ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN · PDF filedisebabkan pneumonia. ... tidak masuk kerja...
Transcript of ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN · PDF filedisebabkan pneumonia. ... tidak masuk kerja...
ABSTRAK
PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI
PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP
SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013
Data WHO 2013 dan Riskesdas 2007 menunjukkan jumlah penderita asma
meningkat. Asma merupakan interaksi faktor penjamu dan lingkungan. Salah satu
faktor lingkungan terbanyak penyebab eksaserbasi adalah infeksi saluran
pernapasan. Di RSUP Sanglah Denpasar Bali belum ada data spesifik mengenai
prevalensi infeksi saluran pernafasan akut sebagai penyebab asma eksaserbasi
akut. Penelitian bertujan untuk mengetahui jenis dan prevalensi infeksi saluran
pernapasan akut sebagai penyebab asma eksaserbasi akut di Poli Paru RSUP
Sanglah tahun 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif
retrospektif dengan sumber data adalah rekam medis. Sampel penelitian adalah
pasien asma eksaserbasi akut di Poli Paru RSUP Sanglah tahun 2013. Dari total
84 orang, infeksi saluran pernapasan akut menyebabkan asma eksaserbasi akut
pada 65 orang (77,4%), sedangkan non infeksi 19 orang (22,6%). Dari 65 pasien
asma eksaserbasi akut karena infeksi saluran pernapasan akut, 3 orang (4,6%)
disebabkan rinitis, 2 orang (3,1%) disebabkan sinusitis, 8 orang (12,3%)
disebabkan faringitis, 23 orang (35,4%) disebabkan laringitis, 1 orang (1,5%)
disebabkan tonsilitis, 3 orang (4,6%) disebabkan bronkitis, dan 25 orang (38,5%)
disebabkan pneumonia. Tenaga kesehatan dan masyarakat diharapkan bisa
mengetahui jenis infeksi saluran pernapasan akut pemicu asma eksaserbasi akut
sehingga bisa melakukan KIE, kontrol, dan menurunkan frekuensi kekambuhan.
Kata Kunci: Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Asma Eksaserbasi Akut
ABSTRACT
PRAVELENCY OF ACUTE RESPIRATORY INFECTION AS CAUSES
ACUTE EXACERBATION ASTHMA IN POLY RSUP SANGLAH,
DENPASAR, BALI IN 2013
The Data of WHO in 2013 and Riskesdas 2007 show the number of asthmatics
increase. Asthma is an interaction between host and environmental factors. One of
the most factor that cause exacerbation is acute respiratory infection. In RSUP
Sanglah Denpasar Bali there is no spesific data about prevalency of acute
respiratory infection as causes acute exacerbation asthma. This research aims to
determine type and pravelency of acute respiratory infection as causes acute
exacerbation asthma in Poly Paru RSUP Sanglah in 2013. This research using
design of retrospective descriptive study with medical records as data sources.
The sample of this research is patient with acute exacerbation asthma in Poly Paru
RSUP Sanglah in 2013. From 84 people, acute respiratory infection causes acute
exacerbation asthma in 65 people (77.4%), inspite non infection 19 people
(22.6%). From 65 patient with acute exacerbation asthma, 3 people (4.6%) caused
by rhinitis, 2 people (3.1%) caused by sinusitis, 8 people (12.3%) caused by
pharyngitis, 23 people (35.4%) caused by laryngitis, 1 people (1.5%) caused by
tonsillitis, 3 people (4.6%) caused by bronchitis, and 25 people (38.5%) caused by
pneumonia. Clinician and public are expected to determine type of acute
respiratory infection as a triggers of acute exacerbation asthma in order to do IEC,
control, and decrease frequency of recurrence.
Keywords: Acute Respiratory Infection. Acute Exacerbation Asthma
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ........................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI .................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN.................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
RINGKASAN..................................................................................................... viii
SUMMARY........................................................................................................ x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN .......................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................ 4
1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Infeksi Saluran Pernapasan Akut
2.1.1 Definisi ................................................................................... 6
2.1.2 Klasifikasi .............................................................................. 6
2.2 Asma
2.2.1 Definisi.................................................................................... 7
2.2.2 Klasifikasi .............................................................................. 7
2.2.3 Patofisiologi ........................................................................... 8
BAB III KERANGKA BERPIKIR................................................................ .....13
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan, Tempat, dan Waktu Penelitian .................................... 14
4.2 Subjek dan Sampel
4.2.1 Populasi Penelitian.................................................................. 14
4.2.2 Sampel Penelitian.................................................................... 14
4.2.3 Besar Sampel........................................................................... 15
4.2.4 Teknik Penentuan Sampel....................................................... 15
4.3 Variabel Penelitian
4.3.1 Identifikasi Variabel ............................................................... 15
4.3.2 Definisi Operasional Variabel ................................................ 16
4.4 Bahan dan Instrumen Penelitian....................................................... 24
4.5 Keterbatasan Penelitian ................................................................... 24
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 25
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 30
BAB VI PENUTUP
6.1 Simpulan ......................................................................................... 38
6.2 Saran ............................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 41
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang
patogenesis dasarnya adalah proses inflamasi serta salah satu masalah
kesehatan di seluruh dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menunjukkan hingga saat ini jumlah penderita asma di dunia diperkirakan
mencapai 300 juta jiwa dan diperkirakan angka ini akan terus meningkat
hingga 400 juta penderita pada tahun 2025 (GINA, 2013). Lebih dari 50%
populasi dewasa dan 5-10% populasi anak-anak menderita penyakit ini.
Penyakit asma juga merupakan lima besar penyebab kematian di dunia yang
prevalensinya bervariasi antara 5-30% (Oemiati, 2010).
Dalam 30 tahun terakhir prevalensi asma terus meningkat terutama di
negara maju. Peningkatan juga terjadi di negara-negara Asia Pasifik seperti
Indonesia. Studi di Asia Pasifik baru-baru ini menunjukkan bahwa tingkat
tidak masuk kerja akibat asma jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di
Amerika Serikat dan Eropa (Rengganis, 2008). Di Indonesia, asma termasuk
dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian (Perhimpunan Dokter
Paru Indonesia, 2003). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan
prevalensi asma mencapai 4%. Angka ini jauh di atas prevalensi asma yang
hanya 1,3% menurut SKRT 1995 (Putra, 2012).
Asma dapat didefinisikan menurut ciri-ciri klinis, fisiologis, dan
patologis. Ciri-ciri klinis yang dominan adalah adanya riwayat episode sesak,
terutama pada malam hari dan sering disertai batuk. Pada auskultasi dada,
temuan fisik yang paling sering adalah mengi. Ciri-ciri fisiologis yang utama
adalah episode obstruksi saluran pernapasan yang ditandai oleh keterbatasan
aliran udara pada ekspirasi. Sedangkan ciri-ciri patologis yang dominan
adalah inflamasi saluran pernapasan yang kadang disertai dengan perubahan
struktur saluran pernapasan (GINA, 2013).
Asma bersifat fluktuatif (hilang timbul) artinya dapat tenang tanpa
gejala dan tidak mengganggu aktivitas atau eksaserbasi dengan derajat
bervariasi bahkan dapat menimbulkan kematian (Depkes RI, 2009). Asma
eksaserbasi adalah episode peningkatan mengi, sesak napas, dada terasa berat,
batuk-batuk, atau kombinasi gejala-gejala tersebut secara progresif.
Karakteristik lainnya adalah penurunan aliran udara saat ekspirasi yang
diketahui dengan menilai fungsi paru (PEF atau FEV1). Eksaserbasi
disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain alergen, infeksi virus,
polutan, dan obat-obatan (GINA, 2013). GINA membagi derajat asma
eksaserbasi berdasarkan gejala dan tanda klinis, uji fungsi paru, serta
pemeriksaan laboratorium. Adapun klasifikasi derajat tersebut adalah asma
eksaserbasi ringan, sedang, dan berat (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,
2003).
Berkembangnya asma merupakan interaksi faktor pejamu (30%) dan
faktor lingkungan (70%). Faktor pejamu termasuk predisposisi genetik yang
mempengaruhi perkembangan asma, yaitu genetik asma, alergik (atopi),
hipereaktivitas bronkus, jenis kelamin, dan ras. Faktor lingkungan yang
menyebabkan eksaserbasi dan atau gejala-gejala asma menetap adalah
alergen di dalam dan di luar ruangan, polusi udara di dalam dan di luar
ruangan, infeksi saluran pernapasan, exercise dan hiperventilasi, perubahan
cuaca, sulfur dioksida, makanan, zat aditif (pengawet, penyedap, pewarna
makanan), obat-obatan, ekspresi emosi berlebihan, asap rokok, iritan (parfum,
bau-bauan merangsang, household spray) (Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia, 2003).
Infeksi saluran pernapasan akut adalah masuknya kuman atau
mikroorganisme ke dalam saluran pernapasan yang terdiri dari organ mulai
hidung hingga alveoli beserta adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah
serta pleura dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit
yang berlangsung sampai 14 hari (Depkes RI, 2006). Infeksi saluran
pernapasan menempati urutan pertama pada tahun 1999 dan menjadi kedua
pada tahun 2000 dari 10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan. Infeksi saluran
pernapasan juga menjadi penyebab kematian umum terbanyak kedua dengan
proporsi 12,7%. Secara umum penyebabnya adalah berbagai mikroorganisme,
namun yang terbanyak adalah virus dan bakteri (Depkes RI, 2005). Virus
pada saluran pernapasan telah diidentifikasi pada 80-85% eksaserbasi
sehingga mengurangi aliran udara pernapasan saat ekspirasi dan mengi,
dimana rhinovirus (RV) menjadi penyebab tersering (60%) (Xepapadaki,
2010).
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali
merupakan pusat rujukan di Bali dengan pelayanan komprehensif terbesar
sehingga dapat dijadikan acuan penyebaran penyakit yang menggambarkan
seluruh populasi di Bali. Namun belum ada data spesifik mengenai prevalensi
infeksi saluran pernapasan akut sebagai penyebab asma eksaserbasi akut di
Poli Paru RSUP Sanglah. Padahal infeksi saluran pernapasan akut merupakan
salah satu faktor risiko terbanyak pemicu asma eksaserbasi akut. Oleh karena
itu, peneliti memilih untuk melaksanakan penelitian deskriptif retrospektif
berjudul “Prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut Sebagai Penyebab
Asma Eksaserbasi Akut di Poli Paru RSUP Sanglah, Denpasar, Bali Tahun
2013”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang
penelitian, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apa saja jenis infeksi saluran pernapasan akut sebagai penyebab asma
eksaserbasi akut di Poli Paru RSUP Sanglah 2013 ?
2. Berapa prevalensi infeksi saluran pernapasan akut sebagai penyebab asma
eksaserbasi akut di Poli Paru RSUP Sanglah tahun 2013 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui jenis infeksi saluran pernapasan akut sebagai
penyebab asma eksaserbasi akut di Poli Paru RSUP Sanglah tahun
2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengetahui prevalensi infeksi saluran pernapasan akut sebagai
penyebab asma eksaserbasi akut di Poli Paru RSUP Sanglah tahun
2013.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat pada penelitian ini adalah:
1.4.1 Manfaat Untuk Peneliti
Sebagai dasar pengetahuan tentang asma eksaserbasi akut dan
infeksi saluran pernapasan akut yang memicu eksaserbasi.
1.4.2 Manfaat Untuk Program
Dengan mengetahui jenis infeksi saluran pernapasan akut
sebagai penyebab asma eksaserbasi akut, maka dapat diperoleh data
untuk KIE yang lebih detail terhadap pasien asma eksaserbasi akut
yang berobat di RSUP Sanglah.
1.4.3 Manfaat Untuk Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat,
khususnya pasien asma, dapat mengetahui infeksi saluran pernapasan
akut yang memicu kekambuhan asma sehingga dapat melakukan
kontrol terhadap infeksi tersebut dan mengurangi frekuensi
kekambuhan.