Alur DIAGNOSIS defisiensi protein

7
Alur DIAGNOSIS defisiensi protein 1. Klinik : anamnesis (terutama anamnesis makanan, tumbuh kembang, serta penyakit yang pernah diderita) dan pemeriksaan fisik (tanda-tanda malnutrisi dan berbagai defisiensi vitamin) 2. Laboratorik : terutama Hb, albumin, serum ferritin 3. Anthropometrik : BB/U (berat badan menurut umur), TB/U (tinggi badan menurut umur), LLA/U (lingkar lengan atas menurut umur), BB/TB (berat badan menurut tinggi badan), LLA/TB (lingkar lengan atas menurut tinggi badan) 4. Analisis diet Defisiensi protein Terjadi pada pemasukan protein kurang → kekurangan kalori, asam amino, mineral, dan faktor lipotropik Akibatnya : Pertumbuhan tubuh Pemeliharaan jaringan tubuh Pembentukkan zat anti dan serum protein akan terganggu. Penderita mudah terserang penyakit infeksi, perjalanan infeksi berat, luka sukar sembuh dan mudah terserang penyakit hati akibat kekurangan faktor lipotropik Contoh penyakit defisiensi protein: Hipoproteinemia Sebab : - Exkresi protein darah berlebihan melalui air kemih - Pembentukan albumin terganggu spt pada penyakit hati - Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus, juga pada penyakit ginjal Proses pergerakan cairan tubuh Difusi

Transcript of Alur DIAGNOSIS defisiensi protein

Page 1: Alur DIAGNOSIS defisiensi protein

Alur DIAGNOSIS defisiensi protein

1.      Klinik : anamnesis (terutama anamnesis makanan, tumbuh kembang, serta penyakit yang pernah diderita) dan pemeriksaan fisik (tanda-tanda malnutrisi dan berbagai defisiensi vitamin)

2.      Laboratorik : terutama Hb, albumin, serum ferritin

3.      Anthropometrik : BB/U (berat badan menurut umur), TB/U (tinggi badan menurut umur), LLA/U (lingkar lengan atas menurut umur), BB/TB (berat badan menurut tinggi badan), LLA/TB (lingkar lengan atas menurut tinggi badan)

4.      Analisis diet

Defisiensi protein

Terjadi pada pemasukan protein kurang → kekurangan kalori, asam amino, mineral, dan faktor lipotropik

Akibatnya :

Pertumbuhan tubuh Pemeliharaan jaringan tubuh Pembentukkan zat anti dan serum protein akan terganggu. Penderita mudah terserang penyakit infeksi, perjalanan infeksi berat, luka sukar sembuh

dan mudah terserang penyakit hati akibat kekurangan faktor lipotropik

Contoh penyakit defisiensi protein:

Hipoproteinemia

Sebab :

- Exkresi protein darah berlebihan melalui air kemih

- Pembentukan albumin terganggu spt pada penyakit hati

- Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus, juga pada penyakit ginjal

Proses pergerakan cairan tubuh

 Difusi

Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan.

Faktor-faktor yang meningkatkan difusi

1. Peningkatan suhu

2. Peningkatan konsentrasi partikel

3. Penurunan ukuran atau berat molekul dari partikel

Page 2: Alur DIAGNOSIS defisiensi protein

4.Peningkatan area permukaan yang tersedia untuk difusi

5.Penurunan jarak lintas dimana massa partikel harus berdifusi

2. Transport Aktif

1) Transport Aktif adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi.

2) adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.

3)  diperlukan Energi.

4) Banyak zat terlarut penting ditransport secara aktif melewati membran sel meliputi: natrium, kalium, hidrogen, glukosa dan asam amino.

5) Tarnsport aktif adalah vital untuk mempertahankan keunikan komposisi baik CES dan CIS.

3. Filtrasi (penyaringan)

1) Filtrasi adalah adalah merembesnya suatu cairan melalui selaput permeable.

2) Arah perembesan adalah dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi ke daerah dengan tekanan yang yang lebih rendah.

4. Osmosis

Osmosis adalah bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.

KIE,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Pemberian Komunikasi,informasi dan edukasi (KIE) serta suplemen tambahan pada ibu hamil maupun menyusui

Pembekalan KIE kepada kader dan orang tua serta pemberian suplemen dalam bentuk multivitamin kepada balita

Pembekalan KIE kepada guru dan kepala sekolah agar lebih memperhatikan keadaan anak usia sekolah serta pemeberian suplemen tambahan kepada anak sekolah

Pembekalan KIE pada perusahaan dan tenaga kerja serta pemberian suplemen kepada tenaga kerja wanita

Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk pil KB kepada wanita usia subur (WUS) Peningkatan upaya pemantauan tumbuh kembang anak melalui keluarga, dasawisma dan

posyandu.

Page 3: Alur DIAGNOSIS defisiensi protein

KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)/PROTEIN ENERGI MALNUTRITION (PEM)/PROTEIN CALORI MALNUTRITION (PCM)

Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu yang cukup lama. Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui/meneteki (buteki) Pada derajat ringan pertumbuhan kurang, tetapi kelainan biokimiawi dan gejala klinis

(marginal malnutrition) Derajat berat adalah tipe kwashiorkor dan tipe marasmus atau tiep marasmik-kwashiorkor Terdapat gangguan pertumbuhan, muncul gejala klinis dan kelainan biokimiawi yang khas

Penyebab

Masukan makanan atau kuantitas dan kualitas rendah Gangguan sistem pencernaan atau penyerapan makanan Pengetahuan yang kurang tentang gizi Konsep klasik diet cukup energi tetapi kurang pprotein menyebabkan kwashiorkor Diet kurang energi walaupun zat gizi esensial seimbang menyebabkan marasmus Kwashiorkor terjadi pada hygiene yang buruk , yang terjadi pada penduduk desa yang

mempunyai kebiasaan memberikan makanan tambahan tepung dan tidak cukup mendapatkan ASI

Terjadi karena kemiskinan sehingga timul malnutrisi dan infeksi

Gejala klinis KEP ringan

Pertumbuhan mengurang atau berhenti BB berkurang, terhenti bahkan turun Ukuran lingkar lengan menurun Maturasi tulang terlambat Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun Tebal lipat kulit normal atau menurun Aktivitas dan perhatian kurang Kelainan kulit dan rambut jarang ditemukan

Pembagian

Marasmus Kwashiorkor Marasmus-kwashiorkor

Marasmus adalah kekurangan energi pada makanan yang menyebabkan cadangan protein tubuh terpakai sehingga anak menjadi “kurus” dan “emosional”. Sering terjadi pada bayi yang tidak cukup mendapatkan ASI serta tidak diberi makanan penggantinya, atau terjadi pada bayi yang sering diare.

Penyebab

Ketidakseimbangan konsumsi zat gizi atau kalori didalam makanan Kebiasaan makanan yang tidak layak Penyakit-penyakit infeksi saluran pencernaan

Tanda dan gejala

Wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus Mata besar dan dalam, sinar mata sayu

Page 4: Alur DIAGNOSIS defisiensi protein

Mental cengeng Feces lunak atau diare Rambut hitam, tidak mudah dicabut Jaringan lemak sedikit atau bahkan tidak ada, lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit

menghilang Kulit keriput, dingin, kering dan mengendur Torax atau sela iga cekung Atrofi otot, tulang terlihat jelas Tekanan darah lebih rendah dari usia sebayanya Frekuensi nafas berkurang Kadar Hb berkurang Disertai tanda-tanda kekurangan vitamin

Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein dan sering timbul pada usia 1-3 tahun karena pada usia ini kebutuhan protein tinggi.

Meski penyebab utama kwashiorkor adalah kekurangan protein, tetapi karena bahan makanan yang dikonsumsi kurang menggandung nutrient lain serta konsumsi daerah setempat yang berlainan, akan terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai negara.

Penyebab

Kekurangan protein dalam makanan Gangguan penyerapan protein Kehilangan protein secara tidak normal Infeksi kronis Perdarahan hebat

Tanda dan gejala

Wajah seperti bulan “moon face” Pertumbuhan terganggu Sinar mata sayu Lemas-lethargi Perubahan mental (sering menangis, pada stadium lanjut menjadi apatis) Rambut merah, jarang, mudah dicabut Jaringan lemak masih ada Perubahan warna kulit (terdapat titik merah kemudian menghitam, kulit tidak keriput) Iga normal-tertutup oedema Atrofi otot Anoreksia Diare Pembesaran hati Anemia Sering terjadi acites Oedema

Kwashiorkor-marasmik memperlihatkan gejala campuran antara marasmus dan kwashiorkor

Penatalaksanaan

Secara umum

Ruangan cukup hangat dan bersih

Page 5: Alur DIAGNOSIS defisiensi protein

Posisi tubuh diubah-ubah (karena mudah terjadi dekubitus) Pencegahan infeksi nosokomial Penimbangan BB tiap hari

Secara khusus

Resusitasi dan terapi komplikasi

Koreksi dehidrasi dan asidosis (pemberian cairan oralit atau infus) Mencegah atau mengobati defisiensi vitamin A Terapi Ab bila ada tanda infeksi atau sakit berat

Dietetik

Prinsip TKTP dan suplemen vitamin mineral Bentuk makanan disesuaikan secara individual (cair, lunak, biasa, makanan dengan porsi

sedikit-sedikit tapi sering) Pemantauan masukan makanan tiap hari (perubahan diet biasanya dilakukan setiap saat)

Persiapan pulang

Gejala klinik tidak ada Nafsu makan baik Pembekalan terhadap orang tua tentang gizi, perilaku hidup dan lingkungan yang sehat

Komplikasi

Infeksi saluran pencernaan Defisiensi vitamin Depresi mental

Program pemerintah –penanggulangan KEP

Diprioritaskan pada daerah-daerah miskin dengan sasaran utama

Ibu hamil Bayi Balita Anak-anak sekolah dasar

Keterpaduan kegiatan

Penyuluhan gizi Peningkatan pendapatan Peningkatan pelayanan kesehatan Keluarga berencana Peningkatan peran serta masyarakat

Kegiatan

Peningkatan upaya pemantauan tumbuh kembang anak melalui keluarga, dasawisma dan posyandu

Penanganan secara khusus KEP berat

Page 6: Alur DIAGNOSIS defisiensi protein

Rujukan pelayanan gizi di posyandu Peningkatan gerakan sadar pangan dan gizi ASI eksklusif

Edema terjadi sebagai akibat dari :

1. Perubahan dalam hidrodinamik, yaitu desakan kapiler dan derasnya aliran darah. 2. Faktor biokimia, oleh karena adanya tekanan osmotik dari darah dan jaringan darah, juga

daya kemampuan dari koloid untuk mengikat air. 3. Tergantung pada daya tembus (penetrabilitas) dari dinding kapiler.