akan

timbul akibat dari proyek yang akan dibangun.Dalam kenyataan nanti,apabila dampak

lingkungan yang telah diperkirakan jauh berbeda dengan kenyataan, ini dapat saja terjadi karena

kesalahan-kesalahan dalam menyusun AMDAL atau pemilik proyek tidak menjalankan

proyeknya sesuai AMDAL .Agar dapat dihindari kegagalan ini maka pemantauan haruslah

dilakukan sedini mungkin,sejak awal pembangunan,secara terus menerus dan teratur.

AMDAL sebagai dokumen penting.Laporan AMDAL merupakan dokumen penting sumber

informasi yang detail mengenai keadaan lingkungan pada waktu penelitian proyek dan gambaran

keadaan lingkungan di masa setelah proyek dibangun.Dokumen ini juga penting untuk

evaluasi,untuk membangun proyek yang lokasinya berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat

legalitas.

AMDAL dimaksudkan sebagai alat untuk merencanakan tindakan preventif terhadap

kerusakanlingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunan yang

sedang direncanakan.

Dwi Dartanto 6

Page 10: laporan AMDAL

Dampak, adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas, yang dapat

bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi.Dalam konteks AMDAL, penelitian dampak

dilakukan karena adanya rencana aktivitas manusia dalam pembangunan.

2.3. Tujuan AMDAL1. Mengidentifikasikan rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan terutama yang

berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.

2. Mengidentifikasikan komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak

besar dan penting.

3. Memprakirakan dan mengevaluasi rencana usahan dan atau kegiatan yang menimbulkan

dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.

4. Merumuskan RKL dan RPL.

2.4. Manfaat AMDAL1. Bagi Pemerintahan.

a) Menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya pencemaran air,

pencemaran udara, kebisingan, dan lain sebagainya. Sehingga tidak mengganggu

kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat.

b) Menghindari pertentangan yang mungkin timbul, khususnya dengan masyarakat dan

proyek - proyek lain.

c) Mencegah agar potensi dumber daya yang dikelola tidak rusak.

d) Mencegah rusaknya sumber daya alam lain yang berada diluar lokasi proyek, baik

yang diolah proyek lain, masyarakat, ataupun yang belum diolah.

2. Bagi pemilik modal.

a) Menentukan prioritas peminjaman sesuai dengn misinya.

Dwi Dartanto 7

Page 11: laporan AMDAL

b) Melakukan pengaturan modal dan promosi dari berbagai sumber modal.

c) Menghindari duplikasi dari proyek lain yang tidak perlu.

d) Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan dapat dibayar kembali oleh

proyek sesuai pada waktunya, sehingga modal tidak hilang.

3. Bagi pemilik proyek.

a) Melihat masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi dimasa yang akan datang.

b) Melindungi proyek yang melanggar undang – undang atau peraturan yang berlaku.

c) Mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah yang akan dihadapi dimasa yang akan

datang.

d) Melindungi proyek dari tuduhan pelanggaran atau suatu damoak negatif yang

sebenarnya tidak dilakukan.

4. Bagi masyarakat.

a) Mengetahui rencana pembangunan didaerahnya.

b) Turut serta dalam pembangunan di daerah sejak awal.

c) Mengetahui kewajibannya dalam hubungan dengan proyek tersebut.

d) Memahami hal ihwan mengenai proyek secara jelas akan ikut menghindarkan

timbulnya kesalah pahaman.

5. Bagi peneliti dan ilmuan.

a) Kegunaan didalam penelitian.

b) Kegunaan didalam analisis kemajuan dan ilmu pengetahuan.

Dwi Dartanto 8

Page 12: laporan AMDAL

c) Kegunaan didalam meningkatkan keterampilan didalam penelitian dan meningkatkan

pengetahuan.

2.5 Kriteria wajib AMDALKriteria ini hanya diperlukan bagi proyek-proyek yang menimbulkan dampak penting

terhadap lingkungan yang pada umumnya terdapat pada rencana-rencana kegiatan berskala

besar, kompleks serta berlokasi di daerah yang memiliki lingkungan sensitif.

Jenis-jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL dapat

dilihat pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 17 tahun 2001 tentang Jenis

Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL.

Jenis Usaha dan Atau Kegiatan Wajib AMDAL:

Pertahanan dan Keamanan

Pertanian

Perikanan

Kehutanan

Kesehatan

Perhubungan

Teknologi Satelit

Perindustrian

Prasarana Wilayah

Energi dan Sumber Daya Mineral

Pariwisata

Pengelolaan limbah B3, dan Rekayasa Genetika

Dwi Dartanto 9

Page 13: laporan AMDAL

BAB III

AMDAL Sektor Industri

3.1 Manajemen Limbah Bengkel mobil dan otomotifSetiap harinya, oli/minyak pelumas bekas dihasilkan dari berbagai macam kegiatan antara

lain perbengkelan, mesin/alat berat dan kegiatan industri lainnya. Bagi orang awam mungkin

bertanya-tanya dikemanakan oli bekas itu? Melihat banyaknya bengkel, yang ada di daerah

Surabaya saja bisa terbayangkan berapa jumlah limbah oli bekas yang dihasilkan, belum

termasuk oli bekas dari mesin- mesin proses produksi. Sesuai dengan Tabel 1 Lampiran I

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999, pelumas bekas termasuk

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari sumber yang tidak spesifik. Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun, disingkat Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang

mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya dan atau

jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau

merusakkan lingkungan hidup, dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,

kelangsungan hidup manusia serta makhluk lain. Karena termasuk dalam limbah B3, maka

oli/minyak pelumas bekas perlu dikelola dengan baik.

Pengelolaan oli/minyak pelumas bekas tidak bisa dilakukan dengan sembarangan karena

sudah jelas disebutkan oli termasuk limbah Bahan Berbahaya Beracun yang tentu saja berbahaya

bila terpapar pada makhluk hidup.  Disebutkan dalam Pasal 1 PP Nomor 18 Tahun 1999 bahwa

pengelolaan limbah B3, termasuk di dalamnya minyak pelumas bekas adalah rangkaian kegiatan

yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan

dan penimbunan limbah B3.  Reduksi limbah B3 merupakan suatu kegiatan pada penghasil untuk

mengurangi jumlah dan mengurangi sifat bahaya dan racun limbah B3 sebelum dihasilkan dari

suatu kegiatan. Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh

penghasil dan atau pengumpul dan atau pemanfaat dan atau pengolah dan atau penimbun limbah

B3 dengan maksud menyimpan sementara. Pengumpulan limbah B3 adalah kegiatan

mengumpulkan limbah B3 dari penghasil limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara

sebelum diserahkan kepada pemanfaat dan atau pengolah dan atau penimbun limbah B3.

Dwi Dartanto 10

Page 14: laporan AMDAL

Pengangkutan limbah B3 adalah suatu kegiatan pemindahan limbah B3 dari penghasil dan atau

ke pengumpul, dan atau dari pemanfaat dan/atau dari pengolah ke pengumpul dan atau ke

pemanfaat dan atau ke pengolah dan atau ke penimbun limbah B3. Pemanfaat limbah B3 adalah

suatu kegiatan perolehan kembali (recovery) dan atau penggunaan kembali (reuse) dan atau daur

ulang (recycle) yang bertujuan untuk mengubah limbah B3 menjadi suatu produk uang dapat

digunakan dan harus juga aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Pengolahan limbah B3 adalah proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbah

B3 untuk menghilangkan dan atau mengurangi sifat bahaya dan sifat racun. Penimbunan limbah

B3 adalah suatu kegiatan menempatkan limbah B3 pada suatu fasilitas penimbunan dengan

maksud tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Di samping itu, sesuai

dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009, tentang Tata Cara

Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, bahwa pengelolaan limbah B3

yang meliputi pengangkutan, penyimpanan sementara, pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan

dan penimbunan wajib dilengkapi dengan izin.

Tata Cara dan Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas diatur

dalam Keputusan Kepala Bapedal No. 255 Tahun 1996. Pada pasal 3 disebutkan persyaratan

bangunan bagi pengumpul minyak pelumas bekas:

1. Memiliki fasilitas untuk penanggulangan terjadinya kebakaran dan peralatan komunikasi.

2. Konstruksi bangunan disesuaikan dengan karakteristik pelumas bekas.

3. Lokasi tempat pengumpulan bebas banjir.

Sedangkan persyaratan bangunan pengumpulan:

1. Lantai harus dibuat kedap terhadap minyak pelumas bekas, tidak bergelombang, kuat dan

tidak retak.

2. Konstruksi lantai dibuat melandai turun ke arah bak penampungan dengan kemiringan

maksimum 1%.

3. Bangunan harus dibuat khusus untuk fasilitas pengumpulan minyak pelumas bekas.

Dwi Dartanto 11

Page 15: laporan AMDAL

4. Rancang bangun untuk penyimpanan/pengumpulan dibuat beratap yang dapat mencegah

terjadinya tampias air hujan ke dalam tempat penyimpanan atau pengumpulan

5. Bangunan dapat diberi dinding atau tanpa dinding dan apabila bangunan diberi dinding

bahan bangunan dinding dibuat dari bahan yang mudah didobrak.

Gambar 1. Perusahaan Pengumpul Oli Bekas, sedang proses izin ke KNLH

Pada kenyataannya, pengelolaan oli bekas belum bisa sesuai dengan PP No 18 Tahun 1999

dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009. Saat ini sudah banyak

pengepul/pengumpul oli bekas yang mengumpulkan oli/pelumas bekas dari bengkel-bengkel dan

kegiatan industri kecil, namun sebagian besar belum memiliki izin baik izin pengumpulan

maupun izin pengangkutan. Kebanyakan pengepul oli ini akan mengirimkan oli yang mereka

kumpulkan ke pihak ketiga. Seandainya pihak ketiga ini akan mengolah/memanfaatkan oli bekas

tersebut, maka pihak ketiga tersebut harus memiliki izin pemanfaatan.

Berdasarkan PP 38/2007, kewenangan untuk perijinan dan pengendalian oli bekas mulai

dari pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan sepenuhnya berada pada

Kementerian Negara Lingkungan Hidup.  Hal ini berarti pengumpul oli/minyak pelumas bekas di

seluruh Indonesia harus mengurus perizinannya di pusat. Kenyataan di lapangan menunjukkan

pengumpul oli bekas skala kecil menyatakan keberatan dan kesulitan jika harus mengurus

perizinan di Jakarta karena biaya yang dibutuhkan tidak sedikit. Akhirnya  pengumpul oli skala

kecil ini memilih tidak usah memiliki izin yang penting kegiatan mereka bisa  tetap berjalan.

Dwi Dartanto 12

Page 16: laporan AMDAL

Seiring dengan menjamurnya bengkel kendaraan terutama di Surabaya, diperlukan

tindakan segera untuk mengantisipasi pencemaran lingkungan akibat oli/minyak pelumas bekas.

Limbah oli bekas seharusnya ditampung dalam Tempat Penampungan Sementara limbah B3

(TPS Limbah B3) sebelum diambil oleh pihak ketiga (pengumpul oli bekas yang berizin).

Diharapkan pihak bengkel/penghasil oli bekas juga memiliki komitmen tinggi terhadap

lingkungan sehingga ada kesadaran untuk melakukan pengelolaan limbah B3 tersebut.

Dan tentunya pihak pemerintah daerah dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup harus

mendukung dengan program yang sesuai, misalnya pendampingan/bimbingan teknis pengelolaan

limbah oli bekas kepada bengkel-bengkel, bisa dimulai dari bengkel skala besar, baru kemudian

dilanjutkan bengkel skala menengah dan skala kecil.

Gambar 2. Tempat sampah di salah satu bengkel mobil besar yang sudah dipisahkan menurut jenis sampahnya. Ember berwarna merah khusus untuk limbah B3.

3.2 Analisa Pembahasan1. Oli bekas merupakan zat yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan penghuninya jika

dibuang langsung kelingkungan karena oli bekas mengandung kotoran -

kotoran logam, aditif, sisa bahan bakar dan kotoran yang lain.

2. Perlu adanya pengolahan sebelum oli bekas dibuang kelingkungan.

3. Dalam pengolahan oli bekas ini yang perlu diperhatikan adalah parameter kadar logam

berat nya.

Dwi Dartanto 13

Page 17: laporan AMDAL

BAB IV

PENUTUP

4.1 KesimpulanAMDAL, merupakan reaksi terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia yang

semakin meningkat. Amdal dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yang

bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup. Amdal

bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari proses Amdal yang

lebih besar dan lebih penting sehingga Amdal merupakan bagian dari beberapa hak berikut :

1. Pengelolaan lingkungan

2. Pemantauan proyek

3. Pengelolaan proyek

4. Pengambilan keputusan

5. Dokumen yang penting

4.2 SaranSemoga AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) ini dapat dijadikan secara optimal

dalam pengambilan suatu keputusan.

Dwi Dartanto 14

Page 18: laporan AMDAL

DAFTAR PUSTAKA

Blogger.Pengertian AMDAL (Analisis mengenai Dampak Lingkungan) (online).

(http://soera.wordpress.com/2009/01/31/pengertian-amdal/. diakses 23 Juni 2003).

Blogger.Peran AMDAL (online). ( http://dedekrenz.blogspot.com/2011/01/peran-amdal -dalam- penggelolaan.html. diakses 23 Juni 2003).http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/04/polusi air tanah akibat limbah industri.pdf

Http://en.wikipedia.org/wiki/Water_polution

www.menlh.go.id/i/art/pdf_1038886332.pdf

http://www.theceli.com/dokumen/produk/pp/1999/41-1999.htm

Dwi Dartanto 15