Adhd Epidemiologi

2

Click here to load reader

description

psikiatri

Transcript of Adhd Epidemiologi

Page 1: Adhd Epidemiologi

A. Epidemiologi

Prevalensi yang dilaporkan pada anak yang mengalami ADHD bervariasi dari 2

sampai 18 persen, tergantung pada kriteria diagnostik dan populasi yang dipelajari

(Barabaresi et al., 2004; Froechlich et al., 2007).Prevalensi ADHD pada anak usia

sekolah adalah 8 - 10 persen, hal tersebut menjadikan ADHD sebagai salah satu

gangguan yang paling umum pada masa kanak-kanak (Pliszka, 2007; Merikangas et

al, 2007)

Rasio ADHD pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan yaitu

4:1 ( untuk ADHD yang didominasi oleh hiperaktif) dan 2:1 (untuk ADHD yang

didominasi oleh inatensi/kesulitan dalam memusatkan perhatian) (Green et al, 1999).

Hasil survey yang dilakukan oleh National Survey of Children’s Health (NSCH) ada

tahun 2007, prevalensi ADHD untuk anak laki-laki adalah 13,2 % dan pada anak

perempuan 5,6 % (CDC, 2010).DiInggris, surveidari 10.438 anak-anak antara usia 5

dan 15 tahun menemukan bahwa 3,62% dari anak laki-lakidan 0,85% anak perempuan

telah ADHD (Ford dkk, 2003).

B. Etiologi

Menurut Philips et al (2007), etiologi ADHD melibatkansaling keterkaitan

antara faktor genetik dan lingkungan .

1. Pengaruh genetik

Gejala ADHD menunjukkan pengaruh genetik yang cukup kuat. Twin studi

menunjukkan bahwa sekitar 75% dari variasi gejala ADHD di dalam populasi

adalahkarena faktor genetik (heritabilitas perkiraan 0,7-0,8).Pengaruh genetik

tampaknya mempengaruhi distribusi gejala ADHDdi seluruh penduduk dan bukan

hanya dalam kelompoksub klinis.

2. Pengaruh lingkungan

Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan otak saat perinatal dan

anak usia dini berhubungan dengan peningkatan risiko ADHDtanpa gangguan

hiperaktif. Faktor biologis yang berpengaruh terhadap ADHD yaitu ibu yang

merokok,mengkonsumsi alkohol, dan mengkonsumsi heroin selama kehamilan;

berat lahir sangat rendah dan hipoksia janin; cedera otak; dan terkena racun.

Faktor risiko tidak bertindak dalamisolasi, tapi berinteraksi satu sama lain.

Sebagai contoh, risiko ADHDterkait dengan konsumsi alkohol ibu pada

kehamilan mungkin lebih kuatpada anak-anak dengan gen transporter dopamin.

Page 2: Adhd Epidemiologi

Hasil penelitian Faron dkk, 2000, Kuntsi dkk, 2000, Barkley, 2003 (dalam

MIF Baihaqi &Sugiarmin, 2006), yang mengatakan bahwa terdapat faktor

yang berpengaruh terhadap munculnya ADHD :

a. Faktor genetika

Bukti penelitian menyatakan bahwa faktor genetika merupakan faktor

penting dalam memunculkan tingkah laku ADHD. Satu pertiga dari anggota

keluarga ADHD memiliki gangguan, yaitu jika orang tua mengalami

ADHD, maka anaknya beresiko ADHD sebesar 60 %. Pada anak kembar,

jika salah satu mengalami. ADHD, maka saudaranya 70-80 % juga beresiko

mengalami ADHD.

Pada studi gen khusus beberapa penemuan menunjukkan bahwa

molekul genetika gen-gen tertentu dapat menyebabkan munculnya ADHD.

Dengan demikian temuan-temun dari aspek keluarga, anak kembar, dan

gen-gen tertentu menyatakan bahwa ADHD ada kaitannya dengan keturunan.

b. Faktor neurobiologis

Beberapa dugaan dari penemuan tentang neurobiologis diantaranya bahwaterdapat persamaan antara ciri-ciri yang muncul pada ADHD dengan yang muncul padakerusakan fungsi lobus prefrontl. Demikian juga penurunan kemampuan pada anakADHD pada tes neuropsikologis yang dihubungkan dengan fungsi lobus prefrontal.Temuan melalui MRI (pemeriksaan otak dengan teknologi tinggi)menunjukan adaketidaknormalan pada bagian otak depan. Bagian ini meliputi korteks prefrontal yangsaling berhubungan dengan bagian dalam bawah korteks serebral secara kolektif dikenalsebagai basal ganglia. Bagian otak ini berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif,penundaan respons, dan organisasi respons. Kerusakan-kerusakan daerah ini memunculkanciri-ciri yang serupa dengan ciri-ciri pada ADHD. Informasi lain bahwa anak ADHDmempunyai korteks prefrontal lebih kecil dibanding anak yang tidak ADHD.